37
REKOMENDASI IDAI Tata laksana Menurunkan Angka Kematian Ketoasidosis Diabetikum (KAD) pada Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 (DM 1) IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA REKOMENDASI No.: 008/Rek/PP IDAI/V/2014 tentang Tata laksana Menurunkan Angka Kematian Ketoasidosis Diabetikum (KAD) pada Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 (DM 1) Memperhatikan: 1. Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan komplikasi akut Daiabetes Melitus tipe I (DM I) yang disebabkan kekurangan insulin. 2. KAD sering terjadi akibat keterlambatan penegakan diagnosis kasus baru DM 1 pada anak. 3. Insiden kematian akibat KAD sebesar 0,15-0,3%, bahkan lebih tinggi pada daerah dengan keterbatasan fasilitas. 4. Sebesar 57-87% penyebab kematian pada KAD adalah edema serebri. 5. Seperempat penderita edema serebri pada KAD yang berhasil diselamatkan memiliki gangguan neurologis permanen. Rekomendasi: 1. Perlu kewaspadaan gejala dan tanda KAD pada anak dengan DM 1, di antaranya: poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, sesak nafas (pernafasan Kusmaull, bau keton), nyeri perut, muntah dan letargi. 2. Perlu pemeriksaan gula darah sewaktu pada semua kegawatan anak terutama di unit gawat darurat. 3. Perlu pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, keton darah/urin untuk menegakkan diagnosis KAD (pH <7,3; HCO3 < 15 mmol/L).

REKOMENDASI IDAI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

-

Citation preview

REKOMENDASI IDAITata laksana Menurunkan Angka Kematian Ketoasidosis Diabetikum (KAD) pada Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 (DM 1)

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIAREKOMENDASI No.: 008/Rek/PP IDAI/V/2014tentangTata laksana Menurunkan Angka Kematian Ketoasidosis Diabetikum (KAD) pada Anak dengan Diabetes Melitus Tipe 1 (DM 1)Memperhatikan:1. Ketoasidosis diabetikum (KAD) merupakan komplikasi akut Daiabetes Melitus tipe I (DM I) yang disebabkan kekurangan insulin.2. KAD sering terjadi akibat keterlambatan penegakan diagnosis kasus baru DM 1 pada anak.3. Insiden kematian akibat KAD sebesar 0,15-0,3%, bahkan lebih tinggi pada daerah dengan keterbatasan fasilitas.4. Sebesar 57-87% penyebab kematian pada KAD adalah edema serebri.5. Seperempat penderita edema serebri pada KAD yang berhasil diselamatkan memiliki gangguan neurologis permanen.Rekomendasi:1. Perlu kewaspadaan gejala dan tanda KAD pada anak dengan DM 1, di antaranya: poliuria, polidipsia, polifagia, penurunan berat badan, sesak nafas (pernafasan Kusmaull, bau keton), nyeri perut, muntah dan letargi.2. Perlu pemeriksaan gula darah sewaktu pada semua kegawatan anak terutama di unit gawat darurat.3. Perlu pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, keton darah/urin untuk menegakkan diagnosis KAD (pH 42 minggu Kehamilan ganda atau kembar Kelainan presentasi janin, presentasi bokong Persalinan per vaginam dengan bantuan alat forsep atau vakum Ibu yang mendapat obat petidin atau narkotik dalam < 4 jam sebelum partus Air ketuban meconium staining Gawat janin yang dibuktikan dengan kelainan CTG atau Doppler Analgesi maternal sistemik yang diberikan dalam 2 jam sebelum persalinan Persalinan seksio sesar (tidak termasuk seksio sesar ulangan rutin dengan anestesi regional) Intrauterine growth retardation (IUGR) atau makrosomia Polihidramnion Korioamnionitis, abrupsio plasenta Janin tersangka kelainan jantung bawaan atau disritmia kardiak Ketuban pecah dini > 24 jam Ibu dengan preeklamsia atau eklampsia Persalinan dengan anestesi umum Meningkatnya risiko infeksi neonatal seperti ibu yang mendapat antibiotik profilaksis