19
RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Bagaskara Ardy Prabowo 11.01.2971 Yoga Kusuma Wardana Putra 11.01.2974 kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2014

RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG

VREDEBURG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI

NASKAH PUBLIKASI

diajukan oleh

Bagaskara Ardy Prabowo 11.01.2971

Yoga Kusuma Wardana Putra 11.01.2974

kepada JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

YOGYAKARTA 2014

Page 2: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

2

Page 3: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

3

DESIGN OF INTERACTIF APPLICATIONS VREDEBURG MUSEUM AS A

MEDIUM OF INFORMATION AND PROMOTION

RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN PROMOSI

Bagaskara Ardy Prabowo

Yoga Kusuma Wardana Putra Agus Purwanto

Jurusan D3 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

ABSTRACT

In this era of modern technology such as the now obligatory needed an

information technology to facilitate the development and operation of a company or

agency. In a media company or agency required information is essential for its role trying

to promote a company or agency.

With the information media, company or institution has more value than a

company or other institution. One form of information media is interactive applications. At

this time the existence of an interactive application is very useful for the community at

large. Because of an interactive application could provide the information needed by

people who are seeking information about a company or agency. However, not only

companies or entities that take on the role of interactive applications based information

system, the city's museums are also taking on the role of interactive applications as an

information medium. By having an interactive application, the city's museums will be more

widely known, especially young people . From these considerations will be applied to

Vredeburg museum in the city of Yogyakarta. With this interactive application is expected

to be the main attraction for prospective visitors who want to know information about the

museum Vredeburg Yogyakarta .

The methodology used in the manufacture of this system is the method of

interview, observation and documentation. Software used is Adobe Photoshop CS3 ( for

photo processing ) and Adobe Flash CS6 ( for merging all the multimedia elements ).

Keywords: Application, Museum, Media

Page 4: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

4

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini dapat mengubah gaya

hidup masyarakat, termasuk dalam hal periklanan. Teknologi informasi saat ini sudah

menjadi bagian utama dalam kegiatan bisnis dunia. Dengan berbasis teknologi informasi

nilai bisnis diyakini akan semakin meningkat, oleh karena itu mutlak diperlukan

pengembangan bisnis yang berbasis teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi

informasi khususnya multimedia sangatlah banyak diantaranya untuk : media

pembelajaran, game, film, medis, militer, bisnis, desain, arsitektur, olahraga, hobi, dan

iklan atau promosi.

Media iklan atau promosi pada umumnya menggunakan gambar dan teks atau

yang sering disebut brosur, berbeda dengan aplikasi interaktif. Aplikasi interaktif

merupakan suatu teknologi informasi yang bisa digunakan sebagai media promosi yang

didalamnya sudah menggabungkan beberapa unsur multimedia seperti : gambar, teks,

suara, animasi dan video. Sehingga aplikasi interaktif mempunyai beberapa keunggulan

dibandingkan dengan brosur, yang hanya menggabungkan dua unsur multimedia.

Aplikasi interaktif juga dapat dijadikan sebagai salah satu alternative pendidikan.

Saat ini aplikasi interaktif belum banyak di terapkan di museum – museum,

demikian halnya juga di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Museum Benteng

Vredeburg menyajikan barang – barang peninggalan Belanda yang di sajikan sesuai

bentuk aslinya, diorama - diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum

proklamasi kemerdekaan sampai dengan masa orde baru masih tertata rapi, yang akan

disajikan dalam bentuk aplikasi interaktif. Dengan aplikasi interaktif ini diharapkan bisa

menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pengunjung museum yang ingin mengetahui

tentang museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

Berdasarkan hal tersebut, maka penulis membuat Tugas Akhir yang berjudul

“Rancang Bangun Aplikasi Interaktif Museum Benteng Vredeburg Sebagai Media

Informasi dan Promosi”.

Page 5: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

5

2. Landasan Teori

2.1 Pengertian Multimedia

Istilah Multimedia berasal dari dua kata yaitu multi dan media, multi berarti

banyak atau lebih dari satu, sedangkan media berart alat/sarana/piranti untuk

berinteraksi dan berkomunikasi untuk melewatkan informasi. Multimedia sering diartikan

sebagai pemanfaatan computer untuk membuat dan menggabungkan teks, gambar

bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan link dan tool yang memungkinkan

pamakai melakukan navigasi, berinteraksi, dan berkomunikasi.

Definisi ini terkandung empat komponen penting multimedia. Pertama harus ada

komputer yang mengkoordinasi apa yang dilihat dan didengar yang berinteraksi dengan

kita. Kedua, harus ada link yang menghubungkan kita dengan informasi. Ketiga, harus

ada alat navigasi yang memandu kita, menjelajah jaringan informasi yang saling

terhubung. Keempat, multimedia menyediakan tempat untuk mengumpulkan, memproses

dan mengkomunikasikan informasi dan ide-ide, jika salah satu komponen tidak ada maka

bukan multimedia dalam arti luas. Misalnya jika tidak ada computer untuk berinteraksi,

maka bisa disebut media campuran, bukan multimedia. Jika ada link yang menghadirkan

sebuah struktur dan dimensi, maka namanya rak buku, bukan multimedia. Kalau tidak

ada alat navigasi yang memungkinkan kita untuk memilih jalannya suatu tindakan maka

namanya film, bukan multimedia. Demikian juga jika tidak mempunyai ruang untuk

menyumbangkan ide, maka namanya televisi, bukan multimedia.Dari definisi diatas maka

multimedia ada yang onlne (internet) atau offline (tradisional).

2.2 Sejarah Multimedia

Istilah multimedia berawal dari teater, bukan komputer. Pertunjukan yang

memanfaatkan lebih dari satu medium seringkali disebut pertunjukan multimedia. System

multimedia di mulai pada akhir 1980-an dengan diperkenalkannya Hypercard oleh Apple

pada tahun 1987 dan pengumuman oleh IBM pada tahun 1989 mengenai perangkat

lunak audio visual connection (AVC) dan video adapter card ps/2. Pada tahun 1994

diperkirakan ada lebih dari 700 produk dan system multimedia dipasaran.

Kelebihan lain multimedia adalah menarik indera dan menarik minat, karena

merupakan gabungan antara pandangan, suara, dan gerak. Lembaga Riset dan penerbit

komputer yaitu Computer Technology Research (CTR), menyatakan bahwa orang yang

mampu mengingat 20% dari yang dilihat, 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat

mengingat 50% dari yang dilihat, didengar, dan dilakukan sekaligus. Maka multimedia

sangatlah efektif. Multimedia menjadi tool ang ampuhuntuk pengajaran serta untuk

meraih keunggulan bersaing perusahaan.

Page 6: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

6

2.3 Obyek – obyek multimedia

Pentingnya peran yang dimainkan link dalam menyediakan jalan bagi pengguna

untuk berinteraksi dan melakukan navigasi, maka penulis menjelaskan sedikit tentang

obyek – obyek multimedia.

2.3.1 Teks

Teks adalah bentuk data multimedia yang paling mudah disimpan dan

dikendalikan. Teks merupakan yang palimg dekat dengan kita dan yang paling banyak

kita lihat.Teks dapat membentuk kata, surat, narasi dalam multimedia yang menyajikan

bahasa kita. Kebutuhan akan teks tergantung pada kegunaan aplikasi multimedia.

Misalnya game membutuhkan teks yang lebih sedikit. Sedangkan ensiklopedia

membutuhkan teks yang lebih banyak.

Lebih dari itu file teks mempunyai struktur linear sederhana. Meskipun mungkin

saja ada multimedia tanpa teks, kebanyakan system multimedia menggunakan teks

sebab teks sangat efektif untuk menyampaikan ide serta memberikan panduan kepada

pengguna.Secara umum ada empat macam teks, yaitu : teks cetak, teks hasil scan, teks

elektronik, dan hypertext.

2.3.2 Grafik

Alasan untuk menggunakan gambar dalam presentasi atau publikasi multimedia

adalah karena lebih menarik perhatian dan dapat mengurangi kebosanan dibandingkan

denganteks. Gambar dapat meringkas dan menyajikan data kompleks dengan cara yang

baru dan lebih berguna. Grafis seringkali muncul sebagai backdrop (latarbelakan) suatu

teks untuk menghadirkan kerangka yang menghadirkan teks. Gambar juga berfungsi

sebagi ikon, yang billa dipadu dengan teks, menunjukan berbagai opsi yang bisa dipilih,

atau gambar bisa muncul full screen menggantikan teks, tapi tetap memiliki bagian –

bagian tertentu yang berfungsi sebagai pemicu yang bila di klik akan menampilkan obyek

atau event multimedia lain. Contoh grafik : gambar vector, gambar bitmap, clip art,

digitized picture, hyperpicture.

2.3.3 Suara

Penyampaian sebuah informasi yang disertai desain grafis dan teks yang

menarik, akan terasa hampa dankurang menarik tanpa adanya suara narasi atau sound

yang menyertai dan menjelaskan informasi yang disampaikan. Contoh sound : waveform

audio, MIDI, audio CD, MP3, dll.

2.3.4 Video

Video menyediakan sumberdaya yang kaya dan hidup bagi aplikasi multimedia.

Ada banyak multimedia creation tool yang memungkinkan kita untuk melakukan timing

munculnya objek – objek mengkolaborasikan musik dan video. Contoh video : live video

feeds, video tape, video disc, dan digital video.

Page 7: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

7

2.3.5 Animasi

Animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar.

Ada Sembilan macam animasi, yaitu : animas sel, animasi sprite, animasi lintasan,

animasi spline, animasi vektor, animasi karakter animasi computational, dan morphing.

2.4 Struktur Aplikasi Multimedia

Terdapat lima cara untuk mendesain aliran aplikasi multimedia, yaitu :

2.4.1 Struktur linear

Gambar 2.1 Struktur Linier

Struktur yang paling sederhana dalam mendesain aliran aplikasi multimedia

adalah struktur linear yang dapat dilihat pada gambar 2.1.klik mouse untuk menampilkan

informasi atau aplikasi multimedia . layar pertama yang berisi objek multimedia muncul.

Klik mouse berikutnya, maka akan muncul layer berikutnya .anda dapat maju atau

mundur dalam menampilkan aplikasi multimedia, sesuai dengan kebutuhan anda. Pada

iklan televisi, anda hanya dapat melihat dari depan menuju kebelakang sesuai dengan

storyboardnya karena iklan televisi dirancang hanya berdurasi 30 detik.

Page 8: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

8

2.4.2 Struktur Menu

Gambar 2.2 Struktur Menu

Struktur kedua untuk merancang alirana plikasi multimedia adalah dengan

struktur menu, seperti pada gambar 2.2. objek dalam menu dapat diwujudkan dalam

garis – garis hypertext, grafik, audio, video dan animasi atau kombinasi dari kelima obyek

tersebut. Ketika anda memilih sebuah objek pada menu, objek yang terhubung muncul

dan tampil pada layar. Untuk memilih menu yang lain anda tinggal klik menu yang anda

inginkan tersebut.

2.4.3 Struktur Hierarki

Gambar 2.3 Struktur Hierarki

Page 9: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

9

Struktur hierarki merupakan struktur seperti tangga atau pohon yang ditunjukkan

dalam gambar 2.3. masing – masing objek menyediakan sebuah menu pilihan yang

menonjolkan lebih banyak menu dengan lebih banyak pilihan. Tidak ada batas ukuran

atau jumlah menu dan submenu dalam sebuah struktur hierarki.

2.4.4 Struktur Jaringan

Gambar 2.4 Struktur Jaringan

Bentuk struktur jaringan merupakan desain paling kompleks. Dengan objek dapat

terhubung dengan banyak objek dalam setiap arah setiap objek aplikasi yang dibuat.

Page 10: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

10

2.4.5 Struktur Kombinasi

Gambar 2.5 Struktur Hibrid

Multimedia sering menggunakan lebih dari satu struktur dalam merancang aliran

aplikasi multimedia, yaitu : linier, menu, hierarki danj aringan. Sebagai contoh,

merancang jaringan yang canggih dapat memunculkan sebuah struktur linier, menu,

hierarki, dan dalam “slide bank” dengan navigasi sederhana yang membiarkan pemakai

bergerak kembali atau kedepan lewat slide. Desain yang mengkombinasikan semua

struktur disebut hybrid.

2.5 Siklus Pengembangan dalam system Multimedia

Agar multimedia dapat menjadi alat keunggulan berasing, pengembangan

system multimedia harus mengikuti tahapan dan langkah – langkah yang harus diikuti

seperti (Raymond Mcleodjr, 2001):

Page 11: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

11

1. Mendefinisikan Masalah

Mendefinisikan masalah system adalah hal yang pertama yang dilakukan oleh

seroang analis system.

2. Merancang Konsep

Pada tahap ini, analis system terlibat dengan user untuk merancang konsep yang

menentukan keseluruhan pesan dan isi dari aplikasi yang akan dibuat.

3. Merancang Isi

Merancang isi meliputi mengevaluasi dan memilih daya tarik pesan, gaya dalam

mengeksekusi pesan, nada dalam mengeksekusi pesandan kata dalam

mengeksekusi pesan.

4. Merancang Naskah

Merancang naskah merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam

aplikasi multimedia.

5. Merancang Grafik

Dalam merancang grafik, analis memilih grafik yang sesuai dengan dialog.

6. Memproduksi Sistem

Dalam tahap ini, komputer mulai digunakan secara penuh, untuk merancang

system, dengan menggabungkan ketujuh tahap yang telah dilakukan.

7. Melakukan Pengujian Pemakai

Melakukan pengujian atau pengesetan merupakan langkah setelah aplikasi

multimedia selesai dirancang.

8. Menggunakan Sistem

Implementasi system multimedia dipahami sebagai sebuah proses apakah system

multimedia mampu beroperasi dengan baik.

9. Memelihara System

Setelah system digunakan, maka system akan dievaluasi oleh user untuk

diputuskan apakah system yang baru sesuai dengan tujuan semula dan diputuskan

apakah ada revisi atau modifikasi.

2.6 Perangkat Lunak (Software) yang digunakan

Software yang digunakan dalam pembuatan aplikasi interaktif Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta :

2.6.1 Adobe Flash CS6

Adobe Flash CS6 merupakan versi terbaru dari versi sebelumnya Adobe Flash

CS5. Program ini memiliki banyak fungsi, seperti pembuatan animasi objek, membuat

presentasi, animasi iklan, game, pendukung animasi halaman web, hingga dapat

digunakan untuk pembuatan film animasi. Mesikpun secara keseluruhan memiliki

Page 12: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

12

tampilan dan proses kerja yang sama dengan versi sebelumnya, namun pada versi baru

ini memiliki beberapa penambahan vitur. Berikut merupakan tampilan standar jendela

kerja Adobe Flash CS6, saat Anda memulai membuat file baru.

Gambar 2.6 Jendela kerja Adobe Flash CS6

Pada saat program Adobe Flash CS6 diaktifkan, maka jendela utama akan

muncul. Dimana jendela utama memiliki komponen-komponen yang akan dipakai dalam

pembuatan program. Komponen – komponen tersebut, yaitu Menu Bar, Toolbox, Panel

Timeline, Stage, Panel Propertise, Panel Actions, Panel Color, dan Panel Library.

2.6.2 Adobe Photoshop CS3

Adobe Photoshop merupakan perangkat lunak standar editing-gambar

professional, yang membantu kita bekerja lebih efisien, mengeksplorasi kreativitas dan

menghasilkan gambar kualitas tertinggi untuk cetakan web. Adobe Photoshop

menciptakan gambar yang mudah diakses ke data file, memperlancar desain Web, lebihh

cepat, mengolah foto berkualitas.

2.7 Perangkat Keras (Hardware) yang digunakan

Hardware yang digunakan dalam pembuatan aplikasi interaktif Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta :

1. Kamera DSLR Canon EOS 600D

2. Personal computer (PC) dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. OS Windows 7 ultimate 64 bit.

2. CPU AMD FX™-4100 quad-core processor.

3. VGA ATI Radeon HD 4800 series

Page 13: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

13

4. RAM 4096 MB.

5. Monitor LG

6. SoundCard DirectSound compatible.

7. Hard Disk 500 Gb

3. Tinjauan Umum

3.1 Objek Penelitian

Dibawah ini akan dijelaskan tentang objek penelitian yang dilakukan oleh penulis

dalam melakukan penelitian di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

3.1.1 Sejarah Singkat mengenai Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta

Benteng Vredeburg Yogyakarta berdiri terkait erat dengan lahirnya Kasultanan

Yogyakarta. Perjanjian Giyanti 13 Februari 1755 yang berhasil menyelesaikan

perseteruan antara Susuhunan Pakubuwono III dengan Pangeran Mangkubumi (Sultan

Hamengku Buwono I kelak) adalah merupakan hasil politik Belanda yang selalu ingin ikut

campur urusan dalam negeri raja-raja jawa waktu itu. Melihat kemajuan yang sangat

pesat akan kraton yang didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono, rasa kekhawatiran

pihak Belanda mulai muncul. Pihak Belanda mengusulkan kepada sultan agar diijinkan

membangun sebuah benteng di dekat kraton. Pembangunan tersebut dengan dalih agar

Belanda dapat menjaga keamanan kraton dan sekitarnya.

3.2 Latar Belakang Berdirinya Benteng Vredeburg

Pada tahun 1867 di Yogyakarta terjadi gempa bumi yang dahsyat sehingga

banyak merobohkan beberapa bangunan besar seperti Gedung Residen (yang dibangun

tahun 1824), Tugu Pal Putih, dan Benteng Rustenburg serta bangunan-bangunan yang

lain. Bangunan-bangunan tersebut segera dibangun kembali. Benteng Rustenburg

segera diadakan pembenahan di beberapa bagian bangunan yang rusak. Setelah selesai

bangunan benteng yang semula bernama Rustenburg diganti menjadi Vredeburg yang

berarti “Benteng Perdamaian:. Nama ini diambil sebagai manifestasi hubungan antara

Kasultanan Yogyakarta dengan pihak Belanda yang tidak saling menyerang waktu itu.

Bentuk benteng tetap seperti awal mula dibangun, yaitu bujur sangkar. Pada

keempat sudutnya dibangun ruang penjagan yang disebut “seleka” atau “bastion”. Pintu

gerbang benteng menghadap ke barat dengan dikelilingi oleh parit. Di dalamnya terdapat

bangunan-bangunan rumah perwira, asrama prajurit, gudang logistic, gudang mesiu,

rumah sakit prajurit dan rummah residen. Di Benteng Vredeburg ditempati sekitar 500

orang prajurit, termasuk petugas medis dan para medis. Disamping itu pada masa

pemerintahan Hindia Belanda digunakan sebagai tempat perlindungan para residen yang

Page 14: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

14

sedang bertugas di Yogyakarta. Hal itu sangat dimungkinkan karena kantor residen yang

berada berseberangan dengan letak Benteng Vredeburg.

3.3 Bangunan Museum Benteng Vredeburg

Sesuai dengan awal bahwa benteng Vredeburg dibangun untuk dijadikan sebuah

benteng pertahanan. Sehingga dalam perkembangannya pun bangunan-bangunan

pedukung yang didirikan bertolak dari konsep sebagai pertahanan . Hal itu dapat dilihat

dari beberapa bangunan yang masih dapat dijumpai sekarang ,

4. Implementasi dan Pembahasan

4.1 Mendefinisikan Masalah

Saat ini aplikasi interaktif belum banyak di terapkan di museum – museum, demikian

halnya juga di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Museum Benteng Vredeburg

menyajikan barang – barang peninggalan Belanda yang di sajikan sesuai bentuk aslinya,

diorama - diorama yang menggambarkan perjuangan sebelum proklamasi kemerdekaan

sampai dengan masa orde baru masih tertata rapi, yang nantinya akan disajikan dalam

bentuk aplikasi interaktif. Dengan aplikasi interaktif ini diharapkan bisa menjadi daya tarik

tersendiri bagi calon pengunjung museum yang ingin mengetahui tentang museum

Benteng Vredeburg Yogyakarta.

4.2 Merancang Konsep

Konsep yang digunakan untuk aplikasi ini adalah program aplikasi multimedia yang

bersifat interaktif. Pengertian interaktif disini adalah aplikasi yang mampu memberikan

informasi jika adanya interaksi dari pengguna aplikasi dengan menggunakan tombol

navigasi dan menu yang ada dalam tampilan aplikasi multimedia interaktif. Penyajian

yang cepat dan tepat serta tampilan yang menarik harus didukung oleh perangkat lunak

dan perangkat keras computer yang digunakan. Salah satu perangkat lunak yang

digunakan dalam proses pembuatan aplikasi ini adalah Adobe Flash CS6 sebagai

software induk, serta didukung oleh 2 perangkat lunak lainnya seperti Adobe Photosop

CS3 untuk mengolah gambar, Dalam perancangan konsep aplikasi, penulis membuat

informasi tersebut kedalam beberapa tampilan. Pada tampilan menu utama terdapat

tombol-tombol yang menuju ke sub menu, selanjutnya pada tampilan tombol yang bisa

diklik untuk menuju ke tampilan sub menu lainnya.

4.3 Merancang Isi

Dalam merancang isi harus menetapkan dialog dan urutan element-element secara

rinci. Merancang isi merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam aplikasi

multimedia. isi diperlukan untuk memberikan keterangan pada menu dan fitur aplikasi

Page 15: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

15

serta memberikan kemudahan kepada user untuk berinteraksi, sehingga informasi yang

dibutuhkan mudah dipahami dan dimengerti.

4.4 Merancang Naskah

Merancang naskah merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam

aplikasi multimedia. Susunan naskah diterapkan ke dalam menu-menu yang

direncanakan sehingga dapat digunakan untuk pembuatan perancangan aplikasi

multimedia mengenai segala informasi tentang system. Pada aplikasi multimedia ini

menggunakan struktur hierarki yaitu struktur seperti tangga atau pohon.

Gambar 4.1 Perancangan Struktur Hierarki

Tabel 4.1 Keterangan Struktur Hierarki

A. Menu intro

B. Menu utama

C. Sejarah

C1. Latar belakang

D. Tentang

D1. Tentang Museum

E. Koleksi

E1. Diorama 1

E2. Diorama 2

F. Visi Misi

F1. Isi visi dan misi museum

G. Layanan

G1. Layanan Museum

A

B

D G F E C

C1 D1 E1 F1 G1

Page 16: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

16

Tabel 4.2 Keterangan Perancangan Naskah

NO MENU KETERANGAN ISI

1. (A) Intro Menampilkan tampilan pertama untuk masuk ke aplikasi

menu pembuka. Berisikan teks Museum Benteng

Vredeburg Yogyakart.

2. (B) Menu Utama Button pada menu utama yaitu “Profil”, ”Sejarah”, “Visi

Misi”, “Tentang”, “Tata Pameran”, dan “Kegiatan

3. (C) Sejarah Menampilkan menu sejarah tentang Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta.

4. (D) Tentang Menampilkan menu tentang Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta.

5. (E) Koleksi Menampilkan koleksi yang ada di dalam bangunan

diorama 1 dan diorama 2 Museum Benteng Vredeburg

Yogyakarta.

6. (G) Visi Misi Menampilkan menu Visi dan Misi Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta.

7. (H) Layanan Menampilkan informasi mengenai jam buka museum,

jam tutup dan fasilitas yang ada di Museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta.

4.5 Merancang Grafik

Proses perancangan grafik dalam multimedia mencakup elemen grafis diantaranya

gambar, teks, audio, video. Pemeliharaan elemen yang tepat dalam perancangan grafik

dapat mengoptimalkan proses dan hasil yang sesuai dengan tujuan dalam pembuatan

suatu aplikasi multimedia. Sesuai dengan rancangan desain dan menu yang ada maka

penulis menggunakan format teks yang sesuai dengan tema museum yaitu font yang

formal, jadi tidak hanya satu format teks saja, sedangkan untuk menjelaskan uraian isi,

gambar dengan format JPEG dan PNG. Untuk menjelaskan uraian isi “Diorama” berupa

foto dan penjelasannya. Karena aplikasi ini ditujukan untuk kebutuhan formal maka

penulis tidak terlalu menonjolkan animasi pada tema dan menggunakan background

yang sederhana.

Page 17: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

17

4.6 Memproduksi Sistem

Dalam tahapan ini aplikasi dikerjakan meliputi pembuatan desain gambar dari

aplikasi, menyusun teks sebagai penyampain informasi, memberikan gambar-gambar

tentang Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, serta menampilkan informasi yang

dibutuhkan yang semuanya akan digabungkan menjadi aplikasi multimedia. Dalam

memproduksi aplikasi multimedia ini, menggunakan beberapa software yang digunakan

dalam membuatan aplikasi multimedia yaitu : Adobe Photoshop CS3, Adobe Flash CS6.

Semua elemen tersebut digabungkan ke dalam Adobe Flash CS6 sebagai software

utama.

4.7 Melakukan Pengujian

Setelah semua proses diatas selesai dilakukan maka hal selanjutnya yang harus

dilakukan penulis adalah melakukan pengujian, disini penulis melakukan pengujian pada

sebuah personal computer (PC) dengan spesifikasi sebagai berikut :

8. OS Windows 7 ultimate 64 bit.

9. CPU AMD FX™-4100 quad-core processor.

10. VGA ATI Radeon HD 4800 series

11. RAM 4096 MB.

12. Monitor LG

13. SoundCard DirectSound compatible.

14. Hard Disk 500 Gb

4.8 Menggunakan Sistem

Untuk menjalankan aplikasi multimedia aplikasi pengenalan museum Benteng

Vredeburg Yogyakarta sebagai media promosi dan informasi ini, dapat menggunakan

langkah – langkah sebagai berikut :

1. Aktifkan computer

2. Masukkan CD/Flashdisk aplikasi pengenalan museum benteng vredeburg ke dalam

CD-Rom, kemudian klik dua kali pada file.exe.

3. Pada tampilan awal akan muncul menu utama, kita tinggal memilih menu informasi

benteng vredeburg yang diinginkan dengan cara mengklik tombol yang tersedia.

4. Jika ingin mengakhiri penggunaan aplikasi kita tinggal mengklik tombol close yang

sudah disediakan di bagian pojok kanan atas.

Page 18: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

18

4.9 Memelihara Sistem

Setelah pengujian system digunakan, maka akan dievaluasi untk menentukan

apakah system baru tersebut sesuai dengan tujuan semula dan diputuskan apakah ada

revisi atau modifikasi. Setelah terjadinya perubahan dalam perangkat keras, perangkat

lunak, dokumentasi atau prosedur untuk mengoreksi kesalahan bertemu denga

pengembangan baru atau perbaikan efisiensi proses, maka pengembangan system

multimedia akan masuk pada tahap pemeliharaan system dimaksudkan agar system

tersebut tidak mengalami gangguan seperti error atau system tidak bisa berjalan

sebagaimana mestinya. Tahap pemeliharaan tersebut dibagi menjadi dua bagian yaitu

pemeliharaan hardware dan pemeliharaan software.

5. Kesimpulan

Dari penjelasan dan uraian pada bab-bab sebelumnya sampai pada akhir pembuatan

Aplikasi Interaktif Museum Benteng Vredeburg sebagai Media Promosi dan Informasi ,

maka diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi multimedia interaktif dapat melengkapi media penyampaian informasi

dan promosi yang sudah ada pada Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.

2. Untuk membangun aplikasi multimedia yang efektif yaitu dengan memperlihatkan

unsur-unsur pengembangan multimedia yaitu mendefinisikan masalah,

merancang konsep, merancang isi, menulis naskah, merancang grafik,

memproduksi sistem, mengetes sistem dan memelihara system.

3. Aplikasi Multimedia Interaktif dapat menjadi media informasi dan promosi yang

unik karena menawarkan 5 elemen multimedia sekaligus, diantaranya Teks,

Gambar, Suara, Video dan Animasi.

Page 19: RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM …repository.amikom.ac.id/files/Publikasi_11.01.2971, 11.01.2974.pdf · RANCANG BANGUN APLIKASI INTERAKTIF MUSEUM BENTENG VREDEBURG SEBAGAI

19

Daftar Pustaka

Suyanto. M, 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,

Yogyakarta :Penerbit Andi, (hal 19).

Suyanto. M, 2003. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing,

Yogyakarta :Penerbit Andi, (hal. 255-290).

Suyanto. M, 2004. Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran, Yogyakarta

:Penerbit Andi, (hal 103).

Suyanto. M, 2005. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing

Bersaing,Yogyakarta :Penerbit Andi.