Upload
abdullah-syafii
View
62
Download
23
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Proposal Kerja Praktek PT. CPI
Citation preview
PROPOSAL KERJA PRAKTEK
PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA
DURI - RIAU
OLEH:
ADLI SATRIA SANDIKA (NIM : 1207136334)
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2015
LEMBAR PENGESAHAN
I. Pelaksana : Adli Satria Sandika
II. Jurusan : Teknik Kimia S1 Fakultas Teknik Universitas Riau
III. Tempat Pelaksanaan : PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA - DURI
IV. Waktu Pelaksanaan : 24 Agustus 2015 – 24 September 2015
Pekanbaru, 30 April 2015
Koordinator Kerja Praktek Pembimbing,
Jurusan Teknik Kimia
Drs. Irdoni HS, MS Dr . Idral Amri , MT
NIP. 19570415 198609 1 001 NIP. 19710213 199903 1 001
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah
mengantarkan bangsa Indonesia menuju era globalisasi industri. Dengan demikian
tentunya semakin berat tantangan dan hambatan yang mesti dihadapi anak negeri,
khususnya mahasiswa teknik kimia fakultas teknik UR, dalam mencapai tujuan
dan cita – cita di masa depan.
Dalam menjawab tantangan pembangunan di masa depan maka
pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya daripada sumber daya
manusia harus ditingkatkan dan dibekali dengan ilmu pengetahuan serta kompetisi
dibidang ilmu dan rekayasa. Keseluruhannya itu sangat penting dimiliki oleh
insan teknik kimia.
Untuk itu dalam menindaklanjuti salah satu bentuk kerja sama Program
Studi Teknik Kimia dalam mengembangkan wawasan mahasiswa, perlu rasanya
untuk mengadakan kerja praktek yang pada prinsipnya mendorong terhadap
perkembangan, peningkatan dan penambahan wawasan bagi anak negeri untuk
menikmati pengetahuan dan arah profesi teknik kimia yang merupakan landasan
besar bagi kemajuan negeri di masa yang akan datang. Hal ini diharapkan dapat
memberikan peranan yang lebih besar dalam pembangunan bangsa ke depan
dengan menjadi motivasi untuk mewujudkan praktisi – praktisi profesi teknik
kimia yang berkualitas. Sebagai seorang sarjana Teknik Kimia dituntut memiliki
disiplin ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam proses pengolahan di bidang
ilmu dan rekayasa. Untuk itu berdasarkan pertimbangan dan latar belakang
tersebut, perlu rasanya untuk mengadakan kerja praktek di PT. CHEVRON
PACIFIC INDONESIA.
Dengan demikian, pada saat melaksanakan kerja praktek tersebut, besar
harapan apabila dapat bekerja sama dengan tim – tim yang ada di perusahaan
dalam memecahkan masalah – masalah yang terjadi dalam perusahaan, sehingga
ilmu dan pengalaman yang diperoleh di lapangan dapat bermanfaat dan dijadikan
pengalaman di masa – masa yang akan datang dan dapat dijadikan pedoman
dalam dunia pekerjaan kelak serta dapat membandingkan ilmu – ilmu yang telah
diperoleh di dunia pekerjaan dengan yang diperoleh di perkuliahan.
1.2. Profil PT. Chevron
PT. CPI (Chevron Pacific Indonesia) adalah kontraktor BP Migas yang
bergerak di bidang perminyakan dan merupakan perusahaan minyak asing yang
terbesar di Indonesia. Berdirinya PT. CPI diawali dari eksplorasi minyak di Pulau
Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur pada tahun 1924 yang dipimpin
oleh Emerson M. Butterworth.
Pada tahun 1930, tim Butterworth tersebut mengajukan ijin pengeboran
minyak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan pengeboran minyak
di Pulau Papua. Dua tahun kemudian Pemerintah Hindia Belanda memberikan ijin
pengeboran minyak kepada Standard Oil Company of California (SOCAL) yang
merupakan minority partner dari perusahaan yang didirikan pemerintah Hindia
Belanda Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM) untuk
melakukan pengeboran minyak di Pulau Papua.
Tahun 1935, pemerintah Hindia Belanda memberikan tawaran kepada
Chevron yang dulunya bernama SOCAL untuk mengadakan kegiatan eksplorasi
minyak di kawasan Sumatera Tengah dengan wilayah seluas 600.000 hektar.
SOCAL bekerja sama dengan perusahaan minyak Amerika lain yaitu TEXACO
(Texas Oil Company) untuk mengekplorasi wilayah itu. Pada bulan Juli 1936,
SOCAL dan TEXACO mendirikan perusahaan minyak yaitu CALTEX
(California Texas Petroleum Corporation), bersamaan dengan ditemukannya
cadangan minyak bumi pertama kali di Sebanga.
Pengeboran minyak di kawasan Riau dimulai pada tahun 1934. Pada tahun
1940 untuk pertama kalinya minyak mulai mengalir dari lokasi sumur di Sebanga,
dan pada tahun 1941 PT.Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) menemukan ladang
minyak di daerah Duri.
Ladang minyak Pungut ditemukan pada tahun 1951, Kota Batak pada bulan
Juli 1952, Bekasap pada bulan September 1955, lapangan gas Sebanga Utara
bulan November 1960, hingga yang terakhir Tegar dan Sakti pada bulan Januari
dan Juli 1991.
Usaha nasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam UU
No.44 tahun 1960 yang menyatakan bahwa semua kegiatan penambangan minyak
dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh negara yang pelaksanaannya
dilakukan oleh perusahaan minyak negara. Pada bulan September 1963, diadakan
Perjanjian Karya yang ditandatangani antar PT. CPI dan Pertamina. Dalam
perjanjian tersebut dinyatakan bahwa wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangaroo
seluas 9.030 km2. Pada tahun 1968, diadakan penambahan luas wilayah yaitu
sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara, Libo barat, dan Sebanga, sehingga luas
wilayah kerja PT CPI seluruhnya menjadi 9898 km2.
Perjanjian karya berakhir pada 28 November 1983 dan diperpanjang
menjadi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) hingga tanggal 8
Agustus 2001 dengan wilayah kerja seluas 31.700 km2. Saat ini, status Pertamina
berubah menjadi badan usaha dan yang memegang peranan untuk mengatur dan
mengawasi industri-industri minyak sektor hulu adalah BP Migas sehingga
kontrak yang terjadi adalah antara PT CPI dengan BP Migas.
Kontrak bagi hasil untuk daerah operasi baru seluas 21.975 km2 yaitu
wilayah Coastal Plains dan Pekanbaru atau CPP ditandatangani pada tanggal 9
Agustus 1971, sedang Kangaroo Block seluas 9030 km2 diperpanjang masa
operasinya sampai tanggal 8 Agustus tahun 2001. Rasio pembagian untuk kontrak
bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara pemerintah dan PT. CPI adalah
87% : 13%.
Ladang minyak Duri memberikan sumbangan sebesar 42 % dari seluruh
total produksi minyak. PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi yang tajam
pada 1960-an. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PT. CPI melaksanakan
suatu proyek yang dinamakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek
ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Maret 1990.
Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah kekuatan besar Chevron dan
Texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu,
maka didirikanlah sebuah perusahaan Chevron Texaco. Sejak saat itu manajemen
Chevron juga ikut berubah menjadi IndoAsia Business Unit (IBU).
Setelah mengakuisisi Unocal pada 10 Agustus 2004, pada tanggal 9 Mei
2005 nama Chevron Texaco Corp. berubah kembali menjadi Chevron Corp. Pada
16 September 2005, PT Caltex Pacific Indonesia pun mengubah namanya
menjadi PT Chevron Pacific Indonesia. Baik Chevron Pacific Indonesia maupun
Caltex Pacific Indonesia memiliki singkatan yang sama, yaitu CPI.
Melihat produksi minyak yang terus mengalami penurunan, pada tahun
1980-an PT. CPI memutuskan untuk memulai world’s largest steam flooding
project di lapangan Duri setelah sebelumnya di lapangan Minas dilakukan water
flooding. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan produksi minyak dari
lapangan-lapangan tersebut. Sampai dengan tahun 1990, jumlah sumur telah
mencapai di atas 600 sumur dengan produksi rata-rata 230.000 barrel minyak per
hari dan injeksi air 1.650.000 barrel per hari.
Pada tahun 1990-an ini juga PT. CPI gencar melakukan 3D seismic
bahkan 4D seismic untuk menemukan cadangan-cadangan minyak tambahan yang
potensial untuk diproduksikan serta untuk memonitor reservoir guna
meningkatkan reservoir management.
Konsep pengembangan sistem injeksi air dengan pola 7 titik terbalik 72
acre (seven spot inverted) dimulai pada bulan Desember 1993 dengan maksud
menjaga tekanan reservoir dan meningkatkan sweep efficiency.
Berdasarkan data produksi sampai dengan akhir tahun 1997, lapangan
Duri telah menghasilkan produksi kumulatif minyak sebesar 4.056.254.000 barrel
minyak dari 701 sumur produksi dan kumulatif injeksi air sebesar 12.146.553.000
barrel air dari 253 sumur injeksi.
Awal tahun 1999, dimulai sistem injeksi uap dengan pola seven spot
inverted dengan maksud mendorong minyak yang tidak terdorong oleh air injeksi
sehingga minyak tersebut dapat diproduksikan. Proyek ini dinamakan LOSF
(Light Oil Steam Flood), namun proyek ini dianggap tidak begitu baik atau
dinyatakan gagal sehingga proyek ini dihentikan.
Pada bulan Maret 1999 jumlah sumur di Duri mencapai 1283 sumur dari
848 sumur produksi, 289 sumur injeksi dan 146 sumur lainnya dengan produksi
203.000 BOPD dan injeksi air sebesar 6.319.000 BWPD. Sampai dengan tahun
2006, total jumlah sumur di lapangan Duri mencapai 1720 sumur dengan produksi
sekitar 90.000 BOPD dan injeksi air sebanyak 6 juta BWPD. Produksi kumulatif
minyak dari lapangan tua ini telah mencapai 4,6 milyar barrel dari total cadangan
yang diperkirakan sebanyak 9 milyar barrel initial oil in place (IOIP).
Proyek injeksi uap di lapangan Duri dan injeksi air di lapangan Minas
masih berlangsung sampai saat ini, namun pada lapangan Duri sudah memasuki
tahap akhir yang kemudian akan dilanjutkan dengan tertiary recovery berupa
injeksi surfactant. Surfactant Project ini rencananya akan dilangsungkan pada
tahun 2010, sampai saat ini pengembangan dan uji coba terus dilakukan guna
menghasilkan keberhasilan perolehan minyak yang optimum serta keekonomisan
dalam pelaksanaan proyek tersebut.
BAB II
PROSES PRODUKSI MINYAK
2.1 Kegiatan Operasi
Kegiatan operasi yang berlangsung di PT. CPI secara garis besar meliputi
eksplorasi, pengeboran, dan produksi sampai akhirnya menjadi minyak mentah
dengan standar yang telah ditentukan (kadar pasir dan air kurang dari 1 %) untuk
disalurkan ke Dumai untuk dijual. PT. CPI tidak memiliki unit pengolahan di
Indonesia. Oli Caltex yang telah cukup banyak beredar di pasaran adalah hasil
impor dari pengolahan di Singapura.
2.1.1 Eksplorasi
Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologi beserta
pengeboran sumur dan penelitian seismik. Penelitian tersebut dilakukan tahun
1937-1941 dengan melakukan pengeboran pada kedalaman seluruhnya 26.208
feet (7.862,4 meter).
Sumur-sumur eksplorasi yang dibor sejak tahun 1968 menghasilkan
banyak temuan baru. Hingga tahun 1990, pengeboran eksplorasi telah
menghasilkan 119 temuan lapangan minyak dan gas bumi. Temuan utama yang
terjadi sejak tahun 1989 adalah Lapangan Rintis dan di daerah JKPS Mountain
Front Kuantan yang menjadi daerah-daerah produksi baru sekaligus meningkatkan
kegiatan eksplorasi di daerah sekitarnya.
Pada tahun 1938 dimulai eksplorasi di Kubu, namun tidak terdapat
indikasi adanya minyak. Tahun 1938-1944, sembilan sumur eksplorasi berhasil
diselesaikan pada tiga tempat, yaitu gas di Sebanga, minyak di Duri dan Minas.
Temuan gas di Sebanga merupakan tonggak sejarah terpenting bagi eksplorasi
perminyakan di Pulau Sumatera, sehingga meningkatkan kegiatan eksplorasi di
wilayah baru.
Masa eksplorasi merupakan suatu masa pencarian minyak mentah
berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu
metode geologi
(geological method) dan metode geofisika (geophysical method) :
1. Metode geologi, terdiri atas :
Areal Mapping .
Field Geological Method.
Surface Geological Method
Palaentological Method
2. Metode geofisika, terdiri atas :
Magnetic Method
Gravity Method
Seismic Method
2.1.2 Eksploitasi
2.1.2.1 Primary Recovery
Pada masa ini crude oil masuk ke dalam well bore disebabkan oleh
dorongan dari tekanan reservoir. Berdasarkan cara produksinya primary recovery
dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Flowing Production (Normal Produksi)
Tekanan reservoir atau formasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan
tekanan di permukaan. Oleh karena itu, tekanan dalam reservoir ini akan
mendorong fluida dari dalam sumur naik ke permukaan.
b. Artificial Lift Production
Tekanan reservoir atau formasi tidak cukup kuat untuk mendorong fluida
sampai ke permukaan, hanya sampai ke dalam sumur saja, sehingga dibutuhkan
alat bantu untuk menaikkan fluida sampai ke permukaan, yang dinamakan
Artificial Lift seperti Beam Pumping,Electrical Submergible Pump (ESP), Gas
Lift, Hydraulic Lift, dan Progressive Cavity Pump (PCP).
2.1.2.2 Secondary Recovery
Apabila tekanan reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida
masuk ke dalam sumur produksi, maka saat itu sumur tersebut membutuhkan
tekanan tambahan. Cara secondary recovery yang digunakan di PT. CPI ada 2
macam, yaitu:
a. Water Injection (Waterflooding)
Metode ini dilakukan dengan cara menginjeksikan atau memompakan air
bertekanan ke dalam sumur injeksi, dimana air bertekanan tersebut mempunyai 2
fungsi, yaitu memecahkan crude oil yang kental dan mendorong crude oil yang
telah encer ke dalam well bore. Semakin tinggi temperatur dan tekanan dalam
reservoir maka minyak akan semakin encer minyak yang dikandungnya sehingga
metode water injection dapat digunakan, metode ini dapat digunakan pada
kedalaman sumur 2000-3000 ft seperti yang dilakukan di lapangan minyak Minas.
Jenis waterflood injection yang digunakan antara lain:
1. Peripheral Waterflood yaitu penginjeksian air diperbatasan area.
2. Pattern Inverted-7 Spot Waterflood yaitu penginjeksian air mengikuti pola-
pola tertentu.
b. Steam Injection (Steam Flooding)
Steam Injectionini memiliki tujuan yang sama dengan water injection yaitu
untuk mengencerkan minyak yang kental dan mendorongnya ke dalam sumur
produksi. Dasar penentuan pemakaian jenis secondary recovery adalah kedalaman
sumur. Minyak akan lebih encer disebabkan oleh suhu dan tekanan yang semakin
tinggi, sehingga biasanya digunakan teknik water injection. Sebaliknya bila sumur
tidak terlalu dalam maka minyak yang ada akan lebih kental sehingga diperlukan
suhu dan tekanan yang lebih tinggi untuk mengencerkan dan mendorong minyak.
Teknik steam flooding ini diterapkan di lapangan Duri dengan kedalaman sumur
600 ft.
2.1.2.3 Tertiary Recovery (EOR)
Pada saat primary dan secondary recovery tidak efektif lagi, minyak masih
cukup banyak terkandung di reservoir tetapi tersimpan di celah-celah batuan atau
terikat pada batuan. Untuk melarutkan dan melepaskan hidrokarbon dari
ikatannya dengan batuan maka digunakan zat kimia. Bahan kimia yang biasa
digunakan antara lain polimer berat,surfactant, dan caustic.
Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir
sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur tersebut harus ditutup
(end of field/abondonment). Dengan masih banyaknya cadangan minyak yang
tersisa, maka perlu diadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pendapatan
produksi minyak, diantaranya:
a. Light Oil Steam Flood (LOSF)
Metoda steam flood ini dilakukan dengan cara menginjeksikan uap bebas
kebagian bawah reservoir minyak. Karena memiliki densitas yang lebih rendah,
maka uap panas akan naik keatas minyak yang berada pada tight zone. Bila
temperatur turun, maka uap panas akan berubah kembali menjadi air yang akan
turun kebawah kemudian mendorong minyak ke sumur produksi, disebabkan
densitasnya menjadi lebih besar dari pada minyak.Minyak di lapangan Minas
termasuk jenis minyak yang memiliki kualitas yang tinggi (light oil) dengan nilai
API Gravity 34, yang berarti mempunyai harga spesific gravity yang rendah.
b. Microbial Enhanced Recovery (MEOR)
Seperti yang telah kita ketahui, di dalam reservoir banyak terdapat makhluk
sejenis mikroba. Mikroba inilah yang dimanfaatkan untuk project MEOR. Proses
ini melibatkan proses menginjeksikan makanan untuk mikroba yang ada didalam
reservoir.
Tujuan dari project ini adalah menutup daerah yang yang merupakan tempat
larinya air injeksi, dimana pada daerah ini terdapat permeabilitas yang tinggi.
Daerah ini timbul dikarenakan heterogenitas batuan reservoir sehingga sangat
mudah dilalui air. Prinsip kerja MEOR ialah memberi nutrisi agar mikroba
berkembang dan tumbuh semakin besar dan banyak yang diharapkan dapat
menutupi lubang pori batuan sehingga terjadi penurunan permeabilitas (zona tight
akan tertutup).
c. Lignin Surfaktan Flood (LSF).
Injeksi Lignin bertujuan untuk menurunkan interfacial tension (tegangan
permukaan). Interfacial ini memiliki hubungan dengan pipa kapiler, bila
interfacial tension kecil, maka akan memperkecil tekanan kapiler sehingga akan
meningkatkan residual oil saturation (SOR), dengan demikian akan mengurangi
batas minyak dan air (oil water content). Prinsip kerja lignin yaitu dengan
menginjeksikan lignin sebagai polimer ke bawah reservoir minyak, sehingga
dapat mendorong minyak ke permukaan.
2.2 Produk
Minyak mentah yang diproduksi oleh PT. CPI terdiri atas dua jenis, yaitu :
Sumatran Light Crude Oil
Sumatran Light Crude Oil mempunyai kadar belerang yang rendah, API
yang tinggi sehingga lebih encer.
Heavy Crude Oil atau Duri Crude Oil
Jenis minyak mentah ini hanya terdapat di lapangan minyak Duri yang
memiliki API rendah yaitu < 20.
Adapun produk lain yang dihasilkan, yaitu :
Gas
Gas yang dihasilkan tidak untuk dijual, tapi digunakan sebagai bahan
bakar pembangkit listrik (PLTG) untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Air
Air yang dihasilkan diolah dan digunakan untuk dijadikan steam untuk
diinjeksikan pada sumur injeksi, ataupun sebagai umpan dalam proses
pemisahan, dan juga untuk melalukan proses pencucian peralatan atau
tangki-tangki yang digunakan.
BAB III
TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK
3.1 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain :
3.1.1 Tujuan Umum
1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan dan
sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana teknik kimia.
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan mengenal secara langsung kondisi yang
sebenarnya terjadi di lapangan, mengenai Alat penukar panas
khususnya unit pembangkit uap (steam) boiler di PT.
CHEVRON PACIFIC INDONESIA.
3.2 Manfaat
1. Dapat membandingkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam
perkuliahan dengan yang diperoleh dari dunia kerja.
2. Mengetahui masalah – masalah yang ditimbulkan dalam proses
pengolahan minyak bumi dan cara mengatasinya.
3. Dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan
bekerja melalui penerapan ilmu pengetahuan, latihan kerja dan
pengamatan teknik yang diterapkan di PT. CHEVRON PACIFIC
INDONESIA sehingga dapat bekerja sama dalam memecahkan suatu
masalah.
BAB IV
ISI
4.1 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek
Sesuai dengan permohonan, kerja praktek tersebut akan dilaksanakan mulai
pada tanggal 24 Agustus sampai 24 September 2015 di PT. CHEVRON
PACIFIC INDONESIA.
4.2 Peserta Kerja Praktek
Adli Satria Sandika NIM. 1207136334
4.3 Mata Kuliah Penunjang
Adapun mata kuliah penunjang dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah
Keselamatan Pabrik Kimia, Oparasi Teknik Kimia I, Oparasi Teknik Kimia II,
Oparasi Teknik Kimia III, Perancangan alat penukar panas, Sistem Utilitas,
Perancangan Kolom Pemisah, Perancangan Alat Proses, dan Pengilangan Minyak
Bumi.
4.4 Ruang Lingkup dan Batasan Kerja
Adapun topik atau judul yang diajukan selama pelaksanaan Kerja Praktek
ini ditekankan pada Perancangan Alat Penukar Panas khususnya unit
pembangkit uap (steam) boiler. Untuk lebih sesuainya judul atau topik khusus
secara terinci yang akan diambil, kiranya dapat ditentukan pada saat pelaksanaan
kerja praktek nantinya.
4.5 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data
a. Orientasi / Pengenalan Perusahaan
b. Studi Literatur
c. Studi Lapangan / Pengambilan Data
d. Pembuatan Laporan
4.6 Rencana Kerja Praktek
Rencana Kerja PraktekMinggu
1 2 3 4
Orientasi/ Pengenalan Perusahaan
Studi Literature
Studi Lapangan/ Pengambilan Data
Pembuatan Laporan
BAB V
PENUTUP
5.1 Penutup
Demikianlah proposal ini saya buat, dengan harapan dapat memberikan
gambaran singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan diadakan kerja praktek di
Perusahaan Bapak.
Atas perhatian Bapak dan bantuan serta kerja sama semua pihak yang terkait
saya ucapkan terima kasih.
Curriculum Vitae
Nama Adli Satria Sandika
NIM 1207136334
Tempat / Tanggal Lahir Pekanbaru, 03 Januari 1994
Alamat JL. Lembah Damai No.10 Rumbai Pesisir, Pekanbaru
Jenis Kelamin Laki-Laki
Agama Islam
Kebangsaan Indonesia
No. Telp. Hp. 082173393245
Email adlisatria.sandika @yahoo.com
Pendidikan 2012 – Sekarang, Mahasiswa S1 Teknik Kimia
Universitas Riau
2012, lulus dari SMAN 8 Pekanbaru
2009, lulus dari MTs Al Ittihadiyah Pekanbaru
2006, lulus dari SDN 005 Rumbai
Pengalaman Organisasi 2015-2016, Ketua Bina Antarbudaya Sub Chapter
Pekanbaru
2014-2015, Kepala Dinas Pemberdayaan dan
Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM Fakultas
Teknik UR
2013-2014, Kepala Dinas Pengembangan Akademik dan
Intelektual BEM Fakultas Teknik UR
2012-2013, Ketua Engineering English Club Universitas
Riau
KEPADA YTH.HR Training Service AdministrationKantor Training Center - Bagian KPPT. Chevron Indonesia - RumbaiPekanbaru 28271
ADLI SATRIA SANDIKAMAHASISWA TEKNIK KIMIA S1FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU