40
PROSEDUR PEMBERIAN OBAT A. PENGERTIAN OBAT Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh. Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain. Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas B. REAKSI OBAT Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh. Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu : 1. Absorbs obat 2. Distribusi obat 3. Metabolisme obat 4. Eksresi sisa

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

  • Upload
    septi

  • View
    108

  • Download
    11

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pemberian obat

Citation preview

PROSEDUR PEMBERIAN OBAT

A. PENGERTIAN OBAT

Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang sebagai perawatan atau pengobatan bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang terjadi di dalam tubuh.

Pada aspek obat ada beberapa istilah yang penting kita ketahui diantaranya: nama generic yang merupakan nama pertama dari pabrik yang sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama di bawah lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari susunan zat kimianya seperti acetylsalicylic acid atau aspirin, kemudian nama dagang ( trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam menggunakan symbol seperti ecortin, bufferin, empirin, anlagesik, dan lain-lain.

Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi berbagai standar persyaratan obat diantaranya kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki obatkarena unsure keasliannya, tidak ada pencampuran dan potensi yang baik.selain kemurnian, obat juga harus memiliki bioavailibilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektifitas

B. REAKSI OBAT

Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh obat akan bekerja sesuai proses kimiawi, melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan waktu paruh yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam tubuh.Adapun faktor yang mempengaruhi reaksi obat yaitu :

1. Absorbs obat2. Distribusi obat3. Metabolisme obat4. Eksresi sisa

Ada 2 efek obat yakni efek teurapeutik dan efek samping.efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai kandungan obatnya seperti paliatif ( berefek untuk mengurangi gejala), kuratif ( memiliki efek pengobatan) dan lain-lain. Sedangkan efek samping adalah dampak yang tidak diharapkan, tidak bias diramal, dan bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alerg, toksisitas ( keracunan), penyakit iatrogenic, kegagalan dalam pengobatan, dan lain-lain.

C. PERSIAPANN PEMBERIAN OBATAda 6 persyaratan sebelum pemberian obat yaitu dengan prinsip 6 benar :1. Tepat ObatSebelum mempersipakan obat ketempatnya bidan harus memperhatikan kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat penyimpanan.

2. Tepat DosisUntuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harusdiperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepaad pasien.

3. Tepat pasienObat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada pasien.

4. Tepat cara pemberian obat

5. Tepat waktuPemberian obat harus benar-benar sesuai dengna waktu yang dprogramkan , karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

6. Tepat pendokumentasian

D. PERHITUNGAN DOSIS OBATDosis pada Bayi dan Anak BalitaPembagian dosis obat pada bayi dan anak balita dibedakan berdasarkan 2 standar, yaitu berdasarkan luas permukaan tubuh dan berat badan.1. YoungDa = n/ n +12 X Dd (mg) tidak untuk anak > 12 tahun

2. DillingDa = n / 20 + Dd ( mg )

3. GaubiusDa = 1/12 + Dd ( mg ) ( untuk anak sampai umur 1 tahun )Da = 1/8 + Dd ( mg ) ( untuk anak 1-2 tahun )Da = 1/6 + Dd ( mg ) ( untuk anak 2-3 tahun )Da = 1/ 4 + Dd ( mg ) ( untuk anak 3-4 tahun )Da = 1/3 + Dd ( mg ) ( untuk anak 4 7 tahun )

4. FriedDa = m/150 x Dd ( mg )5. SagelDa = (13 w + 15)/100 + Dd ( mg ) ( umur 0 20 minggu )Da = ( 8w + 7)/100 + Dd ( mg ) ( umur 20 52 minggu )Da = ( 3w+ 12)/100 + Dd ( mg ) ( umur 1-9 minggu )

6. ClarkDa = w anak/ w dewasa x Dd

7. Berdasarkan area permukaan tubuh :Dosis anak = area permukaan tubuh anak/ 1,7 mm2 X dosis dewasa normal

E. TEKNIK PEMBERIAN OBAT1. Pemberian Obat per OralMerupakan cara pemberian obat melalui mulut dengan tujuan mencegah, mengobati, mengurangi rasa sakit sesuai dengan efek terapi dari jenis obat.Alat dan bahan :1. Daftar buku obat2. Obat dan tempatnya3. Air minum ditempatnya

Prosedur kerja :1. Cuci tangan2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan3. Baca obat, dengna berprinsip tepat obat, tepat pasien, tepat dosis, tepat waktu, tepat kerja, dan tepat pendokumentasian.4. Bantu untuk meminumnya:

a. Apabila memberikan obat berbentuk tablet atau kapsul dari botol, maka tuangkan jumlah yang dibutuhkan ke dalam tutup botol dan pindahkan ke tempat obat. Jangan sentuh obat dengan tangan. Untuk obat berupa kapsul jangan dilepaskan pembungkusnya.b. Kaji kesulitan menelan, bila ada jadikan tablet dalam bentuk bubuk dan campur dengan minumanc. Kaji denyut nadi dna tekanan darah sebelum pemberian obat yang membutuhkan pengkajian.5. Catat perubahan, reaksi terhadap pemberian obat dan evaluasi respon terhadap obat dengan mencatat hasilpemberian obat6. Cuci tangan

2. Pemberian Obat via Jaringan IntrakutanMerupakan cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit dengan tujuan untuk melakukan tes terhadap reaksi alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan dibawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah lengan tangan bagian ventral.Alat dan bahan:1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat2. Obat dalam tempatnya3. Spuit 1 cc / spuit insulin4. Kapas alcohol dalam tempatnya5. Cairan pelarut6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )7. Bengkok8. Perlak dan alasnya9. Jarum cadangan

Prosedur Kerja:1. Cuci tangan2. Jelaskan prsedur yang akan dilakukan3. Bebaskan daerah yang kan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan keataskan4. Pasang perlak atau pengalas ibawah bagian yang akan disuntik5. Ambil obat untuk tes alergi kemudian larutkan / encerkan dengan aquades ( cairan pelarut) kemudian ambil 0.5 cc dan encerkan lagi sampai kurang lebih 1 cc, dan siapkan pada bak instrument atau injeksi.6. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan7. Tegangkan dengan tangan kiri atau daerah yang akan disuntik8. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 15-20 derajat dengan permukaan kulit.9. Semprotkan obat hingga terjadi gelembung10. Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase11. Catat reaksi pemberian12. Cuci tangan dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jnis obat.

3. Pemberian Obat via Jaringan SubkutanMerupakan cara memberikan obat melalui suntikan dibawah kulit yang dapat dilakukan pada daerah lengan atas sebelah luar atau 1/3 bagian dari bahu, paha sebelah luar, daerah dada, dan daerah sekitar umbilicus ( abdomen ). Pemberian obat melalui subkutan ini biasanya dilakukan dalam program pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian insulin terdapat 2 tipe larutan : yaitu jernih dan keruh. Larutan jernih dimaksudkan sebagai insulin tipe reaksi cepat ( insulin regular ) dan larutan yang keruh karena adanya penambahan protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.Alat dan bahan :1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat2. Obat dalam tempatnya3. Spuit insulin4. Kapas alcohol dalam tempatnya5. Cairan pelarut6. Bak injeksi7. Bengkok8. Perlak dan alasnya

Prosedur Kerja:Cuci tangan

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

2. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan

3. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian yang akan disuntik

4. Ambil obat untuk dalam tempatnya sesuai dosis yang akan diberikan setelah itu tempatka pada bak injeksi.

5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan dilakukan suntikan

6. Tegangkan dengan tangan kiri ( daerah yang akan dilakukan suntikan subkutan)

7. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan sudut 45 derajat dengan permukaan kulit.

8. Lakukan aspirasi, bila tidak ada darah semprotkan obat perlahan-lahan hingga habis.

9. Tarik spuit dan tahan dengan kapas alcohol dan spuit yang telah dipakai masukkan kedalam bengkok.

10. Catat reaksi pemberian dan catat hasil pemberina obat / test obat, tanggal, waktu, dan jenis obat.

11. Cuci tangan

4. Pemberian Obat Intravena LangsungCara Pemberian obat melalui vena secara langsung, diantaranya vena mediana cubiti / cephalika ( lengan ), vena saphenosus ( tungkai ), vena jugularis ( leher ), vena frontalis / temporalis ( kepala ), yang bertujuan agar reaksi cepat dan langsung masuk pada pembuluh darah.Alat dan bahan :

1. Daftar buku obat / catatan, jadual pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuit 1 cc / spuit insulin

4. Kapas alcohol dalam tempatnya

5. Cairan pelarut

6. Bak steril dilapisi kasa steril ( tempat spuit )

7. Bengkok

8. Perlak dan alasnya

9. Karet pembendung

Prosedur Kerja:1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan

4. Ambil obat dalam tempatnya dengna spuit sesuai dengan dosis yang akan disuntikan. Apabila obat berada dalam sediaan bubuk, maka larutkan dengna larutan pelarut ( aquades)

5. Pasang perlak atau pengalas di bawah bagian vena yang akan disuntik

6. Kemudian tampatkan obat yang telah diambil pada bak injeksi

7. Desinfeksi dengan kapas alcohol

8. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung ( tourniquet ) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan pemberian obat atau tegangkan dengan tangan / minta bantuan atau membendung diatas vena yang akan dilakukan penyuntikan

9. Ambil spuit yang berisi obat

10. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan ke pembuluh darah

11. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis

12. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan penekanan pada daerah penusukan dengan kapas alcohol , dan spuit yang telah digunakan letakkan ke dalam bengkok.

13. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat

14. Cuci tangan.

5. Pemberian Obat Intravena Tidak Langsung ( via Wadah )Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat kedalam wadah cairan intravena yang bertujuan untuk meminimalkan efek samping dan mempertahankan kadar terapetik dalam darah.Alat dan bahan :1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran

2. Obat dalam tempatnya

3. Wadah cairan ( kantong / botol )

4. Kapas alcohol dalam tempatnya

Prosedur Kerja :1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Bebaskan daerah yang akan disuntik, bila menggunakan bau lengan panjang buka dan ke ataskan

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong

5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran.

6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam kantong / wadah cairan.

7. Setelah selesai tarik spuit dan campur dengan membalikkan kantong cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung lain.

8. Periksa kecepatan infus.

9. Cuci tangan

10. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pmberian obat

6. Pemberian Obat Intravena Melalui SelangAlat dan bahan :1. Spuit dan jarum sesuai ukuran

2. Obat dalam tempatnya

3. Selang intravena

4. Kapas alcohol

Prosedur Kerja:1. Cuci tangan

2. Jelakan prosedur yang akan dilakukan

3. Periksa identitas pasien dan ambil obat kemudian masukkan ke dalam spuit.

4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena

5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol dan stop aliran

6. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus bagian tengah dan masukkan obat perlahan-lahan ke dalam selang intravena.

7. Setelah selesai tarik spuit.

8. Periksa kecepatan infuse dan observasi reaksi obat

9. Cuci tangan

10. Catat obat yang elah diberikan dan dosisnya

7. Pemberian Obat per IntramuskulerMerupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot. Lokasi penyuntikan dapat pada daerah paha ( vastus lateralis ), ventrogluteal ( dengan posisi berbaring ), dorsogluteal ( posisi tengkurap ), atau lengan atas ( deltoid). Tujuannya agar absorbs lebih cepat.Alat dan bahan :1. Daftar buku obat/ catatan, jadual pemberian obat

2. Obat dalam tempatnya

3. Spuit sesuai dengan ukuran, jarum sesuai dengan ukuran : dewasa panjang 2,5-3,75 cm, anak panjang : 1,25-2,5cm.

4. Kapas alcohol dalam tempatnya

5. Cairan pelarut

6. Bak injeksi

7. Bengkok

Prosedur Kerja:1. Cuci tangan

2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

3. Ambil obat kemudian masukkan kedalam spuit sesuai dengan dosis setelah itu letakkan pada bak injeksi

4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan ( lihat lokasi penyuntikan ).

5. Desinfeksi dengan kapas alcohol pada tempat yang akan dilakukan penyuntikan

6. Lakukan penyuntikan:

a. Pada daerah paha ( vastus lateralis ) dengan cara anjurkan pasien untuk berbaring terlentang dengan lutut sedikit fleksib. Pada ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien utnuk miring, tengkurap atau terlentang dengan lutut dan pinggul pada sisi yang akan dilakukan penyuntikan dalam keadaan fleksic. Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk tengkurap dengan lutut di putar kearah dalam atau miring dengan lutut bagian atats pinggul fleksi dan diletakkan di depan tungkai bawahd. Pada daerah deltoid ( lengan atas ) dengan cara anjurkan pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.

7. Lakukan penusukkan dengan posisi jarum tegak lurus8. Setelah jarum masuk lakukan aspirasi spuit bila tidak ada darah semprotkan obat secara perlahan-lahan hingga habis9. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik spuit dan tekan daerah penyuntikan dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah digunakan letakkan pada bengkok.10. Catat reaksi pemberian, jumlah dosis, dan waktu pemberian11. Cuci tangan

DOSIS OBATDosis suatu obat : adalah dosis pemakaian sekali untuk peroral atau injeksi,Dalam pemberian terapi obat yg rasional, DOSIS OBAT merupakan faktor penting dlm menghasilkan efek yang diinginkan, bahkan dpt membahayakan jika terjadi OVER DOSIS.Untuk menetapkan dosis yang tepat, perlu diketahui macam-macam dosis :

DOSIS TERAPI (DT)Dosis individual yg tertulis di resep dg tujuan pengobatan

DOSIS LAZIM (DL)Dosis yang tercantum di literatur yg lazimnya dapat menyembuhkan, dosis tersebut sebagai acuan dalam menetapkan dosis terapi per individualContoh : ErithromicinSekali minum : 250 mg 500 mgSeharinya : 1000 mg 2000 mg

DOSIS MAKSIMUM (DM)Dosis terbesar yg dpt memberikan efek terapi tanpa menimbulkan bahayaContoh : ErithromicinSekali minum : 500 mgSeharinya : 4000 mg

FAKTOR YG MEMPENGARUHI DOSIS OBAT :Berat BadanUmurLuas permukaan tubuhJenis kelaminStatus patologiToleransiObat yg diberikan bersamaanWaktu pemakaianBentuk sediaan dan cara pemakaian

KONVERSI DALAM SISTEM MATRIKS1 Gram ( g ) = 1000 miligram ( mg )1 Liter ( l ) = 1000 mililiter ( ml )1 Miligram = 1000 mikrogram ( g )Mililiter ( ml ) = cc1 Sendok Teh ( sendok obat, sendok plastik ) = 5 ml1 Sendok Makan = 15 ml

RUMUS MENGHITUNG DOSIS:

CLARK : w/70 x DM DewasaYOUNG : w/(n+20) X DM DewasaDILLING : n/20 X DM DewasaFRIED : m/150 X DM DewasaCOWLING : (n+1)/24 X DM DewasaKeterangan :W = Berat Badan ( Kg )n = Umur ( tahun )m = Umur ( bulan)

CARA MENGHITUNG DOSISBERDASARKAN BERAT BADAN (CLARK)W (Weight = BB (Kg)) / 70 X DM DewasaBerapa dosis erithromicin untuk anak 5 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg 500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?Jaw: Sekali minum = 15 Kg/70 Kg X 250mg-500mg= 52.5mg -105 mgSeharinya = 15 Kg/70 Kg X 1000mg-2000mg=210mg 420mg

BERDASARKAN UMURYOUNG ( n = UMUR KURANG DARI 8 TAHUN )n (umur) / n + 12 X DM DewasaBerapa dosis erithromicin untuk anak 5 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg-500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?Jaw : Sekali minum = 5 / 5 + 12 X 250mg-500mg=73.5 mg 147 mgSeharinya = 5 / 5 + 12 X 1000mg-2000mg= 294 mg 588 mg

BERDASARKAN UMURDILLING ( N = UMUR DIATAS 8 TAHUN )n (umur) / 20 X DM DewasaBerapa dosis erithromicin untuk anak 10 tahun ( BB = 15 Kg ) jika dosis lazimnya 250mg-500mg sekali minum dan 1000mg-2000mg seharinya?Jaw : Sekali minum = 10 / 20 X 250mg-500mg= 125 mg 250 mgSeharinya = 10 / 20 X 1000mg-2000mg= 500 mg 1000 mg

Diposkan oleh Nawan budi di 23.01 Tidak ada komentar:

Kirimkan Ini lewat Email

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2770525549628383364&postID=993331007268405957&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2770525549628383364&postID=993331007268405957&target=twitter" \o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke Twitter

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2770525549628383364&postID=993331007268405957&target=facebook" \o "Berbagi ke Facebook" \t "_blank" Berbagi ke Facebook

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=2770525549628383364&postID=993331007268405957&target=pinterest" \o "Bagikan ke Pinterest" \t "_blank" Bagikan ke PinterestRumus-Rumus

1. Maternitas

2. Menghitung HPHT /Taksiran Persalinan (Rumus Naegle)

Hari + 7, Bulan -3, Tahun + 1

1. Menghitung Usia Kehamilan

Rumus Mac Donal :

TFU (cm)= tuanya kehamilan dalam bulan

3,5 cm

X (Bulan) = Tgl pemeriksaan HPHT

UK = X x 4

1. Menghitung Usia kehamilan

1. Menghitung Berat Badan Janin (Rumus Jhonson Tausak)

( MD 12 ) X 155 = BB janin

MD :jarak simfisis pubis s/d fundus uteri

1. Perhitungan ovulasi pada wanita

Menstruasi14 hariMenstruasi berikutnya (siklus 28 hari)

Menstruasi21 hariMenstruasi berikutnya (siklus 35 hari)

1. Menghitung DJJ

Hitung selama 5 detik selang 5 detik hitung lagi 5 detik selang 5 detik lalu

Hitung lagi 5 detik, hasilnya teratur jika angka ke 1&3 sama.

1. Menghitung Cairan

1. Menghitung balance cairan

TPM =Total Vol infuse (cc) x Factor TetesanLama waktu penginfusan(menit )

Factor tetesan

Makro 1 cc = 60 tetes

Mikro 1 cc = 15 tetes atau 1 cc = 20 tetes

1. Menghitung jumlah tetesan infus

TPM=Volume cairan infus x faktor tetes normalLama pemberian x 60

1. Menghitung Lama pemberian infus

LP =Volume cairan infus x faktor tetes normalOrder tetesan x 60

1. Menghitung cairan yg diberikan pd Px Luka bakar

Dewasa= RL 4 ml x BB x % LB

Anak = RL 2 ml x BB x % LB

8 jam First and 16 jam continued

1. Kebutuhan cairan anak sesuai BB

100ml untuk Kg pertama

50ml untuk Kg kedua

25ml untuk Kg selanjutnya

Exc, Hitung kebutuhan cairan anak jika BB 26 Kg

Keb. Cairan : (10100)+(1050)+(625)

: 1000+500+150

:1650 ml

1. Rumus hitung cairan

Tetesan/menit=keb.Cairan (cc)xTetesan DasarWaktu 60(dtk)

Kebutuhan Cairan (cc)x makro 1/1 mikro

Waktu (Jam)

1. Contoh Soal

Cairan 500cc harus habis dalam 10 jam

Jawab:500ccx makro = 16,6 GTT/menit10 jam

Cairan 250cc dengan kecepatan 20GTT/ menit, Berapa habisnya cairan?

Jawab:250x = 20 GTT/menit X

X =250 x 1= 4,16 makro

(203)

Jumlah CairanTetesanHabis Dalam

500 cc

500cc

500cc

500cc20GTT

30GTT

40GTT

60GTT8,33 Jam

5,55 Jam

4,16 Jam

2,77 Jam

1. Pemberian obat

1. Menghitung dosis berdasarkan perbandingan dgn dosis dewasa

Umur= (umur dewasa > 20 tahun)

a. Young : Da = (n / (n + 2)) x Dd

b. Dilling : Da = (n/20) x Dd

c. Cowling : Da = ((n+1)/24) x Dd

Luas Permukaan Tubuh (LPT dewasa 1,73 m2)

a. Crawford : Da = (LPTa/LPTd) x Dd

b. Denekamp :

Da = ((12LPTa + 13)/100) x Dd

Catatan : LPT = ((0,5738xbbxt)/(0,39640,024265))m2

Berat Badan (BB dewasa 70 kg)

a. Clark : Da = (Ba/Bd) x Dd

b. Augsberger :

Da = ((1,5B + 10)/100) x Dd

1. Perhitungan dosis tablet/kapsul/obat cair/suntikan

X = (dosis yg diminta : dosis yg tersedia) x satuan yg ada

1. Menghitung dosis obat untuk anak (Clark Rule)

Dosis anak =Permintaan x pelarutSediaan yg ada

Dosis Dewasa xBerat anak (Ponds)50

1 Ponds = 2,2 kg

1. Menghitung pengganti takaran obat

Obat sediaan=Obat yg diperlukanTablet Tablet yg diperlukan

Contoh: Tersedia Amoxylin 30 mg tiap tablet diperlukan obat sebanyak 375 mg?

Jawab: 30 =375= 12,5 Tablet

1 Tablet X

1. Kebutuhan cairan untuk Dehidrasi pd bayi Diare

BB x (D+M+C) cc

Dehidrasi (D) Ringan =5o cc/Sedang =80 cc/Berat =100 cc

Maintenance (M): Neonatus=140-120cc/ 0-1 Th=120-100cc/1-2 Th=100-90cc/2-4 Th=90-80cc

4-8 Th=80-70cc/8-12 Th=70-60cc/>12 Th=60-50cc

Concimetten Loss: Muntah=25cc/ BAB=25cc/ Muntah+BAB=30cc

1. Pemberian Infus pada Neonatus

Jumlah Cairan= Keb. Cairan x BB

Keb.Cairan: NaCl 3% =2-4 Meq/KgBB 1Meq=2cc

KCl 3,75% =1-3 Meq/KgBB 1Meq=2cc

Bicnat 7,5% =2-4 Meq/KgBB 1Meq=1cc

Dectrose 10% Jumlah Selebihnya

1. Pembuatan Larutan Saflon

Rumus: M1 x V1 = M2 x V2

Contoh: akan dibuat larutan Saflon 2% sebanyak 100 ml dengan sediaan larutan 20%. Berapa cairan Saflon yang diperlukan?

Jawab: 20% v1 = 0,2% Ml

v1 =0,2% x 100=201 ml (jumlah saflon)

20% 20

Jumlah Aquades yg diperlukan = v2-v1 = 100-1

Ml = 99 ml

1. Pembuatan campuran obat skintest

Rumus: 1:9

Contoh: Amoxcylin 0,1cc dan aquades 0,9cc dalam spuit 1cc disuntikkan dengan undulasi 0,5-1 cm dan tunggu selama 15 menit hasilnya positif bila undulasi bertambah dan gatal (merah).

1. Perhitungan Tes Rumple Leed

Rumus:Sistolik + Diastolik 2

Contoh: TD: 120/80 mmHg

Jawab: 120+80 =100mmHg

Ditahan selama 15 menit dan hasilnya positif bila dalam lingkaran 5cm terdapat lebih dari 10 bercak merah (ptechie).

1. Perhitungan jumlah pemberian o2

Rumus: RR x volume tidal x 20%=ML

Contoh: Klien dengan RR 35x/menit harus mendapatkan o2 sebanyak

35500 ML x 20% = 3500 ML = 3,5 Liter

1. Perhitungan pengambilan obat untuk tes Mantouk

Rumus:Unit Yg Diperlukan Unit yg tersedia dalam ml

Contoh: Terdapat cairan PPD dalam vial 4cc dengan kandungan obat 1 ml= 50 unit (5tu) maka berapa yang diambil dalam vial?

Jawab:5 unit= 0,1 ml

50 unit (dlm 1 ml)

Disuntikan IC dengan pembacaan hasil sesudah 24-72 jam. Untuk ATS diberikan 300 unit untuk dewasa dan separuhnya untuk anak anti tetanus.

1. Perhitungan denyut nadi maksimal

Rumus: 220 Umur (dalam tahun)

Contoh: Usia 20 tahun denyut nadi maksimalnya 200x/menit (saat olahraga stop apabila nadi sudah mencapai 200x/menit)

1. Perhitungan BB Ideal

Rumus:BB x 100%TB 100

BB normal = nilai 90-100%

BB kurang, nilai kurang dari 90%

BB lebih, BB lebih dari 110%

Rumus (Bocca):

TB -100% Kg (pria TB < 160cm)

TB -100x 1 Kg (Wanita TB 150cm)

Contoh: Pria dengan TB 170cm harus memiliki BB ideal

(170-100)-10%=70-7 Kg (7010%)= 63 Kg

1. Rumus menghitung BB dan TB normal untuk balita diatas 3 tahun

Rumus: BB= 8-2 (Kg)

TB= 80-5n (cm)

Contoh: Balita usia 3 tahun memiliki BB normal 14 Kg dan TB 95 cm.

1. Penilaian kesadaran dengan GCS

Mata (E):

4: Spontan membuka mata

3: Dengan perintah

2: Dengan rangsang nyeri

1: Tidak ada reaksi

Motorik (m):

6: Mengikuti perintah

5: Melokalisir nyeri

4: Menghindari nyeri

3: Fleksi abnormal

2: Ekstensi abnormal

1: Tidak ada reaksi

Verbal (V):

5: Orientasi baik

4: Disorientasi waktu & tempat, tapi dapat mengucapkan kalimat

3: Hanya mengucapkan kata-kata

2: Mengerang

1: Tidak ada reaksi

1. Penilaian AFGAR Score

Klinis012

Warna kulit (A)

Pulse (P)

Reflek (G)

Tonus (A)

Nafas (R)Biru/ Pucat

Tidak ada

Tidak ada

Lunglai

Tidak adaBadan merah Ekstremitas Biru

100x/menit

Menangis kuat

Aktif

Kuat, Teratur

0-3 Aspiksia berat, 4-7 Aspiksia sedang, 7-10 Normal

1. Kekuatan Otot

0: tidak ada kontraksi

1: terdapat kontraksi tapi tidak bisa bergeser

2: hanya ada pergeseran dan pergerakan sendi

3: dapat mengadakan gerakan melawan gravitasi, tapi tidak bisa melawan

4: dapat melawan gravitasi tapi tidak dapat melawan tahanan (lemah)

5: dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan penuh

Catatan: L Ka L Ki

K Ka K Ki

1. Tajam penglihatan

6/6 : Bisa membaca dengan benar huruf pada Snelen Chart dan orang

orang normal pun dapat melakukanny (jarak 6 m)

6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6m, sedangkjan orang

normal bisa membaca pada jarak 30m.

3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dengan benar

pada jarak 3m sedangkan orang normal 60m.

1/300 : Hanya bisa melihat lambaian tangan pada jarak 1m, orang normal

300m.

1/- : Hanya bisa merasakan sinar saja

0 : Buta total

1. Pemeriksaan pendengaran dan diagnosanya

RinnerWeberSchwabachDiagnosa

+Tidak ada lateralisasiSama dengan pemeriksaNormal

-Lateralisasi ke telinga sakitMemanjangTuli konduktif

+Ke vg sehatMemendekTuli sensori

Tes rinner : membandingkan hantaran udara dengan hantaran tulang

pendengaran

Tes weber : mwmbandingkan hantaran tulang kiri dan kanan

Tes schwabach:membandingkan hantaran tulang pendengaran klien

dengan pemeriksa

18. Stadium Tumor Nasofaring

I : Tumor dinasofaring

II : Meluas kerongga hidung sinus sfenoid

III : Meluas ke sinus maksila, etmoid rongga mata dan pipi

IV : Meluas ke rongga intra kranial

19. Stadium Ca Cerviks

0 : insitu karsinoma di epitel

1 : terbatas di serviks

2 : menyebar ke luar serviks 2/3 bagian atas vagina dan parametrium

3 : sudah mencapai dinding panggul

4 : matasate ke rektum, vesika urinaria dan organ lain

20. Derajat luka bakar

Stadium 1 : pada epidermis (sembuh 5-7 hari)

Stadium 2 : pada dermis (sembuh 16-21 hari)

Stadium 3 : sudah mencapai subkutis

21. Klasifikasi Denyut Nadi

0 : tidak teraba adanya denyut

1 : denyutan berkurang dan sulit diraba

2 : normal, teraba dengan mudah dan tidak mudah lenyap

3 : denyutan kuat dan seperti memantul terhadap ujung jari

22. Klasifikasi dalam oedema

1+ : depresi 2mm

2+ : depresi 4mm

3+ : depresi 6mm

4+ : depresi 8mm

23. Pemberian oralit diberikan setiap mencret/muntah

< 1 th : 50-100cc

1-5 th : 100-200cc

>5 th : 200-300cc

Dewasa: 400-500cc

24. Pemberian imunisasi menurut umur

UmurAntigen

2 Bulan

3 Bulan

4 Bulan

9 BulanBCG, DPT, polio 1

Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2

Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3

Hepatitis 3, Campak, Polio 4

25. Pemberian Suction

1. Ukuran Kateter Penghisap

UsiaUkuran

1. Neonatus6-8 Fr

1. Bayi s/d 6 bulan6-8 Fr

1. 18 bulan8-10 Fr

1. 24 bulan10 Fr

1. 2-4 tahun10-12 Fr

1. 4-7 tahun12 Fr

1. 7-10 tahun12-14 Fr

1. 10-12 tahun14 Fr

1. Dewasa12-16 Fr

1. Regulator Vacum yang digunakan

Alat Vacum( mmHg )

1. Bayi60-100 mmHg

1. Anak-anak100-120 mmHg

1. Dewasa120-150 mmHg

Alat Vacum(inci Hg)

1. Bayi3-5 inci Hg

1. Anak-anak5-10 inci Hg

1. Dewasa7-15 inci Hg