Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Djoni Darmadjaja,dr.,SpB,MARS
• Pengurus Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
• Direktur RSUD Karawang (2005-2009)
• Direktur RS Proklamasi Karawang (2011-2012)
PROGRAM NASIONAL SASARAN 4
PENYELENGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT
EDISI 1
I. KELOMPOK STANDAR
PELAYANAN BERFOKUS PADA
PASIEN
II. KELOMPOK STANDAR
MANAJEMEN RS
IV. PROGRAM NASIONAL
III. SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
STANDAR
NASIONAL
AKREDITASI
RUMAH
SAKIT
ED 1
(PMKP,PPI,TKRS,
MFK, KKS, MIRM)
SKP
(7 BAB)
(6 BAB)
PONEK
HIV/AIDS
TB
PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM
PELAYANAN
(ARK,HPK,AP,
PAP,PAB,PKPO
MKE)
IPKP
No STANDAR FOKUS AREA
1 PPRA.4 PENYELENGGARAAN PROGRAM TINGKAT RS
KETERLIBATAN DIREKTUR DALAM PENYUSUNAN PROG
DUKUNGAN ANGGARAN OPERASIONAL
KEPATUHAN STAF AKAN PANDUAN PENGGUNAAN AB
LAPORAN DIREKTUR RS KE KPRA PUSAT SETIAP TAHUN
2 PPRA.4.1 ORGANISASI PELAKSANA KEGIATAN DALAM BENTUK
KOMITE/TIM
BUKTI KEGIATAN ORGANISASI PRA
PENETAPAN INDIKATOR MUTU PRA
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PRA
LAPORAN BERKALA KOMITE/TIM PRA KEPADA DIREKTUR
2 STANDAR 10 EP
PENYELENGGARAAN PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
GAMBARAN UMUM
Resistensi terhadap antimikroba (resistensi antimikroba, dalam terminologi Inggris antimicrobial resistance,AMR) telah menjadi masalah kesehatan dunia, dengan berbagai dampak merugikan yang dapat menurunkan mutu dan meningkatkan risiko biaya dan keselamatan pasien.
Yang dimaksud dengan resistensi antimikroba adalah ketidak mampuan antimikroba membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroba sehingga penggunaannya sebagai terapi penyakit infeksi menjadi tidak efektif lagi.
Meningkatnya masalah resistensi antimikroba terjadi akibat penggunaan
antimikroba yang tidak bijak dan bertanggung jawab dan penyebaran mikroba
resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak dilaksanakannya praktik
pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik.
Dalam rangka mengendalikan mikroba resisten di rumah sakit, perlu
dikembangkan program pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit
Pengendalian resistensi antimikroba adalah aktivitas yang ditujukan untuk
mencegah dan/atau menurunkan adanya kejadian mikroba resisten.
PENGGUNAAN AB YANG TIDAK BIJAK
PENGENDALIAN TINGKAT NASIONAL
Dalam rangka pengendalian resistensi antimikroba secara luas baik di
fasilitas pelayanan kesehatan maupun di komunitas di tingkat nasional
telah dibentuk Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba yang
selanjutnya disingkat KPRA oleh Kementerian Kesehatan. Disamping itu
telah ditetapkan program aksi nasional / national action plans on
antimicrobial resistance (NAP AMR) yang didukung oleh WHO.
Program pengendalian resistensi antimikroba (PPRA) merupakan upaya
pengendalian resistensi antimikroba secara terpadu dan paripurna di
fasilitas pelayanan kesehatan.
Report Working Group
Antimicrobial Use Human & Animal Health
National workshop on NAP development to combat AMR
30 May – 1 June 2016
Jakarta, Indonesia
IMPLEMENTASI
Implementasi program ini di rumah sakit dapat berjalan baik apabila
mendapat dukungan penuh dari pimpinan/direktur rumah sakit berupa
penetapan regulasi pengendalian resistensi antimikroba, pembentukan
organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial
untuk mendukung pelaksanaan PPRA
Penggunaan antimikroba secara bijak ialah penggunaan antimikroba
yang sesuai dengan penyakit infeksi dan penyebabnya dengan rejimen
dosis optimal, durasi pemberian optimal, efek samping dan dampak
munculnya mikroba resisten yang minimal pada pasien.
Diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan kepekaan mikroba patogen terhadap antimikroba.
Penggunaan antimikroba secara bijak memerlukan regulasi dalam penerapan dan pengendaliannya.
Pimpinan rumah sakit harus membentuk komite atau tim PRA sesuai peraturan perundang-undangan sehingga PPRA dapat dilakukan dengan baik
PENGGUNAAN AB SECARA BIJAK DI RS
STANDAR 4 - PPRA Rumah sakit menyelenggarakan pengendalian
resistensi antimikroba sesuai peraturan perundang-undangan.
Tersedia regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang meliputi: Pengendalian resistensi antimikroba Panduan penggunaan antibiotik untuk terapi dan profilaksis pembedahan Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari tenaga kesehatan yang kompeten dari unsur: Staf Medis Staf Keperawatan Staf Instalasi Farmasi Staf Laboratorium yang melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinis Komite Farmasi dan Terapi Komite PPI
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah mendapat pelatihan PPRA Rumah sakit menyusun program pengendalian resistensi antimikroba di
rumah sakit terdiri dari :
a). peningkatan pemahaman dan kesadaran seluruh staf,
pasien dan keluarga tentang masalah resistensi antimikroba
b). pengendalian penggunaan antibiotik di rumah sakit
c). surveilans pola penggunaan antibiotik di rumah sakit
d). surveilans pola resistensi antimikroba
e). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
Rumah sakit membuat laporan pelaksanaan program/ kegiatan PRA meliputi: a). kegiatan sosialisasi dan pelatihan staf tenaga kesehatan tentang pengendalian resistensi antimikroba b). surveilans pola penggunaan antibiotik di RS (termasuk laporan pelaksanaan pengendalian antibiotik) c). surveilans pola resistensi antimikroba d). forum kajian penyakit infeksi terintegrasi
MAKSUD & TUJUAN STANDAR PPRA 4
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4
1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba di rumah sakit sesuai peraturan perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit terlibat dalam menyusun program. (D,W)
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana-prasarana untuk menunjang kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis pembedahan pada seluruh proses asuhan pasien sesuai panduan. (D,O,W)
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA . (D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 20
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
1. Ada regulasi dan program tentang
pengendalian resistensi antimikroba
di rumah sakit sesuai peraturan
perundang-undangan. (R)
R
1) Regulasi tentang pengendalian
resistensi antimikroba di RS
(Panduan penggunaan Antibiotik
profilaksis dan terapi)
2) Program pengendalian resistensi
antimikroba RS
10
-
0
TL
-
TT
2. Ada bukti pimpinan rumah sakit
terlibat dalam menyusun program.
(D,W)
D
W
1) Bukti pelaksanaan rapat tentang
penyusunan program melibatkan
pimpinan RS 2) Bukti program PRA-RS yang sudah
disetujui/ditanda tangani Direktur
Direktur Kepala unit pelayanan
Kepala bidang/divisi
Komite/Tim PPRA
10
5
0
TL
TS
TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 21
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
3. Ada bukti dukungan anggaran
operasional, kesekretariatan, sarana-
prasarana untuk menunjang kegiatan
fungsi, dan tugas organisasi PPRA.
(D,O,W)
D
O
W
Bukti tersedianya anggaran
operasional PPRA
Lihat kantor sekretariat Komite/Tim
PPRA yang dilengkapi sarana kantor
dan ATK
Komite/Tim PPRA
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ada bukti pelaksanaan
penggunaan antibiotik terapi dan
profilaksis pembedahan pada
seluruh proses asuhan pasien sesuai
panduan. (D,O,W
D
O
W
Bukti dalam rekam medis tentang
pelaksanaan penggunaan antibiotik
sebagai terapi & profilaksis pembedahan
pada seluruh proses asuhan pasien
Lihat pemberian antibiotik profilaksis saat
di kamar operasi sesuai PPK
Lihat pemberian antibiotik terapi empiris
atau terapi definitif di ruangan sesuai PPK
Dokter,
Perawat
Apoteker
Komite/tim PPRA
10
5 0
TL
TS TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 22
Elemen penilaian PPRA 4 Telusur Skor
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA
secara berkala kepada KPRA. (D,W)
D
W
Bukti laporan tentang PPRA RS secara
berkala minimal 1 (satu) tahun sekali
kepada KPRA Kemenkes
Direktur RS
Komite/tim PPRA
10
-
0
TL
TT
PMK no. 8 /2015 PELAPORAN KEGIATAN PPRA-RS
Mohon dikirim ke alamat email: [email protected]
FORMAT PELAPORAN 1
I. Pendahuluan: Informasi umum tentang RS (tipe, organisasi, jumlah tempat tidur, jumlah
tenaga kesehatan) Program kerja Komite/Tim PRA RS
II. Struktur organisasi RS yang menyantumkan posisi Komite atau Tim PRA RS
III. Daftar Dokumen yang telah tersedia, yang berhubungan dengan pelaksanaan PPRA di RS, meliputi: Kebijakan dan/atau Peraturan RS Prosedur operasional baku (POB)/standar prosedur operasional (SPO) PRA Pedoman penggunaan antibiotik (PPAB)
FORMAT PELAPORAN 2
IV. Pelayanan laboratorium mikrobiologi: • SDM, Sarana dan prasarana
• Jenis pemeriksaan mikrobiologi dan metode yang dilakukan sendiri
• Jenis pemeriksaan mikrobiologi yang dirujuk ke laboratorium lain dan nama lab rujukan
• Antibiogram (pola mikroba dan kepekaannya) tahun berjalan
• Proporsi sensitivitas AB di rumah sakit: • E Coli ESBL dibagi E Coli total (patogen) x 100%
• K Pnemoniae ESBL : K Pnemoniae total x 100%
• MRSA : S Aureus x 100%
FORMAT PELAPORAN 3
V. Instalasi Farmasi: Jumlah Farmasi Klinik
Metode pengendalian pelayanan antibiotik
VI. Penggunaan Antibiotik di RS DDD antibiotik yang digunakan di RS
Kualitas penggunaan antibiotik menggunakan alur gyssen
VII. Kegiatan yang belum terlaksana dan RTL
VIII.Kesimpulan
STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit (Tim/Komite PPRA) melaksanakan kegiatan pengendalian resistensi antimikroba.
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan evaluasi dan analisis indikator mutu PPRA sesuai peraturan perundang-undangan meliputi: a). perbaikan kuantitas penggunaan antibiotik b). perbaikan kualitas penggunaan antibiotik c). peningkatan mutu penanganan kasus infeksi secara multidisiplin dan terintegrasi d). penurunan angka infeksi rumah sakit yang disebabkan oleh mikroba resisten e). indikator mutu PPRA terintegrasi pada indikator mutu PMKP
MAKSUD & STANDAR 4.1 - PPRA Rumah sakit melaporkan perbaikan pola sensitivitas antibiotik dan
penurunan mikroba resisten sesuai indikator bakteri multi-drug resistant
organism (MDRO), antara lain: bakteri penghasil extended spectrum beta-
lactamase (ESBL), Methicillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA),
Carbapenemase resistant enterobacteriaceae (CRE) dan bakteri pan-
resisten lainnya. (Lihat juga PPI.6)
ELEMEN PENILAIAN STANDAR 4.1 - PPRA 1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan pengendalian resistensi antimikroba dan melaksanakan program pengendalian resistensi antimikroba rumah sakit meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (R) 2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W) 3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) sampai dengan e) di maksud dan tujuan. (D,W)
Elemen Penilaian 4.1 (lanjutan)
4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap program pengendalian resistensi antimikroba yang mengacu pada indikator pengendalian resistensi antimikroba (D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) sampai dengan d) di maksud dan tujuan.(D,W)
INSTRUMEN TELUSUR
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 34
Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor
1. Ada organisasi yang mengelola
kegiatan pengendalian resistensi
antimikroba dan melaksanakan
program pengendalian resistensi
antimikroba rumah sakit meliputi a)
sampai dengan e) di maksud dan
tujuan. (R)
R
Bukti penetapan komite/tim PPRA yang
dilengkapi uraian tugas, tanggung
jawab dan wewenangnya
10
-
0
TL
TT
2. Ada bukti kegiatan organisasi yang
meliputi a) sampai dengan e) di
maksud dan tujuan. (D,W)
D
W
Bukti pelaksanaan kegiatan komite/tim
PPRA
Komite/tim PPRA
PPA
10
5
0
TL
TS
TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 35
Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor
3. Ada penetapan indikator mutu
yang meliputi a) sampai dengan e) di
maksud dan tujuan. (D,W)
D
W
Bukti penetapan indikator mutu
Komite/Tim PPRA
Komite/Tim PMKP
10
5
0
TL
TS
TT
4. Ada monitoring dan evaluasi
terhadap program pengendalian
resistensi antimikroba yang mengacu
pada indikator pengendalian
resistensi antimikroba (D,W)
D
W
Bukti hasil pencapaian indikator mutu
Direktur RS
Komite/Tim PPRA
Komite/Tim PMKP
10
5
0
TL
TS
TT
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 36
Elemen penilaian PPRA 4.1 Telusur Skor
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA
secara berkala dan meliputi butir a)
sampai dengan d) di maksud dan
tujuan. (D,W)
D
W
Bukti laporan tentang kegiatan
komite/tim PRA secara berkala
kepada Direktur RS
Komite/tim PPRA,
Direktur RS
10
5
0
TL
TS
TT
Indikator mutu PPRA (PMK no.8/2015, pasal 11)
1. Penggunaan AB: jumlah dan jenis antibiotik
2. Mutu penggunaan antibiotik: indikasi, pilihan, dosis, durasi penggunaan kategori Gyssens
3. Pola kepekaan mikroba & mikroba multiresisten (tahunan)
4. Angka infeksi oleh mikroba multiresisten: MRSA & ESBL producers
5. Mutu tata laksana kasus infeksi: kajian terintegrasi, multidisiplin
INDIKATOR MUTU PRA/AMS
Evaluasi Penggunaan Antibiotik Di Rumah Sakit
Audit “Kuantitatif “
(DDD)
Audit “Kualitatif” (Metode Gyssens)
Multiple reviewer
39
Spesimen dari Saluran Pernafasan, Paling Banyak Ditemukan Pertumbuhan Mikroba
Pseudomonas aeruginosa, Bakteri Terbanyak Ditemukan pada Pasien ICU
P. aeuroginosa dan A. baumanii resisten terhadap Carbapenem
E.Coli, K.Pneumoniae, Pseudomonas putida
1. Data Instalasi Farmasi
• Lembar resep
• Laporan penjualan/ pengeluaran
2. Rekam Medik Pasien • Catatan instruksi terapi oleh Dokter
• Catatan pemberian obat (RPO)
44
Pengkajian kuantitatif dengan metode DDD Defined daily dose (DDD) adalah dosis harian rata-rata antibiotika yang digunakan pada orang dewasa untuk indikasi utamanya. Setiap antibiotika mempunyai nilai DDD yang ditentukan oleh WHO berdasarkan dosis pemeliharaan rata-rata, untuk indikasi utama pada orang dewasa BB 70 kg. Data yang berasal dari Instalasi Farmasi berbentuk data kolektif, maka rumusnya sebagai berikut:
Perhitungan numerator : Jumlah DDD = jml kemasan x jml tablet per kemasan x jml gram per tablet x 100 DDD antibiotika (gram)
Perhitungan denominator : Jumlah hari-pasien = jumlah hari perawatan seluruh pasien dalam suatu periode studi Data yang berasal dari pasien menggunakan rumus untuk setiap pasien jumlah konsumsi antibiotika (dalam DDD) = jumlah konsumsi antibiotika (gram) DDD antibiotika (gram) DDD/100 patient days = total DDD x 100 Total jumlah hari-pasien
Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ranap Bag.Bedah
46 Keterangan: Total lama rawat inap dari capaian jumlah pasien = 1127
No. Kode DDD Nama Antibiotik Tot DDD Tot DDD/rawat
inap*100
1 J01CA04 amoxiclav iv 9.00 0.80
2 J01DB04 cefazoline iv 138 12.24
3 J01DD08 cefixime po 71.00 6.30
4 J01EA01 cefoperazone sulbactam iv 10 0.89
5 J01DD04 ceftriaxone iv 107.50 9.54
6 J01MA02 ciprofloxacin po 18 1.60
7 J01MA02 ciprofloxacin iv 6.4 0.57
8 J01FF01 clindamicin iv 2.25 0.20
9 J01GB03 gentamicin iv 12.19 1.08
10 J01MA12 levofloxacin iv 24 2.13
11 J01XD01 metronidazole iv 18.67 1.66
Total 37.00
47
Kuantitas Penggunaan Antibiotik Ranap Bagian Bedah
Keterangan: Total lama rawat inap dari capaian jumlah pasien = 1127
0.80
12.24
6.30
0.89
9.54
0.80
0.57
0.20
1.08
2.13
1.66
0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00
amoxiclav iv
cefazoline iv
cefixime po
cefoperazone sulbactam iv
ceftriaxone iv
ciprofloxacin po
ciprofloxacin iv
clindamicin iv
gentamicin iv
levofloxacin iv
metronidazole iv
Kategori Kualitas Penggunaan Antibiotik
VI = Rekam medik tidak lengkap/
tidak dapat dievaluasi
V = Tidak ada indikasi
IVA = Ada antibiotik lebih efektif
IVB = Ada antibiotik kurang toksik/lebih aman
IVC = Ada antibiotik lebih murah
IVD = Ada antibiotik spektrum lebih sempit
IIIA = Pemberian terlalu lama
IIIB = Pemberian terlalu singkat
II A = Tidak tepat dosis
II B = Tidak tepat interval pemberian
II C = Tidak tepat rute pemberian
I = Tidak tepat saat pemberian antibiotik
(AB profilaksis)
0 = Penggunaan antibiotik tepat
(appropriate)
48
Kualitas Penggunaan Antibiotik (Gyssens)
49
0
10
20
30
40
50
60
VI V IVa IIIa IIIb IIb 0
6.52 10.87
2.17
21.74
2.17 2.17
54.35
IRNA Anak
0.00
10.00
20.00
30.00
40.00
VI V IVa IIIa IIIb 0
16.13
25.81
6.45 4.84
9.68
37.10
IRNA Medik SMF Peny.Dalam
0
10
20
30
40
50
60
VI V 0
7.14
59.52
33.33
IRNA Bedah
LAPORAN MDRO
GLOSARY
• R = Regulasi (Kebijakan,Pedoman,Panduan,SPO ,Program )
• D = Dokumen bukti implementasi (Rekam Medis,form pelayanan,form laporan dll )
• O = Observasi pelaksanaan regulasi oleh civitas Hospitalia
• W = Wawancara dengan pelaksana asuhan dan pasien atau keluarga
• S = Simulasi staf melaksanakan kegiatan
REFERENSI 1. Antimicrobial Resistance,Antibiotic Usage and Infection Control, A Self Improvement Program
(AMRIN Study). Directorate General of Medical Care, Ministry of Health, Republic of Indonesia, 2005.
2. Gyssens IC. Audit for monitoring the quality of antimicrobial prescription. In: Gould IM and Van Der Meer JWM (eds). Antibiotic Policies: Theory and Practice. Kluwer Academic Publsher. New York 2005: 197-226
3. WHO. Guidelines for ATC classification and DDD assignment. In; Oslo: Norsk Medisinaldepot, 2005
4. Hadi U, Gyssens IC, Lestari ES, Duerink DO, Keuter M, Soewondo ES, et al. Quantity and Quality of Hospital Antibiotik Usage in Indonesia. In preparation 2006.
5. Hadi U, Keuter M, van Asten H, van den Broek PJ. (2008). Optimizing antibiotic usage In adults admitted with fever by a multifaceted intervention in an Indonesian governmental hospital. Tropical Medicine and International Health, 13(7):888-99
6. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2406/MENKES/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik.
REFERENSI
7. Kuntaman K, Hadi U, Paraton H, Qibtiyah M, Wasito EB, Koendhori EB, Santosaningsih D, Erikawati D, \Fatmawati NND, Budayanti NNS, Priyambodo Y, Saptawati L, Mulyani UA. 2013. The Development of Effective Antimicrobial Resistance Surveillance Model in Hospital: Focusing on Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL) Producing Bacteria (Indicators: Klebsiella pneumoniae and Escherichia coli). Research support by WHO. Unpublish
8. Bari, PS. 2012. Multidrugs-Resistant Organisms and Antibiotic Management. Surg Clin N. Am.; (92): 345–391)
9. Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 8 tahun 2015 tentang Pedoman Program Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit.
10. Scottish Intercollegiate Guidelines Network (SIGN), Antibiotic Prophylaxis in Surgery, A national Clinical Guideline, 2014.
11. Cunha BA. Antibiotic essentials. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers Pvt, Ltd. 2015.
SEKIAN TERIMA KASIH
. KARS 55