13
Q.S ALI-IMRAN : 185 - 186 Mutiara Adysti Sabrina n.h. Syifa Rana Wibowo Tharra ayuriany

Presentasi Ali Imran 185

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presentasi Ali Imran 185

Q.S ALI-IMRAN : 185 - 186

Muti ara AdystiSabrina n.h.Syifa Rana WibowoTharra ayuriany

Page 2: Presentasi Ali Imran 185

Q.S. ALI IMRAH 185

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”

Page 3: Presentasi Ali Imran 185

MAKNA Q.S. ALI IMRAH 185

Kematian adalah sebuah kepastian.Kematian bukanlah akhir dari segalanya karena setiap hamba hanyalah musafir yang akan kembali ke negerinya yang hakiki dan abadi yaitu akhirat.Hamba yang sukses adalah mereka yang diselamatkan dari api Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan rahmat dan keutamaan dari-NyaHamba yang merugi adalah mereka yang tertipu dengan dunia dan kenikmatan-kenikmatan semu yang ada di dalamnya, sehingga melupakannya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Page 4: Presentasi Ali Imran 185

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata, ‘Aku pernah menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi

wasallam sebagai orang ke sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya

berkata, “Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang

paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling

siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi

(mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.”

(HR. Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri)

Page 5: Presentasi Ali Imran 185

Faktor-Faktor Pendorong Mengingat Kematian

Ziarah kubur. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,“Berziarah kuburlah kamu, sebab ia dapat mengingatkanmu akan akhirat.” (HR. Ahmad dan Abu Daud, dishahihkan Syaikh Al-Albani)

Melihat mayat ketika dimandikan. Menyaksikan orang-orang yang tengah sekarat dan menalqinkan mereka dengan

kalimat syahadat. Mengiringi jenazah, shalat atasnya serta menghadiri penguburannya.

Membaca Al-Qur’an, terutama ayat-ayat yang mengingatkan akan kematian dan sakratul maut seperti ayat 19 surat Qaaf.

Uban dan Penyakit. Kedua hal ini merupakan utusan malaikat maut kepada para hamba.

Fenomena alam yang dijadikan Allah ubhanahu wata’ala untuk mengingatkan para hamba akan kematian seperti gempa, gunung meletus, banjir, badai dan sebagainya.

Membaca berita-berita tentang umat-umat masa lalu yang telah dibinasakan oleh maut.

Page 6: Presentasi Ali Imran 185

10 Hikmah mengingat kematian

Mendorong diri untuk bersiap-siap menghadapi kematian sebelum datangnya. Memperpendek angan-angan untuk berlama-lama tinggal di dunia yang fana ini,

karena panjang angan-angan merupakan sebab paling besar lahirnya kelalaian. Menjauhkan diri dari cinta dunia dan rela dengan yang sedikit. Menyugesti keinginan pada akhirat dan mengajak untuk berbuat ta’at. Meringankan seorang hamba dalam menghadapi cobaan dunia. Mencegah kerakusan dan ketamak-an terhadap kenikmatan duniawi. Mendorong untuk bertaubat dan mengevaluasi kesalahan masa lalu. Melunakkan hati, memotivasi keinginan mempelajari agama dan mengusir

keinginan hawa nafsu. Mengajak bersikap rendah hati (tawadhu’), tidak sombong, dan berlaku zhalim. Mendorong sikap toleransi, me-ma’afkan teman dan menerima alasan orang lain.

Page 7: Presentasi Ali Imran 185

Q.S. ALI IMRAN 186

“Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.”

Page 8: Presentasi Ali Imran 185

ASBABUN NUZUL Q.S. ALI-IMRAN 186

• Imâm Abû Dâwud meriwayatkan dalam Sunan Abî Dâwudnya (3/114):“Muhammad bin Yahya bin Faris telah bercerita kepada kami (Abû Dâwud) bahwa: “Al-Hakam bin Nâfi’ telah bercerita kepada mereka (Muhammad bin Yahya bin Faris), katanya (Muhammad bin Yahya bin Faris): “Syu’aib telah mengabarkan kepada kami (Muhammad bin Yahya bin Faris) dari az-Zuhrî dari ‘Abdurrahman bin ‘Abdullâh bin Ka’b bin Mâlik dari ayahnya, dan beliau termasuk salah satu dari tiga orang yang diberi taubat. Sementara Ka’b bin al-Asyraf selalu menyerang Nabi SAW dan menghasut orang-orang Kafir Quraisy. Ketika Nabi SAW tiba di Madinah, penduduknya beragam, ada yang Muslim, Musyrikin penyembah berhala dan Yahudi. Mereka (Musyrikin penyembah berhala dan orang-orang Yahudi penduduk Madinah) selalu menyakiti Nabi SAW dan para Sahabatnya. Maka Allah SWT memerintahkan Nabi-Nya agar bersabar dan memaafkan mereka (Musyrikin menurunkan surat Ali-Imran ayat 186.

Page 9: Presentasi Ali Imran 185

MAKNA Q.S. ALI-IMRAN 186• pada ayat ini Allah menerangkan sunnatullah yang berlaku bagi para pengikut nabi, bagi

para pengikut kebenaran yaitu bagi orang-orang beriman, bahwa mereka akan diuji dengan berbagai ujian. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan siapa yang benar-benar beriman dan tabah dalam menghadapi ujian tersebut. Sehingga mereka berhak mendapatkan balasan dari Allah.

• Allah SWT memberitahukan kepada kita bahwa kita pasti tidak lepas dari ujian dan cobaan dalam kehidupan ini. Allah memberitahukan hal ini agar kita mempunyai persiapan untuk menghadapinya. Ujian tersebut bisa berkenaan dengan:

1. Masalah harta, misalnya kekayaan, apakah kita mau bersedekah atau menolong orang lain dengan harta kita; ataupun kemiskinan, sabar atau tidak dengan kemiskinan tersebut, atau justru malah berusaha dengan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kekayaan?

2. Jiwa, seperti sakit, atau bahkan kematian3. Gangguan dari ahli kitab sebelum kita (Yahudi dan Nashrani) dan orang-orang musyrik,

baik berupa perkataan yang menyakitkan, isu-isu yang tidak mengenakkan, atau propaganda hitam, dll. Namun apabila kita mampu bersabar dan bertakwa maka dua hal ini termasuk perkara yang patut diutamakan. Dua hal ini merupakan kunci sukses kita dalam menapaki kehidupan ini.

Page 10: Presentasi Ali Imran 185

HIKMAH Q.S. ALI-IMRAN 186• Seseorang apabila disuruh memilih antara ujian harta dengan ujian

jiwa, tentu akan memilih ujian dalam masalah harta, karena harta hilang bisa dicari lagi, sedangkan nyawa hilang tidak bisa dicari lagi. Namun bagi orang mukmin sejati harta dan jiwa baginya tidaklah ada apa-apanya dibanding agama dan keyakinannya yang harus dipertahankan. Dan sudah merupakan sunnatullah, bahwa orang beriman akan diuji mengenai agamanya. Ujian inilah yang paling berat dibanding ujian yang lain. Mukmin sejati akan mengaggap agama adalah segala-galanya, dia tidak akan rela jika agamanya dihina, tidak rela menjual imannya. Karena iman adalah kenikmatan terbesar, ia tidak bisa dijual, atau diwariskan, buktinya anak nabi Nuh tidak beriman. Rasulullah bersabda, “Dua nikmat terbesar adalah nikmat iman dan islam,” karena dua hal inilah orang bisa meraih kebahagiaan dunia dan akherat.

Page 11: Presentasi Ali Imran 185

• Menurut Ibnu Katsir: ayat ini turun di awal-awal Rasulullah dakwah di Madinah, oleh karenanya Allah menyuruh beliau untuk sabar, sampai nanti akhirnya Rasul diizinkan untuk berperang. Hal ini memberikan pelajaran bahwa, dalam melakukan sebuah tindakan, haruslah dimulai dari penataan internal, baik meliputi pendidikan karakter, mental spiritual dan kekuatan yang ada. Jadi Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukan sebuah tidakan tanpa ada perhitungan yang matang terlebih dahulu. Karena perbutan yang demikian itu akan lebih banyak membawa madharat dari pada maslahahnya kepada umat.

Page 12: Presentasi Ali Imran 185

• Sabar dan takwa harus diterapkan secara bersamaan dalam menghadapi sebuah cobaan. Karena orang yang sabar belum tentu bertaqwa. Misalnya, ada orang diuji tidak punya anak, dia sabar dan ikhtiar. Tetapi karena tidak takwa, akhirnya dalam ikhtiar tidak sesuai dengan syariat Allah. Dalam hadits disebutkan bahwa ternyata antara kekuatan iman dan kekuatan cobaan itu saling terkait, semakin imannya kuat semakin tinggi cobaannya. Dari Sa’ad, dia bertanya,wahai Rasulullah, siapa yang paling besar cobaannya? Rasul menjawab, para nabi, kemudian orang-orang berikutnya (yaitu para shahabat, para kekasih Allah, para ulama’, dst.). Maka seseorang itu diuji sesuai dengan kekuatan agamanya, kalau agamanya kuat, maka ujiannya pun berat, dan jika agamanya tipis maka dia diuji sesuai dengan agamanya, dan ujian itu akan tetap terus ada sampai seorang hamba itu berjalan di muka bumi sedangkan dia tidak mempunyai kesalahan (HR. Turmudzi).

Page 13: Presentasi Ali Imran 185

• Semestinya, dengan adanya berbagai ujian itu menjadikan otak kita semakin cerdas karena kalau berpikir yg posistif akan melahirkan tindakan yang positif. Selain itu, secara ruhiyah, dosa-dosanya akan diampui oleh Allah. Dan kuat dalam menghadapi cobaan bukan berarti bertahan dalam artian yang sifatnya negatif, tetapi dia bertahan dan mampu untuk mencari solusi yang positif. Sabar bukan berarti tidak berikhtiar. Sabar: tahu bahwa ini dari Allah, saya harus ridho, menerima, ikhtiar sesuai yang diperintahkan oleh Allah.

• Dalam ayat ini juga ada pelajaran yang perlu diperhatikan, dimana salah satu bentuk kasih sayang Allah terhadap umatnya adalah memberitahu kita bahwa nanti kita akan dicoba. Ini menjadi pelajaran bagi kita, misalkan sebagai guru, apabila hendak memberikan ujian maka diumumkan dulu, jangan tiba-tiba memberikan ujian. Karena yang demikian itu tidak akan memberikan manfaat banyak terhadap kejiwaan anak didik kita.