37
Psikiatri Forensik KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RSPAD GATOT SOEBROTO PERIODE 11 FEBRUARI - 15 MARET 2013

Psikiatri Forensik Maju

Embed Size (px)

Citation preview

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RSPAD GATOT SOEBROTO PERIODE 11 FEBRUARI - 15 MARET 2013

Psikiatri forensik merupakan subspesialisasi ilmu kedokteran yang menelaah mental manusia dan berfungsi membantu hukum dan peradilan Kegiatan utama psikiatri forensik adalah pembuatan Visum et Repertum Psychiatricum. Saat ini yang paling banyak adalah pembuatan Visum et Repertum Psychiatricum untuk kasus pidana

Saksi Fakta (witness of fact/saksi biasa)

Saksi Ahli

Posisi medis Hubungan dokter dengan orang yang diperiksa merupakan hubungan dokter pasien. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan kondisi kesehatan pasien dan terapinya. Hubungan dokter-pasien ini terikat oleh etika profesi

Posisi legal Dokter mendapatkan posisi legal melalui surat dari lembaga hukum (pengadilan, kejaksaan dan polisi) meminta dokter untuk memeriksa seseorang yang telah memiliki status hukum tertentu (terdakwa, saksi, penggugat). Posisi dokter dalam hal ini netral dan mempunyai ikatan kerahasiaan kecuali terhadap lembaga hukum yang meminta

Keterangan ahli ada dua:1.

Lisan, yang disampaikan saksi ahli dlm kesaksiannya di dalam sidang pengadilan Tertulis, berupaVisum et Repertum yaitu hasil pemeriksaan medis Visum et Repertum untuk bidang psikiatri disebut Visum et Repertum Psyciatricum

2.

VISUM ET REPERTUM PSYCHIATRICUMTerhadap suatu perkara, di dalam sidang pengadilan penghimpunan alat bukti merupakan bagian penting utk memberikan keyakinan pd hakim dlm pengambilan keputusan hukum. Alat bukti yang sah, antara lain: 1.Pengakuan terdakwa 2.Keterangan saksi/saksi ahli 3.Alat bukti petunjuk 4.Alat bukti terdakwa

Membantu menentukan apakah terperiksa mengalami gangguan jiwa dengan upaya menegakkan diagnosisMembantu menentukan kemungkinan adanya hubungan antara gangguan jiwa pada terperiksa dengan peristiwa hukumnya.

Membantu menentukan kemampuan bertanggung jawab pada terperiksa Membantu menentukan cakap tidaknya terperiksa bertindak dalam lalu lintas hukum.

1) Barang siapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya kar ena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal tidak boleh dihukum.2) Jika nyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau karena sakit berubah akal, maka Hakim boleh memerintahkan menempatkan ia di rumah sakit gila selamalamaya satu tahun untuk diperiksa.

Yang berhak menjadi pemohon Visum et Repertum Psychiatricum

Penyidik Penuntut Umum Hakim Pengadilan Tersangka atau terdakwa, melalui pejabat sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan Korban, melalui pejabat sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan Penasehat hukum, melalui pejabat sesuai dengan tingkat proses pemeriksaan

Kasus-kasus hukum yang sering dimintakan VeR Psychiatricum:1.Kasus pidana a.terperiksa sebagai pelaku b.terperiksa sebagai korban 2.Kasus perdata a.pembatalan kontrak b.pengampuan atau curatelle c.hibah d.perceraian e.adopsi 3.Kasus-kasus lain a.kompentensi untuk diinterview b.kelayakan utk diajukan di sidang pengadilan

Surat permintaan tertulis dari penegak hukum (pemohon) yang

Berisi : Identitas lengkap pemohon Identitas lengkap tersangka

ditujukan kepada saranayankeswa pemerintah

Alasan permintaan VeRP Berita acara pemeriksaan

(BAP)

1. Keterangan ahli adalah keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang hal yang diperlukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna kepentingan pemeriksaan (KUHAP Ketentuan Umum pasal 1 butir 28)

2. Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidangpengadilan (KUHAP pasal 186). 3. Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan. (KUHAP pasal 179 ayat 1)

Pasal 150 Ayat (1)Pemeriksaan kesehatan jiwa untuk kepentingan penegakan hukum (VeRP) hanya dapat dilakukan oleh dokter Spesialis Kejiwaan pada fasilitas pelayanan kesehatan

Pelaku/korban tindak pidana BAP Polisi Diduga menderita kelainan jiwa* Surat Permohonan pembuatan VeRP** Institusi pelayanan kesehatan

Institusi Pelayanan Kesehatan Observasi 2 minggu*** Psikiater + tim pemeriksa (psikolog, dll) Pemeriksaan tambahan Penyusunan VeRP

1.

Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus. (KUHAP pasal 120 ayat 1). Tersangka atau terdakwa berhak untuk mengusahakan dan mengajukan saksi dan atau seseorang yang memiliki keahlian khusus guna memberikan keterangan yang menguntungkan bagi dirinya. (KUHAP pasal 65). Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan duduknya persoalan yang timbul di sidang pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta keterangan ahli dan dapat pula minta agar diajukan bahan baru oleh yang berkepentingan.(KUHAP pasal 180 ayat 1).

2.

3.

1. Penyidik ( KUHAP pasal 120 ) : Polisi, KPK 2. Penuntut umum dalam hal tindak pidana khusus ( pasal 120, pasal 284) : Jaksa, KPK 3. Hakim pengadilan (pasal 180 ayat 1) 4. Tersangka/terdakwa/korban melalui pejabat sesuai dengan tingkat an proses pemeriksaan (pasal 65, pasal 180 ayat 1,2,3,4) 5. Penasehat hukum/pengacara melalui pejabat sesuai dengan tingkatan proses pemeriksaan ( pasal 180 ayat 1,2)

UU Kesehatan Jiwa tahun 1965 menyebutkan :jangka waktu observasi antara 3 minggu sampai 6 bulan, yang didasarkan pada kemungkinan penyesuaian diri (adaptasi) terperiksa pada lingkungan perawatan. KUHAP berdasarkan atas Hak Asasi Manusia yang masa penahanan tidak boleh melebihi 90 hari maka jangka waktu observasi harus diperpendek.

Pedoman pembuatan VeRP dari Direktorat Kesehatan Jiwamenyesuaikan jangka waktu observasi dengan yang ditentukan KUHAP.

Tersangka diobservasi selama-lamanya 14 hari dan dapat diperpanjang bila diperlukan dengan persetujuan tertulis pemohon, dengan memperhatikan masa tahanan.Permohonan surat perpanjangan observasi dilakukan secara resmi dan tertulis

Selama

diobservasi, tersangka mendapat penjagaan dari pihak pemohon dan tidak diperkenankan menerima kunjungan kecuali dengan persetujuan kepala sarana yankeswa

Selama observasi tidak dilakukan terapi, kecuali dalam keadaan darurat medik tertentu.

Setelah proses observasi selesai, terperiksa harus dibawa kembali oleh instansi pemohon dan VeRP harus diserahkan dalam 7 hari pasca

Selama proses observasi, tersangka dilarang dibawa keluar dari sarana yankeswa kecuali untuk pemeriksaan penunjang medis.

observasi selesai.Pembiayaan ditanggung oleh instansi pemohon atau keluarga tersangka.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi seorang dokter untuk membuat VetRP sebagai berikut:1. Bekerja pada fasilitas perawatan pasien ggn jiwa atau bekerja pada lembaga khusus utk pemeriksaan 2. Tidak berkepentingan dlm perkara yang bersangkutan 3. Tidak ada hubungan keluarga atau terikat hubungan kerja dgn tersangka atau korban 4. Tidak ada hubungan sengketa dalam perkara lain. Dokter/psikiater akan berusaha menerbitkan VERP dalam jangka waktu 14 hari kecuali diperlukan waktu yang lebih panjang dan dengan izin instansi yang meminta.

Pemeriksaan psikiatrik merupakan rangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan pada fungsi psikomotor, afektif, dan kognitif. Pemeriksaan fungsi psikomotor merupakan usaha penelaahan antara lain tentang : kesadaran sikap tingkah laku kontak psikis, dll. Pemeriksaan afektif alam perasaan dasar stabilitas emosi ekspresi dan emosional empati, dan sebagainya.

Pemeriksaan kognitif antara lain tentang : persepsi dan gangguan persepsi daya ingat dugaan taraf kecerdasan kemampuan membatasi dan membedakan fakta, data, dan ide (discriminative judgement ) kemampuan menilik diri sendiri (discriminative insight) ada tidaknya kelainan pada isi pikiran, dan keadaan mutu pikiran. Pemeriksaan tambahan, seperti evaluasi psikologis, pemeriksaan laboratories, pemeriksaan radiologi, EEG, CT scan dll,

1. Pemeriksaan kemampuan betanggung jawaba. Tahap kemampuan menyadari tindakan Seharusnya pelaku dapat mempersepsi kemudian menginterpretasi dan mengambil konklusi dari suatu stimulus. Kesadaran disini dinilai dengan pemeriksaan kesadaran. b. Tahap memahami tindakan Stimulus respons menelaah nilai dan resiko terhadap diri dan lingkungan ( discriminative insight ) alternative respon yang mempertimbangkan baik-buruk,tinggi-rendah, dosa-pahala (discriminative judgement)c. Tahap pemilihan dan pengarahan tindakan Seseorang yang normal dan mampu bertanggung jawab akan bebas mempertimbangkan dan memilih respons yang kemudian akan bebas mengarahkan respons yang dipilih sebagai suatu tindakan.

No

Tingkah laku/ perbuatan disadari dipahami + + direncanakan + -

Kompetensi pertanggungjawaban Bertanggung jawab Bertanggung jawab

1. 2.

+ +

3.4. 5. 6.

++ + -

++ -

impulsifTerpaksa -

Diragukan tanggung jawabnyaDiragukan tanggung jawabnya Tidak dapat bertanggung jawab Tidak dapat bertanggung jawab

2. Pemeriksaan Kompetensi (cakap) dalam lalu lintas hukum

Tindakan yang mungkin akan dilakukan oleh si terperiksa terutama yang bersangkutan dengan hartanya atau dalam hubungannya dengan hubungan sosial yang memiliki konsekuensi yuridis. Disebut pemeriksaan prognostik dimana tindakan diperkirakan akan segera dilakukan sesudah pemeriksaan Pada gangguan jiwa yang dapat sembuh (reversible), penentuan kompetensi tidak begitu berarti. Pada gangguan jiwa yang menetap (irreversible), maka akan berlanjut pada kasus-kasus pengampuan, hibah atau pewarisan dan sebagainya.

3. Penetuan hubungan sebab -akibat (kausalitas) antara suatu kondisi dengan timbulnya gangguan jiwa. Kasus- kasus yang memerlukan pemeriksaan ini adalah Kasus yang terperiksa adalah korban Kasus ganti rugi pada gangguan jiwa atau cacat jiwa akibat suatu kondisi kerja.

4. Kompetensi untuk ditanya (competence to be

interviewed) dan kelayakan untuk diajukan di siding pengadilan ( fitness to stand trial)Seseorang (terperiksa) akan diajukan ke pengadilan harus memenuhi syarat-syarat berikut: Apakah sidang dapat dilaksanakan (applicable)? Sidang dapat dilaksanakan apabila terperiksa dapat menaati peraturan ketertiban sidang. Apakah sidang tidak berbahaya ( harmful) bagi terperiksa? Sidang tidak dapat dilaksanakan apabila suasana sidang terlalu menekan sehingga terperiksa dapat menjadi sakit atau bahkan meninggal Apakah sidang bermanfaat ( beneficial)? Diharapkan dalam sidang, terperiksa mengerti akan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan dapat mengungkapkan pendapatnya dan dimengerti orang lain.

Yang dapat disimpulkan pada Vet R Psychiatricum Diagnosis,

yaitu ada tidaknya ggn jiwa pada terperiksa bertanggung jawab atau kecakapan bertindak dalam lalu lintas hukum, yg sebenarnya merupakan istilah hukum, yg oleh pembuat VER dicoba utk diterjemahkan dan ditetapkan dlm pemeriksaan klinis.

Kemampuan

Bentuk baku Visum et Repertum PsyciatricumI. II. III. IV. Identitas pemeriksa Identitas peminta Identitas terperiksa Laporan hasil pemeriksaan 1.anamnesis 2.status internistik 3.status neurologik 4.status psikiatrik 5.pemeriksaan tambahan 6.diagnosis Kesimpulan

V.

Nama Sarana Pelayanan Kesehatan Jiwa

demi keadilan (pro justitia)Visum et Repertum Psychiatricum No :.. Saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Pangkat/NIP/NRP : Jabatan : Tempat dan alamat observasi:

Atas permintaan tertulis dari :Nama Pangkat/NIP/NRP Jabatan Instansi Alamat No surat Tanggal Perihal : : : : : : : :

Telah melakukan pemeriksaan dan observasi kesehatan jiwa (psikiatri) pada tanggal ( ditulis dengan huruf)s/d tanggal (ditulis dengan huruf) terhadap.........................................

Nama : Umur : Jenis Kelamin : Agama : Alamat : Pendidikan : Status perkawinan : Pekerjaan : Status terperiksa : tersangka/terdakwa/korban/ narapidana Tuduhan :

Laporan Hasil Pemeriksaan 1. Anamnesis didapat dari : a. berita acara pemeriksaan dari kepolisian b. autoanamnesis (terperiksa) c. alloanamnesis (berbagai sumber) 2. Hasil pemeriksaan dan observasi psikiatrik 3. Hasil pemeriksaan fisik 4. Pemeriksaan penunjang 5. Kesimpulan : a. ada/tidaknya gangguan jiwa (diagnosis dan deskripsi) b. Apakah prilaku pelanggaran hukum merupakan gejala/bagian dari gangguan jiwa. c. Ada tidaknya unsur-unsur kemampuan bertanggung jawab berdasarkan :i. ii. iii. Apakah terperiksa mampu dan memahami resiko tindakannya? Apakah terperiksa mampu memaksudkan suatu tujuan dengan sadar? Apa pemeriksa mampu mengarahkan kemauan/ tujuan tindakannya?

6. Saran: 7. Penutup demikianlah Visum et Repertum Psychiatricum ini dibuat mengingat sumpah sewaktu menerima jabatan. Tempat / tanggal (dengan huruf) Dokter yang memeriksa NIP/NRP