25
PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI - RIAU OLEH: ADLI SATRIA SANDIKA (NIM : 1207136334)

Proposal Kp Chevron

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Kerja Praktek PT. CPI

Citation preview

Page 1: Proposal Kp Chevron

PROPOSAL KERJA PRAKTEK

PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

DURI - RIAU

OLEH:

ADLI SATRIA SANDIKA (NIM : 1207136334)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

2015

Page 2: Proposal Kp Chevron

LEMBAR PENGESAHAN

I. Pelaksana : Adli Satria Sandika

II. Jurusan : Teknik Kimia S1 Fakultas Teknik Universitas Riau

III. Tempat Pelaksanaan : PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA - DURI

IV. Waktu Pelaksanaan : 24 Agustus 2015 – 24 September 2015

Pekanbaru, 30 April 2015

Koordinator Kerja Praktek Pembimbing,

Jurusan Teknik Kimia

Drs. Irdoni HS, MS Dr . Idral Amri , MT

NIP. 19570415 198609 1 001 NIP. 19710213 199903 1 001

Page 3: Proposal Kp Chevron

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah

mengantarkan bangsa Indonesia menuju era globalisasi industri. Dengan demikian

tentunya semakin berat tantangan dan hambatan yang mesti dihadapi anak negeri,

khususnya mahasiswa teknik kimia fakultas teknik UR, dalam mencapai tujuan

dan cita – cita di masa depan.

Dalam menjawab tantangan pembangunan di masa depan maka

pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya daripada sumber daya

manusia harus ditingkatkan dan dibekali dengan ilmu pengetahuan serta kompetisi

dibidang ilmu dan rekayasa. Keseluruhannya itu sangat penting dimiliki oleh

insan teknik kimia.

Untuk itu dalam menindaklanjuti salah satu bentuk kerja sama Program

Studi Teknik Kimia dalam mengembangkan wawasan mahasiswa, perlu rasanya

untuk mengadakan kerja praktek yang pada prinsipnya mendorong terhadap

perkembangan, peningkatan dan penambahan wawasan bagi anak negeri untuk

menikmati pengetahuan dan arah profesi teknik kimia yang merupakan landasan

besar bagi kemajuan negeri di masa yang akan datang. Hal ini diharapkan dapat

memberikan peranan yang lebih besar dalam pembangunan bangsa ke depan

dengan menjadi motivasi untuk mewujudkan praktisi – praktisi profesi teknik

kimia yang berkualitas. Sebagai seorang sarjana Teknik Kimia dituntut memiliki

disiplin ilmu pengetahuan dan kemampuan dalam proses pengolahan di bidang

ilmu dan rekayasa. Untuk itu berdasarkan pertimbangan dan latar belakang

tersebut, perlu rasanya untuk mengadakan kerja praktek di PT. CHEVRON

PACIFIC INDONESIA.

Dengan demikian, pada saat melaksanakan kerja praktek tersebut, besar

harapan apabila dapat bekerja sama dengan tim – tim yang ada di perusahaan

dalam memecahkan masalah – masalah yang terjadi dalam perusahaan, sehingga

Page 4: Proposal Kp Chevron

ilmu dan pengalaman yang diperoleh di lapangan dapat bermanfaat dan dijadikan

pengalaman di masa – masa yang akan datang dan dapat dijadikan pedoman

dalam dunia pekerjaan kelak serta dapat membandingkan ilmu – ilmu yang telah

diperoleh di dunia pekerjaan dengan yang diperoleh di perkuliahan.

1.2. Profil PT. Chevron

PT. CPI (Chevron Pacific Indonesia) adalah kontraktor BP Migas yang

bergerak di bidang perminyakan dan merupakan perusahaan minyak asing yang

terbesar di Indonesia. Berdirinya PT. CPI diawali dari eksplorasi minyak di Pulau

Sumatera, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur pada tahun 1924 yang dipimpin

oleh Emerson M. Butterworth.

Pada tahun 1930, tim Butterworth tersebut mengajukan ijin pengeboran

minyak kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk melakukan pengeboran minyak

di Pulau Papua. Dua tahun kemudian Pemerintah Hindia Belanda memberikan ijin

pengeboran minyak kepada Standard Oil Company of California (SOCAL) yang

merupakan minority partner dari perusahaan yang didirikan pemerintah Hindia

Belanda Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij (NPPM) untuk

melakukan pengeboran minyak di Pulau Papua.

Tahun 1935, pemerintah Hindia Belanda memberikan tawaran kepada

Chevron yang dulunya bernama SOCAL untuk mengadakan kegiatan eksplorasi

minyak di kawasan Sumatera Tengah dengan wilayah seluas 600.000 hektar.

SOCAL bekerja sama dengan perusahaan minyak Amerika lain yaitu TEXACO

(Texas Oil Company) untuk mengekplorasi wilayah itu. Pada bulan Juli 1936,

SOCAL dan TEXACO mendirikan perusahaan minyak yaitu CALTEX

(California Texas Petroleum Corporation), bersamaan dengan ditemukannya

cadangan minyak bumi pertama kali di Sebanga.

Pengeboran minyak di kawasan Riau dimulai pada tahun 1934. Pada tahun

1940 untuk pertama kalinya minyak mulai mengalir dari lokasi sumur di Sebanga,

dan pada tahun 1941 PT.Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) menemukan ladang

minyak di daerah Duri.

Page 5: Proposal Kp Chevron

Ladang minyak Pungut ditemukan pada tahun 1951, Kota Batak pada bulan

Juli 1952, Bekasap pada bulan September 1955, lapangan gas Sebanga Utara

bulan November 1960, hingga yang terakhir Tegar dan Sakti pada bulan Januari

dan Juli 1991.

Usaha nasionalisasi perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam UU

No.44 tahun 1960 yang menyatakan bahwa semua kegiatan penambangan minyak

dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh negara yang pelaksanaannya

dilakukan oleh perusahaan minyak negara. Pada bulan September 1963, diadakan

Perjanjian Karya yang ditandatangani antar PT. CPI dan Pertamina. Dalam

perjanjian tersebut dinyatakan bahwa wilayah PT. CPI adalah wilayah Kangaroo

seluas 9.030 km2. Pada tahun 1968, diadakan penambahan luas wilayah yaitu

sekitar Minas Tenggara, Libo Tenggara, Libo barat, dan Sebanga, sehingga luas

wilayah kerja PT CPI seluruhnya menjadi 9898 km2.

Perjanjian karya berakhir pada 28 November 1983 dan diperpanjang

menjadi kontrak bagi hasil (Production Sharing Contract) hingga tanggal 8

Agustus 2001 dengan wilayah kerja seluas 31.700 km2. Saat ini, status Pertamina

berubah menjadi badan usaha dan yang memegang peranan untuk mengatur dan

mengawasi industri-industri minyak sektor hulu adalah BP Migas sehingga

kontrak yang terjadi adalah antara PT CPI dengan BP Migas.

Kontrak bagi hasil untuk daerah operasi baru seluas 21.975 km2 yaitu

wilayah Coastal Plains dan Pekanbaru atau CPP ditandatangani pada tanggal 9

Agustus 1971, sedang Kangaroo Block seluas 9030 km2 diperpanjang masa

operasinya sampai tanggal 8 Agustus tahun 2001. Rasio pembagian untuk kontrak

bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara pemerintah dan PT. CPI adalah

87% : 13%.

Ladang minyak Duri memberikan sumbangan sebesar 42 % dari seluruh

total produksi minyak. PT. CPI pernah mengalami penurunan produksi yang tajam

pada 1960-an. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PT. CPI melaksanakan

suatu proyek yang dinamakan proyek injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek

ini diresmikan oleh Presiden Soeharto pada bulan Maret 1990.

Page 6: Proposal Kp Chevron

Pada tanggal 10 Oktober 2001, dua buah kekuatan besar Chevron dan

Texaco yang selama ini dikenal sebagai pemilik saham yang terpisah bersatu,

maka didirikanlah sebuah perusahaan Chevron Texaco. Sejak saat itu manajemen

Chevron juga ikut berubah menjadi IndoAsia Business Unit (IBU).

Setelah mengakuisisi Unocal pada 10 Agustus 2004, pada tanggal 9 Mei

2005 nama Chevron Texaco Corp. berubah kembali menjadi Chevron Corp. Pada

16 September 2005, PT Caltex Pacific Indonesia pun mengubah namanya

menjadi PT Chevron Pacific Indonesia. Baik Chevron Pacific Indonesia maupun

Caltex Pacific Indonesia memiliki singkatan yang sama, yaitu CPI.

Melihat produksi minyak yang terus mengalami penurunan, pada tahun

1980-an PT. CPI memutuskan untuk memulai world’s largest steam flooding

project di lapangan Duri setelah sebelumnya di lapangan Minas dilakukan water

flooding. Hal ini dilakukan untuk mempertahankan produksi minyak dari

lapangan-lapangan tersebut. Sampai dengan tahun 1990, jumlah sumur telah

mencapai di atas 600 sumur dengan produksi rata-rata 230.000 barrel minyak per

hari dan injeksi air 1.650.000 barrel per hari.

Pada tahun 1990-an ini juga PT. CPI gencar melakukan 3D seismic

bahkan 4D seismic untuk menemukan cadangan-cadangan minyak tambahan yang

potensial untuk diproduksikan serta untuk memonitor reservoir guna

meningkatkan reservoir management.

Konsep pengembangan sistem injeksi air dengan pola 7 titik terbalik 72

acre (seven spot inverted) dimulai pada bulan Desember 1993 dengan maksud

menjaga tekanan reservoir dan meningkatkan sweep efficiency.

Berdasarkan data produksi sampai dengan akhir tahun 1997, lapangan

Duri telah menghasilkan produksi kumulatif minyak sebesar 4.056.254.000 barrel

minyak dari 701 sumur produksi dan kumulatif injeksi air sebesar 12.146.553.000

barrel air dari 253 sumur injeksi.

Awal tahun 1999, dimulai sistem injeksi uap dengan pola seven spot

inverted dengan maksud mendorong minyak yang tidak terdorong oleh air injeksi

sehingga minyak tersebut dapat diproduksikan. Proyek ini dinamakan LOSF

Page 7: Proposal Kp Chevron

(Light Oil Steam Flood), namun proyek ini dianggap tidak begitu baik atau

dinyatakan gagal sehingga proyek ini dihentikan.

Pada bulan Maret 1999 jumlah sumur di Duri mencapai 1283 sumur dari

848 sumur produksi, 289 sumur injeksi dan 146 sumur lainnya dengan produksi

203.000 BOPD dan injeksi air sebesar 6.319.000 BWPD. Sampai dengan tahun

2006, total jumlah sumur di lapangan Duri mencapai 1720 sumur dengan produksi

sekitar 90.000 BOPD dan injeksi air sebanyak 6 juta BWPD. Produksi kumulatif

minyak dari lapangan tua ini telah mencapai 4,6 milyar barrel dari total cadangan

yang diperkirakan sebanyak 9 milyar barrel initial oil in place (IOIP).

Proyek injeksi uap di lapangan Duri dan injeksi air di lapangan Minas

masih berlangsung sampai saat ini, namun pada lapangan Duri sudah memasuki

tahap akhir yang kemudian akan dilanjutkan dengan tertiary recovery berupa

injeksi surfactant. Surfactant Project ini rencananya akan dilangsungkan pada

tahun 2010, sampai saat ini pengembangan dan uji coba terus dilakukan guna

menghasilkan keberhasilan perolehan minyak yang optimum serta keekonomisan

dalam pelaksanaan proyek tersebut.

Page 8: Proposal Kp Chevron

BAB II

PROSES PRODUKSI MINYAK

2.1 Kegiatan Operasi

Kegiatan operasi yang berlangsung di PT. CPI secara garis besar meliputi

eksplorasi, pengeboran, dan produksi sampai akhirnya menjadi minyak mentah

dengan standar yang telah ditentukan (kadar pasir dan air kurang dari 1 %) untuk

disalurkan ke Dumai untuk dijual. PT. CPI tidak memiliki unit pengolahan di

Indonesia. Oli Caltex yang telah cukup banyak beredar di pasaran adalah hasil

impor dari pengolahan di Singapura.

2.1.1 Eksplorasi

Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologi beserta

pengeboran sumur dan penelitian seismik. Penelitian tersebut dilakukan tahun

1937-1941 dengan melakukan pengeboran pada kedalaman seluruhnya 26.208

feet (7.862,4 meter).

Sumur-sumur eksplorasi yang dibor sejak tahun 1968 menghasilkan

banyak temuan baru. Hingga tahun 1990, pengeboran eksplorasi telah

menghasilkan 119 temuan lapangan minyak dan gas bumi. Temuan utama yang

terjadi sejak tahun 1989 adalah Lapangan Rintis dan di daerah JKPS Mountain

Front Kuantan yang menjadi daerah-daerah produksi baru sekaligus meningkatkan

kegiatan eksplorasi di daerah sekitarnya.

Pada tahun 1938 dimulai eksplorasi di Kubu, namun tidak terdapat

indikasi adanya minyak. Tahun 1938-1944, sembilan sumur eksplorasi berhasil

diselesaikan pada tiga tempat, yaitu gas di Sebanga, minyak di Duri dan Minas.

Temuan gas di Sebanga merupakan tonggak sejarah terpenting bagi eksplorasi

perminyakan di Pulau Sumatera, sehingga meningkatkan kegiatan eksplorasi di

wilayah baru.

Page 9: Proposal Kp Chevron

Masa eksplorasi merupakan suatu masa pencarian minyak mentah

berdasarkan data yang sudah ada. Tahap eksplorasi dibagi atas dua metode, yaitu

metode geologi

(geological method) dan metode geofisika (geophysical method) :

1. Metode geologi, terdiri atas :

Areal Mapping .

Field Geological Method.

Surface Geological Method

Palaentological Method

2. Metode geofisika, terdiri atas :

Magnetic Method

Gravity Method

Seismic Method

2.1.2 Eksploitasi

2.1.2.1 Primary Recovery

Pada masa ini crude oil masuk ke dalam well bore disebabkan oleh

dorongan dari tekanan reservoir. Berdasarkan cara produksinya primary recovery

dibedakan menjadi 2 yaitu :

a. Flowing Production (Normal Produksi)

Tekanan reservoir atau formasi masih lebih tinggi dibandingkan dengan

tekanan di permukaan. Oleh karena itu, tekanan dalam reservoir ini akan

mendorong fluida dari dalam sumur naik ke permukaan.

b. Artificial Lift Production

Tekanan reservoir atau formasi tidak cukup kuat untuk mendorong fluida

sampai ke permukaan, hanya sampai ke dalam sumur saja, sehingga dibutuhkan

alat bantu untuk menaikkan fluida sampai ke permukaan, yang dinamakan

Artificial Lift seperti Beam Pumping,Electrical Submergible Pump (ESP), Gas

Lift, Hydraulic Lift, dan Progressive Cavity Pump (PCP).

2.1.2.2 Secondary Recovery

Page 10: Proposal Kp Chevron

Apabila tekanan reservoir sudah tidak efektif lagi untuk mendorong fluida

masuk ke dalam sumur produksi, maka saat itu sumur tersebut membutuhkan

tekanan tambahan. Cara secondary recovery yang digunakan di PT. CPI ada 2

macam, yaitu:

a. Water Injection (Waterflooding)

Metode ini dilakukan dengan cara menginjeksikan atau memompakan air

bertekanan ke dalam sumur injeksi, dimana air bertekanan tersebut mempunyai 2

fungsi, yaitu memecahkan crude oil yang kental dan mendorong crude oil yang

telah encer ke dalam well bore. Semakin tinggi temperatur dan tekanan dalam

reservoir maka minyak akan semakin encer minyak yang dikandungnya sehingga

metode water injection dapat digunakan, metode ini dapat digunakan pada

kedalaman sumur 2000-3000 ft seperti yang dilakukan di lapangan minyak Minas.

Jenis waterflood injection yang digunakan antara lain:

1. Peripheral Waterflood yaitu penginjeksian air diperbatasan area.

2. Pattern Inverted-7 Spot Waterflood yaitu penginjeksian air mengikuti pola-

pola tertentu.

b. Steam Injection (Steam Flooding)

Steam Injectionini memiliki tujuan yang sama dengan water injection yaitu

untuk mengencerkan minyak yang kental dan mendorongnya ke dalam sumur

produksi. Dasar penentuan pemakaian jenis secondary recovery adalah kedalaman

sumur. Minyak akan lebih encer disebabkan oleh suhu dan tekanan yang semakin

tinggi, sehingga biasanya digunakan teknik water injection. Sebaliknya bila sumur

tidak terlalu dalam maka minyak yang ada akan lebih kental sehingga diperlukan

suhu dan tekanan yang lebih tinggi untuk mengencerkan dan mendorong minyak.

Teknik steam flooding ini diterapkan di lapangan Duri dengan kedalaman sumur

600 ft.

2.1.2.3 Tertiary Recovery (EOR)

Pada saat primary dan secondary recovery tidak efektif lagi, minyak masih

cukup banyak terkandung di reservoir tetapi tersimpan di celah-celah batuan atau

terikat pada batuan. Untuk melarutkan dan melepaskan hidrokarbon dari

Page 11: Proposal Kp Chevron

ikatannya dengan batuan maka digunakan zat kimia. Bahan kimia yang biasa

digunakan antara lain polimer berat,surfactant, dan caustic.

Setelah langkah ketiga ini, maka minyak yang tertinggal dalam reservoir

sudah tidak ekonomis lagi untuk diproduksi sehingga sumur tersebut harus ditutup

(end of field/abondonment). Dengan masih banyaknya cadangan minyak yang

tersisa, maka perlu diadakan kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang pendapatan

produksi minyak, diantaranya:

a. Light Oil Steam Flood (LOSF)

Metoda steam flood ini dilakukan dengan cara menginjeksikan uap bebas

kebagian bawah reservoir minyak. Karena memiliki densitas yang lebih rendah,

maka uap panas akan naik keatas minyak yang berada pada tight zone. Bila

temperatur turun, maka uap panas akan berubah kembali menjadi air yang akan

turun kebawah kemudian mendorong minyak ke sumur produksi, disebabkan

densitasnya menjadi lebih besar dari pada minyak.Minyak di lapangan Minas

termasuk jenis minyak yang memiliki kualitas yang tinggi (light oil) dengan nilai

API Gravity 34, yang berarti mempunyai harga spesific gravity yang rendah.

b. Microbial Enhanced Recovery (MEOR)

Seperti yang telah kita ketahui, di dalam reservoir banyak terdapat makhluk

sejenis mikroba. Mikroba inilah yang dimanfaatkan untuk project MEOR. Proses

ini melibatkan proses menginjeksikan makanan untuk mikroba yang ada didalam

reservoir.

Tujuan dari project ini adalah menutup daerah yang yang merupakan tempat

larinya air injeksi, dimana pada daerah ini terdapat permeabilitas yang tinggi.

Daerah ini timbul dikarenakan heterogenitas batuan reservoir sehingga sangat

mudah dilalui air. Prinsip kerja MEOR ialah memberi nutrisi agar mikroba

berkembang dan tumbuh semakin besar dan banyak yang diharapkan dapat

menutupi lubang pori batuan sehingga terjadi penurunan permeabilitas (zona tight

akan tertutup).

c. Lignin Surfaktan Flood (LSF).

Page 12: Proposal Kp Chevron

Injeksi Lignin bertujuan untuk menurunkan interfacial tension (tegangan

permukaan). Interfacial ini memiliki hubungan dengan pipa kapiler, bila

interfacial tension kecil, maka akan memperkecil tekanan kapiler sehingga akan

meningkatkan residual oil saturation (SOR), dengan demikian akan mengurangi

batas minyak dan air (oil water content). Prinsip kerja lignin yaitu dengan

menginjeksikan lignin sebagai polimer ke bawah reservoir minyak, sehingga

dapat mendorong minyak ke permukaan.

2.2 Produk

Minyak mentah yang diproduksi oleh PT. CPI terdiri atas dua jenis, yaitu :

Sumatran Light Crude Oil

Sumatran Light Crude Oil mempunyai kadar belerang yang rendah, API

yang tinggi sehingga lebih encer.

Heavy Crude Oil atau Duri Crude Oil

Jenis minyak mentah ini hanya terdapat di lapangan minyak Duri yang

memiliki API rendah yaitu < 20.

Adapun produk lain yang dihasilkan, yaitu :

Gas

Gas yang dihasilkan tidak untuk dijual, tapi digunakan sebagai bahan

bakar pembangkit listrik (PLTG) untuk memenuhi kebutuhan sendiri.

Air

Air yang dihasilkan diolah dan digunakan untuk dijadikan steam untuk

diinjeksikan pada sumur injeksi, ataupun sebagai umpan dalam proses

pemisahan, dan juga untuk melalukan proses pencucian peralatan atau

tangki-tangki yang digunakan.

BAB III

Page 13: Proposal Kp Chevron

TUJUAN DAN MANFAAT KERJA PRAKTEK

3.1 Tujuan

Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktek ini, antara lain :

3.1.1 Tujuan Umum

1. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perkuliahan dan

sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana teknik kimia.

3.1.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan mengenal secara langsung kondisi yang

sebenarnya terjadi di lapangan, mengenai Alat penukar panas

khususnya unit pembangkit uap (steam) boiler di PT.

CHEVRON PACIFIC INDONESIA.

3.2 Manfaat

1. Dapat membandingkan dan menerapkan ilmu yang diperoleh dalam

perkuliahan dengan yang diperoleh dari dunia kerja.

2. Mengetahui masalah – masalah yang ditimbulkan dalam proses

pengolahan minyak bumi dan cara mengatasinya.

3. Dapat mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan kemauan

bekerja melalui penerapan ilmu pengetahuan, latihan kerja dan

pengamatan teknik yang diterapkan di PT. CHEVRON PACIFIC

INDONESIA sehingga dapat bekerja sama dalam memecahkan suatu

masalah.

BAB IV

Page 14: Proposal Kp Chevron

ISI

4.1 Waktu dan Lokasi Kerja Praktek

Sesuai dengan permohonan, kerja praktek tersebut akan dilaksanakan mulai

pada tanggal 24 Agustus sampai 24 September 2015 di PT. CHEVRON

PACIFIC INDONESIA.

4.2 Peserta Kerja Praktek

Adli Satria Sandika NIM. 1207136334

4.3 Mata Kuliah Penunjang

Adapun mata kuliah penunjang dalam pelaksanaan kerja praktek ini adalah

Keselamatan Pabrik Kimia, Oparasi Teknik Kimia I, Oparasi Teknik Kimia II,

Oparasi Teknik Kimia III, Perancangan alat penukar panas, Sistem Utilitas,

Perancangan Kolom Pemisah, Perancangan Alat Proses, dan Pengilangan Minyak

Bumi.

4.4 Ruang Lingkup dan Batasan Kerja

Adapun topik atau judul yang diajukan selama pelaksanaan Kerja Praktek

ini ditekankan pada Perancangan Alat Penukar Panas khususnya unit

pembangkit uap (steam) boiler. Untuk lebih sesuainya judul atau topik khusus

secara terinci yang akan diambil, kiranya dapat ditentukan pada saat pelaksanaan

kerja praktek nantinya.

4.5 Metode Pengumpulan dan Pengolahan Data

a. Orientasi / Pengenalan Perusahaan

b. Studi Literatur

c. Studi Lapangan / Pengambilan Data

d. Pembuatan Laporan

4.6 Rencana Kerja Praktek

Page 15: Proposal Kp Chevron

Rencana Kerja PraktekMinggu

1 2 3 4

Orientasi/ Pengenalan Perusahaan

Studi Literature

Studi Lapangan/ Pengambilan Data

Pembuatan Laporan

BAB V

Page 16: Proposal Kp Chevron

PENUTUP

5.1 Penutup

Demikianlah proposal ini saya buat, dengan harapan dapat memberikan

gambaran singkat dan jelas tentang maksud dan tujuan diadakan kerja praktek di

Perusahaan Bapak.

Atas perhatian Bapak dan bantuan serta kerja sama semua pihak yang terkait

saya ucapkan terima kasih.

Page 17: Proposal Kp Chevron

Curriculum Vitae

Nama Adli Satria Sandika

NIM 1207136334

Tempat / Tanggal Lahir Pekanbaru, 03 Januari 1994

Alamat JL. Lembah Damai No.10 Rumbai Pesisir, Pekanbaru

Jenis Kelamin Laki-Laki

Agama Islam

Kebangsaan Indonesia

No. Telp. Hp. 082173393245

Email adlisatria.sandika @yahoo.com

Pendidikan 2012 – Sekarang, Mahasiswa S1 Teknik Kimia

Universitas Riau

2012, lulus dari SMAN 8 Pekanbaru

2009, lulus dari MTs Al Ittihadiyah Pekanbaru

2006, lulus dari SDN 005 Rumbai

Pengalaman Organisasi 2015-2016, Ketua Bina Antarbudaya Sub Chapter

Pekanbaru

2014-2015, Kepala Dinas Pemberdayaan dan

Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa BEM Fakultas

Teknik UR

2013-2014, Kepala Dinas Pengembangan Akademik dan

Intelektual BEM Fakultas Teknik UR

2012-2013, Ketua Engineering English Club Universitas

Riau

KEPADA YTH.HR Training Service AdministrationKantor Training Center - Bagian KPPT. Chevron Indonesia - RumbaiPekanbaru 28271

Page 18: Proposal Kp Chevron

ADLI SATRIA SANDIKAMAHASISWA TEKNIK KIMIA S1FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS RIAU