57
BAB I LAPORAN KASUS A. IDENTITAS Nama : Ny. M Umur : 57 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Status : Menikah Alamat : Sukosari 3/1 Tegalsari Kalikajar Wonosobo No CM : 547022 Tanggal masuk RS : 20 Desember 2012 B. ANAMNESIS Keluhan Utama : Nyeri perut kiri bawah Keluhan Tambahan : BAB sulit, sedikit- sedikit, BAK nyeri, badan panas dingin Riwayat Penyakit Sekarang : 1

presus jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentasi kasus

Citation preview

Page 1: presus jadi

BAB I

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS

Nama : Ny. M

Umur : 57 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Status : Menikah

Alamat : Sukosari 3/1 Tegalsari Kalikajar Wonosobo

No CM : 547022

Tanggal masuk RS : 20 Desember 2012

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama : Nyeri perut kiri bawah

Keluhan Tambahan : BAB sulit, sedikit-sedikit, BAK nyeri,

badan panas dingin

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD Setjonegoro tanpa surat pengantar dengan

keluhan sakit perut kiri bawah sudah hampir 1 bulan yang lalu. Perut terasa

nyeri dan tidak nyaman dirasakan di sebelah perut kiri bawah. BAB sulit dan

hanya keluar sedikit-sedikit, darah (-), lendir (-). BAK (+) namun terasa

nyeri, warna kuning. Mual (-), muntah (-), kembung (-), flatus (+),

1

Page 2: presus jadi

perdarahan dari jalan lahir (-). Keputihan (+), warna putih (+), bau(-), gatal

(-). Menstruasi (-) sejak 8 tahun yang lalu.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Dua bulan yang lalu pasien di rawat di RSUD Wonosobo dengan keluhan

serupa. Tujuh bulan sebelumnya pasien dioperasi (laparatomi) di

Temanggung karena ada penyakit di kandungan. Riwayat hipertensi (-), DM

(-), penyakit jantung (-), asma (-), penyakit lainnya (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Pasien mengaku tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang

serupa dengan pasien.

Riwayat obsgyn :

Pasien merupakan seorang P5A0, semua persalinan pervaginal, riwayat

abortus (-), riwayat menstruasi : pasien sudah tidak menstruasi sejak ± 8

tahun yang lalu. Riwayat KB : pasien mengaku pernah KB suntik dan pil.

Anamnesis Sistem

Sistem Serebrospinal : Keadaan sadar, pusing.

Sistem Kardiovaskular : nyeri dada (-), sesak nafas (-), dada berdebar-

debar (-).

Sistem Respiratorius : Sesak nafas (-), batuk (-)

Sistem Gastrointestinal : Mual (-), flatus (+), muntah (-), BAB sulit.

Sistem Urogenital : BAK (+) nyeri, warna kuning,

Sistem Integumentum : tidak ada keluhan

Sistem Muskuloskeletal : tidak ada udem, deformitas maupun fraktur.

2

Page 3: presus jadi

Ringkasan Anamnesis

Pasien perempuan berusia 57 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kiri

bawah sejak 1 bulan yang lalu, perut terasa tidak nyaman, mual (-), muntah

(-), BAB sulit, BAK (+) terasa nyeri, keputihan (+). Tujuh bulan yang lalu

pasien dioperasi pada bagian kandungan.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum : Sedang, tampak kesakitan

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital Sign

a. Suhu : 37,5 º C

b. Nadi : 90x/menit, teratur, kuat angkat, isi dan tegangan cukup

c. Pernafasan : 30 x/menit, tipe thorakoabdominal

d. Tekanan darah : 116/76 mmHg

4. Pemeriksaan Kepala

a. Bentuk Kepala : Mesochepal

b. Rambut : Tidak mudah dicabut

5. Pemeriksaan Mata

a. Konjungtiva : Pada mata kanan dan kiri tidak anemis

b. Sklera : Mata kanan dan kiri tidak ikterik

c. Pupil : Isokor kanan-kiri, reflek cahaya (+ /+)

d. Palpebra : edema (-)/(-)

6. Pemeriksaan Hidung

3

Page 4: presus jadi

a. Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

b. Sekret : tidak terdapat sekret hidung

7. Pemeriksaan Mulut

a. Bibir : Bibir basah

b. Lidah : Lidah tidak kotor

c. Tonsil : Tidak membesar

d. Faring : Tidak hiperemis

8. Pemeriksaan Telinga

a. Bentuk : normal, tidak terdapat deformitas

b. Sekret : tidak ada

c. Fungsional : pendengaran baik

9. Pemeriksaan Leher

a. JVP : tidak meningkat

b. Kelenjar tiroid : tidak membesar

c. Kelenjar limfonodi : tidak membesar

d. Massa : tidak tampak massa

10. Pemeriksaan Thoraks

a. Paru-paru

1) Inspeksi : simetris kanan kiri, tidak ada

retraksi, ketinggalan gerak (-).

2) Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri, ketinggalan gerak (-)

3) Perkusi : sonor pada lapang paru kanan & kiri

4

Page 5: presus jadi

4) Auskultasi : suara dasar vesikuler normal pada lapang paru kanan

& kiri, Ronkhi (-)/(-), wheezing (-)/(-)

b. Jantung

1) Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

2) Palpasi : Ictus cordis tidak teraba

3) Perkusi : Batas jantung

a) Kanan atas : SIC III LPS dextra

b) Kanan bawah : SIC V LPS dextra

c) Kiri atas : SIC III LMC sinitra

d) Kiri bawah : SIC V LMC sinistra

4) Auskultasi : Suara jantung S1 & S2 reguler, murmur (-), gallop (-)

11. Pemeriksaan Abdomen

a. Inspeksi : supel (+), benjolan (-), venektasi (-), tanda radang (-),

distensi (-)

b. Auskultasi : peristaltik (+) normal, metalic sound (-)

c. Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen, pekak hepar (-),

nyeri ketok kostovertebra (-/-)

d. Palpasi : supel (+), teraba massa (+), pada kuadran kiri bawah,

diameter ±7 cm, permukaan tidak rata, bentuk irregular,

konsistensi keras & padat, immobile, nyeri tekan (+)

12. Pemeriksaan Ekstremitas

a. Superior : deformitas (-), edem (-), akral hangat, nyeri otot (-), nyeri

sendi (-), kekuatan 5/5, sensibilitas N/N

5

Page 6: presus jadi

b. Inferior : deformitas (-), edema (-), akral hangat, nyeri otot betis(-),

nyeri sendi (-),kekuatan 5/5, sensibilitas N/N

13. Vaginal Toucher

Vulva dan uretra tenang, dinding vagina licin, servix lunak tebal, nyeri

goyang porsio (-), sarung tangan lendir darah (-), lendir (+).

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium

Hematologi NilaiHemoglobin 11.7 g/dl (N)Leukosit 10.400/ul (N)Diff CountEosinofil 1.50% (L)Basofil 0.20% (N)Neutrofil 62.40% (N)Limfosit 28.90% (N)Monosit 7.00% (N)Hematokrit 37% (N)Eritrosit 4.4 x 106 /ul Trombosit 535.000/ul (H)MCV 83 fl (N)MCH 27 pg (N)MCHC 32 g/dl (N)BT 2.00 (N)CT 3.00 (N)GolDa A

Urin

Kehamilan Negatif HbsAg Negatif

6

Page 7: presus jadi

Gambaran Radiologi

1. USG tanggal 25 Oktober 2012

7

Page 8: presus jadi

Hepar & Lien : DBN.

Ren Dx : besar normal, PCS melebar, batu (-), parenchyma baik.

Ren Sn: besar normal, PCS melebar, batu (-), parencym baik.

VU : terisi urin, Dinding regular, endapan (-), massa (-)

Uterus : besar normal, massa (-), parametrium : massa (-)

Usus : udara usus DBN, fecal mass (+++) pada daerah colon

descenden

Kesan: Hydronephrosis sinistra

Fecal Mass (+++)

2. Colon in Loop tanggal 28 Desember 2012

8

Page 9: presus jadi

9

Page 10: presus jadi

BNO : udara dalam usus baik, dilatasi usus (-), fecal material (+)

10

Page 11: presus jadi

Tampak gambar massa densitas jaringan lunak pada

abdomen kiri bawah (marker)

Colon in Loop : tampak kontras masuk melalui anus mengisi

rectum, rectosigmoid, colon desenden, colon transversum, colon

ascenden sampai dengan caecum.

Pasase kontras lancar

Colon : tak tampak filling defect, additional shadow (-)

Tampak indentasi massa pada daerah rectosigmoid,

dinding/mucosarectosigmoid irregular.

Kesan :

Massa pada abdomen kiri bawah (ekstraluminer) menekan

colon rectosigmoid

DDx : dan massa menginfiltrasi colon rectosigmoid

Tak tampak massa intraluminer

Pasase kontras masih lancar

E. DIAGNOSIS

Assessment : massa intra abdomen ekstralumen

DD : Tumor Padat Ovarium

F. TERAPI

Inf RL 20 tpm

Inj :

11

Page 12: presus jadi

ᵜ Ketorolac 3x30 mg

12

Page 13: presus jadi

G. FOLLOW UP

13

Page 14: presus jadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

MASSA INTRA ABDOMEN EKSTRA LUMEN SUSPEK TPO

A. ANATOMI ABDOMEN

Rongga abdomen dibagi menjadi 4 kuadran. Dua gari khayal bersilangan di

pusar dan membagi abdomen menjadi kuadran kanan atas dan kanan bawah,

dan kuadran kiri atas dan kiri bawah. Satu garis ditarik dari sternum ke tulang

pubis melalui pusar. Dengan demikian terbentuklah 4 kuadran seperti terlihat

pada gambar berikut.

Gambar 1. Empat kuadran abdomen

Cara deskripsi lainnya membagi abdomen sembilan daerah : epigastrium,

umbilicus, suprapubis, hipokondrium kanan dan kiri, lumbal kanan dan kiri,

14

Page 15: presus jadi

inguinal kanan dan kiri. Dua garis khayalan ditarik dengan memperpanjang

garis midklavikular sampai ke pertengahan ligament inguinal. Garis-garis ini

membentuk batas lateral muskulus rectus abdominis. Dua garis sejajar dibuat

tegak lurus dengan garis-garis ini : satu pada margo kosta dan lainnya pada

spina iliaka anterior superior.

Gambar 2. Sembilan regio abdomen

Tabel 1. Struktur abdomen menurut kuadran

Kanan KiriAtas Hati Kandung empeduPylorusDuodenumPancreas : kaputAdrenal kanan

Hati: lobus kiriLimpaLambungPancreas : korpusAdrenal kiriGinjal kiri : kutub atas

15

Page 16: presus jadi

Ginjal kanan : kutub atasFleksura hepaticaKolon ascendens : sebagian

Fleksura lienikaKolon transversum sebagianKolon descendens: sebagian

Bawah Ginjal kanan: kutub bawahSekumApendiksKolon ascendens: sebagianOvarium kananTuba fallopi kananUreter kananKorda spermatika kananUterus (jika membesar)Kandung kemih (jika membesar)

Ginjal kiri: kutub bawahKolon sigmoidKolon descendens (sebagian)Ovarium kiriTuba fallopi kiri Ureter kiriKorda spermatika kiriUterus (jika membesar)Kandung kemih (jika membesar)

Adanya keluhan nyeri pada abdomen dapat disebabkan oleh beberapa

kemungkinan penyebab sesuai dengan lokasi nyeri seperti terlihat dalam tabel

berikut.

Tabel 2. Penyebab nyeri berdasarkan lokasi pada abdomen

16

Page 17: presus jadi

Tabel 3. Massa Abdomen

17

Page 18: presus jadi

Adanya massa pada kuadran kiri bawah berhubungan dengan organ

pelvik seperti yang ditunjukkan pada tabel atau kolon sigmoid. Yang

disebutkan terakhir dapat berupa peradangan massa yang nyeri tekan dari

diverticulitis dengan pembentukan abses, kanker yang tidak nyeri tekan, atau

distensi dengan feses sebagai akibat obstruksi atau yang lebih umum adalah

konstipasi berat. Bentuk “sosis” diagonal dan suatu massa yang menahan

indentasi dari palpasi dengan jari tangan sangat member kesan distensi karena

feses yang berlebihan.

18

Page 19: presus jadi

Gambar 3. Tumor daerah abdomen pada pasien perempuan

B. TUMOR PADA OVARIUM

Adanya massa pada kuadran kiri bawah pada wanita memberikan

diagnosis banding yang lebih banyak karena adanya organ reproduksi pada

daerah tersebut. Apabila pada pemeriksaan ditemukan tumor di rongga

perut bagian bawah dan atau di rongga panggul, maka setelah diteliti sifat-

sifatnya (besarnya, lokalisasi, permukaan, konsistensi, apakah dapat

digerakan atau tidak), perlulah ditentukan jenis tumor tersebut. Pada

tumor ovarium biasnya uterus dapat diraba tersendiri, terpisah dari tumor;

dalam hal ini mioma sub serosa atau mioma intraligamenter dapat

menimbulkan kesulitan dalam diagnosis. Jika tumor ovarium terletak di

garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan tumor itu

konsistensinya kistik, perlu dipikirkan adanya kehamilan atau kandung

kemih penuh. Umumnya dengan memikirkan kemungkinan ini, pada

19

Page 20: presus jadi

pengambilan anamnesis yang cermat dan disertai pemeriksaan tambahan,

kemungkinan-kemungkinan ini dapat disingkirkan.

Tumor-tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis ialah

antara lain ginjal ektopik, limpa bertangkai dan tumor dari kolon

sigmoideum. Pemeriksaan pielogram intravena dan pemasukan bubur

barium dalam kolon dapat menentukan ada tidaknya kemungkinan

tersebut.

Di Negara-negara berkembang, karena tidak segera dioperasi tumor

ovarium bisa menjadi besar, sehingga mengisi seluruh rongga perut.

Dalam hal ini kadang-kadang sukar untuk menentukan apakah pembesaran

perut disebabkan oleh tumor atau asites, akan tetapi dengan pemeriksaan

yang dilakukan dengan teliti, kesukaran ini biasanya dapat diatasi. Jika

terdapat asites, perlu ditentukan sebab asites, akan tetapi asites dapat pula

disebabkan oleh penyakit lai, seperti sirosis hepatis. Pemeriksaan bimanual

sebelum atau sesudah fungsi asites bisa member petunjuk apakah ia

disebabkan oleh tumor ovarium. Pemeriksaan kimiawi cairan dan

pemeriksaan histologik sedimen cairan dapat membantu dalam penegakan

diagnosis.

Apabila sudah ditentukan bahwa tumor yang ditemukan ialah tumor

ovarium, maka perlu diketahui apakah tumor itu bersifat neoplastik atau

nonneoplastik. Tumor non neoplastik akibat perdangan umumnya dalam

anamnesis menunjukkan gejala-gejala ke arah perdangan genital, dan pada

pemeriksaan tumor-tumor akibat peradangan tidak dapat digerakan karena

20

Page 21: presus jadi

perlekatan. Kista nonneoplastik umumnya tidak menjadi besar dan

diantaranya pada suatu waktu dapat menghilang sendiri.

Gambar 4. Anatomi organ reproduksi wanita

Diantara tumor-tumor ovarium ada yang bersifat neopalstik dan ada yang

bersifat nonneoplastik. Tentang tumor-tumor neoplastik belum ada

klasifikasi yang dapat diterima oleh semua pihak. Hal ini terjadi karena

klasifikasi berdasarkan histopatologi atau embriologi belum dapat

diberikan secara tuntas berhubung masih kurangnya pengetahuan

mengenai asal-usul beberapa tumor, dan pula berhubungan dengan adanya

kemungkinan bahwa tumor-tumor yang sama rupanya mempunyai asal

yang berbeda. Maka atas pertimbangan praktis, tumor-tumor neoplastik

21

Page 22: presus jadi

dibagi atas tumor jinak dan tumor ganas dan selanjutnya tumor jinak

dibagi dalam tumor kistik dan tumor solid.

Klinis Tumor Ovarium

Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama

tumor ovarium yang kecil. Sebagian besar gejala dan tanda adalah akibat

dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, atau komplikasi tumor-tumor

tersebut.

Akibat pertumbuhan

Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan benjolan

perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya disebabkan oleh

besarnya tumor atau posisinya dalam perut. Misalnya, sebuah kista

dermoid yang tidak seberapa besar, tetapi terletak di depan uterus dapat

menekan kandung kemih dan dapat menimbulkan gangguan miksi,

sedang suatu kista yang lebih besar tetapi terletak bebas di rongga perut

kadang-kadang hanya menimbulkan rasa berat dalam perut. Selain

gangguan miksi, tekanan tumor dapat mengakibatkan obstipasi, edema

pada tungkai. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak nafsu makan,

rasa sesak, dan lain-lain.

Akibat aktivitas hormonal

Pada umumnya tumor ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika

tumor itu sendiri mengeluarkan hormon. Seperti akan diterangkan pada

pembahasan tumor ganas, semua tumor sel granulose dapat

22

Page 23: presus jadi

menimbulkan hipermenorea, dan arhenoblastoma dapat menyebabkan

amenore.

Akibat komplikasi

Perdarahan ke dalam kista biasanya terjadi sedikit-sedikit, sehingga

berangsur-angsur menyebabkan kista, dan hanya menimbulkan gejala-

gejala klinik minimal. Akan tetapi kalau perdarahan sekonyong-

konyong dalam jumlah yang banyak, akan terjadi distensi cepat dari

kista yang menimbulkan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diamneter

5 cm atau lebih akan tetapi yang belum amat besar sehingga terbatas

gerakannya. Kondisi yang mempermudah terjadinya torsi adalah

kehamilan uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dank

arena sesudah persalinan dapat terjadi perubahan mendadak dalam

rongga perut.

Infeksi pada tumor terjadi jika dekat pada tumor ada sumber kuman

pathogen, seperti appendicitis, diverticulitis, atau salpingitis akut. Kista

dermoid cenderung mengalami peradangan disusul pernanahan.

Robek dinding kista terjadi pada torsi tangkai, akan tetapi dpaat pula

sebagai akibat trauma, seperti jatuh atau pukulan pada perut dan lebihs

erring pada waktu persetubuhan.

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti

kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista

dermoid. Oleh karena itu, setelah tumor-tumor tersebut diangkat pada

23

Page 24: presus jadi

operasi, perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopik yang seksama

terhadap kemungkinan perubahan keganasan. Adanya asites dalam hal

ini mencurigakan adanya anak sebar (metastasis) mempekuat diagnosis

keganasan.

Sindrom Meigs

Dalam 40% dari kasus-kasus fibroma ovarii ditemukan asites dan

hidrothoraks. Keadaan ini dikenal dengan nama sindrom meigs dan

dapat ditemukan pula pada beberapa tumor neoplastik jinak lain.

Dengan pengangkatan tumor sindrom juga menghilang. Cairan dalam

rongga thoraks berasal dari cairan dalam rongga perut. Hal ini dapat

dibuktikan dengan penyuntikan tinta India dalam rongga perut, yang

kemudian ditemukan dalam rongga thoraks. Sindrom Meigs perlu

dibedakan dari asites dengan atau tanpa hidrothoraks, yang ditemukan

pada tumor ganas. Dalam hal yang terakhir ditemukan sel-sel tumor

ganas dalam sedimen cairan.

Klasifikasi tumor pada ovarium:

1. Tumor Nonneoplastik

Tumor akibat radang

Tumor lain

a. Kista folikel

b. Kista korpus luteum

c. Kista lutein

d. Kista inklusi germinal

24

Page 25: presus jadi

e. Kista endometrium

f. Kista Stein-Leventhal

2. Tumor Neoplastik Jinak

Kistik

a. Kistoma ovarii simpleks

b. Kistadenoma ovarii serosum

c. Kistadenoma ovarii musinosum

d. Kista endometroid

e. Kista dermoid

Solid

a. Fibroma, Leiomioma, fibroadenoma, papiloma,

angioma, limfangioma

Fibroma ovarii : Dapat mencapai diameter 2-30 cm,

dan beratnya dapat mencapai 20 kg, dengan 90%

unilateral. Permukaannya tidak rata, konsistensi keras,

warnanya merah jambu keabu – abuan. Pada tumor ini

sering ditemukan sindrom Meigs (asites +) sehingga

sering diduga ganas, padahal potensi keganasan sangat

rendah, kurang dari 1%. Terapi terdiri atas operasi yaitu

ooferoktomi.

b. Tumor Brenner

25

Page 26: presus jadi

Lazimnya tumor unilateral, yang pada pembelahan

berwarna kuning muda menyerupai fibroma, dengan

kista – kista kecil (multikistik). Kadang – kadang pada

tumor ini ditemukan sindrom Meigs. Terapi terdiri atas

pengangkatan ovarium. Bila ada tanda–tanda keganasan

dikerjakan salpingo – ooferoktomi bilateralis dan

histerektomi totalis. Farrar dkk memproduksi estrogen

c. Tumor sisa adrenal (maskulinovo-blastoma)

Tumor ini sangat jarang. Tumor ini biasanya unilateral

dan besarnya bervariasi antara 0,5 – 16 cm diameter.

Beberapa dari tumor ini menyebabkan gejala

maskulinisasi, terdiri atas hirsutisme, pembesaran

klitoris, atrofi mamma, dan perubahan suara. Terapi

terdiri atas pengangkatan tumor bersama ovarium.

3. Tumor Neoplastik Ganas

C. TUMOR GANAS OVARIUM

Epidemiologi

Tumor ganas ovarium merupakan 20% dari semua keganasan alat

reproduksi wanita. Insidensi rata-rata dari semua jenis diperkirakan 15

kasus baru per 100.000 populasi wanita setahunnya.

26

Page 27: presus jadi

Patologi

Letak tumor yang tersembunyi dalam rongga perut dan sangat

berbahaya itu dapat menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.

Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh infiltrasi ke jaringan

sekitarnya menyebabkan pelbagai keluhan samar-samar seperti perasaan

sebah, makan sedikit terasa cepat kenyang, sering kembung, nafsu makan

menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut

merupakan ciri-ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan

asites.

Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan

histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast

(ektodermal, entodermal dan mesodermal) dengan sifat-sifat histologist

maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis

maupun klasifiakasinya masih sering menjadi perdebatan.

Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam

masa reproduksi dan 10% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini

dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak juga tidak pasti ganas (borderline

malignancy atau carcinoma of low-malignanct potential) dan yang jelas

ganas (true malignant).

Klasifikasi tumor ovarium epithelial menurut WHO yang

dimodifikasi :

I. Tumor Epitelial merupakan 40% dari semua tumor ovarium, terdiri

dari yang umum :

27

Page 28: presus jadi

a. Serosa, mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral dan

berimplantasi di rongga peritoneum. Dapat terjadi perubahan

kea rah ganas.

b. Musinosa, mempunyai kecenderungan untuk tumbuh bilateral

dan berimplantasi di rongga peritoneum.

c. Endometrioid

d. Clearcell (mesonephroid)

i. Benigna

ii. Borderline malignancy

iii. karsinoma

e. Brenner

f. Epithelial campuran

g. Karsinoma tak terifernsiasi

h. Tumor tidak terklasifikasi

II. Sex-cord Stromal Tumours diduga bahwa tumor jenis ini berasala

dari mesenkhim gonad, yang potensial mampu mendiferrensiasi ke

dalam struktur gonad laki-laki dan wanita, hingga tumor dapat

menyebabkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi

pada penderitanya. Terdiri dari :

a. Tumor granulosa-theca cell

a. Benigna

b. Borderline malignancy

b. Androblastoma (sertoli-leydig)

28

Page 29: presus jadi

c. Gynandroblastoma

d. Tidak terklasifikasi

III. Tumor-tumor Lipid cell

IV. Tumor-tumor Germ cell :

a. Disgerminoma

Merupakan homolog seminoma, biasanya terdapat pada wanita

dan sangat riosensitif. Tumor dengan permukaan rata,

konsistensi kenyal, kecuali di bagian yang mengalami

degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Tumor

ini walaupun tergolong tumor ganas, keganasannya tidak

seberapa tinggi. Prognosis tumor yang masih unilateral dan

terbatas dalam kapsul yang baik (88,6% dapat disembuhkan)

hanya dengan USO (Unilateral Salpingo Ooforektomi) saja.

b. Tumor sinus endodermal

c. Karsinoma embrional

d. Poli-embrional

e. Khoriokarsinoma

f. Teratoma

i. Immature

ii. Matur (solid/kistik)

iii. Monodermal (stroma ovarii dan atau karsinoid, atau

lainnya)

29

Page 30: presus jadi

Bentuk teratoma benigna merupakan tumor yang relative banyak

ditemukan pada wanita golongan yang lebih tua, sedangkan

teratoma maligna adalah jarang, dan ini justru berlawanan

dengan teratoma testis yang umumnya ganas. Teratoma ganas

umumnya ditemukan pada anak-anak dan penderita dalam masa

pubertas. Tumor ini tumbuh cepat dan mempunyai prognosis

yang buruk. Pada pemeriksaan ditemukan tumor disamping

uterus , kadangkala disertai perdarahan dari uterus dan asites.

Tumor sering bilateral, mengadakan penyebaran di sekitarnya

sampai tempat-tempat di luar rongga panggul.

Tumor-tumor yang berasal dari stroma ovarium :

a. Sarcoma ovarium

Jauh lebih jarang dari karsinoma ovarium, dapat dijumpai pada segala

umur, klasifikasi :

i. Sarcoma teratoid, tumor tumbuh cepat dengan prognosis jelek.

ii. Stromal sarcoma, berasal dari jaringan mesenkhim dan

ditemukan dalam 2 jenis :

Stromal-cell-sarcoma

Leimiosarkoma

Prognosis umunya baik bila tumor belum meluas pada waktu

operasi dilakukan.

iii. Sarcoma paramesonefrik, merupakan mixed mesodermal tumor.

Tumor biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh

30

Page 31: presus jadi

cepat dan dapat menimbulkan rasa nyeri di perut bawah.

Penyebaran sel-sel juga hematogen dengan cepat.

b. Karsinoma ovarium metastatic

Biasanya bilateral dan solid. Tumor primernya berasal dari korpus

uterus, usus, mamma, atau kelenjar tiroid.

Penyebaran

Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,

mediastinal dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke organ-

organ jauh, terutama paru-paru, hati dan otak. Obstruksi usus dan ureter

merupakan masalah yang sering menyertai penderita tumor ganas ovarium.

Penetapan tingkat klinik keganasan

Secara internasional hingga saat ini diakui 2 sitem klasifikasi yaitu TNM

dari UICC (Union Intertionale Contra le Cancer) dan sistem FIGO

(Federation Interntionale de Gynecologie et d’Obstetrigue)

Klasifikasi tingkat keganasan :

UICC KRITERIA FIGOT1T1aT1bT1cT2T2aT2bT2cT3

M1

Terbatas pada ovariumSatu ovarium tanpa asitesKedua ovarium tanpa asitesSatu/dua ovarium ada asitesDengan perluasan ke panggulUterus dan atau tuba, tanpa asitesJaringan panggul lainnya, tanpa asitesJaringan panggul lainnya, dengan asitesPerluasan ke usus halus/omentum dalam panggul, atau penyebaran intraperitoneal/kelenjar retroperitonealPenyebaran ke organ-organ jauh

IIaIbIcIIIIaIIbIIcIII

IV

31

Page 32: presus jadi

Diagnosis

Melihat topografi ovarium hampir tidak memungkinkan kita melakukan

deteksi dini tumor ganas ovarium oleh karena letaknya sangat

tersembunyi. diagnosis didasarkan atas 3 gejal/tanda yang biasanya

muncul dalam perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :

Gejala desakan, yang dihubungkan dengan pertumbuhan primer dan

infiltrasi ke jaringan sekitar.

Gejala diseminasi/penyebaran yang diakibatkan oleh implantasi

peritoneal dan bermanifestasi adanya asites.

Gejala hormonal yang bermanifestasi sebagai defeminisasi,

maskulinisasi atau hierestrogenisme, intensitas gejala ini sangat

bervariasi dengan tipe histologik tumor dan usia penderita.

Pemeriksaan ginekologis dan palpasi abdomen akan mendpaatkan

tumor atau massa di dalam panggul dengan bermacam-macam konsistensi

mulai dari yang kistik sampai yang solid (padat)

Kondisi yang sebenarnya dari tumor jarang ditegakan hanya

dengan pemeriksaan secara klinik. Pemakaian USG dan CT scan dapat

memberi informasi yang berharga mengenai ukuran tumor dan

perluasannya sebelum pembedahan. Laparotomi eksploratif disertai

biopsy potong beka masih tetap merupakan prosedur diagnostic paling

berguna untuk mendapat gambaran sebenarnya mengenai tumor dan

perluasannya serta menentukan strategi penanganan selanjutnya.

32

Page 33: presus jadi

Terapi tumor ganas ovarium

Pembedahan merupakan pilihan utama. Pada tingkatan awal, prosedur

adalah TAH+BSO+OM+APP (optional). Luas pembedahan ditentukan

oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral)

dan kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri. Biopsy di beberapa

tempat, seperti omentum, kelenjar getah bening para maupun preaortal dan

area subdiafragmatika, amatlah penting. Pembedahan juga amat penting

sebagai tindakan primer pada penderita dengan penyakitnya yang ekstensif

ialah dengan mengangkat sebanyak mungkin jaringan tumor, bila

seluruhnya (debulking). Dengan debulking memungkinkan khemoterapi

lebih efektif. Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya

saja: oophorektomi atau oophorokistektomi) masih dapat dibenarkan jika

tingkat klinik penyakit T1a, wanita masih muda, belum mempunyai anak,

derajat keganasan tumor rendah, hal itu masih dapat

dipertanggungjawabkan, meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa

tindakan tersebut merupakan gambling.

Radioterpi

Sebagai pengobatan umum lanjutnya digunakan pada tingkat klinik T1 dan

T2 (FIGO tingkat I & II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh

rongga perut. Juga radioterapi dapat diberikan kepada penyakit yang

tingkatannya agak lanjtu, tetapi akhir-akhir ini banyak diberikan bersama

khemoterapi, baik sebelum atau sesudahnya sebagai adjuvans, radio-

sensitizer amaupun radio-enhancer.

33

Page 34: presus jadi

Khemoterapi

Sejumlah obat sitostatika telah digunakan termasuk agens alkylating

seperti siklofosfamid, klorambucil, antimetabolit seperti metotrexat dan 5-

FU, antibiotika seperti adriamicin dan agen lain seperti cis-platinum.

Berbgai kombinasi agen telah digunakan yang ternyata dapat

menunjukkan potensi yang berarti.

Komplikasi

Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus

tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau

beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi pasien mengijinkan.

Prognosis

Tergantung dari usia dan terutama luas proses keganasan di samping jenis

histologik tumornya. Pada kasus dengan tingkat klinik T1 dan T2, AKH-5

tahun sekitar 60-70%. Pada kasus dengan tingkatan lebih lanjut (T2 dan

T3) dengan paliasi yang memadai dapat dicapai AKH-5 tahun antara 30%-

60%, sedang T4 harapan hidup untuk 5 tahun praktis tak ada (0%).

34

Page 35: presus jadi

BAB III

PEMBAHASAN

Pasien adalah Ny.M seorang wanita berusia 57 tahun, P5A0. Pasien datang

ke IGD RSUD Setjonegoro tanpa surat pengantar dengan keluhan sakit perut kiri

bawah sudah hampir 1 bulan yang lalu. Perut terasa nyeri dan tidak nyaman

dirasakan di sebelah perut kiri bawah. BAB sulit dan hanya keluar sedikit-sedikit,

darah (-), lendir (-). BAK (+) namun terasa nyeri, warna kuning. Mual (-), muntah

(-), kembung (-), flatus (+), perdarahan dari jalan lahir (-). Keputihan (+), warna

putih (+), bau(-), gatal (-). Menstruasi (-) sejak 8 tahun yang lalu. Pasien

merupakan seorang P5A0, semua persalinan pervaginal, riwayat abortus (-),

riwayat menstruasi : pasien sudah tidak menstruasi sejak ± 8 tahun yang lalu.

Riwayat KB : pasien mengaku pernah KB suntik dan pil. Tidak ada anggota

keluarga mengalami penyakit serupa. Dua bulan yang lalu pasien di rawat di

RSUD Wonosobo dengan keluhan serupa. Tujuh bulan sebelumnya pasien

dioperasi (laparatomi) di Temanggung karena ada penyakit di kandungan.

Riwayat hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-), asma (-), penyakit lainnya (-).

Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan Suhu : 37,5 º C, Nadi :

90x/menit, teratur, kuat angkat, isi dan tegangan cukup, Pernafasan : 30 x/menit,

tipe thorakoabdominal, Tekanan darah : 116/76 mmHg. Pasien dalam keadaan

kompos mentis dan tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik abdomen,

didapatkan :

35

Page 36: presus jadi

a. Inspeksi : supel (+), benjolan (-), venektasi (-), tanda radang (-),

distensi (-)

b. Auskultasi : peristaltik (+) normal, metalic sound (-)

c. Perkusi : timpani pada semua lapang abdomen, pekak hepar (-),

nyeri ketok kostovertebra (-/-)

d. Palpasi : supel (+), teraba massa (+), pada kuadran kiri bawah,

diameter ±7 cm, permukaan tidak rata, bentuk irregular,

konsistensi keras & padat, immobile, nyeri tekan (+)

Pada Vaginal Toucher didapatkan : Vulva dan uretra tenang, dinding

vagina licin, servix lunak tebal, nyeri goyang porsio (-), sarung tangan lendir

darah (-), lendir (+). Pada pemeriksaan fisik lain tidak didapatkan adanya

kelainan.

Assessment berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik atau diagnosis

sementara adalah massa intrabdominal dengan DD TPO dan tumor sigmoid.

Pemeriksaan penunjang berupa hasil laboratorium dalam batas normal.

Hasil USG pada tanggal 25 Oktober 2012 didapatkan kesan hidronefrosis sinistra

dan fecal mass (+++), juga telah dilakukan USG dari bagian obsgyn dengan hasil

uterus tidak jelas, tampak massa dibagian uterus kiri, sebagian kistik, sebagian

padat, diameter 6,22 cm. Dx: suspek TPO. Pemeriksaan penunjang lain yang juga

dilakukan adalah Colon in Loop untuk mengetahui letak massa tersebut apakah

intralumen atau ekstra lumen. Hasil CIL adalah adanya kesan Massa pada

abdomen kiri bawah (ekstraluminer) menekan colon rectosigmoid, DDx : dan

36

Page 37: presus jadi

massa menginfiltrasi colon rectosigmoid, Tak tampak massa intraluminer, Pasase

kontras masih lancar.

Dengan adanya hasil tersebut dapat menyingkirkan adanya massa

intralumen atau massa dari mukosa kolon, dimana apabila ditemukan massa

intralumen pada CIL akan ditemukan gambaran radiologis berupa penonjolan ke

dalam lumen (protruded lesion), deformitas dinding kolon (colonic wall

deformity) dapat bersifat simetris (napkin ring) atau asimetris (apple core). Lumen

kolon sempit dan irregular dengan adanya filling defect pada dinding lumen

colon.

Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan

penunjang adalah massa intraabdomen suspek TPO (Tumor Padat Ovarium).

Tumor pada ovarium dapat bersifat jinak dan ganas. Macam-macam tumor

pada ovarium telah dijelaskan pada Bab II. Ada beberapa faktor risiko untuk

timbulnya keganasan pada ovarium yaitu :

Wanita usia lebih dari 50 tahun

Tidak pernah mengandung

Menggunakan obat-obat untuk menyuburkan kandungan : beberapa

penelitian menunjukkan peningkatan risiko munculnya kanker ovarium.

Ras kulit putih : wanita berkulit putih cenderung lebih banyak terkena

kanker ovarium dibandingkan dengan wanita kulit hitam

Paparan asbes

Radiasi pada daerah pelvis

Beberapa virus, khususnya virus yang menyebabkan mumps

37

Page 38: presus jadi

Dalam sebuah penelitian yang berjudul ” Comparison of clinical

presentation of Benign and Malignant Ovarian Tumours”, didapatkan data :

Dalam sebuah artikel yang berjudul “Benign Ovarian Tumors with Solid

and Cystic Components That Mimic Malignancy”, terdapat penjelasan bahwa

criteria untuk mengarah pada keganasan adalah ukuran (>4 cm), ketebalan

dinding dan septum (>3 mm), dan struktur internal termasuk proyeksi papilari,

nodular, berbagai derajat kepadatan, nekrosis dan perdarahan. Walaupun demikian

gambaran radiologi antara tumor jinak dan ganas pada ovarium sering tumpang

tindih. Dalam artikel lain yang berjudul “Benign and Suspicious OvarianMasses

—MR Imaging Criteria for Characterization: Pictorial Review”, didapatkan hasil :

38

Page 39: presus jadi

39

Page 40: presus jadi

BAB V

KESIMPULAN

Sebagai kesimpulan pada pasien ini terdiagnosis sebagai massa intraabdomen

ekstraluminer suspek TPO. Diperlukan tindakan selanjutnya untuk mengetahui

keganasan dari tumor dan jenis dari tumor tersebut antara lain dengan laparatomi

eksplorasi dan biopsi.

40

Page 41: presus jadi

BAB VI

REFERENSI

1. http://gha-biz.net/wp-content/uploads/2012/06/tumor-ovarium-300x222.jpg

2. http://jpma.org.pk/PdfDownload/1592.pdf

3. Prawirohardjo, S. 2008. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Ed. Keempat.

4. Swartz, M.H. 1995. Buku Ajar Diagnostik Fisik. Jakarta : EGC.

5. www.emedicine.com

41