69
PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH 4 Cl) DARI AMONIA (NH 3 ) DAN ASAM KLORIDA (HCl) DENGAN KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN (Perancangan Rotary Dryer 301 (RD-301)) (Skripsi) Oleh HILDA LESTARI 1345041003 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH4Cl) DARI …digilib.unila.ac.id/54550/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH 4 Cl) DARI AMONIAK (NH

  • Upload
    lebao

  • View
    517

  • Download
    32

Embed Size (px)

Citation preview

PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH4Cl)

DARI AMONIA (NH3) DAN ASAM KLORIDA (HCl)

DENGAN KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

(Perancangan Rotary Dryer 301 (RD-301))

(Skripsi)

Oleh

HILDA LESTARI

1345041003

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

i

ABSTRAK

PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH4Cl) DARI

AMONIAK (NH3) DAN ASAM KLORIDA (HCl) DENGAN KAPASITAS

30.000 TON/TAHUN (Perancangan Rotary Dryer (RD-301))

Oleh

HILDA LESTARI

Pabrik Amonium Klorida (NH4Cl) berbahan baku Amoniak (NH3) dan

Asam Klorida (HCl) direncanakan didirikan di Banyuasin, Sumatera Selatan.

Pendiriaan pabrik berdasarkan atas pertimbangan ketersediaan bahan baku, sarana

transportasi yang memadai, tenaga kerja yang mudah didapatkan dan kondisi

lingkungan.

Pabrik direncanakan memproduksi Amonium Klorida sebanyak 30.000

ton/tahun, dengan waktu operasi 24 jam/hari, 330 hari/tahun. Bahan baku yang

digunakan adalah Amoniak sebanyak 1.222,05 Kg/jam dan Asam Klorida sebanyak

7.791,92 Kg/jam.

Penyediaan kebutuhan utilitas pabrik terdiri dari unit pengadaan air,

pengadaan steam, pengadaan listrik, pengadaan udara instrument, dan pengadaan

refrigerant.

Bentuk perusahaan adalah Perseroan Terbatas (PT) menggunakan struktur

organisasi line dan staff dengan jumlah karyawan sebanyak 144 orang.

Dari analisis ekonomi diperoleh:

Fixed Capital Investment (FCI) = Rp. 247.823.012.657,-

Working Capital Investment (WCI) = Rp. 43.733.472.822,-

Total Capital Investment (TCI) = Rp. 291.556.485.479,-

Break Even Point (BEP) = 44,77%

Shut Down Point (SDP) = 20,53%

Pay Out Time before taxes

Pay Out Time after taxes

Return on Investment before taxes

(POT)b

(POT)a

(ROI)b

=

=

=

1,89 tahun

2,26 tahun

28,39%

Return on Investment after taxes (ROI)a = 22,71%

Discounted cash flow (DCF) = 36,26%

Mempertimbangkan paparan di atas, sudah selayaknya pendirian pabrik

Amonium Klorida ini dikaji lebih lanjut, karena merupakan pabrik yang

menguntungkan dari sisi ekonomi dan mempunyai prospek yang relatif cukup baik.

ii

ABSTRACT

MANUFACTURING OF AMMONIUM CHLORIDE (NH4Cl) FROM

AMMONIA (NH3) AND HYDROGEN CHLORIDE (HCl)

CAPACITY 30.000 TONS/YEAR

(Rotary Dryer Design (RD-301))

By

HILDA LESTARI

Ammonium Chloride plant use raw materials Ammonia (NH3) and

Hydrogen Chloride (HCl). The location of plant is planned in Banyuasin, South

Sumatera. Establishment of this plant is based on some consideration due to the

raw material resourcess, the transportation, the labors availability and also the

environmental condition.

Capacity of the plant is planned to production Ammoinum Chloride is

30.000 tons/year with operation time 24 hour/day, 330 hour/year. Raw materials

used Ammonia (NH3) 1.222,05 Kg/hour and 7.791,92 Kg/hour of Hydrogen

Chloride.

The utility units consist of water supply system, heating oil supply system,

steam supply system, instrument air supply system, and refrigerant supply system.

The bussines entity form is Limited Liability Company (Ltd) using line

and staff organizational structure with 144 labors.

From the economic analysis, it is obtained that: Fixed Capital Investment (FCI) = Rp. 247.823.012.657,-

Working Capital Investment (WCI) = Rp. 43.733.472.822,-

Total Capital Investment (TCI) = Rp. 291.556.485.479,-

Break Even Point (BEP) = 44,77%

Shut Down Point (SDP) = 20,53%

Pay Out Time before taxes

Pay Out Time after taxes

Return on Investment before taxes

(POT)b

(POT)a

(ROI)b

=

=

=

1,89 tahun

2,26 tahun

28,39%

Return on Investment after taxes (ROI)a = 22,71%

Discounted cash flow (DCF) = 36,26% By considering above the summary, it is proper establishment of Ammonium Chloride plant for studied further, because the plant is profitable and has good prospects future.

PRARANCANGAN PABRIK AMONIUM KLORIDA (NH4Cl)

DARI AMONIA (NH3) DAN ASAM KLORIDA (HCl) DENGAN

KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN (Tugas Khusus Perancangan Rotary Dryer (RD- 301))

Oleh

HILDA LESTARI

1345041003

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

Sarjana Teknik

Pada

Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung

JURUSAN TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2018

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Enim, Kecamatan Lawang Kidul,

Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan pada tanggal 27

Maret 1995, sebagai putrikeduadari tigabersaudara, dari

pasangan Bapak Asruludin dan Ibu Sardianah.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Negeri24Lawang Kidultahun

2007, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Lawang Kidul pada tahun 2010, dan

Sekolah Menengah Atas Negeri 1Muara Enimpada tahun 2013.

Pada tahun 2013, penulis terdaftar sebagai Mahasiswa Jurusan Teknik Kimia

Fakultas Teknik Universitas Lampung.

Pada tahun 2017, penulis melakukan Kerja Praktek di PT. PERTAMINA

REFENERY UNIT-III PLAJU-SUNGAI GERONGyang berlokasi di Plaju,

Sumatera Selatandengan Tugas Khusus “Evaluasi Kinerja Heat Exchanger (FC-E-

2A/B/C/D) Pada Unit RFCCU”. Selain itu, penulis melakukan penelitian dengan

judul “Aplikasi Mikrofibril Selulosa Dari Batang Sorgum Sebagai Bahan Pengisi

Pada Sintesis Film Bioplastik’’. Penelitian ini juga telah dipublikasikan pada

Review Paper Jurnal Rekayasa Kimia Dan Lingkungan UNSYIAH denganNomor

ISSN: 1412-5064. Pada tahun 2016/2017 penulis pernah menjadi Asisten

Praktikum Instruksional I di Teknik Kimia Unila. Penulis juga pernah menjadi

viii

peserta lomba essay magang di German pada Foreign Policy Community of

Indonesia (Fpc Indonesia) pada tahun 2016. Pada tahun 2017 penulis menjadi

semi finalis pada karya ilmiah Chain Unsyiah. Penulis juga pernah menjadi Staff

Divisi Chemical Engineering English Club 2014-2015, Sekretaris DivisiChemical

Engineering English Club 2015-2016.

ix

Sebuah Karya Emas....

Dengan segenap hati kupersembahkan tugas akhir ini kepada:

Allah SWT, Atas berkat rahmat dan karunianya lah saya dapat menyelesaikan

Tugas Akhir Ini dengan baik dan lancar.

Orang tuaku Bapak Asruludin dan Ibu Sardianah sebagai motivasi terbesarku, terima kasih atas doa, semangat dan pengorbanannya

sehingga saya sampai ke tahap ini tanpa kalian saya bukan siapa siapa, i love you more my parent.

My sister Electrina Rahmadani terkece bala bala nemo dan My Little

Brother Rizki Aditama terima kasih atas support, ceramah dan nasihat yang sering di berikan kepada saya sehingga penulis sampai ke

tahap ini mendapatkan gelar Sarjana Teknik Kimia Universitas Lampung.

Dosen-dosen saya sebagai tanda hormat saya, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan.

Kepada Almamater tercinta,

semoga ilmu yang saya peroleh di Universitas Lampung ini mampu berguna dikemudian hari.

AMIN

x

Motto Dan Persembahan

”Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu maka ia berada

dijalan Allah hingga ia pulang”

(HR: Tarmidzi)

”Barang siapa berjalan untuk menuntut ilmu maka Allah

akan memudahkan baginya jalan menuju surga”

(HR: Muslim)

”Jangan pernah menyerah selagi kakimu masih mampu menginjak

bumi, teruslah berjuang karna kesuksesan hanya milik orang yang

menghargai perjuangan dan pengorbanan”

(Hilda Lestari)

”Kuliah itu yang terpenting prosesnya, Hasil tidak akan

mengkhianati proses, nilai hanya bonus dari sebuah perjuangan”

(FSP)

xi

SANWACANA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWTatas berkat rahmat dan

hidayah-Nya, sehingga tugas akhir ini dengan judul Prarancangan Pabrik

Amonium Klorida (NH4Cl) Dari Amonia (NH3) dan Asam Klorida (HCl) Dengan

Kapasitas 30.000 Ton/Tahun” dapat diselesaikan dengan baik.

Tugas akhir ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh derajat kesarjanaan (S-1) di Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Universitas Lampung.

Penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari beberapa

pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Azhar, M.T.,selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Universitas Lampung.

2. Dr.Eng DewiAgustina Iryani, S.T., M.T., selaku dosen pembimbing I, yang

telah memberikan pengarahan, masukan, bimbingan, kritik dan saran selama

penyelesaian tugas akhir.

3. Muhammad Hanif, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing II, yang telah

memberikan ilmu, saran, masukan, nasihat dan pengertiannya dalam

membantu penyelesaian tugas akhir.

4. Simparmin Br. Ginting,S.T.,M.T., dan Edwin Azwar,S.T.,M.TA.,Ph.D., selaku

Dosen Penguji yang telah memberikan saran, kritik dan masukannya sehingga

tugas akhir ini menjadi lebih baik lagi.

xii

5. Seluruh Dosen Teknik Kimia Universitas Lampung, atas semua ilmu dan

bekal masa depan yang akan selalu bermanfaat.

6. Keluargaku tercinta, Bapak Asruludin dan Ibu Sardianah yang selalu

memberikan doa, semangat, motivasi, cinta dan kasih sayangnyasehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. My sister Electrina

Rahmadani andMy little brother Rizki Aditama yang selalu memberikan

motivasi, nasihat dan dukungan serta semangatnya kepada penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

7. Septi Qomah selaku partner seperjuangan dalam suka dan duka yang telah

membantu penulis dalam penyelesaian laporan tugas akhir.

8. Sahabat terbaikku (Hallo) Fransiska Pratiwi S, Rini Martina, Siti Apriani,

Atika Maharani NP, Gracelia Irmalinda yang telah membantu penulis selama

hidup di Teknik Kimia Unila, terima kasih atas semua bantuan dan

kebersamaan selama 5 tahun ini, terima kasih sudah menjadi sodara yang

membantu penulis dalam segala hal. Semoga nantinya kita akan bertemu pada

keadaan dimana kita sudah sukses dan berhasil sama-sama amin.

9. Sahabat terbaikku TL (Tembesu Lovers) Reski Novi wulandari, Mega Arina,

Kiki Andriani, Chyntia Yolara, dan Wita DS yang telah memberikan motivasi,

doa, dan semangatnya agar penulis cepat lulus. Dan terima kasih kepada

teman terbaik KKN ku Mesiska larastiyang tak henti-hentinya memberikan

dorongan semangat kepada penulis agar cepat menyelesaikan tugas akhir ini.

10. Fetra Sari Pandiangan selaku sodara yang termenyebalkan, terima kasih telah

menemani penulis dalam senang maupun susah, yang telah menjadi

pendengar setia atas keluhan-keluhan selama mengemban ilmu di teknik

xiii

kimia unila, terima kasih telah menyadarkan penulis bahwa proses itu

sangatlah penting dan terima kasih atas semangat, motivasi dan doanya

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan cepat.

11. Andri Sanjaya, S.T., selaku teman terbaik yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan tugas akhir.

12. Anggun Lestari dan Nurhasanah selaku teman berjuang dalam tugas-tugas

kampus, kuis maupun uas yang tidak pernah bosan membantu penulis.

13. Cindy Rizka A, Fadhilla Soraya I dan Heru selaku teman terbaik yang telah

membantu banyak hal dalam senang maupun susah selama di Teknik Kimia

Unila.

14. Zelf Study selaku kakak terbaik yang membantu penulis dalam mencari data

tentang pusri, terima kasih atas bantuan dan semangatnya selama ini.

15. Kak Dedi Icun, Faiq Sulthon, Jimmy Ade P, Eka Trimas W, selaku teman

penulis yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga tugas akhir

ini dapat terselesaikan dengan baik.

16. Teman Angkatan Achmad Fachry Z, Ade Febriana, Agus Sudarno, Alib Yuli

S, Amalia Sasmita Y, Ancastami, Anggi Pratiwi, Anggita Pradana, Ani Lailia,

Annisa Mufida, Della Inestia, Eka Nanda P, Firstiando Yuda P, Guntur

Wahyu, Hermawan, Indah Lestari, Kiki Fatmala D, Laila Kurnia P, M Rouf

Suprayogi, Meiliza Anggraini, Nita Pita S, Pia Sabrina M, Rantiana S, Rendy

Parningotan P, Rohmat, Wanda Gustina U, Yeni Yulia.

17. Teman Seperjuangan Bioplastik (Dita Evaniya N, Verra Prinita, Fakih Aulia)

Terima kasih atas bantuan dan supportnya selama ini.

xiv

18. Adik tingkatku Veni Tri A dan Nada Gomey yang telah membatu dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

19. Adik-adik dan kakak-kakak tingkat di Jurusan Teknik Kimia, yang banyak

memberikan cerita, pembelajaran, dan pengalaman warna-warni selama

berada di kampus.

20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini.Semoga

Allah SWT membalas kebaikan mereka terhadap penulis dan semoga skripsi

ini berguna di kemudian hari.

Bandar Lampung, 16 Oktober 2018

Penulis,

Hilda Lestari

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................... ii

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN ............................................................................................. vi

RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ x

SANWACANA .............................................................................................. xi

DAFTAR ISI .................................................................................................. xv

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xxi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xxvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Kegunaan Produk .......................................................................... 2

C. Ketersediaan Bahan Baku ............................................................. 2

D. Analisis Pasar ................................................................................ 3

1. Data Impor .............................................................................. 3

2. Data Produksi ......................................................................... 4

3. Kapasitas Rancangan .............................................................. 5

xvi

E. Lokasi Pabrik ................................................................................ 6

BAB II DESKRIPSI PROSES

A. Jenis-jenis Proses Pembuatan Amonium Klorida ......................... 10

B. Pemilihan Proses ........................................................................... 10

1. Pembuatan Amonium Sulfat-Natrium Klorida ....................... 10

2. Pembuatan Amonia, Sulfur Dioksida – Natrium Klorida ........ 11

3. Pembuatan Solvay Amonia – Soda ......................................... 12

4. Pembuatan Amonia dan Asam Klorida ................................... 13

C. Uraian Proses Amonium Klorida .................................................. 14

1. Berdasarkan Proses Pembuatan .............................................. 14

2. Berdasarkan Tinjauan Ekonomi .............................................. 14

a. Proses Amonium Sulfat-Natrium Klorida ......................... 14

b. Proses Amonia, Sulfur Dioksida-Natrium Klorida ........... 17

c. Proses Solvay Amonia-Soda ............................................. 19

d. Proses Amonia-Asam Klorida ........................................... 22

D. Kelayakan Teknis .......................................................................... 24

1. Tinjauan Termodinamika ......................................................... 24

2. Tinjauan Kinetika .................................................................... 26

E. Uraian Proses ................................................................................. 27

1. Persiapan Bahan Baku dan Proses Penguapan ........................ 27

2. Reaksi Netralisasi ................................................................... 28

3. Kristalisasi .............................................................................. 28

4. Pengemasan Produk ............................................................... 29

xvii

BAB III SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

A. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk ................................................ 31

1. Spesifikasi Bahan Baku ............................................................ 31

2. Spesifikasi Produk .................................................................... 32

B. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk .............................. 32

1. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku ......................................... 32

2. Sifat Fisika dan Kimia Produk Amonium Klorida ................... 32

A. Neraca Massa ................................................................................ 35

BAB V SPESIFIKASI PERALATAN PROSES DAN UTILITAS

A. Peralatan Proses ............................................................................ 46

B. Peralatan Utilitas ........................................................................... 65

BAB VI UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

A. Unit Pendukung Proses ................................................................. 97

1. Unit Penyediaan Air ................................................................ 97

2. Unit Penyedian Steam ............................................................. 109

3. Sistem Pembangkit Tenaga Listrik ......................................... 110

4. Sistem Penyedian Bahan Bakar .............................................. 110

5. Unit Penyediaan Udara Instrument ......................................... 111

B. Pengolahan Limbah ....................................................................... 111

C. Laboratorium ................................................................................. 112

D. Instrumentasi dan Pengendalian Proses ........................................ 115

B. Neraca Energi ................................................................................. 42

BAB IV NERACA MASSA DAN NERACA ENERGI

xviii

BAB VII TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK

A. Lokasi Pabrik ................................................................................ 118

1. Bahan Baku ............................................................................. 119

2. Fasilitas Transportasi .............................................................. 119

3. Utilitas ..................................................................................... 119

4. Lahan ....................................................................................... 119

5. Tenaga Kerja ........................................................................... 120

6. Karakterisasi Lokasi ................................................................. 120

7. Perizinan .................................................................................. 120

B. Tata Letak Pabrik .......................................................................... 121

1. Area Proses ............................................................................. 122

2. Area Penyimpanan .................................................................. 122

3. Area Pemeliharaan dan Perbaikan .......................................... 122

4. Area Laboratorium .................................................................. 122

5. Area Utilitas ............................................................................ 123

6. Area Perkantoran ..................................................................... 123

7. Area Fasilitas Umum .............................................................. 123

8. Area Perluasan ........................................................................ 123

9. Pos Keamanan ........................................................................ 123

C. Estimasi Area Pabrik ..................................................................... 125

D. Tata Letak Peralatan Proses .......................................................... 126

BAB VIII MANAGEMEN DAN ORGANISASI

A. Bentuk Perusahaan ........................................................................ 130

1. Perusahaan Perseorangan ........................................................ 130

xix

2. Perusahaan Firma .................................................................... 131

3. Perusahaan Komanditer .......................................................... 131

4. Perseroan Terbatas (PT) .......................................................... 131

B. Struktur Organisasi Perusahaan .................................................... 133

C. Tugas dan Wewenang ................................................................... 136

1. Pemegang Saham .................................................................... 136

2. Dewan Komisaris .................................................................... 136

3. Dewan Direksi ......................................................................... 137

4. Kepala Bagian ......................................................................... 138

D. Status Karyawan dan Sistem Penggajian ...................................... 143

1. Status Karyawan ..................................................................... 144

2. Penggolongan Gaji .................................................................. 144

E. Pembagian Jam Kerja Karyawan .................................................. 145

1. Karyawan Reguler ................................................................... 145

2. Karyawan Shift ........................................................................ 145

F. Penggolongan Jabatan dan Jumlah Karywan ................................ 147

1. Penggolongan Jabatan ............................................................. 147

2. Perincian Jumlah Karyawan .................................................... 148

G. Kesejahteraan Karyawan ............................................................... 151

1. Gaji Pokok ............................................................................... 151

2. Tunjangan ................................................................................ 151

3. Kesehatan dan Keselamatan Kerja .......................................... 152

xx

BAB IX INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

A. Investasi ......................................................................................... 154

1. Fixed Capital Investment ........................................................ 154

2. Working CapitaL Investment (Modal Kerja) .......................... 155

3. Total Production Cost (TPC) .................................................. 156

B. Evaluasi Ekonomi ......................................................................... 158

1. Return On Investment (ROI) ................................................... 158

2. Pay Out Time (POT) ............................................................... 159

3. Break Evan Point (BEP) ......................................................... 160

4. Shut Down Point (SDP) .......................................................... 160

C. Angsuran Pinjaman ....................................................................... 161

D. Discounted Cash Flow (DCF) ....................................................... 161

BAB X SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ....................................................................................... 163

B. Saran .............................................................................................. 164

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN A PERHITUNGAN NERACA MASSA

LAMPIRAN C PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

LAMPIRAN D PERHITUNGAN UTILITAS

LAMPIRAN E PERHITUNGAN EKONOMI

LAMPIRAN F TUGAS KHUSUS PERANCANGAN ROTARY DRYER

(RD-301)

LAMPIRAN B PERHITUNGAN NERACA ENERGI

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Data Impor Amonium Klorida di Indonesia ................................... 3

Tabel 2.1. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 1 ......................... 16

Tabel 2.2. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 2 ......................... 18

Tabel 2.3. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 3 ......................... 21

Tabel 2.4. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 4 ......................... 23

Tabel 2.5. Nilai ∆Hof dan ∆Go Proses Pembuatan NH4Cl ............................... 25

Tabel 4.1. Neraca Massa Mix Point ................................................................. 36

Tabel 4.2. Neraca Massa Reaktor Bubble ........................................................ 36

Tabel 4.3. Neraca Massa Separator (SE-301) .................................................. 37

Tabel 4.4. Neraca Massa Evaporator (EV-301 dan EV-302) ........................... 37

Tabel 4.5. Neraca Massa Crystallizer (CR-301) .............................................. 38

Tabel 4.6. Neraca Massa Centrifuge (CF-301) ............................................... 38

Tabel 4.7. Neraca Massa mix point ................................................................. 38

Tabel 4.8. Neraca Massa Rotary Dryer (RD-301) .......................................... 39

Tabel 4.9. Neraca Massa Masuk Overall ......................................................... 40

Tabel 4.10. Neraca Massa Keluar Overall ....................................................... 41

Tabel 4.11. Neraca Energi Heater (HE-101) .................................................... 42

Tabel 4.12. Neraca Energi Heater (HE-102) ................................................... 42

Tabel 4.13. Neraca Energi Reactor Bubble (RE-201) ...................................... 43

xxii

Tabel 4.14. Neraca Energi Evaporator ............................................................. 43

Tabel 4.15. Neraca Energi Crystallizer (CR-301) ............................................ 44

Tabel 4.16. Neraca Energi di Rotary dryer (RD-301) ...................................... 44

Tabel 4.17. Neraca Energi di Mix Point ........................................................... 45

Tabel 5.1. Spesifikasi Tangki HCl (ST-101) .................................................... 46

Tabel 5.2. Spesifikasi Tangki Amoniak (ST – 102) ......................................... 47

Tabel 5.3. Spesifikasi Expansion Valve (EV-101)........................................... 47

Tabel 5.6. Spesifikasi Reaktor (RE-201).......................................................... 49

........................................................ 50

Tabel 5.8. Spesifikasi Evaporator Efek I (EV-301) ......................................... 51

Tabel 5.9. Spesifikasi Evaporator Efek II (EV-302) ........................................ 51

Tabel 5.10. Spesifikasi Crystallizer (CR-301) ................................................. 52

Tabel 5.11. Spesifikasi Centrifuge (CF-301) ................................................... 53

Tabel 5.12. Spesifikasi Rotary Dryer (RD-301)............................................... 53

Tabel 5.13. Spesifikasi Fan (F-301) ................................................................. 54

Tabel 5.14. Spesifikasi Fan (F-302) ................................................................. 54

Tabel 5.15. Spesifikasi Heater Udara (HE-301)............................................... 55

Tabel 5.16. Spesifikasi Screw Conveyor (SC -401) ......................................... 55

Tabel 5.17. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-402) .......................................... 56

Tabel 5.18. Spesifikasi Screw Conveyor (SC-403) .......................................... 57

Tabel 5.19. Spesifikasi Belt Conveyor (BC – 101) .......................................... 57

Tabel 5.20. Spesifikasi Solid Storage (SS-401) ............................................... 58

Tabel 5.4. Spesifikasi Heater (HE-102) ........................................................... 48

Tabel 5.5. Spesifikasi Heater (HE-101) ........................................................... 48

Tabel 5.7. Spesifikasi Separator (SP-301)

xxiii

Tabel 5.21. Spesifikasi Warehouse (GP– 401)................................................. 59

Tabel 5.22. Spesifikasi Pompa Proses (PP-101) .............................................. 59

Tabel 5.23. Spesifikasi Pompa Proses (PP-102) .............................................. 60

Tabel 5.24. Spesifikasi Pompa Proses (PP-103) .............................................. 60

Tabel 5.25. Spesifikasi Pompa Proses (PP-104) ............................................. 61

Tabel 5.26. Spesifikasi Pompa Proses (PP-105) .............................................. 61

Tabel 5.27. Spesifikasi Pompa Proses (PP-106) .............................................. 62

Tabel 5.28. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-401) .......................................... 63

Tabel 5.29. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-402) .......................................... 63

Tabel 5.30. Spesifikasi Bucket Elevator (BE-403) .......................................... 64

Tabel 5.31. Spesifikasi Bak Sedimentasi (BS–401) ......................................... 65

Tabel 5.32. Spesifikasi Tangki Alum (DT–401) .............................................. 65

Tabel 5.33. Spesifikasi Tangki NaOH (DT – 402)........................................... 66

Tabel 5.34. Spesifikasi Dissolving Tank Kaporit (DT– 403) . ......................... 67

Tabel 5.35. Spesifikasi Clarifier (CF–401) ...................................................... 67

Tabel 5.36. Spesifikasi Sand Filter (SF–401) .............................................................. 68

Tabel 5.37. Spesifikasi Tangki Air Filter (ST – 404) ....................................... 68

Tabel 5.38. Spesifikasi Domestic Water Tank (ST-401) .................................. 69

Tabel 5.39. Spesifikasi Hydran Water Tank (HWT-401) ................................ 70

Tabel 5.40. Spesifikasi Tangki Asam Sulfat (ST–404) .................................... 70

Tabel 5.41. Spesifikasi Tangki Air Demin ....................................................... 71

Tabel 5.42. Spesifikasi Hot Basin (HB-401) .................................................... 72

Tabel 5.43. Spesifikasi Tangki Dispersant (ST-406) ....................................... 72

Tabel 5.44. Spesifikasi Tangki Inhibitor (ST-407) ......................................... 73

xxiv

Tabel 5.45. Spesifikasi Cooling Tower (CT-401) ............................................ 73

Tabel 5.46. Spesifikasi Cold Basin (CB-401) ................................................. 74

Tabel 5.47. Spesifikasi Pompa (PU – 401) ...................................................... 74

Tabel 5.48. Spesifikasi Pompa (PU – 402) ...................................................... 75

Tabel 5.49. Spesifikasi Pompa (PU – 403) ...................................................... 75

Tabel 5.50. Spesifikasi Pompa (PU – 404) ...................................................... 76

Tabel 5.51. Spesifikasi Pompa (PU – 405) ...................................................... 76

Tabel 5.52. Spesifikasi Pompa (PU – 406) ...................................................... 77

Tabel 5.53. Spesifikasi Pompa (PU – 407) ...................................................... 77

Tabel 5.54. Spesifikasi Pompa (PU – 408) ...................................................... 78

Tabel 5.55. Spesifikasi Pompa (PU – 409) ...................................................... 79

Tabel 5.56. Spesifikasi Pompa (PU – 410) ..................................................... 79

Tabel 5.57. Spesifikasi Pompa (PU – 411) ..................................................... 80

Tabel 5.58. Spesifikasi Pompa (PU – 412) ..................................................... 80

Tabel 5.59. Spesifikasi Pompa (PU – 413) ..................................................... 81

Tabel 5.60. Spesifikasi Pompa (PU – 414) ..................................................... 81

Tabel 5.61. Spesifikasi Pompa (PU – 415) ..................................................... 82

Tabel 5.62. Spesifikasi Pompa (PU – 416) ..................................................... 82

Tabel 5.63. Spesifikasi Pompa (PU – 417) ..................................................... 83

Tabel 5.64. Spesifikasi Pompa (PU – 418) ..................................................... 83

Tabel 5.65. Spesifikasi Pompa (PU – 419) ...................................................... 84

Tabel 5.66. Spesifikasi Pompa (PU – 420) ...................................................... 84

Tabel 5.67. Spesifikasi Pompa (PU – 421) ...................................................... 85

Tabel 5.68. Spesifikasi Pompa (PU – 422) ...................................................... 85

xxv

Tabel 5.69. Spesifikasi Deaerator (DA– 401) ................................................. 86

Tabel 5.70. Spesifikasi Tangki Hidrazin ......................................................... 87

Tabel 5.71. Spesifikasi Boiler (B – 401) .......................................................... 87

Tabel 5.72. Spesifikasi Tangki Bahan Bakar (B-401)...................................... 88

Tabel 5.73. Spesifikasi Tangki Air Kondensat ................................................ 88

Tabel 5.74. Spesifikasi Generator Listrik (GS-401)......................................... 89

Tabel 5.75. Spesifikasi Tangki Bahan Bakar Generator (ST – 409) ................ 89

Tabel 5.76. Spesifikasi Ammonia Compressor (AC-701) ................................ 90

Tabel 5.77. Spesifikasi Expansion Valve (EV-701) ......................................... 91

Tabel 5.78. Spesifikasi Ammonia Pump (AP–701) .......................................... 91

Tabel 5.79. Spesifikasi Ammonia Pump (AP–702) .......................................... 92

Tabel 5.80. Spesifikasi Ammonia Blower (AB – 701) ..................................... 92

Tabel 5.81. Spesifikasi Ammonia Blower (AB – 702) ..................................... 93

Tabel 5.82. Spesifikasi Air Dryer (AD – 401) ................................................. 93

Tabel 5.83. Spesifikasi Air Compressor (AC – 401) ....................................... 94

Tabel 5.84. Spesifikasi Cyclone (CYC – 401) ................................................. 94

Tabel 5.85. Spesifikasi Blower Udara 1 (BU – 401)........................................ 95

Tabel 5.86. Spesifikasi Blower Udara 2 (BU – 402)........................................ 95

Tabel 5.87. Spesifikasi Blower Udara 3 (BU – 403)........................................ 95

Tabel 5.88. Spesifikasi Blower Udara 4 (BU – 404)........................................ 96

Tabel 6.1. Kebutuhan Air Umum .................................................................... 98

Tabel 6.2. Kebutuhan Air untuk Pembangkit Steam ........................................ 99

Tabel.6.3. Kebutuhan Air Pendingin ................................................................ 101

Tabel 6.4. Tingkatan Kebutuhan Informasi dan Sistem Pengendalian. ........... 116

xxvi

Tabel.7.1 Perincian Luas Area Pabrik Amonium Klorida. .............................. 125

Tabel 8.1. Jadwal Kerja Masing-Masing Regu ............................................... 146

Tabel 8.2. Perincian Tingkat Pendidikan ........................................................ 147

Tabel 8.3. Jumlah Operator Berdasarkan Jenis Alat Proses ............................ 149

Tabel 8.4. Jumlah Operator Bedasarkan Jenis Alat Utilitas ............................ 149

Tabel 8.5. Perincian Jumlah Karyawan Berdasarkan Jabatan .......................... 149

Tabel 9.1. Fixed capital investment ................................................................ 155

Tabel 9.2. Manufacturing cost ........................................................................ 156

Tabel 9.3. General expenses ........................................................................... 157

Tabel 9.4. Biaya Administratif ........................................................................ 157

Tabel 9.5. Minimum acceptable persent return on investment ....................... 159

Tabel 9.6. Acceptable payout time untuk tingkat resiko pabrik ...................... 160

Tabel 9.7. Hasil uji kelayakan ekonomi .......................................................... 162

xxvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1. Grafik Data Impor Amonium Klorida di Indonesia .................. 4

Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Amonium Klorida ................... 30

Gambar 6.1. Diagram Cooling Water System .................................................. 103

Gambar 7.1. Tata Letak Pabrik ........................................................................ 124

Gambar 7.2. Tata Letak Alat Proses ............................................................... 127

Gambar 7.3. Peta Kabupaten Banyuasin ......................................................... 128

Gambar 7.4. Area Tanjung Api-Api Kabupaten Banyuasin ........................... 129

Gambar 8.1. Struktur Organisasi Perusahaan ................................................. 135

Gambar 9.1. Grafik Analisa Ekonomi ............................................................ 161

Gambar 9.2. Kurva Cummulative Cash Flow ................................................. 162

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi disertai dengan kemajuan

sektor industri telah menuntut semua negara menuju industrialisasi.

Indonesia sebagai negara berkembang banyak melakukan pembangunan di

segala bidang. Sampai saat ini pembangunan sektor industri mengalami

peningkatan, salah satunya adalah pembangunan sektor industri kimia.

Namun Indonesia masih banyak mengimpor bahan baku atau produk

industri kimia dari luar negeri. Salah satu produk industri yang cukup

banyak diimpor dari luar negeri adalah amonium klorida (NH4Cl).

Sehingga perlu didirikan pabrik amonium klorida untuk dapat memenuhi

kebutuhan masyarakat dan industri.

Pabrik amonium klorida didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan

suatu produk yang berguna bagi masyarakat dan industri, antara lain untuk

merangsang industri-industri lain yang menggunakan amonium klorida

sebagai bahan baku utama dan bahan baku tambahan untuk suatu proses

kimia. Secara tidak langsung pendirian pabrik amonium klorida dapat

menambah devisa negara, sebagai solusi terhadap permasalahan tenaga

2

kerja dengan adanya lapangan kerja baru, dan meningkatkan

perekonomian negara.

1.2. Kegunaan Produk

Amonium klorida digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan sel

baterai kering. Selain itu Amonium klorida juga mempunyai kegunaan

lainnya yaitu sebagai bahan baku dalam industri pupuk yang membutuhkan

kandungan nitrogen dan klorin tinggi. Dalam industri farmasi, amonium

klorida digunakan sebagai salah satu bahan untuk pembuatan expectorant

pada obat batuk. Pada industri pangan, amonium klorida digunakan sebagai

bahan aditif dengan kode E510, sebagai salah satu bahan dalam pembuatan

monosodium glutamate (MSG) (Speight, 2002). Selain itu, amonium

klorida dapat digunakan sebagai bahan pembuatan senyawa amoniak,

bahan pencuci, elektroplating, pembersih logam dalam industri soldering,

sebagai pelapis dalam industri logam timah dan galvanis.

1.3. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi amonium klorida (NH4Cl)

adalah amoniak (NH3) dan asam klorida (HCl). Kedua bahan tersebut dapat

diperoleh dari dalam negeri sendiri. Bahan baku amoniak diperoleh dari PT

Pupuk Sriwidjaja. Sedangkan bahan baku asam klorida bisa diperoleh dari

PT Asahimas Chemical.

3

1.4. Analisis Pasar

Analisis pasar merupakan langkah untuk mengetahui seberapa besar minat

pasar terhadap suatu produk. Adapun analisis pasar meliputi data impor atau

data konsumsi amonium klorida di Indonesia.

1.4.1. Data Impor

Amonium klorida di Indonesia dimanfaatkan sebagai bahan baku oleh

pabrik baterai yaitu diantaranya PT Capricorn Indonesia Consult Inc.,

pabrik farmasi dan makanan yaitu diantaranya PT Kalbe Farma, PT Bayer

Indonesia, PT Kimia Farma, PT Phapros, dan PT Cheil Jedang Indonesia.

Kemudian pada industri pupuk seperti PT Behn Meyer Agricare.

Amonium klorida yang dipakai di Indonesia selama ini kebanyakan

berasal dari China yang diperkirakan akan selalu meningkat

penggunaannya. Berikut adalah Tabel 1.1. data impor amonium klorida di

Indonesia yang berasal dari Badan Pusat Statistik.

Tabel 1.1. Data Impor Amonium Klorida di Indonesia (Badan Pusat

Statistik, 2016)

Tahun Jumlah Data Impor Indonesia (ton)

2009 4.841,622

2010 8.590,584

2011 8.658,109

2012 16.690,883

2013 13.508,855

2014 19.106,929

2015 20.058,676

2016 21.923,260

4

Jika data-data pada Tabel 1.1. tersebut diplotkan ke dalam sebuah grafik,

maka akan terlihat seperti pada Gambar 1.1. berikut:

Gambar 1.1. Grafik Data Impor Amonium Klorida di Indonesia

Berdasarkan Gambar 1.1. didapatkan persamaan jumlah (y) versus tahun

(x) yang memiliki nilai R tertinggi yaitu 0,9193 dengan menggunakan

metode polinomial. Melalui perhitungan di atas diperoleh persamaan

y = 262,5x2 + 606.000x -2.270.000.000, yang dapat digunakan untuk

memprediksi kebutuhan impor amonium klorida di Indonesia pada tahun

2023. Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 impor amonium klorida ke

Indonesia sebesar 30.226.863 kg atau 30.226,86 ton.

1.4.2. Data Produksi

Produsen terbesar dari amonium klorida berasal dari negara China dan

India. Untuk saat ini indonesia belum memproduksi amonium klorida,

indonesia masih mengimpor amonium klorida.

y = 262,5x2 + 6,06E+05x - 2,27E+9

R² = 0,9193

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Ka

pa

sita

s (J

uta

Kg

/ta

hu

n)

Tahun

Data Kebutuhan Impor Amonium Klorida di Indonesia

5

1.4.3. Kapasitas Rancangan

Kapasitas produksi suatu pabrik ditentukan berdasarkan kebutuhan produk

di dalam negeri. Oleh karena Indonesia belum memproduksi amonium

klorida maka bisa dikatakan bahwa jumlah kebutuhan produk dalam negeri

merupakan jumlah data impor. Untuk memprediksi kebutuhan amonium

klorida di Indonesia pada tahun 2023 digunakan data impor amonium

klorida di Indonesia pada tahun 2023.

Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 kebutuhan amonium klorida yang

belum terpenuhi di Indonesia sebesar 30.226,86 ton. Jumlah kebutuhan

yang belum terpenuhi tersebut juga disesuaikan dengan ketersediaan bahan

baku di Indonesia dan harapannya dapat mengurangi jumlah impor

amonium klorida dari luar negeri. Jadi, kapasitas produksi pabrik yang

akan berdiri adalah sebesar 99,25% dari kebutuhan yang belum terpenuhi

tersebut yaitu 30.000 ton/tahun. Adapun tujuan didirikannya pabrik

amonium klorida di Indonesia dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun

adalah sebagai berikut:

1. Dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga mengurangi

impor dari negara lain.

2. Membuka lapangan pekerjaan baru sehingga dapat mengurangi

jumlah pengangguran.

6

1.5. Lokasi Pabrik

Penentuan lokasi pabrik sangat penting pada suatu perancangan karena akan

berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik. Secara

singkat dapat dikatakan bahwa orientasi perusahaan dalam menentukan

lokasi pabrik yaitu mendapatkan keuntungan teknis dan ekonomis yang

seoptimal mungkin. Selain itu juga, lokasi pabrik ini dapat memberikan

kemungkinan-kemungkinan perluasan pabrik dan memberikan keuntungan

untuk jangka panjang. Berdasarkan faktor-faktor di bawah ini maka pabrik

yang akan didirikan berlokasi di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

1. Ketersediaan Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah amoniak dan asam klorida. Bahan

baku amoniak diperoleh dari PT Pupuk Sriwidjaja yang berada di

Palembang, Sumatera Selatan. Sedangkan bahan baku asam klorida bisa

diperoleh dari PT Asahimas Chemical yang berada di Cilegon, Banten.

2. Transportasi

Sebagai salah satu pusat industri, pemerintah kabupaten Banyuasin

sangat memperhatikan kemudahan transportasi bagi pengangkutan

bahan baku maupun produk industri. Sarana transportasi seperti jalan

raya sangat memadai, sehingga pengiriman bahan baku serta pemasaran

produk dapat berjalan dengan lancar. Lokasi pabrik yang berdekatan

dengan pelabuhan Tanjung Api-Api dapat mempermudah keperluan

pengiriman produk dan pengiriman bahan baku. Selain itu, tersedia juga

sarana transportasi udara seperti Bandara Udara Internasional Sultan

7

Mahmud Badaruddin II yang dapat memperlancar distribusi hasil

produksi. Karena kemudahan dalam akses transportasi darat, laut dan

udara itulah yang menjadi pertimbangan lain dalam memilih lokasi

pabrik di Banyuasin.

3. Penyediaan Utilitas

Pada proses produksi dibutuhkan sarana dan prasarana seperti

penyediaan air dan listrik. Air sangat diperlukan untuk kebutuhan

proses reaksi, pendingin, dan lain sebagainya. Pentingnya peranan air

dalam kelangsungan proses pada pabrik juga digunakan sebagai

pertimbangan memilih lokasi di Banyuasin. Dimana di Kabupaten

Banyuasin terdapat sumber air yang dapat digunakan, yaitu dari sungai

Musi Banyuasin.

Kebutuhan bahan bakar dapat dipenuhi dengan adanya PT Pertamina

yang ada di kawasan Palembang sedangkan kebutuhan listrik dari PT

PLN yang berada di sekitar pabrik.

4. Kondisi Geografis, Iklim, dan Gempa.

Kabupaten Musi Banyuasin dengan luas wilayah 14.265,96 km2 atau

sekitar 15 persen dari luas Propinsi Sumatera Selatan, Secara Geografis

terletak pada posisi antara 1,3o sampai dengan 4o Lintang Selatan dan

103o sampai dengan 104o 45’ Bujur Timur. Dimana sebelah Utara

berbatasan dengan Propinsi Jambi, Selatan Kabupaten Muara Enim,

Timur dengan Kabupaten Banyuasin dan Barat dengan Kabupaten Musi

Rawas. Kabupaten Musi Banyuasin mempunyai iklim tropis dan basah

8

dengan variasi curah hujan antara 87,83-391,6 nm sepanjang tahun.

Berdasarkan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

(BMKG), Topografi daerah Banyuasin 80% wilayah datar berupa lahan

rawa pasang surut dan rawa lebak, sedangkan yang 20 % lahan kering

dengan sebaran ketinggian 0-40 meter diatas permukaan laut. Secara

umum daerah ini termasuk dalam zona gempa 2 atau paling rendah

(dari skala 1 sampai 6).

5. Tenaga Kerja

Banyuasin dikenal sebagai salah satu kawasan industri di daerah

Sumatera Selatan. Beberapa industri di Banyuasin antara lain PT

Hindoli (A Cargill Company), PT Kirana Musi Persada, PTPN VII

(persero), PT Jasa Indah, PT Sunter Mas Hijau, Singa Iron & Steel

Industry, PT Nanwa Inti Indonesia, dan lain-lain. Penyediaan engineer

di wilayah Banyuasin cukup mudah didapat dan jenjang pendidikan

tenaga kerja yang direkrut juga bervariasi, sesuai dengan kebutuhan

pabrik. Tenaga kerja yang dibutuhkan dapat diperoleh dari wilayah

Palembang.

6. Lokasi Pemasaran

Lokasi pabrik yang dipilih harus dapat mempermudah transportasi dan

pendistribusian barang sampai, yang bertujuan agar dapat memberikan

efek terhadap waktu dan uang. Pemasaran hasil produksi untuk

kebutuhan lokal amonium klorida tidak akan mengalami hambatan

karena tersedianya sarana transportasi darat (jalan raya dan jalan tol),

9

transportasi udara melalui bandara sedangkan untuk transportasi laut

biasanya melalui pelabuhan.

II. PEMILIHAN PROSES DAN URAIAN PROSES

2.1. Jenis-Jenis Proses

Terdapat beberapa macam proses pembuatan amonium klorida (NH4Cl) baik

ditinjau dari proses pembuatannya maupun dari bahan baku yang digunakan,

yaitu antara lain proses:

1. Proses Amonium Sulfat - Natrium Klorida

2. Proses Amoniak, Sulfur Dioksida - Natrium Klorida

3. Proses Amoniak - Soda

4. Proses Amoniak - Asam klorida

Proses-proses tersebut telah banyak digunakan oleh beberapa pabrik di

China. Untuk lebih jelasnya proses-proses tersebut akan diuraikan lebih

lanjut seperti berikut ini:

1. Proses Amonium Sulfat – Natrium Klorida

Amonium klorida didapatkan dari proses reaksi amonium sulfat dan

larutan natrium klorida. Amonium klorida diperoleh melalui proses

kristalisasi. Reaksi proses Amonium Sulfat – Natrium Klorida sebagai

berikut :

(NH4)2SO4 (l) + 2 NaCl (l) → 2 NH4Cl (l) + Na2SO4 (s)

11

Amonium sulfat dan natrium klorida (dengan jumlah 5% berlebih)

ditambahkan ke larutan amonium klorida. Campuran dipanaskan sampai

100°C dan diaduk selama proses pemanasan. Campuran akhir hanya

mengandung cukup air untuk menjaga amonium klorida pada larutan,

berbentuk hampir seperti pasta karena kelarutan natrium sulfat yang

rendah. Campuran pasta ini disaring secara vakum dan natrium sulfat

yang mengendap dicuci sehingga bebas dari amonium klorida, kemudian

air cucian dikembalikan kembali ke proses. Selanjutnya filtrat

dimasukkan ke tangki penampung tahan asam, filtrate mengalami

pemekatan dan pendinginan. Amonium klorida dikristalkan dan dapat

dimurnikan melalui proses filtrasi dan sentrifugasi, pencucian, dan

pengeringan. Larutan induk dikembalikan kembali. Produk samping

natrium sulfat, bias dibuang atau dapat dikonversi dengan proses

Glauber’s Salt (Hignett, 1985).

2. Proses Amoniak, Sulfur Dioksida – Natrium Klorida

Proses yang banyak digunakan warga Kanada untuk memproduksi

amonium klorida dengan mereaksikan amoniak, sulfur dioksida dan

natrium klorida. Sebenarnya, proses ini yaitu amoniak, dan sulfur dioksida

di reaksikan dengan natrium klorida seperti berikut:

2 NaCl (l) + SO2 (g) + 2NH3 (g) + H2O (g) → Na2SO3 (s) + 2 NH4Cl (s)

Proses ini memiliki keuntungan dimana kebutuhan bahan baku sudah

tersedia dan kemurnian air garam tinggi, amoniak anhidrat, dan sulfur

dioksida dari proses kontak pabrik asam sulfat.

12

Prosedur proses ini yaitu menambahkan amoniak dan sulfur dioksida ke

larutan garam, tidak perlu mempertimbangkan kelebihan sulfur dioksida

yang digunakan, laju penambahan sulfur dioksida dikurangi sehingga

kandungan bisulfit akhir yaitu 1,2. Reaksi diperbolehkan untuk mencapai

keseimbangan pada 60°C dimana natrium sulfit mengendap. Natrium sulfit

disentrifugasi, dicuci dengan air, dikeringkan dan larutan induk amonium

klorida menuju tangki kristalisasi. Garam terbentuk kemudian dicuci dan

dikeringkan, dan kemurnian produk yang didapatkan mencapai 99%

(Hignett, 1985).

3. Proses Solvay Amoniak – Soda

Amonium klorida didapatkan sebagai produk samping pada proses Solvay

amoniak-soda. Tujuan utama dari proses ini memproduksi natrium

karbonat. Metode ini meliputi reaksi dari amoniak, karbon dioksida, dan

natrium klorida, reaksi yang terjadi ditunjukkan seperti di bawah ini:

NaCl (l) + NH3 (g) + CO2 (g) + H2O (g) → NaHCO3 (s) + NH4Cl (s)

Dapat ditulis menjadi tiga reaksi sebagai berikut:

NH3 (g) + CO2 (g) + H2O (g) → (NH4)2CO3 (s)

(NH4)2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (g) → 2NH4HCO3 (s)

NH4HCO3 (s) + NaCl (l) → NaHCO3 (s) + NH4Cl (s)

Natrium bikarbonat diendapkan dari larutan dan dipisahkan melalui filtrasi.

Amonium klorida diperoleh kembali dari filtrat yang dikristalkan, diikuti

dengan pencucian dan pengeringan. Amonium klorida yang dihasilkan dari

proses memiliki kemurnian 95% dengan impuritas berupa NaCl, carbonate,

13

dan sulfat. Amonium klorida juga didapatkan pada proses amonia soda dari

larutan kalsium klorida sisa, produk akhir dari proses ini adalah kalsium

karbonat.

CaCl2 (l) + 2NH3 (g) + CO2 (g) + H2O (g) → 2 NH4Cl (s) + CaCO3 (aq)

Kalsium karbonat dapat dipisahkan dengan filtrasi dimana Amonium

klorida tetap pada pada larutan (Hignett,1985).

4. Proses Amoniak – Asam Klorida

Metode ini merupakan proses netralisasi asam klorida dengan amoniak.

Prosedur ini digunakan di beberapa negara karena dapat memproduksi

kristal amonium klorida tanpa impuritis logam. Reaksi kimia produksi

Amonium klorida adalah sebagai berikut :

NH3 (g) + HCl(aq) → NH4Cl(aq)

Proses netralisasi langsung sangat ekonomis. Sehingga panas reaksi

harus diambil untuk mencegah terjadinya reaksi sublimasi amonium

klorida. Amonium klorida yang dihasilkan dari proses ini menghasilkan

kemurnian 99,5%.

Amonium klorida mempunyai sifat korosif baik dalam bentuk gas, padatan

maupun larutan sehingga material kontruksi yang digunakan harus tahan

terhadap korosi (Heath, 1935).

14

2.2. Pemilihan Proses

1. Berdasarkan Proses Pembuatan

Berdasarkan beberapa proses pembuatan amonium klorida, dipilih proses

netralisasi antara amoniak dan asam klorida dengan alasan sebagai

berikut :

1. Menghasilkan kristal amonium klorida dengan konsentrasi minimal

99,5% hanya mengandung impuritis air pada kristal, dan tidak

mengandung impuritis logam (Heath, 1935).

2. Kondisi operasi pada tekanan sedikit diatas atsmosferic dan suhu

menengah (70-100oC) sehingga proses relatif aman (Heath, 1935).

3. Bahan baku amoniak dan asam klorida mudah didapatkan di kawasan

Indonesia.

2. Berdasarkan Tinjauan Ekonomi

a. Proses menggunakan Amonium Sulfat - Natrium Klorida

(NH4)2SO4 (l) + 2 NaCl (l) → 2 NH4Cl (l) + Na2SO4 (s)

BM : 132,14 58,44 53,491 142,0

Produk yang terbentuk pada reaksi diatas adalah amonium klorida

(NH4Cl).

15

Jika pada reaksi tersebut amonium klorida yang terbentuk sebanyak 1 Kg,

maka :

Mol NH4Cl yang terbentuk = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝐵𝑀

= 1 𝐾𝑔

53,491 𝐾𝑔/𝐾𝑚𝑜𝑙

= 0,018695 Kmol

Berdasarkan perbandingan stoikiometri, maka :

Mol (NH4)2SO4 yang bereaksi = ½ x mol NH4Cl terbentuk

= 0,0093475 Kmol

Massa (NH4)2SO4 bereaksi = Mol x BM

= 0,0093475 Kmol x 132,14Kg/Kmol

= 1,23517 Kg

Mol NaCl yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa NaCl yang bereaksi = Mol NaCl x BM

= 0,018695 Kmol x 58,44 Kg/Kmol

= 1,0925 Kg

Produk samping yang diperoleh yaitu natrium sulfat (Na2SO4), maka :

Mol Na2SO4 = ½ x mol NH4Cl terbentuk

= 0,0093475 Kmol

Massa Na2SO4 = 0,0093475 Kmol x 142,04 Kg/Kmol

= 1,3277189 Kg

16

Tabel 2.1. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 1

Senyawa Harga (Rp)

(NH4)2SO4 2.027,026/Kg

NaCl 6.418,917/Kg

NH4Cl 10.810,808/Kg

Na2SO4 1.554,054/Kg

Sumber : http://www.ICIS.com 01 November 2017

* Kurs 1 USD = Rp 13.513,51

Jadi, untuk menghasilkan 1 kg amonium klorida dibutuhkan biaya bahan

baku sebesar :

(NH4)2SO4 = 1,23517 Kg x Rp 2.027,026/Kg

= Rp 2.503,722

NaCl = 1,0925 Kg x Rp 6.418,917 /Kg

= Rp 7.012,667

Sedangkan untuk produk samping berupa Na2SO4 yang dihasilkan :

Harga Na2SO4 = 1,3277189 Kg x Rp 1.554,054/Kg

= Rp 2.063,347

Profit/keuntungan = Harga produk – harga bahan baku

= (Harga produk utama + Harga produk samping) –

(Harga bahan baku)

= (Rp 10.810,808 + Rp 2.063,347 ) – (Rp 2.503,722

+ Rp 7.012,667)

= Rp 3.357,766

17

b. Proses Amoniak, Sulfur Dioksida – Natrium Klorida

2 NaCl (l) + SO2 (g) + 2NH3 (g) + H2O (g) → Na2SO3 (s) + 2 NH4Cl (s)

BM : 58,44 64 17 18 126 53,491

Produk yang terbentuk pada reaksi diatas adalah amonium klorida (NH4Cl)

Jika pada reaksi tersebut amonium klorida yang terbentuk sebanyak 1 Kg,

maka :

Mol NH4Cl yang terbentuk = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝐵𝑀

= 1 𝐾𝑔

53,491 𝐾𝑔/𝐾𝑚𝑜𝑙

= 0,018695 Kmol

Berdasarkan perbandingan stoikiometri, maka :

Mol NaCl bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa NaCl yang bereaksi = Mol NaCl x BM

= 0,018695 Kmol x 58,44 Kg/Kmol

= 1,0925 Kg

Mol SO2 yang bereaksi = ½ x mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,0093475 Kmol

Massa SO2 yang bereaksi = Mol SO2 x BM

= 0,0093475 Kmol x 64 Kg/Kmol

= 0,59824 Kg

Mol NH3 yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

18

Massa NH3 yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,018695 Kmol x 17 Kg/Kmol

= 0,317815 Kg

Mol H2O yang bereaksi = ½ x mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,0093475 Kmol

Massa H2O yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,0093475 Kmol x 18 Kg/Kmol

= 0,168255 Kg

Produk samping yang diperoleh yaitu natrium sulfit (Na2SO3), maka :

Mol Na2SO3 = ½ x mol NH4Cl terbentuk

= 0,0093475 Kmol

Massa Na2SO3 = 0,0093475 Kmol x 126 Kg/Kmol

= 1,177785 Kg

Volume Na2SO3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠

= 1,177785 Kg

2,63 𝐾𝑔/𝐿

= 0,4478 L

Tabel 2.2. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 2

Senyawa Harga (Rp)

SO2 4.155,404/Kg

NH3 5.213,647/Kg

H2O -

NaCl 6.418,917/Kg

NH4Cl 10.810,808/Kg

Na2SO3 6.716,213/Kg

Sumber : http://www.ICIS.com 01 November 2017.

* Kurs 1 USD = Rp 13.513,51

19

Jadi berdasarkan Tabel 2.2. untuk menghasilkan 1 Kg amonium klorida

dibutuhkan biaya bahan baku sebesar:

NH3 = 0,317815 Kg x Rp 5.213,647/Kg

= Rp 1.656,975

SO2 = 0,59824 Kg x Rp 4.155,404/Kg

= Rp 2.485,929

NaCl = 1,0925 Kg x Rp 6.418,917/Kg

= Rp 7.012,667

Sedangkan untuk produk samping berupa Na2SO3 yang dihasilkan :

Harga Na2SO3 = 1,177785 Kg x Rp 6.716,213/Kg

= Rp 7.910,25

Profit/keuntungan = Harga produk – harga bahan baku

= (Harga produk utama + Harga produk samping) –

(Harga bahan baku)

= (Rp 7.910,25 + Rp 10.810,808) – (Rp 1.656,975 + Rp

2.485,929 + Rp 7.012,667)

= Rp 7.565,487

c. Proses Solvay Amoniak – Soda

NaCl (l) + NH3 (g) + CO2 (g) + H2O (g) → NaHCO3 (s) + NH4Cl (s)

BM : 58,44 17 44 18 84 53,491

Produk yang terbentuk pada reaksi diatas adalah amonium klorida (NH4Cl)

Jika pada reaksi tersebut amonium klorida yang terbentuk sebanyak 1 Kg,

maka :

20

Mol NH4Cl yang terbentuk = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝐵𝑀

= 1 𝐾𝑔

53,491 𝐾𝑔/𝐾𝑚𝑜𝑙

= 0,018695 Kmol

Berdasarkan perbandingan stoikiometri, maka :

Mol NaCl bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa NaCl yang bereaksi = Mol NaCl x BM

= 0,018695 Kmol x 58,44 Kg/Kmol

= 1,0925 Kg

Mol CO2 yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa CO2 yang bereaksi = Mol CO2 x BM

= 0,018695 Kmol x 44 Kg/Kmol

= 0,82258 Kg

Mol NH3 yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa NH3 yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,018695 Kmol x 17 Kg/Kmol

= 0,317815 Kg

Mol H2O yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa H2O yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,018695 Kmol x 18 Kg/Kmol

21

= 0,33651 Kg

Produk samping yang diperoleh yaitu natrium bikarbonat (NaHCO3),

maka:

Mol NaHCO3 = mol NH4Cl terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa NaHCO3 = 0,018695 Kmol x 84 Kg/Kmol

= 1,57038 Kg

Volume NaHCO3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠

= 1,57038 Kg

2,2 𝐾𝑔/𝐿

= 0,7138 L

Tabel 2.3. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 3

Senyawa Harga (Rp)

CO2 -

NH3 5.213,647/Kg

H2O -

NaCl 6.418,917/Kg

NH4Cl 10.810,808/Kg

NaHCO3 3.756,75/Kg

Sumber : http://www.ICIS.com 01 November 2017

* Kurs 1 USD = Rp 13.513,51

Jadi berdasarkan Tabel 2.3. untuk menghasilkan 1 Kg amonium klorida

dibutuhkan biaya bahan baku sebesar:

NH3 = 0,317815 Kg x Rp 5.213,647/Kg

= Rp 1.656,975

NaCl = 1,0925 Kg x Rp 6.418,917/Kg

= Rp 7.012,667

22

Sedangkan untuk produk samping berupa NaHCO3 yang dihasilkan :

Harga NaHCO3 = 1,57038 Kg x Rp 3.756,75/Kg

= Rp 7.469,90

Profit/keuntungan = Harga produk – harga bahan baku

= (Harga produk utama + Harga produk samping) –

(Harga bahan baku)

= (Rp 5.899,52 + Rp 10.810,808) – (Rp 1.656,975 +

Rp 7.012,667)

= Rp 8.040,686

d. Proses Amoniak – Asam Klorida

NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)

BM : 17 36,46 53,491

Produk yang terbentuk pada reaksi diatas adalah amonium klorida (NH4Cl)

Jika pada reaksi tersebut amonium klorida yang terbentuk sebanyak 1 Kg,

maka :

Mol NH4Cl yang terbentuk = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝐵𝑀

= 1 𝐾𝑔

53,491 𝐾𝑔/𝐾𝑚𝑜𝑙

= 0,018695 Kmol

Berdasarkan perbandingan stoikiometri, maka :

Mol NH3 yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

23

Massa NH3 yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,018695 Kmol x 17 Kg/Kmol

= 0,317815 Kg

Mol HCl yang bereaksi = mol NH4Cl yang terbentuk

= 0,018695 Kmol

Massa HCl yang bereaksi = Mol NH3 x BM

= 0,018695 Kmol x 36,46 Kg/Kmol

= 0,6816 Kg

Volume HCl = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠

= 0,6816 Kg

1,49 𝐾𝑔/𝐿

= 0,457 L

Tabel 2.4. Harga Senyawa Bahan Baku dan Produk Proses 4

Senyawa Harga (Rp)

NH3 5.213,647/Kg

HCl 1.154,459/L

NH4Cl 10.810,808/Kg

Sumber : http://www.ICIS.com 01 November 2017

* Kurs 1 USD = Rp 13.513,51

Jadi berdasarkan Tabel 2.4. untuk menghasilkan 1 Kg amonium klorida

dibutuhkan biaya bahan baku sebesar:

NH3 = 0,317815 Kg x Rp 5.213,647/Kg

= Rp 1.656,975

HCl = 0,457 L x Rp 1.154,459/L

= Rp 5.27,587

24

Profit/keuntungan = Harga produk – harga bahan baku

= (Harga produk utama) – (Harga bahan baku)

= (Rp 10.810,808) – (Rp 1.656,975 + Rp 527,587)

= Rp 8.626,246

Berdasarkan tinjauan ekonomi dan proses pembuatan amoinum klorida,

maka dipilih proses pembuatan amonium klorida dengan proses netralisasi

antara amoniak dan asam klorida.

2.3. Kelayakan Teknis

A. Tinjauan Termodinamika

Jika proses ditinjau dari panas reaksinya, yaitu dengan cara memperhitungkan

nilai energi bebas gibs (kondisi reaksi) (∆GR) dan panas reaksi pembentukan

(kondisi reaksi) (∆HR).

∆𝐻𝑅 = ∆𝐻𝑓 + ∫ ∆𝐶𝑝. 𝑑𝑇

𝑇

𝑇0

∆𝐺𝑅 = ∆𝐻𝑓 −𝑇

𝑇0(∆𝐻𝑓 − ∆𝐺0) + 𝑅 ∫

∆𝐶𝑝

𝑅𝑑𝑇 − 𝑅𝑇 ∫

∆𝐶𝑝

𝑅

𝑑𝑇

𝑇

𝑇

𝑇0

𝑇

𝑇0

Diketahui pada suhu 25oC, nilai energi bebas gibs standar (∆Go) dan panas

reaksi pembentukan standar (∆Hof) dari masing-masing senyawa yang terlibat

pada reaksi netralisasi amoniak dan asam klorida dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

25

Tabel 2.5. Nilai ∆Hof dan ∆Go Proses Pembuatan NH4Cl

Senyawa ∆Hof (kcal/mol) ∆Go (kcal/mol)

NH3 -10,96 -3,91

HCl -22,063 -22,73

NH4Cl -75,23 -48,54

(Sumber : Perry'. Ed. 8th hal. 231-233, Kots, Treichel, & Weaver, 2006)

ΔH menunjukkan panas reaksi yang dihasilkan selama proses berlangsungnya

reaksi kimia. Besar atau kecil nilai ΔH tersebut menunjukkan jumlah energi

yang dibutuhkan maupun dihasilkan. ΔH bernilai positif (+) menunjukkan

bahwa reaksi tersebut membutuhkan panas untuk berlangsungnya reaksi

sehingga semakin besar ΔH maka semakin besar juga energi yang dibutuhkan.

Sedangkan ΔH bernilai negatif (-) menunujukkan bahwa reaksi tersebut

menghasilkan panas selama proses berlangsungnya reaksi.

Sedangkan ΔGo menunjukkan spontan atau tidak spontannya suatu reaksi

kimia. ΔGo bernilai positif (+) menunjukkan bahwa reaksi tidak dapat

berlangsung secara spontan, sehingga dibutuhkan energi tambahan dari luar.

Sedangkan ΔGo bernilai negatif (-) menunjukkan bahwa reaksi tersebut dapat

berlangsung secara spontan dan hanya membutuhkan sedikit energi. Oleh

karena itu semakin kecil atau negatif ΔGo maka reaksi tersebut akan semakin

baik karena untuk berlangsung spontan energi yang dibutuhkan semakin

kecil.

Reaksi yang terjadi:

NH3 (g) + HCl (aq) → NH4Cl (aq)

Menghitung nilai ∆HReaksi:

26

∆HoReaksi = ∑ ∆Ho

f Produk - ∑ ∆Hof Reaktan

= ∆Hof NH4Cl – (∆Ho

f NH3 + ∆Hof HCl)

= -75,23 – (-10,96 + (-22,063)

= -42,207 kcal/mol

Sedangkan untuk menghitung nilai ∆Goreaksi sebagai berikut:

∆GoReaksi = ∑ ∆Go Produk - ∑ ∆Go Reaktan

= ∆Go NH4Cl - (∆Go NH3 + ∆Go HCl)

= -48,54 – (-3,91 + (-22,73))

= -21,9 kcal/mol

Pada proses netralisasi amoniak dan asam klorida tersebut mempunyai nilai

∆GoReaksi < 0, menunjukkan bahwa reaksi pembentukan amonium klorida

dapat berlangsung spontan dengan konsumsi energi kecil. Serta ∆HoReaksi

dengan bahan baku amoniak dan asam klorida bernilai kecil sehingga

konsumsi energi yang dibutuhkanpun akan sedikit dan bernilai negatif

menunjukkan bahwa rekasi bersifat eksotermis (mengeluarkan panas) (Smith,

2001).

B. Tinjauan Kinetika

Berdasarkan data kinetika dari penelitian Behera & Sharma (2012),

didapatkan nilai konstanta kecepatan reaksi untuk pembentukan NH4Cl dari

amoniak dan asam klorida adalah 2 , 4 x 1 0 5 m3/(mmol.detik) atau 8,64 x

102 m3/(kmol.jam), pada suhu 95oC (298,15 K) dan tekanan atmosfer

(1 atm).

27

2.4. Uraian Proses

Berdasarkan United Stated Patent No. 2591067 tahun 1952 dan United Stated

Patent No. 2133513 tahun 1938, Proses pembuatan amonium klorida dari

bahan baku amoniak dan asam klorida terbagi menjadi 4 tahap yaitu:

1. Persiapan Bahan Baku dan Proses Penguapan

2. Reaksi Netralisasi

3. Kristalisasi

4. Pengemasan Produk

1. Persiapan Bahan Baku dan Proses Penguapan

Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi amonium klorida

(NH4Cl) adalah amoniak (NH3) dan asam klorida (HCl). Bahan baku asam

klorida (HCl) diperoleh dari PT. Asahimas Chemical yang disimpan di

dalam tangki penyimpanan (30oC, 1 atm) dialirkan menuju heater (HE-

102) untuk dipanaskan hingga suhu 95oC tekanan 1 atm untuk dijadikan

sebagai umpan reaktor.

Sedangkan bahan baku amoniak diperoleh dari PT. Pupuk Sriwidjaja, dari

tangki penyimpanan yang disimpan pada suhu 30oC, tekanan 11,75 atm

pada fase cair, diekspansikan sehingga tekanannya turun menjadi 1 atm.

kemudian dialirkan menunju heater (HE-101) untuk dipanaskan hingga

suhu 95oC.

28

2. Reaksi Netralisasi

Asam klorida dan amoniak masing-masing dialirkan meuju reactor (RE-201)

untuk direaksikan pada suhu 95oC dan tekanan 1 atm. Produk keluar dari

reactor mengandung sisa gas amoniak dengan impuritis air. Produk reactor

(RE-201) masih mengandung gas amoniak sisa reaksi yang akan direcycle

kembali menjadi umpan reactor, sehingga harus dipisahkan menggunakan

separator (SP-301). Larutan keluaran separator (SP-301) masih mengandung

air sehingga harus diuapkan dengan menggunakan evaporator (EV-301/302)

untuk mengurangi kadar air yang selanjutnya akan dikristalkan.

3. Kristalisasi

Keluar dari evaporator (EV-301/302), larutan tersebut dialirkan menuju

crystallizer (CR-301) untuk dikristalkan. Larutan tersebut dikristalkan pada

suhu 35oC. Kristalisasi dilakukan secara kontinyu dengan ukuran kristal yang

diinginkan berukuran 200 µm. Produk kristal yang bercampur dengan mother

liquor selanjutnya dilairkan menuju centrifuge (CE-301) untuk memisahkan

kristal dengan mother liquor-nya pada suhu 35oC.

Mother liquor direcycle menuju crystallizer (CR-301), tetapi diuapkan airnya

terlebih dahulu dengan menggunakan evaporator (EV-301/302). Sedangkan

kristal basah dialirkan menuju rotary dryer (RD-501) untuk dikeringkan

hingga kadar air kristal mencapai 0,5%.

29

4. Pengemasan Produk

Kristal kering dari rotary dryer (RD-301) dialirkan ke unit pengantongan

dengan menggunakan screw conveyor lalu dikemas dalam plastik woven

dengan berat 25 Kg dan disimpan dalam gudang produk (GP-401).

30

Gambar 2.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Amonium Klorida

III. SPESIFIKASI BAHAN BAKU DAN PRODUK

3.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

A. Spesifikasi Bahan Baku

Spesifikasi Ammonia (NH3)

Bentuk : Cair (30oC, Tekanan 11,75 atm)

Warna : Tidak berwarna

Kadar NH3 : minimal 99,5% (w/w)

Kadar Air (H2O) : maksimal 0,5% (w/w)

(PT Pupuk Sriwidjaja, 2016)

Spesifikasi Hidrogen klorida (HCl)

Bentuk : Cair (30oC tekanan 1 atm)

Warna : Tidak berwarna

Kadar HCl : minimal 33% (w/w)

Kadar Air (H2O) : maksimal 67% (w/w)

(PT Asahimas Chemical, 2016)

32

B. Spesifikasi Produk

Spesifikasi Ammonium klorida (NH4Cl)

Bentuk : padat

Warna : putih

Kadar NH4Cl : minimal 99,5% (w/w)

Kadar H2O : maksimal 0,5% (w/w)

(Spectrum Chemical MFG Corp., 2016)

3.2. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk

A. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku

1. Ammonia

Rumus kimia : NH3

Berat Molekul : 17,03 gr/mol

Densitas (25oC) : 600,604 kg/m3

Titik leleh : -77,7oC

Titik didih : -33oC (1 atm)

Tekanan uap : 400 mmHg (-45,4oC)

Temperatur kritis : 133oC

Warna : tidak berwarna

Entalpi pembentukan standar (∆Hof) : -46,11 kJ/mol

Energi Gibbs (∆G) : -16,4 kJ/mol (gas)

Kelarutan dalam air : 89,9% pada 0oC

7,4% pada 96 oC

33

Kelarutan dalam organic solvent :

- 14,8% pada 20oC dalam 95% etil alkohol

- Larut dalam etil eter

(Poling, Thomson, Friend, Rowley, & Wilding, 2006)

2. Hidrogen Klorida

Rumus kimia : HCl

Berat Molekul : 36,5 gr/mol

Densitas (25oC) : 796 kg/m3

Titik leleh : -74 oC

Titik didih : 81,5oC (1 atm)

Suhu Kritis : 292,85oC

Tekanan Kritis : 83,56 bar

Entalpi pembentukan standar (∆Hof) : -92,3 kJ/mol

Energi Gibbs (∆G) : -95,30 kJ/mol (gas)

Warna : tidak berwarna

Kelarutan dalam air : sangat larut

(Poling et al., 2006)

B. Sifat Fisika dan Kimia Produk Ammonium klorida

Rumus Kimia : NH4Cl

Berat Molekul : 53,49 gr/mol

Titik didih : 520oC

Titik sublimasi : 338oC

Wujud : padat

34

Warna : putih

Kelarutan dalam air :

- 29,4 gr/100 gr pada 0°C

- 45,8 gr/100 gr pada 40°C

- 77,3 gr/100 gr pada 100°C

Entalpi pembentukan standar (∆Hof) : -314,43 kJ/mol

Entalpi molar standar (∆Hs) : 94,56 J/mol.K

Energi Gibbs (∆G) : -203,08 kJ/mol

Densitas : 1,53 g/cm3 pada 25°C

Tidak larut dalam eter dan aseton.

Larut dalam air dan NH3 liquid.

(Patnaik, 2002)

X. KESIMPULAN DAN SARAN

10.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis pra-rancangan pabrik amonium klorida dari

amoniak dan asam klorida dengan kapasitas produksi 30.000 ton/tahun

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Ditinjau dari segi pengadaan bahan baku, transportasi, pemasaran, dan

lingkungan, maka pabrik ini direncanakan berdiri di daerah Banyuasin,

Propinsi Sumatera Selatan.

2. Berdasarkan hasil analisis teknis dan ekonomi, maka pabrik ini layak

untuk didirikan dengan hasil perhitungan analisis ekonomi sebagai

berikut:

a. Percent return on investment (ROI) sebelum pajak yaitu 28,39% dan

sesudah pajak yaitu 22,71%.

b. Pay out time (POT) sebelum pajak adalah 1,89 tahun dan 2,26 tahun

setelah pajak

c. Break even point (BEP) sebesar 44,77%, dimana syarat umum pabrik

di Indonesia adalah 30 – 60 % kapasitas produksi untuk pabrik

beresiko tinggi. Nilai shut down point (SDP) sebesar 20,53%, yaitu

dengan batasan kapasitas produksi tersebut pabrik harus berhenti

berproduksi karena jika beroperasi dibawah nilai SDP maka pabrik

akan mengalami kerugian.

164

d. Discounted cash flow rate of return (DCF) sebesar 36,26%, nilai

DCF tersebut lebih besar daripada suku bunga bank sekarang

sehingga investor akan lebih memilih untuk berinvestasi ke pabrik

ini amonium klorida dibandingkan ke bank

10.2. Saran

Pabrik amonium klorida dari amoniak dan asam klorida dengan kapasitas

produksi 30.000 ton/tahun per tahun sebaiknya dikaji lebih lanjut baik dari

segi proses maupun ekonominya sebelum didirikan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2017. Dipetik 2017, dari bps.go.id.

Anonimous. 2018,. Dipetik Januari, 2018, dari www.bi.go.id.

Anonimous. 2018. Dipetik Mei 2018, dari Google Maps.

Bachus, L., & A, C. 2003. Know and Understand Centrifugal Pumps. Oxford :

UK: Bachus Company, Inc.

Banchero, J. T., & Walter, L. B. 1955. Introduction to Chemical Engineering.

New York: McGraw-Hill.

Behera, S.N. & Sharma, M., 2012. Transformation of Atmospheric Ammonia

and Acid Gases into Components of PM2.5 : An Environmental

Chamber Study. Environmental Science and Pollution Research.

Beychok, M., 2011. Flash Evaporation. , h.1–3. Available at:

https://chemengineering.wikispaces.com/Flash+evaporation [Diakses

Desember 1, 2018].

Blackmer A Dover Company, 2009. Alternative Ammonia Transport

Solution.World Pump.

Bohr, W.J., 2010. Cavitation-Causing Vapor Bubles will form in Any

Liquefied Gas Pumping Application : The Key to Limiting Their

Harmful Effect is Controlling Their Size & Number. Conquering the

Cavitation Conundrum

Brown, G. G. 1950. Unit Operation 6th Edition. New Jersey: Willey & Sons, Inc.

Publisher.

Brownell, L. E., & Young, E. H. 1969. Process Equipment Design 1st Edition.

New York: John Willey & Sons, Inc.

Cabe, M. 1985. Unit Operation of Chemical Engineering 4th Edition Vol. 2. New

York: McGraw-Hill.

Countess, R.J. & Heicklen, J., 1973. Kinetics of Particle Growth. II. Kinetics of

the Reaction of Ammonia with Hydrogen Chloride and the Growth of

Particle Ammonium Chloride. The Journal of Physical Chemistry.

Couper, J.R., Hertz, D.W. & Smith, L.F., 2008. Process Economics. In

Perry’s Chemical Engineers' Handbook. New York: McGraw-Hill Book

Company.

Corporation, M. 2014. Sparging/Gas Liquid Contacting : Design Guide & Part

Selection. Farmington.

Fogler, H. S. 1999. Element of Chemical Reaction Engineering 4th Edition. New

Jersey: Prentice Hall Professional Technical Reference.

Geankoplis, C. J. 1993. Transport Processes and Unit Operations 3rd Edition.

New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Google Map. 2018. Area Sungai Musi Banyuasin – Sumatera Selatan. Diakses

pada 16 April 2018.

Heath, S.B., 1935. Process of Making Ammonium Chloride.

Hignett, T.P., 1985. Fertilizer Manual, Alabama, United States of

America: Springer Sciience Business Media.

Hill, C.G.J., 1977. An Introduction to Chemical Engineering Kinetics &

Reator Design, Canada: John Wiley & Sons, Inc.

Himmelblau, D. M., & Riggs, J. B. 1996. Basic Principle and Calculation in

Chemical Engineering. Ney Jersey: Prentice Hall International Series.

Holman, J. P. 2002. Heat Transfer 9th Edition. New York: McGraw-Hill.

Hougen, O. A. 1960. Chemical Process Principles. New York: Jhon Wiley &

Sons, Inc.

Jones, A. 2002. Crystallization Process System 1st Edition. Butterworth-

Heinemann.

Joshi, M. V., & Mahajani, V. V. 2000. Process Equipment Design 3rd Editon.

Macmillan India Limited.

Kern, D. Q. 1965. Process Heat Transfer. Tokyo: McGraw-Hill International

Book Company.

Kestin, J. K., & Correia, R. J. 1981. Tables of Dynamic and Kinematic Viscosity

of Aqueous. Brown University: RI : 02912.

King, M. J., Davenport, W. G., & Moats, M. S. 2013. Sulfuric Acid Manufacture

Analysis, Control, and Optimization. San Diego: Elsevier.

Levenspiel, O. 1999. Chemical Reaction Engineering 3rd Edition. New York:

Jhon Wiley & Sons.

McKetta, J. J., & A, C. W. 1978. Encyclopedia of Chemical Processing and

Design Vol. 1. New York: Marcel Decker Inc.

Mullin, J. W. 2001. Crystallization 4th Edition. London: Reed Educational and

Professional Publishing Ltd.

Nostrand, V. 2005. Van Nostrand's Encyclopedia of Chemistry 5th Edition. New

Jersey: A. Jhon Willey & Sons, Inc., Publication.

Patnaik, P., 2002. Handbook of Inorganic Chemicals, Burlington, New

Jersey: McGraw-Hill.

Perry, R. H. 1997. Perry's Chemical Engineering' Handbook 7th. New York:

McGraw-Hill.

Peters, M. S., & Timmerhaus, K. D. 1991. Plant Design and Economics For

Chemical Engineers 4th Edition. Colorado: McGraw-Hill.

Poling, B.E. et al., 2006. Physical and Chemical Data. In Perry’s

Chemical Engineers' Handbook's Chemical Engineers' Handbook.

McGraw-Hill.

Rase, H. F., & R., H. J. 1977. Chemical Reactor Design for Process Plant, Vol. 1

: Principles and Techniques. New York: Jhon Wiley & Sons, Inc.

Rousseau, R. W. 1987. Handbook of Separation Process Technology. New York:

Jhon Wiley & Sons, Inc.

Spectrum Chemical MFG Corp., 2016. Ammonium Chloride, Granular, FCC.

Speight, J.G., 2002. Chemical and Process Design Handbook I., McGraw-

Hill.

Sinnott, R. K. 2005. Chemical Engineering Design 4th Edition Volume 6.

Swensea: Elsevier Butterworth-Heinemenn.

Smith, J. M., Van Ness, H. C., & Abbott, M. M. 2001. Chemical Engineering

Thermodynamics 6th Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Treybal, R. E. 1980. Mass-Transfer Operations. New York: McGraw-Hill Book

Company.

Ulrich, G. D. 1984. A Guide To Chemical Engineering Process Design and

Economics. New York: Jhon Willey & Sons, Inc.

Walas, S. M. 1990. Chemical Process Equipment Selection and Design. Kansas:

Buterworth-Heinemann.

Yaws, C. Y. 1996. Handbook of Thermodynamic Diagrams Vol. 4. Houston,

Texas: Guf Publishing Company.

Zapp, K.H. et al., 2012. Ammonium Compounds. In Ullmann’s Encyclopedia

of Industrial Chemistry. Wiley-VCH Verlag GmbH & Co.

www.icis.com., Diakses pada Oktober 2017