52
PRESENTASI KASUS SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK OLEH MARSHA DANESSA PEMBIMBING: dr.Rusdi Effendi SpKJ

Ppt Preskas Skizoafektif Marsha

  • Upload
    marsha

  • View
    54

  • Download
    9

Embed Size (px)

DESCRIPTION

j

Citation preview

PowerPoint Presentation

PRESENTASI KASUS SKIZoafektif Tipe manik

OLEH MARSHA DANESSA

PEMBIMBING: dr.Rusdi Effendi SpKJ

IDENTITAS PASIEN

- Nama : Nn. J

- Jenis Kelamin : Perempuan

- Tempat Tanggal Lahir: Jakarta, 24 Juni 1992

- Usia : 22 tahun

- Agama : Islam

- Alamat : Jl.Topas, Jakarta Pusat

- Suku Bangsa : Jawa

- Pendidikan : SMA

- Status pernikahan : Belum Menikah

- Pekerjaan : Tidak bekerja

- Tanggal masuk RSIJ : 28 Maret 2015

RIWAYAT PSIKIATRI

Berdasarkan

Autoanamnesis: diambil tanggal 1 April (jam 15.00) dan 2 April 2015 (jam 14.00)

Alloanamnesis: diambil tanggal 4 April 2015 (jam 14.00)

Rekam medis: diambil tanggal 2 April 2015

Keluhan Utama :

Pasien dibawa oleh ibunya ke Rumah Sakit Jiwa Islam Klender karena mengamuk.

Keluhan Tambahan :

Pasien suka marah-marah,tidak mau tidur dan suka berteriak-teriak.

Riwayat Gangguan Sekarang

Nn.J, 22 tahun dibawa oleh ibunya pada tanggal 28 Maret 2015 karena mengamuk.

Sejak 1 minggu SMRS menurut ibu pasien , Pasien sering marah-marah tanpa sebab dan bicara kacau. Saat pasien merasa marah, pasien melampiaskan kemarahan nya kepada ibu dan adiknya dengan mengumpat mereka.

Selain mengumpat, Pasien juga melampiaskan kemarahan nya dengan cara membanting-banting barang. Saat ditanya oleh ibunya alasan kemarahan pasien adalah tidak diizinkan bertemu dengan mantan pacarnya

Saat malam hari, pasien sering tidak tidur, Ibu pasien mengatakan bahwa pada malam hari pasien malah sering mondar-mandir,gelisah dan berteriak-teriak.

Gejala tersebut tersebut terus menerus terjadi selama 1 minggu SMRS.

Ibu pasien juga mengatakan sejak 1 minggu SMRS pasien sering mengelak jika diberi obat sehingga ibu pasien harus mengakali dengan memasukkan obat tersebut kedalam susu atau makanan yang berkuah agar pasien tetap dapat minum obat.

Semakin hari perilaku kemarahan pasien semakin memburuk, pasien mengamuk sampai mencolok mata adiknya,akhirnya ibu pasien memutuskan untuk membawa pasien ke RSJ Klender.

Pada beberapa hari awal dirawat di RSJ Klender Pasien masih terlihat gelisah, sering mondar-mandir, berteriak-teriak sambil naik keatas kursi dan bicara kacau, namun setelah seminggu dirawat Pasien terlihat sudah bisa bergaul dengan pasien lain nya dan juga terlihat lebih tenang.

Pada Saat berada di bangsal, saat ditanyakan hal-hal apa yang sering mengganggu nya selama ini, Pasien mengatakan bahwa ia merasa pikiran nya sering dikendalikan oleh arwah nenek buyutnya sehingga menurutnya saat ia bernyanyi-nyanyi itu adalah hasil pengendalian dari arwah nenek buyutnya tersebut, Pasien juga mengatakan separuh tubuhnya adalah arwah mantan pacarnya. Pasien sering merasa bahwa mantan-mantan pacarnya yang lain bersekongkol untuk mencelakai dirinya dengan alasan bahwa mereka tidak terima pasien memutuskan hubungan cinta nya. Pasien juga mengaku sering melihat macan yang sangat besar yang menurutnya adalah siluman kakak nya .

Riwayat Gangguan Sebelumnya

Riwayat Psikiatri

Pasien mengalami gangguan jiwa, sejak tahun 2010. Ibu pasien mengatakan perubahan perilaku pada pasien diawali dengan pengalaman kerja yang kurang menyenangkan.

Pada tahun 2010 pasien bekerja di salah satu departement store di jakarta dan terikat kontrak untuk 3 bulan masa kerja dengan jaminan ijazah SMA yang ditahan, karena pasien merasa tidak cocok pada pekerjaan tersebut pasien memutuskan untuk mengundurkan diri sebelum 3 bulan lamanya, karena tidak memenuhi kontrak kerja pimpinan pasien mengancam akan melaporkan pasien ke polisi dan hal ini membuat pasien sangat ketakutan.

Semenjak kejadian tersebut walaupun masalah pasien akhirnya telah diselesaikan secara baik-baik, pasien sering merasa ketakutan setiap melihat polisi, Ibu pasien mengatakan bila melihat polisi pasien langsung gelisah,ketakutan dan berkeringat.

Hal tersebut membuat ibu pasien membawa pasien berobat jalan di poliklinik jiwa RS cempaka putih.

Setelah beberapa bulan berobat ,Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sudah tidak pernah ketakutan lagi dan dapat menjalani aktifitas perkuliahan seperti biasa.

Pada awal tahun 2011 ,Pasien mengalami putus cinta karena pacar pasien menghamili wanita lain sehingga pacar pasien harus meninggalkannya dan menikahi wanita tersebut.

Sejak kejadian tersebut ibu pasien mengatakan bahwa pasien mulai sering marah-marah tanpa alasan yang jelas, pasien sering bicara kacau dan mengamuk tiba-tiba seperti kesurupan akhirnya pasien di rawat di RSJ Duren sawit selama 2 minggu.

Pasien terpaksa harus meninggalkan kegiatan kuliahnya hanya sampai dengan semester 3 karena keadaan tersebut. Sejak saat itu pasien bolak balik dirawat inap di Rumah sakit Jiwa.

Pada Januari 2012 : pasien di rawat di RSJ klender karena mengamuk,gelisah, teriak-teriak selalu merasa ketakutan.

Pada Oktober 2012 : Pasien dirawat kembali di RSJ Klender karena bicara kacau,marah marah kepada ibunya dan suka berteriak-teriak sendiri.

Pada Januari 2014 : Pasien dirawat lagi di RSJ Klender karena marah marah,merusak barang dan mendengar bisikan-bisikan

Pada Agustus 2014 : Pasien dirawat di RSJ Klender karena gelisah dan marah-marah tanpa sebab

Ibu pasien mengatakan, kekambuhan pasien biasanya disebabkan oleh permasalahan percintaan nya, Ibu Pasien juga menerangkan bahwa saat tidak dirawat inap,pasien rutin kontrol ke poliklinik jiwa sebulan sekali dan tetap rajin meminum obatnya. Pasien biasa dirawat inap dengan rentang waktu 10-14 hari dan pulang kerumah dalam keadaan yang lebih tenang.

Skema

Gangguan Medik

Pasien tidak memiliki gangguan bawaan sejak lahir, tidak pernah mempunyai riwayat kejang sebelumnya, tidak pernah menderita sakit berat hingga membutuhkan perawatan Rumah Sakit, dan tidak ada riwayat trauma kepala sebelumnya.

Gangguan Zat Psikoaktif

Pasien tidak merokok , tidak minum alkohol dan tidak menggunakan obat-obatan terlarang(NAPZA)

Riwayat Pribadi Sebelum Sakit

Riwayat Prenatal dan perinatal

Menurut ibu pasien, selama kehamilan ibu pasien dalam keadaan sehat, tidak pernah mengalami gangguan kesehatan baik fisik maupun psikis.

Pasien dilahirkan dalam keadaan cukup bulan dan di lahirkan secara normal dibantu oleh bidan. Pasien merupakan anak yang dikehendaki orang tuanya. Tidak pernah ada sakit kejang atau penyakit Lainnya yang bermakna. Tidak ada kecelakaan yang bermakna, riwayat operasi tidak ada.

Masa Kanak kanak dini / awal (0 - 3tahun)

Pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan diberikan ASI hingga usia 2 tahun. Pasien Mendapat perhatian penuh dari ibunya yang merawat dirinya. Selama bayi pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius.

Masa kanak kanak Pertengahan ( 3 7 tahun )

Pasien mudah bergaul dengan teman disekitar rumahnya, pasien senang bermain dan penurut terhadap orang tuanya.

Pasien tumbuh dan kembang sesuai dengan anak seusianya.Perkembangan fisik pasien sama dengan anak sebayanya.

Pasien tidak memasuki sekolah taman kanak-kanak umum melainkan diajar oleh ibunya dirumah. Pasien tidak mempunyai kebiasaan buruk dan tidak memiliki ketakutan terhadap sesuatu.

Masa Kanak Akhir ( 7 11 tahun )

Pada saat duduk di bangku sekolah dasar pasien mengaku termasuk anak yang berprestasi yaitu juara 5 besar di kelasnya. .Tidak ada gangguan dalam membaca maupun menulis. Pasien juga mempunyai banyak teman di sekolah. Saat SD pasien gemar bermain congklak dan tali bersama teman temannya. Pasien termasuk anak yang rajin beribadah dan mengaji saat itu.

Masa Remaja ( 11 17 tahun )

Hubungan Sosial

Setelah itu pasien meneruskan ketingkat sekolah menengah pertama, saat itu pasien mulai terlihat aktif di setiap kegiatan disekolahnya seperti kegiatan OSIS,PMR serta marawis. Pasien termasuk anak yang memiliki banyak teman dan mudah bergaul.

Hubungan dengan keluarga baik dan komunikasinya juga baik. Pasien juga tidak terlalu terbuka atas setiap permasalahan yang terjadi dengan dirinya. Biasanya pasien jika memiliki masalah, hanya diam saja.

Perkembangan motorik dan kognitif

Dalam perkembangan fisik, pasien terlihat sesuai dengan usianya, tidak tampak adanya gangguan dalam perkembangannya. Dan dalam perkembangan kognitifnya tidak terlihat adanya gangguan, pasien tidak mengalami kesulitan dalam belajar bahkan pasien mendapat beasiswa dari sekolah dasar sampai SMA.

Gangguan emosi dan fisik

Pasien termasuk orang yang patuh terhadap orang tuanya, tidak pernah berkelahi disekolah. Namun, pasien termasuk anak yang pendiam jika ada masalah.

Riwayat pendidikan

Pasien bersekolah sampai jenjang Universitas. Saat ditanyakan dengan pasien, pasien tidak memiliki masalah atau kesulitan dalam berkomunikasi dengan dosen maupun teman di kampus.

Pasien juga tidak memiliki kesulitan dalam proses belajar akan tetapi semenjak memiliki gangguan jiwa pasien berhenti kuliah hanya sampai semester 3.

Riwayat psikoseksual

Pasien tidak pernah mengalami penyiksaan seksual,pasien mengetahui tentang seks dengan cara mencari tahu sendiri, keluarga tidak memberikan pengetahuan tentang seks.

Masa Dewasa

Riwayat Pekerjaan

Pada tahun 2010 pasien pernah bekerja sebagai karyawan di salah satu department store di Jakarta akan tetapi hanya bertahan 3 hari karena pasien merasa tidak cocok bekerja di lingkungan tersebut.

Pada tahun 2011 pasien pernah bekerja di toko roti pada salah satu mall di Jakarta akan tetapi hanya bertahan 2 minggu dikarenakan pasien mengaku melihat seseorang yang mirip mantan pacarnya dan membuat pasien gelisah sehingga tidak dapat bekerja kembali.

Pada tahun 2013 pasien bekerja kembali di restoran akan tetapi juga hanya bertahan 3 hari karena merasa tidak cocok dengan lingkungan kerja nya.

Riwayat pernikahan

Pasien belum pernah menikah sebelumnya.

Riwayat keagamaan

Pasien mengaku beragama Islam. Pasien tumbuh dalam lingkungan beragama Islam, sejak kecil pasien sudah diajarkan agama oleh kedua orangtuanya dan pasien tahu menjalankan perintah agama.

Pasien menjalani ajaran agama sesuai dengan ajaran al-quran

Riwayat aktivitas social

Pasien termasuk anak yang suka bergaul, dan memperkenalkan teman-temannya kepada ibunya.

Riwayat hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum yang berat, tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hukum.

Riwayat Keluarga

Pasien adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayah pasien telah meninggal 2 tahun yang lalu. Dalam keluraga tidak ada yang pernah mengalami gejala yang sama dengan pasien, baik dari pihak ibu maupun pihak ayah. Pasien sangat dekat kepada kakaknya dan menurut Ibu pasien terkadang pasien sering iri kepada adiknya karena merasa adiknya lebih dapat bergaul dan memiliki banyak teman dibandingkan dirinya,terkadang pasien mengatakan kepada sang ibu bahwa ibunya lebih sayang kepada adiknya namun hal tersebut disangkal oleh ibu pasien.

Riwayat kehidupan sekarang

Pasien saat ini tinggal bersama dengan ibunya serta kakak adik kandungnya. Untuk biaya kehidupan sehari-hari pasien mengandalkan pemberian dari ibunya. Saat sedang tidak kumat ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering membantunya mengerjakan pekerjaan rumah.

Genogram keluarga

STATUS MENTAL

Deskripsi Umum

Penampilan Umum

Pasien perempuan 22 tahun, memiliki postur tubuh gemuk, kulit sawo matang, rambut hitam panjang.

Pasien berpenampilan tampak seperti usianya, saat diwawancara pasien menggunakan pakaian kaos berwarna merah muda dengan celana panjang, kuku jari tangan dan kaki terpotong rapi, pasien terlihat tidak memperhatikan penampilan.

Pasien tampak sedikit gelisah,sangat aktif dan tampak sehat.

Aktivitas dan Perilaku Psikomotor

Selama wawancara, pasien duduk bersampingan dengan pemeriksa , pasien bersikap ramah,kooperatif dan sangat antusias saat diajak wawancara, namun seringkali pasien pergi untuk mengambil wudhu berkali-kali,buang air kecil dan minum berkali-kali saat wawancara.

Pasien menjawab semua pertanyaan dokter muda dan menjawab dengan sangat antusias volume suara meningkat, kontak mata antara pasien dan pemeriksa baik. Di pertengahan wawancara pasien sering tiba-tiba bernyanyi dengan menunjukan kegembiraan yang berlebihan dan membaca surat-surat pendek ayat suci al-quran karena merasa dirinya kemasukan jin.

Pembicaraan

Volume: Meningkat

Irama: Teratur

Kelancaran: Artikulasi & Intonasi jelas

Kecepatan: Normal

Sikap Terhadap Pemeriksa

Kooperatif, menjawab pertanyaan dengan baik dan acuh, kontak mata baik ke arah pemeriksa, perhatian mudah teralih.

Keadaan Afektif

Mood : Hipertim

Afek : Sesuai

Keserasian : Serasi

Gangguan Persepsi

-Halusinasi

a. Auditorik : Tidak ada

b. Visual : Ada

c. Taktil : Tidak ada

d. Olfaktorik : Tidak ada

e. Gustatorik : Tidak ada

-Ilusi : Tidak ada

-Derealisasi : Tidak ada

-Depersonalisasi: Tidak ada

Gangguan Pikiran

Proses Pikir

Produktivitas : cukup ide

Kontinuitas :

-Blocking: Tidak Ada

-Asosiasi Longgar: Tidak Ada

-Inkoherensi : Tidak ada

-Flight of idea : Tidak ada

-Word Salad : Tidak Ada

-Neologisme : Tidak Ada

Isi Pikir

Preokupasi : Tentang mantan pacarnya

Gangguan isi pikir

-Waham Bizzare :Ada

-Waham Nihilistik:Tidak Ada

-Waham Somatik: Tidak Ada

-Waham Paranoid

1.Waham Kejaran: Ada

2.Waham Kebesaran : Tidak Ada

3.Waham Rujukan: Tidak Ada

4.Waham Dikendalikan

a.Thought of insertion : Tidak Ada

b.Thought of broadcasting : Tidak Ada

c.Thought of withdrawal: Tidak Ada

d.Delusion of control : Ada

Fungsi Kognitif dan Penginderaan

Kesadaran : Compos Mentis

Orientasi

Waktu : Baik (Pasien mengetahui waktu,hari, tanggal, bulan dan tahun sekarang)

Tempat: Baik (pasien mengetahui di mana ia berada saat ini)

Orang : Baik (Pasien dapat mengenali pemeriksa)

Konsentrasi : Baik, pasien dapat dengan baik melakukan pengurangan yang diberikan pemeriksa (seven serial test.)

Daya Ingat

Jangka panjang: Baik ( mampu menceritakan kembali masa-masa sekolah saat SD - SMP )

Jangka pendek: Baik (mampu mengingat menu makan paginya)

Segera: Baik (mampu mengingat nama 3 benda yang baru saja disebutkan)

Intelegensi & Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui nama nama presiden Indonesia)

Visuospasial berbentuk : Baik (pasien dapat menggambar jam dengan waktu yg diminta yaitu jam 3)

Pemikiran abstrak: baik (pasien dapat memberikan arti dari ada udang dibalik batu)

Daya Nilai:

Penilaian Sosial : Baik (selama dirawat, pasien mudah berteman dengan pasien lain).

Uji Daya Nilai : Baik (Jika pasien melihat pulpen yang tertinggal di bangsal pasien akan menyimpan pulpen tersebut dan mengembalikan apabila ada yang menanyakan).

Reality Test Ability (RTA): Terganggu, karena adanya waham dan halusinasi

Tilikan : Derajat I (pasien menyangkal bahwa dirinya sakit)

Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya

STATUS FISIK

Status Generalis

Keadaan umum: Baik

Kesadaran: Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan darah: 110/80 mmHg

Suhu: 360 C.

Nadi : 80 x/menit regular

Pernapasan : 20 x/menit

Status Neurologi

1.Gangguan rangsangan meningeal: Tidak ada

2.Mata

Gerakan : Baik ke segala arah

Bentuk pupil : Isokor

Refleks cahaya : +/+

3. Motorik

Tonus : Baik

Turgor: Baik

Kekuatan: Baik

Koordinasi : Baik

Refleks : Baik

Ikhtisar penemuan bermakna

Riwayat Psikiatri

Pasien merasa sering melihat macan yang menurutnya adalah siluman ( Halusinasi Visual)

Pasien merasa separuh dirinya adalah arwah mantan pacarnya ( Waham Bizzare)

Pasien merasa pikirannya sering dikendalikan oleh nenek buyutnya ( Waham dikendalikan)

Pasien merasa mantan-mantan pacarnya yang lain bersekongkol ingin mencelakai dirinya. (Waham Kejaran)

Pasien mengamuk, suka marah marah, membanting barang sampai mencelakai adiknya sebelum masuk RS (Riwayat Perilaku kacau)

Pasien tidak mau tidur, teriak-teriak dan gelisah (masalah mood)

Status mental

Kesadaran : Compos mentis

Mood : Hipertim

Afek: Sesuai

Keserasian: Serasi

Gangguan persepsi : Halusinasi visual

Gangguan proses pikir : Tidak ada

Gangguan isi pikir : Waham Kejaran,Waham dikendalikan,Waham bizzare

RTA (Reality testing ability) : Terganggu (karena adanya Halusinasi dan waham)

Tilikan : Derajat I (Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit)

Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

AXIS 1

FORMULA DIAGNOSTIK

1.Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam Gangguan Jiwa karena ditemukan adanya distress yang menyebabkan adanya disfungsi dari kehidupan pasien.

2.Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan Perilaku.

3.Maka menurut PPDGJ 3, Gangguan Mental dan Perilaku ini tidak dapat digolongkan menjadi gangguan mental organik karena tidak ditemukan adanya kelainan dari fisik seperti kejang atau riwayat trauma capitis.

4.Pada Kasus ini juga tidak terdapat adanya riwayat penyalahgunaan Napza

5. Kasus ini terdapat halusinasi dan waham yang merupakan bagian dari gejala skizofrenia dengan dibarengi gangguan mood berupa sering marah-marah, susah tidur,hiperaktif dan menunjukkan kegembiraan berlebihan.

6. Diagnosis pada pasien ini adalah Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

35

PEDOMAN DIAGNOSIS SKIZOAFEKTIF

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif adanya skizofrenia dan gangguan skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif TerpenuhiTidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda Terpenuhi

Lanjutan pedoman diagnosis

Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi Pasca-skizofrenia).

Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang, baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari keduanya (F25.2). Pasien lain mengalami satu atau dua episode manik atau depresif (F30-F33)

Pedoman diagnosis skizoafektif tipe manik

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik

Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu menonjol dikombinasi dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi dua gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia F20. pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d)

Aksis II: Tidak ada Diagnosis

Aksis III: Tidak ada Diagnosis

Aksis IV: Masalah lingkungan sosial dan keluarga

Aksis V: Saat ini GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)

-Merawat Diri : Pasien dapat mengurus dirinya dan menjaga kebersihan dirinya.

-Pekerjaan : Dalam pekerjaan, pasien kurang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

-Memanfaatkan waktu luang : waktu luang pada saat dirumah dimaanfaatkan membantu pekerjaan rumah.

EVALUASI MULTIAKSIS

Aksis I: Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

Aksis II: Tidak ada Diagnosis

Aksis III: Tidak ada Diagnosis

Aksis IV: Masalah lingkungan sosial dan keluarga

Aksis V:GAF 60-51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang).

DIAGNOSA KERJA

Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)

Daftar problem

1. Problem Organobiologik : Tidak ada

2. Problem psikologik dan perilaku:

Waham bizzare, Waham Kejaran, Wajam dikendalikan, ,Halusinasi visual,Gangguan Mood(manik)

3.Problem Keluarga: Pasien sering merasa iri kepada adiknya dan merasa ibunya pilih kasih.

4. Problem Lingkungan sosial: Pasien kurang dapat beradaptasi pada lingkungan sosial seperti pada riwayat pekerjaan yang tak bisa bertahan lama.

PROGNOSIS

Ad vitam: ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad malam

Faktor yang memperberat :

Onset usia muda

Pasien belum menikah

Faktor yang memperingan :

Keluarga pasien mendukung untuk sembuh

Tidak ada keluaga yang mengalami gejala yang sama

Fungsi kognitif pasien masih baik

RENCANA TERAPI

Farmakoterapi

Antipsikotik: Olanzapine 1x10mg per oral

Antimania: Lithium Carbonate 2x200mg per oral

Terapi Psikososial

Terapi Supportif

Membantu pasien untuk dapat beradaptasi kembali dalam kehidupan sehari-harinya dengan meningkatkan keterampilan sosial dan Okupasional

Dapat dibahas tentang relasi pasien dengan orang-orang terdekat

Edukasi Keluarga

Diskusikan masalah sehari-hari pada pasien

Hubungan pada keluarga pasien

Rencana pendidikan atau pekerjaan pada pasien

TERIMAKASIH

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI SKIZOAFEKTIF

Keadaan gangguan yang bersifat episodik dengan gejala afektif dan skizofrenik yang sama menonjol dan secara bersamaan ada dalam episode yang sama dari penyakit itu atau setidaknya dalam beberapa hari satu sesudah yang lain.

KLASIFIKASI

F25.0 Gangguan skizoafektif tipe manik

F25.1 Gangguan skizoafektif tipe depresif

F25.2 Gangguan skizoafektif tipe campuran

F25.8 Gangguan skizoafektif lain

F25.9 Gangguan skizoafektif YTT

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe manik.

Afek harus meningkat secara menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitn ya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas.

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE DEPRESIF

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang tunggal maupun untuk ggg berulang dengan sebagian besar episode skizoafektif tipe depresif.

Afek depresif harus menonjol, harus disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan perilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk episode depresif.

Dalam episode yang sama sedikitnya harus jelas ada satu, sebaiknya dua, gejala khas skizofrenia.

Gangguan dengan gejala-gejala skizofrenia, berada secara bersama-sama dengan gejala-gejala afektif bipolar campuran.

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE CAMPURAN

TERAPI

Farmakotherapy

- Antidepresan (carbamazepin, Valprote)

- Antimanik (lithium dan phenotiazin)

- Antipsikotik (kontrol jangka panjang)

- ECT (Elektro konvulsiv terapi)

Jika pasien sudah tidak merespon dengan pengobatan anti depresan. Lithium untuk skizoafektif tipe bipolar kombinasi obat jika tidak merespon pada pengobatan tunggal

2. Perawatan di Rumah Sakit, karena :

- Keadaan psikosis pasien

- Gangguan afektif

- Resiko dari bunuh diri

TERIMAKASIH