26
PROSES PEMFOSILAN PROSES PEMFOSILAN FOSIL TAK TERMINERALISASI Fosil adalah sisa bahan organik yang terawetkan secara alamiah dan berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun yang lalu). Proses pemfosilan adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen yang terakumulasi serta pengawetan seluruh atau sebagian maupun pada jejak-jejaknya. Adapun syarat-syarat terjadinya pemfosilan, antara lain: 1. Organisme segera terhindar dari proses perusakan dan bakteri pembusuk. 2. Segera tertutup oleh material yang bersifat protektif. 3. Memiliki bagian tubuh yang resisten (keras). Fosil Tak Termineralisasi Fosil yang tidak mengalami perubahan secara keseluruhan, fosil yang jarang terjadi dan merupakan keistimewaan dalam proses pemfosilan. Misalnya Mammoth yang terbekukan dalam endapan es tersier.

Prose Pemfosilan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

proses pemfosilan

Citation preview

PROSES PEMFOSILAN

PROSES PEMFOSILAN

FOSIL TAK TERMINERALISASI

Fosil adalah sisa bahan organik yang terawetkan secara alamiah dan berumur lebih tua dari Holosen (10.000 tahun yang lalu). Proses pemfosilan adalah semua proses yang melibatkan penimbunan hewan atau tumbuhan dalam sedimen yang terakumulasi serta pengawetan seluruh atau sebagian maupun pada jejak-jejaknya.

Adapun syarat-syarat terjadinya pemfosilan, antara lain:

1.Organisme segera terhindar dari proses perusakan dan bakteri pembusuk.

2.Segera tertutup oleh material yang bersifat protektif.

3.Memiliki bagian tubuh yang resisten (keras).

Fosil Tak Termineralisasi

Fosil yang tidak mengalami perubahan secara keseluruhan, fosil yang jarang terjadi dan merupakan keistimewaan dalam proses pemfosilan. MisalnyaMammothyang terbekukandalam endapan es tersier.

Fosil yang terubah sebagian, contohnya gigi-gigi binatang buas, tulang dan rangkaRhinocerosyang tersimpan di musium Rusia,sertacangkang moluska.

Distilasi(karbonisasi), menguapnya kandungan gas-gas atau zat lain yang mudah menguap dalam tumbuhan/hewan karena tertekannya rangka atau tubuh kehidupan tersebut dalam sedimentasi dan meninggalkan residu karbon (C) berupa lapisan-lapisan tipis dan kumpulan unsur C yang menyelubungi atau menyelimuti sisa-sisa organisme yang tertekan tadi.Contohnya adalah batubara.

Amber,hewan atau tumbuhan yang terperangkap dalam getah tumbuhan (damar) dan akhirnya terfosilkan. Contohnya insekta yang terselubungi getah damar dalam endapan Oligosen sebagi fosil Resen.

Sumber:

http://keluargazulfadhli.blogspot.com/2012/10/apakah-efek-eksploitasi-batu-bara.html

http://kolomkita.detik.com/baca/artikel/26/3818/fosil_nyempil__gigi_hiu

http://bacaan-pustaka.blogspot.com/2013/05/ditemukan-bayi-gajah-purba-37000tahun.html

http://www.nature-source.com/amber.htm

Diposkan olehKharis Wiratamadi23.49Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

JUMAT, 11 OKTOBER 2013

BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

BENTUKAN ASAL STRUKTURAL

A.Pendahuluan

Bentuk asal struktural adalah pengaruh struktur geologi terhadap perkembangan dan penampilan bentuklahan disebut sebagai bentanglahan yang dipengaruhi oleh struktur. Pengaruh struktur geologi yang sangat luas dapat mempengaruhi bentanglahan secara keseluruhan sampai tampilan terkecil bentuklahan yang berlangsung bersamaan dengan proses geomorfologi lainnya. Pengaruh struktur geologi pada geomorfologi dapat dibagi menjadi dua jenis struktur utama; yaitu :

a.truktur aktif yang berlangsung sehingga meninggalkan jejak bentanglahan modern

b.struktur pasif yang meninggalkan jejak pada bentanglahan modern berupa pelapukan dan erosi

Pengaruh struktur geologi yang mempengaruhi aspek - aspek struktur geomorfologi, seperti perlipatan dan sesar dapat dikenali melalui foto udara dan peta topografi. Foto udara dan peta topografi dapat menampilkan lokasi dan bentuk massa batuan yang memiliki bermacam - macam tampilan, antara lain :

a.ketahanan batuan terhadap pelapukan dan erosi,

b.perubahan kristal dan pengikisan batuan akibat pelapukan dan erosi,

c.penampilan lapisan

d.tampilan bentuk lainnya.

Batuan dan iklim memiliki peran penting pada tampilan geomorfologi, terutama pada daerah yang memiliki hubungan erat dengan kondisi geologi seperti jenis batuan dan struktur geologi yang tergambar pada peta topografi atau yang tampak pada foto udara. Pada dasarnya batuan memiliki perbedaan ketahanan terhadap pelapukan dan erosi, sehingga sangat mendorong terjadinya pengikisan pada lereng dengan ciri terbentuknya lereng yang terputus. Perkembangan lereng yang cembung menunjukkan batuan yang relatif tahan terhadap pelapukan dan erosi, sedangkan perkembangan lereng yang cekung cenderung kurang tahan terhadap pelapukan dan erosi. Sangat jelas bahwa ketebalan lapisan batuan sangat berpengaruh terhadap bentuk lereng (cembung atau cekung). Jika suatu suatu lapisan batuan tipis atau proses pelapukan atau proseserosi/akumulasi aktif, maka permukaan lereng relatif halus, sehingga batuan tampak seperti tidak berlapis, sehingga singkapan lapisan akan tampak pada tebing atau dasar aliran. Interpretasi batuan secara rinci akan lebih baik jika dilakukan dilapangan, tetapi kemampuan interpretasi foto udara dan peta topografi ditambah dengan pengetahuan geologi umum akan memberikan hasil lebih baik didalam menentukan batas - batas batuan, perlapisan, foliasi, kelurusan dan hubungannya dengan bentuklahan, seperti tampilan gawir sesar dan erosi.

B.Macam-macam BentukasalStruktural :

a.Gawir sesar

Thornbury (1969, halaman 253 - 256) menggunakan analisis umum untuk menentukan gawir sesar dan garis gawir sesar, dengan cara :

Melihat bidang kasar yang mengesankan bekas goresan dan di-terapkan hanya pada sesar - sesar yang berumur muda. Bidang yang memberikan kesan goresan belum tentu sebagai gawir sesar.

Bidang sesar dicirikan oleh :

a) Breksi sesar, mintakat (zone) hancuran dan mintakat rekahanserta kekar

b)Tampilan permukaan sesar yang menunjukkangoresan - goresan pada bidang sesar ("slickenside"), tetapi goresan tersebut jarang ditemukan.

c)Tampilan pergeseran lapisan batuan yang tegak, mendatar,atau miring.

Triangular facetdengan ciri bagian ujung atas yang meruncing.Bagian ujung yang meruncing dianggap sebagai bagian yang pa -ling dekat dengan sesar dan biasanya menutupi sesar yang tampak sekarang. Biasanya lereng permukaan (facet) yang meruncing kurang dari 300, sedangkan bidang sesar normal lebih lebih curam.Selanjutnya ujung yang meruncing dari permukaan segitiga (triangular facet) mengalami perombakan oleh pelapukan dan erosi, sehingga tidak menunjukkan ciri-ciri permukaan sesar.

Kelurusan gawir. Sesar memanjang seperti garis lurus; padahal kenyataannya melengkung, jika dibandingkan dengan gawir cuesta yang memiliki gawir yang lurus. Kelurusan mencerminkan gawir sesar atau garis gawir sesar.

b.Punggungan Antiklinal

Bentukan berupa punggungan antiklinal (anticlinal ridge), Merupakan punggungan atau pegunungan yang bertepatan dengan sinklinal. Pada umumnya deretan pegunungan itu sejalan dengan sumbu/strike dari antiklinal itu. Bentuk punggungannya membulat dan relief halus, dengan lerengnya berupa dip dari struktur.

c.Lembah Antiklinal

Bentukan berupa lembah antiklinal (anticlinal valley), merupakan lembah-lembah yang berkembang sepanjang sumbu antiklinal. Bentukan ini benar-benar menunjukkan pembalikan relief.d.Lembah Sinklinal

Bentukan lembah sinklinal (synclinal valley), merupakan lembah yang berkembang sepanjang sumbu sinklinal.

e. Punggungan Sinklinal

Bentukan punggungan sinklinal (synclinal ridge), Merupakan punggungan yang berkembang sepanjang sumbu sinklin. Ini pun menunjukkan adanya pembalikan relief yang sempurna. Punggungannya biasanya lebar dengan lereng yang curam.

f. Punggungan Homoklinal

Bentukanberupa punggungan homoklinal (homoclinal ridge), Punggungan homoklinal merupakan punggungan yang terdapat disetiap antiklinal/sinklinal akibat pengirisan lembah pada saya dan sepanjang sayap itu., dengan sendirinya punggungan ini akan berupa cuesta atau hogback tergatung kepada besarnya kemiringan struktur. Bisanya bentukan ini dibatasi oleh adanya pergantian kekerasan lapisan batuan yang berselang seling antara lapisan batuan lunak dan lapisan yang keras.

g. Cuesta

Cuestaadalah bentuk punggungan atau bukit yang kemiringan lerengnya tidak sama sebagai akibat dari kedudukan lapisan-lapisan batuan pembentuknya yang landai.Cuestamempunyai lereng belakang (back slope) yang landai dan lereng muka (inface) lebih curam. Apabilacuestadengan kedudukan lapisan batuan itu cukup curam dan kedua lereng bukit mempunyai kemiringan yang hampir sama, maka dinamakanHogback.Sedangkan bila kedudukan lapisan itu mendatar, bukit yang demikian dinamakan messa. Messa yang berukuran kecil disebut butte.

h. Plato

Dataran tinggi (disebut juga plateau atau plato) adalah dataran yang terletak pada ketinggian di atas 1500 mdpl. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosidan sedimentasi. Beberapa dataran tinggi antara lain Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi Gay, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang,dan Dataran Tinggi Alas. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi dari kategori terakhir ini antara lain adalah Dataran Tinggi Diengdi Jawa Tengah.

Sumber :

http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/bentuk-lahan-asal-struktural.html

http://pinterdw.blogspot.com/2012/01/macam-macam-bentuk-lahan.html

http://kepalabatu.finddiscussion.com/t4-bentuk-lahan-berdasarkan-proses-pembentukannya

http://www.4shared.com/file/OEqgHKw8/BENTUK_LAHAN_ASAL_STRUKTURAL.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Dataran_tinggi

Diposkan olehKharis Wiratamadi22.51Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KAMIS, 10 OKTOBER 2013

LINGKUNGAN PENGENDAPAN KARBONAT MENURUT M.E. TUCKER 1985

LINGKUNGAN PENGENDAPAN KARBONAT MENURUT M.E. TUCKER 1985

A.Pendahuluan

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan ( Pettijohn, 1975 ).

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan antara beberapa centimetersampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari sangat halus sampai sangat kasar dan beberapa proses yang penting lagi yang termasuk kedalam batuan sedimen. Disbanding dengan batuan beku, batuan sedimen hanya merupakan tutupan kecil dari kerak bumi. Batuan sedimen hanya 5% dari seluruh batuan-batuan yang terdapat dikerak bumi. Dari jumlah 5% ini,batu lempung adalah 80%, batupasir 5% dan batu gamping kira-kira 80% ( Pettijohn, 1975 ).

Batuan karbonat adalah batuan sedimen yang mengandung mineral karbonat lebih dari 50%. Sedangkan mineral karbonat adalah mineral mengandung CO3 dan satu atau lebih kation Ca, Mg, Fe, dan Mn. Pada umumnya, mineral karbonat adalah kalsit (CaCO3) dan dolomit (CaMg (Co3)2). Batuan karbonat umumnya terdiri atas batugamping (kalsit sebagai mineral utama) dan batudolomit (dolostone). Umur batuan ini sangat bervareasi mulai dari pra-Kambrium sampai Kuarter. Batuan karbonat pra-Kambrium dan Paleosen umumnya dikuasai oleh batudolomit. Di alam batuan karbonat menempati 1/5 1/4 dari seluruh catatan stratigrafi dunia. Sekitar 40 % dari minyak bumi dan gas dunia diambil dari batuan karbonat. Reservoar karbonat di Timur Tengah merupakan salah satu contoh reservoar karbonat dengan produksi migas yang besar. Sedimen karbonat, yang dijumpai di dunia, kebanyakan terbentuk pada lingkungan laut dangkal dan beberapa di antaranya terbentuk di daerah teresterestrial, tetapi laut dangkal tropis. Indonesia merupakan daerah yang mempunyai sedimen karbonat melimpah.

B.Lingkungan Pengendapan Karbonat Menurut Tucker1985

Menurut Tucker tahun 1985 dijelaskan bahwa endapan karbonat pada laut dangkal terbentuk pada 3 macam lokasi yaitu Platform, shelf, dan ramps.

Fasies karbonatramp

Fasies karbonatrampmerupakan suatu tubuh karbonat yang sangat besar yang dibangun pada daerah yang positif hingga ke daerahpaleoslope, mempunyai kemiringan yang tidak signifikan, serta penyebaran yang luas dan sama. Pada fasies ini energi transportasi yang besar dan dibatasi dengan pantai atauinter tidal

Fasies karbonatplatform

Fasies karbonatplatformmerupakan suatu tubuh fasies karbonat yang sangat besar dmana pada bagian atas lebih kurang horisontal dan berbatasan langsung denganshelf margin. Sedimen sedimen terbentuk dengan energi yang tinggi.

Batasplatform

Transisi darishelfkeslopeberpengaruh pada perubahan yang cepat dari pola fasies karbonat. Pola pertama yang dicari oleh kebanyakaninterpreteradalah bentukmoundyang merepresentasikanreef. Beberapa contoh dengan seismik yang bagus adalah karbonatCretaceousdi timur laut Amerika Serikat dan Teluk Meksiko, karbonat Jurassic di Maroko, karbonat Miosen di Papua Nugini dan karbonat Permian di Texas Barat. Beberapabuildupdapat mencapai ketinggian melebihi 1000 meter. Salah satusignaturekunci adalah adanya refleksishingledkecil yang miring ke arah lingkungan paparan (shelf). Ini adalah hasil dari transpor endapan karbonat oleh badai dan arus dari puncakreefmenuju bagian dalamplatform.Signatureinternal daribuildupbiasanya adalah hilangnya amplitudo dan kemenerusan walaupun ini tidak selalu benar. Karena kemiringan utama darislopekarbonat dapat melebihi 300maka transisi daribuildupkeslopebagian atas dapat terjadi secara mendadak.

FasiesShelves

FasiesShelves(shelf) lokasi pengendapan karbonat relatif sempit ratusan meter sampai beberapa km saja). Endapan karbonat pada daerah ini dicirikan dengan adanyabreak slopepada daerah tepi paparan, terdapatnya terumbu dansand bodykarbonat. Kompleks terumbu pada fasies ini terbagi menjadi : Fasies terumbu muka (Force reef), inti terumbu (reef core) dan terumbu belakang (back reef).

Model Terumbu Karbonat

Sumber :

http://novieutami.blogspot.com/2011/03/klasifikasi-batuan.html

http://umartambang.blogspot.com/

http://id.wikipedia.org/wiki/Karst

Diposkan olehKharis Wiratamadi21.23Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

METAMORFISME LOKAL DAN REGIONAL

METAMORFISME LOKAL DAN REGIONAL

A.Pendahuluan

Batuan metamorfadalah batuan yang berasal dari batuan induk yang lain, dapat berupa batuan beku, batuan sedimen, maupun batuan metamorf sendiri yang telah mengalami proses/perubahan mineralogi, tekstur maupun struktur sebagai akibat pengaruh temperatur dan tekanan yang tinggi.

Proses metamorfosa terjadi dalam fasa padat, tanpa mengalami fasa cair, dengan temperatur 200oC-6500C. Menurut Grovi (1931) perubahan dalam batuan metamorf adalah hasil rekristalisasi dan dari rekristalisasi tersebut akan terbentuk kristal-kristal baru, begitupula pada teksturnya.Menurut H. G. F. Winkler (1967), metamorfisme adealah proses yang mengubah mineral suatu batuan pada fase padat karena pengaruh terhadap kondisi fisika dan kimia dalam kerak bumi, dimana kondisi tersebut berbeda dengan sebelumnya. Proses tersebut tidak termasuk pelapukan dan diagenesa.

Facies Metamorfisme

Facies merupakan suatu pengelompokkan mineral-mineral metamorfik berdasarkan tekanan dan temperatur dalam pembentukannya pada batuan metamorf. Setiap facies pada batuan metamorf pada umumnya dinamakan berdasarkan jenis batuan (kumpulan mineral), kesamaan sifat-sifat fisik atau kimia.

Dalam hubungannya, tekstur dan struktur batuan metamorf sangat dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur dalam proses metamorfisme. Dan dalam facies metamorfisme, tekanan dan temperatur merupakan faktor dominan, dimana semakin tinggi derajat metamorfisme (facies berkembang), struktur akan semakin berfoliasi dan mineral-mineral metamorfik akan semakin tampak kasar dan besar.

B.Metamorfisme Lokal dan Regional

a.Metamorfisme Lokal

Jenis ini penyebaran metamorfosanya sangat terbatas hanya beberapa kilometer saja.Termasuk dalam tipe metamorfosa ini adalah:

Metamorfisme Kontak/Thermal

Terjadi pada batuan yang terpanasi oleh intrusi magma yang besar. Pancaran panas tersebut akan semakin menurun bila semakin jauh dari tubuh intrusinya. Hal iniberakibat adanya perbedaan pengaruh suhu pada batuan sampingnya antara bagianyang dekat dengan tubuh intrusi dan yang lebih jauh.Tentunya demikian jugadengan hasil perubahan mineraloginya. Zona aureole yang melingkari tubuh intrusimerupakan gambaran ada perubahan tersebut.

Metamorfisme Kataklastik

Yaitu metamorfosa yang diakibatkan oleh kenaikan tekanan. Tekanan yang berpengaruh disini ada dua macam, yaitu: hidrostatis, yang mencakup ke segala arah; dan stress, yang mencakup satu arah saja. Makin dalam ke arah kerak bumi pengaruh tekanan hidrostatika semakin besar. Sedangkan tekanan pada bagian kulit bumi yang dekat dengan permukaan saja, metamorfosa semacam ini biasanya didapatkan di daerah sesar/patahan.

b. Metamorfisme Regional

Tipe metamorfosa ini penyebarannya sangat luas, dapat mencapai beberapa ribu kilometer.Termasuk dalam tipe ini adalah:

Metamorfisme Regional Dinamotermal

Sering dikaitkan dengan jalur orogenesa. Kenyataan menunjukkan bahwa pada jalur tersebut dijumpai penyebaran batuan metamorf yang luas yang disebabkan oleh beberapa kali proses orogenesa. Artinya bahwa beberapa diantaranya telah terbentuk oleh satu kali atau lebih metamorfisme se.belumnya. Berbeda dengan metamorfisme kontak, metamorfisme regional dinamotermal berlangsung berkaitan dengan gerak-gerak penekanan ("penetrative movement"). Hal ini dibuktikan dengan struktur sekistositas. Jika metamorfisme termal terjadi pada tekanan rendah antara 100 sampai 1000 bar atau mencapai 3000 bar ( terjadi pada kedalaman 11 - 12 -km ), maka metamorfisme regional dinamotermal terjadi dalam pengaruh tekanan antara, paling tidak 2000 sampai 10.000 bar. Hal ini akan memperlihatkan perbeqAan fabrik batuan pada kedua metamorfisme tersebut. Suhu yang berpengaruh pada keduanya umumnya sama dimulai diatas 150 C sampai maksimum sekitar 800 C.

Metamorfisme Beban

Tidak berkaitan dengan orogenesa atau intrusi magma. Suatu sedimen pada cekungan yang dalam akan terbebani oleh material di atasnya. Suhunya, bahkan sampai pada kedalaman yang besar, lebih rendah dibandingkan pada metamorfisme dinamotermal, berkisar antara 400 - 45oC. Gerak - gerak penetrasi yang menghasilkan sekistositas hanya aktif secara setempat, jika tidak biasanya tidak hadir. Oleh karena itu fabrik batuan asal tetap tampak sedangkan yang berubah adalah komposisi mineraloginya. Perubahan metamorfismenya tidak teramati secara megaskopis tetapi hanya terlihat pada pengamatan sayatan tipisnya di bawah mikroskop. Metamorfisme beban memperlihatkan batuan-batuannya mengandung Seolit CaA1 laumontit dan lawsonit disatu pihak dan mengandung glaukopan dan jadeit dipihak lain. Keduanya terbentuk pada kondisi suhu yang dianggap sama, perbedaan itu lebih cenderung diakibatkan oleh adanya tekanan yang tinggi sampai sangat tinggi.

Metamorfisme Lantai Samudera

Batuan Penyusunnya merupakan Material baru yang dimulai pembentukannya di punggungan tengah samudera. Perubahan Mineralogi dikenal juga metamorfsime hidrothermal. Dalam hal ini larutan Panas/gas memanasi retakan-retakan batuan dan menyebabkan perubahan mineralogi batuan sekitarnya. Metamorfisme semacam ini melibatkan adanya penambahan unsur dalam batuan yang dibawa oleh larutan panas dan lebih dikenal dengan metasomatisme.

Sumber :

http://geohazard009.wordpress.com/2009/12/09/batuan-metamorf/

http://viq-pangea.blogspot.com/2009/04/batuan-metamorf-adalah-batuan-yang.html

http://kepaladesatotogansutrisno.blogspot.com/

http://wahyuancol.wordpress.com/category/litosfer/batuan/page/2/

Diposkan olehKharis Wiratamadi05.471 komentar:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

KLASIFIKASI PENAMAAN BATUAN PIROKLASTIK

KLASIFIKASI PENAMAAN BATUAN PIROKLASTIK

A. Pendahuluan

Batuan piroklastik adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari katapyroberarti api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), danclastartinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen. Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika.

B.Klasifikasi Penamaan Batuan Piroklastik

Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 1.Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang sangat khas adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer. Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial ataujuvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).

Tabel 1.Klasifikasi batuan piroklastika, Fisher 1966

Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.

Tipe Endapan Piroklastik

Endapan Piroklastik Tak Terkonsolidasi (Unconsolidated)

1.Bom Gunung Api

BomGunungapiadalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih besar dari 64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya berujud plastik pada waktu tererupsi. Beberapabombmempunyai ukuran yang sangat besar.

2.Blok Gunung Api

Blok Gunung apimerupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsieksplosivedari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Blok-blok ini selalu menyudut bentuknya atauequidimensional.

3.Lapili

Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi eksplosif gunung api yang berukuruan 2mm-64mm. Selain dari fragmen batuan , kadang-kadang terdiri dari mineral-mineral augti, olivine, plagioklas.

4.Debu Gunung Api

Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm-1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam keadaan belum terkonsolidasi, ( Endarto, Danang, 2005 ).

Endapan Piroklastik yang Terkonsolidasi (consolidated)

1.Breksi piroklastik

Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block block gunung api yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta mengandung lebih kurang 25 % lapili dan abu.

2.Aglomerat

Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material material dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25 %

3.Batu lapilli

Batu lapili adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili dengan ukuran 2 64 mm

4.Tuff

Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi, dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : tuff lapili, tuff aglomerat, tuff breksi piroklastik ( Endarto, Danang, 2005 ).

Tabel 2.Klasifikasi Tuf (Tuffs/Ash)Schmid, 1981

lithic tuff-tuf didominasi oleh fragmen batuan

vitric tuff -tuf didominasi oleh pumis dan fragmen glas vulkanik

crystal tuff -tuf didominasi oleh fragmen kristal

Tabel 3.Classification and nomenclature of pyroclasts and well-sorted pyroclastic deposits based on clast size (afterSchmid, 1981).

Clast size in mm

Pyroclast

Pyroclastic deposit

Mainly unconsolidated tephra

Mainly consolidated pyroclastic rock

> 64

bomb, block

agglomerate bed of blocks or bomb, block tephra

agglomerate pyroclastic breccia

64 to 2

lapillus

layer, bed of lapilli or lapilli tephra

lapilli tuff

2 to 1/16

coarse ash grain

coarse ash

coarse (ash) tuff

< 1/16

fine ash grain

fine ash (dust)

fine (ash) tuff

Campuran Piroklastik dan Epiklastik

Tabel 4.Terms to be used for mixed pyroclastic-epiclastic rocks (afterSchmid, 1981,).

Average clast size in mm.

Pyroclastic

Tuffites (mixed pyroclastic-epiclastic)

Epiclastic (volcanic and/or nonvolcanic)

> 64

Agglomerate, pyroclastic breccia

Tuffaceous conglomerate, tuffaceous breccia

Conglomerate, breccia

64 - 2

Lapilli tuff

2 - 1/16

coarse

Tuffaceous sandstone

Sandstone

1/16 - 1/256

fine

Tuffaceous siltstone

Siltstone

< 1/256

Tuffaceous mudstone, shale

Mudstone, shale

Amount pyroclastic material

100% to 75%

75% to 25%

25% to 0%

Deskripsi

Pemerian Petrografis:

Sayatan tipis batuan Piroklastik; warna putih; bertekstur ( Welded / Nonwelded); ukuran butir

0.2 - 1 mm; bentuk butiran : menyudut membundar tanggung; disusun oleh: Lithic, Mineral,

Gelas dan Opak.

Komposisi Mineral:

1.Lithic (20 %) : Berwarna putih, ukuran butir 0.5 - 1 mm, bentuk butiran

membundar tanggung, hadir merata dalam sayatan, sebagai Fragmen.

2.Piroksen (5 %) : Berwarna coklat, ukuran butir 0.3 - 1 mm, bentuk butiran

euhedral, hadir Menyebar dalam sayatan sebagai Fragmen.

3.Kuarsa (10 %): Berwarna putih, ukuran butir 0.2 - 1 mm, bentuk butiran

subhedral, hadir Merata dalam sayatan sebagai Fragmen

4.Gelas (60 %) : Berwarna putih, ukuran butir - mm, bentuk butiran amorf,

hadir merata dalam sayatan sebagai matrik.

5.Opak (5 %) : Berwarna hitam, ukuran butir 0.2 - 1 mm, bentuk butiran

subhedral, hadir setempat-setempat dalam sayatan sebagai fragmen.

Nama Batuan :Vitric Tuff

Sumber :

http://www.scribd.com/doc/57623968/16/Batuan-Piroklastik

http://rovicky.wordpress.com/2010/12/22/endapan-awanpanas-merapi/

http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/

http://www.scribd.com/dpasaribu_3/d/57317338-Bab-Vii-Piroklastik

http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2010/01/150-lagu-indonesia-terbaik-sepanjang.html

http://dongenggeologi.com