16
INDONESIA DAN PERDAGANGAN INDONESIA DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (SERI 1) INTERNASIONAL (SERI 1) 24 JULI 2003 24 JULI 2003 MULTILATERAL TRADE (WTO), MULTILATERAL TRADE (WTO), FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA) (AFTA) ATAU FREE TRADE AGREEMENT ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERAL BILATERAL PROF. DAVID K. LINNAN PROF. DAVID K. LINNAN UNIVERSITY OF SOUTH CAROLINA UNIVERSITY OF SOUTH CAROLINA

Power Point versi PDF

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Power Point versi PDF

INDONESIA DAN PERDAGANGAN INDONESIA DAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL (SERI 1) INTERNASIONAL (SERI 1) 24 JULI 200324 JULI 2003

MULTILATERAL TRADE (WTO), MULTILATERAL TRADE (WTO),

FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL FREE TRADE AREA DI TINGKAT REGIONAL (AFTA)(AFTA)

ATAU FREE TRADE AGREEMENT ATAU FREE TRADE AGREEMENT BILATERALBILATERAL

PROF. DAVID K. LINNANPROF. DAVID K. LINNANUNIVERSITY OF SOUTH CAROLINAUNIVERSITY OF SOUTH CAROLINA

Page 2: Power Point versi PDF

TIGA PENGERTIANKonsep Perdagangan Bebas Multilateral Melalui

Organisasi Perdagangan Dunia (WTO, di manaIndonesia merupakan anggotanya), didasarkan padapasal 1 dalam konsep GATT/WTO “negara-negarayang paling disukai” (most favored nations clause atau MFN) di mana pengurangan tarif ataupemberian keuntungan yang serupa diberikan padasatu anggota GATT/WTO harus diberikan pula untuk semua anggota

Contoh, Negosiasi Perdagangan Doha (Doha Round) yang sedang berlangsung saat ini (dijadwalkan akanberakhir pada tahun 2005, kemungkinan lebih lama dari itu)

Page 3: Power Point versi PDF

TIGA PENGERTIANWilayah Perdagangan Bebas Regional yang

diijinkan dalam Pasal XX PerjanjianGATT/WTO mengecualikan customs unions dan wilayah perdagangan bebas regional (konsep dari integrasi ekonomi dan tarifeksternal biasa)

AFTA sebagai salah satu contoh

Page 4: Power Point versi PDF

TIGA PENGERTIAN

Perjanjian Perdagangan Bebas Bilateral (FTA) merupakan perkembangan dari pengecualianperdagangan bebas regional, karena tidakada spesifikasi ukuran minimum untuk jarakdua negara secara geografis

Contoh, FTA AS-Singapura

Page 5: Power Point versi PDF

KONSEP KEBIJAKAN EKONOMIKepentingan dari sisi konsumen (harga dalam

negeri yang lebih rendah umumnya lebih menyukai tarif yang lebih rendah)

Kepentingan dari sisi produsen (harga dalamnegeri yang lebih tinggi umumnya lebihmenyukai tarif proteksi)

Permasalahannya adalah apa yang dimaksudkandengan “kepentingan nasional” ketika konsumendan produsen lokal terlihat memiliki kepentinganyang berbeda

Page 6: Power Point versi PDF

KONSEP KEBIJAKAN EKONOMIMengubah pola produksi (rantai suplai

internasional) dan strategi pembangunan(pembangunan yang berorientasi padaekspor, contoh Malaysia) telah menambahpertimbangan untuk investasi (asing) langsung, karena kegiatan usaha untukinvestasi di luar negeri adalah untuk ekspor.

Tidak semua gagasan perdaganganinternasional mengikuti aturan tradisional, namun bagian tersebut sekarangdipraktekkan dalam AFTA

Page 7: Power Point versi PDF

KONSEP KEBIJAKAN EKONOMI

Para ekonom perdagangan tradisionalmeninjau keuntungan kompetitif dan efisiensiyang menggerakkan produksi

Berlaku pada basis multilateral, namun konsep“perubahan perdagangan” ( trade discussion)sehubungan dengan FTA (perdaganganmungkin diubah dari produsen dunia yang paling efisien dalam FTA, dengan dampakpada kepentingan konsumen dan produsen)

Page 8: Power Point versi PDF

TIGA TINGKAT DALAM KEBIJAKAN PERDAGANGAN

Unilateral/Nasional (membuka perbatasan dan menambahdaya saing yang menguntungkan konsumen, namun jugamembuat dunia usaha lebih efisien)

Regional atau bilateral sebagai cara untuk mencapaiintegrasi ekonomi seperti yang terdapat dalam Uni Eropa, juga dapat mempengaruhi negosiasi multilateral danmemperlihatkan komitmen terhadap perekonomianterbuka seperti dalam FTA antara Singapura-AS

Kebijakan perdagangan multilateral di tingkat WTO dahuluhanya untuk para pemain besar (AS, Uni Eropa, Jepang) dan sekarang secara signifikan terdapat perwakilan darinegara berkembang (Brasil, India)

Page 9: Power Point versi PDF

OPSI UNTUK INDONESIAMembuka perekonomian dan berintegrasi dengan

perekonomian dunia sejak awal tahun 1980-an

Perhatian khusus terhadap industri seperti halnyadengan industri tekstil (kompetisi antara China danVietnam secara negatif mempengaruhi ekspornegara-negara ASEAN lainnya untukmengembangkan pasar negara, pasca akhir tahun2004 hingga sistem kuota Perjanjian Multifiber), adalah kondisi umum ekonomi

Apa yang harus dilakukan (untuk tiga pengertian diatas)?

Page 10: Power Point versi PDF

GATT/WTO & PERMASALAHAN DOHA

Akses untuk Pasar (Barang-barang, meskipunmenambah turunnya tarif di negara-negaraberkembang)

Pertanian (campuran pembangunan antarakelompok negara berkembang dan negara maju, permasalahan yang dihadapi Uni Eropa dengankebijakan pertanian umum /common agricultural policy)

Jasa (menambah basis ekonomi untuk negaramaju, dan juga secara otomatis kepentingan)

Page 11: Power Point versi PDF

GATT/WTO & PERMASALAHAN DOHA

Peraturan yang mencegah antidumping dan tugas-tugas yang saling bertentangan (dimulai dariproteksionisme yang dijalankan oleh negara-negara maju, dan sekarang digunakan olehnegara-negara berkembang terhadap produk-produk mereka)

Agenda pelaksanaan (Ronde perjanjian di Uruguay tahun 1994 yang berlangsung lambat sepertiTRIPS)

Perlakuan khusus dan perlakuan yang berbeda(negara-negara berkembang pada level menengahvs negara-negara maju)

Page 12: Power Point versi PDF

GATT/WTO & PERMASALAHAN DOHA

PERMASALAHAN SINGAPURA (SEPTEMBER 2003 di CANCUN)Aturan Investasi(FDI link)Aturan Persaingan (kartel sebagai hambatanperdagangan swasta)Fasilitasi PerdaganganTransparansi dalam usaha pemerintah

Page 13: Power Point versi PDF

GATT/WTO & PERMASALAHAN DOHA

PERDAGANGAN & LINGKUNGAN SEBAGAI PERMASALAHAN UTAMAEco-labelingPengecualian dalam Pasal XX GATT/WTO Subsidi untuk perikanan

MASALAH BURUH TIDAK TERDAPAT DALAM AGENDA DOHA, NAMUN TERDAPAT PERMASALAHAN MENGENAI SERTIFIKASI SWASTA (NIKE)

Page 14: Power Point versi PDF

AFTA SEBAGAI FTA REGIONAL

MENGAPA AFTA MUNCUL?PADA AWALNYA MUNGKIN MENGANDUNG TEORI FDI DAN TEORI ORIENTASI PEMBANGUNAN (NAMUN LEBIH BERNUANSA ASEAN VS PRODUKSI MNC, IDE TERHADAP MNC REGIONAL)

ATURAN ASAL ( Rules of Origin) DAN TRANSFORMASI PRODUK NON-ASEAN KE DALAM PRODUK ASEAN (PERTANYAAN DI TINGKAT INDUSTRI, CONTOH BENANG YANG MEMPERPANJANG PERMASALAHAN TEKSTIL)

GAGASAN UNTUK MENCIPTAKAN PERDAGANGAN DALAM PASAR REGIONAL YANG LEBIH BESAR BAGI PARA EKONOM

Page 15: Power Point versi PDF

AFTA SEBAGAI FTA REGIONALMEMPERLIHATKAN KETERBUKAAN KETIKA

FDI PASCA TAHUN 1998 BERPINDAH KE CHINA

FTA ASEAN-CHINA?

PERSAINGAN YANG KUAT DALAM AFTA UNTUK BEBERAPA INDUSTRI (TEKSTIL VIETNAM)

PERMASALAHAN NASIONALISME EKONOMI DALAM PERSPEKTIF INDONESIA

Page 16: Power Point versi PDF

FTA BILATERALPasca Perjanjian Singapura

FTA Singapura-AS menunjukkan rantai integrasi suplai(Batam), permasalahan FDI

Kepentingan substansial antara negara-negara ASEAN-AFTA yang ditunjukkan dalam kemungkinan perjanjianbilateral (contoh, Malaysia), pertanyaan mengenai FTA ASEAN-AS

Fokus pada bidang seperti jasa dan investasi sehinggabeberapa perhatian yang sama seperti dalam Ronde Doha, namun aturan untuk kelompok yang lebih kecil, negosiasiyang lebih mudah

Permasalahan bagaimana FTA Singapura-AS menggambarkan ide liberalisasi unilateral berpengaruhpada AFTA sebagai FTA regional vs strategi umum dalamnegosiasi multilateral (Doha)