33
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan komoditas tertentu. Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak. Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak. Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak sekedar mengisi 1

proposal terafi bermain anak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: proposal terafi bermain anak

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk

memperoleh kepuasan. Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang

menyenangkan bagi anak, meskipun hal tersebut tidak meghasilkan

komoditas tertentu.

Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi

perkembangan anak secara optimal. Anak bebas mengekspresikan

perasaan takut, cemas, gembira atau perasaan lainnya sehingga hal

tersebut memberikan kebebasan bermain untuk anak sehingga orang tua

dapat mengetahui suasana hati si anak. Oleh karena itu dalam memilih

alat bermain hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak.

Sehingga dapat merangsang perkembangan anak secara optimal. Dalam

kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap

perlu dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi

perkembangan anak secara optimal. Bermain merupakan cara alamiah

bagi anak untuk mengungkapkan konflik dari dirinya. Bermain tidak

sekedar mengisi waktu,tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya

makanan, perawatan, cinta kasih, dan lain sebagainya. Anak memerlukan

berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mental dan

perkembangan emosinya.

Bermain dapat mengungkapkan bahasa dan keinginan dalam

mengungkapkan konflik dari anak yang tidak disasarinya serta dialami

dengan kesenangan yang diekspresikan melalui psikososio yang

berhubungan dengan lingkungan tanpa memperhitungkan hasil akhirnya.

1

Page 2: proposal terafi bermain anak

Dari data yang didapat di RSUD Pontianak di ruang anak (G) di

temukan data pada tanggal 21 Januari sampai 26 Januari 2008 adalah

sebagai berikut.: Anak-anak yang dirawat umur 0-1 tahun berjumlah 14

orang, dalam hal ini tidak semua pasien diambil untuk terapi bermain akan

tetapi diambil 2 orang karena orang tersebut sudah termasuk dalam

kondisi perawatan minimal (minimal care). Kemudian umur 1-3 tahun

berjumlah 6 orang, dalam hal ini tidak semua pasien diambil untuk terapi

bermain akan tetapi diambil 3 orang karena orang tersebut sudah

termasuk dalam kondisi perawatan minimal (minimal care). Dan umur

diatas 3 tahun berjumlah 5 orang, dalam hal ini tidak semua pasien di

ambil untuk terapi bermain akan tetapi diambil 1 orang karena orang

tersebut sudah termasuk dalam kondisi perawatan minimal (minimal care).

Pasien yang diambil untuk TAK berjumlah 6 orang, karena jumlah.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Merangsang perkembangan sensorik, intelektual, sosial, kreatifitas,

kesadaran diri, moral, dan bermain dengan terapi

1.2.2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kemampuan dan kreatifitas

b. Meningkatkan keterampilan anak

c. Mengidentifikasi anak terhadap keterampilan tertentu

d. Memberikan kesenangan dan kepuasan

1.3. Manfaat

a. Untuk anak-anak sebagai salah satu terapi pengobatan dan

menghilangkan kejenuhan terhadap suasana rumah sakit.

b. Sebagai sarana orang tua untuk mengetahui suasana hati

anak saat ber

2

Page 3: proposal terafi bermain anak

BAB 2

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI

BERMAIN PADA ANAK USIA 1 - 2 TAHUN

2.1 LATAR BELAKANG

Menurut singer (dalam kusantanti,2004) mengemukakan bahwa

bermain dapat digunakan untuk menjelajahi dunianya,

mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya, dan

mengembangkan kreativitas anak. Dengan bermain anak memiliki

kemampuan untuk memahami konsep secara ilmiah, tanpa paksaan.

Sehingga dapat di ambil gagasan bahwa Terapi bermain ini sangat

dibutuhkan oleh seorang anak, dimana ini merupakan kebutuhan

psikososial anak baik keadaan sehat maupn sakit. Bermain pada anak

dapat meningkatkan kecerdasannya dalam berfikir dan membantu

anak untuk mengembangkan imajinasinya serta melatih daya motorik

halus dan kasar pada anak. Pada anak prasekolah umumnya

perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya sudah baik pula

dalam berkomunikasi verbal dan non verbal.

Dengan mengerti tentang dunia anak terutama usia anak toddler,

maka dengan ini kami bermaksud untuk melaksanakan program terapi

bermain karena dengan bermain akan membuat anak menjadi lebih

rileks. Adapun tempat pelaksanaan yaitu di ruang kelas dan ruang

anak tersebut memiliki kapasitas tempat cukup besar untuk anak usia

1-2 tahun (toddler) terafi bermain ini dilakukan pada Anak menurut

umur : Usia 1-2 tahun. Alasan kelompok kami mengadakan terapi

kelompok bermain pada anak usia prasekolah karena lebih kooperatif

dan memungkinkan untuk diajak bermain dan alasan kelompok kami

mengadakan terapi bermain menggambar pada usia prasekolah

adalah untuk mengembangkan motorik halus, intelektual, keterampilan

3

Page 4: proposal terafi bermain anak

kognitif, selain itu pada usia ini merupakan usia awal dalam

berimajinasi serta sudah lebih kooperatif untuk di ajak bermain.

2.2Tujuan

2.2.1 Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan tindakan program terafi bermain pada

anak usia 1- 2 tahun selama kurang lebih 30 menit diharapkan

anak dapat mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan

kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang anak

yang normal atau sehat.

2.2.2 Tujuan instruksional khusus

Tujuan dari program bermain ini yaitu agar :

a. Dapat menambah keterampilanya.

b. Dapat merangsang imajinasi anak

c. Dapat mengurangi rasa stress anak.

d. Dapat mngurangi rasa cemas anak.

2.3 RANCANGAN TEORI

Bermain menurut J.Cpaing ( 1992 ) adalah cara unik bagi anak

memahami dan mempelajari dunianya. Bermain yang merupakan cara

anak untuk memenuhi kebutuhannya, sedangkan menurut Chaterine

Garvey ( 1997 ) bermain adalah cara anak lebih sering berperan aktif,

berkaitan dengan sisi dari kehidupannya seperti untuk melanjutkan

4

Page 5: proposal terafi bermain anak

perkembangan social dan meningkatkan kreatifitasnya bermain

merupakan media untuk belajar karena melalui bermain anak akan :

1. Berkomunikasi

2. Belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Melakukan apa yang dapat dilakukan

4. Mengenal waktu, warna dan jenis, dan sebagainya

2.3.1 Tujuan bermain pada usia 1- 2 tahun :

1. Menyalurkan emosi/peran anak

2. Mengembangkan keterampilan berbahasa dan kognitif

3. Melatih motorik halus kasar

4. Mampu menmbuat gambar yang sudah ditentukan

5. Meningkatkan kemampuan berbahasa

6. Dapat melanjutkan tumbang yang normal

7. Dapat mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi /ide-ide

8. Mengembangkan Kreativitas

9. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan

dirawat.

2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi bermain :

1. Tahap perkembangan anak

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkunan yang mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok

5

Page 6: proposal terafi bermain anak

2.3.3 Jenis permainan

1. Menggambar.

Yaitu memberikan instruksi untuk anak menggambar bebas dngan tema

mengenai ayah dan ibu mereka.

Contoh gambar :

Adapun tujuan program bermain adalah:

1. Perkembangan sensorik dan motorik untuk meningkatkan fungsi

otot walapun dalam keadaan sakit.

2. Perkembangan intelektual melatih kemampuan mengeluarkan

imajinasi melalui gambar

3. Perkembangan Sosial

a. Bermain dengan anak, belajar untuk memberi dan menerima

b.Bermain dengan oranglain membantu untuk mengembangkan

hubungan social dan belajar memecahakan masalah dari

hubungan.

c.Dengan bermain anak belajar bertanggung jawab terhadap

tindakan

6

Page 7: proposal terafi bermain anak

d.Kesadaran diri : anak mengenal kemamapuannya dan

membandingkan dengan orang lain.

2.3.4 Antisipasi Masalah

Libatkan orang tua dalam proses terapi bermain

Jika anak tidak kooperatif anak akan diajak bermain secara

perlahan-lahan.

2.3.5 Sasaran

1. Kriteria Klien

a. Anak yang berumur usia ( 1-2 tahun )

b. Anak kooperatif

c. Anak dengan komunikasi verbal baik

d. Anak dengan kondisi membaik

2. Proses seleksi

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai yaitu anak

mengekpresikan ide-ide atau perasaan secara optimal dan

bersosialisasi dengan efektif seperti kriteria diatas

3. Nama klien yang mengikuti

a. Mila umur 2 tahun

b. Nazila B umur 1 tahun

2.3.6 Orientasi dan uraian kerja

1. Struktur organisasi

a. Leader : Juaeni adnan

b. Co. Leader : Baiq Gita

c. Fasilitator :

1. Budi Asih

2. Siti Murjani

3. Endi Mardiantusi

7

Page 8: proposal terafi bermain anak

d. Observer : 1. Wahyu Adrian

2. Baiq mega

2. Uraian Tugas

a. Leader

Menjelaskan tujuan bermain

Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok

Menjelaskan aturan bermain pada anak

Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan

b. Co.Leader

Membantu leader dalam mengorganisasi anggota.

c. Fasilitator

Menyiapkan alat-alat permainan

Memberi motivasi kepada anak untuk menyusun gambar

Mempertahankan kehadiran anak

Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar

maupun dalam.

d. 0bserver

Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan

non verbal.

Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan

prilaku,

Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program

bermain

8

Page 9: proposal terafi bermain anak

2.3.7 Pelaksanaan

Hari : kamis, 12 Juni 2012

Waktu : 10.00 - 10.45 WIB

Tempat : Ruang Kelas

Anggota : 8 orang

Alat Bantu : pensil, drawing book dan gambar

Pengorganisasian :

Leader menyebutkan dan menjelaskan aturan permainan

Fasilitator menyiapkan gambar yang telah diacak

Fasilitator memberikan motivasi kepada masing-masing anak

untuk membuat gambar yang telah ditentukan.

Observer mengamati jalannya kegiatan dan respon selama

bemain

Setting Tempat

Keterangan:

☺= Leader

☻= Co Leader

= Anak-anak

= Fasilitator

☼ = Observer

9

Page 10: proposal terafi bermain anak

2.3.8 Rencana Pelaksanaan

No Terapis Waktu Subjek terapi

1 Persiapan

a.    Menyiapkan ruangan.

b.   Menyiapkan alat-alat.

c.    Menyiapkan anak dan

keluarga

10 menit Ruangan,alat,anak

dan keluarga siap

2 Proses

Membuka proses terapi

bermain dengan mengucapkan

salam, memperkenalkan diri

kepada keluarga.

Menjelaskan pada keluarga

tentang tujuan dan manfaat

bermain,

menjelaskan cara permainan.

      Mengajak anak bermain

Mengevaluasi respon anak dan

keluarga.

2 menit

5 menit

10 menit

3 menit

Menjawab salam,

Memperkenalkan diri,

Memperhatikan

Bermain bersama

dengan antusias dan

mengungkapkan

ekspresi

3 Penutup

Menyimpulkan, mengucapkan

salam

5 menit Memperhatikan dan

menawab salam

2.3.9 Proses Evaluasi

Anak terlibat dan aktif dalam terapi bermain

Anak  mengikuti terapi bermain sampai selesai

Anak mau berinteraksi dengan perawat

Anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan melalui

permainan yang telah dilakukan

10

Page 11: proposal terafi bermain anak

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1. Definisi

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang

dilakukan setiap hari secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan

merupakan media yang baik bagi anak-anak untuk belajar komunikasi,

mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan kesejahteraan mental dan

sosial anak.

Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional

dan sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena

dengan bermain , anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri

dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal

waktu, jarak, serta suara .  (Wong, 2000).

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan

konflik dalam dirinya yang tidak disadarinya .  (Miller dan Keong, 1983).

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya

sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bermain adalah:

     “Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak sehari-hari

karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat

menurunkan stres anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan,

menyesuaikan diri dengan lingkungan, belajar mengenal dunia dan

meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak.”

11

Page 12: proposal terafi bermain anak

3.2. Fungsi Fungsi Bermain

Fungsi bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-

motorik, perkembangan intelektual, sosial, kreatifitas, kesadaran diri,

moral dan bermain sebagai terapi.

1. Perkembangan sensorik-motorik merupakan komponen terbesar yang

digunakan anak dan bermain aktif sangat penting untuk perkembangan

pengobatan.

2. Perkembangan intelektual anak melakukan eksplorasi dan manipulasi

terhadap segala sesuatu yang ada dilingkungan sekitar.

3. Perkembangan sosial anak akan memberi dan menerima serta

mengembangkan hubungan sesuai dengan belajar memecahkan

masalah dan hubungan sulit.

4. Perkembangan kreatifitas anak belajar merealisasikan diri.

5. Perkembangan kesadaran diri, anak belajar mengenal kemampuan

dengan mencoba peran-peran baru dan mengetahui dampak tingkah

lakunya terhadap orang lain.

6. Perkembangan moral, anak akan belajar mengenai nilai dan moral dan

etika belajar membedakan mana yang benar dan mana yang salah

serta belajar bertanggung jawab atas segala tindakan yang telah

dilakukan.

7. Bermain sebagai terapi, anak akan mengalihkan rasa sakitnya pada

permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya bermain.

Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan,

sehingga tidak akan merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu

tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makan, perawatan dan

cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan

sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas,

perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai

terapi (Soetjiningsih, 1995).

12

Page 13: proposal terafi bermain anak

Sebelum memberikan berbagai jenis permainan pada anak, maka

orang tua seharusnya mengetahui maksud dan tujuan permainan pada

anak yang akan diberikan, agar diketahui perkembangan anak lebih

lanjut,mengingat anak memiliki berbagai masa dalam tumbuh kembang

yang membutuhkan stimulasi dalam mencapai puncaknya seperti masa

kritis, optimal dan sensitif.

Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain

pada anak diantaranya :

1.      Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik

Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan

melakukan rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini

aktifitas anak dapat mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh

bayi dapat dilakukan rangsangan  taktil,audio dan visual melalui

rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal

tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau

dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan visualnya

akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru

dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan

atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di

kemudian hari anak lebih cepat berkembang di bandingkan tidak ada

stimulasi sejak dini.

2.      Membantu Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini

dapat terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba

melakukan komunikasi dengan bahasa anak, mampu memahami obyek

permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan khayalan

dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan

berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga

13

Page 14: proposal terafi bermain anak

fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan

kognitif selanjutnya.

3.      Meningkatkan Sosialisasi Anak

Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh

dimana pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap

kehadiran orang lain dan merasakan ada teman yang dunianya sama,

pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya dan

ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian

bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru,

jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-

lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan

keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan

sosialisasi dengan teman dan orang

4.      Meningkatkan Kreatifitas

Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas,

dimana anak mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada

dan mampu memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan

sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti

bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5.      Meningkatkan Kesadaran Diri

Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak

untuk ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain

yang merupakan bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau

belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6.      Mempunyai Nilai Terapeutik

14

Page 15: proposal terafi bermain anak

Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman

sehingga adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat

bermain dapat menghibur diri anak terhadap dunianya.

7.      Mempunyai Nilai Moral Pada Anak

Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak,

hal ini dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari

budaya di rumah, di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya,

dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-aturan yang

harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

3.3 Karaktristik Bermain menurut para ahli

A. Jean Piaget (1962)

Menurut Piaget ada 4 tahapan bermain pada anak yaitu :

1. Sensory Motor Play (+/- ¾ bulan-1,5 tahun)

Pada tahapan ini, kegiatan anak mulai lebih terkoordinasi dan ia mulai

belajar dari pengalaman bermainnya.

B. Hurlock (1981)

Menurut Hurlock ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :

1.Tahap Penjelajahan (Exploratory stage)

Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengenai obyek atau orang

lain, mencoba menjangkau atau meraih benda dikelilingannya, lalu

mengamatinya.

15

Page 16: proposal terafi bermain anak

C. Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968)

Menurut Rubin, Fein & Vandenberg (1983) dan Smilansky (1968)

ada 4 tahapan bermain pada anak, yaitu :

1. Bermain Fungsionil (Functional Play) Tampak pada anak usia 1-2 tahun

berupa gerakan yang bersifat sederhana dan berulang-ulang.

3.4 Tujuan Bermain

1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal

pada saat sakit, pada saat sakit anak mengalami gangguan

pertumbuhan dan perkembangan.

2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-

idenya.

3. Pengembangan kreatifitas dan kemampuan memecahkan masalah.

4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stres karena sakit dan

dirawat di rumah sakit.

3.4. Faktor Yang Mempengaruhi Aktifitas Bermain

1. Tahap perkembangan

2. Jenis kelamin anak

3. Status kesehatan anak

4. Lingkungan yang tidak mendukung

5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai dengan anak

3.5. Prinsip-Prinsip Dalam Aktivitas Bermain

1. Perlu energi ekstra

2. Waktu yang cukup

3. Alat permainan

16

Page 17: proposal terafi bermain anak

4. Ruang untuk bermain

5. Pengetahuan cara bermain

6. Teman bermain

3.6 Beberapa Jenis Permainan untuk Anak Usia ( 1-2 tahun )

Umur 1 - 2 tahun merupakan masa tarik - menarik bagi balita,

antara kebutuhannya untuk mandiri (independen) dan keinginannya untuk

tetap dibantu. Ia semakin terampil berjalan sendiri, bahkan selalu

mencoba mengambil sendiri benda yang menarik perhatiannya. Tetaplah

kreatif menggunakan mainan anak yang sudah ada untuk membantu si

kecil memulai langkah pertamanya, mengungkapkan kata pertamanya,

mengenal bentuk dan warna serta belajar membuat sesuatu. Pada masa

ini pula, imajinasinya sudah mulai nampak. Dengan memberikan mainan

yang tepat orang tua dapat membantunya untuk mengembangkan

kemampuan fisik, emosi dan imajinasinya.

Mainan tambahan untuk usia ini dapat berupa:

a. Aneka Puzzle.

Mulailah dari yang sangat sederhana, misalnya hanya terdiri dari 4

potong puzzle. Jika ia telah menguasainya Anda dapat memberinya

mainan anak puzzle yang lebih banyak jumlah potongannya.

Gambar :

17

Page 18: proposal terafi bermain anak

b. Arena Panjat Mini.

Mainan childrens toy ini memberi kesempatan anak

memanjat, menaiki tangga, meluncur dengan aman sesuai bentuk

dan tinggi tubuhnya.

c. Kanvas Besar.

Keinginan anak mencoret-coret menggunakan krayon dalam

genggamannya semakin besar. Anda dapat menempelkan kertas di

lantai atau dinding dan memberi kesempatan padanya untuk

mencoret-coret sesuka hatinya. Kalau ingin membeli mainan bisa di

tempat jual mainan, mainan online, toko mainan, toy store, toy

shop.

d. Bergerak mengikuti suatu irama/hitungan.

Ajaklah si kecil bertepuk tangan, menggeleng, berputar, melompat

dll secara teratur mengikuti irama.

e. Menyebutkan nama benda.

Ejakan nama tiap-tiap benda per suku kata agar anak dapat

mengikuti. Sertai dengan ekspresi lucu dan khas untuk masing-

18

Page 19: proposal terafi bermain anak

masing benda agar mudah diingat dan suasana belajar jadi

menyenangkan. Misalnya, “ini mo-bil, brum-brum”.

f. Klasifikasi.

Libatkan anak saat membereskan mainan childrens toy atau

mengangkat cucian untuk mengenal klasifikasi jenis benda, warna,

fungsi dan lain-lain.

g. Sepeda.

Anak seumuran 2 tahun masih senang bermain dengan sepeda

sepedaan seperti trike (sepeda roda tiga) atau sepeda roda empat.

Memainkan pedalnya (baik dikayuh sendiri ataupun di dorong)

masih cukup mengasikkan bagi mereka.

Gamabar :

h. Bola.

Bola merupakan mainan kesukaan semua anak. Pada usia

ini mereka mulai bisa menendang melempar bahkan menangkap

bola. Kenalkan mereka permainan seperti sepakbola atau

bolabasket dengan membuat miniaturnya dirumah.

19

Page 20: proposal terafi bermain anak

Gambar :

i. Menggambar.

Seiring dengan berkembangnya imajinasi, menggambar

semakin menjadi favorit pada anak usia ini. Beberapa anak sudah

bisa membuat bentuk geometri, menulis huruf dan angka. Pada

usia ini mereka mulai kenal dengan warna dan bentuk, bantulah

mereka untuk belajar menulis dan menggambar lebih baik dengan

membuatkan dotted-letter dan kertas mewarnai.

j. Lego.

Lego masih tetap mainan favorit anak. Dengan lego mereka

bisa memainkan imajinasinya untuk membuat bis, mobil, rumah

atau apapun yang mereka inginkan. Setelah jadi pun, mereka

masih akan memainkannya lagi lengkap dengan efek suara yang

ada.

Gamabar :

20

Page 21: proposal terafi bermain anak

3.7 HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :

a. Jangan pilih mainan asal mahal, melainkan pilihlah yang sarat akan

manfaatnya buat anak. Mainan mahal tidak selalu bagus, meski

mainan yang bagus umumnya relatif mahal.

b. Jangan tertarik oleh tampilan, model, dan bentuk mainan, tapi lihat

juga apakah mainan itu aman buat si kecil. Keamanan salah

satunya meliputi bahan seperti apakah bahan plastiknya tidak

mengandung racun, tidak mudah terkelupas, dan tidak mudah

rusak.

c. Jangan membeli mainan bertipe atau model sama. Ingat, semakin

bervariasi mainan akan semakin baik. Misal, Anda membeli puzzle

dengan model binatang. Alangkah lebih baik jika bulan berikutnya

membelikan sepeda bertumpuk.

d. Jangan belikan mainan terlalu rumit buat bayi. Selain melihat

mainan sesuai usia, orangtua pun harus mengetahui, apakah

bayinya mampu memainkannya.

3.8.TERAPI BERMAIN PADA ANAK YANG DIHOSPITALISASI

Setiap anak meskipun sedang dalam perawatan tetap

membutuhkan aktivitas bermain. Bermain dapat memberikan

kesempatan kepada anak untuk menyelesaikan tugas

21

Page 22: proposal terafi bermain anak

perkembangan secara normal dan membangun koping

terhadap stres, ketakutan, kecemasan, frustasi dan marah

terhadap penyakit dari hospitalisasi (Mott, 1999).

Bermain juga menyediakan kebebasan untuk

mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak

terhadap stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi

pengalaman yang tidak menyenangkan, pengobatan dan

prosedur invasif. Dengan demikian diharapkan respon anak

terhadap hospitalisasi berupa perilaku agresif, regresi dapat

berkurang sehingga anak lebih kooperatif dalam menjalani

perawatan di rumah sakit.

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila

bermain dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain:

- Memfasilitasi situasi yang tidak familiar

- Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol

- Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan

- Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan

bagian tubuh

- Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang

penggunaan dan tujuan peralatan dan prosedur medis

- Memberi peralihan dan relaksasi

- Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang

asing

- Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk

mengekspresikan perasaan,

- Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan

sikap-sikap yang positif terhadap orang lain

- Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan

minat

- Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik

(Wong ,1996).

22

Page 23: proposal terafi bermain anak

-

3.9 PRINSIP BERMAIN DI RS :

Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat dan sederhana.

Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang.

Kelompok umur yg sama.

Permainan tidak bertentangan dgn pengobatan

Semua alat permaianan dpt dicuci

Melibatkan orang tua.

3.10. KEPADA SIAPA TERAPI BERMAIN DIBERIKAN

Mempunyai pengalaman diperlakukan dengan kejam dan

diabaikan.

Gangguan emos i dan sk izo f ren .

T a k u t d a n c e m a s .

Menga lami masa lah penyesua ian sos ia l .

K e s u l i t a n b i c a r a .

Menga lami gangguan v isua l spa t ia l .

3.11 KEUNTUNGAN BERMAIN ANAK DI RUMAH SAKIT

Meningkatkan hubungan antara klien (anak dan keluarga)

dan perawat2 .Perawatan d i rumah sak i t akan

membatas i kemampuan anak un tuk mand i r i . Aktivitas

bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan

mandiri Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya

memberikan rasa senang padaanak, tetapi juga akan

membantu anak mengekspresikan perasaan dan

pikirancemas, takut, sedih tegang dan nyeri4.Permainan yang

terapeutuk akan dapat meningkatkan kemampuan anak

untuk mempunyai tingkah laku yang positif.

23

Page 24: proposal terafi bermain anak

BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesaui dgn keinginanya

sendiri dan memperoleh kesenangan.  (Foster, 1989).

Kebutuhan bermain mengacu pada tumbuh kembang anak, dan prinsip

bermain untuk anak dirumah sakit bertujuan untuk memberikan

relaksasai dan penenangan dari rasa takut, cemas,tegang, dan sakit.

Bermain pada anak berfungsi membantu anak menuju proses

kesembuhannya lebih cepat.

Bermain memberikan pengetahuan dan pengalaman baru pada

anak.

Bermain dapat memberikan kesenangan dan mengurangi rasa

sakit pada anak.

4.2 SARAN

Hindari permainan yang membahayakan.

Orang tua atau orang dewasa hendaknya mengawasi anak saat

bermain.

Gunakan alat permainan yang ringan dan tidak tajam.

Para orang tua hendaknya memberikan permainan dari bahan yang

steril dan beracun, karena anak pada masa ini sering memasukkan

mainan ke dalam mulutnya.

24

Page 25: proposal terafi bermain anak

DAFTAR PUSTAKA

Supartini.Y. (2002). Buku Ajar : Konsep dasar keperawatan. Jakarta :

EGC

Soekirman. (2000). Ilmu gizi dan aplikasinya untuk keluarga dan

masyarakat. Jakarta  : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen

Pendidikan Nasional.

Saccharin.R.M (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Edisi 2.Jakarta :

EGC

Http: www.balitaanda.indoglobal.com/mei16 ngemil.html.

Http : www.namabayi.com/mitra_bayi_Gizi2.htm.

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/03/satuan-acara-

penyuluhan-gizi-bayi-dan.html

http://mommygadget.com

25