120
1 Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung) Anang Bambang Pujianto NPM. 138020167 Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Pasundan Konsentrasi Manajemen Pemasaran ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh bauran pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) terhadap keputusan siswa kelas X SMA melakukan pembelian berulang di Ganesha Operation Kota Bandung. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya di bidang pemasaran. Bagi Ganesha Operation maupun praktisi, diharapkan hasil penlitian ini dapat memberikan informasi yang berguna tentang pentingnya peran bauran pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) dalam upaya meningkatkan pembelian berulang siswa kelas X SMA. 1

PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

1

Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN

(Suatu Studi pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota Bandung)

Anang Bambang PujiantoNPM. 138020167

Program Magister Manajemen Pascasarjana Universitas PasundanKonsentrasi Manajemen Pemasaran

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai

pengaruh bauran pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) terhadap

keputusan siswa kelas X SMA melakukan pembelian berulang di Ganesha

Operation Kota Bandung. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam pengembangan ilmu manajemen khususnya di bidang

pemasaran. Bagi Ganesha Operation maupun praktisi, diharapkan hasil penlitian

ini dapat memberikan informasi yang berguna tentang pentingnya peran bauran

pemasaran (promosi, bukti fisik, harga, dan proses) dalam upaya meningkatkan

pembelian berulang siswa kelas X SMA.

Penelitian dilakukan di instansi Ganesha Operation Kota Bandung.

Metode penelitiannya menggunakan metode survey dengan pendekatan penelitian

deskriptif dan verifikatif. Sedangkan tipe penelitiannya berupa descriptive survey

dan explanatory survey. Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan metode

statistik analisis jalur (path analysis).

Hasil pengujian penelitian ditemukan bahwa bauran pemasaran (promosi,

bukti fisik, harga, dan proses) berpengaruh signifikan terhadap keputusan siswa

kelas X SMA melakukan pembelian berulang di Ganesha Operation Kota

Bandung dengan nilai pengaruh langsung sebesar 65,86%. Pengaruh bauran

pemasaran yang tertinggi mempengaruhi keputusan pembelian berulang siswa

adalah promosi dengan nilai pengaruh langsung sebesar 27,2% sedangkan yang

terendah dimiliki bauran pemasaran harga dengan nilai pengaruh langsung sebesar

9,3%.

1

Page 2: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

2

Kata kunci: bauran pemasaran, keputusan pembelian

ABSTRACT

This study aimed to get empirical evidence about the influence of

marketing mix (promotion, physical evidence, pricing, and process) against the

decision of the 10th grade high school students make repeat purchases at Ganesha

Operation Bandung. The results are expected to contribute in the development of

management science, especially in the field of marketing. For Ganesha Operation

and practitioners, the expected results of this penlitian can provide useful

information about the importance of the role of the marketing mix (promotion,

physical evidence, pricing, and process) in order to increase repeat purchases

Grade 10 high school students.

The study was conducted in Bandung Ganesha Operation agencies. The

research method used survey method with descriptive and verification approaches.

While the type of research in the form descriptive survey and explanatory survey.

To test the hypothesis of the study used methods STATISTICA path analysis

(path analysis).

The test results of the research found that the marketing mix (promotion,

physical evidence, pricing, and process) significantly affects the decision of 10th

grade high school students make repeat purchases at Ganesha Operation Bandung

with direct influence value of 65.86%. The influence of the marketing mix of the

highest repeat purchase decisions affecting students is the promotion of the value

of the direct effect of 27.2% and the lowest owned marketing mix price with the

value of the direct effect of 9.3%.

Keywords: marketing mix, purchasing decisions

2

Page 3: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

3

I. PENDAHULUAN

Dewasa ini perkembangan bisnis pendidikan khususnya bimbingan belajar

tumbuh sangat pesat di Indonesia, para pelaku bimbingan belajar bersaing secara

ketat dalam menawarkan berbagai pilihan jasa bimbingan belajar. Hal tersebut

diiringi dengan tuntutan konsumen yang semakin meningkat akan layanan yang

sesuai dengan kebutuhan mereka. Karena itulah konsumen dalam memilih bimbel

akan memilih bimbel yang sesuai dan dapat memenuhi apa yang mereka

butuhkan.

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa bimbingan

adalah suatu proses pemberian bantuan yang ditujukan kepada individu atau

kelompok siswa agar yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri, baik

kemampuan yang dimilikinya maupun kelemahannya agar selanjutnya dapat

mengambil keputusan dan dapat bertanggung jawab dalam menentukan jalan

hidupnya atau memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat

memahami lingkungannya secara tepat sehingga dapat memperoleh kebahagiaan

hidupnya.

Kebijakan pemerintah tentang pendidikan yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah (PP) no.32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pada

BAB XIA Kurikulum, tentang pemberlakukan penerapan kurikulum 2013 kepada

peserta didik dimana guru tidak lagi menjadi pusat pembelajaran tetapi sudah

bergeser siswa yang menjadi pusat pembelajaran (Student Center). Dengan

penerapan kurikulum yang baru ini siswa ditunut untuk membangun

pengetahuannya secara mandiri, hal inilah yang menyebabkan siswa khususnya

kelas X mengalami kesulitan dalam belajar sehingga perlu pendampingan.

Permendiknas no.34 tahun 2010 tentang pola penerimaan mahasiswa baru

program sarjana pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh pemerintah

dimana minimal 50% kuota penerimaan mahasiswa baru di PTN diterima melalui

jalur undangan (SNMPTN) yang dapat diikuti oleh seluruh siswa kelas XII SMA

yang ingin mendaftar ke PTN dengan syarat nilai rapor mereka dari semester 1

3

Page 4: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

4

hingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke

PTN melalui jalur undangan (SNMPTN) nilai rapor siswa tersebut harus bagus

dari kelas X SMA.

Berdasarkan landasan yuridis, Undang-Undang (UU) RI No.20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pada pasal 26 ayat 5 menyatakan bahwa

“Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal

pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan

diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi” serta di tengah-tengah persaingan yang

tajam dalam industri bimbingan belajar, pada tanggal 2 Mei 1984 Ganesha

Operation didirikan di Kota Bandung. Seiring dengan perjalanan waktu, berkat

keuletan dan konsistensinya dalam menjaga kualitas, kini Ganesha Operation

telah tumbuh bagai remaja tambun dengan 772 outlet yang tersebar di 271 kota

besar se Indonesia. Latar belakang pendirian lembaga ini adalah adanya mata

rantai yang terputus dari link informasi Sekolah Menegah Atas (SMA) dengan

dunia Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Posisi inilah yang diisi oleh Ganesha

Operation untuk berfungsi sebagai jembatan dunia SMA terhadap dunia PTN

mengenai informasi jurusan PTN (prospek dan tingkat persaingannya), pemberian

materi pelajaran yang sesuai dengan ruang lingkup bahan uji seleksi penerimaan

mahasiswa baru dan pemberian metode-metode inovatif dan kreatif

menyelesaikan soal-soal tes masuk PTN sehingga membantu para siswa lulusan

SMA memenuhi keinginan mereka memasuki PTN.

Kehadiran Ganesha Operation menjadi oasis bagi siswa yang haus akan

pendidikan khususnya siswa yang ingin meraih impiannya mendapatkan nilai

tinggi dalam pelajaran, mendapatkan rangking di kelas, masuk SMP/SMA/PTN

favorit sesuai dengan harapan siswa. Sesuai dengan moto Ganesha Operation “We

Help You Make Your Dreams Come True”, Ganesha Operation akan

memposisikan sebagai kitra belajar bagi siswa untuk meraih impiannya.

Research and Development Ganesha Operation memang berhasil

menemukan faktor utama maupun faktor penunjang penentu keberhasilan siswa.

Faktor utama tersebut adalah kualitas pengajar, relevansi materi pelajaran, dan

4

Page 5: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

5

metodologi pengajaran, sedangkan faktor pelengkap adalah teknologi dan

informasi. Kualitas pengajar Ganesha Operation tampak dari prestasi dan

karyanya, sukses dalam studi dan mampu mengarang buku-buku pelajaran

berkualitas terbaik. Relevansi materi pelajaran di Ganesha Operation memang

sangat akurat sesuai program yang diambil siswa. Staf kami memberikan

perhatian sangat besar untuk ini. Kami bangga bahwa Ganesha Operation adalah

satu-satunya Bimbingan Belajar yang selalu memperhatikan event publikasi buku-

buku terbaru di dunia pada International Book Fair setiap tahun. Karena itulah

Ganesha Operation berhasil memperoleh buku-buku istimewa seperti Text Book

referensi pembuatan soal-soal SPMB. Sedangkan tentang metodologi pengajaran,

Ganesha Operation telah berhasil memberikan daya tarik tersendiri dengan

penemuan-penemuan khusus berupa rumus-rumus sakti yang dapat

menyelesaikan soal secara kilat dan akurat dengan motto The King of the Fastest

Solution. Banyak yang mencontoh metoda ini tapi mereka tetap tertinggal di

belakang karena kami adalah penemunya.

Faktor penunjang berupa teknologi seperti Audio Visual, Computerized

Management Information System dengan Piranti Touch Screen, Real Time

Attendance Record, Computer Aided Learning, Internet serta fasilitas Local Area

Network (LAN) merupakan alat bantu yang digunakan oleh Ganesha Operation.

Dalam perjalanannya, Ganesha Operation tidak lagi hanya membatasi

menggembleng siswa kelas 3 SMA untuk menghadapi UN dan seleksi masuk

PTN, tapi kini telah menerima siswa kelas 2 dan 1 SMA; kelas 3, 2, dan 1 SMP;

hingga kelas 6, 5, dan 4 SD dan menjadi market leader dalam industri bimbingan

belajar. Perkembangan Ganesha Operation dapat dikatakan sangat spektakuler.

Hal ini karena lembaga ini menerapkan manajemen modern dengan prinsip-

prinsip bisnis tetapi tetap menjunjung tinggi nilai etika pendidikan. Ganesha

Operation menerapkan market driven strategy yang berorientasi pada kepuasan

siswa (student satisfaction) melalui pelayanan yang unggul (service excellence).

Semoga kelulusan siswa-siswi Ganesha Operation tetap mendominasi pada PTN-

PTN terkemuka di Indonesia.

5

Page 6: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

6

Perilaku konsumen tidak bisa dipisahkan dari keterlibatan konsumen

dalam mengevaluasi produk yang akan dibeli, terkadang konsumen meluangkan

waktunya untuk mencari tahu informasi mengenai suatu produk agar konsumen

mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginan dan memuaskan, sehingga

perlu mencari tahu keterlibatan konsumen dalam membeli produk bimbel. Selain

keterlibatan konsumen, konsumen juga mengevaluasi merek-merek yang akan

dibeli serta membanding-bandingkan antar merek berdasarkan persepsi masing-

masing konsumen, perlu mencari tahu perbedaan antar program bimbel menurut

konsumen di Kota Bandung. Hal inilah yang membuat tipe perilaku konsumen

yang satu dengan yang lain itu berbeda-beda.

Strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan pada dasarnya

berfokus pada upaya untuk memberikan informasi kepada para konsumen

(Customer awareness) yang pada akhirnya akan menciptakan kengininan

customer untuk membeli. Jika sistem penyampaian jasa kurang sesuai dengan

kebutuhan pelanggan (Customer Need) maka perusahaan tersebut akan

ditinggalkan pelanggannya dan memilih perusahaan lain. Akan tetapi jika sistem

penyampaian jasa yang dilakukan suatu perusahaan sesuai dengan harapan

pelanggan maka kepuasan pelanggan akan tercapai.

Pelanggan yang memperoleh apa yang diinginkan akan memunculkan

WoM yang positif tentang perusahaan dan ini adalah asset yang paling berharga

bagi perusahaan dalam meningkatkan profitabilitas. Sebaliknya jika pelanggan

merasa tidak puas karena tidak mendapatkan apa yang dibutuhkan, merupakan

suatu kondisi yang terjadi karena adanya kegagalan dalam menyampaikan jasa

(service delivery) yang kemudian menimbulkan gap antara jasa yang diterima

(perceived service) dengan jasa yang diharapkan (expected service) (Zeithaml,

2001:46).

Tingkat pembelian pelanggan sangat dipengaruhi oleh kemampuan suatu

perusahaan dalam melakukan sistem penyampaian jasa (service delivery system),

melalui upaya penyempurnaan dengan melakukan perbaikan (improvement)

secara terus menerus terhadap komponen layanan perusahaan, sehingga konsumen

akan semakin tertarik dalam memanfaatkan produk/ jasa yang ditawarkan.

6

Page 7: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

7

Kenyataan yang ada adalah bahwa raihan siswa kelas X SMAN di Kota

Bandung tidak seperti yang diharapkan manajemen Ganesha Operation, bahkan

raihan jumlah siswa kelas X SMAN dibeberapa sekolah mengalami penurunan.

Berdasarkan kondisi di atas, kemungkinan yang muncul atas rendahnya minat

bimbel siswa kls X SMAN yang mengikuti bimbel adalah kegiatan promosi yang

monoton dan berulang sehingga menimbulkan kebosanan pada siswa serta apriori

negatif. Oleh karena itu perlu dirancang sistem promosi yang inovatif dan kreatif

serta periodik untuk dapat disampaikan ke siswa, sehngga siswa merasa enjoy saat

Ganesha Operation berpromosi. Disamping itu perlu dikembangkan pula sistem

promosi yang komunikatif dengan tampilan media promosi yang menarik.

Penyebab kurangnya minat siswa mengikuti bimbel di kelas X SMAN

dimungkinkan masalah harga atau biaya, mengingat siswa yang baru masuk kelas

X SMAN pada umumnya orang tua telah banyak mengeluarkan biaya, sehingga

gairah orang tua untuk mendaftarkan anaknya untuk mengikuti bimbel sangat

kecil. Untuk itu perlu dirancang edukasi kepada customer service Ganesha

Operation tentang penjelasan biaya dibandingkan dengan benefit yang akan

diterima oleh siswa, serta perlu perancangan biaya khusus bagi siswa kelas X

SMAN diawal untuk membangun kepercayaan serta menarik lebih awal siswa

untuk mendaftar.

Penyebab lain yang memungkinkan rendahnya minat siswa kelas X

SMAN untuk mendaftar bimbel disebabkan luput dari perhatian manajemen

karena jumlahnya yang relatif kecil jika dibandingkan dengan kelas-kelas akhir.

Oleh sebab itu perlu dibentuk semacam wali kelas untuk dapat mengakomodir

kebutuhan siswa, sehingga siswa merasa diperhatikan dan tidak lagi dinomor

duakan.

Jika diperhatikan hasil angket penelitian awal yang dibagikan kepada

siswa kelas X SMAN yang mengikuti bimbel di Ganesha Operation

menggambarkan tentang apa saja hal yang mempengaruhi keputusan mereka

untuk mengikuti program bimbel. Hasil angket penelitian awal yang dilakukan

kepada sekitar 30 responden, didapat bahwa faktor bauran pemasaran apa sebagai

pendorong utama mereka untuk mengikuti bimbel.

7

Page 8: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

8

Pihak manajemen perusahaan sudah selayaknya melakukan tindakan-

tindakan edukasi pasar secara terus menerus dan berkelanjutan dalam upaya

memperbesar market share khususnya pelanggan kelas X SMAN. Hal ini diyakini

karena akan menimbulkan dampak yang luar biasa khususnya untuk meyakinkan

pelanggan terhadap produk/jasa yang ditawarkan.

Ganesha Operation Bandung merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang jasa bimbingan belajar. Untuk dapat memelihara siswanya,

perusahaan telah melakukan reorientasi atas strategi dan konsep-konsep

pemasaran yang dilakukan dimana orientasi tersebut mengacu pada marketing

triangle, yaitu: (1) Internal Marketing, melalui pendidikan dan pelatihan kepada

para karyawannya untuk dapat memberikan pelayanan sesuai dengan service

operation concept yang telah disusun, (2) External Marketing, melalui program

promosi, service marketing mix untuk menciptakan keterkaitan siswa dan

perusahaan, dan (3) Interactive Marketing, melalui pelayanan yang dapat

memuaskan siswa bimbel.

Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut di atas, maka perlu kiranya

dilakukan penelitian mengenai. “Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price,

dan Proccess Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN

(Suatu Studi Pada Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota

Bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Pasar bimbel khususnya kelas X SMAN merupakan pasar yang potensial,

karena diharapkan dengan menguasai pasar kelas X SMAN maka diharapkan

peluang mendapatkan siswa kelas XI dan XII semakin mudah karena pasar telah

teredukasi.

Penerapan kurikulum 2013 serta kebijakan pemerintah tentang penerimaan

mahasiswa baru di PTN sebenarnya dapat mendorong pendaftar bimbel dari kelas

X SMAN, tetapi kenyataan berkata lain. Raihan jumlah siswa GO khususnya

kelas X SMAN tidak seperti yang diharapkan jauh dari target yang ditetapkan

bahkan dibeberapa sekolah raihan jumlah siswa kelas X SMAN turun.

8

Page 9: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

9

Hal ini tentu sangat berdampak bagi lembaga bimbingan belajar Ganesha

Operation karena dengan kecilnya siswa kelas X SMAN yang mengikuti bimbel,

maka kecil peluang lembaga bimbel GO untuk dapat memperbesar volume market

share serta membangun loyality program.

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan yang muncul bila penyampai jasa yang dilakukan oleh

pengelola kurang memenuhi harapan pelanggan sehingga nilai jasa yang diterima

pelanggan pun menjadi rendah akibatnya mereka tidak puas dan mengurangi

pembelian pada perusahaan. Jika hal ini terjadi, maka merupakan awal dari

berkurangnya loyalitas pelanggan. Menghadapi hal ini perusahaan dituntut untuk

selalu memahami perkembangan keinginan dan harapan pelanggan sehingga

loyalitas pelanggan dapat ditingkatkan kembali melalui peningkatan dalam

penyampaian jasa yang dilakukan oleh perusahaan kepada para pelanggan.

Berdasarkan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah yang telah

dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang promosi

(promotion) bimbel Ganesha Operation.

2. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang bukti fisik

(Phisical Evidence) bimbel Ganesha Operation.

3. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang biaya

(price) bimbel Ganesha Operation.

4. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang proses

(proccess) bimbel Ganesha Operation

5. Bagaimana pendapat/tanggapan siswa GO kelas X SMAN tentang keputusan

pembelian berulang bimbel Ganesha Operation

6. Seberapa besar pengaruh promosi (promotion) terhadap keputusan siswa GO

kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

9

Page 10: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

10

7. Seberapa besar pengaruh bukti fisik (Physical Evidenc)e terhadap keputusan

siswa GO kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

8. Seberapa besar pengaruh harga (price) terhadap keputusan siswa GO kelas X

SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

9. Seberapa besar pengaruh proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO

kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

10. Seberapa besar pengaruh promosi (promotion), bukti fisik (physical

evidence), biaya (price), dan proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO

kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang secara simultan.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian adalah untuk

mengukur, mengkaji, dan mengetahui:

1. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang promosi (promotion) bimbel

Ganesha Operation.

2. Perspektif siswa kelas X SMAN tentang bukti fisik (Phisical Evidence)

bimbel Ganesha Operation.

3. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang biaya (price) bimbel Ganesha

Operation.

4. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang biaya proses (proccess) bimbel

Ganesha Operation.

5. Perspektif siswa GO kelas X SMAN tentang keputusan pembelian bimbel

Ganesha Operation

6. Besar pengaruh Promosi (Promotion) terhadap keputusan siswa GO kelas X

SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

7. Besar pengaruh bukti fisik (Physical Evidence) terhadap keputusan siswa GO

kelas X SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

8. Besar pengaruh biaya (Price) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN

untuk melakukan pembelian berulang.

9. Besar pengaruh proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO kelas X

SMAN untuk melakukan pembelian berulang.

10

Page 11: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

11

10. Besar pengaruh promosi (promotion), bukti fisik (physical evidence), biaya

(price), dan proses (proccess) terhadap keputusan siswa GO kelas X SMAN

untuk melakukan pembelian berulang secara simultan.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat mempunyai manfaat baik secara praktis

maupun teoritis, yaitu:

1.5.1 Manfaat Teoritis

1. Menambah khasanah keilmuan bidang marketing penelitian bagi Program

Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Pasundan

Bandung.

2. Menambah dan memperluas pengetahuan bagi peneliti dalam bidang

pemasaran khususnya mengenai strategi promotion, physical evidence, price,

proccess, dan perilaku konsumen yang berkaitan dengan pengambilan

keputusan pembelian.

3. Sebagai referensi dan pengembangan keilmuan bagi peneliti selanjutnya yang

akan melakukan penelitian yang sama dimasa yang akan datang.

1.5.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai solusi pemecahan masalah bagi Lembaga Bimbingan Belajar

Ganesha Operation dalam menentukan kebijakan

2. Sebagai solusi pemecahan masalah bagi Lembaga Bimbingan Belajar

Ganesha Operation dalam mengembangan strategi pemasaran

3. Sebagai solusi pemecahan masalah bagi Lembaga Bimbingan Belajar

Ganesha Operation dalam penerapan program pemasaran yang sesuai dengan

kebutuhan pasar.

11

Page 12: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

12

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Untuk mencapai tujuan penelitian yang telah disebutkan pada bab

sebelumnya, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan kajian pustaka. Kajian

pustaka yang dilakukan bersumber pada buku teks, jurnal, tesis, dan hasil

penelitian lain yang telah ada. Pada bab ini menampilkan penjelasan mengenai

kata kunci penelitian, yaitu bauran pemasaran (marketing mix) dan perilaku

konsumen (consumer behaviour). Hasil kajian pustaka ini akan dijadikan dasar

dalam menetapkan variabel penelitian.

Penelitian mengenai bauran pemasaran dan keputusan pembelian

kebanyakan dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemampuan atau

kinerja bauran pemasaran dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsument.

.

Pengertian Manajemen

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang

memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki

definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin

berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,”

terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang

berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang

berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni

mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.

12

Page 13: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

13

Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement,

yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet,

misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan

melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur

dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Ricky W. Griffin

mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian,

pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals)

secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai

dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan

secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.Istilah manajemen,

terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman.

Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan

ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :

1. Manajemen sebagai suatu proses,

2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas

manajemen,

3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan

(Science)

Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses,

berbeda-beda definisi yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata

warna definisi manajemen menurut pengertian yang pertama itu, dikemukakan

tiga buah definisi. Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa

manajemen adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu

diselenggarakan dan diawasi.

Pengertian yang lain tentang manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari

proses yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses

tersebut saling mempunyai fungsi masing-masing untuk mencapai suatu tujuan

organisasi.

Dalam Manajemen terdapat fungsi-fungsi manajemen yang terkait erat di

dalamnya. Pada umumnya ada empat fungsi manajemen yang banyak dikenal

13

Page 14: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

14

masyarakat yaitu fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian

(organizing), fungsi pengarahan (directing) dan fungsi pengendalian (controlling).

Untuk fungsi pengorganisasian terdapat pula fungsi staffing (pembentukan staf). Para

manajer dalam organisasi perusahaan bisnis diharapkan mampu menguasai semua

fungsi manajemen yang ada untuk mendapatkan hasil manajemen yang maksimal.

Di bawah ini akan dijelaskan arti definisi atau pengertian masing-masing

fungsi manajemen - POLC :

1. Fungsi Perencanaan / Planning

Fungsi perencanaan adalah suatu kegiatan membuat tujuan perusahaan dan

diikuti dengan membuat berbagai rencana untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan tersebut.

1. Fungsi Pengorganisasian / Organizing

Fungsi perngorganisasian adalah suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya

manusia dan sumberdaya fisik lain yang dimiliki perusahaan untuk

menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta menggapai tujuan

perusahaan.

2. Fungsi Pengarahan / Directing / Leading / Actuating

Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan manajer untuk

meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal serta

menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis, dan lain sebagainya.

3. Fungsi Pengendalian / Controling

Fungsi pengendalian adalah suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan

standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan

jika diperlukan.

Pengertian Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang,

dan mendapatkan laba. Pemasaran dikembangkan dari kata pasar yang berarti

sarana atau tempat berkumpulnya orang yang terlibat dalam pemasaran. Dalam

14

Page 15: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

15

pengertian abstrak pemasaran diartikan sebagai suatu kegiatan, proses atau sistem

keseluruhan. Definisi pemasaran menurut para ahli antara lain:

Menurut Kotler dan Amstrong (2008, p6) pemasaran adalah proses dimana

perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang

kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan

sebagai imbalannya.

Menurut Kotler (2005, p10) pemasaran adalah suatu proses sosial yang

dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan pihak lain.

Berdasarkan definisi-definisi pemasaran di atas dapat di tarik suatu

kesimpulan bahwa pemasaran adalah segala usaha atau aktifitas dalam

menyampaikan barang atau jasa para produsen kepada para konsumen, dimana

kegiatan tersebut bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan dalam

cara tertentu yang disebut pertukaran.

Pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan

kebutuhan konsumen, atau berorientasi pada konsumen (consumer oriented). Hal

ini secara azasi berbeda dengan falsafah bisnis terdahulu yang berorientasi pada

produk (product concept) dan penjualan (sales concept) atau keuangan (financial

concept). Konsep pemasaran mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran harus

dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari

konsumennya (Swastha dan Handoko, 1997).

Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dan Armstrong (2008, p58) bauran pemasaran (marketing

mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan

perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran.

Menurut Kotler (2005, p19) bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai tujuan

pemasaran di pasar sasaran.

15

Page 16: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

16

Menurut Umar (2005, p31-36) terdapat empat (4) variabel utama dalam

bauran pemasaran yang dikenal dengan 4p yaitu:

1. Product (produk)

Produk adalah suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk

mendapatkanperhatian, untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat

memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan. Faktor-faktor yang terkandung dalam

suatu produk adalah mutu, penampilan, gaya, merek, pengemasan, ukuran, jenis

dan jaminan.

2. Price (harga)

Sejumlah uang yang dibebankan untuk mendapatkan produk atau jasa.

Dalam menentukan harga diperlukan faktor-faktor yang mempengaruhi baik

langsung maupun tidak langsung. Contoh dari faktor langsung adalah harga bahan

baku, biaya pemasaran dan faktor lainnya. Sedangkan contoh dari faktor tidak

langsung adalah harga pokok sejenis yang dijual pesaing, pengaruh harga terhadap

hubungan antara produk substitusi, serta potongan untuk penyalur dan konsumen.

3. Place (distribusi)

Saluran distribusi yaitu sekelompok organisasi yang saling tergantung

dalam keterlibatan mereka pada proses yang memungkinkan suatu produk atau

jasa tersedia bagi pengguna atau konsumsi oleh konsumen atau pengguna

industrial.

4. Promotion (promosi)

Promosi merupakan bagian dari keseluruhan aktivitas perusahaan yang

menangani tentang komunikasi dan menawarkan produknya kepada target pasar.

Konsep bauran pemasaran diatas merupakan konsep bauran pemasaran

pada perusahaan yang menawarkan produk (barang). Namun untuk perusahaan

jasa, dibutuhkan 3P lain yaitu People, Physical Evidence, dan Process (Kotler

2005, p435). Berikut ini adalah penjelasan mengenai 3P diatas:

1. People (orang / sumber daya manusia)

Karena hampir semua jasa disediakan oleh orang yang bekerja di

perusahaan jasa tersebut, maka seleksi, training dan motivasi karyawan menjadi

sangat penting untuk memberikan nilai tambah yang berbeda dalam memenuhi

16

Page 17: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

17

kepuasan pelanggan. Perusahaan harus dapat memberikan orang-orang terbaiknya

dalam hal kompetensi, attitude, respon, dan inisiatif untuk melayani pelanggan.

2. Physical Evidence (bukti fisik)

Perusahaan jasa butuh untuk membuktikan kualitas jasa yang diberikan

dengan bukti fisik atau presentasi, mengingat jasa adalah produk yang tidak

tampak (intangible).

3. Process (proses)

Proses berkaitan dengan bagaimana kita menyampaikan jasa tersebut.

Perusahaan jasa dapat memilih untuk menyediakan jasa dalam bentuk proses yang

berbeda sehingga menimbulkan kesan tersendiri pada konsumen, mulai dari

menerima pesan hingga menngantarkan pesan yang diminta.

Penambahan unsur bauran pemasaran jasa dilakukan antara lain karena

jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk yaitu: intangibility (tidak

berwujud), inseparability (tidak dapat dipisahkan), variability (beraneka ragam),

dan perishability (mudah lenyap), maka penggunaan bauran pemasaran produk 4P

(product, price, place, dan promotion) kurang memadai. Seperti yang juga

dikemukakan oleh Booms dan Bitner dalam Rust, Zahorik, dan Keiningham

(1996:10) bauran pemasaran jasa terdiri dari 7P yaitu: product, price, place,

promotion, people, physical evidence, dan process.

Unsur-unsur bauran pemasaran merupakan alat pemasaran yang memiliki

kontak langsung dengan lingkungan eksternal, sementara perusahaan sendiri

hanya memiliki kendali yang terbatas terhadap lingkungan eksternal. Oleh karena

itu bauran pemasaran memainkan peranan yang penting dalam upaya perusahaan

menerapkan strategi dan kebijakan perusahaannya dalam mewujudkan kepuasan

konsumen. Unsur-unsur ini merupakan unsur yang dapat dikendalikan oleh

perusahaan dan saling berhubungan, yang ditujukan untuk melayani serta

memenuhi kebutuhan konsumen. Perusahaan harus dapat merencanakan dan

mengkombinasikan unsur-unsur tersebut dalam proporsi yang tepat sehingga

bauran pemasarannya sesuai dengan lingkungan perusahaan, dapat memuaskan

pasar sasaran, dan tetap sejalan dengan sasaran perusahaan dalam bidang

17

Page 18: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

18

pemasaran secara keseluruhan. Bauran pemasaran yang telah ditetapkan

perusahaan sebaiknya selalu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi

perusahaan, jadi harus bersifat dinamis.

Perilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen itu sendiri adalah segala aktivitas yang

melibatkan orang pada saat menyeleksi, membeli dan menggunakan produk dan

jasa sebagai pemuas kebutuhan dan keinginannya. Aktivitas tersebut melibatkan

proses mental dan emosional yang mendukung kegiatan fisik. Tujuh kunci

perilaku konsumen adalah perilaku konsumen sebagai motivasi, perilaku

konsumen meliputi banyak aktivitas, perilaku konsumen adalah suatu proses,

perilaku konsumen bervariasi dalam waktu dan komplek, perilaku konsumen

melibatkan aturan yang berbeda, perilaku konsumen dipengaruhi faktor eksternal

dan perilaku konsumen beda untuk orang yang berbeda (Wilkie, 1990).

Pembuatan keputusan yang dilakukan konsumen berbeda-beda sesuai

dengan tipe keputusan membeli, Assael dalam Kotler (1996) membedakan empat

tipe perilaku membeli konsumen, yaitu :

1. Perilaku membeli yang komplek dimana para konsumen menjalani atau

menempuh suatu proses membeli yang komplek dan bila mereka semakin terlibat

dalam kegiatan membeli dan menyadari perbedaan penting diantara beberapa

merek produk yang ada.

2. Perilaku membeli mengurangi keragu-raguan, kadang-kadang konsumen sangat

terlibat dalam kegiatan membeli sesuatu tapi dia hanya melihat sedikit perbedaan

dalam merek.

3. Perilaku membeli berdasarkan kebiasaan yaitu perilaku konsumen yang tidak

melalui sikap atau kepercayaan atau rangkaian perilaku biasa atau konsumen

kurang terlibat dalam membeli dan tidak terdapat perbedaan nyata antar merek.

4. Perilaku membeli yang mencari keragaman yaitu keterlibatan konsumen rendah

tapi ditandai oleh perbedaan merek yang nyata.

Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara terus-

menerus, sehingga seorang manajer pemasaran harus mempunyai pengetahuan

18

Page 19: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

19

yang seksama tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar

yang baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi

bauran pemasaran yang tepat.

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, et al. (1994)

menyatakan “Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan

mengatur pembelian barang atau jasa”.

Penelitian Terdahulu

Sebagai dasar pijakan dalam rangka penyusunan penelitian ini, sangat

penting untuk mengetahui hasil yang dilakukan oleh penelitian terdahulu.

Penelitian terdahulu yang kaitannya dengan perilaku konsumen dalam melakukan

pembelian berulang.

Penelitian pernah dilakukan oleh Arya Pradana dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian” Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel indpenden, intervening, dan variabel dependen

memiliki keterkaitan yang signifikan sesuai dengan hasil kuesioner dan

wawancara terhadap responden yng menjadi objek penelitian dalam hal ini

pengguna Y Internet cabang Dr.Cipto Semarang.

Penelitian lain juga pernah dilakukan oleh Theresia Militina dengan judul

“Pengaruh Bauran Promosi terhadap Keputusan Membeli Produk Wisata Budaya

di Kalimantan Timur”. Dari penelitian tersebut didapat kesimpulan bahwa analisis

koefisien logistic regression menunjukkan bahwa keenam variabel bauran

promosi secara keseluruhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan membeli produk wisata budaya

2.2 Kerangka Pemikiran

19

Page 20: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

20

Semua perusahaan di dalam proses bisnisnya memiliki tujuan yang sama

yaitu untuk memperoleh keuntungan. Dalam perkembangannya tujuan dari suatu

usaha tidak hanya untuk memperoleh keuntungan namun juga bagaimana mereka

dapat terus melangsungkan aktivitas bisnisnya. Guna mencapai tujuan tersebut

berbagai strategi dilakukan oleh perusahaan. Dari berbagai macam strategi yang

ada faktor pemasaran adalah faktor yang terpenting, karena faktor pemasaran

dalam bisnis yang menentukan laku tidak nya suatu produk. Faktor pemasaran

berkaitan dengan produk yang dimiliki oleh perusahaan dan konsumen sebagai

pengguna dari produk tersebut.

Ada banyak hal yang dipelajari dalam pemasaran yaitu mengenai bauran

pemasaran dan juga konsumen yang merupakan sasaran dari pemasaran. Sebuah

pemasaran akan berjalan dengan baik jika dilakukan strategi pemasaran yang tepat

yang sesuai dengan produknya, dan target pasarnya sehingga saluran pemasaran

yang dipilih pun juga bisa efisien. Menurut Sofa (2008), tujuan pemasaran yang

akan dicapai, dipengaruhi oleh konsumen, dimana konsumen merupakan

komponen lingkungan yang sangat berpengaruh. Oleh karena itu, dalam proses

pemasaran dibutuhkan pengenalan terhadap perilaku konsumen.

Kebutuhan dan keinginan-keinginan konsumen akan berubah secara terus

menerus, sehingga seorang manajer pemasaran harus memiliki pengetahuan yang

seksamatentang prilaku konsumen bimbel agar dapat memberikan definisi pasar

yang baik untuk mengikuti perubahan yang konsisten, serta merancang strategi

bauran pemasaranyang tepat.

Perilaku konsumen adalah kegiatan yang secara langsung terlibat dalam

mendapatkan dan mengkonsumsi produk atau jasa, termasuk didalamnya proses

pengambilan keputusan, yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi,

evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Engel, at el. (1994)

menyatakan “Perilaku konsumen menggambarkan bagaimana konsumen membuat

keputusan-keputusan pembelian dan bagaimana mereka menggunakan dan

mengatur pembelian barang atau jasa”.

Kaitan antara perilaku konsumen dengan pemasaran adalah perilaku

konsumen sangat mempengaruhi kelancaran proses pemasaran. Perilaku

20

Page 21: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

21

konsumen sebagai disiplin ilmu pemasaran sangat berguna karena salah satu

alasan mengenai pentingnya pemasaran adalah perusahaan tidak hanya

memproduksi produk lalu menjualnya untuk mendapatkan laba yang besar, tetapi

perusahaan juga ingin agar konsumen menjadi loyal kepada perusahaan. Dalam

mewujudkan tujuan pemasaran dalam meningkatkan loyalitas pelanggan atau

konsumen terhadap barang atau jasa yang diproduksi oleh perusahaan tersebut,

maka perlu memahami perilaku konsumen. Perilaku konsumen sangatlah

berkaitan dengan pemasaran. Pemasar harus bisa memahami perilaku atau sikap

dari masing-masing individu yang menjadi sasarannya dalam memasarkan produk

dan jasa (Jodie, 2007). Kegiatan pemasaran salah satunya adalah mempengaruhi

konsumen agar bersedia membeli barang dan jasa perusahaan. Oleh karena itu,

perusahaan harus mempelajari dan memperhatikan perilaku konsumen, yaitu

misalnya yang dibutuhkan dan juga meneliti alasan apa yang menyebabkan

konsumen memilih dan membeli produk tertentu (Dharmesta dan Irawan, 1999).

Pemasaran yang dimaksud dari penelitian ini adalah pemasaran industri

yang bergerak dibidang jasa dikenal istilah marketing mix, yang terdiri dari :

Product, Price, Place, Promotion, physical evidence, People, dan Proccess.

Produk merupakan titik pusat pengembangan penentuan posisi yang

biasanya berada pada saat perusahaan atau unit bisnis menggunakan pendekatan

organisasional yang menekankan manajemen produk atau merek. Menurut Kotler

(2000) “Produk adalah pemahaman subjektif dari produsen atas sesuatu yang

dapat ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui

pemenuhan atas keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapabilitas

organisasi serta daya beli pasar”.

Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan

pemasukkan atau pendapatan bagi perusahaan.Menurut Stanton (1996) “Harga

adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi

sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya”. Tingkat harga yang ditetapkan

mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu, secara tidak langsung harga juga

mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada biaya yang

ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi.

21

Page 22: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

22

Saluran distribusi memiliki pengaruh terhadap konsumen dalam

pengambilan keputusan pembelian produk. Menurut Kotler (2000) “Saluran

distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat

dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap untuk digunakan atau

dikonsumsi”. Cravens (2000) menyatakan “Keputusan untuk menggunakan

saluran distribusi yang menyangkut masalah jenis organisasi saluran yang akan

digunakan, peningkatan manajemen saluran distribusi, dan intensitas distribusi

sesuai dengan produk”.

Promosi seperti iklan, promosi penjualan, penjualan personal, dan

hubungan masyarakat (public relations), semua digunakan untuk membantu

perusahaan berkomunikasi dengan konsumennya, menjalin kerjasama antar

organisasi, masyarakat dan sasaran lainnya. Menurut Cravens (2000) “Promosi

memainkan peranan yang sangat penting dalam menempatkan posisi dimata dan

benak pembeli, karena promosi pada hakekatnya untuk memberitahukan,

mengingatkan, membujuk pembeli serta pihaklain yang berpengaruh dalam proses

pembelian”. Lamb et al. (2001) menyatakan “Promosi adalah komunikasi dari

para pemasar yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan para calon

pembeli suatu produk dalam mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh

suatu respons”.

People (partisipan) yang dimaksud disini adalah karyawan penyedia jasa

layanan maupun penjualan, atau orang-orang yang terlibat secara langsung

maupun tidak langsung dalam proses layanan itu sendiri, misalnya dalam jasa

kecantikan :diantaranya adalah para reception, dokter, dan beauty therapis. People

sangat mempengaruhi consumen dalam pengambilan keputusan terutama di

industri jasa.

Proses adalah kegiatan yang menunjukkan bagaimana pelayanan diberikan

kepada konsumen selama melakukan pembelian barang. Pengelola usaha melalui

front liner sering menawarkan berbagai macam bentuk pelayanan untuk tujuan

menarik konsumen. Fasilitas jasa konsultasi gratis, pengiriman produk, credit

card, card member dan fasilitas layanan yang berpengaruh pada image

perusahaan.

22

Page 23: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

23

Lingkungan fisik adalah keadaan atau kondisi yang di dalamnya juga

termasuk suasana. Karakteristik lingkungan fisik merupakan segi paling nampak

dalam kaitannya dengan situasi. Yang dimaksud dengan situasi ini adalah situasi

dan kondisi geografi dan lingkungan institusi, dekorasi, ruangan, suara, aroma,

cahaya, cuaca, pelatakan dan layout yang nampak atau lingkungan yang penting

sebagai obyek stimuli (Belk 1974 dalam Assael 1992).

Dari hasil penelitian awal yang dilakukan terhadap 30 responden, ternyata

hanya 4 variabel bauran pemasaran jasa yang mempengaruhi siswa dalam

menentukan keputusan pembelian, keempat variabel itu adalah: Promotion,

physical evidence, Price, dan Procces.

Jika keempat variabel tersebut sudah mencukupi, maka tinggal keputusan

pembelian konsumen sebagai penentunya sudah mencukupi, maka tinggal

keputusan pembelian konsumen sebagai penentunya.

Berdasarkan kepada teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di

atas maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

23

Page 24: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

24

2.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya masih harus

dilakukan pengujian. Disini kesimpulan sementaranya adalah:

1. Promosi (Promotion) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk

melakukan pembelian berulang.

2. Bukti Fisik (Physical Evidence) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel

untuk melakukan pembelian berulang.

3. Harga (Price) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan

pembelian berulang.

4. Proses (Proccess) berpengaruh terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan

pembelian berulang.

5. Promotion, physical evidence, price, dan proccess berpengaruh secara

simultan terhadap minat siswa bimbel untuk melakukan pembelian berulang.

24

Page 25: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

25

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tipe Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian survei dimana penelitian

dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan

kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Sofian,

1995:3). Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai kinerja

bauran pemasaran khususnya promotion, physical evidence, price, dan proccess,

dan keputusan pembelian berulang pelanggan serta mengukur pengaruh kinerja

bauran pemasaran (promotion, physical evidence, proce, dan proccess) terhadap

keputusan pembelian berulang pelanggan melalui pengujian hipotesis.

Sehubungan dengan hal tersebut maka digunakan dua jenis penelitian yaitu

penelitian deskriptif dan verifikatif. Di dalam penelitian ini akan diuji apakah

promosi, physical evidence, harga, dan proses berpengaruh terhadap keputusan

pelanggan untuk melakukan pembelian berulang. Metode penelitian yang

digunakan adalah metode descriptive survey dan metode explanatory survey, yaitu

suatu metode yang tidak hanya melihat gambaran umum dari variabel atau

hubungan antar variabel saja, tetapi juga untuk melihat apakah terdapat pengaruh

antar variabel dan sejauh mana pengaruh tersebut ada (Irawan, 1999:61).

Maksud utama penelitian survey pada tesis ini ialah untuk menjelaskan

hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Sehingga

dapat disebut pula sebagai penelitian penjelasan (explanatory survey).

25

Page 26: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

26

3.2 Unit Observasi dan Lokasi

Tipe investigasi dalam penelitian ini adalah kausalitas, yaitu tipe yang

menyatakan adanya hubungan sebab akibat antara independen variabel, dalam hal

ini bauran pemasaran (promosi, physical evidence, harga, dan proses) terhadap

dependen variabel, yaitu keputusan pembelian berulang pelanggan. Unit observasi

dalam penelitian ini adalah individu, karena hanya pelanggan yang dijadikan

responden. Penelitian ini termasuk kategori cross-sectional yaitu informasi dari

sebagian populasi dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empiris,

dengan tujuan untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek

yang sedang diteliti, sebagaimana dikemukakan oleh (Sekaran, 2003:161 dan

Malhotra, 2002:81). Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah

siswa GO kelas X SMAN di lokasi Unit Purnawarman36, Unit Sumatera35,dan

Unit MTC yang dianggap dari sekolah-sekolah yang ada di Kota Bandung.

3.3 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi

Untuk mengetahui kinerja bauran pemasaran (promosi, physical evidence,

harga, dan proses) serta pengaruhnya terhadap keputusan pembelian berulang

pelanggan maka diperlukan operasionalisasi variabel. Hal tersebut dimaksudkan

untuk mengetahui pengaruh melalui pengukuran varibel-variabel penelitian.Yang

menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah kinerja bauran pemasaran

(promosi, physical evidence, harga, dan proses) sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah keputusan pelanggan untuk melakukan pembelian berulang.

3.3.1 Variabel Penelitian

Untuk memudahkan suatu penelitian berangkat dan bermuara pada suatu

tujuan yang jelas, maka penelitian itu disimplifikasi kedalam bangunan variabel

(Ferdinand, 2006). Variabel adalah suatu atribut atau sifat dari obyek atau

kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001).

26

Page 27: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

27

Dari definisi di atas indikator adalah variabel yang dapat digunakan untuk

mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator tidak

selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi

petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu

pendugaan.

Berkaitan dengan penelitian ini, variabel penelitian akan terbagi menjadi

dua yang terdiri dari variabel dependen dan variabel independen, akan dijelaskan

sebagai berikut:

1. Variabel dependen (Y) adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti.

Dalam script analysis, nuansa sebuah masalah tercermin dalam variabel

dependen. Hakekat sebuah masalah (the nature of a problem) mudah terlihat

dengan mengenali berbagai variabel dependen yang digunakan dalam sebuah

model. Variabilitas dari atau atas faktor inilah yang berusaha untuk dijelaskan

oleh seorang peneliti (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini, variabel

dependen yang digunakan adalah keputusan pembelian.

2. Variabel independen (X) adalah variabel yang mempengaruhi variabel

dependen. Baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif.

Dalam script analysis, akan terlihat bahwa variabel yang menjelaskan

mengenai jalan atau cara sebuah masalah dipecahkan adalah tidak lain

variabel-variabel independen (Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini,

variabel independen yang digunakan adalah citra perusahaan, citra konsumen,

citra produk dan bauran promosi.

3.3.2 Operasionaisasi Variabel

Seperti yang terungkap di dalam objek penelitian pokok masalah yang

diteliti bersumber dari dua hal yaitu kinerja bauran pemasaran jasa bimbingan

27

Page 28: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

28

belajar sebagai variabel bebas (variabel X) dan keputusan pembelian berulang

konsumen menjadi peserta didik sebagai variabel tak bebas (variabel Y).

3.4 Populasi dan Penentuan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut ferdinand (2006) populasi adalah gabungan dari seluruh elemen

yang terbentuk peristiwa. Hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa

yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai

sebuah semesta penelitian. Dalam penelitian ini, populasi penelitian adalah peserta

didik GO kelas X SMAN dari sekolah-sekolah di Kota Bandung.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.

Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin kita meneliti seluruh

anggota populasi, oleh karena itu kita membentuk sebuah perwakilan yang disebut

sampel (Ferdinand, 2006). Teknik pengambilan sampling yang digunakan adalah

non probability sampling, yaitu teknik sampling yang tidak memberikan

kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dijadikan sampel.

Responden yang dipilih adalah peserta didik GO kelas X SMAN yang

belajar di sekolah-sekolah Kota Bandung. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling, yaitu peneliti

menggunakan pertimbangan sendiri dengan cara sengaja dalam memilih anggota

populasi yang dianggap dapat memberikan informasi yang diperlukan atau unit

sampel yang sesuai dengan kriteria tertentu yang diinginkan peneliti (Sugiyono,

2004). Kriteria yang digunakan peneliti adalah sampel merupakan peserta didik

GO kelas X SMAN di sekolah-sekolah yang mewakili kluster yang ada. Adapun

pengambilan responden yang dijadikan sampel dilakukan di Ganesha Operation

yang berada di kota Bandung.

3.4.3 Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

28

Page 29: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

29

adalah peserta didik lembaga bimbel Ganesha Operation kelas X SMAN dengan

jumlah sebesar 473 orang. Karena jumlah populasi telah diketahui, maka jumlah

sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus Yamane (1996) dalam

Ferdinand (2006) sebagai berikut:

n= N1+N d2

Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d = presisi yang ditetapkan atau prosentasi kelonggaran ketidaktelitian karena

kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan (diambil

5%).

Pengambilan sumber data didasarkan pada jumlah siswa yang mewakili

kluster 1, 2, dan 3 yang bimbel di Ganesha Operation khususnya kelas X SMA.

Jumlah sampelyang diambil berdasarkan persentase siswa yang ada seperti yang

tercantum pada Tabel 3.2 s.d 3.5, agar penelitian ini akurat, maka diambil 210

responden. Pengambilan sampel dilakukan pada Bulan September-Oktober

dengan cara memilih responden yang merupakan peserta didik GO kelas X

SMAN di sekolah-sekolah Kota Bandung disertai pembagian kuesioner di ruang

belajar.

Kriteria pengambilan sampel didasarkan pada presentase siswa kelas X

yang bimbel di Ganesha Operation yang dianggap mewakili kluster masing-

masing dengan jumlah responden sesuai dengan prosentase siswa yang ada.

3.4.4 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Adalah data yang diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perseorangan

langsung dari obyeknya (Santoso dan Tjiptono, 2001). Data primer dari

penelitian ini diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden, meliputi

identitas dan tanggapan responden, dalam hal ini respondennya adalah para

29

Page 30: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

30

siswa GO kelas X SMAN yang belajar di sekolah-sekolah Kota Bandung

yang sudah dianggap mampu dan mengerti atas pernyataan yang diajukan di

kursioner tersebut. Kuesioner disebar pada tanggal 18 - 31 Januari 2015

sebanyak 30 kuesioner dan seluruh kuesioner yang disebar tersebut kembali

lengkap pada Bulan September - Oktober 2015 sebanyak 210 kuesioner.

2. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui pihak lain,

atau laporan historis yang telah disusun dalam arsip yang dipublikasikan,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain (Santoso dan Tjiptono, 2001).

Data sekunder dalam penelitian ini meliputi data jumlah peserta didik kelas X

SMAN di sekolah yang dijadikan sampling.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Kuesioner

Data yang dikumpulkan dalam penelitian akan digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada sehingga data-data tersebut harus benar-benar

dapat dipercaya dan akurat. Data yang digunakan dalam penelitian in diperoleh

melalui metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab (Sugiyono, 2008).

Kuesioner ini nantinya terdapat rancangan pertanyaan yang secara logis

berhubungan dengan masalah penelitian dan tiap pertanyaan merupakan jawaban-

jawaban yang mempunyai makna dalam menguji hipotesis.

Penelitian ini menggunakan skala likert jenis interval, yaitu skala yang

menunjukkan nilai-nilai skala yang sama dalam karakteristik yang diukur

(Widayat, 2004).

3.5.2 Observasi

Disamping kuisioner, penelitian ini juga melakukan metode observasi.

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-

unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.

30

Page 31: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

31

3.5.3 Studi Kepustakaan

Studi pustaka yaitu pengumpulan data atau informasi dengan

menggunakan buku-buku yang berhubungan dengan menggunakan buku-buku

yang berhubungan dengan penelitian dan berujuan untuk menemukan teori,

konsep, dan variabel lain yang dapat mendukung penelitian. Di dalam metode

studi pustaka ini, peneliti mencari data melalui referensi-referensi, jurnal dan

artikel di internet.

3.6 Rancangan Analisis Data dan Uji Hipotesis

Di dalam suatu penelitian data memiliki kedudukan yang penting karena

data merupakan penggambaran variabel-variabel yang diteliti dan berfungsi

sebagai alat pembuktian hipotesis. Dengan demikian benar tidaknya data sangat

menentukan hasil penelitian. Sementara itu benar tidaknya data tergantung kepada

baik tidaknya instrumen pengumpul data yang antara lain harus memenuhi dua

persyaratan yaitu validitas dan reliabilitas.

Proses analisis data mengikuti beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan

data, penyiapan data, hingga interpretasi hasil. Setelah proses pengumpulan data

selesai, selanjutnya dilakukan penyiapan data. Tahap-tahap ini meliputi editing

data, yaitu mencermati setiap kuesioner dan mentabelkan masing-masing

jawaban ke dalam spreadsheet. Setelah itu dilakukan pencacahan jawaban untuk

mendapatkan distribusi frekuensi setiap pernyataan. Secara lengkap proses

tersebut dapat dituangkan dalam bentuk diagram alur (flow chart) seperti pada

Gambar 3.1.

3.6.1 Rancangan Analisis Data

Analisis Kuantitatif

Analisis ini digunakan untuk menentukan berapa besar pengaruh suatu

variabel terhadap variabel lainnya, baik pengaruh langsung maupun tidak

langsung. Besarnya pengaruh dari suatu variabel penyebab (independen) terhadap

31

Page 32: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

Valid & Reliabel ?Pengujian Validasi

& Reliabilitas

32

variabel akibat (dependen) disebut koefisien jalur (yx). Sebelum mengambil

kesimpulan mengenai hubungan kausal dalam jalur, maka terlebih dahulu diuji

keberartian (signifikansi) untuk setiap koefisien jalur yang telah dihitung.

Untuk menentukan besarnya pengaruh suatu variabel terhadap variabel

lainnya diperlukan persyaratan:

1. Hubungan antara variabel harus merupakan hubungan linear dan aditif,

2. Semua variabel residu tidak mempunyai korelasi satu sama lain,

3. Pola hubungan antara variabel adalah rekursif,

4. Skala pengukuran baik pada variabel penyebab maupun pada variabel akibat

sekurangkurangnya interval.

32

Pengumpulan Data

Penyiapan Data

- Editing data- Pembuatan filing data- Pemrograman komputer- Distribusi frekuensi

Revisi kuisioner

Analisis Jalur

Pengintervalan Data

Method of Successive Interval

Page 33: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

33

Gambar 3.1 Proses Analisis Data

Apabila persyaratan tersebut dipenuhi, maka koefisien jalur dapat dihitung

dengan langkah-langkah:

1. Menggambarkan diagram jalur untuk hubungan antara variabel secara

lengkap, diagram jalur ini mencerminkan hipotesis konseptual yang diajukan

sehingga tampak dengan jelas variabel penyebab dan variabel akibat,

2. Menghitung besarnya pengaruh suatu variabel penyebab terhadap variabel

akibat, perhitungan ini didasarkan pada sub–struktur variabel penyebab

dengan variabel akibat,

3. Menghitung koefisien korelasi sederhana,

4. Menghitung matriks invers korelasi,

5. Menghitung koefisien jalur.

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Validitas instrumen berhubungan dengan kesesuaian dan ketepatan fungsi

alat ukur yang digunakannya. Maka dari itu sebelum instrument tersebut

digunakan di lapangan perlu adanya pengujian validitas terhadap instrument

tersebut. Uji Validitas adalah prosedur untuk memastikan apakah kuesioner yang

akan dipakai untuk mengukur variabel penelitian valid atau tidak. Kuesioner

dikatakan valid apabila dapat mempresentasikan atau mengukur apa yang hendak

33

Pengujian Hipotesis

Intepretasi Hasil

Selesai

Page 34: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

34

diukur (variabel penelitian). Dengan kata lain validitas adalah ukuran yang

menunjukkan kevalidan dari suatu instrumen yang telah ditetapkan.

Kuesioner yang valid harus mempunyai validitas internal dan

eksternal.validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam kuesioner

secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur, sedangkan validitas

eksternal bila kriteria didalam kuesioner disusun berdasarkan fakta-fakta emperis

yang telah ada (eksternal).

Validitas internal kuesioner harus memenuhi construct validity (validitas

kontruks) dan content validity (validitasisi). Validitas konstruks adalah kerangka

dari suatu konsep.Untuk mencari kerangka konsep dapat ditempuh dengan:

1) Mencari definisi konsep yang dikemukakan oleh para ahli yang tertulis dalam

literatur

2) Jika dalam literatur tidak didapatkan definisi konsep yang ingin diukur, peneliti

harus mendifinisikan sendiri konsep tersebut (dengan bantuan para ahli)

3) Menanyakan definisi konsep yang akan diukur kepada calon responden atau orang

yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden.

Untuk menguji validitas konstruk, maka dapat digunakan pendapat dari para ahli

(judment experts). Untuk itu kuesioner yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu,

dikonsultansikan kepada ahlinya untuk mendapatkan tanggapan atas kuesioner yang telah

kita buat, saran para ahli dapat tanpa perbaikan, dengan perbaikan atau dirombak total.

Validitas isi kuesioner ditentukan oleh sejauhmana isi kuesioner tersebut

mewakili semua aspek yang dianggap sebagai aspek kerangka konsep. Misal konsep yang

mau diteliti terdiri dari tiga aspek, maka kuesioner yang dibuat harus menanyakan tentang

ketiga aspek tersebut, jika hanya menanyakan satu aspek saja berarti kuesioner tersebut

tidak memiliki validitasisi yang tinggi.

Setelah pengujian konstruk dan isi selesai, perlu diteruskan dengan Validitas

eksternal adalah validitas yang diperoleh dengan cara mengkorelasikan kuesioner baru

dengan tolok ukur eksternal yang sudah valid, misal skala pengukur motivasi untuk

berprestasi yang diciptakan oleh Mehrabian (1973) yang sudah teruji kevalidanya.

Validitas eksternal ini dilakukan dengan ujicoba kuesioner tersebut pada populasi yang

mempunyai kriteria serupa disarankan sebanyak 30 responden (mendekati kurva normal),

setelah data ditabulasi maka pengujian validitas konstruk dilakukan dengan analisis

faktor, yaitu mengkorelasikan antar skor item kuesioner.

34

Page 35: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

35

Jika kita mau menciptakan kuesioner baru, maka hasil pengukurannya harus

dikorelasikan dengan kuesioner yang sudah valid dengan menggunakan uji korelasi, bila

korelasinya tinggi dan signifikan berarti kuesioner yang baru memiliki validitas yang

memadai. Setelah validitas konstruk terpenuhi maka dilakukan validitas eksternal dengan

menggunakan bantuan SPSS.

Valid berarti instrumen yang digunakan dapat mengukur apa yang hendak

diukur (Ferdinand, 2006). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (content

validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data dengan apa yang akan

diukur (Ferdinand, 2006). Biasanya digunakan dengan menghitung korelasi antara

setiap skor butir instrumen dengan skor total (Sugiyono, 2004). Metode uji

validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah metode korelasi product

moment dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Keeratan hubungan (Korelasi)

x = Jumlah skor pertanyaan

y = Jumlah skor total pertanyaan

n = jumlah sampel yang akan diuji

Kriteria putusan:

rxy hitung > r tabel maka valid

rxy hitung < r tabel maka tidak valid

Pengujian validitas menggunakan alat ukur berupa program komputer yaitu

SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 20, dan jika suatu

alat ukur mempunyai korelasi yang signifikan antara skor item terhadap skor

totalnya maka dikatakan alat skor tersebut adalah valid (Ghozali, 2006).

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

alat pengukuran konstruk aatau variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

35

Page 36: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

36

handal jika jawaban seseorang, terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil

dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006).

Adapun rumus kasar diperoleh dari:

Keterangan:

α = Koefisien korelasi

k = Banyaknya belahan tes

Si = Varians belahan tes

Dalam melakukan perhitungan Alpha, digunakan alat bantu program

komputer yaitu SPSS (Statistical Package for the Social Science) for windows 20

dengan menggunakan model Alpha. Sedangkan dalam pengambilan keputusan

reliabilitas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6

(Ghozali, 2001).

Pengujian reliabilitas terhadap seluruh item atau pertanyaan pada

penelitian ini akan menggunakan rumus koefisien Cronbach Alpha. Nilai

Cronbach Alpha pada penelitian ini akan digunakan nilai 0.6 dengan asumsi

bahwa daftar pertanyaan yang diuji akan dikatakan reliabel bila nilai Cronbach

Alpha ≥ 0.6 (Nunally, 1996 dalam Ghozali, 2005)

Syarat suatu alat ukur menunjukkan kehandalan yang semakin tinggi

adalah apabila koefisien reliabilitas (α) yang mendekati angka satu. Apabila

koefisien alpha (α) lebih besar dari 0.6 maka alat ukur dianggap handal atau

terdapat internal consistency reliability dan sebaliknya bila alpha lebih kecil dari

0.2 maka dianggap kurang handal atau tidak terdapat internal consistency

reliability.

Pengujian Instrumen

Sebelum instrumen diterapkan dalam melakukan analisis deskriftif maka

terlebih dahulu diajukan uji validitas dan reliabilitas setiap item kuesionernya.

36

Page 37: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

37

a. Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrument alat ukur

yang digunakan telah menjalankan fungsi pengukurannya. Alat ukur dikatakan

valid apabila jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji validitas

menggunakan nilai Corrected Item Total, hasilnya dibandingkan dengan titik

kritis 0,300. Instrumen dikatakan valid apabila nilai Corrected Item Total ≥ titik

kritis. Berikut merupakan hasil pengujian validitas kuesioner dalam penelitian ini;

Tabel 3.1

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment)

Untuk Alat Ukur Promosi (X1)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item rhit rtab Keterangan

1 0,805 0,361 Valid

2 0,831 0,361 Valid

3 0,857 0,361 Valid

4 0,841 0,361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.1 dari keempat pernyataan yang ada

indeks validitasnya 0,361 lebih besar dari 0,3 sehingga dapat disimpulkan bahwa

seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.2

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment)

Untuk Alat Ukur Physical Evidence (X2)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item rhit rtab Keterangan

37

Page 38: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

38

5 0.853 0.361 Valid

6 0.862 0.361 Valid

7 0.860 0.361 Valid

8 0.829 0.361 Valid

9 0.852 0.361 Valid

10 0.862 0.361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.2 dari keenam pernyataan yang ada

indeks validitasnya berada pada kisaran 0,852 hingga 0,862 lebih besar dari 0,361

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.3

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment)

Untuk Alat Ukur Harga (X3)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item rhit rtab Keterangan

11 0.805 0.361 Valid

12 0.797 0.361 Valid

13 0.831 0.361 Valid

14 0.885 0.361 Valid

15 0.829 0.361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.3 dari kelima pernyataan yang ada

indeks validitasnya berada pada kisaran 0,797 hingga 0,885 lebih besar dari 0,361

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.4

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment)

Untuk Alat Ukur Process (X4)

38

Page 39: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

39

( N=30 dan α =0.05)

Nomor Item rhit rtab Keterangan

16 0,804 0,361 Valid

17 0,892 0,361 Valid

18 0,855 0,361 Valid

19 0,856 0,361 Valid

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.4 dari keempat pernyataan yang ada

indeks validitasnya berada pada kisaran 0,804 hingga 0,892 lebih besar dari 0,361

sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Tabel 3.5

Matrik Hasil Uji Validitas Pearson (Product Moment)

Untuk Alat Ukur Keputusan Pembelian (Y)

( N=30 dan α =0.05)

Nomor

Itemrhit rtab Ket.

Nomor

Itemrhit rtab Ket.

20 0.830 0.361 Valid 25 0.814 0.361 Valid

21 0.837 0.361 Valid 26 0.924 0.361 Valid

22 0.822 0.361 Valid 27 0.835 0.361 Valid

23 0.826 0.361 Valid 28 0.812 0.361 Valid

24 0.801 0.361 Valid        

Berdasarkan uji validitas pada Tabel 3.5 dari kesembilan pernyataan yang

ada indeks validitasnya berada pada kisaran 0,801 hingga 0,924 lebih besar dari

0,361 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid.

Berdasarkan hasil pengujian validitas pada tabel 3.8 hingga 3.12 di atas

dari ke lima variabel yang diuji setiap item pernyataan dinyatakan valid karena

nilai indeks validitasnya lebih besar dari 0.3, sehingga dapat disimpulkan bahwa

seluruh item pernyataan pada kelima variabel valid dan layak digunakan sebagai

39

Page 40: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

40

alat ukur variabel Promotion (X1), Physical Evidence (X2), Price (X3), Process

(X4), dan Keputusan Pembelian (Y).

b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk mengukur kehandalan atau kestabilan

suatu alat ukur. Pengujian realibilitas untuk item dengan skala likert

menggunakan alpha cronbach. Berdasarkan uji reliabilitas untuk variabel

independen yaitu Promotion (X1), Physical Evidence (X2), Price (X3) dan Process

(X4). Suatu instrumen penelitian diindikasi memiliki reliabilitas lebih besar atau

sama dengan 0,700 maka disimpulkan bahwa kuesioner sudah reliabel, sehingga

kuisioner sudah dapat digunakan sebagai instrumen penelitian yang dapat

mengukur topik permasalahan yang sedang dibahas. Berikut merupakan hasil

pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini;

Tabel 3.6

Reliability Statistics

Variabel PROMOSI (X.1)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of

Items

.853 .853 4

Berdasarkan Tabel 3.6 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan

reliabel karena memiliki nilai 0,853 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa

item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-

masing.

Tabel 3.7

Reliability Statistics

Variabel PHYSICAL EVIDENCE (X.2)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of

Items

40

Page 41: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

41

.925 .925 6

Berdasarkan Tabel 3.7 terlihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel

karena memiliki nilai 0,925 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa item

pernyataan kuisioner andal (reliabel) untukmengukur variabelnya masing-masing.

Tabel 3.8

Reliability Statistics

Variabel HARGA (X.3)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of

Items

.887 .886 5

Berdasarkan Tabel 3.8 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan

reliabel karena memiliki nilai 0,887 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa

item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-

masing.

Tabel 3.9

Reliability Statistics

Variabel PROSES (X.4)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of

Items

.873 .874 4

41

Page 42: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

42

Berdasarkan Tabel 3.9 terlihat bahwa setiap variabel dinyatakan reliabel

karena memiliki nilai 0,873 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa item

pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-masing.

Tabel 3.10

Reliability Statistics

Variabel KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)

Cronbach's

Alpha

Cronbach's Alpha

Based on

Standardized Items

N of

Items

.945 .945 9

Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan

reliabel karena memiliki nilai 0,945 lebih besar dari 0,7 hal ini menunjukan bahwa

item pernyataan kuisioner andal (reliabel) untuk mengukur variabelnya masing-

masing.

Berdasarkan pada di atas dapat dilihat bahwa setiap variabel dinyatakan

reliabel, karena lebih besar dari titik kritis 0.7, hasil ini menunjukkan bahwa item

pernyataan kuesioner pada kelima variabel andal (reliabel) untuk mengukur

variabelnya masing-masing.

3.6.1.4 Metode Konversi Data Menjadi Skala Interval

Untuk mengetahui kinerja bauran pemasaran jasa serta keputusan

konsumen menjadi peserta didik maka data diolah dengan menganalisis sikap

42

Page 43: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

43

responden terhadap setiap butir kuesioner untuk melihat hasil penelitian positif

atau negatif terhadap pelaksanaan variabel dengan menggunakan analisis Likert

Summated Rating yang mengkategorikan sikap responden sebagai berikut.

ntang

Nilai tiap batasan (minimum, kuartil 1, median, kuartil 3, dan maksimum)

adalah hasil perkalian jumlah responden dengan jumlah butir pertanyaan untuk

setiap subvariabel yang dianalisis serta batasan skala (1 untuk nilai minimal dan

seterusnya sampai 5 untuk nilai maksimal).

Selanjutnya dicari rata-rata tiap responden untuk memudahkan penelitian

dari rata-rata tersebut dibuat interval. Rumus yang digunakan menurut Sudjana

(2000:79) sebagai berikut:

Panjang kelas interval= rentangbanyak kelas interval

Dimana:

Rentang = nilai tertinggi – nilai terendah

Banyak interval kelas = 5

Panjang interval kelas=5−15

= 0,8

Tabel 3.11

Kriteria intepretasi nilai rata-rata variable penelitian

Interval Kriteria

1 – 1,8 Sangat Lemah (Sangat Tidak Baik)

1,8 – 2,6 Lemah (Tidak Baik)

2,6 – 3,4 Cukup (Cukup Baik)

3,4 – 4,2 Kuat (Baik)

4,2 – 5,0 Sangat Kuat (Sangat Baik)

43

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 44: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

44

Untuk analisis jalur diperlukan syarat data yang mempunyai tingkat

pengukuran sekurang-kurangnya berskala interval. Karena semua variabel dalam

penelitian ini berskala ordinal, maka harus ditingkatkan menjadi skala interval,

yaitu dengan menggunakan method of successive interval (MSI), dengan demikian

perlu dilakukan transformasi data dengan langkah-langkah berikut.

1. Berdasarkan hasil jawaban responden untuk setiap pertanyaan, hitung

frekuensi setiap pilihan jawaban

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, hitung

proporsi untuk setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan

jumlah responden yang ada.

3. Berdasarkan proporsi yang ada tersebut untuk setiap pertanyaan, hitunglah

proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Untuk setiap pertanyaan, tentukan nilai batas untuk Z (tabel distribusi normal)

bagi setiap pilihan jawaban. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas

daerah di bawah kurva normal.

5. Tentukan bersarnya nilai densitas (density) untuk setiap proporsi kumulatif

dengan memasukkan nilai Z pada rumus distribusi normal.

6. Hitung scale value (nilai interval rata-rata) untuk setiap pilihan jawaban

melalui persamaan MSI:

Scale Value =

Kepadatan Batas Bawah−Kepadatan Batas AtasDaerah di Bawah Batas Atas−Daerah di Bawah Batas Bawah

7. Hitung score (nilai hasil trasformasi) untuk setiap pilihan jawaban melalui

persamaan:

Score = Scale Value + | Scale Value minimum | + 1Analisis Jalur (Path Analysis)

Analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier ganda.

Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya sumbangan (kontribusi) yang

ditunjukan oleh koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan kausal

antar variabel X1, X2, X3, dan X4 terhadap Y. “Analisis jalur ialah suatu teknik

untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada regresi berganda jika

44

Page 45: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

ρX

45

variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung

tetapi juga secara tidak langsung”. (Robert D. Retherford 1993). Sedangkan

definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung

bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat

kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat

hipotetikal dalam seperangkat variabel.” (Paul Webley 1997).

David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis

jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan

matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang

dibandingkan oleh peneliti. Hubungan kausal antar variabel penelitian dapat

dilihat pada Gambar 3.2.

Keterangan:X = Bauran pemasaran jasa,Y = Keputusan konsumen menjadi peserta didik,ρYX = Koefisien jalur, dan = faktor lain (residu).

Gambar 3.2 Hubungan Kausal Antara Variabel X dengan Y

Berdasarkan paradigma pada Gambar 3.2 terlihat bahwa hubungan antar

variabel berbentuk regresi linear sederhana sebagai berikut.

Y = f(X dan ) atau Y = PYX X +

Untuk bentuk regresi linear sederhana, koefisien jalur tidak lain adalah

koefisien korelasi yang besarnya adalah:

PYX = r YX

n∑h=1

n

Xh Y h−∑h=1

n

X h∑h=1

n

Y h

√[n∑h=1

n

X2h−(∑h=1

n

X h)2] [n∑h=1

n

Y h2−(∑h=1

n

Y h)2 ]

Pengaruh variabel lainnya terhadap Y di luar X adalah:

45

Page 46: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

46

PY = √1−PYX2

3.6.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian Secara Parsial

Jika hipotesis umum dalam penelitian signifikan, maka selanjutnya dapat

dilakukan pengujian secara parsial, yaitu:

1. H0 : ρYX1 0

Kinerja promosi jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX1 0

Kinerja promosi jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

2. H0 : ρYX2 0

Kinerja physical evidence bimbingan belajar tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta

didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX2 0

Kinerja physical evidence bimbingan belajar berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

3. H0 : ρYX3 0

46

Page 47: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

47

Kinerja harga jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX3 0

Kinerja harga jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

4. H0 : ρYX4 0 melawan

Kinerja proses jasa bimbingan belajar tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

H1 : ρYX4 0

Kinerja proses jasa bimbingan belajar berpengaruh terhadap

keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik pada

bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung.

Hipotesis ini akan diuji dengan menggunakan statistik uji Modifikasi Al-

Rasjid (Sitepu, 1994:36) yang rumusnya sebagai berikut.

t =

rxy

√ (1-rxy2 )

n-2

¿ π r2

Statistik uji diatas mengikuti distribusi t dengan derajat bebas df = n – 2.

di mana:

rYX = merupakan koefisien jalur atau besarnya pengaruh dari variabel

penyebab (X) terhadap variabel akibat (Y),

r2YX = merupakan koefisien yang menyatakan determinan total dari semua

variabel penyebab terhadap variabel akibat.

Kriteria pengujian:

47

Page 48: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

48

Menolak HO apabila t > t(1 - ): (n - 2) berarti koefisien jalur signifikan dan ada

pengaruh dari kinerja bauran pemasaran jasa terhadap terhadap keputusan

konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation

Bandung.

Menerima HO apabila t < t(1 - ): (n - 2) berarti koefisien jalur tidak signifikan dan

tidak ada pengaruh dari kinerja bauran pemasaran jasa terhadap keputusan

konsumen menjadi peserta didik pada bimbingan belajar Ganesha Operation

Bandung.

Pengujian Secara Simultan

Model jalur pada penelitian ini menggunakan tipe regresi berganda seperti

pada Gambar 3.3. Berdasarkan paradigma pada Gambar 3.3, struktur hubungan

variabel tersebut dapat dinyatakan ke dalam persamaan regresi, yaitu:

Y

¿̂=b0+b

XY1X 1+… +bYX1

X4+ ε¿

Dengan menggunakan metode kuadrat terkecil, harga-harga bYX1, bYX2, ...,

bYX4 dapat ditentukan melalui:

bYX i=∑

j=1

k

Cij∑h=1

n

X jhY h ; i = 1,2, ..., 4 dan

b0=Y−bXY1X1−…−bYX 4

X4

Gambar 3.3 Hubungan Kausal Antara Variabel X1, ... X4 dengan Y

48

Keterangan:X1 = Promosi jasa

bimbingan belajar,X2 = Bukti fisik jasa

bimbingan belajar,X3 = Harga jasa bimbingan

belajar,X4 = Proses penyampaian

jasa bimbingan belajar,Y = keputusan

pembelianberulang konsumen menjadi peserta didik,

= faktor lain (residu).

Page 49: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

49

Koefisien jalur dapat ditentukan melalui rumus berikut ini.

ρYX i=bYX i√∑h=1

n

X ih2

∑h=1

n

Y h2

, i = 1, … , 4

Keterangan:

ρYxi = koefisien jalur dari variabel Xi terhadap variabel Y,

bYxi = koefisien regresi dari variabel Xi terhadap variabel Y.

Selanjutnya untuk mencari pengaruh keseluruhan dari variabel X1 ..., X4

terhadap Y dihitung dengan rumus sebagai berikut.

RYX1 . . . X4

2 =∑i=1

k

PYXirYXi

Keterangan:

rYXi adalah koefisien korelasi antara variabel Xi dan Y dengan

menggunakan rumus sebagai berikut.

Sedangkan koefisien jalur variabel lainnya di luar variabel X1 ..., X4

dihitung melalui rumus:

ρY ε

=√1−R2YX i . . . X4

Pengujian Secara Keseluruhan

Hipotesis 5 penelitian ini adalah: Bauran pemasaran (promotion, physical

evidence, price, proccess) bimbingan belajar secara simultan berpengaruh

49

r YXi=

n∑h=1

n

X ihY h−∑h=1

n

X ih∑h=1

n

Y h

√{n∑h=1

n

X ih2 −(∑

h=1

n

X ih)2} {n∑

h=1

n

Y h2−(∑

h=1

n

Y h)2}

, i=1, 2, …, 4

Page 50: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

50

terhadap keputusan pembelian berulang konsumen menjadi peserta didik

pada bimbingan belajar Ganesha Operation Bandung. Jika hipotesis

penelitian tersebut dinyatakan ke dalam hipotesis statistik adalah:

H0 : ρYX1 = ρYX2 = ... = ρYX4 = 0

H1 : sekurang-kurangnya ada sebuah ρYXi 0, i = 1, 2, 3, 4

Statistik uji yang digunakan adalah:

F=(n−k−1 )∑

i=1

k

ρYXirYX i

k (1−∑i=1

k

ρYX irYX i)

Statistik uji di atas mengikuti distribusi F Snedecor dengan derajat bebas

df 1 = k dan df 2 = n – k – 1.

Kriteria uji, tolak H0 jika F F; k, (n-k-1) dengan F; k, (n-k-1) diperoleh dari tabel

distribusi F dengan = 5%, derajat bebasnya, df 1= k, dan df 2 = n-k-1.

Statistik uji untuk setiap hipotesis tersebut adalah:

ti =

ρYXi

√ ( 1−RYX1 ... X k

2 ) CRii

n−k−1 , i = 1, 2, 3, … , k

Statistik uji di atas mengikuti distribusi t dengan df = (n – k – 1).

Kriteria penolakan HO adalah jika t hitung > t(1 - /2; n – k – 1)

Apabila ada hasil pengujian secara individual yang tidak signifikan

berarti ada koefisien jalur yang tidak berarti (bermakna). Dengan demikian harus

dibuat diagram jalur yang baru di mana jalur yang koefisien jalurnya tidak

signifikan dihilangkan dari diagram. Karena diagram jalur sudah berubah, maka

semua tahapan perhitungan diulang kembali dari awal untuk menghitung

koefisien jalur yang baru sampai seluruh hasil pengujian secara individual yang

diperoleh adalah signifikan.

50

Page 51: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap konsumen Ganesha Operation

khususnya kelas X di Kota Bandung, maka dapat diketahui hasil penelitian yaitu

mengenai “Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess

Terhadap Minat Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi Pada

Siswa Bimbel Kelas X SMAN di Ganesha Opertion Kota Bandung)”, yang

hasilnya dapat dilihat pada uraian sub-sub bab berikut ini.

4.1.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai

sejauh mana tanggapan dari konsumen mengenai implementasi pemasaran

(Promotion, Physical Evidence, Price, dan Process) terhadap keputusan

pembelian dengan melakukan pengklasifikasian jumlah skor perinstrumen dan

persentase jumlah skor perindikator dari masing-masing variabel yang diteliti.

Dalam setiap item pernyataan dapat diketahui tanggapan dari para

responden yang telah memberikan jawabannya berupa skor paling banyak atau

paling sedikit, adapun analisis deskriptif yang digunakan yaitu dengan cara

menghitung frekuensi dan rata-rata dengan menentukan nilai rata-rata masing-

masing item pernyataan, maka data yang digunakan dirubah menjadi data interval

51

Page 52: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

52

dengan menggunakan program metode succesive interval (MSI) selajutnya dicari

rata-rata responden untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut maka

dibuat interval.

Setelah menganalisis data responden, selanjutnya akan dibahas mengenai

data penelitian. Data penelitian ini merupakan hasil jawaban responden dalam

mengisis kuisioner penelitian yang disebarkan kepada 210 responden dengan

menggunakan kuisioner yang terdiri atas 19 item pertanyaan untuk variabel

implementasi pemasaran dan 9 item pertanyaan untuk variabel keputusan

pembelian.

Tabel 4.1

Kriteria intepretasi nilai rata-rata variable penelitian

Interval Kriteria

1 – 1,8 Sangat Lemah (Sangat Tidak Baik)

1,8 – 2,6 Lemah (Tidak Baik)

2,6 – 3,4 Cukup (Cukup Baik)

3,4 – 4,2 Kuat (Baik)

4,2 – 5,0 Sangat Kuat (Sangat Baik)

4.1.3.1 Gambaran Penilaian Responden terhadap Variabel Promotion (X1)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 2.714 dengan

prosentase rata-rata 64,62%, dengan demikian penilaian implementasi pemasaran

Promotion adalah kurang baik.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai presentase rata-rata untuk

variabel promosi sebesar 64,62%, kemudian angka tersebut disesuaikan pada

daerah kontinum. Berdasarkan daerah kontinum, implementasi pemasaran

Promotion Ganesha Operation terletak pada daerah kontinum yang kurang baik

yaitu antara interval 52% - 68% ini menunjukan bahwa siswa kelas X kota

52

Page 53: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

53

Bandung menilai promosi Ganesha Operation yang dilakukan selama ini belum

berjalan dengan baik.

ntang

Tabel 4.2 Tanggapan Responden Tentang Promotion (X1)

ITEMSKOR

JUMLAH SKOR SKOR-MAX %INDEKS

(ITEM)5 4 3 2 1

1 12 85 83 17 13 210 696 1050 66.29% 3.31

2 20 84 74 13 19 210 703 1050 66.95% 3.35

3 27 75 54 33 21 210 684 1050 65.14% 3.26

4 25 65 42 42 36 210 631 1050 60.10% 3.00

SKOR TOTAL         2714 4200     

PERSENTASE RATA-RATA       64.62%  

INDEKS (1-5)             3.23

STANDAR DEVIASI           2.44

4.1.3.2 Gambaran Penilaian Responden terhadap Variabel

Physical Evidence (X2)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 4.175 dengan

prosentase rata-rata 66,27%, dengan demikian penilaian implementasi pemasaran

Physical Evidence adalah kurang baik.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai presentase rata-rata untuk

variabel promosi sebesar 66,27%, kemudian angka tersebut disesuaikan pada

daerah kontinum. Berdasarkan daerah kontinum, implementasi pemasaran

Physical Evidence Ganesha Operation terletak pada daerah kontinum yang kurang

baik yaitu antara interval 52% - 68% ini menunjukan bahwa siswa kelas X kota

53

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 54: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

54

Bandung menilai Physical Evidence Ganesha Operation yang ada saat ini belum

baik.

ntang

Tabel 4.3 Tanggapan Responden Tentang Physical Evidence (X2)

ITEMSKOR

JUMLAH SKOR SKOR-MAX %INDEKS

(ITEM)5 4 3 2 1

5 11 81 85 21 12 210 688 1050 65.52% 3.28

6 20 67 100 12 11 210 703 1050 66.95% 3.35

7 30 72 53 28 27 210 680 1050 64.76% 3.24

8 12 82 73 29 14 210 679 1050 64.67% 3.23

9 27 79 69 20 15 210 713 1050 67.90% 3.40

10 23 91 59 19 18 210 712 1050 67.81% 3.39

SKOR TOTAL         4175 6300     

PERSENTASE RATA-RATA       66.27%  

INDEKS (1-5)              3.31

STANDAR DEVIASI           3.73 

4.1.3.3 Gambaran Penilaian Responden terhadap Variabel Price (X3)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 3.495 dengan

prosentase rata-rata 66,57%, dengan demikian penilaian implementasi pemasaran

Price adalah kurang baik.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai presentase rata-rata untuk

variabel Price sebesar 66,57%, kemudian angka tersebut disesuaikan pada daerah

kontinum. Berdasarkan daerah kontinum, implementasi pemasaran Price Ganesha

Operation terletak pada daerah kontinum yang kurang baik yaitu antara interval

52% - 68% ini menunjukan bahwa siswa kelas X kota Bandung menilai Price

Ganesha Operation yang disampaikan selama ini belum dipahami dengan baik

oleh siswa tentang value yang didapatkan.

ntang

54

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 55: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

55

Tabel 4.4 Tanggapan Responden Tentang Price (X3)

ITEMSKOR

JUMLAH SKOR SKOR-MAX %INDEKS

(ITEM)5 4 3 2 1

11 11 75 103 10 11 210 695 1050 66.19% 3.31

12 25 79 65 24 17 210 701 1050 66.76% 3.34

13 19 90 67 16 18 210 706 1050 67.24% 3.36

14 13 74 89 21 13 210 683 1050 65.05% 3.25

15 12 90 85 12 11 210 710 1050 67.62% 3.38

SKOR TOTAL         3495 5250     

PERSENTASE RATA-RATA         66.57%  

INDEKS (1-5)             3.33 

STANDAR DEVIASI            3.10

4.1.3.4 Gambaran Penilaian Responden terhadap Variabel Process (X4)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 2.773 dengan

prosentase rata-rata 66,02%, dengan demikian penilaian implementasi pemasaran

Process adalah kurang baik.

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai presentase rata-rata untuk

variabel Process sebesar 66,02%, kemudian angka tersebut disesuaikan pada

daerah kontinum. Berdasarkan daerah kontinum, implementasi pemasaran Process

Ganesha Operation terletak pada daerah kontinum yang kurang baik yaitu antara

interval 52% - 68% ini menunjukan bahwa siswa kelas X kota Bandung menilai

Process Ganesha Operation yang dilakukan selama ini belum berjalan dengan

baik.

ntang

Tabel 4.5 Tanggapan Responden Tentang Process (X4)

ITEMSKOR

JUMLAH SKOR SKOR-MAX %INDEKS

(ITEM)5 4 3 2 1

16 25 58 41 68 18 210 634 1050 60.38% 3.02

17 29 64 86 20 11 210 710 1050 67.62% 3.38

18 27 95 37 40 11 210 717 1050 68.29% 3.41

55

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 56: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

56

19 16 93 71 17 13 210 712 1050 67.81% 3.39

SKOR TOTAL         2773  4200    

PERSENTASE RATA-RATA         66.02%  

INDEKS (1-5)             3.30 

STANDAR DEVIASI           2.41

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 13.157 dengan

persentase rata-rata 65,87% dengan demikian penilaian implementasi pemasaran

kurang baik. Hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai persentase rata-rata untuk

variabel implementasi pemasaran sebesar 65,87%, kemudian angka tersebut

dikonsultasikan pada daerah kontinum. Berdasarkan daerah kontinum,

implementasi pemasaran terletak pada daerah kontinum kurang baik yaitu antara

interval 52% - 68%. Hal ini menunjukan bahwa program GO kelas X dinilai

kurang baik menurut siswa kelas X di Kota Bandung.

ntang

Tabel 4.6 Tanggapan Responden Tentang Implementasi Pemasaran (X)

VARIABEL TOTAL % RATA-RATAINDEKS

Promotion 2714 64,62% 3.23

Physical Evidence 4175 66,27% 3.31

Price 3495 66,57% 3.33

Process 2773 66,02% 3.30

SKOR TOTAL 13157

PERSENTASE RATA-RATA 65,87%

INDEKS (1-5) 3.29

4.1.3.5 Gambaran Penilaian Responden terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh skor total 6.105 dengan

prosentase rata-rata 64,60%, dengan demikian penilaian keputusan pembelian

adalah kurang baik.

56

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 57: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

57

Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh nilai presentase rata-rata untuk

keputusan pembelian sebesar 64,60%, kemudian angka tersebut disesuaikan pada

daerah kontinum. Berdasarkan daerah kontinum, keputusan pembelian siswa

terhadap produk Ganesha Operation terletak pada daerah kontinum yang kurang

baik yaitu antara interval 52% - 68% ini menunjukan bahwa siswa kelas X kota

Bandung menilai bahwa Ganesha Operation belum mampu membangkitkan minat

pembelian.

ntang

Tabel 4.7 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian (Y)

ITEMSKOR

JUMLAH SKOR SKOR-MAX %INDEKS

(ITEM)5 4 3 2 1

20 48 58 23 66 15 210 688 1050 65.52% 3.28

21 16 78 61 41 14 210 671 1050 63.90% 3.20

22 44 46 20 84 16 210 648 1050 61.71% 3.09

23 29 65 83 20 13 210 707 1050 67.33% 3.37

24 18 36 104 44 8 210 642 1050 61.14% 3.06

25 27 76 78 15 14 210 717 1050 68.29% 3.41

26 32 82 50 27 19 210 711 1050 67.71% 3.39

27 21 72 76 27 14 210 689 1050 65.62% 3.28

28 22 49 66 55 18 210 632 1050 60.19% 3.01

SKOR TOTAL         6105 9450     

PERSENTASE RATA-RATA       64.60%  

INDEKS (1-5)             3.23 

STANDAR DEVIASI            4.86

4.1.4 Hasil Analisis Verivikatif

4.1.4.1 Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

57

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 58: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

58

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu/residual memiliki distribusi normal. Salah satu cara

termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik

histogramyang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang

mendekati distribusi normal.

Tabel 4.8Uji Normaitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

 Unstandardized

Residual

N 210

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation

2,48853885

Most Extreme Differences

Absolute ,047

Positive ,020

Negative -,047

Kolmogorov-Smirnov Z ,679

Asymp. Sig. (2-tailed) ,747

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan hasi Uji Kolmogorov-Smirnov Test Nilai Asymp. Sig.

(2Taled) = 0,747, Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 maka artinya data tersebut

berdistribusi Normal.

58

Page 59: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

59

Gambar 4.1 Grafik Uji Normalitas

Garfik Normal diatas bahwa data menyebar mengikuti arah garis

diagonal, maka model memenuhi asumsi normalitas, artinya dalam penelitian ini

data terdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas.

59

Page 60: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

60

Gambar 4.2 Grafik Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Digram Scatterplot bahwa nampak titik-titik menyebar secara

acak (random), tidak membentuk sebuah pola tertentu dengan jelas atau teratur,

dan tidak berkumpul pada suatu tempat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa data

tersebut tidak terjadi heteroskedastisitas pada model.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untukmenguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan

kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi dalam penelitian

ini menggunakan uji statistik Durbin Watson (DW Test).

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi berdasarkan Durbin WatsonModel Summaryb

Model RR Adjuste Std. Durbin-

60

Page 61: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

61

Squared R

Square

Error of the

Estimate Watson

1 .812a ,659 ,652 2,512700

1,910

a. Predictors: (Constant), Proses, Harga, Promosi, Phisical Evidence

b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Berdasarkan tabel diatas, nilai DW sebesar 1,910. Karena angka Durbin

Watson (DW) : 1,55 < DW < 2,46 Tidak Terjadi autokorelasi.

Pengujian autokerelasi juga dapat dilakukan melalui Runs Test seperti

yang terlihat pada diagram dibawah ini:

Tabel 4.10 Hasil Uji Autokorelasi berdasarkan Runs TestRuns Test

 Unstandardized

Residual

Test Valuea ,04751

Cases < Test Value

105

Cases >= Test Value

105

Total Cases 210

Number of Runs 109

Z ,415

Asymp. Sig. (2-tailed)

,678

a. Median

Berdasarkan Runs Test, karena nilai Asymp. Sig (2-taild) 0,678 > 0,05 maka tidak terjadi

autokorelasi.

4.1.5 Perhitungan Analisis Jalur

4.1.5.1 Pengaruh Implementasi Pemasaran (Promotion, Physical Evidence,

Price, Process) terhadap Keputusan Pembelian

61

Page 62: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

62

Sebelum dilakukan perhitungan pengaruh implementasi pemasaran

terhadap keputusan pembelian, maka dilakukan perhitungan korelasi antar

variabel independent.

Tabel 4.11 Korelasi antar variabel IndependentCorrelations

Variabel Uji Statistik Promosi Phisical Evidence Harga Proses

Promosi

Pearson Correlation 1 .373** .315** .319**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 210 210 210 210

Phisical Evidence

Pearson Correlation .373** 1 .374** .355**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 210 210 210 210

Harga

Pearson Correlation .315** .374** 1 .283**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 210 210 210 210

Proses

Pearson Correlation .319** .355** .283** 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000

N 210 210 210 210

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel diatas dapat digambarkan, bahwa:

1. Hubungan antara variabel Promotion (X1) dengan Physical Evidence (X2)

didapat nilai sebesar 0, 373 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

2. Hubungan antara variabel Promotion (X1) dengan Price (X3) didapat nilai

sebesar 0, 315 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

3. Hubungan antara variabel Promotion (X1) dengan Process (X4) didapat

nilai sebesar 0, 319 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

4. Hubungan antara variabel Physical Evidence (X2) dengan Price (X3)

didapat nilai sebesar 0, 374 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

5. Hubungan antara variabel Physical Evidence (X2) dengan Process (X4)

didapat nilai sebesar 0, 355 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

62

Page 63: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

63

6. Hubungan antara variabel Price (X3) dengan Process (X4) didapat nilai

sebesar 0, 283 termasuk dalam kategori hubungan yang kuat.

Pengujian jalur X1, X2, X3, X4 terhadap Y, hasil pengujian jalur (Path analysis)

diperoleh sbb:

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Jalur

VariabelKoefisien

Jalur

Promosi (X1) 0,415

Phisical Evidence (X2) 0,279

Harga (X3) 0,188

Proses (X4) 0,244

Berdasarkan hasil perhitungan jalur pada Tabel 4.12 dapat digambarkan hasil

pengujian melalui gambar dibawah ini.

Gambar 4.3 Hasil Pengujian Jalur

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat pula diformulasikan persamaan jalur sbb:

Y = 0,415 X1 + 0,279 X2 + 0,188 X3 + 0,244 X4 + 0,341

63

Page 64: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

64

Pengaruh langsung (Direct Effect) dan tidak langsung (Indirect Effect) dengan

analisis jalur dari variabel independen terhadap dependen dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.13 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung

Variabel LangsungPengaruh Tak Langsung

TotalX.1 X.2 X.3 X.4

X1 0,172 0,043 0,025 0,032 0,272

X2 0,078 0,043 0,020 0,024 0,165

X.3 0,035 0,025 0,020 0,013 0,093

X.4 0,060 0,032 0,024 0,013 0,129

Total Pengaruh 0,6586

Berdasarkan Tabel 4.13, terlihat bahwa variabel Promotion memiliki

pengaruh langsung sebesar 17,2%, pengaruh tidak langsung melalui Physical

evidence sebesar 4,3%, pengaruh tidak langsung melalui Price sebesar 2,5%,

pengaruh tidak langsung melalui Process sebesar 3,2% dan total pengaruhnya

adalah 27,2%.

Variabel Physical Evidence memiliki pengaruh langsung sebesar 7,8%,

pengaruh tidak langsung melalui Promotion sebesar 4,3%, pengaruh tidak

langsung melalui Price sebesar 2,0%, pengaruh tidak langsung melalui Process

sebesar 2,4% dan total pengaruhnya adalah 16,5%.

Variabel Price memiliki pengaruh langsung sebesar 3,5%, pengaruh tidak

langsung melalui Promotion sebesar 2,5%, pengaruh tidak langsung melalui

Physical Evidence sebesar 2,0%, pengaruh tidak langsung melalui Process

sebesar 1,3% dan total pengaruhnya adalah 9,3%.

Variabel Process memiliki pengaruh langsung sebesar 6,0%, pengaruh

tidak langsung melalui Promotion sebesar 3,2%, pengaruh tidak langsung melalui

Physical Evidence sebesar 2,4%, pengaruh tidak langsung melalui Price sebesar

1,3% dan total pengaruhnya adalah 12,9%.

64

Page 65: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

65

Total pengaruh secara keseluruhan adalah 65,86% efek faktor lain yang

tidak diteliti terhadap keputusan pembelian ditunjukan oleh nilai ρy = 0,3414

sebesar 34,14%.

4.1.5.2 Uji Hipotesis

a. Uji Hipotesis Secara Simultan

Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama, untuk itu

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : ρyx1 = ρyx2 = ρyx3 = ρyx4 = 0

Implementasi pemasaran tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Ha : Salah satu ρyxi 0; i = 1, 2, 3, 4

Implementasi pemasaran berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Tabel 4.14 Hasil Uji Hipotesis secara simultanANOVAa

Model   Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2501,139 4 625,285 99,032 .000b

  Residual 1294,301 205 6,314    

  Total 3795,440 209      

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Proses, Harga, Promosi, Phisical Evidence

Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih

kecil dari α (5%) yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, berarti implementasi

pemasaran secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

b. Uji Hipotesis secara Parsial

Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara

sendiri-sendiri, untuk itu hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Hipotesis 1

65

Page 66: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

66

H01 : ρyx1 = 0, Promotion (X1) tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian

Ha1 : ρyx1 0, Promotion (X1) berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 2

H02 : ρyx2 = 0, Physical Evidence (X2) tidak berpengaruh terhadap

keputusan pembelian

Ha2 : ρyx2 0, Physical Evidence (X2) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian

Hipotesis 3

H03 : ρyx3 = 0, Price (X3) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Ha3 : ρyx3 0, Price (X3) berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 4

H04 : ρyx4 = 0, Process (X4) tidak berpengaruh terhadap keputusan

pembelian

Ha4 : ρyx4 0, Process (X4) berpengaruh terhadap keputusan pembelian

Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis secara Parsial

Coefficientsa

Model

B Std. Error Beta1 (Constant) 1,958 1,263 1,550 ,123

Promosi (X1) ,811 ,089 ,415 9,071 ,000Phisical Evidence (X2) ,347 ,058 ,279 5,924 ,000

Harga (X3) ,259 ,062 ,188 4,139 ,000Proses (X4) ,475 ,088 ,244 5,419 ,000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Berdasarkan tabel diatas, nilai signifikansi untuk masing-masing variabel

lebih kecil dari α (5%), maka H0 ditolak, berarti implementasi pemasaran secara

parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian, yaitu Promotion (X1)

berpengaruh terhadap keputusan pembelian, Physical Evidence (X2) berpengaruh

66

Page 67: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

67

terhadap keputusan pembelian, Price (X3) berpengaruh terhadap keputusan

pembelian, dan Process (X4) berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Implementasi Pemasaran

Berdasarkan hasil penghimpunan dan pengolahan data yang diperoleh dari

penyebaran angket pada 210 responden mengenai implementasi pemasaran yang

diukur berdasarkan indikator Promotion, Physical Evidence, Price, dan Process.

Secara keseluruhan penilaian implementasi pemasaran kurang baik dengan skor

total 13.157 atau persentase rata-rata 65,87%. Skor tertinggi adalah variabel Price

dengan skor 3495 atau persentase sebesar 66,57%, sedangkan skor terendah

adalah variabel Promotion dengan skor 2.714 atau persentase sebesar 64,62%.

ntang

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Tentang Implementasi Pemasaran

VARIABEL TOTAL % RATA-RATA

Promotion 2714 64,62%

Physical Evidence 4175 66,27%

Price 3495 66,57%

Process 2773 66,02%

SKOR TOTAL 13157

PERSENTASE RATA-RATA 65,87%

Pada Tabel 4.16 perlu adanya peningkatan diseluruh komponen penelitian

(Promotion, Physical Evidence, Price, Process) terutama komponen promosi

perlu adanya inovasi promosi yang harus dilakukan oleh Ganesha Operation

khususnya bagi siswa kelas X agar mereka tertarik untuk melakukan pembelian

berulang ke kelas selanjutnya.

Promosi Ganesha Operation khususnya di kelas X perlu dirancang secara

terintegrasi dengan metode yang berbeda dengan tetap mengedepankan kebutuhan

67

20% 36% 52% 68% 84% 100%

Sgt Buruk Buruk Kurang Baik Sgt Baik

Page 68: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

68

siswa, hal ini dilakukan agar siswa tidak merasa bosan sehingga pesan dari

promosi yang dilakukan dapat diterima dengan baik oleh siswa.

Tabel 4.17 Tanggapan Responden Tentang Promotion (X1)

ITEMSKOR

JUMLAH SKORSKOR-

MAX%

5 4 3 2 1

1 12 85 83 17 13 210 696 1050 66,29%

2 20 84 74 13 19 210 703 1050 66,95%

3 27 75 54 33 21 210 684 1050 65,14%

4 25 65 42 42 36 210 631 1050 60,10%

SKOR TOTAL 2714

PERSENTASE RATA-RATA 64,62%

Proses di Ganesha Operation harus dilakukan secara berimbang, sebagian

besar bimbingan belajar lebih fokus kepada siswa kelas-kelas akhir sehingga

melupakan siswa kelas awal, hal ini menyebabkan adanya perbedaan layanan

yang diberikan antara kelas akhir dan kelas awal. Dampak buruk pada kepuasan

konsumen yang pada akhirnya siswa tidak akan melakukan pembelian berulang

karena pengalaman yang sudah mereka rasakan.

Tabel 4.18 Tanggapan Responden Tentang Process (X4)

ITEMSKOR

JUMLAH SKORSKOR-

MAX%

5 4 3 2 1

16 25 58 41 68 18 210 634 1050 60,38%

17 29 64 86 20 11 210 710 1050 67,62%

18 27 95 37 40 11 210 717 1050 68,29%

19 16 93 71 17 13 210 712 1050 67,81%

SKOR TOTAL 2773

PERSENTASE RATA-RATA 66,02%

Physical Evidence di Ganesha Operation juga perlu adanya pembenahan,

hal ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan siswa belajar. Banyak variabel pada

physical evidence yang sangat mempengaruhi siswa untuk melakukan pembelian

68

Page 69: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

69

berulang dari kebersihan, keindahan, keberadaan fasilitas gedung, serta

keberfungsian fasiltas gedung.

Tabel 4.19 Tanggapan Responden Tentang Physical Evidence (X2)

ITEMSKOR

JUMLAH SKORSKOR

-MAX%

5 4 3 2 1

5 11 81 85 21 12 210 688 1050 65,52%

6 20 67 100 12 11 210 703 1050 66,95%

7 30 72 53 28 27 210 680 1050 64,76%

8 12 82 73 29 14 210 679 1050 64,67%

9 27 79 69 20 15 210 713 1050 67,90%

10 23 91 59 19 18 210 712 1050 67,81%

SKOR TOTAL 4175

PERSENTASE RATA-RATA 66,27%

Price pada Ganesha Operation meskipun nilainya lebih tinggi

dibandingkan dengan variabel yang lain, tetapi masih perlu adanya inovasi

penyampaian kepada siswa tentang benefit per cost, sistem pembayaran yang

memudahkan, metode pembayaran, serta keringanan-keringanan pembayaran

yang diberikan kepada siswa (discount/potongan harga). Tetapi dari itu semua

yang terpenting adalah bagaimana menyampaikan itu semua kepada siswa dan

dipahami.

Tabel 4.20 Tanggapan Responden Tentang Price (X3)

ITEMSKOR

JUMLAH SKORSKOR-

MAX%

5 4 3 2 1

11 11 75 103 10 11 210 695 1050 66,19%

12 25 79 65 24 17 210 701 1050 66,76%

13 19 90 67 16 18 210 706 1050 67,24%

14 13 74 89 21 13 210 683 1050 65,05%

15 12 90 85 12 11 210 710 1050 67,62%

SKOR TOTAL 3495

PERSENTASE RATA-RATA 66,57%

Keputusan siswa dalam melakukan pembelian berulang pada bimbel

Ganesha Operation banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

69

Page 70: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

70

kebutuhan akan bimbel, pembanding kompetitor, citra merek, lokasi yang

strategis, serta tingkat kepuasan. Berdasarkan hasil penghimpunan dan

pengolahan data yang diperoleh dari penyebaran angket pada 210 responden

mengenai keputusan pembelian yang diukur berdasarkan indikator pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan perilaku pasca

pembelian. Secara keseluruhan keputusan pembelian di Kota Bandung kurang

baik, dengan skor 6105 atau persentase rata-rata 64,60%. Skor tertinggi adalah

pernyataan pengaruh merek terhadap keputusan pembelian dengan skor 642 atau

persentase sebesar 68,29%, sedangkan skor total terendah adalah pernyataan

pengaruh pesaing terhadap keputusan pembelian dengan skor 632 atau persentase

sebesar 60,19%.

Tabel 4.21 Tanggapan Responden Tentang Keputusan Pembelian Berulang

ITEMSKOR

JUMLAH SKORSKOR

-MAX%

5 4 3 2 1

20 48 58 23 66 15 210 688 1050 65,52%

21 16 78 61 41 14 210 671 1050 63,90%

22 44 46 20 84 16 210 648 1050 61,71%

23 29 65 83 20 13 210 707 1050 67,33%

24 18 36 104 44 8 210 642 1050 61,14%

25 27 76 78 15 14 210 717 1050 68,29%

26 32 82 50 27 19 210 711 1050 67,71%

27 21 72 76 27 14 210 689 1050 65,62%

28 22 49 66 55 18 210 632 1050 60,19%

SKOR TOTAL 6105

PERSENTASE RATA-RATA 64,60%

Implementasi pemasaran merupakan logika pemasaran yang digunakan

oleh perusahaan dengan harapan agar unit bisnis dapat mencapai tujuan

perusahaan (Kotler, 2013:92). Menurut Kotler (2007:18), dapat diketahui bahwa

bauran pemasaran untuk jasa terdiri dari tujuh pemasaran (7P), yaitu product,

price, promotion, Place, Physical Evidence, People, Process.

70

Page 71: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

71

Implementasi pemasaran dilakukan perusahaan berfungsi untuk

mengumpulkan informasi mengenai konsumen, pesaing, serta pelaku dan

kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam lingkungan

pemasaran. Mengembangkan dan menyebarkan komunikasi persuasif untuk

merangsang pembelian. Mencapai persetujuanharga dan syarat lain sehingga

transfer kepemilikan dapat dilakukan. Menanggung resiko yang berhubungan

dengan pelaksanaan fungsi saluran pemasaran. Mengatur kesinambungan

penyimpanan dan pergerakan produk hingga ke pelanggan akhir.

4.2.2 Pengujian hipotesis

4.2.2.1 Hipotesis secara simultan

Secara simultan pengaruh implementasi pemasaran (Promotion, physical

evidence, price, process) terhadap keputusan siswa kelas X untuk melakukan

pembelian berulang di Ganesha Operation dilakukan dengan uji F yang hasilnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis secara simultanANOVAa

Model   Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2501,139 4 625,285 99,032 .000b

  Residual 1294,301 205 6,314    

  Total 3795,440 209      

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

b. Predictors: (Constant), Proses, Harga, Promosi, Phisical Evidence

Dari hasil uji hipotesis secara simultan dengan menggunakan uji F

diketahui nilai F hitung sebesar 99,032 dengan signifikansi sebesar 0,000 < 0,05

dengan demikian implementasi pemasaran (Promotion, physical evidence, price,

process) berpengaruh terhadap keputusan siswa melakukan pembelian berulang.

Hasil ini mendukung hipotesis yang yang digunakan dalam penelitian ini dan

sama dengan penelitian Muh. Deni Johansyah (2012), dan Johnson Sinaga (2002)

yang menunjukan bahwa implementasi pemasaran (Promotion, physical evidence,

71

Page 72: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

72

price, process) mempengaruhi keputusan siswa melakukan pembelian berulang di

Ganesha Operation.

4.2.2.2 Hipotesis secara parsial

Secara parsial pengaruh implementasi pemasaran (Promotion, physical

evidence, price, process) terhadap keputusan siswa kelas X untuk melakukan

pembelian berulang di Ganesha Operation dilakukan dengan uji t yang hasilnya

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis secara Parsial

Coefficientsa

Model

B Std. Error Beta1 (Constant) 1,958 1,263 1,550 ,123

Promosi (X1) ,811 ,089 ,415 9,071 ,000Phisical Evidence (X2) ,347 ,058 ,279 5,924 ,000

Harga (X3) ,259 ,062 ,188 4,139 ,000Proses (X4) ,475 ,088 ,244 5,419 ,000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

Dari hasil uji hipotesis secara parsial dengan menggunakan uji t diketahui

nilai t hitung untuk masing-masing variabel sebagai berikut:

Pengaruh promosi (X1) terhadap keputusan siswa kelas X melakukan

pembelian berulang (Y) memiliki nilai sebesar 9,071 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 dengan demikian promosi (X1) yang dilakukan oleh Ganesha

Operation berpengaruh terhadap keputusan siswa melakukan pembelian berulang.

Hasil ini mendukung hipotesis yang yang digunakan dalam penelitian ini dan

sama dengan penelitian Muh. Deni Johansyah (2012), dan Johnson Sinaga (2002)

yang menunjukan bahwa promosi (X1) mempengaruhi keputusan siswa

melakukan pembelian berulang (Y) di Ganesha Operation. Hal ini menunjukan

bahwa jika promosi dilakukan secara berkala dan inovatif maka akan

72

Page 73: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

73

mempengaruhi keputusan siswa untuk mengikuti kembali bimbel di Ganesha

Operation.

Pengaruh Physical Evidence (X2) terhadap keputusan siswa kelas X

melakukan pembelian berulang (Y) memiliki nilai sebesar 5,924 dengan

signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 dengan demikian physical evidence (X2) yang

ada di Ganesha Operation berpengaruh terhadap keputusan siswa melakukan

pembelian berulang. Hasil ini mendukung hipotesis yang yang digunakan dalam

penelitian ini dan sama dengan penelitian Muh. Deni Johansyah (2012), dan

Johnson Sinaga (2002) yang menunjukan bahwa physical evidence (X2)

mempengaruhi keputusan siswa melakukan pembelian berulang (Y) di Ganesha

Operation. Hal ini menunjukan bahwa jika kondisi bangunan Ganesha Operation

tetap terjaga dengan baik akan mempengaruhi keputusan siswa kelas X untuk

kembali mengikuti bimbel di Ganesha Operation untuk kelas selanjutnya.

Pengaruh Price (X3) terhadap keputusan siswa kelas X melakukan

pembelian berulang (Y) memiliki nilai sebesar 4,139 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 dengan demikian price (X3) yang ada di Ganesha Operation

berpengaruh terhadap keputusan siswa melakukan pembelian berulang. Hasil ini

mendukung hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dan sama dengan

penelitian Muh. Deni Johansyah (2012), dan Johnson Sinaga (2002) yang

menunjukan bahwa price (X3) mempengaruhi keputusan siswa melakukan

pembelian berulang (Y) di Ganesha Operation. Hal ini menunjukan bahwa jika

harga bimbel di Ganesha Operation kompetitif dan memiliki kemudahan-

kemudahan dalam metode pembayaran akan mempengaruhi keputusan siswa

kelas X untuk kembali mengikuti bimbel di Ganesha Operation untuk kelas

selanjutnya.

Pengaruh Proccess (X4) terhadap keputusan siswa kelas X melakukan

pembelian berulang (Y) memiliki nilai sebesar 5,419 dengan signifikansi sebesar

0,000 < 0,05 dengan demikian proccess (X4) yang ada di Ganesha Operation

berpengaruh terhadap keputusan siswa melakukan pembelian berulang. Hasil ini

mendukung hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dan sama dengan

penelitian Muh. Deni Johansyah (2012) dan Johnson Sinaga (2002) yang

73

Page 74: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

74

menunjukan bahwa proccess (X4) mempengaruhi keputusan siswa melakukan

pembelian berulang (Y) di Ganesha Operation. Hal ini menunjukan bahwa jika

layanan di Ganesha Operation diberikan secara prima sesuai dengan kebutuhan

dan tepat waktu akan mempengaruhi keputusan siswa kelas X untuk kembali

mengikuti bimbel di Ganesha Operation untuk kelas selanjutnya karena siswa

merasa puas atas layanan yang diberikan Ganesha Operation di kelas sebelumnya.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses yang berasal dari semua

pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan

menyingkirkan suatu produk (Kotler dan Keller, 2015: 184). Menurut Kotler &

Keller (2013:235), indikator keputusan pembelian terdiri dari pengenalan

masalah, pencarian informasi, evaluasi altrenatif, pembelian, dan perilaku pasca

pembelian. Setelah pembelian,konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian

karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang mengganggu atau mendengar hal-

hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap

informasiyang mendukung keputusannya. Tugas pemasar tidak berakhir begitu

saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca

pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.

74

Page 75: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

75

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui

“Pengaruh Promotion, Physical Evidence, Price, dan Proccess Terhadap Minat

Pembelian Berulang Siswa Kelas X SMAN (Suatu Studi Pada Siswa Bimbel

Kelas X SMAN di Ganesha Opertion Kota Bandung)”.

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari studi yang telah dilakukan

berkenaan dengan hal tersebut, adalah:

1. Pengaruh Promosi (Promotion) dalam mempengaruhi keputusan

pembelian berulang siswa kelas X SMAN di Ganesha Operation Kota

Bandung termasuk dalam kategori kurang dimana indeks rata-rata yang

diperoleh yaitu sebesar 64,62%, hal tersebut dapat diinterpretasikan bahwa

kegiatan promosi yang telah dilakukan selama ini belum dapat

memberikan dampak ketertarikan siswa kelas X SMAN, oleh karena itu

perlu adanya perubahan atau modifikasi cara berpromosi agar menarik.

2. Lingkungan Fisik (Physical Evidence) di Ganesha Operation Kota

Bandung masih termasuk dalam kategori kurang dimana rata-rata

penilaian secara keseluruhan hasil perhitungan tanggapan responden

terhadap variabel dimensi mengenai lingkungan fisik (Physical Evidence)

diperoleh hasil rata-rata sebesar 66,27%, yang berarti termasuk dalam

kategori kurang, Hal ini menunjukan lingkungan fisik (Physical Evidence)

di Ganesha Operation Kota Bandung dirasa masih kurang baik dalam

mempengaruhi siswa kelas X dalam melakukan pembelian berulang.

3. Harga (Price) bimbel yang ditawarkan Ganesha Operation Kota Bandung

termasuk dalam kategori kurang dimana rata-rata penilaian secara

keseluruhan hasil perhitungan tanggapan responden terhadap variabel

motivasi dalam penelitian diperoleh hasil rata-rata sebesar 66,57%, yang

berarti termasuk dalam kategori kurang, hal ini menunjukan bahwa harga

(price) yang ditawarkan oleh Ganesha Operation belum mampu menarik

75

Page 76: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

76

siswa kelas X SMAN Kota Bandung untuk melakukan pembelian

berulang.

4. Proses (Process) yang dilakukan di Ganesha Operation Kota Bandung

termasuk dalam kategori kurang dimana rata-rata penilaian secara

keseluruhan hasil perhitungan tanggapan responden terhadap variabel

dimensi mengenai variabel proses di Ganesha Operation Kota Bandung

diperoleh hasil rata-rata sebesar 66,02%, yang berarti termasuk dalam

kategori kurang, Hal ini menunjukan proses yang sudah ada selama ini

belum berjalan dengan baik.

5. Besar pengaruh Promotion (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) yang

ada di Ganesha Operation Kota Bandung, terdiri atas pengaruh langsung

17,2% dan pengaruh tidak langsung 10%. Dengan demikian, tinggi

rendahnya keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel Promotion

sebesar 27,2%, sedangkan sisanya 78,8% dijelaskan variabel lain yang

tidak diteliti.

6. Besar pengaruh Physical Evidence (X2) terhadap keputusan pembelian (Y)

yang ada di Ganesha Operation Kota Bandung, terdiri atas pengaruh

langsung 7,8% dan pengaruh tidak langsung 8,7%. Dengan demikian,

tinggi rendahnya keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel Physical

Evidence sebesar 16,5%, sedangkan sisanya 83,5% dijelaskan variabel lain

yang tidak diteliti.

7. Besar pengaruh Price (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) yang ada di

Ganesha Operation Kota Bandung, terdiri atas pengaruh langsung 3,5%

dan pengaruh tidak langsung 5,8%. Dengan demikian, tinggi rendahnya

keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel Price sebesar 9,3%,

sedangkan sisanya 91,7% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.

8. Besar pengaruh Process (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) yang ada

di Ganesha Operation Kota Bandung, terdiri atas pengaruh langsung 6,0%

dan pengaruh tidak langsung 6,9%. Dengan demikian, tinggi rendahnya

keputusan pembelian dipengaruhi oleh variabel Process sebesar 12,9%,

sedangkan sisanya 88,1% dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.

76

Page 77: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

77

9. Secara keseluruhan besar pengaruh bauran pemasaran (Promotion-X1,

Physical Evidence-X2, Price-X3, Process-X4) terhadap keputusan

pembelian (Y) yang ada di Ganesha Operation Kota Bandung, terdiri atas

pengaruh langsung 34,5% dan pengaruh tidak langsung 31,36%. Dengan

demikian, tinggi rendahnya keputusan pembelian dipengaruhi oleh

variabel bauran pemasaran sebesar 65,86%, sedangkan sisanya 34,14%

dijelaskan variabel lain yang tidak diteliti.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan

dalam penelitian ini, maka penulis bermaksud memberikan rekomendasi sebagai

suatu pertimbangan bagi Ganesha Operation Kota Bandung, yaitu sebagai berikut:

1. Kegiatan promosi yang dilakukan perlu adanya perubahan-perubahan dan

modifikasi baik itu dari alat promosinya maupun personal selling sehingga

tidak terkesan monoton dan membosankan, serta perlu adanya pembeda

sistem promosi yang dilakukan dengan kompetitor untuk dapat menarik

siswa kelas X SMAN melanjutkan bimbel di Ganesha Operation.

2. Perlu adanya peningkatan dalam menjaga dan merawat lingkungan fisik

(Physical Evidence) yang ada (tampilan luar, penataan areal parkir,

kebersihan, fasade gedung, penataan interior, dll) agar siswa merasa

nyaman belajar di Ganesha Operation.

3. Edukasi pasar perlu dilakukan secara terus-menerus dan

berkesinambungan kepada konsumen dalam menjelaskan added value

yang didapatkan siswa jika mengikuti bimbel di Ganesha Operation

dengan tujuan memberikan pemahaman kepada siswa bahwa harga bimbel

di Ganesha Operation relatif masih terjangkau dan kompetitif.

4. Perlu adanya peningkatan proses (Process) dalam hal layanan termasuk

metode/cara pemberian layanan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan

baik secara personal maupun kelompok agar menumbuhkan sikap loyal

siswa kepada Ganesha Operation.

77

Page 78: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

78

DAFTAR PUSTAKA

___________, 2012. Pedoman Penulisan Tesis & Sidang Ujian Akhir. Bandung: Program Magister Manajemen Fakultas Pascasarjana Universitas Pasundan.

Diyono, 2014. Rumus Gampang Statistika. Jakarta: Pustaka Makmur.

Griffin, Jill, 2002. Customer Loyalty. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hasan, Ali, 2013. Marketing dan Kasus-Kasus Pilihan. Yogyakarta: Caps (Center for Academic Publishing Service).

Hurriyati & Ratih, 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Indrawan, Rully & R. Poppy Yaniawati, 2014. Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika Aditama.

K. Malhotra, Naresh, 2009. Riset Pemasaran Pendekatan Terapan. disi keempat Jilid 1. Indeks. Georgia Institute of Technology.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ke 13, jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, 2008. Manajemen Pemasaran. Edisi ke 13, jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kotler, Gary Armstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Penerjemah Bob Sabrana, Jakarta: Erlangga.

Ridwan, 2008. Metode dan Teknik Menyususn Tesis. Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suryani, Tatik.2008. Perilaku Konsumen. Yogyakarta: Graha Ilmu 8

Arikunto, Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta

Assauri, Sofyan, 2000, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi, Edisi Kedua, Penerbit Rajawali Press, Jakarta.

78

Page 79: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

79

AB Susanto, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Penegendalian, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lind, A. Dauglas, Robert D. Mason, Penerjemah Soetjipto dkk, 1999, Statistik untuk Bisnis, Penerbit Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat, 2001, Manajemen Pemasaran Jasa, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lovelock, Christoper, dan Wright, K, Lauren, 2005, Manajemen Pemasaran Jasa, Penerjemah Agus Widyantoro, Penerbit Indeks, Jakarta.

Santoso, Singgih, 2005, SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Cetakan Keempat, Penerbit PT Elexmedia Komputindo, Jakarta.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Perbit Alfabeta, Bandung.

Stanton, William J, 1981, Fundamental of Marketing, McGraw Hill

Tjiptono, Fandy, 1999, Strategi Pemasaran, Penerbit Andi, Yogyakarta.

___________, 2005, Pemasaran Jasa, Penerbit Bayu Publishing, Jawa Timur.

___________, Yanto Chandra dan Anastasia Diana, 2004, Marketing Scales, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Yazid, 1999, Pemasaran Jasa, Penerbit Ekonisia Fakultas Ekonomi UI, Yogyakarta.

Sumarwan, Ujang, 2005, Perilaku Konsumen; Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran, Edisi Kedua, Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Paul, Jerry, 2010, Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran, Edisi 9, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mangkunegara, Prabu Anwar, 2009, Perilaku Konsumen, Edisi Revisi, Penerbit Refika, Jakarta.

Alma, Buchari, 2010, Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa, Penerbit Alfabeta, Bandung.

79

Page 80: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

80

80

Page 81: PROPOSAL PENELITIANrepository.unpas.ac.id/11628/1/JURNAL PENELITIAN_Anang... · Web viewhingga 5 harus bagus. Artinya bagi siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke PTN melalui jalur

81

81