42
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN REFARAT Januari 2008 Rawat Gabung (Rooming In) OLEH ASRUL MAPPIWALI PEMBIMBING dr. BUDI ZULHARDI SUPERVISOR dr. NASRUDIN A.M. Sp.OG DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK 1

Rawat Gabung (Rooming in)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mau tau gmana arti pentingnnya rawat gabung pada ibu post partum

Citation preview

Page 1: Rawat Gabung (Rooming in)

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

REFARATJanuari 2008

Rawat Gabung (Rooming In)

OLEHASRUL MAPPIWALI

PEMBIMBINGdr. BUDI ZULHARDI

SUPERVISORdr. NASRUDIN A.M. Sp.OG

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIKPADA BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR

1

Page 2: Rawat Gabung (Rooming in)

2009PENDAHULUAN

UNICEF menyatakan, terdapat 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta

kematian anak balita di dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan bukti ilmiah

terbaru, yang juga dikeluarkan oleh Journal Paediatrics ini, bahwa bayi yang diberikan

susu formula memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama

kelahirannya. Dan peluang itu 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang disusui oleh

ibunya secara eksklusif. Tingginya angka kematian bayi di Indonesia maupun di dunia

sebenarnya dapat diminimalisir dengan salah satunya melakukan Rawat Gabung. (1,3,)

Infeksi pada bayi baru lahir merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati.

Angka kematian akibat infeksi di Indonesia yang tertinggi, khususnya infeksi pada

neonatus masih merupakan masalah yang gawat. Di Jakarta, khususnya di RSCM infeksi

nosokomial merupakan 10-15% dari morbiditas perinatal. Ada bermacam cara yang

mampu kita upayakan untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir, salah satunya

dengan melakukan Rawat Gabung (rooming in), walaupun fungsi rawat gabung tidak

terbatas pada pencegahan infeksi semata. (2,4,13)

Rawat gabung merupakan satu cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru

dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau

tempat bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Istilah rawat gabung parsial

yang dulu banyak dianut, yaitu rawat gabung hanya dalam beberapa jam seharinya,

misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam hari bayi dirawat di kamar bayi,

sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. (2,4)

Tujuan rawat gabung adalah agar Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin

kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar

seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya

sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh

bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.

Dalam perawatan gabung suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk

mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan

2

Page 3: Rawat Gabung (Rooming in)

benar, selain itu Ibu akan mendapatkan kehangatan emosional karena ibu dapat selalu

kontak dengan buah hati yang sangat dicintainya, demikian pula sebaliknya bayi dengan

ibunya. (13)

Banyak RS yang menawarkan pilihan agar bayi dapat terus bersama ibunya

selama 24 jam. Meskipun selama ini banyak RS yang masih menerapkan ruangan khusus

untuk bayi, terpisah dari ibunya. Namun riset terakhir menunjukkan bahwa jika tidak ada

masalah medis, tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya, meski hanya sesaat

(Yamauchi and Yamanouchi 1990; Buranasin 1991; Oslislo and Kaminski 2000). Bahkan

makin seringnya ibu melakukan kontak fisik langsung (skin-to-skin contact) dengan bayi

akan membantu menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi ASI (Hurst 1997).

Karena itu pada tahun 2005, American Academy of Pediatrics (AAP) mengeluarkan

kebijakan agar ibu dapat terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong

ibu untuk segera menyusui bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya (on demand).

Semua kondisi tersebut akan membantu kelancaran dari produksi ASI. (12)

Rooming in akan membantu memperlancar pemberian ASI. Karena dalam tubuh

ibu menyusui ada hormon oksitosin. Hormon ini sangat berpengaruh pada keadaan emosi

ibu. Jika Ibu tenang dan bahagia karena dapat mendekap bayinya, maka hormon ini akan

meningkat dan ASI pun cepat keluar. Sehingga bayi lebih puas mendapatkan ASI .

Manfaat lain dari perawatan rooming in bagi bayi akan lebih cepat menyesuaikan dengan

waktu tidur dan bangun dengan ibu. Selain itu jika bayi menangis akan langsung didekap

ibu sehingga bayi akan tenang mendengarkan detak jantung ibu. Bagi Ibu, perawatan

rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi pasca melahirkan, karena ibu

merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan membuat rasa sayang kepadanya. (14)

3

Page 4: Rawat Gabung (Rooming in)

TUJUAN DAN MANFAAT RAWAT GABUNG

Rooming in (rawat gabung) mungkin masih tidak disadari akan manfaatnya oleh

sebagian masyarakat Indonesia untuk saat ini. Banyak rumah sakit, puskesmas, klinik dan

rumah bersalin yang belum merawat bayi baru lahir berdekatan dengan ibunya. Berbagai

alasan diajukan antara lain karena rasa kasihan karena ibu masih capai setelah

melahirkan, ibu memerlukan istirahat, atau ibu belum mampu merawat bayinya sendiri.

Ada pula kekhawatiran bahwa pada jam kunjungan, bayi mudah tertular penyakit yang

mungkin dibawa oleh para pengunjung. Alasan lain adalah rumah sakit/klinik ingin

memberikan pelayanan sebaik-baiknya sehingga ibu bisa beristirahat selama berada di

rumah sakit. Namun setelah menyadari akan keuntungannya, sistem rawat gabung

sekarang menjadi kebijakan pemerintah. (13)

Manfaat dan keuntungan rawat gabung ditinjau dari berbagai aspek sesuai dengan

tujuannya, adalah sebagai berikut : (13)

1. Aspek Fisik

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka ibu dapat dengan mudah menjangkau

bayinya untuk melakukan perawatan sendiri dan menyusui setiap saat, kapan saja

bayinya menginginkan (nir-jadwal). Dengan perawatan sendiri dan menyusui

sedini mungkin, akan mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi silang dari

pasien lain atau petugas kesehatan.

2. Aspek Fisiologis

Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekuensinya

lebih sering. Proses ini merupakan proses fisiologis yang alami, di mana bayi

mendapat nutrisi alami yang paling sesuai dan baik. Untuk ibu, dengan menyusui

maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis

involusi rahim.

3. Aspek Psikologis

Dengan rawat gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat

(early infant-mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal

ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan psikologis bayi

4

Page 5: Rawat Gabung (Rooming in)

selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang

mutlak dibutuhkan oleh bayi.

4. Aspek Edukatif

Dengan rawat gabung, ibu (terutama yang baru mempunyai anak pertama) akan

mempunyai pengalaman yang berguna, sehingga mampu menyusui serta merawat

bayinya bila pulang dari rumah sakit. Selama di rumah sakit ibu akan melihat,

belajar dan mendapat bimbingan bagaimana cara menyusui secara benar,

bagaimana cara merawat payudara, merawat tali pusat, dan memandikan bayi.

Aspek Ekonomi

5. Aspek Medis

Dengan pelaksanaan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi

nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu

maupun bayi.

Kegiatan rawat gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di

bangsal perawatan pasca persalinan. Meskipun demikian penyuluhan tentang manfaat dan

pentingnya rawat gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan

kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal. Tidak semua bayi atau ibu dapat segera

dirawat gabung. Bayi dan ibu yang dapat dirawat gabung harus memenuhi syarat/ kriteria

sebagai berikut : (13)

1. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

2. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup

sehat, refleks mengisap baik, tidak ada tanda infeksi dan sebagainya.

3. Bayi yang lahir dengan sectio cesarea dengan anestesia umum, rawat gabung

dilakukan segera setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya

4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu

masih mendapat infus.

4. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai Apgar minimal).

5. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

6. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.

7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum.

8. Bayi dan ibu sehat.

5

Page 6: Rawat Gabung (Rooming in)

Jika tidak memenuhi kriteria di atas, maka rawat gabung ibu dan bayi tidak perlu,

atau bahkan tidak boleh dikerjakan, misalnya pada :

1. Bayi yang sangat prematur.

2. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram.

3. Bayi dengan sepsis.

4. Bayi dengan gangguan napas.

5. Bayi dengan cacat bawaan berat, misalnya : hidrosefalus, meningokel,

anensefali, atresia ani, labio/palato/gnatoschizis, omfalokel, dsb.);

6. Ibu dengan infeksi berat, misalnya KP terbuka, sepsis, dan kelainan kongenital

yang berat lainnya.

Kriteria-kriteria masih ditentukan juga oleh beberapa aspek pertimbangan klinis,

misalnya bayi dengan berat badan 2000-2500 gram meskipun keadaan lain-lainnya dalam

batas normal, perawatan gabungnya harus dengan pengawasan yang sangat ketat.

Sebaiknya keputusan apakah bayi akan dirawat gabung atau dirawat pisah ditentukan

oleh dokter anak bersama dengan dokter kebidanan. (13)

Perawatan rooming in sangat memungkinkan untuk bayi lahir normal, bayi

premature bahkan bayi yang lahir melalui operasi Caesar sekalipun. Dengan adanya

sistem perawatan kangaroo care semakin bisa mendekatkan bayi dengan ibunya.

Perawatan dengan memasukkan bayi ke baju ibu, sehingga kulit bayi menempel ke kulit

ibunya. Sentuhan panas tubuh ibu akan menghangatkan bayi. (14)

Bagi Ibu, perawatan rooming in akan memperkecil resiko mengalami depresi

pasca melahirkan, karena ibu merasakan daya tarik tersendiri terhadap bayinya dan

membuat rasa sayang kepadanya. Perawatan rooming in sangat memungkinkan sepanjang

bayi tidak ada gangguan pernapasan, bisa mengisap dan menelan dengan baik, atau berat

badannya di atas 2000-2500 gram. Bahkan bayi di dalam inkubator tetap bisa rawat

gabung bersama ibunya. (14)

Fasilitas Rooming in adalah hak seorang ibu (termasuk bayi karena, ia berhak dan

wajib mendapat ASI). Keuntungannya Bayi bisa disusui sesering mungkin, kapan pun ia

6

Page 7: Rawat Gabung (Rooming in)

menginginkannya. Ibu yang tenang dan bahagia melihat bayinya, akan mengeluarkan

hormon oksitosin yang melancarkan produksi ASI. Ibu akan belajar merawat bayi karena

berada di sisinya selama 24 jam. Membantu kehangatan bayi, terutama untuk yang lahir

prematur atau lahir dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Bayi merasa lebih tenang

sehingga pernapasan dan detak jantung lebih stabil karena berada dalam dekapan ibu

terus-menerus. (15)

Banyak rumah sakit melakukan rawat gabung untuk merawat bayi normal. Dari

berbagai penelitian terlihat bahwa tidak ada kenaikan insiden infeksi nosokomial pada

bayi-bayi yang dirawat gabung bila dibandingkan pada bayi-bayi yang dirawat di bangsal

perawatan bayi normal. Jadi program ini adalah suatu cara yang potensial untuk

mengurangi risiko kepadatan dan menurunkan kontaminasi silang di bangsal perawatan

bayi normal. Setiap orang yang masuk ke kamar bayi harus memakai sandal khusus dan

mencuci tangan. (4)

7

Page 8: Rawat Gabung (Rooming in)

ARTI PENTING ASI EKSKLUSIF PADA RAWAT GABUNG

Saat buah hati ibu tumbuh dan berkembang di dalam kandungan, tubuh ibu

memberinya antibodi melalui plasenta. Ini memberinya kekebalan pasif yang mampu

melindungi janin ibu dari serangan penyakit selama masa kehamilan. Namun, begitu sang

buah hati dilahirkan, ia tidak lagi mendapatkan suplai antibodi. Sementara itu sistem

kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir belum bekerja secara sempurna. Karena itu,

bayi sangat rentan terkena resiko infeksi pada tahun pertama hidupnya. (7)

 

Menurut Professor Guido Moro dari Macedonis Melloni Maternity Hospital di

Milan dua pertiga dari sistem kekebalan tubuh bayi ada di bagian perutnya, sehingga

sangatlah penting untuk memperhatikan apa yang ia makan dan minum. Itulah sebabnya

mengapa buah hati Ibu yang baru lahir sangat membutuhkan ASI terutama selama 6

bulan pertama kehidupannya. Sebagai makanan pertama si buah hati, ternyata ASI bukan

hanya nutrisi sempurna untuk buah hati dan mendekatkan hubungan emosi antara ibu dan

sang bayi, namun sekaligus memberi perlindungan karena ASI bermanfaat memperkuat

imunitas alami bayi yang baru lahir. (7)

 

Begitu banyak manfaat ASI untuk sang buah hati, sepuluh keajaibannya antara lain: (7)

1. ASI memperkuat sistem kekebalan tubuh. Komponen utama pembangun sistem

kekebalan tubuh pada ASI adalah prebiotik

2. ASI menurunkan terjadinya resiko alergi

3. ASI menurunkan resiko terjadinya penyakit pada saluran cerna, seperti diare dan

meningkatkan kekebalan pada sistem pencernaan

4. ASI menurunkan resiko gangguan pernafasan, seperti flu dan batuk

5. ASI kaya akan AA dan DHA yang medandukung pertumbuhan kecerdasan anak

6. ASI mengandung prebiotik alami untuk mendukung pertumbuhan flora usus

7. ASI memiliki komposisi nutrisi yang tepat dan seimbang (dimana cuma ASI yang

memilikinya)

8

Page 9: Rawat Gabung (Rooming in)

8. Bayi-bayi yang diberikan ASI menjadi lebih kuat. Menyusui juga menurunkan

terjadinya resiko obesitas saat ia tumbuh besar kelak

9. Bayi-bayi yang menerima ASI memiliki resiko lebih rendah dari penyakit jantung

dan darah tinggi di kemudian hari

10. Menurut hasil penelitian, menyusui telah terbukti dapat menurunkan resiko

kanker payudara, kanker ovarium, dan osteoporosis.

Sebagai sumber gizi utama dikala buah hati belum dapat mencerna makanan padat,

ASI yang diproduksi langsung oleh tubuh bunda setelah proses melahirkan dengan

bantuan hormon prolactin dan oxytocin ini, ternyata mengandung nutrisi lengkap yang

disesuaikan dengan kebutuhan buah hati. Adapun nutrisi yang dimaksud yaitu nutrisi

makro seperti protein, lemak dan karbohidrat, serta nutrisi mikro seperti vitamin dan

mineral. Nutrisi lainnya seperti DHA, AA, asam lemak Omega 3 dan Omega 6

merupakan kandungan ASI yang membantu proses pembentukan sel otak, memelihara

jaringan otak, dan kemampuan penglihatan. (8)

Disamping manfaat ragam nutrisi yang dimiliki, ASI diminati karena praktis dan

mudah diberikan pada si kecil, bahkan proses menyusui seringkali dijadikan momen

untuk meningkatkan kedekatan hubungan emosi antara ibu dan buah hati. Selain

beberapa alasan yang telah disampaikan sebelumnya, berdasarkan hasil sejumlah

penelitian terhadap komposisi ASI, ditemukan bahwa di dalam ASI terdapat bakteri,

terutama dari kelompok Bifidobakteria dan Laktobasili yang merupakan kelompok

bakteri yang menguntungkan. (8)

Kandungan bakteri-bakteri menguntungkan, atau juga dikenal dengan sebutan

Probiotik tersebut, bila dikonsumsi akan berkembangbiak dalam usus dan memberi

dampak positif bagi kesehatan bayi. Manfaatnya yaitu membantu si kecil membentuk

flora dalam pencernaan sehingga dapat mengatasi berbagai bakteri merugikan yang dapat

menimbulkan gangguan pencernaan dan merangsang serta menjaga daya tahan tubuh.

Untuk dapat memberikan manfaatnya secara optimal, mikroorganisme probiotik harus

mampu bertahan dalam kondisi ekstrim saluran pencernaan (pH rendah, asam empedu

9

Page 10: Rawat Gabung (Rooming in)

dan enzim-enzim pencernaan), menempel pada sel epitel sehingga dapat mengkolonisasi

saluran pencernaan, dan menekan pertumbuhan bakteri patogen. (8)

Penelitian membuktikan bahwa Probiotik dapat digunakan sebagai pencegahan dan

pengobatan diare akut yang disebabkan infeksi usus. Riset lain juga telah membuktikan

probiotik bermanfaat untuk mencegah alergi kulit (dermatitis atopik) dan tidak tahan gula

susu atau intoleransi laktosa. Penelitian membuktikan bahwa ASI mampu memperkuat

kekebalan alami tubuh bayi. Di dalam ASI terdapat oligosakarida yang menjalankan

fungsi sebagai prebiotik di dalam pencernaan si kecil. Manfaat yang diberikan

oligosakarida ini adalah:

1. Memperkuat sistem kekebalan tubuh pada bayi yang baru lahir

2. Memiliki efek anti infeksi dengan melapisi dinding usus dan menekan

pertumbuhan bakteri pathogen.

Untuk lebih mudah memahami manfaat dari oligosakarida ini, Ibu bisa melihatnya

melalui feses si kecil. Kandungan oligosakarida membuat feses bayi yang diberikan ASI

bertekstur lebih lembut, sehingga dapat menghindarkan buah hati tersayang dari keluhan

konstipasi (susah buang air besar).

 

Zat Pada ASI Memberikan Kekebalan Alami

  Air Susu Ibu bukan hanya mengandung berbagai nutrisi untuk pertumbuhan buah

hati tersayang, tapi juga mengandung oligosakarida, sejenis prebiotik yang memperkuat

sistem kekebalan tubuh alami pada bayi yang baru lahir, khususnya di saluran

pencernaan. Zat ini terus diproduksi pada Air Susu Ibu, sehingga si kecil akan

memperoleh kekebalan tubuh alami selama ibu menyusuinya. Kemampuan ASI dalam

memberi perlindungan ini telah terbukti dalam penelitian selama 40 tahun terakhir ini.

Ketika dibandingkan dengan bayi-bayi yang tidak diberikan ASI, bayi-bayi yang

diberikan ASI tidak mudah terkena penyakit akibat infeksi, alergi dan penyakit lain yang

berhubungan dengan kekebalan tubuh. (7,9)

10

Page 11: Rawat Gabung (Rooming in)

  Pada penelitian yang diadakan di tahun 1990, terbukti bahwa bayi-bayi yang

diberikan ASI eksklusif selama 13  minggu pertama dalam kehidupannya memilki tingkat

infeksi pernafasan dan infeksi saluran cerna yang lebih rendah dibandingkan  dengan

bayi-bayi lain yang diberikan susu formula biasa. Menurunnya tingkat infeksi saluran

cerna ini tetap bertahan bahkan sesudah selesai masa pemberian ASI dan berlanjut hingga

tahun-tahun pertama dalam kehidupan anak. (7,9)

 

Tingkat infeksi saluran cerna dan pernafasan bayi pada 13 minggu pertama sesudah

dilahirkan:

 

 Bayi yang diberi

ASI eksklusif

Bayi yang diberi

susu formula biasa 

Infeksi saluran cerna  2,9 %  15,7%

Infeksi saluran pernafasan  25,6%  37%

 

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pertama bayi yang memiliki peran penting

dalam tumbuh kembang anak karena terbukti memiliki manfaat sangat besar untuk

jangka panjang. Ini dia kelebihan ASI sehingga sangat dianjurkan diberikan kepada bayi

sampai usia 2 tahun, dan dianjurkan selama 6 bulan pertama usia bayi secara eksklusif:

ASI mengandung zat-zat gizi lengkap yang berkualitas tinggi berguna untuk

kecerdasan, pertumbuhan dan perkembangan anak 

Makanan yang dijamin keamanan dan kebersihannya.

Praktis dan mudah dalam pemberiannya dan tidak pernah basi.

ASI mengandung zat antibodi yang melindungi tubuh bayi dari alergi dan diare

serta penyakit infeksi lainnya. (5)

  Oleh karena manfaatnya yang besar bagi keberhasilan tumbuh kembang anak,

maka sampai usia 6 bulan dianjurkan bayi untuk diberikan secara eksklusif, yaitu

pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan lain, sekalipun air putih, teh

11

Page 12: Rawat Gabung (Rooming in)

atau susu formula. Anjuran ini karena bayi belum mampu mencerna makanan selain ASI.

Hal ini disebabkan bayi belum bisa memproduksi enzim-enzim pencernaan hingga usia 6

bulan. Alasan pemberiaan ASI saja tanpa tambahan makanan lain selama 6 bulan sangat

dianjurkan sebagai makanan bayi, hal ini disebabkan ASI memiliki kandungan gizi dan

vitamin yang lengkap dan baik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Pemberian

ASI mencukupi kebutuhan bayi dan bayi dalam kondisi sehat dapat ditunjukkan dengan

kenaikan berat badan bayi usia 6 bulan yang 2 kali berat badan lahir. (5)

PELAKSANAAN RAWAT GABUNG DAN KEGIATAN PENUNJANGNYA

12

Page 13: Rawat Gabung (Rooming in)

Dalam rawat gabung bayi ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan

sedemikian rupa sehingga ibu dapat melihat dan menjangkaunya kapan saja bayi atau ibu

membutuhkannya. Bayi dapat diletakkan di tempat tidur bersama ibunya, atau dalam

boks di samping tempat tidur ibu. Modifikasi lain dengan membuat sebuah boks yang

ditempatkan di atas tempat tidur di sebelah ujung kaki ibu. Yang penting ibu harus bisa

melihat dan mengawasi bayinya, apakah ia menangis karena lapar, kencing, digigit

nyamuk dan sebagainya. Tangis bayi merupakan rangsangan sendiri bagi ibu untuk

membantu produksi ASI. (13)

Perawat harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat mengenali keadaan-

keadaan abnormal, kemudian melaporkannya kepada dokter. Bayi kuning sering

merupakan masalah bagi ibu meskipun sebenarnya keadaan ini seringkali masih dalam

batas fisiologis. Dokter (terutama dokter anak dan kebidanan) mengadakan kunjungan

sekurang-kurangnya sekali dalam sehari. Dokter harus memperhatikan keadaan ibu

maupun bayi, terutama yang berhubungan dengan masalah menyusui. Perlu diperhatikan

apakah ASI sudah keluar, adakah pembengkakan payudara, bagaimana putingnya, adakah

rasa sakit yang mengganggu saat menyusui, dan sebagainya. Demikian pula dengan

bayinya, apakah sudah dapat mengisap, kuat atau tidak, rewel atau tidak, apakah muntah,

mencret dan keluhan yang lainnya. (13)

Ibu menyusui sewaktu-waktu sesuai dengan keinginan bayi, tidak dikenal lagi

penjadwalan dalam memberikan ASI kepada bayi. Perawat harus membantu ibu untuk

merawat payudara, menyusui, menyendawakan dan merawat bayi secara benar. Bila bayi

sakit/perlu diobservasi lebih lanjut, bayi dipindah ke ruang rawat bayi baru lahir

(neonatologi). Bayi akan memperoleh perawatan lebih intensif, meskipun bukan berarti

ASI tidak diberikan. ASI tetap diberikan dengan cara ibu berkunjung, atau ASI diperas

dan diberikan dengan sendok.

Bila ibu dan bayi sudah diperbolehkan pulang, diberikan penyuluhan lagi tentang

cara merawat bayi, payudara dan cara meneteki yang benar sehingga ibu di rumah

terampil melakukan rawat gabung serta cara mempertahankan meneteki sekalipun ibu

harus berpisah dengan bayinya. Harus ditekankan bahwa bayi tidak boleh diberi

13

Page 14: Rawat Gabung (Rooming in)

dot/kempengan. Selanjutnya perawat mengumpulkan data ibu dan bayi dalam sebuah

lembar catatan medik yang sudah disiapkan. (13)

Praktek Rawat Gabung

A. Cara memandikan bayi(13)

a. Siapkan alat-alat

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah memandikan bayi

c. Bayi diletakkan telentang di atas tempat tidur/meja dengan alas perlak dan

handuk

d. Muka dan telinga dibersihkan dengan kain (waslap) basah kemudian

dikeringkan dengan handuk

e. Seluruh tubuh bayi disabun dengan menggunakan waslap yang telah diolesi

sabun (leher, dada, perut, lipatan ketiak, kedua tangan / lengan, kedua kaki /

tungkai, bagian belakang bayi)

f. Bayi dibersihkan dengan menggunakan kain lap (waslap) basah dalam ember

mandi bayi

g. Bayi diangkat dan dikeringkan dengan handuk

h. Tali pusat ditutup dengan kain kasa yang telah direndam dalam alkohol 70%.

i. Dada, perut dan punggung diolesi minyak telon, tempat lipatan seperti

pangkal paha, ketiak dan leher diberi bedak supaya tidak mudah lecet, dan

diberi pakaian.

B. Cara merawat tali pusat(13)

a. Siapkan alat-alat

14

Page 15: Rawat Gabung (Rooming in)

b. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat tali pusat

c. Tali pusat dibersihkan dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%

d. Setelah bersih, tali pusat dikompres alkohol/povidon iodine 10% (betadine)

lalu dibungkus dengan kain kasa steril kering

e. Setelah tali pusat terlepas/puput, pusar tetap dikompres dengan

alkohol/povidon iodine 10% sampai kering.

Bagaimana Menyusui dengan Benar

Kegagalan menyusui sering kali disebabkan karena kesalahan memposisikan dan

meletakkan bayi. Puting ibu menjadi lecet  dan menimbulkan luka yang terkadang

membuatnya menjadi malas untuk menyusui, menyebabkan produksi ASI berkurang dan

pada akhirnya bayi pun menjadi malas menyusu. Jika kondisi seperti terus berlanjut, bisa

jadi proses menyusui akan terhenti dan si bayi akan kehilangan manfaat ASI yang luar

biasa bagi pertumbuhannya. Oleh karena itu sebagai seorang ibu yang ingin berhasil

dalam menyusui bayinya, harus melakukan langkah menyusui bayi yang benar berikut

ini: (6)

1. Cucilah tangan dengan air bersih yang mengalir agar terhindar dari kuman dan

bakteri.

2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya. Manfaatnya adalah

sebagai desinfektan dan menjaga kelembapan puting susu.

3. Ibu duduk dengan santai dan kaki tidak boleh menggantung.

4. Posisikan bayi dengan benar:

Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan dekat

lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

Perut bayi menempel ke tubuh ibu

Mulut bayi berada di depan puting ibu

15

Page 16: Rawat Gabung (Rooming in)

Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di

antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang ibu atau

diletakkan di atas dada ibu

Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus

5. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka lebar, kemudian

dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dan puting serta areola

dimasukkan ke dalam mulut bayi.

6. Cek apakah perlekatan sudah benar:

Dagu menempel ke payudara ibu

Mulut terbuka lebar

Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk ke

dalam mulut bayi

Bibir bayi terlipat keluar

Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi

memerah ASI)

Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar bunyi

menelan.

Ibu tidak kesakitan

Bayi tenang

Apabila posisi dan perlekatan sudah benar, maka diharapkan

produksi ASI tetap banyak

7. Bayi disusui secara bergantian dari susu sebelah kiri, lalu ke sebelah kanan

sampai bayi merasa kenyang.

16

Page 17: Rawat Gabung (Rooming in)

8. Cara melepaskan puting susu dari mulut bayi, dengan menekan dagu bayi ke arah

bawah atau dengan memasukkan jari ibu antara mulut bayi dan payudara ibu.

9. Setelah selesai menyusui, mulut bayi dan kedua pipi bayi dibersihkan dengan

kapas yang telah direndam dengan air hangat.

10. Sebelum ditidurkan, bayi harus disendawakan dulu supaya udara yang terhisap

bisa keluar. Bila kedua payudara masih ada sisa ASI, keluarkan dengan alat

pompa susu.

Makanan pralakteal adalah makanan dan minuman yang diberikan kepada bayi

sebelum ASI keluar. Jenis-jenis makanan minuman tersebut antara lain: air kelapa, air

tajin, madu, pisang, nasi yang dikunyah oleh ibunya, pepaya, dan yang lainnya.

Pemberian makanan dan minuman pralakteal berbahaya bagi bayi karena saluran

pencernaan bayi belum cukup kuat untuk mencernakan makanan atau minuman selain

ASI. Makanan atau minuman lain sering mengandung kuman yang bisa membuat bayi

sakit. Jadi tidak boleh memberikan makanan dan minuman lain kepada bayi selain ASI

sampai dengan usia 6 bulan, agar pertumbuhan dan kesehatan bayi tetap terjaga dengan

baik. (6,8)

Pada periode usia bayi 0-6 bulan, kebutuhan gizi bayi baik kualitas maupun

kuantitas terpenuhi dari ASI saja, tanpa harus diberikan makanan ataupun minuman

lainnya Pemberian makanan lain akan mengganggu produksi ASI dan mengurangi

kemampuan bayi untuk menghisap. Daya cerna bayi hanya cocok untuk ASI.

Zat kekebalan dalam ASI maksimal dan dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit

infeksi. Asam lemak esensial dalam ASI bermanfaat untuk pertumbuhan otak, sehingga

merupakan dasar perkembangan kecerdasan bayi dikemudian hari. (8)

Ibu harus menyusui bayinya sesegera mungkin yaitu setelah bayi lahir, karena

daya hisap bayi pada saat itu paling kuat. Sentuhlah mulut dengan puting, sehingga bayi

terangsang untuk menghisap, meskipun ASI belum keluar. Melalui perlekatan antara ibu

dan bayi, perlakuan tersebut akan mempercepat proses pengeluaran ASI. Hisapan bayi

akan merangsang keluarnya ASI. Susuilah bayi sesering mungkin sesuai dengan

17

Page 18: Rawat Gabung (Rooming in)

kebutuhan bayi Menyusui dilakukan secara bergantian antara kedua payudara sampai

kosong hingga bayi tenang dan puas, biasanya ± 10 menit. (8)

Cara menghentikan bayi menyusui

Menghentikan bayi menyusui dapat dilakukan dengan cara: Bila bayi selesai

disusui tapi mulutnya masih melekat pada puting susu ibu, dapat dilakukan dengan

menekan sudut mulut bayi dengan salah satu jari dan bayi akan melepas puting dengan

perlahan. (9)

Cara menyendawakan bayi setalah disusui

Menyendawakan bayi dapat dilakukan dengan cara meletakkan bayi pada bahu

ibu atau telungkup sampai bersendawa. (9)

Cara meningkatkan produksi ASI

Cara meningkatkan produksi ASI dapat dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:

Melakukan persiapan menyusui saat ibu sedang hamil

Susuilah bayi segera setalah bayi lahir

Susuilah bayi sesering mungkin. Semakin sering bayi menghisap puting susu,

semakin banyak ASI yang keluar

Susuilah bayi dari kedua payudara yang kiri dan kanan secara bergantian pada

setiap kali menyusui

Jangan memberikan makanan dan minuman lain selain ASI sampai dengan usia

bayi 6 bulan.

Keberhasilan menyusui sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: (9)

Ibu harus yakin bahwa mampu menyusui.

Ibu cukup minum (8-12 gelas/hari) dan makan lebih banyak makanan bergizi.

Usahakan makan 2 kali lebih banyak dari pada biasanya dan makan makanan

yang segar dan bervariasi setiap hari

Ibu dalam keadaan pikiran yang tenang, tentram dan santai

18

Page 19: Rawat Gabung (Rooming in)

Perhatikan cara meletakkan bayi dan melekatkan puting pada mulut bayi dengan

benar

Makin sering payudara dihisap bayi, makin banyak produksi ASI

Pengertian dan dukungan keluarga, terutama dari suami sangat penting.

Cara mengatasi puting datar dan terbenam

Puting datar dan terbenam dapat diatasi dengan cara setiap selesai mandi pada periode

kehamilan di atas 7 bulan, puting susu ditarik-tarik sampai menonjol atau dengan bantuan

pompa susu. Setelah lahir, penarikan puting susu jangan dilakukan berlebihan. (9)

Untuk mengatasi puting lecet dan nyeri dapat dilakukan dengan:

Mulai menyusui pada puting yang tidak sakit.

Susi sebelum bayi sangat lapar.

Jangan membersihkan puting susu dengan sabun atau alkohol.

Perbaiki posisi bayi pada saat menyusui.

Perhatikan cara melepas mulut bayi dari puting.

Keluarkan sedikit ASI untuk dioleskan pada puting selesai menyusui.

Biarkan puting kering sebelum memakai BH.

Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas.

Usahakan bayi menghisap sampai aerola.

Untuk mengatasi payudara bengkak dan puting nyeri dapat dilakukan hal-hal sbb:

Susuilah bayi setiap kali meminta

Keluarkan ASI dengan pompa atau tangan

Untuk mengurangi rasa sakit, kompres dengan air hangat

19

Page 20: Rawat Gabung (Rooming in)

Perbaiki cara meletakkan bayi (tubuh bayi menghadap perut ibu) dan cara

meletakkan bayi (letak mulut pada areola).

Cara menyapih yang baik

Kurangi frekuensi menyusui secara bertahap.

Tambah frekuensi makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) dan makanan

selingan.

Jadwal menyusui terakhir, pada malam hari dihentikan

Tetap berikan perhatian dan kasih sayang

Menyapih sebaiknya di mulai pada masa anak berusia di atas 2 tahun. (9)

INISIASI DINI DAN METODE KANGURU

INFORMASI TENTANG INISIASI DINI

Sekelompok scientist dari Inggris yang tergabung dalam Departement for

International Development melakukan penelitian terhadap 10.946 bayi sejak 2004. Pada

30 Maret 2006, mereka menemukan bahwa bayi normal yang langsung diletakkan di

dada ibunya minimal 30 menit, pada usia 20 menit dia akan merangkak sendiri ke

20

Page 21: Rawat Gabung (Rooming in)

payudara ibunya. Pada usia 50 menit, dengan susah payah merangkak, dia akan

menemukan puting susu ibunya dan menyusu. (10)

Sentuhan kasih sayang seorang ibu terhadap bayi mungilnya memiliki arti dan

makna yang sangat mendalam. Dengan sentuhan kulit sambil menyusu, terjadilah kontak

batin sehingga akan terasa aman dan nyaman dalam dekapan. Bayi sehat yang baru lahir

diletakkan di atas perut ibunya sambil dikeringkan dan dipotong tali pusatnya, hanya

dengan handuk segera diletakkan di atas dada ibu sehingga terjadi kontak kulit dengan

kulit. Tidak sampai satu jam, bayi merah itu bisa berhasil menetek ibunya. Sentuhan kulit

dengan kulit dan kontak batin perdana sambil menyusu inilah yang disebut dengan

inisiasi dini, yaitu menyusui langsung segera setelah bayi lahir. (10)

Manfaat inisiasi dini dan ASI eksklusif dalam menunjang tumbuh kembang

optimal bayi sudah tidak diragukan lagi. Makanya, begitu bayi lahir, setelah dibersihkan

segera pertemukan dengan ibunya, kata dr Ari Yunanto SpA dari RSUD Ulin

Banjarmasin.Pemberian ASI sejak dini memberi makanan yang bergizi, melindungi bayi

terhadap penyakit yang mematikan serta membantu pertumbuhan dan perkembangan

anak. ASI eksklusif tidak dapat digantikan oleh susu formula. Ada beberapa zat gizi yang

ada di ASI yang tidak terdapat dalam susu formula, seperti imunoglobin (kolostrum)

untuk kekebalan tubuh, AA, DHA (untuk perkembangan otak), spingomyelin dan

lainnya. (17)

Seperti hasil penelitian Edmond dkk yang dilakukan di Ghana Juli 2003 sampai

Juni 2004, yang menghubungkan antara waktu dilakukannya tindakan inisiasi penyusuan

serta pola pemberian ASI dengan kejadian kematian bayi. Ternyata, dari 10.947 bayi

yang dilahirkan dalam keadaan sehat dan diikuti perkembangannya selama sebulan,

ternyata bayi yang tertunda sampai 24 jam lebih baru dilakukan kontak dengan ibunya

mengalami kematian 2,5 kali lebih banyak dibandingkan dengan bayi yang dilakukan

inisiasi dini. (10)

21

Page 22: Rawat Gabung (Rooming in)

Bayi yang diberi susu kaleng mempunyai risiko kematian empat kali lebih banyak

daripada bayi yang hanya minum ASI. Di samping itu disimpulkan juga bahwa 16 persen

kematian bayi akan dapat dicegah dengan pemberian ASI eksklusif sejak umur 1 hari.

Angka itu akan meningkat menjadi 22 persen kematian dapat dicegah apabila ASI

eksklusif dimulai sejak 1 jam dilahirkan. Direktur Eksekutif Unicef Ann M Veneman

mengatakan, lebih dari sepertiga kematian anak terjadi pada bulan-bulan pertama yang

rawan dalam hidupnya. (10)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan pekan ASI sedunia, 1-7

Agustus 2007, kali dengan tema Menyusui 1 Jam Pertama - Inisiasi Dini dan ASI

Eksklusif selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1 juta bayi). Lebih dari 10 juta anak-anak

di dunia ini meninggal sebelum menginjak usia 3 tahun yang pada umumnya disebabkan

oleh penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah, di samping faktor malnutrisi. (17)

Ini berlawanan dengan paradigma yang sudah kita kenal selama ini. Biasanya, di

keluarga kita, pada waktu lahir, tali pusar dipotong, kemudian dipisahkan dari ibunya

untuk ditimbang, dicap, dibersihkan, baru kemudian dikembalikan lagi kepada ibunya.

Seharusnya, begitu bayi lahir, ketika sudah kering langsung diletakkan

di perut ibunya. Pada usia 20 menit, tak mudah memang bagi dia untuk merangkak, tapi

ternyata secara refleks itu bisa. Biarkan di dada ibu menimal setengah jam. Sampai dia

minum sendiri. Kalau belum juga minum, biarkan dia mencari sendiri sampai satu jam.

Nggak gampang, tapi dia berhasil akhirnya. (10)

Insting dan dibimbing oleh smell. Bukankah pada umumnya bayi yang baru lahir

tidak butuh menyusu dan pada jam-jam awal ASI memang belum keluar?Keluar atau

tidaknya air susu ibunya pada waktu itu bukan masalah. Tapi berikan kesempatan bagi

dia untuk mulai menyusu sendiri. Ini temuan yang benar-benar baru?Tidak juga.

Sebenarnya pada tahun 1990 sudah ada penelitian tentang ini, tapi tidak terdengar

gaungnya. Sampai ada ahli yang meneliti dan sudah dicba di negara-negara Skandinavia.

Lalu saya diberi kesempatan membuat model dengan bayi Indonesia. Kami menggunakan

22

Page 23: Rawat Gabung (Rooming in)

bayi di Bantul, Yogyakarta, ang dibantu kelahirannya oleh bidan yang sederhana. Dan

ternyata telah kami buktikan itu. (10)

Dada ibu yang melahirkan 1 derajat lebih panas daripada dada ibu-ibu yang tidak

melahirkan. Kalau bayi kedinginan, dia akan otomatis naik 2 derajat Celsius. Tapi kalau

si bayi kepanasan, turun 1 derajat Celsius. Jadi, jauh lebih bagus daripada tabung yang

biasa dipergunakan untuk meyimpan bayi pada saat lahir. (10)

Dalam istilah yang lain, Inisiasi Menyusui Dini disebut juga sebagai proses Breast

Crawl. Dalam sebuah publikasi oleh breastcrawl.org, yang berjudul Breast Crawl: A

Scientific Overview, ada beberapa hal yang menyebabkan bayi mampu menemukan

sendiri puting Ibunya, dan mulai menyusui, yaitu: (12)

(1) Sensory Inputs atau indera yang terdiri dari penciuman terhadap bau khas Ibunya

setelah melahirkan, penglihatan karena bayi baru dapat mengenal pola hitam putih,

bayi akan mengenali puting dan wilayah areola ibunya karena warna gelapnya.

Berikutnya adalah indera pengecap bayi mampu merasakan cairan amniotic yang

melekat pada jari-jari tangannya, sehingga bayi pada saat baru lahir suka menjilati

jarinya sendiri. Kemudian, dari indera pendengaran sejak dari dalam kandungan

suara ibu adalah suara yang paling dikenalnya. Dan yang terakhir dari indera perasa

dengan sentuhan sentuhan kulit-ke-kulit antara bayi dengan ibu adalah sensasi

pertama yang memberi kehangatan, dan rangsangan lainnya.

(2) Central Component dimana otak bayi yang baru lahir sudah siap untuk segera

mengeksplorasi lingkungannya, dan lingkungan yang paling dikenalnya adalah tubuh

ibunya. Rangsangan ini harus segera dilakukan, karena jika terlalu lama dibiarkan,

bayi akan kehilangan kemampuan ini. Inilah yang menyebabkan bayi yang langsung

dipisah dari ibunya, akan lebih sering menangis daripada bayi yang langsung

ditempelkan ke tubuh ibunya.

(3) Motor Outputs dimana bayi yang merangkak di atas tubuh ibunya, merupakan gerak

yang paling alamiah yang dapat dilakukan bayi setelah lahir. Selain berusaha

mencapai puting ibunya, gerakan ini juga memberi banyak manfaat untuk sang Ibu,

misalnya mendorong pelepasan plasenta dan mengurangi pendarahan pada rahim Ibu.

23

Page 24: Rawat Gabung (Rooming in)

KANGAROO CARE

Bayi yang lahir prematur, biasanya memiliki berat badan di bawah rata-rata bayi

yang lahir normal. Untuk merawat bayi prematur, ada beberapa metode yang dapat

dilakukan, diantaranya adalah metode kanguru. Metode kanguru atau perawatan bayi

lekat yang ditemukan sejak tahun 1983, memang sangat bermanfaat untuk merawat bayi

yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di

rumah. (11,19,20)

Pada metode ini, si bayi digendong lekat ke dada layaknya induk kanguru

memasukkan anaknya ke dalam kantung. Metode kanguru mampu memenuhi kebutuhan

bayi prematur dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu.

Dengan begini maka si bayi mendapatkan peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan

dunia luar. (11,19,20)

Metode kanguru ini tidak hanya dapat membuat bayi prematur jadi mudah

beradaptasi dengan dunia luar, tetapi juga bermanfaat bagi si ibu yang sedang

memproduksi ASI. Beberapa manfaat lainnya antara lain adalah meningkatkan hubungan

emosi ibu dan anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, serta pernafasan bayi.

Belum lagi juga metode ala binatang khas Australia ini juga dapat memperbaiki keadaan

emosi ibu dan bayi, termasuk mengurangi lama menangis si bayi. Selain itu juga karena

dapat mempersingkat masa rawat di rumah sakit, maka resiko terinfeksi selama rawat

inap di rumah sakit pun berkurang. (11,19,20)

Untuk metode kanguru, seorang bayi juga harus memiliki kriteria tertentu, karena

tidak semua bayi premature dengan berat badan kurang . Metode ini biasanya dilakukan

pada bayi yang memiliki berat bada kurang dari 2000 gram. Selain itu juga si bayi tidak

mempunyai kelainan ataupun penyakit bawaan. Perkembangan bayi selama dalam

inkubator pun harus memiliki catatan yang baik, dengan refleks dan koordinasi isap yang

tidak bermasalah. (11)

A Bungkus buah hati Anda dengan pakaian, topi , popok dan kaus kaki yang telah

24

Page 25: Rawat Gabung (Rooming in)

dihangatkan lebih dahulu.

B

Taruh ia di dada Anda dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan

kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai

tertekuk , kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit

mendongak.

C

Bisa juga bila Anda mengenakan baju yang longgar, lalu posisikan si bayi di

antara belahan payudara. Tangkupkan baju dan ikatkan selendang agar bayi tidak

jatuh dan nyaman posisinya (tidak melorot).

D

Dapat juga digunakan handuk ataupun kain gendongan yang lebar untuk

menyokong tubuh bayi agar menempel erat di dada Anda. Ini akan membuat Anda

juga dapat beraktivitas dengan bebas.

EPada waktu tidur, Anda dapat memposisikan diri setengah duduk, bisa juga

dengan meletakkan bantal di belakang punggung.

FJika Anda lelah, metode kanguru ini juga bisa digantikan oleh orang lain, asal

terlebih dulu diajari posisinya untuk menghindari bayi salah posisi.

RINGKASAN

25

Page 26: Rawat Gabung (Rooming in)

Tingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat diminimalisir salah satunya

dengan melaksanakan Rawat Gabung (rooming in), bahkan infeksi nosokomial pada

penatalaksanaan Rawat Gabung dapat kita tekan. Rawat gabung (rooming in) adalah satu

cara perawatan di mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan

ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam

penuh dalam seharinya.

Tujuan rawat gabung adalah agar Ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin

kapan saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar

seperti yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya

sendiri selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, Ibu memperoleh

bekal keterampilan merawat bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.

Pada Rawat Gabung inisiasi dini dan pemberian ASI eksklusif adalah hal yang

perlu dimengerti setiap Ibu. Disamping manfaat ragam nutrisi yang dimiliki, ASI

diminati karena praktis dan mudah diberikan pada si kecil, bahkan proses menyusui

seringkali dijadikan momen untuk meningkatkan kedekatan hubungan emosi antara ibu

dan buah hati. Selain beberapa alasan yang telah disampaikan sebelumnya, berdasarkan

hasil sejumlah penelitian terhadap komposisi ASI, ditemukan bahwa di dalam ASI

terdapat bakteri, terutama dari kelompok Bifidobakteria dan Laktobasili yang merupakan

kelompok bakteri yang menguntungkan.

Hal baru yang mungkin masih kurang dipahami oleh Ibu-ibu di Indonesia adalah

Kangaroo Care, dimana Bayi sehat yang baru lahir diletakkan di atas perut ibunya sambil

dikeringkan dan dipotong tali pusatnya, hanya dengan handuk segera diletakkan di atas

dada ibu sehingga terjadi kontak kulit dengan kulit. Tidak sampai satu jam, bayi merah

itu bisa berhasil menetek ibunya. Sentuhan kulit dengan kulit dan kontak batin perdana

sambil menyusu inilah yang disebut dengan inisiasi dini, yaitu menyusui langsung segera

setelah bayi lahir.

Pemberian makanan pralakteal pada bayi seharusnya dihindari, tapi hal yang

menjadi titik pengetahuan Ibu adalah bagaimana inisiasi dini dan kangaroo care

dilakukan, bagaimana teknik menyusui serta cara meningkatkan produksi ASI dan yang

paling penting adalah bagaimana meningkatkan kesadaran untuk mau memberikan ASI

26

Page 27: Rawat Gabung (Rooming in)

kepada bayinya. Dengan demikian kita bisa ikut andil dalam pencanangan Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) dalam pekan ASI sedunia, untuk menyelamatkan 1 juta bayi.

Lebih dari 10 juta anak-anak di dunia ini meninggal sebelum menginjak usia 3 tahun

yang pada umumnya disebabkan oleh penyakit yang sesungguhnya dapat dicegah.

DAFTAR PUSTAKA

27

Page 28: Rawat Gabung (Rooming in)

1. Lubis, N.U. Penanggulangan Perinatal Resiko Tinggi. Cermin Dunia Kedokteran.

2000. Hal 22-4.

2. Firmansjah R.BR. 9 Mitos Menyusui dan Faktanya. [online] 2008 [15 Desember

2008]: Available from: URL: http://www.bayisehat.com.

3. Firmansjah R.BR. ASI Eksklusif Tekan Angka Kematian Bayi. [online] 2008 [15

Desember 2008]: Available from: URL: http://www.bayisehat.com.

4. Lubis, C.P. Infeksi Nosokomial Pada Neonatus. Bagian Kesehatan Anak FK

USU. 2003. Hal:1-9.

5. Anonim. Gerakan Kembali ke ASI. [online] 2003 [15 Desember 2008]: Available

from: URL: http://www.bayisehat.com.

6. Firmansjah R.BR Bagaimana Menyusui dengan Benar. [online] 2008 [15

Desember 2008]: Available from: URL: http://www.bayisehat.com.

7. Firmansjah R.BR. Tentang ASI. [online] 2008 [15 Desember 2008]: Available

from: URL: http://www.bayisehat.com.

8. Firmansjah R.BR. Selain Nutrisi Ternyata ASI Juga Mengandung “Bakteri Baik”.

[online] 2008 [15 Desember 2008]: Available from: URL:

http://www.bayisehat.com.

9. Paramita, R.P. Kampanye IMD & ASI Eksklusif. [online] 2008 [15 Desember

2008]: Available from: URL:

http://www.lalecheleague.org/NB/NBJulAug05p142.html.

10. Anonim. Informasi Tentang Menyusui Dini. [online] 2007 [15 Desember 2008]:

Available from: URL: http://www.breastfeeding.com.

11. Anonim. Saat Mama Jadi Induk kanguru. [online] 2008 [15 Desember 2008]:

Available from: URL: http://www.hanyawanita.com.

12. Marasco, L. Maria, Santa. Agar ASI Lancar di awal Menyusui. [online] 2007 [15

Desember 2008]: Available from: URL:

http://www.lalecheleague.org/NB/NBJulAug05p142.html.

13. Marjono, A.B. Kamar Bersalin dan Rawat Gabung. [online] 2007 [15 Desember

2008]: Available from: URL: http://www.blog at WordPress.com.

14. Anonim. Rooming in di Rumah Bersalin. [online] 2008 [15 Desember 2008]:

Available from: URL: http://www.info-sehat.com.

28

Page 29: Rawat Gabung (Rooming in)

15. Anonim. Tumbuh Kembang. [online] 2008 [15 Desember 2008]: Available from:

URL: http://www.ayahbunda.com.

16. SPMTRANAS. Strategi Nasional PP-ASI. Folder:Lucy/SPM PP-ASI Komp.A.

2007. Hal 1-15.

17. Yunanto, A. Pentingnya Inisiasi Dini. Banjarmasin Post. Kompas Cyber Media,

05 Agustus 2007.

18. Paramita, R.P. IMD, Breast Crawl, Skin to Skin Contact, dan Metode Kanguru.

[online] 2007 [15 Desember 2008]: Available from: URL:

http://www.lalecheleague.org/NB/NBJulAug05p142.html.

19. Anonim. Mau AA dan DHA untuk Si Kecil. [online] 2006 [15 Desember 2008]:

Available from: URL: http://www.bayisehat.com.

20. Anonim. Roming in. Kalbe Nutritional 2008. [online 2008] 2008 [15 Desember

2008]: Available from: URL: http://www.Say Yes to ASI.com.

29