69
PEMBAH Disusun G Mata ku K SEKOLAH T HARUAN DAN PENGEMBAN MASJID AGUNG KUDUS PROPOSAL Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester uliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Isl Dosen pengampu : Manijo, M.Ag Tim Penyusun : Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011 TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI JURUSAN TARBIYAH/ PAI TAHUN 2013 NGAN Gasal lam I KUDUS

Proposal praktikum fix fix fix

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Proposal praktikum fix fix fix

PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN

MASJID AGUNG KUDUS

PROPOSAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal

Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Manijo, M.Ag

Tim Penyusun :

Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH/ PAI

TAHUN 2013

PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN

MASJID AGUNG KUDUS

PROPOSAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal

Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Manijo, M.Ag

Tim Penyusun :

Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH/ PAI

TAHUN 2013

PEMBAHARUAN DAN PENGEMBANGAN

MASJID AGUNG KUDUS

PROPOSAL

Disusun Guna Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester Gasal

Mata kuliah : Praktikum Penelitian Pendidikan Islam

Dosen pengampu : Manijo, M.Ag

Tim Penyusun :

Kelas C Tarbiyah PAI Angkatan 2011

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

JURUSAN TARBIYAH/ PAI

TAHUN 2013

Page 2: Proposal praktikum fix fix fix

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT penguasa alam yang senantiasa melimpahkan

rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga pada kesempatan ini kami dapat

menyelesaikan tugas praktikum penelitian pendidikan Islam.

Sholawat serta salam selalu tercurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW.

yang telah mengajarkan dan membimbing umat Islam dengan ajaran agamanya

secara sempurna dalam mencapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Proposal penelitian pendidikan Islam yang mengambil fokus penelitian pada

Masjid Agung Kudus telah disusun dengan sungguh-sungguh guna memenuhi

tugas akhir semester gasal mata kuliah praktikum penelitian pendidikan Islam.

Dalam penyusunan proposal ini, kami banyak mendapatkan bimbingan,

informasi, dan saran-saran dari berbagai pihak, sehingga proposal ini dapat

terealisasikan. Untuk itu, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Bapak Manijo, M.Ag, selaku dosen pengampu mata kuliah praktikum

penelitian pendidikan Islam.

2. Bapak Masrukhan, selaku pengurus Masjid Agung Kudus sekaligus

narasumber yang telah membantu memberikan keterangan yang kami

butuhkan dalam penyusunan proposal.

3. Bapak Rifa’i Noor, selaku mantan ketua bidang Ri’ayah Masjid Agung Kudus

yang telah membantu memberikan keterangan yang kami butuhkan.

4. Bapak Abdullah Afif Sholeh, selaku mantan Ketua Pengurus Masjid Agung

Kudus periode 1997-2002 dan 2002-2007.

5. Kementrian Agama dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, yang telah

membantu dalam pengumpulan data.

6. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat kami sebutkan satu per satu.

Seiring doa dan harapan atas segala jasa dan bantuan beliau semua, kami

mengucapkan terima kasih seraya berdoa serta memohon kepada Allah SWT,

semoga amal kebaikan bapak, serta semua pihak yang tersebut di atas senantiasa

mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Aamiin…

Kudus, 19 Desember 2013

Page 3: Proposal praktikum fix fix fix

iii

Page 4: Proposal praktikum fix fix fix

iv

MEMBANGUN PERADABAN ISLAM DARI MASJID

Indonesia adalah Negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia,

maka wajar bila nuansa budaya Islam sangat kental mewarnai setiap relung sudut

kehidupan bangsa Indonesia baik dari sisi politik dengan masyarakat madaninya,

ekonomi dengan ekonomi syari’ahnya, budaya dengan budaya Islamnya, termasuk

juga pendidikan dengan pendidikan Islamnya.

Sudah menjadi keniscayaan bila umat yang besar akan membutuhkan

sarana dan infrastruktur yang besar pula, maka ketika melihat umat Islam di

Indonesia sekarang (2012) telah mencapai 207.176.162 jiwa. Maka dibutuhkan

fasilitas ibadah yang tidak sedikit pula. Untuk bangunan masjid saja (termasuk

mushola) di Indonesia tercatat sebanyak 239.497 bangunan ibadah. (Data dari

YMN -Yayasan Masjid Nusantara- tahun 2012). Hal ini tentu masih sangat

kurang dari angka yang semestinya.

Untuk Jawa Tengah sendiri jumlah tempat Ibadah di wilayah ini

tersedia sebanyak 35.199 unit. Ini masih sangat kecil bila dibandingkan umat

Islam yang ada di Jawa Tengah ini. Sedangkan untuk Kabupaten Kudus yang

jumlah penduduknya sebanyak 791.891 jiwa sarana masjid hanya 530 buah.

Sedangkan musholanya berjumlah 308 buah (Data Statistik Kab. Kudus 2013).

Dengan melihat ini tentu keberadaan masjid sebagai sarana ibadah masih perlu

untuk penambahan, agar sesuai dengan rasio kecukupan tempat ibadah dan jumlah

umat Islam di wilayah Kabupaten Kudus ini.

Keberadaan masjid Agung Kabupaten Kudus yang terletak di samping

barat alun-alun Kudus adalah satu dari sekian banyak masjid yang menjadi simbol

umat Islam di Kudus (selain masjid al-aqsha menara Kudus) dengan

masyarakatnya yang agamis dan religious. Di Masjid Agung Kudus yang dulunya

berasal dari masjid Kriyan, Kudus menjadi sarana perjalanan peradaban Islam di

kota ini yang panjang. Pecinan, Kampung Arab dan Pribumi adalah fakta sejarah

peradaban Islam Kudus yang bisa di jadikan tonggak awal sejarah peradaban

Kudus di masa-masa mendatang bahkan bahan pemikiran juga untuk membangun

Page 5: Proposal praktikum fix fix fix

v

peradaban pada masa sekarang ini dan terus berlanjut sampai waktu yang akan

datang.

Buku kecil ini adalah salah satu kepedulian sebagian masyarakat Kudus

dengan melalui Latihan Penelitian Pendidikan dari Jurusan Tarbiyah Sekolah

Tinggi Agama Islam Negeri Kudus, untuk memberikan sedikit fakta dan data

tentang Masjid Agung Kudus yang mungkin oleh sebagian masyarakat Kudus

sudah banyak dilupakan.

Harapannya, semoga dengan buku kecil ini bisa bermanfaat bagi

masyakat Kudus pada khususnya dan masyakarat Islam Indonesia pada umumnya,

sekali lagi, semoga penelitian ini adalah bukti awal untuk membangun peradaban

Islam dari Masjid Agung Kudus, untuk selanjutnya mudah-mudahan pada lain

waktu ada sebagian mahasiswa atau peneliti lain yang tertarik untuk mendalami

atau melakukan penelitian lebih lanjut, sehingga bisa dijadikan kesempurnaan-

kesempurnaan dalam penelitian dalam obyek yang sama, bahkan siapa tahu kelak

nanti dari Masjid Agung Kudus ini mampu memberikan sumbangsih peradaban

Islam Kudus yang lebih modern.

Manijo, M.Ag.DPL STAIN Kudus

Page 6: Proposal praktikum fix fix fix

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

SAMBUTAN PENGURUS MASJID AGUNG KUDUS................................... iii

SAMBUTAN DOSEN PANGAMPU............................................................... . iv

DAFTAR ISI....................................................................................................... vi

I. Sejarah Berdirinya Masjid Agung Kudus .................................................... 1

II. Struktur Bangunan Masjid (Makna Arsitektur dan Bentuk Fisik)............... 5

III. Struktur Kepengurusan, Visi, dan Misi Masjid ........................................... 25

IV. Masjid Pada Zaman Dahulu (Zaman Penjajahan) ....................................... 30

V. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan yang Dilakukan Masjid (Kegiatan

Keagamaan) ................................................................................................. 31

VI. Bentuk Kegiatan dan Pengelolaan Masjid (Kegiatan Bisnis) ..................... 45

VII. Kegiatan Masjid pada Hari- Hari Besar Islam ............................................. 51

VIII. Ulama’ yang Dihasilkan dari Masjid Agung Kudus.................................... 57

IX. PENUTUP.................................................................................................... 61

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 7: Proposal praktikum fix fix fix

1

I. SEJARAH BERDIRINYA MASJID AGUNG KUDUS

Masjid Agung Kudus, yang semula bernama Masjid Besar Alun-Alun,

terletak di wilayah Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl.

Simpang Tujuh 15A Kudus, bersebelahan dengan kantor pendopo Kabupaten

Kudus. Masjid ini memiliki luas bangunan 1.409 m² di atas tanah seluas ± 3.527

m² dan tinggi menara 30 m.

Berdirinya Masjid Agung Kudus, merupakan salah satu dari beberapa

syarat yang harus ada dalam keberadaan pemerintahan. Pada zaman kolonial

syarat adanya pusat pemerintahan harus mencakup tiga komponen (Tiga Adat

Jawa) yaitu 1) Pendapa Kabupaten (dulu kadipaten) ; 2) Adanya alun-alun1; 3)

Adanya pohon besar yang terletak bersebelahan dengan kadipaten.2 Ada pula yang

mengatakan3 bahwa Tiga yang dimaksud Adat Jawa itu meliputi 1) Masjid; 2)

Pendopo; dan 3) Pembinaan Umat. Atas dasar tersebut, oleh prakarsa dari

Muhammad Idris atau Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro ke-IV (Bupati

Kudus ke-4) pada tahun 1853M/ 1274H pembangunan Masjid mulai berlangsung.

Peletakan batu pertama untuk pembangunan Masjid oleh Kanjeng Raden

Tumenggung Ario Tjondronegoro IV dihadiri oleh Residen Jepara-Rembang

(Sekarang Karesidenan Pati ; 2013) dan tokoh Alim Ulama Kudus.

Pembangunan Masjid Agung Kudus ini adalah bangunan masjid yang

cukup tua. Namun sebenarnya ada masjid yang lebih tua yaitu Masjid Menara

(Masjid Al- Aqsha). Masjid Menara berumur ± 456 tahun, sedangkan Masjid

Agung Kudus berumur ± 156 tahun. Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang

mengharuskan dalam suatu kota terdapat satu tempat beribadah yaitu Masjid yang

disebut Masjid Kadipaten (Masjid Kabupaten) maka yang dipilih adalah Masjid

Agung Kudus yang sekarang ini. Sehingga timbul banyak pertanyaan, mengapa

bukan Masjid Menara yang dijadikan masjid kadipaten, padahal secara usia

bangunan Masjid Menara lebih tua dari Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan

1 Pada zaman kolonial, dalam alun-alun harus ada atau ditumbuhi pohon beringin besar.2 Arsip mengenai sejarah singkat masjid di kudus oleh Departemen Agama Kudus, pada

tanggal 6 Desember 2013.3 Hasil wawancara dari narasumber Bapak Drs. KH Abdullah Afif Sholeh, selaku

Mantan Pengurus Masjid Agung dua periode berturut-turut, pada tanggal 12 Desember 2013.

Page 8: Proposal praktikum fix fix fix

2

berdasarkan atas peraturan pemerintah pula bahwa dalam satu kota, apabila

terdapat masjid yang merupakan peninggalan seorang wali, maka masjid itu hanya

disebut masjid wali. Sehingga harus dibuat satu masjid lagi yang dapat dijadikan

maskot kota tersebut, yang sekarang yaitu Masjid Agung Kudus.4

Pada awalnya masjid ini tidak seperti sekarang (2013). Masjid ini dulunya

bernama Masjid Kriyan yang letaknya ada di belakang “Toko Sidodadi”5.

Berdasarkan cerita, keberadaan Masjid Kriyan sebenarnya masih ada, akan tetapi

jalur akses untuk menuju ke lokasi sudah tidak bisa. Hal tersebut pastinya bukan

tanpa alasan yakni dikarenakan bangunan-bangunan di sekitar Masjid Kriyan yang

corak bangunannya tinggi ke atas menjadi penghalang. Sehingga menyebabkan

jalur menuju akses bangunan Masjid Kriyan tertutup. Sebelum ada bangunan-

bangunan disekitar kompleks Masjid Kriyan, ada beberapa perbedaan dari

berbagai kalangan dalam hal perencanaan pemugaran Masjid Kriyan ke Pusat

Kota (sebelah barat alun-alun) yang diprakarsai oleh Bupati Kudus ke-IV. Ada

yang pro dan ada pula yang kontra. Kelompok yang pro pemindahan,

menginginkan kapasitas daya tampung masjid lebih besar dan ada pula yang

berpendapat seperti halnya Tiga Adat Jawa dalam Kadipaten. Kelompok yang

kontra terhadap pemindahan masjid, beranggapan bahwa masjid tersebut karena

merupakan aset di wilayah tersebut dan perlu dijaga dan dirawat dengan sebaik-

baiknya. Lantas dalam hal ini akhirnya munculah keputusan dari pihak Kadipaten

yang bersumber dari pemerintah yang mengatakan bahwa dalam setiap kabupaten

harus ada tiga bangunan Kadipaten, Masjid, serta Pembinaan Umat. Sehingga

perselisihan antara kelompok pro dan kontra tersebut dimenangkan oleh kelompok

kontra dengan adanya aturan dari pemerintahan tersebut. Akhirnya, pemugaran

Masjid Kriyan yang dulu di sebelah Selatan alun- alun kini dipindah ketempat

yang sekarang (sebelah Barat Alun- alun)6 dapat terlaksana. Proses pemindahan

4 Hasil wawancara dengan Bapak H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah padaperiode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.

5 Hasil wawancara dari narasumber Bapak Masrukhan, selaku Kepala Kantor MasjidAgung Kudus mengenai Sejarah Masjid Agung, pada tanggal 5 Desember 2013 serta pada tanggal17 Desember 2013.

6 Masjid Agung Kudus yang berlokasi di Dukuh Kauman Desa Demaan Kecamatan Kotaatau Jl. Simpang Tujuh 15A Kudus

Page 9: Proposal praktikum fix fix fix

3

ini terlaksana walau tidak serta merta dipugar keseluruhan, akan tetapi secara

bertahap.

Alasan yang paling tepat atas pemindahan Masjid karena dianggap kurang

banyak menampung jama’ah, padahal posisi masjid sebagai Masjid Kadipaten.

Maka pada tahun 1991 Masjid Kriyan ini dipindahkan ke lokasi Masjid Agung

Kudus yang sekarang ini (2013). Selesainya pembangunan Masjid, ikut serta juga

Bapak Soepardjo Roestam selaku Menko Kesra Republik Indonesia untuk

meresmikan Pemugaran Masjid pada tanggal 12 Oktober 1991 M/ 4 Robi’ul Awal

1412 H.7

Kemudian atas kebijakan berbagai pihak, barang yang masih asli dari

masjid Kriyan dilestarikan dengan cara di pasang kembali di tempat yang baru

yaitu di Masjid Agung Kudus. Barang tersebut adalah “Empat Tiang” yang berada

di tengah- tengah masjid yang disebut “Soko Guru”. Lantas disamping “Empat

Tiang” yang disebut soko guru, ada pula barang yang berbentuk daun yang

menempel pada Empat Soko Guru yang konon ceritanya empat daun tersebut

adalah daun yang digunakan oleh Nabi Adam AS beserta isrtinya Siti Hawa untuk

menutupi aurotnya.8 Akan tetapi pihak peneliti belum menemukan pasti daun

jenis apa yang ada di Empat Soko Guru tersebut.

Selesainya pemugaran Masjid Kriyan menjadi Masjid Agung Kudus

(2013), bukan hanya sejarah dari bangunan Masjid itu sendiri, Nama Masjid

punya sejarah tersendiri. Nama Masjid Agung sudah mengalami banyak

perubahan. Awalnya bernama Masjid Jami’, kemudian berganti menjadi Masjid

Besar, dan yang terakhir adalah keputusan kementrian yang menyatakan bahwa

disetiap kota harus ada simbol masjid, maka dinamakan Masjid Agung Kudus.

Berbicara mengenai kawasan atau lingkungan sekitar masjid, kawasan

Masjid Agung Kudus awalnya hanya sebuah masjid yang di belakangnya terdapat

makam pendirinya yaitu Raden Tumenggung Aryo Condro Negoro beserta sang

7 Dokumentasi yang diambil di Menara Masjid Agung Kudus pada tanggal 17 Desember2013. Yang menyatakan bahwa peresmian pemugaran dilakukan pada tanggal 12 Oktober 1991 Matau 4 Robi’ul Awal 1412 H. yang dihadiri pula oleh Menko Kesra Republik Indonesia.

8 Hasil wawancara dari Bapak Sutrisno selaku Pengurus Masjid pada Bidang Keamanandi Masjid Agung Kudus, pada tangal 5 Desember 2013.

Page 10: Proposal praktikum fix fix fix

4

istri. Makam ini pada awalnya berupa makam pada umumnya. Untuk kemudian

dijadikan penghormatan kepada pendirinya maka pada tahun 2003 diadakan

renovasi makam yaitu pencungkupan9 makam pendiri masjid Agung beserta istri

pada masa kepemimpinan Bupati Kudus yang ke 28, yang turut serta pula dalam

peresmian renovasi Makam yaitu Bapak H. M. Amin Munadjat. SIP. M.Si10 pada

hari Ahad, 22 Juni 2003.

Di kawasan Masjid yang saat itu (2006) terdapat lahan kosong di sebelah

barat Makam yang direnovasi. Mengingat kebutuhan zaman pada saat itu (2006)

akan pentingnya pendidikan, maka pengurus Masjid Agung Kudus memutuskan

untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan mendirikan lembaga pendidikan untuk

menampung siswa- siswi yang nantinya akan menjadi penerus bangsa. Adapun

lembaga yang telah dibangun adalah TPQ. TPQ yaitu merupaka Tempat

Pendidikan Al-Qur’an dibangun pada tahun 2006 baru kemudian TK (Taman

Kanak-Kanak) tahun 2010. TPQ tersebut dibangun bertepatan pada tanggal 09

Februari 2006 dengan nama “TPQ Masjid Agung”. Setelah itu pada tahun 2010 di

bulan Agustus juga dibangun TK yang bernama “TK Masjid Agung”. Dengan

berdirinya lembaga pendidikan ini, diharapkan dapat menciptakan generasi

penerus yang cerdas dan religius. Lokasi TPQ dan TK Masjid Agung Kudus ini

berada di belakang Masjid Agung Kudus.

Berdasarkan hasil manajemen Masjid Agung Kudus yang dikelola secara

baik oleh pengurus Masjid Agung Kudus sampai Tahun 2013 telah mempunyai

lembaga- lembaga sebagaimana di atas. Bahkan pada tahun terakhir ini, berkat

kerjasama Masjid Agung Kudus dengan pihak luar dalam hal ini bidang kesehatan

bekerjasama dengan PUSKESMAS Desa Wergu mendirikan UKM (Unit

Kegiatan Masjid) dengan nama “Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus”.

Pengelola Balai Pengobatan Masjid Agung Kudus mempercayakan tenaga

medis kepada : Dr. Hj. Vivi Servita, VK.M.Kes (Dokter); Dr. Nadia Nur Lestari

(Dokter); Nuryanto (perawat); Arna (bidan); Supriyadi (obat); Agus Wijanarko

(obat); Nurhidayat (obat). Lembaga ini dibuka dalam seminggu hanya satu kali

9 Pencungkupan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bangunan beratap diatas makam sbg pelindung makam; rumah kubur.

10 Bapak H. Muhammad Amin Munadjat. SIP. M.Si Bupati Kudus yang ke-28

Page 11: Proposal praktikum fix fix fix

5

pada hari Jum’at pukul 09.00- 11.00 WIB (2013) dan pada setiap awal bulan di

hari Ahad pengobatan dilayani oleh pengurus Masjid Agung Kudus yang

berprofesi sebagai dokter. Lokasi Balai Pengobatan ini berada di sebelah kiri

Masjid Agung Kudus yang menempati gedung tersendiri antara menara dan

tempat wudlu pria.

II. STRUKTUR BANGUNAN MASJID ( MAKNA ARSITEKTUR DAN

BENTUK FISIK )

Masjid Agung Kudus, yang semula bernama masjid besar alun-alun adalah

salah satu masjid terbesar di wilayah Kudus, Masjid Agung Kudus ini merupakan

realisasi pemindahan masjid Kriyan Kudus yang sudah lama rusak. Masjid ini

terletak di wilayah dukuh Kauman desa Demaan Kecamatan Kota atau Jl.

Simpang Tujuh 15A Kudus, memiliki luas bangunan 1.409m² di atas tanah seluas

3.527 m² dan tinggi menara 30 m. 11

Dalam proses pelaksanaan pembangunan, masjid ini konon banyak

mendatangkan tenaga kerja dari Jepara, karena, arsitek bangunannya sama persis

dengan Masjid Agung Jepara, baik untuk bangunannya, maupun besar dan

kekuatannya bahkan letak dan kontruksi tiang utama di dalam serambi. Gaya

arsitekturnya berciri khas pesisir pantai utara Jawa, hanya yang membedakan

adalah pada Masjid Agung Kudus telah mengalami beberapa kali rehab.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Drs KH Abdullah Afif Sholeh,

pemugaran bangunannya mengalami beberapa tahap yaitu:

a. Tahun 1939 oleh Raden Tumenggung Adipati Ario Hadinoto selaku Bupati

Kudus yang ke XIV (empat belas) merehab bangunan masjid ini dalam

rangka menyambut kedatangan Gubernur Jendral Hindia Belanda yang

bernama Carda ke Kudus pada tahun 1939. Dalam kunjungannya di Kudus,

tujuan sebenarnya adalah untuk meninjau beberapa pabrik rokok Kudus,

namun agar Kudus lebih terlihat agamis, dibangunlah sebuah Masjid Agung

Kudus ini. Biaya rehab saat itu di tanggung oleh pengusaha-pengusaha rokok

11 Sumber dari Arsip Dinas Pariwisata Kabupaten Kudus. Tanggal 06 Desember 2013.

Page 12: Proposal praktikum fix fix fix

6

di daerah Kudus kulon, terutama oleh bapak H. Muslich pemilik perusahaan

rokok cap tebu dan cap cengkeh.

b. Rehab ke dua dilaksanakan pada tahun 1970 pada masa pemerintahan Bupati

Saubari, SH. Biaya rehab Masjid Agung kedua ini dengan swadaya

masyarakat Kudus dan dibantu oleh PPRK( Persatuan Perusahaan Rokok

Kudus) dan Pemerintah Daerah.

c. Rehab ketiga pada tahun 1990 masa Bupati Kol Inf. Soedarsono. Rehabilitasi

dilakukan secara total dan penambahan beberapa bangunan baru, berupa

penambahan menara, perkantoran, tempat wudlu, pawestren dan taman.

Rehab yang ketiga dibiayai oleh swadaya masyarakat bersama dengan PT

Djarum Kudus, selesai tahun 1991. Peresmian selesai pugar pada tanggal 12

Oktober 1991 oleh Mentri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (

MENKOKESRA) Bp. Soeparjo Rustam.12

Masjid Agung Kudus telah mengalami bebarapa kali rehab, namun tetap

memelihara kesucian dan keagungan dari para pendiri Masjid ini, Mereka sampai

sekarang masih dirawat dan dijaga walaupun berupa makam yang terletak di

belakang bangunan masjid. Makam yang ada di belakang masjid adalah makam

Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro13 beserta istri dan kerabatnya. Namun

makam tersebut selanjutnya juga direnovasi untuk pencukupan makam Al- Habib

Muhammad Idris beserta istri pada tahun 2003 pada masa kepimimpinan Bupati

Kudus yang ke 28 ( bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si). Makam di belakang

masjid di bangun untuk menghargai jasa pendiri Masjid Agung Kudus.

Pemugaraan makam ini diresmikan pada hari ahad, 22 juni 2003 oleh bupati

Kudus bapak H. M. Amin Munajat, MP, M.Si.

Di belakang masjid juga terdapat dua sumur yaitu sumur yang ada di sebelah

utara dan sumur yang ada di sebelah selatan. Menurut beberapa tokoh, dulu sumur

tesebut berfungsi kedua-duanya. Namun untuk sekarang hanya satu sumur yang

12 Diperoleh dari keterangan Drs. KH Abdullah Afif Sholih, selaku mantan ketua KUAdan Mantan ketua umum pengurus Masjid Agung Kudus Dua periode berturut-turut. Tanggal 06desember 2013.

13 Raden Tumenggung Ario Tjondro Negoro adalah pendiri Masjid Agung Kudus.

Page 13: Proposal praktikum fix fix fix

7

berfungsi yaitu yang di sebelah utara sedangkan yang di sebelah selatan sudah

mati dan dialih fungsikan sebagai tempat pembuangan limbah.14

Situasi dan Bangunan Masjid

a. Lokasi Tanah

Lokasi Masjid Agung Kudus tepat di tengah-tengah kota.

Sebelah timur : Alun-Alun dan Ramayana

Sebelah utara : Pendopo Kabupaten Kudus

Sebelah barat : Gedung TPQ dan majlis taklim Masjid Agung

Kudus

Sebelah selatan : Pertokoan Jl. Sunan Kudus

b. Luas Tanah

Luas tanah : 3.654 m²

Luas bangunan : 1409 m²

Tinggi menara : 30m²

c. Arsitektur Bangunan

Atap

Gb. 1. Atap Masjid Agung Kudus

(Dokumen peneliti pada tanggal 17 desember 2013)

14Diperoleh dari keterangan H. Rifa’i Noor selaku mantan ketua bidang Riayah padaperiode sebelumnya. Tanggal 05 Desember 2013.

Page 14: Proposal praktikum fix fix fix

8

Atap di Masjid Agung Kudus terdiri dari tiga susun. Dimana atap

tersebut mempunyai filosofi berupa Iman, Islam dan Ikhsan. Untuk lapisan

pertama menunjukkan Iman atau kepercayaan, untuk lapisan yang kedua

menunjukkan Islam dan untuk lapisan yang ketiga menunjukkan Ikhsan atau

kebagusan.

Seluruh dinding dan lantai masjid berlapis marmer.

Gb. 2. Lantai dan Dinding Masjid Agung Kudus

(Dokumen peneliti pada tanggal 19 desember 2013)

Dimana dulu lantainya berkeramik warna abu-abu dan bertiang besi.

Namun sekarang sudah diganti menjadi keramik yang berlapis marmer dan

bertiang. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar lantai dan dinding tidak cepat

rusak ketika terkena goresan dan diharapkan dapat bertahan lama. Marmer

masjid sendiri didatangkan dari dalam negeri. Marmer yang sekarang ini

berasal dari Masjid Purwokerto (Banyumas) yang merupakan salah satu

masjid yang terbesar pada masa itu.

Penopang delapan buah tiang.

Delapan tersebut mempunyai makna yang melambangkan Khulafaur

Rosyidin yang berjumlah 4 dan 4 Imam Madzhab yaitu Imam Hanafi, Imam

Hambali, Imam Syafi’i dan Imam Maliki.

Page 15: Proposal praktikum fix fix fix

9

Empat buah tiang kayu jati

Gb. 3. Empat Buah Tiang Kayu Jati

(Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013)

Empat buah tiang kayu jati ini mempunyai makna jumlah 4 Khulafaur

Rosyidin. Dimana dulunya tiang ini berbentuk besi tapi pada renovasi yang

kedua, tiang bukan diganti melainkan dilapisi dengan kayu jati. Bentuk tiang

yang sekarang ini merupakan modivikasi perpaduan model lama dan modern.

Mimbar

Mimbar merupakan tempat khotib untuk berkhutbah. Di Masjid Agung

Kudus terdapat satu mimbar. Sebelum direnovasi mimbar di Masjid Agung

memiliki ukuran yang besar sehingga banyak mengurangi shaf para jama’ah.

Namun setelah renovasi yang ke-2 mimbar tersebut diganti. Untuk mimbar

yang besar disimpan di gudang tepatnya pada gudang dekat TPQ.

Page 16: Proposal praktikum fix fix fix

10

Kaligrafi

Gb. 4. Kaligrafi

(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)

Bagian depan di sebelah utara dan selatan dihiasi dengan tulisan

kaligrafi. Tulisan kaligrafi tersebut mempunyai makna memberikan pesan

kepada para jama’ah. Seperti kaligrafi yang terdapat disebelah utara mimbar,

dengan lafadz “Wamaa umiruu illa liya’budullaha mukhlishina lahuddin”

yang mempunyai arti “Aku tidak diperintah kecuali hanya untuk beribadah

kepada Allah dan ikhlas dalam beragama”.

Kaligrafi ini berbentuk bulatan yang berada di samping mimbar.

Bulatan mempunyai arti bahwa bumi itu bundar. Kita sebagai manusia

termasuk bagian dari bumi itu. Bulatan tersebut juga bermakna sebagai kiblat,

arah semua umat Islam. Bumi sebagai kiblat adalah ka’bah, namun diartikan

juga manusia sekarang ada di bumi namun besok kelak akan meninggalkan

bumi.

Page 17: Proposal praktikum fix fix fix

11

Jendela.

Gb.4. Jendela Masjid Agung Kudus

(Dokumen peneliti pada tanggal 18 desember 2013)

Jendela model ini disebut dengan kuku tarung, karena jendela ini

mempunyai dua daun jendela yang bisa dibuka dan ditutup. Seperti halnya

dalam Al-Qur’an, mempunyai pembuka dan penutup. Jendela tersebut terbuat

dari kayu bekas pembongkaran masjid atau renovasi masjid yang telah

dimodifikasi seperti yang sekarang. Di Masjid Agung sendiri terdapat 4

jendela dengan model kuku tarung dan 6 pintu yang didesain sesuai kapasitas

jama’ah dan diharapkan jama’ah mendapat ventilasi yang baik.

Page 18: Proposal praktikum fix fix fix

12

Daun

Gb. 6. Daun pada Tiang Kayu Jati

(Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.)

Daun yang ada di tiang ini namanya adalah daun kluweh. Dulunya daun

ini dibuat untuk tempat ditaruhnya lampu tempel, karena pada zaman dahulu

belum ada listrik, namun sekarang justru menjadi benda unik khususnya di

Majid Agung Kudus.

Menara.

Gb. 7. Menara Masjid Agung Kudus

(Dokumen peneliti. Tanggal 18 desember 2013.)

Page 19: Proposal praktikum fix fix fix

13

Menara yang terletak di depan sebelah kiri masjid mempunyai tinggi

30m. Pembuatan menara tersebut adalah usul dari Abdurrahman Wahid atau

akrab dipanggil Gus Dur. Maksud adanya menara itu menandakan adanya

masjid. Dan menara juga merupakan ciri khas dari suatu masjid. Di dalam

menara sendiri tidak terdapat sesuatu hal yang penting atau tidak terdapat

barang-barang atau benda-benda, cuma untuk di luar menara tersebut terdapat

prasasti dari Bupati Darsono. Kala itu pembangunan menara masjid sendiri

mendapat dana dari PT Djarum Kudus.

Al-Qur’an besar.

Gb.8. Al-Qur’an Besar

(Dokumen peneliti tanggal 19 desember 2013.)

Mushaf Al-Qur’an ini ditulis sesuai dengan penulisan Mushaf Al-

Qur’an standar utsmani Indonesia, sehingga untuk selanjutnya disebut

Mushaf Al-Qur’an Pusaka standar dan dibuat oleh Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus untuk dipersembahkan

kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus.

Mushaf ini mulai ditulis pada hari Rabu Pahing 22 Ramadhan 1415 H/

22 Februari 1995 M dengan ditandai penulisan lafadz Bismillah diawal surat

Al-Fatihah oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten Kudus dalam

peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus dan diserahkan

secara resmi kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kudus pada hari senin

tanggal 21 Ramadhan 1418 H/ 19 Januari 1998 M oleh Ketua Lembaga

Page 20: Proposal praktikum fix fix fix

14

Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus dalam

peringatan Nuzulul Qur’an di Pendopo Kabupaten Kudus.

Penulisan mushaf ini dilaksanakan oleh panitia penulisan Al-Qur’an

Pusaka Kabupaten Daerah Tingkat II Kudus yang dibentuk berdasarkan Surat

Keputusan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Kabupaten Kudus no.

01/ LPTQ_KDS/ II/ 1995 tanggal 1 Februari 1995 dan di tashhih oleh Al-

Mukarrom Al Hafid KH. Sya’roni Ahmadi Kudus. Mushaf Al-Qur’an Pusaka

di tulis oleh bapak Nor Aufa Shiddiq dengan waktu penulisan 1 bulan 1 jus

dan harus wudlu terlebih dahulu sebelum memulai menulis. Sedangkan

sampul Al-Qur’an Pusaka tersebut didatangkan dari Sukoharjo. Al-Qur’an

tersebut dibaca ketika bulan Ramadhan.

Susunan panitia penulisan Mushaf Al-Qur’an Pusaka (besar) Kabupaten

Daerah Tingkat II Kudus, diantaranya adalah :

Penasehat : KH Ma’sum Rosyidi (Ketua MUI Kabupaten

Kudus).

Pengarah Tekhnis : Drs. H. Munhaji (Asisten Dua Sekretaris Wilayah

Daerah Tingkat II Kudus).

Penanggung Jawab : Drs. H. M. Mansyur (Kepala Kantor Departmen

Agama Kabupaten Kudus).

Ketua I : Drs. H. Yusuf (Kasi Penerangan Agama Islam

Kantor Departemen Agama Kudus).

Ketua II : Drs. H. Suhari (Kepala Bagian Sosial Pemerintah

Daerah Kudus).

Sekretaris I : Mudzakir (Kantor Departemen Agama Kabupaten

Kudus).

Sekretaris II : Drs. Kholid Syifa ( Pemerintah Daerah Kudus).

Bendahara I : Drs. Sutrisna ( Kabag Keuangan Kabupaten

Kudus).

Bendahara II : Ahmad Faiq, BA ( Kantor Departemen Agama

Kudus).

Seksi Usaha : - Drs. H. A. Syamsul Ma’arif (Tokoh masyarakat).

Page 21: Proposal praktikum fix fix fix

15

- H. Firman Lesmana BSC (Kepala Dinas Daerah

Kudus).

- H. Lukman PK ( Kantor Departemen Agama

Kudus).

- H. Ali Mu’ti (Ketua PPRK Kudus).

- H. Arif Musmin (Pemerintah Daerah Kudus).

Seksi SarPras : - Drs. H. Syaifuddin Bahri (Dekan Undaris Kudus).

- H. Mukhlas BA (Kantor Departemen Agama

Kudus).

- Sumaya, BA (Kantor Departemen Agama

Kudus).

- M. Thoha Sumarno ( tokoh masyarakat).

Desain Iluminasi : - HM. Thoha Nadzir (kaligrafi).

- Anif Farozi (kaligrafi).

Penulisan Mushaf: Nur Aufa Shodiq dan M Faruq (Al-Hathat).

Al-Qur’an yang tebalnya mencapai sekitar 25 cm ini memiliki ukuran

lebar kurang lebih 1,8 m dan panjang sekitar 80 cm. Berat Al-Qur’an pusaka

ini mencapai 1 kw.

Bancik.

“Bancik” yang dimaksud disini adalah bancik tempat duduk yang ada di

depan masjid. Bancik ini merupakan hasil perenovasian bangunan masjid

yang dilebarkan dari utara ke selatan dan dari timur ke barat. Hal ini

bertujuan agar ketika seseorang melakukan i’tikaf di bancik ini sudah

dianggap sah. Karena bancik ini adalah wilayah masjid sehingga untuk orang

yang mempunyai hadast besar dilarang untuk berada pada bancik tersebut.

d. Pengembangan Bangunan Sejak Didirikan Sampai Sekarang

Pengembangan Masjid Agung Kudus secara fisik masjid masih tetap tidak

banyak yang diubah. Penambahan bangunan hanya di bagian serambi depan

tepatnya pada saat perenovasian yang kedua. Sebelumnya belum ada, serambi

baru dibangun pada tahun 1970, baik yang untuk perempuan maupun untuk

laki-laki. Khusus serambi perempuan dibuatkan dibagian atas, lantai dua. Di

Page 22: Proposal praktikum fix fix fix

16

sebelah kiri masjid dilengkapi dengan perpustakaan masjid. Tetapi sekarang ini

perpustakaan tersebut sudah hampir tidak berfungsi lagi, karena para peminjam

buku tidak bertanggung jawab atas buku yang dipinjamnya atau tidak

dikembalikan.

e. Fasilitas Ruangan

Fasilitas yang dimiliki Masjid Agung Kudus di antaranya adalah:

Lantai 1 untuk jamaah laki-laki dan lantai dua untuk jamaah perempuan.

Pada renovasi kedua ditambah “balkon” untuk jamaah perempuan yang

letaknya di lantai dua. Terdapat tangga untuk naik ke balkon perempuan.

Tangga tersebut di buat tertutup dengan tujuan untuk membatasi pandangan

antara jama’ah laki-laki dan jama’ah perempuan.

Lantai 1 terdiri dari ruang utama dan serambi masjid. Di lantai 1 ini

semuanya difungsikan sebagai masjid, termasuk juga serambi kanan

maupun serambi kiri. Pada serambi depan tepatnya dibagian luar (sebelah

timur) memiliki luas 27x8 m, sehingga mampu menampung sekitar 600

jama’ah. Ruang utama dan serambi dibatasi dengan tembok dan pintu

gerbang besar

Tempat wudlu yang bersih dan memadai.

Page 23: Proposal praktikum fix fix fix

17

Gb. 9. Tempat Wudhu Wanita

(Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013)

Gb. 10. Batu kerikil

(Dokumen peneliti tanggal 18 desember 2013)

Page 24: Proposal praktikum fix fix fix

18

Gb. 11. Tempat Wudhu Pria

(Dokumen peneliti tanggal 20 desember 2013)

Dulu awalnya tempat wudlu dijadikan satu antara laki-laki dan perempuan.

Tapi pada renovasi ketiga tempat wudlu dipisah antara wudlu laki-laki dan

perempuan. Untuk tempat wudlu laki-laki di sebelah utara masjid dan tempat

wudlu perempuan di sebelah selatan. Hal ini dimaksudkan agar jamaah merasa

nyaman, aman dan terjaga. Tempat wudlu baik laki-laki maupun perempuan

dibuat bersekat dengan maksud untuk menghindari percikan air seni dari

sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian tempat wudlu disempurnakan

dengan bak khusus yang tertutup. Ditambah lagi disamping tempat wudlu

terdapat batu-batu krikil dengan tujuan agar wudlunya tetap terjaga dan

terhindar dari najis. Ada sesuatu yang berbeda di Masjid Agung Kudus, yaitu

seperti yang kita lihat di masjid-masjid besar yang ada di Kudus, misalnya di

Menara atau di Muria, biasanya terdapat tempat wudlu yang berbentuk seperti

bak. Namun, untuk Masjid Agung Kudus sendiri tidak terdapat bak wudlu

semacam itu. Sebenarnya bukan tidak ada, dulu ada tempat wudlu yang

berbentuk bak seperti yang ada di masjid-masjid besar lainnya. Dulu tempat

wudlu yang berbentuk bak tersebut terletak di sebelah utara masjid. Namun,

pada renovasi tahun 1990 tepatnya pada renovasi yang ketiga, sumur dan

Page 25: Proposal praktikum fix fix fix

19

tempat wudlu yang berbentuk bak tersebut dibongkar dan diganti dengan

tempat wudlu seperti yang sekarang ini. Hal ini dilakukan karena tuntutan

masyarakat dan hasil rapat pengurus.

f. Daya Tampung

Masjid Agung mampu menampung 1700 jama’ah dengan bentuk barisan

shaf. Dulunya daya tampung tidak mencapai 1700 jama’ah, karena terdapat

mimbar yang besar sehingga mengurangi shaf. Namun pada renovasi ke-2

mimbar tersebut diperkecil dengan tujuan agar mampu menampung banyak

jama’ah seperti yang terlihat sekarang. Mimbar sisa hasil perenovasian

ditempatkan di gudang yang ada di belakang masjid.

Dari 1700 jama’ah dengan bentuk barisan shaf dapat dihitung pada lantai 1

yang terdapat kurang lebih 23 shaf yang dapat memuat sekitar 1500 jamaah

sesuai bentuk barisan shaf. Sedangkan dalam keadaan duduk secara acak tidak

menurut shaf mampu menampung jama’ah sekitar 2500 jama’ah. Pada serambi

samping kanan dan serambi kiri masjid dapat menampung sekitar 200 jama’ah

pada masing-masing serambi. Untuk lantai 2 terdapat 3 shaf yang dapat

memuat sekitar 100 lebih jama’ah dengan bentuk barisan sesuai shaf.

Sedangkan dalam keadaan duduk acak atau tidak menurut shaf dapat

menampung 150 lebih jama’ah. Secara keseluruhan masjid dapat menampung

3500 jama’ah dengan bentuk duduk acak atau tidak sesuai shaf. Pada hari-hari

besar seperti Idul Fitri dan Idul Adha, Masjid Agung Kudus menutup jalan

simpang tujuh sampai di bawah jembatan layang. Sehingga jamaah Masjid

Agung Kudus dapat mencapai minimal 10.000 jama’ah.

Page 26: Proposal praktikum fix fix fix

20

g. Fasilitas Pendukung

1. Perpustakaan masjid

Gb. 12. Perpustakaan Masjid

(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)

Perpustakaan masjid terletak di serambi depan masjid sebelah selatan.

Perpustakaan tersebut sangat sedehana, hanya dilengkapi dengan beberapa

buku yang dapat dibaca oleh jamaah yang berada di masjid. Namun

sekarang ini keberadaan perpustakaan masjid dapat dikatakan hampir

tersingkirkan. Karena semakin berkurangnya buku yang ada di

perpustakaan masjid. Hal ini dikarenakan kurang bertanggungjawabnya

para pembaca sehingga buku-buku yang dibaca/dipinjam tidak kembali ke

tempatnya

Page 27: Proposal praktikum fix fix fix

21

2. Unit Kesehatan Masjid (UKM)

Gb. 13. Balai Pengobatan

(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)

Unit Kesehatan Masjid ini disebut juga dengan Balai Kesehatan

Masjid. Bangunan ini berdiri terpisah dari masjid dan terletak di sebelah

utara masjid. Di Balai Kesehatan Masjid ini terdapat pelayanan

pengobatan gratis yang dilakukan pada setiap hari jum’at mulai pukul

09.00 wib sampai dengan pukul 11.00 wib. Para pasien yang datang untuk

berobat hanya dikenakan biaya Rp 2.000 saja untuk mengganti biaya

administrasi. UKM Masjid Agung Kudus ini bekerjasama dengan

Puskesmas Wergu dan honor yang dibayarkan kepada dokter dalam

pengobatan ini adalah dari dana APBD.

Page 28: Proposal praktikum fix fix fix

22

3. Koperasi

Gb. 14. Kantin Kejujuran

(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)

Koperasi ini terletak di sebelah selatan Masjid Agung Kudus, dan

bersebelahan dengan tempat wudlu perempuan. Di koperasi masjid ini

terdapat berbagai macam minuman dengan keterangan harga masing-

masing pada setiap minuman. Koperasi ini juga disebut sebagai kantin

kejujuran, karena di koperasi ini tidak terdapat penjual yang menjaga

dagangannya seperti pada koperasi-koperasi lain. Pembeli di koperasi ini

harus membayar sendiri tanpa melalui penjual, dan uang yang dibayarkan

sesuai dengan harga minuman yang dibeli kemudian dimasukkan ke dalam

kotak yang telah disediakan di dekat koperasi. Sehingga apabila kita

membayar minuman yang sudah dibeli tidak sesuai dengan harga yang

tertera di koperasi, orang lain tidak akan tahu karena ini adalah tergantung

kejujuran dari pembeli. Maka dari itu koperasi masjid ini disebut sebagai

kantin kejujuran.

Page 29: Proposal praktikum fix fix fix

23

4. Gedung majlis taklim

Gb. 15. Gedung TPQ dan Majlis Ta’lim

(Dokumen peneliti tanggal 30 desember 2013)

Gedung majlis taklim terletak menyatu dengan gedung TPQ, yaitu di

belakang Masjid Agung Kudus. Sebelum TPQ yang sekarang, dulu

terdapat gedung seperti bangunan rumah yang menghadap selatan milik

Habib Hasan dan Habib Zain untuk tempat belajar anak-anak. Kemudian

rumah tersebut dibangun menjadi satu gedung dengan 2 lantai. Untuk

lantai 1 digunakan sebagai TPQ, sedangkan untuk lantai 2 digunakan

untuk aula dan gedung majlis taklim. Namun dalam praktiknya, yang

digunakan untuk majlis taklim adalah menempati selasar di gedung lantai

satu bagian tengah. Hal ini dikarenakan anggota dari majlis taklim adalah

jama’ah ibu-ibu, sehingga jika harus naik tangga ke lantai 2 agak

kesulitan. Dulunya di majlis taklim ini adalah pengajian Muslimat

Demaan, sehingga jama’ahnya hanya berasal dari sekitar desa Demaan

saja. Namun karena jama’ahnya semakin berkurang, kemudian diganti

untuk umum. Sehingga jamaahnya tidak hanya dari desa Demaan saja,

boleh dari daerah lain.

Page 30: Proposal praktikum fix fix fix

24

5. TPQ

Gedung TPQ terletak di belakang Masjid Agung Kudus. Untuk tanah

yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ tersebut statusnya adalah tanah

wakaf dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah.15 Jadi tanah wakaf

pemberian dari Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah itu hanya tanah

yang ada dibelakang masjid, yang sekarang ini menjadi bangunan TPQ.

Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:

Luas tanah : 345 m²

Luas bangunan: 320 m² (dua lantai)

Untuk TPQ dan majlis taklim Masjid Agung Kudus diresmikan pada

tanggal 9 februari 2006, oleh Bupati Kudus ke-29, bapak Ir. H. Tamzil

,MT.

Sebagian besar bangunan-bangunan yang terdapat pada fasilitas

pendukung mendapat dana suntikan dari PT. Djarum dan Pemda. Mengenai

biaya listrik ditanggung oleh Sukun dan Jenang Tiga-tiga.

h. Halaman/ Areal Parkir

Halaman parkir Masjid Agung Kudus berada di depan masjid. Halaman ini

langsung menyatu dengan jalan raya dan trotoar di jalan alun-alun. Pintu

masuk terletak tepat ditengah-tengah antara batas utara dan selatan. Halaman

parkir masjid sudah berlantai batako/paving, sehingga memudahkan kendaraan

dalam berparkir.

Halaman parkir ini sangatlah luas, sehingga mampu menampung 200

sepeda motor.16 Namun tidak dapat menampung kendaraan yang lebih besar

seperti mobil, hal ini dikarenakan kapasitas halaman yang kurang memadai

untuk menampung kendaraan yang berukuran lebih besar. Sehingga

diutamakan parkir untuk motor. Halaman ini juga dilengkapi dengan taman

kecil yang berbatasan langsung dengan pagar masjid.

15 Habib Zain dan Habib Hassan Abdullah adalah orang Kudus sendiri, berasal darikalangan orang yang mampu dan diberi kesempatan oleh Allah untuk mewakafkan tanahnya.Untuk kata Habib sendiri adalah sebagai penghormatan.

16 Sumber berdasarkan Arsip Kementrian Agama Kabupaten Kudus. Tanggal 06desember 2013.

Page 31: Proposal praktikum fix fix fix

25

III. STRUKTUR KEPENGURUSAN, VISI, MISI MASJID

Pembentukan pengurus (Struktur Kepengurusan) Masjid Agung Kudus

dilaksanakan melalui Musyawarah Besar Pengurus Masjid dengan melibatkan

50% dari masyarakat lokal dan 50% dari kepemerintahan. Meskipun Masjid

Agung Kudus di naungi oleh pemerintah (dalam hal ini Pemerintah Daerah

Kabupaten Kudus) tetapi pengelolaannya murni dari swadaya masyarakat (tidak

dikolola oleh pemerintah).

Susunan pengurus Masjid Agung Kudus terdiri atas :

1. Pelindung

2. Penasehat

3. Pengurus Harian

4. Bidang Idarah

5. Bidang Imarah, dan

6. Bidang Ri’ayah

Ke-enam susunan pengurus Masjid Agung Kudus tersebut akan dijabarkan

satu-persatu dibawah ini:

Pelindung Masjid Agung Kudus sendiri adalah Bupati Kudus (Pemerintah

Kabupaten Kudus) untuk melindungi organisasi Masjid Agung Kudus. Hal ini

juga dikarenakan Masjid Agung Kudus merupakan Masjid yang dinaungi oleh

PemDa (Pemerintah Daerah) dan Masjid Agung Kudus juga telah diberi SK (Surat

Keputusan) dari Kementrian.

Dewan penasehat Masjid Agung Kudus terdiri dari : Ulama’, Zu’ama ,

Umara’ dan cendekiawan muslim serta pimpinan organisasi atau kelembagaan

Islam. Dewan penasehat ini berfungsi memberikan pertimbangan, nasehat

bimbingan dan bantuan kepada Pengurus Masjid Agung Kudus.

Salah satu hal yang unik dari Masjid Agung Kudus ialah adanya bidang-

bidang yang terdiri dari :

a. Bidang Idarah (organisasi dan pengkaderan)

Page 32: Proposal praktikum fix fix fix

26

b. Bidang Imarah (kemakmuran dan dakwah), serta

c. Bidang Ri’ayah (pemeliharaan dan kesejahteraan)

Dengan adanya ketiga bidang tersebut, maka pimpinan harian Masjid

Agung Kudus juga di bagi sesuai bidang-bidang diatas. Bila digambarkan dalam

tabel, pimpinan harian Masjid Agung Kudus terdiri dari :

Ketua Umum Sekertaris Umum Bendahara Umum

Ketua I

(Bidang Idarah)

Sekertaris I Bendahara I

Ketua II

(Bidang Imarah)

Sekertaris II Bendahara II

Ketua III

(Bidang Ri’ayah)

Sekertaris III Bendahara III

Keterangan:

Ketua umum memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi Pengurus Masjid

Agung Kabupaten Kudus sehari-hari dibantu oleh ketua-ketua (I, II, dan III)

dalam membidangi bidang masing-masing (Ketua I bidang idarah, Ketua II

bidang imarah dan Ketua III bidang ri’ayah).

Sekertaris Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III serta

memimpin administrasi Pengurus Masjid Agung Kabupaten Kudus dibantu

sekertaris I, II dan III.

Bendahara Umum membantu ketua umum dan ketua I, II dan III untuk

memimpin administrasi keuangan dibantu bendahara I, II dan III.

Tugas dan fungsi bidang-bidang pada Masjid Agung Kabupaten Kudus

ialah;

Page 33: Proposal praktikum fix fix fix

27

A. Bidang Idarah

1) Menyelenggarakan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian,

pengadministrasian dan pendokumentasian segala kegiatan Masjid Agung

Kudus;

2) Menyusun pedoman dan pedoman rumah tangga sebagai acuan

pelaksanaan program kerja;

3) Mensosialisasikan pedoman dasar dan pedoman rumah tangga Masjid

Agung Kudus kepada pengurus masjid besar kecamatan se-Kabupaten

Kudus;

4) Meningkatkan silaturahim dengan berbagai pihak terutama Ulama’ dan

Umara’ di wilayah Kabupaten Kudus;

5) Menyelenggarakan silaturahim, study banding, kunjungan kerja ke

berbagai masjid untuk memperoleh informasi guna penyempurnaan

organisasi dan kegiatan masjid;

6) Meningkatkan peran serta remaja dan wanita dalam berbagai kegiatan

masjid;

7) Berupaya mencetak kader-kader sholih-sholihah yang berahlak karimah,

berwawasan luas dengan menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan

bakat dan minat mereka masing-masing;

8) Menyelenggarakan pendidikan, majlis ta’lim, kegiatan belajar mengajar

dan kursus secara berjenjang;

9) Mengadakan kerjasama dengan Forum Koordinasi Ta’mir Masjid (FKTM)

dan organisasi kemasjidan di Kabupaten Kudus.

B. Bidang Imarah

1) Senantiasa mewujudkan suasana dan terlaksananya ibadah fardlu dan

sunnah dengan lancar dan khusyu’;

2) Menyelenggarakan pelaksanaan shalat Jum’at dengan lancar, tertib,

khidmad dan khusyu’;

Page 34: Proposal praktikum fix fix fix

28

3) Menyelenggarakan peringatan hari-hari besar dalam upaya Syi’ar Islam

dan Dakwah Islamiyah, baik bil qaul maupun bil hal, berupa santunan,

beasiswa, khitanan masal dan sebagainya;

4) Mengoptimalkan fungsi perpustakaan yang memadai dengan menyajikan

kitab-kitab salaf, buku ilmiah, bacaan-bacaan Islami yang menarik minat

jama’ah di semua kalangan;

5) Berusaha menggali dan tetap di luar kotak amal masjid;

6) Mengoptimalkan dan meningkatkan penyelenggaraan pendidikan Taman

Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dan menyelenggarakan Taman Kanak-kanak

Muslimat (TK Muslimat).

C. Bidang Ri’ayah

1) Mengusahakan pengadaan dan perawatan sarana prasarana Masjid Agung

Kudus beserta asetnya yang amat representatif agar berkembeng sejalan

dengan volume kegiatan yang semakin bertambah dan kuantitas jama’ah

semakin meningkat;

2) Meningkatkan peran dan fungsi Usaha Kesehatan Masjid (UKM);

3) Mengusahakan sarana mobil serba guna untuk layanan sosial dan

penunjang kegiatan Masjid Agung Kudus;

4) Mempertimbangkan dan mengupayakan segala masukan dalam usaha

perluasan areal tanah Masjid Agung Kudus.

Diantara semua fungsi dan tugas bidang-bidang Masjid Agung Kudus

tersebut mungkin ada yang dihentikan, dilanjutkan, dihapus, diganti atau

ditambahi dengan beberapa pertimbangan lancar atau tidaknya fungsi dan tugas

dan ada atau tidaknya pelaksana fungsi dan tugas tersebut (sesuai kebijakan

masjid).

VISI DAN MISI MASJID AGUNG KUDUS

Berbeda dengan masjid tingkat kecamatan pada umumnya, Masjid Agung

Kudus memiliki visi dan misi. Hal ini dikarenakan Masjid Agung Kudus dinaungi

oleh PemDa (Pemerintah Daerah Kabupaten Kudus) dan telah di beri SK (Surat

Page 35: Proposal praktikum fix fix fix

29

Keputusan) dari Kementrian. Visi dan misi ini menjadi sandaran dan acuan untuk

pengembangan dan pengambilan kebijakan Masjid Agung Kudus.

Visi dan Misi Masjid Agung Kudus adalah sebagai berikut:

Visi

Terwujudnya Masjid Agung Kudus sebagai tempat ibadah yang

representatif dan sebagai tempet pembinaan umat, menuju masyarakat yang

sejahtera, religius dan berbudaya.

Misi

1. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat beribadah yang

representatif.

2. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempat membentuk

kepribadian muslim yang religius.

3. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai tempa pembinaan

kesejahteraan umat.

4. Menjadikan Masjid Agung Kudus sebagai sarana menuju masyarakat

Islami yang berbudaya.

Untuk mencapai maksud diatas, maka masjid harus berfungsi sebagai

pusat ibadah dan pengembangan masyarakat dalam meningkatkan keimanan,

ketaqwaan, pendidikan keterampilan dan kecerdasan sebagaimana yang dilakukan

umat Islam yang berbudaya.

Dalam upaya partisipasi aktif dalam proses pembangunan, yakni untuk

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pengurus

Masjid Agung Kudus sangat perlu mengoptimalkan peran serta masjid dalam

mewujudkan persatuan umat Islam di Kabupaten Kudus, maka dibentuklah

organisasi Masjid Agung Kudus ini.

Page 36: Proposal praktikum fix fix fix

30

IV. PERAN MASJID AGUNG KUDUS DALAM MASA PENJAJAHAN

Dari berbagai sumber yang peneliti temui di lapangan, mengenai peran

Masjid Agung Kudus di masa penjajahan tidak ditemukan data.

Hal tersebut dijelaskan oleh beberapa narasumber seperti yang di kemukkan

oleh Bapak Masruchan MS selaku Sekretaris Masjid Agung Kudus, beliau

menjelaskan bahwa tidak mengetahui tentang peran Masjid Agung Kudus di masa

penjajahan, karena menurut narasumber, baliau aktif di Masjid Agung Kudus

mulai 1994, dan mulai menduduki jabatan sebagai kepengurusan mulai periode

2007 – 2012 dan 2012 – 2017.

Hal serupa juga dikatakan oleh Bapak Nur Rif’ai selaku sesepuh Masjid

Agung Kudus dan Bapak Drs. Sutiyono, M.Pd selaku Pengurus Disbudpar Kab.

Kudus bahwa tidak ditemukan adanya peran Masjid Agung Kudus di masa

penjajahan. Tetapi pada waktu itu, peran dalam masa penjajahan terfokuskan di

Masjid Menara Kudus.

Menurut peneliti, peran pada masa penjajahan terfokuskan di Masjid Menara

dikarenakan pada masa itu Masjid Agung Kudus masih bernama Masjid Kriyan.

Sedangkan Masjid Agung Kudus sendiri didirikan pada tahun 1959. Dari sini

sudah jelas bahwa masjid ini berdiri sesudah Indonesia merdeka. Maka dari itu,

peneliti tidak menemukan sumber data mengenai peran Masjid Agung Kudus

pada masa penjajahan.

Karena peneliti tidak menemukan data tentang peran Masjid Agung Kudus

di masa penjajahan, peneliti mencoba menggali data baru yaitu tentang kegiatan

para habaib di Masjid Agung Kudus. Dari data yang peneliti dapatkan di

lapangan, para habaib memang mendapatkan peran dalam Masjid Agung tersebut.

Hal ini dikarenakan pendiri Masjid Agung Kudus ialah seorang habib yang

bernama Habib Idris. Peran habaib di Masjid Agung Kudus seperti peringatan hari

besar Islam (PHBI), Jamiyyah Hadroh Ahbabul Musthofa yang dipimpin oleh

Habib Syekh Abdul Qodr As Segaff dari Solo setiap malam Rabu Pahing.

Selain kegiatan tersebut, juga ada Habib Alwi Qosyim yang menjabat

sebagai ketua umum Masjid Agung Kudus masa khidmah 1987 – 1992. Dari sini

Page 37: Proposal praktikum fix fix fix

31

sudah jelas para habaib dari Kudus maupun dari luar Kudus berperan penting

dalam kegiatan maupun struktur kepengurusan di Masjid Agung Kudus.

Setelah peneliti melakukan kajian ulang ke Arsip Daerah (Perpustakaan

Daerah) Kab. Kudus, tidak ditemukan data yang menyebutkan bahwa Masjid

Agung Kudus mempunyai peran di masa penjajahan, disebabkan terputusnya

sejarah, data ini sesuai dengan sumber buku Peninggalan Sejarah dan Purbakala

Kabupaten Kudus yang diterbitkan oleh Dinas pariwisata dan Kebudayaan Kab.

Kudus.

V. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN

MASJID (KEGIATAN KEAGAMAAN)

Gb. 16. Gambar Masjid Agung Kudus tampak depan

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Page 38: Proposal praktikum fix fix fix

32

Kesadaran umat Islam dalam membangun masjid sudah begitu besar,

bahkan sudah mampu membuat atau membangun masjid dengan perpaduan

budaya lokal. Pembangunan masjid ini selain kesadaran ibadah juga kesadaran

kearifan lokal. Kebanyakan umat Islam akhir – akhir ini banyak yang mampu

membuat atau membangun masjid, namun belum diikuti dengan kesadaran

memanage kegiatan – kegiatannya, sehingga masih banyak ditemui terutama di

wilayah Jawa Tengah, masjid – masjid yang megah secara fisik, namun miskin

dalam kegiatannya atau dengan kata lain masyarakat sudah sadar membangun

fisik masjid, namun belum mampu memakmurkannya.

Masjid adalah tempat ibadah yang pertama kali dibangun oleh Nabi

Muhammad Saw. Hal ini berarti masjid merupakan lembaga yang mempunyai

perhatian khusus dalam Islam. Secara historis, masjid mengalami perkembangan

fungsi dari masjid yang hanya difungsikan sebagai tempat beribadah mahdhoh,

lambat laun seiring perkembangan zaman masjid sekarang ini menjadi pusat

kegiatan Islam.

Fungsi – fungsi masjid dalam Islam selain sebagai tempat ibadah juga

sebagai tempat i’tikaf, lembaga pendidikan, lembaga pembinaan umat, bahkan

masjid pernah dijadikan sebagai pusat komando perang. Berdasarkan pada hal ini,

tidak menutup kemungkinan fungsi masjid akan semakin bertambah dan begitulah

selayaknya.

Ada tiga management masjid yang sering digunakan umat Islam dalam

memakmurkan masjid – masjid, ketiga management itu yaitu idarah, imarah, dan

ri’ayah. Ketiga komponen ini harus berjalan secara integral dan saling

mengkaitkan, tidak boleh berjalan secara parsial, apalagi bersifat kontradiktif.

Secara jelas ketiga management tersebut akan diuraikan sebagai berikut :

Pertama, Idarah berarti administrasi, yaitu tata laksana administrasi yang

meliputi surat menyurat, kegiatan , pendataan, keuangan, sarana prasarana, dan

segala yang berkaitan dengan administrasi.

Page 39: Proposal praktikum fix fix fix

33

Kedua, Imarah berarti kemakmuran, yaitu meramaikan masjid dengan

berbagai kegiatan. Yang mendatangkan dan melibatkan peran jama’ah, sehingga

semua jama’ah memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam kemakmuran

masjid. Aktifitas yang tentunya harus ada dimasjid adalah terjadinya jalinan

hubungan antara hamba dengan Allah (Tuhannya) seperti sholat lima waktu,

sholat jum’ah, tadarus al-qur’an, istighotsah, tarowih, dan i’tikaf.

Ketiga, ri’ayah yaitu merawat semua aset dari masjid yang merupakan

hasil jariyah dan wakaf. Aset masjid tidak hanya berupa bangunan / gedung saja,

akan tetapi juga tanah dan sarana prasarana yang lain. Semua harus tertata rapi

dan terawat sehingga terus dapat diambil manfa’atnya oleh para jama’ah.

Masjid Agung Kudus adalah salah satu masjid yang merupakan

kebanggaan masyarakat Kudus. Selain karena tempatnya yang strategis dan

bangunannya yang megah di pusat kota, juga karena Masjid Agung Kudus ini

mempunyai kegiatan berbasis management diatas.

Untuk memudahkan proses memakmurkan masjid sebagaimana

management imarah, Masjid Agung Kudus dapat dipilah berdasarkan kegiatan

harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan, kegiatan tahunan, bahkan kegiatan

yang bersifat insidental.

Kegiatan – kegiatan tersebut diatas oleh pengelola Masjid Agung Kudus

mampu ditata kelola secara rapi dan mampu diakses oleh jama’ah serta

masyarakat luas. Secara detail kegiatan – kegiatan tersebut adalah :

A. Kegiatan Harian

Diantara Kegiatan-kegiatan harian yang diselenggarakan masjid agung kudus

adalah sebagai berikut :

Pertama, penyelenggaraan sholat maktubah. dalam menyelenggarakan

sholat maktubah, pengurus masjid memiliki agenda dan pelaksanan sendiri-

sendiri yaitu sebagai berikut :

Imam Sholat dzuhur adalah bapak Mukhlis Ahmad dan mu’adzin oleh

bapak Masrukhan

Page 40: Proposal praktikum fix fix fix

34

Imam sholat ‘ashar adalah bapak Mukhlis Ahmad, muadzin oleh bapak

Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim

Imam sholat Maghrib adalah bapak Masrukhin Ridhwan, muadzin dan

qori’ dilantunkan oleh bapak Masrukhan

Imam Sholat isya’ adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak

Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim.

Imam sholat subuh adalah bapak Masrukhin, muadzin oleh bapak

Masrukhan, dan qori’ dilantunkan oleh bapak Mustaqim.

Kegiatan ini didukung oleh sarana dan prasarana dari Masjid, seperti

speaker, pengeras suara, bedug, jam dinding, dan sebagainya. Ketika telah masuk

waktu sholat dengan ditandai jam yang sudah diatur oleh ta’mir masjid, maka

petugas masjid segera menabuh bedug dengan ritme kurang lebih sebagai berikut :

20 kali ketukan kentongan, dilanjut dengan 30 kali pukulan bedug ( mulanya

ditabuh secara pelan – pelan sampai 6 atau 7 kali pukulan, kemudian pukulan

agak cepat sampai 20 kali pukulan, dan kembali lagi menabuh dengan pukulan

pelan ), kemudian memukul kentongan lagi sebanyak 5 kali ketukan, dan kembali

memukul bedug sebanyak 3 kali pukulan (tabuhan), kurang lebih seperti itu.

Tidak selamanya setiap memasuki waktu sholat selalu menabuh bedug, di

Masjid Agung Kudus ini hanya setiap menjelang adzan sholat maghrib, isya’, dan

shubuh yang ditandai dengan suara kentongan dan bedug, dan untuk waktu sholat

dzuhur dan ashar tidak ditandai dengan tabuhan bedug, melainkan hanya dengan

memutar kaset sholawat atau tartil Al – Qur’an.

Adapun petugas yang bersih – bersih Masjid, membuka pintu gerbang

Masjid, menghidupkan lampu, sampai menabuh bedug itu telah terjadwal oleh 5

orang, yaitu : saudara M. Mustaqim, Ismail, Markhan, Afif, dan M.

Qomaruddin.17

17Hasil wawancara dengan Bapak Mahfudz Mahmudi selaku pengurus bagian saranaprasarana, pada tanggal 04 januari 2014

Page 41: Proposal praktikum fix fix fix

35

Kedua, penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar (KBM) TK yang

dimulai dari pukul 07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ yang

dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB. TPQ dan TK

merupakan lembaga pendidikan yang dimiliki oleh Masjid Agung Kudus,

tepatnya lokasi tersebut ada dibelakang Masjid Agung Kudus.

Gb. 17. Gambar TPQ Masjid Agung Kudus

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Page 42: Proposal praktikum fix fix fix

36

Dulu Kegiatan mengaji untuk anak-anak hanya diseleggarakan di masjid

saja. Dan seperti kebanyakan masjid-masjid kuno, Masjid Agung Kudus dalam

pengajarannya masih menggunakan metode baghdadi. Dengan berjalannya waktu

dan semakin majunya Masjid Agung Kudus, ahkirnya pengurus masjid

memberikan Surat Keputusan kepada pengurus TPQ untuk mengelolanya dan

dibangunlah TPQ pada tahun 2006. Untuk penggunaan metode dari awal

berdirinya masjid hingga tahun 2007 TPQ menggunakan metode baca qur’an

Qiro’ati, perpindahan dari metode baghdadi ke metode qiro’ati tersebut karena

alasan pengurus tertarik dengan adanya metode baca secara cepat yaitu qiro’ati.

Selanjutnya dari tahun 2007 hingga sekarang metode tersebut berganti lagi

dengan metode yanbu’a.18

Saat ini TPQ memiliki peserta didik kurang lebih 150 dan jumlah guru sebanyak

18. Untuk biaya syahriyah siswa dikenai biaya sebesar Rp 25.000 ribu perbulan.

Gb. 18. Gambar TK Masjid Agung Kudus

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

18 Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor, pada tanggal 27november 2013

Page 43: Proposal praktikum fix fix fix

37

Lembaga pendidikan selanjutnya adalah TK, TK ini memiliki dua

kategori siswa yaitu siswa reguler dan plus, untuk reguler siswa masuk pukul

07.30 sampai 11.30, dimana syahriyah untuk kelas reguler sebesar Rp.115.000

dan biaya ini sudah termasuk uang jajan. Sedangkan yang plus siswa masuk

sekolah pukul 07.30 sampai pukul 13.00, dan SPP sebesar RP.250.000. maksud

dari plus adalah disini TK melayani penitipan anak, bagi ibu-ibu yang sedang

kerja biasanya anaknya dititipkan dahulu, setelah selesai kerja anak mereka

biasanya diambil, biaya tersebut sudah termasuk uang jajan. Sedangkan jumlah

keseluruhan siswa TK yaitu 95 anak, yang terdiri dari siswa TK besar dan TK

kecil.19

B. Kegiatan mingguan

Diantara Kegiatan-kegiatan mingguan yang diselenggarakan Masjid

Agung Kudus adalah sebagai berikut :

Pertama, Qira’atul Qur’an Murattal. Kegiatan ini diselenggarakan setiap

malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan Pembina Qori’

Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus.

Gb. 19. Foto kegiatan tadarus Alqur’an Masjid Agung Kudus

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

19Hasil wawancara dengan Ibu Diani selaku wali murid TK Masjid Agung Kudus, padatanggal 17 Desember 2013

Page 44: Proposal praktikum fix fix fix

38

Kedua, Tadarus Al-Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu. Kegiatan ini

diselenggarakan setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin

oleh para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri.

Gb. 20. Gambar Unit Kegiatan Masjid

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Ketiga, Pelayanan Kesehatan (UKM) yang diselenggarakan bagi

masyarakat umum. Yang mana kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul

09.00 sampai pukul 11.00 WIB, dalam menyelenggarakan kegiatan ini pihak

Page 45: Proposal praktikum fix fix fix

39

masjid bekerja sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Kota Kabupaten

Kudus.

Keempat, Pengajian Tafsir Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at pukul 16.00

atau ba’da ashar dan dipimpin oleh KH. Azwar Anas.

Gb. 21. Foto diambil waktu kegiatan pengajian Ibu – Ibu Muslimat

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Kelima, Pengajian ibu- ibu muslimat (sabilul huda) setiap hari selasa

pukul 13.00 atau ba’da dzuhur yang dipimpin oleh bapak KH. Muchlis Faidhoni.

Gb. 22. Kegiatan tafsir dan tartil Alqur’an walisantri

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Page 46: Proposal praktikum fix fix fix

40

Keenam, Tartil dan tafsir Al-Qur’an walisantri, kegiatan ini merupakan

kegiatan yang berbeda dari masjid yang lain. Dimana masjid menggandeng para

wali murid TPQ atau TK. Tapi kegiatan ini lebih diperuntukkan untuk wali murid

TK. Kegiatan ini ditawarkan bagi wali murid yang berkeinginan ngaji. Alasan

diadakannya kegiatan ini yaitu tujuan untuk mengisi waktu luang wali murid

dengan kegiatan yang lebih bermanfa’at yaitu dengan mengaji qur’an di masjid,

tempat yang digunakan untuk ibu-ibu ini biasanya diserambi masjid sebelah

selatan, yaitu setiap hari selasa dan kamis sekitar ba’da ashar, acara ini biasanya

dipimpin oleh guru TPQ, Adapun guru yang sering mengisi acara ini adalah

Ustadzah Istiqomah, Ustadzah Ristiyaningsih dan Ustadzah Ruhana.

Ketujuh, yaitu pengajian rutin setiap hari rabu pukul 18.05 atau setelah

sholat maghrib. Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab irsyadul ibad yang

diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi.

Kedelapan, yaitu dzikir khususi. Dzikir ini dilaksanakan setiap malam

sabtu setelah sholat isya’dan jama’ah yang mengikuti kegiatan ini dinamakan

jama’ah al-hidmah. Dzikir tersebut menggunakan acuan dzikir dari podok

pesantren Al-Fithrah Kedinding Surabaya. Kelurahan Kedinding Lor terletak di

Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya Jawa Timur dengan pengasuh pondok KH.

Asrori Al-Ishaq (Alm).

Page 47: Proposal praktikum fix fix fix

41

Gb. 23. Gambar Jadwal khotib dan Imam Rowatib Masjid Agung Kudus

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Kesembilan, penyelenggaraan sholat jum’ah. Adapun mengenai kegiatan

sholat jum’ah, masjid memiliki agenda tersendiri yaitu sebagai berikut. Jum’at

pon sholat jum’ah diimami oleh bapak KH. Halim Ma’ruf, Jum’at wage sholat

jum’ah diimami oleh Drs. KH. Sayutin Nafi’, Jum’at kliwon sholat jum’ah

diimami oleh Drs. KH. Shodiqun M.Ag. Juma’at legi sholat jum’ah diimami oleh

Drs. KH. Abdullah Afif Sholih, Jum’at pahing sholat jum’ah diimami oleh KH.

Ahmadi Abdul Fatah, MA. Sebagai pengganti (badal) bila ada salah satu yang

berhalangan untuk hadir, maka digantikan oleh KH. Abdul Rosyad.

Adapun tema yang dipilih khotib dalam khotbah sholat jum’at ini

disesuaikan dengan hari-hari besar islam yang sedang atau yang telah dilewati,

Page 48: Proposal praktikum fix fix fix

42

seperti ketika bertepatan bulan romadhon maka tema yang disampaikan adalah

tentang hal-hal yang berkaitan dengan bulan romadhon, dan lain-lain.20

C. Kegiatan bulanan

Selain kegiatan mingguan yang telah dikemukakan diatas, Masjid Agung

Kudus juga memiliki kegiatan bulanan, yaitu :

Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa disebut dengan

kegiatan APAB (Ahad Pagi Awal Bulan), biasanya sebelum acara dimulai, malam

sebelumnya diisi dengan acara khotmil Qur’an. Setelah acara ini selesai kemudian

diteruskan dengan acara terbangan dari forum komunikasi terbang papat

kabupaten kudus. Terbang papat sendiri adalah semacam lomba terbang yang

menggunakan terbang yang berjumlah empat dan ditambah satu jidur.

Mauidhoh Hasanah dalam acara ini biasanya didatangkan pembicara dari

dalam dan luar kota, tergantung momennya, bila acara bertepatan dengan hari

besar islam maka biasanya mendatangkan pembicara dari luar kota. Pembicara-

pembicara yang sering didatangkan diantaranya adalah KH. Abdul Wakhid, KH.

Ahmad Asnawi, KH. Mashuri, KH. Kustur Fais, Drs. Mashud Syiraj M.H, KH.

Abdul Hafidz Syathori, Habib Umar Al Muthohar, dan masih banyak para ulama’

dan habaib yang lain.

Selain kegiatan tersebut, juga ada Kegiatan penunjang yaitu Maulid

Simthudduror Ahbabul Musthofa yang diketuai oleh Habib Syekh bin Abdul

Qodir Assegaf dari Solo.

D. Kegiatan tahunan

Selain kegiatan bulanan yang telah dikemukakan diatas, masjid juga

memiliki kegiatan yang tahunan, diantaranya yaitu :

Kegiatan khoul pendiri masjid yaitu Habib Muhammad Idris atau yang

dikenal dengan Mbah Tumenggung Aryo Condro Negoro, setiap tanggal 10

Muharrom. Sebetulnya pengurus masjid belum tahu kapan tepatnya wafat Habib

20 Hasil wawancara dengan Bapak M Qomarudin selaku karyawan Masjid Agung Kudus,pada tanggal 16-12-2013

Page 49: Proposal praktikum fix fix fix

43

M. Idris, untuk itu ada inisiatif untuk mengadakannya saat awal tahun hijriyah dan

malam sebelumnya diisi dengan kegiatan santunan.

Kegiatan PHBI (Perayaan Hari Besar Islam). Biasanya penyelenggaraan

kegiatan disesuikan dengan tema yang berhubungan dengan hari – hari besar

tersebut.

Kegiatan pada saat bulan Ramadhan, seperti menyelenggarakan sholat

tarawih, memberikan ta’jil kepada masyarakat umum, dan lain sebagainya.

Acara yang biasa diselenggarakan Masjid Agung Kudus ketika hari besar

Idul Fitri yaitu mengumpulkan dan membagikan zakat fitrah dan pagi nya

melakukan sholat ‘idul fitri bersama di Masjid Agung Kudus.

Kegiatan Idul Adha kegiatannya adalah sholat ‘idul adha, setelah itu

melakukan qurban bersama-sama dan membagikannya kepada masyarakat.

Kegiatan awal dan akhir tahun, yaitu dengan membaca do’a akhir tahun

dan awal tahun bersama - sama.

Gb. 24. Foto pada waktu kegiatan santunan anak yatim piatu

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw. Masjid Agung Kudus biasanya

mengadakan khotmil qur’an sehari sebelum hari H, selanjutnya pembacaan al-

Page 50: Proposal praktikum fix fix fix

44

barjanji, setelah tiba hari H selanjutnya masjid agung kudus mengadakan

pengajian umum , khitanan massal, santunan anak yatim dan lain-lain.

Gb. 25. Foto perpustakaan Masjid Agung Kudus

(Dokumentasi peneliti pada tanggal 28 Desember 2013)

Masjid Agung Kudus juga sempat memiliki perpustakaan baca umum

yang tempatnya dibelakang masjid, perpustakaan ini didirikan oleh salah satu

pengurus masjid bernama Mustaqim dan akhirnya perpustakaan ini ditutup karena

ditinggal pengurusnya, karena kuragnya petugas, sehingga banyak pembaca yang

tidak mentaati tata tertib. Banyak pembaca yang tidak mengembalikan bukunya.

Sehingga dengan adanya hal tersebut perpustakaan ditutup untuk umum. Adapun

kondisi perpustakaan masjid agung kudus sekarang adalah tidak terawat, dan

berada di serambi masjid bagian depan sebelah kiri.

Dalam menentukan waktu sholat fardhu, Masjid Agung Kudus

menggunakan patokan yang dibuat oleh KH. Turaikhan Adjhuri Assarofi (Alm),

yang mana patokan tersebut juga digunakan oleh masjid menara, dan patokan ini

Page 51: Proposal praktikum fix fix fix

45

digunakan sejak dulu dan sampai sekarang, kemudian diikuti oleh masjid – masjid

yang lain se Kudus sebagai penentuan waktu sholat fardhu.21

VI. BENTUK KEGIATAN DAN PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN

MASJID (KEGIATAN BISNIS)

Masjid merupakan simbol keislaman. Masjid tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan umat Islam, karena Masjid merupakan simbol ketundukan umat Islam

kepada Allah swt. Kata Masjid terulang dua puluh delapan kali dalam Al-Qur’an.

Secara bahasa Masjid berasal dari kata sajada-sujud yang mempunyai artinya

patuh, taat, tunduk dengan penuh hormat. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut,

dan kaki ke bumi, atau bersujud ini adalah bentuk lahiriyah yang paling nyata dari

makna-makna tersebut. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan

untuk shalat disebut Masjid, “tempat bersujud”.

Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat

kaum Muslim. Tapi karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh,

hakikat Masjid menjadi tempat melakukan segala aktivitas yang mengandung

kepatuhan kepada Allah swt. Al-Qur’an menegaskan bahwa Masjid merupakan

tempat orang berkumpul melakukan sholat secara berjamaah, dan meningkatkan

solidaritas serta silaturrahmi di antara sesama kaum muslim. Masjid juga

berfungsi sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam seperti diskusi,

mengaji, dan memperdalam ilmu-ilmu pengetahuan agama serta pengetahuan

umum. Selain itu, masjid juga berfungsi sebagai menejemen pengelolaan

keuangan.

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada

konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis

dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti “sibuk” dalam

konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian, sibuk

mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

21 Hasil wawancara dengan Bapak Masrukhan selaku kepala kantor Masjid Agung Kudus,pada tanggal 17-12-2013

Page 52: Proposal praktikum fix fix fix

46

Ada dua istilah dalam dunia bisnis, yaitu Provit dan Non Provit, profit

adalah keuntungan atau nilai lebih yang diperoleh setelah dikurangi modal serta

biaya lainnya, seperti kantin kejujuran, pengobatan gratis dll. sedangkan Non

Provit adalah suatu kegiatan yang tidak membutuhkan modal tetapi terkadang

mendapatkan keuntungan dan terkadang tidak mendapatkan keuntungan, seperti:

kas parkir kendaraan sepeda motor, kas masjid (kas bulanan, kas jama’ah sholat

jum’at).

Adapun bisnis protif yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus antara Lain

adalah :

a) Kantin Kejujuran

Kantin mungkin banyak ditemui dilembaga-lembaga formal

maupun non formal. Kantin ini, sudah selayaknya kalau

menyediakan barang-barang kebutuhan siap pakai bahkan makanan

ringan atau minuman ringan. Kantin ini, memang biasanya

ditemukan selalu adanya penjaga dan barang-barang yang siap jual

maupun ada juga kantin yang tidak seperti hal diatas tidak ada

penjaga dan barangnya terbatas bahkan tempatnya pun sangat

terbatas. Kantin jenis inilah yang ada di Masjid Agung Kudus

dengan nama kantin kejujuran.

Adanya kantin kejujuran, yaitu menjual minuman berbagai

produk dan jangan heran jika pembeli tidak menemui seorang

penjaga di kantin tersebut, meski banyak pembeli "menyerbu"

minuman yang disediakan, sang penjaga kantin tidak akan pernah

muncul. Uniknya, pembeli memahami benar keadaan itu. Mereka

akan mengeluarkan uang dari saku dan meletakkannya dalam kotak

khusus saat mengambil minuman, yang jumlahnya sesuai dengan

harga banderol, dengan uang yang pas. Bukankarena penjaga

kantin sedang berhalangan atau sakit.melainkankantinitu memang

tidak memiliki penjaga. Hanya kejujuran pembelilah yang

memegang peran dalam kegiatan operasional kantin tersebut

Page 53: Proposal praktikum fix fix fix

47

sehari-hari.Rugikah? Tentu saja tidak, selama kejujuran dapat

ditegakkan oleh para pembeli.

Kas kantin kejujuran berdasarkan hasil wawancara dengan

bapak Masrukhan selaku pengurus masjid dibukanya tidak ada

waktu rutin yang pasti, namun berdasarkan kebutuhan dan prediksi

dari pengelola tersebut. Untuk tahun 2013 kas kantin kejujuran

dibuka selama sebelas bulan mulai bulan januari sampai november,

kas kantin 2013 mendapatkan saldo tiga juta rupiah. Hal ini tidak

akan di Crosscheck dengan barang yang dijual, sehingga tidak

pernah mempertimbangkan uang modal yang disediakan dengan

pendapatan yang dihasilkan. Dan hasil tersebut digunakan untuk

dibelanjakan produk minuman kembali.

Konsep yang sangat sederhana, namun mungkin akan

sangat sulit dalam pelaksanaannya. Sekilas, kantin ini

tidakberbedadengan kebanyakan kantin lainnya. Perbedaanya

hanya dalam pola pembayaran yang menitikberatkan pada

kesadaran pembeli."Kantin Kejujuran ini juga menjadi ajang

pembelajaran bagi generasi muda tentang pentingnya kejujuran

terhadap diri sendiri, lingkungan, hingga bangsa dan negara."

b) Pengobatan

Selain ada kantin kejujuran, dalam Masjid Agung

disediakan Pelayanan Kesehatan gratis yang diselenggarakan oleh

pengurus masjid yang ditujukan untuk masyarakat umum, dalam

menyelenggarakan kegiatan ini pengurus (pihak masjid) bekerja

sama dengan puskesmas Desa Wergu Kecamatan Jati Kabupaten

Kudus dan honor untuk dokter pada pengobatan gratis ini

mendapat honor dari dana APBD (Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah), masjid agung hanya dikenai biaya pembelian

obat-obatan saja.

Page 54: Proposal praktikum fix fix fix

48

Kegiatan ini diadakan setiap jum’at pagi dari pukul 09.00

sampai pukul 11.00 WIB. Bagi para pasien yang berobat dikenakan

biaya duaribu rupiah untuk mengganti biaya administrasi saja. Di

sini pasien harus mengambil nomor urut antrian terlebih dahulu

dan membayar biaya administrasi, setelah itu menunggu nomor

antriannya di panggil baru di periksa.

Selain hari jumat tersebut pengobatan juga di buka pada

hari Ahad pagi awal bulandisetiap bulanya kegiatan ahad ini

bukan dilakukan dokter yang biyasanya jaga dihari jum’at tetapi

dijaga oleh salah satu pengurus masjid yang kebetulan berprofesi

sebagai dokter hal ini sangat mendukung pengurus masjid karna

selama ini sangat susah mencari tenaga medis.22

Pengobatan ini dilakukan atas kesadaran dari masing-

masing pihak dan bukan sama sekali kegiatan yang bersifat

struktural.

c) Lembaga Pendidikan

Bidang Pendidikan Masjid Agung Kudus mempunyai

sebuah Lembaga Pendidikan yaitu TPQ dan TK yang berlokasi

dibelakang Masjid Agung Kudus. Adapun jadwal kegiatan

Lembaga Pendidikan TK Masjid Agung Kudus dimulai dari pukul

07.30 sampai dengan pukul 11.30 WIB. Dan TPQ Masjid Agung

Kudus dimulai dari pukul 15.00 sampai dengan pukul 17.00 WIB.

d) BidangKeagamaan

Dalam bidang keagamaan Masjid Agung Kudus

mempunyai program program kegiatan keagamaan diantaranya

yaitu Pengajian umum hari ahad pagi pada awal bulan atau biasa

disebut dengan kegiatan APAB ( Ahad Pagi Awal Bulan ),

kegiatan Qira’atul Qur’an Murattal yang diselenggarakan setiap

malam ahad setelah sholat maghrib dan dipipmpin oleh Ikatan

22Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agungKudus). Hari Senin tanggal 4 Januari 2014 pukul. 12.30 WIB

Page 55: Proposal praktikum fix fix fix

49

Pembina Qori’ Qori’ah ( IPQOH) cabang Kudus, Tadarus Al-

Qur’an kepada Bapak-bapak dan ibu-ibu yang diselenggarakan

setiap malam selasa setelah jama’ah sholat isya’ dan dipimpin oleh

para pengurus Masjid Agung Kudus sendiri, Pengajian Tafsir

Showi bagi ibu- ibu setiap jum’at ba’da ashar dan dipimpin oleh

KH. Azwar Anas, pengajian rutin setiap hari rabu setelah sholat

maghrib Pengajian ini mengkaji kitab kuning atau kitab Irsyadul

Ibad yang diampu oleh bapak KH. Ahmad Asnawi, dan juga

penyelenggaraan sholat jumat.

Sedangkan bisnis Non Provit yang dikelola oleh Masjid Agung Kudus

antara lain :

a) Jasa Parkir

Masjid Agung Kudus walaupun terletak ditengah kota tapi

masih mempunyai halaman depan Masjid yang cukup luas.

Halaman ini sifatnya multi fungsi pada hari-hari tertentu bisa

dijadikan tempat pengajian, sedangkan hari yang lain digunakan

juga untuk sholat seperti Idul Fitri maupun Idul Adha, bahkan

sholat Jum’at. Namun setiap harinya khususnya setelah Dhuhur

halaman ini dijadikan jasa parkir.

Jasa parkir yang dilakukan oleh pengelola Masjid Agung

Kudus, mengingat lokasi Masjid yang berada ditengah kota dan

padatnya kendaraan diwilayah Kudus, serta banyaknya jama’ah

sholat yang datang dari berbagai daerah dengan mengendarai

kendaraan roda empat maupun roda dua. Agar jama’ah sholat

merasa nyaman dan aman kendaraan yang diparkir dijaga dan

ditata oleh pengurus Masjid Agung Kudus. Gratis, adalah slogan

yang digunakan oleh pengelola Masjid Agung Kudus sebagai

layanan kepada jamaah. Sehingga seakan-akan parkir dihalaman

Masjid ini menjadi primadona para pengendara motor.

Untuk menjaga ketertiban kendaraan, pengelola

menyediakan nomor dan tanda pengenal kendaraan yang diparkir

Page 56: Proposal praktikum fix fix fix

50

layaknya penitipan, sebagai ganti layanan, Masjid Agung Kudus

pengelola hanya menyediakan kotak amal. Meskipun tidak ada tarif

untuk parkir kendaraan dan hanya mengandalkan keikhlasan,

namun penghasilan yang didapat dari parkir kendaraan tersebut

sangat luarbiasa dan melebihi target, kas jasa parkir perminggunya

dapat menghasilkan kira-kira dua juta rupiah.23

b) Kas Masjid

Selain dari jasa parkir, sumber dana Masjid Agung Kudus

juga diperoleh dari kas masjid. Pemasukan dari kas masjid

diperoleh dari kas setiap bulannya (kas Besar) dapat mencapai

sepuluh sampai tiga puluh juta rupiah, dan pemasukan yang

dihasilkan dari kas tiap hari jumat (waktu sholat jumat), dalam

anggarannya pemasukan mencapai empat sampai lima juta rupiah

dari jamah sholat jum’at.24

Selain dari kas bulanan (kas besar) dan kas tiap hari

jum’at.Sumber dana juga diperolehdari para donatur di antaranya

yaitu: dari pabrik pabrik ternama di kota kudus seperti pabrik

polytron, Pabrik Sukun, Pabrik Djarum, Perusahaan Jenang 33, dan

perusaan Besar Lainya yang ada di kota Kudus, para donatur

dengan sangat senang memberikan shodaqohnya untuk

pengelolaan masjid, dan rata-rata dengan jumlah yang tidak

sedikit25.

Sekilas tentang pengurus masjid tersebut, secara

keseluruhan mereka mendapatkan upah atau bisyarohnya dari uang

kas masjid yaitu sekitar sepuluh juta rupiah perbulan sedangkan

23Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid AgungKudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjidAgung Kudus

24Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus MasjidAgung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013 ,pukul 18:37:23, di kediaman beliau

25Hasil wawancar dengan Bpk H. Rif’i Noor, Selaku pernah menjadi pengurus MasjidAgung Kudus, Pada tanggal 16Desember 2013 ,pukul 18:37:23, di kediaman beliau

Page 57: Proposal praktikum fix fix fix

51

untuk petugas imaroh, kas Masjid mengeluarkan uang yakni sekitar

dua juta rupiah perbulanya.26

Pengeluaran uang kas Masjid Agung Kudus dpat di bagi

dua yang bersifat rutin dan yang bersifat temporar. Uang rutin

trmsuk d dlmny adl uang listrik masjid,listrik TPQ, dan telp, juga

untuk peralatan klining servis, perawatan berkala seperti

pengecatan, dan lain sebagainya.27

Kegiatan-kegiatan diatas merupakan usaha dan

pengembangan menejemen Masjid Agung Kudus seiring

perkembangan situasi dan kondisi Kota Kudus ada banyak kegiatan

yang dilakukan oleh Masjid yang terletak disebelah barat alun alun

kota kudus ini, yaitu kegiatan-kegiatan yang berorientasi

keagamaan (Non profit) dan ada juga kegiatan yang berorientasi

profit namun dalam balutan keagamaan dan tidak semata-semata

mencari keuntungan sebesar-basarnya.

Salah satu pendukung utama bagi berhasilnya program dan

aktivitas masjid adalah bagusnya menajemen keuangan masjid.

Manajemen keuangan masjid meliputi pengadaan uang,

pembelajaan yang tepat, administrasi keuangan yang baik.

Sehingga tumbuh kepercayaan bagi pengurus masjid yang dengan

demikian juga akan mengundang orang lebih senang beramal.

VII. KEGIATAN MASJID PADA HARI- HARI BESAR ISLAM

PHBI atau Peringatan Hari Besar Islam diperingati oleh umat Islam setiap

tahunnya. Merayakan hari besar Islam merupakan bentuk peringatan terhadap

berbagai peristiwa penting dalam sejarah Islam. Diantara beberapa peringatan hari

besar Islam tersebut yang diperingati oleh umat muslim adalah Tahun Baru

26Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid AgungKudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjidAgung Kudus

27Hasil Wawancara dengan Bpk. Masrukhan, Jabatan,Kepala Kantor Masjid AgungKudus, Skretaris I,Tanggal,17 Desember 2013,Pukul.10.00-10.51 WIB,Tempat ,KantorMasjidAgung Kudus

Page 58: Proposal praktikum fix fix fix

52

Hijriyyah, Hari Asy-syuro (10 Muharram), Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, Ramadhan,

Idul Fitri, dan Idul Adha.

Perayaan untuk memperingati hari besar Islam tersebut ditandai dengan

kegiatan ibadah, seperti pengajian, puasa, ceramah agama, maupun shalat. Hal ini

mendapat respon oleh pengurus Masjid Agung Kudus untuk merayakan dalam

memperingati hari besar Islam tersebut dengan mengadakan kegiatan sebagai

berikut.

1. 1 Muharram (Tahun Baru Hijriyyah)

Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun

kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Dengan kata lain tahun baru

Islam atau biasa orang menyebutnya dengan 1 (satu) Muharram adalah hari

pertama dalam tahun baru hijriyyah. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Bapak Masrukhan selaku pengurus Masjid Agung Kudus, perayaan Hari

Besar Islam satu Muharram dari tahun-tahun sebelumnya selalu berbarengan

dengan kegiatan Pondok al-Muayyad yang berada di Simpang 7 Kudus. Hal

ini yang membuat Masjid Agung Kudus memutuskan untuk bekerja sama

dengan pondok al-Muayyad dalam kegiatan perayaan tahun baru Hijriyyah.

Secara kronologi kodisi ini bermula dari pihak Masjid Agung Kudus

sendiri yang sebenarnya ada keinginan untuk mengadakan kegiatan sendiri,

namun karena setiap datang tahun baru hijriyyah di Simpang 7 sudah di

back up oleh pondok al-Mu’ayyad dengan mengadakan kegiatan khataman

al-qur’an, maka Masjid Agung Kudus pun akhirnya bekerja sama dengan

pihak luar tersebut untuk memperingati tahun baru hijriyyah.

Kegiatan PHBI tahun baru hijriyyah diawali terlebih dahulu dengan

khataman al-qur’an pada hari terakhir menjelang tahun baru hijriyyah, lalu

dilanjutkan dengan pembacaan do’a akhir tahun pada sore hari ba’da ashar.

Dan kemudian disambung dengan membaca do’a awal tahun bersama-sama

juga di Masjid Agung Kudus ba’da maghrib.

Ada hal yang unik dalam peringatan tahun baru hijriyah di Masjid

Agung Kudus ini, yakni ada pada kegiatan Khataman Qur’an yang

dilaksanakan dengan kerjasama dari pihak luar yaitu pondok al-Muayyad.

Page 59: Proposal praktikum fix fix fix

53

Khataman al-Qur’an diikuti secara sukarela oleh para guru TPQ sekabupaten

Kudus yang menginduk di Kudus sekitar 1000 guru TPQ Qira’ati. Dan

untuk memperingati Tahun Baru Hijriyyah pada tahun 1435 H kemarin,

Masjid Agung Kudus telah berhasil menghatamkan sebanyak 39 Khataman

Qur’an yang diikuti oleh para guru TPQ Qira’ati tersebut. Kegiatan

kerjasama ini bisa dikatakan rutin tiap tahun. Karena hampir setiap tahun

baru hijriyyah, dari pihak Masjid Agung Kudus selalu bekerja sama dengan

pihak luar tesebut.

Dana yang diperoleh untuk menunjang kegiatan tahun baru hijriyyah

yang berlangsung ini berupa perolehan dari pengajuan proposal yang dibuat

oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan.

2. 10 Muharram (Hari Asyuro)

Bagi umat Muslim, 10 Muharram atau dikenal dengan Asy-syuro

merupakan salah satu hari yang cukup istimewa. Banyak umat yang

menjalankan ibadah puasa pada 9 dan 10 Muharram. Bagi sebagian

kalangan, Asy-syuro juga menjadi momentum untuk saling berbagi dengan

anak yatim.

Hal itu juga yang dilakukan olah para pengurus Masjid Agung

Kudus. Dalam memperingati Hari Asy-Syuro, Masjid Agung Kudus

mengadakan kegiatan santunan anak yatim. Untuk santunan 10 Muharram,

Masjid Agung Kudus mengambil perwakilan dari tiap kecamatan di

kabupaten Kudus. Dari masing-masing utusan Kecamatan se Kabupaten

kudus tahun 2012 mendapatkan sekitar 150 anak yatim. Yakni dengan

kriteria anak yatim yang maksimal usia 10 tahun, yang diambil atau dipilih

dari non panti atau bukan dari panti.

Dana yang diperoleh untuk kegiatan santunan anak yatim dalam

memperingati hari besar 10 Muharram ini diperoleh dari pengajuan proposal

yang dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke berbagai dermawan dan

juga diperoleh dari para dermawan yang sukarela memberi santunan berupa

barang untuk anak yatim tersebut.

3. 12 Rabiul Awal (Maulid Nabi)

Page 60: Proposal praktikum fix fix fix

54

Pada hari kelahiran Nabi Muhammad SAW 12 Rabiul Awal ini,

Masjid Agung Kudus mempunyai agenda rutinan. Dari tanggal 1 – 12

Rabiul Awal, diadakan pembacaan al-barzanji lengkap dengan terbang

papatnya, kemudiaan diadakan khatmil qur’an, dan khitanan masal.

Pembacaan al-barzanji disini yang dibaca adalah semuanya, dalam

artian dibaca komplit (semua). Ini berlaku untuk umum. Jadi jika ada

jama’ah yang ingin mengikuti kegiatan maulud nabi ini, bisa. Lalu untuk

khitanan massal yang diselenggarakan untuk memperingati Maulid Nabi ini,

selalu dibatasi. Namun, setiap tahunnya selalu meningkat. Seperti tahun

2011 dibatasi 50 anak, lalu 2012 di ikuti 60 anak, dan yang terakhir 2013

diikuti oleh 75 anak. Prosesi khitanan massal ini diikuti dari kalangan umum

(bebas) di sekitar kabupaten Kudus.

Jadi urutannya, dari tanggal 1 – 12 rabiul awal diadakan berzanji atau

pembacaan al-barzanji tiap malam dengan terbang papat28 (setiap harinya

perwakilan terbang papat dari perkecamatan). Kemudian pada tanggal 12

nya kegiatan khitanan masal, dilanjut khotmil qur’an dan pembacaan al-

barzanji semuanya komplit dengan rebana modern. Dan dana yang

digunakan dalam acara ini adalah dana dari pengajuan proposal ke

dermawan.

Untuk kegiatan maulid nabi yang berlangsung tiap tahunnya di

Masjid Agung Kudus ini, dananya diperoleh dari pengajuan proposal yang

dibuat oleh pengurus Masjid Agung Kudus ke para dermawan.

4. 27 Rajab (Isra’ Mi’raj)

28Terbang Papat, seni musik asli Kudus ini pernah berhasil meraih rekor Museum RekorIndonesia (MURI) kategori Tabuh Terbang Papat Terlama. Tabuh Terbang Papat berlangsungselama lima hari sejak Minggu hingga Kamis (15-19/07/2012) di Serambi Masjid Agung Kudus.Aksi yang juga digelar untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan ini melibatkan 130kelompok Terbang Papat se-Kabupaten Kudus yang tergabung dalam Forum Komunikasi TerbangPapat (FKTP) Kudus. Mereka berhasil menabuh terbang 87 jam tanpa henti. Melampaui targetwaktu yang direncanakan sebelumnya, yakni 83 jam.

Page 61: Proposal praktikum fix fix fix

55

Kegiatan pada peringatan isra’ mi’raj sekarang ini tidak selalu ada

kegiatan rutinan di Masjid Agung Kudus. Jadi dulu sempat ada acara rutinan

pengajian umum oleh Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid

Agung Kudus) 29. Jam’iyyah tersebut masih berdiri sampai sekarang. Namun

seiring perjalanan, nampaknya tidak begitu seirama dengan pengurus masjid.

Karena pengurusnya sudah berganti periode, dan setiap ketua itu punya gaya

pemimpin yang berbeda maka sekarang sudah tidak ada pengajian umum

rutinan untuk isra’ mi’raj. Baru tahun 2012 diisi atau diganti dengan

sarasehan remaja Masjid Agung Kudus dan kegiatan pembinaan.

5. Bulan Ramadhan dan 1 Syawal ( Hari Raya Idul Fitri)

Di bulan ramadhan yang suci, Masjid Agung Kudus mempunyai

banyak agenda rutin seperti pengajian menjelang buka puasa, buka puasa

bersama, tarawih bersama, dan tadarus bersama setelah shalat tarawih.

Untuk semua kegiatan ramadhan tersebut, Masjid Agung Kudus mendapat

suntikan dana untuk mempersiapkannya dari dermawan yang datang sendiri,

dermawan dari pengajuan proposal yang dilakukan Masjid Agung Kudus,

dari pabrik-pabrik seperti pabrik Sukun, Noroyono dan Langsep, dan dari

produk sponsor lainnya.

Pengajuan proposal untuk ramadhan biasanya ada dua macam.

Proposal permintaan uang tunai, dan proposal permintaan snack untuk buka

puasa dan pengajian. Untuk harian dalam bulan ramadhan, Masjid Agung

Kudus menyediakan sekitar 150 – 250 makanan.

Selain itu, Masjid Agung Kudus juga memberikan santun kepada

anak yatim (dari panti). Biasanya yang diambil sekitar 500 anak yatim. Dan

santunan anak yatim bulan ramadhan biasanya dilaksanakan pada kamis

malam jum’at pada bulan ramadhan. Santunan anak yatim ini dilakukan satu

kali dalam bulan ramadhan tersebut.

29 Jam’iyyah Sabilul Huda (Jam’iyyah Putri Masjid Agung Kudus) masih berdiri sampaisekarang namun sekarang perputaran wilayah pengajiannya disekitar desa demaan, makanyasekarang disebut Jam’iyyah Demaan.

Page 62: Proposal praktikum fix fix fix

56

Untuk zakat fitrahnya, Masjid Agung Kudus siap menyalurkan bagi

masyarakat yang ingin berzakat fitrah. Biasanya pihak panitia atau pengurus

Masjid Agung memasang spanduk untuk memberitahukan informasi bagi

yang ingin membayar zakat dengan menitipkannya melalui pihak Masjid

Agung Kudus. Biasanya pengumpulan zakat fitrah ini dibuka selama bulan

puasa, dan untuk pembagian zakat fitrah dilakukan setelah isya’. Pembagian

zakat fitrah diutamakan diberikan ke masyarakat sekitar Masjid Agung

Kudus yang membutuhkan.

Lalu untuk pelaksanaan sholat idul fitri, itu banyak jama’ahnya.

Hampir semua yang diluar kota yang pada pulang ke Kudus memenuhi

masjid sampai Ramayana samapai ke timur lagi. Pada kegiatan shalat Id

bukan hanya idul fitri saja melainkan idul adha juga, di Masjid Agung

Kudus para pengurus Masjid Agung Kudus biasanya mengambil imam dan

khatib langsung dari imam Masjid Agung Kudus. Hal ini dikarenakan untuk

efektifitas kegiatan, namun terkadang juga mengambil imam dari luar kota,

seperti halnya Bpk. Abdul Jalil, Bpk.Rofiq Halim, Bpk Abdul Hadi (Mantan

Rektor Stain Kudus), dan Bpk.Syaefur Rohkman.

6. 12 Dzulhijjah (Hari Raya Idul Adha)

Untuk kegiatan Idul Adha di Masjid Agung Kudus, rutinnya paginya

diadakan shalat Idul Adha terlebih dahulu, selanjutnya melaksanakan

pemotongan hewan qurban. Data yang peneliti peroleh untuk tahun 2011

yakni 5 kerbau dan 23 kambing, tahun 2012 yaitu 6 kerbau dan 17 kambing,

dan untuk tahun 2013 Masjid Agung Kudus memperoleh 6 ekor kerbau dan

13 ekor kambing. Untuk tahun kemarin tahun 2013 memperoleh sekitar

2500 bungkus daging qurban. Daging qurban tersebut nantinya akan

dibagikan kepada masyarakat sekitar desa Demaan yakni 1200 bungkus,

permohonan surat masuk dari beberapa ponpes 800 bungkus, dan untuk

masyarakat umum termasuk para pengurus Masjid Agung Kudus sekitar 500

bungkus.

Page 63: Proposal praktikum fix fix fix

57

Sistem pembagian daging qurban untuk beberapa tahun sebelumnya

menggunakan pembagian kupon, namun untuk beberapa tahun ini tidak

menggunakan kupon karena dengan menggunakan kupon biasanya para

pemilik kupon tidak langsung mengambil daging qurban tersebut.

Nah, untuk evaluasi. Sebenarnya hampir di awal tahun, Masjid Agung selalu

mengadakan evaluasi dari kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam yang

sudah berjalan. Namun terkadang ditengah jalan sering ada kendala atau ada

masalah, jadi yang ada kegiatan-kegiatan peringatan hari besar islam dilakukan

seperti tahun-tahun sebelumnya. Jadi kegiatannya tetap, hanya saja mungkin yang

berbeda adalah jama’ah yang bertambah atau berkurang, dsb. Seperti salah satu

contoh kegiatan khitanan masal dalam memperingati Maulid Nabi, kegiatan

khitanannya masih berjalan dari tahun ke tahun, hanya saja yang berbeda adalah

jumlah peserta khitanan masal dari tahun ke tahun yang jumlah pesertanya

semakin banyak.

Pada dasarnya semua kegiatan PHBI Masjid Agung Kudus yang besifat

sosial, dananya didapat dari pengajuan proposal ke para dermawan yang

dilakukan oleh pengurus Masjid Agung Kudus.

VIII.ULAMA’ YANG DIHASILKAN MASJID AGUNG KUDUS

Masjid Agung Kudus, selain berfungsi sebagai tempat I’tikaf dan

beribadahnya orang-orang muslim kepada Sang Maha Pencipta dan Maha Tinggi

yaitu Allah SWT sebagai bentuk ketaqwaan seorang hamba terhadap penciptan-

Nya, Masjid Agung Kudus juga ikut berperan dalam membina dan mencetak

orang-orang besar (ulama’-ulama’) yang nantinya akan meneruskan tongkat

estafet dari ulama’-ulama terdahulu untuk meneruskan dakwah kepada kaum

muslimin di Kudus pada khususnya dan pada kaum muslimin di seluruh penjuru

dunia pada umumnya.

Diantara orang yang saat ini telah menjadi orang besar yang pernah

menimba ilmu di Masjid Agung Kudus adalah bapak H. Abdul Ghofur bin

Page 64: Proposal praktikum fix fix fix

58

Muzammil, yang saat ini beliau masih berada di Mesir untuk melanjutkan study

S2 beliau disana.

Kemudian yang kedua adalah bapak Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh juga

pernah menimba ilmu (ngaji) di Masjid Agung Kudus. Meskipun dalam

wawancara yang telah kami lakukan beliau enggan disebut sebagai salah satu

orang-orang besar atau ulama’. Namun, menurut hemat peneliti bahwa beliau

merupakan salah satu tokoh besar hasil binaan Masjid agung Kudus.30 Karena

beliau pernah menempati jabatan penting di Pemerintahan maupun sosial

Kemasyarakatan. Diantaranya adalah beliau pernah menjabat sebagai kepala

Kantor Urusan Agama (KUA) Kabupaten Kudus.31

Selain itu, beliau pernah menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Masjid

Agung Kudus selama 2 periode berturut-turut yaitu tahun 1997-2002 dan tahun

2002-2007.32 Saat ini beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan diantaranya saat ini beliau menjadi

salah satu khotib di Masjid Agung Kudus. Beliau bertugas setiap hari jum’at legi

pada saat sholat jum’at. Selain itu beliau juga masih aktif dalam kegiatan sosial

kemasyarakatan khususnya bidang keagamaan di daerah sekitar rumahnya yaitu

daerah Mlati.

Selain dua tokoh diatas, masih ada nama-nama lain yang pernah mengikuti

majlis ilmu di Masjid Agung Kudus antara lain bapak Heru Sujatmoko (Wakil

Gubernur Jawa Tengah), bapak Tamzil,MT (Mantan Bupati Kudus), bapak Amin

Munajat (Mantan Bupati kudus), bapak Darsono (Mantan Bupati kudus), Drs.H.

Noor Badi,MM (Direktur Urusan Haji Kemenag Jawa Tengah sekaligus Ketua

Umum Pengurus Masjid Agung Kudus tahun 2007-2012 dan 2012-ssekarang),

Drs.H. Akhmad Mundakir,M.Si (PNS di Kemenag Kabupaten Pati), Drs.H.

30Data diperoleh dari narasumber Drs.KH. Abdullah Afif Soleh (mantan ketua pengurusMasjid Agung Kudus) pada hari jum’at tanggal 13 Desember 2013.

31Data diperoleh berdasarkan keterangan dari Departemen Agama kabupaten Kudus.Tanggal 6 Desember 2013

32Data diperoleh dari Pengurus Masjid agung Kudus yang sekarang masih aktif. Tanggal5 Desember 2013

Page 65: Proposal praktikum fix fix fix

59

Ahmad Sururi (Kemenag Kabupaten Kudus Urusan Haji), Drs.H.Kholid Seif

(Kepala Inspektorat Kabupaten Kudus), Drs.H. Su’udi, M.Pd.I (Kemenag

Kabupaten Kudus), Drs. Nor Fanani (Kemenag Kabupaten Kudus dan mantan

kepala SMP NU Putri Nawa Kartika), bapak Masruchan,S.Pd.I(pengurus Masjid

Agung Kudus), bapak Zaenal Fahmi, S.Ag (Kemenag Kabupaten Kudus) bapak

H. Muhammad Hilmy,SE (Direktur Mubarrok Food), Ir.H. Shofian ZN (Mantan

Direktur Percetakan Menara yang sekarang menjadi Konsultan Mekanikal disalah

satu perusahaan di Jakarta), bapak Abdul Ghofur,LC (Dosen di Bekasi),

dr.H.Kadarusman (seorang dokter yang membuka praktek di daerah Gebog),

M.Sugiono (Kepala Desa Demaan), H.Suswono (pensiunan Dinas Kesehatan),

Hj.Maesaroh (mantan DPRD Kudus 3 periode), KH. Idham Kholid,SH.MH

(mubaligh dari Demak), bapak H.Muzammil Karsani (pengusaha Biro Perjalanan

Haji “ALMA TOUR”), Hj. Maryuni Faqih (Bendahara di Balai Pengobatan

“Masyithoh”), KH. Umar Faruq (tokoh masyarakat Glantengan), bapak. Subchan

(tokoh masyarakat Colo), bapak Mansur (tokoh masyarakat panjang Jambean

Purworejo), bapak Junaidi (Kesra Desa Mayong), bapak Mahfud Mahmudi (Kesra

Desa Demaan), H.Musta’in Yanis (tokoh masyarakat di Singocandi), bapak Rusli

Yahya (tokoh masyarakat Demaan), Hj. Maryuni faqih (tokoh masyarakat Panjang

Bae), KH. Muchlis Faidhoni ( tokoh masyarakat Demaan Kudus), Habib alwy

(tokoh masyarakat Kudus), Habib Abubakar (tokoh masyarakat Kudus), Habib

Mahir (tokoh masyarakat Kudus), Darun Nafis (Guru di Qudsiyyah Kudus), H.

Abdullah Rosyad (guru di Qudsiyyah Kudus), bapak Arief Farizi,S.Pd (guru

SMK Grafika), bapak Achmad Latif,S.Ag (guru NU SMA NU Al-Ma’ruf Kudus,

bapak Silahuddin,S.Ag (guru TBS Kudus), bapak M. Khoiroan Amala,Amd (guru

MI Damaran), Moh. Dzori (pengusaha percetakan di Purwodadi), H. Asyrofi

(pengusaha kertas di Pasuruhan Kidul), M. Ismail ( pengusaha di Sumatra), Ibnu

Mas’ud (pengusaha di Palembang Sumatara Selatan), H. Ghufron (pengusaha

Sablon di Honggosoco), bapak Musta’in (karyawan Pusaka Raya yang saat ini

berdomisili di Mejobo Kudus), bapak Agus Yono (pengusaha pasar Kliwon yang

saat ini berdomisili di Singocandi), H. Nur Hadi (pengusaha pasar Kliwon yang

Page 66: Proposal praktikum fix fix fix

60

saat ini berdomisili di Demaan), ibu Endah Apriliani ( guru TPQ Masjid Agung

Kudus).33

Berhasilnya orang-orang besar yang pernah menimba ilmu di Masjid

Agung Kudus tidak terlepas dari peran ulama-ulama terdahulu yang dengan

keikhlasannya mengamalkan dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dimilikinya

sehingga lahirlah orang-orang besar seperti Bpk H. Abdul Ghofur bin Muzammil

dan Bpk Drs. KH. Abdullah Afif Sholeh, dkk. Diantara ulama’-ulama’ yang

pernah mengamalkan ilmunya di Masjid Agung Kudus adalah :

1. KHR. Asnawi (Pengasuh Ponpes Roudhotut Tholibin, Bendan)

2. KH. Ahmad Minan Zuhri( Damaran), beliau merupakan cucunya KHR.

Asnawi.

3. Dr. KH. Musthofa Shonhaji, MA ( Panjunan), beliau merupakan mantan

Dekan Ushuluddin IAIN Walisongo yang sekarang telah berubah status

menjadi STAIN Kudus.

4. KH. Umar Faruq ( Glantengan)

5. Dan sekarang yang masih aktif mengajar kitab kuning di Masjid Agung

Kudus adalah KH Asnawi ( Padurenan), KH.Sholikhin (Salam).34

Ulama’-ulama’ diatas berjasa dalam pendidikan yang ada di Masjid Agung

Kudus, karena dengan keikhlasannya telah mengajarkan ilmu-ilmunya melalui

pengajian kitab kuning kepada para jama’ah Masjid Agung Kudus.

Selain ulama-ulama yang mengajarkan kitab kuning. Ada pula ulama’ yang

mengisi kegiatan harian Masjid Agung Kudus, seperti Imam sholat rawatib,

Muadzin/ Qori’ dan pada kegiatan sholat jum’at seperti Khotib, Bilal/Muraqqi.

Untuk menjadi petugas dalam kegiatan ada kriteria-kriteria khusus diantaranya:

33 Data diperoleh dari keterangan bapak Mahfud Mahmudi (pengurus Masjid agungKudus). Hari Senin tanggal 6 januari 2014 pukul. 12.30 WIB

34Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus MasjidAgung Kudus).Tanggal 13 Desember 2013

Page 67: Proposal praktikum fix fix fix

61

Orang-orang yang bertugas dipilih berdasarkan hasil kesepakatan dari pengurus

yang masih aktif pada saat itu.35

Selain itu ada kriteria lain untuk menjadi petugas kegiatan di masjid agung

Kudus:

Untuk menjadi seorang khotib dan Imam harus memenuhi criteria yaitu

menguasai ilmu agama, berwawasan luas khususnya wawasan tentang

agama, perilaku beliau di lingkungan masyarakat tidak menyimpang dari

norma-norma yang berlaku dimasyarakat.

Dan untuk imam sholat harus seseorang yang bacaan tajwidnya bagus.

Untuk menjadi seorang Muaddzin / Qori’, Muroqqi, dan Bilal harus

memenuhi kriteria khusus yaitu : seseorang tersebut harus mempunyai

suara yang indah, bacaan tajwidnya juga bagus.36

IX. PENUTUP

Alhamdulillah, proposal ini telah selesai disusun berkat izin dan ridho Allah

SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran kepada kami. Dan kami

pun menyadari bahwa proposal ini tentunya masih banyak kesalahan dan

kekurangan. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca

sangat peneliti harapkan dan semoga karya ini bermanfaat untuk semuanya. Amin.

35Keterangan diperoleh dari bapak. H. Rifa’i Noor (mantan pengurus Masjid AgungKudus). Hari selasa tanggal 10 Desember 2013

36Keterangan dari bapak Drs.KH. Abdullah Afif Sholeh (mantan ketua pengurus MasjidAgung Kudus) hari jum’at 13 Desember 2013

Page 68: Proposal praktikum fix fix fix
Page 69: Proposal praktikum fix fix fix

Tim Penyusun:

1. Sejarah berdirinya Masjid

Oleh : Nurul Ahla (111 099)

Putri Dwi Fatmawati (111 100)

2. Struktur bangunan Masjid (makna arsitektur)

Oleh : Anik Suryani (111 102)

Rini Ismala Sari (111 103)

3. Struktur bangunan Masjid (bentuk fisik)

Oleh : Halimah (111 116)

Rendi Selviani (111 117)

4. Struktur kepengurusan, visi, dan misi Masjid

Oleh : Edi Maftukin (111 114)

M. Yazid Zainurrohman (111 109)

5. Masjid pada zaman dahulu (zaman penjajahan)

Oleh : M. Khoirul Anas (111 111)

Abdul Lathif (111 114)

6. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan

keagamaan)

Oleh : Durrotun Nafi’ah (111 105)

Sari Ulya Ningsih (111 106)

7. Bentuk kegiatan dan pengelolaan yang dilakukan Masjid (kegiatan bisnis)

Oleh : Rhomlatul Nihayah (111 107)

Nurus Sa’diyah (111 108)

8. Kegiatan Masjid pada hari- hari besar Islam

Oleh : Hilatin Razanitaqi (111 113)

Nailin Ni’mah (111 115)

9. Ulama’ yang dihasilkan dari Masjid

Oleh : Siti Noor Rohmah (111 110)

Nilta Fitriya Insiya (111 112)