Radikulopati Case Fix1

Embed Size (px)

Citation preview

CASE REPORTRADIKULOPATI

Diajukan untuk memenuhi tugas kepanitraan

Ilmu Penyakit Saraf

Disusun oleh :

Indah Fisilmi Kaffah(4151131404)Febri Dwi Rizki(4151131405)M. Radyn Haryadi Widjaya (4151131408)Egi Patnialdi Firda Permana (4151131455)

Nindya Ayu Lestari

(4151131457)

Andri Sandra Primanita

(4151131467)

Pembimbing :

Daswara Djajasasmita, dr.,M.Kes.,SpSBagian Ilmu Penyakit Saraf

Fakultas kedokteran UnjaniRumkit Tk II Dustira

Cimahi

2014STATUS NEUROLOGIKNama Mahasiswa : Indah Fisilmi Kaffah, Febri Dwi Rizki, Muhamad Radyn Haryadi Widjaya, Egi Patnialdi Firda Permana, Nindya Ayu Lestari, Andri Sandra Primanita

No. Pokok : 4151131404, 4151131405, 4151131408, 4151131455, 4151131457, 4151131467Tanggal : 10 Mei 2014

KETERANGAN UMUM

Nama: Ny. S

Status : Sudah Menikah

Umur: 65 tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Alamat: Jalan Lagadar RT 6/11 Marga Asih Bandung Barat Pekerjaan: Ibu Rumah Tangga

I. ANAMNESIS

Keluhan Utama : nyeri punggung bawah

Ny. S datang ke Rumah Sakit Dustira pada hari Jumat pukul 10:00 WIB dengan keluhan nyeri pinggang bawah sejak hari Kamis pukul pukul 18:00 WIB. (Onset 16 jam SMRS). Nyeri pinggang bawah dirasakan di sebelah kanan menjalar ke tungkai kanan, hingga tidak bisa berjalan. Nyeri bertambah berat saat batuk atau mengedan. Keluhan berkurang ketika sedang beristirahat. Keluhan disertai baal, kesemutan dan lemah tubuh sebelah kanan mendadak, serta sulit menahan buang air kecil.

Pasien mengeluh nyeri kepala. Tidak ada keluhan muntah proyektil, kejang, penurunan kesadaran, penglihatan gelap sesaat, penglihatan ganda, telinga berdenging, dan pusing berputar. Keluhan dirasakan konstan.Ny. S belum pernah mencari pengobatan untuk penyakitnya dan tidak pernah menderita batuk-batuk lama dan dalam pengobatan 6 bulan. Pasien sering melakukan pekerjaan rumah sendiri dan mengangkat barang berat sendiri. Pasien memiliki riwayat rematik dan tekanan darah tinggi. Riwayat kecelakaan di daerah pinggang kiri, penyakit ginjal, asam urat tinggi, kelainan ataupun benjolan tulang belakang, dan nyeri lengan atau tungkai sebelahnya disangkal. Keluhan sering lapar, sering haus, dan sering buang air kecil disangkal, tidak ada riwayat kencing manis. Keluhan nyeri dada, sering berdebar, dan sesak saat aktivitas disangkal, tidak ada riwayat penyakit jantung. Kabiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol disangkal. II.PEMERIKSAAN FISIK

A.KEADAAN UMUM

Kesadaran: Composmentis

Tensi

: Kanan : 170/100 mmHgKiri : 170/100 mmHg Nadi

: 64 x/menit, reguler, equal, isi cukup

Pernafasan: 22x/menit, tipe abdominalthorakal, corak normal

Suhu

: 36,1C

Turgor

: kembali cepat

Gizi

: overweight Kepala

: Simetris, normocephal Conjunctiva: Anemis -/- Sclera

: Ikterik -/-

Leher: KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat, pulsasi carotis +/+, Bruit karotis -/-

Thorax

: Bentuk dan gerak simetris

Jantung: Batas jantung normal, BJ I-II murni reguler, HR : 64 x/menit Paru-paru: VBS kanan = kiri, ronkhi (-/-), wheezing (-/-)

Abdomen: datar lembut, BU (+) Normal, Hepar dan Lien tidak teraba. Genital

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Ekstremitas: Akral hangat, tidak sianosis, CRT50TulangNyeri ditusuk-tusuk; progresifMengedan atau batuklocalized tenderness, neurologic signs, demam

11. Penatalaksanaana) Non Farmakologi

Tirah baring 2 sampai 3 hari, namun tidak lebih dari seminggu dan secepatnya kembali ke aktivitas asal Posisi berbaring supinasi semi-fowler, panggul dan lutut fleksi diganjal bantal Bila awitan lebih dari 4 minggu, lakukan latihan fisik terprogram sesuai pekerjaan dengan tujuan dapat kembali bekerja Cryotherapy atau thermotherapy ( mengurangi nyeri dan spasme b) Farmakologi Pemberian analgetik NSAID seperti ibuprofen dan acetaminofen. Mekanisme : Menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan cara menurunkan sintesis prostaglandin. Dosis dan penggunaan : 300 800 mg per oral setiap 6 jam (4x1 hari) atau 400 800 mg IV setiap 6 jam jika dibutuhkan

Muscle relaxan untuk mengurangi spasme otot seperti Cyclobenzaprin.Mekanisme : Relaksan otot rangka yang bekerja secara sentral dan menurunkan aktivitas motorik pada tempat asal tonik somatic yang mempengaruhi baik neuron motor alfa maupun gamma. Dosis Dewasa 5 mg per oral setiap 8 jam (3x1 hari).

Jika kronik dapat diberikan anti depresan seperti amitriptilin. Mekanisme : Menghambat reaksi inflamasi dan nyeri dengan cara menurunkan sintesis prostaglandin. Dosis dan penggunaan 300 800 mg per oral setiap 6 jam (4x1 hari) atau 400 800 mg IV setiap 6 jam jika dibutuhkan. ASA (Acetyl Salycilat Acid) Aspirin Mekanisme : Mengasetilasi enzim siklooksigenase dan menghambat pembentukan enzim cyclic endoperoxides. Menghambat sintesa tromboksan A-2 (TXA-2) di dalarn trombosit, sehingga akhirnya menghambat agregasi trombosit. Menginaktivasi enzim-enzim pada trombosit tersebut secara permanen. Penghambatan inilah yang mempakan cara kerja aspirin dalam pencegahan stroke dan TIA (Transient Ischemic Attack).Pada endotel pembuluh darah, menghambat pembentukan prostasiklin. Hal ini membantu mengurangi agregasi trombosit pada pembuluh darah yang rusak.Dosis : 50-325mg 1x/hari12. Komplikasi dan Rujukan

Komplikasi yang mungkin terjadi pada radikulopati :

Nyeri tulang belakang kronik Nyeri tulang belakang permanen (sangat jarang) Hilangnya sensasi atau pergerakan di tungkai atau kakiPertimbangan rujukan dilakukan apabila terdapat Sindrom radikuler, red flag atau kronik.13. Prognosis

Prognosis dari radikulopati tergantung dari penyebab. Pada tumor ektra meduler tindakan operatif sedini mungkin, dapat mencegah kecacatan. Demikian pula dengan herniasi diskus thorakalis, tindakan operatif mencegah perburukan dari defisit neurologi.

Pada arakhnoiditis, perlu pengobatan dini dan adekuat dari penyebab primernya, karena keterlambatan diagnosa dan terapi mengakibatkan terjadi kompresi medula spinocerebellar yang sukar ditanggulangi. Tindakan pembedahan biasanya untuk kepentingan biopsi, menegakkan diagnosa dan penyebab.

14. Rehabilitasi Medik dan Aspek Psikososial

Anjurkan pasien untuk fisioterapi dan sering latihan untuk menggerakkan anggota gerak. Terangkan kepada pasien mengenai keadaan penyakitnya, bagaimana menanggulanginya, serta hal-hal apa saja yang memperberat dan mempercepat penyembuhkan penyakitnya.15. PencegahanTidak ada pencegahan khusus untuk nyeri punggung bawah. Menjaga berat badan ideal, kondisi otot yang bagus dan mencegah penekanan berlebihan pada leher dan pinggang dapat mencegah munculnya nyeri punggung bawah.DAFTAR PUSTAKA

1. Lubis I. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L, Nyeri Punggung Bawah, Kelompok Studi Nyeri Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Jakarta: 2003. 2. Meliala L. Patofisiologi dan Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah . Dalam Meliala L, Suryono B, Wibowo S. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah I Indonesian Pain Society. Yogyakarta: 2003.

3. Wirawan. Diagnosis dan Penatalaksanaan Nyeri Pinggang. Dalam Socnarto. Simposium Rematik Pengenalan dan Pengelolaan Artropati Seronegatif, Bagian Penyakit Dalam. Semarang: FK Undip, 1998.4. Kasjmir YI. Penatalaksanaan Medik Nyeri Punggung Bawah. Dalam Meliala L, Suryono B, Wibowo S. Kumpulan Makalah Pertemuan Ilmiah I Indonesian Pain Society. Yogyakarta: 2003. 5. Sadeli HA. Nyeri punggung bawah. Dalam: Basuki A, Dian S, editors. Neurology in daily practice. Bandung. Bandung: Bagian/UPF Ilmu penyakit saraf RSHS, 2011. p.117-50. 6. Wheeler AH, Stubbart J. Pathophysology of chronic back pain. Up date: April 13, 2006. www.emedicine.com/neuro/topic516.htm.7. Patel AT, Ogle AA. Diagnosis and management of acute low back pain. Available from: URL http://www.afp/low%20back%20pain\Diagnosis%20 Management%20of%20Acute%20Low%20Back%20Pain.htm.8. Sadeli HA. Nyeri neuropatik dalam penatalaksanaan nyeri. Dalam: Basuki A, Dian S, editors. Kegawatdaruratan neurologi. Bandung: Bagian/UPF Ilmu penyakit saraf RSHS, 2011. p.103-8.