116
Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarang TAHUN 2017 Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

  • Upload
    others

  • View
    69

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarang

TAHUN 2017

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang

Page 2: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya

Laporan Akhir Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarang Tahun 2017.

Laporan ini disusun sebagai bagian dari pekerjaan Analisis potensi keanekaragaman

hayati lokal Kabupaten Semarang sebagai dasar Pemanfaatan dan Pelestariannya.

Laporan Akhir Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarang memberikan

gambaran umum wilayah Kabupaten Semarang beserta keanekaragaman hayati di

dalamnya, Kondisi keragaman flora maupun fauna yang ada di wilayah Kabupaten

Semarang.

Sesuai dengan Permen LH Nomor 29 Tahun 2009 tentang Pedoman Konservasi

Keanekaragaman Hayati di Daerah dapat memberikan nilai penting bagi daerah sebagai

data dasar, kekuatan tawar pada saat komponen keanekaragaman hayati akan di akses

oleh pemohon, dan pendukung pengambilan keputusan perumusan kebijakan,

penyusunan strategi dan rancang tindak pengelolaan keanekaragaman hayati daerah.

Penyusunan laporan Akhir Profil Keanekaragaman Hayati ini masih sangat

terbuka terhadap saran dan masukan dari berbagai pihak. Mudah-mudahan Laporan ini

menjadi salah satu upaya untuk mewujudkan informasi keanekaragaman hayati yang

baik, benar dan terus-menerus akan dapat menjadikan keberlanjutan lingkungan dalam

menopang pembangunan

Penyusun

Page 3: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 iii

DAFTAR ISI

JUDUL................................................................................................... ̀ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Tujuan dan Sasaran ................................................................. 3

C. Dasar Hukum .......................................................................... 4

BAB II KEADAAN UMUM

A. Lokasi ..................................................................................... 7

B. Letak Geografis ........................................................................ 7

C. Batas Wilayah Administrasi ....................................................... 7

D. Aksesibilitas .............................................................................. 8

E. Kependudukan .......................................................................... 8

F. Kondisi Sosial Ekonomi .............................................................. 15

G. Kondisi Budaya ......................................................................... 18

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA

A. Identifikasi Dan Inventarisasi Data/Informasi Status dan kondisi

Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati ............................... 20

Page 4: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 iv

B. Identifikasi Dan Inventarisasi Data/Informasi Keanekaragaman

Hayati di Berbagai Lembaga di Daerah ....................................... 24

BAB IV KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN

HAYATI

A. Kebijakan ................................................................................. 26

B. Kelembagaan ............................................................................ 28

C. Rencana Tata Ruang Wilayah ..................................................... 33

BAB V KERAGAMAN HAYATI

A. Bentang Alam ........................................................................... 48

a. Kondisi Geografis Kawasan ................................................... 48

b. Sumber Daya Air .................................................................. 51

B. Keragaman Ekosistem ............................................................... 58

a. Ekosistem Dataran Tinggi ..................................................... 58

b. Ekosistem Perairan ............................................................... 61

C. Keanekaragaman Spesies dan Genetik ....................................... 63

a. Jenis Liar yang tidak Bernilai Ekonomi ................................... 63

b. Jenis Liar yang sudah diketahui nilai Ekonominya .................. 77

c. Jenis yang Sudah di Budidayakan ......................................... 81

D. Pengetahuan Tradisional............................................................ 91

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan .................................................................................. 93

B. Rekomendasi ............................................................................ 95

Daftar Pustaka ........................................................................................ 96

Lampiran ................................................................................................ 98

Page 5: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan

Kepadatan per Kecamatan Tahun 2016 ................................... 9

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut tingkat

pendidikan penduduk Kabupaten Semarang ............................ 13

Tabel 2.3 Laju Perkembangan PDRB Tahun 2016 .................................. 16

Tabel 2.4 Kondisi Budaya Kabupaten Semarang ..................................... 18

Tabel 3.1 Daftar Lembaga Pengelola Keanekaragaman Hayati ............... 18

Tabel 3.2 Kawasan Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Wilayah

Kabupaten Semarang Tahun 2011-2031 ................................. 35

Tabel 3.3 Kawasan Konservasi (in situ) Kabupaten Semarang ................. 46

Tabel 3.4 Kawasan Konservasi (ex situ) Kabupaten Semarang ................ 47

Tabel 3.5 Luas Kawasan Hutan dan Perairan MenurutKabupaten/Kota

Provinsi jawa Tengah ............................................................. 47

Tabel 3.6 Daerah Aliran Sungai (DAS) diWilayah Kabupaten Semarang .... 52

Page 6: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang ............................. 8

Gambar 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten semarang Tahun 2016 .... 11

Gambar 2.3 Bagan Pengelompokan Keanekaragaman hayati ................. 21

Gambar 2.4 Gambar Lokasi Cagar alam di Kabupaten Semarang ........... 28

Gambar 2.5 Peta Tutupan Lahan Kabupaten Semarang Tahun 2016 ...... 46

Gambar 2.6 Ekosistem Dataran Tinggi di Kabupaten Semrang ............... 58

Gambar 2.7 Ekosistem Rawa Pening .................................................... 63

Page 7: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman hayati merupakan issue strategis yang penting menjadi

prioritas pemerintah. Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai

perbedaan atau variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat sifat yang

terlihat pada berbagai tingkatan. Keanekaragaman hayati dibedakan menjadi

tiga tingkatan, yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan

keanekaragaman ekosistem. Keanekaragaman gen (genetic diversity)

merujuk kepada berbagai macam informasi genetik yang terkandung di

dalam individu tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme yang mendiami

bumi. Keanekaragaman jenis (species diversity) merujuk kepada

keanekaragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 – 50

juta tetapi hanya 1,4 juta yang baru dipelajari). Keanekaragaman ekosistem

(ecosystem diversity) berkaitan dengan keanekaragaman habitat, komunitas

biotik, dan proses ekologi di biosfer. Issue tersebut muncul akibat hilangnya

keragaman genetik, jenis dan ekosistem dunia pada akhir abad ke 20. Kurun

waktu dua setengah abad diperkirakan 25% kehidupan akan hilang dari

permukaan bumi, rata-rata 100.000 telah punah setiap tahunnya.

Keanekaragaman hayati mempunyai peranan yang sangat penting terhadap

kehidupan manusia. Hal tersebut disebabkan karena aktivitas manusia yang

mengarah pada kerusakan habitat maupun pengalihan fungsi lahan. Kondisi

tersebut sangat mengkhawatirkan karena seperti kita ketahui

keanekaragaman hayati mempunyai peranan penting sebagai penyedia

bahan makanan, obat-obatan dan berbagai komoditi lain penghasil devisa

negara, juga berperan dalam melindungi sumber air, tanah serta berperan

sebagai paru-paru dunia dan menjaga kestabilan lingkungan.

Namun keanekaragaman hayati saat ini terancam oleh kegiatan manusia

pula. Seiring dengan semakin berkembangnya pembangunan di semua

sektor, semakin marak pula kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh

Page 8: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 2

aktivitas manusia itu sendiri. Penurunan keragaman hayati di Indonesia

terutama disebabkan oleh pertumbuhan populasi penduduk, kemiskinan,

dan kebijakan politik lokal (Jepson, et al 2002) yang merangsang terjadinya

kerusakan dan fragmentasi habitat, pemanfaatan berlebih dan introduksi

spesies asing, (Diamond, 1998). Kegiatan manusia dalam memanfaatkan

hutan secara tidak bijaksana dimana banyaknya penebangan liar, penjarahan

hutan dan perubahan hutan menjadi lahan pertanian, hal ini terutama

berkaitan dengan adanya pemnfaatan sumber daya hayati yang berlebih

tanpa mengindahkan kaidah konservasi (Vane-Wright, 1999). Salah satu

kasus lokal di kabupaten Semarang yang menyangkut perusakan habitat

adalah alih fungsi lahan hutan, perburuan liar di G. Ungaran, penangkapan

dan penembakan burung.

Perhatian terhadap konservasi keragaman hayati pada saat ini telah

berubah dari pelestarian spesies tertentu yang mempunyai kharisma dan

menuju kepunahan menjadi konservasi terhadap habitat (Myers, 2000). Pada

saat ini telah dikembangkan pemahaman pemanfaatan keragaman hayati

bagi kehidupan masyarakat, hal ini disebabkan oleh adanya kenyataan

bahwa konservasi tanpa keterlibatan masyarakat tidak akan berhasil. Selain

itu upaya konservasi keragaman hayati harus dilakukan berdasarkan pada

masalah yang ada di suatu tempat (Gaston, 1999).

Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran

keanekaragaman hayati yang terdapat atau dimiliki oleh daerah.

Keanekaragaman hayati ini mencakup tingkatan ekosistem, spesies, dan

tingkatan di dalam spesies atau genetik, baik yang alami maupun yang telah

dibudidayakan. Pemanfaatan komponen keanekaragaman hayati ini sangat

beragam, tidak hanya terbatas sebagai bahan pangan atau untuk memenuhi

kebutuhan dasar manusia lainnya, tetapi lebih luas lagi mencakup aspek

lainnya. Pasal 26 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya menyebutkan bahwa

pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui

kegiatan pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam dan

pemanfaatan jenis tumbuhan serta satwa liar. Pemanfaatan kondisi

Page 9: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 3

lingkungan kawasan pelestarian alam dapat dilakukan dengan cara tidak

melakukan degradasi dan fragmentasi habitat asli kawasan tersebut.

Sedangkan untuk pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar, dilakukan

dengan memperhatikan kelangsungan potensi, daya dukung, dan

keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa liar yang bersangkutan.

Keberhasilan upaya konservasi keragaman hayati, sangat didukung

oleh kebijakan politik lokal, baik pemahaman, kemauan maupun praktik.

Para penentu kebijakan publik perlu memahami bahwa dalam konsep

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) keberhasilan

ekonomi harus didukung oleh keberlanjutan sumber daya hayati yang

dimiliki suatu wilayah. Data keragaman hayati dan pemanfaatannya sebagai

komponen dasar upaya konservasi keragaman hayati di Kabupaten

Semarang masih sangat minim. Sehingga perlu dilakukan penyusunan data

dan Informasi tentang keragaman hayati lokal suatu wilayah dalam

mendukung upaya pelestarian keragaman hayati secara global (Norton,

1998). Informasi tersebut meliputi jenis, jumlah, lokasi, dan manfaat bagi

manusia baik langsung maupun tidak langsung serta nilai ekonomis sumber

daya hayati yang ada.

B. TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

a). Menyediakan data dasar tentang jumlah spesies, kelimpahan,

lokasi, potensi ekonomis dan pemanfaatannya oleh masyarakat lokal

b). Menyediakan data dasar tentang status spesies tertentu untuk

kebijakan pelestarian

2. Sasaran

Menyusun dokumen profil/ data keanekaragaman hayati daerah

Kabupaten Semarang yang meliputi jenis informasi persebaran

ekologi dan geografi, kondisi ekosistem berdasarkan/mengikuti

waktu atau musim, kondisi umum tiap tife ekosistem meliputi

keunikan, species dominan, spesies penting

Page 10: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 4

(langka/endemik/dilindungi), potensi pengembangan ekosistem serta

upaya-upaya pemangku kepentingan didaerah dalam pelestarian dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati.

C. DASAR HUKUM

Kegiatan Inventarisasi keragaman hayati lokal Kabupaten Semarang ini

disusun berdasarkan pada peraturan-peraturan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya; (Lembaran Negara Tahun 1990

Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3419);

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman.

3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan,

Ikan dan Tumbuhan.

4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan Konvensi

Perserikatan Bangsa Bangsa mengenai Keanekaragaman Hayati.

5. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.

6. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan

Varietas Tanaman.

7. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.

8. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2004 tentang Pengesahan

Cartagena Protocol On Biosafety To The Convention On Biological

Diversity (Protokol Cartagena tentang Keamanan Hayati atas Konvensi

tentang Keanekaragaman Hayati).

9. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan.

10. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan

Pengelolaan Lingkungan Hidup, memberikan dasar hukum untuk

melakukan dan melaksanakan pencadangan sumber daya alam, agar

makhluk hidup mendapat jaminan untuk melangsungkan

kehidupannya meskipun dimanfaatkan untuk kemakmuran

masyarakat.

Page 11: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 5

12. Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1978 tentang Pengesahan

Convention on International Trade in Endangered Species (CITIES) of

Wild Fauna and Flora.

13. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990

tentang Pengelolaan Kawasan Lindung, Cagar Alam dan Suaka

Margasatwa.

14. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka

Alam dan Kawasan Pelestarian.

15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan jenis

Tumbuhan dan Satwa.

16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan

Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

17. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2005 tentang Keamanan

Hayati Produk Rekayasa Genetika.

18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional.

19. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan

Pendayagunaan Tanah Terlantar.

20. Peraturan Pemerintah Nomor 03 Tahun 2012 Tentang Taman

Keanekaragaman Hayati

21. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2015 Tentang Pengelolaan

Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam

22. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2009

tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah.

23. Peraturan Menteri Pertanian No. 67/ Permentan/OT.140/12/2006

tentang Pelestarian dan Pemanfaatan Sumber Daya Genetik Tanaman.

24. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 01/Pert/SR.120/2/2006 tentang

Syarat Penamaan dan Tata Cara Pendaftaran Varietas Tanaman.

25. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budi Daya.

26. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2009

tentang Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah.

Page 12: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 6

27. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor 31 Tahun

2012 tentang lembaga konservasi.

28. Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 50 Tahun

2013 tentang Ketentuan Ekspor Tumbuhan Alam dan Satwa Liar yang

Tidak dilindungi Undang-undang dan Termasuk dalam Daftar CITES.

29. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 09. 1 /Kpts – II /2000 Tentang

Kriteria Dan Status Standar Pengelolaan Hutan Produksi Secara

Lestari.

30. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tahun

2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Mangrove.

31. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 355/Kpts-II/2003 tentang

Penandaan Tumbuhan dan Satwa Liar.

32. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten

Semarang Tahun 2005-2025.

33. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011

Tentang Rencana Tata Ruang Wialayah Kabuaten Semarang

Tahun2011-2031

Page 13: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 7

BAB II KEADAAN UMUM A. Lokasi

Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah

B. Letak Geografis

Letak Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada

110°14’54,75’’ sampai dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai

dengan 7°30’ Lintang Selatan. Keempat koordinat bujur dan lintang

tersebut membatasi wilayah seluas 950,21 Km². Wilayahnya sebagian

besar merupakan daratan tinggi dengan ketinggian rata-rata 544,21

meter diatas permukaan air laut. Kecamatan dengan ketinggian tertinggi

yaitu Kecamatan Getasan, Sumowono dan Bandungan, sedangkan

Kecamatan Bancak mempunyai rata rata ketinggian terendah.

C. Batas Wilayah Administrasi

Secara administratif letak geografis Kabupaten Semarang berbatasan

langsung dengan 8 Kabupaten/Kota, selain itu di tengah-tengah wilayah

Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga dan Danau Rawa Pening.

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Semarang

Page 14: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 8

Kabupaten Semarang secara administratif terdiri dari 19 wilayah

kecamatan, 208 desa, dan 27 kelurahan. Wilayah terluas di Kabupaten

Semarang adalah Kecamatan Pringapus dengan luasan 8,25 % dari

keseluruhan luas wilayah Kabupaten Semarang sedangkan wilayah terkecil

adalah Kecamatan Ambarawa (2,97%).

D. Aksesibilitas

Posisi Kabupaten Semarang yang dekat dengan ibukota Provinsi yaitu

Kota Semarang serta pada jalur tranportasi Semarang – Solo dan Semarang –

Jogjakarta menjadikan daerah ini sangat strategis. Hal ini menjadikan

Kabupaten Semarang menjadi salah satu pusat perkembangan perekonomian

di segala bidang. Kegiatan pembangunan akan terus berlangsung seiring

dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan kebutuhan

semakin besar sehingga menimbulkan tekanan terhadap ketersediaan lahan

sesuai dengan fungsinya. Menurut Luntungan (1998:1) Ketersediaan Lahan

dalam menunjang kegiatan pembangunan dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:

(1) Lahan tersedia dari segi fisik dan (2) Lahan tersedia dari segi hukum.

E. Kependudukan

1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Semarang

Tahun 2016 tercatat jumlah penduduk Kabupaten Semarang sebanyak

1.014.198 jiwa yang tersebar di 19 (sembilan belas) kecamatan yang ada di

Kabupaten Semarang dengan total luas wilayah sebesar 950,02 Km2. Jumlah

ini meningkat 52.777 orang atau 5,49% dibanding tahun 2015. Peningkatan

Batas Wilayah :

Sebelah Utara : Kota Semarang

Sebelah Timur : Kabupaten Grobogan, Kabupaten Demak

Sebelah Selatan : Kabupaten Boyolali

Sebalah Barat : Kabupaten Kendal, Kabupaten Temanggung dan

Kabupaten Magelang

Selain itu di tengah Kabupaten Semarang terdapat Kota Salatiga.

Page 15: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 9

cukup tinggi ini disebabkan perubahan sumber data, pada tahun sebelumnya

data kependudukan berdasarkan data registrasi penduduk.

Tabel 2.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Laju Pertumbuhan dan Kepadatan per

Kecamatan Tahun 2016

No Kecamatan Luas

(km2) Jumlah

Penduduk Pertumbuhan Penduduk (%)

Kepadatan Penduduk

(%)

-1 -2 -3 -4 -5 -6

1 Getasan 6.580 50 625 4,99% 769

2 Tengaran 4.730 70 273 6,93% 1 486

3 Susukan 4.887 43 955 4,33% 899

4 Kaliwungu 2.995 26614 2,62% 899

5 Suruh 6.402 65 286 5,94% 942

6 Pabelan 4.797 39 486 3,89% 823

7 Tuntang 5.624 65 008 6,41% 1.156

8 Banyubiru 5.441 42 681 4,21% 784

9 Jambu 5.163 38 876 3,83% 753

10 Sumowono 5.563 30 625 3,02% 551

11 Ambarawa 2.822 62 025 6,12% 2 198

12 Bandungan 4.823 56 667 5,59% 1 175

13 Bawen 4.657 61 240 6,04% 1 315

14 Bringin 6.189 42 804 4,22% 692

15 Bancak 4.385 20 205 1,99% 461

16 Pringapus 7.835 56 452 5,57% 721

17 Bergas 4.733 82 412 8,13% 1 741

18 Ungaran Barat

3.596 83 875 8,27% 2 332

19 Ungaran Timur

3.799 80 089 7,9% 2.108

Total 95.018 1.014.198 100% 1 067

Sumber : BPS Kabupaten Semarang, 2017

Populasi manusia merupakan ancaman terbesar dari masalah

lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan dunia. Setiap orang memerlukan

energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup. Jika

populasi dapat bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara

lingkungan dan regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya

adalah populasi tumbuh lebih cepat daripada kemampuan bumi dan

lingkungan untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada

Page 16: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 10

akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas

hidup manusia yang rendah.

Pertambahan penduduk di Kabupaten Semarang yang semakin pesat

membutuhkan sarana dan prasarana pemukiman yang lebih banyak dan

tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Semarang. Jumlah penduduk

dan kebutuhan akan perumahan yang terus meningkat dari waktu ke waktu,

serta ditunjang dengan keberadaan Kabupaten Semarang yang berada

diantara lintas kota besar yaitu Semarang – Jogjakarta dan Semarang – Solo.

Posisi strategis tersebut merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai

modal pembangunan daerah, dimana pembangunan tersebut akan

menjadikan kondisi lingkungan yang semakin terpuruk apabila tidak kita

antisipasi sedemikian rupa dan tidak mempertimbangkan konsep

pembangunan yang berkelanjutan.

2. Kepadatan Penduduk

Tabel 2.1 tentang luas wilayah, jumlah penduduk, laju pertumbuhan

penduduk dan kepadatan penduduk Kabupaten Semarang, menunjukan

jumlah penduduk paling banyak di Kabupaten Semarang adalah Kecamatan

Ungaran Barat dengan jumlah penduduk 83.875 jiwa atau 8,27% dari jumlah

penduduk Kabupaten Semarang. Dengan luas wilayah 35,96 km2 serta

dengan jumlah penduduk paling banyak, Kecamatan Ungaran Barat memiliki

kepadatan penduduk paling padat dengan jumlah kepadatan penduduk 2.332

jiwa/km2.

Page 17: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 11

Gambar 2.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Semarang tahun 2016

Sehubungan dengan keberadaaan Kecamatan Ungaran Barat sebagai

daerah/kawasan lindung sesuai dengan dokumen RTRW Kabupaten

Semarang tahun 2011 - 2031, serta potensi keberadaanya yang cukup

strategis sebagai kawasan hunian, kondisi populasi dan kepadatan penduduk

di Kecamatan Ungaran Barat akan menjadi suatu pertimbangan serius untuk

diantisipasi. Tekanan lingkungan yang terjadi berupa perubahan penggunaan

lahan untuk daerah tangkapan air akibat meningkatnya peruntukan lahan

untuk pemukiman, potensi limbah seperti limbah cair dan sampah, serta

limbah dari aktivitas perekonomian mereka seperti ternak yang mereka

pelihara, serta pupuk anorganik yang digunakan untuk kepentingan

pertaniannya. Sesuai dengan fungsinya sebagai daerah tangkapan air di DAS

Garang, kualitas dan kuantitas/persediaan air sangat tergantung dengan

kondisi kecamatan Ungaran Barat, oleh karena itu perlu dijaga

kelestariannya baik vegetasi maupun sumber daya alam lainnya.

Kecamatan lain yang memiliki jumlah penduduk banyak dengan

kepadatan tinggi adalah kecamatan Ambarawa meski jumlah penduduk

hanya sebanyak 62.065 jiwa namun kepadatan penduduknya mencapai 2.198

jiwa/km2.. Kecamatan Bancak memiliki jumlah penduduk paling sedikit

dengan jumlah penduduk 20.205 jiwa atau 1,99 % dari jumlah penduduk

Kabupaten Semarang dengan kepadatan terkecil juga yaitu 461 jiwa/km2.

0

500

1000

1500

2000

2500

Get

asan

Ten

gara

n

Susu

kan

Kal

iwu

ngu

Suru

h

Pab

elan

Tun

tan

g

Ban

yub

iru

Jam

bu

Sum

ow

on

o

Am

bar

awa

Ban

du

nga

n

Baw

en

Bri

ngi

n

Ban

cak

Pri

nga

pu

s

Ber

gas

Un

gara

n B

arat

Un

gara

n T

imu

r

Kepadatan Penduduk

Page 18: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 12

Kecamatan dengan kepadatan tinggi seperti Ungaran Barat, Ungaran timur

dan Ambarawa berada di pusat perkotaan dan keramaian serta berada

dilintas Semarang-Jogjakarata dan Semarang-Solo. Sebagai daerah yang ada

di pusat keramaian tentunya banyak fasilitas umum dan fasilitas pendukung

perekonomian serta kemudahan aksesnya merupakan salah satu yang

menyebabkan daerah tersebut menjadi incaran bagi penduduk untuk

bermukim.

Gambar 2.2 menunjukan terjadi persebaran penduduk yang tidak

merata di Kabupaten Semarang, hal ini perlu dikhawatirkan terkait dengan

dampak yang ditimbulkan. Di daerah yang mempunyai kepadatan penduduk

tinggi akan menimbulkan ketidakseimbangan antara daya dukung

lingkungan dengan peningkatan populasi penduduk. Kepadatan penduduk

dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang

kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit

dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan,

kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih,kebutuhan pangan, dan

dapat berdampak pada kerusakan lingkungan. Permasalahan tersebut

diantaranya pengangguran, pemukiman kumuh, meningkatnya timbulan

sampah dan limbah. Sedangkan untuk daerah yang mempunyai kepadatan

rendah akan menyebabkan kurangnya tenaga kerja produktif didaerahnya.

Menurut jenis kelamin, jumlah penduduk perempuan lebih banyak

dibanding jumlah penduduk laki-laki, yakni 515.874 orang penduduk

perempuan dan 498.324 orang penduduk laki-laki. Hal ini juga ditunjukkan

dengan angka sex rasio di bawah 100%. Kecamatan dengan angka ex rasio di

atas 100% terdapat di 4 kecamatan yakni Kecamatan Tengaran, Kecamatan

Banyubiru, Kecamatan Sumowono, dan Kecamatan Bandungan. Angka ini

menunjukkan bahwa jumlah penduduk laki-laki di 4 kecamatan tersebut

lebih banyak dibanding jumlah penduduk perempuan.

Secara rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Semarang sebesar

1.067 orang/km2, kecamatan dengan kepadatan penduduk terbesar adalah

Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ambarawa, dan Kecamatan Ungaran

Page 19: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 13

Timur, masing-masing dengan kepadatan penduduk mencapai 2.332

orang/km2, 2.198 orang/km2 dan 2.1083 orang/km2.

Menurut Tingkat Pendidikan merupakan aspek terpenting dalam

pembangunan sumber daya manusia. Kemajuan suatu bangsa banyak

ditentukan oleh kualitas pendidikan penduduknya. Beberapa faktor yang

mendukung penyelenggaraan pendidikan adalah ketersediaan sekolah yang

memadai dengan sarana dan prasarananya, pengajar dan keterlibatan anak

didik, maupun komite sekolah.

Peran khusus pendidikan berkenaan dengan pembangunan

berkelanjutan, penting untuk memahami apa area-area kunci konsep ini,

sebagaimana digambarkan oleh wacana internasional. Terdapat tiga area

yang saling terkait dan paling sering dikenali dalam pembangunan

berkelanjutan. Yaitu: masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Tiga unsur ini,

ditegaskan kembali dalam Konferensi Tingkat Tinggi Johannesburg sebagai

tiga pilar pembangunan berkelanjutan, memberi bentuk dan isi pada

pembelajaran yang berkelanjutan di sekolah.

Tabel 2.2 Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan Menurut Tingkat

pendidikan Tahun 2017

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah 1

Tidak/Belum Pernah Bersekolah 5,962 20,645

26,607

2

Tidak Punya Ijazah SD 95,386 108,913

204,299

3 SD/MI/Sederajat

160,010 147,653

307,663 4

SLTP/MTS/Sederajat 75,975 89,445

165,420

5 SLTA/MA/Sederajat

69,298 66,790

136,087 6

SMK 44,021 23,587

67,608

7 Program DI/II

2,862 1,618 4,480

8 Program DIII/Sarjana Muda

4,102 9,268

13,370 9

Program DIV/S1 17,980 21,675

39,655

10 S2/S3 1 335 785 2 120

Sumber: Semarang dalam angka 2017, BPS Kabupaten Semarang

Page 20: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 14

Dari Tabel diatas teridentifikasi bahwa pendidikan tertinggi

penduduk baik wanita maupun pria masih didominasi lulusan

SLTP/MTS/Sederajat. Pada penduduk wanita hampir sebagian merupakan

lulusan SD dan tidak sekolah dari keseluruhan penduduk wanita, hal tersebut

juga hampir setara dengan penduduk pria. Hal ini menunjukan bahwa usia

tenaga kerja yang dibutuhkan yang biasanya lulusan SLTP maupun SLTA

sampai dengan pendidikan diatasnya masih minimal.

Data BPS Kabupaten Semarang berdasarkan Survei Angkatan Kerja

Nasional tahun 2015, banyaknya penduduk umur 15 tahun ke atas yang

bekerja sebanyak 564.211 orang atau 97,43% dari jumlah angkatan kerja.

Lapangan usa yang banyak menyerap tenaga kerja, berturut-turut yakni

sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan sebesar 35,89%,

sektor industri pengolahan sebesar 22,25%, sektor perdagangan, rumah

makan dan akomodasi sebesar 16,04%, sektor jasa kemasyarakatan, sosial

dan perorangan sebesar 13,52%, sedangkan ke enam sektor lainnya

menyerap tenaga kerja di bawah 10%.

Selain hal tersebut jumlah penduduk yang semakin meningkat

berpengaruh terhadap lingkungan, diantaranya Menurut Soemarwoto

(1991:230-250) dampak kepadatan penduduk sebagai akibat laju

pertumbuhan penduduk yang cepat terhadap kelestarian lingkungan

lingkungan adalah sebagai berikut:

a) Meningkatnya limbah rumah tangga sering disebut dengan limbah

domestik. Dengan naiknya kepadatan penduduk berarti jumlah orang

persatuan luas bertambah. Karena itu jumlah produksi limbah per-

satuan luas juga bertambah. Daerah dengan kepadatan penduduk

yang tinggi seperti Ungaran Barat, Ungaran Timur dan Ambarawa,

terjadi peningkatan konsentrasi produksi limbah padahal didaerah

tersebut juga terdapat sungai-sungai yang memungkinkan tercemari

dengan pembuangan limbah seperti sampah dan limbah cair domestik

tidak pada tempatnya .

b) Pertumbuhan penduduk yang terjadi bersamaan dengan

pertumbuhan ekonomi dan teknologi yang melahirkan industri dan

Page 21: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 15

sistem transport modern. Industri dan transport menghasilkan

berturut-turut limbah industri dan limbah transport berupa limbah

padat, cair dan emisi. Di daerah industri seperti kecamatan Pringapus,

Bawen dan Bergas juga terdapat kepadatan penduduk yang tinggi dan

transport yang ramai sehingga akan menghasilkan produksi limbah

domestik, limbah industri dan limbah dari transportasi.

c) Akibat pertambahan penduduk juga mengakibatkan peningkatan

kebutuhan pangan. Kenaikan kebutuhan pangan dapat dipenuhi

dengan intensifikasi lahan pertanian, antara lain dengan mengunakan

pupuk pestisida, yang merupakan sumber pencemaran yang

menyebabkan tekanan terhadap lahan berupa krisis unsur hara.

d) Makin besar jumlah penduduk, makin besar kebutuhan akan sumber

daya. Untuk penduduk agraris, meningkatnya kebutuhan sumber daya

ini terutama lahan dan air. Dengan berkembangnya teknologi dan

ekonomi, kebutuhan akan sumber daya lain juga meningkat, yaitu

bahan bakar dan bahan mentah untuk industri. Dengan makin

meningkatnya kebutuhan sumber daya itu, terjadilah penyusutan

sumber daya. Penyusutan sumber daya berkaitan erat dengan

pencemaran. Makin besar pencemaran sumber daya, laju penyusutan

makin besar dan pada umumnya makin besar pula pencemaran.

F. Kondisi Sosial Ekonomi

Pembangunan yang terjadi di Kabupaten Semarang yang didukung oleh

beberapa sektor unggulan seperti pertanian, industri dan pariwisata

disamping telah memberikan kontribusi besar bagi perekonomian dan

dampak yang positif juga memberikan dampak negatif yang berupa tekanan

terhadap lingkungan. Laju perkembangan PDRB Tahun 2016 adalah 5,27. Hal

tersebut dikarenakan pembangunan yang kurang memperhatikan daya

dukung dan daya tampung lingkungan setempat yang pada akhirnya

menyebabkan kerusakan lingkungan.

Page 22: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 16

Tabel 2.3 Laju Perkembangan PDRB Tahun 2016

PDRB Lapangan Usaha PDRB Serie 2010 Menurut Lapangan Usaha

(Juta Rupiah)

Harga Konstan 2010

2015 2016

A. Pertanian,Kehutanan & Perikanan 3271956.35 3413319.7

B. Pertambangan dan Penggalian 65774.74 68644.12

C. Industri Pengolahan 11315869.84 11851522.05

D. Pengadaan Listrik dan Gas 37156.53 39177.24

E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang

22765.87 23527.39

F. Konstruksi 3773720.96 3922258.01

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

3346965.55 3538465.19

H. Transportasi dan Pergudangan 627641.35 661785.48

I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 879115.43 944976.35

J. Informasi dan Komunikasi 1123116.9 1214599.01

K. Jasa Keuangan dan Asuransi 963902.77 1040508.63

L. Real Estate 919515.52 978682.79

M,N. Jasa Perusahaan 129157.37 137817.87

O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

815548.02 857350.02

P. Jasa Pendidikan 952500.17 1037144.9

Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 192069.34 207632.61

R,S,T,U. Jasa lainnya 332901.24 348969.45

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 28769677.95 30286380.79

Sumber: PDRB Seri 2010 Menurut Lapangan Usaha","GRDP at 2010 version by Industrial

Origin, BPS 2016

Pertanian masih menjadi salah satu sektor/potensi unggulan yang

menyumbang PDRB di kabupaten Semarang diluar potensi pariwisata dan

industri. Hal ini disebabkan posisi geografis Kabupaten Semarang yang

mempunyai letak strategis serta anugerah potensi sumber daya alam yang

melimpah serta didukung kondisi lahan dan iklim yang sesuai bagi

pengembangan pertanian. Beberapa kegiatan perekonomian lainnya adalah

Pertambangan. Kegiatan penambangan potensi galian golongan C tersebut

Page 23: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 17

dengan seiring berjalannya waktu, akan tetap mengganggu kestabilan

lingkungan jika tidak dijaga dan diawasi dalam produktivitasnya. Ancaman

bahaya erosi merupakan momok yang harus diwaspadai serta akan

berpengaruh terhadap siklus hidrologi.

Sedangkan bahan galian golongan B terutama berupa gambut terdapat di

rawapening dengan potensi sebesar 10 juta ton. Rawapening dengan luas

kurang lebih 2.700 Ha, selain mengandung potensi bahan galian golongan B,

dimanfaatkan sebagai sumber air untuk air baku, pengairan, pembangkit

tenaga listrik, perikanan, pariwisata dan pertanian di lahan pasang surut

rawa. Namun kondisi saat ini, memperlihatkan bahwa di Rawapening

mengalami masalah terkait dengan sedimentasi, pertumbuhan eceng gondok

dan penurunan kualitas air. Kondisi lahan di sekitar Rawapening yang

cenderung berpotensial menjadi lahan kritis diakibatkan oleh pemanfaatan

lahan secara berlebihan karena peruntukan lahan adalah untuk tanaman

semusim terutama untuk lahan – lahan yang berada di kemiringan lebih dari

30 %, lahan tidak dimanfaatkan secara optimal sebagai fungsi lindung, dan

adanya pengambilan bebatuan dari lahan untuk bahan bangunan.

Berdasarkan analisis terhadap kondisi aktifitas pertambangan tersebut,

memberikan tekanan terhadap lingkungan berupa ancaman bahaya erosi,

sedimentasi dan lahan kritis. Untuk pertambangan di beberapa wilayah

Kabupaten Semarang, kondisi penambangan dinyatakan telah merubah

bentang alam dan akan mempengaruhi siklus hidrologi di wilayah Kabupaten

Semarang.

Sedangkan penambangan di wilayah konservasi seperti kaki Gunung

Ungaran dan sekitar Rowopening, tekanan yang paling besar berupa

sedimentasi terhadap danau Rawapening, sungai-sungai dan kerusakan

lereng-lereng sungai. Kondisi tersebut akan mempengaruhi ekosistem di

wilayah tersebut.

Namun beberapa kegiatan ekonomi yang cukup rendah menimbulkan

dampak bagi kehati adalah jasa. Potensi sumber daya alam Kabupaten

Semarang sangat menunjang kelangsungan hidup dan pertumbuhan

kepariwisataan daerah secara kompetitif diharapkan mampu memiliki daya

Page 24: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 18

saing dan nilai lebih dibandingkan daerah lain. Potensi alam telah menjadi

daya tarik tersendiri yang akhirnya berkembang menjadi obyek wisata yang

banyak diminati pengunjung. Di sisi lain, kondisi alam yang secara alamiah

bersih dan sehat dapat memudar dikarenakan telah terkontaminasi oleh

aktivitas manusia yang berwisata. Namun seringkali keberadaan manusia

telah mengganggu keseimbangan lingkungan dikarenakan adanya perubahan

lingkungan hidup sebagai imbas atau efek samping dan kegiatan yang tidak

terencana sebelumnya. Hal tersebut menjadi semakin memperjelas bahwa

pengelolaan lingkungan dalam pembangunan pariwisata harus berupaya

memasukkan dampak kegiatan yang positif terhadap lingkungan ke dalam

pembangunan pariwisata sebagai nilai tambah yang riil. Serta perhatian juga

harus secara khusus diberikan sebagai upaya mencegah dan/atau

mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan yang dapat berpengaruh

buruk terhadap pembangunan pariwisata dalam lingkup yang luas berbagai

akibat yang saling mempengaruhi, termasuk dampak sosial terhadap

perilaku, sikap dan persepsi pengunjung terhadap kualitas lingkungan dan

kehati beberapa objek wisata tertentu.

G. Kondisi Budaya

Peran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan harus ditunjukan

dengan adanya upaya dari masyarakat dalam menjaga rutinitas/ kebiasaan

atau kearifan lokal penyadaran pentingnya menjaga kelestarian fungsi

lingkungan.

Tabel 2.4 Kondisi Budaya Kabupaten Semarang

No. Kegiatan Masyarakat Penggiat Penyebaran Keterangan

1 Budaya Merti desa Masyarakat

Desa

Tersebar diseluruh

desa di Kabupaten

Semarang

Dilaksanakan

satu tahun

sekali

2 Nyadran (doa untuk

leluhur)

Masyarakat

Desa

Tersebar diseluruh

desa di Kabupaten

Semarang

3 Sukwangan (bersih-bersih

saluran irigasi desa)

Masyarakat

Desa

Tersebar diseluruh

desa di Kabupaten

Page 25: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 19

Semarang

4 Sedekah rowo Masyarakat

Desa

Tersebar diseluruh

desa di Kabupaten

Semarang

Sumber: hasil survey, 2017

Dengan keterlibatan masyarakat nguri-uri budaya dalam pengelolaan

lingkungan, maka pengelolaan lingkungan semakin baik dan tujuan untuk

melestarikan fungsi lingkungan dapat tercapai. Keterlibatan tersebut

dapat melalui lembaga dan organisasi atau berperan secara individu

(sukarelawan) atau melalui kelompok kecil dalam pengelolaan

lingkungan.

Page 26: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 20

BAB III METODE PENGUMPULAN DATA

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kabupaten Semarang dengan 6 type

ekosistem yang terdiri atas hutan alam, hutan tanaman, hutan rakyat,

sungai/rawa, kolam , kebun dan tegalan serta pekarangan.

B. Jenis Data

Jenis data yang diambil meliputi data primer dan data sekunder. Data primer

dilakukan dengan survei lokasi. Sedangkan data sekunder diambil dari dinas

instansi terkait maupun pustaka yang ada. Data mengenai pemanfaatan oleh

masyarakat dilakukan dengan wawancara langsung dengan masyarakat.

C. Tahapan Kegiatan

Secara umum, penyusunan Kajian profil keanekaragaman hayati daerah

dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

1. Identifikasi Dan Inventarisasi Data/Informasi Status dan kondisi

Bentang Alam dan Keanekaragaman Hayati

Pengambilan data dilakukan dengan mengidentifikasi data Primer dan

Sekunder. Sumber Data diperoleh dari menghimpun data dari OPD

terkait, hasil wawancara atau penyebaran quesioner keanekaragaman

hayati, dan sampling yang dilakukan dibeberapa tempat di Kabupaten

Semarang.

Page 27: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 21

Gambar 2.3 Bagan Pengelompokan Keanekaragaman Hayati

1. Keadaan Bentang Alam

Bentang alam adalah hamparan lahan yang berisi bermacam-macam

ekosistem atau habitat yang menjadi tempat hidup berbagai makhluk

hidup. Jadi selain keadaan fisik, keadaan bentang alam ditentukan juga

Kabupaten Semarang

Keanekaragaman hayati

Fauna Flora

PENGELOMPOKAN

( Didasarkan pada PP no 7 th

1999, IUCN, dan CITES)

Dilindungi Endemik yang

populasinya

rendah

Potensial untuk ketahanan pangan

Potensial untuk pengembangan komoditas daerah

Berperan penting dalam ekosistem

Rencana

Pengelolaan

Rencana

Pengelolaan

Rencana

Pengelolaan

Rencana

Pengelolaan

Rencana

Pengelolaan

Page 28: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 22

oleh kandungan hayati di dalamnya. Masing-masing daerah memiliki

bentang alam yang berbeda, khas menurut daerahnya. Dengan

diketahuinya bentang alam di suatu daerah akan dapat diketahui pula

keberadaan berbagai ekosistem dan spesies yang merupakan kandungan

hayati di dalam bentang alam. Dengan cakupan seperti itu, keberadaan

bentang alam dapat dimanfaatkan, baik dari segi fisik maupun dari segi

hayatinya. Identifikasi bentang alam diperlukan untuk mengemukakan

informasi yang berkaitan dengan:

1) Status dan kondisinya, dengan menginventarisasi Data dan informasi

untuk mengungkapkan gambaran bentang alam dari segi:

a. Topografi atau keadaan permukaan lahan yang ada dalam lingkup

bentang alam.

b. Fisiografi, yaitu keadaan fisik wilayah.

c. Keadaan DAS.

d. Sumber daya air.

e. Tanah (struktur fisik dan sifat kimiawinya).

f. Sifat geologinya.

g. Iklim.

h. Kandungan bahan tambang dan mineral penting.

i. Populasi manusia (kependudukan), sosial budaya.

j. Keanekaragaman biota: dalam tingkat ekosistem (alami dan buatan),

spesies, dan sumber daya genetik.

2) Potensi bentang alam sebagai sumber daya untuk pembangunan

daerah, dilihat dari segi penyediaan barang dan/atau jasa, misalnya:

daerah wisata, produksi air minum, produksi tambang, hasil hutan

dan produksi pertanian.

3) Upaya pemangku kepentingan dalam mengelola bentang alam,

khususnya unsur-unsur hayati yang terkandung di dalamnya, yaitu

apa yang telah dikerjakan oleh sector-sektor terkait dalam pelestarian

dan pemanfaatan unsur-unsur hayati dan pelaku aktifnya.

Page 29: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 23

2. Keanekaragaman Ekosistem

Jenis informasi keanekaragaman Ekosistem yang perlu disajikan adalah:

a. Persebaran (geografi, ekologi), yaitu jenis informasi yang

menggambarkan persebaran setiap tipe ekosistem secara geografis di

daerah yang bersangkutan. Informasi ini sebaiknya disajikan dalam

peta.

b. Kondisi ekosistem berdasarkan/mengikuti waktu atau musim. Karena

di Indonesia terdapat dua musim, data dan informasi mengenai

kondisi ekosistem dalam dua musim yang berbeda perlu diungkapkan

sehingga pengelolaannya didasarkan fenomena yang terjadi dalam

dua musim.

c. Jenis informasi yang dapat menggambarkan kondisi umum setiap tipe

ekosistem yang terdapat di daerah, yang meliputi keunikan, spesies

yang dominan, spesies penting (langka/endemik/dilindungi) yang

ditemukan dalam ekosistem atau habitat yang bersangkutan, serta

tingkat ancaman terhadap masing-masing ekosistem.

d. Potensi pengembangan ekosistem, yang menggambarkan potensi

setiap tipe ekosistem untuk dikembangkan dalam konteks

pembangunan wilayah, baik berbasis barang maupun jasa lingkungan.

Orientasi pengembangan harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip

pembangunan berkelanjutan.

e. Upaya pemangku kepentingan di daerah dalam pelestarian dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati. Jenis informasi ini

menggambarkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh berbagai

pihak dalam pelestarian dan pemanfaatan setiap tipe ekosistem yang

ada di daerah, dirinci menurut sektor, pelaku, karakteristik, kinerja,

dan intensitas dampak negatif/positif.

3. Keanekaragaman Spesies

Yang dimaksud dengan spesies adalah kumpulan individu makhluk

hidup yang mempunyai ciri-ciri genetik yang sama sehingga satu

Page 30: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 24

dengan yang lain dapat melakukan reproduksi. Sebagai contoh dapat

disebutkan hubungan ayam kampung, ayam hutan merah, ayam hutan

hijau, dan bekisar. Jenis data dan informasi keanekaragaman spesies

yang perlu disajikan dalam profil adalah:

a. Nama ilmiah dan nama lokal spesies yang ada di daerah

bersangkutan.

b. Persebaran spesies berdasarkan geografi dan ekologi, jenis

informasi ini mengambarkan persebaran setiap spesies secara

geografi dan ekologi di daerah yang bersangkutan.

c. Persebaran spesies berdasarkan waktu atau musim dalam tahun;

informasi ini penting sehubungan dengan efisiensi pemanfaatan

dan pelestariannya; dengan mengetahui musim munculnya, dapat

diketahui waktu melimpahnya populasi spesies yang

bersangkutan untuk dilakukan pemanfaatan secara efisien dan

berkelajutan, terutama yang berhubungan dengan kemampuan

untuk memulihkan diri dalam menjamin kelestariannya.

d. Kondisi umum setiap spesies yang terdapat di daerah, antara lain

endemisme, kelangkaan/kelimpahan (berdasarkan CITES

dan/atau IUCN dan/atau penjelasan pakar), dilindungi/tidak

dilindungi (berdasarkan PP No.: 7 Tahun 1999 Tentang

Pengawetan Jenis Tumbuhan dan

2. Identifikasi Dan Inventarisasi Data/Informasi Keanekaragaman

Hayati Di Berbagai Lembaga Di Daerah

Tahapan kegiatan ini bertujuan untuk pengumpulan dan penyediaan

data/informasi keanekaragaman hayati yang terdapat di berbagai lembaga

yang ada di daerah (data sekunder). Lembaga-lembaga di daerah yang

menangani atau memiliki informasi keanekaragaman hayati, meliputi:

1) Lembaga Pemerintah Daerah,

Badan Pusat Statistik (BPS)

Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang,

Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan

Page 31: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 25

Dinas Perikanan dan Peternakan,

Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata

Dinas Pendidikan

Badan Perancanaan Penelitian dan Pengembangan Daerah,

2) Lembaga Pemerintah Pusat yang ada di daerah,

Badan Pengelola Kawasan Hutan (BKPH)/PERHUTANI

Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA)

3) Perguruan Tinggi di daerah, baik swasta maupun negeri seperti

Universitas Negeri Semarang,

UNDARIS,

UNW

4) Industri dan Perusahaan yang menggunakan bahan baku keanekaragaman

hayati, dan

PT. Sidomuncul

PT. Nyonya Meneer

5) Lembaga Swadaya Masyarakat

Page 32: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 26

BAB IV KEBIJAKAN DAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. KEBIJAKAN

Dalam pelaksanaan penyusunan profil keanekaragaman hayati di wilayah

Kota Semarang dan Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Kota Semarang dan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa peraturan

dan kebijakan yang meliputi : 1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Pengelolaan Kua!itas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air Lintas

Kabupaten/Kota Di Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Propinsi

Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 132). 2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung Di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 134). 3. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2004 tentang

Baku Mutu Air Limbah. 4. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2004 tentang

Garis Sempadan (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004

Nomor 46 seri E Nomor 7) sebagaimana telah diubah dengan peraturan

daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2013 tentang perubahan

atas peraturan daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 11 Tahun 2014

tentang Garis Sempadan (Lembaran Daerah Provionsi Jawa Tengah

Tahun 2004 Nomor 46 seri E Nomor 7) 5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013 Nomor 9, tambahan lembaran

daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 55)

Page 33: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 27

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Provinsi Jawa Tengah (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3 Seri E Nomor 3,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9). 7. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2009 tentang

Irigasi (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 8,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 23).

8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa tengah Nomor 9 Tahun 2009 tentang

Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil di Provinsi Jawa

Tengah.

9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029

(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6,

tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2008).

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 10 Tahun 2011 tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara Di Provinsi Jawa

Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 Nomor 10,

Tambahan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 36)

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2013 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Provinsi Jawa

Tengah.

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2013 tentang

Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan di Provinsi Jawa Tengah.

13. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2014 tentang

Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2014-2034.

14. Peraturan Gubernur Nomor 84 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas

Pokok Fungsi dan Tata Kerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa

Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 84)

sebagaimana telah diubah dengan peraturan Gubernur Jawa Tengah

Nomor 77 Tahun 2012 tentang perubahan atas peraturan Gubernur Jawa

Tengah Nomor 84 Tahun 2008 tentang penjabaran tugas pokok, fungsi,

Page 34: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 28

dan tata kerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah (berita

Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011 Nomor 77).

15. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 48 Tahun 2012 tentang

Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Jawa Tengah Tahun

2012 – 2032.

16. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 06 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Semarang 2011-2031.

B. KELEMBAGAAN

Dalam upaya menjaga kelangsungan keanekaragaman hayati

lembaga Pemerintah Daerah dan Lembaga Pemerintah Pusat memiliki

peran yang penting dalam melaksanakan perlindungan, pengelolaan,

pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati. Berikut ini adalah

beberapa Lembaga Pemerintah Daerah dan Lembaga Pemerintah Pusat

yang terkait dengan keanekaragaman hayati di Kota Semarang

Gambar 2.4 Gambar Lokasi Cagar alam di Kabupaten Semarang

Page 35: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 29

Tabel 3.1 Daftar Lembaga Pengelola Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarang

NO. Nama

Organisasi Luas (Ha)

Tupoksi Jenis KEHATI

1

BPTP Jateng Jl. BPTP No. 40 Sidomulyo, Ungaran.

800 m²

Melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.

1) Analisis kimia pakan ternak/makanan

2) Analisis kimia tanah

3) Analisis kimia pupuk organik

4) Analisis kimia pupuk an-organik

5) Analisis kimia jaringan tanaman

2

Setiya Aji Flower Farm Dusun Ngasem, Desa Jetis, Kec. Bandungan, Kabupaten Semarang

Destinasi wisata bunga Bunga Krisan

3

Perum Perhutani (Wana Wisata penggaron) Desa Susukan, Kecamatan Ungaran, Kabupaten semarang

hutan binaan Kesatuan Bisnis Mandiri Wisata, Benih dan Usaha Lain (KBM WBU I) Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah.

Potensi berupa keaneka ragaman jenis burung di dalamnya serta jalur migrasi raptor dari belahan bumi utara tersebut, diharapkan mampu membuat Wana Wisata Penggaron bukan hanya dikenal sebagai hutan wisata yang biasa saja, namun juga mampu menjadi ekoeduwisata (wisata alam yang berwawasan lingkungan dan pendidikan).

Page 36: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 30

4

PT. Industri Jamu dan farmasi Sidomuncul. TBK

1,5 Ha

Mengoleksi tanaman obat, terutama di prioritaskan pada tanaman langka atau hampir punah. Sebagian besar koleksinya terdiri dari tanaman untuk bahan jamu yang dipergunakan oleh para industri dan lainnya masih dieksplorasi dari alam

400 spesies termasuk tanaman yang didatangkan dari luar negeri antara lain Echinacea purpurea, Tribulus Terrestris, Mintha Piperita, Sybilum Marianum dan Jamur Ganoderma Lucidum. 27 jenis satwa, di antaranya Harimau Sumatra dan Siberia, Buaya, Kelompok kera (OwaJawa, Lutung Kelabu, Si Amang, Kera Jawa), Orang Utan Kalimantan, Kasuari, Merak, Burung Kakaktua, Elang, Ular, Kuda, dan sebagainya.

5

Dinas Pertanian, Perkebunan Kabupaten Seamarng

1. Perumusan kebijakan teknis dibidang peternakan dan perikanan;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan sub bidang peternakan dan perikanan

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang peternakan dan perikanan

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati

6 Kampung Kopi Banaran (PTPN IX)

Divisi Tanaman Tahunan yang membudidayakan dan menghasilkan produk- produk dari tanaman karet, kopi,dan teh. Kedua, Divisi Tanaman Semusim (Pabrik Gula) yang menghasilkan produk-produk dari tanaman tebu.

7

Hortimart JalanGatot Subroto No 55 Bawen,Kabupaten Semarang

Agrowisata Buah buahan seperti melon, kelengkeng, terutama durian dengan 100 varietas

8

Taman Jamoe Ibu Meneer (Nyonya Meneer) Jl. Raya Semarang - Bawen KM. 28 Kelurahan Bergas Kidul, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang,

3 Ha kelestarian aneka jenis tanaman jamu Indonesia.

koleksi tanaman pribadi beliau,yakni Laos (Alpinia Galanga), Salam (Eugeniapolyantha Wight) dan Sereh (Andropogoncitratus), dan 600 spesies lainnya

Page 37: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 31

9

Cagar Alam Gebugan Desa Gebugan Kec Ungaran Barat

1,8

Flora Jamuju (Dacrycarpus imbricatus), Berangan (Castanopsis argentea), Pakis galar (Cyathea contaminans), Gondang (Vicus variegata), Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus), Kantil (Magnolia champaca), Cemplongan, Rengas (Gluta tourtour), Malelo, Kina (Chinchona spec.), Kaliandra (Calliandra sp.), Kayu Manis (Cinnamomum burmanii). Fauna Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus scrofa), Trenggiling (Manis javanica), Luwak (Lariscus insignis), hingga reptil seperti Ular Sawo. Juga berbagai jenis burung seperti beberapa jenis Alap-alap (Falconidae), Elang (Accipitridae), Raja Udang (Alcedinidae), dan Rangkong(Bucerotidae). Juga burung Prenjak (Prinia subflava), Gelatik Gunung (Padda orryzivora), Dederuk (Streptopelia sp.), Burung Paok Pancawarna (Pitta guajana)

Page 38: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 32

10

Cagar Alam Sepakung Desa Sepakung kec. Banyubiru

10 Ha Cagar Alam Sepakung ditunjuk sebagai kawasan cagar alam

tipe ekosistem Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah , dengan flora penyusun Walik angin (Croton argyratus), Pakis Galar, Dadap (Erytrina sp.), Kerinyuh, dan Pampung. Keragaman fauna yang ada di Cagar Alam Sepakung antara lain Kijang (Muntiacus muntjak), Babi Hutan (Sus sp.), Landak (Hystrix brachyura), Kucing Hutan (Felis badia), Trenggiling (Manis javanica), Jalak Hitam (Sturnus sp), Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Alap-alap (Accipitridae), Kepodang (Oriolus chinensis), Platuk (Threskiornic sp), Dederuk (Streptopelia sp), Penthet, Tulungtumpuk (Megalaimajavensis), Prenjak (Prinia subflava), Ayam Hutan (GaIlus sp.), Betet (Psittacula alexandri), Ular Sawo, LJlar Edor, dan Ular Welang (Bun garus candidus).

11

TWA Tuk Songo Kopeng Kecamatan Kopeng

6,2 Wana wisata air terjun

Air terjun ini diapit oleh Telomoyo , Andong dan gunung merbabu, yang berjarak 54 Km dari kota Semarang dan berjarak 23 Km dari kota Magelang.

Page 39: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 33

12

Taman Nasionel Gunung Merbabu Kabupaten Magelang, SemarangDan Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

+ 5.725 (Lima Ribu Tujuh Ratus DuaPuluh Lima) Hektar

Ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan bawah (1.000 – 1.500 m dpl), yang sebagian besar terdiri dari vegetasi sejenis yang merupakan hutan sekunder dengan jenis tanaman Pinus (Pinus merkusii) dan Puspa (Schima noronhae). b. Ekosistem hutan hujan tropis musim pegunungan tinggi (1.500 - 2.400 m dpl), yang ditumbuhi jenis-jenis vegetasi antara lain, Puspa (Schima noronhae), Sengon gunung (Albizia falcataria), dll. c. Ekosistem hutan tropis musim sub-alpin (2.400 – 3.142 m dpl) terletak pada pada puncak Gunung Merbabu yang ditumbuhi rumput dan tanaman edelweis. Potensi Flora, Fauna

C. RENCANA TATA RUANG WILAYAH

Berdasarkan Perda No. 06 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten Semarang 2011 – 2031, RTRW Kabupaten Semarang

memiliki ruang lingkup wilayah yang mencakup seluruh wilayah daerah yang

meliputi ruang darat seluas 95.020,67 Hektar (950,21 km2) yang terdiri dari

19 kecamatan. Batas-batas daerah adalah sebelah utara berbatasan dengan

Kota Semarang, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Boyolali dan

Kabupaten Grobogan, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Boyolali

dan Kabupaten Magelang, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten

Kendal dan Kabupaten Temanggung dan di tengah – tengah Kabupaten

Semarang terdapat Kota Salatiga. Ruang lingkup materi RTRW Kabupaten

Semarang mencakup :

1) Tujuan, kebijakan dan strategi rencana tata ruang wilayah;

2) Rencana struktur ruang wilayah;

3) Rencana pola ruang wilayah;

4) Penetapan kawasan strategis;

5) Arahan pemanfaatan ruang wilayah;

Page 40: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 34

6) Ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah;

7) Hak, kewajiban dan peran masyarakat.

1. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi

a) Tujuan

Tujuan penataan ruang wilayah adalah terwujudnya Daerah sebagai

penyangga Ibukota Provinsi Jawa Tengah dan kawasan pertumbuhan

berbasis industri, pertanian dan pariwisata yang aman, nyaman,

produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

b) Kebijakan

Kebijakan penataan ruang wilayah meliputi :

1) penyediaan ruang wilayah dan prasarana wilayah sebagai penyangga

perekonomian utamanya dengan pengembangan kawasan untuk

fungsi permukiman perkotaan, industri, pertanian, pariwisata yang

berkelanjutan dan berwawasan lingkungan;

2) pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup;

3) pemerataan sarana dan prasarana permukiman, jasa pendukung dan

prasarana wilayah lainnya di seluruh wilayah; dan

4) peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara.

c) Strategi

Strategi pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi dan daya dukung

lingkungan hidup meliputi :

1) mempertahankan fungsi hutan lindung sebagai pendukung sistem

penyangga kehidupan;

2) mempertahankan fungsi kawasan resapan air di seluruh wilayah;

3) mempertahankan fungsi lindung dan meningkatkan pengelolaan

kawasan sempadan sungai, kawasan sekitar Rawa Pening, dan

kawasan sempadan sekitar mata air dari bahaya kerusakan ekologi;

4) mempertahankan fungsi lindung dan meningkatkan pengelolaan

kawasan cagar budaya; dan

Page 41: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 35

5) meningkatkan penanganan pada kawasan rawan banjir terutama pada

kawasan sekitar Rawa Pening, kecamatan Ungaran Timur dan Bancak,

kawasan rawan gerakan tanah dan longsor, serta kawasan rawan

bencana letusan gunung berapi.

2. Rencana Pola Ruang Wilayah

Rencana pola Ruang di Kabupaten Semarang merupakan gambaran

sebaran rencana kawasan lindung dan kawasan budidaya. Dalam hal rencana

kawasan pengelolaan keanekaragaman hayati termasuk pada kawasan

lindung. Dimana diejawantahkan pada kawasan suaka alam dan kawasan

pelestarian alam.

a. Kawasan lindung

Kawasan lindung di Kabupaten Semarang terdiri dari beberapa kawasan

diantaranya pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Wilayah Kabupaten

Semarang Tahun 2011 - 2031

NO. Kawasan Lindung Keterangan

1. Kawasan hutan

lindung

Tersebar di kawasan Gunung Ungaran dan Gunung

Telomoyo, seluas 1.593 Ha

2.

Kawasan yang

memberikan

perlindungan terhadap

kawasan bawahannya

perlindungan

terhadap kaw

Kawasan resapan air di daerah meliputi wilayah Kecamatan

Getasan, Banyubiru, Jambu, Sumowono, Bandungan, Bergas

dan Ungaran Barat, seluas 6.045 Ha

3. Kawasan perlindungan setempat, meliputi:

Page 42: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 36

NO. Kawasan Lindung Keterangan

a. Kawasan sempadan sungai

Sekurang-kurangnya:

- 3 (tiga) meter dari tepi kiri - kanan tanggul pada sungai bertanggul di kawasan perkotaan;

- 5 (lima) meter dari tepi kiri - kanan tanggul pada sungai bertanggul di luar kawasan perkotaan;

- 10 (sepuluh) meter dari tepi kiri - kanan sungai tidak bertanggul dengan kedalaman kurang dari 3 (tiga) meter di kawasan perkotaan;

- 15 (lima belas) meter dari tepi kiri - kanan sungai tidak bertanggul dengan kedalaman 3 (tiga) meter sampai dengan 20 (dua puluh) meter di kawasan perkotaan;

- 30 (tiga puluh) meter dari tepi kiri - kanan sungai tidak bertanggul dengan kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter di kawasan perkotaan;

- 50 (lima puluh) meter dari tepi kiri - kanan sungai tidak bertanggul yang berada di luar kawasan perkotaan.

b. Kawasan perlindungan setempat sekitar waduk atau danau

- kawasan sepanjang tepian waduk atau danau yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik waduk atau danau sepanjang 100 (seratus) meter dari titik pasang tertinggi ke arah daratan kecuali pada daerah yang telah terbangun diperlukan penanganan fisik tersendiri yang tidak mengganggu fungsi lindung.

- ditetapkan pada daerah sekitar Rawa Pening seluas kurang lebih 24 (dua puluh empat) hektar

c. Kawasan sekitar mata air

meliputi kawasan sekurang-kurangnya dengan jari-jari 200 (dua ratus) meter di sekitar mata air pada 125 (seratus dua puluh lima) mata air yang tersebar di seluruh Kecamatan sebagaimana tercantum pada Lampiran IV Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011

d. Kawasan RTH Perkotaan

berupa ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan dengan luas paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas kawasan perkotaan seluas kurang lebih 2.067 (dua ribu enam puluh tujuh) hektar

4. Kawasan Suaka Alam

adalah cagar alam yang meliputi Cagar Alam Gebugan di Kecamatan Ungaran Barat dan Kecamatan Bergas seluas kurang lebih 2 (dua) hektar dan Cagar Alam Sepakung di Kecamatan Banyubiru seluas kurang lebih 10 (sepuluh) hektar.

5. Kawasan Pelestarian

Alama

kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu di Kecamatan Getasan seluas kurang lebih 1.270 (seribu dua ratus tujuh puluh) hektar.

6. Kawasan Cagar Budaya, meliputi:

Page 43: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 37

NO. Kawasan Lindung Keterangan

a. Lingkungan

bangunan non gedung

Terdiri dari 28 bangunan non gedung yang tercantum dalam pasal 27ayat (4) Perda Nomor 6 Tahun 2011

b. Lingkungan

bangunan gedung dan halamannya

Terdiri dari 26 bangunan gedung yang tercantum dalam pasal 27ayat (5) Perda Nomor 6 Tahun 2011

7. Kawasan Rawan Bencana, meliputi:

a. Kawasan rawan banjir

kawasan di sekitar Rawa Pening di Kecamatan Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Tuntang, dan Kecamatan Bawen, dan dataran sekitar Sungai Gung di Ungaran Timur, serta di dataran sekitar Sungai Bancak di Kecamatan Bancak.

b. Kawasan rawan longsor

tersebar di seluruh Kecamatan seluas kurang lebih 7.576 (tujuh ribu lima ratus tujuh puluh enam) hektar dengan konsentrasi terutama pada wilayah Kecamatan Sumowono, Ungaran Barat, Bergas, Bandungan, Bawen, Jambu, Banyubiru, Tuntang, Ambarawa, Getasan, Suruh dan Susukan.

8. Kawasan Lindung Geologi, meliputi:

a. Kawasan rawan bencana alam letusan gunung berapi

- kawasan kerucut Gunung Ungaran dan Gunung Merbabu - kawasan sangat rawan yaitu daerah pada jarak 0 (nol)

kilometer sampai 5 (lima) kilometer dari puncak gunung dan kawasan agak rawan yaitu daerah pada jarak lebih dari 5 (lima) kilometer dari puncak gunung

b. Kawasan perlindungan terhadap air tanah

- Cekungan Air Tanah Ungaran; - Cekungan Air Tanah Sidomulyo; - Cekungan Air Tanah Rawapening; - Cekungan Air Tanah Salatiga; - Cekungan Air Tanah Karanganyar-Boyolali; - Cekungan Air Tanah Semarang-Demak; dan - Cekungan Air Tanah Magelang-Temanggung.

Sumber: RTRW Kabupaten Semarang 2011-2031

b. Kawasan Budidaya

Sedangkan Kawasan budidaya di Kabupaten Semarang terdiri dari :

a. kawasan peruntukan hutan produksi dan hutan rakyat;

1) Kawasan peruntukan hutan produksi terbagi menjadi hutan

produksi tetap dan hutan produksi terbatas.

Page 44: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 38

2) Luas keseluruhan kawasan peruntukan hutan produksi kurang

lebih 9.301 (sembilan ribu tiga ratus satu) hektar, meliputi :

3) hutan produksi terbatas seluas kurang lebih 1.690 (seribu enam

ratus sembilan puluh) hektar yang tersebar di Kecamatan

Sumowono, Kecamatan Bandungan, Kecamatan Bergas, Kecamatan

Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Pringapus,

dan Kecamatan Banyubiru, dan

4) hutan produksi tetap seluas kurang lebih 7.612 (tujuh ribu enam

ratus dua belas) hektar yang tersebar di Kecamatan Bergas,

Kecamatan Ungaran Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan

Pringapus, Kecamatan Bringin, dan Kecamatan Bancak.

5) Kawasan peruntukan hutan rakyat tersebar di seluruh Kecamatan

di Kabupaten Semarang, dengan luas keseluruhan kurang lebih

15.618 (lima belas ribu enam ratus delapan belas) hektar.

b. kawasan peruntukan pertanian;

1) Kawasan peruntukan pertanian meliputi :

kawasan pertanian tanaman pangan;

kawasan holtikultura;

kawasan perkebunan; dan

kawasan peternakan.

2) Kawasan pertanian tanaman pangan tersebar di seluruh

Kecamatan di Kabupaten Semarang, dengan luas keseluruhan

kurang lebih 24.340 (dua puluh empat ribu tiga ratus empat

puluh) hektar.

3) Luas kawasan pertanian tanaman pangan yang diperuntukkan

untuk Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan adalah kurang lebih

22.896 (dua puluh dua ribu delapan ratus sembilan puluh enam)

hektar, tersebar di seluruh Kecamatan di Daerah kecuali di

Kecamatan Getasan.

Page 45: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 39

4) Kawasan holtikultura tersebar di seluruh Kecamatan di Daerah,

dengan luas keseluruhan kurang lebih 9.046 (sembilan ribu empat

puluh enam) hektar.

5) Kawasan perkebunan tersebar di seluruh Kecamatan di Daerah,

dengan luas keseluruhan kurang lebih 12.140 (dua belas ribu

seratus empat puluh) hektar.

6) Kawasan peternakan meliputi peternakan skala besar dan

peternakan skala kecil.

7) Kawasan peternakan skala besar dapat berlokasi pada seluruh

Kecamatan di luar kawasan perkotaan dan kawasan pariwisata

sesuai ketentuan yang berlaku.

8) Kawasan peternakan skala kecil diarahkan dalam bentuk sentra

peternakan di kawasan perdesaan yang diarahkan di seluruh

Kecamatan yang dikelola secara terpadu dengan kegiatan

pertanian lainnya.

c. kawasan peruntukan perikanan;

1) Kawasan peruntukan perikanan meliputi kawasan peruntukan

untuk penangkapan dan budidaya perikanan darat yang

dikembangkan di kolam, sungai dan waduk, serta pengembangan

kawasan perikanan terpadu minapolitan.

2) Kawasan peruntukan budidaya perikanan kolam dapat dilakukan

di seluruh Kecamatan sesuai ketentuan yang berlaku.

3) Kawasan peruntukan perikanan tangkap berbasis budidaya pada

perairan waduk dan sungai diarahkan di perairan Rawa Pening

dan sungai di Kecamatan Tuntang, Kecamatan Ambarawa,

Kecamatan Banyubiru, dan Kecamatan Bawen.

4) Kawasan meliputi kawasan minapolitan pada Kecamatan

Banyubiru, Kecamatan Ambarawa, Kecamatan Bawen, Kecamatan

Jambu dan Kecamatan Tuntang.

Page 46: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 40

d. kawasan peruntukan pertambangan;

1) Kawasan peruntukan pertambangan meliputi :

a) kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan

batuan;

b) kawasan peruntukan pertambangan panas bumi; dan

c) kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi.

2) Kawasan peruntukan pertambangan mineral bukan logam dan

batuan terdapat pada :

a) kawasan Bakalrejo dan Karangsalam di Kecamatan Susukan;

b) kawasan Gunung Mergi di Kecamatan Bergas dan Kecamatan

Ungaran Timur;

c) kawasan Kandangan dan Polosiri di Kecamatan Bawen;

d) kawasan Delik di Kecamatan Tuntang;

e) kawasan Pucung di Kecamatan Bancak;

f) kawasan sekitar Sungai Senjoyo di Kecamatan Bringin dan

Kecamatan Bancak;

g) kawasan sekitar Sungai Gading di Kecamatan Suruh;

h) kawasan kawasan Boto dan Plumutan di Kecamatan Bancak;

i) kawasan di seluruh Kecamatan khusus untuk pengambilan

material tanah urug dengan ketentuan tidak pada kawasan

lindung dan tidak merusak lingkungan; dan

j) kawasan Rawa Pening.

3) Kawasan peruntukan pertambangan panas bumi terdapat di

kawasan Gunung Ungaran dan Gunung Telomoyo.

4) Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi

terdapat di Kecamatan Bringin dan Bancak.

5) (Kegiatan pertambangan pada kawasan peruntukan

pertambangan dilakukan dengan mempertimbangkan aspek

lingkungan hidup secara berkelanjutan sesuai dengan Peraturan

Perundangan-undangan.

Page 47: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 41

e. kawasan peruntukan industri;

1) Kawasan peruntukan industri meliputi :

a. kawasan peruntukan industri;

b. kawasan industri; dan

c. kawasan peruntukan industri kecil.

2) Kawasan peruntukan industri berlokasi di Kecamatan Ungaran

Barat, Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan Bawen, Kecamatan

Tengaran, Kecamatan Pringapus, Kecamatan Susukan, Kecamatan

Kaliwungu dan Kecamatan Bergas.

3) Kawasan peruntukan industri yang menggunakan bahan baku dan

/ atau proses produksinya memerlukan lokasi khusus dapat

didirikan di seluruh Kecamatan sesuai Ketentuan Perundangan

yang berlaku.

4) Kawasan industri direncanakan di Kecamatan Pringapus,

Kecamatan Bawen, Kecamatan Tengaran, Kecamatan Susukan dan

Kecamatan Kaliwungu.

5) Kawasan peruntukan industri dan kawasan industri keseluruhan

ditetapkan seluas kurang lebih 1.234 (seribu dua ratus tiga puluh

empat) hektar.

6) Kawasan peruntukan industri diwajibkan mengelola sampah,

limbah dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

7) Kawasan peruntukan industri kecil diarahkan di seluruh

Kecamatan terpadu dengan kawasan permukiman dengan syarat

melakukan pengelolaan lingkungan sesuai

f. kawasan peruntukan pariwisata; dan

1) Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 30 huruf f diarahkan pada pembentukan WPP yang dapat

memenuhi kebutuhan wisatawan sesuai potensi dan daya tarik

wisata wilayah tersebut.

2) Pembentukan WPP meliputi :

Page 48: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 42

a. WPP 1 meliputi Kecamatan Ungaran Barat, Ungaran Timur,

Bergas, Pringapus dan Bawen dengan pusat pengembangan di

Kota Ungaran dengan potensi daya tarik wisata meliputi :

1) Wana Wisata Penggaron;

2) Tirtoargo;

3) Air Terjun Semirang;

4) Cagar Alam Puncak Suroloyo;

5) Gunung Kalong;

6) Makam dan Masjid Nyatnyono;

7) Benteng Williem II Ungaran;

8) Makam Ibu Isriati Munadi;

9) Makam Jendral Gatot Subroto;

10) Taman Batas Kota;

11) Curug Lawe;

12) Makam Ki Gedhe Ungaran;

13) Candi Ngempon;

14) Air Panas Diwak;

15) Agrowisata Asinan;

16) Gunung Kendalisodo;

17) Pemandian Air Panas Samban;

18) Wisata industri di Kecamatan Ungaran Timur, Kecamatan

Bergas, Kecamatan Pringapus dan Kecamatan Bawen;

19) Kampung Kopi Banaran;

20) Kampung Seni Lerep;

21) Desa Wisata Lerep dan Keji;

22) RTH Ungaran Timur;

23) Makam Mount Carmel; dan

24) Petirtaan Derekan.

b. WPP 2 meliputi Kecamatan Bandungan, Sumowono, dan Jambu

dengan pusat pengembangan di Kawasan Bandungan dengan

potensi daya tarik wisata meliputi :

Page 49: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 43

1) Candi Gedongsongo;

2) Wisata Geologi sumber panas bumi Gedongsongo;

3) Mata Air Masam Banyukuning;

4) Taman Safari Sumowono;

5) Pereng Putih;

6) Pendakian Gunung Ungaran;

7) Budidaya Bunga Bandungan;

8) Pemancingan Jimbaran;

9) Gua dan Air Terjun Panglebur Gongso;

10) Air Terjun Tujuh Bidadari;

11) Sumber Api Abadi Losari;

12) Puncak Wana Kasihan;

13) Gua Gunung Watu dan Kampung Batik Gemawang;

14) Kopi Eva Restoran;

15) Kopi Banaran Bedono;

16) Agrowisata Brongkol;

17) Agrowisata Umbul Sidomukti; dan

18) Desa Wisata Genting.

c. WPP 3 meliputi Kecamatan Ambarawa, Banyubiru, Tuntang

dan Getasan dengan pusat pengembangan di Kawasan Kopeng

dan Ambarawa dengan potensi daya tarik wisata meliputi :

1) Monumen Palagan;

2) Makam Dr. Cipto Mangunkusumo;

3) Benteng Williem I Ambarawa;

4) Museum Kereta Api Ambarawa;

5) Gua Maria Kerep;

6) Taman wisata Rawa Pening

7) Bukit Cinta;

8) Situs Brawijaya;

9) Pemandian Muncul;

Page 50: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 44

10) Bukit Candi Dukuh;

11) Taman Rekreasi Langen Tirto Muncul;

12) Agrowisata Tlogo;

13) Taman Rekreasi Rawa Permai;

14) Pasar Kriya Lopait;

15) Kerajinan Perahu Asinan;

16) Air Terjun Pager Gedhog;

17) Pemandian Kopeng;

18) Wana Wisata Umbul Songo;

19) Air Terjun Kalipancur Nagasaren;

20) Puncak Gunung Gajah;

21) Pendakian Gunung Merbabu;

22) Kopeng Treetop;

23) Curug Kembar Bolodhewo Wirogomo;

24) Gua Maria Mustika Banyu Urip Tuntang;

25) Taman Rekreasi Kelinci Kalibeji;

26) Cagar Alam Sepakung;

27) Wisata Kereta Api Tuntang-Bedono

28) Gua Rong Tlogo Tuntang; dan

29) Desa Wisata Ngrapah

d. WPP 4 meliputi Kecamatan Tengaran, Susukan, Suruh,

Pabelan, Bringin, Bancak dan Kaliwungu dengan pusat

pengembangan di kawasan Tengaran dengan potensi daya

tarik wisata meliputi :

1) Mata Air Senjoyo;

2) Candi Klero;

3) Sumber Api Abadi Boto;

4) Makam Ki Ageng Cukilan; dan

5) Umbul Ngrancah Udanwuh Kaliwungu.

Page 51: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 45

g. kawasan peruntukan permukiman.

1) Kawasan peruntukan permukiman meliputi kawasan permukiman

perdesaan dan kawasan permukiman perkotaan.

2) Permukiman perdesaan meliputi permukiman perdesaan yang

tersebar di seluruh Kecamatan, dikembangkan dengan berbasis

perkebunan, agrowisata, pertanian tanaman pangan, perikanan

darat dan peternakan disertai pengolahan hasil atau agroindustri.

3) Permukiman perkotaan meliputi kawasan-kawasan dengan

cakupan administrasi Desa/Kelurahan sebagaimana dijelaskan

dalam Lampiran V Peraturan Daerah ini.

4) Kawasan peruntukan permukiman seluas kurang lebih 19.839

(sembilan belas ribu delapan ratus tiga puluh sembilan) hektar

yang tersebar di seluruh Kecamatan, meliputi kawasan

permukiman perkotaan seluas lebih kurang 6.887 (enam ribu

delapan ratus delapan puluh tujuh) hektar dan kawasan

permukiman perdesaan seluas kurang lebih 12.953 (dua belas ribu

sembilan ratus lima puluh tiga) hektar.

Page 52: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 46

Gambar 2.5 Peta TutupanLahan Kabupaten Semarang Tahun 2016

Kawasan Suaka Alam di Kabupaten Semarang terdiri atas Cagar Alam

Gebugan dan Cagar Alam Sepakung dengan spesifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kawasan Konservasi (In situ) Kabupaten Semarang

No Nama Lokasi Luas Keterangan

1 Taman Nasional

Gunung Merbabu

Kabupaten

SemarangDan

Provinsi Jawa

Tengah

5.725

2 Cagar Alam Gebugan

Desa Gebugan Kec

Ungaran Barat

1,8 Ha

3 Cagar Alam

Sepakung

Desa Sepakung

kec. Banyubiru

10 Ha

Page 53: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 47

Tabel 3.4 Kawasan Konservasi (Ex situ) Kabupaten Semarang

No Nama Lokasi Luas Keterangan

1 Taman Jamoe Ibu

Meneer (Nyonya

Meneer)

Kelurahan Bergas

Kidul, Kecamatan

Bergas, Kabupaten

Semarang,

3 Ha

2 PT. Industri Jamu

dan farmasi

Sidomuncul. TBK

Bergas, Kabupaten

semarang

1,5 Ha

Tabel 3.5 Luas Kawasan Hutan dan Perairan Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah (hektar), 2015

No Klasifikasi Luas

1 Hutan Lindung 1899.96

2 Suaka Alam dan Pelestarian Alam/

Sanctuary Reserve and Nature

Conservati-on Area

-

3 Hutan Produksi/ Production Forest

a. Terbatas/ Limited

b. Tetap/ Permanent

c. Dapat Dikonversi/ Convertible

2325.15

6676.41

-

4 Jumlah Luas Hutan dan Perairan/ Total

Forest and Water Area

10901,52

Page 54: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 48

BAB V KEANEKARAGAMAN HAYATI

A. Bentang Alam

1. Kondisi Geografis Kawasan

Letak Kabupaten Semarang secara geografis terletak pada

110°14’54,75’’ sampai dengan 110°39’3’’ Bujur Timur dan 7°3’57” sampai

dengan 7°30’ Lintang Selatan. Keempat koordinat bujur dan lintang tersebut

membatasi wilayah seluas 950,21 Km². Wilayahnya sebagian besar

merupakan daratan tinggi dengan ketinggian rata-rata 544,21 meter diatas

permukaan air laut. Kecamatan dengan ketinggian tertinggi yaitu Kecamatan

Getasan, Sumowono dan Bandungan, sedangkan Kecamatan Bancak

mempunyai rata rata ketinggian terendah. Secara administratif letak

geografis Kabupaten Semarang berbatasan langsung dengan 8

Kabupaten/Kota, selain itu di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang

terdapat Kota Salatiga dan Danau Rawa Pening.

1) Jenis Tanah Berdasarkan jenis tanahnya, wilayah Kabupaten Semarang

memiliki keragaman jenis tanah, baik jenis tanah secara murni maupun

jenis tanah yang merupakan asosiasi atau kompleks dari beberapa jenis

tanah. Jenis tanah berada di Kabupaten Semarang adalah sebagai

berikut :

a) Tanah aluvial coklat tua, tersebar di Kecamatan Susukan

b) Tanah regosol kelabu di Kecamatan Susukan

c) Tanah komples regosol kelabu dan grumosol kelabu tua di

Kecamatan Beringin dan Suruh.

d) Tanah andosol coklat pada Kecamatan Bawen, Ambarawa,

Sumowono, Getasan, Tengaran, Bergas, dan Pringapus

e) Tanah asosiasi andosol coklat dan latosol coklat kemerahan di

Kecamatan Jambu, Banyubiru, dan Getasan

f) Tanah kompleks andosol kelabu tua litosol di Kecamatan

Page 55: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 49

Getasan

g) Tanah mediteran coklat tua di Kecamatan Bringin, Bawen,

Pringapus, Bergas, dan Suruh

h) Tanah grumosol pada Kecamatan Sumowono, Jambu,

Ambarawa, dan Banyubiru.

i) Tanah latosol coklat pada Kecamatan Ungaran, Pringapus,

Bergas, Bawen, Ambarawa, Sumowono, Bringin, Tuntang, dan

Suruh.

j) Tanah latosol coklat tua dan kemerahan Ungaran, Pringapus,

Bergas, Bawen, Banyubiru, Tengaran, dan Suruh.

k) Tanah kompleks latosol merah kekuningan, latosol coklat tua

dan litosol di Kecamatan Sumowono dan Jambu

l) Tanah latosol coklat kemerahan di Kecamatan Tengaran

2) Batuan Secara umum litologi merupakan ilmu yang mempelajari batuan.

Lapisan unsur penyusun bumi yang dipelajari dalam litologi adalah

litosfer, yang merupakan lapisan terluar kerak bumi. Bahan-bahan

penyusun litosfer dimulai dari lapisan kerak (sial) yang tersusun atas

unsur Silisium dan Magnesium, lebih ke dalam lagi

(Asthenosfer/mantel) yang tersusun atas unsur persenyawaan logam

Sulfida dan pada bagian inti (Barisfer) tersusun atas unsur besi dan

nikel. Ilmu ini penting dalam geologi lingkungan yaitu untuk

mengetahui sifat fisik batuan dan tanah yang mendukung segala

aktivitas manusia. Berdasarkan uraian diatas, litologi yang ada di

Kabupaten Semarang yaitu batuan sedimen. Batuan Sedimen disebut

juga batuan endapan, karena batuan sedimen terbentuk akibat beku

yang lapuk bagian-bagiannya akan terlepas dan mudah diangkut oleh

air, angin, atau es, kemudian batuan tersebut mengendap di suatu

tempat.

Page 56: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 50

3) Klimatologi

Berdasarkan peta curah hujan di Kabupaten Semarang, maka

daerah Kabupaten Semarang rata-rata memiliki total curah hujan

tahunan berkisar dari 1500 - 3000 mm. Kondisi demikian menunjukkan

wilayah Kabupaten Semarang memiliki curah hujan dalam katagori

sedang hinggga sangat tinggi. Dengan adanya keterbatasan pengukuran

data unsur iklim terutama data curah hujan dan sebarannya, maka

sampai saat ini untuk perencanaan dan penelitian masih banyak

menggunakan data yang dikumpulkan Schmidt-ferguson. Data iklim

yang tercatat oleh Schmidt-Ferguson (1971) pada pengamatan 20-30

tahun menunjukkan di wilayah Kabupaten Semarang dan sekitarnya

memiliki curah hujan tinggi hingga sangat tinggi (2000 mm hingga

>3000 mm), bulan kering terlama sekitar selama 1,8 bulan dan bulan

basah terlama sekitar selama 9,4 bulan dengan dominasi tipe iklim

(Schmidt-Ferguson) adalah C dan B. Tipe iklim C menunjukkan wilayah

agak basah, vegetasi asli berupa hutan, yang diantaranya terdapat jenis

vegetasi yang menggugurkan daunnya pada musim kemarau.

Sementara itu tipe iklim B adalah daerah dengan kelembaban tinggi,

vegetasi asli utama dalah pohon atau hutan hujan tropis.

4) Topografi

Kondisi topografi wilayah Kabupaten Semarang mempunyai

bentuk topografi yang bervariasi antara lain dataran, berombak,

bergelombang, agak berbukit, dan pegunungan, dan mencakup elevasi

topografi antara El + 300 m - El + 2050 m di atas permukaan laut.

Elevasi tertinggi di wilayah Kecamatan Getasan dan sebagian wilayah

Kecamatan Ungaran, serta elevasi terendah berada di Kecamatan

Ungaran. Elevasi atau ketinggian topografi di tiap kecamatan adalah

sebagai berikut:

Page 57: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 51

Kecamatan Tengaran : + 729 m dpl

Kecamatan Susukan : + 497 m dpl

Kecamatan Getasan : + 1500 m dpl

Kecamatan Pabelan : + 584 m dpl

Kecamatan Suruh : + 660 m dpl

Kecamatan Tuntang : + 480 m dpl

Kecamatan Banyubiru : + 470 m dpl

Kecamatan Jambu : + 580 m dpl

Kecamatan Sumowono : + 900 m dpl

Kecamatan Ambarawa : + 514 m dpl

Kecamatan Bawen : + 547 m dpl

Kecamatan Bringin : + 357 m dpl

Kecamatan Bergas : + 400 m dpl

Kecamatan Pringapus : + 400 m dpl

Kecamatan Ungaran : + 318 m dpl

2. Sumber Daya Air

1) Daerah Aliran Sungai

Terdapat tiga sungai utama di Kabupaten Semarang yaitu: Kali

Garang yang melalui sebagian wilayah Kecamatan Ungaran dan Bergas,

Kali Tuntang yang melalui sebagian dari wilayah Kecamatan Bringin,

Tuntang, Pringapus dan Bawen, dan Kali Senjoyo yang melalui sebagian

wilayah Kecamatan Tuntang, Pabelan, Bringin, Tengaran dan Getasan.

Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Semarang sebagaimana terlihat

dalam tabel III.2.

Sungai-sungai tersebut merupakan sumber air permukaan dengan

jumlah aliran sungai sebanyak 51 sungai dan dengan panjang

keseluruhan 350 KM serta memiliki debit total sebesar 2.668.480 l/dt.

Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Semarang sebagaimana terlihat

dalam Gambar 3.1.

Page 58: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 52

Tabel 3.6 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Semarang

No. Nama DAS/Sub DAS Luas (Ha)

1. DAS Bodri DS 4.397,85

a. Sub DAS Bodri Hilir 3.479,03

b. Sub DAS Putih 918,82

2. DAS Garang DS 10.411,36

a. Sub DAS Garang Hulu 5.683,04

b. Sub DAS Gung 2.761,56

c. Sub DAS Kreyo 706,11

d. Sub DAS Kripik 580,57

e. Sub DAS Pengkol 680,07

3. DAS Jragung DS 13.634,90

a. Sub DAS Lana Ds 2.814,13

b. Sub DAS Jragung/Wonokerto 7,42

c. Sub DAS Klampok 6.321,34

d. Sub DAS Trimo 4.492,00

4. DAS Progo 2.782,54

5. DAS Serang DS 12.862,94

a. Sub DAS Gading 9.832,61

b. Sub DAS Karangboyo 1.637,97

c. Sub DAS Laban 1.392,36

6. DAS Solo 4.383,62

a. Sub DAS Solo 4.383,62

7. DAS Tuntang 51.608,24

a. Sub DAS Bancak 9.117,74

b. Sub DAS Rowopening 24.584,82

c. Sub DAS Senjoyo 9.305,40

d. Sub DAS Tuk Bening/T.Hulu 8.600,24

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang

Selain itu terdapat Rawa Pening di wilayah Kabupaten

Semarang yang meliputi sebagian dari wilayah Kecamatan Jambu,

Banyubiru, Ambarawa, Bawen, Tuntang dan Getasan. Rawa Pening

merupakan satu-satunya waduk yang dimiliki Kabupaten Semarang

yang memiliki volume air + 65 juta m3 dengan luas genangan 2.770

Ha pada ketinggian muka air maksimal, dan memiliki volume + 25

juta m3 dengan luas genangan 1.760 Ha pada ketinggian permukaan

air minimal

Page 59: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 53

2) Mata Air

Sumber mata air yang berada di Kabupaten Semarang

sebanyak 125 (seratus dua puluh lima) buah yang tersebar di 15

(limabelas) kecamatan. Mata air ini digunakan untuk keperluan

hidup sehari-hari oleh penduduk sekitarnya, irigasi dan

dimanfaatkan oleh PDAM. Namun, dari data yang ada di PDAM

menunjukan terjadi penurunan ketersediaan air dari mata air,

khususnya mata air yang digunakan sebagai sumber air PDAM. Hal

ini disebabkan rendahnya tingkat resapan air karena berkurangnya

luasan daerah tangkapan air baik yang disebabkan oleh semakin

luasnya peruntukan lahan untuk kebutuhan pemukiman maupun

fasilitas umum serta tingkat eksploitasi air yang tinggi baik untuk

kebutuhan rumah tangga maupun industri yang ada di Kabupaten

Semarang dan sekitarnya.

3) Danau Danau yang dimiliki Kabupaten Semarang adalah Danau Rawa

Pening yang memiliki volume air sebesar ± 65 juta m3 dengan luas

genangan 2.770 Ha pada ketinggian muka air maksimal, sedangkan

pada ketinggian muka air minimum mempunyai volume sebesar ± 25

juta m3 dengan luas genangan 1.760 Ha.

Berdasarkan topografi Danau Rawapening terletak di daerah

yang rendah dan merupakan lembah yang dikelilingi oleh daerah

yang tinggi (pegunungan dan perbukitan) serta terbendung di Kali

Tuntang. Kondisi ini menyebabkan jumlah air di danau mengalami

penambahan terus-menerus, sementara air yang keluar hanya

sedikit. Namun penambahan air juga membawa material-material

yang diendapkan di danau sehingga memberi sumbangan endapan

yang cukup besar. Jenis tanah atau jenis endapan di danau adalah

kedap air, sehingga danau mampu menampung air. Vegetasi yang

ada disekeliling danau cukup banyak sehingga mampu untuk

menyimpan air dan mengeluarkannya melalui beberapa mata air

Page 60: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 54

yang mengalir ke danau melalui sungai dan mata air. Dengan

demikian jumlah air di Danau Rawapening dipengaruhi langsung

oleh banyaknya curah hujan, air tanah yang muncul sebagai mata air

(spring) dan aliran permukaan (air sungai) dan secara tidak

langsung oleh kondisi topografi dan aktifitas manusia. Oleh karena

sedimentasi terjadi secara terus-menerus, maka sejak tahun 1970

pada saat musim penghujan danau ini sering di landa banjir

terutama di DAS Tuntang Hilir, yaitu di Kabupaten Demak dan

Grobogan.

Aliran air sungai yang masuk ke Danau Rawapening berasal

dari pemasukan air tanah yang terdapat di tempat yang lebih tinggi.

Ada 9 sub das dan 13 sungai yang bermuara di Danau Rawa Pening.

Sub das dan Sungai-sungai yang mengalir ke Danau Rawapening

terdiri dari:

a. Sub-DAS Galeh, terdiri dari Sungai Galeh dan Sungai Klegung

Sub DAS Galeh melewati wilayah di Kecamatan Banyubiru (Desa

Wirogomo, desa Kemambang, Desa Rowoboni, Desa Tegaron, desa

Kebondowo, Desa Banyubiru dan desa Ngrapah) dan Kecamatan

Jambu (Desa Bedono, Kelurahan, Brongkol, Rejosari dan Desa

Banyukuning). Luas sub DAS Galeh mencapai 6.121 ha.

b. Sub-DAS Torong, yaitu Sungai Torong

Sub DAS Torong melewati wilayah di Kecamatan Ambarawa dan

Bandungan (desa Ngampin, Panjang dan Pojoksari). Berdasarkan

letaknya sub DAS Torong berada di sebelah barat danau Rawapening,

dengan luas wilayah 2.687 ha. Sub DAS Torong juga melewati wilayah

Kecamatan Jambu (Desa Jambu, Gondoriyo, Kuwarasan, Kebondalem

dan Genting). DAS Torong berada di sebelah barat danau Rawapening,

dengan luas wilayah 2.687 ha.

c. Sub-DAS Panjang, terdiri dari Sungai Panjang dan Sungai Kupang

Sub DAS Panjang melewati wilayah di Kecamatan Ambarawa dan

Bandungan (Kelurahan Bejalen, Desa Lodoyong, Kranggan, Pasekan,

Page 61: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 55

Baran, Jetis, Duren, Bandungan, Kenteng dan Candi). Berdasarkan

letaknya sub DAS Panjang berada di sebelah utara danau Rawapening,

dengan luas wilayah 4.893,24 ha.

d. Sub-DAS Legi, yaitu Sungai Legi

Sub DAS Legi melewati wilayah di Kecamatan Banyubiru (Desa

Sepakung dan sebagian desa Rowoboni) yang wilayahnya memanjang

dari bagian hulu di lereng gunung Telomoyo hingga bermuara ke

danau Rawapening.

e. Sub-DAS Parat, yaitu Sungai Parat

Sub DAS Parat melewati wilayah di Kecamatan Banyubiru (Desa

Gedong dan desa Kebumen), Kecamatan Tuntang (Desa Gedangan,

Desa Kalibeji dan desa Rowosari). Sub DAS Parat berada di sebelah

selatan danau Rawapening, dengan luas wilayah 4.638,35 ha yang

meliputi 16 desa dari 3 Kecamatan (Banyubiru, Getasan dan Tuntang)

Kabupaten Semarang. Sungai utamanya adalah sungai Parat dan

sungai Muncul dengan mata air di punggung Gunung Merbabu dan

Gunung Gajah Mungkur. Kecamatan Getasan menjadi wilayah sub-DAS

Parat yang wilayahnya meliputi Desa Kopeng, Polobogo, Manggihan,

Getasan, Wates, Tolokan, Ngrawan, dan Desa Nogosaren.

f. Sub-DAS Sraten, yaitu Kali Sraten

Sub DAS Sraten hanya melewati wilayah di Kecamatan Getasan, yaitu;

Desa Batur,Tajuk, Jetak, Samirono, dan Desa Sumogawe.

g. Sub-DAS Rengas, terdiri dari Sungai Rengas dan Sungai Tukmodin

Sub DAS Rengas hanya melewati wilayah di Kecamatan Ambarawa

dan Bandungan meliputi kelurahan Tambakboyo, Kelurahan Kupang

dan desa Mlilir. Berdasarkan letaknya sub DAS Rengas berada di

sebelah utara Danau Rawapening, dengan luas wilayah 1.751 ha.

h. Sub-DAS Kedung Ringin, yaitu Sungai Kedung Ringin

Sub DAS Kedungringin melewati wilayah Kecamatan Tuntang (Desa

Kesongo, Lopait dan Desa Tuntang). Sub DAS Kedungringin berada di

sebelah timur Danau Rawa Pening, dengan luas catchment area

774,86 ha. Di sub-sub DAS Kedungringin mengalir sungai Ngreco,

Page 62: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 56

Ndogbacin dan sungai Praguman, yang ketiganya bermuara di Danau

Rawapening. Sub DAS Kedungringin merupakan sub DAS yang paling

kecil dengan mata air di sekitar Gunung Kendil.

i. Sub-DAS Ringis, yaitu Sungai Tengah dan Sungai Tapen

Sub DAS Ringis melewati wilayah Kecamatan Tuntang tepatnya di

Desa Jombor, Kesongo dan Desa Candirejo serta Kecamatan Sidorejo

(Kelurahan Sidorejo, Blotongan), dan Kecamatan Argomulyo

(Kelurahan Pulutan dan Mangunsari) Kota Salatiga. Sub DAS Ringis

berada di sebelah timur Danau Rawapening luas catchment area

1.584,84 ha yang terdiri dari 7 desa/Kelurahan 3 Kecamatan (Tuntang

Kabupaten Semarang, Sidomukti dan Sidorejo Kota Salatiga). Di sub-

sub DAS Ringis mengalir Sungai Tengah dan Sungai Tapen, yang

keduanya bermuara di danau Rawapening.

Fungsi utama dari Danau Rawapening untuk menahan laju

aliran air permukaan dan menampung aliran permukaan yang

kemudiaan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan masyarakat.

Hingga tahun 2013, Danau Rawapening dimanfaatkan untuk

berbagai kepentingan, diantaranya :

Supplai air untuk PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Timo dan

Jelok dimana PLTA Jelok merupakan bagian dari interkoneksi listrik

Jawa Bali.

Irigasi pertanian bagi sawah di Kabupaten Semarang, Kabupaten

Demak dan Kabupaten Grobogan.

Pengendali banjir daerah hilir terutama di Kabupaten Demak dan

Kabupaten Grobogan.

Kegiatan pariwisata yaitu untuk Wisata Air maupun Agro Wisata.

Kegiatan perikanan darat baik perikanan alami maupun perikanan

budidaya.

Penyedia air baku dan air untuk industry.

Persawahan pasang surut.

Cinderamata.

Page 63: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 57

Penambang gambut sebagai bahan dasar pupuk organik dan sarana

budidaya jamur.

Pengrajin enceng gondok/bahan baku kerajinan enceng gondok.

Pelestarian kearifan berdaya local, seperti sedekah rawa.

4) Cekungan Air Tanah

Cekungan air tanah adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh

batas hidrogeologis, tempat semua kejadian hidrogeologis seperti

proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah

berlangsung. Beberapa cekungan air tanah yang terdapat di

Kabupaten Semarang meliputi ;

a. Cekungan Air Tanah Ungaran;

b. Cekungan Air Tanah Sidomulyo;

c. Cekungan Air Tanah Rawapening;

d. Cekungan Air Tanah Salatiga;

Page 64: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 58

B. Keanekaragaman Ekosistem

a. Tipe Ekosistem

Ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan

kesatuan utuh-menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam membentuk

keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup. (UU, No 32

Tahun 2009) ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang

merupakan kesatuan utuh menyeluruh dan saling mempengaruhi dalam

membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Menurut Susanto, (2000) ekosistem adalah suatu unit lingkungan hidup yang

didalamnya terdapat hubungan fungsional yang sistematik antara sesama

makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan komponen lingkungan

abiotik. Secara bentang lahan kabupaten Semarang merupakan daerah

dataran Ekosistem di Kabupaten Semarangl terdiri atas:

1. Ekosistem dataran tinggi

Ekosistem dataran tinggi Kabupaten Semarang meliputi wilayah yang

berbukit, meliputi wilayah kecamatan Bergas, Gedong songo, Bendungan,

Gunung Ungaran, Gunung Telomoyo dan terletak pada ketinggian 1050 m

diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 2000 mm/th.

Gambar 2.6 Ekosistem Dataran tinggi di Kabupaten Semarang (a) Gunung

Ungaran, (b) Gunung Merbabu, (c) Gunung Telomoyo

Wilayah yang berbukit ini merupakan perbukitan struktural yang telah

mengalami pelapukan. Penggunaan lahan yang masih alami dan sebagian

besar merupakan kawasan hutan rakyat. Tingkat keanekaragaman hayati

pada ekosistem dataran tinggi mempunyai tingkat keragaman yang lebih

beragam karena penggunaan lahan yang masih alami.

Page 65: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 59

Beberapa Wilayah Dataran Tinggi di Kabupaten Semarang:

a) Gunung Ungaran

Gunung Ungaran merupakan salah satu gunung yang berada di

kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia dengan ketinggian 2050

mdpl. Gunung tersebut mempunyai komposisi keanekaragaman jenis

flora yang sangat bervarias dan umumnya dapat dibedakan dari

kondisi dataran rendah yang ada di sekitarnya karena batas

ketinggian yang jelas. Kondisi iklim yang berbeda pada setiap

ketinggian juga mengakibatkan adanya pembagian zonasi yang

menampilkan formasi dan struktur vegetasi yang berbeda di setiap

ketinggian (Tivy, 1993). Demikian pula dengan karakteristik

morfologi luar yang ada di sepanjang gradient ketinggian berubah

dengan semakin tingginya tempat (Setyawati, 1998).

b) Gunung Merbabu

Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato (lihat Gunung

Berapi) yang terletak secara geografis pada 7,5 LS dan 110,4 BT.

Secara administratif gunung ini berada di wilayah Kabupaten

Magelang di lereng sebelah barat dan Kabupaten Boyolali di lereng

sebelah timur dan selatan, Kota Salatiga dan Kabupaten Semarang di

lereng sebelah utara, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Merbabu dikenal

melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung

atau Gunung Pam(a)rihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan

terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15.

Menurut etimologi, "merbabu" berasal dari gabungan kata "meru"

(gunung) dan "abu" (abu). Nama ini baru muncul pada catatan-catatan

Belanda.

Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan

juga pada tahun 1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan

konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu

berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.

Gunung Merbabu mempunyai kawasan Hutan diantaranya:

Page 66: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 60

a. Hutan Dipterokarp Bukit adalah kawasan hutan yang terdapat

di ketinggian antara 300 sampai 750 meter.

b. Hutan Dipterokarp Bukit 300 sampai 750 meter

c. Hutan Dipterokarp Atas ketinggian 750 sampai 1,200 meter

d. Hutan Montane 1,200 sampai 1,500 meter

e. Hutan Ericaceous > 1,500 meter.

Gunung Merbabu (3.142 m dpl), merupakan gunung yang tergolong

dalam gunung api tua yang terletak bersebelahan dengan Gunung

Merapi yang merupakan salahsatu gunung api aktif. Gunung Merbabu

mempunyai banyak puncak-puncak bayangan (bukan puncak asli).

Karena banyaknya puncak ini seringkali para pendaki mengeluh dan

jenuh tapi justru hal inilah yang menjadikan gunung ini menantang

untuk di daki. Puncak Gunung Merbabu terdiri atas dua puncak yaitu

Puncak Sarip yang terletak pada ketinggian 3.120 m dpl dan Puncak

Kenteng Songo dengan ketinggian 3.142 m dpl. Kedua puncak ini

mempunyai panorama alam yang berbeda. Untuk menuju ke puncak

Gunung Merbabu ada 2 (dua) jalur utama; lewat Selo/Boyolali dan

lewat Tekelan/Kopeng. Kedua jalur mempunyai medan perjalanan

yang berbeda. Kalau kita lewat Selo jaraknya lebih jauh tapi

mempunyai panorama yang indah. Pohon pohon pinus di sepanjang

jalan terasa menciptakan kenyamanan selama perjalanan dan bisa

memandang lereng Gunung Merapi lebih dekat. Perjalanan lewat

Tekelan/Kopeng jalurnya lebih landai tetapi karena erosi oleh aliran

air hujan menyebabkan rute penjalanan menjadi dua yaitu jalur lama

dan jalur baru. Kawasan di sekitar lereng Gunung Merbabu banyak di

tanami oleh sayuran pada musim penghujan dan waktu musim

kemarau ditanami tembakau. Kualitas tembakau di sini terkenal baik

dan menjadi tumpuan penghasilan utama penduduk Selo. Hutan di

lereng Gunung Merbabu banyak didominasi oleh pohon cemara dan

akasia, dan dihuni oleh Kijang dan monyet.

Page 67: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 61

c) Gunung Telomoyo

Gunung yang terletak di wilayah Kabupaten Semarang dan Kabupaten

Magelang, Jawa Tengah. Gunung ini memiliki ketinggian 1.894

m dpl dan merupakan gunung api yang berbentuk strato (kerucut)

tetapi belum pernah tercatat meletus. Ia terlihat dari kota-kota

sekitar, seperti Salatiga, Ambarawa, dan Secang, Magelang. Gunung ini

diapit oleh Gunung Merbabu, Gunung Andong, Gunung Sumbing,

dan Gunung Ungaran. Ia terbentuk dari sisi selatan Gunung Soropati

yang telah tererosi dan runtuh sejak Pleistosen. Akibat runtuhan ini,

terbentuk cekungan berbentuk U. Gunung Telomoyo muncul di

sebelah selatan depresi ini setinggi 600 m dari dasar cekungan.

Orang-orang dapat naik hingga ke puncak Gunung Telomoyo dengan

menggunakan kendaraan maupun jalan kaki.Terdapat air terjun kecil

disaat menapaki jalan menuju puncak gunung. Pemandangan di

sekitar gunung ini sangat bagus. Di puncak gunung ini sekarang

banyak didirikan menara penerus sinyal radio.

2. Ekosistem perairan

Ekosistem perairan rawa merupakan salah satu perbedaan Kabupaten

Semarang dibandingkan dengan wilayah lainnya, Rawapening merupakan

salah satu danau alam yang ada di wilayah Kabupaten Semarang, Kapasitas

tampungan air danau ini, menurut Badan Penelitian dan Pengembangan

Provinsi Jateng, Desember 2004, sebesar 8 juta meter kubik pada elevasi plus

464. sebanyak 60 persen air tersebut berasal dari sembilan sungai yang

bermuara di Rawapening, yaitu Sungai Galeh, Torong, Panjang, Muncul, Parat,

Legi, Pitung, Praginan, dan Rengas. Rawapening menjadi sumber irigasi

39,277 hektar sawah di Kabupaten Semarang, Grobogan, dan Demak (Arika,

2005). Ekosistem air tawar merupakan ekosistem dengan habitatnya yang

sering digenangi air tawar yang kaya akan mineral dengan pH sekitar 6,

kondisi permukaan air tidak selalu tetap, ada kalanya naik turun, bahkan

suatu ketika dapat pula mengering (Irwan, 1997).

Page 68: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 62

Gambar 2.7 Ekosistem Rawa pening

Menurut Eko (2004), rawa merupakan sebutan untuk semua daerah

yang tergenang air yang penggenangannya dapat bersifat musiman ataupun

permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan (vegetasi). Rawa adalah perairan

yang cukup luas terdapat di dataran rendah dengan sumber air berasal dari

air hujan atau air laut dan berhubungan atau tidak berhubungan dengan

sungai, relatif tidak dalam, mempunyai dasar lumpur atau tumbuhan

membusuk, terdapat vegetasi baik yang mengapung atau mencuat maupun

tenggelam. Biasanya dalam ekosistem rawa air tawar tersebut tidak terdapat

banyak jenis. Jenis pohon cenderung berkelompok membentuk komunitas

yang miskin jenis ( Irwan, 1997). Ekosistem yang ada di rawa condong ke

arah ekosistem yang subur, fluktuasi ketinggian air dapat menjaga stabilitas

dan fertilitas air. Nutrisi yang terlarut dalam air meningkatkan produktivitas.

Bila terjadi pendangkalan, maka rawa cenderung untuk ditumbuhi vegetasi

berkayu. Oleh karena itu peranan manusia penting didalam mengendalikan

pendangkalan rawa ini (Hadisubroto, 1989). Tingkat keanekaragaman hayati

khususnya flora masih relatif mempunyai tingkat keragaman cukup tinggi.

Page 69: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 63

C. Keanekaragaman Spesies dan Genetik

Data dan informasi yang ditampilkan meliputi:

a. Jenis Liar Yang Tidak Bernilai Ekonomi (Tidak Diperdagangkan

Secara Ekonomi Pasar).

1) Daratan

Jenis Tumbuhan liar yangtidakbernilai ekonomi di Kabupaten Semarang

terdapat 119 jenis yang teridentifikasi berada di wilayah Kabupaten

Semarang.

No Nama lokal Nama ilmiah Status Status perlindungan Habitat

1 Beringin Fiscus benjamina melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

2 Dadap Erythrina lithoperma Miq.

melimpah Tidak dilindungi

Hutan alami, pekarangan, dll

3 Mindi Melia azedarach melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

4 Mimba Azadirachta indica melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

5 Pucung Margaritaria indica melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

6 Cangkring Erythrina fusca Lour melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

7 Lo Ficus racemose melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

8 Bungur Lagerstroemia sp melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

9 Tapak Dara Catharanthus roseus melimpah

Tidak dilindungi Hutan alami, pekarangan, dll

11

Polypodium persiciofolium Desv.

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

12

Polypodium subauriculatum Bl

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

13

Phymatodes scolopendria(Burm.)

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

14

Phymatodes nigrescens (Bl.) J.Sm

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

15

Aglaomorpha heraclea Kze.

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

16

Drynaria Quercifolia (L.)J.Sm.

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

17

Crypsinus trilobus Houtt.

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

18

Crypsinus taeniatus (Sw.) Copel.

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

19

Selliguea sp. melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

20

Selliguea heterocarpa melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

21

Belvisia revoluta (Bl.) melimpah Tidak dilindungi hutan alami yang

Page 70: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 64

Copel. lembab

22

Belvisia mucronata (Fee.)

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

23

Pyrrosia adnascens (Sw.).

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

24

Drymoglossum piloselloides (L.)

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

25

Pyrrosia nummularifolia (Sw.)

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

26

Lindsaya macrena melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

27

Humata repens melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

28

Davallia denticulata melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

29

Davallia tryphylla melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

30

Oleandra pistillaris melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

31

Histiopteris incisa melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

32

Blechnum orientale melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

33

Dryopteris sparsa melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

34

Tectaria crenata melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

35

Lastreopsis parishii melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

36

Stenochlaena palustris

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

37

Microlepia speluncae melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

38

Pleocnemia conjugata melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

39

Arcypteris irregularis melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

40

Agalomorpha heraclea

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

41

Angiopteris evecta melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

42

Asplenium tenerum melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

43

Colysis pedunculata melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

44 Athyrium subserratum

melimpah Tidak dilindungi

hutan alami yang lembab

45 Dicranopteris curranii melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

46 Dicranopteris linearis melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

47 Dipteris conjugata melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

48 Gleicenia linearis melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

Page 71: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 65

49 Pyrrosia longifolia melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

50 Sellaginela sp. melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

51 Alsophila glauca melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

52 Paku air Hydropterides melimpah

Tidak dilindungi hutan alami yang lembab

53

Acriopsis javanica Reinw. Ex

terancam Appendix II Hutan alami

54

Agrostophymallum laxum J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

55

Agrostophyllum bicuspidatum J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

56

Appendicula alba Bl. terancam Appendix II Hutan alami

57

Appendicula cornuta Bl

terancam Appendix II Hutan alami

58

Appendicula sp. terancam Appendix II Hutan alami

59

Appendicula ramose terancam Appendix II Hutan alami

60

Bulbophyllum angustifolium (Bl.) Lindl

terancam

Appendix II Hutan alami

61

Bulbophyllum flavidiflorum Carr.

terancam Appendix II Hutan alami

62

Bulbophyllum obtusipetalum J.J.Sm

terancam Appendix II Hutan alami

63

Bulbophyllum pahudii (De Vriese)

terancam Appendix II Hutan alami

64

Bulbopyllum binnendijkii J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

65

Bulbophyllum sp. terancam Appendix II Hutan alami

66

Bulbophyllum flavescens

terancam Appendix II Hutan alami

67

Calanthe flava (Bl.) Morren in Hort

terancam Appendix II Hutan alami

68

Calanthe speciosa (Bl.) Lindl.

terancam Appendix II Hutan alami

69

Calanthe ceciliae Rchb.f.

terancam Appendix II Hutan alami

70

Cerastolistys backeri J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

71

Cerastolistys sp. terancam Appendix II Hutan alami

72

Chrysoglossum ornatum Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

73

Coelogyne sp. terancam Appendix II Hutan alami

74

Coelogyne speciosa (Bl.) Lindl

terancam Appendix II Hutan alami

75

Corymborkis veratrifolia (Reinw.) Bl

terancam Appendix II Hutan alami

76

Cryptostylis javanica J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

77

Cymbidium terancam Appendix II Hutan alami

Page 72: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 66

lancifolium Hook.

78

Dendrobium hymenophyllum Lindl

terancam Appendix II Hutan alami

79

Dendrobium lobulatum (Bl.)

terancam Appendix II Hutan alami

80

Dendrobium mutabile (Bl.) Lindl

terancam Appendix II Hutan alami

81

Dendrochilum pallidevlavens Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

82

Dendrobium sp. terancam Appendix II Hutan alami

83

Dendrochillum simile Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

84

Diglyphosa latifolia Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

85

Mycaranthes latifolia terancam Appendix II Hutan alami

86

Eria compresa Bl. terancam Appendix II Hutan alami

87

Eria multiflora (Bl.) Lindl.

terancam Appendix II Hutan alami

88

Eria oblitterata terancam Appendix II Hutan alami

89

Eria sp. terancam Appendix II Hutan alami

90

Flickingeria sp. terancam Appendix II Hutan alami

91

Hylophila lanceolata (Bl.) Miq

terancam Appendix II Hutan alami

92

Hylophila sp. terancam Appendix II Hutan alami

93

Liparis rhedii (Bl.) Lindl

terancam Appendix II Hutan alami

94

Malaxis latifolia J.E.Smith

terancam Appendix II Hutan alami

95

Malaxis obovata (J.J.Sm.) Ames &

terancam Appendix II Hutan alami

96

Malaxis ridleyi (J.J.Sm.) Bakh.f. in

terancam Appendix II Hutan alami

97

Phaius callosus (Bl.) Lindl.

terancam Appendix II Hutan alami

98

Phaius pauciflorus Bl. terancam Appendix II Hutan alami

99

Phaius tankervilleae (Bank ex I’Herit)

terancam Appendix II Hutan alami

100

Phaius sp. terancam Appendix II Hutan alami

101

Pholidota articulate Lindl

terancam Appendix II Hutan alami

102

Plocoglottis acuminate Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

103

Spathoglottis affinis De Vriese

terancam Appendix II Hutan alami

104

Spathoglottis plicata Bl.

terancam Appendix II Hutan alami

105

Tainia elongata J.J.Sm. in Bull.

terancam Appendix II Hutan alami

106

Oberonia similis terancam Appendix II Hutan alami

107

Pholidota camelostalix var. vaginata

terancam Appendix II Hutan alami

Page 73: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 67

108

Pholidota globosa (Bl.) Lindl.

terancam Appendix II Hutan alami

109

Saccolabium sigmoideum J.J.Sm.

terancam Appendix II Hutan alami

110

Tainia elongate J.J.Sm. terancam Appendix II Hutan alami

111

Trichotosia ferox Bl terancam Appendix II Hutan alami

112

Trixpermum arachnites

terancam Appendix II Hutan alami

113

Macodes petola terancam Appendix II Hutan alami

114

Arachnis floshaeris terancam Appendix II Hutan alami

115

Phalaenopsis amabilis terancam Appendix II Hutan alami

116

Dendrombium crumenatum

terancam Appendix II Hutan alami

117 Sarangan Castanopsis argentea melimpah Tidak dilindungi Hutan alami

118 Jumuju Dacrycarpus imbricatus

melimpah Tidak dilindungi Hutan alami

119 kantungsemar Nepentes reinwardii Endemik jawa Appendix II

Hutan

DataranTinggi

Jenis Hewan Tidak Bernilai ekonomi di Kabupaten Semarang dijumpai

sejumlah 253 jenis

No Nama lokal Nama ilmiah Status Status perlindungan Habitat

1 alap-alap capung Microhierax fringillarius Terancam Appendix II hutan alami

2 anis siberia Zoothera sibirica

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

3 ayam hutan merah

Gallus gallus Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

4 brinji gunung Iole virescens

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

5 bubut besar Centropus sinensis

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

6 cabai bunga api Dicaeum trigonostigma

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

7 cabai gunung Dicaeum sanguinolentum

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

8 cabai jawa Dicaeum trochileum

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

9 cabai panggul kelabu

Dicaeum monticolum Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

10 cekakak jawa Halcyon cyanoventris

Terancam Tidak dilindungi

wilayah perairan

11 cekakak cina Halcyon pileata

Terancam Tidak dilindungi

wilayah perairan

12 cekakak sungai Todirhampus chloris

Terancam Tidak dilindungi

wilayah perairan

13 cica daun sayap biru

Chloropsis cochinchinensis Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

14 cinenen jawa Orthotomus sepium terancam Tidak hutan alami

Page 74: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 68

dilindungi

15 cinenen kelabu Orthotomus ruficeps

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

16 cinenen pisang Orthotomus sutorius

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

17 cingcoang biru Brachypteryx montana

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

18 cingcoang coklat Brachypteryx leucophrys

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

19 cucak gunung Pycnonotus bimaculatus

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

20 cucak kutilang Pycnonotus aurigaster

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

21 delimukan zamrud

Chalcophaps indica Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

22 elang hitam Ictinaetus malayensis Terancam Appendix II hutan alami

23 elang jawa Nizaetus bartelsi Endemik Appendix II hutan alami

24 elang ular bido Spilornis cheela Terancam Appendix II hutan alami

25 gagak hutan Corvus enca

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

26 jingjing batu/ciung batu

Hemipus hirundinaceus Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

27 kadalan birah Phaenicophaeus curvirostris

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

28 kangkok ranting Cuculus saturatus

Terancam Tidak dilindungi

hutan alami, tegalan

29 kapinis rumah Apus affinis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

30 kepudang sungu kecil

Coracina fimbriata terancam

Tidak dilindungi hutan alami

31 kerakbasi besar Acrocephalus orientalis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

32 kicuit batu Motacilla cinerea

terancam Tidak dilindungi hutan alami

33 kehicap ranting Hypothymis azurea

terancam Tidak dilindungi hutan alami

34 kipasan ekor merah

Rhipidura phoenicura terancam

Tidak dilindungi hutan alami

35 luntur harimau Harpactes oreskios

terancam Tidak dilindungi hutan alami

36 Burung-madu belukar

Anthreptes singalensis terancam

Tidak dilindungi hutan alami

37 Burung-madu ekor merah

Aethopyga temminckii terancam

Tidak dilindungi hutan alami

38 Burung-madu gunung

Aethopyga emimia terancam

Tidak dilindungi hutan alami

39 Burung-madu jawa

Aethopyga mytacalis terancam

Tidak dilindungi hutan alami

40

Burung-madu polos

Anthreptes simplex Melimpah

Tidak dilindungi

hampir semua ekosistem

41 Burung-madu sepah raja

Aethopyga siparaja terancam

Tidak dilindungi hutan alami

42 Burung-madu Cinnyris jugularis terancam Tidak hutan alami

Page 75: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 69

sriganti dilindungi

43 meninting kecil Enicurus velatus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

44 merbah mata merah

Pycnonotus brunneus terancam

Tidak dilindungi hutan alami

45 munguk beledu Sitta frontalis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

46 munguk loreng Sitta azurea

terancam Tidak dilindungi hutan alami

47 opior jawa Lophozosterops javanicus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

48 pekaka emas Pelargopsis capensis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

49 pelanduk asia Malacocincla abboti

terancam Tidak dilindungi hutan alami

50 pelanduk bukit Pelorneum pyrrogenys

terancam Tidak dilindungi hutan alami

51 pelatuk kundang Reinwardtipicus validus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

52 pentis pelangi (pengantin)

Prionochilus maculatus terancam

Tidak dilindungi hutan alami

53 pergam punggung hitam

Ducula lacernulata terancam

Tidak dilindungi hutan alami

54 pijantung besar Arachnothera robusta

terancam Tidak dilindungi hutan alami

55 pijantung kecil Arachnothera longirostra

terancam Tidak dilindungi hutan alami

56 prenjak coklat Prinia polychroa

terancam Tidak dilindungi hutan alami

57 punai gading Treron vernans

terancam Tidak dilindungi hutan alami

58 punai gagak Treron sphenura

terancam Tidak dilindungi hutan alami

59 julang emas Rhyticeros undulatus terancam Appendix II hutan alami

60 sepah gunung Pericrocotus miniatus

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

61 sepah hutan Pericrocotus flammeus

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

62 sikatan bubik Muscicapa dauurica

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

63 sikatan dada merah

Ficedula dumetoria Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

64 sikatan kepala abu

Culicicapa ceylonensis Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

65 sikatan mugimaki Ficedula mugimaki

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

66 sikatan ninon Eumiyas indigo

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

67 sikatan rimba dada coklat

Rhinomyas olivacea Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

68 srigunting hitam Dicrucus macrocercus

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

69 srigunting kelabu Dicrucus leucophaceus

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

Page 76: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 70

70 takur bultok Megalaima lineata

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

71 takur bututut Megalaima corvina

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

72 takur tulung tumpuk

Megalaima javensis Melimpah

Tidak dilindungi hutan alami

73 tekukur biasa Streptopelia chinensis

Melimpah Tidak dilindungi

ekosistem urban

74 tepus leher putih Stachyris thoracica orientalis

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

75 tepus pipi perak Stachyris melanothorax

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

76 tesia jawa Tesia superciliaris

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

77 tukik tikus (ketere)

Sasia abnormis Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

78 uncal buau Macropygia emiliana

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

79 uncal loreng Macropygia unchall

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

80 walet linchi Collocalia esculenta linchi

Melimpah Tidak dilindungi

semua ekosistem

81 walet sarang putih

Collocalia fuchipaga Terancam

Tidak dilindungi hutan alami

82 walik kepala ungu Ptilinopus porphyreus

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

83

wiwik uncuing Cuculus sepulcralis

Terancam Tidak dilindungi

tegalan, hutan primer dan skunder

84

bondol jawa Lonchura leucogastroides

Melimpah Tidak dilindungi

persawahan, tegalan, ekosistem urban

85 bubut teragop Centropus rectunguis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

86 berencet berkening

Napothera epilepidota terancam

Tidak dilindungi hutan alami

87 walet gunung Collocalia vulcanorum

terancam Tidak dilindungi hutan alami

88 cica matahari crocias albonotatus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

89 elang brontok spizaethuz chirratus terancam Appendix II hutan alami

90 trinil semak Tringa glareola

Resiko rendah

Tidak dilindungi hutan alami

91 Mliwis Cairina moschata Resiko rendah

Tidak dilindungi hutan alami

92 Mandar besar Porphyrio porphyrio Resiko rendah

Tidak dilindungi hutan alami

93 Lutung hitam Trachypithecus auratus terancam Appendix II hutan alami

94 Surilli Presbytis comata

terancam Tidak dilindungi hutan alami

95 Monyet ekor panjang

Macaca fascicularis Endemik Appendix II hutan alami

96 Macan tutul Panthera pardus Endemik LC hutan alami

Page 77: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 71

97 Kijang Muntius muntjak Endemik LC hutan alami

98 Bajing terbang Petaurista elegans

terancam Tidak dilindungi hutan alami

99 Linsang Prionodon lingsang

terancam Tidak dilindungi hutan alami

100 Sigung Mydaus javanenesis

terancam Tidak dilindungi hutan alami

101 Landak Hystrix brachiura terancam LC hutan alami

102 Sero ambrang Amblonyx cinera

terancam Tidak dilindungi hutan alami

103 Babi hutan Sus sacrofa

Melimpah Tidak dilindungi hutan alami

104 Trenggiling Manis javanicus Endemik Appendix II, LC hutan alami

105 Musang luwak Paradoxurus hermaphroditus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

106 Rase Paradoxurus hermaphroditus

terancam Tidak dilindungi hutan alami

107 Ular sawah Ptyas korros

terancam Tidak dilindungi hutan alami

108 Ular Jali Ptyas mucosus terancam Appendix II hutan alami

109 Ular pucuk daun Dryophi spassinus

Terancam Tidak dilindungi hutan alami

110 Ular sendok Naja sputatrix

Terancam Appendix II

hutan, sawah, tegalan

111

Ular taliwangsa kuning

Boiga dendrophila Terancam

Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

112

Ular taliwangsa putih

Boiga sp Terancam

Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

113 Ular kadut Homalopis bucata

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

114 Ular pelangi Xenopeltis unicolor

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

115 Ular welang Bungarus fasciatus

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

116 Ularkisik Xenochrophis vittatus

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

117 Ular kopi Oligodon purpurascens

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

118 ular tikus

Ptyas karrata Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

119 Kadal Mabuya multifasciata

Terancam Tidak dilindungi

hutan, sawah, tegalan

120 Biawak Varanus salvator Terancam Appendix II pertegalan

121 Katak hijau Fajervarya cancrivora Terancam Tidak

Page 78: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 72

dilindungi

122 Katak pohon hijau Rana chaleonata Terancam Tidak dilindungi

123 Katak pohon kuning Huaia massoni Terancam

Tidak dilindungi

124 Katak pohon cokltat Rana erythraea Terancam

Tidak dilindungi

125 Bangkong Duttaphrynus melanostictus Terancam Tidak dilindungi

126 Kintel Kaloula baleata Terancam Tidak dilindungi

127

Abisara kausanbi. jarang Tidak dilindungi

128

Abisara savitri. jarang Tidak dilindungi

129

Amathusia taenia. jarang Tidak dilindungi

130

Amnosia decora . Doubleday jarang Tidak dilindungi

131

Amonisia endamia. Grose-Smith jarang

Tidak dilindungi

132

Appias cardena. Fruh jarang Tidak dilindungi

133

Appias libythea. Fruhstorfer jarang Tidak dilindungi

134

Arhopala muta. Hewitson jarang Tidak dilindungi

135

Arhopala overdijkinki. Corbet. jarang

Tidak dilindungi

136

Athropaneura coon .Fabricius jarang Tidak dilindungi

137

Athropaneura nox Swainson jarang Tidak dilindungi

138

Athropaneura priapus Boisduval jarang

Tidak dilindungi

139

Athyma cama. De Niceville jarang Tidak dilindungi

140

Athyma pravara. Fruh jarang Tidak dilindungi

141

Cathopsilia florella. Fabricius jarang Tidak dilindungi

142

Cathopsilia pomona catilla jarang Tidak dilindungi

143

Cathopsilia pyranthe. Linneaus jarang

Tidak dilindungi

144

Centhosia hypsea munjava. Fruh jarang

Tidak dilindungi

145

Centhosia penthesilea jarang Tidak dilindungi

146

Chersonesia peraka. Distad jarang Tidak dilindungi

147

Chilasa paradoxa . Zinken jarang Tidak dilindungi

148

Cirrochra clagia. Godart jarang Tidak dilindungi

Page 79: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 73

149

Cirrochroa emalea Guerin jarang Tidak dilindungi

150

Cupha arias . Fruh jarang Tidak dilindungi

151

Cynitia iapsis. Fruhstorfer jarang Tidak dilindungi

152

Cyrestis lutea. Zinken -Sommer jarang

Tidak dilindungi

153

Dacalana vidura. Horsfield jarang Tidak dilindungi

154

Danaus aspasia. Fabricus jarang Tidak dilindungi

155

Danaus vulgaris .Fruhstorfer jarang Tidak dilindungi

156

Delias belisam. Cramer jarang Tidak dilindungi

157

Delias crithoe Boisduval jarang Tidak dilindungi

158

Delias descombesi.Biosduval jarang Tidak dilindungi

159

Delias hyparete. Lin jarang Tidak dilindungi

160

Delias pesithoe. Cramer jarang Tidak dilindungi

161

Delias periboea. Godt jarang Tidak dilindungi

162

Discolampa ethion. Westwood jarang

Tidak dilindungi

163

Drupadia scaeva. Hewitson jarang Tidak dilindungi

164

Elymnias casiphone. Hubner jarang Tidak dilindungi

165

Elymnias ceryx ceryx. Boisduval jarang

Tidak dilindungi

166

Elymnias hypermestra.Lin jarang Tidak dilindungi

167

Elymnias nesea . Lin jarang Tidak dilindungi

168

Eulaceura osteria. Westwood jarang Tidak dilindungi

169

Euploea climenea. Butler jarang Tidak dilindungi

170

Euploea eleusina. Cramer jarang Tidak dilindungi

171

Eurema ada.Fruh jarang Tidak dilindungi

172

Eurema andersoni.Fruhstorfer jarang

Tidak dilindungi

173

Euthalia monina . Moore jarang Tidak dilindungi

174

Faunis canens Hübner jarang Tidak dilindungi

175

Gandaca harina Horsfield jarang Tidak dilindungi

176

Graphium aganemon. Lin jarang Tidak dilindungi

Page 80: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 74

177

Graphium sarpedon .Lin jarang Tidak dilindungi

178

Heliophorus epicles Godart jarang Tidak dilindungi

179

Hypolimas anomala. Wallace jarang Tidak dilindungi

180

Hypolimas missipus .Lin. jarang Tidak dilindungi

181

Jamides alecto . Felder jarang Tidak dilindungi

182

Jamides alecto Felder jarang Tidak dilindungi

183

Jamides celeno. Cramer jarang Tidak dilindungi

184

Jamides cunilda purpura . Snellen jarang

Tidak dilindungi

185

Jamides cyta vardusia. Fruh jarang Tidak dilindungi

186

Jamides pura. Moore jarang Tidak dilindungi

187

Junonia almana almana jarang Tidak dilindungi

188

Junonia atlites . Lin jarang Tidak dilindungi

189

Junonia hedonia ida . Cramer jarang Tidak dilindungi

190

Junonia orithya minagara. Fruh jarang

Tidak dilindungi

191

Lasippa heliodore. Eliot jarang Tidak dilindungi

192

Lasippa tiga tiga. Moore. jarang Tidak dilindungi

193

Leptosia nina chlorographa. Hübner jarang

Tidak dilindungi

194

Lethe europa jarang Tidak dilindungi

195

Melanitis leda jarang Tidak dilindungi

196

Melanitis zitenius . Moore jarang Tidak dilindungi

197

Mycalesis moorei. Felder jarang Tidak dilindungi

198

Nacaduba angusta . Fruhstorfer jarang

Tidak dilindungi

199

Nacaduba kurava. Moore jarang Tidak dilindungi

200

Nacaduba pendleburyi. Cobert jarang

Tidak dilindungi

201

Neotina chrisna . Westwood jarang Tidak dilindungi

202

Neptis nisea . De Niceville jarang Tidak dilindungi

203

Papilio acheron .Grose-Smith jarang Tidak dilindungi

204

Papilio demolion. Cramer jarang Tidak dilindungi

Page 81: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 75

205

Papilio helenus Doherty jarang Tidak dilindungi

206

Papilio memnon f.achates .Lin jarang

Tidak dilindungi

207

Papilio memnon memnon. Linneaus jarang

Tidak dilindungi

208

Papilio paris arjuna. Horsfield jarang

Tidak dilindungi

209

Papilio polytes javanus. Felder jarang

Tidak dilindungi

210

Parantica albata Zinken jarang Tidak dilindungi

211

Parantica pseudomelaneus. Moore jarang

Tidak dilindungi

212

Poritia eryconoides Felder jarang Tidak dilindungi

213

Prosotas dubiosa . Semper jarang Tidak dilindungi

214

Ragadia makuta. Fruh. jarang Tidak dilindungi

215

Rhinopalpa polynice elpenice. Felder jarang

Tidak dilindungi

216

Rohana javana. Fruh jarang Tidak dilindungi

217

Spalgis epius . Westwood jarang Tidak dilindungi

218

Stibochiona coresia. Hübner jarang Tidak dilindungi

219

Stiboges calycoides. Fruh jarang Tidak dilindungi

220

Surendra vivarna. Horsfield jarang Tidak dilindungi

221

Symbrenthia anna Semper jarang Tidak dilindungi

222

Symbrenthia hypselis.Godart jarang Tidak dilindungi

223

Tanaecia pelea. Fabricius. jarang Tidak dilindungi

224

Thaumantis odana . Frustorfer jarang

Tidak dilindungi

225

Troides helena. Lin jarang Appendix II

226

Vagrans egista macromalayana jarang

Tidak dilindungi

227

Vanessa cardui. Lin. jarang Tidak dilindungi

228

Ypthima nigricans. Snellen jarang Tidak dilindungi

229

Zemeros flegias javanus . Moore jarang

Tidak dilindungi

230

Zeuxidia luxerii luxerii. Hübner jarang

Tidak dilindungi

231

Ngengat jarang Tidak dilindungi

232

Spodoptera litura jarang Tidak dilindungi

Page 82: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 76

233

Heliothis armigera jarang Tidak dilindungi

234

Plutella xylostela jarang Tidak dilindungi

235

Croccidolomia binotalis jarang Tidak dilindungi

236 Lalat rumah Musca domestica

melimpah Tidak dilindungi

237 Lalat buah Drosophila melanogaster

melimpah Tidak dilindungi

238 Lalat hijau Lucilia sericata

melimpah Tidak dilindungi

239 Lalat kandang Stomoxis calcitrans

melimpah Tidak dilindungi

240 Culex Culex sp.

melimpah Tidak dilindungi

241 Aedes Aedes aegypti

melimpah Tidak dilindungi

242 Anopheles Anophelles aconitus

melimpah Tidak dilindungi

243 Agriocnemis femina

melimpah Tidak dilindungi

244 Acisoma panorpoides

melimpah Tidak dilindungi

245 Brachitermis contaminata

melimpah Tidak dilindungi

246 Crocothemis servilia

melimpah Tidak dilindungi

247 Brachydiplax chalybea

melimpah Tidak dilindungi

248 Ictinogomphus decoratus

melimpah Tidak dilindungi

249 Orthetrum sabina

melimpah Tidak dilindungi

250 Pantala flavescens

melimpah Tidak dilindungi

251 Rhodothermis ruva

melimpah Tidak dilindungi

252 Rhyothemis phyllis

melimpah Tidak dilindungi

253 Ceriagrion praetermissum

melimpah Tidak dilindungi

Page 83: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 77

b. Jenis Liar Yang Sudah Diketahui Nilai Ekonominya (Sudah

Diperdagangkan Secara Ekonomi Pasar)

1) Daratan

Jenis Tumbuhan yang sudah diketahui nilai ekonominya terdapat 61

Jenis di Wilayah Kabupaten Semarang

No Nama Lokal Nama Ilmiah Status

Status perlindungan Habitat

Nilai ekonomis

1 Patikan kebo Euphorbia hirta berlimpah Appendix III

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

2 Nephrolepis acuminate berlimpah tidak dilindungi

Hutan dataran tinggi

Tumbuhan hias

3 Nephrolepis bisserata berlimpah tidak dilindungi

Hutan dataran tinggi

Tumbuhan hias

4 Asplenium nidus berlimpah tidak dilindungi

Hutan dataran tinggi

Tumbuhan hias

5 Cyatea contaminans terancam tidak dilindungi

Hutan dataran tinggi

Tumbuhan hias

6 Pakis haji Cycas rumpii

berlimpah tidak dilindungi Hutan dataran tinggi

Tumbuhan hias

7 Supplir

Adiantum cuneatum langs.& fisch berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tumbuhan hias

8 Suket jarem

Desmodium triflorum DC berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

9 Temuwiyang

Emilia sonchifolius (L.) DC berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

10 Pegagan

Centella asiatica (L.) Urban berlimpah LC (IUCN redlist)

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

11 Sambang getih

Hemigraphis colorata Hall berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

12 Sembukan

Paederia foetida L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

13 Pakis urang

Helminthostachys zeylanica L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

14 Alang-alang

Imperata cylindrical (L.) berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

15 Bayem duri

Amaranthus spinosus L berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

16

Semanggi gunung

Hydrocotyle sibthorpioides Lam berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

17

Daun merdeka

Cromolaena odorata (L.) R.M./ berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

18 begonia

Begonia maculate L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

19 tolod

Lourentia longiflora (L.) berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

Page 84: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 78

20 teki

Cyperus rotundus L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

21 kucingan

Acalypha indica L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

22 meniran

Phyllanthus urinaria L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

23 Rumput bambu

Lophatherum gracile Brongn. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

24 Rumput ekor kuda

Setaria faberii Herrm. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

25 borokan Urena lobata L.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

26 sidaguri Sida rerusa L.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

27 tumpang

Borreria laevis (Lamk.) Gr berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

28 Eceng-eceng Celosia sp.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

29 kiapu

Pistia strtiotes (L.) Schott berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

30 Keladi tikus

Typhonium trilobatum (L.) Schott berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

31 Orang aring

Eclipta prostrate L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

32 genjer

Limnochris flava (L.) Buchenau berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

33

Cleome rutidosperma D.C. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

34 tembeking

Cleome viscose L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

35 petungan

Commelina benghalensis L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

36 brambangan

Commelina diffusa Burm.f. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

37 Sawi lemah

Rorippa indica (L.) Hiern berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

38 Suket teki

Cyperus compactus Retz. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

39 mendongan

Cyperus distans L.f. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

40 Umbot-umbot

Cyperus halpan L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

41 Dekeng wangi Cyperus iria L.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

42

Cyperus pulcherimus Willd. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

43 bawangan Fimbristylis sp.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

44 Scirpus sp

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

Page 85: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 79

45 krekesan

Brachiaria reptans L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

46 jangkung

Digitaria longiflora (Restz.) Pers. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

47 tuton

Echinochloa colonum L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

48 jawan

Echinochloa cruss-galli (L.) Beauv berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

49 tambangan

Ischaemum timorense Kunth berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

50 Leptochloa sp.

berlimpah tidak dilindungi pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

51 timunan

Berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

52 Semanggi

Marsilea crenata Presl berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

53 krambangan

Polygonum barbatum L. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

54 Eceng gondok

Eichornia crassipes (Mart.) Solms berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

55 wewehan

Monochoria vaginalis (Burm.f.) berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

56 kiambang

Salvinia molesta D.S. Mitchell/ berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

57 kayambang

Salvinia natans (L.) All berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

58 gunda

Sphenoclea zeylanica Gaertn. berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

59 gandasuli

Hedychium coronarium berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

60 kecombrang

Nicolaia speciosa berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

61 Kecombrang wulung

Etlingera elatior berlimpah tidak dilindungi

pertanaman, sebagai gulma

Tanaman Obat

Page 86: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 80

Jenis Hewan yang memiliki nilai ekonomi dijumpai 4 jenis di

Kabupaten Semarang

No Nama lokal

Nama ilmiah Status

Status perlindungan Habitat

Nilai ekonomi

1 bentet kelabu

Lanius schach terancam tidak dilindungi

hutan alami

hewan peliharaan

2

empuloh janggut

Alophoixus bres terancam tidak dilindungi

hutan alami

hewan peliharaan

3

prenjak jawa

Prinia familiaris terancam tidak dilindungi

hutan alami

hewan peliharaan

4

merbah cerukcuk

Pycnonotus goiavier terancam tidak dilindungi

hutan alami

hewan peliharaan

2) Perairan

Tumbuhan yang bernilai ekonomi di wilayah perairan Kabupaten

Semarang dijumpai 6 spesies

No Nama Lokal

Nama Ilmiah Status

Status perlindungan Habitat

Nilai ekonomis

1 Eceng gondok Eichornia melimpah

tidak dilindungi

rawa - rawa

Bahan kerajinan

2 kangkung Ipomoea aquatica melimpah

tidak dilindungi

tanah basah

bahan pangan

3 enceng padi

Monochoria vaginalis melimpah

tidak dilindungi

tanah basah

sebagai obat

4 Genjer Limnocharis flava melimpah

tidak dilindungi

tanah basah

sebagai sayuran

5 Salvinia cucullata

6 Salvinia cucullata

Hewan yang bernilai ekonomi di perairan Wilayah Kabupaten Semarang

terdapat 12 jenis

No Nama Lokal Nama Ilmiah Status

Status perlindungan Habitat

Nilai ekonomis

1 Glyptothorax platypogon terancam tidak dilindungi

perairan tawar

sumber pangan

2 Hampala macrolepidota terancam tidak dilindungi

perairan tawar

sumber pangan

3 Hypostomus pardalis

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

4 Macrognathus aculeatus terancam tidak dilindungi

perairan tawar

sumber pangan

5 Mastacambelus terancam tidak dilindungi perairan sumber

Page 87: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 81

unicolor tawar pangan

6 belut Monopterus albus

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

7 Poecilia reticulta

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

8 Puntius binotatus,

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

9 Tilapia mossambica

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

10 Cyprinus carpio

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

11 Dermogenys pusilla

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

12 Rasbora argyrotaeni

terancam tidak dilindungi perairan tawar

sumber pangan

c. Jenis Yang Sudah Dibudidayakan (Keanekaragaman, Persebaran)

1) Tanaman pangan diantaranya terdapat 4 jenis yang dibudidayakan

No Jenis Nama Latin Keterangan

1 Padi Oryza sativa

2 Ubi jalar Ipomoea batatas

3 Kentang Solanum

4 Jagung Zea mays

2) Perkebunan

Terdapat 7 Jenis Tanaman Perkebunan yang dikembangkan di

Wilayah Kabupaten Semarang

No Jenis Nama latin Keterangan

1 Kelapa Cocos nucifera L. 2 Kopi robusta Coffea robusta 3 Kopi Arabica Coffea arabica 4 Karet Hevea brasiliensis 5 Coklat Theobroma caccao 6 cengkeh Syzigium aromaticum 7 teh Camelia sinensis

Page 88: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 82

3) Hortikultura

Jenis Tanaman Holtikultura diantaranya dijumpai 122 spesies

No jenis Nama ilmiah Keterangan

1 Kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis L.

2 Aglaonema Aglaonema costatum cv. Foxii

3 Aglaonema Aglaonema commutatum cv.

4 Aglaonema silver Aglaonema sp

5 Aglaonema Aglaonema elegans

6 Aglaonema Aglaonema crispum

7 Aglaonema Aglaonema nitidum cv. Curtisii

8 Aglaonema Aglaonema pseudo-bracteatum

9 Aglaonema Aglaonema siamense

10 Aglaonema Aglaonema sitiform

11 Alternantera Alternanthera sessilis

12 Alternantera Alternanthera philoxeroides

13 Alternantera Alternanthera aurea

14 Alternantera Alternanthera dentata

15 Alternantera Alternanthera porrigen

16 Alternantera Alternanthera ficoidea

17 Alternantera Alternanthera repens

18 Alternantera Alternanthera sp

19

Wijaya kusuma Hylocreus undatus (haw.)Britt.et rose

20 Bng. Kaki seribu Pedilanthus tithymaloides

21 Kembang sore Mirabilis jalapa L.

22 Anggur hijau Vitis vinifera L.

23 Gel. cinta Anthurium sp

24 Kuping gajah Anthurium andreanum linden

25 Keladi Caladium bicolor (w.ait.vent)

26 Simbal Platycerium bifurcatum c.chr

27 Kamboja Plumeria rubra L.

28 Kamboja Plumeria obtuse

29 Kamboja Plumeria acuminate

30 Kamboja Plumeria sp. Cv mary

31 Kamboja Plumeria sp. cv. Cerise

32 Kamboja Plumeria sp. cv. Japanese Lantern

33 Pisang hias Heliconia colinsiana

34 Iler Coleus sp.

35 Andong jepang Cordyline fruticosa (l.)A.chev.

36 Tanduk rusa Platycerium bifurcatum

37 Suplir Adiantum cuneatum langs.& fisch

38 Bambu jepang Bambusa arundiacea

Page 89: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 83

39 Soka Ixora coccinea L.

40 Palem merah Cyrtostachys lakka

41 Palem botol Hyophorbe lagenicaulis (Bailey)

42 Palem kuning Chrysalidocarpus lutescens

43 Palem kol Licuala grandis Wendl.

44 Palem manila Veitchia merrillii (Becc)

45 Palem Phoenix Phoenix roebelenii O’Brien

46 Palem raja Roystonea regia

47

serdang Livistona rotundifolia (Lamk.) Mart.

48 Palem ekor tupai Wodyetia bifurcate Irvine

49 Palem segitiga hijau Neodypsis decaryi Jum

50 sadeng Livistona saribus Merr

51 waregu Rhapis excelsa (Thumb.) Henry

52 kaktus Cactacae sp.

53 melati Jasminum sambac (l.)W.ait

54 gardenia Gardenia augusta merr

55 euphorbia Euphorbia milii

56 andong Cordylin terminalis

57 Bamboo air Hydropterides

58 Kemuning Muraya paniculta

59 Sente Wulung Alocasia sp.

60 Adenium Adenium sp

61 Bambu cina Bambusa multiplex

62 Lidah mertua Sansevieria trifasciata Prain

63 Lidah mertua Sansevieria parva

64 Lidah mertua Sansevieria aethiopica

65 Lidah mertua Sansevieria cylindrica

66 Lidah mertua Sansevieria singularis

67 Bunga September Haemanthus muftiflorus

68 Begonia Begonia glabra Kurz

69 Ginseng Panax sp

70 Wali songo Brassaea actinophylea

71 Dahlia Dahlia hibrida

72 Aster Callistepus chinensis

73 Walikuta

74 Kuping gajah Anthurium cristalianum

75 Cocor bebek berbunga merah Christmaskalanchoe

76 Lavender Lavender

77 Bunga tasbih Canna indica

78 Sinona makan sirih Clerodendrum thomsonae

79 Cemara lilin Araucaria sp

80 Cemara lilin Araucaria sp

Page 90: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 84

81 Sri rejeki Oieffenbachia seguine

82 bougenvile Bougainvillea glabra chois

83 mawar Rosa chinensis jacq

84 kenikir Tagetes erecta L

85 Cinta air Pleomele angustifolia

86 Andong merah Cordyline roxburghiana

87 bunga Lili Lilium longiforum

88 Bunga kolong Hydrangea hortensis

89 Kupu-kupu Bauhinia purpurea

90 Puring Codiaeum variegatum

91 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa

92 Hartek Asparagus plumasus

93 Cemara Araucaria heterophylla (Salisb.)

94 Andong besi Dracaena fragrans

95 Sambar menjangan

Platycerium coronarium(Koenig)

96 Parijotho Medinella speciosa L.

97 Sente Alocasia macrorrhiza Schott

98 Rosela Hibiscus sabdariffa

99 Kenanga Cananga odorata

100 Pare Momordica charantia

101 Bunga kertas Zinnia elegans

102 Arbei Morus albus

103 Krisan Crysantenum sp.

104 Kara Dolichos lablab

105 Kangkung Ipomoea aquatica

106 kecipir Psophocarpus tetragonolus

107 Bayam Amaranthus sp.

108 Kacang tanah Arachis hypogaea L

109 Kecipir Psophocarpustetragonolobus Dc

110 Cakla cikli Polyscias fruticosa (L) Harms

111 Bawang Allium cepa

112 seledri Apium graveolens L

113 leunca Solanum nigrum L.

114 cengkongkak Solanum torvum

115 muncang Aleurites moluccana (L.) Willd

116 Welok Cucurbita sp.

117 Cabe Capsicum sp.

118 terong Solanum melongena

119 Turi Sesbania grandiflora

120 Daun bawang Allium cepa

121 cesin Brassica sp.

122 Tomat Lycopercicum esculentum

Page 91: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 85

4) Tanaman obat dan rempah

Tanaman obat dan rempah yang teridentifikasi sejumlah 26 jenis

No Nama Lokal Nama Ilmiah Keterangan

1 sirih Piper betle L.

2 lada Piper nigrum L.

3 kemukus Piper cubeba L.f.

4 Sirih wulung Piper crocatum Ruiz & Pav

5 Cabe jawa Piper retrofractum Vahl.

6 Lempuyang Emprit Zingiber amaricans Bl./

7 Lempuyang gajah Zingiber zerumbet (L.) J.E.Smith

8 bengle Zingiber cassumunar Roxb.

9 bluntas Pluchea indica L. Less

10 Ginseng jawa Talinum paniculatum (Jacq.)

11 Gynura segetum (lour) Merr

12 Kunir putih Kaempferia rotunda L

13 Mahkota dewa Phaleria macrocarpa (Scheff.)

14 Pace Morinda citrifolia L.

15 Saga thungteng Abrus precatorius L

16 Dringo Acorus calamus L.

17 Kencur Kaempferia galangan L

18 Kunir Curcuma domestica L.

19 Lempuyang Zingiber zerumbet (L.)

20 Adas Foeniculum vulgare Mill

21 Pulasari Alyxia reinwardtii Bl.

22 Keji beli Strobilantus crispus Bl.

23 Remujung Orthosiphon aristtus (Bl.)

24 Sambirata Andrographis paniculata(Burm.f.)

25 Sembung Blumea balsamifera (L.)

26 Temu lawak Curcuma xanthorrhiza Roxb.

5) Industri

Terdapat 89 jenis tanaman industry di wilayah Kabupaten Semarang

yang dibudidayakan

No Nama lokal Nama ilmiah Ket

1 Kayu manis Cinnamomum burmanii Bl. 2 Nilam/ndilem Pogostemon cablin benth 3 Kapok randu Ceiba pentadra 4 Panili Vanilla planifolia Andrew 5 Lada Piper nigrum L. 6 Pala Myristica fragrans

Page 92: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 86

7 Pandan duri Pandanus furcatus 8 Pandan wangi Pandanus amaryllifolius 9 Penjalin Calamus adspersus 10 Rotan Calamus ciliaris 11 Rotan cacing Calamus javensis 12 Jarak pagar Jatropa curcas 13 Pinus Pinus merkusii 14 Damar Agathis damara 15 Anacardium sp Mete 16 Aren Arenga catecu

17

Rubecens/ kelapa hijau

Cocos nucifera L.

18 Albasia Albizia falcataria (L.) 19 Jati Tectona grandis 20 Bayur Pterospermum javanicum

21 Suren Toona sureni

22 Nagasari Mesua ferrea 23 Mandalika Catalya indica 24 Wijaya kusuma Epiphyllum anguliger

25 Waru Hibiscus similis bl 26 Akasia Acasia mangium 27 Wuni Antidesma bunius 28 Rasamala Altingia excelsa 29 Randu alas Bombax ceiba L

30 Jati sabrang Peronema canescens

31 Asam Jawa Tamarindus indicus

32 Jengkol Archidendron pauciflorum

33 Pete Parkia speciosa

34 Ketapang Cassia alata

35 Kelor Moringa oleifera. Lam

36 Bambu apus Gigantochloa apus 37 Bambu hitam Gigantochloa atter

38 Bambu gombong/belo

Gigantochloa verticillata

39 Bambu ampel Bambusa vulgaris var. ampel 40 Bambu kuning Bambusa vulgaris var. kuning 41 Bambu betung Dendrocalamus asper 42 Bamboo andong Gigantochloa verticillata 43 Tamiang Schizostachyum blumei Nees 44 Temen Gigantochloa verticillata (wild.) 45 Uncul Phyllostachys aurea A&Ch.

Page 93: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 87

46 Buluh Schizostachyum brachycladum 47 Kemiri Aleurites moluccana Wild 48 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq 49 Puspa Schima noronhoe Reinw 50 Kaliandra Calliandra calothyrsus 51 Angsana keling Pterocarpus indicus Willd. 52 Kemlandingan Leucaena glauca Benth. 53 Lamtoro gung Leucaena leucocephala 54 Secang Caesalpinnia sappan Linn. 55 Jenitri Elaeocarpus ganitrus roxb

56 Pinus Pinus merkusii 57 Damar Agathis damara 58 Gaharu Aetoxyllon sympetallum 59 Wewe Abarema clypearia 60 Wuru Acer niveum 61 Bengang Actino glomerata 62 Ande-ande Antidesma tetandrum 63 Sarangan Castanopisis argenta 64 Wuru watu Cinnamomum porectum 65 Wuru kuning Elaeocarpa floribundus 66 Jerakah Elaeocarpa glaber 67 Wilada Ficus variegate

68 Nyangkuh Glochidion sp 69 Kendung Helicia javanica Blume 70 Kemoceng Litsea vulva Blume

71 Pasang

Lithocarpus sundaicus ( Blume) Rehd

72 Tutup Macaranga rhizinoides Muell.Arg

73 Umbelan Saurauia bracteosa DC 74 Jirak Symplocos fasciculata Zoll 75 Wuru bancet Turpinia sphaeocarpa Hass 76 Jurang Villebrunea rubescens Blume 77 Dryomina Weinmanniana blumei. Planch 78 Tembagan Acmena acuminatissima. MetP 79 Aji puru Aglaia argentea Blume 80 Kembirit Alstonia spectabilis R. Br. 81 Wuru mangkreng Litsea roxburghii 82 Wuru dapung Mastixia trichoimata Blume 83 Kemiri sapat Ostodes paniculata 84 Kala pucung Parartocarpus venenosus Becc 85 Vermonia Polyosma longipes K et V

Page 94: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 88

86 Antap Sterculia oblongata R, Br. 87 Rekisi Michelia montana 88 Wuru janggel Machilus rimosa 89 Cendana Santalum album

6) Peternakan

Terdapat 15 jenis hewan ternak yang dibudidayakan

No jenis Nama ilmiah persebaran Ket.

1 sapi potong Bos taurus melimpah,budiday, pekarangan

2 sapi perah

melimpah,budiday, pekarangan

3 kerbau Bubalus bubalis

jarang

4 kuda Equus ferus caballus

jarang, budidaya,pekarangan

5 kambing Capra aegagrus hircus

melimpah,budidaya, pekarangan

6 domba Ovis aries

melimpah,budidaya, pekarangan

7 babi Sus sp

jarang

8 ayam buras

Gallus gallus domesticus

melimpah,budidaya, pekarangan

9

ayam ras petelur

Gallus sp

melimpah,budidaya,

pekarangan, TGL

10

ayam ras pedaging

Gallus sp

melimpah,budidaya,

pekarangan, TGL

11 Itik

melimpah,budidaya, pekarangan

12 Kelinci Leporidae

jarang, budidaya,pekarangan

13 burung puyuh Coturnix ypsilophoa

melimpah,budidaya, pekarangan

14 Entog

melimpah,budidaya, pekarangan

15 Angsa Cygnus olor

melimpah,budidaya, pekarangan

melimpah,budidaya, pekarangan

Page 95: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 89

7) Kehutanan

Terdapat 71 Jenis tumbuhan hasil kegiatan dibidang kehutanan sudah

memiliki nilai ekonomi yang dapat di manfaatkan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

No Jenis Nama Latin Keterangan

1 Albasia Albizia falcataria (L.)

2 Jati Tectona grandis

3 Bayur Pterospermum javanicum

4 Suren Toona sureni

5 Wuru janggel Machilus rimosa

6 Cendana Santalum album

7 Nagasari Mesua ferrea

8 Waru Hibiscus similis bl

9 Akasia Acasia mangium

10 Wuni Antidesma bunius

11 Rasamala Altingia excels

12 Randu alas Bombax ceiba L

13 Jati sabrang Peronema canescens

14 Asam Jawa Tamarindus indicus

15 Jengkol Archidendron pauciflorum

16 Pete Parkia speciose

17 Ketapang Cassia alata

18 Kelor Moringa oleifera L

19 Bambu apus Gigantochloa apus

20 Bambu hitam Gigantochloa atter/

21

Bambu gombong/belo

Gigantochloa verticillata

22 Bambu ampel Bambusa vulgaris var. ampel

23 Bambu kuning Bambusa vulgaris var. kuning

24 Bambu betung Dendrocalamus asper

25 Bamboo andong Gigantochloa verticillata

26 Tamiang Schizostachyum blumei Nees

27 Temen Gigantochloa verticillata (wild.)

28 Uncul Phyllostachys aurea A&Ch.

29 Buluh Schizostachyum brachycladum

30 Kemiri Aleurites moluccana Wild

31 Mahoni Swietenia mahagoni Jacq

32 Puspa Schima noronhoe Reinw

33 Kaliandra Calliandra calothyrsus

35 Angsana keling Pterocarpus indicus Willd.

Page 96: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 90

36 Kemlandingan Leucaena glauca Benth.

37 Lamtoro gung Leucaena leucocephala

38 Secang Caesalpinnia sappan Linn.

39 Jenitri Elaeocarpus ganitrus roxb

40 Pinus Pinus merkusii

41 Damar Agathis damara

42 Gaharu Aetoxyllon sympetallum

43 Wewe Abarema clypearia

44 Wuru Acer niveum

45 Bengang Actino glomerata

46 Ande-ande Antidesma tetandrum

47 Sarangan Castanopisis argenta

48 Wuru watu Cinnamomum porectum

49 Wuru kuning Elaeocarpa floribundus

50 Jerakah Elaeocarpa glaber

51 Wilada Ficus variegate

52 Nyangkuh Glochidion sp

53 Kendung Helicia javanica Blume

54 Kemoceng Litsea vulva Blume

55 Mandalika Catalya indica

56 Tutup Macaranga rhizinoides Muell.Arg

57 Umbelan Saurauia bracteosa DC

58 Jirak Symplocos fasciculata Zoll

59 Wuru bancet Turpinia sphaeocarpa Hass

60 Jurang Villebrunea rubescens Blume

61 Dryomina Weinmanniana blumei. Planch

62 Tembagan Acmena acuminatissima. MetP

63 Aji puru Aglaia argentea Blume

64 Kembirit Alstonia spectabilis R. Br.

65 Wuru mangkreng Litsea roxburghii

66 Wuru dapung Mastixia trichoimata Blume

67 Kemiri sapat Ostodes paniculata

68 Kala pucung Parartocarpus venenosus Becc

69 Vermonia Polyosma longipes K et V

70 Antap Sterculia oblongata R, Br.

71 Rekisi Michelia montana

Page 97: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 91

8) Perairan air tawar

Terdapat 16 jenis ikan perairan tawar di wilayah Kabupaten Semarang

yang dibudidayakan

No Jenis Nama Latin Keterangan

1 Tawes Puntius javanicus 2 Nilem Osteochillus hasselti 3 Nila Oreochromis niloticius

4

Karper

Cyprinus carpio

5 Gurami Ospronemus gourami 6 Lele Clarias batrachus 7 Sepat siam

8 Tambakan Helostoma temmincki 9 Mujahir Oreochromis mossambicus 10 Bawal

11

Macrobrachium idae

12

Macrobrachium oenone 13

Macrobrachium colewsi

14

Macrobrachium lancestri 15

Macrobrachium esculentum

16 Udang galah Macrobrachium rosenbergii

d. Pengetahuan Tradisional

Kearifan Tradisional merupakan tata nilai dalam tatanan kehidupan sosial-

politik-budaya-ekonomi serta lingkungan yang hidup di tengah-tengah

masyarakat lokal. Ciri yang melekat dalam kearifan tradisional adalah

sifatnya yang dinamis, berkelanjutan dan dapat diterima oleh komunitasnya.

Dalam komunitas masyarakat lokal, kearifan tradisional mewujud dalam

bentuk seperangkat aturan, pengetahuan dan juga ketrampilan serta tata

nilai dan etika yang mengatur tatanan sosial komunitas yang terus hidup dan

berkembang dari generasi ke generasi. Beberapa kearifan tradisional yang

terdapat di Kabupaten Bantul adalah :

1). Merti Dusun/Desa

Bagi masyarakat Kabupaten Semarang acara merti dusun/desa masih terasa

kental dan dilaksanakan setiap tahun yang mempunyai arti untuk menjaga

dan melestarikan lingkungan serta rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa

Page 98: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 92

karena masih diberi kemelimpahan anugerah. Acara merti dusun/desa telah

dilaksanakan sejak leluhur mereka dan masih tetap dilaksanakan lestari

sampai sekarang.

2). Larangan menebang pohon di sekitar mata air

Beberapa masyarakat di sekitar mata air mempercayai secara turun temurun

bahwa tanaman/pohon yang tumbuh di sekitar mata air ada yang menunggu

sehingga masyarakat tidak berani untuk menebang pohon. Mitos ini

sebenarnya mengandung makna bahwa masyarakat berupaya untuk

melestarikan lingkungan dan hal tersebut meskipun tidak ada aturan tertulis

masih dipercaya sampai sekarang.

3). Sukwangan

Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat terutama denganmata pencaharian

sebagai Petani.Sukwangan adalah kegiatan bersih-bersih saluran irigasi

untuk mengalirkan air dari mata air atau sungai menuju sawah penduduk.

Page 99: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 93

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Keanekaragaman hayati telah dimanfaatkan oleh masyarakat sejak berabad-

abad silam, seperti penyediaan pangan, papan, obat-obatan, dan bahan hayati

lainnya. Selain itu, masyarakat juga telah mengenal jasa yang dihasilkan oleh

hutan, seperti ketersediaan air bersih, udara bersih, penekan tingkat erosi,

sedimentasi, dan lain-lain. Keanekaragaman hayati juga menjadi pendukung

utama kegiatan perekonomian dunia, yaitu sekitar 40% perekonomian dunia

merupakan kegiatan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Berdasarkan

penyusunan dokumen Profil Kehati Kabupaten Semarang telah

teridentifikasi:

1. Jenis Keanekaragaman hayati yang tidak bernilai ekonomi

a. Tabel Jenis Tumbuhan di Kabupaten Semarang terdapat 118 jenis

yang teridentifikasi berada di wilayah Kabupaten Semarang. 65

spesies tercatat dalam CITES dan termasuk kategori Appendix II

dimana spesies tersebut yang tidak selalu terancam punah, namun

perdagangannya harus dikontrol untuk menghindari pemanfaatan yang

membahayakan kelangsungan hidupnya. salah satunya terdapat spesies

kantung semar (Nepentes reinwardi) merupakan jenis endemik jawa yang

perlu di lindungi keberadaannya karena banyak di eksploitasi dan

diperdagangkan untuk tanaman hias.

b. Jenis Hewan Tidak Bernilai ekonomi di Kabupaten Semarang dijumpai

sejumlah 253 jenis. Terdapat 15 spesies yang masuk dalam CITES dan

termasuk kategori Appendix II spesies tersebut yang tidak selalu

terancam punah, namun perdagangannya harus dikontrol untuk

menghindari pemanfaatan yang membahayakan kelangsungan hidupnya

seperti Elang jawa (Nizaetus bartelsi), Julang Emas (Rhyticeros undulatus),

spesies kupu-kupu Troides helena. Lin dan jenis lainnya seperti

Trenggiling(Manis javanicus) yang tercantum dalam IUCN Least concern.

Page 100: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 94

2. Jenis Keanekaragaman hayati bernilai ekonomi

a. Jenis Tumbuhan yang sudah diketahui nilai ekonominya terdapat 61

Jenis di Wilayah Kabupaten Semarang dandijumpai jenis Centella

asiatica (L.) Urbanatau daun Pegagan yang banyak dijumpai diwilayah

hutan alami dan termasuk IUCN least concern dan spesies Patikan

Kebo (Euphorbia hirta) termasuk dalam CITES Appendix III dimana

spesies tersebut dilindungi oleh paling sedikit satu negara dan pihak

tersebut meminta bantuan CITES untuk mengendalikan perdagangannya.

b. Jenis Hewan yang memiliki nilai ekonomi dijumpai 4 jenis di

Kabupaten Semarang

c. Tumbuhan yang berada diwilayah perairan tawar dan bernilai

ekonomi di Kabupaten Semarang dijumpai 6 spesies diantaranya

adalah enceng gondok (Eichornia crasipes) dimana merupakan jenis

yang sangat melimpah terutama di Perairan Rawa Pening yang banyak

difungsikan sebagai bahan kerajinan.

d. Hewan yang bernilai ekonomi di perairan Wilayah Kabupaten

Semarang terdapat 12 jenis di antaranya jenis ikan yang paling

melimpah adalah Poecilia reticulta, Puntius binotatus, dan Tilapia

mossambica. Sedangkan ikan yang jarang dijumpai adalah Cyprinus

carpio, Dermogenys pusilla, dan Rasbora argyrotaeni.

3. Jenis keanekaragaman hayati yang di budidayakan

a. Tanaman pangan diantaranya terdapat 4 jenis yang dibudidayakan

dimana pertanian di wilayah Kabupaten Semarang sebagian

merupakan peralihan padi dan palawija.

b. Terdapat 7 Jenis Tanaman Perkebunan yang dikembangkan di

Wilayah Kabupaten Semarang

c. Jenis Tanaman Holtikultura diantaranya dijumpai 122 spesies

d. Tanaman obat dan rempah yang teridentifikasi sejumlah 26 jenis

e. Terdapat 89 jenis tanaman industry di wilayah Kabupaten Semarang

yang dibudidayakan

f. Terdapat 15 jenis hewan ternak yang dibudidayakan

Page 101: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 95

g. Terdapat 71 Jenis tumbuhan hasil kegiatan dibidang kehutanan sudah

memiliki nilai ekonomi yang dapat di manfaatkan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

h. Terdapat 16 jenis ikan perairan tawar di wilayah Kabupaten

Semarang yang dibudidayakan

Pesatnya laju pertumbuhan penduduk dan kegiatan pembangunan akan

mengakibatkan peningkatan kebutuhan bahan hayati dan lahan untuk

pengembangan pertanian serta kegiatan pembangunan lainnya. Apa bila hal

tersebut tidak disertai dengan upaya konservasi yang memadai, maka akan

menyebabkan kemerosotan keanekaragaman hayati. Faktor-faktor yang

menyebabkan kemerosotan keanekaragaman hayati meliputi antara lain:

konversi lahan, eksploitasi yang berlebihan, praktik teknologi yang merusak,

pencemaran, introduksi jenis asing, dan perubahan iklim.

B. Rekomendasi

Untuk mewujudkan kelestarian keanekaragaman hayati dan pengembangan

nilai manfaat secara berkelanjutan, perlu disusun suatu perencanaan yang

terpadu/komprehensif, efektif dan partisipatif di setiap daerah provinsi dan

daerah kabupaten/ kota, maka sebagai tindak lanjut setelah penyusunan

profil, Pemerintah daerah wajib menyusun Rencana Induk Pengelolaan

Keanekaragaman Hayati (RIP Kehati). RIP Kehati adalah dokumen kerangka

perencanaan strategik untuk periode 5 (lima) tahun yang digunakan sebagai

dasar bagi pengelolaan terpadu keanekaragaman hayati kabupaten yang

melibatkan seluruh stakeholder yang ada di kabupaten Semarang.

Page 102: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 96

DAFTAR PUSTAKA

Arika, Y. 2005. Rawapening dan Berubahnya Ekosistem. http://www.

Kompas. Com/kompas-cetak/0505/27/tanah air/1767459.htm

Barnes, B.V., D. R. Zak, S. R. Denton, S. H. Spurr. 1997. Forest Ecology. 4th

Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Barbour M. G., J. H. Burk, W. D. Pitts. 1987. Terrestrial Plants Ecology. Menlo

Park: The Banjamin.

BPS Kabupaten Semarang, 2017, Kabupaten Semarang dalam angka Tahun

2017, Kabupaten Semarang

BLH Kabupaten Semarang, 2016, Laporan KLHS RTRW Review Kabupaten

Semarang” Ungaran

Diamond, D, 1998. The Evil Quartet. Conservastion Biology. 14. 171-174

Eko. 2002. Rawa. http://www.lablink.or.id/Eko/wetland/lhbs-rawa.thm.

Gaston, J,A, 2003. Species Richness. Measure and Measurenment. Blackwell

Sience. London.

Indrawan, M., R. B. Primack, J. Supriyatna. Biologi Konservasi. Jakarta: Obor

Indonesia.

Irwan, D. 1997. Prinsip-prinsip Ekologi dan Organisasi Ekosistem &

Komunitas Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara.

Jepson.P.,Jarve, J.K, Mc Kinnon and K.A.Monk, 2002. The end for Indonesian

Lowland Forest?Sience 292.859.

KKP3K. 2015 Profil Kawasan Konservasi Jawa Tengah Jakarta

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 29 Tahun 2009 tentang

Pedoman Konservasi Keanekaragaman Hayati di Daerah.

Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang

Rencana Tata Ruang Wialayah Kabuaten Semarang Tahun 2011-

2031

Setyawati, T. 1998. Studi fisiognomi vegetasi hutan di kawasan Taman

Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Buletin Penelitian

Page 103: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 97

Hutan No. 612. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan

Konservasi Alam. Bogor.

Soerjani, Mohamad & Tjitrosoepomo, Gembong. 1987. Weeds of Rice in

Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Sulistyowati, et all. 2014.Keanekaragaman Marchantiophyta Epifit Zona

Montana di Kawasan Gunung Ungaran Jawa Tengah. BIOMA, Juni

2014 ISSN: 1410-8801 Vol. 16, No. 1, Hal. 26-32

Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional.

Myers, N., Mittermeler, R.A., Mittermeler, C.G., Gustavo, B., and Kent, J., 2000.

Biodiversity Hotspots for Consevation Priorities. Nature, vol.403.

853-857.

Norton, D.A. 1998. Indigenous Biodiversity Conservation and plantation

Forestry. New Zealand Forestry 43(2) 34-39.

Tivy, J. 1993. Biogeograhy. A study of Plants in the Ecosphere. 3rd. Eds. John

Willey & Sons Inc. New York.

Vane-Wright, 1999. Systematic Biological Criteria within a sociopolitical

framework. Blackwell Sience. London.

Yuyun,D. 2005. Skripsi. Keanekaragaman Jenis Makrozoobentos di Ekosistem

Perairan Rawa pening Kabupaten Semarang. Semarang.

Universitas Negeri Semarang

https://alamendah.org/2012/10/07/flora-dan-fauna-asli-dan-endemik-

ungaran-jawa-tengah/

http://bio.undip.ac.id/sbw/location/lok_penggaron.html

http://jateng.bps.go.id/index.php/linkTabelStatis/1431

Page 104: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 98

Page 105: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

LAPORAN AKHIR

Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten SemarangTahun 2017 99

LAMPIRAN

Page 106: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

1. Jenis Liar Yang Tidak Bernilai Ekonomi (Tidak Diperdagangkan Secara

Ekonomi Pasar).

a. Daratan

Tumbuhan

Phaius pauciflorus Calanthe triplicata

Coelogyne speciosa

Page 107: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

Hewan

Lutung Jawa (Trachypitechus auratus) Trenggiling (Manis javanica)

Kera ekor panjang (Macaca fascicularis) Kodok Bangkong (Duttaphrynus melanostictus)

b. Perairan

Sicyopterus cynocephalus Sidat (Anguila bicolor)

Page 108: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

2. Jenis Liar Yang Sudah Diketahui Nilai Ekonominya (Sudah Diperdagangkan

Secara Ekonomi Pasar)

a. Daratan

Tumbuhan

Pegagan (Centella asiatica) Rumput Teki (Cyperus rotundus)

Daun merdeka (Eupatorium odoratum) Orang aring (Eclipta prostrata)

Hewan

Bentet Kelabu (Lanius scach) Empuloh janggut (Alophoixus bres)

Page 109: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

Prenjak Jawa (Prinia familiaris) Merbah cerukcuk (Pycnonotus goiavier)

b. Perairan

Tumbuhan

Enceng gondok (Eichornia crasipes) Kangkung (Ipomoea aquatica)

Genjer (Limnocharis flava) Enceng padi (Monochoria vaginalis)

Salvinia cucullata Salvinia cucullata

Page 110: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

Hewan

Glyptothorax platypogon Hampala macrolepidota

Hypostomus pardalis Monopterus albus

Page 111: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

3. Jenis Yang Sudah Dibudidayakan (Keanekaragaman, Persebaran)

a. Kehutanan

Jati (Tectona grandis) Bambu apus (Gigantichloa apus)

Petai (Parkia speciosa)

Page 112: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

b. Hewan Ternak

Kambing Ayam

Kerbau

c. Holtikultura

Mawar (Rosa hibrida) Kamboja hias (Plumeria rubra)

Cabai rawit (Capsicum frutescens)

Page 113: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

d. Industri

Pala (Myristica fragrans) Rasamala (Altingia excelsa)

Suren (Toona sureni) Pinus (Pinus merkusii)

Page 114: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

e. Makanan Pokok

Padi (Oryza sativa) Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Jagung (Zea mays) Kentang (Solanum tuberosum)

f. Obat dan rempah

Sirih (Piper betle) Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa)

Page 115: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

Temu lawak (Curcuma xanthorrhiza)

g. Perkebunan

Cengkeh (Syzigium aromaticum) Cokelat (Theobroma cacao)

Karet (Hevea brasiliensis)

Page 116: Profil Keanekaragaman Hayati Kabupaten Semarangdlh.semarangkab.go.id/wp-content/uploads/Laporan-Kehati-2017.pdf · Profil keanekaragaman hayati daerah merupakan gambaran keanekaragaman

h. Perairan Tawar

Karper Gurami

Tilapia mossambica Poecilia reticulta

Puntius binotatus Ctenopharyngodon idella

Lele