Upload
luri-aulianti
View
67
Download
9
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presentasi kasus
Citation preview
BAB I
LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. M
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Alamat : Sukosari 3/1 Tegalsari Kalikajar Wonosobo
No CM : 547022
Tanggal masuk RS : 20 Desember 2012
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama : Nyeri perut kiri bawah
Keluhan Tambahan : BAB sulit, sedikit-sedikit, BAK nyeri,
badan panas dingin
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Setjonegoro tanpa surat pengantar dengan
keluhan sakit perut kiri bawah sudah hampir 1 bulan yang lalu. Perut terasa
nyeri dan tidak nyaman dirasakan di sebelah perut kiri bawah. BAB sulit dan
hanya keluar sedikit-sedikit, darah (-), lendir (-). BAK (+) namun terasa
nyeri, warna kuning. Mual (-), muntah (-), kembung (-), flatus (+),
1
perdarahan dari jalan lahir (-). Keputihan (+), warna putih (+), bau(-), gatal
(-). Menstruasi (-) sejak 8 tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Dua bulan yang lalu pasien di rawat di RSUD Wonosobo dengan keluhan
serupa. Tujuh bulan sebelumnya pasien dioperasi (laparatomi) di
Temanggung karena ada penyakit di kandungan. Riwayat hipertensi (-), DM
(-), penyakit jantung (-), asma (-), penyakit lainnya (-)
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang
serupa dengan pasien.
Riwayat obsgyn :
Pasien merupakan seorang P5A0, semua persalinan pervaginal, riwayat
abortus (-), riwayat menstruasi : pasien sudah tidak menstruasi sejak ± 8
tahun yang lalu. Riwayat KB : pasien mengaku pernah KB suntik dan pil.
Anamnesis Sistem
Sistem Serebrospinal : Keadaan sadar, pusing.
Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), sesak nafas (-), dada berdebar-
debar (-).
Sistem Respiratorius : Sesak nafas (-), batuk (-)
Sistem Gastrointestinal : Mual (-), flatus (+), muntah (-), BAB sulit.
Sistem Urogenital : BAK (+) nyeri, warna kuning,
Sistem Integumentum : tidak ada keluhan
Sistem Muskuloskeletal : tidak ada udem, deformitas maupun fraktur.
2
Ringkasan Anamnesis
Pasien perempuan berusia 57 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kiri
bawah sejak 1 bulan yang lalu, perut terasa tidak nyaman, mual (-), muntah
(-), BAB sulit, BAK (+) terasa nyeri, keputihan (+). Tujuh bulan yang lalu
pasien dioperasi pada bagian kandungan.
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Sedang, tampak kesakitan
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign
a. Suhu : 37,5 º C
b. Nadi : 90x/menit, teratur, kuat angkat, isi dan tegangan cukup
c. Pernafasan : 30 x/menit, tipe thorakoabdominal
d. Tekanan darah : 116/76 mmHg
4. Pemeriksaan Kepala
a. Bentuk Kepala : Mesochepal
b. Rambut : Tidak mudah dicabut
5. Pemeriksaan Mata
a. Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri tidak anemis
b. Sklera : Mata kanan dan kiri tidak ikterik
c. Pupil : Isokor kanan-kiri, reflek cahaya (+ /+)
d. Palpebra : edema (-)/(-)
6. Pemeriksaan Hidung
3
a. Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
b. Sekret : tidak terdapat sekret hidung
7. Pemeriksaan Mulut
a. Bibir : Bibir basah
b. Lidah : Lidah tidak kotor
c. Tonsil : Tidak membesar
d. Faring : Tidak hiperemis
8. Pemeriksaan Telinga
a. Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas
b. Sekret : tidak ada
c. Fungsional : pendengaran baik
9. Pemeriksaan Leher
a. JVP : tidak meningkat
b. Kelenjar tiroid : tidak membesar
c. Kelenjar limfonodi : tidak membesar
d. Massa : tidak tampak massa
10. Pemeriksaan Thoraks
a. Paru-paru
1) Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada
retraksi, ketinggalan gerak (-).
2) Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-)
3) Perkusi : sonor pada lapang paru kanan & kiri
4
4) Auskultasi : suara dasar vesikuler normal pada lapang paru kanan
& kiri, Ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)
b. Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
2) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
3) Perkusi : Batas jantung
a) Kanan atas : SIC III LPS dextra
b) Kanan bawah : SIC V LPS dextra
c) Kiri atas : SIC III LMC sinitra
d) Kiri bawah : SIC V LMC sinistra
4) Auskultasi : Suara jantung S1 & S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
11. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi : supel (+), benjolan (-), venektasi (-), tanda radang (-),
distensi (-)
b. Auskultasi : peristaltik (+) normal, metalic sound (-)
c. Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen, pekak hepar (-),
nyeri ketok kostovertebra (-/-)
d. Palpasi : supel (+), teraba massa (+), pada kuadran kiri bawah,
diameter ±7 cm, permukaan tidak rata, bentuk irregular,
konsistensi keras & padat, immobile, nyeri tekan (+)
12. Pemeriksaan Ekstremitas
a. Superior : deformitas (-), edem (-), akral hangat, nyeri otot (-), nyeri
sendi (-), kekuatan 5/5, sensibilitas N/N
5
b. Inferior : deformitas (-), edema (-), akral hangat, nyeri otot betis(-),
nyeri sendi (-),kekuatan 5/5, sensibilitas N/N
13. Vaginal Toucher
Vulva dan uretra tenang, dinding vagina licin, servix lunak tebal, nyeri
goyang porsio (-), sarung tangan lendir darah (-), lendir (+).
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi NilaiHemoglobin 11.7 g/dl (N)Leukosit 10.400/ul (N)Diff CountEosinofil 1.50% (L)Basofil 0.20% (N)Neutrofil 62.40% (N)Limfosit 28.90% (N)Monosit 7.00% (N)Hematokrit 37% (N)Eritrosit 4.4 x 106 /ul Trombosit 535.000/ul (H)MCV 83 fl (N)MCH 27 pg (N)MCHC 32 g/dl (N)BT 2.00 (N)CT 3.00 (N)GolDa A
Urin
Kehamilan Negatif HbsAg Negatif
6
Gambaran Radiologi
1. USG tanggal 25 Oktober 2012
7
Hepar & Lien : DBN.
Ren Dx : besar normal, PCS melebar, batu (-), parenchyma baik.
Ren Sn: besar normal, PCS melebar, batu (-), parencym baik.
VU : terisi urin, Dinding regular, endapan (-), massa (-)
Uterus : besar normal, massa (-), parametrium : massa (-)
Usus : udara usus DBN, fecal mass (+++) pada daerah colon
descenden
Kesan: Hydronephrosis sinistra
Fecal Mass (+++)
2. Colon in Loop tanggal 28 Desember 2012
8
9
BNO : udara dalam usus baik, dilatasi usus (-), fecal material (+)
10
Tampak gambar massa densitas jaringan lunak pada
abdomen kiri bawah (marker)
Colon in Loop : tampak kontras masuk melalui anus mengisi
rectum, rectosigmoid, colon desenden, colon transversum, colon
ascenden sampai dengan caecum.
Pasase kontras lancar
Colon : tak tampak filling defect, additional shadow (-)
Tampak indentasi massa pada daerah rectosigmoid,
dinding/mucosarectosigmoid irregular.
Kesan :
Massa pada abdomen kiri bawah (ekstraluminer) menekan
colon rectosigmoid
DDx : dan massa menginfiltrasi colon rectosigmoid
Tak tampak massa intraluminer
Pasase kontras masih lancar
E. DIAGNOSIS
Assessment : massa intra abdomen ekstralumen
DD : Tumor Padat Ovarium
F. TERAPI
Inf RL 20 tpm
Inj :
11
ᵜ Ketorolac 3x30 mg
12
G. FOLLOW UP
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
MASSA INTRA ABDOMEN EKSTRA LUMEN SUSPEK TPO
A. ANATOMI ABDOMEN
Rongga abdomen dibagi menjadi 4 kuadran. Dua gari khayal bersilangan di
pusar dan membagi abdomen menjadi kuadran kanan atas dan kanan bawah,
dan kuadran kiri atas dan kiri bawah. Satu garis ditarik dari sternum ke tulang
pubis melalui pusar. Dengan demikian terbentuklah 4 kuadran seperti terlihat
pada gambar berikut.
Gambar 1. Empat kuadran abdomen
Cara deskripsi lainnya membagi abdomen sembilan daerah : epigastrium,
umbilicus, suprapubis, hipokondrium kanan dan kiri, lumbal kanan dan kiri,
14
inguinal kanan dan kiri. Dua garis khayalan ditarik dengan memperpanjang
garis midklavikular sampai ke pertengahan ligament inguinal. Garis-garis ini
membentuk batas lateral muskulus rectus abdominis. Dua garis sejajar dibuat
tegak lurus dengan garis-garis ini : satu pada margo kosta dan lainnya pada
spina iliaka anterior superior.
Gambar 2. Sembilan regio abdomen
Tabel 1. Struktur abdomen menurut kuadran
Kanan KiriAtas Hati Kandung empeduPylorusDuodenumPancreas : kaputAdrenal kanan
Hati: lobus kiriLimpaLambungPancreas : korpusAdrenal kiriGinjal kiri : kutub atas
15
Ginjal kanan : kutub atasFleksura hepaticaKolon ascendens : sebagian
Fleksura lienikaKolon transversum sebagianKolon descendens: sebagian
Bawah Ginjal kanan: kutub bawahSekumApendiksKolon ascendens: sebagianOvarium kananTuba fallopi kananUreter kananKorda spermatika kananUterus (jika membesar)Kandung kemih (jika membesar)
Ginjal kiri: kutub bawahKolon sigmoidKolon descendens (sebagian)Ovarium kiriTuba fallopi kiri Ureter kiriKorda spermatika kiriUterus (jika membesar)Kandung kemih (jika membesar)
Adanya keluhan nyeri pada abdomen dapat disebabkan oleh beberapa
kemungkinan penyebab sesuai dengan lokasi nyeri seperti terlihat dalam tabel
berikut.
Tabel 2. Penyebab nyeri berdasarkan lokasi pada abdomen
16
Tabel 3. Massa Abdomen
17
Adanya massa pada kuadran kiri bawah berhubungan dengan organ
pelvik seperti yang ditunjukkan pada tabel atau kolon sigmoid. Yang
disebutkan terakhir dapat berupa peradangan massa yang nyeri tekan dari
diverticulitis dengan pembentukan abses, kanker yang tidak nyeri tekan, atau
distensi dengan feses sebagai akibat obstruksi atau yang lebih umum adalah
konstipasi berat. Bentuk “sosis” diagonal dan suatu massa yang menahan
indentasi dari palpasi dengan jari tangan sangat member kesan distensi karena
feses yang berlebihan.
18
Gambar 3. Tumor daerah abdomen pada pasien perempuan
B. TUMOR PADA OVARIUM
Adanya massa pada kuadran kiri bawah pada wanita memberikan
diagnosis banding yang lebih banyak karena adanya organ reproduksi pada
daerah tersebut. Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga
perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-
sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat
digerakan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada
tumor ovarium biasnya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor;
dalam hal ini mioma sub serosa atau mioma intraligamenter dapat
menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Jika tumor ovarium terletak di
garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu
konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung
kemih penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada
19
pengambilan anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan,
kemungkinan-kemungkinan ini dapat disingkirkan.
Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis ialah
antara lain ginjal ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon
sigmoideum. Pemeriksaan pielogram intravena dan pemasukan bubur
barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya kemungkinan
tersebut.
Di Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor
ovarium bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut.
Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran
perut disebabkan oleh tumor atau asites, akan tetapi dengan pemeriksaan
yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika
terdapat asites, perlu ditentukan sebab asites, akan tetapi asites dapat pula
disebabkan oleh penyakit lai, seperti sirosis hepatis. Pemeriksaan bimanual
sebelum atau sesudah fungsi asites bisa member petunjuk apakah ia
disebabkan oleh tumor ovarium. Pemeriksaan kimiawi cairan dan
pemeriksaan histologik sedimen cairan dapat membantu dalam penegakan
diagnosis.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau
nonneoplastik. Tumor non neoplastik akibat perdangan umumnya dalam
anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah perdangan genital, dan pada
pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakan karena
20
perlekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar dan
diantaranya pada suatu waktu dapat menghilang sendiri.
Gambar 4. Anatomi organ reproduksi wanita
Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neopalstik dan ada yang
bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada
klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi karena
klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat
diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan
mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubungan dengan adanya
kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal
yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik
21
dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas dan selanjutnya tumor jinak
dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.
Klinis Tumor Ovarium
Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama
tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat
dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor
tersebut.
Akibat pertumbuhan
Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan benjolan
perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh
besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista
dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat
menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi,
sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut
kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain
gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema
pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan,
rasa sesak, dan lain-lain.
Akibat aktivitas hormonal
Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika
tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada
pembahasan tumor ganas, semua tumor sel granulose dapat
22
menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan
amenore.
Akibat komplikasi
Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga
berangsur-angsur menyebabkan kista, dan hanya menimbulkan gejala-
gejala klinik minimal. Akan tetapi kalau perdarahan sekonyong-
konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari
kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.
Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diamneter
5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas
gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah
kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dank
arena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam
rongga perut.
Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman
pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis akut. Kista
dermoid cenderung mengalami peradangan disusul pernanahan.
Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dpaat pula
sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebihs
erring pada waktu persetubuhan.
Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti
kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista
dermoid. Oleh karena itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada
23
operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama
terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal
ini mencurigakan adanya anak sebar (metastasis) mempekuat diagnosis
keganasan.
Sindrom Meigs
Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan
hidrothoraks. Keadaan ini dikenal dengan nama sindrom meigs dan
dapat ditemukan pula pada beberapa tumor neoplastik jinak lain.
Dengan pengangkatan tumor sindrom juga menghilang. Cairan dalam
rongga thoraks berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal ini dapat
dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang
kemudian ditemukan dalam rongga thoraks. Sindrom Meigs perlu
dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrothoraks, yang ditemukan
pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor
ganas dalam sedimen cairan.
Klasifikasi tumor pada ovarium:
1. Tumor Nonneoplastik
Tumor akibat radang
Tumor lain
a. Kista folikel
b. Kista korpus luteum
c. Kista lutein
d. Kista inklusi germinal
24
e. Kista endometrium
f. Kista Stein-Leventhal
2. Tumor Neoplastik Jinak
Kistik
a. Kistoma ovarii simpleks
b. Kistadenoma ovarii serosum
c. Kistadenoma ovarii musinosum
d. Kista endometroid
e. Kista dermoid
Solid
a. Fibroma, Leiomioma, fibroadenoma, papiloma,
angioma, limfangioma
Fibroma ovarii : Dapat mencapai diameter 2-30 cm,
dan beratnya dapat mencapai 20 kg, dengan 90%
unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,
warnanya merah jambu keabu – abuan. Pada tumor ini
sering ditemukan sindrom Meigs (asites +) sehingga
sering diduga ganas, padahal potensi keganasan sangat
rendah, kurang dari 1%. Terapi terdiri atas operasi yaitu
ooferoktomi.
b. Tumor Brenner
25
Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan
berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan
kista – kista kecil (multikistik). Kadang – kadang pada
tumor ini ditemukan sindrom Meigs. Terapi terdiri atas
pengangkatan ovarium. Bila ada tanda–tanda keganasan
dikerjakan salpingo – ooferoktomi bilateralis dan
histerektomi totalis. Farrar dkk memproduksi estrogen
c. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)
Tumor ini sangat jarang. Tumor ini biasanya unilateral
dan besarnya bervariasi antara 0,5 – 16 cm diameter.
Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala
maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran
klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara. Terapi
terdiri atas pengangkatan tumor bersama ovarium.
3. Tumor Neoplastik Ganas
C. TUMOR GANAS OVARIUM
Epidemiologi
Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat
reproduksi wanita. Insidensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15
kasus baru per 100.000 populasi wanita setahunnya.
26
Patologi
Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat
berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.
Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan
sekitarnya menyebabkan pelbagai keluhan samar-samar seperti perasaan
sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan
menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut
merupakan ciri-ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan
asites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan
histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast
(ektodermal, entodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologist
maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis
maupun klasifiakasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam
masa reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini
dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak juga tidak pasti ganas (borderline
malignancy atau carcinoma of low-malignanct potential) dan yang jelas
ganas (true malignant).
Klasifikasi tumor ovarium epithelial menurut WHO yang
dimodifikasi :
I. Tumor Epitelial merupakan 40% dari semua tumor ovarium, terdiri
dari yang umum :
27
a. Serosa, mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan
berimplantasi di rongga peritoneum. Dapat terjadi perubahan
kea rah ganas.
b. Musinosa, mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral
dan berimplantasi di rongga peritoneum.
c. Endometrioid
d. Clearcell (mesonephroid)
i. Benigna
ii. Borderline malignancy
iii. karsinoma
e. Brenner
f. Epithelial campuran
g. Karsinoma tak terifernsiasi
h. Tumor tidak terklasifikasi
II. Sex-cord Stromal Tumours diduga bahwa tumor jenis ini berasala
dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu mendiferrensiasi ke
dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga tumor dapat
menyebabkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi
pada penderitanya. Terdiri dari :
a. Tumor granulosa-theca cell
a. Benigna
b. Borderline malignancy
b. Androblastoma (sertoli-leydig)
28
c. Gynandroblastoma
d. Tidak terklasifikasi
III. Tumor-tumor Lipid cell
IV. Tumor-tumor Germ cell :
a. Disgerminoma
Merupakan homolog seminoma, biasanya terdapat pada wanita
dan sangat riosensitif. Tumor dengan permukaan rata,
konsistensi kenyal, kecuali di bagian yang mengalami
degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Tumor
ini walaupun tergolong tumor ganas, keganasannya tidak
seberapa tinggi. Prognosis tumor yang masih unilateral dan
terbatas dalam kapsul yang baik (88,6% dapat disembuhkan)
hanya dengan USO (Unilateral Salpingo Ooforektomi) saja.
b. Tumor sinus endodermal
c. Karsinoma embrional
d. Poli-embrional
e. Khoriokarsinoma
f. Teratoma
i. Immature
ii. Matur (solid/kistik)
iii. Monodermal (stroma ovarii dan atau karsinoid, atau
lainnya)
29
Bentuk teratoma benigna merupakan tumor yang relative banyak
ditemukan pada wanita golongan yang lebih tua, sedangkan
teratoma maligna adalah jarang, dan ini justru berlawanan
dengan teratoma testis yang umumnya ganas. Teratoma ganas
umumnya ditemukan pada anak-anak dan penderita dalam masa
pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis
yang buruk. Pada pemeriksaan ditemukan tumor disamping
uterus , kadangkala disertai perdarahan dari uterus dan asites.
Tumor sering bilateral, mengadakan penyebaran di sekitarnya
sampai tempat-tempat di luar rongga panggul.
Tumor-tumor yang berasal dari stroma ovarium :
a. Sarcoma ovarium
Jauh lebih jarang dari karsinoma ovarium, dapat dijumpai pada segala
umur, klasifikasi :
i. Sarcoma teratoid, tumor tumbuh cepat dengan prognosis jelek.
ii. Stromal sarcoma, berasal dari jaringan mesenkhim dan
ditemukan dalam 2 jenis :
Stromal-cell-sarcoma
Leimiosarkoma
Prognosis umunya baik bila tumor belum meluas pada waktu
operasi dilakukan.
iii. Sarcoma paramesonefrik, merupakan mixed mesodermal tumor.
Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh
30
cepat dan dapat menimbulkan rasa nyeri di perut bawah.
Penyebaran sel-sel juga hematogen dengan cepat.
b. Karsinoma ovarium metastatic
Biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpus
uterus, usus, mamma, atau kelenjar tiroid.
Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,
mediastinal dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke organ-
organ jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Obstruksi usus dan ureter
merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium.
Penetapan tingkat klinik keganasan
Secara internasional hingga saat ini diakui 2 sitem klasifikasi yaitu TNM
dari UICC (Union Intertionale Contra le Cancer) dan sistem FIGO
(Federation Interntionale de Gynecologie et d’Obstetrigue)
Klasifikasi tingkat keganasan :
UICC KRITERIA FIGOT1T1aT1bT1cT2T2aT2bT2cT3
M1
Terbatas pada ovariumSatu ovarium tanpa asitesKedua ovarium tanpa asitesSatu/dua ovarium ada asitesDengan perluasan ke panggulUterus dan atau tuba, tanpa asitesJaringan panggul lainnya, tanpa asitesJaringan panggul lainnya, dengan asitesPerluasan ke usus halus/omentum dalam panggul, atau penyebaran intraperitoneal/kelenjar retroperitonealPenyebaran ke organ-organ jauh
IIaIbIcIIIIaIIbIIcIII
IV
31
Diagnosis
Melihat topografi ovarium hampir tidak memungkinkan kita melakukan
deteksi dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat
tersembunyi. diagnosis didasarkan atas 3 gejal/tanda yang biasanya
muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
Gejala desakan, yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan
infiltrasi ke jaringan sekitar.
Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi
peritoneal dan bermanifestasi adanya asites.
Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi,
maskulinisasi atau hierestrogenisme, intensitas gejala ini sangat
bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.
Pemeriksaan ginekologis dan palpasi abdomen akan mendpaatkan
tumor atau massa di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi
mulai dari yang kistik sampai yang solid (padat)
Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang ditegakan hanya
dengan pemeriksaan secara klinik. Pemakaian USG dan CT scan dapat
memberi informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan
perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai
biopsy potong beka masih tetap merupakan prosedur diagnostic paling
berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan
perluasannya serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.
32
Terapi tumor ganas ovarium
Pembedahan merupakan pilihan utama. Pada tingkatan awal, prosedur
adalah TAH+BSO+OM+APP (optional). Luas pembedahan ditentukan
oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral)
dan kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri. Biopsy di beberapa
tempat, seperti omentum, kelenjar getah bening para maupun preaortal dan
area subdiafragmatika, amatlah penting. Pembedahan juga amat penting
sebagai tindakan primer pada penderita dengan penyakitnya yang ekstensif
ialah dengan mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor, bila
seluruhnya (debulking). Dengan debulking memungkinkan khemoterapi
lebih efektif. Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya
saja: oophorektomi atau oophorokistektomi) masih dapat dibenarkan jika
tingkat klinik penyakit T1a, wanita masih muda, belum mempunyai anak,
derajat keganasan tumor rendah, hal itu masih dapat
dipertanggungjawabkan, meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa
tindakan tersebut merupakan gambling.
Radioterpi
Sebagai pengobatan umum lanjutnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan
T2 (FIGO tingkat I & II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh
rongga perut. Juga radioterapi dapat diberikan kepada penyakit yang
tingkatannya agak lanjtu, tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan bersama
khemoterapi, baik sebelum atau sesudahnya sebagai adjuvans, radio-
sensitizer amaupun radio-enhancer.
33
Khemoterapi
Sejumlah obat sitostatika telah digunakan termasuk agens alkylating
seperti siklofosfamid, klorambucil, antimetabolit seperti metotrexat dan 5-
FU, antibiotika seperti adriamicin dan agen lain seperti cis-platinum.
Berbgai kombinasi agen telah digunakan yang ternyata dapat
menunjukkan potensi yang berarti.
Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus
tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau
beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi pasien mengijinkan.
Prognosis
Tergantung dari usia dan terutama luas proses keganasan di samping jenis
histologik tumornya. Pada kasus dengan tingkat klinik T1 dan T2, AKH-5
tahun sekitar 60-70%. Pada kasus dengan tingkatan lebih lanjut (T2 dan
T3) dengan paliasi yang memadai dapat dicapai AKH-5 tahun antara 30%-
60%, sedang T4 harapan hidup untuk 5 tahun praktis tak ada (0%).
34
BAB III
PEMBAHASAN
Pasien adalah Ny.M seorang wanita berusia 57 tahun, P5A0. Pasien datang
ke IGD RSUD Setjonegoro tanpa surat pengantar dengan keluhan sakit perut kiri
bawah sudah hampir 1 bulan yang lalu. Perut terasa nyeri dan tidak nyaman
dirasakan di sebelah perut kiri bawah. BAB sulit dan hanya keluar sedikit-sedikit,
darah (-), lendir (-). BAK (+) namun terasa nyeri, warna kuning. Mual (-), muntah
(-), kembung (-), flatus (+), perdarahan dari jalan lahir (-). Keputihan (+), warna
putih (+), bau(-), gatal (-). Menstruasi (-) sejak 8 tahun yang lalu. Pasien
merupakan seorang P5A0, semua persalinan pervaginal, riwayat abortus (-),
riwayat menstruasi : pasien sudah tidak menstruasi sejak ± 8 tahun yang lalu.
Riwayat KB : pasien mengaku pernah KB suntik dan pil. Tidak ada anggota
keluarga mengalami penyakit serupa. Dua bulan yang lalu pasien di rawat di
RSUD Wonosobo dengan keluhan serupa. Tujuh bulan sebelumnya pasien
dioperasi (laparatomi) di Temanggung karena ada penyakit di kandungan.
Riwayat hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), asma (-), penyakit lainnya (-).
Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan Suhu : 37,5 º C, Nadi :
90x/menit, teratur, kuat angkat, isi dan tegangan cukup, Pernafasan : 30 x/menit,
tipe thorakoabdominal, Tekanan darah : 116/76 mmHg. Pasien dalam keadaan
kompos mentis dan tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik abdomen,
didapatkan :
35
a. Inspeksi : supel (+), benjolan (-), venektasi (-), tanda radang (-),
distensi (-)
b. Auskultasi : peristaltik (+) normal, metalic sound (-)
c. Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen, pekak hepar (-),
nyeri ketok kostovertebra (-/-)
d. Palpasi : supel (+), teraba massa (+), pada kuadran kiri bawah,
diameter ±7 cm, permukaan tidak rata, bentuk irregular,
konsistensi keras & padat, immobile, nyeri tekan (+)
Pada Vaginal Toucher didapatkan : Vulva dan uretra tenang, dinding
vagina licin, servix lunak tebal, nyeri goyang porsio (-), sarung tangan lendir
darah (-), lendir (+). Pada pemeriksaan fisik lain tidak didapatkan adanya
kelainan.
Assessment berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik atau diagnosis
sementara adalah massa intrabdominal dengan DD TPO dan tumor sigmoid.
Pemeriksaan penunjang berupa hasil laboratorium dalam batas normal.
Hasil USG pada tanggal 25 Oktober 2012 didapatkan kesan hidronefrosis sinistra
dan fecal mass (+++), juga telah dilakukan USG dari bagian obsgyn dengan hasil
uterus tidak jelas, tampak massa dibagian uterus kiri, sebagian kistik, sebagian
padat, diameter 6,22 cm. Dx: suspek TPO. Pemeriksaan penunjang lain yang juga
dilakukan adalah Colon in Loop untuk mengetahui letak massa tersebut apakah
intralumen atau ekstra lumen. Hasil CIL adalah adanya kesan Massa pada
abdomen kiri bawah (ekstraluminer) menekan colon rectosigmoid, DDx : dan
36
massa menginfiltrasi colon rectosigmoid, Tak tampak massa intraluminer, Pasase
kontras masih lancar.
Dengan adanya hasil tersebut dapat menyingkirkan adanya massa
intralumen atau massa dari mukosa kolon, dimana apabila ditemukan massa
intralumen pada CIL akan ditemukan gambaran radiologis berupa penonjolan ke
dalam lumen (protruded lesion), deformitas dinding kolon (colonic wall
deformity) dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris (apple core). Lumen
kolon sempit dan irregular dengan adanya filling defect pada dinding lumen
colon.
Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang adalah massa intraabdomen suspek TPO (Tumor Padat Ovarium).
Tumor pada ovarium dapat bersifat jinak dan ganas. Macam-macam tumor
pada ovarium telah dijelaskan pada Bab II. Ada beberapa faktor risiko untuk
timbulnya keganasan pada ovarium yaitu :
Wanita usia lebih dari 50 tahun
Tidak pernah mengandung
Menggunakan obat-obat untuk menyuburkan kandungan : beberapa
penelitian menunjukkan peningkatan risiko munculnya kanker ovarium.
Ras kulit putih : wanita berkulit putih cenderung lebih banyak terkena
kanker ovarium dibandingkan dengan wanita kulit hitam
Paparan asbes
Radiasi pada daerah pelvis
Beberapa virus, khususnya virus yang menyebabkan mumps
37
Dalam sebuah penelitian yang berjudul ” Comparison of clinical
presentation of Benign and Malignant Ovarian Tumours”, didapatkan data :
Dalam sebuah artikel yang berjudul “Benign Ovarian Tumors with Solid
and Cystic Components That Mimic Malignancy”, terdapat penjelasan bahwa
criteria untuk mengarah pada keganasan adalah ukuran (>4 cm), ketebalan
dinding dan septum (>3 mm), dan struktur internal termasuk proyeksi papilari,
nodular, berbagai derajat kepadatan, nekrosis dan perdarahan. Walaupun demikian
gambaran radiologi antara tumor jinak dan ganas pada ovarium sering tumpang
tindih. Dalam artikel lain yang berjudul “Benign and Suspicious OvarianMasses
—MR Imaging Criteria for Characterization: Pictorial Review”, didapatkan hasil :
38
39
BAB V
KESIMPULAN
Sebagai kesimpulan pada pasien ini terdiagnosis sebagai massa intraabdomen
ekstraluminer suspek TPO. Diperlukan tindakan selanjutnya untuk mengetahui
keganasan dari tumor dan jenis dari tumor tersebut antara lain dengan laparatomi
eksplorasi dan biopsi.
40
BAB VI
REFERENSI
1. http://gha-biz.net/wp-content/uploads/2012/06/tumor-ovarium-300x222.jpg
2. http://jpma.org.pk/PdfDownload/1592.pdf
3. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Ed. Keempat.
4. Swartz, M.H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC.
5. www.emedicine.com
41