Ppt Modul Paresis N. VII - Copy

Embed Size (px)

Citation preview

Dr. tri apriyani Dr novirianty Dr anjar arum setiawati

OLEH

N.fasialis n. cranialis terpanjang yang berjalan di dalam tulang Sebagian besar kelainan dalam tulang temporal

Paresis n.fasialis gejala dicari penyebab & derajat paresis terapi dan prognostik Paresis saraf fasial kelemahan/kelumpuhan otot wajah wajah tampak asimetris

Perjalanan : 1. 1. Intrakranial 2. 2. Intrameatal 3. 3. Labirin 4. 4. Timpani 5. 5. Mastoid 6. 6. Ekstrakranial

Motoris

Otot wajah kecuali m. levator palpebra superior M. stapedius M. Digastrikus venter posterior

Sensoris

2/3 anterior lidah untuk pengecapan melalui korda timpani Glandula lakrimalis Glandula submandibula Glandula lingualis

Parasimpatis

Trigeminal nucleus Facial nucleus

Superior salivaroty nucleus Solitary tract nucleusSphenopalatine ganglion

Lacrimal gland

Internal acusticus meatus

Greater petrosal nerve

Foramen meatus

Stapedial nerve

Chorda tympani Stilomastoid foramen Auricular branch

Lingual nerve

Submandibular gland

Sublingual gland

Idiopatik Trauma

Bells palsy Sindrom Melkersson-Rosenthal Fraktur tulang temporal Cedera wajah, fraktur mandibula Trauma pembedahan (telinga tengah, kelenjar parotis) Trauma obstetrik Borreliosis Herpes zoster otikus Otitis media akut, mastoiditis Otitis eksterna nekrotikans HIV/AIDS Tuberkulosis Mononukleosis Kolesteatoma Sarcoidosis (Sindrom Heerfordt) Sindrom Guillain-Barre Paraganglioma Neurinoma wajah Schwannoma nervus kranial Meningioma Tumor ganas tulang temporal (limfoma, rhabdomyosarkoma) Tumor ganas kelenjar parotis Metastasis Diabetes mellitus Kehamilan

Infeksi

Peradangan Neoplasma

Metabolik

Wajah asimetri Kelopak mata jatuh Hilangnya lipatan dahi dan nasolabial Sudut mulut jatuh Air mata tidak terkontrol Ketidakmampuan menutup mata Bibir tidak dapat merapat : sulit memasukkan makanan ke mulut Atropi otot wajah (tahap lanjut)

Lesi di ganglion geniculatum

Facial Paralysis Hiperacusis Taste problem Saliva secretion problemDry eyes Dry mouth Hearing & Balance problem

Lesi proximal

Bila terjadi luka pada N. VII terjadi proses di 4 lokasi 1. Badan sel - Terjadi 7 jam post trauma- Volume sel meningkat akibat peningkatan proses metabolisme kromatolisis 2. Proximal serabut syaraf - 3 hari post trauma ujung syaraf membesar tunas akson - Kecepatan tumbuh akson 1mm/hari

3. Distal serabut syaraf - Terjadi absorbsi akson dan myelin disertai proliferasi sel schwan - Terjadi 12 jam post trauma. Puncak 36-48 jam, komplit 12-14 hari 4. Otot - Terjadi atropi - Dalam waktu minggu-bulan

NeuropraksiaAxonotmesis

Neurotmesis

Anamnesis:Onset gejala Evaluasi kualitas beratnya gejala Riw. infeksi/penyakit sistemik sebelumnya Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

3 langkah penentuan diagnosis:

Identifikasi lokasi yang terkena Identifikasi penyebab yang mendasari Staging/grading klinis

Foto mastoid Tes pengecapan Gustometri

Tes SchirmerRefleks stapedius

EMG (Konsul neuro)

Tes Pengecapan - Penderita disuruh mengeluarkan lidah - Dilakukan pada lidah penderita berturut-turut bubuk gula, kina, sitrat, garam bergantian diselingi istirahat - Penderita menyatakan dengan isyarat (1) manis; (2) pahit; (3) asin; (4) asam.Tes Gustometri - Untuk menilai sistem pengecapan 2/3 anterior lidah dipersarafi korda timpani - Alat : gustometer - Dinilai perbedaan ambang rangsang antara kanan dan kiri - Beda 50% patologis

Untuk menilai fungsi serabut syaraf simpatis: n. petrosus superfisialis major Kertas hisap/lakmus diletakkan pada fornix konjunctiva Setelah 5 menit, panjang kedua yang basah dibandingkan Hasil tes : - Reduksi unilateral > 30% jumlah total lakrimasi - Reduksi total minimal 25mm setelah 5 menit Freyss : beda kanan dan kiri 50% patologis

Menggunakan elektroakustik impedans meter

1 3 5 7 9

2 4 6 8 10

1

2 3 4 5

67 8 9 10

Usaha

Mengidentifikasi Menggambarkan Menjelaskan Mengukur

Kelainan saraf fasial

Laporan

Dasar menilai keberhasilan atau kegagalan terapi Alat komunikasi

Sistem subjektif

Paling banyak digunakan Sensitif, informatif, mudah digunakan

Evans : reliabilitas 93% Setiap derajat ~ penyembuhan spontan yang berbeda

HB I ~ neuropraksia HB II ~ aksonotmesis HB II-IV ~ neurotmesis HB V-VI ~ transeksi parsial/total

Grading N. VII (House & Brackmann) Grade I II Deskripsi Normal Disfungsi Ringan Karakteristik Fungsi fasial normal pada semua area Kelemahan ringan terlihat pada inspeksi dari dekat; mungkin terdapat sinkinesis ringan Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: fungsi sedang sampai baik Mata: menutup sempurna dengan usaha minimal Mulut: asimetris ringan Jelas tapi tidak terlihat perbedaan bentuk yang berarti; terlihat tapi tidak terdapat sinkinesis, kontraktur, atau spasme hemifasial yang berat Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: ringan sampai sedang Mata: menutup dengan usaha Mulut: lemah dengan usaha maksimal

III

Disfungsi Sedang

Grading N. VII (House & Brackmann)

Grade IV

Deskripsi Disfungsi SedangBerat

Karakteristik Kelemahan jelas atau asimetris jelas Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: tidak ada Mata: menutup tidak sempurna Mulut: asimetris dengan usaha maksimal Hanya sedikit gerakan yang terlihat Asimetris saat istirahat Gerakan: Dahi: tidak ada Mata: menutup tidak sempurna Mulut: sedikit gerakan Tidak ada gerakan sama sekali

V

Disfungsi Berat

VI

Paralisis Total

I (normal)

Fungsi fasial normal pada semua area

II Disfungsi Ringan

Kelemahan ringan terlihat pada inspeksi dari dekat; mungkin terdapat sinkinesis ringan Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: fungsi sedang sampai baik Mata: menutup sempurna dengan usaha minimal Mulut: asimetris ringan

III Disfungsi Sedang

Jelas tapi tidak terlihat perbedaan bentuk yang berarti; terlihat tapi tidak terdapat sinkinesis, kontraktur, atau spasme hemifasial yang berat Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: ringan sampai sedang Mata: menutup dengan usaha Mulut: lemah dengan usaha maksimal

IV Disfungsi Sedang-Berat

Kelemahan jelas atau asimetris jelas Simetris dan tonus istirahat normal Gerakan: Dahi: tidak ada Mata: menutup tidak sempurna Mulut: asimetris dengan usaha maksimal

V Disfungsi Berat

Hanya sedikit gerakan yang terlihat Asimetris saat istirahat Gerakan: Dahi: tidak ada Mata: menutup tidak sempurna Mulut: sedikit gerakan

VI Paralisis Total

Tidak ada gerakan sama sekali

Konservatif

Terapi fisik Terapi farmakologik Terapi psikopsikik

Operatif

Dekompresi saraf fasial

Kasus dengan gangguan hantaran ringan & fungsi motor masih baik Dengan obat-obat penghilang edema : - Anti edema - Vasodilatansia - Neurotonik Kasus dengan gangguan hambatan berat atau sudah terjadi denervasi total operatip ( dekompresi N. VII transmastoid