87

Presentation Comb

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ok

Citation preview

Page 1: Presentation Comb
Page 2: Presentation Comb

Praktek Kerja Profesi Apoteker Angkatan 100RSUD Dr. Soetomo , 2015

PRESENTASI KASUS TERPILIH

INSTALASI RAWAT INAP OBSGYN

GIIP1001 39/40 minggu THIU + Letkep + BSC +PEB + Secondary

Arrest e.c Power

Kelompok II Pembimbing : Irvina Harni, S.Si., Apt., Sp.FRS

Page 3: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

RESUME PASIEN

No. RM : 123xx.xx.xxNama/Umur/Jenis Kelamin : Ny. W / 33 tahun / PBB/ TB/LPT : 70 Kg / 153 cm2 / - m2

Riwayat Alergi : Tidak diketahuiTanggal MRS/KRS : 27 FebruariKeterangan KRS : SembuhPindah Ruangan : 09 .45 WIB 27 Februari 2015 : IRD ROI15.00 WIB 27 Februari 2015 : ROI OBSGYNNama Dokter : dr. B.W. Sp. OG (K)Nama Apoteker : Riesa Uzvi Flowerini, S.Farm

Page 4: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

RESUME PASIEN History Of Patient Illnes ( Alasan MRS)Rujukan dari Rumah Sakit Bangkalan dengan keluhan lendir dan darah (+) pada jam 11.00 WIB serta kencang-kencang mulai 23.00 WIB (26-02-2015)Past Medical HistoryPasien BSC 2 tahun yang lalu dengan Hipertensi Gestasional (+)Acute and Chronic Medical Problem (Diagnosis)GIIP1001 39/40 minggu THIU + Letkep + BSC +PEB + Secondary Arrest e.c Power.

Page 5: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

RIWAYAT PENGOBATAN PASIEN

Pre medikasi :Ranitidin 50 mg (IV)Metoclorpramide 50 mg (IV)

Obat-Obatan Selama SC (Operasi Besar-Bersih ):

Petidine 50 mg (IV)Fentayl 175 mcgIsoflurane (General Anestesi)Propofol 70 mg

Propofol 40 mg + 40 mgKetorolac 30 mg (IV)Tramadol 30 mgPiton 10 mg + 10 mg (IV)Menengin 10 mg Lasix k/p

RS. Bangkalan :04.15 WIB : Nifedipin 10 P.O RD5 %04.45 WIB : SM 20% (4gr)05.00 WIB : SM 40 % (6 gr)

Page 6: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

No. Nama obat dan dosis regimen 27/2ROI

27/2OBSGY

N

28/2 01/3 02/3

1. RD5 500 cc/24 jam IV Infus √ 500 mL

√ √ √

2. Oksitosin 2 amp dalam 500 mL RD5 sampai 12 jam post-op IV-Drip (08.15 WIB)

√ √ √ √ √

3. Ranitiidin 2x 1 amp (50 mg /mL) IV √

4. Ketorolac 3 x 1 amp ( 30 mg /mL) IV

√ √ √ √ √

5. Alinamin F 3 x 1 amp (25 mg/10 mL) IV

√ √

6. Vitamin C 3 x 1 amp (100 mg/mL) IV

√ √

7. MgSO4 40 % hingga 12 jam post op IV Drip (08.15 WIB ; 15.00 WIB

√ √

8. Nifedipine 3 x 1 tab (30 mg) P.O p.r.n TD ≥ 160 mmHg NO. X

9. Asam Mefenamat 3 x 1 tab (500 mg) P.O No. X

10. Vitamin B-Kompleks 1 x 1 tab P.O No. VI

11. Sulfas Ferrous 1 x 1 tab (300 mg)

12. Transfisu PRC p.r.n HB ≤ 8 g/dL

13. Balance cairan CM = CK + 500 mL, minum maks. 1000 mL/24 jam. Diet TKTPRG

PROFIL PENGOBATAN PASIEN

Page 7: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

No. Data Klinik

27/2IRD

27/2ROI

27/2OBSGY

N

28/02 01/02 02/02 03/02

1. Suhu 36 36.2 36.5 36.3 36.7 36.7 36.7

2. Nadi 94x 114x 90x 84x 80x 82x 88x

3. RR ? 20x 20x 16x 18x 18x 18x

4. TD 140/90 148/98 160/100

150/90 130/90 130/90

120/90

5. HIS +

6. KU/GCS Lemah/-

Lemah/-

Baik/456

Baik/- Baik/- Baik/- Baik/-

7. Kejang/MS -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-

8. Rh/Wh -/- -/- -/- -/- -/- -/- -/-

9. Mual/Muntah/Diare

-/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/- -/-/-

10. a/c/i/d -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/- -/-/-/-

11. Flatus - - ? ? ? ? ?

12. Kontraksi uterus

+ + + + + + +

MONITORING DATA KLINIK

Page 8: Presentation Comb

No Data Klinik

27/2 28/02 01/02 02/02

1. HB 9.6 12 - 9.09

2. Leukositt

23.57 - 13

3. Trombosit

393x103

- 412x103

4. LED -

5. Eosinofil

0.259 -

6. Basofil 0.107 -

7. Limfosit 2.48 -

8. Monosit 0.307 -

9. Neutrofil

9.80 -

10.

MCV 82.3 -

11. MCHC 32.9 -

12. SGOT 19 - 57

13.

SGPT 14 - 51

14.

Albumin

3.82 - 2.7

15 GDA 117 - 126

MONITORING DATA LABORATORIUM N

o.Data Klinik

27/2 28/02 01/02

1. K 4 4

2. Na 142 141

3. Cl 109 103

4. BUN 5 16

5. SCR 0.57 0.7

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15

Page 9: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

DRUG RELATED PROBLEMNo Hari

TanggalKode

MasalahUraian Masalah Rekomendasi

Apoteker Tindak Lanjut

1. 27 Feb (8) Interaksi Obat

Signifikan – FarmakodinamikMagnesium sulfat meingkatkan efek hipotesi dan blokade neuromuskular Nifedipine.

(DIH, 2008)

Monitoring tekanan darah pasien.

Tekanan darah target :

(JNC VIII, 2015)

Menginformasikan ke perawat untuk melakukan monitoring TD dan melaporkan jika terjadi gejala hipotensi.

2. 27 Feb (3b) Under dose Ranitidin sebagai profilaksis stress ulcer uderdose. Permintaan : 2 x 50 mg (IV)Literature : 50 mg q 6-8 jam

(DIH, 2008)

Memperpendek interval pemberian ranitidin iinj. Menjadi 50 mg q 8 jam ( 3 dd)

Menginformasikan kepada dokter penanggungjawab pasien/

3. 27 Feb (3b) Under dose Ketorolac sebagai terapi analgetik post-op underdose.Permintaan : 3 x 30 mg.Literature : 30 mg q 6 jam, maks. 120 mg/24 jam

T ½ : 2-6 jam.

(DIH,2008 ; A to Z, 2003; AHFS, 2011; Medscape, 2015)

Page 10: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

DRUG RELATED PROBLEMNo Hari

TanggalKode

MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut

4. 27 Feb - (15) Kegagalan Mendapatkan Obat

Injeksi Vitamin C tidak dijamin oleh BPJS.Restriksi Formularium Nasional :Asam askorbat (vitamin C)1. Tab 50 mg2. Tab 250 mg

Terapi dilanjutkan.Jika masih dibutuhkan segera switch ke vitamin C oral.

Menginformasikan kepada pasien/keluarga pasien bahwa vitamin c tidak dijamin oleh BPJS.

5. 27 Feb (15) Kegagalan Mendapatkan Obat

Tidak tersedia stok vitamin C inj. di UPF Ruang Merpati. Sehingga pasien harus membeli di apotik luar RSUD Dr. Soetomo.

Melaporkan kebagian pengadaan

Mengiformasikan kepada pasien/keluarga pasien untuk menebus resep vitamin C di apotik luar RSUD Dr. Soetomo.

Membuatkan kopi resep vitamin C.

6. 28 Feb – 3 Mar

(1a) Tidak ada indikasi

Pemberian SF tidak berdasarkan indikasi yang jelas. Tidak ditemukan data mengenai indikasi anemia defisiensi za besi.Data laboratorium (27 Feb; 28 Feb; 2 Mar):Hb : 9.6; 12; 9.09 g/dLMCV : 82.3 ųm3

MCHC : 32.9 g/dL

Terapi SF tidak diberikan. Advice : diberikan terapi suportif untuk membantu memperbaiki kondisi tubuh : Vitamin B- Kompleks (neurotropik) 1 x 1 tab 1 dd dan tingkatkan asupan protein & sayuran hijau ( ex : daging sapi, bayam)

Menginformasikan advice ke dokter.

Konseling terapi non-farmakologi ke pasien.

Page 11: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

DRUG RELATED PROBLEMNo Hari

TanggalKode

MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut

7. 28 Feb – 3 Mar

(10a) Tidak kesesuaian RM dengan Resep

(10b) Tidak sesuai RM dengan catatan pemberian obat perawat

Pemberian SF tidak di ACC oleh Apoteker di UPF Ruagan Merpati. Advice pemberian B-Kompleks diterima (Ada RPO Vitamin B-Kompleks No. VI pada 28/-2/2-15 oleh Dr. D).

Vitamin B-kompleks 1x 1 tab 1 dd telah diberikan oleh perawat ke pasien sejak 28 Feb- 3 Mar, tetapi di RM tidak tertulis plan terapi Vit. B-Kompleks melainkan tertulis plan terapi SF :28 Feb 1 x 1 Tab (300 mg)1 Maret 2 x 1 Tab (600 mg)

s.d.a Menginformasikan kepada dokter yang bertanggungjawab terhadap pasien.

Page 12: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

DRUG RELATED PROBLEMNo Hari

TanggalKode

MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut

8. 27 Feb (2) Efikasi pemilihan Nifedipine sebagai antihipertensi pada PEB (RS Bangkalan)

Antihipertensi lini pertama untuk acute severe hypertension pada PEB adalah Hidralazine 5 mg iV bolus, Kemudian 10 mg setiap 20–30 menit, maks. 25 mg,

Efikasi Nifedipine : kontroversial.

(JNC VIII, 2015)

Menginformasikan kepada dokter.

9. 28 Feb – 2 Mar

(1a) Tidak ada indikasi

(10b) Ketidaksesuaian RM dan catatan pemberian obat

(2) Pemilihan obat

Pemberian nifedipine 30 mg tanpa indikasi pada 28 Feb pukul 14.00 WIB dan 22.00 WiB oleh perawat .Dengan data TD : ≤ 150/90 mmHg.

01/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 06.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.

02/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 14.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.

Plan Terapi di RM : Nifedipine 3x30 mg p.r.n TD ≥ 160 mmHg.

Advice ke dokter :Untuk stage I hipertensi pada ibu menyusui hanya direkomendasikan perubahan gaya hidup : kontrol diet garam ≤ 2.4 g/hari.

Stage II –III : Pilihan utama adalah methyldopa 250 mg-1 g/day dibagi setiap 8-12 jam, maks. 3 g/day

Menginformasikan kepada perawat untuk memeriksa TD setiap shift dan menyesuaikan pemberikan obat dengan plan terapi.

Konseling pasien : terapi non farmakologi.

Page 13: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

DRUG RELATED PROBLEMNo Hari

TanggalKode

MasalahUraian Masalah Rekomendasi Apoteker Tindak Lanjut

10. 28 Feb -10 Mar

(2) Pemilihan obat

Efikasi pemilihan Nifedipine sebagai antihipertensi pada ibu menyusui.

Advice ke dokter :Untuk stage I hipertensi pada ibu menyusui hanya direkomendasikan perubahan gaya hidup : kontrol diet garam ≤ 2.4 g/hari.

Stage II –III : Pilihan utama adalah methyldopa 250 mg-1 g/day dibagi setiap 8-12 jam, maks. 3 g/day

Menginformasikan kepada dokter.

Konseling pasien : terapi non farmakologi.

11. 28 Feb – 2 Mar

(1a) Tidak ada indikasi

(10b) Ketidaksesuaian RM dan catatan pemberian obat

Pemberian nifedipine 30 mg tanpa indikasi pada 28 Feb pukul 14.00 WIB dan 22.00 WiB oleh perawat .Dengan data TD : ≤ 150/90 mmHg.

01/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 06.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.

02/02/2015Nifedipine diberikan pada pukul 14.00 WIB dengan TD ≤ 130/90 mmHg.

Plan Terapi di RM : Nifedipine 3x30 mg p.r.n TD ≥ 160 mmHg.

s.d.a Menginformasikan kepada perawat untuk memeriksa TD setiap shift dan menyesuaikan pemberikan obat dengan plan terapi.

Page 14: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

MONITORING EFEK SAMPING OBATVisite 28 & 02 Maret 2015:Pasien tidak mengeluhkan efek samping.

Page 15: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Page 16: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

Tujuan terapi Rekomendasi Terapi

Parameter yang ditinjau

Hasil akhir yang

diinginkan

Frekwensi Pemantauan

Waktu

27/02 28/02 01/02 02/02 03/02

Mencegah Eklamsia MgSO4 40% 5 g sampai 12 jam post-op setiap 6 jam

Kejang Tidak ada kejang

Setiap shift - - - - -

Mengontrol Tekanan Darah

Methyldopa 250 mg 3dd

TD ≤ 130/90 mmHg Setiap shift 140/90 150/90 130/90 130/90 120/90

Menyembuhkan luka Sc

Inj. Vitamin C 100 mg one

Penampakan lukaLeukosit

Suhu

Luka kering

3.7-10.1 g/dL36.37.5

Setiap hari

Setiap 3 hari

Setiap shift

Kering23,57

36.5

Kering

36.3

Kering

36.7

Kering13

36.7

Kering

36.7

Mencegah Stress Ulcer

Injeksi Ranitidin 3 x 50 mg

Tanda-tanda stress ulcer

(-) Setiap hari - - - - -

Mencegah pendarahan post-op

Oksitosin 500 cc/12 jam post op

Pendarahan (-) Setiap shift - - - - -

Analgetik post-op Asam Mefenamat 3x500 mg

Nyeri Skala 0 Setiap shif 1 1 1 1 1

Menormalkan motilitas usus

Alinamin F 3x25 mg (IV)

Flatus (+) Setiap shift -

Roboransia B-Kompleks 1x1 tab

Kondisi tubuh Baik Setiap hari Baik Baik BAik Baik Baik

Page 17: Presentation Comb

KELOMPOK II PKPA RSUD Dr. SOETOMO ANGKATAN 100

KONSELINGObat Pulang :Asam Mefenamat : Untuk mengurangi nyeriKonsumsi 3 x 1 tab (500 mg) sesudah makan.Efek samping : Gangguan GI, mual, muntah, diare, kontipasi.Jika terasa mual : dapat minum air hangat atau konsumsi permen.Obat Pulang :NifedipineUntuk mengontrol tekanan darahKonsumsi 3 x 1 tab (30 mg)Efek samping : Pusing, mual, waspada gejala-gejala hipotensi. Rutin ukur tekanan darah. Target ≤ 130 /90 mmHgNon Farmakologi-Tingkatkan konsumsi sayur dan buah-Diet tinggi kalori, tinggi protein-Batasi kegiatan (Bed rest terlebih dahulu)-Konsumsi air cukup ( maks. 1000 mL, sampai konsultasi berikutnya)- Batasi garam ≤ 2.4 g/day- Konsumsi daun katuk untuk memperlancar ASI Medscape, 2015

Page 18: Presentation Comb

KASUS IRNA ANAK "CHOLESTASIS"

KELOMPOK IIPEMBIBING: Mariyatul Qibtiyah, Apt, Sp.FRS

PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKERRSUD DR. SOETOMO SURABAYA

2015

Page 19: Presentation Comb

Data Pasien

• Nama : An. MI• No. RM : 1239XXXX• Umur : 1 bulan 11 hari• BB/TB/ : 2.8 kg/ 50 cm• Jenis kelamin : laki-laki • Riwayat alergi : tidak ada keterangan• Diagnosa : Kolestasis• Alasan MRS : Pasien terlihat kuning dan BAB pucat

akhir-akhir ini• Tgl MRS : 18 februari 2015

Page 20: Presentation Comb

Histori of patients

ilness

• lahir prematur, kelainan integritas kulit, kholestasis, anemia hipokronik aniso poikilositosis

Past medical history

• pasien kuning sejak lahir, dilakukan penyinaran, lahir prematur, biopsi hati, transfusi PRC, USG 2 fase

Riwayat keluarga

• sebelum melahirkan ibu pilek dan batuk selama lebih dari satu bulan, tapi tidak pernah demam

Page 21: Presentation Comb

Profil pengobatan No. Nama obat dan dosis regimen 18/2 19/2 20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2

1. Urdafalk 3 x 25 mg PO √ √ √ √ √ √ √ √ √

2. Fluimucil 3 x 1/5 sachet PO √ √ √ √ √ √ √ √ √

3. Sistenol 3 x 25 mg (KP)

4. Methyl Prednisolon 2,5 - 2,5 -0

√ √ √ √ √ √ √ √ √

5. Transfusi PRC 25 cc √

6. Lasix 2 mg IV √

7. Ca Gluconas 0.2 IV √

8. Transfusi FFP 25 cc √

9. Vitamin K 1 x 1 mg IV √ √ √

10. D5 ¼ NS 230 cc/ 24 jam √ √ √ √

Page 22: Presentation Comb

Data KlinikNo. Data klinik 18/2 19/2 20/2 21/2 22/2 23/2 24/2 25/2 26/2 Nilai

rujukan

1. Suhu (oC) 36.9 36.6 36 36.9

37.4 36.7 37

36.5 36.7 37

36.4 37 36.5-37.2

2. Nadi (kali/menit) 128 99 112 112 120

100 115 135 130 80 121-179

3. RR (kali/menit) 28 36 30 28 30 32 30 32 25-30

4. SPO2 (%) 99 99 98 70-100

5. Mual/muntah/diare - - - - - - - - - -

6. Kondisi umum cukup cukup cukup cukup cukup Lemah lemah Lemah cukup Baik

6. Ikterus + + + + + + + + + -

7. Asites + + + + + ± - -

8. Udem - - - - - - - - - -

9. Abdomen superektended + + + + + -

10. Vena prominen + + -

Pediatric dosage handbook, 2010

Page 23: Presentation Comb

Pemeriksaan laboratorium• Darah lengkap

No.

Pemeriksaan 18/2/15 19/2/15 21/2/15 22/2/15 Nilai rujukan

1. Hb (mg/dl) - 8.5 12.8 12.84 10.0-13.0

2. Leukosit (x103 mg/dl)

9.28 9.79 4.65 10.14 6.0-17.5

3. Trombosit (x103 mg/dl)

493 563 504.9 504.9 300-700

4. HCT (%) 26.4 26.1 38.17 38.7 29-42

5. RBC 2.7 2.77 4.29 - 3.1-4.3

6. Gamma GT 94

Pediatric dosage handbook, 2010

Page 24: Presentation Comb

• Elektrolit

• Fungsi hati

No. Pemeriksaan 18/2/2015 Nilai rujukan

1. Kalium (mEq/L) 4.4 4.0-6.2

2. Natrium 135 0-171

3. Clorida 115 95-105

4. Kalsium (mg/dL) 10.5 8.8-11.2

No. Pemeriksaan 18/2/2015 Nilai rujukan

1. SGOT (U/L) 212 18-74

2. SGPT (U/L) 174 8-78

3. Billirubin total (mg/dL) 10.01 0-1.5

4. Billirubin direk (mg/dL) 8.82 0-0.5

5. Albumin (g/dL) 3 2.0-4.0

6. Alkali phosphat (U/L) 696 40-115

Pediatric dosage handbook, 2010

Page 25: Presentation Comb

Pemeriksaan imunologis (TORCH)• Ig G toxoplasma (+)• Ig M toxoplasma (–)• Ig G rubela (+)• Ig M rubela (–)• Ig G anti- CMV (+)• Ig M anti- CMV (–)• Ig G, ig M herpes (–)

Page 26: Presentation Comb

DFP-2Lembar Pengkajian Obat

Page 27: Presentation Comb

No Hari / Tanggal Kode Masalah Uraian Masalah Rekomendasi / Saran Tindak Lanjut

1 23 Februari 2015

9(Efek samping

Obat)

Penggunaan urdafalk dapat menyebabkan efek samping potensial, > 10% yaitu mual, muntah, diare pusing, dyspepsia, nyeri punggung, dan infeksi saluran nafas atas. (DIH ED 17th, 2007)

Monitoring efek yang potensial terjadi pada pasien, seoerti muntah, diare, konstipasi dan tanda SIRS

2. 23 Februari 2015

9 (Efek samping

Obat)

Penggunaan fluimucil dapat menyebabkan efek samping terjadinya rekasi anafilaksis, edema, urtikaria, pruritus, mual, faringitis (Medscape

Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien

3 23 Februari 2015

11(kesalahan

penulisan resep)

Pasien diresepkan fluimucil yang merupakan merk dagang dari asetilsistein. Seharusnya menurut permenkes RI No. 068 th 2010, tentang kewajiban penggunaan obat generic di fasilitas pelayanan pemerintah, obat yang diresepkan di rumah sakit adalah obat generik

Sarankan dokter untuk menuliskan obat nama obat generik di resep

Konsultasikan ke dokter

4 23 Februari 2015

9(Efek samping

Obat) 

Fluimucil dapat menyebabkan efek samping terjadinya rekasi anafilaksis, edema, urtikaria, pruritus, mual, faringitis (Medscape)

Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien 

 

5. 23 Februari

2015

9 (Efek samping

Obat) 

Methylprednisolon dapat menyebabkan efek samping edema, eritema, retensi cairan, sakit kepala (Medscape)

Monitoring efek samping yang mungkin terjadi pasien 

 

Page 28: Presentation Comb

DFP-3MONITORING EFEK SAMPING

OBAT

Page 29: Presentation Comb

No. DMK :12xxxxxxRuangan : Bona I (Hepatologi)

Dokter : Dr. BagusFarmasis :

No.

Hari / Tangg

al

Manifestasi ESO

Nama Obat

Regimen Dosis

Cara mengata

si ESO

Evaluasi

Tgl

Uraian

Page 30: Presentation Comb

DFP-4FORM RENCANA KERJA FARMASIS

DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Page 31: Presentation Comb

Tujuan Farmakologi

Rekomendasi Terapi

Parameter yang

dipantau

Hasil Akhir yang

Diingin-kan

Freku-ensi

Pemantauan

Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

18/2 19/2 20/2 21 /2 22/2 23/2 24/2 25/2

26/2

Memperbaiki fungsi hati

1. Urdafalk 2. Fluimucil 3. Methylpred

nisolone

Fungsi hatiSGOTSGPTBillirubin totalBillirubin direckIkterusAsites Udem

18-748-780-1.8

0-0.52-4---

1xseminggu

setiap hari

212174

10.01

8.82++

++

-

++

-

++

-

+ +±

+-

-

+

-

+

Menurunkan demam

Sistenol Suhu tubuh 36,5-37.2 Setiap hari

36.536.9

36.6 3636.9

36.137.4

36.737

3636.5

36.737

36.4 37

Mengobati anemia Transfusi 25 cc HbLeukositTrombositHCTRBC

10-136-17.5300-70029-423.1-4.3

Setiap hari 9.28

49326,42,76

8.5

9.7956326,12,77

12.84

4,65504

38,172,77

12.84

10,14504,938,17

DFP 4 – FORM RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Page 32: Presentation Comb

Tujuan Farmakologi

Rekomendasi Terapi

Parameter yang

dipantau

Hasil Akhir yang

Diingin-kan

Freku-ensi

Pemantauan

Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl

18/2 19/2 20/2 21 /2 22/2 23/2 24/2 25/2

26/2

Mencegah terjadinya pendarahan pre, selama dan post biopsi

Inj vitamin K 1x1 mg

PPTAPPT

9-23 dtk23-33 dtk

Pre, selama, post operasi

13,148,1

13.839.7

13,834,7

Mencegah komplikasi kardiomiopati selama dan sesudah transfusi

Pre: LasixPost: Ca Glukonas

RRHR

25-30121-179

Selama dan setelah transfusi

3699

30112

28120

30100

DFP 4 – FORM RENCANA KERJA FARMASIS DAN LEMBAR PEMANTAUAN

Page 33: Presentation Comb

DFP-5LEMBAR KONSELING

Page 34: Presentation Comb

DFP 5NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI

Konseling pada keluarga pasien

1 Methylprednisolon Methilprednisolon merupakan obat yang dapat melindungi hati. Obat diminum dua kali sehari pada pagi dan siang hari di jam yang sama tiap harinya, diminum bersamaan dengan susu, jangan menaikkan atau menurunkan dosis. jika terjadi efek samping seperti banyak berkeringat, susah bernafas, feses kehitaman dan gejala infeksi seperti demam, dingin, luka di mulut, dsb segera laporkan.(DIH ed 17th, 2007)

Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut

2 Pasien diresepkan obat sistenol (parasetamol dan asetilsystein)

Sistenol merupakan obat penurun panas diminum kapan perlu, jika pasien demam (suhu tubuh > 37.2), diminum tiga kali sehari bersamaan dengan susu atau sesaat stelah meminum susu (DIH ed 17th, 2007)

Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut

3 Urdafalk Urdafalk merupakan obat yang dapat melindungi hati, diminum tiga kali sehari pada jam yang sama tiap harinya bersamaan dengan susu. Laporkan jika terjadi muntah pada anak (DIH ed 17th, 2007)

Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut

Page 35: Presentation Comb

NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI

Konseling pada keluarga pasien

4. Asetil systein Asetil sistein merupakan obat yang dapat melindungi hati, obat diminum tiga kali sehari di jam yang sama tiap harinya, laporkan jika terjadi demam atau dingin, perubahan pernapasan, dan mual muntah (DIH ed 17th, 2007)

Orang tua pasien mengerti tentang informasi tersebut

Page 36: Presentation Comb

NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI

Informasi Kepada Perawat

1 Methylprednisolon Monitor efektivitas terapi dan efek samping yang

dapat terjadi, seperti udem, keseimbangan

elektrolit, tekanan darah, gejala SIRS dsb. Ketika

akan dihentikan dosis harus di tapper atau

frequensi pemberian obat di kurangi (DIH ed 17th,

2007)

Informasikan kepada perawat

2 Urdafalk Lakukan Physical assessment/ monitoring hasil

laboratorium, efek terapi dan efek samping yang

mungkin terjadi. (DIH ed 17th, 2007)

Informasikan kepada perawat

3 Asetil sistein Lakukan physical assesment dan monitoring

fungsi paru pasien (DIH ed 17th, 2007)

Informasikan kepada perawat

4. Injeksi Vitamin K Vitamin K diberikan secara IV langsung dengan

kecepatan tidak lebih dari 1mg/menit (Lawrence,

2009)

Informasikan kepada perawat

Page 37: Presentation Comb

NO URAIAN REKOMENDASI/SARAN EVALUASI

Informasi Kepada Dokter

1 Penulisan resep Berdasarkan permenkes No. 68 tahun 2010 tenyang kewajiban menggunakan obat generik di fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah, obat yang diresepkan di rumah sakit adalah obat generik. Sebaiknya obat fluimucil yang diresepkan pada pasien di ganti dengan asetilsistein

Informasikan kepada dokter

Page 38: Presentation Comb

PKPA RSUD dr. SOETOMOIRNA BEDAH – KELOMPOK II

MALFUNGSI SHUNT+INFECTED SHUNT +

VENTRIKULITIS

Page 39: Presentation Comb

DATA PASIEN

Nama :M.H

Alamat :Kebomas

No.RM :1239xxxx

Umur :18 th

BB :55 kg

Status :Jamkesmas

Tgl.MRS :25/2/15

Tgl.KRS :-

Page 40: Presentation Comb

• Alasan MRS : Keluar cairan bening dari kepala kanan 2 hari, Demam 2 hari.

• Riwayat penyakit : Kecelakaan motor pada 2006. Menjalani OF impresi dan Tracheotomy pada oktober 2006 dan pemasangan VP shunt pada november 2006.

Page 41: Presentation Comb

No RM : 12.39.77.15Nama/Umur: M. Husain/ 18 tahun LBB / TB/ LPT: 55 kgAlamat: Sunan Prapen 3/9 KebomasRiwayat Alergi : -

Diagnosis: Malfungsi shunt (+), Infected shunt (+), Ventrikulitis

Alasan MRS: Pasien mengeluh keluar cairan putih bening dari kepala kanan sejak 2 hari dan demam 2 hari

Tgl MRS/KRS: 23/2/2015 (IRD)Keterangan KRS : Pindah Ruangan Tanggal : 24/2/2015 (ROI), 25/2/15 (Bedah G) MalamNama Dokter: Nama Apoteker : Lusi Wijaya KP,

S.Farm

No Nama Obat dan Dosis Regimen Tanggal Pemberian Obat

25/2

26/2

27/2

28/2

1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3

8/3

9/3

10/3

11/3

1 Infus D5:PZ 500:1000 cc/ 24 jam 2:1/24ja

m

√ 500:500

2 Ceftriaxon 2 x 1 g √

1x

√ √

1x

3 Ranitidine 2 x 50 mg IV √ 1x

√ √ 1x √ 1x

4 Ketorolac 3 x 30 mg IV √

2x

1x 3x 1x

5 Ondancentron 3 x 4 mg IV √ 2x

√ √

1x

6 Tramadol 3 x 100 mg IV √

7 Diet TKTP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

8 Asam mefenamat 3 x 500 mg PO √

9 Metamizol 3 x 1 g 2x √ √ 1x

10 Infus D5NS 1000 cc/24 jam √ √ 500cc

√ √ √ √

11 Injeksi Fosfomycin 2 x 2g IV 2x √ √ √ √ √ √ √

12 PCT PO 3x 1 tab (500mg) √ √ 1x

13 Injeksi amikacin IV 2 x 375 mg 1x √ 1x

14 Injeksi amikacin intratekal 2 x 35 mg √ √ √

IRNA/ Ruangan : Bedah / Bedah GDFP 1-LEMBAR PENGOBATAN

Page 42: Presentation Comb

No Data Klinik Nilai NormalTanggal

26/2 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3 5/3 6/3 7/3 8/3 9/3 10/3 11/3

1 Suhu 36,5-37,2 0C 37 37 35 36,6 37 37 37,2 36,8

2 Nadi 80-100 96 96 96

3 RR 16-20 18 18 18

4Tekanan darah

120/80 120/70 120/70

120/80

5 GCS 4-5-6 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456 456

6KU

Baik cukup cukup cukup cukup cukup cukupcukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup cukup

7 Kejang/MS - - -

8 Rh/Wh -

10Mual/muntah/diare

- +/-/- -

11 EVD/24jam - 2000cc jernih

2500cc jernih

1000cc jernih

300cc jernih

200 cc 300 cc 300 cc 350 cc 500 cc 350 cc

12 Nyeri Kepala - Sore +

DATA KLINIK PASIEN

Page 43: Presentation Comb

No Data Laboratorium

Nilai Normal

Tanggal

23/2 24/2 3/3 6/3 9/3 23/2 24/2 3/3 6/3 9/3

DARAH LENGKAP RFT

1 Hb 12,9-15,9 g/dL 13,6 BUN 9

2 Leukosit (3,7 - 10,1) x103/µL 9,86 Scr 0,77

3 Trombosit (150-400) x103/µL 283

SERUM ELEKTROLIT BGA 1 K 3,8-5 4,2 3,3 pH 7,38 2 Na 136-144 148 136 PCO2 36 3 Ca 97-103 109 101 PO2 121 HCO3 21,3 BE -3,8

DATA LABORATORIUM

Page 44: Presentation Comb

No Data Laboratorium Nilai Normal

Tanggal

23/2 24/2 28/2 3/3 6/3 9/3

LIVER FUNCTION TEST

1 SGOT < 41 14

2 SGPT < 38 15

LAIN-LAIN

1 Albumin 4,54 2,1

2 GDA 113

3 CRP Kimia 1,18

4 HbsAg -

CAIRAN OTAK

1 Warna Tak berwarna

Tak berwarna kuning kuning kuning

2 Kejernihan Agak keruh

jernih jernih jernihAgak keruh

3 Jumlah sel H98 H78 H96 H63 H60

4 Glukosa 68 64 57 46 51

5 Protein total 18 45 72,2 66,7 138,2

6 Nonne - + - + +

7 Pandy - +1 +1 +1 +2

Page 45: Presentation Comb

Laporan Operasi

Tanggal operasi : 24 Februari 2015Jam Operasi : 16.45 -20.45Jenis pembedahan: AFF Shunt + EVD Keen (D)Diagnosa pra bedah : Expose Shunt +

Diskoneksi ShuntJenis operasi : Bersih, khusus

Page 46: Presentation Comb

DATA TERAPI

Page 47: Presentation Comb

Penggunaan Antibiotik Terhadap Bakteri Patogen

(AACN, 2013)

Page 48: Presentation Comb

Dosis Antibiotik

(AACN, 2013)

Page 49: Presentation Comb
Page 50: Presentation Comb
Page 51: Presentation Comb

Golongan Spektrum BM Lipofilitas

Kemampuan

Menembus CSF

(AUCCSF/AUCS

Sifat Ikatan Protein(Albumi

n)

Dosis Durasi Terapi

StabilitasΒ-

Lactamase

Non Β-Lactamas

eOral IV IM

Ceftriaxone

Ѵ Gram (-) bacilli, sesitif

terhdap H. Influenza,

N. Gonorrheae dan beta-laktamase producing

strain.

554.58

g/mol

Hidrofilik

0.007 (Non-

inflamation

condition). 0.04-0.17

(Inflamation

condition)

Bakterisid

85-95% 1 g 30-menit sebelum op.

Larutan rekontitusi dengan Aqua pro injeksi dengan konsentrasi 100 mg/ml stabil pada suhu kamar (25C) selama 1 hari dan stabil selama 10 hari pada suhu refrigerator (4C)

ANTIBIOTIKA

Page 52: Presentation Comb

Golongan Spektrum BM Lipofilitas

Kemampuan

Menembus CSF

(AUCCSF/AUC

S

Sifat Ikatan Protein

(Albumin)

Dosis Durasi Terapi

Stabilitas

Β-Lactamas

e

Non Β-Lactamas

e

Fosfomycin

Ѵ Gram (-) dan beberapa

strainStaphylococ

cus saphrophyti

cus, tidak sensitif

terhadap P. aeruginosa.

138.059

g/mol

Hidrofilik

0.18 baik pada

kondisi inflamasi maupun

tidak

Bakterisid

Tidak diikat

protein

Amikasin Ѵ Gram (-), sensitif

terhadap P. aeruginosa, Acinetobacter. Sensitif terhadap gram (-) resisten

aminoglikosida lain.

585.603

g/mol

Hidrofilik

0.24 pada kondisi non-inflamasi.

Bakterisid

0-11% 30 mg every 24

jam

Page 53: Presentation Comb

Golongan Spektrum BM Lipofilitas

Kemampuan

Menembus CSF

(AUCCSF/AUC

S

Sifat Ikatan Protein

(Albumin)

Dosis Durasi Terapi

Stabilitas

Β-Lactama

se

Non Β-Lactamas

e

Amikasin Ѵ Gram (-), sensitif

terhadap P. aeruginosa,

Acinetobacter. Sensitif

terhadap gram (-) resisten

aminoglikosida lain.

585.603 g/mol

Hidrofilik 0.24 pada kondisi non-inflamasi. (DIH, 2008)

10-20%. Non inflamasi 15-

24%

Bakterisid

0-11% 30 mg every 24

jam

Vancomycin Ѵ Drug of choice for treatment of infections

caused byoxacillin-resistant

Staphylococcus aureus and epidermidis

1449.3 g.mol−1

lipofilik 0.14-0.18 pada kondisi

non-inflamasi dan 0.30 pada

kondisi inflamasi.

(DIH, 2008) inflamasi 20-

30%

Bakterisid

10-50%

Cefotaxim (rekomendasi first choice

dari hasil kultur)

Ѵ Gram + dan gram -

(lebih aktif melawan

strai kuman Bacilli

termasuk kuman yang

resisten beberapa

antibiotik)

455. 47g/m

ol

Hidrofilik

<40%

Page 54: Presentation Comb

Golongan Spektrum BM Lipofilitas

Kemampuan

Menembus CSF

(AUCCSF/AUC

S

Sifat Ikatan Protein

(Albumin)

Dosis Durasi Terapi

Stabilitas

Β-Lactama

se

Non Β-Lactamas

e

Gentamycin Ѵ Efektif for therapy gram

(-)

477.596 g/mol

lipofilik >> 1 pada kondisi non-

inflamasi dan inflamasi.

(DIH, 2008) inflamasi 10-

30%

Bakterisid

<30%

Clindamycin Ѵ Gram (+) cocci dan anerobs

424.98 g/mol

lipofilik No significant level in CSF

(inflamasi/non inflamasi)

Bakterisid

Not defined clearly.

Cefazolin Ѵ Gram (+) cocci ( but not

enterococci or oxacillin

resistent S. Aureus), E.coli,

Klebsiella, P. mirabillis

454.51 g/mol

lipofilik 0.007-0.1 kondisi non

inflamasi dan 0.15 pada

kondisi inflamasi

Bakterisid

74-86%

Page 55: Presentation Comb

Catatan : Semua AB diatas ditanggung oleh BPJS namun dengan restriksi (Baca :

restriksi Amikasin) Berdasarkan Handbook of Atimicrobial Therapy tahun 2005 :

• AB Profilaksis Untuk Bedah Kepala & Leher :

Clidamycin 600-900 mg IV + Gentamycin 1.5 mg/kgBB (IV)

OR

Cefazolin 1-2 g setiap 4-6 jam (IV)

• AB Profilaksis untuk Bedah Neurology :

Cefazolin 1-2 g setiap 4-6 jam (IV)

OR

Vancomycin 1 g (IV)

Page 56: Presentation Comb

Pilihan Terapi untuk infeksi S. Epidermidis (Handbook Of Antimicrobila Therapy, 2005)

Page 57: Presentation Comb

TERAPI ANALGESIK PASKA OPERASIAnalgesik Tanggal

Nama Dosis 25/2 26/2 27/2 28/2 1/3 2/3 3/3 4/3

Ketorolac 3x30 mg IV √ √ √ //

Tramadol 3x100 mg IV √ //

Asam mefenamat 3x500 mg PO √ //

Metamizol 3x1 g IV √ √ √ √ //

Skala nyeri TAD

Suhu (°C) 37 37 35

Tujuan mengurangi nyeri dengan meminimalkan efek samping akibat penggunan analgesik, mengembalikan pasien dapat beraktivitas normal lebih cepat, dan meminimalkan efek yang mengganggu dari nyeri yang tidak teratasi (Ramsay, 2000; Donnelly et al., 2013)

Pada pasien paska operasi bedah saraf (pemasangan/penggantian shunt, kraniotomi, operasi kraniofasial, aneurisme intrakranial, dkk,), pemberian opioid harus dengan bijak karena efek sedasi yang tinggi dapat menutupi tanda perubahan TIK akut atau mempengaruhi kemampuan pasien dalam penilaian neurologis. Jika terdapat risiko perdarahan, NSAID tidak digunakan dalam 24 jam pertama paska operasi (Association of Paediatric Anaesthetists of Great Britain and Ireland, 2012)

Page 58: Presentation Comb

Pada tanggal 25/2 ketorolak 3x30 mg IV dan tramadol 3x100 mg IV (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)

Analisis:Kombinasi analgesik dengan mekanisme kerja yang berbeda efektif untuk mengurangi nyeri paska operasi. Ketorolak digunakan bersamaan dengan analgesik opiod untuk nyeri sedang-berat paska operasi (McEvoy, 2011; Donnelly et al., 2013) kombinasi kedua analgesik tersebut sudah tepat-Ketorolak NSAID yang bekerja dengan menghambat COX-1 dan COX-2 Dosis (multiple) : 30 mg tiap 6 jam. Pasien mendapatkan ketorolak 3x30 mg, jika dosis kurang dapat menyebabkan efek analgesik tidak adekuat DRP regimen dosis (underdose dan frekuensi kurang)- Tramadol golongan opioid yang bekerja dengan menghambat reseptor µ (McEvoy, 2011)

Rekomendasi:Pemberian ketorolak disesuaikan kondisi pasien, jika dengan 3x30 mg dan tramadol nyeri pasien sudah berkurang maka dosis sudah tepat. Jika efek analgesik tidak adekuat, dosis ketorolak dapat dinaikkan menjadi 120 mg/hari (4x30 mg)

Pada tanggal 26/2 tramadol distop, ketorolak 3x30 mg tetap diberikan (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)

Page 59: Presentation Comb

Pada tanggal 27/2 ketorolak 3x30 mg IV + asam mefenamat 3x500 mg PO (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)

Analisis: - Penggunaan dua atau lebih NSAID dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna DRP interaksi obat-obat- Mekanisme : NSAID nonspesifik yang menghambat COX-1 dan COX-2, hambatan COX-1 menyebabkan penurunan produksi PG di lambung yang berfungsi sebagai faktor protektif dan menghambat agregasi platelet iritasi/perdarahan saluran cerna. Penggunaan kombinasi 2 atau lebih NSAID dapat meningkatkan risiko perdarahan saluran cerna (Baxter, 2008; O’Connel and Vondracek, 2011)

Rekomendasi:Dilakukan penilaian skala/keluhan nyeri pasien untuk menentukan analgesik yang diperlukan. Kombinasi analgesik bisa dilakukan dengan menggunakan obat yang mempunyai mekanisme kerja berbeda.

Page 60: Presentation Comb

Pada tanggal 28/2 – 3/3 metamizol 3x100 mg IV (tidak ada data skala/keluhan nyeri pasien)Metamizole (der. Pyrazole) -Efek analgesik poten, lebih besar daripada aspirin/PCT (2,5 g metamizol ekivalen dengan 50 mg petidin atau 10 mg morfin oral)- Mempunyai efek antipiretik melalui hambatan sintesis prostaglandin di hipotalamus, efek lebih besar dari PCT (Hernández-Cortez, 2006)

Analisis:-Metamizol tidak masuk dalam Formularium Nasional dan pada pasien tidak mendapat ACC KFT sehingga pasien membeli DRP kegagalan mendapatkan terapi- Suhu tubuh pasien normal sehingga tidak perlu diberikan analgesik/antipiretik DRP ada terapi tidak ada indikasi

Rekomendasi :-Dilakukan penilaian keluhan/skala nyeri pada pasien untuk menentukan indikasi pemberian analgesik. Jika memang diperlukan, metamizol dapat diganti dengan asam mefenamat seperti sebelumnya, tetapi jika asam mefenamat kurang adekuat dapat diberikan natrium diklofenak-Suhu pasien normal sehingga tidak perlu diberikan analgesik/antipiretik.

Page 61: Presentation Comb

Terapi stress ulcer dan postoperative nausea vomiting

Nama obat dan regimen dosis

25/2/15

26/2/15

27/2/15

28/2/15

1/3/15

2/3/15

3/3/15

Ranitidin 2x50 mg (IV)

√ 22.00 09.0012.00

√ √ √ 09.00

Ondansetron 3x4mg (IV)

√ 13.0022.00

09.1522.00

√ // 09.00 //

Page 62: Presentation Comb

Terapi stress ulcerNama Ranitidin

Mekanisme kerja Menghambat reseptor H₂ secara selektif dan reversible, sehingga sekresi asam lambung akan dihambat (Dewoto, 2009).

Indikasi Ulcer duodenum, ulcer gastrik (Dewoto, 2009)Postoperative ulcer (Lacy, et al., 2009)

Dosis IV : 50 mg tiap -8 jamOral : 150 mg tiap 12 jam (Lacy, et al., 2009)

Parameter monitoring Tidak ada keluhan mual, muntah, atau nyeri ulu hati

Page 63: Presentation Comb

Uraian Rekomendasi/saran Tindak lanjut

Ranitidin IV menurut literatur diberikan tiap 6-8 jam (Lacy, et al., 2009). sedangkan dokter memberikan dua kali sehari. Bahkan pada tanggal 26 dan 3, pasien hanya diberikan sekali saja

Melakukan konfirmasi kepada dokter terkait dosis pemberian agar di dapatkan efek yang sesuai dengan yang diinginkan

Menyampaikan kepada dokter dengan komunikasi yang baik antar tenaga kesehatan.

Ranitidin dapat digunakan sebagai terapi post operatif terjadinya ulcer(Lacy et al., 2009) Tercatat pada tanggal 26 pasien mengeluh mual, namun pada pasien ini ranitidin diberikan hingga tanggal 3 maret 2015 tanpa adanya keluhan mual muntah atau nyeri ulu hati dari pasien,

Melakukan konfirmasi ulang kepada dokter terkait penggunaan ranitidin tanpa keluhan. Ranitidin postop cukup diberikan setelah operasi sampai sehari setelah operasi atau sampai keluhan mual, muntah, nyeri ulu hati hilang, jika tidak ada keluhan apapun sebaiknya penggunaan ranitiidin dapat dihentikan.

Menyampaikan kepada dokter dan menanyakan alasan penggunaan ranitidin tersebut, jika diperlukan bisa menanyakan langsung kepada pasien.

DRP

Page 64: Presentation Comb

Terapi PONV

Drug Dose Timing

Ondansetron 4–8 mg IV At end of surgery

Metoclopramide 25 or 50 mg IV forprophylaxis

-

Dexamethasone 5–10 mg IV Before induction

Dimenhydrinate 1–2mg/kg IV

Beberapa terapi PONV :

(McCracken et al., 2008)

Page 65: Presentation Comb

Terapi PONV Nama Ondansetron

Mekanisme kerja Antagonis reseptor 5-HT yang terdapat pada chemoreceptor trigger zone di area postrema otak dan mungkin juga pada aferen vagal saluran cerna (Dewoto and Louis, 2009).

Indikasi Ondansetron digunakan untuk pencegahan mual dan muntah yang berhubungan dengan operasi dan pengobatan kanker (Dewoto and Louis, 2009).

Dosis Untuk PONV : Oral: 16 mg diberikan satu jam sebelum induksi anastesi.IV: 4 mg single dose sebelum induksi anastesi atau 4-8 mg setelah operasi selesai (Dewoto and Louis, 2009; McCracken, et al., 2009)

Page 66: Presentation Comb

Terapi PONVNama Ondansetron

Dosis IV : 0,1-0,2 mg/kg (Dewoto and Louis, 2009)IV : o,15mg/kg (dewasa: 4mg) (Drug dose)

ESO potensial > 10% : Nyeri kepala (9-27%), fatigue (9-13%), konstipasi (6-11%) (Lacy et al., 2009)

Parameter monitoring Tidak ada keluhan mual atau muntah

Page 67: Presentation Comb

Uraian Rekomendasi/saran Tindak lanjut

Dosis ondansetron untuk PONV menurut literatur yaitu 4mg-11mg untuk IV, sedangkan pada tanggal 25 dan 28 februari pasien diberikan 12 mg IV

Menginformasikan kepada dokter terkait dosis, dosis yang berlebih dihindari untuk meminimalkan efek samping. Jika penggunaan ondansetron dosis 4mg-11mg dapat mengatasi keluhan tidak perlu ada penambahan dosis

Melakukan konfirmasi kepada dokter

Penggunaan ondansetron dapat terus digunakan setelah penggunaannya sebagai profilaksis apabila masih terdapat keluhan mual muntah pada pasien, namun berdasarkan data klinik keluhan mual hanya pada tanggal 26 februari, sedangkan selebihnya tidak ada keluhan mual atau muntah

Menginformasikan kepada dokter terkait penggunaan obat dengan keluhan pasien, jika pasien sudah tidak mengeluh mual muntah sehari setelah operasi sebaiknya penggunaan ondansetron dihentikan untuk mengurangi potensi terjadinya efek samping

Mengkonfirmasi dan melakukan komunikasi yang efektif antar tenaga kesehatan. Mengkonfirmasi kepada perawat terkait keluhan pasien dan jika diperlukan menanyakan langsung kepada pasien.

Page 68: Presentation Comb

TERAPI NUTRISI DAN CAIRANPerhitungan Total Parenteral Nutrition (TPN) dan Evaluasi Jumlah Cairan

• Kandungan kalori D5 500 cc 200 kkal/L• Kandungan kalori D5NS 1000 cc 170 kkal/L• Diet TKTP 2100 kkal• 1 gram protein = 1 gram karbohidrat = 4 kkal• Kondisi pasien BB 55 kg• Kebutuhan karbohidrat pasien = 25 kkal x BB = 25 kkal x 55 kg = 1375 kkal• Kebutuhan protein pasien = 1 kkal x BB = 1 kkal x 55 kg = 55 kkal• Total kebutuhan energi pasien = 1375 kkal + 55 kkal = 1430 kkal

PERHITUNGAN KALORI

Page 69: Presentation Comb

25 Februari 2015

Post OP Katabolisme meningkat • Kebutuhan kalori = 50% dari kalori total 50% x 1430 kkal = 687,5 kkal• Intake kalori

Infus D5 1000 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5= 190 kkal

Kekurangan kalori = 687,5 kkal – 190 kkal = 497,5 kkal DRP

Saran• Penambahan Infus D10• Jumlah kalori dari D10 = 380 kkal• Jumlah kalori D5 + D10 = 190 kkal + 380 kkal = 570 kkal lebih 72,5 kkal• Volume D10 yang diberikan harus mampu memenuhi kekurangan kebutuhan kalori

sebanyak = 497,5 kkal• Volume D10 = 500 cc

Page 70: Presentation Comb

26 Februari 2015

Post op• Kebutuhan kalori = 75% dari kalori total 75% x 1430 kkal = 1072,5 kkal• Intake kalori

Infus D5 500 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5 = 190 kkal

Diet TKTP

Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal

Jumlah kalori D5 + TKTP = 190 kkal + 2100 kkal = 2290 kkal lebih 1217,5 kkal

Page 71: Presentation Comb

27 Februari – 2 Maret 2015

Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430

kkal• Intake kalori

Infus D5 500 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5 = 190 kkal

Diet TKTP

Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal

Jumlah kalori D5 + TKTP = 190 kkal + 2100 kkal = 2290 kkal lebih 860 kkal

Page 72: Presentation Comb

3-4 Maret 2015

Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430

kkal• Intake kalori

Infus D5NS 1000 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal

Diet TKTP

Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal

Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal

Page 73: Presentation Comb

5 Maret 2015

Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430

kkal• Intake kalori

Infus D5NS 500 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal

Diet TKTP

Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal

Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal

Page 74: Presentation Comb

6-10 Maret 2015

Post op• Kebutuhan kalori = 100% dari kalori total 100% x 1430 kkal = 1430

kkal• Intake kalori

Infus D5NS 1000 cc/24 jam

Jumlah kalori dari D5NS = 170 kkal

Diet TKTP

Jumlah kalori dari TKTP = 2100 kkal

Jumlah kalori D5NS + TKTP = 170 kkal + 2100 kkal = 2270 kkal lebih 840 kkal

Page 75: Presentation Comb

Informasi Obat

Kepada Perawat

Kepada Pasien

Page 76: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawatNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

1. Ceftriaxon 2 x 1 g i.v Rekonstitusi:Ceftriaxon 1 g/vial direkonstitusi dengan 9,6 ml wfi terlebih dulu, kemudian diencerkan dengan 50-100 ml cairan infus yang kompatibel (PZ, D5)Administrasi:Ceftriaxon yang sudah direkonstitusi dapat diberikan selama 30 menit kepada pasienStabilitas:1. Ceftriaxon yang belum direkonsitusi disimpan di ruangan yang bersuhu kurang dari sama dengan 25⁰ C dan terlindung dari cahaya matahari langsung2. Ceftriaxon yang sudah direkonstitusi dapat stabil selama 2 hari jika disimpan pada 25⁰ C dan stabil 10 hari pada suhu 4⁰ C

Page 77: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

2. Ranitidin 2 x 50 mg i.v

Administrasi:Untuk injeksi intravena langsung (bolus(, 50 mg Ranitidin harus diencerkan dengan paling tidak 20 ml cairan infus dan diberikan selama 5 menit (4 ml/menit)

Stabilitas:Ranitidin harus disimpan pada rentang suhu 4-30⁰ C dan dijauhkan dari paparan cahaya matahari dan panas. Ranitidin memiliki warna sediaan yang jernih dan tidak berwarna. Pada suhu 40⁰ C dapat terjadi perubahan warna menjadi lebih gelap namun ini tidak berpengaruh pada efek ranitidin.

Page 78: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

3. Ketorolac 3 x 30 mg i.v

Administrasi:Ketorolac yang diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien tidak lebih dari 15 detik

Stabilitas:Ketorolac memiliki warna sediaan jernih dan sedikit berwarna kuning. Penyimpanannya di ruangan yang suhunya terkontrol dan terlindung dari paparan cahaya matahari langsung. Paparan cahaya matahari dalam jangka waktu lama menyebabkan perubahan warna dan precipitasi yang dapat berakibat pada penurunan pH sediaan menjadi < 3

Page 79: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

4. Ondasetron 3 x 4 mg i.v

Administrasi:Ondasetron yang diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien paling tidak selama 30 detik atau lebih disarankan selama 2-5 menit

Stabilitas:Ondasetron (4 mg/2 ml) memiliki warna sediaan jernih dan tidak berwana. Ondasetron harus disimpan dalam ruangan dengan suhu terkontrol, terlindung dari paparan cahaya, panas, dan kondisi beku.

Page 80: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawat.. cont

No. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

5. Tramadol 3 x 100 mg i.v

Administrasi:Tramadol diberikan dengan intravena langsung (bolus) disuntikkan kepada pasien secara perlahan selama 2-3 menit

Stabilitas:Ketorolac memiliki warna sediaan jernih dan tidak berwarna. Suhu pada ruangan penyimpanan harus dibawah 30⁰ C

Page 81: Presentation Comb

No. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

6. Amikasin 2 x 375 mg i.v Administrasi:Sediaan amikacin yang tersedia di UPF adalah 500 mg/ 2ml, sedangkan dosis yang diinginkan adlah 375 mg. Volume yang diambil sesuai dosis adalah

Kemudian disuntikkan kepada pasien selama 2-3 menit secara perlahanStabilitas:Amikasin memiliki warna sediaan larutan yang sedikit kuning hingga kuning jelas yang dapat stabil hingga 2 tahun oada ruangan dengan suhu terkontrol. Pada suhu 25⁰ C sediaan ini dapat stabil selama 36 bulan, pada suhu 37⁰ C stabil selama 12 bulan dan suhu 56⁰ C stabil selama 3 bulan. Perubahan warna amikasin dapat terjadi akibat oksidasi udara namun perubahan tersebut tidak berpengaruh pada potensi efek obat

Informasi obat kepada perawat.. cont

Page 82: Presentation Comb

Informasi obat kepada perawat.. contNo. Nama Obat dan

RegimenUraian Informasi

7. Amikasin 2 x 35 mg intratekal

Administrasi:Sediaan amikacin yang tersedia di UPF adalah 500 mg/ 2ml, sedangkan dosis yang diinginkan adlah 35 mg untuk rute intratekal. Oleh karena itu sediaan dapat diencerkan dengan 100 ml cairan infus kompatibel kemudian volume diambil sesua dosis yaitu

Kemudian disuntikkan kepada pasien selama 2-3 menitStabilitas:Amikasin memiliki warna sediaan larutan yang sedikit kuning hingga kuning jelas yang dapat stabil hingga 2 tahun oada ruangan dengan suhu terkontrol. Pada suhu 25⁰ C sediaan ini dapat stabil selama 36 bulan, pada suhu 37⁰ C stabil selama 12 bulan dan suhu 56⁰ C stabil selama 3 bulan. Perubahan warna amikasin dapat terjadi akibat oksidasi udara namun perubahan tersebut tidak berpengaruh pada potensi efek obat

Page 83: Presentation Comb

Informasi obat kepada PasienNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

1. Asam Mefenamat 3 x 500 mg

Indikasi:Asam mefenamat diberikan untuk membantu mengatasi nyeri yang dirasakan pada bagian kepala pasien

Cara Minum:Asam mefemat 500 mg kaplet diminum 3 kali sehari segera setelah makan dengan segelas air putih (perut tidak boleh kosong saat minum obat). Cara ini untuk mencegah terjadinya ESO pada organ pencernaan yaitu mual, muntah dan nyeri perut

Efek Samping:Pada sebagian jika pasien mengalami keluhan setelah minum obat, segera beritahu perawat ataupun dokter

Page 84: Presentation Comb

Informasi obat kepada PasienNo. Nama Obat dan Regimen Uraian Informasi

2. Paracetamol 3 x 500 mg Indikasi:Paracetamol diberikan untuk membantu mengatasi nyeri yang dirasakan pada bagian kepala pasien

Cara Minum:Paracetamol 500 mg kaplet diminum 3 kali sehari setelah makan dengan segelas air putih

Efek Samping:Pada sebagian kecil orang, paracetamol dapat menyebabkan kemerahan pada kulit. Jika Pasien mengalami keluhan setelah minum obat, segera beritahu perawat ataupun dokter

Page 85: Presentation Comb

DAFTAR PUSTAKA

Alnimr, A., 2012. A Protocol for Diagnosis and Management of Cerebrspinal Shunt Infections and other Infectious Condition in Neurosurgical Practice. Basic and Clinical Neuroscience, vol 3, number 5.

Association of Paediatric Anaesthetists of Great Britain and Ireland, 2012. Good practice in postoperative and procedural pain management 2nd edition. Pediatric Anesthesia, Vol. 22., p. 54-55.

Baxter, Karen. 2008. Stockley’s Drug Interactions Eight Edition. Great Britain: Pharmaceutical Press. pp. 151-152.

Beer, R., Lackner, P., Pfausler, B., Schmutzhard, E., 2008. Nosocomial ventriculitis and meningitis in neurocritical care patients. Journal Neurology, Vol. 255, p. 1617-1624.

Darmadipura, M.S., Kasan, U., Bajamal, A.H., Turchan, A., Parenrengi, M.A., dan Wahyuhadi, J. 2008. Infeksi Pasca Pemasangan Shunt. In: Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Syaraf. Surabaya: Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya.

Dewoto, Hedi.R., Louisa, Melva. 2009. Serotonin, Obat Serotonergik dan Obat Antiserotonergik. In: Sulistia dan Gunawan., Farmakologi dan Terapi. 5thEd. Jakarta: Balai Penerbit FKUI., pp. 288-298.

Dewoto, Hedi.R. 2009. Histamin dan Antialergi. In: Sulistia dan Gunawan., Farmakologi dan Terapi. 5thEd. Jakarta: Balai Penerbit FKUI., pp. 273-287.

Page 86: Presentation Comb

Donnelly, A.J., Golembiewski, J.A., Rakic, A.M., 2013. Perioperative care. In: Alldredge, B.K., Corelli, R.L., Ernst, M.E., Guglielmo, B.J., Jacobson, P.A., Kradjan, W.A., Williams, B.R., (Eds.). Koda-Kimble & Young’s Applied Therapeutics The Clinical Use of Drugs Tenth Edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins. pp. 166-172.

Fujikawa, A., Tsuchiya, K., Honya, K., Nitatori, T., 2006. Comparison of MRI sequences to detect ventriculitis. AJR Amsterdam Journal Roentgenology, Vol. 187, p. 1048-1053.

Guanci, Mary McKenna. 2013. Ventriculitis of the Central Nervous System. Elsevier, Crit Care Nurs Clin N Am 25 (2013) 399-406.

Hernández-Cortez, Enrique. 2006. Non-steroidal anti-inflammatory analgesics in children. Anestesia en México, Vol. 18, No. 1, p. 162-164.

http://www.drugs.com/uk/amikin-injection-100mg-2ml-spc-9647.htmlLacy, C.F, Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance, L.L., 2009. Drug Information Handbook.

Ohio: American Pharmacist Association.Lakshmi, V., and Sarguna, P. 2006. Ventriculoperitoneal Shunt Infections. Indian Journal of

Medical Microbiology. Vol 24, p. 52Li, X.Y., Wang, Z.C., Li, Y.P., Ma, Z.Y., Yang, J., and Cao, E.C. Study on Treatment Strategy for

Ventriculitis Associated With Ventriculoperitoneal Shunt For Hydrocephalus. Pubmed vol 17 No 9, p.558-560.

McCracken, Geoff., Houston, Patricia., Lefebvre, Gulaine. 2008. Guideline for the Management of Postoperative Nausea and Vomiting. SOGC clinical practice guideline, p. 600-607.

McEvoy, Gerald K., 2011. AHFS Drug Information. Bethesda: American Society of Health-System Pharmacist.

Page 87: Presentation Comb

O’Connel, M.B. and Vondracek, S.F., 2011.Osteoporosis and other metabolic bone disease. In: Dipiro, J.T. (Ed), Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach 8th Edition. USA: The McGraw-Hills Companies.

Ramsay, Michael. 2000. Acute postoperative pain management. Baylor University Medical Center Proceedings, Vo. 3, No. 3, p. 244-247.

Sellner,J., Täuber, M.G., Leib, S.L., in Roos, K.L., and Tunkel, A.R., 2010. Handbook of Clinical Neurology Vol 9 3rd Series. Amsterdam: Elsevier. Page 1-16.

Treatment Guideline. 2005. Handbook of Antimicrobial Therapy. NewYork: The Medical Letter.

Trissels, LA. 2009. Handbook of Steril Injection 11th Edition. Bethesda: American Health-System Pharmacist.

Wells, D. L., Allen, J. M., 2013. Ventriculoperitoneal Shunt Infections in Adult Patients. AACN Advance Critical Care, vol 24, p 6-12.

Wheeler, D.S., Wong, H.R., and Shanley, T.P. 2009. The Central Nervous System in Pediatric Critical Illness and Injury. London: Springer Science & Bussiness Media.

Ziai, W.C., dan Lewin III, J.J., 2008. Update in diagnosis and management of central nervous system infections. Neurologic Clinics, Vol. 26, p. 427-468.

Zunt, J.R. In: Roos, K.L., and Tunkel, A.R. 2010. Handbook of Clinical Neurology (Vol 96): Bacterial Infections of The Central Nervous System. Amsterdam : Elsevier.