Upload
trinhkhue
View
233
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PROSES PEMBERDAYAAN PEMULUNG
OLEH SEKOLAH KAMI
DI BINTARA JAYA BEKASI BARAT
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ilmu
Sosial Islam (S.Sos.I )
Oleh:
MUSYFIQ AMRULLAH 109054000011
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2013
i
Musyfiq Amrullah PROSES PEMBERDAYAAN PEMULUNG OLEH SEKOLAH KAMI DI BINTARA JAYA BEKASI BARAT
ABSTRAK
Pendidikan merupakan kebutuhan utama yang harus dimiliki setiap manusia, karena pendidikan merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan taraf hidup manusia. Sekalipun pengaruh kemiskinan sangat besar terhadap anak-anak yang tidak bersekolah atau tidak bisa melanjutkan pendidikan, kemiskinan bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh. Dibidang pendidikan, pemerintah berupaya mengadakan atau lebih menekankan program Pendidikan Wajib Belajar 9 Tahun. Kenyataanya pendidikan tersebut hanya dapat dinikmati atau dilaksanakan pada masayarakat golongan keluarga yang mampu, lain halnya dengan keluarga yang tidak mampu atau kurang beruntung (keluarga pemulung), bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja mereka sudah kurang, apalagi harus untuk memikirkan biaya akan pendidikan bagi anaknya
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Proses kegiatan pemberdayaan pemulung yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI dan bagaimana manfaat yang dirasakan pemulung dengan adanya SEKOLAH KAMI. Melalui proses wawancara dan observasi, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai manfaat yang dirasakan pemulung di Bintara Jaya Bekasi Barat.
Dengan mewancarai berbagai informan, dapat diketahui bahwa proses pemberdayaan pemulung melalui pelayanan pendidikan dan ketrampilan yang diberikan oleh SEKOLAH KAMI yaitu dengan memberikan pengetahuan yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitas anak-anak pemulung dalam memahami suatu ilmu pengetahuan dan ketrampilan. dengan latar belakang keadaan anak-anak dan umur yang tidak lagi sesuai dengan tingkatan pendidikan formal, materi pendidikan dan pengajaran yang diberikan SEKOLAH KAMI disesuaikan dengan kemampuan anak-anak yang tentunya berbeda dengan materi pendidikan dan pengajaran yang baku. Anak didik diajarkan untuk memahami materi pelajaran berdasarkan logika dan pemahaman bacaan. Mata pelajaran dibatasi hanya kepada pelajaran Berhitung, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Umum, Budi Pekerti dan Agama Islam. Lebih diutamakan lagi adalah pendidikan ketrampilan yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan mereka.
Dalam setiap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI, tentunya besar manfaat yang dirasakan oleh keluarga pemulung. diantara manfaat yang dirasakan keluarga pemulung adalah pelayanan pendidikan dan pelatihan ketrmpilan seperti menjahit, pembuatan aneka sabun, daur ulang sampah dan kesenian angklung ,pelayanan kesehatan seperti pembuatan MCK dan pelayanan posyandu untuk para pemulung di lapak Bintara Jaya, Bekasi Barat
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke
Hadirat Allah SWT atas segala kemudahan yang diberikan oleh Rabb semesta
alam. Sholawat dan salam semoga tetaplah atas junjungan dan pendahulu kita,
Nabi Muhammad SAW, imam para Muttaqin. Demikian pula atas keluarganya,
para sahabatnya Dan atas para pengikutnya.
Skripsi ini merupakan tugas yang harus diselesaikan dalam rangka
melengkapi persyaratan formal untuk memperoleh gelar kesarjanaan saya di
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Penulisan skripsi ini merupakan sebagai tolak ukur keseriusan penulis
dalam menggeluti aktifitas akademik dengan baik, kreatif dan inovatif yang
sesungguhnya.
Sebagai manusia yang tak luput dari khilaf, penulis menyadari dengan
sepenuh hati bahwa skripsi ini banyak mempunyai kekurangan dan kelemahan,
sehingga kritik dari beberapa pihak sangat dibutuhkan untuk lebih baik dalam
kelanjutannya. Penulis akan rela apabila penulisan skripsi ini dikeritik agar lebih
membangun jiwa penulis, agar selalu semangat dalam perjuangan di bidang
akedemik. Penulis merasa sangat berterima kasih dan menghanturkan kata
Banyak-banyak terima kasih kepada :
Setelah penyelesaian skripsi yang cukup lama dalam proses
pengerjaannya, penulis merasa wajib untuk mengucapkan terima kasih setinggi-
iii
tingginya kepada mereka-mereka yang berpengaruh dalam memberikan inspirasi.
Oleh karena itu, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
sebagai berikut :
1. Bapak Dr. Arief Subhan selaku Dekan Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Wati Nilamsari, M.Si selaku ketua Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam dan Bapak Drs.M. Hudri, M. Ag. Selaku Wakil
Ketua Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam atas segala ilmu yang
diberikan selama masa studi peneliti di Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam.
3. Ibu Nurul Hidayati, M.Pd selaku pembimbing skripsi, atas segala
bimbingannya dan motivasi yang diberikan selama melakukan
penelitian dan penulisan skripsi.
4. Para dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Tantan
Hermansyah, M. Si, Bapak Muhtadi, M.Si dan para dosen lainnya
yang telah berbagi ilmunya kepada kami, mahasiswa PMI 2009.
5. Orang tua tercinta Ayahanda Mat soheh dan Ibunda tercinta Asmani,
atas kasih sayang kalian berdua, skripsi ini adalah buah persembahan
dari anakmu tercinta. tanpa pengorbanan dan kesabaran kalian,
manalah mungkin skripsi ini terselesaikan. Maafkan anakmu ibu,
maafkan anakmu ayah. dan Kakak-kakaku, H. Amirulloh, Ka Putri,
Maria Ulfa, Umiyati, Fathurahman, aviansyah, qorie, adi dan semua
iv
keluargaku, segala perhatian ,kasih sayang, semangat, motivasi,
dukungan dan do’a yang peneliti dapatkan selama pelaksanaan skripsi.
6. Abang Azhar Firdaus, yang banyak membantu dan memotivasi saya
dalam mengerjakan skripsi ini.
7. Ibu dr. Irina Amongpradja, Ibu Lady Bahar, Ibu Yani, Ibu Tati dan
seluruh informan yang bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancarai demi mendukung kelancaran skripsi ini.
8. Adinda Noviana Inkaresky yang telah menemani penulis dan
memberikan suport dan dukungan semangat dalam penulisan skripsi
dari awal sampai akhir penyelesaian..
9. Teman-teman di Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang sudah
peneliti anggap sebagai keluarga kedua, Syukron, Nurmah, Aji, Ulfa,
Jean, Bunga, Azis, Fajar, Baren, Adi, Budi, Qonita, Fakhru, Ridwan
dan yang lainnya , yang maaf tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu.
Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak, peneliti
menyadari masih ada kekuarangan dalam pelaksanaan skripsi ini. Untuk itu,
peneliti menerima segala saran dan kritikan demi perbaikan dan kemajuan
penelitian di masa mendatang. Terima kasih
Jakarta, 1 Oktober 2013
Musyfiq Amrullah Peneliti
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Batasan dan Perumusan masalah .......................................... 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 8
E. Metodologi Penelitian .......................................................... 8
1. Jenis Penelitian ........................................................... 8
2. Pendekatan Penelitian ................................................. 9
3. Jenis dan Sumber Data................................................ 9
4. Teknik Pengumpulan Data .......................................... 10
5. Fokus Penelitian ......................................................... 11
6. Teknik Penentuan Subjek Penelitian .......................... 15
7. Teknik Analisa Data ................................................... 16
8. Teknik Keabsahan Data .............................................. 17
9. Instrumen dan Alat Bantu Peneliti .............................. 18
10. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ..................... 19
F. Tinjauan Pustaka ................................................................. 19
G. Sistematika Penulisan .......................................................... 21
vi
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Pemberdayaan Masyarakat .................................................. 23
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat .............................. 23
2. Pemberdayaan sebagai Proses ....................................... 26
3. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembelajaran ................ 30
4. Pemberdayaan Sebagai Proses Penguatan Kapasitas...... 31
5. Pemberdayaan Sebagai Proses Perubahan Sosial ........... 33
6. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembangunan
Masyarakat ................................................................... 34
7. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembangunan
Partisipasi Masyarakat .................................................. 36
B. Pemulung ............................................................................ 38
1. Definisi Pemulung ........................................................ 38
2. Karakteristik Pemulung................................................. 40
.
BAB III GAMBARAN UMUM SEKOLAH KAMI
A. Gambaran Umum SEKOLAH KAMI .................................. 42
1. Sejarah berdirinya ........................................................ 42
2. Tujuan .......................................................................... 46
3. Kepengurusan ............................................................... 47
4. Kurikulum dan Kegiatan SEKOLAH KAMI ................. 48
5. Sasaran Kegiatan .......................................................... 52
B. Gambaran Umum Penduduk Bintara Jaya Bekasi Barat ..... 53
vii
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pemulung
oleh SEKOLAH KAMI ....................................................... 56
1. Proses Pembangunan sarana dan fasilitas ...................... 56
2. Sosialisasi ..................................................................... 57
3. Pelaksanaan kegiatan Belajar SEKOLAH KAMI .......... 57
B. Manfaat Pelaksanaan Proses pemberdayaan Pemulung
oleh SEKOLAH KAMI di Bintara Jaya Bekasi Barat........... 67
1. Pendidikan .................................................................... 68
2. Kesehatan ..................................................................... 70
3. Ekonomi ....................................................................... 71
4. Sosial ............................................................................ 74
BAB V PENUTUP
A. Penutup ............................................................................... 77
B. Saran .................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN- LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 ............................................................................................................ 45
Tabel 2 ............................................................................................................ 50
Tabel 3. ........................................................................................................... 55
Tabel 4. ........................................................................................................... 64
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak sebagai potensi dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, dan
oleh karenanya memiliki posisi sangat strategis dalam menjamin kelangsungan
eksistensi bangsa dimasa depan. Artinya, kondisi anak pada saat ini sangat
menentukan kondisi bangsa di masa depan. Dengan demikian, apabila pada saat ini
anak-anak terpenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, sosial maupun mental
rohaninya, maka mereka akan tumbuh menjadi generasi muda yang berkualitas.1
Generasi yang berkualitas ditandai dengan cerdas, kreatif, mandiri, dan
berakhlak mulia. Mereka memiliki kualitas pribadi yang tangguh, dan siap
menghadapi kehidupan dalam masyarakat multi-kultur.
Kemiskinan merupakan faktor utama munculnya anak terlantar (Anak
pemulung) yang keadaanya makin di perparah oleh krisis ekonomi sejak tahun 1997
yang akibatnya berupa keterlantaran pada anak. Sebagai catatan, Berdasarkan Pusat
Data dan Informasi (Pusdatin) Kesejahteraan Sosial Departemen Sosial, pada tahun
2004 terungkap bahwa jumlah anak terlantar di Indonesia sekitar 3,3 juta anak atau
1 Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Volume 10, No 1,
April 2005, Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial Republik Indonesia, 2005, hl.42
2
sekitar 5,4 persen dari jumlah anak-anak. Jumlah anak rawan terlantar tercatat 10,3
juta atau 17,6 persen dari jumlah seluruh anak 58,7 juta di Indonesia.2
Berdasarkan UUD 45 pasal 34 yang menyatakan bahwa : “Fakir miskin dan
anak-anak terlantar dipelihara oleh negara”.3 Pemerintah memang telah berupaya
untuk mewujudkan program ini, namun masih sangat jauh dari apa yang diharapkan.
Kita masih menyaksikan anak-anak terlantar dipinggiran jalan, angka kemiskinan
yang semakin meningkat, termasuk pula anak-anak pemulung di sekitar lingkungan
kita yang kurang mendapat perhatian pada kejiwaannya dan juga hak untuk
mendapatkan pendidikan, kesehatan dan kehidupan yang layak.
Perlu kita ketahui, bahwa pemulung juga merupakan tanggung jawab Negara.
Negara berkewajiban atas kesejahteraan para pemulung. Pasalnya, sekarang yang
terlihat adalah Negara sudah lepas tangan terhadap pemulung meskipun nyatanya
pemulung adalah kelompok kaum yang termarjinalkan oleh pembangunan yang butuh
perhatian khusus seperti pemberdayaan.
Secara bersamaan, pemulung memiliki sumbangsih yang sangat besar dalam
menjaga kelestarian lingkungan dan keseimbangan ekosistem dimana mereka berada.
Bisa dibayangkan betapa hancurnya suatu ekosistem bila sampah-sampah yang tidak
bisa diurai atau susah dihancurkan oleh bakteri atau bisa disebut dengan sampah
anorganik tidak dipungut para pemulung. Jadi, peran para pemulung ini dalam
2 Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, Pukul 10 : 30 pada
www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6218/ 3 UUD 1945, Pasal 34 ayat 2
3
menjaga lingkungan sebenarnya sangatlah besar. Mereka mengumpulkan barang-
barang yang menghasilkan uang.
Pemulung sebagai tombak dari kegiatan mengumpulkan barang-barang bekas
ini mestinya mendapatkan porsi perhatian besar dalam rangka pemberdayaan
masyarakat miskin perkotaan sehingga antara pemulung, penampung (pengepul),
agen dan pabrik pengolah, merupakan satu mata rantai yang adil dan proporsional.4
Dari tahun ke tahun jumlah pemulung senantiasa bertambah, demikian juga
dengan pemulung anak. Hal ini sangat dipengaruhi oleh situasi krisis ekonomi yang
berkepanjangan dimana terjadi penyempitan lapangan pekerjaan, pendidikan semakin
tidak terjangkau oleh masyarakat miskin dan meningkatnya harga kebutuhan pokok
sehingga mendorong pelibatan seluruh anggota keluarga untuk ikut bekerja.5
Kondisi keluarga yang migran dan miskin menyebabkan anak-anak hidup
tanpa identitas kewarganegaraan, tempat tinggal yang tidak memadai dan lingkungan
tak bersanitasi meghasilkan dampak buruk pada kesehatan pemulung anak, komunitas
ilegal berdampak pada kesulitan memperoleh akses pelayanan publik seperti
pendidikan dan kesehatan.
Pemulung anak merupakan komunitas yang selayaknya memperoleh hak-hak
dasarnya dengan baik. Mereka dapat bermain dan belajar sebagaimana layaknya
4 Artikel tersebut diakses tanggal 4 Maret 2013, Pukul 14 :11 pada
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pilkada&id=157005.html 5 Artikel tersebut diakses tanggal 4 Maret 2013, Pukul 13 :16 pada
http://www.portalinfaq.org/p01_program_view.php?program_id=156
4
anak-anak yang lain bisa menikmati masa kanak-kanak dan dapat terlindungi dari
bahaya kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
Dalam permasalahan sosial anak, pemulung anak membutuhkan orang-orang
atau lembaga yang mapan sebagai tempat untuk berlindung dan berkembang menjadi
anak-anak yang kemudian hari menjadi pemimpin negara.6 Hal ini sesuai dengan
Elizabethan Poor Law yang di keluarkan pada tahun 1601 mencangkup tiga
kelompok penerima bantuan:
1. Orang-orang miskin yang kondisi Fisiknya masih kuat. (the able bodied poor)
2. Orang-orang miskin yang fisiknya buruk. (the Impotent poor)
3. Anak-anak yang masih tergantung pada orang lebih mapan. (dependent children)
Dari ketiga kelompok bantuan tersebut, jelas sekali bahwa anak-anak
pemulung dan dhuafa termasuk dalam kelompok ketiga, yaitu kelompok yang masih
tergantung pada orang yang lebih mapan (dependent children). Dalam hal ini, orang-
orang atau lembaga yang telah mapan memegang peranan penting untuk membantu
anak-anak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, terutama dalam upaya pengetasan
kemiskinan bagi komunitas pemulung anak-anak.
Salah satu upaya mendasar adalah dengan cara meningkatkan penghasilan
dan mengurangi pengeluaran keluarga. Namun, ada hal yang sangat penting, yaitu
membangun paradigma kemandirian di kalangan anak-anak miskin sedini mungkin.
6 Isbandi Rukminto Adi, Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial, Edisi kedua, (Depok: FISIP
UI Press, 2005), h.2
5
Pengembangan Ketrampilan pada anak-anak miskin merupakan salah satu
upaya lembaga dalam membangun kemandirian di kalangan anak-anak pemulung
dan dhuafa. Mereka memiliki minat dan bakat dalam jiwanya, akan tetapi karena
faktor kehidupan yang kurang terpenuhi, maka anak belum dapat mengembangkan
potensinya.
Untuk itu SEKOLAH KAMI hadir di tengah-tengah masyarkat yang
merupakan sekolah informal yang dikelola secara swadaya untuk menampung
kegiatan belajar anak-anak pemulung dan kaum dhuafa.
SEKOLAH KAMI merupakan kelompok belajar yang telah berjalan selama 8
tahun, yang dimulai dari barak penampungan transmigrasi. Hingga pada awal tahun
2007 SEKOLAH KAMI pindah dan menempati lokasi di Bintara Jaya, Bekasi Barat.
Sebelumnya tempat belajar SEKOLAH KAMI yang berada di Bintara Jaya
adalah lapak-lapak pemulung dan tempat pembuangan sampah yang hingga akhirnya
sedikit demi sedikit SEKOLAH KAMI berhasil memanfaatkan lokasi tersebut untuk
kegiatan belajar anak-anak kaum pemulung dan dhuafa.
Dengan latar belakang keadaan anak-anak dan umur yang tidak lagi sesuai
dengan tingkatan pendidikan formal, materi pendidikan dan pengajaran yang
diberikan SEKOLAH KAMI disesuaikan dengan kemampuan anak-anak yang
tentunya berbeda dengan materi pendidikan dan pengajaran yang baku. Anak didik
diajarkan untuk memahami materi pelajaran berdasarkan logika dan pemahaman
bacaan. Mata pelajaran dibatasi hanya kepada pelajaran Berhitung, Bahasa Indonesia,
6
Ilmu Pengetahuan Umum, Budi Pekerti dan Agama Islam. Lebih diutamakan lagi
adalah pendidikan ketrampilan yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan
mereka.
Materi pelatihan ketrampilan yang diberikan kepada murid-murid SEKOLAH
KAMI meliputi pelatihan membuat aneka sabun, pelatihan mendaur ulang sampah,
pelatihan aneka kue dan makanan, pelatihan membuat aneka tajutan dan sulaman, dan
pelatihan membuat batik.
Hasil pelatihan ini dapat memberikan bekal ketrampilan kepada para murid
SEKOLAH KAMI yang mayoritas mata pencahariannya sebagai pencari barang
bekas atau pemulung untuk mengelola sampah yang mereka cari, terutama sampah
plastik dan kertas, menjadi barang-barang kerajinan yang mempunyai nilai jual,
seperti produk tas daur ulang dari sampah plastik bekas kemasan, kartu paper
quilling, tas koran, note daur ulang, amplop dan barang kerajinan lainnya.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penulis
menyusun dan menulis skripsi dengan judul: “Proses Pemberdayaan Pemulung
Oleh SEKOLAH KAMI di Bintara Jaya Bekasi Barat. ”
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
Setelah mengamati berbagai macam fenomena yang terjadi pada masyarakat
lapisan menengah ke bawah yang berprofesi sebagai pemulung. maka dalam skripsi
ini, penulis membatasi pembahasan pada pada proses program pemberdayaan
pemulung oleh SEKOLAH KAMI di Bintara Jaya Bekasi Barat.
7
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, maka
permasalahan penelitian ini di rumuskan sebagai beikut:
1. Bagaimana proses pemberdayaan pemulung oleh SEKOLAH KAMI di
Bintara Jaya Bekasi Barat?
2. Bagaimana manfaat SEKOLAH KAMI bagi para pemulung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan dan rumusan masalah yang telah penulis
kemukakan, maka penulis menyampaikan tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana proses pemberdayaan pemulung oleh
Sekolah Kami di Bintara Jaya Bekasi Barat.
2. Untuk mengetahui manfaat SEKOLAH KAMI bagi para pemulung.
D. Manfaat Penelitian
a. Hasil dari Penelitian ini diharapakan dapat mampu memberikan kontribusi
bagi pengembangan ilmu sosial kemasyarakatan yang bersifat praktis dan
jelas.
b. Penelitian ini diharapakan dapat membantu kelompok belajar SEKOLAH
KAMI dalam melaksanakan Program-programnya.
c. Penelitian ini dapat memberikan pengetahuan yang berguna bagi peneliti
dan para pembaca.
8
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. pada
jenis penelitian desktiptif, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar
dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, catatan atau
memo dan dokumen resmi lainnya.7
2. Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif
deskriptif, yaitu, data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata
atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-
kutipan dari data untuk mangilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi.
Data tersebut mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, fotografi,
videotape, dokumen pribadi, memo dan rekaman-rekaman resmi lainya.8
Pendekatan kualitatif ini digunakan karena beberapa pertimbangan,
yaitu bersifat luwes, tidak terlalu rinci, tidak lazim mendefinisikan suatu
konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan perubahan manakala
7 Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003), cet.Ke-2, hal 39 8 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data, (Jakarta: PT. Radja Grafindo
Persada, 2011), cet-2, h. 3
9
ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna di
lapangan.9
Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian
karena berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif, didapatkan hasil
penelitian yang menyajikan data akurat, dan digambarkan secara jelas dari
kondisi sebenarnya.
3. Jenis dan Sumber Data
a. Primer.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh pengumpul data dari
objek risetnya. Data primer yang penulis dapatkan berasal dari Pengurus
SEKOLAH KAMI, guru-guru pengajar dan sebagian murid SEKOLAH
KAMI dan para pemulung disekitar lingkungan SEKOLAH KAMI.
b. Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek
yang diteliti. Data sekunder bisa juga disebut sebagai data tambahan. Data
sekunder yang penulis dapatkan berasal dari buku, majalah, tinjauan
pustaka, internet dan brosur.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data berkaitan dengan mekanisme yang harus
dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Ini merupakan langkah
9 Burhan Bugin, Analisis Data Penelitian Kualitatif, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada,
2003), cet.Ke-2, hal 36
10
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.10
Untuk memperoleh data pada pelaksanaan daur ulang sampah menjadi
barang kerajinan, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan
beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, yaitu pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan
pengukuran.11 Menurut istilah observasi berasal dari bahasa Latin yang
berarti “melihat” dan memperhatikan.12 Selain itu, observasi merupakan
kegiatan pengamatan, peninjauan secara cermat tentang kejadian atau
peristiwa yang terjadi disesuatu tempat tertentu.13 Penulis akan melakukan
pengamatan pada proses pelaksanaan pemberdayaan pemulung dan melihat
manfaat yang dirasakan para pemulung dengan adanya SEKOLAH KAMI
di Bintara Jaya Bekasi Barat.
b. Wawancara, yaitu metode interview, mencakup cara yang dipergunakan
kalau seseorang, untuk tujuan suatu tugas tertentu, mencoba mendapatkan
keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden dengan
bercakap berhadapan muka dengan orang itu.14
10 Deni Ahmad Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet. 1,h.185 11 Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003),
edisi 3, h. 54. 12 Iin Tri Rahayu, dkk, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia Publishing, 2004),
cet. 1, h.1 13 Deni Anwar, Kamus lengkap Bahasa Indonesia, ( Surabaya: Amalia, 2005) 14 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1980),
cet-3, h. 162
11
c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data-
data atau informasi yang diperoleh dari pengurus dan murid-murid
SEKOLAH KAMI dan para pemulung di lingkungan SEKOLAH KAMI.
5. Fokus Penelitian
Penetapan fokus dalam penelitian kualitatif bertujuan untuk
memberikan batasan dalam pengumpulan data, sehingga dengan pembatasan
ini peneliti memfokuskan penelitian terhadap masalah-masalah yang menjadi
tujuan penelitian. Selain itu, fokus penelitian memiliki peran yang sangat
penting dalam memandu danmengarahkan jalanya penelitian. Melalui fokus
penelitian, suatu informasi dilapangan dipilah-pilah sesuai dengan konteks
permasalahan.
Menurut Moleong, fokus penelitian sangatlah penting. Hal ini karena
ada dua maksud yang ingin dicapai, yaitu15:
a. Penetapan fokus penelitian dapat membatasi studi. Dalam hal ini peneliti
tidak perlu kesana kemari untuk mencari subjek penelitian karena sudah
dengan sendirinya dibatasi oleh fokusnya.
b. Penetapan fokus juga berfungsi memenuhi kriteria inklusi-ekslusif atau
kriteria keluar masuk (inclusion-exlusion criteria) suatu informasi yang
baru diperoleh dilapangan.
15 Laxy J. Maleong, metode penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), h.
97
12
Berdasarkan pengertian diatas maka fokus penelitian dalam penelitian
ini adalah proses pemberdayaan pemulung yang dilakukan oleh SEKOLAH
KAMI. Dan menjelaskan manfaat dari SEKOLAH KAMI kepada para
pemulung di Bintara Jaya, manfaat tersebut baik dalam segi pendidikan,
kesehatan, sosial dan ekonomi.
6. Teknik Penentuan Subjek Penelitian
Dalam menentukan subjek penelitian penulis mengacu pada mereka-
mereka yang berperan dalam kegiatan pemberdayaan ini. Dalam penelitian
ini, penulis menggunakan teknik pengambilan sampel purposif. Pada teknik
(purposive sampling), sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti. Dalam
hubungan ini, lazimnnya didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu,
jadi, jadi tidak melalui proses pemelihan sebagaimana dilakukan tekhnik
random.16
Subjek penelitian tersebut terfokuskan pada sejauh mana subjek
pelaksana dan penerima manfaat ini mendapatkan perubahan akan hadirnya
SEKOLAH KAMI. Data-data terkumpul akan dicatat dan ditelusuri lebih
dalam dengan melakukan wawancara mendalam dengan pihak-pihak terkait.
Mereka yang menjadi sumber data primer utama dalam penelitian ini
adalah penanggung jawab SEKOLAH KAMI Ibu dr. Irina Amongpradja,
juga para pengajar yakni Ibu Lady, Ibu Tati, Ibu Yani dan Bapak Ardi.
16 Syamsir Salam dan Jaenal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006). hal.54
13
Sementara data pendukung yakni penerima manfaat dalam penelitian
ini adalah peserta didik siswa-siswi SEKOLAH KAMI yang berjumlah 135
Siswa-Siswi SEKOLAH KAMI diantara usia mereka adalah 7 sampai 15
Tahun, dari sample yang diambil penulis memilih perwakilan kelas dari sd
sampai smp, diantaranya penulis mewancarai kurnia (Ketua kelas 6 SD),
hikam (Ketua Kelas 2 SMP), andi (Ketua Kelas 3 SD), Indah (Siswi
SEKOLAH KAMI) dan siswa-siswi SEKOLAH KAMI lainnya.
Penerima manfaat bagi masyarakat miskin disekitar SEKOLAH
KAMI berjumlah 400 KK, peneliti mewancarai diantaranya ibu-ibu penerima
manfaat posyandu yang dibuat oleh SEKOLAH KAMI bekerjasama dengan
Puskesmas Kelurahan Bintara Jaya, diantaranya penulis mewancari Ibu Maroh
(Bos Pemulung), Ibu Imah (Istri Pemulung), Ibu sari (Istri Pemulung), Ibu Lia
(Istri Pemulung), dan para ibu-ibu di lapak bintara Jaya.
Dan data pendukung penulis juga mewancarai Bapak Nasrudin
sebagai tokoh masyarakat dan ketua RT 003/09 Bintara Jaya Bekasi Barat.
Wawancara yang dilakukan menggunakan beberapa pertanyaan
dengan menekankan pada proses pelaksanaan kegiatan pemberdayaan
pemulung oleh SEKOLAH KAMI dan manfaat bagi para pemulung dari
adanya SEKOLAH KAMI.
14
Tabel 1 Kerangka Sampling
Sumber
Data Nama subyek Penelitian dan
Informan
Jabatan Alasan Pemilihan Subyek Penelitian
Data Primer Utama
dr. Irina Amongpradja
Penanggung Jawab SEKOLAH KAMI
Bertanggung jawab dalam perencanaan
program, dan kegiatan dalam
upaya mengoptimalkan program kegiatan
SEKOLAH KAMI
Lady Bahar Pengurus Harian SEKOLAH KAMI
Bertanggung jawab dalam mengurus kegiatan harian
SEKOLAH KAMI.
Tatiana Srinurari. D, S.Pd
Pengajar SEKOLAH KAMI
Bertanggung jawab dalam kegiatan
belajar mengajar SEKOLAH KAMI
Yani Pengajar SEKOLAH KAMI
Bertanggung jawab dalam kegiatan
belajar mengajar SEKOLAH KAMI
Ardi Pengajar SEKOLAH KAMI
Bertanggung jawab dalam kegiatan
pelajaran komputer SEKOLAH KAMI
Data Primer
Hikam Siswa kelas 1 SMP SEKOLAH KAMI
Sebagai ketua kelas 1 SMP SEKOLAH
15
Pendukung KAMI
Kurnia Siswa kelas 6 SD Sebagai ketua kelas 6 SD SEKOLAH
KAMI dan penerima manfaat program
Andi Siswa Kelas 3 SD Sebagai ketua kelas 1 SMP SEKOLAH
KAMI penerima manfaat program
Indah Siswa Kelas 4 SD Siswi SEKOLAH KAMI
Fitria Siswa Kelas 2 SD Siswi SEKOLAH KAMI
Tomi Alumi SEKOLAH KAMI
Penerima manfaat program kesnian
angklung
Imah Masyarakat di lapak pemulung
Bintara Jaya
Penerima Manfaat Program Posyandu
Sari Masyarakat di lapak pemulung
Bintara Jaya
Penerima Manfaat Program Posyandu
Lia Masyarakat di lapak pemulung
Bintara Jaya
Penerima Manfaat Program Posyandu
Maroh Bos Pemulung di lapak pemulung Bintara Jaya
Penerima Manfaat Program Posyandu
16
7. Teknik Analisa Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori dan satuan uaraian dasar sehingga dapat ditentukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Analisis data bermaksud mengorganisasikan data, di antaranya mengatur,
mengurutkan, mengkelompokan, memberi kode dan mengkategorikanya.17
Dilihat dari jenis penelitian, maka penelitian ini adalah deskriptif. Pada
jenis penelitian deskriptif, data yang dikunmpulkan berupa kata-kata, gambar
dan bukan angka-angka. Dengan demikian , laporan penelitian akan berisi
kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut.
Data tersebut berasal dari naskah wawancara, cacatan lapangan, catatan atau
memo dan dokumen resmi lainnya.18
8. Teknik Keabsahan Data
Dalam memahami kreadibilitas (derajar kepercayaan) suatu keabsahan
data dapat ditempuh dengan menggunakan teknik triangulasi, sebagaimana
yang dikemukakan oleh Patton, yang sebelumnya mengemukakan apa itu
triangulasi dengan sumber informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
yang berbeda dalam penelitian kualitatif:
a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,
misalnya untuk mengetahui sejauh mana capain keberhasilan kegiatan
17 Adang Rukhiyat, dkk, Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003),
edisi 3, hl. 55. 18 Ibid
17
SEKOLAH KAMI dalam melakukan pemberdayaan pendidikan di Bintara
Jaya Bekasi Barat melalui wawancara dengan para pendidik SEKOLAH
KAMI.
b. Membandingkan apa yang dikataan orang didepan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, dalam hal ini penulis mengecek validitas sebuah
wawancara dengan satu pihak dan mengkrosceknya kepada pihak-pihak
yang bersangkutan soal apa yang dikatakannya terhadap realitasnya
didepan orang lain.
c. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
d. Membandingkan hasil wawancara dengan hasil dokumen yang berkaitan
dengan masalah yang diajukan. Peneliti memanfaatkan dokumen atau data
sebagai bahan perbandingan.19
9. Instrumen dan Alat Bantu Peneliti
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan
tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen terpenting
dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri (participant observer).
Peneliti mengunakan alat bantu untuk mengumpulkan data seperti tape
recorder, video kaset, atau kamera.
19 Laxy J. Maleong, metode penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), cet.
Ke-23, h. 330-331
18
Dalam mengumpulkan data-data penulis membutuhkan alat Bantu.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa alat bantu yang
digunakan:
a. Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak
menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak hanya
berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
b. Alat Perekam
Alat perekam berguna Sebagai alat Bantu pada saat wawancara, agar
peneliti dapat berkonsentrasi pada proses pengambilan data tampa harus
berhenti untuk mencatat jawaban-jawaban dari subjek. Dalam
pengumpulan data, alat perekam baru dapat dipergunakan setelah
mendapat ijin dari subjek untuk mempergunakan alat tersebut pada saat
wawancara berlangsung.
c. Kamera
Kamera berguna Sebagai alat Bantu untuk mengambil gambar pada saat
berjalannya kegiatan yang dilakukan SEKOLAH KAMI.
10. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Sekolah Kami yang beralamat Jl.
Bintara Jaya II, Gg. Masjid RT 003/09 Kelurahan Bintara Jaya, Kecamatan
19
Bekasi Barat. Waktu penelitian ini terhitung mulai bulan Februari-Selesai
2013.
Adapun Pedoman yang penulis gunakan dalam penulisan karya
ilmiah ini adalah buku pedoman penulisan skripsi fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.
F. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan perbandingan dan bahan kajian dalam penulisan skripsi ini,
maka peneliti membahas skripsi sebagai berikut:
1. Dalam skripsi yang berjudul : Efektifitas Program Pendidikan Dan
Ketrampilan dalam Pemberdayaan Anak Pemulung di Bengkel Kreativitas
Yayasan Nanda Dian Nusantara Ciputat Tanggerang
Disusun oleh : Wawan Kurnia
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam.
Lulus : 2009 M
Penelitian yang dilakukan oleh Wawan Kurnia mengenai program
pendidikan dan keterampilan dalam memperdayakan anak pemulung
dilakukan oleh Yayasan Nanda Dian Nusantara. Perbedaan penelitian Wawan
dengan penulis yaitu Wawan Kurnia cenderung pada Efektivitas program
pendidikan dan keterampilan yang ada di bengkel tersebut. sedangkan penulis
menitikberatkan pada proses pemberdayaan anak-anak pemulung yang
20
dilakukan oleh Sekolah Kami, serta perbedaan lainnya terletak pada lokasi
penelitian dan lembaganya.
2. Dalam skripsi yang berjudul : Analisis Program Rumah Sahabat Anaka
Dompet Dhuafa Republika, Dalam Pemberdayaan PendidikanInformal Anak
di Kampung Kalimati Rawa Terate Cakung.
Disusun oleh : Rizki Aji Hertentyo
Jurusan : Pengembangan Masyarakat Islam.
Lulus : 2009 M
Penelitian yang dilakukan oleh Rizki Aji Hertentyo mengenai program
program rumah sahabat anak dompet dhuafa republika, dalam
memperdayakan pendidikan informal anak di Kampung Kalimati Rawa
Terate Cakung. Perbedaan penelitian Rizki dengan penulis yaitu Rizki
cenderung pada menganalisis program dalam memperdayakan pendidikan
informal anak jalanan. sedangkan penulis menitikberatkan pada proses
pemberdayaan anak-anak pemulung yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI,
serta perbedaan lainnya terletak pada lokasi penelitian dan lembaganya.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini berdasarkan buku panduan Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.20 Untuk
20 Hamid Nasuhi, dkk.. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis dan Disertasi.
(Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007), Cet. ke-2. h. 11.
21
memudahkan pembahasan dalam skripsi ini penulis membaginya ke dalam lima
bab, yakni :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas latar belakang masalah, perumusan masalah,
Perumusan masalah, Tujuan dan manfaat penulisan, Metodelogi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB 11 TINJAUAN TEORITIS
Bab ini akan membahas mengenai pengertian pemberdayaan
masyarakat, Pemberdayaan sebagai proses, pemberdayaan sebagai
proses pembelajaran, pemberdayaan sebagai proses penguatan
kapasitas, pemberdayaan sebagai perubahan sosial, pemberdayaan
sebagai proses pembangunan masyarakat, pemberdayaan sebagai
proses pembangunan partisipasi masyarakat.
BAB III GAMBARAN UMUM SEKOLAH KAMI
Bab ini akan membahas mengenai Latar belakang lahirnya SEKOLAH
KAMI, Tujuan, Kepengurusan SEKOLAH KAMI, kurikulum dan
kegiatan, sasaran program. Gambaran Umum Penduduk Bintara Jaya
BAB IV ANALISIS PROSES PEMBERDAYAAN PEMULUNG
Bab ini akan membahas mengenai proses pelaksanaan kegiatan
pemberdayan pemulung oleh SEKOLAH KAMI, serta manfaat
SEKOLAH KAMI bagi para pemulung.
22
BAB V PENUTUP
Bab Penutup ini merupakan bab terakhir dari skripsi ini yang
berisikan berupa kesimpulan dan saran-saran.
23
BAB II TINJAUAN TEORETIS
A. Pemberdayaan Masyarakat
1. Definisi Pemberdayaan Masyarakat
Secara bahasa, pemberdayaan berasal dari kata “daya” yang mendapat
awalan ber- menjadi kata “ berdaya” artinya memiliki atau mempunyai daya.
Daya artinya kekuatan, berdaya artinya memiliki kekuatan. Kata “ berdaya”
apabila diberi awalan pe- dengan mendapat sisipan m- dan akhiran –an menjadi
“pemberdayaan” artinya membuat sesuatu menjadi berdaya atau mempunyai
daya atau mempunyai kekuatan.
Terkait dengan pengertian pemberdayaan, Mas’oed mendefinisikan
pemberdayaan sebagai upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau
penguatan (strengthening) kepada masyarakat. Empowerment, yang dalam
bahasa Indonesia “pemberdayaan” adalah sebuah konsep yang lahir sebagai
bagian dari perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat,
utamanya adalah Eropa.21
Sedangkan menurut Parsons pemberdayaan adalah sebuah proses agar
setiap orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai
pengontrolan, dan mempengaruhi, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga
21 Onny S. Prijono, Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi, (Jakarta: Centre for
Strategis and International Studies, 1996), h.44
24
yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang
memperoleh keterampilan, pengetahuan dan kekuasaan yang cukup untuk
mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya..
Menurut Shardlow sebagaimana yang dikutip oleh Isbandi, melihat
bahwa berbagai pengertian yang ada mengenai pemberdayaan pada intinya
membahas bagaimana individu, kelompok ataupun komunitas berusaha
mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk
masa depan dengan sesuai keinginan mereka.22
Dalam Islam, kata pemberdayaan (empowerment) diartikan sebagai
upaya untuk memberi kemampuan atau keberdayaan, yang dalam konteks ini
bagi mereka yang fakir, miskin dan anak yatim, seta pemberdayaan itu
meliputi pemberian makanan, pakaian, bantuan untuk meringankan
penderitaan yang dialaminya, serta membantunya untuk mengantisipasi masa
depannya.23
Pemberdayaan masyarakat (Community empowerment) kadang –
kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta
pembangunan masyarakat (community development). Karena praktiknya
22Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi
Komunitas, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2001), h. 33
23H. Syahrin Haraoan, Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999), h. 87
25
saling tumpang tindih, saling menggantikan dan mengacu pada suatu
pengertian yang serupa. Kalau kita cermati, apa sebenernya pemberdayaan
masyarakat, maka kita bisa menemukan konsep sederhana tentang
pemberdayaan masyarakat, yaitu : suatu proses yang berjalan terus menerus
untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam
meningkatkan taraf hidupnya.
Di dalam pengertian sederhana tersebut, ternyata ada empat kata kunci
yang maknanya sangat strategis, yaitu :
Pertama, adalah kata “proses yang berjalan terus menerus”. Kedua,
“adanya peningkatan kemampuan”. Proses berkesinambungan tadi tetap saja
harus diikuti dengan konsistensi terhadap tujuan proses itu sendiri, yakni pada
peningkatan kemampuan masyarakat dalam berbagai dimensinya. Artinya apa
yang dilakukan haruslah pada input positifnya bagi masyarakat yang menjadi
subyek pemberdayaan.
Ketiga, “adanya peningkatan kemandirian”. Kemandirian bagi
masyarakat adalah suatu yang cukup penting nilainya. Adapun faktor-faktor
itu adalah fasilitas dan daya dukung finansial.
Keempat, “ bertujuan meningkatkan taraf hidup yang lebih baik”.
Dalam cakupan kata-kata ini, berarti menunjukan bahwa pemberdayaan selain
mengandung aspek skill atau kemampuan serta keterampilan yang harus
dimilki oleh seseorang, ia juga haruslah berorientasi ke depan. Dalam
26
kerangka ini, peningkatan taraf hidup dinilai hal yang signifikan dengan
tujuan besar pemberdayaan. Tujuan utama dari pembangunan yang berpusat
pada manusia (people-centered development) adalah untuk menyediakan
seluruh lapisan masyarakat kesempatan hidup secara utuh.24
Pemberdayaan pun memiliki dua buah sisi keberdayaannya yakni
sebagai sebuah program maupun sebagai sebuah proses sebagaimana
dipaparkan oleh Isbandi.25 Oleh karena penulis mengangkat akan tema
pemberdayaan sebagai sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses,
Pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan
atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-
individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka
pemberdayaan menunjuk pada keadaaan atau hasil yang ingin dicapai oleh
sebuah perubahan sosial yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan
atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidupnuya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki
kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata
24 Artikel tersebut diakses tanggal 19 April 2013, Pukul 10 : 41 dari
http://adisarana.com/?p=79
25 Isbandi Rukminto Adi, Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI), 2002, h.171
27
pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.26
2. Pemberdayaan sebagai Proses
Sebagai Proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk
memperkuat dan atau mengoptimalkan keberdayaan (dalam arti kemampuan
dan atau keunggulan bersaing) kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk
individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai proses,
pemberdayaan merujuk pada kemampuan, untuk berpartisipasi memperoleh
kesempatan dan atau mengakses sumberdaya dan layanan yang diperlukan
guna memperbaiki mutu hidupnya (baik secara individual, kelompok, dan
masyarakat dalam arti luas). Dengan pemahaman seperti ini, pemberdayaan
dapat di artikan sebagai proses terencana guna meningkatkan skala utilitas
dari obyek yang diberdayakan.27
Pranarka dan Vidhyandika menjelaskan bahwa “proses pemberdayaan
mengandung dua kecenderungan”. Pertama, proses pemberdayaan yang
menekankan pada proses memberikan atau mengalihkan sebagian kekuatan,
kekuasaan atau kemampuan kepada masyarakat agar individu lebih berdaya.
26 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian strategis
pembangunan kesejahtraan sosial dan pekerjaan sosial, (Bandung: PT Refika Aditama, 2005), Cet-1, h. 59
27 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61
28
Kecenderungan pertama tersebut dapat disebut sebagai kecenderungan
primer dari makna pemberdayaan. Sedangkan kecenderungan kedua atau
kecenderungansekunder menekankan pada proses menstimulasi, mendorong
atau memotivasi individu agar mempunyai kemampuan atau keberdayaan
untuk menentukan apayang menjadi pilihan hidupnya melalui proses dialog.
Proses pemberdayaan sendiri bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat agar meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan sumber daya
setempat sebaik mungkin, baik suber daya alam maupun sumber daya
manusia.
Proses pemberdayaan pada suatu masyarakat merupakan suatu proses
yang berkesinambungan. Dilihat dari kerangka pembedayaan sebagai suatu
proses, dan bukannya dari kerangka pemberdayaan sebagai suatu program.
Sebagai suatu program, program pemberdayaan masyarakat dapat saja
berhenti karena batas waktu yang sudah selesai (terminasi karena keterbatasan
waktu), atau program tersebut terhenti karena tidak ada dana lagi yang dapat
dimanfaatkan untuk program pemnberdayaan tersebut. Untuk melihat apa
yang dimaksud dengan pemberdayaan sebagai ongoing process, mungkin
dapat dilihat apa yang dikemukakan oleh Hogan yang melihat proses
pemberdayaan individu sebagai suatu proses yang relative yang diperoleh dari
pengalaman individu tersebut dan bukannya suatu proses yang terhenti pada
suatu masa saja.
29
Selaras dengan perekembangan peradaban manusia, telah terjadi
perubahan-perubahan didalam kehidupan manusia, baik yang bersifat alami
atau disebabkan oleh perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat ulah
atau perilaku manusia didalam kehidupan sehari-hari.
Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan-perubahan yang terjadi
disekitarnya, setiap warga masyarakat (secara individual atau bersama-sama
dengan warga masyarakat lain) harus merancang kegiatan-kegiatan yang
menuju kepada perubahan-perubahan yang lebih cepat dibanding perubahan-
perubahan yang akan berlangsung secara alami menuju kepada kondisi
kesinambungan baru yang tidak alami tetapi berdasarkan upaya manusia
melaui kegiatan-kegiatan “pembangunan” atau “perubahan yang terencana”.
Pemberdayaan sebagai proses perubahan, memerlukan inovasi yang
berupa; ide-ide, produk, gagasan, metoda, peralatan atau teknologi. Dalam
praktik, inovasi tersebut seringkali harus berasal atau di datangkan dari luar.
Tetapi, inovasi juga harus dikembangkan melalui kajian, pengakuan atau
pengembangan terhadap kebiasaan, nilai-nilai tradisi, kearifan local atau
kearifan tradisional (indigenous technologi).
Di samping itu, pemberdayaan sebagai proses perubahan
mensyaratkan fasilitator yang kompeten dan memiliki integrasi tinggi
terhadap perbaikan mutu-hidup masyarakat yang akan difasilitasi. Fasilitator
30
ini terdiri dari aparat pemerintah (PNS), aktivis LSM, atau tokoh masyarakat
atau warga setempat.
Untuk itu, pemberdayaan juga memerlukan fasilitator yang akan
berperan atau bertindak sebagai agen perubahan yang berkewajiban
memotifasi, memfasilitasi, dan melakukan advokasi demi mewujudkan
perubahan-perubahan yang diperlukan.
3. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembelajaran
Kegiatan pemberdayaan yang bertujuan untuk mewujudkan perubahan
adalah proses belajar yang mandiri untuk terus-menerus melakukan
perubahan. Dengan perkataan lain. Pemberdayaan harus didesain sebagai
proses belajar. Atau dalam setiap upaya pemberdayaan, harus terkandung
upaya-upaya pembelajaran atau penyelenggaran pelatihan, dan lain-lain.28
Dengan kaitian ini, keberhasilan penyuluhan tidak diukur dari
seberapa banyak ajaran yang disampaikan, tetapi seberapa jauh terjadi proses
belajar bersama yang dialogis, yang mampu menumbuhkan kesadaran (sikap),
pengetahuan, dan ketrampilan “baru” yang mampu mengubah perilaku
kelompok sasarannya kea rah kegiatan dan kehidupan yang lebih
menyejahterakan setiap individu, keluarga dan masyarakatnya. Jadi,
pendidikan dalam pengukuhan adalah proses belajar bersama.
28Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 68
31
Menurut Mead, Proses belajar dalam pemberdayaan bukanlah proses
“menggurui” melainkan menumbuhkan semangat belajar bersama yang
mandiri dan partisipatif. Sehingga keberhasilan pemberdayaan bukan diukur
dari seberapa jauh terjadi transfer pengetahuan, keterampilan atau prilaku
perubahan; tetapi seberapa jauh terjadi dialog, diskusi, dan pertukaran
pengalaman(sharing).
Pemberdayaan sebagai proses pembelajaran, harus berbasis dan selalu
mengacu kepada kebutuhan masyarakat , untuk mengoptimalkan potensi dan
sumberdaya masyarakat serta diusahakan guna sebesar-besar kesejahteraan
masyarakat yang diberdayakan.
4. Pemberdayaan Sebagai Proses Penguatan Kapasitas
Peran yang dimainkan oleh pemberdayaan pada hakikatnya adalah
untuk memperkuat daya (kemampuan dan posisi-tawar) agar masyarakat
semakin mandiri. Karena itu, pemberdayaan dapat diartikan sebagai proses
penguatan kapasitas. Penguatan kapasitas disini, adalah penguatan
kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu (dalam masyarakat),
kelembagaan, maupun sistem atau jejaring antar individu dan kelompok atau
organisasi sosial, serta pihak lain diluar sistem masyarakatnya sampai di aras
global.
Penguatan kapasitas adalah proses peningkatan kemampuan individu,
kelompok, organisasi dan kelembagaan yang lain untuk memahami dan
32
melaksanakan pembangunan dalam arti luas secara keberlanjutan. Dalam
pengertian tersebut, terkandung pemahaman bahwa29:
a. Yang dinaksud dengan kapasitas adalah kemampuan (individu, kelompok,
organisasi, dan kelembagaan yang lain) untuk menunjukan/memerankan
fungsinya secara efektif, efesien dan berkelanjutan.
b. Kapasitas bukanlah sesuatu yang pasif, melainkan proses yang
berkelanjutan.
c. Pengembangan kapasitas sumberdaya manusia merupakan pusat
pengembangan kapasitas.
d. Yang dimaksud dengan kelembagaan, tidak terbatas dalam arti sempit
(kelompok, perkumpulan atau organisasi), tetapi juga dalam arti luas,
menyangkut perilaku, nilai-nilaqi, dan lain-lain.
Penguatan kapasitas untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat
tersebut, mencakup penguatan kapasitas setiap individu (warga masyarakat),
kapasitas kelembagaan (organi-sasi dan nilai-nilai perilaku), dan kapasitas
jejaring (net-working) dengan lembaga lain dan interaksi dengan sistem yang
lebih luas.
Sejalan dengan pemahaman tentang pentingnya pemberdayaan
masyarakat, strategi pembangunan yang memberikan per-hatian lebih banyak
29 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif
Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012) h. 69
33
(dengan mempersiapkan) lapisan masya-rakat yang masih tertinggal dan
hidup di luar atau di pinggiran jalur kehidupan modern. Strategi ini perlu lebih
dikembang-kan yang intinya adalah bagaimana rakyat lapisan bawah
(grassroots) harus dibantu agar lebih berdaya, sehingga tidak hanya dapat
meningkatkan kapasitas produksi dan kemam-puan masyarakat dengan
memanfaatkan potensi yang dimiliki, tetapi juga sekaligus meningkatkan
kemampuan ekonomi nasional.
Upaya pemberdayaan masyarakat perlu mengikut-sertakan semua
potensi yang ada pada masyarakat. Dalam hubungan ini, pemerintah daerah
harus mengambil peranan lebih besar karena mereka yang paling mengetahui
mengenai kondisi, potensi, dan kebutuhan masyarakatnya.
5. Pemberdayaan Sebagai Proses Perubahan Sosial.
Pemberdayaan tidak sekedar merupakan proses perubahan prilaku
pada diri seseorang, tetapi merupakan proses perubahan sosial, yang
mencakup banyak aspek, termasuk politik dan ekonomi yang dalam jangka
panjang secara bertahap mampu diandalkan menciptakan pilihan-pilihan baru
untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya.
Perubahan sosial disini adalah,tidak saja perubahan (perilaku) yang
berlangsung pada diri seseorang, tetapi juga perubahan-perubahan hubungan
antar individu dalam masyarakat, termasuk struktur, nilai-nilai, dan pranata
sosialnya, seperti demokratisasi, transparansi, supremasi hukum dan lain-lain.
34
Menurut Farley, perubahan sosial adalah pola prilaku, hubungan
sosial, lembaga dan struktur sosial pada waktu tertentu. Ritzer juga
menjelaskan bahwa perubahan sosial mengacu pada variasi hubungan antar
individu, kelompok, organisasi, kultur dan masyarakat pada waktu tertentu.30
Sejalan dengan pemahaman tentang pemberdayaan sebagai proses
perubahan sosial yang dikemukakan diatas, pemberdayaan juga sering disebut
sebagai proses rekayasa sosial (social engineering) atau segala upaya yang
dilakukan untuk menyiapkan sumberdaya manusia agar mereka tahu, mau dan
mampu melaksanakan peran sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam
sistem sosialnya masing-masing.
6. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembangunan Masyarakat
Subejo dan Narimo mengemukakan bahwa, istilah pemberdayaan
masyarakat kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan
masyarakat serta pembangunan masyarakat (community development). Dalam
praktiknya seringkali istilah-istilah tersebut saling tumpah tindih, saling
menggantikan dan mengacu pada pengertian yang serupa.31
Pembangunan masyarakat atau pengembangan masyarakat seringkali
diartikan dengan pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul
sebagai respon terhadap melebarnya kesenjangan antara penurunnya jumlah
30 Piotr Sztompka, Sosiologi Perubahan Sosial, (Jakarta: Prenada), 1994
31 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 75
35
pemberi pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan
pelayanan. Pengembangan masyarakat juga umumnya diartikan sebagai
pelayanan yang menggunakan pendektan-pendekatan yang lebih bernuansa
pemberdayaan (empowerment) yang memperhatikan keragaman pengguna dan
pemberi pelayanan.32
Dengan demikian, pengembangan masyarakat merupakan upaya-
upaya yang dilakukan baik oleh masyarakat sendiri atau bersama pemerintah
atau bersama lembaga dari luar masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup
masyarakat melalui inisiatif atau prakarsa dan kemampuan swadaya
(partisipasi masyarakat).33
Bartle mendefinisikan community Development sebagai alat untuk
menjadikan masyarakat semakin komplek dan kuat. Ini merupakan suatu
perubahan sosial dimana masyarakat menjadi lebih komplek, institusi lokal
tumbuh, collective power-nya meningkat serta terjadi perubahan secara
kualitatif pada organisasinya.
Meskipun belum ada kesapahaman dan pengertian yang baku tentang
pemberdayaan masyarakat atau yang secara umum juga dikenal dengan
community empowerment, nampaknya cukup penting dan berguna untuk
mengadopsi pengertian pemberdayaan masyarakat sebagai satu acuan, yaitu
32 Jurnal Comdev, Edisi I 2005
33 Edi Suharto, Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial; Konsepsi dan strategi, (Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial), 2004 , hal. 192
36
pemberdayaan sebagai suatu proses yang bertitik tolak untuk memandirikan
masyarakat agar dapat meningkatkan taraf hidupnya sendiri dengan
menggunakan dan mengakses suberdaya setempat sebaik mungkin.
Proses tersebut menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau
pusat pengembangan (people or community centered development). Dalam
pengertian yang lebih luas, pemberdayaan masyarakat merupakan proses
untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menepatkan diri
secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam memanfaatkan
lingkungan yang strategisnya untuk mencapai suatu yang berkelanjutan dalam
jangka panjang. Pemberdayaan masyarakat memiliki keterkaitan erat denagn
sustainable development dimana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu
prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa
masyarakat menuju suaru keberlanjutan secara ekonomi, sosial dan ekologi
yang dinamis.
Lingkungan strategis yang dimiliki oleh masyarakat local antara lain
mencangkup lingkungan produksi, ekonomiu, sosial dan ekologi. Melalui
upaya pemberdayaan, warga masyarakat didorong agar memiliki kemampuan
untuk memanfaatkan sunberdaya yang dimilikinya secara optimal serta
terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan
ekologinya.
7. Pemberdayaan Sebagai Proses Pembangunan Partisipasi Masyarakat
37
Pengertian yang secara umum dapat ditangkap dari istilah partisipasi
adalah, keikutsertaan seseorang atau kelompok anggota masyarakat dalam
suatu kegiatan. Pengertian seperti itu, Nampak selaras dengan pengertian yang
dikemukakan oleh beberapa kamus bahasa sosiologi.34
Bornby mengartikan partisipasi sebagai tindakan untuk “mengambil
keputusan” yaitu kegiatan atau penyataan untuk mengambil bagian dari
kegiatan yang dimaksud memperoleh manfaat. Sedangkan dikamus sosiologi
disebutkan bahwa, partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang didalam
kelompok sosial untuk mengambil bagian dari kegiatan masyarakatnya.
Sebagai suatu kegiatan, Verhangen menyatakan bahwa, partisipasi
merupakan suatu bentuk khusus dari interaksi dan komunikasi yang berkaitan
dengan pembagian kewenangan, tanggung jawab, dan manfaat. Tumbuhnya
interaksi dan komunikasi tersebut., dilandasi oleh adanya kesadaran yang
dimiliki oleh yang bersangkutan mengenai:
a. Kondisi yang tidak memuaskan, dan harus diperbaiki.
b. Kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan manusia atau
kemasyarakatan itu sendiri.
c. Kemampuannya untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dapat dilakukan
d. Adanya kepercayaan diri, bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi kegiatan yang bersangkutan.
34 Totok Mardikanto dan Poerwoko Soebiato, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 81
38
Lebih lanjut, analisis tentang “modal sosial” (social capital) terhadap
arti penting partisipasi masyarakat dalam pembangunan menunjukan bahwa
partisipasi dibutuhkan untuk mengembangkan sinergi dalam hubungan antara
pemerintah dan masyarakat sinergi dalam “jejaring komunitas” (community
network).
Dalam kegiatan pembangunan, partisipasi masyarakat merupakan
perwujudan dari kesadaran dan kepedulian serta tanggung jawab masyarakat
terhadap pentingnya pembangunan yang bertujuan untuk memperbaiki mutu
hidup mereka, artinya, melalui partisipasi yang diberikan, berarti benar-benar
manyadari bahwa kegiatan pembangunan bukanlah sekedar kewajiban yang
harus dilaksanakan oleh (aparat) pemerintah sendiri, tetapi juga menuntut
keterlibatan masyarakat yang akan diperbaiki mutu-hidupnya.
B. Pemulung
1. Definisi Pemulung
Menurut Wurdjinem pemulung adalah bentuk aktivitas dalam
mengumpulkan bahan-bahan bekas yang masih bisa dimanfaatkan (daur
ulang). Aktivitas tersebut terbagi ke dalam tiga klasifikasi diantaranya, agen,
pengepul, dan pemulung.35
35 Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, Pukul 10 : 41 pada
http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-pemulung.
39
Pemulung adalah orang yg mencari nafkah dengan jalan mencari dan
memungut serta memanfaatkan barang bekas dengan menjualnya kepada
pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditas.36
Pemulung, selalu memunguti sampah setiap harinya, yang berupa
sampah plastik, kardus bekas makanan, botol air mineral, kertas koran yang
tidak lagi berguna, bekas-bekas besi yang tidak mudah dicerna oleh udara dan
tanah dan aneka sampah lainnya yang mungkin bagi pemulung sangat berguna
sekali guna menyambung hidupnya dan keluarga mereka. Selain itu,
pemulung mempunyai peran penting untuk menjaga lingkungan hidup, bukan
sekedar kepentingan ekonomi.
Faktor yang ikut menentukan seseorang bekerja sebagai pemulung
antara lain adalah tingkat pendidikan yang rendah, pendidikan berfungsi
sebagai basis dari suatu modal pengembangan produktifitas kerja. Tingkat
pendidikan rendah menyebabkan aksesbilitas dalam bidang pekerjaan juga
rendah, disamping itu cakrawala pemikiran relatif sempit. Pendidikan rendah
juga adalah salah satu ciri penduduk.
Faktor yang lain adalah modal yang dimiliki sangat terbatas, sehingga
sarana yang digunakan oleh para pemulung sangat sederhana yaitu karung
plastik dan gancu untuk menyungkit sampah atau barang bekas.
36 Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, Pukul 10 : 45 pada
http://www.artikata.com/arti-374589-pemulung.
40
Kelompok masyarakat pemulung tidak memiliki organisasi formal,
dalam artian organisasi yang bersifat akademik. Namun secara informal
pemulung menjalin hubungan kerjasama yang serupa dengan kegiatan
kelompok organisasi, walaupun organisasi para pemulung adalah untuk
memudahkan dan memperlancar sirkulasi hasil pengumpulan barang bekas
dari pemulung ke pengepul ke agen selanjutnya ke pabrik untuk mendaur
ulang barang bekas tersebut.
2. Karakteristik Pemulung
Para Pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas dengan
cara mengerumuni muatan truk sampah yang tenah di bongkar, sebagian
Pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari tumpukan-
tumpukan sampah. Barang bekas yang telah berkumpul kemudian dipisah-
pisahkan menurut jenisnya, sebelum akhirnya dijual kepada pedagang barang
bekas atau lapak.
Lapak atau penampung adalah orang yang mempunyai modal atau
dukungan modal untuk membeli beberapa jenis, atau satu jenis barang bekas
dari Pemulung. Jasa lapak selain sebagai pembeli juga menanggung sarana
transportasi untuk mengambil barang bekas dari pemukiman liar, sehingga
para pemulung yang menjadi anak buahnya tidak perlu menanggung ongkos
angkutan.
41
Para pedagang atau lapak selanjutnya menjual barang bekas ke industri
atau pabrik yang menggunakan bahan baku produksinya dari barang bekas
secara langsung maupun melalui pihak perantara (agen atau supplier)
memilah barang sebanyak-banyaknya tentunya dengan alat bantu yang
berupa:
a. Gerobak
Alat ini sangat berfungsi sekali untuk mencari dan mengais barang yang
berguna, sehingga dengan memakai gerobak pemulung dapat mencari
barang sebanyak-banyaknya.
b. Karung
Biasanya alat ini dipakai supaya lebih praktis, karena dengan memakai
karung bisa masuk ke gang-gang sempit. Dan kebanyakan yang memakai
dengan alat karung mayoritas anak-anak kecil. Kekurangan dengan
memakai alat ini (karung) hasil dari pilahannya sangat minim.
42
BAB III
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum SEKOLAH KAMI
1. Sejarah berdirinya
Bermula dari kehadiran masyarakat yang mengalami kegagalan di
daerah transmigarasi, mereka ditampung di barak Penampungan kanwil DKI
Transito, Pondok Kelapa, Jakarta Timur sejak tahun 2001. Keinginan mereka
untuk kembali ke daerah asal mereka ternyata mengalami hambatan karena
uang penggantian kerugian tidak dapat terealisir dengan cepat. Oleh karena itu
banyak dari para transmigran yang mencoba bertahan di tempat penampungan
sambil menunggu uang ganti dari Pemerintah. Hal ini mengakibatkan anak-
anak mereka tidak dapat melanjutkan sekolahnya. Pemerintah sudah
memberikan kesempatan kepada mereka untuk dapat sekolah dengan biaya
yang minimal di sekolah negeri terdekat, tetapi tidak semua dapat
memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan karena tidak ada biaya sama
sekali, jangankan untuk sekolah, untuk bertahan dipenampungan saja seluruh
biaya hidup mereka tergantung dari pemerintah dan dari masyarakat yang
peduli kepada mereka.
Kondisi ini menggerakan Ibu dr. Irina Amongpradja dan teman-teman
relawan lainnya untuk memfasilitasi pendidikan anak-anak para transmigran
43
yang terhenti pendidikannya. Kami menjalankan kegiatan ini tanpa bentuk
badan hukum karena terbentur dengan pengetahuan kami akan peraturan-
peraturan yang malah akan menyita waktu untuk mempelajarinya.
Dengan keterbatasan yang ada, dr. Irina Amongpradja dan teman-
teman relawan mendirikan semacam Sekolah yang bersifat tidak formal
dengan menggunakan fasilitas dua buah barak di Transito ini. Adapun tenaga
pengajarnya semula adalah para sukarelawan dengan materi yang disesuaikan
dengan masing-masing tingkatan sesuai dengan kurikulum Depdiknas RI.
“Awalnya hanya anak-anak transmigrasi saja yang diajar, namun setelah 2 tahun berjalan anak-anak yang berada di sekitar Wisma Transito, yang mayoritas dari anak pemulung juga ikut serta dalam kegiatan belajar di sekolah Kami ini. Jumlah peserta didiknya pun kian meningkat mencapai 120 orang anak umur 5 sampai 15 tahun. 37 Selama 3 tahun Sekolah ini dapat berjalan yang diikuti oleh anak-anak
disekitar barak Transito yang juga tidak mampu bersekolah formal, dimana
jumlahnya sekarang mencapai 120 orang anak umur 5 sampai 15 tahun.
Diantaranya adalah anak tukang ojek, pedagang asongan, penjual
bakso keliling, penjual ayam, sopir angkot, anak para pembantu rumah tangga
dan anak-anak pemulung. Adapun anak-anak tersebut diatas tidak dipungut
bayaran apapun, bahkan mereka tidak diwajibkan memakai seragam ataupun
sepatu. Proses belajar mengajarpun tanpa kelas khusus dan bangku sekolah,
37 Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI),
Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
44
anak2 duduk dibawah dan menulis diatas meja tripleks sederhana yang kami
buatkan.
Pertengahan tahun 2004, para transmigran ini secara berangsur-angsur
mulai meninggalkan barak menuju ke daerah transmigrasi baru yang
disediakan pemerintah, maka kegiatan ini kemudian oleh petugas dari Kanwil
Tenaga Kerja dan Transmigarsi DKI, diperintahkan untuk segera dihentikan.
meyadari bahwa memang kegiatan ini tidak lagi relevan untuk dapat
dipertahankan walaupun tempat tersebut tidak dipakai untuk sementara waktu,
maka pada tanggal 29 November 2004, semua peralatan belajar mengajar
kami yang sangat sederhana ini dikeluarkan oleh Trantib DKI dan barakpun
dijaga ketat sehingga anak-anak tidak dapat lagi menikmati pelajaran mereka.
Melalui proses permohonan kepada Kepala Dinas Pendidikan
Menengah dan Tinggi DKI Jakarta Bapak Drs. Margani Mustar MM, pada
tanggal 29 September 2004 dan disambung dengan surat permohonan kepada
Bapak Kepala Sudin Pendidikan Menengah dan Tinggi Kodya Jakarta Timur
tanggal 19 Oktober 2004, maka kami diizinkan untuk memakai gedung
PKBM yang terletak dikomplek DKI, Pondok kelapa.
Pada tanggal 1 Maret 2005, kegiatan belajar mengajar dimulai di
Gedung PKBM, Adapun status kami adalah berintegrasi dalam program-
program yang dapat diintegrasikan dengan program PKBM/ Pendidikan luar
sekolah, namun mandiri dalam hal penyelenggaraan dan pembiayaan.
45
Pada tanggal 30 Oktober 2006, kami mendapat surat teguran berupa
perintah mengosongkan gedung eks Sudin DIKMENTI Jakarta Timur dari
Sudin Dikmenti Jakarta Timur No. 1678/1.851.3 karena gedung tersebut akan
digunakan untuk SKB Jakarta Timur.
Segala usaha telah dilakukan, mulai dari menanyakan duduk
perkaranya hingga kami melayangkan surat kepada Kepala Dinas Dikmenti
Propinsi DKI Jakara, akan tetapi tidak ada jawaban apapun.
Dengan cara-cara yang menurut kami tidak etis, ruangan demi ruangan
belajar anak-anak mulai dipenuhi dengan barang-barang untuk keperluan SKB
Jakarta Timur akan tetapi secara resmi tidak ada satupun pihak yang mau
berbicara kepada kami sebagai rakyat biasa.
Sementara belum ada kejelasan dari Sudin Dikmenti maupun dari
Kepala Dinas Dikmenti DKI maupun dari pejabat-pejabat yang berwenang
mengenai kelanjutan pendidikan anak-anak pemulung dan kaum dhuafa ini
dan tanpa ingin memperpanjang polemik yang tidak menuju kearah
penyelesaian yang baik, maka demi kelanjutan pendidikan anak-anak ini,
kami kemudian mengambil inisiatif untuk segera mencari tempat belajar yang
baru sesegera mungkin.
Akhirnya kami berhasil menyewa sebidang tanah milik disekitar
lapak-lapak pemulung didaerah Bintara Jaya, Bekasi Barat diperbatasan
dengan wilayah Jakarta Timur. Yang Lokasi sekolah ini persis berada di sisi
46
tol exit Bintara. tepatnya di jl. Bintara Jaya IV gg. Masjid rt03/09 Kel.Bintara
Jaya, Kec.Bekasi Barat. Tanah sewaan seluas 3.000 m2 ini berada ditengah-
tengah permukiman liar yang dihuni oleh para pemulung yang berjumlah
sekitar 400 Kepala Keluarga (KK). Jika setiap keluarga memiliki 4 anggota
maka jumlah penduduk disekitar lingkungan ini sebanyak 1.600 jiwa. Dan
disana terdapat juga anak-anak usia sekolah antara 6-12 tahun yang
seharusnya berkewajiban sekolah tetapi karena keterbatasan biaya mereka
tidak mampu disekolahkan.
Oleh karena itu, maka kemudian menamakan kegiatan ini sebagai
“Kelompok Belajar SEKOLAH KAMI” dimana walaupun namanya
berubah, akan tetapi kegiatan tetap akan dipertahankan sebagaimana waktu
kami masih bergabung dengan PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat)
walaupun dengan keterbatasan sarana dan prasarana yang ada saat ini.
“Nama Sekolah tersebut berasal dari mereka sendiri agar ada rasa
memiliki”38
2. Tujuan
Adapun Tujuan penyelenggaraan dari Kekompok Belajar Sekolah
Kami dalam menjalankan program-program pemberdayaan serta pembelajaran
kemandirian bagi anak-anak pemulung dan kaum dhuafa ialah;
a. Turut membantu Pemerintah dalam mensukseskan program
pendidikan yang adalah juga merupakan tanggung jawab seluruh
38 Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
47
masyarakat.Anak-anak ini adalah generasi penerus Bangsa, apabila
mereka tidak mendapatkan kesempatan unuk memperoleh pendidikan
maka kemungkinan besar mereka ini malah akan menjadi penghambat
kemajuan bangsa, menjadi beban negara atau bahkan pengacau
didalam masyarakat.
b. Apabila memungkinkan, mengembalikan mereka kepada jalur
pendidikan formal dengan memasukkan ke sekolah negeri dan
membantu mencarikan orang tua asuh sebagai penyandang dana
sampai tingkat dimana mereka bisa mandiri dalam masyarakat.
c. Mengadakan pelatihan ketrampilan baik yang kami selenggarakan
sendiri maupun bekerjasama dengan Dinas Sosial DKI bagi anak-anak
tidak mampu baik dalam kecerdasan maupun ekonomi tanpa dipungut
bayaran, dimana diharapkan dapat memberikan bekal pendidikan dan
pengetahuan ketrampilan praktis, kemandirian, akhlak dan sopan
santun yang baik kepada murid-murid untuk menjadi bekal hidup
mereka sehingga diharapkan mereka dapat menciptakan lapangan
pekerjaan minimal bagi diri sendiri.
3. Kepengurusan
Kepengurusan diselenggarakan secara kekeluargaan dimana semua
guru secara musyawarah dan mufakat mendiskusikan dan berbagi pekerjaan
untuk kelancaran proses belajar mengajar demi kemajuan anak didik. Dan
48
untuk struktur kepengurusan Sekolah Kami Bintara Jaya yang masih tetap
bertahan sampai sekarang adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Struktur Kepengurusan Sekolah Kami Bintara Jaya
Sumber : diolah dari dokumen Kepengurusan SEKOLAH KAMI Bintara Jaya (www.sekolahkami.org)
4. Kurikulum dan Kegiatan SEKOLAH KAMI
Dengan latar belakang keadaan anak-anak dan umur yang tidak lagi
sesuai dengan tingkatan pendidikan formal, materi pendidikan dan pengajaran
yang diberikan kami sesuaikan dengan kemampuan anak-anak dan
Struktur Kepengurusan
Sekolah Kami Bintara Jaya
Penanggung Jawab: dr. Irina Amongpradja
Pelaksana Harian Sekolah dan lapangan:
1. Yanti Pasaribu, SE
2. Puji Lestariningsih, ST
3. Riesa Kurniawati, SE
4. Tatiana Sri Nurari, SPd
5. Indriani Dewi
6. Hasannudin
7. Darsono
Pendukung kegiatan :
1. Lady Bahar
2. Endang Samino
3. Hendraning Yusuf
4. Miranda
5. Evie
6. Ardi
49
kemampuan kami pula yang tentunya berbeda dengan materi pendidikan dan
pengajaran yang baku. Anak didik diajarkan untuk memahami materi
pelajaran berdasarkan logika dan pemahaman bacaan. Mata pelajaran dibatasi
hanya kepada pelajaran Berhitung, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan
Umum, Budi Pekerti dan Agama Islam. Lebih diutamakan lagi adalah
pendidikan ketrampilan yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan
mereka.
Adapun Kegiatan-kegiatan lainnya dalam meningkatkan kemampuan
dan keterampilan bagi anak-anak pemulung dan kaum dhuafa diantaranya
adalah39:
a. Pelajaran KUMON bagi anak kelas 1-6 bekerjasama dengan Yayasan
Kumon, dilaksanakan secara gratis 1 minggu 2 kali selama 2 jam.
b. Pelajaran ketrampilan pembuatan sabun cair dan sabun colek, Saat ini
anak-anak kelas 3 hingga 6 sudah dapat membuat dan memproduksi sabun
colek dan hasilnya sudah dapat dipasarkan oleh mereka sendiri sambil
anak-anak ini memulung dengan jalan menitipkan di warung-warung
maupun dijual dikalangan para pemulung didaerah tempat tinggal
mereka.Juga penjualannya dibantu oleh guru-guru dan pengurus sekolah
lainnya.
39 Artikel tersebut diakses tanggal 19 april 2013, Pukul 11 : 00 pada
http://www.sekolahkami.org
50
c. Penjualan beras bersubsidi, Untuk membantu kebutuhan anak-anak, maka
setiap bulan kami menjual beras bersubsidi untuk setiap anak sebanyak 5
L dengan harga Rp. 5.000,-.
d. Menabung, Anak-anak diwajibkan menabung semampu mereka dari hasil
penjualan sabun colek maupun dari sisa hasil penjualan barang2 hasil
memulung yang dikoordinir oleh guru masing-masing kelas.
e. Ketrampilan mencukur dan menggunting rambut, Diberikan kepada anak-
anak diatas usia 13 tahun.
f. Membuat bungkus tempat gorengan, kacang goreng, rempeyek, Dilakukan
oleh anak-anak dibawah usia 13 tahun. Bungkus gorengan dibuat dari
kertas-kertas bekas dan kemudian dijual kepada pedagang gorengan atau
pedagang lainnya dipasa-pasar.
g. Shalat berjamaah, Dilaksanakan setiap hari Jum’at dan pada saat pelajaran
agama.
h. Makan bersama, Dilaksanakan untuk semua murid2 SD 3 kali seminggu.
Maksudnya adalah untuk usaha perbaikan gizi anak-anak dan
mengajarkan tata tertib makan diatas piring dengan sendok dan garpu.
i. Ketrampilan Jahit menjahit dan merenda, selain siswa siswa SEKOLAH
KAMI, Kegiatan ini juga dipelajari oleh guru-guru dan orang tua murid
agar terjalin hubungan antara Sekolah kami degan orangtua murid dan
51
juga turut membantu para ibu-ibu untuk menambah kepandaian agar dapat
digunakan untuk menambah penghasilan keluarga.
j. Anak asuh, Adapun diantara anak didik kami yang ternyata mampu dari
segi kecerdasan dan umur, maka kami masukkan ke SD Negri dan kami
carikan dana untuk pembayaran uang sekolahnya.
k. Disamping anak didik kami, Sekolah kami juga memberikan bantuan SPP
dan uang keperluan sekolah lainnya kepada beberapa orang anak tingkat
SMP yang tadinya putus sekolah.
l. Balai latihan kerja / BLK. Atau Panti Sosial Bina Remaja, bekerja sama
dengan Dinas Sosial DKI, menyalurkan dan membiayai anak-anak umur
15-21 tahun yang putus sekolah untuk mengikuti latihan ketrampilan
selama 6 bulan diasramakan dan bersama-sama mengkaji dan memahami
Al Qur’an yang dilaksanakan 1 minggu sekali selepas shalat Isya.
m. Setiap tahun diselenggarakan 2 angkatan dengan bidang-bidang
ketrampilan Tata Rias, Tata Busana, otomotif, las dan tehnisi mesin
penyejuk (AC). Setiap angkatan dapat menampung 120 orang anak dari
bergabai penjuru Jakarta. Setelah lulus, mereka kemudian sudah dapat
langsung diserap oleh masyarakat sebagai tenaga trampil, bekerja di
salon-salon, garmen, bengkel dan sebagainya.
52
n. Modal bergulir, Dengan meminjamkan sejumlah dana untuk memulai
sebuah usaha, dengan bimbingan dan pengawasan maka dana tersebut
dikembalikan dari keuntungan usaha secara mencicil.
o. Kegiatan sunatan massal bagi anak-anak didik maupun warga sekitar yang
kurang mampu.
p. Kegiatan pernikahan massal bagi orang tua anak-anak didik dan warga
sekitar yang karena keterbatasan dana belum menikah secara resmi dan
belum mempunyai buku nikah.
q. Kegiatan pelayanan Keluarga Berencana secara gratis bekerjasama dengan
BKKBN dari kelurahan pondok kelapa.
r. Kegiatan Pos Yandu dilokasi pemukiman pemulung.
s. Kegiatan pelajaran pamahaman Al Qur’an di lokasi pemulung dan BLK
t. Kegiatan penjualan beras bersubsidi, yaitu dengan menyediakan beras
murah bagi kaum dhuafa dengan harga Rp. 5.000,-,/ 5lt., saat ini
cakupannya sudah mencapai 400 KK/bulan.
5. Sasaran Kegiatan
Sasaran yang menjadi proses bagian dari pelibatan penerpan program
SEKOLAH KAMI adalah anak-anak pemulung dan dhuafa disekitar Bintara
Jaya, Pondok Kelapa, Rawadas dan Malaka dengan usia berapa saja yang
tidak pernah bersekolah atau putus sekolah berikut orang tuanya.
53
Saat ini anak-anak didik terdiri dari murid-murid setingkat TK, SD
kelas 1 sampai kelas 6. Usia murid kelas 1 sampai 6 sangat beragam tidak
seperti di sekolah formal lainnya sehingga masih ada anak berusia 14 tahun
yang masih duduk dikelas setingkat kelas 3 SD.
a. Jumlah warga belajar setara SD dan SMP
Tabel 3 Jumlah Siswa-Siswi SEKOLAH KAMI 2013
No. Setara Kelas Usia Jumlah 1 1 SD 7-10 thn 20 2 2 SD 7-10 thn 20 3 3 SD 8-12 thn 14 4 4 SD 9-14 thn 20 5 5 SD 9-14 thn 17 6 6 SD 9-14 thn 14 7 1 SMP 10-15 thn 15 8 2 dan 3 SMP 10-15-thn 15
Jumlah
135
Sumber : wawancara penulis dengan Tatiana Sri Nuraini, S.pd, 6 September 2013
b. Jumlah warga binaan di lapak pemulung Bintara Jaya 400 KK
B. Gambaran Umum Penduduk Bintara Jaya Bekasi Barat
Wilayah bintara jaya yang luasnya sekitar 234.168 Ha dibagi menjadi 13
(Tiga belas) Rukun Warga dan 119 (Seratus Sembilan Belas) Rukun Tetangga).
Jumlah penduduk Kelurahan Bintara Jaya sampai akhir mei 2013 tercatat
sebanyak 33992 Jiwa terdiri dari 7667 KK.
54
Masyarakat yang ada di bintara jaya kehidupan ekonominya tidak
seluruhnya baik.40 Hal tersebut karena, masyarakat yang masih produktif tidak
semunya mempunyai pekerjaan yang layak karena, rata-rata karyawan yang
bekerja di daerah bintara jaya tersebut adalah masyarakat yang bukan setempat
akan tetapi masyarakat yang dari daerah lain. Untuk itu mereka menghidupi
dirinya sehari-hari dengan membuka kelontong atau warung sebagai tukang
bahkan ada pula yang bekerja sebagai pemulung, sehingga untuk mencukupi
kebutuhannya pun kurang, untuk itu produktifitas masyarakat bintara jaya pun
tidak begitu baik.
Salah satunya Bintara Jaya VIII yang merupakan wilayah kelurahan
Bintara Jaya. Lokasi tempat kelompok belajar anak pemulung dan Dhuafa
Sekolah Kami yang tepatnya berada di RT 03/09 Bintara Jaya, Bekasi Barat.
Lokasi sekolah ini persis berada di sisi tol exit Bintara. Tanah sewaan
seluas 3.000 m2 ini berada ditengah-tengah permukiman liar yang dihuni oleh
para pemulung yang berjumlah sekitar 400 Kepala Keluarga (KK). Jika setiap
keluarga memiliki 4 anggota maka jumlah penduduk disekitar lingkungan ini
sebanyak 1.600 jiwa. Terdapat juga anak-anak usia sekolah antara 6-12 tahun
yang seharusnya berkewajiban sekolah tetapi karena keterbatasan biaya mereka
tidak mampu disekolahkan.
40 Wawancara pribadi dengan Nasrudin (Ketua RT 03), Bintara jaya, 17 Agusutus 2013
malam hari
55
Para pemulung ini adalah para pemulung yang datang dari daerah Jawa.
Setiap 15-20 pemulung mempunyai seorang bos yang menyediakan rumah
bedeng dan makan seadanya untuk mereka. Sebagai balasannya mereka menjadi
pemulung dan menjualnya kepada bos dengan harga yang murah, dibawah harga
pasaran. Jika ingin menjual dengan harga pasaran tentu mereka tidak boleh
tinggal ditempat itu.
56
BAB IV ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN
Pada BAB IV ini peneliti akan menjelaskan lebih lanjut proses pemberdayaan
pemulung yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI di Bintara Jaya, Bekasi Barat.
Adapun manfaat yang dirasakan para pemulung dan warga miskin pada pelaksanaan
kegiatan pemberdayaan oleh SEKOLAH KAMI, yaitu manfaat pendidikan,
kesehatan, sosial dan Ekonomi.
A. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Pemulung oleh SEKOLAH KAMI
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis
mengemukakan bahwasannya proses pemberdayaan yang dilaksanakan oleh
Kelompok Belajar SEKOLAH KAMI ini terdiri dari beberapa proses
pelaksanaan kegiatan.
1. Proses pembangunan sarana dan fasilitas
Tahap pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI
dimulai dari proses pembangunan sarana fasilitas yang menunjang kegiatan
belajar anak-anak pemulung dan dhu’afa di Bintara Jaya, Bekasih Barat. Proses
ini menjadi tempat yang sebelumnya adalah pembuangan sampah yang kotor dan
aroma yang tidak sedap, dibuat menjadi sebuah sekolah yang bersih dan indah.
SEKOLAH KAMI ini terbuat dari bambu-bambu seperti sekolah alam.
Sebagaimana yang dituturkan Nurhasan kepada penulis.
“Dulu sebelum adanya SEKOLAH KAMI disini tanah kosong tempat pembuangan sampah dan hanya sedikit lapak-lapak pemulung,
57
sebagian punya H. Hasan sebagian lagi punya PT dan sekarang sudah tidak kelihatan bekas tempat pembuangan sampah setelah di bangun sekolah disini”41
2. Sosialisasi
Setelah bangunan SEKOLAH KAMI berdiri, maka pelaksanaan
berikutnya ialah menarik anak-anak pemulung untuk dapat bergabung dengan
SEKOLAH KAMI, Pertama kali anak-anak pemulung bersekolah di SEKOLAH
KAMI, sebagian besar orang tua tidak mengizinkan anaknya menuntut ilmu di
sekolah ini. Meski tak dipungut biaya sepeser pun, mereka lebih memilih
anaknya mencari barang untuk di kilokan dari pada bersekolah.
“Awal berdiri, Banyak orang tua yang anaknya tidak diizinkan belajar di sekolah kami, karna waktu bekerja anak-anak jadi berkurang”42 Berdasarkan wawancara penulis kepada Yadi Seorang pemulung di
Bintara Jaya bahwa penghasilan mereka perharinya tidak menentu tergantung
barang yang mereka kumpulkan.43 Para pemulung biasanya mengumpulkan
barangnya terlebih dahulu sampai seminggu, setiap harinya mereka mencari
barang mencapai 10 sampai 15 kg perhari. Setelah barang yang terkumpul
banyak baru mereka setorkan ke bos-bos pemulung. Adapun harga-harga barang
yang mereka jual ke bos-bos pemulung adalah:
41 Wawancara pribadi dengan Nasrudin (Ketua RT 03), Bintara jaya, 17 Agusutus 2013
Malam Hari 42 Wawancara pribadi dengan Ibu Yani (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 6 Juli
2013 Siang hari 43 Wawancara pribadi dengan Yadi (Pemulung), Bintara jaya, 16 Agustus 2013 Siang Hari
58
Tabel 4 Daftar Harga Barang Bekas
Barang Harga/ Kg
Kardus Rp 700.00,-/kg
Koran Rp 600.00,-/kg
Kaleng/botol Rp 400.00,-/kg
Gelas plastic kotor Rp 3.000.00,-/kg
Gelas plastic yang sudah bersih Rp 4.500.00,-/kg
Kantong plastic Rp 500.00,-/kg Sumber: wawancara penulis dengan Yadi (Pemulung), 16 Agustus 2013
Ketidakpercayaan para pemulung dengan SEKOLAH KAMI juga
menjadi faktor anak-anak mereka tidak diizinkan bersekolah pada waktu itu.
Seperti yang diceritakan Ibu Ladi Pengurus harian SEKOLAH KAMI kepada
penulis :
“Di awal orang tua mereka banyak tidak mengizinkan anaknya untuk ikut dalam sekolah kami, mereka tidak mudah percaya, tapi dengan kita membayar mereka, dalam artian kita memberikan makan siang anak-anak di sekolah kami, meyakinkan orangtua mereka tujuan kami baik, sehingga banyak yang tua banyak yang mengizinkan anaknya bersekolah disini.”44
Anak didik SEKOLAH KAMI (terutama perempuan) banyak yang
menuruti kemauan orangtuanya untuk menikah, patut disayangkan banyak orang
tua mereka yang sering kali tidak sabar untuk menikahkan dan mempekerjakan
44 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli
2013 Siang Hari
59
anak-anak mereka. Merasa sudah cukup kalau sudah lulus SD, anak-anak
dijadikan pembantu rumah tangga.
“Kami yang merasa prihatin ketika ada di antara anak-anak didik mereka yang baru lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan ada yang baru lulus Sekolah Dasar (SD), diminta untuk menikah oleh orang tuanya demi meringankan beban keluarga.”45
SEKOLAH KAMI berupaya untuk merubah pola pikir anak-anak agar
mereka dapat menolak ketika orang tuanya ingin menikahkan anaknya. Menurut
Ibu Lady orang tua mereka sudah menjadi pribadi yang kokoh, sehingga
sangatlah sulit merubah pola pikir orang tua mereka agar anak-anaknya tidak
dinikahkan diusia muda, anak-anak didik SEKOLAH KAMI yang diberikan
pemahaman sehingga mereka sendiri yang menolak ketika orang tua mereka
memaksakan untuk dinikahkan di usia muda.
Hasil yang dilakukan para pendidik sampai saat ini, banyak para orang
tua yang akhirnya mengizinkan anaknya bersekolah di SEKOLAH KAMI. Selain
menampung anak-anak pemulung yang ada di area Bekasi dan sekitarnya yang
mayoritas anak pemulung, waktu belajarnya pun dibuat singkat 4 jam sehari,
masuk sekolah pukul 08.00 WIB pagi hingga pukul 12.00 WIB siang. Waktu
belajar sengaja dibuat singkat agar anak-anak pemulung tetap bisa bekerja
membantu orangtuanya mengais rizki dari barang bekas.
45 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar ( pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli
2013 Siang Hari
60
“Kalau pagi saya belajar di sini sampai jam 12, trus saya lanjut kerja cari barang bekas”46
3. Pelaksanaan Kegiatan Belajar SEKOLAH KAMI
SEKOLAH KAMI diperuntukan bagi aktivitas pendidikan informal,
pendidikan yang menikberatkan terhadap aspek ketrampilan dan aspek lainnya
diluar pelajaran-pelajaran sekolah. Siswa-siswi SEKOLAH KAMI juga
mendapat pendidikan akhlak, kejujuran dan sopan santun.
Peran SEKOLAH KAMI tidak hanya berhenti menjadi tempat belajar
anak-anak pemulung dan dhu’fa, akan tetapi peran sekolah harus lebih dari itu.
Seperti yang di paparkan oleh Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI, Ibu Irina
kepada Penulis :
“Kami ingin mengajarkan sesuatu yang praktis, sebuah keahlian yang nantinya akan berguna bagi anak-anak, ketimbang hanya hanya sekedar hanya mampu menguasai ilmu dasar tersebut, dengan konsep itulah sekolah kami tidak hanya sekedar rumah singgah seperti banyak dihuni oleh anak-anak jalanan di kota-kota besar. Rumah singgah bagus. Tapi anak jalanan menjadi pengamen, oleh rumah singgah malah dilengkapi peralatannya. Saya enggak mau seperti itu, kalau bisa jangan jadi pengamen lagi. Saya juga gak mao anak-anak pemulung besarnya menjadi pemulung.”47 Adapun kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada hari senin sampai
jum’at. pelajaran yang di berikan anak-anak di SEKOLAH KAMI meliputi
pelajaran umum seperti bahasa, matematika, sains, sosial dan Komputer dan
46 Wawancara pribadi dengan kurnia(Siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 6 Juli 2013
Siang Hari 47 Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI),
Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
61
pendidikan agama Islam. Pelajaran tersebut diharapkan agar anak-anak mampu
menguasai pelajaran-pelajaran umum seperti yang ada dikurikulum sekolah
formal lainnya.
Kegiatan belajar-mengajar yang ada di SEKOLAH KAMI tidak jauh
berbeda dengan sekolah pada umumnya, para Guru mengajarkan pelajaran
dengan cara yang sederhana, dan komunikasi dengan para siswa-siswi berbeda
sesuai tingkatan kelas. Hubungan guru dan murid di SEKOLAH KAMI seperti
halnya keluarga. Para guru di SEKOLAH KAMI memang memiliki jiwa sosial
yang tinggi, dan memahami tingkah laku anak-anak di SEKOLAH KAMI.
Tenaga pengajarnya semua S1 dan semua memiliki jiwa sosial tinggi, dan harus professional, kita tidak bisa jika pengajar disini sekarang masuk besok enggak, jadi harus professional, bahkan ada guru yang membawa anaknya mengajar.48
Tugas Pekerjaan Rumah yang diberikan guru kepada anak-anak di
SEKOLAH KAMI juga di kerjakan di sekolah, sedikitnya waktu mereka untuk
belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah, membuat mereka pulang dari sekolah
harus membantu orangtua bekerja memulung mencari barang bekas untuk bisa di
kilokan. Pekerjaan rumah pun dikerjakan pagi hari sebelum mereka masuk
sekolah mereka sudah mengerjakan tugas pekerjaan rumah di Sekolah.
Pada hari selasa anak-anak diberikan pelajaran ketrampilan, di antaranya
ketrampilan yang diajarkan di SEKOLAH KAMI. Ketrampilan membuat sabun,
bermusik, beternak, berkebun, merajut, menjahit, membuat tas dari kertas daur
48 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, Juli 2013 Siang Hari
62
ulang dan lain-lain. Harapannya, mereka bisa mendapatkan keahlian dan
mempunyai penghasilan dari tiap ketrampilan itu.
Kegiatan ketrampilan pada hari selasa di mulai setelah Pelajaran
KUMON bekerjasama dengan Yayasan KUMON, dilaksanakan secara gratis
selama 2 jam. Kegiatan dilanjutkan dengan pelajaran ketrampilan yang berbeda
setiap setiap kelasnya. Ketrampilan yang diajarkan mulai dari membuat kartu
ucapan dari pepper quiling, sabun, menjahit, daur ulang kertas sampai latihan
musik angklung.
Anak-anak di SEKOLAH KAMI belajar membuat kartu ucapan dan daur
ulang kertas, tidak ada kertas yang terbuang di SEKOLAH KAMI, karena semua
kertas bekas yang sudah terpakai di olah oleh anak-anak menjadi kertas daur
ulang yang cantik. Kertas-kertas yang di olah oleh anak-anak di buat menjadi
kartu ucapan dan amplop berbagai tema (paper quilling)
SEKOLAH KAMI juga memproduksi berbagai macam sabun yang dibuat
oleh siswa-siswi SEKOLAH KAMI setiap hari selasa dan ketika ada pemesanan,
sabun yang dibuat anak-anak adalah sabun untuk mencuci tangan dan sabun
untuk mencuci piring. Sabun-sabun tersebut dibentuk berbagai macam seperti
boneka dan mempunyai wangi aroma terapi.
Menjahit juga merupakan pelajaran ketrampilan yang diajarkan di
SEKOLAH KAMI, setiap anak diajarkan menjahit, biasanya menjahit sebuah tas,
perlak, pakaian dan celana. Tas yang diproduksi anak-anak sudah berbagai
63
macam bentuk dan sudah banyak dijual. ketrampilan menjahit diajarkan kepada
semua anak-anak di SEKOLAH KAMI secara bergantian, terbatasnya mesin
jahit yang ada sehingga anak-anak harus bergantian untuk belajar menjahit.
Musik juga merupakan pelajaran yang sangat disukai oleh anak-anak di
SEKOLAH KAMI, angklung salah satu jenis musik yang di pelajari oleh anak-
anak pemulung, semua siswa-siswi SEKOLAH KAMI diajarkan musik
angklung. Pelajaran angklung kepada Anak-anak bukan hanya sebuah
ekstrakulikuler, sebagai bukti dari keseriusan anak-anak belajar angklung, anak-
anak sudah sering tampil diberbagai macam panggung dan mall, bahkan sudah
sampai keluar kota. Dengan kemampuan anak-anak dalam bermain angklung
yang cukup bagus, anak-anak sudah bisa ikut membantu sekolah dalam
keuangan, bayaran yang diberikan setiap tampil setengahnya digunakan untuk
membantu sekolah.
Proses pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh
SEKOLAH KAMI ini, anak-anak di bagi sesuai kelas mereka masing-masing
terdiri 15-20 siswa perkelasnya. Siswa-siswi yang bersekolah disini tidak di
tuntut mereka menggunakan seragam atau sepatu seperti sekolah formal lainnya,
mereka bersekolah dengan berpakaian bebas seperti pakaian yang digunakan
sehari-hari untuk bekerja memulung mencari barang bekas. Seperti penuturan Ibu
Yani, Guru di SEKOLAH KAMI.
64
“Pakaian yang digunakan anak-anak disini bebas, kami tidak menuntut mereka berpakain seragam sekolah seperti yang ada di Sekolah formal, yang penting mau sekolah”49
Pelaksanaan seluruh kegiatan terlaksana oleh baik, masyarakat sekitar
khususnya para orangtua pemulung merasakan manfaat yang sangat banyak
dengan hadirnya SEKOLAH KAMI sebagai penggerak semangat belajar anak-
anak pemulung kembali bersekolah tanpa mengeluarkan biaya. Walaupun
sebagian orang tua mereka masi ada yang tidak mengizinkan mereka untuk
belajar di SEKOLAH KAMI dengan alasan membantu orang tua mereka
memulung.
“Adanya sekolah disini anak-anak bisa sekolah gratis”.50
Selain kegiatan belajar mengajarnya SEKOLAH KAMI, adanya
pelaksanaan kegiatan-kegiatan ketrampilan di SEKOLAH KAMI juga
mempunyai daya tarik untuk para anak-anak didik sehingga selain pelajaran
umum mereka juga senang dengan mempelajari banyak ketrampilan dan seni
seperti angklung. Selain belajar mereka juga mempunyai tabungan dari hasil
ketrampilan yang mereka buat. Sehingga ketrampilan yang mereka pelajari dapat
menghasilkan uang tambahan untuk mereka.
“Awal yang saya lihat di SEKOLAH KAMI adalah alat musik angklung itu yang membuat saya tertarik dan mau belajar di sini”51
49 Wawancara pribadi dengan Ibu Yani(pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 6 Juli
2013 Siang Hari 50 Wawancara pribadi dengan dayat (pemulung), Bintara jaya, 6 Juli 2013 Siang Hari 51 Wawancara pribadi dengan Hikam (siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agustus
2013 Siang Hari
65
Berbagai macam keahlian dengan tujuan jika anak-anak didik tersebut
lulus mereka mengembangakan keahliannya yang sudah diajarkan dengan
membantu orang tuanya bekerja tanpa harus memulung. Hal ini seperti yang
dituturkan oleh Pak Arya dan Ibu Irina tentang tujuan dan keinginan SEKOLAH
KAMI.
“Tujuan kami mengajarkan mereka keterampilan agar mereka setelah lulus dari SEKOLAH KAMI mereka dapat mengembangkan keahliannya seperti yang diajarkan di SEKOLAH KAMI seperti membuat sabun, menjahit dan lainnya.”52
“Keinginan Kami di Sekolah Kami tidaklah muluk-muluk, tak
terlalu berharap anak-anak didiknya dapat mengenyam pendidikan SMA. Setelah ‘lulus’ dari Sekolah Kami, anak-anak didukung untuk mengikuti ujian Paket A. Jika berhasil, mereka disekolahkan di SMP 252 Terbuka yang dilanjutkan dengan enam bulan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Hasilnya, beberapa anak ada yang sudah lulus dari BLK dan dapat diterima bekerja di perusahaan konfeksi maupun salon kecantikan.”53
Kehadiran pendidikan informal di tengah-tengah pemukiman pemulung
sangatlah dibutuhkan dan mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan SEKOLAH KAMI sangat tepat guna dan memang sangat dibutuhkan
oleh mereka anak-anak pemulung dalam aktivitas mereka yang ketika itu lebih
banyak sebelumnya ke jalan untuk memulung mencari barang bekas. Adanya
SEKOLAH KAMI memberikan perubahan berarti bagi anak-anak yang
52 Wawancara pribadi dengan Ardi (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli 2013
Siang Hari 53 Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI),
Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
66
sebelumnya telah putus sekolah ataupun memang tidak bersekolah. Hal ini
seperti yang dituturkan Hikam yang merupakan siswa di SEKOLAH KAMI,
“Perbedaan banyak, dulu kalau dari pagi saya sudah mulung cari barang, sekarang bisa sekolah dulu sampai siang”54
Pada proses pemberdayaan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI,
penulis melihat bahwasanya apa yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI lebih
mengarah pada model pembedayaan sebagai Proses penguatan kapasitas.
Proses pemberdayaan pemulung ini, pada hakikatnya untuk memperkuat
daya (kemampuan) anak-anak pemulung mampu mengembangkan potensi dan
keahliannya agar lebih mandiri. Mengajarkan ketrampilan-ketrampilan jahit,
pembuatan sabun, daur ulang kertas, membuat pupuk, komputer, bahasa inggris
dan ketrampilan lainnya yang merupakan proses utnuk meningkatkan
kemampuan individu anak-anak pemulung.
Pengembangan kapasitas individu meliputi pengembangan kapasitas
kepribadian dan kapasitas di dunia kerja. untuk mengembangkan kapasitas
kepribadian, SEKOLAH KAMI banyak mengajarkan gaya bicara, akhlak dan
sopan santun dan anak-anak pemulung sangatlah baik berbeda sebelum mereka
masuk ke SEKOLAH KAMI. Anak-anak pemulung lebih ramah dan santun
dalam kehidupan sehari-hari baik dengan teman maupun didalam keluarga.
Peningkatan kapasitas di dunia kerja, anak-anak pemulung yang sebelum
masuk di SEKOLAH KAMI mereka sudah bekerja membantu orangtua mereka
54 Wawancara pribadi dengan Hikam (siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agustus
2013 Siang Hari
67
memulung. Kegiatan pendidikan ketrampilan untuk pengembangan potensi anak-
anak pemulung guna memperluas alternatif untuk memilih profesi atau pekerjaan
yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan
Lulus dari sekolah SEKOLAH KAMI, Ibu Irina menyalurkan anak-anak
didiknya ke Balai Latihan Kerja (BLK) selama enam bulan pelatihan. Hasilnya,
beberapa anak ada yang sudah lulus dari BLK dan dapat diterima bekerja di
perusahaan konfeksi, perbengkelan maupun salon kecantikan.
“Setelah mereka lulus SMP kami menyalurkan mereka ke Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Bambu Apus agar mereka dapat di ajarkan berbagai macam keterampilan dan lulus dapat bekerja di perusahaan sesuai keterampilan yang mereka miliki”55
Jumlah alumni SEKOLAH KAMI semenjak tahun 2001 sampai sekarang
adalah 600 orang, berdasarkan data alumni SEKOLAH KAMI yang kini sudah
bekerja dan mempunyai usaha sendiri yaitu:
Tabel 5 Data Alumni SEKOLAH KAMI
5 Orang Membuka bengkel Motor
2 Orang Membuka las besi tempa
14 Orang Menjadi penjahit
Sumber : diolah dari dokumen Kepengurusan SEKOLAH KAMI Bintara Jaya
(www.sekolahkami.org)
55 Wawancara pribadi dengan Pak Ardi (Pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli
2013 Siang Hari
68
B. Manfaat Pelaksanaan Proses pemberdayaan Pemulung oleh SEKOLAH
KAMI di Bintara Jaya Bekasi Barat
Berdasarkan hasil temuan di lapangan, ditemukan bahwa dalam
pelaksanaan pemberdayaan malalui program pemberdayaan bagi anak-anak
pemulung di wilayah Bintara Jaya Bekasi Barat. Penulis menemukan manfaat-
manfaat yang dirasakan oleh anak-anak pemulung maupun orang tua pemulung
dalam pemberdayaan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI.
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan sebuah proses transformasi masyarakat dari
kebodohan menuju kecerdasan. Pendidikan adalah sebuah perubahan
masyarakat dari ketidak mampuan menjadi keahlian. Sekaligus pendidikan
adalah saran mengubah kemalasan dan kemudahan menjadi kesadaran dan
tindakan oleh karena itu pendidikan menjadi fondasi sangat penting dalam
mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Karena strategisnya kedudukan
pendidikan dalam perubahan masyarakat, maka pendidikan harus mendapatkan
prioritas yang tinggi dalam pembangunan
Pendidikan di Indonesia pada umumnya orientasi mengacu kepada
standar proses pendidikan yang di tentukan oleh Pemerintah. Hal ini telah
menjadi kebiasaan padahal standar proses pendidikan yang pemerintah buat
kadang tidak sesuai dengan karakter setiap peserta didik. Faktor inilah yang
melatar belakangi SEKOLAH KAMI untuk menyusun kurikulumnya sendiri.
69
Kurikulum yang di buat SEKOLAH KAMI sangat Bertolak belakang dengan
ketentuan pemerintah, kurikulum SEKOLAH KAMI justru lebih menekankan
kepada proses dan penanaman nilai, norma dan keahlian (skill) yang sesuai
dengan minat dan bakat peserta didik.
Besarnya manfaat yang dirasakan anak-anak pemulung dan orang tua
pemulung dalam aspek pendidikan. Sebagaimana yang dituturkan oleh Hikam
siswa SEKOLAH KAMI dan Ibu Sari orangtua pemulung :.
“Saya seneng banget bisa belajar disini, bisa belajar Komputer, baca sama tulis, dulu ma gak bisa baca sekarang udah bisa.”56
“banyak manfaatnya bisa sekolah disini gratis, sekolah diluar
mahal.”57
Selain itu penulis juga menanyakan kepada Bapak Nasrudin yang Juga
menjabat sebagai Ketua RT 03 mengenai manfaat SEKOLAH KAMI terhadap
anak-anak pemulung tentang perubahan yang dibawa SEKOLAH KAMI bagi
para pemulung di Bintara Jaya.
“Ya, Alhamdulillah, anak-anak pemulung disini sudah banyak yang bisa baca tulis, sudah bisa buat keterampilan sabun, jahit,musik dan akhlak anak-anak juga sudah lebih baik, tidak kelihatan seperti waktu belum adanya SEKOLAH KAMI”58
Kemauan dan minat belajar anak-anak pemulung juga menjadi faktor
pendukung dalam proses pemberdayaan pemulung untuk lebih baik dan lebih
56 Wawancara pribadi dengan Hikam (siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agustus
2013 Siang Hari 57 Wawancara pribadi dengan Ibu Sari (Orangua pemulung), Bintara jaya, 15 Agustus 2013
Siang Hari 58 Wawancara pribadi dengan Nasrudin(Ketua RT 03), Bintara jaya, 17 Agusutus 2013
Malam Hari
70
memahami nilai hidup dengan belajar dan memiliki ketrampilan serta adanya
manfaat yang dihasilkan bisa melecut semangat untuk memperbaiki hidup
mereka. manfaat-manfaat tersebutlah dengan mengerti dan bisa menggunakan
komputer, bahasa inggris yang sebelumnya tidak tahu menjadi bisa bahkan anak-
anak sudah bisa berkomunikasi dengan tamu-tamu asing dari luar negri.
2. Kesehatan
Salah satu manfaat yang dirasakan oleh para pemulung adalah pelayanan
Posyandu yang rutin setiap bulannya, kegiatan ini merupakan kegiatan yang
dilakukan oleh SEKOLAH KAMI bekerjasama dengan RT/RW dan Puskesmas
Kelurahan Bintara Jaya untuk seluruh masyarakat pemulung yang berada
disekeliling SEKOLAH KAMI.
Kegiatan Posyandu dinikmati oleh warga disekitar lapak pemulung secara
gratis, anak-anak balita yang ada di lapak-lapak pemulung didata oleh
SEKOLAH KAMI, anak-anak balita yang sudah didata kemudian mendapatkan
pelayanan kesehatan gratis oleh bidan dari Puskesmas Keluarahan Bintara Jaya.
“Posyandu di buat agar mereka semakin sehat dan semakin mengerti pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan, mengerti tentang arti dan pentingnya pendidikan bagi anak-anak terutama.”59
Posyandu di tunjukan kepada para ibu yang mempunyai bayi dan balitanya
untuk di timbang dan imunisasi serta penyuluhan oleh ibu Bidan bersama-sama
dengan warga RT/RW setempat, setelah penimbangan selesai, Ibu-ibu kemudian
59 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, Juli
2013 Siang Hari
71
mengantri di SEKOLAH KAMI untuk mendapatkan susu, biskuit dan Beras 5
liter yang harus ditebus dengan harga Rp. 10.000,-. untuk setiap keluarga yang
menjadi warga Posyandu SEKOLAH KAMI.
“saya seneng banget adanya Pos Yandu di SEKOLAH KAMI setiap bulanlah karena disini selain di imunisasi juga dikasih sembako murah beras 5 litar Rp10.000 juga dikasih biscuit sama susu buat anak.”60
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI tidak hanya
posyandu, pembuatan MCK (mandi, cuci, kakus) juga merupakan program
kesehatan untuk para pemulung di Bintara Jaya, pembuatan MCK umum dibuat
agar warga peduli akan kesehatan mereka dan anak-anak mereka.
Kebutuhan terhadap MCK merupakan kebutuhan primer manusia.
Pembuatan MCK yang dibuat oleh SEKOLAH KAMI, diharapkan para
pemulung dan warga sekitar dilapak pemulung dapat terpenuhi kebutuhan akan
sanitasi yang baik dan sehat.
Sosialisasi yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI untuk menaga
kesehatan dan merawat fasilitas yang ada tidak membuat sadar warga di lapak
pemulung, para warga tidak sadar akan pentingnya merawat fasilitas yang dibuat
oleh SEKOLAH KAMI. mereka merasa tidak memiliki, sehingga tidak adanya
kesadaran warga membuat mereka tidak merawat MCK yang berada di tengah-
tengah pemukiman lapak pemulung. seperti yang di tuturkan Ibu Lady kepada
penulis :
60 Wawancara pribadi dengan Ibu Maroh (Pemulung), Bintara jaya, 15 Agusuts 2013
72
“kami membuatkan MCK umum agar mereka sadar akan kesehatan, tapi seperti yang kita lihat banyak yang rusak karna kurang dijaga dan kurang kesadaran para warganya”61
3. Ekonomi
SEKOLAH KAMI Bintara Jaya menerapkan kurikulum dengan
penerapan pendidikan berupa penekanan pada ketrampilan untuk para anak
pemulung yang belajar di SEKOLAH KAMI. Hal tersebut sangat berguna bagi
para peserta didik yang rata-rata berasal dari para pemulung dan dhua’afa demi
neningkatkan kesejahteraan mereka. Sehingga adapun manfaat dari penerapan
program pendidikan di SEKOLAH KAMI dengan mengunakan kurikulum yang
lebih menekankan pada ketrampilan siswa sangat besar dirasakan oleh para
masyarakat yang kurang mampu seperti ketrampilan menjahit baju, membuat tas,
membuat sabun cuci. Kurnia seorang salah satu siswa SEKOLAH KAMI
menceritakan kepada penulis :
“Saya bisa jahit baju dan tas, bisa main alat musik dan tampil dimana-mana, dari situ saya dapat uang dan ditabung disini. Jadi punya uang dari sini.”62
Program pendidikan yang seperti ini merupakan merupakan salah satu
bentuk aplikasi dari pengembangan potensi peserta didik guna memperluas
alternatif untuk memilih profesi atau pekerjaan yang pada gilirannya akan
meningkatkan kesejahteraan.
61 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli
2013 Siang Hari 62 Wawancara pribadi dengan Kurnia(siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agusuts
2013
73
“Produk buatan anak-anak hanya dipasarkan dari mulut ke mulut, ada juga yang menitipkan ke warung, ataupun kadang kita membuka bazar kalau ada tamu. Dan sekarang kita sudah mempunyai stand di darmawangsa squer disana kami menjual aneka kerajinan anak-anak. Untuk sabun, harganya berkisar Rp 3000 sampai Rp 10.000. kalau ada pesanan bisa dikerjakan lebih dari itu, tetapi kami sudah tetapkan kalau ada praktik pembuatan itu anak-anak Cuma sampai jam 12 saja, sisanya mereka ada yang pulang bantu orangtuanya memulung.”63
Selain kerajinan sabun dan tas, musik angklung juga menjadi kegiatan
yang paling aktif di SEKOLAH KAMI, pementasan angklung di SEKOLAH
KAMI sudah sampai ke luar kota Yogjakarta, dengan kemampuan anak-anak
dalam bermain angklung yang cukup handal mereka sudah bisa ikut membantu
sekolah dalam keuangan, setiap tampil pentas anak-anak dibayar dan uangnya
biasanya sebagian mereka tabung dan sebagian digunakan untuk membantu
sekolah.
Banyaknya para alumni yang sudah bekerja sesuai bidangnya, sesuai
pelatihan yang mereka terima di Balai Latihan Kerja (BLK), diantaranya ada
yang sudah bekerja di salon kecantikan, perbengkelan, perusahaan konfeksi
seperti yang dituturkan Tomi Alumni yang sekarang bekerja mengajar musik
angklung di SEKOLAH KAMI :
“Alumni sudah banyak yang bekerja diluar, saya lulus 2009, angkatan saya ada yang kerja di salon, di bengkel, tapi jauh jauh kerjanya, saya disini bantu-bantu ngajar musik”64
63 Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI),
Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari 64 Wawancara pribadi dengan Tomi(Alumni dan pengajar Musik SEKOLAH KAMI), Bintara
jaya, 15 Agusuts, siang hari
74
Para orangtua yang anak-anaknya belajar juga meresakan manfaat dari
SEKOLAH KAMI, para orang tua tidak harus mengeluarkan biaya tambahan
untuk pendidikan anaknya, selain anak-anak pintar, anak-anak mereka pun masi
dapat bekerja membantu orangtuanya bekerja.
4. Sosial
Pekerjaan mencari barang bekas untuk di timbang, memang merupakan
hal yang sangat melekat bagi kehidupan para pemulung di lapak Bintara Jaya,
warga yang tinggal di lapak pemulung adalah masyarakat yang kebanyakan
berasal dari cikarang. Mereka mendapatkan tempat tinggal yang disediakan
gratis oleh bos-bos pemulung dengan imbalan mereka mencari dan
mengumpulkan barang bekas untuk di timbang. Seperti yang di katakan Ibu Imah
seorang pemulung yang tinggal di lapak Bintara Jaya.
“Saya disini numpang sama bos, nyetor barang yang dikumpukan setiap minggunya.”65
Banyak hambatan yang diperoleh oleh SEKOLAH KAMI dalam
mengajak anak-anak pemulung di Bintara Jaya untuk bersekolah, kebiasaan anak
yang tidak suka belajar. menjadikan Anak-anak terkadang terbentur dengan
permasalahan bermain dan bekerja untuk membantu orang tuanya. Begitu juga
dengan orangtua mereka yang lebih senang anakanya bekerja membantu mereka
mencari barang rongsokan.
65 Wawancara pribadi dengan Ibu Imah (pemulung), Bintara jaya, 19 Agusuts, siang hari
75
Hal ini yang membuat prilaku dan pola pikir anak-anak yang orang
tuanya bekerja sebagai pemulung hanya sebatas mengetahui kehidupan
dilingkungan tempat tinggal mereka.
Pada masa awal keberadaan SEKOLAH KAMI, para pemulung hanya
melakukan interaksi sosial secara internal dalam komunitas mereka. Para
pemulung lebih tertutup dan tidak mudah percaya terhadap diluar kelompok
mereka, interaksi antar individu dalam komunitas pemulung telah mengalami
banyak perubahan. Saat ini, komunitas pemulung di Bintara Jaya lebih terbuka
terhadap kelompok lain, termasuk bagi kelompok dari luar yang merupakan
tamu-tamu SEKOLAH KAMI, peneliti, mahasiswa dan kelompok masyarakat
lain.
Berdasarkan yang di paparkan Ibu Lady kepada penulis bahwa kehadiran
SEKOLAH KAMI juga mengubah pola pikir anak-anak agar mampu melihat
masa depan yang lebih baik dan meraih cita-cita mereka. bukan hanya sekedar
menjadi bos-bos pemulung akan tetapi lebih dari itu agar mereka lebih dipandang
keberadaanya.
Anak-anak yang sebelumnya tertutup, setelah mengikuti kegiatan di
SEKOLAH KAMI mereka lebih terbuka dan lebih santun terhadap tamu-tamu
yang datang di SEKOLAH KAMI. Kegiatan-kegiatan yang diajarkan di
SEKOLAH KAMI yang membuat mereka lebih percaya diri.
Menurut wawancara mendalam dengan Ibu Lady, pengurus harian
SEKOLAH KAMI, perubahan yang teradi pada komunitas pemulung di Bintara
76
Jaya dapat dirasakan kebedaradaan dan manfaatnya.66 Penilaian Ibu Lady ini
juga dibenarkan Ibu Lia, Ibu Rumah Tangga, Istri pemulung.
“Dulu kami sangat tertutup dan tidak mau diwawancarai ketika ada mahasiwa yang datang,namun sekarang, banyaknya tamu yang datang di SEKOLAH KAMI membuat kami terbiasa dan mau ketika diwawancarai.”67
Pendidikan informal yang ada di lingkungan lapak-lapak pemulung
memang sangat tepat guna dan dibutuhkan oleh mereka anak-anak pemulung
dalam aktivitas mereka yang ketika sebelumnya di jalan untuk memulung
mencari barang bekas.
Pendidikan dan pelatihan ketrampilan merupakan kegiatan yang sangat
berguna untuk membantu mengembangkan potensi anak-anak pemulung agar
bisa melecut semangat untuk memperbaiki hidup mereka.
Besar manfaat yang merasakan para alumni dari pendidikan dan pelatihan
ketrampilan yang diajarkan SEKOLAH KAMI, keberadaan mereka lebih
dipandang setelah banyak menguasai keahlian dan keterampilan di SEKOLAH
KAMI. Baik dimasyarakat maupun dipekerjaan mereka. Menurut Ibu Ladi Bahar
selaku pengurus harian SEKOLAH KAMI , seperti yang dituturkan penulis :
“Alumni dari SEKOLAH KAMI sudah banyak, memang tidak semua kami ketahui skrang keberadaanya, tetapi sebagian mereka masi ada yang datang bersilaturahmi kesini, Alhamdulillah yang dahulunya seorang pemulung sekarang sudah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.68
66 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, Juli
2013 Siang Hari 67 Wawancara pribadi dengan Lia (istri pemulung), Bintara jaya, 19 agustus 2013 Siang Hari 68 Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, Juli
2013 Siang Hari
77
BAB V PENUTUP
C. Kesimpulan
Berdasarkan pada temuan penelitian yang dijelaskan dalam uraian bab
temuan dan analisis, dapat peneliti simpulkan bahwa proses pemberdayaan
pemulung melalui aktivitas pendidikan dengan menggunakan kurikulum yang
dibuat oleh SEKOLAH KAMI sendiri, yaitu lebih mengutamakan pendidikan
ketrampilan yang disesuaikan dengan usia dan kemampuan anak-anak pemulung.
Proses pemberdayaan yang dilakukan oleh SEKOLAH KAMI lebih
mengarah pada model pembedayaan sebagai Proses penguatan kapasitas, yaitu
proses meningkatkan kemampuan anak-anak pemulung agar mampu
mengembangkan potensi dan keahliannya agar lebih mandiri.
Adapun manfaat yang diterima oleh para pemulung dengan adanya
SEKOLAH KAMI sebagaimana yang penulis analisa teridiri dari beberapa
aspek, diantaranya ialah:
a. Pendidikan
- Para pemulung yang anak-anaknya dahulu tidak bersekolah dengan
berdirinya SEKOLAH KAMI mereka melanjutkan sekolah dengan
gratis.
- Anak-anak pemulung lebih semangat dalam minat belajarnya.
78
- Banyak anak-anak pemulung yang dahulunya belum bisa baca dan
tulis, sekarang mereka sudah bisa baca dan tulis bahkan sudah dapat
menguasai Komputer dan bahasa inggris
b. Kesehatan
- Adanaya Kegiatan pelayanan PosYandu yang rutin setiap bulannya,
kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh SEKOLAH
KAMI bekerjasama RT/RW dan Puskesmas untuk seluruh masyarakat
pemulung yang berada disekeliling SEKOLAH KAMI.
- Para pemulung lebih mengerti pentingnya menjaga dan memelihara
kesehatan, dan pentingnya kesehatan bagi anak-anak.
c. Ekonomi
- Melalui produk-produk yang dibuat anak-anak pemulung dapat
menambah penghasilan mereka.
- Anak-anak pemulung alumni SEKOLAH KAMI yang dahulunya
masih memulung mencari barang bekas, sekarang sudah bisa bekerja
sesuai keahlian yang mereka pelajari.
- Pengeluaran pemulung mereka merasa lebih ringan dengan
bergabungnya anak-anak pemulung bersekolah di SEKOLAH KAMI
dengan gratis walaupun terbatasnya waktu anak-anak pemulung untuk
membantu orang tua mereka memulung mencari barang bekas.
d. Sosial
79
- Pola pikir anak-anak pemulung lebih terarah dan luas, anak-anak yang
dahulunya hanya mengetahui kehidupan mereka di lapak-lapak
pemulung, sekarang mereka sudah lebih terarah dan mempunyai cita-
cita yang tinggi.
- Anak-anak pemulung yang dahulunya tertutup dan hanya bergaul
dengan kelompok mereka, sekarang anak-anak lebih terbuka dan
percaya diri.
- Keberadaan mereka lebih di pandang di masyarakat berbeda sebelum
adanya SEKOLAH KAMI.
-
D. SARAN
Adapun saran yang dapat penulis berikan dalam hal ini kepada
SEKOLAH KAMI sebagai lembaga Informal yang membantu dalam
memberikan pelayanan kepada para pemulung, maka peneliti mempunyai saran-
saran diantaranya :
a. Lebih melibatkan partisipasi masyarakat sekitar sehingaa dalam pelaksaan
kegiatan, masyarakat yang berada di sekitar SEKOLAH KAMI merasa ikut
ambil dalam perubahan anak-anak pemulung dilapak-lapak pemulung di
Bintara Jaya, Bekasi Barat
80
b. Membuka aktivitas sejenis di daerah berbeda agar terjadi pemerataan
program pendidikan kepada anak-anak pemulung dan dhu’afa yang tidak
bersekolah.
c. Warga masyarakat dilapak-lapak pemulung seharusnya lebih menjaga dan
peduli akan kesadaran fasilitas umum yang dibuat oleh SEKOLAH KAMI.
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Isbandi Rukminto. Pengantar Ilmu Kesejahteraan Sosial. Depok: FISIP UI Press, 2005.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan, Intervensi Komunitas, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2001.
Adi, Isbandi Rukminto. Pemikiran-pemikiran Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI, 2002.
Anwar, Deni. Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amalia, 2005.
Bugin, Burhan. Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2003.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada, 2011.
Nasuhi, Hamid. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah : Skripsi, Tesis dan Disertasi, Jakarta: CeQDA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.
Haraoan, H. Syahrin. Islam Konsep dan Implementasi Pemberdayaan, Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999.
Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial, Volume 10, No 1, April 2005, Jakarta: Pusat Penelitian Permasalahan Kesejahteraan Sosial Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial Departemen Sosial Republik Indonesia, 2005.
Jurnal Comdev, Edisi I 2005
Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT. Gramedia, 1980.
Maleong, Laxy J, metode penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007
Mardikanto, Totok dan Soebiato, Poerwoko. Pemberdayaan Masyarakat Dalam Perspektif Kebijakan Publik, Bandung: Alfabeta, 2012
Prijono, Onny S. Pemberdayaan Konsep, Kebijakan dan Implementasi, Jakarta: Centre for Strategis and International Studies, 1996.
Rahayu, Iin Tri. Observasi dan Wawancara, Malang: Bayumedia Publishing, 2004.
Rukhiyat, Adang. Panduan Penelitian Bagi Remaja, Jakarta: CV.Tumaritis, 2003.
Saebani, Deni Ahmad. Metode Penelitian, Bandung: Pustaka Setia, 2008.
Salam, Syamsir dan Aripin, Jaenal, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Suharto, Edi. Isu-Isu Tematik Pembangunan Sosial; Konsepsi dan strategi, Jakarta: Badan Pelatihan dan Pengembangan Sosial, 2004
Suharto, Edi. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian strategis pembangunan kesejahtraan sosial dan pekerjaan sosial, Bandung: PT Refika Aditama, 2005
Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial, Jakarta: Prenada, 1994
UUD 1945, Pasal 34 ayat 2
1. Daftar Sumber Internet
Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, Pukul 10 : 30 pada www.bappenas.go.id/get-file-server/node/6218/
Artikel tersebut diakses tanggal 4 Maret 2013, Pukul 14 :11 pada http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Pilkada&id=157005.htm
Artikel tersebut diakses tanggal 4 Maret 2013, Pukul 13 :16 pada http://www.portalinfaq.org/p01_program_view.php?program_id=156
Artikel di akses pada 19 april 2013, dari http://adisarana.com/?p=79
Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, pada http://www.psychologymania.com/2012/12/pengertian-pemulung.
Artikel tersebut diakses tanggal 19 april 2013, Pukul 11 : 00 pada http://www.sekolahkami.org
Artikel tersebut diakses tanggal 28 Januari 2013, pada http://www.artikata.com/arti-374589-pemulung.
2. Daftar Wawancara
Wawancara pribadi dengan Ardi (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan dayat (pemulung), Bintara jaya, 6 Juli 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Hikam (siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agustus 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Irina Amongpradja (Kepala Sekolah SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
Wawancara pribadi dengan Ibu Imah (pemulung), Bintara jaya, 19 Agusuts, siang hari.
Wawancara pribadi dengan Ladi Bahar (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 5 Juli 2013 Siang Hari
Wawancara pribadi dengan Lia (istri pemulung), Bintara jaya, 19 agustus 2013 Siang Hari
Wawancara pribadi dengan Nasrudin (Ketua RT 03), Bintara jaya, 17 Agusutus 2013 malam hari
Wawancara pribadi dengan Yadi (Pemulung), Bintara jaya, 16 Agustus 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan kurnia (Siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 6 Juli 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Ibu Yani (pengajar SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 6 Juli 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Hikam (siswa SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agustus 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Ibu Sari (Orangua pemulung), Bintara jaya, 15 Agustus 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Ibu Maroh (Pemulung), Bintara jaya, 15 Agusuts 2013 Siang hari.
Wawancara pribadi dengan Tomi(Alumni dan pengajar Musik SEKOLAH KAMI), Bintara jaya, 15 Agusuts, siang hari
Wawanacara dengan Pengurus Sekolah Kami
Identitas Informasi :
Nama : Ladi Bahar
Alamat : Curug, Permata hijau Pondok Kelapa, Jakarta Timur
Pekerjaan : Pengurus Harian Sekolah Kami
Lokasi Wawancara : SEKOLAH KAMI
Waktu Wawancara : 19 Agustus 2013, Pukul 10.000 WIB
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Musyfiq (M) : Assalamu’alaikum bu? Ladi (L) : Waalaikumsalam,yang dari UIN ya? Musyfiq (M) : Iya bu, ganggu gak bu? saya ingin Tanya-tanya tentang sekolah kami bu? Ladi (L) : Boleh tapi lebih jelasnya sama Dr. Ina, mau Tanya apa? Musyfiq (M) : Tentang awalnya berdirinya sekolah kami bagaimana bu? Ladi (L) : awalnya kan di Transito, trus pindah-pindah akhirnya disin, di bintara jaya, dulu belum ada namanya pas 2007 pindah di bintara kita kasih nama SEKOLAH KAMI. Musyfiq (M) : kenapa target sekolah kami itu anak-anak pemulung bu? Ladi (L) :orangtua mereka sudah susah, sudah menajdi pribadi yang
Bu Lady sangat baik untuk membantu saya dalam penelitian tentang berdirinya SEKOLAH KAM
kokoh, untuk itu kita lebih kepada anak-anak, anak-anak disini perlu dibantu dan di kembangakan dalam segala bidang. Musyfiq (M) : bagaimana proses pembedayaan yang di lakukan sekolah kami? Ladi (L) : Di awal orang tua mereka banyak tidak mengizinkan anaknya untuk ikut dalam sekolah kami, mereka tidak mudah percaya, tapi dengan kita membayar mereka, dalam artian kita memberikan makan siang anak-anak di sekolah kami, meyakinkan orangtua mereka tujuan kami baik, sehingga banyak yang tua banyak yang mengizinkan anaknya bersekolah disini.” Musyfiq (M) : ada gak hambatan-hambatan dalam kegiatan Sekolah Kami ini? Ladi (L) : hambatan banyak dari awal kita sering pindah-pindah tempat, tapi disini kami kerjakan apa yang kita mampu.semuanya berjalan aja Musyfiq (M) : kenapa sekolah kami di bangun di wilayah bintara jaya ? Ladi (L) : Kita disini menyewa tempat dengan yang punya tanah pak H. Hasan, dan yang puny tanah pun kita libatkan dalam Sekolah Kami agar merasa memiliki. Musyfiq (M) : Fasilitas apa saja yang ada di Sekolah kami Ladi (L) : Disini kita punya 8 Kelas, dari kelas 1 Sampai Smp kelas 3, ada ruang computer, perpustakaan, kolam ikan, ada kandang kambing, disana ada tempat membuat pupuk. Dan ini tempat anak-anak latihan angklung. Musyfiq :Apakah ada fasilitas untuk para pemulung di sini? Ladi (L) : ada MCK diluar, kami membuatkan MCK umum agar mereka sadar akan kesehatan, tapi seperti yang kita lihat banyak yang rusak karna kurang dijaga dan kurang kesadaran para warganya
Musyfiq (M) : selain memperdayakan anak-anak pemulung, ada tidak upaya yang dilakukan sekolah kami untuk memperdayakan orang tua mereka? LadI (L) : dulu awal pertama berdiri disini kami mengajarkan menajahit untuk orangtua pemulung, tapi lama kelamaan kegiatan itu berhenti banyak orang tua yang sudah gak datang untuk belajar menjahit. Musyfiq (M) : selain itu ada tidak kegiatan pelayanan kesehatan untuk para pemulung disini? LadI (L) : disini ada posyandu kerjasama dengan Rt dan puksesmas Bintara Jaya. Pos Yandu di buat agar mereka semakin sehat dan semakin mengerti pentingnya menjaga dan memelihara kesehatan, mengerti tentang arti dan pentingnya pendidikan bagi anak-anak terutama. Setelah anak-anak di timbang ibu-ibu mendapatkan sembako dan beras dengan harga murah. Musyfiq (M) : disini saya melihat banyak kegiatanya tentang keterampilan dan angklung yang sudah pentas dimana-mana, apakah sulit untuk mengajarkan mereka? LadI (L) : tidak sulit, mereka tekun-tekun dalam mempelajari semua keterampilan disini. Musyfiq (M) : Bagaiamana untuk tenaga pengajarnya ? Ladi (L) : Tenaga pengajarnya semua S1 dan semua memiliki jiwa sosial tinggi, dan harus professional, kita gak bisa kalau pengajar disini sekarng masuk besok enggak, jadi harus professional, bahkan ada guru yang membawa anaknya mengajar. Musyfiq (M) : selama ini apa saja yang sudah dihasilkan oleh anak-anak pemulung? Ladi (L) : Banyak banget yang sudah dihasilkan anak-anak disini, sabun, kartu ucapan, tas, bisa di lihat di sana. Dan kita juga hasil
produksi kita pasarkan ada di darmawangsa squerd, disana hasil produksi anak-anak di jual disana. Musyfiq (M) : apakah hasil kerajinan yang dibuat anak-anak pemulung dapat menambah perekonomian mereka? Ladi (L) : ya tentunya, mereka dapet keuntungan dari hasil penjualan kerajinan, sebagian untuk anak-anak dan sebagian untuk pemasukan operasional sekolah kami Musyfiq (M) : adakah alumni dari sekolah kami yang sudah sukses dan dapat bekerja di perusahaan atau tempat kerja lainnya? Ladi (L) : alumni sudah banyak ada yang sudah bekerja disalon, di bengkel dan banyak lainnya, jadi mereka setelah lulus dari smp kami salurkan ke badan latihan kerja (BLK). Musyfiq (M) : saya melihat anak-anak disini makan siang dsini, itu perlu dana yang besar? Apakah SEKOLAH KAMI sudah mempunyai donator tetap atau kerjasama dengan lembaga-lembaga lain? Ladi (L) : Tidak ada donator tetap, semua dari Dr. Ina dari sebagian hasil penjualan dan ada juga sumbangan-sumbangan dari lembaga-lembaga yang berkunjung kesini, tapi tidak ada yang menjadi donator tetap di sokolah kami.
Interviewer Interview
Wawanacara dengan Pengurus Sekolah Kami
Identitas Informasi :
Nama : dr. Irina Amongpradja
Tempat, tanggal lahir : Bandung, 12 Juli 1958
Jabatan : Kepela Sekolah SEKOLAH KAMI
Alamat : Jl. Cipinang Indah Raya E/3 A Jkt 13420
Pendidikan : Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Lokasi Wawancara : SEKOLAH KAMI
Waktu Wawancara : 19 Agustus 2013, Pukul 11.00 WIB
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Musyfiq (M) :Assalamu’alaikum bu Irina? dr. Irina (I) : wa’alaikumsalam, mau Tanya apa? Kan sudah di wakilkan sama bu lady, hehe Musyfiq (M) : Iya bu, kan ingin tanyat-tanya penasaran sama ibu, seorang dokter bisa mendirikan Sekolah seperti ini? dr. Irina : aduh saya juga bingung, kenapa ya? Tau nih kenapa saya buat sekolah ini, saya hanya wayang. Yang menggerakkan ya yang di Atas. Gtu.heheh Musyfiq (M) : dulu awalnya bagaimana sekolah kami terbentuk sampai sekarang? Dr. Irina (I) : Awalnya hanya anak-anak transmigrasi saja yang diajar, namun setelah 2 tahun berjalan anak-anak yang berada di sekitar
Bu Dr. Irina sangat ramah dan rendah hati dalam menjawab pertanyaan penulis.
Wisma Transito, yang mayoritas dari anak pemulung juga ikut serta dalam kegiatan belajar. Jumlah peserta didiknya pun kian meningkat mencapai 120 orang anak umur 5 sampai 15 tahun.sering berpindah-pindah akhirnya kita menetap disini menyewa tanah pak H.Hasan. Musyfiq (M) : kenapa pemberdayaan pemulung yang dipilih? dr. Irina (I) : Ya, pemulung bukanlah keinginan mereka, keadaan ekonomi mereka-lah yang membuat mereka seperti itu, untuk itu kami ingin merubah pola pikir anak-anaknya, agar kelak ketika besar menjadi lebih baik lagi. Musyfiq (M) : Kenapa dinamakan SEKOLAH KAMI? Dr. Irina (I) : dulu sebelum disini kita tidak ada nama, pas pindah di sini baru dinamakan Sekolah kami, Nama Sekolah tersebut berasal dari mereka sendiri agar ada rasa memiliki Musyfiq (M) : Kenapa memilih tempat di Bintara Sebagai Lokasi Sekolah Kami, kayana pas banget berada dikawasan pemukiman pemulung? Dr.Irina (I) : Itu kekuasaan Allah, gak tau kenapa, kita hanya ikutin skenario yang buat seperti ini. Musyfiq (M) : Ada tidak bu kerjasama yang dilakukan dengan lembaga pendidikan lain? dr. Irina (I) :Banyak, seperti JIS dan ada SMPN 252 yang menerima siswa didik kami untuk ikut kelas terbuka disana dan Ujian di SMPN 252, hasilnya “Mereka sangat memuaskan. Akhirnya kepala sekolahnya SMPN 252 malah justru meminta kita untuk mendaftarkan lebih banyak lagi anak-anak pemulung karena mereka anak-anak di SEKOLAH KAMI cerdas-cerdas. Musyfiq (M) : Apa target yang dicapai untuk Sekolah Kami? dr. Irina (I) : Kita gak ada target jalanin aja apa adanya, ya Keinginan Kami di Sekolah Kami tidaklah muluk-muluk, tak terlalu berharap
anak-anak didiknya dapat mengenyam pendidikan SMA. Setelah ‘lulus’ dari Sekolah Kami, anak-anak didukung untuk mengikuti ujian Paket A. Jika berhasil, mereka disekolahkan di SMP 252 Terbuka yang dilanjutkan dengan enam bulan pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK). Hasilnya, beberapa anak ada yang sudah lulus dari BLK dan dapat diterima bekerja di perusahaan konfeksi maupun salon kecantikan. Musyfiq (M) : Bagaimana dengan pemasaran produk-produk kerajinan anak-anak sekolah kami? Dr Irina (I) : Produk buatan anak-anak hanya dipasarkan dari mulut ke mulut, ada juga yang menitipkan ke warung, ataupun kadang kita membuka bazar. Dan sekarang kita sudah mempunyai stand di darmawangsa squer disana kami menjual aneka kerajinan anak-anak. Untuk sabun, harganya berkisar Rp 3000 sampai Rp 10.000. kalau ada pesanan bisa dikerjakan lebih dari itu, tetapi kami sudah tetapkan kalau ada praktik pembuatan itu anak-anak Cuma sampai jam 12 saja, sisanya mereka ada yang pulang bantu orangtuanya memulung.
Kamis, 6 September 2013
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Dr Irina (I) : ada yang ingin ditanyaka lagi? Musyfiq (M) : kenapa SMP nya di pindahkan kesini bu? Kan di 252 ada kelas terbuka? Dr Irina (I) : pelajaran yang ada di 252 gurunya harus mengejar kurikulum sehingga murid ngerti atau tidak harus kejar kurikulum, lama-kelamaan anak-anak banyak yang bosen, mulai bolos, mulai pacaran. Kurangnya pengawasan, dari 20 siswa yang dikirim, tinggal 2 yang sekolah, jadinya kita pindahkan lagi kesini.
Musyfiq (M) : ohhh seperti itu ibu. Dr Irina (I) : kita juga perna kirim anak-anak ke miftahul anwar, masalahnya sama,anak-anak ada yang bolos kebetulan didaerah pisangan, ya mereka pada bolos direl kereta, kan percuma kita sewakan mobil, anak-anaknya tidak sampai ke Sekolah.
Interviewer Interview
Wawanacara dengan Pengurus Sekolah Kami
Identitas Informasi :
Nama : Tatiana Srinurari.D. S.Pd
Usia : 43 Tahun
Pekerjaan : Pengajar
Lokasi Wawancara : SEKOLAH KAMI
Waktu Wawancara : 6 September 2013
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Tati (T) : Ada yang kurang datanya? Musyfiq (M) : Iya Bu, masi banyak yang mau ditanya? kalau smp disini sudah berapa tahun bu? Tati (T) : kalau smp sudah lama tapi waktu itu ada di sekolah terbuka 252, tapi karna banyak yang bolos tidak ada pengawasan kita pindahin ke bintara. Musyfiq (M); sudah berapa tahun di pindahkan? Tati (T) : sudah 3 tahun yang lalu Musyfiq (M) ; ohh gitu jumlah smp ada berapa bu? Tati (T) : ada 30 anak, yang kelas 2 dan 3 di gabung. Kalau disini anak-anak bisa kita awasi.
Interviewer Interview
Wawanacara dengan Pengurus Sekolah Kami
Identitas Informasi :
Nama : Yani
Usia : 56 Tahun
Pekerjaan : Pengajar
Lokasi Wawancara : SEKOLAH KAMI
Waktu Wawancara : 6 Juli 2013, Pukul 11.30 WIB
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Musyfiq (M) : bagaimana awal berdirinya SEKOLAH KAM? Yani (Y) : kegiatannya sudah lama adanya di transito, disini tahun 2007 kita berdiri. Musyfiq (M) : Mengapa memilih lokasi Bintara Jaya sebagai lokasi SEKOLAH KAMI? Yani (Y) : Seharusnya Tanya ke bu ina, dulu sempat pindah-pindah, akhirnya bu ina menyewa kan tanah sama pak Haji Hasan, dulunya tempat pembuangan sampah. Nih foto lokasi SEKOLAH KAMI dulu! Musyfiq : Jenis pemberdayaan apa yang dilakukan sekolah kami? Yani (Y) : pemberdayan SEKOLAH KAMI lebih kepada pendidikan anak-anak pemulung disini, mereka di bekali pelajaran-pelajaran umum dan keterampilan agar mereka mempunyai masa depan yang lebih baik lagi. Mereka bisa merasakan bangku sekolah dan pengalaman baru. Musyfiq (M): bagaimana proses kegiatan pendidikan di SEKOLAH KAMI?
Yani (Y): anak-anak disini diajarkan pelajaran-pelajaran umum sama seperti sekolah lain pada umummnya, tetapi disini juga diajarkan ketrampilan seperti sabun, tas dan lainnya, Pakaian yang digunakan anak-anak disini bebas, kami tidak menuntut mereka berpakain seragam sekolah seperti yang ada di Sekolah formal, yang penting mau sekolah Musyfiq (M): apa target yang dicapai oleh SEKOLAH KAMI? Yani (Y) : SEKOLAH KAMI hanya pada sampai tingkat smp, paling tidak setelah mereka lulus smp, bisa kami salurkan ke BLK agar mereka mempunyai keahlian.
Interviewer Interview
Wawanacara dengan Pemulung
Identitas Informasi :
Nama : Ibu Maroh
Alamat : Bintara Jaya
Pekerjaan : Pemulung
Lokasi Wawancara : Lapak Pemuung Bintara Jaya
Waktu Wawancara : 15 Agustus 2013, Pukul 09.00 WIB
VERBATIM INFERENCE PERSONAL JURNAL
Muyfiq (M) : Ibu boleh Tanya-tanya bu? Bu maroh (IM) : Boleh, mau Tanya apa, tapi jangan susah-susah, haha Musyfiq (M) : ya, enggak susah bu, Cuma Tanya tentang SEKOLAH KAMI, anak ibu ada yang Sekolah disini? Bu Maroh (IM) : ada kelas 2 SMP sama kelas 5 SD Musyfiq (M):asli mana bu? tinggal disini sebelum ada sekolah kami atau sesudah ada Sekolah kami? Bu maroh (IM) : saya ma asli kerrawang, dulu saya tinggal deket pasar kaget yang sekarang di jadiin alpartemen trus 2005 saya pindah kesini. Musyfiq(M) :Ada tidak bu manfaat yang ibu rasakan adanya Sekolah Kami disini? Bu Maroh (IM): ada, tuh anak-anak pada sekolah disini, pada bisa baca tulis. Musyfiq(M) : kalau manfaat buat ibu sendiri? Bu Maroh(IM): disini ada pos yandu, saya seneng banget adanya Pos Yandu di Sekolah Kami setiap bulanlah karena disini selain di imunisasi juga dikasih sembako murah beras 5 litar Rp10.000 juga dikasih biscuit sama susu buat anak
Bu Maroh dengan santai dan teratur menjawab pertanyaan yang peneliti ajukan.
Dulu masi ada bu Novi sering banget bagiin sembako, sekarang sudah jarang. Musyfiq (M): anak ibu suka nyari juga gak? Bu Maroh (IM) : yang kecil ci krisna suka nyari-nyari juga kalau bis pulang sekolah Musyfiq (M): Ibu disini mengontrak? Bu Maroh (IM) : saya disini sewa tanah, pengepul jadi punya anak buah ada 20an Musyfiq (M): Berapa penghasilan perharinya? Bu Maroh (IM) : penghasilan tidak tentu tergantung barang yang di kumpulkan perharinya, biasanya sehari 15-20 Kg, semuanya dikumpulkan sampai seminggu trus baru di kilokan kesaya. Barang-barangnya juga sudah di pisahkan kaya botol aqua, kardus, kaleng,besi, kertas Musyfiq (M): harga perKg berbeda-beda bu? Bu Maroh (IM) : iya
Interviewer Interview