55
Djoni Darmadjaja,dr.,SpB,MARS Pengurus Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Direktur RSUD Karawang (2005-2009) Direktur RS Proklamasi Karawang (2011-2012)

PROGRAM NASIONAL SASARAN 4 PENYELENGARAAN …forlabinfeksi.or.id/wp-content/uploads/2018/01/4...resistensi antimikroba di RS (Panduan penggunaan Antibiotik profilaksis dan terapi)

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Djoni Darmadjaja,dr.,SpB,MARS

    • Pengurus Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)

    • Direktur RSUD Karawang (2005-2009)

    • Direktur RS Proklamasi Karawang (2011-2012)

  • PROGRAM NASIONAL SASARAN 4

    PENYELENGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA

    STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT

    EDISI 1

  • I. KELOMPOK STANDAR

    PELAYANAN BERFOKUS PADA

    PASIEN

    II. KELOMPOK STANDAR

    MANAJEMEN RS

    IV. PROGRAM NASIONAL

    III. SASARAN KESELAMATAN

    PASIEN

    STANDAR

    NASIONAL

    AKREDITASI

    RUMAH

    SAKIT

    ED 1

    (PMKP,PPI,TKRS,

    MFK, KKS, MIRM)

    SKP

    (7 BAB)

    (6 BAB)

    PONEK

    HIV/AIDS

    TB

    PPRA

    GERIATRI

    V. INTEGRASI PENDIDIKAN

    KESEHATAN DALAM

    PELAYANAN

    (ARK,HPK,AP,

    PAP,PAB,PKPO

    MKE)

    IPKP

  • No STANDAR FOKUS AREA

    1 PPRA.4 PENYELENGGARAAN PROGRAM TINGKAT RS

    KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PENYUSUNAN PROG

    DUKUNGAN ANGGARAN OPERASIONAL

    KEPATUHAN STAF AKAN PANDUAN PENGGUNAAN AB

    LAPORAN DIREKTUR RS KE KPRA PUSAT SETIAP TAHUN

    2 PPRA.4.1 ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN DALAM BENTUK

    KOMITE/TIM

    BUKTI KEGIATAN ORGANISASI PRA

    PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRA

    MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PRA

    LAPORAN BERKALA KOMITE/TIM PRA KEPADA DIREKTUR

    2 STANDAR 10 EP

    PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)

  • GAMBARAN UMUM

    Resistensi terhadap antimikroba (resistensi antimikroba, dalam terminologi Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan dunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien.

    Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.

  • Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan

    antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba

    resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik

    pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.

    Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu

    dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit

    Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk

    mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.

    PENGGUNAAN AB YANG TIDAK BIJAK

  • PENGENDALIAN TINGKAT NASIONAL

    Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di

    fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional

    telah dibentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang

    selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu

    telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on

    antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.

    Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya

    pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di

    fasilitas pelayanan kesehatan.

  • Report Working Group

    Antimicrobial Use Human & Animal Health

    National workshop on NAP development to combat AMR

    30 May – 1 June 2016

    Jakarta, Indonesia

  • IMPLEMENTASI

    Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila

    mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa

    penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan

    organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial

    untuk mendukung pelaksanaan PPRA

    Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba

    yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen

    dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak

    munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien.

  • Diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap antimikroba.

    Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya.

    Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PRA sesuai peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik

    PENGGUNAAN AB SECARA BIJAK DI RS

  • STANDAR 4 - PPRA Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian

    resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.

  • Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang meliputi: Pengendalian resistensi antimikroba Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahan Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur: Staf Medis Staf Keperawatan Staf Instalasi Farmasi Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinis Komite Farmasi dan Terapi Komite PPI

    MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4

  • Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat pelatihan PPRA Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di

    rumah sakit terdiri dari :

    a). peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,

    pasien dan keluarga tentang masalah resistensi antimikroba

    b). pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit

    c). surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit

    d). surveilans pola resistensi antimikroba

    e). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

    MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4

  • Rumah sakit membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatan PRA meliputi: a). kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang pengendalian resistensi antimikroba b). surveilans pola penggunaan antibiotik di RS (termasuk laporan pelaksanaan pengendalian antibiotik) c). surveilans pola resistensi antimikroba d). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi

    MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4

  • ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4

    1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (R)

    2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusun program. (D,W)

    3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA. (D,O,W)

    4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien sesuai panduan. (D,O,W)

    5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA . (D,W)

  • INSTRUMEN TELUSUR

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 20

    Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor

    1. Ada regulasi dan program tentang

    pengendalian resistensi antimikroba

    di rumah sakit sesuai peraturan

    perundang-undangan. (R)

    R

    1) Regulasi tentang pengendalian

    resistensi antimikroba di RS

    (Panduan penggunaan Antibiotik

    profilaksis dan terapi)

    2) Program pengendalian resistensi

    antimikroba RS

    10

    -

    0

    TL

    -

    TT

    2. Ada bukti pimpinan rumah sakit

    terlibat dalam menyusun program.

    (D,W)

    D

    W

    1) Bukti pelaksanaan rapat tentang

    penyusunan program melibatkan

    pimpinan RS 2) Bukti program PRA-RS yang sudah

    disetujui/ditanda tangani Direktur

    Direktur Kepala unit pelayanan

    Kepala bidang/divisi

    Komite/Tim PPRA

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 21

    Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor

    3. Ada bukti dukungan anggaran

    operasional, kesekretariatan, sarana-

    prasarana untuk menunjang kegiatan

    fungsi, dan tugas organisasi PPRA.

    (D,O,W)

    D

    O

    W

    Bukti tersedianya anggaran

    operasional PPRA

    Lihat kantor sekretariat Komite/Tim

    PPRA yang dilengkapi sarana kantor

    dan ATK

    Komite/Tim PPRA

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

    4. Ada bukti pelaksanaan

    penggunaan antibiotik terapi dan

    profilaksis pembedahan pada

    seluruh proses asuhan pasien sesuai

    panduan. (D,O,W

    D

    O

    W

    Bukti dalam rekam medis tentang

    pelaksanaan penggunaan antibiotik

    sebagai terapi & profilaksis pembedahan

    pada seluruh proses asuhan pasien

    Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat

    di kamar operasi sesuai PPK

    Lihat pemberian antibiotik terapi empiris

    atau terapi definitif di ruangan sesuai PPK

    Dokter,

    Perawat

    Apoteker

    Komite/tim PPRA

    10

    5 0

    TL

    TS TT

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 22

    Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor

    5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA

    secara berkala kepada KPRA. (D,W)

    D

    W

    Bukti laporan tentang PPRA RS secara

    berkala minimal 1 (satu) tahun sekali

    kepada KPRA Kemenkes

    Direktur RS

    Komite/tim PPRA

    10

    -

    0

    TL

    TT

  • PMK no. 8 /2015 PELAPORAN KEGIATAN PPRA-RS

    Mohon dikirim ke alamat email: [email protected]

  • FORMAT PELAPORAN 1

    I. Pendahuluan: Informasi umum tentang RS (tipe, organisasi, jumlah tempat tidur, jumlah

    tenaga kesehatan) Program kerja Komite/Tim PRA RS

    II. Struktur organisasi RS yang menyantumkan posisi Komite atau Tim PRA RS

    III. Daftar Dokumen yang telah tersedia, yang berhubungan dengan pelaksanaan PPRA di RS, meliputi: Kebijakan dan/atau Peraturan RS Prosedur operasional baku (POB)/standar prosedur operasional (SPO) PRA Pedoman penggunaan antibiotik (PPAB)

  • FORMAT PELAPORAN 2

    IV. Pelayanan laboratorium mikrobiologi: • SDM, Sarana dan prasarana

    • Jenis pemeriksaan mikrobiologi dan metode yang dilakukan sendiri

    • Jenis pemeriksaan mikrobiologi yang dirujuk ke laboratorium lain dan nama lab rujukan

    • Antibiogram (pola mikroba dan kepekaannya) tahun berjalan

    • Proporsi sensitivitas AB di rumah sakit: • E Coli ESBL dibagi E Coli total (patogen) x 100%

    • K Pnemoniae ESBL : K Pnemoniae total x 100%

    • MRSA : S Aureus x 100%

  • FORMAT PELAPORAN 3

    V. Instalasi Farmasi: Jumlah Farmasi Klinik

    Metode pengendalian pelayanan antibiotik

    VI. Penggunaan Antibiotik di RS DDD antibiotik yang digunakan di RS

    Kualitas penggunaan antibiotik menggunakan alur gyssen

    VII. Kegiatan yang belum terlaksana dan RTL

    VIII.Kesimpulan

  • STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.

  • MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu PPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi: a). perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik b). perbaikan kualitas penggunaan antibiotik c). peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi d). penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten e). indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP

  • MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan

    penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant

    organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil extended spectrum beta-

    lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA),

    Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-

    resisten lainnya. (Lihat juga PPI.6)

  • ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4.1 - PPRA 1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi antimikroba dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (R) 2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W) 3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)

  • Elemen Penilaian 4.1 (lanjutan)

    4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba (D,W)

    5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan.(D,W)

  • INSTRUMEN TELUSUR

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 34

    Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor

    1. Ada organisasi yang mengelola

    kegiatan pengendalian resistensi

    antimikroba dan melaksanakan

    program pengendalian resistensi

    antimikroba rumah sakit meliputi a)

    sampai dengan e) di maksud dan

    tujuan. (R)

    R

    Bukti penetapan komite/tim PPRA yang

    dilengkapi uraian tugas, tanggung

    jawab dan wewenangnya

    10

    -

    0

    TL

    TT

    2. Ada bukti kegiatan organisasi yang

    meliputi a) sampai dengan e) di

    maksud dan tujuan. (D,W)

    D

    W

    Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim

    PPRA

    Komite/tim PPRA

    PPA

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 35

    Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor

    3. Ada penetapan indikator mutu

    yang meliputi a) sampai dengan e) di

    maksud dan tujuan. (D,W)

    D

    W

    Bukti penetapan indikator mutu

    Komite/Tim PPRA

    Komite/Tim PMKP

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

    4. Ada monitoring dan evaluasi

    terhadap program pengendalian

    resistensi antimikroba yang mengacu

    pada indikator pengendalian

    resistensi antimikroba (D,W)

    D

    W

    Bukti hasil pencapaian indikator mutu

    Direktur RS

    Komite/Tim PPRA

    Komite/Tim PMKP

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

  • STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 36

    Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor

    5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA

    secara berkala dan meliputi butir a)

    sampai dengan d) di maksud dan

    tujuan. (D,W)

    D

    W

    Bukti laporan tentang kegiatan

    komite/tim PRA secara berkala

    kepada Direktur RS

    Komite/tim PPRA,

    Direktur RS

    10

    5

    0

    TL

    TS

    TT

  • Indikator mutu PPRA (PMK no.8/2015, pasal 11)

  • 1. Penggunaan AB: jumlah dan jenis antibiotik

    2. Mutu penggunaan antibiotik: indikasi, pilihan, dosis, durasi penggunaan kategori Gyssens

    3. Pola kepekaan mikroba & mikroba multiresisten (tahunan)

    4. Angka infeksi oleh mikroba multiresisten: MRSA & ESBL producers

    5. Mutu tata laksana kasus infeksi: kajian terintegrasi, multidisiplin

    INDIKATOR MUTU PRA/AMS

  • Evaluasi Penggunaan Antibiotik Di Rumah Sakit

    Audit “Kuantitatif “

    (DDD)

    Audit “Kualitatif” (Metode Gyssens)

    Multiple reviewer

    39

  • Spesimen dari Saluran Pernafasan, Paling Banyak Ditemukan Pertumbuhan Mikroba

  • Pseudomonas aeruginosa, Bakteri Terbanyak Ditemukan pada Pasien ICU

  • P. aeuroginosa dan A. baumanii resisten terhadap Carbapenem

  • E.Coli, K.Pneumoniae, Pseudomonas putida

  • 1. Data Instalasi Farmasi

    • Lembar resep

    • Laporan penjualan/ pengeluaran

    2. Rekam Medik Pasien • Catatan instruksi terapi oleh Dokter

    • Catatan pemberian obat (RPO)

    44

  • Pengkajian kuantitatif dengan metode DDD Defined daily dose (DDD) adalah dosis harian rata-rata antibiotika yang digunakan pada orang dewasa untuk indikasi utamanya. Setiap antibiotika mempunyai nilai DDD yang ditentukan oleh WHO berdasarkan dosis pemeliharaan rata-rata, untuk indikasi utama pada orang dewasa BB 70 kg. Data yang berasal dari Instalasi Farmasi berbentuk data kolektif, maka rumusnya sebagai berikut:

    Perhitungan numerator : Jumlah DDD = jml kemasan x jml tablet per kemasan x jml gram per tablet x 100 DDD antibiotika (gram)

    Perhitungan denominator : Jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien dalam suatu periode studi Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus untuk setiap pasien jumlah konsumsi antibiotika (dalam DDD) = jumlah konsumsi antibiotika (gram) DDD antibiotika (gram) DDD/100 patient days = total DDD x 100 Total jumlah hari-pasien

  • Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ranap Bag.Bedah

    46 Keterangan: Total lama rawat inap dari capaian jumlah pasien = 1127

    No. Kode DDD Nama Antibiotik Tot DDD Tot DDD/rawat

    inap*100

    1 J01CA04 amoxiclav iv 9.00 0.80

    2 J01DB04 cefazoline iv 138 12.24

    3 J01DD08 cefixime po 71.00 6.30

    4 J01EA01 cefoperazone sulbactam iv 10 0.89

    5 J01DD04 ceftriaxone iv 107.50 9.54

    6 J01MA02 ciprofloxacin po 18 1.60

    7 J01MA02 ciprofloxacin iv 6.4 0.57

    8 J01FF01 clindamicin iv 2.25 0.20

    9 J01GB03 gentamicin iv 12.19 1.08

    10 J01MA12 levofloxacin iv 24 2.13

    11 J01XD01 metronidazole iv 18.67 1.66

    Total 37.00

  • 47

    Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ranap Bagian Bedah

    Keterangan: Total lama rawat inap dari capaian jumlah pasien = 1127

    0.80

    12.24

    6.30

    0.89

    9.54

    0.80

    0.57

    0.20

    1.08

    2.13

    1.66

    0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00

    amoxiclav iv

    cefazoline iv

    cefixime po

    cefoperazone sulbactam iv

    ceftriaxone iv

    ciprofloxacin po

    ciprofloxacin iv

    clindamicin iv

    gentamicin iv

    levofloxacin iv

    metronidazole iv

  • Kategori Kualitas Penggunaan Antibiotik

    VI = Rekam medik tidak lengkap/

    tidak dapat dievaluasi

    V = Tidak ada indikasi

    IVA = Ada antibiotik lebih efektif

    IVB = Ada antibiotik kurang toksik/lebih aman

    IVC = Ada antibiotik lebih murah

    IVD = Ada antibiotik spektrum lebih sempit

    IIIA = Pemberian terlalu lama

    IIIB = Pemberian terlalu singkat

    II A = Tidak tepat dosis

    II B = Tidak tepat interval pemberian

    II C = Tidak tepat rute pemberian

    I = Tidak tepat saat pemberian antibiotik

    (AB profilaksis)

    0 = Penggunaan antibiotik tepat

    (appropriate)

    48

  • Kualitas Penggunaan Antibiotik (Gyssens)

    49

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    VI V IVa IIIa IIIb IIb 0

    6.52 10.87

    2.17

    21.74

    2.17 2.17

    54.35

    IRNA Anak

    0.00

    10.00

    20.00

    30.00

    40.00

    VI V IVa IIIa IIIb 0

    16.13

    25.81

    6.45 4.84

    9.68

    37.10

    IRNA Medik SMF Peny.Dalam

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    VI V 0

    7.14

    59.52

    33.33

    IRNA Bedah

  • LAPORAN MDRO

  • GLOSARY

    • R = Regulasi (Kebijakan,Pedoman,Panduan,SPO ,Program )

    • D = Dokumen bukti implementasi (Rekam Medis,form pelayanan,form laporan dll )

    • O = Observasi pelaksanaan regulasi oleh civitas Hospitalia

    • W = Wawancara dengan pelaksana asuhan dan pasien atau keluarga

    • S = Simulasi staf melaksanakan kegiatan

  • REFERENSI 1. Antimicrobial Resistance,Antibiotic Usage and Infection Control, A Self Improvement Program

    (AMRIN Study). Directorate General of Medical Care, Ministry of Health, Republic of Indonesia, 2005.

    2. Gyssens IC. Audit for monitoring the quality of antimicrobial prescription. In: Gould IM and Van Der Meer JWM (eds). Antibiotic Policies: Theory and Practice. Kluwer Academic Publsher. New York 2005: 197-226

    3. WHO. Guidelines for ATC classification and DDD assignment. In; Oslo: Norsk Medisinaldepot, 2005

    4. Hadi U, Gyssens IC, Lestari ES, Duerink DO, Keuter M, Soewondo ES, et al. Quantity and Quality of Hospital Antibiotik Usage in Indonesia. In preparation 2006.

    5. Hadi U, Keuter M, van Asten H, van den Broek PJ. (2008). Optimizing antibiotic usage In adults admitted with fever by a multifaceted intervention in an Indonesian governmental hospital. Tropical Medicine and International Health, 13(7):888-99

    6. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.

  • REFERENSI

    7. Kuntaman K, Hadi U, Paraton H, Qibtiyah M, Wasito EB, Koendhori EB, Santosaningsih D, Erikawati D, \Fatmawati NND, Budayanti NNS, Priyambodo Y, Saptawati L, Mulyani UA. 2013. The Development of Effective Antimicrobial Resistance Surveillance Model in Hospital: Focusing on Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Producing Bacteria (Indicators: Klebsiella pneumoniae and Escherichia coli). Research support by WHO. Unpublish

    8. Bari, PS. 2012. Multidrugs-Resistant Organisms and Antibiotic Management. Surg Clin N. Am.; (92): 345–391)

    9. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 8 tahun 2015 tentang Pedoman Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.

    10. Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN), Antibiotic Prophylaxis in Surgery, A national Clinical Guideline, 2014.

    11. Cunha BA. Antibiotic essentials. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers Pvt, Ltd. 2015.

  • SEKIAN TERIMA KASIH

    . KARS 55