Upload
jeanna-salima
View
77
Download
17
Embed Size (px)
DESCRIPTION
broncho vaxom ppt
Citation preview
Pencegahan Terjadinya Infeksi Saluran Nafas Berulang: Pengenalan Penggunaan Broncho-
Vaxom
Pencegahan Terjadinya Infeksi Saluran Nafas Berulang: Pengenalan Penggunaan Broncho-
Vaxom Oleh : Vicky Lusbiyanti Jeanna Salima
Journal Translate
Perseptor : dr. Deddy Z, Sp.P
PENDAHULUAN
Komposisi
lyophilized bacterial lysates dari 21 strain bakteri berbeda
Indikasi Klinis
Formulasi
Dosis dan Jalur Administrasi pada Orang Dewasa
Batas Penggunaan
MEKANISME KERJA
• memperkuat aktivitas makrofag, fagositosis, pengolahan antigen,
membantu dihancurkannya patogen invasif.
• menstimulasi kapasitas penghancuran sel NK, dan
meningkatkan kapasitas rekruitmen dengan mensekresi IL-2 dan TNF-α • Broncho-Vaxom bekerja pada sel
dendrite ,mengaktifkan proses pengiriman sinyal aktivasi kemokin
yang penting (contoh : CXCL8, CXCL6, CCL3, CCL20, dan CCLL22) yang
berfungsi merekrut sel imun, seperti sel B mengaktivasi sitokin (contoh IL-6,
BAFF dan IL-10).• meningkatkan ekspresi adhesi
molekul pada monosit dan granulosit.
Efek Imunologis Brocho Vaxom
• Menstimulasi produksi antibodi (IgA, IgG, dan IgM) oleh sel B dalam serum, dan juga pada sekresi saluran cerna dan saluran nafas tikus. meningkatkan produksi antibodi mukosa tubuh.
•Pada tikus dalam keadaan imun yang menurun (immunosupressed) administrasi Broncho-Vaxom tidak hanya menstimulasi penyembuhan level Ig ke level normal, namun juga menghasilkan peningkatan resistansi terhadap infeksi pneumokokus dan stafilokokus.
Efek diberikannya Broncho-Vaxom dalam dosis yang berbeda terhadap angka bertahan hidup tikus yang terinfeksi S. pneumonia. Grafik menunjukkan persentasi ketahanan hidup tikus yang terinfeksi S. pneumonia melalui hidung. Persentasi tikus yang bertahan hidup setelah 12 hari secara signifikan lebih tinggi pada tikus yang diterapi dengan 400 mg Broncho-Vaxom.
Perbandingan angka bertahan hidup antara Broncho-Vaxom dan placebo terhadap tikus yang secara intraperitoneal diinfeksi oleh S. typhimurium. Tikus yang sebelumnya diterapi oral dengan 15 mg Broncho-Vaxom selama 10 hari atau dengan air saja. Dan diuji dengan S. typhimurium (104 CFU per tikus) sehari setelah berakhirnya terapi. 100% tikus yang menerima terapi Broncho-Vaxom bertahan hidup, dan hanya 58% dari tikus yang tidak menerima terapi bertahan. (p<0.005)
Broncho-Vaxom : mediator respon imun manusia.
BUKTI KLINIS PADA POPULASI DEWASA
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Pencegahan infeksi telinga hidung dan tenggorokanHeintz et al Rinosinusitis
kronikSatu kapsul
perhari selama 10 hari dalam
3 bulan
284 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Pencegahan eksaserbasi bronchitis kronik atau PPOKMesserli et
alBronkitis
kronikSatu kapsul
perhari untuk 10
hari dalam sebulan
selama 3 bulan
71 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Ahrens (1983)
Penyakit obstruksi
kronis saluran nafas
Satu kapsul perhari
untuk 10 hari dalam
sebulan selama 3
bulan
240 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Keller dan Hinz (1984)
Bronkitis kronik
Satu kapsul sehari
untuk 30 hari (bulan pertama)
dilanjutkan 1 kapsul perhari
selama 10 hari
berturut-turut tiap
bulan pada bulan ke 3, 4 dan ke 5.
81 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Cvorisec et al (1989)
Bronchitis kronik
Satu kapsul sehari
untuk 30 hari (bulan pertama)
dilanjutkan 1 kapsul perhari
selama 10 hari
berturut-turut tiap
bulan pada bulan ke 3, 4 dan ke 5.
104 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Orcel et al Pasien lanjut usia dengan bronchitis
kronik
Satu kapsul perhari
untuk 10 hari
berturut-turut tiap
bulan selama 3
bulan berturut-
turut
354 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Collet et al PPOK berat dengan
eksaserbasi
Satu kapsul sehari
untuk 30 hari (bulan pertama)
dilanjutkan 1 kapsul perhari
selama 10 hari
berturut-turut tiap
bulan pada bulan ke 3, 4 dan ke 5.
381 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Pencegahan eksaserbasi pada bronkitis kronik dan PPOKLi et al (2004)
PPOK/ bronchitis
kronik dengan
eksaserbasi
Satu kapsul perhari
untuk 10 hari dalam
sebulan selama 3
bulan
90 1 tahun Acak.Kontrol
placebo, double blind
Soler et al Bronchitis kronik atau PPOK ringan
dengan eksaserbasi
berulang
Satu kapsul sehari
untuk 30 hari (bulan pertama)
dilanjutkan 1 kapsul perhari
selama 10 hari
berturut-turut tiap
bulan pada bulan ke 3, 4 dan ke 5.
273 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Pencegahan infeksi saluran nafas berulang pada populasi pasien khususSequeira et
alPasien operasi
Satu kapsul sehari
untuk 15 hari
sebelum operasi
80 15 hari sebelum operasi; follow up setelah operasi
bervariasi (hingga 14
hari)
Acak.Kontrol
placebo, double blind
Zhang et al Pekerja Automobile
dengan riwayat infeksi
saluran nafas berulang
Satu kapsul perhari
untuk 10 hari dalam
sebulan selama 3
bulan
40 6 bulan Acak. Studi kontrol
Studi Karakteristik pasien
Regimen dosis
Jumlah pasien
Lama studi
Desain studi
Capetti et al
Pasien dengan HI
positif
Satu kapsul perhari
untuk 10 hari selama September,
October dan
November dari 2008-
2011
130 6 tahun Studi non-intervensi
Geiser (1983)
Pasien bekerja dengan paparan industri
Satu kapsul perhari
selama 10 hari
perbulan. dalam 6
bulan berturut-
turut
170 6 bulan Acak.Kontrol
placebo, double blind
Pencegahan reinfeksi Telinga Hidung dan Tenggorokan
• Total sebanyak 284 pasien 141 dengan placebo dan 143 dengan Broncho-Vaxom) dengan sinusitis kronik purulenta.
Broncho-Vaxom mengurangi reinfeksi dan tingkat keparahan penyakit pada pasien
sinusitis kronik,.
Broncho-Vaxom mengurangi reinfeksi dan tingkat keparahan penyakit pada pasien
sinusitis kronik,.
• Pada terapi Broncho vaxom, Kejadian obstruksi sinus total pada akhir masa uji menurun. (dari 38% -hari 0 menjadi 7% - bulan ke 6). kontras terhadap hasil kelompok yang diterapi dengan placebo. (35% pada hari 0 menjadi 20% pada bulan ke 6).• Perbaikan pada keluhan batuk (114 vs 124), dahak (115 vs 124) sakit kepala (128 vs 134) dan secret hidung purulen (121 vs 127) diamati pada kelompok yang menerima terapi Broncho-Vaxom setelah 6 bulan.
Pencegahan terhadap eksaserbasi dari bronchitis kronik dan/atau PPOK
71 orang dengan eksaserbasi bronkitis kronik (rata-rata usia 55 tahun). (32 placebo vs 39 diterapi Broncho-Vaxom)
Broncho-Vaxom efektif dan dapat ditoleransi dengan baik untuk mencegah eksaserbasi bronkitis kronik.
Broncho-Vaxom efektif dan dapat ditoleransi dengan baik untuk mencegah eksaserbasi bronkitis kronik.
• Broncho-Vaxom menghasilkan peningkatan signifikan pada kejadian dyspnea 1-2 bulan setelah dimulainya terapi (p,0.05) juga pada keluhan dahak setelah 1 bulan dimulainya terapi (p,0.01)• Broncho-Vaxom juga secara signifikan mengurangi jumlah hari absen kerja subjek studi dari rata-rata 23,3 hari sebelumnya menjadi 1,5 hari setelah dilakukannya administrasi Broncho-Vaxom (p<0.05)
Pencegahan terhadap eksaserbasi dari bronchitis kronik dan/atau PPOK
Total sebanyak 230 orang dewasa dengan penyakit obstruktif kronis pada saluran nafasnya, dan yang telah menerima terapi infeksi saluran nafas berulang (119 diterapi dengan Broncho-Vaxom [usia rata-rata 48], 111 dengan placebo [usia rata-rata 51 tahun]).
TERIMA KASIHTERIMA KASIH