Upload
nasta-listi
View
4.163
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hubungan di antara laporan keuangan (Laporan Laba Rugi, Perubahan Modal, Neraca
dan Aliran Kas).
Akuntansi merupakan kegiatan jasa yang berfungsi menyediakan informasi keuangan
suatu badan usaha tertentu. Informasi ini disajikan dalam laporan keuangan yang terdiri dari
neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, laporan perubahan posisi keuangan serta
catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.
Berdasar pada PSAK 1 (Revisi 2009), komponen laporan keuangan lengkap
mengalami perubahan dari yang tadinya hanya mencakup lima item, sekarang mencakup
enam item. Berdasar PSAK 1 (Revisi 1998), komponen laporan keuangan lengkap meliputi:
1. neraca,
2. laporan laba rugi,
3. laporan perubahan ekuitas,
4. laporan arus kas, dan
5. catatan atas laporan keuangan.
Sedangkan menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang disahkan pada tanggal 15
Desember 2009 dan mulai yang efektif berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada
atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi
komponen-komponen berikut ini :
1. laporan posisi keuangan pada akhir periode
2. laporan laba rugi komprehensif selama periode
3. laporan perubahan ekuitas selama periode
4. laporan arus kas selama periode
1
5. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
6. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Jika kita bandingkan antara PSAK 1 (Revisi 1998) dengan PSAK No. 1 (Revisi
2009), terkait komponen laporan keuangan, maka terdapat dua perbedaan utama yaitu:
1. perubahan pada laporan laba rugi, dimana sebelumnya hanya mensyaratkan laporan
laba rugi, sekarang harus menyajikan laporan laba rugi komprehensif
2. PSAK 1 (Revisi 1998) tidak mensyaratkan adanya laporan posisi keuangan pada awal
periode komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
Perlu ditekankan bahwa antara laporan laba rugi dengan laporan laba rugi
komprehensif memiliki perbedaan. Laporan laba rugi adalah total pendapatan dikurangi
beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif lain. Sedangkan
laporan laba rugi komprehensif termasuk didalamnya laporan laba rugi dan pendapatan
komprehensif. Pendapatan komprehensif mencakup (paragraf 7):
1. perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (Revisi 2007): Aset Tetap dan
PSAK 19 (Revisi 2009): Aset Tidak Berwujud)
2. keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai
dengan PSAK 24: Imbalan Kerja
3. keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (lihat PSAK 10 (Revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar
Valuta Asing)
4. keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) :
Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran)
5. bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (Revisi 2006) : Instrumen Keuangan :
Pengakuan dan Pengukuran
2
Penyajian Laporan Keuangan
Penyajian laporan keuangan yang dituangkan dalam PSAK No.1 merupakan adopsi
dari IAS 1 Presentation of Financial Statements (2009). Terdapat beberapa perbedaan
berdasar PSAK 1 (Revisi 2009) dengan PSAK 1 (Revisi 1998). Beberapa perbedaan terkait
penyajian laporan keuangan di antaranya:
1. Dalam paragraf 9 PSAK 1 (Revisi 2009), laporan keuangan menyajikan
beberapa informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas,
pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan
distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, serta arus kas
sedangkan menurut PSAK 1 (1998), informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan meliputi: aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan beban, serta arus
kas.
2. PSAK 1 (Revisi 2009) tidak mengatur kapan entitas sebaiknya mengeluarkan
laporan keuangan, sedangkan PSAK 1 (1998) mengatur bahwa entitas
sebaiknya mengeluarkan laporan keuangan paling lama 4 bulan setelah
tanggal neraca.
3. Paragraf 84 PSAK 1 (Revisi 2009) tidak memperkenankan penyajian “pos luar
biasa” dalam laporan laba rugi komprehensif (akan dibahas spada bagian
berikutnya).
4. Dalam paragraf 78 PSAK 1 (Revisi 2009) mensyaratkan bahwa seluruh pos
penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode dapat disajikan dengan
dengan memilih salah satu format berikut:
Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau
Dalam bentuk dua laporan, yaitu:
i. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah), dan
ii. Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen
pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif).
3
Neraca
Juga disebut laporan posisi keuangan, bisa diibaratkan sebagai foto (baias disebut
snapshot) dari suatu perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan keuangan yang satu
ini terdiri dari daftar sumber daya kuantitatif yang dipergunakan oleh perusahaan untuk
beroperasi. Di sisi lainnya, laporan ini juga mengandung daftar klaim terhadap sumber daya
tersebut yang diwakili oleh kreditur dan pemilik.
Dalam bentuk laporan pernyataan, sumber daya kuantitatif disebut aktiva (asset),
diikuti dengan klaim kreditur dan pemilik. Dalam bentuk rekening pernyataan, aset biasanya
disajikan di sebelah kiri dan yang mengklaim aset di sisi kanan dari pernyataan itu.
Satu hubungan penting dalam sebuah neraca adalah bahwa klaim terhadap asset selalu
sama (seimbangan) persis dengan jumlah aset yang disajikan. Itulah sebabnya mengapa
Neraca juga disebut dengan ‘Balance Sheet’.
1. Laporan Laba Rugi.
Melanjutkan analogi neraca sebagai foto statis dari suatu perusahaan pada titik waktu
tertentu, laporan laba rugi kemudian dapat digambarkan sebagai sebuah film bergerak yang
mengidentifikasi dimensi-dimensi tertentu dari perusahaan selama periode waktu. Laporan
laba rugi didasari oleh prinsip akuntansi yang disebut ‘prinsip kecocokan (the matching
principle)’.
Pendapatan biasanya dapat dengan mudah dikaitkan dengan aktivitas usaha secara
spesifik yang berhubungan dalam periode waktu tertentu.
Setelah pendapatan untuk jangka waktu telah diidentifikasi, akuntan kemudian
mencoba untuk menelisik dan mengkaitkan pendapatan dengan semua biaya yang
berhubungan dengan (1) periode waktu yang sama dan/atau (2) proses pembentukan
pendapatan tertentu. Jumlah ini kemudian “dicocokkan (matched),” maksudnya biaya
dikurangkan dari pendapatan—untuk menentukan hasil operasi untuk periode tersebut.
Hasilnya disebut ‘laba bersih’ jika pendapatan melebihi biaya, dan disebut ‘rugi bersih’ jika
biaya-biaya melebihi pendapatan.
4
2. Pernyataan Perubahan Modal
Juga disebut dengan pernyataan ‘Ekuitas Pemegang Saham’. Sebuah pengungkapan
yang diperlukan dalam satu set lengkap laporan keuangan korporasi adalah identifikasi dari
perubahan modal (ekuitas) dalam angka-angka dan jumlah saham. Seperti laporan laba rugi,
laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) mencakup periode waktu pada titik
waktu tertentu.
Di kolom utama dari ekuitas pemegang saham ‘ terdiri dari: kontribusi ekuitas saham
pilihan, saham biasa, dan tambahan modal disetor dan laba ditahan. Pernyataan ini dimulai
dengan saldo pada akhir periode sebelumnya. Baris dalam pernyataan menunjukkan kegiatan
yang mengakibatkan perubahan dalam kategori utama dari ekuitas pemegang saham dari
saham biasa, laba bersih, dan dividen. Laba bersih dan dividen hanya mempengaruhi laba
ditahan. Laba bersih meningkatkan saldo laba ditahan, dan dividen mengurangi
keseimbangan itu.
3. Laporan Arus Kas –
Kegunaan Informasi Arus Kas
Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas
dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi
perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian
terhadap keadaan dan peluang yang berubah. Informasi arus kas berguna untuk menilai
kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para
pengguna mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari
arus kas masa depan (future cash fl ows) dari berbagai entitas. Informasi tersebut juga
meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas karena dapat
meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan
peristiwa yang sama.
5
Secara umum perbedaan antara PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas
dengan PSAK 2 (1994): Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:dengan PSAK 2 (1994):
Laporan Arus Kas adalah sebagai berikut:
Perihal PSAK 2 (1994) ED PSAK 2 (Revisi 2009)
Arus kas yang berasal dari
beberapa transaksi serta
keuntungan atau kerugian
dari transaksi tersebut
Tidak diatur secara eksplisit
- Arus kas dari beberapa transaksi,
misalnya penjualan peralatan
pabrik diakui sebagai arus kas
investasi.- Arus kas dari
keuntungan atau kerugian dari
transaksi di atas diakui sebagai
arus kas operasi.
Metode tidak langsung
Penyesuaian atas laba atau
rugi termasuk berasal dari
hak minoritas dalam laba /
rugi konsolidasi.
Dihilangkan
Arus kas dari pos luar biasa
Terdapat peraturan
mengenai arus kas pos luar
biasa
Dihilangkan
Arus kas dari pelepasan
kepemilikan pada entitas
anak yang tidak
mengakibatkan hilangnya
pengendalian
Tidak ada pengaturanArus kas dari transaksi tersebut
diakui sebagai arus kas pendanaan.
6
Kas dan Setara Kas
Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits).
Sedangkan Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat
ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Setara Kas dimiliki
untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain.
Untuk memenuhi persyaratan sebagi setara kas, suatu investasi harus segera dapat
dirubah menjadi kas, dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki resiko perubahan
nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat
sebagai setara kas, hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu, misalnya tiga bukan atau
kurang sejak tanggal perolehannya.
PENYAJIAN LAPORAN ARUS KAS
Laporan arus kas melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Entitas menyajikan arus kas dari
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnisnya.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan pengguna untuk
menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan entitas serta terhadap jumlah
kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di
antara ketiga aktivitas tersebut.
Laporan arus kas menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran dalam
bentuk kas selama periode waktu tertentu sama dengan konsep waktu pada Laporan Laba
Rugi. Dalam bentuk yang paling sederhana, laporan arus kas hanya menunjukkan sumber kas
utama perusahaan dan cara perusahaan menggunakan uang tunai itu. Perubahan-perubahan
ini disajikan dengan cara merekonsiliasi perubahan kas dari awal sampai akhir periode
akuntansi. Laporan Arus Kas disajikan dalam tiga kategori: (1) arus kas dari aktivitas operasi;
(2) arus kas dari aktivitas investasi; dan (3) arus kas dari aktivitas pendanaan.
Di ujung bawah laporan, perubahan bersih kas disajikan dalam angka rekonsiliasi
untuk menunjukan saldo kas bersih antara saldo awal dengan akhir—baik itu dalam keadaan
meningkat maupun menurun. Empat laporan keuangan ini berasal dari transaksi dasar yang
7
sama dan pengukuran keuangan yang sama. Keempatnya diperlukan oleh pembaca laporan
keuangan untuk mendapatkan pemahaman lengkap, sebisa mungkin melalui media laporan
keuangan.
Mencoba untuk menunjukkan hubungan dari empat laporan keuangan ini, dalam
ilustrasi tunggal adalah pekerjaan yang mustahil. Tetapi untuk referensi ringkas, saya
mencoba manyajikannya dalam grafik tunggal (mudah-mudahan bermanfaat) khusus
beberapa hubungan penting yang mendasari empat laporan keuangan: neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham), dan pernyataan arus kas:
8
Kedelapan hubungan diidentifikasi oleh nomor dalam tanda kurung:
(1) Pendapatan dan biaya.
yang disajikan dalam laporan laba rugi, mengakibatkan perubahan dalam aktiva dan
kewajiban dalam neraca.
(2) Laba bersih
mengalir ke dalam laporan perubahan modal (ekuitas pemegang saham) dan
merupakan determinan penting dari saldo akhir periode laba ditahan.
(3) Saldo akhir akun modal (ekuitas)
memberikan kontribusi dalam laporan ekuitas sesuai dengan jumlah yang sama di
pemegang saham bagian ekuitas pada neraca.
(4) Saldo akhir dari laba ditahan
dalam laporan ekuitas sesuai dengan saldo laba ditahan pada pemegang saham
‘bagian ekuitas pada neraca.
(5) Saldo akhir kas
dalam laporan arus kas sesuai dengan jumlah uang tunai disajikan di neraca.
(6) Arus kas dari aktivitas operasi
dalam laporan arus kas mencerminkan efek kas dari transaksi-transaksi termasuk
dalam penentuan laba bersih. Rekonsiliasi laba bersih dan arus kas bersih dari aktivitas
operasi disajikan sebagai bagian dari laporan arus kas.
(7) Aktivitas investasi
dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari perubahan
dalam aset yang berakhir saldo termasuk dalam neraca.
9
(8) Pembiayaan kegiatan
dalam laporan arus kas mencerminkan arus kas positif dan negatif dari hutang dan
ekuitas transaksi pembiayaan. Akhir-dari periode saldo utang dan ekuitas disajikan dalam
neraca.
Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi
tantangan yang cukup berat bagi DSAK IAI periode 2009-2012. Implementasi program ini
akan dipersiapkan sebaik mungkin oleh IAI. Dukungan dari semua pihak agar proses
konvergensi ini dapat berjalan dengan baik tentunya sangat diharapkan.
Rosita juga menambahkan bahwa tantangan konvergensi IFRS 2012 adalah kesiapan
praktisi akuntan manajemen, akuntan publik, akademisi, regulator serta profesi pendukung
lainnya seperti aktuaris dan penilai.
Akuntan Publik diharapkan dapat segera mengupdate pengetahuannya sehubungan
dengan perubahan SAK, mengupdate SPAP dan menyesuaikan pendekatan audit yang
berbasis IFRS. Akuntan Manajemen/Perusahaan dapat mengantisipasi dengan segera
membentuk tim sukses konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan
Manajeman, melakukan gap analysis dan menyusun road map konvergensi IFRS serta
berkoordinasi dengan proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya.
Akuntan Akademisi/Universitas diharapkan dapat membentuk tim sukses konvergensi
IFRS untuk mengupdate pengetahuan Akademisi, merevisi kurikulum dan silabus serta
melakukan berbagai penelitian yang terkait serta Memberikan input/komentar terhadap ED
dan Discussion Papers yang diterbitkan oleh DSAK maupun IASB.
Regulator perlu melakukan penyesuaian regulasi yang perlu terkait dengan pelaporan
keuangan dan perpajakan serta melakukan upaya pembinaan dan supervisi terhadap profesi
yang terkait dengan pelaporan keuanganseperti penilai dan aktuaris. Asosiasi Industri diharap
dapat menyusun Pedoman Akuntansi Industri yang sesuai dengan perkembangan SAK,
membentuk forum diskusi yang secara intensif membahas berbagai isu sehubungan dengan
dampak penerapan SAK dan secara proaktif memberikan input/komentar kepada DSAK IAI.
10
Program Kerja DSAK lainnya yaitu: Mencabut PSAK yang sudah tidak relevan
karena mengadopsi IFRS; Mencabut PSAK Industri; Mereformat PSAK yang telah diadopsi
dari IFRS dan diterbitkan sebelum 2009; Melakukan kodifikasi penomoran PSAK dan
konsistensi penggunaan istilah; Mengadopsi IFRIC dan SIC per 1 January 2009; Memberikan
komentar dan masukan untuk Exposure Draft dan Discussion Paper IASB; Aktif
berpartisipasi dalam berbagai pertemuan organisasi standard setter, pembuat standar
regional/internasional; serta Menjalin kerjasama lebih efektif dengan regulator, asosiasi
industri dan universitas dalam rangka konvergensi IFRS. (sumber: Ikatan Akuntan Indonesia)
2.2 Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva,
Hutang , Modal, Pendapatan dan Biaya.
A. Harta / Aset / Aktiva
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh
perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat
mendatangkan manfaat di masa depan.
FASB mernndefenisikan aset dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC
No 6, prg. 25):
(aset adalah manfaat ekonomik masa yang akan datang yang cukup pasti yang di
proleh atau di kuasai/dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian
masa lalu).
Dalam Statement of Accounting Concepts No. 4, Australian Accounting Standards
Board (AASB) mendefenisikan asset sebagai berikut (prg, 12):
(Aset adalah sumber daya yang di kendalikan oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan yang di harapkan mengalir ke
perusahaan.
11
Dengan makna yang sama, IASC mendefenisikan aset sebagai berikut:
1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang
dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas
. batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan ,
. lain sebagainya.
2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk
mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki
perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise,
, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang
sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau
aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan
yang sah, dan lain-lain.
12
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 16 (revisi 2011): Aset Tetap dengan PSAK 16
(2007): Aset Tetap adalah sebagai berikut:
PERIHAL ED PSAK 16
(revisi 2011)
PSAK 16
(revisi 2007
Pengecualian
terhadap ruang
lingkup
Menambahkan pengecualian ruang lingkup
untuk:Aa. aset tetap diklasifikasikan sebagai
dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan
Bb. pengakuan dan pengukuran aset eksplorasi
dan evaluasi (Lihat PSAK 64: Aktivitas
Eksplorasi dan Evaluasi Pada Pertambangan
Sumber Daya Mineral)
Hanya mengatur
pengecualian ruang
lingkup untuk untuk hak
penambangan dan
reservasi tambang, seperti
minyak, gas alam, dan
sumber daya alam sejenis
yang tidak dapat
diperbarui
Ruang lingkup Tidak mengatur lagi mengenai properti
investasi yang sedang dibangun atau
dikembangkan.
Ruang lingkup mencakup
properti yang dibangun
atau dikembangkan untuk
digunakan di masa depan
sebagai properti investasi.
Hibah
Pemerintah
Tidak mengatur syarat pengakuan aset tetap
yang berasal dari hibah. Hanya mengatur nilai
tercatat aset tetap yang dapat dikurangi dari
hibah pemerintah.
Pengakuan aset tetap yang
berasal dari hibah
pemerintah mempunyai
syarat bahwa:a. entitas
telah memenuhi kondisi
atau prasyarat hibah
tersebut;
b. hibah akan diperoleh.
Aset tetap yang
tersedia untuk
dijual
Pengaturan aset tetap yang tersedia untuk dijual
dihapus karena sudah diatur dalam PSAK 58
(revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki
untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.
Mengatur perlakuan
akuntansi terhadap suatu
aset tetap yang tersedia
untuk dijual
13
Depresiasi atas
tanah
Menjelaskan bahwa pada umumnya tanah
memiliki umur ekonomis tidak terbatas
sehingga tidak disusutkan, kecuali entitas
meyakini umur ekonomis tanah
terbatas.Perlakuan akuntansi tanah yang
diperoleh dengan Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan lainnya mengacu pada ISAK 25:
Hak Atas Tanah
Perlakuan akuntansi untuk
tanah yang diperoleh
dengan Hak Guna Usaha,
Hak Guna Bangunan dan
lainnya mengacu pada
PSAK 47: Tanah.
Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi aset tetap, agar
pengguna laporan keuangan dapat memahami informasi mengenai investasi entitas di aset
tetap, dan perubahan dalam investasi tersebut. Isu utama dalam akuntansi aset tetap adalah
pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat, pembebanan penyusutan, dan rugi penurunan
nilai atas aset tetap.
Istilah – istilah yang sering digunakan dalam pernyataan dalam PSAK 16 ini adalah :
1. Aset tetap adalah aset berwujud yang:
a) dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk
direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan
b) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
1. Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan
atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang diatribusikan ke aset pada
saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain,
misalnya PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham.
2. Jumlah tercatat adalah nilai aset yang diakui setelah dikurangi akumulasi penyusutan
dan akumulasi rugi penurunan nilai.
3. Jumlah terpulihkan adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar dikurangi biaya
untuk menjual dan nilai pakainya.
4. Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan aset, atau jumlah lain yang merupakan
pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residunya.
14
5. Nilai spesifik entitas adalah nilai kini dari arus kas entitas yang diharapkan timbul
dari penggunaan aset secara berkelanjutan dan dari pelepasan aset tersebut pada akhir
umur manfaatnya atau yang diharapkan terjadi saat penyelesaian liabilitas.
6. Nilai residu aset adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah mencapai
umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya.
7. Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara
pihak-pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu
transaksi dengan wajar.
8. Penyusutan adalah alokasi sistematis jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset
selama umur manfaatnya.
9. Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah
tercatat suatu aset atas jumlah terpulihkannya.
10. Umur manfaatadalah:
1. periode suatu aset yang diharapkan dapat digunakan oleh entitas, atau
2. jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu
aset oleh entitas.
Manfaat Ekonomik.
Untuk dapat di katakana asset, suatu objek harus mengandung manfaat ekonomik di
masa datang yang cukup pasti (probable). Ini mengisyaratkan bahwa manfaat tersebut terukur
dan dapat di kaitkan dengan kemampuannya untuk mendatangkan pendapatan atau aliran kas
di masa datang.
Uang atau kas mempunyai manfaat atau potensi jasa karena apa yang dapat di beli
atau karena daya tukarnya. Dengan kata lain, potensi jasa kas dapat di tukarkan dengan
potensi jasa apapun yang di perlukan kesatuan usaha untuk melaksanakan kegiatan
ekonomiknya.
Di kuasai oleh Entitas
Untuk dapat di sebut sebagai asset, suatu objek atau pos tidak harus dimiliki oleh
entitas tetapi cukup di kuasai oleh entitas. Pemilikan (ownership) mempunyai makna yuridis
15
atau legal. Artinya, untuk memiliki suatu objek di perlukan proses yang di sebut transfer hak
milik (transfer of title).
Pemerolehan perlengkapan (equipment) secara tunai merupakan contoh penguasaan
manfaat ekonomik karena pembelian. Piutang dagang adalah manfaat ekonomik yang di
kuasai oleh kesatuan usaha karena penjualan.
Lebih Lanjut, pendefenisian asset lebihdi fokuskan pada manfaat ekonomik masa
datang yang di kuasai oleh entitas dan baru kemudian pada objek fisis dan pihak yang
menyediakan manfaat. Karena kepemilikan bukan bagian dari defenisi aset, manfaat yang di
kuasai tidak harus mencukupi seluruh objek fisis atau seluruh manfaat yang di miliki atau di
kuasai oleh pihak lain.
B. Hutang / Pasiva / Liabilities
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu
yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-
waktu tertentu.
Jika kita ingat kembali persamaan dasar akuntansi, sisi kiri persamaan akuntansi
adalah harta (aktiva) dan sisi kanan terdiri dari hutang dan modal. Hutang menunjukkan
besarnya kepentingan kreditur pada harta perusahaan.
Sementara itu modal menunjukkan besarnya kepentingan pemilik pada harta
perusahaan. Persamaan tersebut juga tergambar pada neraca yang memuat harta, hutang dan
modal.
Adanya hutang di neraca menunjukkan perusahaan pernah menarik sumber daya yan
digunakan dari kreditur. Pada bab ini akan dibicarakan akuntansi atas kegiatan pendanaan
yang berasal dari kreditur. Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan manfaat ekonomi di
masa datang yang bersifat probable yang timbul dari kewajiban sekarang dari suatu entitas
untuk menyerahkan harta atau menyediakan jasa ke entitas lain di kemudian hari sebagai
akibat dari transaksi atau kejadian masa lalu.
16
Dari definisi di atas dapat ditarik beberapa hal penting yaitu :
1. Hutang ini timbul dari transaksi atau kejadian masa lalu.
2. Hutang harus melibatkan transfer asset atau penyediaan jasa dikemudian hari yang
bersifat probable (hampir pasti).
3. Hutang ini merupakan kewajiban dari suatu entitas.
1. KLASIFIKASI HUTANG.
Untuk tujuan pelaporan, hutang diklasifikasikan sebagai hutang lancar dan hutang jangka
panjang. Suatu hutang yang berasal dari kegiatan operasional akan diklasifikasikan sebagai hutang
lancar jika hutang ini akan dilunasi dengan menggunakan harta lancar dalam satu tahun ke depan atau
dalam satu siklus operasi normal, yang mana yang lebih lama. Namun hutang yang berasal dari
pinjaman bank, atau pinjaman lainnya diklasifikasikan menurut kriteria satu tahun. Suatu hutang yang
jatuh tempo dalam satu tahun sejak tanggal neraca akan diklasifikasikan sebagai hutang lancar.
2. PENGUKURAN HUTANG.
Pengukuran merupakan proses pemberian atribut nilai pada hutang. Atribut nilai yang
diberikan pada hutang adalah nilai moneter. Namun ternyata pengklasifikasian hutang
menjadi lancar dan tidak lancar menjadi pertimbangan dalam pengukuran hutang. Secara
umum hutang akan diukur sebesar nilai sekarang dari hutang tersebut yang merupakan
jumlah uang yang harus dibayarkan untuk melunasinya sekarang.
Aturan ini lebih tepat untuk hutang tidak lancar. Sementara itu hutang yang berasal
dari kegiatan operasional misalnya hutang gaji dan hutang usaha, umumnya hutang ini akan
segera dilunasi sehingga selisih antara nilai jatuh tempo dengan nilai sekarang hutang
tersebut tidak material. Oleh karena itu hutang yang berasal dari operasional umumnya untuk
tujuan praktis disajikan sebesar nilai jatuh temponya.
Untuk tujuan pengukuran, baik hutang lancar maupun tidak lancar dapat diklasifikasikan
menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Hutang yang jumlahnya sudah pasti. Contoh dari hutang ini adalah nominal dari
wesel atau obligasi.
17
2. Hutang yang jumlahnya harus diestimasi. Dilihat dari kepastiannya, hutang ini pasti
terjadi namun jumlahnya belum diketahui secara pasti. Hutang garansi merupakan
contohnya.
3. Hutang bersyarat (contingent liablility) yaitu suatu hutang yang akan muncul jika
terjadi kejadian lain. Contohnya perusahaan dituntut dipengadilan oleh perusahaan
lain. Perusahaan akan berkewajiban membayar uang jika pengadilan memenangkan
perusahaan yang menuntut tersebut. Tingkat kemungkinan timbulnya hutang
bersyarat dapat dibagi menjadi :
1. Probable : Tingkat kemungkinannya sangat tinggi dan bahkan dapat
dikatakan hampir pasti. Jika jumlah hutangnya dapat diestimasi dengan
handal, maka hutang ini dicatat, jika jumlahnya sulit diestimasi maka
keberadaan hutang ini diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
2. Reasonable posible : Kemungkinan terjadinya 50% atau dapat terjadi
dapat pula tidak. Jika kondisinya demikian cukup diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan.
3. Remote : Kemungkinan terjadinya sangat kecil sehingga tidak perlu
dicatat dan dilaporkan kecuali untuk hutang jaminan pembayaran
hutang walaupun tingkat kemungkinan terjadinya kewajiban kecil
tetapi harus diungkap dalam catatan atas laporan keuangan.
3. AKUNTANSI HUTANG JANGKA PENDEK
Seperti telah dibahas pada bagian di atas, hutang jangka pendek tidak perlu
didiskontokan ke nilai sekarang. Yang termasuk hutang ini adalah Hutang Usaha (Account
Payable), serta berbagai hutang opersional seperti hutang gaji, listrik, telepon, pajak dan
sebagainya.
18
Sementara itu untuk hutang wesel, walaupun jangka pendek umumnya disajikan
sebesar nilai sekarangnya
1. Hutang operasional
No. Jenis Hutang
Perlakuan
1. Account Payable
Hutang ini dicatat jika hak kepemilikan barang sudah berpindah kepada perusahaan. Dilihat dari jumlahnya, yang dicatat adalah sebesar jumlah yang akan dibayar yaitu harga faktur.
2. Hutang biaya
Dicatat manakala jasa sudah dikonsumsi dan sebesar jumlah yang akan dibayar.
2. Pinjaman jangka pendek
Perusahaan kadangkala menerbitkan sebuah promes atau janji tertulis untuk
membayar uang pada tanggal tertentu. Dilihat dari ada atau tidaknya tarip bunga yang harus
dibayar, noters dapat dibagi menjadi hutang wesel berbunga dan hutang wesel tak berbunga.
Hutang wesel berbunga merupakan hutang wesel yang penerbitannya disamping harus
membayar nominal wesel juga harus membayar bunga.
Hutang Lancar yang akan diganti dengan Hutang Jangka Panjang
Suatu hutang lancar kadangkala dapat dibiayai kembali seperti diciptakan surat hutang
baru sebagai pelunasan hutang pada saat jatuh temponya nanti. Surat Hutang yang baru akan
jatuh tempo melebihi setahun. Dengan adanya tindakan ini maka perusahaan tidak akan
membayar hutang dalam waktu setahun yang akan datang.
Dalam kondisi seperti ini tentu akan lebih tepat jika hutang tersebut tidak
diklasifikasikan sebagai hutang jangka pendek. Namun terdapat syarat –syarat yang harus
dipenuhi :
1. Manajemen bermaksud merefinance hutang tersebut menjadi hutang jangka
panjang.
19
2. Manajemen harus dapat menunjukkan kemampuan merefinance hutang
tersebut yang terbukti dengan :
1. pelaksanaan refinace tersebut terjadi pada masa setelah tanggal neraca
tetapi sebelum laporan keuangan diterbitkan
2. mencapai kesepakatan yang kuat yang secara jelas yang
memungkinkan refinance dengan dasar jangka panjang.
Line of Credit
Perusahaan kadangkala mengadakan perjanjian dengan bank. Bank akan memberikan
pinjaman kepada perusahaan sewaktu-waktu membutuhkan. Karena perjanjian ini sudah
disetujui maka pada saat perusahaan menarik dana dari Bank, perusahaan tidak perlu melalui
proses yang panjang . Pengaruhnya terhadap akuntansi adalah :
1. Pada saat line of credit ditandatangani, perusahaan belum mencatat adanya
hutang
2. Jika perusahaan menarik uang dari bank, saat itu perusahaan mencatat hutang
(lancar atau tidk lancar tergantung pada hutang tersebut kapan jatuh
temponya).
AKUNTANSI HUTANG JANGKA PANJANG
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang jatuh tempo melebihi satu tahun sejak
tanggal neraca. Hutang ini dapat didukung dengan penerbitan promes dan hutang seperti ini
disebut hutang wesel jangka panjang.
Hutang jangka panjang dapat juga didukung dengan menerbitkan sertifikat yang
lazim disebut surat Obligasi. Karena akuntansi untuk hutang wesel jangka pendek di atas
hakekatnya sama dengan akuntansi hutang wesel jangka panjang, maka berikut ini hanya
akan dibahas hutang obligasi. Akuntansi untuk obligasi antara lain terdiri dari saat penerbitan
obligasi, saat pembayaran bunga dan amortisasi premium atau diskon serta pelunasannya.
Jenis-jenis hutang sebagai berikut:
1. Hutang Lancar / Kewajiban Lancar / Current Liabilities
Hutang lancar adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam tempo satu tahun.
20
Contoh : hutang dagang, beban yang harus dibayar, hutang dagang, hutang pajak, pendapatan
diterima di muka, dan lain sebagainya.
2. Hutang Jangka Panjang / Long-Term Liabilities
Hutang jangka panjang adalah kewajiban yang harus dilunasi dalam jangka waktu
lebih dari setahun.
Contoh : Hutang hipotek, hutang obligasi yang jatuh tempo lebih dari setahun, hutang
pinjaman jangka panjang, dan lain sebagainya.
3. Hutang lain-lain / Other Payable
Perkiraan atau akun ini digunakan untuk mencatat hutang lain yang tidak termasuk
pada hutang lancar dan hutang jangka panjang.
Contoh : uang jaminan, hutang pada pemegang saham, dan lain sebagainya.
C. Modal / Capital
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang
tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.
Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Contoh Modal : modal disetor, prive, modal komanditer, laba ditahan, agio saham, saham
preferen & biasa, simpanan-simpanan, sisa hasil usaha atau shu, dan lain sebagainya.
Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat
maknanya dengan istilah capital. Karena ekuitas mengandung unsur pemilikan (ownership), untuk
organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan adanya
pemilikan.
Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan, informasi
tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan hubungan
antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. Dari sudut pemegang saham, ekuitas
pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau
dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan
kepada para pemegang saham. Oleh karna itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang sebagai
gambaran hubungan yuridis antar perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya yang
demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar
hubungan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
21
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran
(paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings). Sebagai pasangan modal
setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan atau ciptaan (earned capital).
Menurut PSAK (2002) pasal 49, ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa
ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomik masa datang.
Karena didefinisi atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset
dan kewajiban diukur.
Atas dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai
klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan dalam perusahaan. Namun kreditor dan
pemegang saham memiliki perbedaan sbb:
a. Hak-hak masing-masing pihak atas penyelesaian klaim
Klaim kreditor terbatas jumlahnya dan harus diselesaikan pada tanggal tertentu
sementara klaim pemegang saham merupakan jumlah residual dan tidak harus diselesaikan
atau dilunasi pada tanggal tertentu.
b. Hak penggunaan aset dalam operasi
Kreditor pada umumnya tidak mempunyai akses dan kendali dalam penggunaan aset
perusahaan. Mereka juga tidak mempunyai hak dalam pengambilan keputusan operasi
perusahaan secara langsung.
Di lain pihak, pemilik (khusunya dalam perusahaan perseorangan) mempunyai akses, hak,
dan autoritas untuk menjalankan perusahaan dan menggunakan atau mengendalikan aset.
c. Substansi ekonomik perjanjian
Kreditor berhak atas pelunasan sedangkan pemegang saham berhak atas pembagian
laba (residual). Jadi, secara substansi ekonomik, kreditor menanggung risiko lebih besar
sehingga berhak atas kembalian (rate of return) yang bervariasi melalui pembagian laba
(participation in profits).
KOMPONEN EKUITAS PEMEGANG SAHAM
Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar
dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal
saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal setoran tambahan (additional
paid-in capital), dan komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau
modal sumbangan).
22
TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan
penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan
informasi ekuitas pemegang saham adalah menyelidiki akan informasi kepada yang berkepentingan
tentang efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen serta menyediakan informasi tentang
riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya. Informasi tentang kewajiban
yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan tujuan penyajian
ekuitas pemegang saham ini.
PEMBEDAAN MODAL SETORAN DAN LABA DITAHAN
Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang saham
yaitu:
(1) jumlah rupiah yang disetorkan oleh pemegang saham
(2) laba ditahan yang merupakan sisa laba setelah pembagian dividen
(3) jumlah rupiah yang timbul akibat apresiasi/revaluasi aset visis tertentu
(4) jumlah rupiah donasi dari pihak nonpemegang saham
(5) sumber lainnya
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun
ikhtisar Laba-Rugi (income summary). Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo
laba tersebut telah lebur menjadi elemen modal modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal
setoran, laba ditahan menunjukkan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis
aset tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan
harus digabungkan (ditambahkan) dengan modal setoran.
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba (earning power) sehingga laba
ditahan harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlahnya akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal
setoran merupakan dana dasar (basic fund) yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan
perlindungan bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi atau dalam
keadaan luar biasa lainnya. Sementara itu, laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis
dapat digunakan untuk pembagian dividen.
Segala perubahan aset akibat penggunaan aset untuk tujuan produktif (for productive effect)
harus dibedakan dengan perubahan aset dalam rangka pemerolehan dana (for financial effect.). Untuk
23
selanjutnnya, perubahan yang pertama disebut perubahan karena transaksi operasi sedangkan yang
kedua transaksi modal. Pembedaan ini menjadi landasan utama penyajian statemen laba-rugi
komprehensif.
1.modal internal perusahaan .
modal internal perusahaan dalah segala sesuatu yang ditanamkan oleh peusahaan
seperti yang sudah disebutkan oleh pak sugiarto tadi dan yang dimana utnuk mengasilkan
sesuatu pendapatan .yang persenanya berdasarkan besarnya yang ditentukan oleh perusahaan
2.modal eksternal perusahaan :
modal eksternal perusahaan adalah segala sesuatu modal yang dimiliki perusahaan
dan besarnya modal eksternal juga ditentukan oleh perusahaan yang dimana modal eksternal
biasanya didapat daripersetujuan atau pasar modal
D. Pendapatan.
Pendapatan menurut Paton dan Littleton (1940), pengertian pendapatan dapat di tinjau
dari aspek fisik dan aspek moneter. Di lihat dari aspek fisik, pendapatan merupakan hasil
akhir dari suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba.syyn
Sedangkan dari aspek moneter, Paton dan Littleton menghubungkan pengertian
pendapatan dengan aliran masuk aktiva yang berasal dari seluruh kegiatan operasi
perusahaan. Jadi, atas dasar konsep kesatuan usaha, pendapatan di artikan sebagai aliran
masuk aktiva ke dalam perusahaan.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam
hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :
1. Menurut ilmu ekonomi.
Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat
dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama
24
pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total
kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan
adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh
selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
Definisi pendapatan menurut ilmu ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih
dari total harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada jumlah nilai
statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal
periode ditambah perubahan penilaian yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.
2. Menurut ilmu akuntansi.
Banyak konsep pendapatan didifinisikan dari berbagai literatur akuntansi dan teori
akuntansi. Namun pada dasarnya konsep pendapatan dapat ditelusuri dari dua sudut pandang,
yaitu :
a. Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau peningkatan jumlah aktiva
yang timbul sebagai hasil dari kegiatan operasional perusahaan. Pendekatan yang
memusatkan perhatian kepada arus masuk atau inflow adalah pendapat merupakan aliran
dalam dari kas, piutang pelayanan lainnya, atau dari investasi misalnya, bunga atau tabungan.
Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan serta
penyerahan barang dan jasa atau outflow.
Vernon Kam menyatakan Pendapatan adalah nilai aset dan modal dengan penigkatan
pada akhirnya berhubungan dengan uang tunai.
Kam berpendapat, bahwa pendapatan adalah kenaikan kotor dalam jumlah atau nilai
aktiva dan modal, dan biasanya kenaikan tersebut berwujud aliran kas masuk ke unit usaha.
Aliran kas masuk ini terjadi terutama akibat penciptaan melalui produksi dan penjualan
output perusahaan.
FASB SFAC No.6 memberikan pemahaman pendapatan adalah Pendapat adalah arus
masuk aset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban dari pengiriman atau produk
barang , rendering, jasa, atau kegiatan lain yang merupakan entitas untuk operasi besar atau
pusat.
Definisi di atas, menekankan pengertian pendapatan pada arus masuk penambahan
lain atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau kombinasi
keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa atau kegiatan-
kegiatan lain yang merupakan operasi inti.
25
Dari kutipan di atas, dapat dilihat bahwa ada dua penggolongan mengenai
pendapatan, yaitu penggolongan secara luas dan secara sempit. Pendapatan secara luas
menitikberatkan kepada keseluruhan kegiatan perusahaan yang menghasilkan kenaikan aktiva
atau berkurangnya hutang dan dapat merubah modal pemiliknya. Keseluruhan kegiatan
perusahaan itu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan lain di luar kegiatan utama.
Pemfokusan kegiatan perusahaan terhadap kegiatan utama yang berakibat kepada kenaikan
aktiva atau pengurangan hutang dan yang dapat merubah modal tersebut pendapatan dalam
arti sempit.
Dilihat dari arti sempit, untuk kenaikan ekuitas yang berasal dari transaksi periferal
atau insidental pada suatu entitas dan semua transaksi lain dan kejadian serta situasi lain yang
mempekerjakan entitias kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi pemilik
disebut keuntungan.
Karakteristik Pendapatan
Pendapatan diakibatkan oleh kegiatan-kegiatan perusahaan dalam memanfaatkan
faktor-faktor produksi untuk mempertahankan diri dan pertumbuhan. Seluruh kegiatan
perusahaan yang menimbulkan pendapatan secara keseluruhan disebur earning process.
Secara garis besar earning process menimbulkan dua akibat yaitu pengaruh positif atau
pendapatan dan keuntungan dan pengaruh negatif atau beban dan kerugian. The activity of
earning process creates two effect, possitive stream (revenues and gains) and negative stream
(expenses and loses).
Selisih dari keduanya nantinya menjadi laba atau income dan rugi atau less.
Pendapatan umumnya digolongkan atas pendapatan yang berasal dari kegiatan normal
perusahaan dan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan normal perusahaan.
Pendapatan dari kegiatan normal perusahaan biasanya diperoleh dari hasil penjualan barang
ataupun jasa yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan. Pendapatan yang bukan
berasal dari kegiatan normal perusahaan adalah hasil di luar kegiatan utama perusahaan yang
sering disebut hasil non operasi.
1. Sumber pendapatan
Jumlah rupiah perusahaan bertambah melalui berbagai cara tetapi tidak semua cara
tersebut mencerminkan pendapatan. Tambahan jumlah rupiah aktiva perusahaan dapat
berasal dari transaksi modal; laba dari penjualan aktiva yang bukan barang dagangan seperti
26
aktiva tetap; surat berharga; ataupun penjualan anak atau cabang perusahaan; hadiah,
sumbangan atau penemuan; revaluasi aktiva tetap; dan penjualan produk perusahaan. Dari
semua transaksi di atas, hanya transaksi atas penjualan produk saja yang dapat dianggp
sebagai sumber utama pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul dalam
hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk utama perusahaan.
2. Produk dan kegiatan utama perusahaan
Produk perusahaan mungkin berupa barang ataupun dalam bentuk jasa. Perusahaan
tertentu mungkin sekali menghasilkan berbagai macam produk atau baik berupa barang atau
jasa atau keduanya yang sangat berlainan jenis maupun arti pentingnya bagi perusahaan.
Terkadang, produk yang dihasilkan secara insidental bila dihubungkan dengan
kegiatan utama perusahaan atau yang timbul tidak tetap, sering dipandang sebagai elemen
pendapatan non operasi, maka pemberian pembatasan tentang epndapatan sangat perlu.
untuk itu produk perusahaan harus diartikan meliputi seluruh jenis barang atau jasa
yang disediakan atau diserahkan kepada konsumen tanpa memandang jumlah rupiah relatif
tiap jenis produk tersebut atau sering tidaknya produk tersebut atau sering tidaknya produk
tersebut dihasilkan.
3. Jumlah rupiah pendapatan dan proses penandingan.
Pendapatan merupakan jumlah rupiah dari harga jual per satuan kali kuantitas terjual.
Perusahaan umumnya akan mengharapkan terjadinya laba yaitu jumlah rupiah pendapatan
lebih besar dari jumlah biaya yang dibebankan. Laba atau rugi yang terjadi baru akan
diketahui setelah pendapatan dan beban dibandingkan. Setelah biaya yang dibebankan secara
layak dibandingkan dengan pendapatan maka tampaklah jumlah rupiah laba atau pendapatan
neto.
C. Kriteria pengakuan pendapatan
Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan
keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Pengakuan
itu termasuk penggambaran suatu item baikd alam kata-kata maupun dalam jumlahnya,
dimana jumlah mencakup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan
tersebut.
Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
1. Definsi item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan
keuangan yaitu aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian.
27
2. Item tersebut harus memiliki atribut relevan yang dapat diukur secara andal, yaitu
karakteristik, sifat atau aspek yang dapat dikuantifikasi dan diukur.
3. Relevansi informasi mengenai item tersebut mampu membuat suatu perbedaan dalam
pengambilan keputusan.
4. Reliabilitas informasi mengenai item tersebut dapat digambarkan secara wajar dapat diuji,
dan netral.
Empat kriteria pengakuan di atas, diterapkan pada semua item yang akan diakui pada laporan
keuangan. Namun SFAC No.5 menyatakan persyaratan yang lebih mengikat dalam hal
pengakuan komponen laba dan pada pengakuan perubahan lainnya dalam aktiva atau
kewajiban.
Sebagai tambahan pada empat kriteria pengakuan secara umum yang telah dijelaskan
sebelumnya, pendapatan dan keuntungan umumnya diakui apabila :
1. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
2. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses
untuk menghasilkan laba telah selesai.
Pendapatan direalisasikan ketika kas diterima untuk barang dan jasa yang dijual.
Pendapatan itu dapat direalisasikan ketiga klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti
piutang usaha atau wesel tagih) diterima yang ditentukan dapat segera dikonversikan ke
dalam kas tertentu.
Kriteria ini juga dipenuhi jika produk tersebut adalah suatu komoditas, seperti emas, dimana
ada pasar publik untuk jumlah tak terhingga, dan produk tersebut dapat dibeli dan dijual pada
harga pasar yang telah diketahui.
Pengukuran dan Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan NO.23.
Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi yang baik dapat dilihat dari
kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tepat sehingga
membantu pemakai dalam mengambil keputusan.
Standar Akuntansi Keuangan NO.23 mendefinisikan pendapatan sebagai berikut :
Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk
bruto dari manfaat ekonomi yang diterima perusahaan itu sendiri, di luar dari pernyataan di
atas yang tidak memiliki manfaat ekonomi dalam peningkatan ekuitas bagi perusahaan
dikeluarkan dari pendapatan.
28
Saat menentukan pendapatan diakui dapat ditinjau dari besar kemungkiman manfaat ekonomi
masa depan akan mengalir ke perusahaan dapat diukur dan diprediksikan dengan normal.
1. Pengukuran pendapatan
Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat
diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh
persetujuan antara perusahaan dengan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut
diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan
dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.
Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah pendapatan
adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima atau yang dapat diterima. Namun jika
terdapat perbedaan antara nilai wajar dan jumlah nominal, maka imbalan tersebut diakui
sebagai pendapatan bunga. Nilai wajar disini dimaksudkan sebagai suatu jumlah dimana
kegiatan mungkin ditukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara pihak yang memakai
dan berkeinginan untuk meakukan transaksi wajar, kemungkinan kurang dari jumlah nominal
kas yang diterima atau dapat diterima.
Barang yang dijual atau jasa yang diberikan untuk diperkirakan atau barter dengan
barang atau jasa yang tidak sama, maka pertukaran dianggap sebagai transaksi yang
mengakibatkan pendapatan. Tetapi bila barang atau jasa yang dipertukarkan untuk barang
atau jasa dengan sifat dan nilai yang sama maka pertukaran tersebut tidak dianggap sebagai
transaksi yang mengakibatkan pendapatan.
2. Pengakuan pendapatan
Pendapatan yang timbul dari kegiatan normal perusahaan memiliki identifikasi
tertentu. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara
terpisah kepada setiap transaksi, namun dalam keadaan tertentu adalah perlu untuk
menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang dapat
diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan substansi dari
transaksi tersebut.
Sebaliknya, kriteria pengakuan diterapkan pada dua atau lebih transaksi bersama-
sama bila transaksi tersebut terikat sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak
dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan.
Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini
terpenuhi :
• Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memudahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli;
29
• Perusahaan tidak lagi mengelola atau pengendalian efektif atas barang yang dijual;
• Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan handal;
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir ke
perusahaan tersebut;
• Biaya yang akan terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan handal.
Bila salah satu kriteria di atas tidak dipenuhi, maka pengakuan pendapatan harus
ditangguhkan. Pendapatan tidak diakui apabila perusahaan tersebut menahan resiko dari
kepemilikan, antara lain :
• Bila perusahaan menahan kewajiban sehubungan dengan pelaksanaan suatu hal yang tidak
memuaskan yang tidak dijamin sebagaimana lazimnya;
• Bila penerimaan pendapatan dari suatu penjualan tertentu tergantung pada pendapatan
pembeli yang bersumber dari penjualan barang yang bersangkutan;
• Bila pengiriman barang tergantung pada instalasinya, dan instalasi tersebut merupakan
bagian signifikan dari kontrak yang belum diselesaikan oleh perusahaan; dan
• Bila pembeli berhak untuk membatalkan pembelian berdasarkan alasan yang ditentukan
dalam kontrak dan perusahaan tidak dapat memastikan apakah akan terjadi return.
Pendapatan dan transaksi penjualan jasa dapat diestimasi atas tugas yang disepakati
perusahaan. Pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut diakui pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, penjualan jasa dapat diakui dengan metode
persentase penyelesaian, bila memenuhi seluruh kondisi berikut :
• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal;
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh
perusahaan;
• Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal;
dan
• Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya tidak menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
Suatu perusahaan dapat membuat estimasi yang andal setelah perusahaan tersebut dapat
dipisah dengan kekuatan hukum berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima oleh
pihak-pihak tersebut, antara lain :
• Hak masing-masing pihak yang pelaksanaannya dapat dipaksakan dengan kekuatan hukum
yang berkenaan dengan jasa yang diberikan dan diterima pihak-pihak tersebut;
30
• Imbalan yang harus dipertukarkan; dan
• Cara dan persyaratan penyelesaian.
Tingkat penyelesaian suatu transaksi dapat ditentukan dengan berbagai metode, tergantung
pada sifat transaksi, metode tersebut dapat meliputi :
• Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan.
• Jumlah pendapatan dapat diukur dengan handal.
• Pendapatan atas bunga, royalti, dan deviden ini diakui dengan menggunakan dasar
tersebut.
• Bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aktiva tersebut.
• Royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang
relevan.
• Dalam metode biaya (cost method), deviden tunai harus diakui bila hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran diterapkan.
2. Masalah pengukuran dan pengakuan pendapatan
a. Masalah pengukuran pendapatan
Pengukuran akuntansi haruslah diarahkan ke penyajian informasi yang relevan untuk
penggunaan yang ditetapkan. Pembatasan data yang tersedia dan ciri-ciri tertentu dari
lingkungan membatasi keakuratan dan keterandalan pengukuran. Oleh sebab itu keterbatasan
ini harus dikemukakan secara eksplisit dan dipertimbangkan dalam pengembangan prinsip
serta prosedur akuntansi, karena kendala-kendala ini tidak dapat dibuang oleh lingkungan
atau kurangnya alat pengukur memadai.
Namun, ketidakmampuan untuk membuat pengukuran pendapatan yang terandal dan
atribut khusus yang dianggap relevan dapat juga disebab oleh kurangnya teknik pengukuran
yang terandal dan ketidakmampuan untuk menemukan prosedur pengukuran pendapatan
yang menjelaskan secara layak atribut yang sedang diukur.
b. Masalah pengakuan pendapatan
Pada penjelasan sebelumnya konsep pendapatan hingga saat ini sulit dirumuskan oleh
para ahli ekonomi maupun akuntansi, hal ini disebabkan pendapatan menyangkut prosedur
tertentu, perubahan nilai tertentu dan waktu pendapatan harus dilaporkan.
31
Didalam definisi pendapatan sebagai produk perusahaan dalam mengukur dan melaporkan
pendapatan masih menghadapi masalah. Suatu alternatif pengakuan pendapatan pada waktu
penyelesaian kegiatan utama ekonomi adalah konsep pelaporan pendapatan berdasarkan
kejadian kritis atau yang paling menentukan, dengan kata lain sebagian pendapatan diakui
kemudian jika fungsi atau kegiatan ekonomi tambahan akan terjadi kemudian.
Sebaliknya bahwa nilai tambahan oleh perusahaan seharusnya dialokasikan beberapa
titik waktu, bahkan jika pertambahan nilai oleh perusahaan dilaporkan pada satu titik waktu
saja maka jumlah pendapatan yang ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor
ekonomi lainnya harus dilaporkan pada satu titik waktu saja. Walaupun pendapatan yang
ditunjukkan oleh pertambahan nilai karena faktor-faktor lainnya sesuah pengakuan utama.
Inilah konsep nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu harga penjualan tunai akhir
dikurangi biaya tambahan untuk memproduksi dan menjual.
Salah satu kesulitan utama konsep realisasi adalah bahwa realisasi mempunyai arti berbeda-
beda bagi setiap orang
E. Biaya (expense).
Secara umum, dapat di katakan bahwa cost yang telah dikorbankan dalam rangka
menciptakan pendapatan di sebut dengan biaya. FASB (1980) mendefenisikan biaya sebagai
berikut:
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang selama satu
periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan barang atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
Sedangkan IAI (1994) mendefenisikan biaya atau beban sebagai berikut:
Biaya adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam
bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan
penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
PENURUNAN ASET
Biaya dapat dikatakan timbul jika terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan aset
atau sumber ekonomik. Aset dalam hal ini harus diartikan sebagai semua aset perusahaan
sebagai satu kesatuan. Dengan demikian konsumsi (consumption) atau pemakaian (using up)
32
aset atau manfaat ekonomik harus diartikan bahwa manfaat ekonomik aset (direpresentasi
oleh kos) telah habis karena melekat pada barang atau jasa yang telah diserahkan (keluar) dari
kesatuan usaha sehingga kesatuan usaha tidak menguasai lagi manfaat tersebut.
OPERASI UTAMA YANG MENERUS
Sebagaimana berlaku untuk pendapatan, pengertian operasi menunjuk kegiatan
operasi yang merupakan elemen statemen aliran kas yaitu : operasi (operating), investasi
(investing), dan pendanaan (financing). Biaya adalah penurunan aset yang berkaitan dengan
operasi dan bukan dengan investasi dan pendanaan.
KENAIKAN KEWAJIBAN
Definisi Biaya menurut Kam adalah kenaikan kewajiban. Bila barang dan jasa telah
dimanfaatkan oleh perusahaan tetapi perusahaan tidak mengakuinya sebagai aset sebelumnya
atau perusahaan belum mengakui kewajiban atas penggunaan barang dan jasa yang dikuasai
pihak lain, perusahaan mempunyai keharusan untuk membayar atau melakukan pengorbanan
sumber ekonomik di masa datang sehingga kewajiban timbul.
PENURUNAN EKUITAS
Penurunan Ekuitas lebih menegaskan pengertian biaya karena tidak setiap penurunan
aset mengakibatkan penurunan ekuitas. Misalnya, pembagian dividen kas merupakan
penurunan aset tetapi tidak dapat disebut sebagai biaya. Jadi, penurunan ekuitas hanya
merupakan karakteristik pendukung makna biaya. Hal ini serupa dengan keteridentifikasian
terbayar (payee) sebagai karakteristik pendukung pengertian kewajiban.
ALIRAN FISIS ATAU MONETER?
Definisi Kam dilandasi oleh pemikiran bahwa biaya merupakan kejadian moneter
yaitu perubahan nilai aset, kewajiban, atau ekuitas. Nilai ini diukur dengan kos barang dan
jasa yang dapat dikuasai dan dimanfaatkan kesatuan usaha melalui penyerahan aset
(pembelian tunai), penimbulan kewajiban (pembelian kredit), dan peningkatan ekuitas
(pembelian dengan saham perusahaan sebagai penghargaan).
RUGI
Kata-kata kunci yang melekat pada pengertian rugi adalah :
1) Penurunan ekuitas (aset bersih)
33
2) Transaksi periferal atau insidental
3) Selain apa yang didefinisi sebagai biaya atau selain distribusi ke pemilik.
Empat sumber rugi yang diidentifikasi FASB adalah (SFAC No.6, prg.85):
a) Periferal dan insidental : misalnya penjualan investasi dalam surat-surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan hutang obligasi sebelum jatuh tempo.
b) Transfer nontimbal-balik (nonreciprocal transfers) dengan pihak lain: misalnya pencurian
dan pembayaran ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum.
c) Penahanan aset (holding assets): misalnya penurunan harga sekuritas investasi, penurunan
nilai-tukar valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan (holding losses).
d) Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari kos
aset yang rusak. Contoh lain adalah lenyapnya manfaat aset yang tidak diasuransi akibat
kebakaran.
Patton dan Littleton (1970, hlm.93-96) mendefinisi rugi sebagai berbeda dengan biaya
yang merupakan penyerapan atau pengorbanan kos tanpa suatu kompensasi atau kembalian
(return). Yang dimaksudkan kembalian disini adalah bahwa kos yang diserap tersebut tidak
merupakan upaya untuk menghasilkan pendapatan.
PENGAKUAN BIAYA
Pengakuan biaya tidak dibedakan dengan pengakuan rugi. Pengakuan menyangkut
masalah kriteria pengakuan (recognition criteria) yaitu apa yang harus dipenuhi agar
penurunan nilai aset yang memenuhi definisi biaya atau rugi dapat diakui dan masalah saat
pengakuan (recognition rules atau timing) yaitu peristiwa atau kejadian apa yang menandai
bahwa kriteria pengakuan telah dipenuhi.
KRITERIA PENGAKUAN
Biaya atau rugi pada umumnya diakui bilamana salah satu dari dua kriteria berikut
dipenuhi ( SFAC No.5,prg. 85):
34
a) Konsumsi manfaat (consumption of benefits).
Biaya atau rugi diakui bilamana manfaat ekonomik yang dikuasai suatu entitas telah
dimanfaatkan atau dikonsumsi dalam pengiriman atau pembuatan barang, penyerahan atau
pelaksanaan jasa, atau kegiatan lain yang merepresentasikan operasi utama atau sentral
entitas tersebut.
b) Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang (loss or lack of future benefits).
Biaya atau rugi diakui bilamana aset yang telah diakui sebelumnya diperkirakan telah
berkurang manfaat ekonomiknya atau tidak lagi mempunyai manfaat ekonomik.
KAIDAH ATAU SAAT PENGAKUAN
Sebagai pedoman bagi penyusun standar atau manajemen (kebijakan akuntansi
perusahaan), perlu dirumuskan pedoman umum saat pengakuan di tingkat rerangka
konseptual. FASB memberikan pedoman umum yaitu:
-Konsumsi Manfaat
Konsumsi manfaat ekonomik selama suatu perioda dapat diakui langsung pada saat
terjadinya atau diakui bersamaan dengan pengakuan pendapatan yang berkaitan. Berbagai
jenis atau pos biaya menghendaki cara pengakuan yang berbeda yaitu (SAFC No.5,prg. 86):
a) Beberapa pos biaya, seperti kos barang terjual, ditandingkan(matched with) dengan
pendapatan yang terkait. Diakui pada saat atau perioda yang sama dengan pengakuan
pendapatan yang dihasilkan langsung atau bersama (directly or jointly) dari transaksi atau
kejadian lain yang sama dengan yang menimbulkan biaya.
b) Banyak pos biaya, seperti gaji staf penjualan dan administratif, diakui selama perioda pada
saat kas dibayarkan atau kewajiban terjadi untuk barang dan jasa yang
dimanfaatkan/dikonsumsi bersamaan dengan pemerolehan atau segera setelah itu.
c) Beberapa pos biaya, seperti depresiasi dan asuransi, dialokasi (diakui) dengan prosedur
sistematik dan rasional untuk perioda-perioda yang menikmati manfaat aset bersangkutan.
LENYAPNYA ATAU BERKURANGNYA MANFAAT MASA DATANG
35
Biaya atau rugi diakui bila telah menjadi nyata atau jelas bahwa manfaat ekonomik
masa datang suatu aset yang diakui sebelumnya telah berkurang atau lenyap atau bahwa
kewajiban timbul atau bertambah tanpa adanya manfaat.
KAIDAH PENGAKUAN APB
a) Mengasosiasi sebab dan akibat (associating cause and effect). Beberapa kos diakui sebagai
biaya atas dasar asosiasi langsung dengan pendapatan tertentu.
b) Alokasi sistematik dan rasional (systematic and rational allocation). Bila tidak ada cara
langsung untuk mengasosiasi sebab dan akibat, beberapa kos diasosiasi dengan perioda
sebagai biaya atas dasar usaha (attempt) untuk mengalokasi kos secara sistematik dan
rasional ke beberapa perioda yang diperkirakan menikmati manfaat.
c) Pengakuan segera (immediate recognition). Beberapa kos diasosiasi dengan perioda
berjalan sebagai biaya karena :
1. Kas yang terjadi dalam perioda berjalan tidak memberi manfaat masa datang yang cukup
nyata (discernible),
2. Kas yang dicatat sebagai aset dalam perioda-perioda sebelumnya tidak lagi mempunyai
manfaat ekonomik yang cukup nyata,
3. Mengalokasi berbagai kos baik atas dasar asosiasi dengan pendapatan atau atas dasar
perioda akuntansi dipandang tidak mempunyai manfaat yang berarti.
HUBUNGAN KAS DAN BIAYA
Kas adalah pengukur biaya atau biaya direpresentasi dengan kos sehingga secara
teknis dan praktis biaya sering disebut kos saja. Memang biaya selalu dapat disebut kos
karena kos melekat didalamnya. Akan tetapi, kos tidak selalu dapat disebut biaya karena kos
dapat juga merepresentasi aset.
36
2.3 Instrumen-Instrumen keuangan.
Instrumen keuangan, kontrak, dan kewajiban dalam transaksi pembayaran berbasis
saham berdasarkan PSAK 53 (revisi 2010): Pembayaran Berbasis Saham, kecuali Pernyataan
ini diterapkan untuk kontrak yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006)
paragraf 4 – 6 (e) instrumen yang disyaratkan sebagai instrumen ekuitas sesuai dengan PSAK
50 paragraf 13 dan 14 atau paragraph 15 dan 16 04. Pernyataan ini berlaku untuk instrumen
keuangan yang diakui dan yang tidak diakui. Instrumen keuangan yang diakui termasuk aset
keuangan dan liabilitas keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan:
, Pengakuan dan Pengukuran. Instrumen keuangan yang tidak diakui termasuk
beberapa instrumen keuangan yang meskipun di luar ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006)
namun termasuk dalam ruang lingkup Penyataan ini (seperti beberapa komitmen pinjaman).
Pernyataan ini diterapkan pada kontrak pembelianatau penjualan pos non-keuangan
dalam ruang lingkup PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Pengukuran (lihat PSAK 55 (revisi 2010) paragraf 4 – 6).
KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN DAN TINGKAT PENGUNGKAPAN.
Ketika Penyataan ini mensyaratkan pengungkapan berdasarkan kelompok instrumen
keuangan, maka entitas mengelompokan instrumen keuangan menjadi kelompokkelompok
sesuai dengan sifat informasi yang diungkapkan dan mempertimbangkan karakteristik dari
instrumen keuangan tersebut. Entitas menyediakan informasi yang cukup untuk
memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap baris pos yang
disajikan dalam laporan posisi keuangan.
Secara garis besar ED PSAK 60 mengatur ketentuan atas pengungkapan instrumen
keuangan dengan dua kategori sebagai
berikut:
a. Informasi mengenai signifikansi instrumen keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan
ED PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap
Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi Komprehensif. Selain itu entitas juga
disyaratkan untuk mengungkapkan mengenai kebijakan akuntansi, akuntansi lindung nilai
dan nilai wajar termasuk tingkat dalam hirarki nilai wajar.
37
b. Informasi mengenai sifat dan tingkat risiko yang timbul
dari instrumen keuangan
ED PSAK 60 mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi sehingga para
pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi jenis dan tingkat risiko yang timbul dari
instrumen keuangan. Pengungkapan informasi tersebut berupa pengungkapan kualitatif dan
pengungkapan kuantitatif. Dalam pengungkapan kualitatif entitas harus mengungkapkan
eksposur risiko, bagaimana risiko timbul, tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko
serta metode pengukuran risiko. Sedangkan pengungkapan untuk kuantitatif entitas
disyaratkan untuk mengungkapkan risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko pasar termasuk
membuat analisa sensitivitas untuk setiap jenis risiko pasar.
Untuk lebih detail perbedaan antara ED PSAK 60: Instrumen Keuangan:
Pengungkapan dengan PSAK 50 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan adalah sebagai berikut:
Perihal ED PSAK 60 PSAK 50 (revisi 2006) Ruang Lingkup
a. Ruang lingkup ED PSAK 60 mencakup kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam
penggabungan usaha.Ha l ini di sebabkankarena dalam PSAK 22 (revisi 2010): Kombinasi
Bisnis, pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha diukur dalam nilai wajar
b. ED PSAK 60 tidak mencakup ruang lingkup atas intrumen ekuitas tentang puttable
instrument seperti yang diatur dalam ED PSAK 50 (revisi 2010).
c. ED PSAK 60 berlaku untuk instrument keuangan yang diakui seperti aset keuangan
dan liabilitas keuangan serta instrumen keuangan yang tidak diakui seperti komitmen
perjanjian.
a. Kontrak untuk pertimbangan kontinjensi dalam penggabungan usaha bukan merupakan
ruang lingkup PSAK 50 (revisi 2006):
Instrumen Keuangan :Penyajian
b. Tidak mengatur mengenai
pengungkapan puttable instrument .
c. Tidak mengatur hal tersebut
Signifikansi instrument keuangan untuk posisi dan kinerja keuangan
Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi yang memungkinkan
pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan terhadap
posisi dan kinerja keuangan. Tidak ada persyaratan tersebut.
38
Laporan posisi keuangan- Kategori aset dan liabilitas keuangan
Mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan nilaitercatat untuk setiap
kategoriinstrumen keuangan dalamlaporan posisi keuangan dan catatan atas laporan
keuangan.
Instrumen keuangan (financial instrument) adalah kontrak yang mengakibatkan
timbulnya asset keuangan bagi satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas
bagi entitas lainnya.
Instrumen keuangan merupakan aset yang dapat diperdagangkan dalam bentuk apapun, baik
kas; bukti kepemilikan dalam suatu entitas, atau hak kontraktual untuk menerima atau
memberikan, uang tunai atau instrumen keuangan lainnya.
Menurut SAI 32 dan 39, instrumen keuangan didefinisikan sebagai "setiap kontrak yang
menimbulkan aset keuangan dari satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas
entitas lain".[1]
Instrumen keuangan dapat dikategorikan dengan tergantung pada bentuknya pada
apakah mereka adalah instrumen kas atau instrumen derivatif:
Instrumen kas adalah instrumen keuangan yang nilainya ditentukan langsung oleh pasar.
Mereka dapat dibagi menjadi sekuritas, yang mudah dipindahtangankan, dan instrumen kas
lainnya seperti pinjaman dan deposito, di mana kedua peminjam dan pemberi pinjaman harus
menyepakati transfer.
Instrumen derivatif adalah instrumen keuangan yang memperoleh nilai mereka dari nilai dan
karakteristik dari satu atau lebih entitas yang mendasari seperti aset, indeks, atau tingkat suku
bunga. Mereka dapat dibagi menjadi diperdagangkan di bursa derivatif dan derivatif over-the-
counter (OTC).
Atau, instrumen keuangan dapat dikategorikan berdasarkan "kelas aset" tergantung
pada apakah mereka berbasis ekuitas (yang mencerminkan kepemilikan pada badan yang
menerbitkan) atau berbasis utang (yang mencerminkan pinjaman investor yang diberikan
terhadap entitas yang menerbitkan). Jika utang, dapat lebih dikategorikan ke dalam jangka
pendek (kurang dari satu tahun) atau jangka panjang.
39
Instrumen valuta asing dan transaksi bukan utang maupun ekuitas didasarkan dan termasuk
dalam kategori mereka sendiri.
Tabel
Menggabungkan metode di atas untuk kategorisasi, instrumen utama dapat disusun dalam
tabel sebagai berikut:
Kelas aset
Tipe instrumenSekuritas Kas
lainnyaDiperdagangkan di bursa derivatif
Derivatif OTC
Utang (Jangka panjang)>1 tahun
Obligasi Pinjaman Obligasi masa yang akan datangOpsi dalam obligasi masa yang akan datang
Pertukaran tingkat suku bungaTingkat suku bunga tertutup dan dasarOpsi tingkat suku bungaInstrumen eksotis
Utang (Jangka pendek)<=1 tahun
Bills, e.g. T-BillsSurat berharga komersial
DepositoSertifikat deposito
Tingkat suku bunga masa depan jangka pendek
Perjanjian tingkat suku bunga selanjutnya
Ekuitas Saham Tidak tersedia
Opsi sahamModal masa depan
Opsi sahamInstrumen eksotis
Valuta asing
Tidak tersedia
Spot foreign exchange
Currency futures Foreign exchange optionskontrak serahForeign exchange swapsCurrency swaps
Asset keuangan (financial asset) adalah asset berupa:
kas
instrumen ekuitas entitas lain
hak kontraktual:
o untuk menerima kas atau asset keuangan lainnya dari entitas lain
o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan dengan entitas
lain yang persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi entitas sendiri
40
kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri
dan merupakan:
o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas
itu untuk menerima instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel ,
atau
o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui
pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan
instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini,
instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen yang berupa
kontrak untuk menerima dan menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri di
masa depan; instrumen ekuitas entitas sendiri juga tidak mencakup instrumen
keuangan yang dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable
financial instrument).
Kewajiban keuangan (financial liability) mencakup:
kewajiban kontraktual:
o untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lainnya kepada entitas lain; atau
o untuk menukarkan asset keuangan atau kewajiban keuangan yang
persyaratan/kondisinya mungkin menguntungkan bagi perusahaan; atau
kontrak yang akan atau bisa diselesaikan dalam instrumen ekuitas entitas sendiri dan
berupa:
o instrumen non-derivatif yang mewajibkan atau mungkin mewajibkan entitas
untuk menyerahkan instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah variabel
atau
o instrumen derivatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain melalui
pertukaran kas atau asset keuangan lainnya dalam jumlah tetap dengan
instrumen ekuitas entitas sendiri dalam jumlah tetap. Untuk maksud ini,
instrumen ekuitas entitas sendiri tidak mencakup instrumen keuangan yang
dapat dijual dengan harga tertentu di masa depan (puttable financial
instrument).
41
Contoh instrumen keuangan yang termasuk dalam cakupan IAS 32 dan 39:
kas
giro dan deposito
commercial paper
utang dan piutang usaha, wesel, dan pinjaman
sekuritas utang dan ekuitas, baik dari perspektif pemegang maupun penerbitnya.
Kategori ini mencakup investasi dalam perusahaan anak, perusahaan assosiasi, dan
usaha patungan.
sekuritas yang dijamin dengan asset, seperti kewajiban hipotik dengan jaminan,
kesepakatan pembelian kembali, dan securitised packages of receivables
42
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengungkapan laporan keuangan dalam arti luas berarti penyampaian (release)
informasi. Sedangkan menurut para akuntansi memberi pengertian secara terbatas yaitu
penyampaian informasi keunagan tentang suatu perusahaan di dalam laporan keuangan
biasanya laporan tahunan
Mengetahui hubungan angka-angka dalam Neraca, Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan
Perubahan Modal dalam satu set laporan keuangan adalah penting bagi siapa saja yang ingin
memahami isi sebuah Laporan Keuangan, dan Akuntansi secara umum
Kita dapat mengetahui apa saja Macam dan Jenis Perkiraan atau Akun dalam
Akuntansi : Harta / Aset / Aktiva, Hutang ,Modal, Pendapatan dan Biaya, serta juga
mengetahui tentang instrumen-instrumen keuangan.
Informasi itu sekaligus menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi
kepada pihak eksternal, sehingga tidak perlu ada tambahan biaya yang besar untuk dapat
melakukan pengungkapan dengan lebih lengkap.
Perusahaan akan melakukan pengungkapan melebihi kewajiban pengungkapan
minimal jika mereka merasa pengungkapan semacam itu akan menurunkan biaya modalnya
atau jika mereka tidak ingin ketinggalan praktik-praktik pengungkapan yang kompetitif.
Sebaliknya, perusahaan-perusahaan akan mengungkapkan lebih sedikit apabila mereka
merasa pengungkapan keuangan akan menampakkan rahasia kepada pesaing atau
menampakkan sisi buruk perusahaan di depan berbagai pihak.
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh
perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat
mendatangkan manfaat di masa depan.
43
Hutang adalah kewajiban perusahaan pada pihak ketiga untuk melakukan sesuatu
yang pada umumnya dalah pembayaran uang, penyerahan barang maupun jasa pada waktu-
waktu tertentu.
Modal adalah hak milik atas kekayaan dan harta perusahaan yang berbentuk hutang
tak terbatas suatu perusahaan kepada pemilik modal hingga jangka waktu yang tidak terbatas.
Rumus modal adalah harta atau aset dikurangi dengan kewajiban atau hutang.
Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum
mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam
hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri.
Biaya adalah aliran keluar atau pemakaian aktiva atau timbulnya hutang selama satu
periode yang berasal dari penjualan atau produksi barang, atau penyerahan barang atau
pelaksanaan kegiatan yang lain yang merupakan kegiatan utama suatu entitas.
44
REFERENSI
1. Suwardjono, Teori Akuntansi, Edisi Ketiga,BPFE, Yogyakarta, 2005.2. Ghozali,Imam dan Chari Anis. Teori Akuntansi, Edisi Ketiga, Universitas
Diponegoro, Semarang, 2007.
3. Dykman, Thomas R., Akuntansi Intermediate, Edisi Ketiga, Jilid Satu, terjemahan
Munir Ali, Erlangga, Jakarta, 2000.
4. Granof, Michael H., Philip W., Bell, Financial Accounting Principles and Issues,
Fourth Edition, Prentice Hall Inc., Englewood Cliffs, 1991.
5. Hadibroto, S., Sukadam, Sudardjat, Akuntansi Intermediate, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta, 1985.
6. Harahap, Sofyan Safri, Teori Akuntansi, PT. Raja Grafindo Perseda, Jakarta, 1993.
7. Hendriksen, Eldon S., Accounting Theory, Fifth Edition, Richard D.Irwin Inc.,
Homewood, Illinois, 1990.
8. Kam, Vernon, Accounting Theory, Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono, BPFE,
Yogyakarta, 1998.
9. Niswonger, C.Rollin, Fess, Philip E., Prinsip-Prinsip Akuntansi, Edisi
Ketujuhbelas, Erlangga, Jakarta, 1999.
10. Smith, Jay M., Skousen, K.Fred, Akuntansi Intermediate Volume Komprehensive,
Edisi Kesebilan, Jilid Dua, terjemahan Alfonsus Sirait, Erlangga, Jakarta, 1993.
11. FASB APB Statement No.4, Basic Concept and Accounting Principle Underlying
Financial Statements of Business Enterprise, AICPA Inc., New York, 1970.
12. FASB, Accounting Standard Original Pronoucements, Juli 1973 - Juli 1984, New
York, 1984.
13. FASB, Statement of Financial Accounting Concept NO.5, “Recognation and
Measurement in Financial Statement of Business Enterprises, Norwalk, 1984.
14. FASB, SFAC No.5, Edisi Kedua, terjemahan Suwardjono, BPFE, Yogyakarta, 1989.
15. FASB, Statement of Financial Accounting Concept No.6, “Elements of Financial
Statements of Business Enterprises”, Norwalk, 1985.
16. Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Buku Dua, Salemba
Empat, Jakarta, 1994.
17. International Accounting Standard (IAS) 32.11
18. Dari internet
45
46