23
REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL PEMBIMBING : DR. TRISIHONO SP.M OLEH : HOLY FITRIA ARIANI 07120100080

REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

REFERATABLASIO RETINA

TRAKSIONALPEMBIMBING : DR. TRISIHONO SP.MOLEH : HOLY FITRIA ARIANI 07120100080

Page 2: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

DEFINISI RETINA• Retina merupakan selembar tipis jaringan saraf yang

semitransparan dan terdiri atas beberapa lapis yang melapisi bagian dalam dua pertiga belakang bola mata.

• Retina membentang ke depan hampir sama jauhnya dengan korpus siliare, dan berakhir di tepi ora serrata.

• Retina menpunyai tebal 0,1 mm pada ora serrata dan 0,23 mm pada kutub posterior. Ditengah-tengah retina posterior terdapat makula. Di tengah makula terdapat fovea yang secara klinis merupakan cekungan yang memberikan pantulan khusus bila dilihat dengan oftalmoskop.

Page 3: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

ANATOMI RETINA

Page 4: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Lapisan-lapisan retina mulai dari sisi dalamnya adalah sebagai berikut:• Membran limitans interna, merupakan membran hialin antara

retina dan vitreous.• Lapisan serabut saraf, merupakan akson-akson sel ganglion menuju

saraf ke arah saraf optic.• Lapisan sel ganglion, merupakan badan sel dari neuron kedua.• Lapisan pleksiform dalam, merupakan lapisan aseluler tempat

sinaps sel bipolar, sel amakrin dengan sel ganglion.• Lapisan inti dalam, merupakan badan sel bipolar, sel horizontal dan

sel Muller.• Lapisan pleksiform luar, merupakan tempat sinaps sel fotoresptor

dengan sel bipolar dan sel horizontal.• Lapisan inti luar, merupakan lapisan inti sel kerucut dan sel batang.• Membran limitans eksterna, merupakan membran ilusi.• Lapisan fotoreseptor, terdiri dari sel batang dan kerucut.• Lapisan epitel pigmen retina, merupakan batas antara retina dan

koroid

Page 5: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx
Page 6: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

FISIOLOGI RETINA• Sel-sel batang dan kerucut di lapisan fotoreseptor mampu

mengubah rangsangan cahaya menjadi suatu impuls saraf yang dihantarkan oleh lapisan serat saraf retina melalui saraf optikus dan akhirnya ke korteks penglihatan ossipital.

• Makula terutama digunakan untuk penglihatan sentral dan warna (penglihatan fototopik) sedangkan bagian retina lainnya, yang sebagian besar terdiri dari fotoreseptor batang, digunakan terutama untuk penglihatan perifer dan malam (skotopik).

Page 7: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

DEFINISI ABLASIO RETINA• Ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut

dan batang retina dengan dari sel epitel retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Brunch.

• Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan structural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis.

Page 8: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

• Ada tiga klasifikasi ablasio retina yaitu ablasi retina regmatogenosa, ablasi retina eksudatif, ablasi retina traksional (tarikan).

Page 9: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Ablasio Retinal Traksional• Pada ablasi ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan

jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit. Pada badan kaca, terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi.

• Ablasio retina traksional memiliki konfigurasi konkaf dan robekan biasanya tidak ada. Cairan subretina akan ditemukan lebih dangkal dari cairan subretina pada ablasio regmatogenosa, serta jarang meluas ke ora serrata.

Page 10: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Traksi yang dapat terjadi pada ablasio retina traksional adalah traksi vitreoretinal yang sifatnya statik. Traksi ini terdiri dari tiga jenis, meliputi:• Traksi tangensial: disebabkan oleh kontraksi membran

fibrovaskular epiretinal dengan mengkerutnya retina dan distorsi pembuluh darah.

• Traksi anteroposterior: disebabkan oleh kontraksi membran fibrovaskular yang meluas dari retina posterior menuju basis vitreous anterior.

• Traksi bridging (trampoline): disebabkan oleh kontraksi membran fibrovaskular yang teregang dari satu bagian pada retina posterior menuju bagian lain atau di antara pembuluh-pembuluh darah.

Page 11: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

• Ablasio retina traksional jarang menimbulkan gejala fotopsia (flashes) dan floaters karena traksi vitreoretinal berkembang secara bertahap dan tidak berhubungan dengan PVD akut. Defek lapang pandang yang terjadi umumnya berkembang perlahan dan bertahan selama berbulan-bulan atau tahun.

Page 12: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

PEMERIKSAAN FISIK DAN PENUNJANG

• Lakukan pemeriksaan segmen luar untuk menilai tanda-tanda trauma

• Periksa pupil dan tentukan ada atau tidaknya defek pupil aferen

• Periksa ketajaman penglihatan• Periksa konfrontasi lapangan pandang• Periksa metamorfopsia dengan tes Amsler grid• Pemeriksaan slit lamp untuk melihat ada atau tidaknya pigmen

pada vitreus (Shafer’s sign)• Periksa tekanan bola mata• Lakukan pemeriksaan fundus dengan oftalmoskopi (pupil

harus dalam keadaan dilatasi)

Page 13: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Pada pemeriksaan Ultrasound mata, jika retina tidak dapat tervisualisasi karena katarak atau perdarahan, maka ultrasound A dan B-scan dapat membantu mendiagnosis ablasio retina dan membedakannya dengan ablasio vitreus posterior. USG dapat membantu membedakan regmatogen dari non regmatogen. Pemeriksaan ini sensitif dan spesifik untuk ablasio retina tetapi tidak dapat membantu untuk menentukan lokasi robekan retina yang tersembunyi.

Page 14: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

DIAGNOSIS

Page 15: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx
Page 16: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

PENATALAKSANAAN

• Tujuan dari tatalaksana ablasio retina adalah mengembalikan kontak antara neurosensorik retina yang terlepas dengan RPE dan eliminasi kekuatan traksi. Berbagai metode operasi yang akan dilakukan bergantung dari lokasi robekan, usia pasien, gambaran fundus, dan pengalaman ahli bedah.

• Tergantung pada penyebab yang mendasari dan luasnya ablasio traksi, intervensi bedah ditawarkan kepada pasien. Misalnya, pasien dengan ablasio traksi sekunder untuk PDR (Proliferative Diabetic Retinopathy) yang tidak mengancam makula mungkin dapat dimonitor. Tujuan bedah utama dalam semua kasus ini adalah untuk meringankan traksi vitreoretinal. Traksi dapat lega dengan teknik scleral buckling dan / atau dengan vitrectomy.

Page 17: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

• Scleral Bulking

Pembedahan Scleral buckling adalah metode pendekatan ekstraokuler dengan membuat lekukan pada dinding mata untuk mengembalikan kontak dengan retina yang terlepas. Sebuah silikon dengan konfigurasi yang sesuai diposisikan dengan jahitan pada sklera bagian luar di atas lekukan buckle dinding bola mata. Proses perlengketan kembali ini dapat diperkuat oleh drainase cairan subretina, meskipun manuver ini tidak dibutuhkan pada semua kasus. Setelah defek pada retina ditandai pada luar sclera, cryosurgery dilakukan disekitar lesi. Dilanjutkan dengan memperkirakan bagian dari dinding bola mata yang retinanya terlepas, lalu dilakukan fiksasi dengan buckle segmental atau circular band (terlingkari >360 derajat) pada sclera.

Page 18: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx
Page 19: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

• Pars Plana VitrektomiDengan operasi menggunakan mikroskop, korpus vitreus dan semua traksi epiretina dan subretina dapat disingkirkan. Retina kemudian dilekatkan kembali dengan menggunakan cairan perfluorocarbon dan kemudain digantikan dengan minyak silikon atau gas sebagai tamponade retina. Operasi kedua dibutuhkan untuk membuang minyak silikon.

Kelebihan dari teknik ini adalah mampu melokalisasi lubang retina secara tepat, eliminasi kekeruhan media, dan terbukti dapat dikombinasikan dengan ekstraksi katarak, penyembuhan langsung traksi vitreus, dan membuang serat-serat pada epiretina dan subretina.

Page 20: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx
Page 21: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Prognosis

Retina dapat berhasil direkatkan kembali dengan satu kali operasi pada 85% kasus. Salah satu kasus yang berhasil ditangani, dimana regio makula ikut mengalami ablasio, tidak dapat sepenuhnya dikembalikan fungsi penglihatan sentralnya, meskipun biasanya lapangan pandang perifer dapat kembali normal. Derajat pemulihan penglihatan sentral sebagian besar bergantung pada durasi terlepasnya makula sebelum operasi dilakukan. Bahkan bila retina telah terlepas selama dua tahun, masih ada kemungkinan untuk mengembalikan penglihatan navigasi yang berguna.

Page 22: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx

Komplikasi

• Jika pengobatan tertunda, perlepasan retina secara parsial dapat berlanjut sampai seluruh retina terlepas. Ketika hal ini terjadi, penglihatan normal tidak dapat dipulihkan, dan penurunan ketajaman visual atau kebutaan terjadi pada mata yang terkena.

Page 23: REFERAT ABLASIO RETINA TRAKSIONAL.pptx