37
REFERAT PEMERIKSAAN PSIKIATRI Pembimbing: Dr. dr. S. Iman Santoso, Sp.KJ, MARS Disusun oleh: Yossie Faudina Putri 030.05.241 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

REFERAT

PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Pembimbing:

Dr. dr. S. Iman Santoso, Sp.KJ, MARS

Disusun oleh:

Yossie Faudina Putri

030.05.241

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN

PERIODE 23 MEI – 25 JUNI 2011

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI JAKARTA

Page 2: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

BAB I

PENDAHULUAN

Psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa adalah suatu cabang spesialistik di bidang ilmu

kedokteran yang mempunyai kedudukan dan sifat yang khusus, dalam arti ilmu ini tidak

seluruhnya terletak di bidang ilmu kedokteran fisik, tetapi secara primer mempunyai corak

spesifik yaitu mempelajari kesatuan fungsional yang khas pada tiap diri manusia yang disebut

kepribadian atau fungsi mental.

Psikiatri atau ilmu kedokteran jiwa adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari

segala segi kejiwaan dari manusia dalam keadaan sehat maupun sakit dengan tujuan untuk

meneliti proses terjadinya, menegakkan diagnosa, merencanakan dan melaksanakan pengelolaan

dan pengobatan dari segala macam gangguan dan penyakit jiwa termasuk segala tingkah laku

manusia serta bertujuan untuk melakukan pencegahan, diagnosa dini dan pengobatan, serta

rehabilitasi dari penderita dengan tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan jiwa manusia. 1

Walaupun psikiatri merupakan cabang dari ilmu kedokteran di mana cara pemeriksaan

yang digunakan untuk menegakkan diagnosa berbeda dengan cara pemeriksaan pada ilmu

kedokteran fisik pada umumnya karena adanya penekanan pada fungsi mental atau kepribadian

tanpa mengacuhkan keadaan kesehatan fisik dalam diri pribadi tersebut, sehingga diagnosa pada

pasien psikiatri berbeda dalam beberapa hal dengan diagnosa dari pasien-pasien dengan masalah

kesehatan fisik. Diagnosa dalam bidang psikiatri jarang sekali didasarkan pada etiologi

melainkan berpedoman pada teori-teori yang berusaha menjelaskan keluhan-keluhan berdasarkan

teori dasar dari perilaku-perilaku umum yang diterima oleh masyarakat. Hal ini tentu saja

berbeda dengan cara diagnosa dari kedokteran fisik yang menekankan etiologi dari gangguan-

gangguan fisik yang dialami oleh setiap manusia serta tidak adanya patokan-patokan eksternal

yang sah dalam diagnosa psikiatri, sedangkan pada kedokteran fisik diagnosa didasarkan pada

patokan-patokan yang sah dan telah disepakati bersama oleh komunitas kedokteran di dunia.1

Tujuan dari pemeriksaan psikiatri adalah untuk memperoleh informasi yang dapat

digunakan oleh pemeriksa untuk menegakkan diagnosis pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan

melakukan wawancara terhadap pasien (autoanamnesis) maupun dengan orang lain yang dekat

dengan pasien (alloanamnesia) ataupun dengan observasi terhadap keadaan, perilaku maupun

1

Page 3: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

tingkah lakunya di mana semuanya memberikan makna yang penting dalam hal penegakan suatu

diagnosis. Dengan ditegakkannya suatu diagnosis maka seorang dokter dapat membuat suatu

perkiraan mengenai prognosis suatu penyakit dan tentu saja menentukan respon dokter tersebut

terhadap jenis dan macam pengobatan yang akan diberikan terhadap suatu pasien.2

Untuk mengobati seorang pasien psikiatri secara efektif maka seorang psikiatri harus

membuat diagnosis yang akurat dan dapat dipercaya. Dan untuk menyusun sebuah diagnosis

yang baik, maka dokter tersebut haruslah belajar mengenai pengaruh-pengaruh genetika,

temperamental, biologi, perkembangan social dan psikologis. Seorang psikiatri juga haruslah

mampu untuk menyampaikan keprihatinan, empati, rasa hormat, dan kemampuan kepada pasien

untuk menciptakan suatu hubungan (raport), kepercayaan yang memungkinkan pasien untuk

berbicara jujur dan akrab. Dengan persiapan diatas maka seorang psikiatri dapat membuat

sebuah wawancara yang baik yang dapat digunakan untuk membuat suatu diagnosis secara tepat.

2

Page 4: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

BAB II

PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

II.1 WAWANCARA

Untuk mengobati seorang pasien psikiatrik, secara efektif, apakah dengan medikasi,

manipulasi lingkungan atau psikoterapi-psikodinamika, maka seorang dokter psikiatrik harus

membuat diagnosis yang akurat dan dapat dipercaya. Dan untuk menyusun sebuah diagnosis

yang baik, maka dokter tersebut haruslah belajar mengenai pengaruh-pengaruh genetika,

temperamental, biologi, perkembangan sosial, dan psikologis. Seorang dokter psikiatrik

seharusnya mampu untuk menyampaikan keprihatinan, empati, rasa hormat, dan menciptakan

suatu rapport dan kepercayaan yang memungkinkan pasien untuk berbicara secara jujur dan

akrab.1

Wawancara psikiatrik adalah suatu wawancara yang dilakukan oleh seorang dokter dan

pasien psikiatik yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi penting untuk menilai kondisi

pasien dan membentuk hubungan terapetik antara dokter dan pasien. Dalam wawancara

psikiatrik biasanya pasien mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dan intim tentang

penderitaan dan kehidupannya kepada dokter. Wawancara ini dapat menjadi sulit karena tidak

semua pasien psikiatri secara sukarela mencari pertolongan dokter, sehingga keinginan untuk

bekerja sama terganggu, misalnya pada seorang psikiatrik yang diantar oleh polisi atau

keluarganya. Dengan demikian maka sebagian besar waktu dokter untuk mendengarkan,

pengamatan, dan interpretasi yang sangat penting untuk menegakkan diagnosis yang tepat.2

Dokter psikiatrik harus mengembangkan keterampilan dan teknik wawancara paling

efektif yang memungkinkan pasien menggambarkan tanda dan gejala yang secara bersama-sama

berperan dalam berbagai sindroma yang kemungkinan dapat dijelaskan dan diobati. Pasien-

pasien terentang dari mereka yang pandai berbicara dengan jelas, dan mudah untuk

diikutsertakan sampai mereka yang mengalami gangguan berpikir, paranoid, berespon terhadap

stimuli internal, dan mengalami disorganisasi yang berat. Wawancara itu sendiri mungkin

bervariasi, tergantung pada tantangan spesifik yang ditemukan pada tiap-tiap pasien. Beberapa

teknik adalah berlaku universal pada semua situasi, teknik lain terutama dapat diterapkan pada

jenis wawancara tertentu. 1

3

Page 5: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

Nancy Anderson dan Donald Black telah menuliskan 11 teknik yang sering pada sebagian

besar situasi wawancara psikiatrik.1

1. Dapatkan rapport seawall mungkin pada wawancara

2. Tentukan keluhan utama pasien

3. Gunakan keluhan utama untuk mengembangkan diagnosis banding sementara

4. Singkirkan atau masukkan berbagai kemungkinan diagnostic dengan menggunakan

pertanyaan yang terpusat dan terperinci

5. Ikuti jawaban yang samar-samar atau tak jelas dengan cukup gigih untuk menentukan

dengan akurat jawaban atas pertanyaan

6. Biarkan pasien berbicara dengan cukup bebas untuk mengamati bagaimana kuatnya

pikiran berkaitan

7. Gunakan campuran pertanyaan terbuka dan tertutup

8. Jangan takut untuk menanyakan tentang topic yang anda atau pasien rasakan sulit atau

memalukan

9. Tanyakan tentang pikiran atau ide bunuh diri

10. Berikan pasien kesempatan untuk menanyakan pertanyaan pada akhir wawancara

11. Simpulkan wawancara awal dengan mendapatkan rasa kepercayaan, dan jika mungkin

harapan.

Dengan persiapan-persiapan di atas maka seorang dokter psikiatri dapat membuat sebuah

wawancara yang baik, memperoleh kepercayaan dari pasien, yang dapat digunakan untuk

membuat suatu diagnosis yang tepat.

II.1.1 Penatalaksanaan Waktu

Untuk sebuah konsultasi awal hendaklah suatu wawancara berkisar antara 30 menit

hingga 1 jam, tergantung pada keadaan. Wawancara dengan pasien psikotik atau pada pasien

dengan penyakit medis biasanya singkat, hal ini dikarenakan oleh pasien yang mungkin

merasakan bahwa wawancara adalah suatu hal yang menegangkan. Wawancara yang panjang

mungkin diperlukan di ruang gawat darurat. Kunjungan yang kedua maupun kunjungan

selanjutnya beserta wawancara psikiatrik yang terus menerus juga bervariasi dalam lamanya. 1

4

Page 6: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

Penatalaksanaan waktu perjanjian juga mengungkapkan aspek penting dari kepribadian

dan penanganan. Seringkali, pasien datang lebih awal baik beberapa menit maupun jam dan

mungkin sangat awal. Dari sini kita menggali suatu kesimpulan apakah pasien sedang

mengalami suatu kecemasan ataupun suatu kebutuhan yang mendesak (dalam hal ini dapat

dianggap sebagai suatu petunjuk berat ringannya suatu keluhan). Dan jika pasien terlambat atau

bahkan absen maka dapat pula ditanyakan penyebab keterlambatannya apakah karena lupa

ataupun disebabkan suatu keengganan untuk berkunjung dan berobat ke dokter.1

Bagi dokter psikiatrik itu sendiri waktu juga merupakan suatu hal yang penting di dalam

wawancara. Jika seorang dokter psikiatrik sungguh-sungguh tidak dapat menghindarkan

keterlambatan untuk suatu wawancara, sebaiknya dokter dapat mengungkapkan penyesalannya.

Hal ini berguna untuk menjaga sebuah hubungan yang baik antara pasien dengan seorang dokter.

Pada umumnya setelah wawancara yang pertama, wawancara yang berikutnya

memungkinkan seorang pasien untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan informasi yang telah

diberikan pada kesalahan pertama. Untuk itu perlu untuk ditanyakan apakah ia telah berpikir

mengenai wawancara yang pertama. Pada umumnya, saat rasa nyaman dan akrab pasien dengan

dokter meningkat, mereka menjadi semakin mampu untuk mengungkapkan perincian tentang

kehidupan mereka.1

II.1.2 Susunan Tempat Duduk

Cara kursi disusun di tempat periksa dokter psikiatrik dapat mempengaruhi wawancara.

Kedua kursi harus kira-kira sama tingginya, sehingga tidak ada yang melihat ke bawah untuk

melihat lawan bicaranya. Sebagian besar dokter psikiatrik berpikir bahwa lebih disukai untuk

menyusun kursi tanpa adanya perabot lain di antara dokter dan pasien. Jika terdapat beberapa

kursi, maka dokter psikiatrik menentukan kursinya sendiri dan selanjutnya membiarkan pasien

memilih kursi di mana ia akan merasa paling nyaman.1

Jika pasien yang sedang diwawancara adalah seorang yang kira-kira berbahaya, maka

pintu ruang wawancara harus dibiarkan terbuka, dokter psikiatrik harus duduk di tempat yang

paling dekat dengan pintu, tanpa ada sesuatu yang menghalangi gerak dokter menuju pintu, dan

jika diperlukan orang ketiga harus diminta untuk berdiri di luar atau bahkan di dalam ruangan,

untuk berjaga-jaga jika terdapat masalah.1

5

Page 7: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

II.1.3 Tempat Periksa Dokter Psikiatrik

Seorang dokter psikiatrik tidak boleh tidak dikenal sama sekali oleh pasiennya. Oleh

karena itu perlu bagi seorang dokter psikiatrik untuk membangun sebuah image yang baik

kepada pasien mengenai kepribadiannya. Hal ini dapat dibangun antara lain melalui suasana

tempat pemeriksaan. Sebagai contoh, kerapihan, kebersihan ruangan, keserasian antara warna

dinding ruangan, lukisan, perabotan dan tanaman, foto pribadi serta diploma di dinding. Hal ini

secara tidak langsung menggambarkan sebagian mengenai diri dokter psikiatrik walaupun tidak

diungkapkan secara verbal.1

II.1.4 Membuat Catatan

Untuk alasan legalitas dan medis, suatu catatan tertulis yang adekuat tentang tiap-tiap

pasien harus dibuat. Catatan pasien juga membantu ingatan dokter psikiatrik mengenai riwayat

penyakit dan pengobatan pasien. Tiap-tiap klinisi harus membuat suatu sistem penyimpanan

catatan dan memutuskan informasi mana yang akan dicatat. 1

II.1.5 Melakukan Wawancara Situasi

Wawancara dilakukan tergantung pada keadaan di mana wawancara dilakukan, tujuan

wawancara, kekuatan, kelemahan dan diagnosis pasien tertentu. Pasien yang mempunyai

diagnosis psikiatrik yang berbeda adalah berbeda dalam kemampuannya untuk berperan serta

dalam wawancara dan berbeda dalam tantangan yang diberikannya pada dokter psikiatrik yang

melakukan wawancara. Tema tertentu yang konsisten seringkali terlihat dalam wawancara

dengan pasien tertentu yang mempunyai diagnosis yang sama, walaupun, bahkan dengan

diagnosa yang sama, pasien mungkin memerlukan strategi wawancara yang cukup berbeda.

Contohnya pada pasien dengan depresi dan kemungkinan bunuh diri tentu saja cara

penanganannya berbeda dengan pasien yang diduga menderita gangguan afek maniakal ataupun

skizofrenia. Teknik ini juga membutuhkan kepekaan hati dari seorang psikiatri untuk menyelami

hati seorang pasien dan melihat ke dasar hatinya mengenai penderitaan yang dialaminya

sehingga kita dapat membangun sebuah hubungan yang baik dengan pasien dengan cara

membangun kepercayaan dengan pasien sehingga pasien dapat menceritakan dengan sejujurnya

apa yang menjadi bebannya, penderitaan dan ketidakmampuannya sehingga memudahkan bagi

seorang psikiatri untuk menemukan penyebab apa yang dikeluhkan oleh pasien tersebut.3

6

Page 8: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

a. Pasien depresi dan kemungkinan bunuh diri

Pasien depresi seringkali tidak mampu untuk bercerita secara spontan dan adekuat

mengenai penyakitnya karena faktor-faktor tertentu seperti retardasi psikomotor dan

keputusasaan. Dokter psikiatrik harus siap untuk bertanya secara spesifik pada seseorang

yang mengalami depresi tentang riwayat dan gejala yang berhubungan dengan depresi.

termasuk pertanyaan tentang ide bunuh diri, di mana pasien pada awalnya tidak sukarela.

Alasan lain untuk bersikap spesifik dalam bertanya kepada pasien depresi adalah bahwa

pasien mungkin tidak menyadari bahwa gejala tertentu seperti berjalan selama malam

atau meningkatnya keluhan somatik adalah berhubungan dengan gangguan depresi. 1

Salah satu aspek yang paling sulit dalam menghadapi pasien depresi adalah

mengalami keputusasaannya. Banyak pasien yang mengalami depresi berat percaya

bahwa perasaanya yang sekarang akan terus tidak terbatas dan tidak ada harapan. Dokter

psikiatrik harus berhati-hati untuk tidak menentramkan pasien tersebut secara prematur

bahwa segala sesuatu akan menjadi baik, karena pasien kemungkinan akan merasakan

penentraman tersebut sebagai suatu indikasi bahwa dokter psikiatrik tidak mengerti

derajat penderitaan yang mereka rasakan. Pendekatan yang tepat bagi dokter psikiatrik

adalah menyatakan bahwa ia merasakan betapa sulitnya perasaan pasien, bantuan tersebut

tentu dimungkinkan dan pada saat itu dapat dimengerti bahwa pasien tidak percaya

bahwa mereka akan ditolong. Selain itu, dokter psikiatrik harus memperjelas bahwa ia

memutuskan untuk membantu pasien agar merasa lebih baik. Tiap orang yang mengalami

depresi berharap secara disadari maupun tidak disadari, bahwa dokter psikiatrik akan

secara ajaib dan segera menyembuhkan mereka, tetapi sebagian besar orang yang mau

mengikuti jalur terapetik bahkan jika sebagian dari mereka percaya bahwa tidak ada

harapan. Dokter psikiatrik yang melakukan wawancara harus berhati-hati untuk tidak

membuat janji bahwa pengobatan spesifik adalah pemecahannya. Jika pengobatan

tersebut ternyata tidak bekerja pada pasien, kekecewaan akan menghilangkan harapan

terakhir pasien.1

Permasalahan khusus saat mewawancarai pasien yang mengalami depresi adalah

kemungkinan untuk bunuh diri. Ingatlah bahwa kemungkinan bunuh diri adalah sangat

7

Page 9: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

penting, jika melakukan wawancara pada setiap pasien depresi, bahkan jika tidak tampak

resiko bunuh diri.

b. Pasien kasar

Pasien yang kasar tidak boleh diwawancarai sendirian. Sekurangnya satu orang

lainnya harus selalu ada. Di dalam situasi tertentu orang tersebut harus dijaga oleh

seorang petugas keamanan atau polisi. Tindakan berjaga-jaga lainnya adalah dengan

membiarkan pintu ruang wawancara terbuka dan pewawancara duduk diantara pasien dan

pintu, sehingga pewawancara mempunyai jalan keluar yang tidak terhalangi jika

diperlukan. Dokter harus memperjelas dengan cara yang tegas tetapi tidak dengan dengan

kemarahan, bahwa pasien boleh mengatakan atau merasakan sesuatu tetapi tidak bebas

untuk bertindak dengan cara kekerasan.1

c. Pasien dengan waham

Waham dari seorang pasien tidak boleh ditentang secara langsung. Waham

mungkin merupakan pikiran sebagai suatu strategi pertahanan dan perlindungan diri

pasien, walaupun maladaptif yaitu untuk melawan ancaman kecemasan, penurunan harga

diri dan kebingungan.1

Menantang suatu waham dengan menegaskan bahwa hal tersebut tidak benar atau

tidak mungkin hanya meningkatkan kecemasan pasien dan seringkali menyebabkan

pasien yang terancam mempertahankan keyakinannya bahkan secara mati-matian. Tidak

dianjurkan untuk berpura-pura mempercayai waham pasien.1

II.2 FORMULASI LAPORAN PSIKIATRIK

Formulasi psikiatrik adalah suatu susunan / rangkaian laporan yang di dalamnya termuat

hal-hal yang penting dalam pemeriksaan psikiatri baik dari wawancara maupun observasi

terhadap pasien. Pemeriksaan psikiatri dan status mental sangat berperan penting dalam hal

penegakan diagnosa oleh karena itu kedua bagian ini haruslah dibuat dan dilaporkan dengan

sedetail dan seinformatif mungkin agar memudahkan para dokter psikiatri untuk menarik

kesimpulan dari hasil pemeriksaan psikiatri serta menyingkirkan diagnosa-diagnosa pembanding

sehingga didapatkan suatu diagnosa yang tepat dan dapat pula dilakukan pengobatan ataupun

terapi yang tepat agar pasien dapat menjalani lagi kehidupannya dengan lebih baik.2

8

Page 10: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

Dengan selesainya suatu wawancara dan observasi maka hasil dari pemeriksaan tersebut dapat

dituangkan dalam suatu laporan yang disebut laporan psikiatrik. Laporan ini berisi riwayat psikiatrik dan

hasil dari pemeriksaan mental dari pasien. Laporan ini mengikuti garis besar dari riwayat psikiatrik dan

pemeriksaan status mental dasar. Di dalam laporan psikiatrik ini pemeriksa melaporkan hal-hal sebagai

berikut : 3

1. Pengungkapan pertanyaan penting, tentang pemeriksaan diagnosa lanjutan yang harus

dilakukan.

2. Penambahan suatu ringkasan tentang temuan positif dan negatif.

3. Membuat suatu diagnosis multiaksial sementara.

4. Memberikan prognosis.

5. Memberikan formulasi psikodinamika.

6. Memberikan suatu kumpulan anjuran penatalaksanaan.

Dalam penyusunan suatu laporan psikiatrik diperlukan suatu formulasi yang baku yang

telah disepakati oleh suatu komunitas kedokteran dunia sehingga memudahkan para dokter

psikiatri untuk mencari data dan mengumpulkan informasi yang membantu dokter tersebut untuk

dalam menegakkan diagnosis.

II.3 KOMPONEN PEMERIKSAAN PSIKIATRIK

II.3.1 Riwayat Psikiatri

Riwayat psikiatri adalah suatu catatan mengenai kehidupan pasien. Catatan ini

memungkinkan seorang psikiater untuk memahami siapa pasiennya, dari mana pasien berasal,

dan kemana kemungkinan pasien pergi di masa yang akan datang. Riwayat adalah suatu cerita

kehidupan dari pasien yang diceritakannya kepada psikiater dengan menggunakan bahasa dari

pasien sendiri serta berdasarkan sudut pandang dari pasien itu sendiri. Seringkali, riwayat ini

juga mengandung informasi yang tidak hanya diperoleh dari pasien sendiri tetapi juga berasal

dari sumber-sumber yang lain, seperti orang tua, pasangan hidup dari pasien, ataupun dari teman-

teman pasien. Memperoleh suatu cerita yang lengkap yang berasal dari pasien dan bila perlu

berasal dari sumber-sumber yang informative dan dapat dipercaya adalah amat sangat penting

untuk membuat diagnosis yang tepat dan menyusun rencana pengobatan yang efektif dan

spesifik. Seperti telah disebutkan diatas bahwa riwayat psikiatrik dengan riwayat yang didapat

pada kedokteran umum sedikit berbeda karena yang digali pada riwayat kedokteran psikiatri

adalah suatu keadaan yang menceritakan kebiasaan hidup, perilaku sehari-hari dari pasien

9

Page 11: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

sampai pada keadaan saat dia sakit, sedangkan riwayat pada kedokteran umum menceritakan

mengenai keadaan fisik seorang pasien serta perubahan-perubahan yang terjadi secara fisik pada

tubuh pasien yang berhubungan dengan penyakit yang dideritanya. Riwayat psikiatrik

memberikan gambaran mengenai riwayat karakteristik kepribadian pasien secara individual

termasuk di dalamnya adalah kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dari pasien

tersebut.1

Berikut adalah keterangan mengenai garis besar dari riwayat psikiatrik :

a. Data Identifikasi

Di dalam data identifikasi diberikan ringkasan demografi yang ringkas mengenai

nama pasien, usia, jenis kelamin, status perkawinan, agama, status pendidikan, alamat,

nomor telepon, pekerjaan dan sumber informasi. Data identifikasi ini dapat memberikan

suatu gambaran sekilas mengenai karakteristik dari pasien yang mempunyai

kemungkinan mempengaruhi diagnosis, prognosis, perawatan dan komplikasinya.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh pasien yang

menyebabkan ia datang atau dibawa untuk mendapatkan pertolongan. Keluhan ini

biasanya dikatakan dengan kata-kata pasien sendiri, ataupun jika pasien tidak mampu

untuk berbicara dengan baik maka gambaran tentang orang yang memberikan informasi

juga harus dimasukkan.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Didalamnya diceritakan secara lengkap mengenai kronologi peristiwa yang menjadi

penyebab ataupun memicu keadaan pasien menjadi seperti pada saat ini. Bagian ini

mungkin merupakan bagian dari riwayat psikiatri yang paling penting dan menentukan

dalam membuat suatu diagnosis. Di dalam bagian ini diceritakan mengenai

perkembangan gejala dari onset penyakit sampai keadaan saat ini, hubungannya dengan

kejadian-kejadian dalam hidupnya, adanya stresor, penggunaan obat dan taraf-taraf

perubahan dari fungsi yang normal.

d. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat penyakit dahulu adalah suatu transisi dari riwayat penyakit sekarang dan

riwayat pribadi pasien. Di sini diceritakan keadaan / episode sakit baik dalam hal psikiatri

maupun kesehatan umum. Gejala-gejala pada pasien baik adanya suatu inkapasitas, jenis

10

Page 12: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

pengobatan yang telah diterima, tempat perawatan / berobat pasien sebelumnya dan

derajat kepatuhan pasien terhadap pengobatan sebelumnya harus dicatat dan digali secara

kronologis. Perhatian khusus pada bagian ini harus diberikan pada episode yang

menandakan onset dari suatu penyakit, karena episode tersebut sering memberikan suatu

data yang penting mengenai peristiwa-peristiwa pencetus, kemungkinan-kemungkinan

diagnosis dan kemampuan untuk mengatasi penyakit tersebut. Mengingat pada riwayat

medis, seorang psikiatri seharusnya mendapatkan tinjauan medis mengenai gejala dan

mencatat tiap penyakit medis atau bedah dan trauma berat, khususnya yang memerlukan

perawatan di rumah sakit yang dialami oleh pasien.

e. Riwayat Pribadi

Dalam rangka untuk mempelajari penyakit pasien sekarang dan situasi kehidupan

saat ini, seorang psikiater membutuhkan pemahaman yang menyeluruh mengenai masa

lalu dari pasien dan hubungannya dengan masalah mental sekarang. Disini dicatat setiap

perubahan emosi dari setiap periode kehidupan. Riwayat pribadi terdiri dari saat :

e.i Riwayat Prenatal dan Perinatal

Seorang psikiatri harus memperhitungkan keadaan dan situasi rumah di mana

pasien dilahirkan dan apakah pasien adalah anak yang direncanakan dan diinginkan untuk

dilahirkan. Keadaan persalinan juga harus ditanyakan apakah cukup bulan atau tidak,

macam persalinan (spontan atau cesarian), obat yang diminum selama kehamilan, ada /

tidaknya komplikasi saat lahir dan defek saat bayi lahir. Hal- hal di atas adalah

pertanyaan yang harus ditanyakan oleh psikiatri untuk mengetahui riwayat pribadi pasien

pada saat kelahiran.

e.ii Masa Anak-Anak Awal (sejak lahir sampai usia 3 tahun)

Periode ini merupakan masa anak-anak awal yang terdiri dari 3 tahun pertama

kehidupan pasien. Pada masa ini hal-hal yang perlu diamati adalah mengenai hubungan

antara ibu dan anak (interaksi melalui pemberian makanan dan pengajaran ke toilet), ada /

tidaknya gangguan dalam hal tidur dan makan, bagaimana sifat anak tersebut (pemalu,

overaktif, menarik diri, senang belajar , takut-takut, senang bepergian, ramah / tidak),

perilaku yang aneh ada / tidak (membenturkan kepala ke tembok), ada / tidaknya

pengasuh yang lain selain ibu kandung, dan perkembangan awal baik dalam hal berjalan,

11

Page 13: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

berbicara, berbahasa, perkembangan fisik, perkembangan motorik, pola tidur, dan

sebagainya.

e.iii Masa Anak-Anak Pertengahan (usia 3 tahun - 11 tahun)

Pada masa ini psikiater dapat memusatkan perhatian pada hal-hal penting antara

lain bagaimana cara pemberian hukuman pada pasien di rumah, bagaimana proses

identifikasi jenis kelamin, ada tidaknya riwayat sakit dan trauma serta pengalaman

tentang sekolah awal dari pasien, khususnya bagaimana pasien pertama kali berpisah

dengan ibunya. Hal penting lainnya yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana cara

dia bergaul dan membawakan peran dalam pergaulannya, apakah dia sebagai seorang

pemimpin, pemalu, lebih gemar bermain sendirian, serta popularitasnya di kalangan

teman-teman sepermainannya. Perilaku anak tersebut juga harus diperhatikan apakah

suka menyiksa hewan, mimpi malam yang buruk, fobia, ngompol, tindakan yang

menimbulkan bahaya kebakaran, dan riwayat masturbasi yang harus digali.

e.iv Masa Anak-Anak Akhir (pubertas sampai masa remaja)

Selama masa ini, anak-anak cenderung untuk mengembangkan kemandirian dari

orang tua mereka (pemisahan diri) yang ditunjukkan dalam hubungan dengan teman

sebaya, dan di dalam aktivitas kelompok bermain. Pada fase ini anak-anak biasanya

mempunyai sosok figur yang diidolainya dan hal ini perlu untuk diketahui oleh dokter.

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada masa ini adalah onset dari pubertas, prestasi

akademik, bagaimana aktivitas diluar sekolah (olah raga dan klub), jenis kegiatan yang

diminatinya, keterlibatan hal-hal seksual, ketertarikannya pada lawan jenis dan

pengalaman seksual (masturbasi, berhubungan seks dan mimpi basah), pengalaman

bekerja, riwayat penggunaan alkohol dan penggunaan zat psikoaktif serta ada / tidaknya

gejala-gejala pada saat puber (mood, ketidakteraturan dalam makan dan tidur, bagaimana

dia bertengkar dan berargumentasi).

e.v Masa Dewasa

a. Riwayat pekerjaan

Pada bagian ini seorang psikiatri mendeskripsikan pilihan pekerjaan pasien,

keperluan pelatihan dan persiapannya, konflik yang berhubungan dengan kerja,

dan ambisi serta tujuan jangka panjang. Psikiatri juga harus menggali perasaan

pasien terhadap pekerjaan yang dilakukannya sekarang apakah ia merasa senang,

12

Page 14: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

terpaksa, jenuh ataupun tidak puas atas pilihan pekrjaannya tersebut. Disamping

itu perlu juga ditanyakan riwayat pekerjaannya , lama ia bekerja, apakah pernah

pindah kerja, bila ya tanyakan juga alasannya, frekuensinya serta hubungannya

dengan teman sekerjanya.

b. Riwayat perkawinan dan persahabatan.

Di dalam bagian ini dokter menggambarkan setiap status pernikahan, sah

/sesuai dengan hukum adat yang berlaku. Hubungan yang bermakna yang terjalin

antara dokter dengan pasiennya juga haruslah ditanyakan. Riwayat perkawinan

atau hubungan jangka panjang yang dideskripsikan haruslah memberikan

gambaran tentang perkembangan hubungan, dimulai saat pasien baru menikah

sampai keadaan pasien saat ini.

c. Riwayat agama

Seorang psikiater juga perlu untuk menggali lebih dalam mengenai latar

belakang agama kedua orang tua pasien, pasien sendiri serta bagaimana

pelaksanaannya di dalam keluarga. Sikap pasien dan keluarganya tersebut apakah

longgar, ketat, dan apakah terdapat konflik keagamaan antara orang tua pasien dan

pasien sendiri dan bagaimana mereka mengatasinya.

d. Aktivitas sosial

Dokter psikiatrik haruslah menggambarkan kehidupan sosial pasien dan

sifat persahabatan, dengan penekanan pada kualitas kedalaman hubungan

manusia. Jenis hubungan yang dimiliki pasien bersama teman-temannya, apa

kegiatan mereka selama ini dan apakah terdapat saling perhatian diantara mereka.

f. Riwayat psikoseksual

Seorang dokter psikiatri perlu untuk menanyakan riwayat seksual dari pasien. Hal ini

diperlukan untuk mengetahui apakah adanya kelainan dari perkembangan seksual pasien

sampai pada saat ini. Banyak riwayat seksual infantil yang tidak diungkapkan pemeriksaan

psikiatri yang disebabkan oleh tidak diperhatikannya riwayat tersebut, karena kesulitan

mendapatkan informasi. Juga perlu ditanyakan riwayat seksual contohnya pertama kali

melakukan onani / masturbasi, apakah memperoleh kepuasan atau tidak, frekuensinya,

kualitas hubungan seksnya dan apakah ia puas dengan itu atau terdapat penyimpangan dari

perilaku seksualnya. Semua hal tersebut perlu digali secara mendalam sebab seringkali

13

Page 15: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

memberikan arti yang penting dalam hal pengumpulan data psikiatri dan penyimpulan

diagnosis dari suatu pasien.

g. Riwayat Keluarga

Sebuah laporan yang singkat dan jelas mengenai tiap penyakit psikiatrik, perawatan

keluarga di rumah sakit serta pengobatan anggota keluarga dekat pasien harus dimasukkan ke

dalam bagian dari laporan ini juga. Perlu ditanyakan juga ada atau tidaknya riwayat

penggunaan alkohol atau zat-zat yang lain ataupun perilaku antisosial yang terdapat dalam

keluarga. Di samping itu riwayat keluarga juga harus memberikan gambaran mengenai

riwayat psikiatrik, kesehatan umum dan penyakit genetik pada ayah, ibu, dan kerabat yang

lainnya. Perlu juga ditanyakan mengenai sikap keluarga terhadap keadaan sakit pasien,

apakah mereka mendukung terhadap pengobatan pasien atau tidak. Kalau perlu ditanyakan

keadaan finansial keluarga, siapa yang bekerja dan apakah cukup untuk keluarga.

Semua penjelasan singkat tersebut diatas adalah hal-hal mengenai riwayat psikiatri pasien

yang perlu ditanyakan secara lengkap, detail sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai pasien dan keadaan kehidupannya serta saat sakitnya. Hal ini akan membantu kita

sebagai seorang psikiater untuk memahami seorang pasien sebagai seorang manusia secara utuh

baik jasmani maupun fisik.

Hal lain yang dapat membantu mengenai pemahaman kita akan keadaan sakit pasien

adalah dengan melakukan pemeriksaan mental yang kemudian dicatat dalam status pemeriksaan

mental. Status pemeriksaan mental adalah bagian dari pemeriksaan klinis yang menggambarkan

jumlah total observasi pemeriksa dan kesan atau impresi tentang pasien psikiatri saat wawancara.

Pada status mental ini kita melakukan pemeriksaan terhadap koordinat psikiatri / fungsi mental /

fungsi kepribadian yaitu kesadaran, alam pikiran, alam perasaan dan perilaku pasien. Untuk

melakukannya dan mendapatkan hasil yang optimal diperlukan observasi secara cermat dan

menyeluruh mengenai pasien juga tidak dilupakan adalah teknik wawancara yang digunakan

untuk menemukan kelainan-kelainan dalam fungsi mental pasien.3

14

Page 16: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

II.4 PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

II.4.1 Gambaran Umum

Adalah gambaran tentang penampilan pasien dan kesan fisik secara keseluruhan

yang dicerminkan oleh sikap, postur perawakan, pakaian, perawatan diri dan dandanan.

Hal lain yang perlu dinilai adalah apakah tampak sesuai usia, tampak sehat atau sakit,

tenang, bingung, tidak ramah, kekanak-kanakan, sikap saat berbicara, kesadarannya baik

secara neurologis (compos mentis sampai koma), psikologis (menciut atau berubah)

ataupun kesadaran secara sosial (baik atau tidak) dan tingkah laku saat wawancara

(terdapatnya tik, stereotipi, mannerisme, agitasi, melawan, hiper/hipoaktivitas, stupor,

dsb.). Semua hal diatas haruslah diperhatikan saat wawancara dengan melakukan

observasi terhadap pasien secara teliti.1

II.4.2 Keadaan afektif dan Hidup Emosi

Keadaan afektif didefinisikan sebagai emosi yang menetap, berlangsung lama,

internal, dan mempengaruhi persepsi / perilaku seseorang tentang dunia sekitarnya.

Secara objektif dapat dilihat dari cara berbicaranya, ekspresi wajahnya, gerak-gerik

tubuhnya, nada suaranya apakah euthym, dysthym, hiperthym, hipothym, dsb.

Hidup emosi adalah respons emosional secara eksternal, yang tampak pada saat

wawancara, emosi yang sesaat / jangka pendek; tampak dari reaksi yang timbul setelah

membicarakan sesuatu hal. Pemeriksaan hidup emosi ini didasarkan observasi pada

stabilitas, pengendalian, empati, echt / unecht, dalam / dangkal, skala diferensiasi, dan

serasi / tidaknya.3

II.4.3 Bicara

Bicara adalah gagasan, pikiran, perasaan yang diekspresikan melalui bahasa;

komunikasi melalui penggunaan kata-kata dan bahasa. Bagian ini adalah bagian dari

laporan psikiatri yang menggambarkan karakteristik saat pasien berbicara. Yang dinilai

dalam hal bicara ini adalah baik dalam kuantitas maupun kualitatifnya. Secara kuantitas

yang dimaksud adalah dari jumlah pembicaraannya apakah pasien banyak atau sedikit

pembicaraan yang terjadi khususnya pasien, sedangkan secara kualitas adalah dapat

dilihat dari isi bicaranya, apakah memberikan informasi yang banyak atau sedikit.

Disamping itu juga perlu diperhatikan adanya gangguan dalam berbicara misalnya :

disartria, dypsoprody, gagap, gangguan pada afasia ,dsb.1

15

Page 17: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

II.4.4 Gangguan persepsi

Persepsi adalah daya mengenal kualitas, hubungan serta perbedaan suatu benda,

melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan. Memindahkan stimuli fisik

menjadi informasi psikologik, sehiingga stimulus sensoris berada dalam genggamannya.

Gangguan ini dapat berupa distorsi sensorik dan desepsi sensorik. Bentuk-bentuk distorsi

sensorik antara lain terjadi perubahan intensitas, perubahan kualitas, perubahan bentuk /

dismegalopsia. Sedangkan desepsi sensorik adalah gangguan sensorik berupa munculnya

persepsi baru dengan atau tanpa objek luar, contohnya adalah halusinasi dan ilusi.

Gangguan ini dapat melibatkan berbagai sistem sensorik dalam tubuh kita antara lain

penglihatan, pembauan, pendengaran, taktil dan penciuman. Keadaan halusinasi dan

onset dari halusinasi terjadi adalah penting karena itu wajib untuk digali dan diketahui

oleh para dokter psikiatri yang bersangkutan.1

II.4.5 Pikiran

Pikiran adalah suatu aliran gagasan, asosiasi dan symbol yang mengarah pada

tujuan, dimulai dari adanya masalah atau tugas dan mengarah pada kesimpulan yang

berorientasi kenyataan serta terjadi dalam urutan yang logis. Disini, gangguan pada

pikiran dibagi menjadi 2 yaitu gangguan proses pikir / bentuk pikir dan gangguan isi

pikir. Contoh gangguan pada proses berpikir adalah adanya gangguan dalam hal

produktivitas, kontinuitas pikiran dan hendaya berbahasa. Sedangkan gangguan pada isi

pikir adalah terdapatnya preokupasi dan waham. Pada bagian ini pemeriksa dapat

menemukan adanya gangguan dalam hal berpikir antara lain terdapatnya waham yang

biasanya sering muncul pada orang dengan gangguan jiwa, juga dapat diketemukan pula

adanya pembicaraan yang tak berujung pangkal atau juga adanya suatu

ketidaksinambungan antara jawaban pasien dengan pertanyaan yang diberikan oleh kita

sebagai seorang psikiatri. Pasien juga dapat memberikan penjelasan seolah-olah bahwa

pikirannya dapat dibaca orang lain, sepreti disiarkan atau juga disedot sehingga

pikirannya menjadi kosong. Macam-macam keanehan ini dapat diperoleh oleh psikiatri

dengan cara mengadakan wawancara dan melakukan obsevasi dengan baik.1

II.4.6 Orientasi

Orientasi adalah kemampuan pasien untuk mengenali dirinya dan keadaan

sekitarnya. Terdiri dari :1

16

Page 18: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

Orientasi Waktu, Yaitu kemampuan pasien untuk mengenal waktu sekarang ini.

Orientasi terhadap Orang, Yaitu kemampuan pasien untuk mengenali orang-orang yang

ada disekitarnya.

Orientasi Tempat, Yaitu kemampuan pasien untuk mengenali tempat keberadaan pasien

Namun kesemuanya itu bersifat situasional.

II.4.7 Informasi Umum dan Daya Ingat

Informasi umum didapatkan dengan cara menanyakan pasien pertanyan-

pertanyaan spesifik berdasar topik yang ada sekarang ini, seperti nama-nama lima

presiden terakhir, kejadian-kejadian aktual, ataupun informasi tentang sejarah atau

geografi. Untuk mendapatkan informasi umum dari pasien haruslah disesuaikan dengan

tingkat pendidikan pasien. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui kemungkinan

terjadinya demensia pada pasien.3

Fungsi daya ingat (memori) biasanya dibagi menjadi empat bidang : ingatan jauh

(remote memory), daya ingat masa lalu yang belum lama (recent memory), dan

penyimpanan daya ingat segera (immediate retention and recall).1

Daya ingat yang baru saja dapat diperiksa dengan bertanya pada pasien tentang

bagaimana nafsu makan mereka selanjutnya bertanya pada pasien apa yang mereka

makan sabagai sarapan atau makan malam pada kemarin malam. Meminta pasien untuk

mengulangi enam angka maju dan selanjutnya mundur untuk pemeriksaan daya ingat

segera.1

Daya ingat jauh dapat diperiksa dengan bertanya pada pasien tentang informasi

masa kanak-kanak mereka selanjutnya dapat diperjelas. Mintalah pada pasien untuk

mengingat peristiwa-peristiwa baru yang penting dari beberapa bulan terakhir untuk

menilai daya ingat masa lalu yang belum lama.1

II.4.8 Fungsi Intelektual

Bagian dari pemeriksaan status mental ini mencari petunjuk fungsi organ organik,

intelegensia pasien, kapasitas berpikir abstrak dan tilikan dan perkembangan. Disini

dinilai antara lain daya ingat pasien, pengetahuan pasien, gambaran dia berpikir abstrak

serta bagaimana kemampuan dia dalam menolong dirinya sendiri. Disini seorang psikiatri

dapat melakukan tes dengan cara memberikan pertanyaan yang sederhana dan biasanya

berkaitan dengan kehidupan sehari-hari pasien. Dapat juga dilakukan tes IQ dengan

17

Page 19: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

bantuan psikiatri bila kita curigai adanya gangguan pada perkembangan mental pada

pasien tersebut. Konsentrasi dan perhatian pada pasien ini juga perlu diuji, contohnya

dengan menggunakan seven serial tes. Sedangkan untuk daya berpikir abstrak maka

pasien dapat dinilai dari gambar yang diberikan oleh kita kepada pasien untuk dilukis dan

kemudian kita minta pasien untuk menginterpretasikan gambar hasil lukisan tersebut.3

II.4.9 Pertimbangan dan Tilikan

Selama proses menggali riwayat penyakit, dokter psikiatrik harus mampu menilai

banyak aspek kemampuan pasien dalam hal pertimbangan sosial. Maksudnya adalah

apakah pasien dapat mengerti akibat perilaku atau perbuatannya terhadap orang lain.

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh pengandaian suatu

keadaan ,mis : “bila di taman ada orang yang pingsan apa yang akan kamu lakukan?”

pertanyaan ini akan memancing pendapat dari pasien dan hal inilah yang akan kita nilai.1

Tilikan adalah derajat kesadaran dan pengertian pasien bahwa mereka sakit.

Pasien mungkin menunjukkan penyangkalan penyakitnya sama sekali atau mungkin

menunjukkan kesadaran bahwa mereka sakit tetapi melemparkan kesalahan pada orang

lain, faktor eksternal atau bahkan faktor organik yang lain.Tilikan dibagi menjadi 6

derajat, yaitu:1

- tilikan derajat 1 menyangkal bahwa dirinya sakit

- tilikan derajat 2 Mengakui dan menyangkal bahwa dirinya sakit pada saat

yang bersamaan.

- tilikan derajat 3 menyalahkan orang lain/faktor eksternal sebagai penyebab

sakitnya

- tilikan derajat 4 sadar bahwa sakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak

diketahui dalam dirinya

- tilikan derajat 5 sadar bahwa dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam

mengatasinya (tilikan intelektual)

- tilikan derajat 6 sadar bahwa dirinya sakit dan sudah bisa menerapkannya

sampai kesembuhannya (tilikan emosional sejati)

II.4.10 Reliabilitas

Bagian ini adalah bagian terakhir dari status pemeriksaan mental. Bagian ini

menyimpulkan kesan dokter psikiatrik terhadap reliabilitas pasien dan kemampuan pasien

18

Page 20: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

untuk melaporkan situasi dan keadaannya dengan tepat. Bagian ini merupakan penilaian

dokter terhadap pada kebenaran dan kejujuran pasien. Karena itu dokter psikiatri harus

berhati-hati pada kasus-kasus tertentu yang memungkinkan pasien untuk lebih sering

berbohong baik karena malu ataupun tidak ingin keburukannya diketahui orang lain.1

Dari kedua buah laporan diatas kita dapat memperoleh sebagian besar informasi

yang kita perlukan untuk memperoleh suatu diagnosa. Tetapi untuk lebih memastikan

suatu diagnosis dan menyingkirkan diagnosa pembanding dapat pula dilakukan

pemeriksaan laboratorium contohnya : foto roentgen, tes obat-obatan, dll yang dilakukan

sesuai dengan indikasi yang diharapkan. Juga perlu dilakukan pula pemeriksaan fisik

pada pasien untuk mengetahui ada / tidaknya hubungan sakit mental pada pasien dengan

sakitnya secara fisik, contohnya pada penyakit typhus dapat timbul suatu keadaan yang

disebut dengan delirium, keadaan ini adalah suatu penurunan kesadaran yang disertai

dengan gejala mirip gejala pada penyakit gangguan mental.2

II.5 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LANJUTAN

II.5.1 Status Internus

Status internus adalah pemeriksaan fisik secara umum sesuai dengan bidang

penyakit dalam untuk mengetahui penyakit-penyakit yang diderita pasien.

Pemeriksaan fisik umum harus mengikuti format standar yang berlaku, meliputi

sistem-sistem per organ di tubuh mulai dari kepala hingga kaki.2

II.5.2 Status neurologis

Status neurologis adalah pemeriksaan fisik di bidang neurologi. Evaluasi

neurologis secara detail, umumnya penting pada pasien psikiatrik untuk

mengetahui fokal sign yang mungkin dikeluhkan oleh pasien.2

II.5.3 Wawancara diagnostik lanjutan

II.5.4 Wawancara dengan anggota keluarga, teman atau tetangga oleh pekerja sosial

II.5.5 Tes psikologis, neurologis, atau laboratorium sesuai indikasi, seperti;

elektroensefalogram, scan tomografi computer pencitraan resonansi magnetik, tes

untuk gangguan medis lainnya, tes pemahaman membaca dan menulis, tes untuk

afasia, tes psikologi proyektif, tes supresi deksametasone, tes urine 24 jam untuk

intoksikasi logam berat.1

19

Page 21: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

II.6 DIAGNOSIS

Klasifikasi diagnostik dibuat menurut edisi empat “American Psychiatric Association’s

Diagnosis dan Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV)”. DSM-IV menggunakan suatu

skema klasifikasi multiaksial yang terdiri dari lima aksis, masing-masing harus dicantumkan

dalam diagnosis.1

1. Aksis I, terdiri dari semua sindroma klinis (contoh : gangguan suasana perasaan,

skizofrenia, gangguan kecemasan umum) dan kondisi lain yang merupakan pusat

perhatian klinis.

2. Aksis II, terdiri dari ganguan kepribadian dan retardasi mental.

3. Aksis III, terdiri dari tiap penyakit medis ( contoh : epilepsi, penyakit kardiovaskuler,

penyakit gastrointestinal, gangguan endokrin).

4. Aksis IV, dimaksudkan pada masalah psikologi dan lingkungan ( contoh : perceraian,

kematian orang yang dicintai,dll).

5. Aksis V, berhubungan dengan penilaian global yang ditunjukkan oleh pasien selama

wawancara (contoh : fungsi sosial, pekerjaan, dan psikologis): digunakan skala ranking

yang berurutan dari 100 (berfungsi superior) sampai 1 (fungsi sangat terganggu).

II.7 PROGNOSIS

Prognosis adalah suatu pendapat tentang kemungkinan perjalanan segera dan di masa

datang, tingkat dan akibat gangguan. Faktor prognosis yang baik dan buruk, seperti yang telah

diketahui dan dituliskan.1

II.8 FORMULASI PSIKODINAMIKA

Formulasi psikodinamika adalah suatu ringkasan dari pengaruh psikologis yang diajukan

pada masalah yang menyebabkan gangguan pasien; pengaruh-pengaruh dalam kehidupan pasien

yang berperan dalam penyakit sekarang; faktor lingkungan dan kepribadian yang relevan dalam

menentukan gejala pasien dan bagaimana pengaruh-pengaruh tersebut telah berinteraksi dengan

susunan genetika, temperamental, dan biologis pasien; tujuan primer dan sekunder. Suatu garis

besar tentang mekanisme pertahanan utama yang digunakan harus dituliskan.1

20

Page 22: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

II.9 ANJURAN-ANJURAN

Dalam menyusun rencana pengobatan, dokter harus mencatat apakah pasien membutuhkan

pengobatan psikiatrik pada saat itu dan jika demikian pada masalah dan gejala sasaran mana

pengobatan ditunjukkan, jenis pengobatan atau kombinasi pengobatan mana yang harus diterima

pasien, dan lingkungan pengobatan mana yang tampaknya paling sesuai. Sebagai contoh,

pemeriksa menilai peranan medikasi, pengobatan rawat jalan ataupun rawat inap, frekuensi sesi,

kemungkinan lama terapi dan jenis psikoterapi. Tujuan spesifik dari pengobatan harus dicatat.

Jika dianjurkan perawatan di rumah sakit, dokter harus menyebutkan alasan perawatannya di

rumah sakit tersebut, jenis perawatan yang diindikasikan, dan mendesaknya kebutuhan pasien

untuk dirawat, dan kemungkinan lama perawatan rawat inap. Dokter harus memperkirakan

lamanya pengobatan. Jika baik pasien maupun anggota keluarga tidak mau menerima anjuran

pengobatan dan dokter berpikir bahwa penolakan tersebut dapat mempunyai akibat yang serius,

pasien (atau orangtua/ penjaganya) harus menandatangani suatu pernyataan bahwa anjuran

pengobatan telah ditolak.1

21

Page 23: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

BAB III

KESIMPULAN

Tujuan dilakukannya pemeriksaan psikiatrik dan status mental dengan baik adalah

untuk mendapatkan kepercayaan dari pasien dan keluarganya, sehingga dokter dapat

mengetahui pasien secara keseluruhan, dan dapat menentukan diagnosis serta pengobatan

yang paling tepat kepada pasien.

Komponen utama dalam melakukan pemeriksaan psikiatri dengan baik adalah

dengan melakukan wawancara, observasi, dan pemeriksaan status mental secara benar. Hal

ini perlu didukung oleh kemampuan dokter sebagai ahli psikiatri. Menangani pasien secara

holistik dapat memudahkan dokter untuk mendapat gambaran pasien secara keseluruhan,

sehingga dokter dapat mengetahui berbagai riwayat kehidupan pasien, dapat menggali faktor

pencetus untuk penyakitnya, dan faktor-faktor lain yang berkaitan seperti lingkungan.

Dengan adanya data yang lengkap, akan sangat membantu dokter dalam menentukan

langkah diagnosis dan terapi yang tepat. Pengobatan yang lengkap meliputi pengobatan

fisik, psikologis dan sosiobudaya yang tidak hanya tertuju pada obat-obatan saja, namun

juga terapi yang memang dibutuhkan pasien, yang sesuai dengan penyebab timbulnya

penyakit pada pasien, sehingga kemungkinan untuk berulangnya penyakit akan semakin

kecil.

22

Page 24: Referat Pemeriksaan Psikiatri Yossie

DAFTAR PUSTAKA

1. Grebb, Jack A. Kaplan, Harold I, Sadock, Benjamin J : Kaplan and Sadock. Behavioural

Sciences Clinical psychiatry, Seven edition, William & Wilkins 428 East Preston Street,

Baltimore, Maryland 21202,USA 1994.

2. Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, fourth edition,American Psychiatric

Association, Washington DC.

3. W.F Maramis. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Penerbit Airlangga University

Press, 2005.

23