87
Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga,masyarakat,pemerintah dan swasta.upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan disertai upaya mendorong kemandirian individu,keluarga dan masyarakat luas untuk sehat dalam rangka menjamin tetap tersedianya pelayanan kesehatan yang berkualita,merata,terjangkau. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian , adil merata, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia) dan keluarga miskin. Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya , manusia yang ditandai dengan meningkatnya IPM dan Indeks Pembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainya penduduk tumbuh seimbang ; serta makin kuatnya jati diri dan karakter bangsa. Pencapaian sasaran tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya UHH, meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara, meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup anak dan perempuan. Upaya pemerintah untuk terus memperluas cakupan pembangunan kesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, harus disertai upaya mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk sehat. Salah satu tanggung jawab Pemerintah Kota Makassar adalah menjamin tersedianya

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gambaran tentang puskesmas layang

Citation preview

Page 1: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiapindividu, keluarga,masyarakat,pemerintah dan swasta.upaya pemerintah untukmeningkatkan kualitas kesehatan masyarakat adalah terus memperluas cakupanpembangunan kesehatan disertai upaya mendorong kemandirianindividu,keluarga dan masyarakat luas untuk sehat dalam rangka menjamin tetaptersedianya pelayanan kesehatan yang berkualita,merata,terjangkau.Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajatkesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunankesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,pemberdayaan dan kemandirian , adil merata, serta pengutamaan dan manfaatdengan perhatian khusus pada penduduk rentan antara lain ibu, bayi, anak, lanjutusia (lansia) dan keluarga miskin.Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatankualitas sumber daya , manusia yang ditandai dengan meningkatnya IPM danIndeks Pembangunan Gender (IPG), yang didukung oleh tercapainya penduduktumbuh seimbang ; serta makin kuatnya jati diri dan karakter bangsa. Pencapaiansasaran tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk,meningkatnya UHH, meningkatnya rata-rata lama sekolah dan menurunnya angkabuta aksara, meningkatnya kesejahteraan dan kualitas hidup anak danperempuan.Upaya pemerintah untuk terus memperluas cakupan pembangunankesehatan dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, harus disertai upayamendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk sehat. Salahsatu tanggung jawab Pemerintah Kota Makassar adalah menjamin tersedianya

Page 2: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 2

pelayanan kesehatan yang berkualitas dan bermutu, merata dan terjangkau olehsetiap individu, keluarga serta masyarakat , dan membangun kemitraan antarapemerintah, masyarakat dan privat sektor.Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011 ini disusun dalam rangkaevaluasi terhadap pencapaian pembangunan kesehatan tahun 2011 denganmengacu kepada Indikator Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta MilleniumDevelopment Goal’s (MDG’s)Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan Kota Makassar memuat berbagaidata kesehatan antara lain : Data Mortalitas dan Morbiditas, serta data pendukunglain yang berhubungan dengan masalah-masalah kesehatan, seperti : DataKependudukan, Tingkat Pendidikan, Rasio Beban Tanggungan, dan lain-lain. Data-Data tersebut dianalisis lebih lanjut dan dipresentasikan dalam bentuk tabel, grafikdan data kualitatif.2. Dasar PenyusunanProfil Kesehatan Kota Makassar adalah gambaran situasi kesehatan yangditerbitkan setahun sekali. Penyusunannya berlandaskan pada dikeluarkannyabeberapa Peraturan Perundangan, serta Peraturan perundangan Kesehatan antaralain :

- Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah.- Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan KeuanganAntara Pusat dan Daerah.- Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan JangkaPanjang Nasional tahun 2005-2025- Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan di Kabupaten/Kota.

Page 3: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 3

- Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang

Kesehatan Kab/Kota.

- Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009 tentang SistemKesehatan Nasional3. Sistematika PenyusunanPenyajian Informasi yang terdapat di dalam Profil Kesehatan Tahun 2011disusun dengan sistematika penyajian sebagai berikut :Bab I : PendahuluanMenyajikan tentang Latar Belakang, Maksud dan Tujuanditerbitkannya Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011.Bab II : Gambaran UmumMenyajikan gambaran Kota Makassar secara umum dilihat dariKondisi Geografis Wilayah Kota Makassar, keadaan penduduknyameliputi jumlah dan pertumbuhan penduduk, persebaran pendudukdan Kepadatan penduduk Kota Makassar tahun 2011.Bab II ini juga mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadapkesehatan dan faktor-faktor lain yang bersama-sama dengankesehatan menentukan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atauHuman Development Index (HDI), antara lain faktor-faktorkependudukan, kondisi ekonomi, serta tingkat pendidikan di KotaMakassar.Bab III : Program Pembangunan KesehatanMemaparkan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan, Strategi dalammencapai Visi Baru Pembangunan Kesehatan ”MASYARAKAT SEHATYANG MANDIRI DAN BERKEADILAN” serta Strategi PembangunanKesehatan dalam mencapai tujuan Terselenggaranya pembangunan

Page 4: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 4

kesehatan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam mencapaiderajat kesehatan yang setinggi-tingginya, beserta Indikatornya.Bab IV : Program Kesehatan Kota MakassarBab ini berisi strategi Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk mencapaiVisi ”Makassar Sehat Menuju Kota Dunia”, dengan menitikberatkanProgram Pembangunan Kesehatan pada Enam Program Pokok yaitu :(1) Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan, (2)Program dalam upaya Pelayanan Kesehatan, (3) Program PerilakuHidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat, (4) Program PencegahanPemberantasan Penyakit dalam menurunkan angka kesakitan danangka kematian, (5) Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Keluarga(Kesehatan Ibu dan Anak), serta (6) Program Lingkungan SehatBab V : Pencapaian Program Kesehatan Kota MakassarMenyajikan data-data yang menggambarkan sejauh mana pencapaiandari program-program kesehatan yang telah dilaksanakan sepanjangtahun 2011, berdasarkan Indikator-indikator yang menjadi acuanyaitu penekanan pada pancapaian Standar Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan (SPM) serta Millenium Development Goals(MDG’s)Bab ini juga memuat Indikator-indikator meliputi Angka Kematian(Mortality Rate), Angka Kesakitan (Morbidity Rate), PemberantasanPenyakit Menular, Perilaku Sehat (PHBS, Penyuluhan, Gizi, KIA,Imunisasi dan lain-lain), Lingkungan Sehat ( Akses Air Bersih,Pemukiman sehat serta Tempat-tempat umum sehat), SaranaPelayanan Kesehatan serta Sumber Daya Kesehatan yang meliputiaspek Ketenagaan dan Anggaran Kesehatan.

Page 5: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 5

Bab VI : PenutupBab ini menyajikan kesimpulan beberapa hal penting sehubungandengan pelaksanaan program kesehatan sepanjang tahun 2011 yangdituangkan kedalam Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011,termasuk peluang dan tantangan penyusunannya serta harapan-harapan demi suksesnya Program Kesehatan Kota Makassar dalammewujudkan Visi ”Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”serta ”Makassar Sehat Menuju Kota Dunia” .

۞۞۞

Page 6: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 6

BAB II

GAMBARAN UMUM

Kota Makassar sebagai ibukota Propinsi Sulawesi Selatan juga merupakan pintugerbang dan pusat perdagangan Kawasan Timur Indonesia. Secara geografis KotaMakassar terletak di Pesisir Pantai Barat bagian Selatan Sulawesi Selatan, pada titikkoordinat 119°24’17’38” Bujur Timur dan 5°8’6’19” Lintang Selatan.Secara administratif Kota Makassar mempunyai batas-batas wilayah yaituSebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa, Sebelah Utara berbatasandengan Kabupaten Maros, Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Maros danSebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Topografi pada umumnya berupadaerah pantai. Letak ketinggian Kota Makassar berkisar 0,5 – 10 meter daripermukaan laut.Kota Makassar memiliki luas wilayah 175,77 km2 yang terbagi kedalam 14Kecamatan dan 143 Kelurahan. Selain memiliki wilayah daratan, Kota Makassar jugamemiliki wilayah kepulauan yang dapat dilihat sepanjang garis pantai Kota Makassar.Adapun pulau-pulau di wilayahnya merupakan bagian dari dua Kecamatan yaituKecamatan Ujung Pandang dan Ujung Tanah. Pulau-pulau ini merupakan gugusanpulau-pulau karang sebanyak 12 pulau, bagian dari gugusan pulau-pulau Sangkarangatau disebut juga Pulau-pulau Pabbiring atau lebih dikenal dengan nama KepulauanSpermonde. Pulau-pulau tersebut adalah Pulau Lanjukang (terjauh), Pulau Langkai,Pulau Lumu-lumu, Pulau Bone Tambung, Pulau Kodingareng, Pulau Barrang Lompo,Pulau Barrang Caddi, Pulau Kodingareng Keke, Pulau Samalona, Pulau Lae-Lae, PulauGusung dan Pulau Kayangan (terdekat).A. KEADAAN PENDUDUK

Masalah utama kependudukan di Indonesia pada dasarnya meliputi tiga halpokok yaitu jumlah penduduk yang besar, persebaran penduduk yang kurang

Page 7: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 7

merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsipenduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio BebanTanggungan (RBT).1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Makassar sampai dengan Tahun 2011 tercatat

sebesar 1.352.136 jiwa (BPS Makassar). Tingginya tingkat pertumbuhanpenduduk Kota Makassar dimungkinkan akibat terjadinya arus urbanisasikarena faktor ekonomi, melanjutkan pendidikan, disamping karena daerah inimerupakan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan di Kawasan TimurIndonesia. Adapun jumlah penduduk Kota Makassar dari tahun 2009 – 2011dapat dilihat pada Tabel II.1. Tabel II.1Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota MakassarGambar II.1Jumlah Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

1.220.0001.240.000

2009

2010

2011

PENDUDUK MAKASSAR TAHUN 2009-2011

Tahun Jumlah PendudukKota Makassar Laju Pertumbuhan200920102011 1,272,3491.339.3741.352.136 1,651,651,65

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 7

merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsipenduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio BebanTanggungan (RBT).1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Makassar sampai dengan Tahun 2011 tercatat

sebesar 1.352.136 jiwa (BPS Makassar). Tingginya tingkat pertumbuhanpenduduk Kota Makassar dimungkinkan akibat terjadinya arus urbanisasikarena faktor ekonomi, melanjutkan pendidikan, disamping karena daerah inimerupakan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan di Kawasan TimurIndonesia. Adapun jumlah penduduk Kota Makassar dari tahun 2009 – 2011dapat dilihat pada Tabel II.1. Tabel II.1Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota MakassarGambar II.1Jumlah Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

1.240.0001.260.0001.280.0001.300.0001.320.0001.340.0001.360.000

1.272.349

1.339.374

1.352.136

PENDUDUK MAKASSAR TAHUN 2009-2011

JUMLAH PENDUDUK

Tahun Jumlah PendudukKota Makassar Laju Pertumbuhan200920102011 1,272,3491.339.3741.352.136 1,651,651,65

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 7

merata serta komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsipenduduk berusia muda masih relatif tinggi yang berimplikasi pada Rasio BebanTanggungan (RBT).1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Makassar sampai dengan Tahun 2011 tercatat

sebesar 1.352.136 jiwa (BPS Makassar). Tingginya tingkat pertumbuhanpenduduk Kota Makassar dimungkinkan akibat terjadinya arus urbanisasikarena faktor ekonomi, melanjutkan pendidikan, disamping karena daerah inimerupakan pusat pemerintahan dan pusat perdagangan di Kawasan TimurIndonesia. Adapun jumlah penduduk Kota Makassar dari tahun 2009 – 2011dapat dilihat pada Tabel II.1. Tabel II.1Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota MakassarGambar II.1Jumlah Penduduk Kota MakassarTahun 2009-2011

1.360.000

1.339.374

1.352.136

Tahun Jumlah PendudukKota Makassar Laju Pertumbuhan200920102011 1,272,3491.339.3741.352.136 1,651,651,65

Page 8: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 8

2. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

Persebaran PendudukPenduduk Kota Makassar pada tahun 2011 sebesar 1.352.136 jiwa yangtersebar di 14 kecamatan. Namun persebaran tersebut tidak merata, haltersebut disebabkan karena konsentrasi penduduk berbeda pada tiapkecamatan, serta kebijakan pemerintah tentang penetapan lokasipembangunan rumah pemukiman penduduk dan lokasi untuk pengembangankawasan industri. Kecamatan Tamalate yang mempunyai luas wilayah 20,21km2 (11,5 %) memiliki jumlah penduduk 172.506 jiwa (12,75 %), sebaliknyaKecamatan Biringkanaya mempunyai luas wilayah 48,22 km2 (27,43 %) dariluas wilayah Kota Makassar yang hanya mempunyai jumlah penduduk 169.340jiwa (12,52 %).Adapun jumlah penduduk Kota Makassar per wilayah kecamatan dapatdilihat pada tabel II.2 berikut : Tabel II.2Jumlah Penduduk Kota Makassar Dirinci Menurut KecamatanTahun 2009 - 2011No. Kecamatan JUMLAH PENDUDUKTahun 2009 Tahun 2010 Tahun 20111 Ujung Tanah 49.103 46.688 47.1332 Tallo 137.333 134.294 135.5743 Bontoala 62.731 54.197 54.7144 Wajo 35.533 29.359 29.6395 Ujung Pandang 29.064 26.904 27.1606 Makassar 84.143 81.700 82.4787 Mamajang 61.294 58.998 59.5608 Mariso 55.431 55.875 56.4089 Tamalate 154.464 170.878 172.50410 Rappocini 145.090 151.091 152.53111 Panakkukang 136.555 141.382 142.72912 Manggala 100.484 117.075 118.19113 Biringkanaya 130.651 167.741 169.34014 Tamalanrea 90.473 103.192 104.175J u m l a h 1.272.249 1,339,374 1.352.136Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

Page 9: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 9

Gambar II.2Jumlah Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

Kepadatan PendudukKepadatan penduduk Kota Makassar per kecamatan tidak merata.Dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.136 jiwa dan luas wilayah 175,77 km²didapatkan angka Kepadatan Penduduk (Density) Kota Makassar sebesar 7.693jiwa/km2. Tabel II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011NO KECAMATAN PERSENTASEPENDUDUK JUMLAHKELURAHAN

LUAS WIL.(km²) KEPADATANPENDUDUK /km²1 Ujung Tanah 3.49 12 5.94 7.9342 Tallo 10.03 15 5.83 23.2543 Bontoala 3.49 12 2.1 26.5044 Wajo 2.19 8 1.99 14.8935 Ujung Pandang 2.01 10 2.63 10.3276 Makassar 6.10 14 2.52 32.7297 Mamajang 4.40 13 2.25 26.4718 Mariso 4.17 9 1.82 30.9939 Tamalate 12.78 10 20.21 8.53510 Rappocini 11.28 10 9.23 16.52511 Panakkukang 10.56 11 17.05 8.37112 Manggala 8.74 6 24.14 4.89613 Biringkanaya 12.52 7 48.22 3.51114 Tamalanrea 7.70 6 31.84 3.271M A K A S S A R 100,00 143 175.77 7.693Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

0

Ujung TanahTallo

BontoalaWajo

Ujung PandangMakassar

MamajangMariso

TamalateRappocini

PanakkukangManggala

BiringkanayaTamalanrea

JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 9

Gambar II.2Jumlah Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

Kepadatan PendudukKepadatan penduduk Kota Makassar per kecamatan tidak merata.Dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.136 jiwa dan luas wilayah 175,77 km²didapatkan angka Kepadatan Penduduk (Density) Kota Makassar sebesar 7.693jiwa/km2. Tabel II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011NO KECAMATAN PERSENTASEPENDUDUK JUMLAHKELURAHAN

LUAS WIL.(km²) KEPADATANPENDUDUK /km²1 Ujung Tanah 3.49 12 5.94 7.9342 Tallo 10.03 15 5.83 23.2543 Bontoala 3.49 12 2.1 26.5044 Wajo 2.19 8 1.99 14.8935 Ujung Pandang 2.01 10 2.63 10.3276 Makassar 6.10 14 2.52 32.7297 Mamajang 4.40 13 2.25 26.4718 Mariso 4.17 9 1.82 30.9939 Tamalate 12.78 10 20.21 8.53510 Rappocini 11.28 10 9.23 16.52511 Panakkukang 10.56 11 17.05 8.37112 Manggala 8.74 6 24.14 4.89613 Biringkanaya 12.52 7 48.22 3.51114 Tamalanrea 7.70 6 31.84 3.271M A K A S S A R 100,00 143 175.77 7.693Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

50.000 100.000 150.000 200.000

47,133135,574

54,71429,639

27,16082,478

59,56056,408

172,504152,531

142,729118,191

169,340104,175

JUMLAH PENDUDUK TAHUN 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 9

Gambar II.2Jumlah Penduduk Kota Makassar per Kecamatan Tahun 2011

Kepadatan PendudukKepadatan penduduk Kota Makassar per kecamatan tidak merata.Dengan jumlah penduduk sebesar 1.352.136 jiwa dan luas wilayah 175,77 km²didapatkan angka Kepadatan Penduduk (Density) Kota Makassar sebesar 7.693jiwa/km2. Tabel II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011NO KECAMATAN PERSENTASEPENDUDUK JUMLAHKELURAHAN

LUAS WIL.(km²) KEPADATANPENDUDUK /km²1 Ujung Tanah 3.49 12 5.94 7.9342 Tallo 10.03 15 5.83 23.2543 Bontoala 3.49 12 2.1 26.5044 Wajo 2.19 8 1.99 14.8935 Ujung Pandang 2.01 10 2.63 10.3276 Makassar 6.10 14 2.52 32.7297 Mamajang 4.40 13 2.25 26.4718 Mariso 4.17 9 1.82 30.9939 Tamalate 12.78 10 20.21 8.53510 Rappocini 11.28 10 9.23 16.52511 Panakkukang 10.56 11 17.05 8.37112 Manggala 8.74 6 24.14 4.89613 Biringkanaya 12.52 7 48.22 3.51114 Tamalanrea 7.70 6 31.84 3.271M A K A S S A R 100,00 143 175.77 7.693Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

200.000

172,504

169,340

Page 10: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 10

Gambar II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok UmurKomposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkantinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk jugamencerminkan Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaituperbandingan antara penduduk umur nonproduktif (umur 0 – 14 tahun +umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 15 – 64 tahun).Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggunganpemerintah secara ekonomi di wilayahnya.Rasio Beban Tanggungan untuk Kota Makassar tahun 2011 sebesar45,68 %, dengan penduduk sebesar 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 928.143jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 378.619 jiwa penduduk anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 45.373 jiwa penduduk lanjut usia (> 65

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

7,917

23,202

25,995

14,860

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 10

Gambar II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok UmurKomposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkantinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk jugamencerminkan Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaituperbandingan antara penduduk umur nonproduktif (umur 0 – 14 tahun +umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 15 – 64 tahun).Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggunganpemerintah secara ekonomi di wilayahnya.Rasio Beban Tanggungan untuk Kota Makassar tahun 2011 sebesar45,68 %, dengan penduduk sebesar 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 928.143jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 378.619 jiwa penduduk anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 45.373 jiwa penduduk lanjut usia (> 65

23,202

25,995

14,860

10,304

32,656

26,412

30,923

8,517

16,448

8,352

4,8853,5043,264

Ujung Tanah

Tallo

Bontoala

Wajo

Ujung Pandang

Makassar

Mamajang

Mariso

Tamalate

Rappocini

Panakkukang

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 10

Gambar II.3Kepadatan Penduduk Kota Makassar per KecamatanTahun 2011

3. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi Penduduk Menurut Kelompok UmurKomposisi penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkantinggi/rendahnya tingkat kelahiran. Selain itu komposisi penduduk jugamencerminkan Rasio Beban Tanggungan (Dependency Ratio) yaituperbandingan antara penduduk umur nonproduktif (umur 0 – 14 tahun +umur 65 tahun keatas) dengan penduduk produktif (umur 15 – 64 tahun).Tingginya Dependency Ratio mencerminkan besarnya beban tanggunganpemerintah secara ekonomi di wilayahnya.Rasio Beban Tanggungan untuk Kota Makassar tahun 2011 sebesar45,68 %, dengan penduduk sebesar 1.352.136 jiwa yang terdiri dari 928.143jiwa penduduk usia produktif (15-64 tahun), 378.619 jiwa penduduk anak-anak dan remaja (usia 0-14 tahun), 45.373 jiwa penduduk lanjut usia (> 65

Ujung Tanah

Tallo

Bontoala

Wajo

Ujung Pandang

Makassar

Mamajang

Mariso

Tamalate

Rappocini

Panakkukang

Page 11: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 11

Tahun) Dependency Ratio 97,55 %. Hal ini memberi gambaran terhadapbesarnya beban tanggungan ekonomi dalam masyarakat.Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminSecara keseluruhan, komposisi penduduk Kota Makassar menurut jeniskelamin, hampir seimbang yaitu rasio penduduk laki-laki terhadap pendudukperempuan sebesar 97,5%. Berikut ini digambarkan komposisi pendudukmenurut kelompok umur dan jenis kelamin di Kota Makassar tahun 2011.

Tabel II. 4Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur danJenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

NO KELOMPOK UMUR(Tahun) JUMLAH PENDUDUKLAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH1 0-4 67.025 62.530 129.5542 5-9 66.656 62.383 129.0393 10-14 61.758 58.268 120.0264 15-19 69.163 74.190 143.3535 20-24 83.367 87.312 170.6796 25-29 65.534 66.304 131.8387 30-34 54.546 56.512 111.0578 35-39 48.290 50.024 98.3159 40-44 41.969 45.410 87.37910 45-49 33.220 35.181 68.40111 50-54 25.760 25.486 51.24612 55-59 18.580 18.873 37.45313 60-64 12.999 15.423 28.42214 >=65 18.814 26.559 45.373J U M L A H 667.681 684.455 1.352.136

Page 12: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 12

Gambar II. 4Komposisi Penduduk menurut Kelompok Umur danJenis Kelamin di Kota Makassar Tahun 2011

B. KEADAAN EKONOMI (Produk Domestik Bruto)Kondisi perekonomian suatu daerah sangat tergantung pada potensi dansumber daya yang dimiliki serta kemampuan daerah yang bersangkutan untukmengembangkan segala potensi yang dimiliki. Untuk mengembangkan potensiyang dimiliki, berbagai kebijakan, langkah dan upaya yang telah dilakukan olehPemerintah Kota Makassar untuk meningkatkan perekonomian daerah ini.Untuk mengetahui sejauh mana hasil-hasil pembangunan yang telahdilaksanakan diperlukan suatu ukuran yang bersifat kuantitatif. Salah satu dariukuran yang dimaksud adalah statistik Produk Domestik Regional Bruto (PDRB )atau biasa disebut Pendapatan Regional.

67.025

66.656

61.758

69.163

83.367

65.534

54.546

48.290

41.969

33.220

25.760

18.580

12.999

18.814

62.530

62.383

58.268

74.190

87.312

66.304

56.512

50.024

45.410

35.181

25.486

18.873

15.423

26.559

0 20.000 40.000 60.000 80.000 100.000

0-4

5 - 9

10 - 14

15 - 19

20 - 24

25 - 29

30 - 34

35 - 39

40 - 44

45 - 49

50 - 54

55 - 59

60 - 64

65+

Perempuan

Laki-Laki

Page 13: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 13

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satupencerminan kemajuan ekonomi suatu daerah, yang didefinisikan sebagaikeseluruhan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dalam satu tahun diwilayah tersebut.Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Makassar, hasil perhitunganPDRB Kota Makassar atas dasar harga berlaku meningkat dari tahun-tahunsebelumnya dalam kurun waktu 8 tahun terakhir, yakni sebesar Rp. 37.007,452miliar rupiah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II.5 berikut :Tabel II. 5Perkembangan PDRB Kota Makassar & Sul-SelAtas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006 – 2010TAHUN PDRB SUL-SEL( Juta Rp ) PDRB MAKASSAR( Juta Rp ) % PDRB MAKASSARTHDP PDRB SUL-SEL20062007200820092010

60.902.828,8069.271.924,5685.143.191,2799.904.658,31117.767.611,22

18.165.876,3220.794.721,3026.068.221,4931,263.651,6537.007.451,94

29,8330,0230,6231,2931,42Sumber : Badan Pusat Statistik Kota MakassarTabel II.6Perkembangan dan Pertumbuhan Ekonomi Kota MakassarTahun 2006 – 2010

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makassar

Tahun PDRB adhBerlaku(Milyar Rp) Perkembangan(persen) PDRB adhKonstan(Juta Rp) PertumbuhanEkonomi(Persen)20062007200820092010

18.165.876,3220.794.721,3026.068.221,4931.263.651,6537.007.451,94

15,3814,4725,0619,9318,37

11.341.848,2112.261.538,9213.561.827,1814.798.187,6816.252.451,43

8,098,1110,529,209,83

Page 14: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 14

C. TINGKAT PENDIDIKAN

Indikator pokok kualitas pendidikan formal. Khusus untuk Kota Makassarpada Tahun 2009 persentase penduduk yang telah menempuh pendidikansetingkat sarjana (D-IV/S-1/S-2/S-3) sebesar 67.428 laki-laki dan sebesar 63.019perempuan atau sebesar 15,44 % dari keseluruhan jumlah penduduk usia sekolahdengan range usia 5-24 tahun yang ada di Kota Makassar.Gambaran yang ditonjolkan memang dibatasi pada aspek-aspekkependudukan, perekonomian dan pendidikan, bersama-sama dengan kesehatanmenentukan besar/kecilnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau HumanDevelopment Index (HDI) baik untuk Provinsi Sulawesi Selatan maupun Indonesia.Sebagaimana diketahui IPM Indonesia pada tahun 1990 adalah 63 dan pada tahun1996 naik menjadi 68.Namun demikian keadaan krisis menyebabkan IPM Indonesia pada tahun1999 turun menjadi 64. Angka tersebut lalu menempatkan Indonesia padaperingkat ke-109 diantara 180 negara di dunia. Hal ini berarti Indonesia berada dibawah peringkat Malaysia dan Thailand apalagi Singapura. Sementara IPM untukProvinsi Sulawesi Selatan tahun 2001 sebesar 69,5 dengan IPM tertinggi adalah

di Kota Makassar dan terendah di Kabupaten Jeneponto.Adapun gambaran penduduk Kota Makassar usia 10 Tahun keatasberdasarkan jenis kelamin dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkanmenurut jenis kelamin Tahun 2009 digambarkan sebagai berikut :

Page 15: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 15

Tabel II. 7Penduduk 10 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kelamin &Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkandi Kota Makassar Tahun 2009

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Makasssar۞۞۞

P E N D I D I K A N Laki-laki PerempuanJml % Jml %Tidak/Belum Pernah SekolahBelum/Tidak Tamat SDSDSLTPSMU/SMKAK/DIPLOMA (D-I/D-II/D-III)UNIVERSITAS( D-IV/S-1/S-2/S-3)

11.92561.48288.09477.203163.06710.26767.428

2,4912,8218,3716,1034,012,1414,06

23.91677.130108.37985.389163.07418.70563.019

4,4314,2920,0815,8230,223,4711,68

Page 16: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 16

BAB III

PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud, Pembangunan kesehatandiselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan dankemandirian, adil dan merata serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatiankhusus pada penduduk rentan, antara lain Ibu, bayi, anak, lanjut usia (lansia), dankeluarga miskin.Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) Upayakesehatan, 2) Pembiayaan kesehatan, 3) Sumber daya manusia kesehatan, 4) Sediaanfarmasi, alat kesehatan, dan makanan, 5) Manajemen dan informasi kesehatan, dan 6)Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dilakukan dengan memperhatikandinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta globalisasi dandemokratisasi dengan semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanandiberikan kepada peningkatan perilaku dan kemandirian masyarakat serta upayapromotif dan preventif. Pembangunan nasional harus berwawasan kesehatan yaitusetiap kebijakan public selalau memperhatikan dampaknya terhadap kesehatan.Visi Pembangunan KesehatanPembangunan Kesehatan diselenggarakan dalam upaya pencapaian Visi :”Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan ”. Sebagai salah satu pelakupembangunan kesehatan, maka dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatanDepartemen Kesehatan harus dengan seksama memperhatikan dasar-dasarpembangunan kesehatan sebagaimana tercantum dalam Rencana PembangunanKesehatan , yaitu (1) Upaya Kesehatan, (2) Pembiayaan Kesehatan , (3) Sumber DayaManusia Kesehatan (4) Sediaan Farmasi, alat kesehatan, dan makanan, (5) Manajemendan informasi kesehatan, dan (6) Pemberdayaan masyarakat

Page 17: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 17

Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan(RPJPK) 2005 – 2025 dalam tahapan ke-2 (2010-2014), kondisi pembangunankesehatan diharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yangditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber DayaManusia, seperti meningkatnya derajat kesehatan dan status gizi masyarakat,meningkatnya kesetaraan gender, meningkatnya tumbuh kembang optimal,kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju pertumbuhanpenduduk serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar kelompok masyarakatdan antar daerah. Serta dengan mempertimbangkan perkembangan, masalah sertaberbagai kecenderungan pembangunan kesehatan kedepan maka ditetapkan VISIDEPARTEMEN KESEHATAN :MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN

Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan adalah suatu kondisi dimanamasyarakat Indonesia menyadari, mau dan mampu untuk mengenali, mencegah danmengatasi permasalahan kesehatan yang ada sehingga dapat bebas dari gangguankesehatan baik yang disebabkan karena penyakit termasuk gangguan kesehatanakibat bencana maupun lingkungan dan perilaku yang tidak mendukung untuk hidupsehat. Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melaluipembangunan kesehatan masyarakat adalah masyarakat, bangsa dan negara yangditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan yang sehat dan berperilaku hidupsehat serta memiliki akses untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutusecara adil dan merata.Lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaansehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasilingkungan seperti perumahan dan lingkungan yang layak dan sehat. Kawasan yangberwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolongmenolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

Page 18: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 18

Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan salah satu implementasi dalammewujudkan hak asasi manusia yang patut dihargai dan diperjuangkan oleh semuapihak. Yang diharapkan dari masyarakat adalah tindakan proaktif untuk memeliharadan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diridari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.MISI PEMBANGUNAN KESEHATANDalam rangka mewujudkan Visi ” Masyarakat Sehat yang Mandiri danBerkeadilan ” ditempuh melalui misi sebagai berikut :1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaanmasyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upayakesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan.4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

Departemen Kesehatan harus mampu sebagai penggerak dan fasilitatorpembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah bersama masyarakattermasuk swasta, untuk membuat rakyat sehat baik fisik, sosial maupunmental/jiwanya.TUJUANTerselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil guna dan berdayaguna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.NILAI-NILAI KEMENTERIAN KESEHATAN

Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan,Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu :

Page 19: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 19

1. Pro RakyatDalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatanselalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yangbterbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginyabagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku,golongan, agama, dan status sosial ekonomi.2. InklusifSemua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak,karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan olehkementerian kesehatan saja. Dengan demikian seluruh komponen masyarakatharus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi,organisasi masyarakat , pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akarrumput.3. ResponsifProgram sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalammengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat sosial budaya dankondisi geografis.4. EfektifProgram kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yangtelah ditetapkan dan bersifat efisien5. BersihPenyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusidan nepotisme (KKN), transparan dan akuntabel.

SASARAN STRATEGIS KEMENTERIAN KESEHATANSasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010-2014, yaitu :1. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat dengan :a. Meningkatnya Umur Harapan Hidup dari 70,7 tahun menjadi 72 tahun ;.b. Menurunnya Angka Kematian Ibu Melahirkan dari 228 menjadi118/100.000 KH.c. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 34 menjadi 24/1.000 KH.

Page 20: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 20

d. Menurunnya angka kematian neonatal dari 19 menjadi 15 /1.000 KHe. Menurunnya prevalensi anak ba lita yang pendek (stunting) dari 36,8 %menjadi kurang dari 32 %.f. Persentase Ibu Bersalin yang ditolong oleh Nakes terlatih (cakupan PN)sebesar 90%g. Persentase puskesmas rawat inap yang mampu PONED sebesar 100%h. Persentase RS Kab/Kota yang melaksanakan PONEK sebesar 100%i. Cakupan kunjungan neonatal lengkap (KN lengkap) sebesar 90%2. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan :a. Menurunnya prevalensi Tuberculosis dari 235 menjadi 224 per 100.000pendudukb. Menurunnya kasus Malaria (Annual Paracite Index-API) dri 2 menjadi 1 per1.000 penduduk.c. Terkendalinya prevalensi HIV pada populasi dewasa dari 0,2 menjadi dibawah 0,5 %d. Meningkatnya cakupan imunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan dari80% menjadi 90%.e. Persentase Desa yang mencapai UCI dari 80% menjadi 100% ;f. Angka Kesakitan DBD dari 55 menjadi 51 per 100.000 penduduk.3. Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah danantar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitasseparuh dari tahun 20094. Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangkamengurangi resiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk,terutama penduduk miskin.5. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumahtangga dari 50% menjadi 70%6. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal ,Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)7. Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.8. Seluruh Kab/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Page 21: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 21

Sejak awal tahun 1999, telah ditetapkan Visi baru Pembangunan Kesehatanyang secara singkat dinyatakan sebagai INDONESIA SEHAT 2010. Dengan rumusan inidimaksudkan bahwa pada tahun 2010 kelak bangsa Indonesia sudah akan hidupdalam lingkungan yang sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih,menjangkau dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata danberkeadilan sehingga memiliki derajat kesehatan yang optimal.Penetapan Indikator Indonesia Sehat 2010 berikut targetnya diawali denganperumusan yang dilakukan melalui suatu pertemuan pejabat-pejabat DepartemenKesehatan dan sejumlah pejabat kesehatan dari daerah-daerah terdekat di Jakarta.Pertemuan tersebut berlangsung pada tanggal 16 Juli 2003. Sementara penyusunanrancangan Indikator Indonesia Sehat 2010 sedang berlangsung. DepartemenKesehatan diminta oleh Departemen Dalam Negeri untuk merevisi Keputusan MenteriKesehatan Nomor 1747 Tahun 2000 tentang Standar Pelayanan Minimal BidangKesehatan untuk Daerah Kabupaten/Kota. Maka, penetapan Indikator Indonesia Sehat2010 dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal itu pun kemudian disinergikan.Dengan demikian maka indikator-indikator yang tercantum dalam Indikator IndonesiaSehat 2010, khususnya yang mengenai pelayanan kesehatan akan dapat ditemui jugasebagai indikator Standar Pelayanan Minimal yang saat ini telah ditetapkan melaluiKeputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457 Tahun 2004.Sesuai dengan pengelompokan indikator yang telah diuraikan, IndikatorIndonesia Sehat 2010 dikelompokkan ke dalam :Indikator Derajat Kesehatan yang merupakan hasil akhir, yang terdiri atasunsur kualitas hidup disertai dengan indikator-indikator mortalitas, indikator-indikator morbiditas dan indikator-indikator status gizi.Indikator Hasil Antara, yang terdiri atas indikator-indikator keadaanlingkungan, indikator-indikator perilaku hidup masyarakat serta indikator-indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan.

INDONESIA SEHAT 2010

Page 22: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 22

Indikator Proses dan Masukan, yang terdiri atas indikator-indikator pelayanankesehatan, indikator-indikator sumber daya kesehatan, indikator-indikatormanajemen kesehatan dan indikator-indikator kontribusi sektor-sektor terkait.Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang Visi Indonesia Sehat2010 bagi setiap indikator telah ditetapkan target yang akan dicapai di tahun 2010.HASIL AKHIR = DERAJAT KESEHATAN YANG OPTIMALDerajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup sertaunsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas dan status gizi.Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator adalah Angka Harapan HidupWaktu Lahir (Lo), sedangkan untuk Mortalitas telah disepakati tiga (3) indikator yaituAngka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita per 1.000Anak Balita dan Angka Kematian Ibu Melahirkan per 100.000 Kelahiran Hidup. UntukMorbiditas telah disepakati lima (5) indikator yaitu Angka Kesakitan Malaria per 1.000penduduk, Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+, Prevalensi HIV (persentasekasus terhadap penduduk beresiko), Angka [Acute Flaccid Paralysis (AFP)] pada anakusia < 15 tahun per 100.000 anak, Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue(DBD) per 100.000 penduduk. Sementara itu untuk Status Gizi telah disepakati dua (2)indikator yakni Persentase Balita dengan Gizi Buruk dan Persentase Kecamatan BebasRawan Gizi.Adapun target masing-masing indikator tersebut di atas untuk tahun 2010adalah sebagai berikut :Kualitas Hidup

AHH (Angka Harapan hidup ) 67,9

Mortalitas

AKB per 1.000 KH 40 AKABA per 1.000 AB 58 AKI per 100.000 KH 150

Morbiditas

Page 23: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 23

Angka Kesakitan Malaria per 1.000 penduduk 5 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA + 85 Prevalensi HIV (% Kasus Terhadap Penduduk Beresiko) 0,9 Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak usia < 15 tahun 0,9per 100.000 anak Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) 2per 100.000 pendudukStatus Gizi

Persentase Balita dengan Gizi Buruk 15 Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi 80

HASIL ANTARA = KEADAAN LINGKUNGAN, PERILAKU HIDUP MASYARAKAT, AKSES &MUTU PELAYANAN KESEHATANLingkungan SehatUntuk menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untukmenciptakan lingkungan sehat telah dipilih dua (2) indikator yang diprogramkandalam sektor kesehatan yakni Persentase Rumah Sehat dan Persentase Tempat-tempat Umum Sehat.

Adapun target yang diharapkan dari masing-masing indikator tersebut untuktahun 2010 adalah : Persentase Rumah Sehat 80 Persentase Tempat-tempat Umum Sehat 80

Perilaku Hidup MasyarakatPerilaku hidup bersih dan sehat mencakup perilaku individu dan keluargadalam rangka meningkatkan kesehatannya serta perilaku kelompok dan masyarakatuntuk berperan serta dalam pembangunan kesehatan. Untuk ini telah disepakati dua(2) indikator yakni Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat danPersentase Posyandu Purnama dan Mandiri.Adapun target masing-masing indikator tersebut untuk tahun 2010 adalah : Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih & Sehat 65 Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri 40

Page 24: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 24

Akses & Mutu Pelayanan KesehatanUntuk melihat pemerataan, mutu, keterjangkauan dan keadilan pelayanan telahdisepakati lima (5) indikator yaitu :1. Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Puskesmas,2. Persentase Penduduk yang Memanfaatkan Rumah Sakit,3. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan,4. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan SpesialisDasar,5. Persentase Obat Generik Berlogo dalam Persediaan Obat.Adapun target dari masing-masing indikator tersebut untuk tahun 2010 adalahsebagai berikut :

Persentase penduduk yang memanfaatkan Puskesmas 15Persentase penduduk yang memanfaatkan RS 1,5Persentase Sarana Kesehatan dengan kemampuan Laboratorium 100KesehatanPersentase RS yg melaksanakan 4 yankes spesialis dasar 100Persentase Obat Generik Berlogo dalam persediaan obat 100

PROSES & MASUKAN = PELAYANAN KESEHATAN, SUMBER DAYA KESEHATAN,MANAJEMEN KESEHATAN, KONTRIBUSI SEKTOR TERKAITHasil atau keluaran tersebut diatas dicapai melalui penyelenggaraanPembangunan Kesehatan yang membawa empat (4) Misi, yaitu (1) Pembangunan

Kesehatan harus dapat menggerakkan Pembangunan Nasional yang berwawasan

kesehatan, (2) Pembangunan Kesehatan harus dapat mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat, (3) Pembangunan Kesehatan harus dapat memelihara

dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, dan (4)

Pembangunan Kesehatan harus dapat meningkatkan kesehatan individu, keluarga,

masyarakat serta lingkungannya. Kesemuanya itu dilaksanakan melalui strategi utamayang berupa :

Page 25: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 25

(1) Desentralisasi Kesehatan, yang berisi strategi-strategi,(2) Pembangunan Berwawasan Kesehatan,(3) Profesionalisme dan(4) Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.Untuk menggambarkan kegiatan Pembangunan Kesehatan telah disepakatiadanya 8 Indikator Pelayanan Kesehatan, 13 Indikator Sumber Daya Kesehatan, 5Indikator Manajemen Kesehatan dan 4 Indikator Kontribusi Sektor Terkait.Adapun target masing-masing indikator tersebut diatas untuk tahun 2010yaitu :Pelayanan Kesehatan Persentase Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 90 Persentase desa yang mencapai UCI 100 Persentase desa terkena KLB yg ditangani < 24 jam 100 Persentase bumil yang mendapat tablet Fe 80 Persentase Bayi yang mendapat ASI Eksklusif 100 Persentase Murid SD/MI yang mendapatkan pemeriks. Gigi & Mulut 90 Persentase pekerja yang mendapat Pelayan Kesehatan Kerja 80 Persentase Gakin yang mendapatkan pelayanan kesehatan 40

Sumber Daya Kesehatan Banyaknya Dokter per 100.000 penduduk 6 Banyaknya Dokter Spesialis per 100.000 penduduk 2 Banyaknya Dokter Keluarga per 1.000 keluarga 11 Banyaknya Dokter Gigi per 100.000 penduduk 10 Banyaknya Apoteker per 100.000 penduduk 100 Banyaknya Bidan per 100.000 penduduk 117,5 Banyaknya Perawat per 100.000 penduduk 22 Banyaknya Ahli Gizi per 100.000 penduduk 40 Banyaknya Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40 Banyaknya Ahli KesMas per 100.000 penduduk 40 Persentase penduduk yang menjadi peserta JPKM 80 Rata-rata persentase anggaran kesehatan dlm APBD Kab./Kota 15 Alokasi anggaran kes. pemerintah per kapita/tahun (ribuan rupiah) 100

Manajemen Kesehatan Persentase Kab./Kota yg punya dokumen Sistem Kesehatan 100 Persentase Kab./Kota yg memiliki “Contingency Plan” untukmasalah kesehatan akibat bencana 100 Persentase Kab./Kota yang membuat Profil Kesehatan 100 Persentase Provinsi yang melaksanakan SURKESDA 100 Persentase Provinsi yang mempunyai “Provincial Health Account” 100

Page 26: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 26

Kontribusi Sektor Terkait Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air bersih 85 Persentase PUS yang menjadi Akseptor KB 66 Angka kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk 10 Persentase penduduk yang melek huruf 95

Page 27: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 27

BAB IV

PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSARTitik berat Pembangunan Nasional yang telah dicanangkan oleh PresidenRepublik Indonesia pada tanggal 1 Maret 1999 yaitu Pembangunan NasionalBerwawasan Kesehatan yang artinya setiap sektor harus mempertimbangkan aspekkesehatan dalam setiap program pembangunan. Hal ini berarti pula kesehatanmerupakan bagian integral dari Program Pembangunan Nasional (Propenas) yangjuga telah ditetapkan melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000.Untuk Kota Makassar strategi yang digunakan dalam mencapai“Makassar Sehat 2010” adalah :1. Peningkatan kinerja dan profesionalisme petugas kesehatan2. Peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana kesehatan3. Perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar4. Peningkatan kesehatan lingkungan dengan pendekatan wilayah yaitu P2WKSS,Kelurahan Sehat, Kecamatan Sehat dan Kota Sehat.NILAI – NILAI :1) Berpihak pada rakyat2) Bertindak cepat dan tepat3) Kerjasama Tim4) Integritas yang tinggi5) Transparan dan Akuntabilitas.STRATEGI UTAMA

Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. Meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Page 28: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 28

STRONG POINT

Program Kesehatan Kota MakassarPelayanan Kesehatan Dasar dan RujukanPromosi Kesehatan & Pemberdayaan MasyarakatPengembangan Sumber Daya KesehatanPencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta Penyehatan Lingkungan.Peningkatan Kesehatan Ibu & Anak, Perbaikan Gizi MasyarakatProgram Pembangunan Kesehatan :(1) Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan,(2) Program Upaya Dalam Pelayanan Kesehatan,(3) Program Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat,(4) Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dalam MenurunkanAngka Kesakitan dan Kematian,(5) Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan Keluarga (Kesehatan Ibu dan Anak)(6) Program Lingkungan Sehat. Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan KesehatanBertujuan untuk menyediakan kebijakan dan menjamin manajemensumber daya yang efektif dan efisien bagi pembangunan kesehatan dengansasaran :1. Terciptanya kebijakan kesehatan yang menjamin tercapainya sistemkesehatan yang efisien, efektif, berkualitas dan berkesinambungan.2. Tersedianya sumber daya manusia di bidang kesehatan yang mampumelakukan berbagai kajian kebijakan kesehatan.3. Berjalannya sistem perencanaan kesehatan melalui pendekatan wilayahdan sektoral lain dalam mendukung desentralisasi.4. Terciptanya organisasi dan tatalaksana di berbagai tingkat administrasisesuai dengan azas desentralisasi dan penyelenggaraan pemerintahan yangbaik.

Page 29: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 29

5. Tertatanya administrasi keuangan dan perlengkapan yang efisien, fleksibeldiseluruh jajaran kesehatan.6. Terciptanya mekanisme pengawasan dan pengendalian di seluruh jajarankesehatan. Program Upaya dalam Pelayanan KesehatanBertujuan memberikan pelayanan dasar kesehatan bagi seluruhmasyarakat dengan sasaran :1. Memberikan pelayanan secara optimal bagi seluruh masyarakat,2. Peningkatan sarana dan prasarana dalam pemberian pelayanan kesehatan,3. Adanya kerjasama bagi puskesmas dan rumah sakit dalam hal rujukankesehatan,4. Ketersediaan obat-obatan bagi masyarakat yang membutuhkannya dalamhal keterjangkauan masyarakat,5. Pemberian izin-izin bagi apotik-apotik sebagai pengadaan obat-obatandalam hal pengawasan obat yang beredar,6. Adanya kerjasama antara Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit dalam hal datadan informasi penyakit. Program Perilaku Hidup Sehat dan Pemberdayaan MasyarakatBertujuan untuk memberdayakan individu, keluarga dan masyarakatdengan sasaran :1. Meningkatnya perwujudan kepedulian Perilaku Hidup Bersih dan Sehatdalam kehidupan bermasyarakat.2. Menurunkan prevalensi perokok, Penyalahgunaan Napza sertameningkatkan lingkungan sehat bebas rokok dan Napza di sekolah tempatkerja dan tempat umum.3. Pemberdayaan masyarakat dalam menghidupkan adanya posyandu yangmerupakan perpanjangan tangan dari puskesmas.4. Menghidupkan adanya kesadaran masyarakat untuk tanaman obat yangbermanfaat (TOGA) di setiap rumah.5. Di setiap institusi diharapkan terdapat unit kesehatan dalam pencegahandan pengobatan.

Page 30: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 30

6. Penyebarluasan setiap informasi dengan cara penyuluhan dan lokakaryakepada masyarakat. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit dalam Menurunkan

Angka Kesakitan dan KematianTujuannya melindungi masyarakat dari penyakit baik menular maupuntidak menular. Adapun sasarannya adalah menemukan secara cepat kasus ataupenderita serta memantau keadaan penyakit disuatu wilayah baik penyakitmenular maupun penyakit tidak menular, termasuk juga didalamnyapengamatan dan pemeriksaan kesehatan Calon Jemaah Haji,(1) Pelaksanaan program imunisasi pada bayi, balita, WUS, Ibu Hamil sertapemeliharaan cold chain (rantai dingin) vaksin baik di Dinas maupun diPuskesmas dan Rumah Sakit,(2) Pelaksanaan program pemberantasan penyakit yang bersumber daribinatang seperti nyamuk, anjing dengan melaksanakan Fogging, Abatesasiuntuk pencegahan penyakit Demam Berdarah (DBD) dan eliminasi hewanpenyebar rabies.(3) Seksi pengendalian P2M : Pelaksanaan pengendalian dan pengawasanmeliputi program TB. Paru sasaran untuk menurunkan angka kesakitan danmencegah penularan.Pengendalian dan pengawasan meliputi (1) Program TB Paru, untuk

menemukan angka kesakitan dan mencegah penularan penyakit TB di

masyarakat, (2) Program ISPA untuk menemukan angka kematian dan kesakitan

akibat pneumonia untuk balita, (3) Program Diare untuk menurunkan angka

kesakitan akibat diare dan memantau pelaksanaan rehidrasi rumah tangga di

masyarakat, (4) Pelacakan dan Pemberantasan Kasus Avian Influensa/Flu

Burung, (5) Pencegahan dan penanggulangan Bahaya Narkoba/ HIV AIDS.

Program Perbaikan Gizi dan Kesehatan KeluargaTujuannya memperbaiki tujuan khusus mutu gizi dan melindungikesehatan ibu dan anak (1) Meningkatkan Kemandirian Keluarga dalam upayaperbaikan status gizi, (2) Meningkatkan Pelayanan Gizi untuk mencapai keadan

Page 31: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 31

gizi yang baik dengan Menurunkan Prevalensi Gizi Kurang dan Lebih, (3)Meningkatkan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bermutu untukmemantapkan ketahanan pangan tingkat rumah tangga, (4) MeningkatkanPelayanan Kesehatan bagi wanita usia subur, ibu hamil, ibu menyusui, bayi dananak balita serta pelayanan kesehatan tentang KB, (5) Pembentukan UsahaKesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan memupuk adanya kebersamaan dalammenolong setiap orang setiap anak sekolah, (6) Perbaikan Gizi danPemeliharaan Kesehatan bagi orang-orang yang usia lanjut. Program Lingkungan Sehat dan Hygiene Kesehatan.Tujuannya mewujudkan mutu lingkungan hidup yang sehat sertamelindungi masyarakat dari ancaman bahaya yang berasal dari lingkungandengan sasaran : (1) meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakatuntuk memelihara lingkungannya, melalui Program Kota Sehat; (2)meningkatkan cakupan keluarga yang mempunyai akses terhadap air bersihyang memenuhi syarat kesehatan; (3) tercapainya pemukiman dan lingkunganperumahan yang memenuhi syarat kesehatan di perkotaan termasuk daerahkumuh; (4) terpenuhinya sarana kesehatan ditempat umum termasuk saranaibadah, pasar, sarana pendidikan, terminal dan hotel/penginapan; (5)peningkatan kualitas dalam hal persyaratan kesehatan bagi tempat-tempatumum dan tempat pengolahan makanan; (6) memberikan peluang bagimasyarakat yang ingin berusaha dalam bidang Jasa Boga, Rumah Makan danRestoran guna mendapatkan rekomendasi Laik Hygiene Sanitasi; (7)pengawasan kualitas air minum bagi Depot Air Minum Isi Ulang denganmemberikan Rekomendasi Laik Hygiene Sanitasi serta Sticker khusus setelahpemantauan; (8) Peningkatan Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja sampaike tingkat pelayanan kesehatan dasar (Pos UKK Puskesmas).

۞۞۞

Page 32: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 32

BAB V

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN KOTA MAKASSAR

A. DERAJAT KESEHATANGambaran tentang derajat kesehatan berisi uraian tentang indikator -indikator kualitas hidup, mortalitas, morbiditas dan status gizi, yaitu :1. Kualitas hidup antara lain dilihat dari indikator Angka Harapan Hidup WaktuLahir.2. Mortalitas dilihat dari indikator-indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 anak balita,dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup.3. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Demam BerdarahDengue (DBD) per 100.000 penduduk, Angka Kesakitan Malaria per 1.000penduduk, Persentase Kesembuhan TB Paru, Persentase Penderita HIV/AIDSterhadap penduduk beresiko dan Angka "Acute Flacid Paralysis" (AFP) padaanak usia < 15 tahun per 100.000 anak.4. Status Gizi dilihat dari indikator-indikator persentase balita dengan gizi burukdan persentase kecamatan bebas rawan gizi.1. UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCYMeningkatnya umur harapan hidup waktu lahir, sekaligus memberikangambaran kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah karenameningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Penurunan AngkaKematian Bayi sangat berpengaruh pada kenaikan umur harapan hidup (UHH)waktu lahir. Angka kematian bayi sangat peka terhadap perubahan derajatkesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga perbaikan derajatkesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan hiduppada waktu lahir. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsungjuga memberi gambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup danderajat kesehatan masyarakat.

Page 33: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 33

Angka Harapan Hidup rata-rata penduduk di Provinsi Sulawesi Selatanterus meningkat dari 43 pada tahun 1971 meningkat menjadi 52 tahun 1980,kemudian 10 tahun kemudian meningkat lagi menjadi 60 tahun 1990 dan turunmenjadi 63,64 dan 68 pada tahun 1996, 1998 dan tahun 2001. Angka HarapanHidup tahun 2003 relatif sama antar kabupaten di Sulawesi Selatan yaituberkisar antara 63 – 73 tahun.Angka Harapan Hidup rata-rata penduduk di Kota Makassar juga terusmeningkat dari 72,89 pada tahun 2008 meningkat menjadi 73,43 pada tahun2009. Angka Harapan Hidup pada Tahun 2010 adalah 73,58, sedangkan tahun2011 menjadi 73,86 tahun. Meningkatnya umur harapan hidup memberikangambaran tentang adanya peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatanmasyarakat.

Gambar V. 1Umur Harapan Hidupdi Kota Makassar Tahun 2011

69,5

70

70,5

71

71,5

72

72,5

73

73,5

74

74,5

2008 2009 2010 2011

UHH

Capaian

Target

Page 34: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 34

2. ANGKA KEMATIAN / MORTALITY RATEGambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihatdari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itukejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaiankeberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatanlainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukanberbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akandiuraikan di bawah ini.a. Angka Kematian Kasar (AKK) / Crude Death Rate (CDR)Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperolehmelalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di masyarakat bukanpada fasilitas pelayanan kesehatan (merupakan community based data),sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanyamemperlihatkan kasus rujukan jadi bukan merupakan representasi darisemua kasus kematian yang terjadi di suatu wilayah (facilitate based data).Angka kematian di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus

Penduduk, Surkesnas/Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) yang kesemuanya ditujukan untuk mendapatkan data yangberbasis bukti (Evidence Based).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinkes KotaMakassar, jumlah kematian untuk semua golongan umur yang terjadi padatahun 2011 sebanyak 3136 kematian dari 1.352.136 jiwa, tahun 2010jumlah kematian sebanyak 2.932 kematian dari 1.339.374 jiwa penduduk,menurun dari jumlah kematian yang terjadi sepanjang tahun 2009 untuksemua golongan umur sebanyak 3.246 dari total 1.272.349 jumlahpenduduk kota Makassar. Ini berarti pada tahun 2011 dari 1.000 penduduk

Kota Makassar terjadi 2 kematian (AKK = 2,3 per 1.000 penduduk). AngkaKematian Kasar di Kota Makassar tahun 2009 s/d 2011 dapat dilihat padagambar berikut :

Page 35: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 35

Gambar V. 2Jumlah Kematian dan Angka Kematian KasarDi Kota Makassar Tahun 2008 – 2010

Adapun 10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian diKota Makassar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel V. 110 Jenis Penyakit Penyebab Utama KematianDi Kota Makassar Tahun 2011No. JENIS PENYAKIT J U M L A H1 Asthma 6952 Hipertensi 6123 Jantung 4324 Ginjal 1955 Diabetes Mellitus 1836 Broncho Pneumonia 1477 Lahir Mati 1438 Maag 1429 Lever 12810 Kecelakaan 97Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Jumlah Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 35

Gambar V. 2Jumlah Kematian dan Angka Kematian KasarDi Kota Makassar Tahun 2008 – 2010

Adapun 10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian diKota Makassar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel V. 110 Jenis Penyakit Penyebab Utama KematianDi Kota Makassar Tahun 2011No. JENIS PENYAKIT J U M L A H1 Asthma 6952 Hipertensi 6123 Jantung 4324 Ginjal 1955 Diabetes Mellitus 1836 Broncho Pneumonia 1477 Lahir Mati 1438 Maag 1429 Lever 12810 Kecelakaan 97Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

20092010

2011

3.2462.932 3.136

2,52,2 2,3

Jumlah Kematian AKK (Angka Kematian Kasar)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 35

Gambar V. 2Jumlah Kematian dan Angka Kematian KasarDi Kota Makassar Tahun 2008 – 2010

Adapun 10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian diKota Makassar tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel V. 110 Jenis Penyakit Penyebab Utama KematianDi Kota Makassar Tahun 2011No. JENIS PENYAKIT J U M L A H1 Asthma 6952 Hipertensi 6123 Jantung 4324 Ginjal 1955 Diabetes Mellitus 1836 Broncho Pneumonia 1477 Lahir Mati 1438 Maag 1429 Lever 12810 Kecelakaan 97Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Page 36: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 36

b. Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR)Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampaidengan tahun 1999 menunjukkan kecenderungan menurun yakni 55kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terusmenurun hingga mencapai 46 kematian bayi per 1.000 kelahiran hiduppada tahun 1999.Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada Tahun2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2002 sebesar45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut SDKI 2002-2003terjadi penurunan yang cukup besar menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi di Kota Makassar pada tahun 2011 sebesar 6,9per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 179kematian bayi dari 26.129 jumlah kelahiran hidup (AKB = 6,9 /1000 KH).Pada tahun 2010 sebesar 10,9 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlahkematian bayi sebanyak 283 kematian bayi dari 25.830 jumlah kelahiranhidup (AKB = 10,9/1000 KH). Pada tahun 2009 terdapat 321 kasuskematian bayi dari jumlah kelahiran hidup 27.967 (sumber : Bidang BinaP2PL Dinkes Makassar), sehingga diperoleh AKB sebesar 11,4 per 1.000kelahiran hidup (AKB=11,4 / 1000 KH).Gambar V. 3Angka Kematian BayiDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

0

2

4

6

8

10

12

AKB

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 36

b. Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR)Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampaidengan tahun 1999 menunjukkan kecenderungan menurun yakni 55kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terusmenurun hingga mencapai 46 kematian bayi per 1.000 kelahiran hiduppada tahun 1999.Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada Tahun2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2002 sebesar45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut SDKI 2002-2003terjadi penurunan yang cukup besar menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi di Kota Makassar pada tahun 2011 sebesar 6,9per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 179kematian bayi dari 26.129 jumlah kelahiran hidup (AKB = 6,9 /1000 KH).Pada tahun 2010 sebesar 10,9 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlahkematian bayi sebanyak 283 kematian bayi dari 25.830 jumlah kelahiranhidup (AKB = 10,9/1000 KH). Pada tahun 2009 terdapat 321 kasuskematian bayi dari jumlah kelahiran hidup 27.967 (sumber : Bidang BinaP2PL Dinkes Makassar), sehingga diperoleh AKB sebesar 11,4 per 1.000kelahiran hidup (AKB=11,4 / 1000 KH).Gambar V. 3Angka Kematian BayiDi Kota Makassar Tahun 2009 – 201111,4

10,9

6,9

0

2

4

6

8

10

12

2009 2010 2011

TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 36

b. Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR)Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia dari tahun 1995 sampaidengan tahun 1999 menunjukkan kecenderungan menurun yakni 55kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 1995 dan terusmenurun hingga mencapai 46 kematian bayi per 1.000 kelahiran hiduppada tahun 1999.Menurut hasil Surkesnas/Susenas, AKB di Indonesia pada Tahun2001 sebesar 50 per 1.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2002 sebesar45 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKB menurut SDKI 2002-2003terjadi penurunan yang cukup besar menjadi 35 per 1.000 kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi di Kota Makassar pada tahun 2011 sebesar 6,9per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 179kematian bayi dari 26.129 jumlah kelahiran hidup (AKB = 6,9 /1000 KH).Pada tahun 2010 sebesar 10,9 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlahkematian bayi sebanyak 283 kematian bayi dari 25.830 jumlah kelahiranhidup (AKB = 10,9/1000 KH). Pada tahun 2009 terdapat 321 kasuskematian bayi dari jumlah kelahiran hidup 27.967 (sumber : Bidang BinaP2PL Dinkes Makassar), sehingga diperoleh AKB sebesar 11,4 per 1.000kelahiran hidup (AKB=11,4 / 1000 KH).Gambar V. 3Angka Kematian BayiDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

Page 37: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 37

Terjadinya penurunan angka kematian bayi merupakan indikasiterjadinya peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satuwujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Hal tersebutmerupakan respon positif dari upaya pemerintah untuk mendekatkanmasyarakat dengan sarana dan tenaga kesehatan.c. Angka Kematian Balita (AKABA)/Child Mortality Rate (CMR)Angka Kematian Balita (1 - 4 tahun) adalah jumlah kematian anakumur 1 - 4 tahun per 1.000 anak balita. AKABA menggambarkan tingkatpermasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yangberpengaruh terhadap kesehatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakitmenular dan kecelakaan, indikator ini menggambarkan tingkatkesejahteraan sosial, dalam arti besar dan tingkat kemiskinan penduduk.Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian Balita yangdisurvei pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaranbesarnya proporsi penyebab utama kematian Balita, yang dapat dilihat padatabel berikut ini.

Tabel V. 2Pola Penyakit Penyebab Kematian Balita di Indonesia

Hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001

Sumber : Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas2001 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2003

SKRT 1995 SURKESNAS 2001Jenis penyakit % Jenis penyakit %1. Gangguan sistem pernafasan2. Gangguan perinatal3. Diare4. Infeksi dan parasit lain5. Saraf6. Tetanus

30,8 %21,6 %15,3 %6,3 %5,5 %3,6 %

1. Sistem Pernafasan(Pneumonia)2. Diare3. Saraf4. Tifus5. Sistem pencernaan6. Infeksi lain

22,8 %13,2 %11,8 %11,0 %5,9 %5,1 %

Page 38: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 38

Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematianBalita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidakterlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakanpenyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian Balita yangtertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), disusuloleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 Balita).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina P2PL DinasKesehatan Kota Makassar Angka Kematian Balita di Kota Makassar padatahun 2009 sebesar 3,71 per 1.000 kelahiran hidup dimana tercatat 43kematian balita dari 27.967 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 jumlahkematian balita sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehinggadiperoleh Angka Kematian Balita sebesar 1,86 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun 2011 jumlah kematian balita sebanyak 71 balita dari 26.129kelahiran hidup sehingga diperoleh Angka Kematian Balita sebesar 2,7 per1.000 kelahiran hidup.Gambar V. 4Angka Kematian BalitaDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

AKABA

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 38

Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematianBalita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidakterlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakanpenyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian Balita yangtertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), disusuloleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 Balita).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina P2PL DinasKesehatan Kota Makassar Angka Kematian Balita di Kota Makassar padatahun 2009 sebesar 3,71 per 1.000 kelahiran hidup dimana tercatat 43kematian balita dari 27.967 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 jumlahkematian balita sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehinggadiperoleh Angka Kematian Balita sebesar 1,86 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun 2011 jumlah kematian balita sebanyak 71 balita dari 26.129kelahiran hidup sehingga diperoleh Angka Kematian Balita sebesar 2,7 per1.000 kelahiran hidup.Gambar V. 4Angka Kematian BalitaDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

3,71

1,86

2,7

00,5

11,5

22,5

33,5

4

2009 2010 2011

TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 38

Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematianBalita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidakterlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakanpenyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian Balita yangtertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), disusuloleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 Balita).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina P2PL DinasKesehatan Kota Makassar Angka Kematian Balita di Kota Makassar padatahun 2009 sebesar 3,71 per 1.000 kelahiran hidup dimana tercatat 43kematian balita dari 27.967 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 jumlahkematian balita sebanyak 48 balita dari 25.830 kelahiran hidup sehinggadiperoleh Angka Kematian Balita sebesar 1,86 per 1.000 kelahiran hidup.Pada tahun 2011 jumlah kematian balita sebanyak 71 balita dari 26.129kelahiran hidup sehingga diperoleh Angka Kematian Balita sebesar 2,7 per1.000 kelahiran hidup.Gambar V. 4Angka Kematian BalitaDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

Page 39: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 39

d. Angka Kematian Ibu (AKI)/ Maternal Mortality Rate (MMR)Angka Kematian Ibu (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkatkesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisikesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibuhamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas. Untukmengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan antaralain peningkatan kemitraan antara Bidan dan Dukun. Harapan kita agarBidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunanAKB (IMR) dan AKI (MMR).Di Kota Makassar, AKI maternal pada tahun 2011 sebesar 11,4 per100.000 kelahiran hidup (AKI : 11,4/100.000 KH). Angka ini didapatkandari hasil formulasi data yang dilaporkan serta hasil pencatatan unit-unitpelayanan kesehatan yang direkap dan dilaporkan oleh Bidang BinaKesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar dimana tercatat 3kasus kematian Ibu Maternal dari 26.129 kelahiran hidup yang disebabkankarena perdarahan 2 kasus dan infeksi 1 kasus. Jumlah kematian ibumelahirkan sepanjang tahun 2010 sebanyak 3 kasus kematian ibu dari25.830 jumlah kelahiran hidup sehingga didapatkan Angka Kematian Ibu(AKI) sebesar 11,6 per 100.000 kelahiran hidup, (AKI = 11,6/100.000 KH)menurun dari tahun 2009 dimana tercatat 4 kasus kematian ibu dari27.967 kelahiran hidup dengan AKI : 16/100.000 KH. Adapun kasuskematian maternal tersebut terjadi di wilayah kerja Puskesmas yangdisajikan dalam tabel berikut.

Page 40: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 40

Tabel V. 3Jumlah Kematian Ibu Maternal di Wilayah PuskesmasKota Makassar Tahun 2011PUSKESMAS JUMLAH KEMATIANIBUCendrawasihTamamaungKaruwisiJ u m l a h

1113

Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat

Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun ke tahunmenggambarkan semakin membaiknya tingkat kesadaran perilaku hidupsehat, status gizi dan kesehatan ibu, serta kondisi kesehatan lingkungan dantingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanankesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas.Beberapa program dan kegiatan yang mendukung menurunnya AKIantara lain melalui Gerakan Sayang Ibu, pencatatan dan pelaporan K1 danK4 Bumil, pemantauan status kesehatan ibu hamil yang beresiko,pemberian tablet FE untuk ibu hamil, peningkatan cakupan Antenatal Careserta upaya peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi WanitaUsia Subur/ dan remaja siswi sekolah. Berikut ini dapat dilihat grafik AngkaKematian Ibu di Kota Makassar selama 3 tahun terakhir.

Page 41: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 41

Gambar V. 5Angka Kematian IbuDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

3. STATUS GIZIStatus gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antaralain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status giziwanita usia subur , Anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, dan GangguanAkibat Kekurangan Yodium (GAKY) Khusus untuk GAKY di Kota Makassarwalaupun kasusnya tetap ada ditemukan tetapi jumlahnya tidak berarti,terbukti dengan cakupan kelurahan dengan garam beryodium baik mencapaiangka 100%.Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan statusgizi khususnya di Kota Makassar dapat diuraikan sebagai berikut :a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram merupakan salahsatu faktor utama yang amat berpengaruh terhadap kematian bayi baikkematian perinatal maupun neonatal). BBLR dibedakan dalam 2 kategoriyaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atauBBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahircukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Kota Makassar masih banyakBBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia dan menderitapenyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

AKI

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 41

Gambar V. 5Angka Kematian IbuDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

3. STATUS GIZIStatus gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antaralain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status giziwanita usia subur , Anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, dan GangguanAkibat Kekurangan Yodium (GAKY) Khusus untuk GAKY di Kota Makassarwalaupun kasusnya tetap ada ditemukan tetapi jumlahnya tidak berarti,terbukti dengan cakupan kelurahan dengan garam beryodium baik mencapaiangka 100%.Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan statusgizi khususnya di Kota Makassar dapat diuraikan sebagai berikut :a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram merupakan salahsatu faktor utama yang amat berpengaruh terhadap kematian bayi baikkematian perinatal maupun neonatal). BBLR dibedakan dalam 2 kategoriyaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atauBBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahircukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Kota Makassar masih banyakBBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia dan menderitapenyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

16

11,6 11,4

0

5

10

15

20

2009 2010 2011

TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 41

Gambar V. 5Angka Kematian IbuDi Kota Makassar Tahun 2009 – 2011

3. STATUS GIZIStatus gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator, antaralain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status giziwanita usia subur , Anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita, dan GangguanAkibat Kekurangan Yodium (GAKY) Khusus untuk GAKY di Kota Makassarwalaupun kasusnya tetap ada ditemukan tetapi jumlahnya tidak berarti,terbukti dengan cakupan kelurahan dengan garam beryodium baik mencapaiangka 100%.Adapun indikator-indikator yang sangat berperan menentukan statusgizi khususnya di Kota Makassar dapat diuraikan sebagai berikut :a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2.500 gram merupakan salahsatu faktor utama yang amat berpengaruh terhadap kematian bayi baikkematian perinatal maupun neonatal). BBLR dibedakan dalam 2 kategoriyaitu : BBLR karena prematur (usia kandungan kurang dari 37 minggu) atauBBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahircukup bulan tetapi berat badannya kurang. Di Kota Makassar masih banyakBBLR dengan IUGR karena ibu berstatus gizi buruk, anemia dan menderitapenyakit menular seksual (PMS) sebelum konsepsi atau pada saat hamil.

Page 42: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 42

Berdasarkan data jumlah bayi lahir dengan Berat Badan LahirRendah (BBLR) yang diperoleh dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat,tahun 2011 jumlah bayi BBLR sebanyak 186 dari 26.129 bayi lahir hidupsekitar 0,71 %, meningkat dibandingkan tahun 2010 jumlah bayi BBLRsebanyak 184 dari 25.830 bayi lahir hidup atau sekitar 0,71 %. Tahun2009 persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di Kota Makassar adalah0,91 % dimana terdapat 255 bayi lahir dengan BBLR dari 27.990 bayi lahirhidup Persentase Bayi BBLR selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 6Persentase Bayi dengan BBLR di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

b. Status Gizi Balita & Kecamatan Bebas Rawan GiziStatus gizi Balita merupakan salah satu indikator yangmenggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Mass Index (BMI)atau yang dikenal dengan Index Berat Badan adalah salah satu teknik yangdigunakan dalam penilaian status gizi Balita. Untuk memperoleh nilai BMIdilakukan dengan pengukuran tubuh(BB, TB) atau anthropometri untukdibandingkan dengan umur, misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang palingsering digunakan adalah indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan ke dalam 4

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

BBLR

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 42

Berdasarkan data jumlah bayi lahir dengan Berat Badan LahirRendah (BBLR) yang diperoleh dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat,tahun 2011 jumlah bayi BBLR sebanyak 186 dari 26.129 bayi lahir hidupsekitar 0,71 %, meningkat dibandingkan tahun 2010 jumlah bayi BBLRsebanyak 184 dari 25.830 bayi lahir hidup atau sekitar 0,71 %. Tahun2009 persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di Kota Makassar adalah0,91 % dimana terdapat 255 bayi lahir dengan BBLR dari 27.990 bayi lahirhidup Persentase Bayi BBLR selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 6Persentase Bayi dengan BBLR di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

b. Status Gizi Balita & Kecamatan Bebas Rawan GiziStatus gizi Balita merupakan salah satu indikator yangmenggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Mass Index (BMI)atau yang dikenal dengan Index Berat Badan adalah salah satu teknik yangdigunakan dalam penilaian status gizi Balita. Untuk memperoleh nilai BMIdilakukan dengan pengukuran tubuh(BB, TB) atau anthropometri untukdibandingkan dengan umur, misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang palingsering digunakan adalah indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan ke dalam 4

0,91

0,71 0,71

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

2009 2010 2011

TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 42

Berdasarkan data jumlah bayi lahir dengan Berat Badan LahirRendah (BBLR) yang diperoleh dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat,tahun 2011 jumlah bayi BBLR sebanyak 186 dari 26.129 bayi lahir hidupsekitar 0,71 %, meningkat dibandingkan tahun 2010 jumlah bayi BBLRsebanyak 184 dari 25.830 bayi lahir hidup atau sekitar 0,71 %. Tahun2009 persentase bayi lahir hidup dengan BBLR di Kota Makassar adalah0,91 % dimana terdapat 255 bayi lahir dengan BBLR dari 27.990 bayi lahirhidup Persentase Bayi BBLR selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 6Persentase Bayi dengan BBLR di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

b. Status Gizi Balita & Kecamatan Bebas Rawan GiziStatus gizi Balita merupakan salah satu indikator yangmenggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Body Mass Index (BMI)atau yang dikenal dengan Index Berat Badan adalah salah satu teknik yangdigunakan dalam penilaian status gizi Balita. Untuk memperoleh nilai BMIdilakukan dengan pengukuran tubuh(BB, TB) atau anthropometri untukdibandingkan dengan umur, misalnya : BB/U atau TB/U. Angka yang palingsering digunakan adalah indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U).Adapun hasil perhitungan yang diperoleh dikategorikan ke dalam 4

Page 43: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 43

kelompok yaitu : gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SDsampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); dan gizi buruk(z-score < -3SD).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina KesehatanMasyarakat status gizi balita untuk Gizi Buruk pada tahun 2011 berjumlah1.966 (2,82 % dari jumlah balita) sedangkan tahun 2010 dilaporkanjumlahnya 2.034 (3,07 % dari jumlah balita) dan pada tahun 2009berjumlah 2.118 (3,2 % dari jumlah balita).Adapun status Gizi Kurang yang dilaporkan selama 3 tahun terakhiryakni pada tahun 2009 jumlah balita yang menderita gizi kurang adalah10.034 balita (15.34%), tahun 2010 berjumlah 9.629 balita (14.54 %) danmengalami penurunan di tahun 2011 berjumlah 9.408 balita (13,5%).Persentase status gizi balita selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 7Persentase Bayi dengan Status Gizi di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

0

5

10

15

20

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 43

kelompok yaitu : gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SDsampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); dan gizi buruk(z-score < -3SD).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina KesehatanMasyarakat status gizi balita untuk Gizi Buruk pada tahun 2011 berjumlah1.966 (2,82 % dari jumlah balita) sedangkan tahun 2010 dilaporkanjumlahnya 2.034 (3,07 % dari jumlah balita) dan pada tahun 2009berjumlah 2.118 (3,2 % dari jumlah balita).Adapun status Gizi Kurang yang dilaporkan selama 3 tahun terakhiryakni pada tahun 2009 jumlah balita yang menderita gizi kurang adalah10.034 balita (15.34%), tahun 2010 berjumlah 9.629 balita (14.54 %) danmengalami penurunan di tahun 2011 berjumlah 9.408 balita (13,5%).Persentase status gizi balita selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 7Persentase Bayi dengan Status Gizi di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

0

5

10

15

20

20092010

2011

3,2 3,072,82

15,34 14,5413,52

GIZI BURUK GIZI KURANG

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 43

kelompok yaitu : gizi lebih (z-score > +2 SD); gizi baik (z-score –2 SDsampai +2 SD); gizi kurang (z-score < -2 SD sampai –3 SD); dan gizi buruk(z-score < -3SD).Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina KesehatanMasyarakat status gizi balita untuk Gizi Buruk pada tahun 2011 berjumlah1.966 (2,82 % dari jumlah balita) sedangkan tahun 2010 dilaporkanjumlahnya 2.034 (3,07 % dari jumlah balita) dan pada tahun 2009berjumlah 2.118 (3,2 % dari jumlah balita).Adapun status Gizi Kurang yang dilaporkan selama 3 tahun terakhiryakni pada tahun 2009 jumlah balita yang menderita gizi kurang adalah10.034 balita (15.34%), tahun 2010 berjumlah 9.629 balita (14.54 %) danmengalami penurunan di tahun 2011 berjumlah 9.408 balita (13,5%).Persentase status gizi balita selama tiga tahun terakhir, terlihat padagambar berikut :Gambar V. 7Persentase Bayi dengan Status Gizi di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Page 44: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 44

Keberhasilan Dinas Kesehatan Kota Makassar menurunkanPrevalensi Gizi Kurang pada anak balita mencerminkan keberhasilanpelaksanaan program antara lain :- Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan dan Pemulihan (PMTPenyuluhan dan PMT Pemulihan) bagi Balita- Meningkatnya upaya penyebarluasan informasi melalui berbagaimedia serta penyuluhan langsung tentang peningkatan kesehatan ibu dananak- Tercapainya target Universal Child Imunisation (UCI) kelurahansebesar 100%- Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana pelayanankesehatan dalam mengatasi gangguan kesehatan yang terjadi padamasyarakat (didukung oleh 38 Puskesmas, 44 Pustu, 962 Posyandu dan 2Puskel Laut)- Serta tidak terlepas dari keberhasilan Pemerintah Kota Makassardalam meningkatkan taraf ekonomi masyarakat (PDRB 2009 Rp.31.263.651)Sasaran ini didukung oleh kebijakan Perbaikan Gizi Masyarakatdengan program perbaikan gizi masyarakat. Indikator sasarannya adalahpersentase cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6– 24 bulan, persentase cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan,prevalensi gizi buruk dan prevalensi gizi kurang.Untuk memenuhi kebutuhan gizi balita di Kota Makassar, PemerintahKota Makassar melalui program perbaikan gizi tahun 2011 melakukankegiatan Pemberian Makanan Tambahan Penyuluhan dan Pemulihan (PMTPenyuluhan dan PMT Pemulihan). Program Pemberian Makanan TambahanPenyuluhan (PMT Penyuluhan) berupa pemberian bubuk Taburia pada54.478 anak usia 6-59 bulan untuk memenuhi kebutuhan vitamin danmineral bagi anak balita serta pemberian bubur kacang hijau di Posyanduse_Kota Makassar. Pemberian Makanan Tambahan

Page 45: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 45

Pemulihan (PMT Pemulihan) terdiri atas PMT Gizi Kurang dan PMTGizi Buruk. PMT Gizi Kurang diberikan untuk 1.500 anak berupa pemberiantelur selama 100 hari. PMT Gizi Buruk diberikan untuk 75 anak rawan giziburuk berupa pemberian paket makanan selama 100 hari.Program perbaikan gizi di Kota Makassar dilakukan melalui upayapenanggulangan gizi masyarakat dan upaya peningkatan gizi masyarakat.Adapun upaya penanggulangan gizi masyarakat meliputi berbagai upayaantara lain Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), penanggulangan KurangEnergi Protein (KEP), penanggulangan Kurang Vitamin A, penanggulanganAnemia Gizi (AGB) serta usaha peningkatan status gizi anak sekolahmelalui gerakan Anak Makassar Sehat dan Cerdas (AMSC) serta programNutrition Improvement Throught Community Empowerment (NICE).Sementara upaya peningkatan gizi masyarakat dilakukan melaluipemasyarakatan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan pengembanganJaringan Informasi Pangan dan Gizi (JIPG).Program NICE adalah suatu upaya terobosan untuk mengatasimasalah gizi. Upaya yang dikembangkan adalah model perbaikan gizimelalui pemberdayaan masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhansetempat. Adapun kegiatan yang dilaksanakan diantaranya : kegiatan PaketGizi Masyarakat (PGM) yang dilaksanakan oleh kelompok gizi masyarakat(KGM) di 64 kelurahan NICE berdasarkan hasil MMD ( MusyawarahMasyarakat Desa) antara lain : kelas ibu hamil, kelas Ibu Menyusui, kelasibu balita, kelas BGM (Bawah Garis Merah), kelas 2T ( 2 bulan berturut-turut tidak naik badannya atau tetap), kelas gizi kurang dan gizi buruk,penyuluhan dan pembinaan keluarga sadar gizi (Kadarzi), demo masak, posgizi, penyuluhan gizi seimbang, pembinaan sanitasi dan hygiene di sekolahserta penyuluhan dan pembinaan warung sekolah.Membaiknya status gizi pada bayi/balita tampak pada meningkatnyacakupan pemberian ASI ekslusif selama 3 tahun terakhir, yaitu : 34,99 %pada tahun 2010 dan meningkat pada tahun 2011 (8.996 bayi ASI ekslusifdari 12.778 bayi 0-6 bulan ) atau 70,40 %.

Page 46: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 46

Adapun data mengenai Kecamatan bebas rawan gizi di KotaMakassar pada tahun 2010, tercatat 8 kecamatan di Kota Makassar masihtermasuk Kecamatan rawan gizi dan 6 kecamatan bebas rawan gizisedangkan untu tahun 2011,Data mengenai jumlah Balita gizi buruk dan gizi kurang pada tahun2011 menurut kecamatan di Kota Makassar disajikan dalam tabel berikutini.Tabel V. 4Jumlah Balita Gizi Buruk, Gizi Kurang per KecamatanDi Kota Makassar Tahun 2011

KecamatanGizi Buruk Gizi Kurang

Jumlah % Jumlah %Mariso 157 4,44 859 24,27Mamajang 31 1,29 219 9,08Tamalate 389 5,67 1352 19,69Rappocini 114 2,22 816 15,91Makassar 87 1,68 752 14,49Ujung Pandang 12 0,83 63 4,34Wajo 9 0,51 123 6,96Bontoala 126 2,82 281 6,29Ujung Tanah 142 4,03 385 10,93T a l l o 450 5,15 1252 14,32Panakukang 96 1,39 611 8,82Manggala 115 1,95 622 10,55Biringkanaya 147 2,49 1592 14,66Tamalanrea 91 3,20 481 16,92TOTAL 1966 2,82 9408 13.52Sumber : Bidang Binkesmas, Dinas Kesehatan Kota Makassar

Page 47: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 47

Tabel V. 5Status Gizi Buruk dan Gizi Kurang pada BalitaDi Kota Makassar Tahun 2008 – 2010STATUS GIZI

BALITA

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %GIZI BURUK 2.118 3,24 2034 3.07 1966 2.82GIZI KURANG 10.034 15.35 9629 14.54 9408 13.52Sumber: Bidang Binkesmas, Dinas Kesehatan Kota Makassar

c. Status Gizi Wanita Usia Subur Kurang Energi Kronik (KEK)Salah satu cara untuk mengetahui status gizi wanita usia subur(WUS) umur 15-49 tahun adalah dengan melakukan pengukuran lingkarlengan atas (LILA). Hasil pengukuran ini bisa digunakan sebagai salah satucara dalam mengidentifikasi seberapa besar seorang wanita mempunyairisiko untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR).Data yang bersumber dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakatmenunjukkan terjadinya penurunan KEK khususnya pada Ibu Hamil(Bumil). Pada tahun 2006 tercatat 3,06 % Bumil KEK, jumlah tersebutmenurun pada tahun 2007 dimana KEK menjadi 2,5 %. Hal ini ditunjangoleh pelayanan kesehatan yang baik, asupan gizi yang membaik, serta peranaktif dari kader-kader gizi yang ada di Kota Makassar.Indikator Kurang Energi Kronik (KEK) menggunakan standarLingkar Lengan Atas (LILA) < 23,5 cm. Dari hasil survei BPS tahun 2000-2003 diperoleh gambaran risiko KEK yang diukur berdasarkan LingkarLengan Atas (LILA) menurut kelompok umur, seperti terlihat dalam gambarberikut.

Page 48: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 48

Gambar V. 8Persentase Wanita Usia Subur denganLILA < 23,5 cm (berisiko KEK), Tahun 2000 – 2003

Sumber: BPS, Survei Konsumsi Garam Yodium RT, (Profil Kesehatan Indonesia 2003)4. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATEAngka kesakitan penduduk Kota Makassar didapat dari data yangberasal dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui studimorbiditas, serta hasil pengumpulan data dari bidang terkait Dinas KesehatanKota Makassar, serta data dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data)yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan tingkat Puskesmasyang dilaporkan secara berkala oleh petugas kesehatan.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pelayanan KesehatanDinas Kesehatan Kota Makassar diperoleh gambaran 10 penyakit utama untuksemua golongan umur di Kota Makassar tahun 2011 seperti yang tertera padatabel berikut :

15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49

2000 38,04 26,59 19,01 15,11 14,04 13,16 13,16

2001 40,85 27,53 19,12 14,59 12,9 13,18 13,18

2002 35,7 23,7 18,7 18 10,4 11 11

2003 35,1 21,43 13,82 10,17 8,6 9,62 10,1

01020304050

pers

en

Page 49: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 49

Tabel V. 6Pola 10 Penyakit UtamaDi Kota Makassar Tahun 2011NO

NAMA PENYAKIT JUMLAH %1 Infeksi Akut pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 162.208 23,692 Batuk 100.917 14,743 Dermatitis 71.989 10,524 Demam yang tidak diketahui sebabnya 65.882 9,625 Hipertensi Esensial (primer) 57.071 8,346 Infeksi saluran nafas bagian atas akut lainnya 51.056 7,467 Gastritis 46.939 6,868 Diare 44.689 6,539 Influensa 44.104 6,4410 Infeksi dan jaringan subkutan/ploderma 39.739 5,80Sumber : Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota MakassarB. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR

1. Penyakit Menular Potensial KLB/Wabah

a. Demam Berdarah Dengue (DBD)Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas keseluruh wilayah provinsi di negara ini dengan jumlah kabupaten/kotaterjangkit sampai dengan tahun 2003 sebanyak 257 kabupaten/kota. Padaawalnya pola epidemik terjadi setiap lima tahunan, namun dalam kurunwaktu lima belas tahun terakhir mengalami perubahan dengan periodeantara 2 – 5 tahunan. Sedangkan angka kematian cenderung menurun. Padatahun 2003 secara Nasional, jumlah penderita DBD dilaporkan sebanyak51.516 kasus dengan angka kematian (CFR) sebesar 1,5 % dan angkainsiden sebesar 23,87 kasus per 100.000 penduduk.

Page 50: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 50

Di Sulawesi Selatan, menurut laporan dari Subdin P2PL DinasKesehatan Propinsi Sulawesi Selatan , tahun 2007 kasus DBD kembalimeningkat dengan jumlah kasus sebanyak 5.333 kasus dimana jumlahkasus di Kota Makassar masuk dalam urutan kedua terbanyak setelahKabupaten Bone yakni sebanyak 452 kasus .Data yang bersumber dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan KotaMakassar menunjukkan terjadinya penurunan kasus DBD yang signifikandari 182 kasus tahun 2010 menjadi 83 kasus pada tahun 2011. Adapunjumlah kematian akibat DBD tahun 2010 tidak ada kematian sedangkantahun 2011 tercatat 2 kematian akibat DBD. (Lihat Gambar V.11)Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassardalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam BerdarahDengue (DBD), antara lain penanggulangan fokus, pelaksananaan PSN/3M,survei jentik dan abatesasi, serta fogging massal/kasus. Hasilnya terjadipenurunan kasus penyakit DBD dan jumlah kematian akibat DBD dalamkurun waktu 2009 – 2011. Jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBDdapat terlihat pada grafik berikut :Gambar V. 9Jumlah Kasus DBD dan Kematian akibat DBD di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Page 51: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 51

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar Penanggulangan fokusPenanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantaiperkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektorpenyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan surveyepidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masingPuskesmas terutama yang memiliki karakteristik khusus sebagai tempatperkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey ditindaklanjuti denganpemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke DinasKesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut.Menurunnya titik fokus yang ditanggulangi sejalan denganmeningkatnya Angka Bebas Jentik dan menurunnya jumlah kasus DBDdi Kota Makassar.

0

50

100

150

200

250

300

2009

255

2

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 51

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar Penanggulangan fokusPenanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantaiperkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektorpenyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan surveyepidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masingPuskesmas terutama yang memiliki karakteristik khusus sebagai tempatperkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey ditindaklanjuti denganpemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke DinasKesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut.Menurunnya titik fokus yang ditanggulangi sejalan denganmeningkatnya Angka Bebas Jentik dan menurunnya jumlah kasus DBDdi Kota Makassar.

2009 2010 2011

255

182

83

2 0 2

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 51

Sumber : Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar Penanggulangan fokusPenanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantaiperkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektorpenyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan surveyepidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masingPuskesmas terutama yang memiliki karakteristik khusus sebagai tempatperkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey ditindaklanjuti denganpemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke DinasKesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut.Menurunnya titik fokus yang ditanggulangi sejalan denganmeningkatnya Angka Bebas Jentik dan menurunnya jumlah kasus DBDdi Kota Makassar.

Kasus

Kematian

Page 52: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 52

Pelaksanaan PSN/3MPelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan tindaklanjut dari survei epidemiologis yang dilakukan oleh petugas kesehatansetempat, yang dilakukan melalui Gerakan 3 M ; Menguras tempatpenyimpanan air, Menutup tempat penampungan air serta menguburbarang-barang bekas yang mungkin dapat digenangi air dan menjaditempat berkembangbiaknya nyamuk DBD. Pelaksanaan PSN/3Mdilakukan di Tempat-Tempat Umum, Sekolah setiap Hari Jumat danSabtu. Survei Jentik & AbatesasiUpaya ini dilakukan untuk memberantas vektor nyamuk AedesAegypti dimulai sejak berupa jentik, jadi tidak hanya memberantasvektor dewasa saja. Survei jentik dilakukan oleh petugas kesehatanbersama-sama dengan masyarakat dengan membentuk Kader Jumantikyang pada tahun 2009 jumlahnya mencapai 948 kader. Hasil surveiyang dilaporkan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan abatesasikhususnya abatesasi selektif pada kelurahan yang endemis. AdapunAngka Bebas Jentik selama 4 tahun terakhir yaitu pada tahun 2008 : 79% ; tahun 2009 menurun : 78% ; tahun 2010 sebesar 79,96%. Tahun2011 meningkat sebesar 87%. Pelaksanaan Fogging FokusSelain pemberantasan jentik, upaya lain yang dilakukan adalahmemberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (Fogging Focus)terutama di wilayah yang terdapat penderita DBD yang mempunyaiSentral Opname (SO) dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.

b. Diare Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatanmasyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi,

Page 53: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 53

dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kaderkesehatan mengalami penurunan, namun penyakit diare ini masih seringmenimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas KesehatanKota Makassar tahun 2011, jumlah penderita diare sebanyak 37.940 orangatau sebesar 68,9 % . Adapun jumlah penderita diare yang dilaporkanmenurut kecamatan di Kota Makassar selama 4 tahun terakhir dapat dilihatpada tabel berikut :Tabel V. 7Jumlah penderita Diare menurut KecamatanDi Kota Makassar tahun 2008-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

NO KECAMATAN T A H U N2008 2009 2010 20111 MARISO 2.444 2.157 1936 23682 MAMAJANG 2.862 3.223 2106 18403 MAKASSAR 4.231 3.458 3339 33834 U.PANDANG 1.054 1.268 920 9265 WAJO 2.221 1.982 1028 11356 BONTOALA 3.515 3.972 2060 24027 TALLO 4.307 5.014 4357 33928 UJUNG TANAH 2.988 2.370 2749 27929 PANAKUKANG 5.073 4.476 4359 422610 MANGGALA 3.371 3.293 3491 296011 RAPPOCINI 3.602 2.633 3426 338212 TAMALATE 3.389 3.936 2795 204913 TAMALANREA 5.172 4.273 3374 359114 BIRINGKANAYA 2.572 2.959 3800 3494J U M L A H 46.801 45.014 39.740 37.940

Page 54: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 54

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan denganpenyakit diare adalah perilaku/kebiasaan hidup bersih dan sehatmasyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan, sertapenggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.Upaya pencegahan dan penanggulangan Diare yang secara kontinyudilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama sama denganPuskesmas di wilayah kerjanya masing-masing terbukti berhasil dengantidak adanya KLB/Wabah Diare di Kota Makassar khususnya selama 3tahun terakhir. Adapun upaya yang secara kontinyu dilaksanakan antaralain :1. Penyuluhan individu, kelompok dan rumah tangga2. Pemberian Oralit bagi penderita Diare, juga tersedianya pojok oralit disarana pelayanan kesehatan.3. Bersama-sama dengan bidang terkait melakukan kaporisasi padasumber-sumber air bersih.Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan KotaMakassar mengenai jumlah kasus penderita dan kematian akibat Diaredapat terlihat pada grafik berikut :Gambar V. 10Jumlah Kasus Penderita dan Kematian akibat Diare di Kota MakassarTahun 2008 s/d 2011

Page 55: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 55

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarc. FLU BURUNG/AVIAN INFLUENZA (AI)Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan KotaMakassar, pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus Avian Influenza (A1).Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terusdigalakkan antara lain :

- Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AIserta warga di sekitarnya- Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Pengelola Makanan- Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positifmengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yangmati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.- Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI,serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo &mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. WahidinSudirohusodo).

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

40.000

45.000

50.000

2009

45.014

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 55

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarc. FLU BURUNG/AVIAN INFLUENZA (AI)Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan KotaMakassar, pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus Avian Influenza (A1).Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terusdigalakkan antara lain :

- Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AIserta warga di sekitarnya- Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Pengelola Makanan- Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positifmengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yangmati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.- Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI,serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo &mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. WahidinSudirohusodo).

2009 2010 2011

45.014

39.740 37.940

8 6 12

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 55

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarc. FLU BURUNG/AVIAN INFLUENZA (AI)Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan KotaMakassar, pada tahun 2011 tidak ditemukan kasus Avian Influenza (A1).Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terusdigalakkan antara lain :

- Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AIserta warga di sekitarnya- Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Pengelola Makanan- Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positifmengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yangmati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.- Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI,serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo &mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. WahidinSudirohusodo).

Penderita

Meninggal

Page 56: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 56

Gambar V. 11Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian akibat Flu Burungdi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit PD3I telahmembuahkan hasil antara lain :

- Meningkatnya penyebarluasan informasi tentang bahaya penyakittergolong PD3I yang dilakukan bersama-sama dengan petugas Imunisasi di38 Puskesmas se-Kota Makassar- Meningkatnya akses penduduk pada fasilitas kesehatan yang memberikanpelayanan imunisasi dimana semua RS pemerintah dan swasta melakukanpelayanan imunisasi.- Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secaramandiri yaitu dengan tercapainya UCI Tingkat Kota Makassar. Adapun datacakupan UCI yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009sebesar 99,30 % , tahun 2010 sampai tahun 2011 sebesar 100%.Secara umum cakupan Imunisasi di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011dapat disajikan pada gambar berikut :

0

5

10

1514

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 56

Gambar V. 11Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian akibat Flu Burungdi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit PD3I telahmembuahkan hasil antara lain :

- Meningkatnya penyebarluasan informasi tentang bahaya penyakittergolong PD3I yang dilakukan bersama-sama dengan petugas Imunisasi di38 Puskesmas se-Kota Makassar- Meningkatnya akses penduduk pada fasilitas kesehatan yang memberikanpelayanan imunisasi dimana semua RS pemerintah dan swasta melakukanpelayanan imunisasi.- Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secaramandiri yaitu dengan tercapainya UCI Tingkat Kota Makassar. Adapun datacakupan UCI yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009sebesar 99,30 % , tahun 2010 sampai tahun 2011 sebesar 100%.Secara umum cakupan Imunisasi di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011dapat disajikan pada gambar berikut :

2009 2010 2011

14

0

50 0 0

Kasus

Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 56

Gambar V. 11Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian akibat Flu Burungdi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar2. Penyakit Menular yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit PD3I telahmembuahkan hasil antara lain :

- Meningkatnya penyebarluasan informasi tentang bahaya penyakittergolong PD3I yang dilakukan bersama-sama dengan petugas Imunisasi di38 Puskesmas se-Kota Makassar- Meningkatnya akses penduduk pada fasilitas kesehatan yang memberikanpelayanan imunisasi dimana semua RS pemerintah dan swasta melakukanpelayanan imunisasi.- Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secaramandiri yaitu dengan tercapainya UCI Tingkat Kota Makassar. Adapun datacakupan UCI yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009sebesar 99,30 % , tahun 2010 sampai tahun 2011 sebesar 100%.Secara umum cakupan Imunisasi di Kota Makassar Tahun 2009 – 2011dapat disajikan pada gambar berikut :

Kasus

Kematian

Page 57: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 57

Gambar V. 12Cakupan Imunisasi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassara. Polio / AFPUpaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telahdilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjutidengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus

Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalamkurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liaryang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja darikasus AFP yang dijumpai.Penemuan kasus AFP di Kota Makassar berdasarkan hasil pelacakanpada tahun 2009 tersebar di 6 (enam) kecamatan dan 6 (enam) kelurahanyang terserang dengan jumlah penderita sebanyak 6 (enam) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2010 tersebar di 4 (empat) kecamatan dan 5 (lima)kelurahan dengan jumlah penderita sebanyak 5 (lima) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2011 tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan jumlahpenderita (suspect) sebanyak 8 (delapan) penderita. Adapun hasilpenemuan kasus AFP di Kota Makassar pada tahun 2009 s/d 2011disajikan pada gambar berikut :

27.000

28.000

29.000

30.000

31.000

32.000

33.000

2009

31.991

32.461

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 57

Gambar V. 12Cakupan Imunisasi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassara. Polio / AFPUpaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telahdilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjutidengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus

Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalamkurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liaryang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja darikasus AFP yang dijumpai.Penemuan kasus AFP di Kota Makassar berdasarkan hasil pelacakanpada tahun 2009 tersebar di 6 (enam) kecamatan dan 6 (enam) kelurahanyang terserang dengan jumlah penderita sebanyak 6 (enam) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2010 tersebar di 4 (empat) kecamatan dan 5 (lima)kelurahan dengan jumlah penderita sebanyak 5 (lima) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2011 tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan jumlahpenderita (suspect) sebanyak 8 (delapan) penderita. Adapun hasilpenemuan kasus AFP di Kota Makassar pada tahun 2009 s/d 2011disajikan pada gambar berikut :

2009 2010 2011

31.991

31.521

30.264

32.461

31.92529.633

31.184

32.126

29.271

32.388

31.232

30.328

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 57

Gambar V. 12Cakupan Imunisasi Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassara. Polio / AFPUpaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telahdilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjutidengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus

Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalamkurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liaryang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja darikasus AFP yang dijumpai.Penemuan kasus AFP di Kota Makassar berdasarkan hasil pelacakanpada tahun 2009 tersebar di 6 (enam) kecamatan dan 6 (enam) kelurahanyang terserang dengan jumlah penderita sebanyak 6 (enam) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2010 tersebar di 4 (empat) kecamatan dan 5 (lima)kelurahan dengan jumlah penderita sebanyak 5 (lima) penderita AFP.Sedangkan pada tahun 2011 tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan jumlahpenderita (suspect) sebanyak 8 (delapan) penderita. Adapun hasilpenemuan kasus AFP di Kota Makassar pada tahun 2009 s/d 2011disajikan pada gambar berikut :

30.328 DPT I

DPT III

Polio 4

Campak

Page 58: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 58

Gambar V. 13Kasus AFP (non polio) di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. DPT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan Penyakitdan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlahpenderita Difteri pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 9 orang di tujuhkecamatan dan 7 kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibatdifteri. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita Difteri sebanyak 3orang penderita yang tersebar di tiga kecamatan dan tiga kelurahan dantidak ditemukan adanya kematian akibat Difteri. Di tahun 2011 mengalamipenurunan kasus dimana terdapat 2 kasus difteri yang tersebar di duakecamatan dan tidak ditemukan adanya kematian .c. CAMPAK1). Data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarmenyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 309 orang

0

1

2

3

4

5

6

7

2009

6

1

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 58

Gambar V. 13Kasus AFP (non polio) di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. DPT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan Penyakitdan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlahpenderita Difteri pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 9 orang di tujuhkecamatan dan 7 kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibatdifteri. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita Difteri sebanyak 3orang penderita yang tersebar di tiga kecamatan dan tiga kelurahan dantidak ditemukan adanya kematian akibat Difteri. Di tahun 2011 mengalamipenurunan kasus dimana terdapat 2 kasus difteri yang tersebar di duakecamatan dan tidak ditemukan adanya kematian .c. CAMPAK1). Data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarmenyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 309 orang

2009 2010 2011

5

7

1

0 0

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 58

Gambar V. 13Kasus AFP (non polio) di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. DPT Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan Penyakitdan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlahpenderita Difteri pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 9 orang di tujuhkecamatan dan 7 kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibatdifteri. Sedangkan pada tahun 2010 jumlah penderita Difteri sebanyak 3orang penderita yang tersebar di tiga kecamatan dan tiga kelurahan dantidak ditemukan adanya kematian akibat Difteri. Di tahun 2011 mengalamipenurunan kasus dimana terdapat 2 kasus difteri yang tersebar di duakecamatan dan tidak ditemukan adanya kematian .c. CAMPAK1). Data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarmenyebutkan bahwa sepanjang tahun 2010 terdapat 309 orang

kasus

kematian

Page 59: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 59

penderita penyakit campak klinis , dan tidak ditemukan korbanmeninggal.2). Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun terakhiryaitu, tercatat sebanyak 32.388 bayi pada tahun 2009, tahun 2010sebanyak 31.232 bayi, dan tahun 2011 sebanyak 30.328 bayi yangdiimunisasi dari 29.339 bayi yang adaAdapun cakupan Imunisasi Campak selama 4 tahun terakhir dapat dilihatpada gambar berikut :

Gambar V. 14Cakupan Imunisasi Campak Di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar3. Penyakit Menular lainnya

a. HIV / AIDSPenyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, danmerupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telahmenunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipunberbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakintingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnyakomunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra

29.000

30.000

31.000

32.000

33.000

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 59

penderita penyakit campak klinis , dan tidak ditemukan korbanmeninggal.2). Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun terakhiryaitu, tercatat sebanyak 32.388 bayi pada tahun 2009, tahun 2010sebanyak 31.232 bayi, dan tahun 2011 sebanyak 30.328 bayi yangdiimunisasi dari 29.339 bayi yang adaAdapun cakupan Imunisasi Campak selama 4 tahun terakhir dapat dilihatpada gambar berikut :

Gambar V. 14Cakupan Imunisasi Campak Di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar3. Penyakit Menular lainnya

a. HIV / AIDSPenyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, danmerupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telahmenunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipunberbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakintingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnyakomunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra

29.000

30.000

31.000

32.000

33.000

2009 2010 2011

32.388

31.232

30.328

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 59

penderita penyakit campak klinis , dan tidak ditemukan korbanmeninggal.2). Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun terakhiryaitu, tercatat sebanyak 32.388 bayi pada tahun 2009, tahun 2010sebanyak 31.232 bayi, dan tahun 2011 sebanyak 30.328 bayi yangdiimunisasi dari 29.339 bayi yang adaAdapun cakupan Imunisasi Campak selama 4 tahun terakhir dapat dilihatpada gambar berikut :

Gambar V. 14Cakupan Imunisasi Campak Di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar3. Penyakit Menular lainnya

a. HIV / AIDSPenyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, danmerupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telahmenunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipunberbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakintingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnyakomunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra

Page 60: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 60

pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yangtidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikanternyata secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalampenyebaran terhadap HIV/AIDS.Perkembangan kasus AIDS dan inveksi HIV di Sulawesi Selatan daritahun ke tahun cenderung meningkat. Pada tahun 2003 dilaporkanpenderita HIV (+) baru sebesar 62 orang, sedangkan penderita AIDSsebanyak 4 orang. Jumlah ini terus meningkat, hingga pada tahun 2009dilaporkan 473 penderita HIV/ AIDS, tahun 2010 dilaporkan 371 penderitaHIV dan 87 penderita AIDS dan meningkat di tahun 2011 yaitu 516penderita HIV yang ditemukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dan 448penderita AIDS di Rumah SakitDari jumlah tersebut, tercatat sampai dengan tahun 2006 yang meninggaltelah mencapai angka 43 orang. Jumlah ini mungkin hanya merupakanFenomena Puncak Gunung Es yang tampak di permukaan, tetapi jumlahyang sesungguhnya jauh lebih besar, sehingga menjadi tantangan bagisemua pihak yang terkait untuk lebih menggiatkan pelacakan danpenanggulangan kasus HIV/AIDS.Khusus di Kota Makassar tiga tahun terakhir sekitar 1200 SpesimenUrine yang telah diambil dari kelompok risti melalui kegiatan zero survey.Sebanyak 500 sampel telah diperiksa di Laboratorium yang terakreditasidan bila dilihat dari kelompok sasaran yang resti maka Makassar termasukdaerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata,faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangatdimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebardengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok restiseperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain ituperilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularanpenyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.Kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDSBidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar pada tahun 2011 antara lain :

Page 61: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 61

• Pelaksanaan Sosialisasi HIV/AIDS bagi masyarakat.• Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi KPA Kota Makassar.• Pelaksanaan Pertemuan Pokja HIV tingkat Kecamatan.• Dukungan Pemeriksaan Laboratorium Bagi ODHA (Orang DenganHIV/AIDS).• Dukungan untuk layanan pengurangan dampak buruk penggunaannarkotika di Puskesmas• Dukungan sekretariat KPA• Pelaksanaan Hari AIDS Sedunia (HAS)

Penemuan Kasus HIV di Kota Makassar melalui layanan VCT rata-rata 500 orang / tahun. Oleh karena itu semua pihak diharapkan agardukungan untuk pemeriksaan Laboratorium bagi ODHA dapat terusdilanjutkan karena memberi dampak terhadap peningkatan ODHA yangakan memulai pengobatan ARV.Peran serta semua sektor terkait dalam upaya pencegahan danpenanggulangan HIV/AIDS menimbulkan kesadaran segenap lapisanmasyarakat untuk mengetahui dampak HIV/AIDS.Komitmen Pemerintah Kota Makassar yang sangat tinggi terhadapupaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, menjadi stimulanterhadap sektor lain untuk bergerak bersama dalam upaya pencegahan danpenanggulangan HIV/AIDS.

Page 62: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 62

Gambar V. 15Kasus HIV-AIDS Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. TB. ParuKhusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dariBidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar, pada tahun 2009 jumlah penderita TB Paru Klinissebanyak 9916 penderita, dengan rincian 3568 berdasarkan pencatatan danpelaporan Puskesmas se-Kota Makassar, sisanya 4.412 berdasarkanlaporan dari 15 RS yang ada di Kota Makassar. Sedangkan pada tahun 2010,jumlah penderita TB Paru Klinis sebanyak 18.835 penderita, berdasarkanpencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, dan RS. Tahun 2011 dilaporkanjumlah penderita TB Paru Klinis di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak511 Jumlah penderita TB Paru Klinis, TB BTA+ sebanyak 1608 penderita(Puskesmas dan Rumah Sakit). Penderita TB Paru dapat dilihat pada tabelberikut :

0

100

200

300

400

500

600

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 62

Gambar V. 15Kasus HIV-AIDS Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. TB. ParuKhusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dariBidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar, pada tahun 2009 jumlah penderita TB Paru Klinissebanyak 9916 penderita, dengan rincian 3568 berdasarkan pencatatan danpelaporan Puskesmas se-Kota Makassar, sisanya 4.412 berdasarkanlaporan dari 15 RS yang ada di Kota Makassar. Sedangkan pada tahun 2010,jumlah penderita TB Paru Klinis sebanyak 18.835 penderita, berdasarkanpencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, dan RS. Tahun 2011 dilaporkanjumlah penderita TB Paru Klinis di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak511 Jumlah penderita TB Paru Klinis, TB BTA+ sebanyak 1608 penderita(Puskesmas dan Rumah Sakit). Penderita TB Paru dapat dilihat pada tabelberikut :

2009 2010 2011

395 371

516

78 87

448

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 62

Gambar V. 15Kasus HIV-AIDS Kota MakassarTahun 2009-2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassarb. TB. ParuKhusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dariBidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar, pada tahun 2009 jumlah penderita TB Paru Klinissebanyak 9916 penderita, dengan rincian 3568 berdasarkan pencatatan danpelaporan Puskesmas se-Kota Makassar, sisanya 4.412 berdasarkanlaporan dari 15 RS yang ada di Kota Makassar. Sedangkan pada tahun 2010,jumlah penderita TB Paru Klinis sebanyak 18.835 penderita, berdasarkanpencatatan dan pelaporan dari Puskesmas, dan RS. Tahun 2011 dilaporkanjumlah penderita TB Paru Klinis di Puskesmas dan Rumah Sakit sebanyak511 Jumlah penderita TB Paru Klinis, TB BTA+ sebanyak 1608 penderita(Puskesmas dan Rumah Sakit). Penderita TB Paru dapat dilihat pada tabelberikut :

HIV

AIDS

Page 63: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 63

Tabel V. 8Penderita TB Paru Klinis dan yang diobatiMenurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Makassar Tahun 2011NO SARANAKESEHATAN JUMLAH PENDERITAKLINIS + Diobati1 Puskesmas 288 1140 10672 Rumah sakit 223 468 464JUMLAH 511 1608 1531Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar

c. MALARIADi Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 jutapenderita malaria dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (SurveiKesehatan Rumah Tangga/SKRT, 1995). Terjadinya peningkatan kasusdiakibatkan antara lain adanya perubahan lingkungan sepertipenambangan pasir yang memperluas genangan air sebagai tempatperindukan nyamuk penular malaria, penebangan hutan bakau, mobilitaspenduduk dari P. Jawa ke luar Jawa yang sebagian besar masih merupakandaerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten yang semakinmeluas.Di Kota Makassar, selama beberapa tahun terakhir belum ditemukanadanya kasus malaria aktif. Berdasarkan laporan dari Bidang Bina P2PLDinkes Kota Makassar sudah tidak ada lagi penderita tanpe pemeriksaandarah semuany dengan pemeriksaan darah sebanyak 55 kasus. Kegiatanpenemuan penderita umumnya bersifat pasif dan dilaksanakan oleh unit-unit pelayanan kesehatan (Pustu, Puskesmas dan Rumah Sakit).d. TYPHOIDTyphoid merupakan salah satu jenis penyakit menular melaluivektor yang juga tergolong ke dalam penyakit berbasis lingkungan ternyata

Page 64: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 64

menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kasus selama kurun waktu 3tahun terakhir.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan denganpenyakit typhoid erat kaitannya dengan perilaku/kebiasaan hidup bersihdan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan,serta penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas KesehatanKota Makassar, pada tahun 2011 tercatat jumlah penderita typhoid sebesar2781 penderita dengan CFR 1,6. Adapun kasus typhoid selama 4 tahunterakhir dapat dilihat pada gambar berikut :Gambar V. 16Kasus Thypoid di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassare. KUSTADalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensipenyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 pendudukpada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 64

menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kasus selama kurun waktu 3tahun terakhir.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan denganpenyakit typhoid erat kaitannya dengan perilaku/kebiasaan hidup bersihdan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan,serta penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas KesehatanKota Makassar, pada tahun 2011 tercatat jumlah penderita typhoid sebesar2781 penderita dengan CFR 1,6. Adapun kasus typhoid selama 4 tahunterakhir dapat dilihat pada gambar berikut :Gambar V. 16Kasus Thypoid di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassare. KUSTADalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensipenyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 pendudukpada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada

2009 2010 2011

2.655

3.404

2.781

Kasus Thypoid

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 64

menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah kasus selama kurun waktu 3tahun terakhir.Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi atau berhubungan denganpenyakit typhoid erat kaitannya dengan perilaku/kebiasaan hidup bersihdan sehat masyarakat pada umumnya dan khususnya hygiene perorangan,serta penggunaan sarana SAMIJAGA yang memenuhi syarat kesehatan.Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas KesehatanKota Makassar, pada tahun 2011 tercatat jumlah penderita typhoid sebesar2781 penderita dengan CFR 1,6. Adapun kasus typhoid selama 4 tahunterakhir dapat dilihat pada gambar berikut :Gambar V. 16Kasus Thypoid di Kota MakassarTahun 2009 – 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassare. KUSTADalam kurun waktu 10 tahun (1991–2001), angka prevalensipenyakit Kusta secara nasional telah turun dari 4,5 per 10.000 pendudukpada tahun 1991 menjadi 0,85 per 10.000 penduduk pada tahun 2001. Pada

Kasus Thypoid

Page 65: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 65

tahun 2002 prevalensi sedikit meningkat menjadi 0,95 dan pada tahun2003 ini kembali menurun menjadi 0,8 per 10.000 penduduk. SecaraNasional, Indonesia sudah dapat mencapai eliminasi Kusta pada bulan Juni2000. Meskipun Indonesia sudah mencapai eliminasi kusta padapertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih menjadisalah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti dari masihtingginya jumlah penderita kusta di Indonesia. Pada tahun 2003 jumlahpenderita baru yang ditemukan sebanyak 15.549 dengan 76,9% diantaranya merupakan penderita tipe MB yang diketahui merupakan tipeyang menular. Selain itu dari penderita baru yang ditemukan tersebut 8 %sudah mengalami kecacatan tingkat 2 yaitu kecacatan yang dapat dilihatdengan mata dan 10,6% di antaranya adalah anak-anak. Keadaan inimenggambarkan masih berlanjutnya penularan dan kurangnya kesadaranmasyarakat akan penyakit kusta sehingga ditemukan sudah dalam keadaancacat. Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari Bidang Bina P2PLDinas Kesehatan Kota Makassar jumlah penderita kusta baik Tipe PB (kustakering) maupun MB (kusta basah) pada tahun 2011 berjumlah 144penderita adapun menurut kelompok umur penderita PB 0-14 tahunsebanyak 8 orang dan umur ≥ 15 TAHUN sebanyak 25 orang sedangkan untukpenderita MB umur 0-14 tahun sebanyak 6 orang dan umur ≥ 15 tahunsebanyak 105 orang. Untuk cacat tingkat 2 meningkat menjadi 6%, inidikarenakan pemeriksaan kontak (penderita baru dan sembuh) secaraselektif dilakukan oleh petugas hingga ditemukan penderita anak Angkapenemuan penderita kusta, Prevalence Rate dan Case Detection Ratependerita Kusta berturut-turut disajikan pada gambar berikut :

Page 66: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 66

Gambar V. 17Angka Penemuan Penderita Kusta per KecamatanDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar4. Penyakit Tidak Menular Yang DiamatiSemakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyakmembawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasukdalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadaritelah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengansemakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti PenyakitJantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, Gangguan Jiwa/Mental dansebagainya.Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomorsatu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001.Stroke tanpa pendarahan merupakan penyebab kematian nomor 1 di RSU diIndonesia tahun 2002 dan penyakit jantung menduduki peringkat ke-9.Sedangkan hipertensi menjadi penyakit terbanyak nomor 7 pada pasien rawatjalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2003.Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab kematian terbanyakdi RSU di Indonesia tahun 2002. Penyakit ini merupakan penyakit nomor 3

0

5

10

15

20

4

9

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 66

Gambar V. 17Angka Penemuan Penderita Kusta per KecamatanDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar4. Penyakit Tidak Menular Yang DiamatiSemakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyakmembawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasukdalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadaritelah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengansemakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti PenyakitJantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, Gangguan Jiwa/Mental dansebagainya.Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomorsatu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001.Stroke tanpa pendarahan merupakan penyebab kematian nomor 1 di RSU diIndonesia tahun 2002 dan penyakit jantung menduduki peringkat ke-9.Sedangkan hipertensi menjadi penyakit terbanyak nomor 7 pada pasien rawatjalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2003.Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab kematian terbanyakdi RSU di Indonesia tahun 2002. Penyakit ini merupakan penyakit nomor 3

9

16

11

15

10

3

911

18

11

6 6

10

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 66

Gambar V. 17Angka Penemuan Penderita Kusta per KecamatanDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar4. Penyakit Tidak Menular Yang DiamatiSemakin meningkatnya arus globalisasi di segala bidang, telah banyakmembawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasukdalam pola konsumsi makanan keluarga. Perubahan tersebut tanpa disadaritelah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengansemakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti PenyakitJantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal, Gangguan Jiwa/Mental dansebagainya.Penyakit sistem sirkulasi merupakan penyebab kematian umum nomorsatu di Indonesia berdasarkan SKRT 1992, SKRT 1995, dan Surkesnas 2001.Stroke tanpa pendarahan merupakan penyebab kematian nomor 1 di RSU diIndonesia tahun 2002 dan penyakit jantung menduduki peringkat ke-9.Sedangkan hipertensi menjadi penyakit terbanyak nomor 7 pada pasien rawatjalan di rumah sakit di Indonesia tahun 2003.Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyebab kematian terbanyakdi RSU di Indonesia tahun 2002. Penyakit ini merupakan penyakit nomor 3

Page 67: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 67

terbanyak pada pasien rawat jalan rumah sakit di Indonesia tahun 2003 dannomor 5 terbanyak pada pasien rawat inap.Neoplasma/tumor menunjukkan peningkatan peringkat pada polapenyakit penyebab kematian umum di Indonesia. Pada SKRT 1992 neoplasmamenempati urutan ke-10, pada SKRT 1995 menempati urutan ke 9, dan padaSurkesnas 2001 menduduki urutan ke-5.C. PERILAKU SEHAT DAN PERAN SERTA MASYARAKATKomponen perilaku sehat dan lingkungan sehat merupakan garapan utamapromosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk memampukan ataumemberdayakan masyarakat agar dapat memelihara, meningkatkan danmelindungi kesehatannya (WHO). Pelaksanaan kegiatan promosi kesehatanbukanlah pekerjaan yang mudah, karena menyangkut aspek perilaku yang eratkaitannya dengan sikap, kebiasaan, kemampuan, potensi dan faktor budaya padaumumnya.Keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajatkesehatan digambarkan melalui indikator-indikator persentase rumah tanggaberperilaku hidup bersih dan sehat, serta persentase posyandu purnama danmandiri.

1. Rumah Tangga ber-PHBSPerilaku yang menunjang kesehatan adalah adanya rumah tangga yangmenerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan data yang diperolehdari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Tahun 2011 jumlah rumah tanggayang ber-PHBS sebesar 203.444 (69,3 %) dari 193.641 RT yang dipantau pada14 Kecamatan. Sebagaimana data yang diperoleh dari BPS jumlah RT yang adadi Kota Makassar tahun 2011 sebanyak 308.983 RT (KK). Angka tersebutmencapai target dari Indikator Indonesia Sehat 2010 yaitu 65% RT telah ber-PHBS. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :a. Keberhasilan upaya promotif-preventif dari Instansi terkait di KotaMakassar

Page 68: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 68

b. Tingginya kesadaran masyarakat dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersihdan Sehat, hal ini sejalan dengan tingginya IPM Kota makassardibandingkan Kab/Kota lain Di Sulsel, bahkan secara nasional Makassarmenempati urutan ke-8c. Data yang diperoleh merupakan data sarana (Facilitated Based) yang hanyadidapatkan dari Sarana Pelayanan Kesehatan yang ada. Karenanyadiperlukan upaya pengumpulan data yang lebih akurat dan bersumberlangsung dari masyarakat (Community Based).d. Data tersebut belum sepenuhnya dianggap dapat menggambarkankenyataan yang ada mengingat jumlah RT yang dipantau masih jauh lebihkecil dari jumlah RT yang ada di Kota Makassar.

2. UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat)

a. PosyanduPeran serta masyarakat dalam mewujudkan peningkatan derajatkesehatan masyarakat amatlah penting. Wujud nyata bentuk peran sertamasyarakat antara lain muncul dan berkembangnya Upaya KesehatanBersumberdaya Masyarakat (UKBM), misalnya Posyandu.Sebagai indikator peran aktif masyarakat melalui pengembanganUKBM digunakan persentase desa yang memiliki Posyandu. Posyandumerupakan wahana kesehatan bersumberdaya masyarakat yangmemberikan layanan 5 kegiatan utama (KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan P2Diare) dilakukan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.Kesadaran dan peran aktif masyarakat Kota Makassar dalam wahanaPosyandu tidak terlepas dari dukungan Dinas Kesehatan Kota Makassarbarsama Instansi terkait dari lintas sektor yang saling bersinergimendorong meningkatnya jumlah Posyandu yang sebelumnya berada padalevel Pratama dan Madya, meningkat menjadi Purnama dan Mandiri.Kenyataan ini ikut mempercepat pencapaian Visi Makassar Sehat Sehat2010 sejalan dengan Indonesia Sehat 2010 berdasarkan Indikator IndonesiaSehat melalui peningkatan jumlah Posyandu Purnama dan Mandiri.

Page 69: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 69

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Bina KesehatanMasyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah Posyandu yang ada diKota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 962 posyandu dengan rinciansebagai berikut :- Pratama : 73 posyandu- Madya : 154 posyandu- Purnama : 413 posyandu- Mandiri : 322 posyanduAdapun jumlah posyandu Purnama dan Mandiri di Kota MakassarTahun 2011 mencapai 76,40 %. Bila dibandingkan dengan target IIS 2010(40%), sudah mencapai target, meskipun demikian masih perlupeningkatan upaya pembinaan dan peran serta dari seluruh komponenlintas sektor serta partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat.

Gambar V. 18Posyandu Menurut StrataDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Makassarb. Pos UKKSalah satu indikator penting dalam pencapaian target IndonesiaSehat 2010 adalah tersedianya pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerjayang tersedia sampai pada level pelayanan dasar. Data yang diperoleh dari

0

200

400

600

PRATAMA

73

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 69

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Bina KesehatanMasyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah Posyandu yang ada diKota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 962 posyandu dengan rinciansebagai berikut :- Pratama : 73 posyandu- Madya : 154 posyandu- Purnama : 413 posyandu- Mandiri : 322 posyanduAdapun jumlah posyandu Purnama dan Mandiri di Kota MakassarTahun 2011 mencapai 76,40 %. Bila dibandingkan dengan target IIS 2010(40%), sudah mencapai target, meskipun demikian masih perlupeningkatan upaya pembinaan dan peran serta dari seluruh komponenlintas sektor serta partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat.

Gambar V. 18Posyandu Menurut StrataDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Makassarb. Pos UKKSalah satu indikator penting dalam pencapaian target IndonesiaSehat 2010 adalah tersedianya pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerjayang tersedia sampai pada level pelayanan dasar. Data yang diperoleh dari

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI

73154

413322

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 69

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh Bidang Bina KesehatanMasyarakat Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah Posyandu yang ada diKota Makassar pada tahun 2011 sebanyak 962 posyandu dengan rinciansebagai berikut :- Pratama : 73 posyandu- Madya : 154 posyandu- Purnama : 413 posyandu- Mandiri : 322 posyanduAdapun jumlah posyandu Purnama dan Mandiri di Kota MakassarTahun 2011 mencapai 76,40 %. Bila dibandingkan dengan target IIS 2010(40%), sudah mencapai target, meskipun demikian masih perlupeningkatan upaya pembinaan dan peran serta dari seluruh komponenlintas sektor serta partisipasi aktif segenap lapisan masyarakat.

Gambar V. 18Posyandu Menurut StrataDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinkes Kota Makassarb. Pos UKKSalah satu indikator penting dalam pencapaian target IndonesiaSehat 2010 adalah tersedianya pelayanan Kesehatan dan Keselamatan Kerjayang tersedia sampai pada level pelayanan dasar. Data yang diperoleh dari

Page 70: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 70

pengelola program Kesehatan Kerja Bidang Kesehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar jumlah Pos UKK yang telah terbentuk sebanyak11 Pos dengan rincian : 10 Pos UKK di wilayah Kecamatan Biringkanayadan 1 Pos UKK di wilayah Kecamatan Wajo. Banyaknya Pos UKK yangterkonsentrasi di Wilayah Kecamatan Biringkanaya disebabkan karena diwilayah ini terletak Kawasan Industri Makassar (KIMA) dengan jumlahtenaga kerja yang cukup besar. Hal ini sejalan dengan upaya PemerintahKota Makassar dalam hal ini Dinas Kesehatan untuk semakin mendekatkanpelayanan dan prasarana kesehatan kepada masyarakat luas.3. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)Seperti yang diamanatkan dalam Indonesia Sehat 2010 Visi Baru, Misi,Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan yang menekankan derajatkesehatan adalah meningkatnya secara bermakna, menurunnya angkakematian (termasuk Kematian Ibu dan Bayi), menurunnya angka kesakitan dankecacatan serta meningkatnya status gizi masyarakat.Upaya peningkatan Kesehatan bagi Ibu dan Anak terutamadititikberatkan pada Pertolongan persalinan serta pemeriksaan Kehamilan. Haltersebut sangat berperan penting dalam menurunkan Angka Kematian Ibu danAngka Kematian Bayi yang secara langsung berdampak pada meningkatnyaderajat kesehatan masyarakat.

a. Pertolongan PersalinanBerdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina KesehatanMasyarakat jumlah persalinan sepanjang tahun 2011 sebanyak 27.142 IbuBersalin, sedang jumlah yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar 96,3% yaitu sebanyak 26.129 yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Jika dilihatdari persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan,sudah mencapai target yang diharapkan untuk mencapai Indonesia Sehat2010 yakni sebesar 90 %.

Page 71: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 71

b. Pemeriksaan KehamilanPeningkatan pelayanan kesehatan bagi Ibu Hamil juga merupakanfaktor penting yang berkaitan dengan keberhasilan program kesehatankhususnya dalam hal menurunkan Angka Kematian Ibu. Dinas KesehatanKota Makassar beserta jajarannya memberi perhatian lebih pada pelayanankesehatan bagi ibu hamil terutama ibu hamil yang beresiko tinggi (BumilResti). Sasarannya adalah agar ibu hamil secara rutin melakukanpemeriksaan pada fasilitas kesehatan yang ada, tahu akan kondisinya sertadapat dilakukan deteksi dini tentang resiko yang mungkin timbul dalampersalinan antara lain anemia, eklampsia, perdarahan, gangguan pada janindan lain-lain.Data terakhir yang diperoleh dari Bidang Bina KesehatanMasyarakat, jumlah ibu hamil pada tahun 2011 ini sebanyak 28.435 orangbumil dan yang melakukan pemeriksaan kehamilan 4 kali (K4) sebanyak26.879 orang atau sebesar 94,53 %.c. Pemberian Tablet FeSalah satu upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia gizi padaIbu Hamil adalah melalui pemberian tablet Fe (zat besi). Berdasarkanlaporan dari Bidang Bina Kesehatan Masyarakat tahun 2011, dari 28.435orang ibu hamil, yang mendapatkan tablet fe1 sebanyak 27.298 denganpersentase 96%, sedangkan yang mendapatkan tablet fe3 sebesar 27.617dengan persentase 97,12%. Dari Fasilitas Kesehatan Dasar yang ada. Upayaini diharapkan dapat menurunkan resiko yang mungkin timbul bagi IbuHamil di masa persalinannya akibat anemia gizi.

D. LINGKUNGAN SEHATSalah satu misi dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2010 adalahmemelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakatbeserta lingkungannya. Tugas utama kesehatan adalah memelihara danmeningkatkan kesehatan segenap warga negaranya yaitu setiap individu, keluarga

Page 72: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 72

dan masyarakat Indonesia tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit,pemulihan kesehatan dan perbaikan kualitas lingkungannya.1. Program Kota SehatProgram Kota Sehat di Kota Makassar adalah bagian dari dinamika dansemangat warga, bersama-sama dengan Pemerintah Kota Makassar dalammenjalankan suatu proses yang secara terus menerus menciptakan danmeningkatkan kualitas lingkngan baik fisik, sosial, budaya sertamengembangkan ekonomi masyarakat dengan memberdayakan potensi-potensi maksimal dari masyarakat di Kota Makassar.Program Kota Sehat untuk Kota Makassar pada tahun 2010 untukpersiapan penilaian kegiatan Kota Sehat , yang sebelumnya hanya 2 (dua)tatanan yaitu : Tatanan Kawasan Kehidupan Masyarakat yang Sehat Mandiri,

dan Tatanan Kawasan Pariwisata Sehat bertambah 2 (dua) yaitu : Kawasan

Permukiman Sarana dan Prasarana Sehat dan Kawasan Industri Perkantoran

Sehat. Berhasil mendapatkan penghargaan Swasti Saba Wiwerda (kategori 4tatanan Kota Sehat) oleh Menteri Kesehatan RI.2. Tempat-Tempat Umum SehatSalah satu indikator utama dalam pencapaian Indonesia Sehat 2010adalah tercapainya tempat-tempat umum (TTU) sehat sebesar 80 %. Untukmencapainya maka Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam hal ini BidangKesehatan Lingkungan melakukan berbagai upaya antara lain :

a. Mengadakan Temu Karya Pemilik Tempat-tempat Umum yang melibatkanInstansi dan Institusi terkait seperti ; Dinas Kebersihan, Dinas Pariwisata,PD. Pasar, PD. Kebersihan, PDAM Kota Makassar, Pihak Sekolah, PengelolaBisnis Pariwisata, Pengelola Terminal, serta Pengelola tempet-tempatibadah yang ada di Kota Makassar.b. Melakukan Bintek ke Tempat-Tempat Umum terutama pada KawasanWisata, Hotel, Restoran, Sarana peribadatan, maupun di sekolah-sekolah,terminal, pasar dan sarana kesehatan yang ada di Kota Makassar.

Page 73: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 73

Hal ini berarti upaya maksimal yang telah dilakukan selama ini olehPemerintah Kota Makassar beserta jajarannya optimis dapat memenuhiStandar Pelayanan Minimal serta mencapai target Indonesia Sehat 2010.Tahun 2011 jumlah TUPM yang ada sebanyak 2.794 semuanya diperiksa danyang termasuk sehat sebanyak 2.357 atau 84,36 %3. Rumah Sehat & Rumah Bebas JentikIndikator Kesehatan Lingkungan kedua setelah Tempat Tempat UmumSehat, adalah pencapaian rumah sehat sebesar 80 %. (tabel 47 SPM). Untukindikator rumah sehat tahun 2010 telah mencapai 88,38 % sudah mencapaitarget rumah sehat untuk mencapai Indonesia Sehat 2010Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas kesehatan Kota Makassartahun 2011 dari 46.502 rumah yang diperiksa, sebanyak 40.366 rumah bebasjentik, dengan angka bebas jentik (ABJ) mencapai 87 %. Adapun Angka BebasJentik selama 4 tahun terakhir yaitu : tahun 2008 : 79% ; tahun 2009 : 80%,tahun 2010 menjadi : 79,96% dan tahun 2011 meningkat menjadi 87%.Program-program penyehatan lingkungan dan pemukiman perlu lebihditingkatkan sehingga dapat mewujudkan Misi Kota Makassar Sehat 2010 danIndonesia Sehat 2010.4. Tempat Umum Pengelolaan Makanan & MinumanHal yang tak kalah pentingnya dalam mendukung perekonomiankhususnya sektor pariwisata serta peningkatan derajat kesehatan yang optimaldi Kota Makassar adalah tersedianya Tempat Pengelolaan Makanan yangmemenuhi standar Laik Hygiene dan Sanitasi. Pesatnya perkembangan KotaMakassar sebagai pusat perdagangan dan industri di Kawasan Timur Indonesiamendorong perlunya peningkatan pengawasan mutu terkait dengan LaikHygiene Sanitasi bagi Tempat pengelolaan makanan dan minuman terrmasukDepot Air Minum Isi Ulang.Sejalan dengan misi yang diemban oleh Pemerintah Kota Makassar,yaitu pembangunan berwawasan kesehatan maka Dinas Kesehatan KotaMakassar bekerjasama dengan Dinas Perijinan dan Perdagangan,

Page 74: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 74

memberlakukan persyaratan Rekomendasi Laik Hygiene Sanitasi sebagai salahsatu syarat untuk memperoleh SITU & SIUPP bagi Pengusaha Jasaboga, RumahMakan/Restoran serta Depot Air Minum Isi Ulang.5. Penyehatan Lingkungan dan PemukimanProgram lain yang juga merupakan bagian dari Upaya PenyehatanLingkungan antara lain : Penyemprotan lalat, Pemeriksaan bakteriologissampel air PDAM, Pembinaan POKMAIR, Pembinaan secara teknis programsanitasi dan Sumber Air Bersih, Kaporisasi serta penyelenggaraan pelatihanbagi Tenaga Sanitasi Puskesmas.

E. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATANTujuan pokok upaya kesehatan adalah meningkatkan pemerataan dan mutuupaya kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna serta terjangkau olehsegenap anggota masyarakat. Sasaran program ini adalah tersedianya pelayanankesehatan dasar dan rujukan, baik oleh pemerintah maupun swasta yang didukungoleh pesatnya kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks.Salah satu misi pembangunan kesehatan dalam mewujudkan visi Indonesiasehat 2010 adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yangbermutu, merata dan terjangkau mengandung arti bahwa salah satu tanggungjawab sektor kesehatan adalah menjamin tersedianya pelayanan kesehatan yangterbaik, bermutu, merata, dan terjangkau oleh masyarakat, yang dievaluasimenurut lima (5) indikator yaitu :1. Pemanfaatan Puskesmas oleh PendudukKeadaan sarana kesehatan di Kota Makassar dalam jumlah dandistribusi Puskesmas dan Puskesmas Pembantu sebagai ujung tombakpelayanan kesehatan dasar telah lebih merata. Hal ini menunjukkan bahwaKota Makassar telah melampaui konsep wilayah puskesmas dimana 1puskesmas melayani 30.000 penduduk atau dengan jumlah pendudukMakassar tahun 2011 dibutuhkan 38 Puskesmas/Pustu, dimana pada tahun

Page 75: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 75

2009 jumlah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 41 buah danPustu/puskesmas.Dengan demikian rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk adalah3, Ini berarti bahwa setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 3puskesmas. Sedangkan rasio puskesmas pembantu terhadap puskesmas adalah1 : 1 yang berarti setiap Puskesmas mempunyai 1 puskesmas pembantu. Hal inisejalan dengan misi Pemerintah Kota Makassar untuk memberikan pelayanankesehatan yang merata dan terjangkau bagi seluruh masyarakatnya.Data yang diperoleh dari Bidang Bina Pelayanan Kesehatan, kunjunganrawat inap dan rawat jalan di Puskesmas disajikan dalam tabel berikut :Tabel V. 9Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Rawat InapDi Sarana Pelayanan di Kota Makassar tahun 2010NO PUSKESMAS RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH

1 PATTINGALLOANG 33831 273 341042 TABARINGAN 26483 264833 P. BARRANG LOMPO 38514 111 386254 JUMPANDANG BARU 51577 1994 535715 RAPPOKALLING 53109 53109

6 KALUKU BODOA 74446 74446

7 LAYANG 43485 434858 MALIMONGAN BARU 47903 479039 TARAKAN 25488 25488

10 ANDALAS 30623 3062311 MAKKASAU 56616 5661612 BARA-BARAYA 90406 860 9126613 MACCINI SAWAH 51015 5101514 MARADEKAYA 42909 4290915 MAMAJANG 68035 1135 6917016 CENDRAWASIH 65573 6557317 DAHLIA 26076 2607618 PERTIWI 42115 4211519 PANAMBUNGAN 48621 4862120 TAMALATE 55905 5590521 JONGAYA 66659 6665922 BAROMBONG 32262 3226223 KASSI-KASSI 84932 1038 8597024 MANGASA 42990 4299025 MINASA UPA 54455 635 5509026 BATUA 123527 1534 12506127 PAMPANG 83321 8332128 TAMAMAUNG 50962 5096229 KARUWISI 33382 3338230 ANTANG 52411 5241131 ANTANG PERUMNAS 56455 5645532 TAMANGAPA 47127 4712733 SUDIANG 95029 95029

Page 76: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 76

34 SUDIANG RAYA 108001 10800135 TAMALANREA 41963 4196336 BIRA 43789 4378937 ANTARA 32000 32000

JUMLAH 2.021.995 7580 2.029.575Sumber : Bidang Bina Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Makassar2. Pemanfaatan Rumah Sakit dan Tempat Tidur Rumah SakitIndikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumahsakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yangbiasanya diukur dengan jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya sertarasionya terhadap jumlah penduduk.Adapun jumlah RS di Kota Makassar Tahun 2010 adalah sebanyak 17buah dengan jumlah tempat tidur sebanyak 3.120 TT. Ini berarti bahwa rasioRumah Sakit terhadap penduduk adalah 1,2 RS per 100.000 penduduk,sedangkan rasio tempat tidur (TT) terhadap penduduk adalah 233 TT per100.000 penduduk. Pemanfaatan rumah sakit juga diukur dengan BedOccupancy Rate (BOR), Length Of Stay (LOS), Turn Over Interval (TOI), BedTurn Over (BTO), Net Death Rate (NDR) dan Gross Death Rate (GDR). Secaranasional rata-rata BOR sebesar 55%, LOS adalah 5 hari, TOI 4 hari, BTO 40 kali,NDR 18 pasien per 1.000 pasien keluar dan GDR 37 pasien per 1.000 pasienkeluar. Indikator pelayanan RS pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabelberikut : Tabel V. 10Indikator Pelayanan RS Kota Makassar Tahun 2010

NO NAMA RUMAH SAKIT JUMLAHTEMPATTIDUR BOR LOS TOI GDR NDR1 RS Dr. Wahidin Sudirohusodo 741 68.0 7.6 3.6 68.4 47.32 Rumah Sakit Ibnu Sina 175 64.1 4.6 2.6 18.3 12.83 RSUD Labuang Baji 396 59.5 5.7 3.9 45.4 22.44 Rumah Sakit Bhayangkara 270 81.6 4.8 1.1 24.3 9.45 Rumah Sakit Pelamonia 409 0.06 Rumah Sakit Akademis 206 55.1 5.6 4.6 47.2 29.27 Rumah Sakit Dadi (Umum)Rumah Sakit Dadi (Jiwa)

Page 77: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 77

8 Rumah Sakit Haji 204 58.2 4.6 3.3 22.2 7.79 Rumah Sakit Stella Maris 225 63.2 5.4 3.1 43.1 22.010 Rumah Sakit Hikmah 56 60.3 4.8 3.2 18.0 10.111 Rumah Sakit Islam Faisal 110 66.6 5.2 2.6 52.2 34.412 Rumah Sakit Grestelina 113 64.6 4.4 2.4 28.2 13.613 RSU Luramay 55 66.9 7.2 3.6 7.5 7.514 Rumah Sakit Daya 80 63.8 3.5 2.0 10.8 4.615 RS Jala Ammari 46 58.1 3.7 2.7 7.5 4.516 RS Mitra Husada 34 34.1 6.0 11.5 21.2 18.4Sumber: Rumah Sakit di Kota MakassarTabel V. 11Keadaan Sarana Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

JENIS SARANA KESEHATAN JUMLAHPuskesmas 38Puskesmas Pembantu 44Puskesmas Keliling 38Rumah Sakit 18Rumah Sakit Bersalin 14Rumah Bersalin 14Bidan Praktek Swasta 14Balai Pengobatan Gigi 9Praktek Dokter Perorangan 1433Praktek Dokter Bersama 2Sumber : Bidang Bina PSDK3. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium DasarData yang diperoleh dari Bidang Bina Pelayanan Kesehatan DinasKesehatan Kota Makassar, jumlah sarana kesehatan yang memilikilaboratorium kesehatan di 16 Rumah Sakit Umum,1 RS Jiwa, 1 Rumah SakitKhusus dan 38 Puskesmas .4. Persentase Rumah Sakit Yang menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan

Spesialis Dasar.Data yang diperoleh dari Bidang Bina Pelayanan Kesehatan DinasKesehatan Kota Makassar, jumlah sarana kesehatan (Rumah Sakit) yang

Page 78: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 78

mampu memberikan pelayanan 4 (empat) spesialis dasar sebanyak 16 RSUmum di Kota Makassar.5. Obat Generik BerlogoKegiatan ini dimaksudkan agar terjaminnya ketersediaan,keterjangkauan dan pemerataan obat dalam pelayanan kesehatan, yangpelaksanaannya mencakup pengadaan obat generik esensial dan penerapanpenggunaan obat esensial generik pada fasilitas pelayanan pemerintah maupunswasta. Pada tahun 2004 ketersediaan obat esensial nasional sudah mencapai90%. Jumlah ketersediaan obat dan jenis kebutuhan obat berdasarkan datadari Gudang Farmasi Kota Makassar pada tahun 2011 secara terinci dapatdilihat pada lampiran Tabel 69.

F. SUMBER DAYA KESEHATANUpaya pembangunan kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bilakebutuhan sumber daya kesehatan dapat terpenuhi. Sumber daya kesehatanmencakup sumber daya tenaga, sarana dan pembiayaan.1. Pengelolaan Tenaga KesehatanDalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis ketenagaankesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan denganparadigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan, pemeliharaankesehatan dan pencegahan penyakit. Pengadaan tenaga kesehatandilaksanakan melalui pendidikan dan pengembangan tenaga kesehatan melaluipelatihan tenaga oleh pemerintah maupun masyarakat.

Ketenagaan Tahun 2011

a. Jumlah pegawai : 1233 orang terdiri dari :

b. Jenis Tenaga

Medis : 212 orang Para medis : 1043 orang

Page 79: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 79

Pengelompokan tenaga kesehatan di Kota Makassar termasuk :Puskesmas/Pustu dan Dinkes Kota secara garis besar adalah Medis (Dokter umum, Gigi & spesialis termasuk PTT) orang terdiri dari :

o Dokter Spesialis : 7 orango Dokter Umum : 133 orango Dokter Gigi : 72 orang

Kesmas : 125 orang, Asisten apoteker (S1 farmasi,D III farmasi, SMF/SAA : 36 orang, Apoteker : 30 orang Gizi 54 orang, Sanitarian 42 orang, Tenaga laboran : 39 orang, Non kesehatan : 36 orang Perawat gigi : 52 orang Perawat & Bidan 557 orang,

o Perawat : 353 orango Bidan : 204 orang

Gambar V. 19Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut JenisnyaDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Sub Bagian Bina Umum & Kepegawaian0

100

200

300

400

500

600

Jumlah Tenaga Kesehatan

212

557

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 79

Pengelompokan tenaga kesehatan di Kota Makassar termasuk :Puskesmas/Pustu dan Dinkes Kota secara garis besar adalah Medis (Dokter umum, Gigi & spesialis termasuk PTT) orang terdiri dari :

o Dokter Spesialis : 7 orango Dokter Umum : 133 orango Dokter Gigi : 72 orang

Kesmas : 125 orang, Asisten apoteker (S1 farmasi,D III farmasi, SMF/SAA : 36 orang, Apoteker : 30 orang Gizi 54 orang, Sanitarian 42 orang, Tenaga laboran : 39 orang, Non kesehatan : 36 orang Perawat gigi : 52 orang Perawat & Bidan 557 orang,

o Perawat : 353 orango Bidan : 204 orang

Gambar V. 19Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut JenisnyaDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Sub Bagian Bina Umum & KepegawaianJumlah Tenaga Kesehatan

557

36125

54 30 42

Medis

Perawat & Bidan

Farmasi

Kesmas

Gizi

Apoteker

Sanitarian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 79

Pengelompokan tenaga kesehatan di Kota Makassar termasuk :Puskesmas/Pustu dan Dinkes Kota secara garis besar adalah Medis (Dokter umum, Gigi & spesialis termasuk PTT) orang terdiri dari :

o Dokter Spesialis : 7 orango Dokter Umum : 133 orango Dokter Gigi : 72 orang

Kesmas : 125 orang, Asisten apoteker (S1 farmasi,D III farmasi, SMF/SAA : 36 orang, Apoteker : 30 orang Gizi 54 orang, Sanitarian 42 orang, Tenaga laboran : 39 orang, Non kesehatan : 36 orang Perawat gigi : 52 orang Perawat & Bidan 557 orang,

o Perawat : 353 orango Bidan : 204 orang

Gambar V. 19Proporsi Tenaga Kesehatan Menurut JenisnyaDi Kota Makassar Tahun 2011

Sumber : Sub Bagian Bina Umum & Kepegawaian

Perawat & Bidan

Page 80: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 80

2. ANGGARAN SEKTOR KESEHATANPembiayaan kesehatan yang bersumber dari APBN DepartemenKesehatan digunakan untuk membiayai program-program kesehatan yaitu (a)anggaran pembangunan dan (b) anggaran rutin. Anggaran pembangunandigunakan untuk membiayai 18 program yang terdiri dari 7 program sektorkesehatan (program pokok) dan 11 program di luar sektor kesehatan (programpenunjang). Sedangkan anggaran rutin digunakan untuk membiayai 6 unitutama, 11 kegiatan meliputi belanja pegawai dan non belanja pegawai.Pembiayaan kesehatan juga disediakan melalui pemerintah daerah,walaupun jumlahnya tidak besar yaitu APBD tingkat I dan APBD tingkat II.Dengan adanya pola otonomi daerah porsi pusat semakin dikurangi dalampembiayaan dan porsi yang dikelola oleh daerah akan meningkat terutamaditujukan pada keluarga miskin.Adapun rincian Anggaran Kesehatan Kota Makassar tahun 2011 yangdiperoleh dari Sub Bagian Keuangan Dinas Kesehatan Kota Makassar sebagaiberikut : APBD Kota Rp. 108.382.524.000,- APBD Prop. (Dana DEKON) Rp 4.208.993.280,- APBN Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. Jampersal Rp. 5.404.294.000,- Lain-lain

- NICE Rp. 3.192.000.000,-- PAMSIMAS Rp. ,-

-

BOK Rp.

Page 81: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 81

Pinjaman/Hibah Luar Negeri Rp. Sumber lain Rp. TOTAL Anggaran Kesehatan Rp. 121.187.811.280,-Untuk alokasi pembiayaan kesehatan pada Pada tahun 2008 meningkatmenjadi 5,17 %, dari total anggaran APBD Kota Makassar. sedangkan alokasipembiayaan kesehatan pada tahun 2009 sebesar 3,1 %, tahun 2010 sebesar3,4% dan meningkat di tahun 2011 sebesar 6,82%Adapun alokasi anggaran kesehatan per-kapita untuk tahun 2011sebesar Rp. 89.626, sedangkan pada tahun 2010 sebesar Rp. 41.059, tahun2009 sebesar Rp. 41.836,- yang baru berkisar masih jauh dari target Rp.100.000 per kapita per tahun. (Sumber : Sub Bagian Keuangan Dinas KesehatanKota Makassar).

G. KONTRIBUSI LINTAS SEKTOR

1. Keluarga yang memiliki Air BersihBerdasarkan hasil SUSENAS yang dilakukan BPS memperlihatkan bahwapemenuhan kebutuhan rumah tangga terhadap air bersih dari tahun ke tahunmengalami peningkatan. Pada tahun 2010 di Kota Makassar jumlah pelangganuntuk kategori Rumah Tangga yang telah memiliki sambungan PDAM sebanyak189.148 Rumah Tangga. (Sumber : Makassar Dalam Angka).Berdasarkan laporan dari Bidang Bina Pencegahan Penyakit danPenyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar cakupan akses airbersih selama 3 tahun terakhir yaitu untuk tahun 2009 Cakupan air bersihsebesar 73,4%. Pada tahun 2010 menjadi 82,97 % dan meningkat pada tahun2011 menjadi 83,3 %. Adapun pasokan Air Bersih ini sebagian besar darisambungan rumah PDAM, sisanya sumur gali dan sumur pompa tangan.

Page 82: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 82

Gambar V. 20Cakupan Air Bersih Di Kota MakassarTahun 2009– 2011

Sumber : Bidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar2. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KBBerdasarkan data yang diperoleh dari BPM-KB Kota Makassar, tingkatpencapaian Peserta KB aktif dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Padatahun 2009 yaitu 122.365 , tahun 2010 meningkat menjadi 123.557 peserta,dan meningkat di tahun 2011 menjadi 127.045 atau sebesar 68,5 %.Perkembangan jumlah peserta KB Baru, selama 3 tahun terakhir sebagaiberikut : Tahun 2009 menjadi 37.610 peserta, tahun 2010 menjadi 45.344peserta dan pada tahun 2011 menjadi 51.208 peserta.

687072747678808284

2009

73,4

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 82

Gambar V. 20Cakupan Air Bersih Di Kota MakassarTahun 2009– 2011

Sumber : Bidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar2. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KBBerdasarkan data yang diperoleh dari BPM-KB Kota Makassar, tingkatpencapaian Peserta KB aktif dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Padatahun 2009 yaitu 122.365 , tahun 2010 meningkat menjadi 123.557 peserta,dan meningkat di tahun 2011 menjadi 127.045 atau sebesar 68,5 %.Perkembangan jumlah peserta KB Baru, selama 3 tahun terakhir sebagaiberikut : Tahun 2009 menjadi 37.610 peserta, tahun 2010 menjadi 45.344peserta dan pada tahun 2011 menjadi 51.208 peserta.

Cakupan

20102011

82,97 83,3

Cakupan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 82

Gambar V. 20Cakupan Air Bersih Di Kota MakassarTahun 2009– 2011

Sumber : Bidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan DinasKesehatan Kota Makassar2. Pasangan Usia Subur yang menjadi Akseptor KBBerdasarkan data yang diperoleh dari BPM-KB Kota Makassar, tingkatpencapaian Peserta KB aktif dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Padatahun 2009 yaitu 122.365 , tahun 2010 meningkat menjadi 123.557 peserta,dan meningkat di tahun 2011 menjadi 127.045 atau sebesar 68,5 %.Perkembangan jumlah peserta KB Baru, selama 3 tahun terakhir sebagaiberikut : Tahun 2009 menjadi 37.610 peserta, tahun 2010 menjadi 45.344peserta dan pada tahun 2011 menjadi 51.208 peserta.

Cakupan

Page 83: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 83

Gambar V. 21Jumlah PUS, Peserta KB Baru & AktifMenurut Kecamatan di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : BPM-KB Kota Makassar3. Kecelakaan Lalu LintasSebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga menjadikanMakassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, menjadikantingkat perekonomian masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan haltersebut lonjakan penduduk pun tak dapat dielakkan, yang pada akhirnyaberimplikasi pada berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginyakepadatan penduduk serta tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara).Padatnya arus transportasi darat sangat rawan menyebabkan terjadinyakecelakaan lalu lintas.Beberapa kebijakan diterapkan oleh Pemerintah Kota Makassar dalammenangani masalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas , antara lain : darisegi infrastruktur Pembangunan Proyek Jalan Lingkar, Pembangunan Fly Over(jalan layang), serta PERDA mengenai pemakaian helm bagi pengendarabermotor.

020000400006000080000

100000120000140000160000180000200000

PUS

199769182267

185342

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 83

Gambar V. 21Jumlah PUS, Peserta KB Baru & AktifMenurut Kecamatan di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : BPM-KB Kota Makassar3. Kecelakaan Lalu LintasSebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga menjadikanMakassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, menjadikantingkat perekonomian masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan haltersebut lonjakan penduduk pun tak dapat dielakkan, yang pada akhirnyaberimplikasi pada berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginyakepadatan penduduk serta tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara).Padatnya arus transportasi darat sangat rawan menyebabkan terjadinyakecelakaan lalu lintas.Beberapa kebijakan diterapkan oleh Pemerintah Kota Makassar dalammenangani masalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas , antara lain : darisegi infrastruktur Pembangunan Proyek Jalan Lingkar, Pembangunan Fly Over(jalan layang), serta PERDA mengenai pemakaian helm bagi pengendarabermotor.

KB BARU KB AKTIF

37610

122365

45344

123557

185342

51208

127045

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 83

Gambar V. 21Jumlah PUS, Peserta KB Baru & AktifMenurut Kecamatan di Kota MakassarTahun 2009 s/d 2011

Sumber : BPM-KB Kota Makassar3. Kecelakaan Lalu LintasSebagai pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia yang juga menjadikanMakassar sebagai kawasan sentra perdagangan dan industri, menjadikantingkat perekonomian masyarakatnya juga meningkat. Sejalan dengan haltersebut lonjakan penduduk pun tak dapat dielakkan, yang pada akhirnyaberimplikasi pada berbagai masalah kependudukan diantaranya tingginyakepadatan penduduk serta tingginya jumlah pengguna jalan raya (pengendara).Padatnya arus transportasi darat sangat rawan menyebabkan terjadinyakecelakaan lalu lintas.Beberapa kebijakan diterapkan oleh Pemerintah Kota Makassar dalammenangani masalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas , antara lain : darisegi infrastruktur Pembangunan Proyek Jalan Lingkar, Pembangunan Fly Over(jalan layang), serta PERDA mengenai pemakaian helm bagi pengendarabermotor.

2009

2010

2011

Page 84: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 84

Data yang diperoleh dari Ditlantas POLDA Sulsel sepanjang tahun 2010terjadi 493 kejadian kecelakaan, menurun dari tahun sebelumnya yakni 553kasus kecelakaan, dengan rincian korban jiwa yang meninggal 127 orang, lukaberat sebanyak 170 orang dan luka ringan sebanyak 359 orang, dengan jumlahtotal korban sebanyak 656 orang. Data terinci pada Lampiran Tabel 8.4. Penduduk yang Melek HurufTingkat kesejahteraan masyarakat amat dipengaruhi oleh tingkatpendidikan dalam hal ini kemampuan baca tulis karena merupakanketerampilan minimum yang dibutuhkan untuk dapat memperoleh lapangankerja. Disamping itu aspek-aspek kependudukan, perekonomian danpendidikan, bersama-sama dengan kesehatan menentukan besar/kecilnyaIndeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) .Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk usia10 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruflainnya, misalnya huruf Arab, Bugis, Makassar dan sebagainya. Angka MelekHuruf yang tinggi berarti jumlah penduduk yang buta aksara semakinmenurun. Untuk Kota Makassar pada tahun 2010, jumlah dan persentasependuduk yang buta huruf menurut Kecamatan disajikan pada tabel berikut :

TABEL V. 12PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KEATAS YANG BUTA HURUFKOTA MAKASSAR TAHUN 2010NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH1 UJUNG TANAH 176 288 4642 TALLO 105 349 4543 BONTOALA 75 211 2864 WAJO - - -5 UJUNG PANDANG 3 92 956 MAKASSAR 36 214 2507 MAMAJANG 26 108 1348 MARISO 48 157 2059 TAMALATE 50 230 28010 RAPPOCINI 199 255 45411 PANAKKUKANG 296 700 99612 MANGGALA 58 257 31513 BIRINGKANAYA 65 302 36714 TAMALANREA 188 297 485

Page 85: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 85

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kota MakassarKhusus di Kota Makassar pada Komponen Indeks PembangunanManusia (Human Development Indeks) untuk Kota Makassar disajikan dalamtabel berikut : Tabel V. 13Komponen Indeks Pembangunan ManusiaTingkat Kecamatan di Kota Makassar 2007KODEWIL KECAMATAN Indeks Indeks Indeks Indekspengeluaranperkapita IPM PeringkatIPMAngka Angka Rata-rataHarapan Melek LamaHidup Huruf Sekolah010 MARISO 78,24 96,70 71,73 63,28 76,63 7020 MAMAJANG 78,25 98,96 79,12 63,29 77,96 1030 TAMALATE 78,17 96,44 70,22 63,29 76,38 9031 RAPPOCINI 78,50 97,64 77,62 63,29 77,59 2040 MAKASSAR 78,32 94,04 59,43 63,26 74,70 12050 UJUNG PANDANG 78,23 97,38 67,65 63,29 76,33 10060 WAJO 78,37 97,19 69,06 63,28 76,49 8070 BONTOALA 78,18 96,60 74,57 63,27 76,90 5080 UJUNG TANAH 78,24 94,04 56,71 63,26 74,37 14090 TALLO 78,17 94,63 56,95 63,25 74,50 13100 PANAKUKANG 78,39 97,06 72,98 63,29 76,90 4101 MANGGALA 78,46 95,33 66,59 63,29 75,83 11110 BIRINGKANAYA 78,41 97,23 77,29 63,29 77,43 3111 TAMALANREA 78,44 95,65 74,88 63,29 76,82 6Sumber : BPS Kota MakassarDemikianlah gambaran yang dapat ditampilkan mengenai pencapaianProgram Kesehatan Kota Makassar serta indikator lain yang berkaitan eratdalam menentukan Indeks Pembangunan Manusia sepanjang tahun 2007.Keseluruhan data yang dimuat diperoleh langsung dari pengelola masing-masing program. Adapun gambaran yang disajikan diharapkan dapatmemenuhi kebutuhan semua pihak terkait dengan data dan informasimengenai program kesehatan yang berjalan di Kota Makassar.

۞۞۞

BAB VI

Page 86: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 86

P E N U T U PProfil Kesehatan Kota Makassar disusun berdasarkan hasil kegiatan sepanjangtahun 2011 oleh unit-unit kesehatan serta Instansi terkait yang berada dalam wilayahKota Makassar. Berbagai peningkatan telah dicapai sebagai hasil dari pembangunankesehatan, sejalan dengan perbaikan kondisi umum serta keadaan sosial ekonomimasyarakat Kota Makassar.Gambaran tersebut merupakan fakta yang layak dikomunikasikan baik kepadapara penentu kebijakan, kepada pengelola program kesehatan maupun kepadainstansi Lintas Sektor, serta kepada masyarakat umum yang disajikan dalam formatbuku Profil.Oleh karena data dan informasi merupakan sumber daya yang strategis dalampelaksanaan manajemen program kesehatan dan Lintas Sektor maka penyediaan datadan informasi yang berkualitas sangat diperlukan sebagai bahan masukan dalamproses pengambilan keputusan dan dalam hal perencanaan program kesehatan. Dibidang kesehatan penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan mempunyai salah satuluaran utama yaitu penyajian data dan informasi dalam format buku Profil Kesehatan.Namun disadari bahwa dalam penyajiannya sampai saat ini belum dapatmemenuhi segala kebutuhan data dan informasi kesehatan secara optimal. Hal iniberimplikasi pada kualitas data yang disajikan dalam profil kesehatan ini belum dapatmemenuhi harapan semua pihak namun tetap dapat memberikan gambaran umumdan menyeluruh tentang seberapa jauh perubahan dan perbaikan keadaan kesehatanmasyarakat yang telah dicapai.Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kualitas Profil Kesehatan KotaMakassar, perlu terus dilakukan suatu terobosan dalam hal mekanisme pengumpulandata dan informasi secara cepat dan akurat untuk mengisi ketidaktersediaan datakhususnya yang bersumber dari masing – masing pengelola program serta dari sektorlain yang terkait. Diharapkan Sistem Informasi Kesehatan telah dapat menerapkanInformation and Communication Technology secara maksimal sampai ke tingkat

Puskesmas.

۞۞۞

Page 87: Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2011

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 87