12
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Usaha ternak yang pada mulanya hanya berkisar pada kegiatan rakyat kian berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Akibat perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi bahan hewani yang menyebabkan permintaan akan daging semakin menin initidak terlepas dari ayam yang merupakan sumber daging untuk kebutuhan masyarakat. Perkembangan dunia Peternakan saat ini khususnya perunggasan di Indon semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri perusahaan Pe perunggasan. Protein hewani asal unggas lebihmurah dan mudah didapat dibandingkan dengan ternak lainnya (ternak ruminansia). Potensi genetik ayam broiler terus ditingkatkan untuk menghasilkan ay ayam yang eekti dalam pemanaatan pakan sehingga tujuan untuk memproduks daging semakin eisien. !on"ersi pakan pada ayam broiler yang tadinya diat sekarang sudah dapat ditekan menjadi sekitar $.% & $.' . ampak dari tingg tingkat produkti"itas tersebut adalah ayam menjadi semakin rentan terhadap perubahan lingkungan dan an aman penyakit* sehingga membutuhkan ma pemeliharaan yang lebih baik. +ang paling penting untuk dipahami saat ini adalah bagaimana pentingn men apai target yang harus di apai dalam pemeliharan ayam broiler. ,erdapat berbagai target yang harus di apai dalam budidaya ayam broiler* misalnya ayam. ejak awal* anak ayam umur sehari sampai umur ' hari merupakan wakt kritis* dan target berat badan harus dapat di apai karena akan sangat memp perorman ayam di umur-umur selanjutnya. aju pertumbuhan berat badan dan pen apaian berat badan tersebut dipengaruhi berbagai aktor sepert kualitas air dan kualitas pakan. /aktor "aksinasipun memegang peranan yang 1

Program Vaksinasi Pada Peternakan Broiler UD. Dharma Semadi Poultry

Embed Size (px)

DESCRIPTION

LAPORAN KULIAH LAPANGAN VETERINER (KLV)Program Vaksinasi Pada Peternakan Broiler UD. Dharma Semadi Poultry

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

I.1Latar BelakangUsaha ternak yang pada mulanya hanya berkisar pada kegiatan atau usaha rakyat kian berkembang seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Akibat dari perkembangan zaman membuat masyarakat semakin sadar akan pentingnya gizi dari bahan hewani yang menyebabkan permintaan akan daging semakin meningkat.Hal ini tidak terlepas dari ayam yang merupakan sumber daging untuk kebutuhan masyarakat.Perkembangan dunia Peternakan saat ini khususnya perunggasan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan banyaknya berdiri perusahaan Peternakan perunggasan. Protein hewani asal unggas lebih murah dan mudah didapat dibandingkan dengan ternak lainnya (ternak ruminansia).Potensi genetik ayam broiler terus ditingkatkan untuk menghasilkan ayam-ayam yang efektif dalam pemanfaatan pakan sehingga tujuan untuk memproduksi daging semakin efisien. Konversi pakan pada ayam broiler yang tadinya diatas 2 sekarang sudah dapat ditekan menjadi sekitar 1.6 1.7 . Dampak dari tingginya tingkat produktivitas tersebut adalah ayam menjadi semakin rentan terhadap berbagai perubahan lingkungan dan ancaman penyakit, sehingga membutuhkan manajemen pemeliharaan yang lebih baik.

Yang paling penting untuk dipahami saat ini adalah bagaimana pentingnya mencapai target yang harus dicapai dalam pemeliharan ayam broiler. Terdapat berbagai target yang harus dicapai dalam budidaya ayam broiler, misalnya berat badan ayam. Sejak awal, anak ayam umur sehari sampai umur 7 hari merupakan waktu kritis, dan target berat badan harus dapat dicapai karena akan sangat mempengaruhi performan ayam di umur-umur selanjutnya. Laju pertumbuhan berat badan dan pencapaian berat badan tersebut dipengaruhi berbagai faktor seperti kualitas udara, kualitas air dan kualitas pakan. Faktor vaksinasipun memegang peranan yang sangat penting dalam pencegahan terkait banyaknya agen bibit penyakit yang dapat mengancam produktifitas anak ayam.Dalam satu usaha peternakan unggas, pemeliharaan kesehatan merupakan bagian penting dalam peningkatan produksi ternak. Produktivitas dan reproduktivitas ternak hanya dapat dicapai secara optimal apabila ternak dalam keadaan sehat. Oleh karena itu tatalaksana pemeliharaan dan pengendalian kesehatan ternak merupakan salah satu prasyarat tercapainya target produksi yang optimal.I.2Tujuan dan ManfaatTujuan kegiatan Kuliah Lapangan Veteriner(KLV) adalah untuk menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan dalam tatalaksana pemeliharaan dan pembibitan ayam pedaging, serta menerapkan ilmu yang diperoleh di perkuliahan dan belajar membekali diri dengan keterampilan untuk tujuan dunia kerja. Selain itu, KLV ini juga merupakan salah satu syarat untuk melakukan seminar dan kelulusan S1 FKH Udayana.

BAB IIMETODOLOGI

II.1 Waktu dan TempatKuliah Lapangan Veteriner dilakukan pada tanggal 5 April 5 Mei 2010. Lokasi yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan Kuliah Lapangan Veteriner ini adalah di UD. Dharma Semadi Poultry yang berlokasi di Banjar Dangin Labak - Singakerta, Ubud.II. 2 Metode PelaksanaanPraktik kerja lapangan dilakukan dengan cara mahasiswa terjun langsung ke lapangan dan melaksanakan seluruh aktivitas sesuai jadwal yang ada di lapangan. Pengambilan data dan informasi dilakukan dengan cara pencatatan langsung selama praktik kerja lapangan dan melakukan diskusi dengan pembimbing lapangan maupun karyawan untuk pengumpulan data sekunder.

.

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

III.1HasilUmur (Hari)Jenis VaksinAplikasi

4-7 hariVaksin ND-IB dan ND Kill

Tetes mata dan Injeksi

12-14 hariVaksin IBDV 877

Air minum

19-21 hariVaksin ND tipe B1, strain La Sota, Live virusAir minum

Tabel program vaksinasi UD. Dharma Semadi Poultry

Vaksin ND IB dan ND Kill dilaksanakan pada anak ayam umur 4 hari.. Kemudian vaksin dan pelarut dicampur, dan digoyangkan membentuk angka delapan hingga vaksin larut dengan rata. Kemudian vaksin diteteskan pada salah satu mata anak ayam. Untuk mengetahui vaksin telah masuk kedalam tubuh ayam dapat dilihat dari lidah ayam yang telah berwarna biru. Untuk vaksin ND kill dinjeksikan secara sub kutan pada leher ayam. Sebanyak 0,1 ml vaksin diinjeksikan dan yang harus diperhatikan vaksin harus masuk secara benar tanpa melukai ayam. Vaksin yang telah diinjeksikan dapat diamati dengan melihat benjolan berisi cairan putih pada leher ayam.

Gambar 1. Vaksin GumboroVaksin IB atau Gumboro diberikan pada ayam umur 12 hari. Vaksin diberikan melalui minuman setelah ayam dipusakan minum selama 2 jam. Siapkan air minum yang akan diberikan kepada ayam. Air minum yang untuk vaksin dicampur terlebih dahulu dengan skim milk sebanyak 150 ml kedalam 30 liter air. Pemberian skim milk bertujuan untuk memperbaiki mutu air yang dipakai sebagai pelarut vaksin, menetralkan logam, mineral, dan zat-zat lain yang bias merusak vaksin. Isi vial vaksin hingga setengah dari volume vial, kemudian vial ditutup dan dikocok sampai vaksin tercampur rata. Tuangkan isi vial kedalam air minum yang telah dicampur dengan skim milk. Aduk air minum hingga vaksin tercampur rata. Setelah semua bell drinker terisi dengan vaksin, satu persatu bell drinker diturunkan. Ayam dirangsang minum dengan cara menggiring kearah bell drinker.

Gambar 2. Penambahan skim milk pada vaksin gumboroVaksin ND tipe B1, strain La Sota, Live virus diberikan secara oral lewat minuman pada saat ayam berumur 19 hari. Pada saat pemberian vaksin terlebih dahulu ayam dipuasakan minum selama 2 jam. Bak penampung air yang menuju bell drinker juga ditutup. Sebelum vaksin diberikan, 30 liter air minum disiapkan dan selanjutnya dicampur dengan susu skim sebanyak 150 ml. Selanjutnya vaksin dicampur dengan air yang telah dicampur susu tadi. Tutup vial vaksin dibuka, kemudian dimasukkan air sedikit kedalam botol vaksin dan kemudian digoyang-goyangkan dengan gerakan membentuk angka 8. Kemudian vaksin dimasukkan kedalam air dan diaduk hingga terlarut dengan benar. Vaksin dimasukkan ketempat air minum, setelah semua bell dringker terisi dengan vaksin, selanjutnya bell drinker baru boleh diturunkan. Ayam dibiarkan minum, jika perlu ayam dirangsang minum dengan menggiring ayam kearah tempat minum. Vaksin dibell drinker terus ditambah sampai semua vaksin habis.

Gambar 3. Vaksinasi ND minum

III.2PembahasanProgram vaksinasi adalah salah satu program pengendalian kesehatan ayam yang umum dan lazim dilakukan disetiap peternakan. Program ini adalah program yang paling sering digunakan dalam mencegah timbulnya penyakit di suatu kawasan peternakan. Program vaksinasi dalam suatu peternakan tidak selalu bersifat statis tapi dinamis. Artinya, tidak baku antara satu perternakan dengan peternakan lainnya, tidak hanya jenis vaksin yang digunakan tetapi program vaksinasinya pun beragam. Biasanya program vaksinasi ini disesuaikan dengan kasus penyakit yang pernah terjadi. Menurut (Wiharto. 1986), bahwa vaksinasi merupakan salah satu diantara berbagai cara yang efektif untuk melindungi individu terhadap serangan berbagai macam jenis penyakit tertentu.Kekebalan yang dibentuk oleh tubuh ayam ada dua yaitu kekebalan humoral atau menyeluruh, di mana zat kebal ada dalam aliran darah dan kekebalan lokal dengan zat kebal terdapat pada bagian tubuh yang pernah diserang penyakit.kekebalan lokal dapat merupakan senjata untuk menghadapi serangan bibit penyakit. Tapi, kemampuannya hanya dapat membunuh bibit penyakit ditempat di mana ada zat kebal, misalnya di saluran pernafasan, maka infeksi tidak terjadi pada saluran pernafasan tersebut.Sementara, pada bagian tubuh yang lain yang tidak terdapat zat kebal, memungkinkan terpapar bibit penyakit. Inilah bedanya dengan kekebalan humoral yang dapat menangkis serangan bibit penyakit di lokasi tubuh yang manapun. Vaksin adalah suatu mikroorganisme (virus, bakteri, protozoa, dll) yang telah dilemahkan (vaksin aktif/live vaccines) atau dimatikan (vaksin inaktif/killed vaccines) yang bila dimasukkan ke dalam tubuh tidak menyebabkan sakit tetapi merangsang pembentukan zat kebal yang sesuai dengan jenis vaksinnya. Sedang vaksinasi merupakan tindakan memasukkan vaksin ke dalam tubuh ternak dan merupakan suatu usaha dengan tujuan melindungi ternak terhadap serangan penyakit tertentu. Bagi peternak, vaksinasi sudah merupakan kegiatan rutin dalam usaha peternakannya.Lebih lanjut dipaparkannya bahwa vaksinasi yang dilakukan peternak dengan cara tetes mata, tetes hidung, air minum dan spray akan merangsang badan ayam untuk membentuk kekebalan lokal, sedangkan pelaksanaan vaksinasi dengan injeksi atau suntikan akan merangsang pembentukan kekebalan humoral atau menyeluruh.Pada anak ayam, aplikasi vaksinasi biasanya dengan cara tetes mata atau tetes hidung, dan kadang-kadang pemberiannya melalui suntikan bila yang jenis vaksinnya inaktif. Vaksinasi melalui air minum tidak bisa dilakukan, karena anak ayam umur 1-4 hari minumnya masih sedikit dan tidak teratur. Pada ayam dewasa, aplikasi vaksinasi biasanya dengan tetes mata, tetes hidung, air minum dan suntikan.Vaksinasi dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit tertentu pada ayam pedaging terutama yang disebabkan oleh virus seperti tetelo atau Newcastle Disease (ND), infectious bronchitis (IB) dan Gumboro (infectious bursal disease).Vaksin diberikan pada ayam yang sehat dengan cara pemberian yang sesuai baik secara individual atau massal. Vaksin yang diberikan secara individual melalui tetes mata, tetes hidung, tetes mulut atau cekok dan dengan injeksi, baik di bawah kulit (subkutan) maupun pada otot paha dan otot dada (intramuscular). Pemberian vaksin secara massal dengan cara spray dan air minum.Vaksin aktif dapat diberikan dengan cara tetes mata, tetes mulut/ cekok, melalui air minum, spray atau disuntikkan. Vaksin inaktif diberikan hanya dengan cara disuntikkan.Jenis-jenis vaksin aktif yaitu NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Fowl Pox, Avian Enchephalomyelitis, Mareks Diseses, Reovirus, Infectious Bursal Diseases. Sedangkan jenis-jenis vaksin inaktif/killed yaitu NewCastle Diseases, Infectious Bronchitis, Reovirus, Infectious Bursal Diseases dll.Metode aplikasi pelaksanan vaksinasi pada vaksin aktif suntikan (im/sc): marek, reo; tetes mata/ hidung: IB, ND; tetes mulut: AE; spray: IB, ND; air minum: IB, ND, AE, IBD. Vaksin inaktif dengan injeksi (sc/im).Vitamin diberikan setelah pemberian vaksin dengan cara apapun untuk mengurangi stress yang diakibatkan oleh pemberian vaksin. Pakan yang berkualitas dengan kadar protein yang tinggi dapat merangsang terbentuknya sel tanggap kebal lebih baik.Hal penting yang perlu diperhatikan adalah jenis vaksin yang digunakan (ND, IB, IBD, dll), teknik vaksinasi, kualitas vaksin. pada waktu pelaksanaan vaksin. Teknik yang bisa dilakukan pada pelaksanaan pada vaksinasi ND misalnya dengan menggunakan metoda spray, tetes mata, cekok. Sedangkan pada pelaksanaan vaksinasi IBD misalnya bisa menggunakan metoda cekok, air minum. Jika metode vaksinasi yang digunakan adalah melalui air minum maka yang perlu diperhatikan adalah kualitas air, jumlah air yang dipergunakan (20-30liter/1000 ekor ayam), vaksinasi dapat selesai dalam waktu 1-2 jam. Penambahan susu skim pada waktu melakukan vaksinasi melalui air minum dapat memperpanjang aktivitas dan meningkatkan efektivitas vaksin. Umur saat pelaksanaan vaksinasi menjadi satu titik penting untuk diperhatikan yang nantinya akan menentukan keberhasilan program vaksinansi. Pemilihan tipe vaksin juga tidak kalah pentingnya dalam program vaksinansi.Prosedur pemberian vaksin melalui tetes mata atau tetes hidung atau tetes mulut/cekok: peralatan pelarut dan botol penetes larutkan vaksin dalam pelarut yang dingin jaga agar vaksin tetap dingin selama vaksinasi (40C-80C) keluarkan dahulu gelembung udara dengan cara membalikkan botol penetes sehingga akan keluar beberapa tetesan bola mata harus terletak horizontal supaya tetesan vaksin tidak terlalu cepat mengalir pada tetes hidung, salah satu lubang hidung harus ditutup sehingga vaksin dapat terhirup setelah penetesan, biarkan tetesan menghilang ke dalam rongga mata atau hidung sebelum ayam dilepaskanProsedur pemberian vaksin melalui air minum: peralatan dan air yang digunakan harus bebas dari antibiotic dan desinfektan 24jam sebelum vaksinasi puasakan ayam 1-2 jam sebelum vaksinnasi hitung kebutuhan air minum ayam hingga diperkirakan habis diminum dalam waktu 1-2jam kebutuhan air ayam broiler jumlah (ml) = 2 x jumlah ayam x umur ayam (umur dalam hari) sediakan air sejumlah kebutuhan ayam, dalam tempat yang bersih tambahkan susu skim 2-4 gram per liter air larutkan vaksin kedalam air yang sudah diberikan susu skim dan aduk dengan baik, tuangkan campuran air vaksin ke dalam tempat minum setelah vaksin habis dikonsumsi, berikan air biasaYang harus diperhatikan dalam pemberian vaksin melalui air minum adalah: setiap ayam harus mendapat air minum yang cukup dalam waktu singkat oleh karenanya tempat minum juga harus cukup setelah dilarutkan, vaksin harus diberikan secepatnya gunakan air yang bersih, jernih, dingin dan bebas dari residu obat dan desinfektan hindari vaksin terkena sinar matahari langsung, baik sebelum maupun sesudah dilarutkan kedalam air minumPenyebab kegagalan vaksinasi: kesalahan aplikasi vaksin baik hal teknis maupun jadwal kekurangan jumlah antigen dalam vaksin immunosupresi akibat infeksi virus, mycotoxicosis dan stress kekebalan dari induk yang mengganggu/menghambat perbanyakan virus vaksin segala bentuk infeksi yang terjadi menjelang vaksinasi munculnya virus yang tidak terlindungi oleh vaksinHal-hal yang harus diperhatikan, untuk mencegah kegagalan vaksinasi: simpan vaksin ditempat dingin sesuai jenis vaksinnya perhatikan masa kadaluarsa, nomor seri dan tipe vaskin baca petunjuk dari pabrik pembuat vaksin jangan buka segel penutup sampai siap digunakan buat perencanaan sebelum vaksinasi pastikan benar-benar bahwa pelarut ataupun air yang digunakan bebas dari chlorine ataupun iodine jangan melakukan vaksinasi terhadap ayam sakit kontrol kondisi ayam post vaksinasi konsultasi dengan yang lebih ahli

BAB IVPENUTUP

IV.1KesimpulanProgram vaksinasi adalah salah satu cara yang paling sering digunakan dalam pencegahan timbulnya penyakit. Tingkat keberhasilan suatu program vaksinasi sangat bergantung dari banyak hal. Diantaranya yaitu bergantung dari ketepatan jenis vaksin yang digunakan dan ketrampilan dari vaksinator dalam pelaksanaan program vaksinasi itu sendiri. Penetapan jadwal vaksinasi serta aplikasi pemberian vaksin yang dipilih. Faktor lain yang sangat ikut andil dalam menentukan suksenya program vaksinasi yaitu dari manajemen pakan dan biosecurity kandang dan lingkungan kandang.

IV.2SaranKuliah Lapangan Veteriner merupakan kesempatan yang baik sekali bagi mahasiswa untuk mengetahui kondisi lapangan dari profesi seorang veterinary. Tanpa pengetahuan tentang kondisi lapangan, seorang veterinary mustahil bisa mengaplikasikan ilmunya yang diperoleh di lapangan. Maka sudah semestinya kegiatan ini terus di adakan dan dibenahi dalam segala macam kekurangannya, sehingga kegiatan ini benar-benar menjadi tolak ukur ilmu yang didapatkan semasa kuliah. Semoga kelak Kuliah Lapangan Veteriner ini akan semakin menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Ardana, IBK. 2008. Tindakan Promotif dan Preventif Beternak Broiler. Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Denpasar.Ardana, IBK.2009. Ternak Broiler. Swasta Nulus. Denpasar.ASOHI. 2009. Indeks Obat Hewan Indonesia. Edisi ke-7 2009.Gita Pustaka. Jakarta.Fadilah, Roni dkk 2007. Sukses Beternak Ayam Broiler. Agromedia Pustaka, Jakarta.Jahja, J. 1995. Ayam Sehat Ayam Produktif 1. Medion, Bandung.Nuroso. 2009. Panen Ayam Pedaging Dengan Produksi dua kali lipat. Penebar Swadaya. Jakarta.Rasyaf, M. 2003.Beternak Ayam Pedaging. Penebar Swadaya, Jakarta.Suprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya,Jakarta.Wiharto. 1986. Petunjuk Beternak Ayam. Lembaga Penerbitan Universitas Brawijaya, Malang.

1