52
REFERAT RADIKULOPATI LUMBALIS Disusun oleh : Herdy Rizky S (2006730092) Dokter Pembimbing : Dr. Djati S, Sp. S KEPANITERAAN STASE SARAF RSUD CIANJUR FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2012

referat Radikulopati lumbal

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: referat Radikulopati lumbal

REFERAT

RADIKULOPATI LUMBALIS

Disusun oleh :

Herdy Rizky S (2006730092)

Dokter Pembimbing :

Dr. Djati S, Sp. S

KEPANITERAAN STASE SARAF

RSUD CIANJUR

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2012

Page 2: referat Radikulopati lumbal

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik.

Tugas ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas referat “Radikulopathy Lumbalis”

pada Stase Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Cianjur. Bahan-bahan dalam

pembuatan tugas ini didapat dari buku-buku yang membahas mengenai radikulopathy

lumbalis, internet, dan beberapa sumber lainnya.

Terima kasih kepada dokter pembimbing di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Cianjur, Dr. Djati S, Sp.S yang telah membantu dalam terselesainya tugas ini.

Penulis menyadari bahwa tersusunnya tugas ini masih jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat penyusun harapkan. Semoga makalah ini

dapat bermanfaat untuk para pembaca.

Penyusun

Page 3: referat Radikulopati lumbal

BAB I

PENDAHULUAN

Beberapa penyebab utama sakit punggung akut dan kronis (LBP) berhubungan

dengan radiculopathy. Namun, radiculopathy bukanlah penyebab sakit punggung, melainkan

akar saraf , herniasi, lihat arthropathy sendi , dan kondisi lain penyebab nyeri punggung.

Lumbosakral radiculopathy, seperti bentuk-bentuk lain dari radiculopathy, hasil dari

pelampiasan akar saraf dan / atau peradangan yang telah berkembang cukup untuk

menyebabkan gejala neurologis di daerah yang disediakan oleh akar saraf yang terkena .

Radiculopathy lumbosakral terjadi pada sekitar 3-5% dari populasi, dan laki-laki dan

perempuan yang terpengaruh sama, meskipun laki-laki yang paling sering terkena pada usia

40-an, sedangkan wanita yang paling sering terkena antara usia 50-60. Dari mereka yang

memiliki kondisi ini, 10-25% mengembangkan gejala-gejala yang menetap selama lebih dari

6 minggu.

Page 4: referat Radikulopati lumbal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Anatomi vertebra

Kolumna vertebralis dibentuk oleh serangkaian 33 vertebra :

7 servikal

12 thorakal

5 lumbal

5 Sakral

4 coccygeus

Page 5: referat Radikulopati lumbal

Sebuah tulang punggung terdiri atas dua bagian yakni bagian anterior yang terdiri dari

badan tulang atau corpus vertebrae, dan bagian posterior yang terdiri dari arcus vertebrae.

Arcus vertebrae dibentuk oleh dua "kaki" atau pediculus dan dua lamina, serta didukung oleh

penonjolan atau procesus yakni procesus articularis, procesus transversus, dan procesus

spinosus. Procesus tersebut membentuk lubang yang disebut foramen vertebrale. Ketika

tulang punggung disusun, foramen ini akan

membentuk saluran sebagai tempat sumsum

tulang belakang atau medulla spinalis. Di

antara dua tulang punggung dapat ditemui

celah yang disebut foramen intervertebrale.

Tulang cervical

Page 6: referat Radikulopati lumbal

Gambar tulang cervikal

Secara umum memiliki bentuk tulang yang kecil dengan spina atau procesus spinosus

(bagian seperti sayap pada belakang tulang) yang pendek, kecuali tulang ke-2 dan 7 yang

procesus spinosusnya pendek. Diberi nomor sesuai dengan urutannya dari C1-C7 (C dari

cervical), namun beberapa memiliki sebutan khusus seperti C1 atau atlas, C2 atau aksis.

Setiap mamalia memiliki 7 tulang cervikal, seberapapun panjang lehernya.

Tulang thorax

Page 7: referat Radikulopati lumbal

Gambar vertebra thorakal.

Procesus spinosusnya akan berhubungan dengan tulang rusuk. Beberapa gerakan

memutar dapat terjadi. Bagian ini dikenal juga sebagai 'tulang punggung dorsal' dalam

konteks manusia. Bagian ini diberi nomor T1 hingga T12.

Lumbal

Bagian ini (L1-L5) merupakan bagian

paling tegap konstruksinya dan menanggung

beban terberat dari yang lainnya. Bagian ini

memungkinkan gerakan fleksi dan ekstensi tubuh,

dan beberapa gerakan rotasi dengan derajat yang

kecil. Pada daerah lumbal facet letak pada bidang

vertical sagital memungkinkan gerakan fleksi dan

ekstensi ke arah anterior dan posterior. Pada sikap

lordosis lumbalis (hiperekstensi lubal) kedua facet

saling mendekat sehingga gerakan kalateral, obique dan berputar terhambat, tetapi pada

Page 8: referat Radikulopati lumbal

posisi sedikit fleksi kedepan (lordosis dikurangi) kedua facet saling menjauh sehingga

memungkinkan gerakan ke lateral berputar.

Sacral

Terdapat 5 tulang di bagian ini (S1-S5). Tulang-tulang bergabung dan tidak memiliki celah

atau diskus intervertebralis satu sama lainnya.

Coccygeal

Terdapat 3 hingga 5 tulang (Co1-Co5) yang saling bergabung dan tanpa celah. Beberapa

hewan memiliki tulang coccyx atau tulang ekor yang banyak, maka dari itu disebut tulang

punggung kaudal (kaudal berarti ekor).

Page 9: referat Radikulopati lumbal

Discus Intervertebralis

Gambar. Diskus intervertebralis

Diantara dua buah buah tulang vertebrae terdapat diskus intervertebralis yang

berfungsi sebagai bentalan atau “shock absorbers” bila vertebra bergerak. Diskus

intervertebralis terdiri dari annulus fibrosus yaitu masa fibroelastik yang membungkus

nucleus pulposus, suatu cairan gel kolloid yang mengandung mukopolisakarida. Fungsi

mekanik diskus intervertebralis mirip dengan balon yang diisi air yang diletakkan diantara ke

dua telapak tangan . Bila suatu tekanan kompresi yang merata bekerja pada vertebrae maka

tekanan itu akan disalurkan secara merata ke seluruh diskus intervertebralis. Bila suatu gaya

bekerja pada satu sisi yang lain, nucleus polposus akan melawan gaya tersebut secara lebih

dominan pada sudut sisi lain yang berlawanan. Keadaan ini terjadi pada berbagai macam

gerakan vertebra seperti fleksi, ekstensi, laterofleksi .

Diskus intervebralis dikelilingi oleh ligamentum anterior dan ligamnetum posterior.

Ligamentum longitudinal anterior berjalan di bagian anterior corpus vertebrae, besar dan

kuat, berfungsi sebagai alat pelengkap penguat antara vertebrae yang satu dengan yang

lainnya. ligamentum longitudinal posterior berjalan di bagian posterior corpus vertebrae,

yang juga turut membentuk permukaan anterior kanalis spinalis. Ligamentum tersebut

melekat sepanjang kolumna vertebralis, sampai di daerah lumbal yaitu setinggi L 1, secara

Page 10: referat Radikulopati lumbal

progresif mengecil, maka ketika mencapai L 5 – S ligamentum tersebut tinggal sebagian

lebarnya, yang secara fungsional potensil mengalami kerusakan. Ligamentum yang mengecil

ini secara fisiologis merupakan titik lemah dimana gaya statistik bekerja dan dimana gerakan

spinal yang terbesar terjadi, disitulah mudah terjadi cidera kinetik.

Bangunan anatomis vertebrae yang sensitive terhadap rasa nyeri:

PLL = Ligamentum posterior longitudinalis

VB = badan vertebrae

FA = facet artikulasi

NR = Nerve root

Semua ligamen, otot, tulang dan facet join adalah struktur tubuh yang sensitive

terhadap rangsangan nyeri, karena struktur persarafan sensoris. Kecuali ligament flavum,

discus intervertebralis dan Ligamentum interspinosum ; karena tidak dirawat oleh saraf

sensoris. Dengan demikian semua proses yang mengenai struktur tersebut di atas seperti

tekanan dan tarikan dapat menimbulkan keluhan nyeri. Bila seseorang membungkuk untuk

mencoba menyentuh lantai dengan jari tangan tanpa fleksi lutut, selain fleksi dari lumbal

harus dibantu dengan rotasi dari pelvis dan sendi koksae. Perbandingan antara rotasi pelvis

dan fleksi lumbal disebut ritme lumbal-pelvis. Secara singkat punggung bawah merupakan

suatu struktur yang kompleks; dimana tulang vertebrae, discus intervertebralis, ligamen dan

otot akan akan bekerjasama membuat manusia tegak, memungkinkan terjadinya gerakan dan

stabilitas. Vertebrae lumbalis berfungsi menahan tekanan gaya static dan gaya kinetik

(dinamik) yang sangat besar maka dari itu cenderung terkena ruda paksa dan cedera.

Page 11: referat Radikulopati lumbal
Page 12: referat Radikulopati lumbal

II.2. RADIKULOPATI

II.2. I. Pendahuluan

Radikulopati adalah suatu keadaan yang berhubungan dengan gangguan fungsi dan

struktur radiks akibat proses patologik yang dapat mengenai satu atau lebih radiks saraf

dengan pola gangguan bersifat dermatomal.

II.2. 2. Etiologi

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya radikulopati, diantaranya yaitu proses

kompresif, proses inflammatory, proses degeneratif sesuai dengan struktur dan lokasi

terjadinya proses.

a. Proses kompresif

Kelainan-kelainan yang bersifat kompresif sehingga mengakibatkan

radikulopati adalah seperti : hernia nucleus pulposus (HNP) atau herniasi diskus,

tumor medulla spinalis, neoplasma tulang, spondilolisis dan spondilolithesis, stenosis

spinal, traumatic dislokasi, kompresif fraktur, scoliosis dan spondilitis tuberkulosa,

cervical spondilosis

b. Proses inflammatory

Kelainan-kelainan inflamatori sehingga mengakibatkan radikulopati adalah seperti :

Gullain-Barre Syndrome dan Herpes Zoster

b. Proses degenerative

Kelainan-kelainan yang bersifat degeneratif sehingga mengakibatkan radikulopati

adalah seperti Diabetes Mellitus

Page 13: referat Radikulopati lumbal

II.2. 3. Epidemiologi

Frekuensi

Amerika Serikat

Radiculopati lumbosakral terjadi pada sekitar 3-5% dari populasi, dimana angka kejadian

antara laki-laki dan perempuan adalah sama, meskipun laki-laki yang paling sering

terkena pada usia 40-an, sedangkan wanita yang paling sering terkena antara usia 50-60.

Dari mereka yang memiliki kondisi ini, 10-25% mengembangkan gejala-gejala yang

menetap selama lebih dari 6 minggu.

II.2. 4. Tipe-tipe radikulopati

a. Radikulopati lumbar

Radikulopati lumbar merupakan problema yang sering terjadi yang disebabkan

oleh iritasi atau kompresi radiks saraf daerah lumbal. Ia juga sering disebut sciatica.

Gejala yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa sebab seperti bulging diskus (disk

bulges), spinal stenosis, deformitas vertebra atau herniasi nukleus pulposus.

Radikulopati dengan keluhan nyeri pinggang bawah sering didapatkan (low back

pain)

b. Radikulopati cervical

Radikulopati cervical umunya dikenal dengan “pinched nerve” atau saraf

terjepit merupakan kompresi [ada satu atau lebih radix saraf uang halus pada leher.

Gejala pada radikulopati cervical seringnya disebabkan oleh spondilosis cervical.

c. Radikulopati torakal

Radikulopati torakal merupakan bentuk yang relative jarang dari kompresi

saraf pada punggung tengah. Daerah ini tidak didesain untuk membengkok sebanyak

Page 14: referat Radikulopati lumbal

lumbal atau cervical. Hal ini menyebabkan area thoraks lebih jarang menyebabkan

sakit pada spinal. Namun, kasus yang sering yang ditemukan pada bagian ini adalah

nyeri pada infeksi herpes zoster.

Pengetahuan anatomi, pemeriksaan fisik diagnostik dan pengetahuan berbagai

penyebab untuk radikulopati sangat diperlukan sehingga diagnosa dapat ditegakkan

secara dini dan dapat diberikan terapi yang sesuai.

Radiks anterior dan posterior bergabung menjadi satu berkas di foramen intervertebral

yang disebut saraf spinal. Baik iritasi pada serabut – serabut saraf sensorik di bagian radiks

posterior maupun dibagian saraf spinal itu membangkitkan nyeri radikular yaitu nyeri yang

terasa berpangkal pada tingkat tulang belakang tertentu dan menjalar sepanjang kawasan

dermatomal radiks posterior yang bersangkutan

Diskus pada daerah lumbalis menyebabkan iritasi radiks saraf yang terasa sebagai

nyeri dan parestesia pada segmen yang berkaitan. Kerusakan yang lebih berat dari radiks,

menyebabkan defisit sensorik dan motorik segmental.

Sindrom lesi yang terbatas pada masing – masing radiks lumbalis :

o L3 : nyeri, kemungkinan parestesia pada dermatom L3; paresis otot kuadriseps

femoris; fefleks patela menurun atau menghilang

o L4 : nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L4; paresis otot

kuadriseps dan tibialis anterior; refleks patela berkurang

o L5 : nyeri, kemungkinan parestesia atau hipalgesia pada dermatom L5; paresis dan

kemungkinan atrofi otot ekstensor halusis longus, seperti juga otot ekstensor

digitorum brevis; tidak ada refleks tibialis posterior

S1 : nyeri, kemungkinan parestesis atau hipalgesia pada dermatom S1; paresis otot peronealis

dan triseps surae; hilangnya refleks tendon Achilles

Page 15: referat Radikulopati lumbal

II.2. 5. Patofisiologi

Kontruksi punggung yang unik dapat memungkinkan fleksibilitas sementara yang

dapat melindungi sumsum tulang belakang secara maksimal. Lengkungan tulang

belakang akan mengalami guncangan vertikal pada saat berlari atau melompat. Batang

tubuh membantu menstabilkan tulang belakang. Otot- otot abdominal dan toraks sangat

penting pada aktivitas mengangkat beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan

struktur pendukung ini. Obesitas, masalah postur, dan peregangan berlebihan pendukung

tulang belakang dapat berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua.

Pada orang muda, diskus tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus. Pada

lanjut usia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tidak teratur. Penonjolan diskus

atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari

kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf.

Herniasi diskus intervertebra lumbal, sering terjadi pada daerah L4-L5 dan L5-S1. L5

sering terkena karena mempunyai diameter radiks paling besar dan foramen intervertebranya

Page 16: referat Radikulopati lumbal

lebih sempit daripada lumbal lainnya. Pada proses penuaan pada diskus intervebralis, maka

kadar cairan dan elastisitas diskus akan menurun. Keadaan ini mengakibatkan ruang diskus

intervebralis makin menyempit, “facet join” makin merapat, kemampuan kerja diskus

menjadi makin buruk, annulus menjadi lebih rapuh.

Akibat proses penuaan ini mengakibatkan seorang individu menjadi rentan mengidap

nyeri punggung bawah. Gaya yang bekerja pada diskus intervebralis akan makin bertambah

setiap individu tersebut melakukan gerakan membungkuk, gerakan yang berulang-ulang

setiap hari yang hanya bekerja pada satu sisi diskus intervebralis, akan menimbulkan robekan

kecil pada annulus fibrosus, tanpa rasa nyeri dan tanpa gejala prodromal.

Jika terdapat penonjolan di lateral diskus radik L4-L5, dapat mempengaruhi daerah

nervus L5 saja, tidak daerah L4. Namun jika terjadi di lateral diskus L5-S1, maka akan

mengenai nervus daerah S1 saja.

Dan jika terdapat penonjolan pada bagian tengah diskus L4-L5, maka akan berefek

pada L5, S1, S2, S3, bahkan nervus sacral lainnya, tetapi tidak mengenai L4.

Hernia Nucleus Pulposus

Page 17: referat Radikulopati lumbal

Hernia nucleus pulposus atau herniasi diskus, disebut juga ruptured, prolapsed atau

protruded disc. Keadaan ini diketahui sebagai penyebab terbanyak back pain dan nyeri

tungkai berulang. Kebanyakan terjadi di antara vertebra L5-S1. Frekuensi yang kurang

terdapat di antara vertebra L4-L5, L3-L4, L2-L3 dan L1-L2. Jarang terdapat pada

vertebra torakal, dan sering pada vertebra C5-C6 dan C6-C7. Penyebab biasanya terjadi

trauma fleksi, tapi pada beberapa penderita dapat berupa tanpa trauma.

Penyebab lain adalah kecenderungan degenerasi discus intervertebral bertambah,

sesuai dengan meningkatnya umur, dapat mengenai daerah cervikal dan lumbal pada

penderita yang sama. Herniasi nucleus merupakan tonjolan yang lunak, tetapi suatu waktu

mengalami perubahan menjadi fibrokartilago, akhirnya menjadi tonjolan kalsifikasi.

Kebanyakan kasus berumur antara 20-64 tahun dan tersering pada umur 30-39 tahun.

Setelah umur 40 tahun frekuensinya menurun. Laki-laki memiliki dua kali lipat

kemungkinan untuk menderita HNP berbanding wanita. Nukleus pulposus yang menonjol

melalui annulus fibrosus yang robek biasanya pada sis dorsolateral satu sisi atau sisi

lainnya (kadang-kadang pada bagian dorsomedial) menyebabkan penekanan pada radiks

atau radiks-radiks.

Page 18: referat Radikulopati lumbal

Gambar 6. Diskus Herniasi

Kelainan tulang belakang seperti hernia nukleus pulposus atau diskus hernia, stenosis

kanalis, spondylolisthesis dapat mengganggu jalan radiks dan saraf spinal, sehingga

menimbulkan nyeri.

Tipe – tipe nyeri pinggang :

1. Nyeri pinggang yang berasal dari stuktur lumbosakral

Nyeri yang berasal dari stuktur ini menetap dan kurang jelas terlokalisir, tapi sering

dirasakan sekitar daerah yang terkena. Bila berat akan disertai spasme otot sekitarnya

dan ini akan menambah nyeri. Pasien mengenal posisi mana yang enak dan yang

menimbulkan nyeri. Tekanan dan ketokan pada daerah lesi menimbulkan nyeri.

2. Nyeri yang berasal dari spasme otot, sifatnya seperti menekan dan otot terasa kram

dan nyeri, kadang – kadang dapat diraba benjolan dan kontraksi otot lokal.

3. Nyeri rujukan dapat berupa nyeri tulang belakang dirujuk ke struktur extravertebral,

misalnya daerah pantat dan otot fleksor tungkai bawah atau nyeri dari organ

abdominal dan pelvis ( ovarium, uterus, prostat, colon ) dirujuk ke pinggang. Sifat

nyeri ini biasanya difus, kadang – kadang lebih ke permukaan atau seperti di bakar.

Intensitas nyeri sesuai dengan beratnya lesi primernya.

4. Nyeri yang berasal dari radiks atau saraf spinal, biasanya lebih hebat dari nyeri

rujukan dan mempunyai sifat menjalar baik dari proksimal ke distal atau sebaliknya.

Nyeri bersifat tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau nyeri. Ini

dapat terjadi atas latar belakang nyeri yang samar – samar sebelumnya.

Page 19: referat Radikulopati lumbal

Tumor medulla spinalis

Tumor di daerah lumbosakral dapat terjadi pada konus medularis dan kauda equine.

Tumor yang tersering adalah ependioma. Tumor ini berasal dari sel-sel ependim yang

terdapat pada konus medularis dan filum terminale. Tumor ini timbulnya lambat, hanya

sebagian kecil berasal dari konus, sebagian besar berasal dari filum terminale yang

kemudian mengenai radiks saraf.

Schwannoma; merupakan tumor primer intraspinal yang sering ditemukan.

Merupakan ekstrameduler intradural tumor yang terdiri dari sel-sel schwann, dan dapat

muncul dari saraf spinal pada setiap level. Tersering muncul dari radiks posterior dengan

keluhan-keluhan nyeri radikuler. Pertumbuhannya lambat sebelum diagnosa diketahui

dengan benar.

Neoplasma Tulang

Tumor ganas dapat merupakan tumor primer dari tulang ataupun sekunder hasil

metastase dari tempat lain seperti buah dada, paru-paru, prostate, tiroid, ginjal, lambung

dan uterus. Tumor ganas primer yang sering ditemukan adalah multiple myeloma yang

menyerang dan merusak tulang terutama sekali pada orang tua,laki-laki berusia lebih dari

40 tahun. Dapat menyebabkan kolaps vertebra dengan keluhan pertama yaitu nyeri

punggung.

Tumor ganas sekunder juga sering ditemukan pada vertebra, dapat berupakan

osteoblastik tumor, metastase dari buah dada. Osteolitik tumor dapat berasal dari buah

dada, apru-paru, ginjaldan tiroid, menebabkan destruksi tulang dengan akibat “wedge

shape” atau kolaps pada vertebra yang terkena. Satu atau beberapa radix akan ikut

terlibat.

Page 20: referat Radikulopati lumbal

Spondilolisis dan Spondilolitesis

Spondilolisis adalah proses degeneratif pada kolumna vertebra dan berhubungan

dengan jaringan lunak. Ia adalah garis litik yang menyilang pars interartikularis yaitu

daerah antara prosesus artikularis superior dan inferior. Hal ini ditandai dengan defek

structural dari spina meliputi lamina atau neural arch dari vertebra. Bagian yang paling

sering dipengaruhi adalah spina lumbal. Defek ini terjadi pada bagian lamina di antara

superior dan inferior articular facets yang disebut pars interartikularis. Tekanan mekanis

dapat menyebabkan vertebra yang bersangkutan dapat bergeser mengakibatkan forward

displacement dari defisiensi vertebra yang disebut spondylolisthesis.

Faktor keturunan memainkan peranan penting, dan diduga disebabkan fraktur karena

stress berulang. Akibat dari torsional dan rotasional stress, mikrofraktur dapat terjadi pada

tempat yang dipengaruhi dan bahkan menyebabkan disolusi pada pars interartikularis.

Yang paling sering mengalami spondilolisis dan spondilisthesis adalah vertebra L5.

Spondylolithesis dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan persentase terjadinya

slip atau tergelincir. Derajat pergeseran secara klinis dihitung dari hubungan vertebra

bagian superior terhadap vertebra bagian inferior. Pergeseran sampai 25% merupakan

derajat I, 25-50% derajat II, 50-75% derajat III, lebih dari 75% derajat IV. Terdapat lima

tipe spondilolithesis, yaitu :

Tipe I : Kongenital spondilolithesis

Tipe II : Isthmik spondilolithesis

Tipe III : Degeneratif spondilolithesis

Tipe IV : Traumatik spondilolithesis

Tipe V : Patologik spondilolithesis

Kongenital spondilolithesis atau displastik spondilolisthesis merupakan proses

sekunder dari defek kongental pada sacral superior atau inferior faset L5 atau keduanya

dengan pergeseran yang bertahap pada vertebra L5. Pada tipe isthmik spondilolithesis lesi

terdapat pada isthmus atau pars interartikularis. Degeneratif spondilolisthesis timbul

Page 21: referat Radikulopati lumbal

karena proses degenerasi pada sendi faset lumbal, sering pada usia tua. Traumatik

spondilolithesis berhubungan dengan fraktur elemen posterior (pedikel, lamina atau

faset). Patologik spondilolithesis timbul karena kelemahan struktur tulang, sekunder dari

proses penyakit tumor atau penyakit tulang lain.

Gambar 7. Pergeseran pada Gambar 8. Spondilolithesis

spondilolithesis Grade I

Page 22: referat Radikulopati lumbal

Stenosis spinal

Pada stenosis spinal, canalis spinal mungkin secara congenital sempit atau

menyempit karena penonjolan annulus, hipertrofi faset, atau ligament longitudinal

posterior yang tebal atau mengeras “entrapping” satu nervus yang mengandung

beberapa radix. Penyempitan kanalis lumbalis dapat disebabkan oleh pedikel yang

pendek karena congenital, lamina dan faset yang tebal, kurva scoliosis dan lordotik.

Kebanyakan kasus idiopatik meskipun banyak kondisi yang berhubungan dengan

lumbar kanal stenosis dan sering terjadi pada usia pertengahan dan usia tua.Lumbar

kanal stenosis dan sering terjadi pada usia pertengahan dan usia tua.

Gambar 9 : Stenosis Kanalis

Gambar 10 : Spinal stenosis

Page 23: referat Radikulopati lumbal

Traumatik dislokasi

Pada traumatic yang menimbulkan dislokasi dari facet joint vertebra akan menimbulkan

nyeri punggung yang hebat. Keadaan ini akan meyebabkan penyempitan foramen

intervertebal, sehingga radix dan jaringna yang berdekatan mengalami iritasi den

kompresi di dalam kanalnya dengan gejal-gejala radikuler.

Kompresif fraktur

Defisit neurology pada kompresif fraktur, bil;a terjadi penekanan pada radix atau

penyempitan pada foramen intervertebral yang dapat mengenai satu atau lebih radix.

Skoliosis

Umumnya pada orang dewasa dengan keluhan utama nyeri punggung. Sering

berhubungan dengan lengkungan lumbal dan lengkungan torakolumbal. Nyeri disebabkan

oleh proses degeneratif pada facet joint lengkungan itu sendir.

Proses kompresif pada thorakal dan lumbal spinalis

Spondilitis tuberkulosa

Spondilitis tuberkulosa sering terjadi pada vertebra torakal dan lumbal. Vertebra yang

sering terinfeksi adalah torakolumbal T8-L3. Bagian anterior vertebra lebih sering terinfeksi

dibandingkan bagian posterior dengan gejala awal berupa nyeri radikuler yang dikenal

sebagai nyeri interkostalis.

Perjalanan infeksi pada vertebra dimulai dengan setelah terjadi fase hematogen atau

reaktivasi kuman dorman. Basil masuk ke korpus vertebra melalui jalur arteri dan penyebaran

berlansung secara sistemik sepanjang arteri ke perifer termasuk ke dalam korpus vertebra

Page 24: referat Radikulopati lumbal

yang berasal dari arteri segmentalis interkostal. Di dalam korpus, arteri ini berakhir sebagai

end artery tanpa anastomoses sehingga perluasan infeksi korpus vertebra sering dimulai pada

daerah paradiskal.

Jalur kedua adalah melalui pleksus Batson, suatu anyaman vena epidural dan peridural.

Vena dari korpus vertebra mengalir ke pleksus Batson pada perivertebral. Vena dari korpus

ke luar melalui bagian posterior. Pleksus ini beranastomose dengan vena dasar otak, dinding

dada, interkostal, lumbal, dan vena pelvis. Aliran retrograde yang dapat terjadi akibat

perubahan tekanan dinding dada dan abdomen dapat menyebabkan basil menyebar dari

infeksi tuberkulosa yang berasal dari organ di daerah aliran vena tersebut.

Jalur ketiga adalah dari abses paravertebral yang telah terbentuk dan menyebar sepanjang

ligamentum longitudinal anterior dan posterior ke korpus vertebra yang berdekatan. Infeksi

pada korpus vertebra berlanjut menjadi nekrosis dan destruksi sehingga pada bentuk sentral

dapat terjadi kompresi spontan akibat trauma, sedangkan pada bentuk paradiskus akan

menimbulkan kompresi, iskemi dan nekrosi diskus. Pada bentuk anterior terjadi destruksi dari

korpus di bagian anterior sehingga korpus vertebra menjadi bentuk baji dan pasien

diperhatikan adanya “gibbus formation” apabila proses ini telah berjalan lama. Gangguan

neurologist yang terjadi pada fase awal adalah akibat penekanan oleh pus, perkejuan atau

jaringan granulasi dengan nyeri sebagai keluhan pertama yang muncul. Nyeri dapat dirasakan

terlokalisir di sekitar lesi atau berupa nyeri menjalar sesuai saraf yang terkena.

Proses inflamasi

Gullaine-Barre Syndrome

Disebut juga sebagai acute inflammatory demyelinating polyradiculopathy.. Kelainan

neurologik kemungkinan besar disebabkan oleh reaksi humoral dan “cell-mediated” yang

diarahkan ke myelin saraf perifer. Influks makrofag didahului dengan infiltrasi oleh limfosit

yang berperan di dalam proses destruksi. Akhirnya cirri infiltrasi sel radang dan demyelinasi

segmental dan bebrapa derajat dari degenerasi wallerian. Infiltrasi kadang-kadang menyebar

melalui saraf kanalis, radix anterior dan posterior, ganglion radix posterior,dan sepanjang

keseluruhan saraf perifer. Infiltrasi dari sel-sel radang juga dijumpai dalam kelenjar limfe,

Page 25: referat Radikulopati lumbal

hati, limfa, jantung dan organ-organ lainnya, ini menunjukkan suatu penyakit sistemik.

Manifestasi penyakit berupa hasil suatu reaksi imunologik. Biasanya penyakit ini didahului

oleh infeksi virus exanthema, dan penyakit-penyakit virus lainnya.

Herpes Zoster

Herpes Zoster juga dikenal sebagai Acute Inflammatory demyelinating Polyradiculopathy

disebabkan oleh varicella virus. Dapat terjadi di semua tempat, semua musim, emua umur

pada kedua jenis kelamin. Penyakit ini mempunyai pola dan bentk yang tetap. Infiltrasi

menyebar melalui saraf kranialis, radix anterior dan posterior, ganglion radix posterior, dan

sepanjang keseluruhan saraf perifer. Manifestasi penyakit ini merupakan hasil suatu reaksi

imunologik yang biasanya didahului dengan infeksi virus exanthema dan penyakit-penyakit

virus lainnya terutama pada keadaan imunosupresif.

Penyakit Degeneratif

Penyakit Diabetes Mellitus

Pasien-pasien yang menderita diabetes mellitus merupakan predisposisi dari berbagai

macam gangguan saraf perifer berupa “peripheral neuropathy” yang cenderung progresif dan

irreversible. Terutama polineuropati distal sensoris simetris. Neuropati asimetrik juga dapat

muncul seperti mononeuritis multikompleks, sensitive terhadap kompresi atau neuropati

karena jeratan (entrapment) dan radikulopleksopati akut (lumbal pleksopati). Hal ini

disebabkan oleh gangguan metabolic dan vaskuler.

Page 26: referat Radikulopati lumbal

II.2. 6. Manifestasi Klinis Radikulopati

Secara umum, manifestasi klinis radikulopati adalah sebagai berikut :

1. Rasa nyeri berupa nyeri tajam yang menjalar dari daerah parasentral dekat vertebra

hingga ke arah ekstremitas. Rasa nyeri ini mengikuti pola dermatomal. Nyeri bersifat

tajam dan diperhebat oleh gerakan, batuk, mengedan, atau bersin.

2. Paresthesia yang mengikuti pola dermatomal.

3. Hilang atau berkurangnya sensorik (hipesthesia) di permukaan kulit sepanjang distribusi

dermatom radiks yang bersangkutan.

4. Kelemahan otot-otot yang dipersarafi radiks yang bersangkutan.

5. Refles tendon pada daerah yang dipersarafi radiks yang bersangkutan menurun atau

bahkan menghilang.

Gejala radikulopati tergantung pada lokasi radiks saraf yang terkena (yaitu pada

servikal, torakal, atau lumbal). Nyeri radikular yang bangkit akibat lesi iritatif di radiks

posterior tingkat servikal dinamakan brakialgia, karena nyerinya dirasakan sepanjang lengan.

Demikian juga nyeri radikular yang dirasakan sepanjang tungkai dinamakan iskialgia, karena

nyerinya menjalar sepanjang perjalanan n.iskiadikus dan lanjutannya ke perifer. Radikulopati

setinggi segmen torakal jarang terjadi karena segmen ini lebih rigid daripada segmen servikal

maupun lumbal. Jika terjadi radikulopati setinggi segmen torakal, maka akan timbul nyeri

pada lengan, dada, abdomen, dan panggul.

Manifestasi klinis radikulopati pada daerah lumbal antara lain :

Rasa nyeri pada daerah sakroiliaka, menjalar ke bokong, paha, hingga ke betis, dan

kaki. Nyeri dapat ditimbulkan dengan Valsava maneuvers (seperti : batuk, bersin,

atau mengedan saat defekasi).

Pada ruptur diskus intervertebra, nyeri dirasakan lebih berat bila penderita sedang

duduk atau akan berdiri. Ketika duduk, penderita akan menjaga lututnya dalam

keadaan fleksi dan menumpukan berat badannya pada bokong yang berlawanan.

Page 27: referat Radikulopati lumbal

Ketika akan berdiri, penderita menopang dirinya pada sisi yang sehat, meletakkan

satu tangan di punggung, menekuk tungkai yang terkena (Minor’s sign).

Nyeri mereda ketika pasien berbaring. Umumnya penderita merasa nyaman dengan

berbaring telentang disertai fleksi sendi coxae dan lutut, dan bahu disangga dengan

bantal untuk mengurangi lordosis lumbal. Pada tumor intraspinal, nyeri tidak

berkurang atau bahkan memburuk ketika berbaring.

Gangguan postur atau kurvatura vertebra. Pada pemeriksaan dapat ditemukan

berkurangnya lordosis vertebra lumbal karena spasme involunter otot-otot

punggung. Sering ditemui skoliosis lumbal, dan mungkin juga terjadi skoliosis

torakal sebagai kompensasi. Umumnya tubuh akan condong menjauhi area yang

sakit, dan panggul akan miring, sehingga sendi coxae akan terangkat. Bisa saja

tubuh penderita akan bungkuk ke depan dan ke arah yang sakit untuk menghindari

stretching pada saraf yang bersangkutan. Jika iskialgia sangat berat, penderita akan

menghindari ekstensi sendi lutut, dan berjalan dengan bertumpu pada jari kaki

(karena dorsifleksi kaki menyebabkan stretching pada saraf, sehingga memperburuk

nyeri). Penderita bungkuk ke depan, berjalan dengan langkah kecil dan semifleksi

sendi lutut disebut Neri’s sign.

Ketika pasien berdiri, dapat ditemukan gluteal fold yang menggantung dan tampak

lipatan kulit tambahan karena otot gluteus yang lemah. Hal ini merupakan bukti

keterlibatan radiks S1.

Dapat ditemukan nyeri tekan pada sciatic notch dan sepanjang n.iskiadikus.

Pada kompresi radiks spinal yang berat, dapat ditemukan gangguan sensasi,

paresthesia, kelemahan otot, dan gangguan refleks tendon. Fasikulasi jarang terjadi.

Hernia Nucleus Pulposus (HNP) biasanya terletak di posterolateral dan

mengakibatkan gejala yang unilateral. Namun bila letak hernia agak besar dan

sentral, dapat menyebabkan gejala pada kedua sisi yang mungkin dapat disertai

gangguan berkemih dan buang air besar.

Page 28: referat Radikulopati lumbal

Gambar 13. Penjalaran nyeri pada radikulopati lumbal

Tabel 1. Common Root Syndromes of Intervertebral Disc Disease

Disc

space

L3-4 L4-5 L5-S1 C4-5 C6-7 C7-T1

Root

affected

L4 L5 S1 C5 C7 C8

Muscles

affected

Quadriceps Peroneals,

anterior

tibial,

extensor

hallucis

longus

Gluteus

maximus,

gastrocne

mius,

plantar

flexor of

toes

Deltoid,

biceps

Triceps,

wrist

exrensors

Intrinsic

hand

muscles

Area of

pain

and

sensory

loss

Anterior

thigh,

medial shin

Great toe,

dorsum of

foot

Lateral

foot, small

toe

Shoulder,

anterior

arm,

radial

forearm

Thumb,

middle

fingers

Index,

fourth

fifth

finger

Reflex

affected

Knee jerk Posterior

tibial

Ankle jerk Biceps Triceps Triceps

Straight

leg

raising

Many not

increase

pain

Aggravates

root pain

Aggravate

s root pain

- - -

Page 29: referat Radikulopati lumbal

II.2. 7. Anamnesis dan pemeriksaan fisis

Pasien datang dengan nyeri pinggang

Penyebab mekanis Penyebab sistemik(peradangan) Sindrom kauda

ekuina

Gejala klinis: 1.kaku dominan (Penekanan kauda ekuina)

1.Onset mendadak 2.Onset bertahap→progresif 1.Persisten +progresif

2.berkurang dengan istirahat 3. Nyeri meningkat dgn istirahat 2.Nyeri tungkai saat

berjalan

3.Gejala unilateral 4.Tulang belakang kaku 3.denyut nadi tungkai N

4.meningkat bila batuk,bersin 5.Restriksi simetris(nyeri sendi- 4.Nyeri berkurang bila

5.riwayat nyeri punggung bawah -sakroiliaka) membungkuk ke depan

5.gejala neurologis,

berupa:

< 55 th, ada riwayat Onset baru - Gangguan BAK/BAB

>55 th/<20th Pemeriksaan penunjang: - Parapresis

-Lab darah (LED, CRP)

Berikan percobaan terapi - Leukosit, Hb

-Foto polos, MRI, CT scan MRI vertebra L/S

Tinjau setelah 3bulan

90% baik 10% simtomatik Diagnosis: Intervensi bedah

1.Neoplasia

? tanda baru cari penyebab 2.Paget desease

Mencurigakan lain 3.Abses epidural

Pemeriksaan penunjang

Dan terapi yg sesuai

Page 30: referat Radikulopati lumbal

Pemeriksaan Fisik

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik, adalah penting untuk melakukan anamnesa

terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hubungan dengan trauma atau infeksi

dan rekurensi. Harus ditanyakan karakter nyeri, distribusi dan penjalarannya, adanya

paresthesia dan gangguan subjektif lainnya, adanya gangguan motorik (seperti kelemahan

dan atrofi otot). Juga perlu diketahui gejala lainnya seperti gangguan pencernaan dan

berkemih, anestesia rektal/genital.

Pemeriksaan fisik yang lengkap adalah penting. Penting untuk memperhatikan

abnormalitas postur, deformitas, nyeri tekan, dan spasme otot. Pada pemeriksaan neurologis

harus diperhatikan :

Gangguan sensorik (hipesthesia atau hiperesthesia). Perlu dibedakan gangguan saraf

perifer atau segmental.

Gangguan motorik (pemeriksaan kekuatan otot, atrofi, fasikulasi, spasme otot).

Perubahan refleks.

Prosedur diagnosa khusus untuk pemeriksaan radikulopati lumbal antara lain :

1. Lasegue’s sign

Pemeriksaan dilakukan dengan : pasien berbaring, secara pasif lakukan fleksi sendi

coxae, sementara lutut ditahan agar tetap ekstensi. Fleksi pada sendi coxae dengan lutut

ekstensi akan menyebabkan stretching n.iskiadikus. Dengan tes ini, pada radikulopati

lumbal, sebelum tungkai mencapai kecuraman 70°, akan didapatkan nyeri (terkadang juga

disertai dengan baal dan paresthesia) pada sciatic notch disertai nyeri dan hipersensitif

sepanjang n.iskiadikus.

Straight-leg-raising-test : dilakukan dengan metode seperti Kernig’s sign.

Bila kedua prosedur tersebut positif, mengindikasikan terdapat iritasi meningen atau

iritasi radiks lumbosakral.

Page 31: referat Radikulopati lumbal

Bonnet’s phenomenon merupakan modifikasi Lasegue’s test, yang mana nyeri akan

lebih berat atau lebih cepat muncul bila tungkai dalam keadaan adduksi dan endorotasi.

Prosedur lain yang merupakan modifikasi Lasegue’s test adalah Bragard’s sign

(Lasegue disertai dengan dorsofleksi kaki) dan Sicard’s sign (Lasegue disertai dengan

dorsofleksi jari-1 kaki). Pada kasus yang ringan, pemeriksaan dengan Lasegue dapat

menunjukkan hasil negatif. Dengan modifikasi ini, stretching n.iskiadikus di daerah tibial

meningkat, sehingga memperberat nyeri. Gabungan Bragard’s sign dan Sicard’s sign

disebut Spurling’s sign.

Gambar 16 . Test Lasegue

Gambar 17. Spurling’s sign

Page 32: referat Radikulopati lumbal

2. Test Lasegue silang

Pada beberapa pasien radikulopati lumbal, iskialgia pada tungkai yang sakit dapat

diprovokasi dengan mengangkat tungkai yang sehat dalam posisi lurus.

Test O’Conell : dilakukan Lasegue test pada tungkai yang sehat, nyeri dapat dirasakan

pada sisi yang sehat (Fajersztajn’s sign), namun dengan derajat yang lebih ringan.

Selanjutnya pemeriksaan ini dilakukan pada tungkai yang sakit. Kemudian dilakukan

secara bersamaan pada kedua kaki. Selanjutnya tungkai yang sehat direndahkan

mendekati tempat tidur; hal ini akan menyebabkan eksaserbasi nyeri, kadang juga disertai

dengan paresthesia.

Beberapa ahli menyatakan pemeriksaan ini patognomonik untuk herniasi diskus

intervertebra.

3. Nerve pressure sign

Pemeriksaan dilakukan dengan : Lasegue’s test dilakukan hingga penderita merasakan

nyeri, kemudian lutut difleksikan 20°, dilanjutkan dengan fleksi sendi coxae dan

penekanan n.tibialis pada fossa poplitea, hingga penderita mengeluh nyeri. Test ini positif

bila terdapat nyeri tajam pada daerah lumbal, bokong sesisi, atau sepanjang n.iskiadikus.

4. Test Viets dan Naffziger

Meningkatnya tekanan intrakranial atau intraspinal dapat menimbulkan nyeri

radikular pada pasien dengan space occupying lession yang menekan radiks saraf.

Tekanan dapat meningkat dengan batuk, bersin, mengedan, dan dengan kompresi vena

jugularis. Tekanan harus dilakukan hingga penderita mengeluh adanya rasa penuh di

kepalanya, dan tes ini tidak boleh dianggap negatif hingga venous return dihambat selama

2 menit. Kompresi vena jugularis juga dapat dilakukan dengan sphygmomanometer cuff,

dengan tekanan 40 mmHg selama 10 menit (Naffziger’s test). Penderita dapat berbaring

atau berdiri. Pada pasien ruptur diskus intervertebra, akan didapatkan nyeri radikular pada

radiks yang bersangkutan.

Page 33: referat Radikulopati lumbal

Sensorik

Penting dicatat bila ada gangguan sensorik dengan batas jelas. Namun

seringkali gangguan sensorik tidak sesuai dermatomal atlas anatomik.

Hal ini disebabkan oleh adanya daerah persarafan yang bertumpang tindih satu sama

lain. Pemeriksaan ini juga menunjukkan tingkat subyektivitas yang tinggi.

II.2. 8. Pemeriksaan Penunjang Radikulopati

Radikulopati dapat didiagnosa dari menifestasi klinis yang khas, seperti rasa nyeri,

baal, atau paresthesia yang mengikuti pola dermatomal. Namun demikian gejala-gejala

tersebut dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga untuk menentukan penatalaksanaan

radikulopati, diperlukan beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain :

a. Rontgen

Tujuan utama foto polos Roentgen adalah untuk mendeteksi adanya kelainan

struktural. Seringkali kelainan yang ditemukan pada foto roentgen penderita radikulopati

juga dapat ditemukan pada individu lain yang tidak memiliki keluhan apapun.

Page 34: referat Radikulopati lumbal

b. MRI/CT Scan

MRI merupakan pemeriksaan penunjang yang utama untuk mendeteksi kelainan

diskus intervertebra. MRI selain dapat mengidentifikasi kompresi medula spinalis dan

radiks saraf, juga dapat digunakan untuk mengetahui beratnya perubahan degeneratif

pada diskus intervertebra. Dibandingkan dengan CT Scan, MRI memiliki keunggulan,

yaitu adanya potongan sagital, dan dapat memberikan gambaran hubungan diskus

intervertebra dan radiks saraf yang jelas; sehingga MRI merupakan prosedur skrining

yang ideal untuk menyingkirkan diagnosa banding gangguan struktural pada medula

spinalis dan radiks saraf.

CT Scan dapat memberikan gambaran struktur anatomi tulang vertebra dengan baik,

dan memberikan gambaran yang bagus untuk herniasi diskus intervertebra. Namun

demikian sensitivitas CT Scan tanpa myelography dalam mendeteksi herniasi masih

kurang bila dibandingkan dengan MRI.

c. Myelografi

Pemeriksaan ini memberikan gambaran anatomik yang detail, terutama elemen osseus

vertebra. Myelografi merupakan proses yang invasif karena melibatkan penetrasi pada

ruang subarachnoid. Secara umum myelogram dilakukan sebagai test preoperatif,

seringkali dilakukan bersama dengan CT Scan.

d. Nerve Concuction Study (NCS), dan Electromyography (EMG)

NCS dan EMG sangat membantu untuk membedakan asal nyeri atau untuk

menentukan keterlibatan saraf, apakah dari radiks, pleksus saraf, atau saraf tunggal.

Selain itu pemeriksaan ini juga membantu menentukan lokasi kompresi radiks saraf.

Namun bila diagnosis radikulopati sudah pasti secara pemeriksaan klinis, maka

pemeriksaan elektrofisiologis tidak dianjurkan.

Page 35: referat Radikulopati lumbal

e. Laboratorium

Pemeriksaan darah perifer lengkap, laju endap darah, faktor

rematoid, fosfatase alkali/asam, kalsium.

Urin analisis, berguna untuk penyakit nonspesifik seperti

infeksi.

II.2. 9. Penatalaksanaan Radikulopati

1. Informasi dan edukasi

2. Farmakoterapi

a. Akut : asetaminofen, NSAID, muscle relaxant, opioid (nyeri berat), injeksi epidural.

b. Kronik : antidepresan trisiklik (amitriptilin), opioid (kalau sangat diperlukan).

3. Terapi nonfarmakologik

a. Akut : imobilisasi (lamanya tergantung kasus), pengaturan berat badan, posisi tubuh

dan aktivitas, modalitas termal (terapi panas dan dingin), masase, traksi (tergantung

kasus), alat bantu (antara lain korset, tongkat).

b. Kronik : terapi psikologik, modulasi nyeri (akupunktur, modalitas termal), latihan

kondisi otot, rehabilitasi vokasional, pengaturan berat badan, posisi tubuh dan

aktivitas.

4. Invasif nonbedah

Blok saraf dengan anestetik lokal.

Injeksi steroid (metilprednisolon) pada epidural untuk mengurangi pembengkakan

edematous sehingga menurunkan kompresi pada radiks saraf.

5. Bedah

Indikasi operasi pada HNP :

Skiatika dengan terapi konservatif selama lebih dari 4 minggu : nyeri berat /

intractable / menetap / progresif.

Defisit neurologik memburuk.

Sindroma kauda.

Stenosis kanal : setelah terapi konservatif tidak berhasil.

Page 36: referat Radikulopati lumbal

Terbukti adanya kompresi radiks berdasarkan pemeriksaan neurofisiologik dan

radiologik.

II.2. 10. Prognosis

Quo ad Vitam : Ad Bonam

Quo ad Functionam : Ad Bonam

Quo ad Sanationam : Ad Bonam

Page 37: referat Radikulopati lumbal

BAB III

KESIMPULAN

Individu dengan radiculopati lumbal perlu memiliki pemahaman tentang etiologi

kemungkinan rasa sakit mereka. Temuan Pemeriksaan pasien dengan akut LBP sering bisa

sugestif, meskipun tidak ada temuan klinis atau sejarah telah ditemukan secara signifikan

berkorelasi dengan generator nyeri dikonfirmasi.

Tinjau anatomi dasar dan biomekanik tulang belakang dengan pasien. Diskusikan

etiologi gejala pasien. Juga membahas rencana perawatan, termasuk deskripsi dari studi

pencitraan direkomendasikan, obat-obatan, suntikan, dan latihan terapi. Tinjau postur tubuh

yang tepat, biomekanik tulang belakang dalam kegiatan hidup sehari-hari, dan metode

sederhana untuk mengurangi gejala-gejala pasien. Instruksi-instruksi awal dan sederhana

memungkinkan pasien untuk menjadi peserta aktif dalam pengobatan karena ia berkembang

menjadi program rumah lebih komprehensif latihan.

Pasien harus memahami bahwa mereka membuat komitmen seumur hidup untuk

program latihan mereka perawatan, karena yang paling penting faktor risiko episode masa

depan nyeri punggung adalah episode sebelumnya. Pasien pendidikan harus dianggap sebagai

proses yang berkelanjutan yang harus terus disempurnakan. Pendidikan diarahkan harus terus

sampai pasien mandiri dalam bukunya atau program latihan pemeliharaan nya

Page 38: referat Radikulopati lumbal

DAFTAR PUSTAKA

1. Mardjono, mahar. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat, Jakarta:2004. 322.

2. http://emedicine.medscape.com/article/95025-overview

3. De Jong R. The neurologi examination. 4th ed. Hagerstown: Harper & Row,1979:446-448, 566-568

4. Rowland LP. Merritt’s textbook of neurology. 7th ed. Philadelphia : Lea &Febiger,1984: 304-309

5. Snell, Richard S. Neuroanatomi Klinik. EGC.Jakarta : 2006.