24
BAB I PENDAHULUAN Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan. Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana komponen epitelnya menunjukkan tanda – tanda aberasi yang sama dengan komponen epitel normal. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah aktivitas ovarium dimulai dan terjadi terutama pada wanita muda. Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Berdasarkan laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam wanita (15%) mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Fibroadenoma adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Fibroadenoma ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”. Dalam bentuk klasiknya, fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang

Referat Bedah PLM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bedah

Citation preview

Page 1: Referat Bedah PLM

BAB I

PENDAHULUAN

Fibroadenoma merupakan tumor jinak pada payudara yang paling umum ditemukan.

Fibroadenoma terbentuk dari sel – sel epitel dan jaringan ikat, dimana komponen epitelnya

menunjukkan tanda – tanda aberasi yang sama dengan komponen epitel normal. Etiologi

penyakit ini belum diketahui secara pasti. Namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas

estrogen. Fibroadenoma pertama kali terbentuk setelah aktivitas ovarium dimulai dan terjadi

terutama pada wanita muda.

Fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita muda, terutama dengan usia di bawah 30

tahun dan relatif jarang ditemukan pada payudara wanita postmenopause. Berdasarkan

laporan dari NSW Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita

dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan

prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma. Sedangkan laporan dari

Western Breast Services Alliance, fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15

dan 25 tahun, dan lebih dari satu dari enam wanita (15%) mengalami fibroadenoma dalam

hidupnya.

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Fibroadenoma ini

dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk kapsul sehingga dapat

mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai ”breast mouse”. Dalam bentuk klasiknya,

fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang paling sering diidap, mudah dikenal pasti

dari hasil pemeriksaan fisik dan suatu tumor jinak yang mudah ditangani.

Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian payudara, namun tersering pada quadran

atas lateral. Penyakit ini bersifat asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa

benjolan pada payudara yang dapat digerakkan sehingga pada beberapa kasus penyakit ini

terdeteksi secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Penanganan fibroadenoma adalah

melalui pembedahan pengangkatan tumor. Fibroadenoma harus diekstirpasi karena tumor

jinak ini akan terus membesar.

1

Page 2: Referat Bedah PLM

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi Payudara

Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, jaringan ikat dan lemak. Jaringan ikat

memisahkan payudara dari otot – otot dinding dada, otot pektoralis dan seratus anterior.

Pada payudara terdapat puting (papila mamaria) yang merupakan tonjolan berpigmen

dikelilingi oleh areola. Papila mamaria mempunyai perforasi pada ujungnya dengan

beberapa lubang kecil yaitu apertura duktus laktiferosa. Tuberkel – tuberkel Montgomery

adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.

Jaringan kelenjar membentuk 12 hingga 25 lobus yang tersusun radier di sekitar

puting dan dipisahkan oleh jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi

jaringan ikat (stroma) di antara lobus – lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit

yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari lobus menuju

sinus laktiferosa, yang kemudian berkumpul di duktus pengumpul dan bermuara ke puting.

Jaringan ikat di banyak tempat akan memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus

terhadap substansi lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit.

Pita ini, yaitu ligamentum Cooper merupakan ligamentum suspensorium payudara.

Gambar 1. Penampang anatomi mammae

2

Page 3: Referat Bedah PLM

3

Jika dilihat melalui potongan sagital, maka struktur payudara terdiri atas beberapa

lapisan, dari luar ke dalam, yaitu : kulit, jaringan lemak subkutaneus, stroma (jaringan

fibroglandular) yang di dalamnya terdapat pula duktus laktiferus, fascia pektoralis, m.

pektoralis mayor dan tulang iga.

Vaskularisasi kelenjar mamae terutama berasal dari cabang arteri aksilaris, ramus

perforata intercostalis 1 – 4 dari arteri mammaria interna. Cabang arteri aksilaris dari

medial ke lateral adalah arteri torakalis lateralis. Agak ke lateral dari arteri torakalis

lateralis terdapat arteri subskapularis. Vena dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yakni

superfisial dan profunda. Vena superfisial terletak di subkutis, mudah tampak, bermuara

ke vena mammaria interna atau vena superfisial leher. Vena profunda berjalan seiring

dengan arteri yang senama, dan secara terpisah bermuara ke vena aksilaris, vena

mammaria interna dan vena azigos atau vena hemiazigos.

Saluran limfe kelenjar mammae terutama berjalan mengikuti vena kelenjar mammae,

drainasenya terutama melalui :

1. Bagian lateral dan sentral masuk ke kelenjar limfe fosa aksilaris

2. Bagian medial masuk ke kelenjar limfe mammaria interna.

3. Saluran limfe subkutis kelenjar mammae umumnya masuk ke pleksus imfatik

subareolar.

Kelenjar mammae dipersarafi oleh nervi intercostal ke 2 – 6 dan 3 – 4 rami dari

pleksus servikalis. Sedangkan saraf yang berkaitan dengan terapi bedah adalah :

1. Nervus torakalis lateralis. Kira-kira di tepi medial m.pektoralis minor melintasi

anterior vena aksilaris, berjalan ke bawah, masuk ke permukaan dalam m.

pektoralis mayor.

2. Nervus torakalis medialis. Kira – kira 1 cm lateral dari nervus torakalis lateralis,

tidak melintasi vena aksilaris, berjalan ke bawah masuk ke m. pektoralis minor

dan m. pektoralis mayor.

3. Nervus torakalis longus dari pleksus servikalis. Menempel rapat pada dinding

toraks berjalan ke bawah, mempersarafi m. seratus anterior.

4. Nervus torakalis dorsalis dari pleksus brakhialis. Berjalan bersama pembuluh

darah subskapularis, mempersarafi m. subskapularis, m. teres mayor.

B. Fisiologi Payudara

Payudara mengalami tiga macam perubahan yang dipegaruhi oleh hormon. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai

Page 4: Referat Bedah PLM

4

ke klimakterium, dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang

diproduksi oleh ovarium dan juga hormon hipofise telah menyebabkan duktus

berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur haid. Sekitar hari ke – 8 haid,

payudara jadi lebih besar dan beberapa hari sebelum haid berikutnya terjadi pembesaran

maksimal. Kadang – kadang timbul benjolan yang nyeri dan tidak rata. Selama beberapa

hari menjelang haid, payudara menjadi tegang dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik,

terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu, pemeriksaan foto mamografi

tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu haid mulai, semuanya

berkurang.

Perubahan ketiga terjadi pada masa hamil dan menyusui. Pada kehamilan, payudara

menjadi besar karena epitel duktus lobus dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh

duktus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu

diproduksi oleh sel – sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus

ke puting susu.

C. Definisi Fibroadenoma Mammae

Fibroadenoma mammae merupakan neoplasma jinak yang terutama terdapat pada

wanita muda dan jarang ditemukan setelah menopause. Fibroadenoma mammae adalah

kelainan pada perkembangan payudara normal dimana ada pertumbuhan berlebih dan

tidak normal pada jaringan payudara dan pertumbuhan yang berlebih dari sel-sel yang

melapisi saluran air susu di payudara. Fibroadenoma merupakan jenis tumor jinak

mammae yang paling banyak ditemukan dan merupakan tumor primer yang paling banyak

ditemukan pada kelompok umur muda.

D. Epidemiologi

Fibroadenoma dapat terjadi pada wanita segala usia, selama masa reproduksi aktif dan

angka kejadiannya menurun setelah menopause. Fibroadenoma jarang terjadi pada wanita

postmenopause. Prevalensi fibroadenoma pada wanita usia di atas 40 tahun kira-kira

hanya 8 – 10 %. Sekitar 10 – 15 % kasus fibroadenoma merupakan multipel. Pada wanita

berkulit gelap, fibroadenoma lebih sering terjadi di usia lebih muda dibandingkan wanita

berkulit putih.

Page 5: Referat Bedah PLM

5

E. Etiologi

Penyebab pasti fibroadenoma tidak diketahui. Namun, terdapat beberapa faktor yang

dikaitkan dengan penyakit ini antara lain peningkatan mutlak aktivitas estrogen yang

diperkirakan berperan dalam pembentukannya.

F. Faktor risiko

Sampai saat ini penyebab fibroadenoma mammae masih belum diketahui secara pasti,

namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi

timbulnya tumor ini antara lain:

Umur

Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi

terjadinya fibroadenoma mammae Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia

muda < 30 tahun, terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.

Riwayat Perkawinan

Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia

perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et

all (2011) di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian

fibroadenoma mammae (OR=6.64, CI 95% 2.56-16.31) artinya penderita

fibroadenoma mammae kemungkinan 6,64 kali adalah wanita yang tidak menikah.

Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <21 tahun

meningkatkan risiko kejadian fibroadenoma mammae (OR=2.84, CI 95% 1.23-

6.53) artinya penderita fibroadenoma mammae kemungkinan 2,84 kali adalah

wanita yang menikah pada usia < 21 tahun.

Paritas dan Riwayat Menyusui Anak

Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya fibroadenoma mammae

terutama meningkat pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui

memiliki peran yang penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian

fibroadenoma mammae.

Penggunaan Hormon

Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap

peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya

adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian.

Obesitas

Page 6: Referat Bedah PLM

6

Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal

merupakan faktor risiko terjadinya fibroadenoma mammae.

Riwayat Keluarga

Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma.

Namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama

dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor

ini.

G. Patofisiologi

Fibroadenoma adalah tumor jinak yang menggambarkan suatu proses hiperplasia dan

proliferasi pada satu duktus terminal, perkembangannya dihubungkan dengan suatu proses

aberasi perkembangan normal. Penyebab proliferasi duktus tidak diketahui, diperkirakan

sel stroma neoplastik mengeluarkan faktor pertumbuhan yang mempengaruhi sel epitel.

Peningkatan mutlak aktivitas estrogen, diperkirakan berperan dalam pembentukannya.

Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa

reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan

setempat yang berlebihan terhadap hormon estrogen sehingga kelainan ini sering

digolongkan dalam mamary displasia. Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran

luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di

sekitarnya.Kira – kira 10% fibroadenoma akan menghilang secara spontan tiap tahunnya

dan kebanyakan perkembangan fibroadenoma berhenti setelah mencapai diameter 2 – 3

cm. Fibroadenoma hampir tidak pernah menjadi ganas.

H. Klasifikasi

Secara sederhana fibroadenoma dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam :

Common Fibroadenoma

Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan simpel

fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur muda antara 21-25

tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai benjolan, benjolan itu

biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan bergerak sangat bebas. Sekitar

80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang terjadi adalah fibroadenoma tunggal.

Page 7: Referat Bedah PLM

7

Giant Fibroadenoma

Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran

dengan diameter lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant fibroadenoma

sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant fibroadenoma biasanya ditemui

pada wanita hamil dan menyusui. Giant fibroadenoma ditandai dengan ukuran

yang besar dan pembesaran massa enkapsulasi payudara yang cepat. Giant

fibroadenoma dapat merusak bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris

karena ukurannya yang besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan

pengangkatan terhadap tumor ini.

Gambar 2. Common Fibroadenoma

Gambar 3. Giant fibroadenoma mammae

Page 8: Referat Bedah PLM

8

Juvenile Fibroadenoma

Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan dengan insiden

0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien dengan juvenile

fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral. Tumor jenis ini lebih

banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat dibandingkan pada orang

Kaukasia.

Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:

Fibroadenoma Pericanaliculare

Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau

beberapa lapis.

Fibroadenoma intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar

berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau

menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran sedikit

dan pada saat menopause terjadi regresi.

Gambar 4. Juvenile fibroadenoma mammae

Page 9: Referat Bedah PLM

9

I. Diagnosis

1. Diagnosis Klinik

Fibroadenoma dapat didiagnosa dengan tiga cara yaitu dengan pemeriksaan

fisik (phisycal examination), pemeriksaan radiologi (dengan foto thorax dan

mammografi atau ultrasonografi), dengan Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC).

a. Anamnesis

Fibroadenoma pada sebagian besar penderita tidak menunjukkan gejala

dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik. Pertumbuhan

fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit perubahan ukuran

dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki gejala berupa

benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya fibroadenoma

tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.

Anamnesa terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan

fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat

kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan

menyusui. Riwayat terapi hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi

oral dan estrogen.

b. Pemeriksaan Fisik

Secara klinik, fibroadenoma biasanya bermanifestasi sebagai massa

soliter, diskret dan mudah digerakkan dengan diameter kira-kira 1 – 3 cm,

tetapi ukurannya dapat bertambah sehingga membentuk nodul dan lobus.

Fibroadenoma dapat ditemukan di seluruh bagian payudara, tetapi lokasi

tersering adalah pada quadran lateral atas payudara.

Gambar 5. Fibroadenoma mammae

Page 10: Referat Bedah PLM

10

Pada pemeriksaan fisik penderita diperiksa dengan sikap tubuh duduk

tegak atau berbaring atau kedua-duanya.Untuk inspeksi, posisi kedua lengan

pasien disamping tubuh kemudian posisi kedua lengan diangkat keatas dan

posisi tolak pinggang. Kemudian diperhatikan bentuk dan ukuran kedua

payudara, warna kulit, tonjolan, lekukan, retraksi, adanya kulit berbintik

seperti kulit jeruk, ulkus dan benjolan. Dengan lengan terangkat ke atas,

kelainan terlihat lebih jelas.

Palpasi lebih baik dilakukan pada pasien yang berbaring dengan bantal

tipis di punggung sehingga payudara itu terbentang rata. Palpasi dilakukan

dengan telapak tiga jari tangan yang digerakkan perlahan-lahan tanpa tekanan

pada setiap kuadaran payudara. Yang diperhatikan pada hakikatnya sama

dengan penilaian tumor di tempat lain. Pada sikap duduk, benjolan yang tak

teraba ketika penderita berbaring kadang lebih mudah ditemukan. Perabaan

aksila pun agaknya lebih mudah pada posisi duduk. Palpasi dilakukan dimulai

dari puting berputar keluar makin lama makin besar lingkaran meraba. Putaran

dilakukan mengikut arah jarum jam dan setelah selesai lakukan palpasi pada

arah berlawanan. Palpasi dilakukan untuk mengetahui ukuran, jumlah, dapat

bergerak-gerak, kenyal atau keras dari benjolan yang ditemukan. Raba bagian

ketiak kanan dan kiri serta memijat putting susu.

Dengan memijat halus puting susu dapat diketahui adanya pengeluaran

cairan, darah, atau nanah. Cairan yang keluar dari kedua puting susu harus

selalu dibandingkan. Pengeluaran cairan dari puting payudara di luar masa

Gambar 6. Pembagian kuadran mammae

Page 11: Referat Bedah PLM

11

laktasi dapat disebabkan oleh berbagai kelainan, seperti karsinoma, papiloma

di salah satu duktus, dan kelainan yang disertai ekstasia duktus.

c. Pemeriksaan Histopatologi

Secara makroskopis, semua tumor teraba padat dengan warna cokelat –

putih pada irisan dan dengan bercak kuning – merah muda yang

mencerminkan daerah kelenjar. Secara histologis, tumor terdiri atas jaringan

ikat dan kelenjar dengan berbagai proporsi dan variasi. Tampak stroma

fibroblastik longgar yang mengandung rongga mirip duktus berlapis sel epitel

dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Rongga yang mirip duktus atau

kelenjar ini dilapisi oleh satu atau lebih lapisan sel yang reguler dengan

membran basal jelas dan utuh. Meskipun di sebagian lesi duktus terbuka, bulat

hingga oval dan cukup teratur (fibroadenoma perikanalikularis) sebagian

lainnya tertekan oleh proliferasi ekstensif stroma sehingga pada potongan

melintang rongga tersebut tampak sebagi celah atau struktur ireguler

(fibroadenoma intrakanalikularis).

2. Pemeriksaan Radiologi

a. Mammografi

Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma digambarkan sebagai

massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran

sekitas 4 – 100 mm. Fibrodenoma biasanya memiliki densitas yang sama

Gambar 7. Gambaran histopatologi

Page 12: Referat Bedah PLM

12

dengan jaringan kelenjar sekitarnya tetapi pada fibroadenoma yang besar

dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang-kadang, tumor terdiri

atas gambaran kalisifikasi yang kasar, yang diduga sebagai infraksi atau

involusi. Gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma biasanya di tepi atau di

tengah berbentuk bulat, oval atau berlobus – lobus. Pada wanita

postmenopause, komponen fibroglandular dari fibroadenoma akan berkurang

dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa

komponen jaringan ikat.

b. USG

Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma terlihat rata, berbatas tegas,

berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan

dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan

Gambar 8. Gambaran Mammografi

Page 13: Referat Bedah PLM

13

ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic

kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma dan

mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma tidak memiliki kapsul,

gambaran kapsul yang terlihat pada pemeriksaan USG merupakan

pseudocapsule yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan di sekitarnya.

c. MRI

Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma tampak sebagi massa bulat

atau oval yang rata dan dibandingkan dengan menggunakan kontras

gadolinium-based. Fibroadenoma digambarkan sebagai lesi yang hypointense

atau isointense, jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran

T1-weighted dan hypointense and hyperintense dalam gambaran T2-weighted.

Gambar 9. Gambaran USG mammae

Page 14: Referat Bedah PLM

14

Gambar 10. Pemeriksaan dengan MRI post-contras, memperlihatkan

penyerapan yang cepat tanpa pembersihan, yang merupakan ciri khas dari

fibroadenoma.

d. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAC)

Dengan FNAC diperoleh diagnosis tumor apakah jinak atau ganas,

tanpa harus melakukan sayatan atau mengiris jaringan. Pada FNAC diambil

sel dari fibroadenoma dengan menggunakan penghisap berupa sebuah jarum

yang dimasukkan pada suntikan. Dari alat tersebut dapat diperoleh sel yang

terdapat pada fibroadenoma, lalu hasil pengambilan tersebut dikirim ke

laboratorium patologi untuk diperiksa di bawah mikroskop. Di bawah

mikroskop tumor tersebut tampak seperti berikut :

Tampak jaringan tumor yang berasal dari mesenkim (jaringan ikat

fibrosa) dan berasal dari epitel (epitel kelenjar) yang berbentuk lobus-

lobus.

Lobuli terdiri atas jaringan ikat kolagen dan saluran kelenjar yang

berbentuk bular (perikanalikuler) atau bercabang (intrakanalikuler).

Saluran tersebut dibatasi sel-sel yang berbentuk kuboid atau kolumnar

pendek uniform.

J. Penatalaksanaan

Jenis operasi untuk fibroadenoma mammae yang biasa dilakukan adalah eksisi dan

ekstirpasi. Eksisi merupakan suatu tindakan pembedahan dengan membuang jaringan

(fibroadenoma) sedangkan ekstirpasi adalah tindakan pembedahan pengangkatan seluruh

massa tumor beserta kapsulnya yang berada di bawah lapisan kulit. Tujuan dari tindakan

operasi fibroadenoma mamae adalah untuk membuang atau mengangkat massa tumor

pada payudara beserta kapsulnya yang berada di bawah lapisan kulit.

K. Prognosis

Prognosis dari penyakit ini baik, walaupun penderita mempunyai resiko yang tinggi

untuk menderita kanker payudara. Bagian yang tidak diangkat harus diperiksa secara

teratur.

Page 15: Referat Bedah PLM

15

BAB III

KESIMPULAN

Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di payudara. Benjolan

tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan jaringan glanduler (epitel) yang

berada di payudara, sehingga tumor ini disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor

tersebut dapat berbentuk bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak

nyeri. Fibroadenoma ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini terbentuk

kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut sebagai breast mouse.

Fibroadenoma mammae (FAM) umumnya menyerang para remaja dan wanita dengan

puncak kejadian usia diantara 15-25 tahun. Jenis operasi untuk fibroadenoma mammae

yang biasa dilakukan adalah eksisi dan ekstirpasi. Tujuan dari tindakan operasi

fibroadenoma mamae adalah untuk membuang atau mengangkat massa tumor pada

payudara beserta kapsulnya yang berada di bawah lapisan kulit.

Page 16: Referat Bedah PLM

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Kuijper Arno., Mommers Ellen C.M., Van der Wall Elsken., Van Diest Paul J.

Histopathology of Fibroadenoma of The Breast. Available from :

http://ajcp.ascpjournals.org/.

2. Crum Christoper P., Lester Susan C., Cotran Ramzi S. Sistem Genitalia Perempuan dan

Payudara. Dalam : Robbins, Stanley L., Kumar Vinay., Cotran Ramzi S. Robbins Buku

Ajar Patologi. Volume 2. Edisi 7. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 2007. Hal.

793 – 794.

3. Farrow Joseph H. Fibroadenoma of The Breast. Available from :

http://caonline.amcancersoc.org/.

4. Roubidoux Marilyn A. Breast, Fibroadenoma. Available from :

http://emedicine.medscape.com/.

5. Sjamsuhidajat, R., De Jong Wim. Dalam : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Penerbit Buku

Kedokteran EGC. Jakarta. 2005. Hal. 388 – 393.

6. Zieve David., Wechter Debra G. Fibroadenoma – Breast. Available from :

http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/.

7. Shirley S.E., Mitchell D.I.G., Soares D.P., James M., Escoffery C.T., Rhodrn A.M.,

Wolff C., Choy L., Wilks R.J. Clinicopathologic Features of Breast Disease in Jamaica :

Findings of the Jamaican Breast Disease Study. 2000 – 2002. Available from :

http://lib.bioinfo.pl/ .

15