Upload
shelvey-liverpudlian
View
207
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
x
Citation preview
LAPORAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN TERAPI BERMAIN
DI BANGSAL ANGGREK RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL
Disusun oleh:
ANDRIA FISTRA ARYU BRATA DEWI, SKEP NPM. 3213003
EDY PRATOMO NPM. 3213012
EKO NURWANTO NPM. 3213013
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDRAL A. YANI
YOGYAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN
SAP Terapi Bermain ini telah disahkan
Pada: November 2013
Oleh
Nama dan Tanda Tangan
Mahasiswa
( )
Nama dan Tanda Tangan
Mahasiswa
( )
Nama dan Tanda Tangan
Mahasiswa
( )
Mengetahui,
Nama dan Tanda Tangan Nama dan Tanda Tangan
Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik
( ) ( )
SATUAN ACARA TERAPI BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak di Rumah Sakit
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Usia 3 – 5 tahun
Tujuan : Mengoptimalkan Tingkat Perkembangan Anak
Hari / Tanggal : selasa, 19 november 2013
Waktu : pukul 14.30 WIB
Sasaran : Anak Usia 3 – 5 Tahun Yang Sedang Menjalani Terapi rawat
inap Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tempat : Bangsal Anggrek RSUD Panembahan Senopati Bantul
Metode : 1. Ceramah
2. Bermain bersama
Media : Kertas, crayon
A. Pendahuluan
Dunia anak adalah bermain. Melalui kegiatan bermain, semua aspek
perkembangan anak ditumbuhkan sehingga anak-anak menjadi lebih sehat,
sekaligus cerdas. Dengan bermain anak-anak bisa mengelola emosi, mengatasi
penolakan , dominasi serta terasah rasa empati (adriana, 2011)
Ketika masa anak sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan
kesenangan pada dirinya dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas
bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang
banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan
kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan
berfungsi efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin
dan usia anak, sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal.
Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun
harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi bermaian Rumah Sakit
panembahan seopati bantu ruang anggrek. Dimana di ruang tersebut terdapat
alat-alat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini
bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan
stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.
B. Tujuan Intruksional Umum (TIU)
Setelah diajak bermain , diharapkan anak dapat mengembangkan aktivitas dan
kreatifitas melalui pengalaman bermain dan beradaptasi efektif terhadap stress
karena penyakit dan dirawat dirumah sakit.
C. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diajak bermain selama 35 menit, anak diharapkan :
1. Anak dapat berinteraksi dengan sesama pasien dan perawat
2. Dapat mengembangkan imajinasinya
3. Dapat mengembangkan motorik halusnya
4. Dapat meningkatkan kreatifitasnya
5. Mengungkapkan kegembiraan atau rasa senang
6. Terlihat lebih rileks
7. Kooperatif terhadap perawatan dan pengobatan
D. Kegiatan Terapi Bermain
No
Tahap Kegiatan Terapist KegiatanSubjek Treapist
Media Waktu
1 Persiapan Menyiapkan ruangan. Menyiapkan alat-alat. Menyiapkan anak
toodler dan keluarga.
Ruangan, alat, anak, dan keluarga siap.
5‘
2 Pelaksanaan Membuka proses terapi bermain dengan mengucapkan salam, memperkenalkan diri.
Menjelaskan kepada anak tentang tujuan dan manfaat bermain, menjelaskan cara permainan.
Memulai kegiatan terapi bermain.
Mendengar, menjawab salam, memprekenalkan diri,
memperhatikan,
Bermain bersama dengan antusias dan mengungkapkan perasaannya.
APE: Crayon Kertas
30’
3 Penutup Evaluasi secara lisan dan praktik
Memberi pujian Menyimpulkan Memberi salam
penutup
Menjawab Mendengarkan Mendengarkan Menjawab salam
5’
E. Pembagian Tugas
1) Leader : 1 Orang
2) Fasilitator : 1 orang
3) Observer : 1 orang
5) Anak : orang
F. Setting Tempat
G. Setting Tempat
Keterangan :
= Meja/ Lantai = Leader/ Terapis
= Observer = Fasilitator
= Pasien = Orang Tua
H. Evaluasi
Peserta terapi bermain mampu:
1. Menyebutkan nama permainan
2. Membedakan warna dan bentuk gambar
3. Mewarnai sesuai dengan kreasi dan imajinasinya
4. Merasa senang, tenang terkait hospitalisasi
meja
MATERI
A. Konsep Dasar Bermain
1. Pengertian
Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau
mempraktikkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran,
menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa
(Adriana, 2011).
2. Tujuan Bermain
Anak bermain pada dasarnya agar memperoleh kesenangan, sehingga ia tidak
akan merasa jenuh (Ngastiyah, 2005). Bermain tidak sekedar mengisi waktu,
tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan dan
cinta kasih (Supartini, 2004). Bermain adalah unsur yang penting untuk
perkembangan fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial karena
dengan bermain anak dapat mengungkapkan konflik yang dialaminya,
bermain cara yang baik untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran dan kedukaan
(Widyastuti, 2008).
3. Fungsi Bermain
Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik,
perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran
diri, perkembangan moral dan bermain sebagai terapi (Ngastiyah, 2005).
Adapun fungsi bermain menurut Soetjiningsih (2002) :
1). Perkembangan Sensoris-motorik
Pada saat melakukan permainan aktivitas sensoris-motoris merupakan
komponen terbesar yang digunakan anak sehingga kemampuan
penginderaan anak dimulai meningkat dengan adanya stimulasi-stimulasi
yang diterima anak seperti: stimulasi visual, stimulasi pendengaran,
stimulasi taktil (sentuhan) dan stimulasi kinetik.
2). Perkembangan Intelektual (Kognitif)
Pada saat bermain, anak melakukan eksplorasi dan memanipulasi segala
sesuatu yang ada di lingkungan sekitarnya, terutama mengenal warna,
bentuk, ukuran, tekstur dan membedakan objek.
3). Perkembangan Sosial
Perkembangan sosial ditandai dengan kemampuan berinteraksi dengan
lingkungannya. Melalui kegiatan bermain, anak akan belajar memberi dan
menerima. Bermain dengan orang lain akan membantu anak untuk
mengembangkan hubungan sosial dan belajar memecahkan masalah
masalah dari hubungan tersebut.
4. rinsip dalam Aktivitas Bermain
Menurut Adriana (2011), agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal,
maka diperlukan hal-hal seperti:
1). Ekstra energi.
Untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak yang sedang sakit, kecil
kemungkinannya untuk melakukan permainan.
2). Waktu.
Anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.
3). Alat permainan.
Untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
4). Ruang untuk bermain.
Bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman, bahkan di
tempat tidur.
5). Pengetahuan cara bermain.
Dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah dan
pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat
permainan tersebut.
6). Teman bermain.
Teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan
membantu anak dalam menghadapi perbedaan.
5. Kategori Bermain
1). Bermain aktif
Dalam bermain aktif, kesenangan timbul dari apa yang dilakukan anak,
apakah dalam bentuk kesenangan bermain alat misalnya mewarnai
gambar, melipat kertas origami, puzzle dan menempel gambar. Bermain
aktif juga dapat dilakukan dengan bermain peran misalnya bermain
dokter-dokteran dan bermain dengan menebak kata (Ngastiyah, 2005).
2). Bermain pasif
Dalam bermain pasif, hiburan atau kesenangan diperoleh dari kegiatan
orang lain. Pemain menghabiskan sedikit energi, anak hanya menikmati
temannya bermain atau menonton televisi dan membaca buku. Bermain
tanpa mengeluarkan banyak tenaga, tetapi kesenangannya hampir sama
dengan bermain aktif (Ngastiyah, 2005).
6. Permainan Anak Usia Pra Sekolah (3-5 Tahun)
Menurut Wong (2004) bentuk permainan yang sesuai dengan anak
usia pra sekolah antara lain : bermain menyusun pazzel, bermain game
sederhana, bermain musik, bermain peran, mendengarkan cerita, melihat
buku-buku bergambar, menggambar dan mewarnai gambar.
B. Konsep permainan anak usia pra sekolah menurut Suriadi dan Yuliani, (2010) :
1. Karakter sosial bermain : asosiatif
2. Isi bermain : imajinatif
3. Tipe paling lazim dari bermain : fantasi dan permainan informal
4. Karakteristik aktivitas spontan : pembentukan konsep dan ide konstan yang
beralasan
5. Tujuan bermain dramatik : meniru kehidupan social dan mempelajari peran
sosial
6. Perkembangan rasa etik : mengembangkan perhatian pada teman-teman
bermain dan belajar untuk berbagi dan bekerja sama
Menurut Adriana (2011) alat permainan yang dianjurkan pada anak usia
pra sekolah adalah berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar,
majalah anak-anak, alat gambar dan tulis dan permainan anak usia pra sekolah
bersifat asosiatif (interaktif dan kooperatif).
Tujuan bermain pada anak usia pra sekolah menurut Widyastuti (2008) :
a). Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.
b). Merangsang daya imajinasi
c). Mengembangkan kreativitas
d).Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan
motorik kasar
e). Memperkenelkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan
C. Bermain di Rumah Sakit
Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seorang anak bila bermain
dilaksanakan di suatu rumah sakit, antara lain (Wong, 2004):
1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
3. Membantu untuk mengurangi stres terhadap perpisahan
4. Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang fungsi dan bagian tubuh
5. Memperbaiki konsep-konsep yang salah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan dan prosedur medis
6. Memberi peralihan dan relaksasi
D. Tahap Kerja Terapi Bermain Anak Usia 3 – 5 Tahun
1. Stimulasi Sosial
Anak bermain bersama teman-temannya, tetapi tidak ada tujuan. Contoh:
bermain pasir bersama-sama.
2. Stimulasi Keterampilan
Mengetahui kemampuan keterampilan yang ada pada anak sehingga dapat
mengetahui bakat anak. Contoh: Menggambar, bernyanyi, menari.
3. Stimulasi Kerjasama
Anak mampu bekerjasama dalam permainan. Contoh: anak-anak bermain
menyusun puzzle, bermain bola.
E. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Hari, tanggal : jum’at, 15 november 2013
Waktu : 10.30 WIB s/d selesai
Tempat : Ruang Anggrek
F. Permainan
Lomba Mewarnai
Menumbuhkan kreatifitas, sportifitas dan meningkatkan semangat untuk
berkompetisi dalam lomba
Cara Bermain :
1. Leader membagikan gambar dan pensil warna
2. Minta anak untuk mewarnai sesuai dengan seleranya
3. Berikan waktu 10 menit untuk mewarnai gambar
Sasaran
Sasaran terapi bermain ini untuk anak usia 3 – 5 tahun
G. Metode
Demonstrasi
H. Kriteria Penilaian
1. Evaluasi Struktur
a) Peralatan bermain seperti, buku gambar dan pensil berwarna sudah
tersedia
b) Lingkungan yang cukup memadai untuk syarat bermain
c) Waktu pelaksanaan terapi bermain dimulai tepat waktu
d) Jumlah terapis 3 orang
2. Evaluasi Proses
a) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib
dan teratur
b) Co. Leader dapat membantu tugas Leader dengan baik
c) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
d) 80 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai
akhir
3. Evaluasi Hasil
a) 100 % anak merasa senang
b) 75 % mampu mengikuti kegiatan yang dilakukan
c) 25 % anak dapat menyatakan perasaan senang
DAFTAR PUSTAKA
Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Salemba Medika.
Gunawan, S. D. (2005). Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: PT BPK Media.Hidayat, A. A. A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Edisi 1. Jakarta:
Salemba Medika Hikmawati, U.(2000). Pengaruh Terapi Bermain terhadap Kecemasan Anak Usia
Pra Sekolah Selama Perawatan Pada Anak Usia Pra Sekolah di IRNA II Bangsal Perawatan Anak RSUP Dr.Sardjito Yogyakarta. FK UGM Yogyakarta: Tidak Dipublikasikan.
Imam, S. (2008). Jelaskan Prosedur Medis Agar Anak Tidak Lagi Menangis. Diambil pada tanggal 22 Februari 2008, Available: http://www.tabloid-nakita.com
Miller. (2002). Anxiety Disorder In Children And Youth. BC”s Mental Health Journal no.14.
Muhammad, A. (2009). Panduan Praktis Menggambar dan Mewarnai Untuk Anak. Yogyakarta: Powerbooks.
Muscari, M. (2001). Pediatric Nursing. Edisi 3. USA: Lippincott William And William Inc.
Ngastiyah. (2005). Perawatan Anak Sakit. Edisi 2. Jakarta: EGC.Nursalam et al. (2005). Ilmu kesehatan anak. Jakarta : Salemba MedikaPotter, P. A. and Perry, G. P. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan, Konsep,
Proses dan Praktik.Volume 2. Alih Bahasa Indonesia. Jakarta: EGC. Regina, N. (2009). 120 Permainan Kreatif Untuk Menggali Kecerdasan Anak.
Yogyakarta: Wahana Totalita Publisher. Soetjiningsih. (2003). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC.Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R & D. Bandung:
AlfabetaSupartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.Suriadi dan Yuliani, R. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV
Sagung SetoWong, D. L. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Alih Bahasa Indonesia.
Jakarta : EGC.Yogi, S. A. (2000). Coloring Book For 4 Year Old. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer
(Kelompok Gramedia).