191
RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN ERA GLOBALISASI (Studi pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah Kab. Semarang Tahun 1914-2015) Oleh SIYONO NIM : MI.13.027 Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam ( M.PdI ) PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2016

RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN

DENGAN ERA GLOBALISASI

(Studi pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah Kab. Semarang Tahun 1914-2015)

Oleh

SIYONO

NIM : MI.13.027

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam ( M.PdI )

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2016

Page 2: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah
Page 3: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA PROGAM PASCASARJANA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.ppsstainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

PROGAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Siyono, S.Pd.I

NIM : M1.13.027

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi : Pembelajaran PAI

Tanggal Ujian : 7 April 2016

Judul Tesis : Relevansi Kurikulum Pondok Pesantren pada Era Globalisasi

(Studi Pada Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok Pesantren Al Mas’udiyah Kab. Semarang Tahun 2015)

Tanggal Ujian :

Panitia Munaqosah Tesis

Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Dr. Phil.Widiyanto, M.A.

Penguji I : Prof. Dr. H. Zulfa, M.Ag.

Penguji II : Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.

Page 4: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA PROGAM PASCASARJANA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Salatiga 50721 Website : www.ppsstainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siyono, S.Pd.I

NIM : M1.13.027

Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

Konsentrasi : Pembelajaran PAI

Menyatakan bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 23 Maret 2016

Saya yang menyatakan,

S I Y O N O

NIM: M1.13.027

Page 5: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

MOTTO

بسم هللا الرمحن الرحمي

من جد وجد

“ Barang siapa yang bersungguh-sungguh

pasti akan berhasil “

“ JADILAH ORANG YANG SELALU

BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN”

Page 6: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

PERSEMBAHAN

Tesis ini Kami Persembahkan

Kepada Al-Mamater Tercinta

Jurusan Tarbiyah

Program Pasca Sarjana

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

IAIN SALATIGA

Page 7: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

ABSTRAK

RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN ERA

GLOBALISASI (Studi pada Pondok Pesantren Al-Manar dan Al Mas‟udiyyah

Kab.Semarang Tahun 2015 )

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui kurikulum

dan landasan kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah, serta relevansinya dengan era globalisasi

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun

tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan tiga

pendekatan, yaitu: (1) pengamatan terlibat, (2) wawancara, dan (3) metode

dokumentasi. Teknik analisa data yang dilakukan dengan tiga alur kegiatan yaitu:

Reduksi data, Penyajian data Penarikan kesimpulan.

Penelitian ini menghasilkan beberapa penemuan; pertama, secara umum

kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu kurikulum salaf dan khalaf. Serta

dapat dikatakan perpaduan kurikulum pendidikan formal dengan kurikulum

Pesantren. Akan tetapi kurikulum tersebut bersifat integral, artinya kegiatan-

kegiatan yang di laksanakan merupakan satu rangakaian dan bersifat saling

mendukung.

Kedua, landasan yang digunakan oleh ke dua Pondok-pesantren tersebut

ada dua, yaitu landasan umum dan khusus. Landasan umum adalah Undang RI

No.20 tahun 2003, pasal 1 dan pasal 19. Sedangkan untuk landasan khususnya

yaitu untuk mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang „Alim dalam

ilmu Agama, dikarenakan berubahnya zaman era globalisasi.

Ketiga, keberadaan kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟diyyah di katakan masih relevan, dikatakan demikian karena

Pondok- pesantren Al-Manar dan Al Mas‟diyyah terbuka kepada seluruh

masyarakat umum, berkesinambungan dalam jenjang pendidikan, terstruktur

dalam penguasaan bahan ajar. Itu terbukti dengan masih banyak masayarakat

yang masih percaya kepada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al-Mas‟udiyyah memondokkan putra-putrinya, agar mendapatkan ilmu

pendidikan yang berlandaskan ajaran-ajaran Agama Islam, menjadikan keluhuran

moral dan akhlakul karimah sebagai salah satu fokus bidang pendidikan.

Page 8: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

ABSTRACT

COTTAGE BOARDING SCHOOL CURRICULUM RELEVANCE

TO THE GLOBALIZATION ERA ( Studies in Pondok Pesantren Al-Manar

and Al Mas'udiyyah Kab.Semarang 2015 )

Objectives to be achieved in this research is to determine the curriculum

and curriculum foundation Pondok Pesantren Al-Manar and Al Mas'udiyyah

Pondok boarding, as well as its relevance to the era of globalization

The study was conducted using a qualitative approach. The data collection

techniques in this research is using three approaches, namely: (1) participant

observation, (2) interviews, and (3) the method of documentation. Data analysis is

done with three grooves of activities, namely: data reduction, data presentation

inference.

This research resulted in several discoveries; First, the general curriculum

Pondok Pesantren Al-Manar and Al Mas'diyyah Pondok boarding can be

classified into two types, namely, curriculum Salaf and khalaf. And can be said to

be a mix of formal education curriculum with boarding school curriculum.

However, the curriculum is integral, meaning that activities carried is one

rangakaian and mutually supportive.

Secondly, the basis used by the two Pondok boarding the two, namely

general and specific runway. The common ground is Indonesia Act 20 of 2003,

article 1 and article 19. As for the foundation in particular is to prepare the

students to be the one who 'Alim in the science of religion, because of the

changing era of globalization era.

Third, the existence of curriculum Pondok Pesantren Al-Manar and

Pondok Pesantren Al-Mas'diyyah at say still relevant, is said so because cottage-

pesantren Al-Manar and Al Mas'diyyah openly to the general public, sustainable

education, structured in mastery of teaching materials. That is evidenced by many

communities who still believe in the Pondok boarding Al-Manar and Pondok

Pesantren Al-Mas'udiyyah-housed her son and daughter, in order to get the

science education that is based on the teachings of Islam, made the moral nobility

and akhlakul karimah as one the focus of education.

Page 9: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

KATA PENGANTAR

حيم حمن الر بسم هللا الر

نحمده ونستعينه ونستغفره ونستهديه ئات إن الحمد لل ونعوذ بالل من شرور أنفسنا ومن سي

وأشهد أن أعمالنا، من يهده هللا فال مضل له ومن يضلل فال هادي له. أشهد أن ال إله إال هللا

دا عبده ورسوله. اللهم صل د وعلى آله وصحبه ومن اهتدى محم وسلم وبارك على محم

بهداه إلى يوم القيامة

" أما بعد "

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya dan meminta pertolongan,

pengampunan, dan petunjuk-Nya. Kita berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kita

dan keburukan amal kita. Shalawat beserta salam kiranya terlimpah kepada al Musthafa.

Sang Rasul yang terjaga dan mulia, berlimpah pula kepada keluarga, para sahabat dan

pengikut yang setia.

Berkat rahmat dan hidayah Allah, penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis

yang sederhana ini, untuk memenuhi tugas dan syarat guna memperoleh gelar Magister

dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Semoga penulis dan

pembaca umumnya bisa mengambil manfaat dari tulisan ini. Penulis menulis tesis

dengan judul: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN ERA

GLOBALISASI (Studi pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah Kab. Semarang)

Terima kasih, penulis sampaikan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Ag, Rektor IAIN Salatiga .

2. Bapak Dr. H. Muh Saerozi, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

bimbingan yang sangat berharga, sehingga terwujud tesis ini.

Page 10: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

3. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan berbagai

ilmu pengetahuan kepada penulis selama menuntut ilmu di bangku kuliah.

4. Bapak Suprapto Al marhum dan Ibu Supinah tercinta, Kakak-kakakku yang (Kang

Tumidi, Mbak Mursiyah, Mbak Triyanti, Mas Slamet, Mbak Torseh, Kang Hari, Mbak

Siyam, Mbak Titik, Mbak Lasmi, Kang Pratik). Yang selalu mendukung adikmu yang

terakhir ini untuk mencari ilmu.

5. Abah K. As’ad Haris Nasution, Ibu Nyai Ulfa beserta sekeluarga yang saya takdhimi

yang telah mengajarkan, membimbing, mendidik dengan kasih sayang dan tulus

ikhlas.

6. Segenap dewan guru MTs, MA dan Madrasah Diniah Al-Manar, Para Santri Al-Manar

yang saya Banggakan.

7. Segenap dewan Pengurus Pondok-Pesantren Putra-Putri Al-Manar dan Pondok-

Pesantren Putra-Putri Al-Mas’udiyyah Blater

8. Sahabat-sahabat senasib seperjuangan khususnya Pasca Sarjana PAI 2013 yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu.

Besar harapan penulis, semoga amal baik tersebut diterima dan dicatat Allah SWT

sebagai amal saleh dan mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda serta

menjadi perantara kesuksesan-kesuksesan berikutnya di dunia dan di akhirat. Tak lupa

penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan

tesis ini, hal ini disebabkan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki

penulis.

Salatiga, 30 Maret 2016

Penulis

S I Y O N O

NIM: M1.13.027

Page 11: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................i

HALAMAN LOGO IAIN ....................................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN ………...................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................................iv

HALAMAN ABSTRAK ......................................................................................v

HALAMAN KATA PENGANTAR ...................................................................vii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ...............................................viii

DAFTAR ISI .........................................................................................................x

DAFTAR TABEL ................................................................................................xv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................xxii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................1

B. Rumusan Masalah Pembatasan Masalah .......................................8

C. Signifikansi Penelitian ..................................................................9

D. Kajian Pustaka .............................................................................11

E. Metode Penelitian ........................................................................16

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................16

2. Lokasi Penelitian ..................................................................17

3. Sumber Data .........................................................................17

4. Tehnik Pengumpulan Data ...................................................18

Page 12: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

5. Analisis Data ........................................................................21

F. Sistematika Penulisan ..................................................................22

BAB II PERSPEKTIF TEORI ........................................................................25

A. Kurikulum Pesantren......................................................................25

1. Arti Kurikulum ....................................................................25

2. Komponen Kurikulum ..........................................................28

a. Tujuan Kurikulum ..........................................................28

b. Isi Kurikulum .................................................................30

c. Bahan Ajar ......................................................................31

d. Metode/ Cara ..................................................................33

3. Evaluasi .................................................................................36

B. Karakteristik Pondok pesantren unggu ........................................38

C. Globalisasi ...................................................................................40

1. Pengertian Globalisasi..............................................................40

2. Karakteristik Globalisasi..........................................................44

3. Dampak Globalisasi ..............................................................45

a. Dapak Positif ...................................................................45

b. Dampak Negatif ..............................................................46

D. Relevansi Pondok-pesantren dalam era globalisasi ....................47

E. Kurikulum Pesantren yang relevan dengan era globalisasi .........49

BAB III PROFIL PONDOK-PESANTREN AL-MANAR DAN AL-

MASUDIYYAH ...................................................................................51

A. Sejarah singkat dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Manar.51

Page 13: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1. Rintisan awal tahun 1914-1950 ............................................51

2. Tahun 1963-1982 K H Djalal Suyuti……….........................52

3. Tahun 1982-1992 K.H. Fathurrohman ................................53

4. Tahun 1992-2000 K. Muhammad Imam Fauzi ......................56

5. Tahun 2000-(2015) ..................................................................58

a. Susunan Pengurus .............................................................59

b. Keadaan Santri .................................................................61

c. Aktivitas Harian ................................................................63

d. Berbagai Tata Cara atau Peraturan Yang Berlaku ...........65

e. Keadaan Guru / Ustadz ..... .............................................66

B. Tujuan Pondok-Pesantren Al-Manar pada Masa Sekarang ........67

1. Visi .........................................................................................68

2. Misi .........................................................................................68

3. Tujuan......................................................................................69

C. Sarana dan Prasarana Pondok-Pesantren Al-Manar ...................71

1. Sarana Bangunan......................................................................71

2. Sarana Pendukung....................................................................72

3. Kegiatan Ekstra Pesantren Al-Manar ....................................72

D. Kurikulum Pondok-Pesantren Al-Manar ....................................73

1. Tujuan ...................................................................................73

2. Isi .............................................................................................74

3. Bahan ....................................................................................77

4. Cara di Pondok-pesantren Al Manar........................................89

Page 14: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

5. Landasan Kehidupan Santri Al-Manar ..................................96

E. Sejarah singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-

Mas‟udiyyah..................................................................................98

1. Rintisan awal tahun 1963 ......................................................98

2. Tahun 1969 -1990................................................................... 98

3. Tahun 1990 – 2015 ..............................................................100

4. Susunan Pengurus Pesantren .........................................................101

5. Keadaan Santri ..............................................................................103

6. Aktifitas Harian ............................................................................104

7. Keadaan Guru ...............................................................................106

8. Sarana Prasarana Pesantren Al-Mas‟udiyyah...........................106

9. Kegiatan ekstra Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah.......................108

F. Tujuan Pondok-Pesantren Al-Mas‟udiyyah pada Masa

Sekarang………………………………………………………...109

1. Kelembagaan..........................................................................110

2. Kurikulum Pondok-pesanten Al Mas‟udiyyah......................110

3. Cara .......................................................................................118

4. Evaluasi pembelajaran yang digunakan ................................118

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................123

A. Kurikulum Pondok- Pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah………………………………………………..…120

Page 15: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1. Tujuan kurikulum pendidikan Pondok-Pesantren Al-Manar dan

Pondok-Pesantren Al Mas‟udiyyah di kaitkan dengan Era

Globalisasi.............................................................................123

2. Isi Kurikulum Pondok-Pesantren Al-Manar dan Pondok-

Pesantren Al Mas‟udiyyah di kaitkan dengan Era

Globalisasi.............................................................................125

3. Cara kurikulum Pondok-Pesantren Al-Manar dan Pondok-

Pesantren Al Mas‟udiyyah di kaitkan dengan Era

Globalisasi.............................................................................130

B. Landasan pengembangan Kurikulum Pondok- Pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah......................................128

C. Relevansi Kurikulum yang diterapkan di Pondok- Pesantren Al-

Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah dengan Era

Globalisasi...................................................................................134

1. Prinsip Fleksibilitas .............................................................138

2. Prinsip kontinuitas..................................................................139

3. Prinsip praktis dan Efisiensi....................................................140

4. Prinsip Efektifitas....................................................................141

5. Prinsip Khusus........................................................................143

BAB V PENUTUP ................................................................................................148

A. Kesimpulan...................................................................................148

B. Saran ..........................................................................................151

Page 16: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

C. Penutup ........................................................................................152

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

DAFTAR TABEL DAN BAGAN

TABEL

Halaman

TABEL 3.1: Jumlah Santri Al Manar 61

TABEL 3.2: Daerah Asal Santri 61

TABEL 3.3: Pekerjaan Orang Tua Santri 62

TABEL 3.4: Kegiatan Harian 63

TABEL 3.5: Kegiatan Pekan 64

TABEL 3.6: Kegiatan Bulanan 64

TABEL 3.7: Kegiatan Tahunan 65

TABEL 3.8: Kegiatan Ekstra 72

TABEL 3.9: Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Manar 74

TABEL 3.10: Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Wustha Al-Manar 75

TABEL 3.11: Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Ulya Al-Manar 76

TABEL 3.12: Struktur kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar 76

TABEL 3.13: Nama kitab Taukhid 78

TABEL 3.14: Nama kitab Tajwid 79

TABEL 3.15: Nama kitab Akhlak/ Tasawuf 80

TABEL 3.16: Nama kitab Nahwu 82

TABEL 3.17: Nama kitab Ilmu Fiqih 83

TABEL 3.18: Nama kitab Usul Fiqih 84

TABEL 3.19: Nama kitab Ilmu Tafsir 85

TABEL 3.20: Nama kitab Hadist 86

TABEL 3.21: Nama kitab Ulumul Hadist 87

TABEL 3.22: Nama kitab Tarikh 88

Page 18: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

TABEL 3.23: Jumlah Santri Al Mas‟udiyyah 104

TABEL 3.24: Daerah Asal Santri Al Mas‟udiyyah 104

TABEL 3.25: Kegiatan Harian 104

TABEL 3.26: Kegiatan Pekan 105

TABEL 3.27: Kegiatan Bulanan 106

TABEL 3.28: Kegiatan Tahunan 106

TABEL 3.29: Nama kitab Taukhid 112

TABEL 3.30: Nama kitab Tajwid 112

TABEL 3.31: Nama kitab Akhlak/ Tasawuf 113

TABEL 3.32: Nama kitab Nahwu 114

TABEL 3.33: Nama kitab Ilmu Fiqih 114

TABEL 3.34: Nama kitab Usul Fiqih 115

TABEL 3.35: Nama kitab Ilmu Tafsir 116

TABEL 3.36: Nama kitab Hadist 117

TABEL 3.37: Nama kitab Ulumul Hadist 117

TABEL 3.38: Nama kitab Tarikh 118

Page 19: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Nota Dosen Pembimbing Tesis

3. Lembar Konsultasi

Page 20: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang tertua di

Indonesia.1 Pesantren juga sebagai lembaga pendidikan tradisional Islam untuk

mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan

menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.2

Eksistensi pesantren sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna

keislaman, tetapi juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia,3

sebab keberadaannya mulai dikenal di bumi Nusantara pada abad ke-13.4

Pesantren merupakan bagian dari sejarah pendidikan dan peradaban

Indonesia yang dibangun sebagai institusi pendidikan keagamaan bercorak

tradisional (pendidikan tradisonal Islam) yang merupakan lembaga pendidikan

formal tertua bagi masyarakat Islam di Indonesia.5

Sebagai lembaga pendidikan dengan kurikulum yang hanya mengajarkan

ilmu-ilmu keagamaan (agama Islam), pesantren dianggap kurang memberikan

arah yang prospektif bagi masa depan dibandingkan dengan lembaga-lembaga

formal seperti sekolah dan perguruan tinggi. Di sisi lain juga dianggap kurang

1 Mastuhu, Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999,1. 2 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, 55. 3

Madjid Nurcholish, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997, 3. 4 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta:INIS, 1994, 6. 5 Faisal Ismail, Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama Wacana Ketegangan Kreatif

Islam dan Pancasila, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1995, 194.

Page 21: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dalam mengimbangi tuntutan zaman. Karena kurangnya dalam mengimbangi

tuntutan zaman, beserta faktor-faktor lain yang beragam, oleh Nurcholish Madjid

pesantren dianggap kurang siap untuk “lebur” dalam mewarnai kehidupan

modern. 6

Guna membenahi kekurangan-kekurangan tersebut banyak para tokoh dari

kalangan pesantren mulai mengembangkan visi-misi dan kurikulumnya. Pesantren

mulai melakukan akomodasi dan penyesuaian seperti adanya sistem penjenjangan,

kurikulum yang lebih jelas dan sistem klasikal.

Seiring dengan perubahan tersebut muncullah tipologi pesantren yang

mana diklasifikasikan menjadi dua yaitu, pesantren salaf dan pesantren khalaf.

Sebuah pesantren disebut salaf apabila dalam kegiatan pendidikanya semata-mata

berdasarkan pola pengajaran klasik/ lama yakni berupa pengajian kitab kuning

dengan metode pembelajaran tradisional. Kemudian pesantren disebut khalaf/

modern adalah pesantren yang disamping tetap melestarikan unsur-unsur utama

pesantren, memasukkan juga ke dalamnya unsur-unsur modern yang ditandai

dengan sistem klasikal/ sekolah dan adanya materi ilmu-ilmu umum dalam

muatan kurikulumnya.7

Menurut Ronald Alam Lukens Bull, Syekh Maulana Malik Ibrahim

mendirikan Pondok-pesantren salaf di Jawa pada tahun 1399 M untuk

menyebarkan Islam di Jawa.8 Pondok-pesantren yang panjang usianya kiranya

sudah cukup alasan untuk menyatakan bahwa pondok pesantren telah menjadi

6 Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan, Jakarta:

Paramadina, 1997, 7. 7 Maksum, Pola Pembelajaran di Pesantren, Jakarta: Departemen Agama RI, 7-8.

8 Alam Lukens Bull Ronald, A Peaceful Jihad: Javanese Education and Religion Identity

Construction, Michigan: Arizona State University, 1997, 60.

Page 22: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

milik budaya bangsa dalam bidang pendidikan, dan telah ikut mencerdaskan

kehidupan bangsa.9

Sejak dekade 80 dan 90-an, banyak pemikiran-pemikiran progresif yang

membahas seluk-beluk pesantren, mulai dari kultur, tradisi, pemikiran, dan

sebagainya. Ide-ide pemikiran itu muncul dari gagasan untuk membuat pesantren

beberapa langkah lebih maju. Ini biasanya muncul dari ilmuan yang pernah

mengenyam pendidikan pesantren lalu melanjutkan studinya di luar pesantren.

Mereka seakan melihat, bahwa ada yang kurang dan tidak pas di pesantren. Ada

hal-hal yang masih perlu dibenahi.10

Salah satu penyebab pemikiran progresif adalah globalisasi. Globalisasi

sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menimbulkan

adanya sistem satelit informasi dunia, konsumsi global, gaya hidup kosmopolitan,

mundurnya kedaulatan suatu negara kesatuan dan tumbuhnya kesadaran global

bahwa dunia adalah sebuah lingkungan yang terbentuk secara

berkesinambungan,11

dalam hal itu muncul kebudayaan global yang membawa

pengaruh terhadap perkembangan social budaya yang beraneka ragam. Menurut

John Naisbitt, kebudayaan Negara-negara yang berbahasa Inggris akan

mendominasi gaya hidup yang memunculkan perubahan nilai dan mempengaruhi

9 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: INIS, 1994, 7. 10 Mohammad Achyat Ahmad, Liberalisasi Islam di Pesantren, cet I, Pasuruan: Sidogiri

Pustaka, 25. 11

Azyumardi Azra, Konflik Baru antara Peradaban Globalisasi, Radikalisme &

Pruralitas, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Page 23: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

masyarakat lain, maka akan terjadi pergeseran nilai dalam masyarakat penerima

pengaruh.12

Kondisi ini telah mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat dunia,

termasuk masyarakat Indonesia. Perubahan masyarakat Indonesia terjadi dari

masyarakat agraris menjadi masyarakat informatif yang bertumpu pada teknologi

informatika. Masyarakat muslim di Indonesia, mau tidak mau juga merasakan

dampak dari globalisasi ini, walaupun sebenarnya fenomena ini menurut

Azyumardi Azra bukanlah fenomena baru sama sekali.13

Jika pada akhir abad 19 dan awal abad 20 globalisasi yang bersifat religio-

intelektual telah dirasakan oleh bangsa Indonesia yaitu bersumber dari Timur

Tengah. Proses globalisasi dewasa ini, bersumber dari Barat, yang terus

memegang supremasi dan hegemoni dalam berbagai lapangan kehidupan

masyarakat dunia umumnya.14

Dengan melihat sumber globalisasi saat ini, maka dalam proses globalisasi

ini ada nilai-nilai yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia pada

umumnya dan umat Islam pada khususnya. Dalam era ini, kehebatan suatu

negara-bangsa tidak lagi didasarkan atas sumber daya alam yang melimpah dan

alat-alat produksi masal, tetapi sandaran terpenting yang akan menentukan

keberlangsungan hidup dan kemajuan negara-bangsa adalah mutu sumber daya

12 John Naisbitt dan Patrica Aburdence, Megatrend 2000, Terj, Fx. Budijanto, Jakarta:

Bumi Aksara, 1990, 126. 13 Azyumardi, Konflik Baru antara Peradaban Globalisasi, Radikalisme & Pruralitas,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. 14

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenim Baru,

Ciputat: kalimah, 43-44.

Page 24: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

manusia yang dimiliki.15

Dari sini dapat dilihat betapa pentingnya pembentukan

sumber daya manusia yang berkualitas.

Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada

di Indonesia sebenarnya mempunyai peluang dalam menciptakan SDM yang

berkualitas dengan catatan pondok pesantren mampu mempertahankan nilai-nilai

tradisional yang telah hidup berabad-abad, menjadi pendidikan alternatif yang

ideal, mencetak generasi muda yang ber-akhlakul karimah, di era globalisasi yang

sedang terjadi dengan tanpa meninggalkan watak kepesantrenannya.

Menurut Edy Supriyono, minimal ada tiga alasan mengapa pesantren

peluangnya lebih besar dibandingkan lembaga pendidikan yang lain;”

1. Pesantren yang ditempati generasi bangsa (mulai anak-anak hinggga pemuda),

dengan pendidikan yang tidak terbatas oleh waktu sebagaimana pendidikan

umum.

2. Pendidikan pesantren yang mencoba memberikan keseimbangan antara

pemenuhan lahir dan batin.

3. Pendidikan pesantren terbuka untuk semua kalangan”. 16

Serta jika pesantren melakukan inovasi dalam pendidikannya maka pada

hakikatnya pesantren akan lebih terbuka kesempatannya di pilih oleh masyarat.

Inovasi pendidikan dapat menyangkut berbagai bidangdi Pondok-pesantren.

15 Bachrudin Musthafa, Kecenderungan Global dan tuntutan Pendidikan Abad Informasi,

Jurnal Ilmu Pendidikan, November 2002, Jilid 9, Nomor 4 ISSN 0215-9613, Lembaga Pendidikan

Tenaga Kependidikan (LPTK) dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI), 248. 16

Edy Supriyono, Pesantren di Tengah Arus Globalisasi, Menggagas Pesantren Masa

Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru, 2003,Yogyakarta; Qirtas.

Page 25: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kurikulum sebagai salah satu bagian dari software merupakan salah satu aspek

yang cukup urgen untuk di perbaharui agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Kurikulum merupakan komponen instrumen pendidikan yang penting

keberadaannya, karena dengan kurikulum segala bentuk aktivitas pendidikan akan

terarah dalam rangka pencapain tujuan pendidikan yang tercantum dalam UU

SISDIKNAS.17

Sistem pendidikan serta kurikulum pesantren kini menjadi banyak

perbincangan bukan hanya sekedar karena kebijakan pengembangan kurikulum

pendidikan nasional yang selalu berubah, tetapi karena dinamisasi pesantren

dalam mengembangankan kurikulum, dengan membentuk lembaga pendidikan

formal yang menyerap muatan kurikulum yang dibutuhkan dalam konteks

kebutuhan masyarakat akan pendidikan modern yang membutuhkan lembaga

legal formal yang mampu mengeluarkan ijazah, sebagai suatu formalitas

kelulusan dalam menjalani program pendidikan, dan penambahan mata pelajaran

umum di dalam sekolah keagamaan (dalam hal ini adalah pesantren dan lembaga

pendidikan Islam) sebagai suatu wujud tantangan kebutuhan zaman akan

kebutuhan pendidikan yang memberikan orientasi pengajaran, dan pemberian

bekal hidup yang berbeda. Keadaan yang seperti ini juga belaku pada

pengembangan pendidikan Islam (terutama dalam pengembangan kurikulum

pendidikan) Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah.

17

UURI No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) Bandug:

Citra Umbara.

Page 26: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah di

antara Pondok-pesantren yang berada di Kab. Semarang yang sudah lama berdiri

Fakta ini diperoleh dari dokumen yang penulis dapatkan. Serta Pondok-pesantren

Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah menyatakan bahwa selain

melaksanakan kurikulum salafiyah seperti model bandongan, sorogan dan

takhassus, pesantren juga melaksanakan kurikulum khalafiyah (modern) yaitu

dengan berdirinya lembaga formal.

Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah memberikan pendidikan kepada para santrinya secara integral

pengetahuan umum dan agama, Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah terus berusaha memenuhi tuntutan kemajuan dan

pendidikan, baik itu tuntutan ilmu umum atau megenai system pendidikan

Nasional, dan SKB tiga menteri, serta ilmu Agama. Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah mengakomodir tuntutan masyarakat serta

tidak menghilangkan ciri khas sebagai pesantren. Problem adaptasi dengan

kemajuan dan system pendidikan ini sedikit banyak telah mempengaruhi

pengembangan kurikulum, baik di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah. Sehingga pesantren mengupayakan dengan

menambah Ustadz dan para Guru yang mempunyai pengalaman baru dan gelar

kesarjanaan di harapka menambah pengetahuan dan pengalaman yang belum

pernah di peroleh oleh para ustadz pesantren sebelumnya, sehingga memungkin

membuka paradigma baru yang ada dalam Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah tersebut.

Page 27: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Bentuk asal kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas‟udiyyah adalah pesantren tradisional yang mengajarkan kitab klassik

(kitab kuning) yang menjadi muatan inti dalam pengajaran agama di Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, baik itu di ajarkan

dalam Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

bentuk hafalan bait, lafal makna, maupun membaca kitab secara keseluruhan.

Pengembangan keilmuan membaca kitab kuning melalui nahwu dan sharaf,

dengan metode pembelajaran sorogan dan bandongan. Kegiatan pembelajaran

pesantren klassik diatas mengalami perubahan dan dinamika seiring dengan

perubahan dan dinamika pengembangan seiring dengan meningkatnya tuntutan

zaman, sistem pendidikan, dan alumni dan ustadz yang mempunyai paradigma

modern pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

Dari paparan di atas dapat dilihat betapa pentingnya fungsi kurikulum

dalam pendidikan, sehinggga dari sinilah peneliti tertarik untuk meneliti

penerapan kurikulum Pondok-pesantren dalam era globalisasi

B. Rumusan Masalah

Penilitian ini ditujukan untuk mengkaji tentang kurikulum dalam

perkembangan lembaga pendidikan Islam, terutama menyangkut topik relevansi

kurikulum di pondok pesanren. Penelitian ini penulis batasi permasalahan pada

pengembangan kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas‟udiyyah. Sedangkan lembaga pendidikan formal tidak di ulas lebih lanjut

Page 28: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dikarenakan fokus penelitian hanya membatasi pada kurikulum pondok pesantren.

Pengembangan kurikulum pondok pesantren, penulis mengambil setting

penelitian pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah bertempat di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah.

Dari latar belakang di atas, maka akan diuraikan beberapa rumusan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kurikulum yang di terapkan di Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah?

2. Apa landasan pengembangan kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah ?

3. Apa kurikulum yang diterapkan di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah masih relevan dengan era globalisasi ?

C. Signifikan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini secara umum

bertujuan :

1. Untuk mengetahui kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah.

2. Untuk mengetahui landasan yang di gunakan dalam pengembangan

kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

Page 29: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

3. Mengetahui relevansi kurikulum di pondok-pesantren Pondok-pesantren

Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah dengan era globalisasi.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada dua hal :

1. Manfaat secara teoritif substantif

a. Memberikan masukan keilmuan dalam pengembangan dunia pendidikan

pesantren

b. Memperkaya teori tentang pengembangan kurikulum di lembaga

pendidikan Islam.

c. Menyumbangkan pemikiran tentang kurikulum yang relevan bagi

pendidikan di Indonesia umumnya dan pendidikan di pondok pesantren

pada khususnya dalam menghadapi era globalisasi.

d. Memberikan bahan kajian dan rujukan bagi penelitian di bidang yang

serupa.

2. Manfaat secara praktis empirik

a. Sebagai tugas akhir untuk menyeleisaikan studi Pascasarjana program

Magister Pendidikan Islam

b. Sebagai sumbangan informasi mengenai perkembangan praktis

kurikulum pesantren dan lembaga pendidikan Islam.

c. Sebagai masukan dan pertimbangan kepada pesantren dan lembaga

pendidikan islam terkait dengan pengembangan kurikulum.

Page 30: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

D. Kajian Pustaka

Adapun penelitian yang berkaitan dengan tema, penulis menemukan antara

lain:

Mujamil Qomar, Politik Pendidikan Pesantren Melacak Transformasi

Institusi, dan Metode, kemudian dicetak menjadi buku dengan judul: Pesantren

Dari Transformasi metodologi Menuju Demokratisasi Institusi. Dalam penelitian

ini dikemukakan bahwa kurikulum pesantren itu jika diamati dengan melihat

kondisi pada dua kutub secara ekstrim (masa permulaan dan keadaan sekarang)

memang menunjukkan perubahan yang sangat fundamental, tetapi ketika

perubahan itu dilihat secara setahap demi setahap, ternyata hanya terjadi

perubahan yang amat lamban. Perubahan yang terjadi lebih imitatif daripada

upaya pembuatan model sendiri. 18

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren : Suatu Kajian Tentang

Unsur dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren, kemudian oleh INIS diterbitkan

pada tahun 1994. Penelitian yang mengambil 6 pesantren sebagai situsnya

mengemukakan bahwa jenis pendidikan di pesantren ada yang bersifat formal dan

non formal. Untuk yang bersifat non formal, hanya mempelajari agama yang

bersumber dari kitab-kitab klasik. Kurikulum pada jenis pendidikan ini

berdasarkan tingkat kemudahan dan kompleksitas ilmu atau masalah yang dibahas

dalam kitab. Sedangkan untuk pendidikan formal (madrasah dan sekolah umum)

berlaku kurikulum yang ditentukan oleh pemerintah (Depag dan Depdikbud). 19

18 Mujamil Qomar, Pesantren dan Transformasi Metodologi menuju Demokrasi Institusi,

Jakarta: Erlangga, 1996 19

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian Tentang Unsur dari

Nilai Sistem Pendidikan, Jakarta: INIS, 1994.

Page 31: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Nur Ali, Manajemen pengembangan kurikulum sekolah menengah

kejuruan di pesantren (studi multi kasus di Pesantren Darum Ulum Jombang dan

Pesantren Al-Yasini Wonorejo Pasuruan). Fokus penelitian ini adalah ingin

mengetahui latar belakang diadakannya pengembanban kurikulum, kegiatan

pengembangan kurikulum pesantren, dan implikasi manajemen pengembangan

kurikulum terhadap citra sekolah menengah kejuruan (SMK). 20

Amir Mahmud, Dinamika pengembangan Kurikulum Pesantren Rifaiyah,

Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan yang menggunakan perspektif

sejarah untuk menggali data secara kronologis-historis dalam menganalisa

pengembangan kurikulum pendidikan dalam suatu lembaga pendidikan.

Kesimpulan penelitian ini adalah mengenai pengaruh kepemimpinan

pesantren dalam pengembangan kurikulum pendidikan pesantren, pergantian

pemimpin membawa dampak yang signifikan terhadap kebijakan dan orientasi

perubahan kurikulm pendidikan pesantren, pergantian pemimpinan pesantren

membawa sebuah dinamika perubahan dan perkembangan. Perubahan dan

dinamika pengembangan kurikulum pesantren Rifaiyah lebih banyak dipengaruhi

faktor kepemimpinan pesantren yang membawa orientasi pendidikan pesantren,

bahkan perubahan kurikulum pesantren tidak banyak terlihat ketika perubahan

kurikulum pendidikan nasional mengalami banyak perubahan. 21

Disertasi, Modernisasi Pesantren; Studi Transforma si Kepemimpinan

Kiai dan Sistem Pendidikan Pesantren oleh Abd. Halim Soebahar. Disertasi ini

20

Nur Ali, Manajemen Pengembangan Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan di

Lingkungan Pesantren, Tesis Pascasarjana UNM, 2014. 21

Amir Mahmud, Dinamika Pengembangan Kurikulum Pendidikan di Pesantren

Rifa’iyah, Tesis Pascasarjana UIN Kalijaga, 2014.

Page 32: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kemudian diterbitkan oleh LkiS dengan judul yang sama pada tahun 2013. Halim

dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa sistem pembaharuan dan proses

perjalanan pesantren mengusung tema modern bukanlah hal yang mudah.

Dijelaskannya bahwa kehidupan pesantren penuh dengan kultural tradisinya

terkadang sulit untuk disinggung dengan semacam realitas kehidupan nyata diluar.

Namun apa yang ditelitinya dari lima lembaga pendidikan pesantren, yaitu;

pesantren Syaikhona Kholil, At-Taroqqi, Banyuanyar, Annuqayah, dan pesantren

Al Amin, menunjukkan bahwa modernisasi yang terjadi di lima pesantren tersebut

berangkat dari peran kiai pesantren.

Kompetensi yang dimiliki masing–masing pesantren tersebut

ditransformasikan dalam sistem pendidikan pesantren. Maka secara garis besar

apa yang terjadi dari pembaharuan dalam pendidikan pesantren adalah respon kiai

terhadap inovasi dalam proses transformasi. Pola inovasi oleh masing-masing kiai

pesantren memiliki hampir pandangan yang sama mengenai perlunya dilakukan

inovasi sistem kurikulum pendidikan pesantren, yaitu al muhafadzotu ala qodimi

as sholih wal akhzu bil jadidi al aslah, yang berarti memelihara tradisi lama yang

masih relevan dan melakukan inovasi yang lebih konstruk. 22

Penelitian Tesis, Model Pengembangan Kurikulum Pesantren (Studi di

Pondok Pesantren An-Nur Bululawang Malang) oleh Edy Sutrisno. Dalam

penelitiannya digambarkan bahwa kurikulum pesantren terus mengalami

pengembangan. Meskipun dalam temuannya terjadi berbagai dialektika dalam

22

Abd Halim Soebahar, Modernisasi Pesantren; Studi Transforma si Kepemimpinan Kiai

dan Sistem Pendidikan Pesantren, Disertasi UIN Kalijaga, 2010.

Page 33: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

proses perjalanan pengembangan kurikulum disana. Model pendidikan yang

diterapkan dipesantren ini dalam sejarahnya mengambil dua seting model

pendidikan, yaitu keagamaan dan umum. Pendidikan keagamaan yang

dimaksudnya terfokus pada pendidikan yang bermuatan dengan mata pelajaran

agama dengan mengandalkan kitab kuning. Sedangkan pendidikan umum hanya

mengajarkan mata pelajaran umum selain yang berbau agama. Namun dalam

perjalanannya dua model pendidikan ini mulai dilebur menjadi satu. Pemisahan

waktu yang sebelumnya sudah lama dilakukan membuat kurikulum di pesantren

ini berjalan lambat. Sampai akhir tahun 2008, Peleburan dan penyatuan dua model

pendidikan mulai digabungkan dan dirumuskan dalam kurikulum. 23

Tesis, Dinamika Pengembangan Kurikulum Ma’had Aly Pondok

Pesantren Wahid Hasyim Sleman. Oleh zainul Arifin. Tesis ini mendeskripsikan

pengembangan kurikulum Ma‟had Aly dengan menggunakan analisis pendekatan

emic dan total quality managemen. Dalam penelitianya ia mengklasifikasikan

pengembangan kurikulum kedalam tiga hal; pengembangan kurikulum sebagai

ide, sebagai dokumen, dan sebagai proses. Pengembangan kurikulum sebagai ide,

kurikulum dirancang berdasarkan analisis kebutuhan, dan akhirnya terbentuklah

ide untuk menggabungkan kurikulum pesantren dengan kurikulum perguruan

tinggi. Sebagai dokumen, pengembangan kurikulum dilakukan dengan membuat

draft kurikulum, yang berisikan silabus dan distribusi mata pelajaran. Dan

sebagai proses, ide pengembangan kurikulum pada pesantren Ma‟had Aly tidak

23

Edy Sutrisno, Model Pengembangan Kurikulum Pesantren, Studi di Pondok Pesantren

An-Nur Bululawang Malang, Tesis Pascasarjana UNM, 2014.

Page 34: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

selesai pada bentuk dokumen, tetapi diimplementasikan dalam proses

pembelajaran. 24

Tesis Manajemen Kurikulum Program Keagamaan Man 1 Surakarta. Oleh

Asykar Nurul Hidayah. Tesis ini berangkat dari kegelisahan tentang kondisi

madrasah yang kurang begitu diminati oleh masyarakat, dan minimnya minat

tersebut disebabkan oleh rendahnya mutu manajemen, serta kualitas kurikulum

sekolah. Penelitian ini berusaha mengungkap proses manajemen kurikulum

program keagamaan, dengan menjelaskan faktor yang menjadi pendukung dan

kendala pengembangan mutu sekolah tersebut. Dalam penelitianya ia

memaparkan faktor pendukung yang berupa pengasramaan siswa, pengauatan

bahasa asing sebagai pengantar, perbaikan manajemen kurikulum serta

pembenahan sistem rekrutmen yang baik. Sedangkan hal-hal yang menjadi

kendala pengembangan kurikulum keagamaan adalah kebijakan nasional yang

kurang mendukung, kurangnya kualitas dan kompetensi guru, serta kurangnya

dukungan masyarakat luas terhadap keberadaan MAN. 25

Dari beberapa kajian pustaka, banyak peneliti pengembangan kurikulum

dengan implikasinya, ada juga pengaruh pemimpin/ Kyai dalam

mengembangangkan kurikulum Pondok-pesantren. Serta manajemen

pengembangan kurikulum. Untuk itu penulis tertarik meneliti kurikulum

pesantren yang sekarang digunakan, apakah masih relevan dengan kondisi zaman

yang sudah modern. Menurut penulis belum menemukan penelitian yang

24

Zainul Arifin, Dinamika Pengembangan Kurikulum Ma’had Aly Pondok Pesantren

Wahid Hasyim Sleman, Tesis Pascasarjana UIN Kalijaga, 2014. 25

Asykar Nurul Hidayah, Manajemen Kurikulum Program Keagamaan Man 1 Surakarta,

Tesis Pascasarjana UMS, 2013.

Page 35: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

membahas masalah kurikulum di pesantren yang sekarang masih di gunakan.

Perbedaan penelitian yang terdahulu, penulis meneliti kurikulum Pondok-

pesantren salaf. Yang pada penelitian ini penulis mengambil Pondok-pesantren

Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah yang keduanya berada di

Kabupaten Semarang.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan

kualitatif (qualitative research), yaitu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap,

kepercayaan, persesi, pemikiran orang secara individu maupun kelompok, 26

dimana data yang disajikan tidak dalam bentuk angka-angka melainkan dalam

bentuk kata-kata dan gambaran-gambaran, 27

sehingga hasil penelitiannya berupa

deskripsi, interpretasi, dan tentatif-situasional.

Menurut Nasir, Penelitian kualitatif adalah penyelidik yang hati-hati

testematik, dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan tertentu dan

keperluan tertentu. 28

penelitian ini di dilakukan terhadap suatu kesatuan sistem

yang bisa berupa program, kegiatan, peristiwa atau sekelompok individu yang

26

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung. Remaja

Rosdakarya, 2010), 60-61 27

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif

(Surabaya: Airlangga University Press, 2005), 103. 28

Nasir. Metode Dakwah Secara langsung. Jakarta,1985

Page 36: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

terikat oleh tempat, waktu, atau ikatan tertentu. 29

Dalam hal ini, sesuatu yang

dijadikan kasus bisa berupa masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi

bisa juga berupa sesuatu yang tidak ada masalah di dalamnya, melainkan karena

keunggulan atau keberhasilannya. 30

2. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian yang penulis lakukan adalah di Pondok

Pesantren Al Manar dan Pondok Pesantren Al Mas‟udiyyah yang keduanya adalah

pondok pesantren salaf yang berada di Kabupaten Semarang.

Pemilihan lokasi penelitian ini didasarkan pada beberapa kelebihan yang

dimiliki oleh masing-masing pondok pesantren tersebut. Diantaranya adalah

kemampuan lembaga dalam mempertahankan eksistensinya serta terus berusaha

mengembangkan lembaga secara menyeluruh, dari segi jumlah santri, keduanya

Pondok-pesantren dengan jumlah santrinya lumayan banyak. Serta Pondok-

pesantren yang masih mempertahankan pendidikan salaf di tengah-tengah

pendidikan yang berkembang.

3. Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh sumber

informasi yang akan dijadikan rujukan penelitian. Sumber data utama dalam

29

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian…,64. 30

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian..., 77-78

Page 37: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

penelitian kualitatif ialah berupa kata-kata dan tindakan selebihnya adalah sumber

data tambahan seperti dokumen, buku-buku yang relevan dan lain-lain. 31

Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik pengambilan

sumber data, yang pada mulanya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar. 32

Adapun subyek penelitian yang menjadi sumber data dalam penelitian ini

adalah Pengasuh Pesantren/ Kyai, para pengurus, para ustad/ ustadzah, santri,

komite sekolah baik Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah. Serta buku bank data, dokumen administrasi, buku pedoman

penyelenggaraan baik di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan informasi data yang

terkait dengan fokus penelitian. Penentuan subyek penelitian yang disesuaikan

tujuan penelitian dan subyek tersebut akan menjadi semakin banyak untuk

mendapatkan informasi yang lebih komplek. Bertambah banyaknya subyek

penelitian itu seperti bola salju yang menggelinding, sehingga lama-lama menjadi

besar.

Untuk mengumpulkan data-data terkait penelitian yang dilakukan, peneliti

menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai beriku:

a. Metode Observasi

31

Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja Rosda Karya,

2001,157. 32

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&,

Bandung: Alfabeta, 2010, 300.

Page 38: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Observasi atau pengamatan merupakan suatu cara mengumpulkan data

dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Observasi dapat dilaksanakan secara partisipatif ataupun

nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif(participatory observation), pengamat

ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Sedangkan dalam observasi

nonpartisipatif(nonparticipatory observation), pengamat tidak ikut serta dalam

kegiatan melainkan hanya berperan mengamati kegiatan. 33

Dalam penelitian ini, metode observasi yang digunakan adalah observasi

partisipan yang bersifat moderat (moderate participation) artinya, dalam

mengumpulkan data terkait dengan penelitian, peneliti mengamati subyek yang

diteliti sambil turut terlibat dalam sebagian besar kegiatan yang diamati. Langkah

tersebut dilakukan oleh peneliti untuk menjaga keseimbangan peran nya sebagai

orang dalam dan orang luar (insider and outsider). 34

Peneliti dalam hal ini turut berpartisipasi dalam beberapa kegiatan di

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, tetapi tidak

secara keseluruhan. Motode observasi partisipatif ini digunakan oleh peneliti

untuk menggali informasi mengenai relevansi kurikulum pendidikan Islam di

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah. Data utama

yang akan diperoleh dengan metode observasi ini adalah proses pengembangan

33

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung. Remaja

Rosdakarya, 2010, 220. 34

Nurul Ulfatin, Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidika, Malang:

Banyumedia Publishing, 2014, 214.

Page 39: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kurikulum pendidikan Islam di pondok tersebut, terutama pada tahap pelaksanaan

kurikulum dan implikasi pengembangan kurikulum terhadap era globalisasi.

b. Metode Interview atau Wawancara

Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah

wawancara mendalam (in-depthinterview), yaitu metode pengumpulan data yang

berupa pertemuan antara dua orang atau lebih secara langsung dengan tujuan

untuk memperoleh informasi dan ide melalui tanya jawab secara lisan sehingga

dibangun makna dalam suatu topik tertentu. 35

Dalam hal ini, peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada pihak-

pihak terkait secara mendalam yang berhubungan dengan fokus permasalahan,

yaitu tentang kurikulum yang di gunakan di Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, di Era Globalisasi. Teknik wawancara ini

peneliti gunakan untuk mencari informasi dari beberapa informan terkait seperti

pimpinan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah.

yaitu Kyai As‟ad Haris, Kyai Fatkurrokhim pengasuh, guru yayasan, kepala

sekolah formal, pengurus pesantren, serta beberapa santri.

c. Metode Dokumentasi

Di samping menggunakan metode observasi partisipatif dan in-depth

interview, untuk mendapatkan data yang terkait dengan penelitian, peneliti juga

35

Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian,

Yogyakarta:Ar-Ruzz Media, 2012, 220

.

Page 40: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

menggunakan metode dokumentasi ataustudi dokumenter (documentary study),

yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menghimpun

dan menganalisis dokumen-dokumen, baik berupa dokumen tertulis, gambar,

maupun elektronik. 36

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang profil

ma‟had, sejarah berdirinya, visi dan misinya, struktur organisasi, data pendidik,

data mahasantri, dokumen-dokumen kurikulum Pondok-pesantren, serta data-data

lain yang terkait dengan fokus penelitian.

5. Analisis Data

Proses penelitian adalah hal yang penting dalam penelitian kualitatif, maka

data yang dikumpulkan akan dianalisa dengan narasi induktif, dan kemudian

disajikan secara kronologis-analitis, yaitu dalam bentuk hasil analisis yang berupa

rangkaian kalimat yang menggambarkan keadaan nyata dilapangan. 37

Sedangkan dalam menjelaskan penelitian kualitatif, Moleong menyatakan

bahwa penelitian kualitatif itu berakar pada seting dunia empiris sebagai

mengandalkan keutuhan manusia sebagai instrument penelitian. Dengan

menggunakan metode penelitian kualitatif, analisis data dilakukan secara induktif,

serta lebih menekankan pada kualitas proses penelitian, membatasi studi tentang

36

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, 221. 37

Robert C Bodgan dan Sari Knopp Beiken, Qualitative Research for Education; An

Introduction to Theory and Method, London; Allyn and Bacon, 1998, 4-7.

Page 41: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

fokus penelitian, dan memilih seperangkat kriteria untuk validitas rancangan

penelitian serta subjek penelitian. 38

Karakteristik penelitian kualitatif meliputi; latar alamiyah, manusia

sebagai alat, metode kualitatif, analisis data secara induktif, grounded the ory,

deskriptif, lebih meningkatkan proses daripada hasil, adanya “batas” yang di

tentukan oleh”focus”, adanya criteria khusus untuk keabsahan data, desain yang

bersifat sementara, dan hasil penelitian di rundingkan dan disepakati bersama. 39

F. Sistematika Penulisan

Tesis ini dibagi kedalam Lima bab yaitu:

Bab I : PENDAHULUAN

Yang tediri dari enam sub bab. Yang Pertama adalah latar belakang

masalah yang merupakan titik awal dari proses penelitian yang

memberikan gambaran dari substansi permasalahan yang ada dalam

penelitian, maka dimunculkan dalam sub bab ini seputar latar belakang

pemilihan tema dan judul penelitian. Kedua, rumusan masalah yang

merupakan penegasan lebih lanjut dari latar belakang masalah yang

mana akan ditindak lanjuti dalam aktifitas penelitian ini. Ketiga,

signifikan penelitian, berangkat dari rumusan masalah tersebut maka

38

Lexy J. Moleong, , Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,

2002,4-8. 39

Robert C Bodgan dan Sari Knopp Beiken, Qualitative Research for Education; An

Introduction to Theory and Method, London; Allyn and Bacon, 1998, 4-7.

Page 42: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

signifikan penelitian yaitu diantaranya tujuan penelitian, manfaat yang

akan dijelaskan urgensi dan kontribusi yang akan dihasilkan dari

penelitian ini baik besifat teoritik-akademik maupun praktis. Keempat,

kajian pustaka, berisi penelusuran pustaka yang berkaitan dengan objek

penelitian. Kelima, metode penelitian berisi cara-cara yang ditempuh

dalam rangkaian penelitian. Keenam, sistematika pembahasan yang

menguraikan kronologi berfikir dalam pencarian kebenaran.

Bab II : PERSPEKTIF TEORI

Bab ini membahas teori yang digunakan sebagai landasan kaitanya

dengan permasalahan sehingga menghasilkan kesimpulan yang sesuai

tujuan penelitian, yaitu tentang relevansi kurikulum di pesantren di era

Globalisasi. Teori yang menjadi landasan dan pijakan dari penelitian ini

terbagi menjadi tiga sub bab agar memudahkan pemahaman (kerangka

dalam memahami) persoalan yang diteliti. Sub bab pertama, pembahasan

seputar Kurikulum. Sub bab kedua, pembahasan tentang Pondok

pesantren. Sub bab ketiga era globalisasi. Sub bab ke empat yaitu

kurikulum pondok pesantren yang relevan dengan era globalisasi.

Bab III : PROVIL LOKASI PENELITIAN

Membahas gambaran umum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah, sejarah singkat dan perkembanganya

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah,

kurikulum pondok pesantren, deskripsi visi misi, model pembelajaran,

bentuk kepengurusan serta sarana dan fasilitas pesantren.

Page 43: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Bab IV : HASIL PENELITIAN

Membahas mengenai relevansi kurikulum di pondok pesantren di era

globalisasi di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah, yang terdiri dari kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, landasan pengembangan

kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah, kurikulum yang diterapkan di Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah berkaitan dengan relevansi

dengan era globalisasi.

Bab V : PENUTUP

Dalam bab ini penyusun menguraikannya kedalam tiga sub bab. Sub bab

pertama, berisi kesimpulan dari pembahasan sebelumnya. Sub bab

kedua, saran-saran yang berkaitan dengan kesimpulan untuk

pengembangan penelitian selanjutnya. Sub bab ketiga, merupakan kata

penutup dari penyusun.

Page 44: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BAB II

PERSPEKTIF TEORI

A. Kurikulum pesantren

1. Arti Kurikulum

Kata “kurikulum” berasal dari bahasa Yunani yang semula digunakan

dalam bidang olah raga yaitu currere yang berarti jarak tempuh lari, yaitu jarak

yang harus ditempuh dari start sampai ke finish. Lambat laun pengertian ini

digunakan dalam dunia pendidikan. Dalam bahasa Arab diistilahkan dengan

manhaj, yaitu jalan yang terang, atau jalan yang terang yang dilalui manusia pada

kehidupanya. Dalam konteks pendidikan, kurikulum berarti jalan terang yang

diikuti oleh guru dan peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan,

ketrampilan, sikap dan nilai-nilai kependidikan.40

Dalam Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) dinyatakan bahwa “ kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.41

Kurikulum

dikembangkan kearah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan

kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

40

Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di Sekolah, Madrasah

dan Perguruan Tinggi, Jakarta; Raja Grafindo Persada, 2012, 1. 41

Tim Visimedia, UU Nomor 20 Tahun 2003 & UU No. 14 th 2005, Jakarta: Visimedia,

2008

Page 45: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Di dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan elemen penting

yang harus diperhatikan. Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional dengan memperhatikan tahap perkembangan peserta didik

dan kesesuainya dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional,

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan

jenis dan jenjang masing-masing satuan pendidikan.42

Sedangkan kurikulum dalam pendidikan modern tidak lagi terbatas pada

materi yang di berikan dilingkungan sekolah saja, melainkan meliputi hal-hal

yang menyangkut aspek kehidupan di luar sekolah. Perluasan jangkauan

kurikulum di zaman modern terlihat dalam definisi sebagai berikut:

a. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial,

olah raga dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi peserta didik di

dalam dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya berkembang secara

menyeluruh dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai

dengan tujuan-tujuan pendidikan.43

b. Kurikulum adalah sejumlah kekuatan, faktor-faktor pada lingkungan

pengajaran dan pendidikan yang disediakan oleh sekolah bagi peserta didik

di dalam dan di luar sekolah dan sejumlah pengalaman yang lahir daripada

interaksi dengan kekuatan dan faktor-faktor itu.44

42

Tim Redaksi Nuansa Aulia, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

Tahun 2003, Bandung; Fokus Media, 2005, 121-122. 43

Hasan Langgulung,Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Al-Husna,1986, 40. 44

Hasan Langgulung,Manusia…, 41.

Page 46: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kedua definisi di atas merupakan cerminan dari pengertian kurikulum

dalam pendidikan modern, yang ruang lingkupnya mencakup berbagai aspek di

luar sekolah. Dalam pendidikan modern tampaknya kurikulum berisi materi yang

cenderung ditujukan ke arah pengembangan potensi murid guna kepentingan

hidupnya di masyarakat. Namun pada dasarnya kurikulum tersebut tersusun oleh

berbagai aspek (komponen) utama yang menjadi cirinya, yaitu ada tujuan, isi,

bahan ajar serta cara/ metode.

Kurikulum pada dasarnya menempati posisi sentral di dalam keseluruhan

proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa kurikulum merupakan sesuatu yang

sangat strategis untuk mengendalikan jalannya proses pendidikan. Berkaitan

dengan posisi kurikulum yang demikian akan menjadi semakin dipandang penting

apabila kurikulum itu dikembalikan kepada pengertian-pengertian kurikulum itu

sendiri, dimana dalam salah satu pengertiannya disebutkan bahwa kurikulum itu

adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan aktivitas lembaga pendidikan yang

dapat merangsang berkembangnya kegiatan pembelajaran peserta didik.

Hal ini menunjukan kebijakan-kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh

pihak manajemen lembaga pendidikan atau pemerintah. Jika batasan seperti ini

yang digunakan, maka dengan sendirinya kedudukan atau posisi kurikulum di

dalam keseluruhan proses pendidikan menempati posisi yang sangat sentral.

Kurikulum merupakan hal yang sangat penting dalam pendidikan, karena

kurikulum merupakan salah satu alat untuk mewujudkan tujuan pendidikan.

Segala hal yang harus diresapi serta dihayati oleh peserta didik harus ditetapkan

Page 47: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dalam kurikulum itu. Begitu juga segala hal yang harus diajarkan oleh pendidik

kepada peserta didik, harus dijabarkan di dalam kurikulum.

Dengan demikian, dalam kurikulum tergambar jelas secara berencana

bagaimana dan apa saja yang harus terjadi dalam proses pembelajaran yang

dilakukan oleh pendidik dan peserta didik. Jadi kurikulum menggambarkan

kegiatan pembelajaran dalam suatu lembaga pendidikan.

Di dalam kurikulum tidak hanya dijabarkan serangkaian ilmu pengetahuan

yang harus diajarkan oleh pendidik kepada peserta didik, dan peserta didik

memepelajarinya, akan tetapi juga segala kegiatan yang bersifat kependidikan

yang dipandang perlu, karena mempunyai pengaruh terhadap peserta didik dalam

rangka mencapai tujuan pendidikan. Jadi dalam kurikulum tidak hanya berisi ilmu

pengetahuan yang diajarkan dalam kelas, melainkan menyangkut juga semua hal

yang mempengaruhi proses belajar mengajar. 45

2. Komponen Kurikulum

Seperti yang telah di uraikan di atas pada dasarnya kurikulum tersusun

oleh berbagai aspek (komponen) utama yang menjadi cirinya yaitu;

a. Tujuan kurikulum

1) Tujuan Pendidikan Nasional

Kurikulum merupakan suatu sistem pembelajaran yang digunakan untuk

mencapai tujuan karna berhasil atau tidaknya sistem pembelajaran diukur dari

banyaknya tujuan-tujuan yang tercapai. Menurut Wina sanjaya tujuan pendidikan

45

H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara,1994, 85.

Page 48: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

nasional adalah tujuan umum yang sarat dengan muatan filosofis. Tujuan

Pendidikan Nasional merupakan sasaran akhir yang harus di jadikan pedoman

oleh setiap usaha pendidikan artinya setiap lembaga dan penyelenggaraan itu, baik

pendidikan yang di selenggarakan oleh lembaga pendidikan formal, informal

maupun non formal.46

Tujuan pendidikan umum biasanya di rumuskan dalam bentuk perilaku

yang ideal sesuai dengan pandangan hidup dan filsafat suatu bangsa yang di

rumuskan oleh pemerintah dalam bentuk Undang-Undang. Tujuan Pendidikan

Nasional merupakan sumber dan pedoman dalam usaha penyelenggaraan

pendidikan.

Secara jelas tujuan Pendidikan Nasional yang bersumber dari sistem nilai

pancasila di rumuskan dalam undang-undang No.20 tahun 2003, pasal 3, yang

merumusakan bahwa pendidkan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,

berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara

yang demokratis serta bertanggung jawab.47

2) Tujuan Pendidikan Pesantren

46

Wina Sanjaya, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.2006, 25- 27 47

Tim Visimedia, UU Nomor 20 Tahun 2003 & UU No. 14 th 2005, Jakarta: Visimedia,

2008

Page 49: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tujuan pendidikan pesantren adalah berupaya menanamkan nilai-nilai

Islam dalam diri santri serta mewujudkan manusia dan masyarakat muslim yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt. 48

Dalam kaitan ini secara lebih khusus

lagi, pondok pesantren bahkan diharapkan berfungsi lebih dari pada itu, ia

diharapkan agar memikul tugas yang tak kalah pentingnya, yakni mencetak

genersi yang berakhlakul karimah. Dengan kualitas keislaman, keimanan,

keilmuan dan akhlaknya, para santri diharapkan mampu membangun dirinya dan

masyarakat sekelilingnya. Di sini, para santri diharapkan dapat memainkan

fungsinya. 49

Selain itu juga pondok pesantren juga bertujuan untuk menciptakan

manusia muslim mandiri dan kultur pondok pesantren yang cukup menonjol yang

mempunyai swakarya dan swadaya keterkungkungan kultural maupun pemikiran

untuk kalangan pesantren merupakan penilaian publik yang sebetulnya tidak

terlalu jauh dengan kondisi nyatanya.

b. Isi Kurikulum

Isi kurikulum adalah materi yang diberikan kepada peserta didik untuk

bahan pembelajaran guna mencapai tujuan. Isi kurikulum merupakan komponen

yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki peserta didik.

Isi kurikulum itu menyangkut semua aspek baik yang berhubungan dengan

pengetahuan atau materi pelajaran yang biasanya tergambarkan pada isi setiap

materi pelajaran yang diberikan maupun aktivitas dan kegiatan peserta didik. Baik

48

A. Mukti Ali, Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini, Jakarta: Rajawali, 1987, 73-74 49

A. Mukti Ali…,74

Page 50: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

materi maupun aktivitas itu seluruhnya diarahkan untuk mencapai tujuan yang

ditentukan.

Isi kurikulum menurut standar isi sebagaimana dimaksud oleh Peraturan

Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013, yang secara keseluruhan mencakup:

1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum yang merupakan pedoman dalam

penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan,

2) Beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan dasar dan

menengah,

3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yang akan dikembangkan oleh

satuan pendidikan berdasarkan panduan penyusunan kurikulumsebagai

bagian tidak terpisahkan dari standar isi, dan

4) Kalender pendidikan untuk penyelenggaraan pendidikan pada satuan

pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah. 50

Standar Isi dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005.

c. Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat alat pembelajaran yang berisikan materi

pembelajaran, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik

50

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 14 Tahun 2007

(http://bsnp-indonesia.org/id/wp-content/uploads/isi/Standar_Isi.pdf diakses 7 Januari 2016)

Page 51: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau

subkompetensi dengan segala kompleksitasnya. 51

Pengertian ini menjelaskan

bahwa suatu bahan ajar haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah intruksional

karena akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses

pembelajaran. Bahan atau materi pembelajaran pada dasarnya adalah “isi” dari

kurikulum, yakni berupa mata pelajaran atau bidang studi dengan topik/subtopik

dan rinciannya. 52

Bahan ajar yang di ajarkan di pondok pesantren atau juga disebut dengan

materi, pada awalnya yang diajarkan banyak ilmu agama dan ilmu alat yang

mendukungnya, misalkan ilmu Sorof, Nahwu, Fiqih, Tafsir, ilmu Kalam, Tasawuf

dan sebaganya Seiring dengan perkembangan waktu, pondok pesantren mulai

mengadopsi materi-materi umum dan ketrampilan.

Bahan ajar yang digunakan di pondok pesantren melalui kitab-kitab

standar yang disebut al-kutub al qodimah, karena kitab-kitab tersebut dikarang

lebih dari seratus tahun yang lalu. Ada juga yang menyebutnya sebagai al-kutub

al-shafra’ atau “kitab kuning” karena biasanya kitab-kitab itu dicetak di atas

kertas yang berwarna kuning. Selain itu ciri lain dari kitab-kitab yang diajarkan di

pondok-pesantren itu ialah beraksara gundul (huruf arab tanpa harokat atau

syakal). Keadaannya yang gundul itu pada sisi lain ternyata merupakan bagian

51

Widodo dan Jasmadi, Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Elex

Media Komputind, Jakarta , 2008. 52

Ruhimat, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia. 2011,

152.

Page 52: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dari pembelajaran, sehingga keberhasilan menemukan harokat-harokat yang

benar merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran di pesantren.53

Untuk kriteria bahan kurikulum adalah sebagai berikut:

1) Sesuai, tepat dan bermakna bagi perkembangan siswa

2) Mencerminkan kenyataan sosial

3) Mengandung pengetahuan ilmiah yang tahan uji

4) Menunjang tercapainya tujuan pendidikan

d. Metode/ cara

Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, sebab

secara umum menurut kamus Purwadarminta (1976), metode adalah cara yang

telah teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem

untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang

ditentukan. Metode berasal dari kata method, artinya melalui, melewati, jalan atau

cara untuk memperoleh sesuatu.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian Metode

pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam rangka pencapaian

tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam kehidupan ekonomi, sosial, politik,

maupun keagamaan. Unsur–unsur metode dapat mencakup prosedur, sistimatik,

logis, terencana dan aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam

pembahasan ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

53

Maksum, Pola Pembelajaran di Pesantren, Lukman Hakim (ed) Op ;31-32

Page 53: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan

disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan pembelajaran dapat

berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut tidak

dapat lepas dari interaksi antara sumber belajar dengan warga belajar, sehingga

untuk melaksanakan interaksi tersebut diperlukan berbagai cara dalam

pelaksanaannya. Interaksi dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi

satu arah, dua arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi

tersebut maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan akhir

dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.

Tujuan pembelajaran merupakan arah dari proses pembelajaran yang pada

hakikatnya adalah rumusan tingkah laku yang di harap yang di harapkan di kuasai

oleh peserta didik setelah menerima atau menempuh pengalaman belajar.54 Serta

tujuan pembelajaran dapat diperlukan pelaksanaannya yang baik dalam

menghantarkan peserta didik ke tujuan pendidikan, yang merupakan tolak ukur

dari program pembelajaran (kurikulum). Alat ukur kurikulum dinamakan evaluasi

yang bertujuan memeriksa tingkat ketercapaian tujuan suatu kurikulum dalam

proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki peranan penting dalam

memberikan keputusan dari hasil evaluasi guna dalam pengembangan model

kurikulum sehingga mampu mengetahui tingkat keberhasilan suatu siswa dalam

mencapai tujuannya.

54

Masnur Muslich, Melaksanakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) itu Mudah.

Jakarta : Bumi Aksara 2009.

Page 54: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Untuk merumusan cara pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran

pendidikan maka dapat di bagi menjadi dua metode yaitu;

1) Metode umum

Metode merupakan komponen yang memiliki peran yang sangat penting,

sebab berhubungan dengan implementasi kurikulum. Bagaimana bagus dan

idealnya tujuan yang harus dicapai tanpa strategi yang tepat untuk mencapainya,

maka tujuan itu tidak mungkin dapat tercapai. Strategi meliputi rencana, metode

dan perangkat kegiatan yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Metode umum yang di gunakan dalam metode umum seperti ceramah,

demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan,

brainstorming, debat, simposium, dll.

2) Metode Pesantren

Mastuhu menyebutkan sepuluh jenis metode yang digunakan oleh pondok

pesantren, yaitu; sorogan, bandongan, musyawarah/ bahtsul masa’il, pengajian

pasaran, hafalan (muhafadzah), praktek ibadah, rihlah imlak, muhawarh/

muhadatsah, mudzaaroh, dan riyadhah.55

Adapun strategi pembelajaran

merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode

dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti

penyusunan atau strategi baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja,

belum sampai pada tindakan. Sedangkan strategi disusun untuk mencapai tujuan

tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah

pencapaian tujuan. Dengan demikian penyusunan langkah–langkah

55

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, INIS

Page 55: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya

diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.

Upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam

kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, dinamakan

metode. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah

ditetapkan. Dengan demikian, bisa jadi satu strategi pembelajaran digunakan

beberapa metode. Misalnya untuk melaksanakan strategi ekspositori bisa

digunakan metode ceramah sekaligus metode tanya jawab atau bahkan diskusi

dengan pemanfaatan sumber daya yang tersedia termasuk menggunakan media

pembelajaran. Oleh karena itu, strategi berbeda dengan metode. Strategi

menunjuk pada a plan of operation achieving something, sedangkan metode

adalah a way in achieving something. 56

3) Evaluasi

Tujuan evaluasi ada yang bersifat umum dan ada yang bersifat khusus;

a) Pengertian evaluasi secara umum adalah suatu usaha untuk mengetahui

keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran baik yang menyangkut tentang

tujuan, meteri, metode, media, sumber belajar, lingkungan maupun system

penilaian itu sendiri.

b) Pengertian evaluasi secara khusus adalah penyesuain evaluasi pembelajaran

dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri, seperti evaluasi perencanaan

dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi dampak, evaluasi efisiensi-

ekonomis dan evaluasi program komprehensif.

56

Saifuddin Zuhri, Reformasi Kurikulum Pesantren, dalam ismail SM dkk, 2002,

Dinamika Pesantren dan Madrasah, Semarang & Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

& Pustaka Pelajar.103

Page 56: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pada umumnya, pondok pesantren yang belum menerapkan sistem

pendidikan modern belum mengenal sistem penilaian (evaluasi). Menurut

Saifuddin Zuhri, kenaikan tingkat cukup ditandai dengan bergantinya kitab yang

dipelajari. Santri sendiri yang mengukur dan menilai. Yaitu apakah ia cukup

menguasai bahan yang lalu dan mampu untuk mengikuti pengkajian kitab

berikutnya.57

Mastuhu menjelaskan evaluasi keberhasilan belajar di pondok pesantren

ditentukan oleh penampilan kemampuan mengajarkan kitab kepada orang lain.

Jika santri merasa puas, maka hal itu berarti santri yang bersangkutan telah lulus.

Sebagai legalisasi kelulusannya adalah restu kiai bahwa santri yang bersangkutan

boleh pindah mempelajari kitab yang lain yang lebih tinggi tingkatannya dan

boleh mengajarkan kitab yang telah di kuasai kepada orang lain. 58

Dalam perkembangannya, pada pondok pesantren yang sudah mengadopsi

sistem modern, sistem evaluasi mulai di terapkan. Dalam konsep kurikulum

secara umum evaluasi terbagi dua, yaitu evaluasi hasil belajar dan evaluasi

pelaksanaan mengajar. 59

Evaluasi hasil belajar dilaksanakan untuk mengetahui

keberhasilan penguasaan peserta didik terhadap pelajaran, sedangkan evaluasi

pelaksanaan mengajar dilaksanakan untuk mengetahui proses pelaksanaan

kurikulum yang meliputi, tujuan, isi, metode, dan evaluasi itu sendiri.

57

Saifuddin Zuhri, Reformasi Kurikulum Pesantren, dalam ismail SM dkk, 2002,

Dinamika Pesantren dan Madrasah, Semarang & Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

& Pustaka Pelajar, 103. 58

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006. 59

Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum; Teori dan Praktek, Bandung,

PT. Remaja Rosdakarya, 111-112.

Page 57: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Evaluasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kurikulum. Melalui

evaluasi, dapat ditentukan nilai kurikulum sehingga dapat dijadikan bahan

pertimbangan apakah suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak, dan

bagian– bagian mana yang harus disempurnakan. Evaluasi merupakan komponen

untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam konteks kurikulum, evaluasi

dapat berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan yang telah ditetapkan telah

tercapai atau belum, atau evaluasi digunakan sebagai umpan balik dalam

perbaikan strategi yang ditetapkan.

B. Karakteristik Pondok-pesantren Unggul

Pondok-pesantren merupakan lembaga dan wahana pendidikan agama

sekaligus sebagai komunitas santri yang “ngaji” ilmu agama Islam. Pondok

pesantren sebagai lembaga tidak hanya identik dengan makna keislaman, tetapi

juga mengandung makna keaslian (indigenous) Indonesia,60

Pondok-pesantren pada awal berdirinya telah memberikan kontribusi nyata

dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai lembaga tafaqquh fi al-

din, Pondok-pesantren juga memberikan andil yang cukup besar dalam pembinaan

dan pengembangan kehidupan umat Islam di Indonesia terutama dalam

pendidikan Islam. Lembaga inilah yang telah memainkan peran aktif dalam

upaya mencerdaskan bangsa melalui pendidikan yang diselenggarakannya. Ia

adalah model sistem sosial sekaligus sebagai sistem intelektual yang pertama dan

tertua di Indonesia.

60

Nurcholish Madjid. Bilik-bilik Pesantren: sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:Paramadina,

1997), 3.

Page 58: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Dalam Era Globalisasi yang merupakan era informasi, era kemajuan

ipteks, dan era pasar bebas dibutuhkan SDM yang berkualitas. Dalam hal ini

Pondok-pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan harus melahirkan insan

yang mampu bersaing dalam Era Globalisasi ini dan mempunyai kapabilitas tinggi

dalam menjawab peluang serta tantangan era ini dengan tanpa meninggalkan

nilai-nilai religious yang menjadi ciri khas Pondok-pesantren.

Menurut Jamal Ma‟mur Asmani Pondok-pesantren yang unggul apabila

Pondok pesantren dapat mencetak santri;

1. Mempunyai tingkat pemahaman dan penguasaan ilmu agama yang

memadai.

2. Mempunyai moralitas dan mentalitas keagamaan yang matang dan teruji.

3. Mempunyai penguasaan yang luas terhadap ilmu-ilmu modernitas, seperti

bahasa asing, internet, dan aneka ragam teknologi serta wacana pemikiran

dunia.

4. Mampu bergaul secara luas lintas agama, ras, etnis,dan antar golongan.

5. Mempunyai tingkat ekonomi yan memadai.

6. Mampu melakukan networking (jaringan kerja).

7. Mempunyai jiwa pengabdian dan pengorbanan yang tinggi, terutama

untuk memberdayakan ekonomi, sosial, pendidikan, budaya, moralitas dan

politik rakyat kecil. 61

61

Jamal Ma‟mur Asmani, Dialektika Pesantren dengan Tuntutan Zaman, dalam A.Z

Fanani & Elly el-Fjri (ed), 2003, Menggagas Pesantren Masa Depan; Geliat Suara Santri untuk

Indonesia Baru, Yogyakarta, Qirtas, 18-19.

Page 59: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pesantren masa depan yang unggul harus mampu melahirkan insan yang

memiliki tiga karakter yaitu;

a. Religious skillful people, yaitu insan muslim yang akan menjadi

tenaga-tenaga terampil, ikhlas, cerdas, mandiri, iman yang tangguh,

dan utuh. Sehingga religious dalam sikap dan prilaku, yang akan

mengisi kebutuhan tenaga kerja di dalam berbagai sector

pembangunan.

b. Religius community leader, yaitu insan Indonesia yang ikhlas, cerdas

dan mandiri akan menjadi penggerak yang dinamis dalam transformasi

social budaya dan sekaligus menjadi benteng terhadap akses negatif

pembangunan dan mampu membawakan aspirasi masyarakat, dan

melakukan pengendalian social (social control)

c. Religious Intelektual, yaitu mempunyai integritas kokoh serta cakap

melakukan analisa ilmiah dan concern terhadap masalah-masalah

social.62

C. Globalisasi

1. Pengertian Globalisasi

Istilah globalisasi diambil dari kata “global”. Kata ini melibatkan

kesadaran baru bahwa dunia adalah sebuah kontinuitas lingkungan yang

62

Muhammad Hadi, Otoda, Apakabar Pesantren? Sebuah refleksi kritis dan reorientasi

sistem pendidikan pesantren, dalam htt;//hadiku.blogspot.com/2004/ 08/otoda-apakabar-

pesantren.html diakses 5 Desember 2015

Page 60: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

terkonstruksi sebagai kesatuan yang utuh. Marshall McLuhans menyebut dunia

yang diliputi kesadaran globalisasi ini global village (desa buana).63

Globalisasi yang dipopulerkan oleh Theodore Lavitte pada tahun 1985 ini

telah menjadi slogan magis di dalam setiap topik pembahasan.64

Substansi

globalisasi adalah ideologi yang menggambarkan proses interaksi yang sangat

luas dalam berbagai bidang: ekonomi, politik, social, teknologi dan budaya.

Menurut Kamus Dewan globalisasi, globalisasi didefinisikan sebagai:

fenomena yang menjadikan dunia mengecil dari segi perhubungan manusia

disebabkan kepantasan perkembangan teknologi maklumat. Manakala

cendiakawan barat mentakrifkan globalisasi sebagai satu proses kehidupan yang

serba luas dan infiniti merangkumi segala aspek kehidupan seperti politik, social,

dan ekonomi yang boleh dirasai oleh seluruh umat manusia didunia ini. ini

bermakna segala-galanya menjadi milik bersama dalam konsep dunia tanpa

sepadan.65

Globalisasi juga merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan

proses multilapis dan multidimensi dalam realitas kehidupan yang sebagian besar

dikonstruksi oleh Barat, khususnya oleh kapitalisme dengan nilai-nilai dan

pelaksanaannya. Di dalam dunia global bidang-bidang di atas terjalin secara luas,

erat dan dengan proses cepat. Hubungan ini ditandai dengan karakteristik hubugan

antara penduduk bumi yang melampaui batas-batas konvensional, seperti bangsa

63

Bruce Russelt, Harvey Harr. World Politics, the Menu for Choice. New

York:W.H.Freeman & Company, 1985, 500. 64

Baharuddin Darrus, ”Pengembangan Kajian Ekonomi Islam pada IAIN di abad ke-21”,

dalam Syahrin Harahap (ed.), Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1998, 161. 65

http://www.nre.gov.my/English_Version/iet/iet04.htm diakses 2 Desember 2015

Page 61: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dan Negara. Keadaan demikian ini menunjukkan bahwa relasi antara kekuatan

bangsa-bangsa di dunia akan mewarnai berbagai hal, yaitu sosial, hukum,

ekonomi, dan agama.

Arus globalisasi lambat laun semakin meningkat dan menyentuh hampir

setiap aspek kehidupan sehari-hari. 66

Globalisasi memunculkan gaya hidup

kosmopolitan yang ditandai oleh berbagai kemudahan hubungan dan terbukannya

aneka ragam informasi yang memungkinkan individu dalam masyarakat

mengikuti gaya-gaya hidup baru yang disenangi.

Globalisasi menjadi kekuatan yang terus meningkat,67

dan dapat

menimbulkan aksi dan reaksi dalam kehidupan. Globalisasi melahirkan dunia

yang terbuka untuk saling berhubungan, terutama dengan ditopang teknologi

informasi yang sedemikian canggih. Topangan teknologi informasi ini pada

gilirannya dapat mengubah segi-segi kehidupan, baik kehidupan materiel maupun

kehidupan spiritual.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini di satu sisi

memberikan kemudahan hidup bagi umat manusia, tetapi di sisi lain dapat

menimbulkan berbagai perubahan, diantaranya pergeseran nilai. Soejatmiko

menyebutkan tiga factor utama yang mendorong terjadinya perubahan, yaitu

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, factor kependudukan dan ekologi

(lingkungan hidup).68

66

Peter D. Sutherland.”Tantangan-tantangan Globalisasi ”, dalam Ade Ma‟ruf. Anas

Syahrul Alimi (ed.) Shaping globalization. Yogyakarta: Jendela, 2000,113. 67

Dirk Mesner, ”Jawaban Kaum Sosial Demokrat atas Neoliberalisme”, dalam Shaping

Globalization. Berlin: International Conference,17 and 18 of june1996, 113. 68

Soejatmiko, Manusia dan Dunia Yang sedang Berubah. Jakarta; Grafindo, 7.

Page 62: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Globalisasi tidak dapat dihindari sama sekali sebagai sebuah realitas dunia

modern. Globalisasi sekarang menjadi fenomena yang mapan69

dan menjalar di

seluruh belahan bumi. Apa yang terjadi di masyarakat di suatu Negara akan dapat

mempengaruhi masyarakat lain di berbagai penjuru dunia.

Menurut Malcolm Waters Globalisasi adalah: A social process in which

the constraints of geography on social and cultural arrangements recede and in

which people are becoming increasingly aware that they are receding.70

Sebagai proses sosial yang di dalamnya terdapat desakan geografi atas

penataan sosial dan budaya mulai menyusut dan masyarakat menjadi semakin

sadar bahwa mereka akan mengalami penyusutan.

Globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah

menimbulkan adanya sistem satelit informasi dunia, komsumsi global, gaya hidup

cosmopolitan, mundurnya kedaulatan suatu Negara kesatuan dan tumbuhnya

kesadaran global bahwa dunia adalah sebuah lingkungan yang terbentuk secara

berkesinambungan,71

dan muncul kebudayaan global yang membawa pengaruh

terhadap perkembagan social dan budaya yang beraneka ragam.

Dari uraian diatas, dapat di simpulkan bahwa era globalisasi merupakan

suatu masa yang mana terjadi pengglobalan diseluruh dunia dalam berbagai aspek

kehidupan, sehingga sekat-sekat antar bangsa dan Negara semakin bias bahkan

nyaris tidak ada.

69

Santosa H. Hamijoyo, ”Lima jurus Strategi Dasar Pendidikan Nasional dalam

Globalisasi,” dalam I Nyoman Wenten, et. Al. Dampak Globalisasi Informasi Terhadap

Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat Daerah Bali. Bali; Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional

Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya. Bali.,1993/1994, 54. 70

Malcolm Waters.”Globalization”, dalam Gordon Marshall (ed.). Oxford Dictionary of

Sociology. New York: Oxford University Press, 1994, 258. 71

Ibid., 259.

Page 63: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2. Karakteristik Globalisasi

Globalisasi sarat dengan monopoli Negara-negara maju atas negara-negara

berkembang. Dari beberapa uraian dapat di simpulkan bahwa ciri-ciri dari

globalisasi adalah:

a. Keterbukaan informasi

Perkembangan teknologi yang semakin canggih, sehingga tidak ada lagi

batasan ruang dan waktu dalam berkomunikasi. Jika melihat di zaman ini serba

mudah. Sudah dimanjakan dengan teknologi yang semakin berkembang pesat

sehingga sangat memudahkan manusia dalam berinteraksi dengan yang lain tanpa

melihat jarak yang jauh sekalipun.

b. Kemudahan interaksi

Dalam era globalisasi hubungan atau interaksi budaya antarnegara akan

semakin meningkat. Melalui perkembangan media massa (televisi, koran, dan

internet). Budaya bangsa lain yang dianggap bagus, modern, dan sesuai dengan

zaman akan mudah ditiru. Tidak mengherankan apabila banyak anak-anak muda

yang cara berpakaiannya meniru perkembangan mode di Paris atau New York.

Budaya nasional yang sebenarnya bernilai tinggi dianggap kuno, tidak

praktis, dan ketinggalan zaman. Saat ini kegiatan berskala internasional seperti

piala dunia semakin sering dilaksanakan. Kegiatan pariwisata (turisme) pun

meningkat dan semakin banyak perpindahan penduduk dari satu negara ke negara

lain.

Page 64: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

c. Monopoli

Monopoli adalah situasi yang pengadaan barang dagangannya tertentu (di

pasar lokal atau nasional) sekurang-kurangnya sepertiganya dikuasai oleh satu

orang atau satu kelompok, sehingga harganya dapat dikendalikan hak tunggal

untuk berusaha (membuat dan sebagainya);

Samir Amin dalam Asep Purnama Bahtiar mencatat lima bentuk

monopoli tersebut, yaitu;

1) Monopoli di bidang teknologi;

2) Control financial terhadap pasar keuangan seluruh dunia;

3) Monopoli media dan komunikasi;

4) Monopoli akses terhadap sumber daya alam; dan

5) Senjata pemusnah missal.72

3. Dampak Globalisasi

a. Dampak Positif

Menurut Haidar Putra Daulay dampak dari pergaulan global yang terjadi

saat ini dan masa-masa yang akan datang, 73

sebagai berikut:

1) Terjadinya pergeseran, dari konflik ideologi dan politik kearah persaingan

perdagangan, investasi, dan informasi, dari keseimbangan kekuatan

(Balance of Power) ke arah keseimbangan kepentingan (balance of

interest).

72

Asep Purnama Bahtiar, Kemitraan dan Solidaritas di Era Globalisasi, dalam

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tantangan+era+globalisasi&meta= diakses 4 Desember

2015 73

Haidar Daulaby, Syahrin Harahap (ed), Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi.

Yogyakarta; Tiara Wacana1998, 128-129.

Page 65: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2) Hubungan antar Negara/ bangsa secara structural berubah dari sifat

ketergantungan (dependency) kearah saling tergantung (interdependency);

hubungan yang bersifat primodial berubah menjadi sifat tergantung kepada

posisi tawar-menawar (begaining position).

3) Batas-batas geografi hampir kehilangan arti operasionalnya. Kekuatan

suatu Negara dan komunikasi dalam interaksinya dengan Negara

(komunitas lain) ditentukan oleh kemampuannya memanfaatkan

keunggulan komperatif (comparative advantage) dan keunggulan

kompetitif (competitive advantage).

4) Persaingan antar Negara saling diwarnai oleh perang antar penguasaan

teknologi tinggi. Setiap Negara terpaksa menyediakan dana yang besar

bagi penelitian dan pengembangan.

5) Terciptanya budaya dunia yang cenderung mekanistik, efisien, tidak

menghargai nilai dan norma yang secara ekonomi dianggap tidak efisien.74

b. Dampak Negatif

Globalisasi berdampak pada krisis akhlak yang terjadi hampir di semua

lapisan masyarakat, mulai dari pelajar hingga pejabat negara. Di kalangan pelajar,

misalnya, bisa dilihat dari meningkatnya angka kriminalitas yang dilakukan oleh

calon pewaris masa depan bangsa ini, mulai dari kasus narkoba, pembunuhan,

pelecehan seksual dan sebagainya. Demikian halnya di kalangan masyarakat dan

74

Haidar Daulaby, Syahrin Harahap (ed), Perguruan Tinggi Islam di Era Globalisasi.

Yogyakarta; Tiara Wacana1998, 128-129.

Page 66: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pejabat Negara. Yang paling jelas adalah semakin membudayanya tindak pidana

korupsi di Negara ini.

Melihat potret buram ini, sejumlah kalangan mengklaim bahwa ini

diantaranya disebabkan oleh gagalnya dunia pendidikan. Alasannya, pendidikan

merupakan wadah untuk melahirkan manusia-manusia pelita zaman yang mampu

menangkis masa depan bangsa ini dari jurang keterpurukan, baik di bidang

ekonomi, social, politik, dan lebih-lebih di bidang sains dan teknologi.

Artinya, tugas yang diemban institusi pendidikan, khususnya institusi

pendidikan Islam, di era globalisasi ini semakin berat. Sebagai lembaga

pendidikan yang berbasis nilai-nilai keagamaan, pendidikan Islam tidak hanya di

tuntut untuk transfer of knowledge, tetapi juga transfer of (Islam) values. Padahal,

lembaga pendidikan Islam sendiri saat ini masih sedang bergelut dengan sekian

permasalahan yang tak kunjung selesai meminjam istilah Abd. Rachman Assegaf,

intellectual deadlock. 75

D. Relevansi Pondok-pesantren

Dari dampak positif dan negatif di atas maka pesantren diharapkan

menyikapi globalisasi secara kritis dan bijak. Pesantren harus mencari solusi yang

benar-benar mencerahkan sehingga dapat menumbuh kembangkan kaum santri

yang memiliki wawasan luas yang tidak gamang menatap globalisasi dan

sekaligus tidak kehilangan identitas dan jati dirinya, pada satu sisi, dan dapat

mengantarkan masyarakat menjadi komunitas yang menyadari tentang persoalan

75

Baban Suharto, Dari Pesantren untuk umat, Reinventing Eksistensi Pesantren di Era

Globalisasi. Surabaya, Imtiyaz, 2011, 53.

Page 67: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

yag di hadapi dan mampu mengatasi dengan penuh kemandirian dan keadaban, di

sisi lain. 76

Di sinilah pesantren dituntut untuk lebih proaktif lagi dalam pembinaan

dan peningkatan kualitas moral remaja. Sebab, tidak bisa di pungkiri bahwa porsi

pendidikan agama Islam di lembaga-lembaga pendidikan formal sangat sedikit,

kecuali di lembaga-lembaga berbasis agama mulai dari Madrasah Ibtidaiyah

hingga Perguruan Tinggi Agama Islam. Memang, beban dan tantangan yang di

hadapi pesantren semakin berat. Tetapi, jika bukan kepada lembaga-lembaga

pendidikan Islam seperti pesantren tersebut, kepada siapa lagi moralitas generasi

masa depan bangsa ini dititipkan. Ini tidak berarti menafikan institusi social

masyarakat dan pemerintah yang lain. Akan tetapi, dalam konteks globalisasi,

pesantren merupakan institusi pendidikan Islam yang paling tepat untuk

membentengi moral remaja Muslim.

Tradisi yang dimiliki pesantren, telah memberikan peluang menyelesaikan

beragam persoalan kemanusiaan, termasuk moralitas remaja. Tradisi pesantren

seperti keikhlasan, kesederhanaan, keteladanan, kemandirian, dan lainnya adalah

asset moral yang dapat dijadikan dasar dalam pendidikan untuk menghentikan

proses penghancuran remaja yang pada mulanya berawal dari belum berhasilnya

lembaga pendidikan.

Tradisi tersebut perlu dirumuskan dalam suatu pola pendidikan sistematis

yang dapat dikontekstualisasikan dengan hidup kekinian. Perumusan tradisi ini

diharapkan dapat menumbuhkan moralitas universal yang bernilai islam. Harapan

76

Abd. A‟la, Pembaharuan Pesantren.Yogyakarta, LKiS, 2006

Page 68: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

berikutnya adalah tumbuhnya kemampuan untuk mengembangkan hal-hal baru

yang lebih baik. Dengan demikian, paradigma pesantren mempertahankan tradisi

lama yang masih relevan dan mengambil pemikiran baru yang lebih baik.

E. Kurikulum Pondok-pesantren yang relevan dengan Era Globalisasi

Persoalan pendidikan yang selalu menjadi sorotan tidak diperbincangkan.

Ini tidak berarti bahwa dimensi-dimensi pendidikan lainnya menjadi tidak penting

untuk diperbincangkan. Sorotan kurikulum tidak lepas dari asumsi bahwa

kurikulum merupakan dominan inti dalam proses belajar mengajar. Lebih dari itu,

kurikulum diyakini sangat menentukan terhadap corak out put pendidikan suatu

negara. Parahnya, setiap kali ada masalah sosial, seperti maraknya korupsi,

kekerasan, dekadensi moral, konflik sara, dan lain-lain, maka yang kena getahnya

adalah kurikulum. Para pemikir kemudian beramai-ramai mengusulkan perubahan

isi kurikuum. Diantaranya, ada yang menginginkan perlunya memasukkan

pendidikan antikorupsi, wawasan multikulturalisme, dan antiterorisme dalam

kurikulum pendidikan kita.

Pada umumnya kurikulum pesantren mempunyai beberapa bidang ilmu.

Pertama bidang teknis yaitu fiqh, ilmu tafsir, mawaris, ilmu falaq, dan sebagainya.

Kedua bidang hafalan, yaitu pelajaran Al-Qur‟an, ilmu bahasa arab dan ketiga,

ilmu yang bersifat membina emosi keagamaan seperti aqidah, tasawuf dan

akhlaq.77

77

Ibid, …, 125.

Page 69: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Melihat kurikulum yang demikian, dimana pesantren hanya akan

mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan, seperti kitab kuning yang seolah memanjakan

santri untuk menganggap cukup mendalaminya dan berhenti di situ saja. Kitab

kuning membahas seluruh dimensi kehidupan, dunia dan akhirat.78

Padahal, santri harus bijak merespon fakta sosial yang terus bergulir

dengan tanpa memaksakan sesuatu yang memang sudah tidak bisa dijawab

dengan referensi kitab kuning. Di sini, santri harus cerdas memberikan terobosan-

terobosan up date sesuai prinsip-prinsip yang dicantumkan dalam kitab kuning.

Untuk membelaki santri terkait dengan kitab kuning sebagai ciri pesantren,

maka desain kurikulum perlu rancang dengan memperhatiakan ruang

lingkup, scope dengan memperhatikan tujuan yang diharapkan, dan disesuaikan

dengan sequence-nya. Serta dibutuhkan perubaham paradigma kepemimpinan dari

yang instruktif-kharismatik menjadi pola kepemimpinan kolegial, demokratis,

delegatif, visioner, dan transparan. Standar pesantren berbasis mutu, yang akan

menghasilkan out put yang kompetitif dan berkualitas sebagaimana menjadi

harapan kita bersama.

Sebagai implementasinya, para santri sekarang tidak hanya dibekali ilmu-

ilmu agama sebagai bekal di akherat kelak, namun juga harus dibekali alat untuk

hidup didunia berupa materi kurikulum yang komprehensif yang berfungsi

memberdayakan kemampuan head (pikiran), heath (perasaan) dan hand

(keterampilan) yang dalam istilah sekarang dibekali dengan kecerdasan

intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan kinistetik (keterampilan).

78

M. Amin Abdullah, Islamic Studies di Perguruan Tinggi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

Cet I, 2006, 295.

Page 70: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BAB III

PROFIL LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah singkat dan perkembangan Pondok Pesantren Al-Manar

1. Rintisan Awal Tahun 1914-1950

Pondok pesantren Al-Manar terletak di desa Bener, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang. Pondok pesantren Al-Manar di dirikan oleh kyai Djalal Suyuthi,

banyak para santri yang ingin ngaji dari sekitar desa Bener, sehingga dikenalah adanya

santri kalong. Namun karena banyaknya santri yang berdatangan dan menginginkan

proses belajar mengajarnya lebih berjalan efektif dan efisien sehingga belajar ilmu

pengetahuan bisa dengan baik, maka Kyai Djalal Suyuthi yang berasal dari Magelang

mengadakan musyawarah dengan pemuka agama, serta para Kyai pada tahun 1914

didirikanlah pondok pesantren yang akan digunakan sebagai tempat pemondokan.

Djalal Suyuthi adalah seorang Ulama, masyarakat telah memberinya gelar

Kyai sebagai ungkapan rasa hormat dan pengakuan atas perilaku keteladanan,

amaliyah serta ajaran yang diberikan kepada santri-santrinya, beliau menunaikan

ibadah haji pada tahun 1914 M.

Setelah K. H. Djalal Suyuthi tinggal bersama keluarganya di Petungsari/

Bener, Ia mendirikan Pondok Pesantren dilengkapi dengan masjid sebagai pusat

kegiatan pesantren dan mengajar para santri (tahun 1926). Ia juga seorang Ulama

pejuang bagi kemerdekaan Republik Indonesia.

Page 71: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pada tahun 1950 K. H. Djalal Suyuti, kesehatan beliau sering terganggu.

Karena usia sudah begitu tua, ditambah dengan aktivitas kesehariannya mengurus

dan mendidik para santri. Waktu itu kegiatan pesantren sudah dibantu oleh kedua

putra mahkotanya: yaitu Muhammad Duri dan Muhammad Asyhuri (putra kedua

dan ketiga).

Pada kepemimpinan Kyai Djalal Suyuthi ini Pondok pesantren mengalami

pasang surut. Hal ini disebabkan oleh kondisi bangsa Indonesia yang berada pada

tangan penjajahan. Dan yang lebih tragis adalah pada tahun 1942-1946 pondok

pesantren mengalami kemacetan total yang disebabkan oleh tekanan penjajahan

Jepang. Baru pada permulaan tahun 1950 kehidupan pondok pesantren kembali

normal lagi. Pada pagi hari Rabu Pon tanggal 20 Oktober 1950, K. H. Djalal

Suyuti meninggal dunia, Innalillahi wa Inna Ilaihi Roji’un.

Sepeninggal K.H. Djalal Suyuthi kepemimpinan pondok pesantren dipegang oleh

K.H. Duri yang merupakan putra K.H. Djalal Suyuthi. Pada kepemimpinan K.H. Duri

berlangsung hingga tahun 1963 dengan jumlah santri berkisar antara 50-70, dan pondok

pesantrennya diberi nama pondok pesantren As-Suyuthiyah. Nama tersebut diambil dari

nama pendirinya yaitu K.H. Djalal Suyuthi. 79

2. Tahun 1963-1982 Generasi selanjutnya

Setelah K.H. Duri meninggal, yaitu pada tahun 1963 pondok pesantren berada

pada kepemimpinan K.H. Syuhudi, yang merupakan adik K.H. Muhammad Duri.

79 Tim Redaksi, Album Wisuda Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al manar, Pondok

Pesantren Al-Manar, Semarang 2011, 1.

Page 72: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kepemimpinan beliau sampai pada tahun 1982. Pada kepemimpinan beliau ini pondok

pesantren mengalami resesi sebagaimana pondok pesantren yang lain, yang

kemungkinan disebabkan oleh kondisi perpolitikan di Indonesia. Sebagai puncak dari

resesi tersebut terjadi pada tahun 1975, Jumlah santri hanya tinggal 23. Baru setelah

pondok pesantren kepemimpinannya dipegang oleh K.H. Fathurrohman kehidupan

pondok pesantren mulai normal. Dan nama pondok pesantren diganti dengan menjadi

Al-Manar, nama ini diambil dari nama group orkes gambus di desa Bener yang

ketenarannya sampai daerah Jawa Timur yaitu pada tahun 1960 s.d. 1975.

As-Suyuthiyah sebenarnya adalah nama Jam‟iyyah Thoriqoh

Nashabbandiyyah yang didirikan oleh K.H. Asyhuri yang mengambil nama

ayahandanya K.H. Djalal Suyuthi. Nama jam‟iyyah yang dinisbahkan kepada

nama ayahnya, karena sebagian besar dan mulanya peserta jam‟iyyah ini adalah

hanya dari keluarga besar Bani Djalal suyuthi. Kemudian jam‟iyyah ini

berkembang pesat sampai ke luar daerah, dikenal banyak orang, dan karena waktu

itu K.H. Asyhuri masih selaku pengasuh Ponpes yang membantu kakaknya K.

Duri, maka jam‟iyyah ini semakin dikenal dan akhirnya dilegitimasikan sebagai

nama pondok yang diasuhnya, Pesantren As-Suyuthiyyah.80

3. Tahun 1982-1992

Pada kepemimpinan K.H. Fathurrohman ini kondisi pondok pesantren direnovasi

dengan memugar masjid lama (yang didirikan oleh K.H. Djalal Suyuthi pada tahun 1914),

80 Tim Redaksi, Album Wisuda Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al manar, Pondok

Pesantren Al-manar, Semarang 2011, 7.

Page 73: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

menambah bangunan pondok pesantren, sekaligus memasukkan pendidikan formal ke

dalam lingkungan pondok pesantren. Pada tahun 1985 didirikan Madrasah Tsanawiyah

pada tahun 1990 didirikan Madrasah Aliyah.

K.H. Fathurrohman merupakan Kyai yang bukan hanya mengajarkan kitab-kitab

klasik anasich, tetapi juga seorang politikus. Hal tersebut nampak sekali pada kalangan

politik di kalangan eksekutif, yaitu dengan andilnya beliau sebagai anggota DPR II Kab.

Semarang.

Gambus Al-Manar adalah sejenis kelompok/ grup kesenian masyarakat

yang sudah ada sejak tahun 1944 yang mana kesenian ini beranggotakan dari

keluarga Bani Djalal dibantu warga sekitar pesantren. Gambus ini dipelopori juga

oleh K. Moh Suhudi, K. Fatkhurrahman, dan Bpk. K. Bisry, dibantu oleh Bpk.

Khumaidi, Bpk. Mudzakir, Bpk. Bardi, Bpk. Baidlowi, Bpk. Jamal (TNI), dll.

Sedangkan syair-syair yang dibawakan oleh gambus Al-Manar adalah syair-syair

Padang Pasir dan Langgam Jawa dengan diiringi alat-alat tradisional dan modern.

Sebenarnya waktu itu masih ramai diperdebatkan di kalangan Ulama‟

tentang ke-halalan atau ke-haraman sebagian jenis musik, seperti: seruling. Tetapi

bagi kelompok ini semua itu tidak diambil suatu halangan untuk menyiarkan

syair-syair islam dalam gubahan bentuk lagu padang pasir yang diiringi alat musik

tersebut, justru diambil hikmah dan maslakhah dari adanya perdebatan pendapat

tersebut.

Perjalanan Gambus Al-Manar terus maju dan berkembang, bahkan

semakin diminati banyak penggemar, sehingga waktu itu Gambus Al-Manar

Page 74: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

sudah tidak lagi asing namanya se Karesdenan Semarang, bahkan sering

memenangi lomba seni masyarakat antar Karesidenan.

K. Fatkhurrahman yang termasuk salah satu anggota Gambus Al-Manar,

bahkan beliau sering menjadi vokalnya, sedikit banyak telah ikut membesarkan

dan mengibarkan nama jenis kesenian ini. Suaranya yang bagus lagi merdu itu

telah membawa harumnya nama gambus ini. Pernah sewaktu ketika beliau masih

mondok, setiap kali pulang dari pesantren, tak jarang beliau diminta langsung

untuk menjadi vokalnya.

Gambus Al-Manar merupakan suatu jenis kesenian masyarakat yang sudah

mengorbit namanya, dan juga telah membuat penggemar, sehingga ketika K.

Fatkhurrahman menjadi pengasuh ponpes dan kebetulan ketika itu nama pesantren

belum cukup dikenal. Di samping K. Fatkhurrahman sendiri sangat antusias dan

fanatik dengan Gambus ini juga dengan nama yang sudah mengorbit sampai ke

Jawa Timur dan bikin penggemar, nama Gambus Al-Manar ini dijadikan nama

pesantren dengan maksud pertama; sebagaimana alasan di atas. Kedua ; K.

Fatkhurrahman dimaksudkan bahwa nama Al-Manar adalah sebuah nama yang

mempunyai arti filosofi sangat tinggi untuk orientasi keilmuan santri. Al-Manar

diartikan sebagai Tempat Pembakaran/ Tempat Penggodokan/ Kawah Condro

Dimuko dll. Dengan kata lain para santri dimaksudkan menjadi santri yang bener-

bener santri yang siap pakai, matang mental keilmuan dan pengetahuannya setelah

keluar dari pondok pesantren. 81

81 Tim Redaksi, Album Wisuda Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al manar, Pondok

Pesantren Al-manar, Semarang 2011, 9.

Page 75: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

4. Tahun 1992-2000

Dengan sepeninggalnya K.H. Fathurrohman pada tahun 1992 kepemimpinan

pondok pesantren dilanjutkan oleh menantu beliau yaitu K. Muhammad Imam Fauzi.

Bapak K. Muhamad Imam Fauzi melanjutkan perjuangan mertuanya di pondok

pesantren Al-Manar dengan menjadikan mengembangkan Madrasah Aliyah yang sudah

ada menjadi Madrasah Aliyah Khusus, begitu juga kurikulum pondok pesantren diadakan

pembenahan.

Bapak K. Muhamad Imam Fauzi sebelumnya juga nyantri di pondok

pesantren Al-Manar ini. Putra al- maghfurlah Bpk. K.Soekarno (pengasuh pondok

pesantren Poncol Bringin sekarang) ini menikah dengan putri pertama abah

Fatkhurrahman yang bernama Siti Fatikhah Ulfah dan pernikahan beliau (Ky

Imam Fauzi) menurunkan empat keturunan: Iffah Fauziyah, Nur Faizatul

Lathifah, Itqon Faza „Arrof, dan Rahma Adabiyah Fauziyah.

Bapak K. Muhamad Imam Fauzi menjadi pengasuh ponpes Al-Manar

sejak tahun 1993 (setelah wafatnya Ky Fatkhurrahman) sampai dengan tahun

2000. Selama dan kepengasuhan beliau banyak sekali kemajuan yang telah

dicapai, baik itu kuantitas santri yang tiap tahun bertambah banyak, penambahan

gedung belajar, asrama baru santri, bahkan dibukanya jenjang pendidikan formal

tingkat SLTA yaitu Madrasaha Aliyah (MAK) tahun 1994/ 1995 yang

sebelumnya Madrasah Aliyah (MA).

Beliau dikenal sangat alim, cerdas, ahli fiqih, tafsir dan ilmu falaq. Bahkan

beliau sabar terhadap para santri, belum pernah beliau berkata kasar atau

Page 76: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

menyakitkan hati para santri. Tidak hanya itu, hubungan ke masyarakat beliau

yang sungguh tawadlu‟ kepada siapapun, tidak memandang tua atau muda kecil

atau besar, kaya atau miskin, pejabat maupun rakyat, semuanya beliau selalu

menunduk ketika menyapa bermushofakhah.

Namun Allah menghendaki lain umur beliau tidak panjang, selama tujuh

tahun Bapak K. Muhamad Imam Fauzi mengasuh Al-Manar. Beliau wafat pada

hari kamis, tangal 11 Mei 2000 bertepatan dengan tanggal 6 Shofar 1421 H pukul

06.00. Bapak Kyai Muhammad Imam Fauzy sebelumnya sakit selama 6 hari

berbaring di rumah sakit Boyolali. Allah telah menggariskan hidup Kyai M. Imam

Fauzi sampai berusia 35 tahun. Kamis sore pukul 17.00 kurang 10 menit, tanggal

11 Mei 2000/ 6 Shofar 1421 H, Kyai M. Imam Fauzi meninggal. Innaa Lillahiwa

Inna Ilaihi Roji’uun.

Injih-injih, itulah kalimat yang sering biasa didengar dari Ulama besar

penuh tawadlu‟ di Kabupaten Semarang. Ungkapan yang menunjukkan sifat

tawadlu‟ dan sopan santun, tanpa memandang di balik itu tersimpan kelembutan

dan kewibawaan.

Banyak Ilmu yang di pelajari di Pondok-pesantren Al-Manar, akan

menjadi warisan culture (budaya) yang me-madani, falsafah yang selalu diajarkan

kepada santri. Seperti pepatah jawa “ngluruk tanpo bolo, menang tanpo

ngasorake” akan tetap diamalkan. Meninggalnya beliau tak akan menjadikan

kami terlena, mengabaikan tujuan suci kami menuntut ilmu, menjadi anak sholeh,

Page 77: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

baik, berbakti kepada orang tua, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Gugur

satu bangkitkan generasi seribu, long live my monk, long live Al-Manarku. 82

5. Tahun 2000 - Sekarang (2015)

Sepeninggal Bapak K Muhammad Imam Fauzi kepemimpinan dipimpin oleh K.

As’ad Haris Nasution. Yang merupakan putra dari K. Fatkhurrohman. Sampai sekarang,

kepemimpinan Pondok-pesantren masih berada di tangan K. As’ad Haris Nasution.

Pondok-pesantren Al-Manar Bener dibangun diatas tanah seluas 7.000 m2.

Tanah tersebut diperoleh dari sesepuh desa Bener yang mewakafkan tanahnya kepada

Pondok-pesantren Al-Manar dan juga program pembelian dari Yayasan Al-Manar.

Pondok-pesantren Al-Manar terletak di Desa Bener, letak geografis Desa Bener

adalah sebagai berikut:

a. Batas bagian barat : Perumahan penduduk

b. Batas bagian utara : Jalan projo

c. Batas bagian timur : Sawah penduduk

d. Batas bagian selatan : Sawah penduduk

Dalam keseharian Pondok-pesantren Al-Manar di jalankan oleh pengurus

pesantren.83 Adapun struktur pengurus Pondok-pesantren Al-Manar sebagai berikut;

a) Susunan Pengurus Pesantren

82

Tim Redaksi, Album Wisuda Madrasah Diniyah Pondok Pesantren Al Manar,(Pondok

Pesantren Al-Manar, Semarang 2011) hlm, 12. 83

Wawancara dengan Itqon Faza „Arof Putra Ibu Nyai pengasuh Pondok Pesantren Al

manar, 15 Maret 2016.

Page 78: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

SUSUNAN KEPENGURUSAN PUTRA

PONDOK PESANTREN AL-MANAR

PERIODE 2010-2015

Pengasuh : 1. K. As’ad Haris Nasution

2. Nyai Fatikhah Ulfah

3. K. Fatkhurrohman

Ketua : 1. Ahmad Mustafid, S.PdI

2. Lutfi Maulana

Sekretaris : 1. M Khoirul Umam, S.PdI

Bendahara : 1. Slamet Riadi

Seksi-seksi :

Pendidikan : 1.Lutfi Maulana

2. Nailul Huda

Dakwah Islamiyah : 1. Zumro’an

2. Ahmad Khanif Zuldani

Kebersihan dan Kesehatan : 1. Abdilah Khoirun Nafi’

Page 79: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2. Labib Mustofa

Koperasi dan Kesejahteraan : 1. Sutopo

Humas : 1. Asmu’i

2. Arwani

Sarana Prasarana : 1. Arif Hidayatullah

1. Kamaludin

Keamanan : 1. Abdul Latif.84

SUSUNAN KEPENGURUSAN PUTRI

PONDOK PESANTREN AL-MANAR

PERIODE 2010-2015

Pengasuh : 1. K. As’ad Haris Nasution

2. Nyai Fatikhah Ulfah

3. K. Fatkhurrohman

Ketua : 1. Nikmatul Istiqomh

2. Arum Indrayanti

Sekretaris : 1. Nur Ainun Jariyati

84

Dokumen pondok pesantren putra-putri Al-Manar

Page 80: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Bendahara : 1. Siti Choiriyah

Seksi-seksi :

Pendidikan : 1.Syarifatun Nurul M

2. Ariyanti

Dakwah Islamiyah : 1. Irma Nur rochmah

2. Ana Zuhrotun Nisa

Kebersihan dan Kesehatan : 1. Nurul Mutmainah

2. Nur Chasanah

Koperasi dan Kesejahteraan : 1. Anik Fatma

Humas : 1. Atik Zakiyah

2. Rif’a Muafia

Sarana Prasarana : 1. Irma Nur

2. Isna Nur

Keamanan : 1. Qurnia Nur

b) Keadaan Santri

Jumlah santri Pondok-pesantren Al-Manar adalah 353 orang terdiri dari 150

santri Putra dan 203 santri Putri. Dari jumlah santri tersebut tinggal di asrama yang

disediakan pesantren, kecuali beberapa santri yang berasal dari Desa Bener dan

Page 81: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

sekitarnya. Mereka melaju dari rumah masing-masing, disamping sekolah formal mereka

juga mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang diselenggarakan oleh pesantren.

Tabel 3.1.Jumlah Santri

No Jenis kelamin Jumlah

1

2

Putra

Putri

150

203

Jumlah 353

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Tabel 3.2 Daerah Asal Santri

No Asal Daerah Jumlah

1

2

3

4

5

Sumatra

Kalimantan

Jawa Tengah

Jawa Timur

Jawa Barat

15

2

272

2

72

Jumlah 353

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Page 82: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3. 3.Pekerjaan Orang Tua Santri

No Jenis Pekerjaan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

Petani

Pedagang

Pegawai

Guru

Swasta

Kyai

Pamong Desa

170

130

6

10

25

7

5

Jumlah 353

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Mengenai masalah umur, sebagaimana pada kebanyakan pesantren termasuk

Pondok-pesantren Al-Manar Bener tidak mempunyai standar atau batas minimal atau

maksimal. Hanya saja pada umumnya yang masuk adalah tamatan Ibtidaiyah/Sekolah

Dasar, tetapi ada juga yang tamatan SMP/ MTs, SMA / MA setingkatnya.

Sedangkan mengenai latar belakang keluarga santri adalah sebagai petani,

pedagang, pegawai, guru, swasta, kyai dan pamong desa. Dapat di lihat bahwa latar

Page 83: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

belakang keluarga para santri sangat heterogen, dan yang menduduki rangking tertinggi

mereka adalah dari keluarga petani.

c) Aktifitas harian

Secara kronologis kegiatan atau aktivitas santri Pondok-pesantren Al-Manar

selama 24 jam dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4.Kegiatan Harian

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

04.30 – 04.45

04.45 – 06.00

07.00 – 12.00

08.00 – 10.00

12.00 – 12.30

13.30 – 15.00

15.00 – 15.30

15.30 – 16.45

17.00 – 17.30

Jamaah sholat subuh

Pengajian sorogan

KBM MI, MTs, MA dan MAK

Pengajian bandongan kurikulum ma’had & sholat dhuha

Jamaah sholat dhuhur

KBM Madin jam I

Jamaah sholat asar

KBM madin jam II

Pengajian bandongan

Page 84: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

17.45 – 18.15

18.15 – 19.00

19.00 – 19.20

19.45 – 21.00

21.15 – 22.00

Jamaah sholat magrib

Pengajian sorogan

Jamaah sholat isak

Takror/musyawaroh/Bahsul masail

Pengajian bandongan ( Qur’an&Hadits )

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Dari data di atas maka dapat ketahui bahwa kegiatan yang paling pokok adalah

belajar dikelas sesuai dengan jenjangnya. Sedangkan pada sore hari para santri

diwajibkan mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar Madrasah Diniyyah (KBM Maddin) Al-

Manar sebagai program kurikulum Ma’had. Pengajar dari santri yang sudah lulus dari

Madrasah Diniyyah. Disamping kegiatan harian juga ada kegiatan yang sifatnya pekan,

bulanan, bahkan tahunan. Jadwal kegiatan tersebut tertera dalam tabel dibawah ini:

Tabel 3.5.Kegiatan Pekan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

Ahad pagi 05.00 – 08.30

Ahad 09.00 – 12.00

senin 19.45 – 21.00

Pengajian bandongan & jamaah Sholat dhuha

Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Sepak Bola

Albarjanji antar kamar

Page 85: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kamis 16.30 – 17.30

kamis 18.00 – 20.00

jum’at 05.00 – 06.00

jum’at 14.00 – 17.00

jum’at 15.30 – 17.15

jum’at 19.45 – 21.00

Ziarah kemakbaroh

Mujahadah kubro

Mujahadah as-ma’ul husna

Pelatihan Menjahit, Bengkel, Las, Volly

Pengajian bandongan

Khitobah antar kamar

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Tabel 3.6. Kegiatan Bulanan

Waktu Jenis Kegiatan

Setengah bulan sekali

Satu bulan sekali

Tiga bulan sekali

Enam Bulan Sekali

Khitobah & membaca Al-Barjanji umum (kubro)

Pertemuan pengurus

Pertemuan pengasuh, pengurus dan seluruh santri

Imtihanul Awwal (test) Maddin (Robi’ul awal &

Sya’ban)

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Tabel 3.7.Kegiatan Tahunan

Page 86: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

NO Jenis Kegiatan

1

2

3

4

5

Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru

Pada tiap bulan Sya’ban diadakan pengajian akbar (Akhirussanah)

Pertemuan wali santri dan ramah-tamah dengan wali santri

Bersama-sama dengan akhirussanah diadakan Khoul K.H Djalal Suyuthi

Satu tahun sekali diadakan pertemuan dan ramah tamah santri alumni

Al-Manar

Setiap dua tahun diadakan reformasi struktur ma’had serta programnya.

Training centre pembekalan santri alumni (mutakhorij) dalam

eksistensinya dimasyarakat

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

Jika diamati maka para santri disamping mendapatkan pendidikan formal juga

diberikan pelajaran tambahan seperti pendidikan keterampilan, berpidato, Olahraga.

Semua itu dimaksudkan untuk mendidik para santri agar terampil dalam berbagai

bidang. Lebih dari itu yang seniorpun tetap mendapat bimbingan dan pengarahan dari

pengasuh untuk meningkatkan kemampuannya dalam membimbing adik-adiknya.

d) Berbagai Tata Cara atau Peraturan yang berlaku

Page 87: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Karena keadaan santri sangat majemuk, dalam arti berasal dari jawa, Sumatra,

Kalimantan bahkan dari Papua, untuk menghindari timbulnya rasa kedaerahan atau

provinsialisme yang tidak sehat di kalangan para santri Pondok-pesantren Al-Manar,

maka mereka di dalam asrama dicampur atau dibaurkan dengan santri dari daerah lain.

Untuk mengontrol kedisiplinan santri dalam mematuhi tata tertib Pondok-pesantren,

pengurus mengadakan absensi setiap hari.

Mengenai perizinan, para santri tidak diperkenankan meninggalkan komplek

Pondok-pesantren kecuali telah mendapatkan surat izin dari pengurus yang telah

ditanda tangani oleh pemimpin. Sedangkan untuk santri putri harus diketahui oleh

pengasuh. Izin keluar hanya diberikan pada hari jum’at (hari libur). Untuk izin pulang

kerumah, hanya diberikan minimal satu bulan sekali, kecuali telah dijemput orang

tuanya atau orang yang telah diberi kuasa olehnya (wali).

Dengan adanya berbagai tata cara atau peraturan yang berlaku di dalam pondok

pesantren tersebut, menuntut para santri agar hidup teratur, bersih, disiplin, punya rasa

tanggung jawab, suka kebersamaan dan menjauhkan dari sifat individualisme.

Kesemuanya itu adalah merupakan salah satu usaha mendidik, membimbing,

merealisasikan apa yang telah di peroleh santri Pondok-pesantren Al-Manar dalam

kehidupan sehari-hari.

e) Keadaan Guru / Ustadz

Guru atau ustadz yang mengajar di Pondok-pesantren Al-Manar seluruhnya ada

46 orang. Dari jumlah tersebut ada yang mengajar beberapa yang Pondok-pesantren

Page 88: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

selain di Al-Manar. Mengenai latar belakang pendidikan mereka kebanyakan lulusan dari

Pondok-pesantren dan lulusan Perguru Tinggi serta sebagian guru masih berstatus

mahasiswa yang memanfaatkan waktu luangnya untuk mengajar. 85

Guru praktek yang di maksud adalah santri yang telah menamatkan

pendidikannya di pesantren selama enam tahun, kemudian dikenai kewajiban mengajar

minimal satu tahun sebagai pengabdiannya kepada pesantren dan selain mengajar

dikelas mereka diberi tugas untuk mengawasi dan membimbing para santri dalam

melaksanakan kegiatan selama dua puluh empat jam. Guru praktek ini meski statusnya

masih santri tetapi mereka tidak dikenai kewajiban administrasi.

B. Tujuan Pondok-pesantren Al-Manar pada Masa Sekarang

Menurut Khozin, terdapat 3 hal yang berkaitan erat dengan sistem

pendidikan pesantren, yaitu tujuan, kurikulum, dan metode pengajaran. 86

Tujuan

pendidikan pesantren merupakan setiap maksud dan cita-cita yang ingin di capai

pesantren, terlepas apakah cita-cita tersebut tertulis atau hanya disampaikan secara

lisan. Berdasarkan penelitiannya, Mastuhu mendefinisikan bahwa tujuan

pendidikan pesantren adalah menciptakan dan mengembangkan kepribadian

muslim yaitu kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak

mulia, bermanfaat bagi masyarakat atau berkhidmad kepada masyarakat dengan

jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat tetapi bukan rasul, yaitu menjadi

85

Observas pengurus Pondok Pesantren Al-Manar pada tanggal 27 Des 2015.

86 Khozin, Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia, Malang, UMM, 2001, 67.

Page 89: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pelayan masyarakat sebagaimana kepribadian Nabi Muhammad SAW, (mengikuti

sunah Nabi). Mampu berdiri sendiri, bebas dan teguh dalam kepribadian,

menyebarkan agama atau menegakkan Isam dan kejayaan umat Islam di tengah-

tengah masyarakat (izzul Islam wal Muslimin), dan mencintai ilmu dalam rangka

mengembangkan kepribadian Islam. Idealnya pengembangan kepribadian yang

ingin dituju, ialah kepribadian muhsin, bukan sekedar muslim. 87

Maka untuk mengembangan lembaga Pondok-pesantren kearah yang lebih

maju, K. As‟ad Haris NF merumuskan Visi dan Misi Pondok-pesantren Al-

Manar,88

sebagai berikut;

1. Visi

Terwujudnya insan yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual,

dan Moral menuju generasi ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap

kemaslahatan Umat dengan berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah.

2. Misi

Menyelenggarakan proses pendidikan Islam yang berorientasi pada mutu,

berdaya saing tinggi, dan berbasis pada sikap Spiritual, Inetelektual dan Moral

guna mewujudkan kader umat yang menjadi rahmatan lil alamin.

87

Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta; INIS, 1994, 55-56. 88

Tim, Buku ADART Yayasan Al manar,1990,

Page 90: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Mengembangkan pondok pesantren dengan era globalisasi pada masa yang

akan datang secara islami guna menciptakan generasi anak yang siap menjalani

kehidupan nantinya di masyarakat.

Meningkatkan citra positif lembaga pendidikan Pondok-pesantren yang

berwawasan luas, teknologi Informasi serta berbudaya modern yang Islami.

3. Tujuan

Tercapainya manusia yang berilmu dan bertaqwa kepada Allah SWT,

berakhlak mulia dan mampu mengaktualisasikan diri dalam kehidupan

bermasyarakat yang plural berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.

Arah dan tujuan pendidikan dan pengajaran di Pondok-pesantren Al-Manar

adalah:

(1) Kemasyarakatan

Yaitu segala apa yang sekiranya akan dialami oleh santri dan masyarakat, itulah

yang diberikan Pondok-pesantren kepada mereka. Segala tindakan dan perbuatan yang

ada di Pondok-pesantren ini semuanya akan menjadi pembelajaran dalam hidup atau

dalam masyarakat. Pendidikan ini dimaksudkan agar apabila santri nanti hidup bersama

masyarakat tidak akan canggung. Karena kenyataan bahwa setiap orang mempunyai

kepribadian sendiri-sendiri, latar belakang yang berbeda, lingkungan kehidupan yang

beraneka ragam serta rancangan masa depan yang berlainan, maka pendidikan mental,

semangat juang dan kebesaran jiwa sangat diperlukan. Selanjutnya para santri bebas

untuk memilih sendiri pegangan hidup yang sesuai dengan dirinya.

Page 91: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

(2) Latihan Hidup Sederhana

Di Pondok-pesantren Al-Manar para santri dibiasakan hidup sederhana dalam

segala hal termasuk juga makan, minum dan berpakaian. Sederhana bukan berarti

miskin, tetapi kesederhanaan adalah pokok keberuntungan serta salah satu cara

mendidik hidup yang jujur. Sebaliknya hidup mewah mengajak kearah kejahatan yang

menyebabkan orang lupa kepada rasa kemanusiaan, rasa tanggung jawab dan rasa

syukur. Itulah sebabnya para santri dididik untuk hidup sederhana sehingga

menimbulkan keberanian untuk hidup di dalam berbagai keadaan.

(3) Tidak Berorientasi Pada Salah Satu Golongan

Pendidikan dan pengajaran di Pondok-pesantren Al-Manar sama sekali tidak ada

hubungannya dengan partai atau kelompok jamaah tertentu. Hal ini senantiasa dijaga

dan dilaksanakan agar para santri bisa berfikir bebas. Dengan demikian setelah para

santri meninggalkan Pondok-pesantren, mereka bebas memilih faham atau aliran.

(4) Niatnya Untuk Ibadah

Pondok-pesantren Al-Manar mendidik agar para santri giat dalam mencari ilmu

dengan niat suci beribadah untuk memenuhi perintah agama. Tentang nantinya akan

Page 92: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

menjadi petani, pegawai, pengusaha, pedagang dan sebagainya tidak menjadi dasar

fikiran dan perhitungan.

Sebagai langkah awal untuk mencapai tujuan dan arah pendidikan tersebut,

adalah dengan jalan membangun suasana kehidupan yang dijiwai oleh panca-jiwa

pondok. Hal ini selaras dengan slogan-slogan yang sangat terkenal di kalangan para

santri yaitu “Berbudi tinggi, berbadan sehat, berpengetahuan luas dan berpikir bebas”,

sehingga lahir manusia yang cakap, penuh dedikasi, trampil dan mampu menghadapi

segala persoalan dan tantangan yang akan dijumpainya di dalam masyarakat kelak. 89

C. Sarana dan Prasarana Pondok-Pesantren Al-Manar

Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di Pondok-pesantren, tentunya

juga membutuhkan fasilitas yang berupa fasilitas fisik. Adapun sarana prasarana yang

me-fasilitasi dalam kegiatan tersebut di Pondok-pesantren Al-Manar adalah sebagai

berikut:

1) Sarana Bangunan

a. Masjid 1 buah

b. Perpustakaan 1 buah

c. Gedung pertemuan 1 buah

d. Rumah Kyai 2 buah

89

Wawancara dengan K.As’ad Haris N, di kediaman beliau, Pondok-pesantren putra-

putri Al-Manar

Page 93: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

e. Asrama santri 2 buah, yang terdiri dari dua belas kamar putra dan empat kamar

putri.

f. Ruang tamu 3 buah

g. Ruang Pertemuan 2 buah

h. Aula 2 buah

i. Kantor sekretariat pondok pesantren 2 buah

j. Ruang ustadz 2 buah

k. Bangunan kelas 12 buah

l. Kantin dan dapur 2 buah

2) Sarana Pendukung

a. Bak Penampungan air 4 buah

b. Kolam perikanan 1 buah

c. Lapangan Volly 2 buah

d. Tenis Meja 2 buah

e. Meja belajar

f. Alat-alat perkantoran

g. Alat keterampilan, kesenian, olah raga dan sebagainya. 90

3) Kegiatan ekstra Pondok-pesantren Al-Manar

Tabel 3.8. Kegiatan Ekstra

90

Observas pengurus Pondok Pesantren Al-Manar pada tanggal 27 Des2015.

Page 94: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Hari Waktu Jenis Kegiatan

Jum’at

Jum’at

Kamis

Ahad

Jam 13.00-15.00

Jam 13.00-15.00

Jam 21.00-23.00

Jam 08.00-12.00

Qiro’ah (seni Baca Al-Qur’an)

Pramuka, Menjahit, Tata Boga.

Rebana

Sepak bola, Bola Voly.

Sumber Data : Dokumentasi Pondok Pesantren Al-Manar, di kutip tahun 2015

D. Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar

Model Kelembagaan Pondok-pesantren Al-Manar di bawah naungan Yayasan Al-

Manar, di kategorikan menjadi pendidikan formal dan non formal. Dan di antara tujuan

serta isinya;

1) Tujuan

Tujuan dari kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar adalah mewujudkan

pembelajaran kepada santri yang pada akhirnya santri akan menjadi santri yang beriman

dan bertaqwa kepada Allah Swt. Dalam kaitan ini secara lebih khusus lagi, Pondok-

pesantren Al-Manar diharapkan berfungsi mencetak genersi yang berakhlakul karimah.

Dengan kualitas keislaman, keimanan, keilmuan dan akhlaknya, para santri lulusan dari

Pondok-pesantren Al-Manar diharapkan mampu membangun dirinya dan masyarakat

sekelilingnya. Di sini, para santri diharapkan dapat memainkan fungsinya.

Selain itu juga kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar bertujuan untuk

menciptakan santri yang mandiri dan kultur Pondok-pesantren Al-Manar yang cukup

menonjol yang mempunyai swakarya dan swadaya keterkungkungan kultural maupun

Page 95: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pemikiran untuk kalangan pesantren merupakan penilaian publik yang sebetulnya tidak

terlalu jauh dengan kondisi nyatanya. Sehingga pada akhirnya lulusan Pondok-pesantren

Al-Manar bisa menyebarluaskan agama Islam di lingkungan dimana santri itu tinggal.

Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar mengikuti Pondok-pesantren Lirboyo

(MHM) dan Pondok-pesantren Al-Ittihad Poncol, Bringin Kab. Semarang, yaitu

menggunakan sistem klasik dan menggunakan sistem klasikal. Adapun kitab-kitab yang

dikaji adalah kitab kitab kunin/ klasik.

Bapak Najmudin Al Hafidz mengatakan “Secara kurikulum Pondok-

pesantren Al-Manar, menerapka kurikulum yang menonjolkan keilmuan Ke

Islaman, baik yang formal maupun non formalnya, dengan pendidikan agamanya

seimbang dengan pendidikan umumnya”.91

2) Isi

Isi kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar adalah rumusan kompetensi materi

yang diberikan kepada santri untuk bahan belajar mengajar guna mencapai tujuan. Isi

kurikulum memiliki kriteria yang membantu perencanaan pada kurikulum.

Adapun pendidikan non formal dan struktur kurikulumnya terdiri dari;

a) Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, Wustho & Ulya

91

Wawancara dengan M. Najmudin Al Hafidz Putra menantu Al Magfurlah K M Imam fauzi. Di kediamannya 12 Januari 2016

Page 96: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.9. Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Awaliyah Al-Manar Desa

Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775.92

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

92

Tim Penyusun, Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-

Manar, 1999

No Komponen

Alokasi Waktu

Kelas

Persia

pan I II III IV

A. Mata pelajaran

1. Al-Qur’an Hadis 2 4 4 4 4

2. Akidah Akhlak 2 3 3 3 3

3. Fiqih 1 2 2 2 2

4. Sejarah Kebudayaan Islam - 2 2 2 2

5. Bahasa Arab 2 2 3 3 2

6. Praktek Ibadah 4 3 3 3 3

B. Muatan Lokal

1. Hafalan Surat Pendek & Ayat Pilihan 1 1 1 1

2. Imla’/Tahsinul Khot 1 1 - -

3. BCM - - - -

C. Pengembangan Diri

1. Khitobah

2. Kaligrafi

Page 97: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.10. Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Wustho Al-Manar Desa

Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775

No Komponen KELAS

I II III

A. Mata pelajaran

1. Al-Qur’an Hadis 4 4 4

2. Akidah Akhlak 3 3 3

3. Fiqih 3 3 3

4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

5. Bahasa Arab 2 2 2

6. Praktek Ibadah 4 4 4

B. Muatan Lokal

1. Hafalan Surat Pendek & Ayat Pilihan 2 2 2

2. Imla’/Tahsinul Khot 1 1 -

C. Pengembangan Diri

1. Khitobah

2. Kaligrafi

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

Tabel 3.11. Struktur kurikulum Madrasah Diniyah Ulya Al-Manar Desa Bener,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775

No Komponen KELAS

I II III

A. Mata pelajaran

Page 98: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1. Al-Qur’an Hadis 4 4 4

2. Akidah Akhlak 3 3 3

3. Fiqih 3 3 3

4. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2

5. Bahasa Arab 2 2 2

6. Praktek Ibadah 4 4 4

B. Muatan Lokal

1. Hafalan Surat Pendek & Ayat Pilihan 2 2 2

2. Imla’/Tahsinul Khot 1 1 -

C. Pengembangan Diri

1. Khitobah

2. Kaligrafi

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

b) Pondok Pesantren Putra-putri

Tabel 3.12. Struktur kurikulum Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener,

Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775

No Komponen

Alokasi Waktu

Kelas

Takh

asus

Al-

Juru

miyah

Al-

Imri

thi

Al

fiyah

I

Al

fiyah

II

A. Mata pelajaran

1. Nahwu

2 4 4 4 4

Page 99: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2. Sorof

2 3 3 3 3

3. Fiqih

1 2 2 2 2

4. Tafsir

- 2 2 2 2

5. Usul Fiqih

- 2 3 3 3

6. Hadist

4 3 3 3 3

. 7. Taukhid

2 2 2 2 2

8. Tasawuf/ Etika

1 2 2 2 2

9. Tarikh

1 1 1 1 1

JUMLAH JAM 13 21 22 22 22

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

3) Bahan

Beberapa bahan kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar ;

a. Ilmu Aqidah/ Ilmu Tauhid

Yaitu ilmu yang membahas tetang kepercayaan kepada Allah. Aqidah diambil

dari bahasa Arab, asal kalimat ialah aqada dipindahkan menjadi aqidah, artinya ikatan.93

Yang dimaksud ikatan disini adalah ikatan manusia dengan sang pencipta atau Allah

SWT.

Bagi santri yang harus di tanamkan pertama kali adalah keimanan kepada Allah

SWT. Selain itu juga santri diajari dengan ilmu ketauhidan, sehingga dengan di tanamkan

93 Rohadi abdul Fatah, “Rekonstruksi Pesantren Masa Depan” dari Tradisional, Modern,

Hingga Post Modern, Jakarta; Listafarika Putra, 2008, Cet II, 35.

Page 100: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

keimanan yang betul maka kedepannya santri akan menjadi santri yang selalu beriman

kepada Allah SWT.

Adapun literatur yang di ajarkan di Pondok-pesantren yang berkaitan

dengan ilmu taukhid mulai di ajarkan dari tingkat kelas satu kitabnya Aqidatul

Awam, Badiul Amali, Kharidatul Bahiyah, Jawahirul Kalamiyah, Tijanu Al-

Darari, Al-Sanusiyah.

Tabel 3.13. Nama kitab Taukhid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok-pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU Aqidatul Awam

2 DUA Badiul Amali

3 TIGA Kharidatul Bahiyah

4 EMPAT Jawahirul Kalamiyah

5 LIMA Tijanu Al-Darari

6 ENAM Al-Sanusiyah

7 TUJUH -

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

b. Ilmu bidang Tajwid (Al-Qur’an)

Page 101: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Ilmu tajwid ini yaitu ilmu yang mempelajari tentang cara membaca Al-Qur’an

dengan benar (fasih) dalam setiap ucapan setiap hurufnya (makhraj), dan jaudah (baik)

dalam (persambungannya). 94

Tujuan dari mempelajari ilmu tajwid ini diantaranya, agar santri dapat membaca

Al-Qur’an dengan benar (fasih), mengetahui hukum-hukum bacaan dalam Al-Qur’an,

mengetahui perbedaan-perbedaan pembacaan Al-Qur’an menurut Imam tujuh atau

dikenal dengan qira’ah sab’ah .

Kitab-kitab yang dipelajari di Pondok-pesantren Al-Manar dalam ilmu tajwid

adalah syifa al-Jinan, Nadzam Hidayat al-Syibyan, Tuhfatul Athfal, Hidayatul Mustafidz,

fathul Manan.

Tabel 3.14. Nama kitab Tajwid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU Syifa al-Jinan

2 DUA Nadzam Hidayat al-Syibyan

3 TIGA Tuhfatul Atfal

4 EMPAT Hidayatul Mustafidz

5 LIMA fathul Manan

6 ENAM -

7 TUJUH -

94 Rohadi abdul Fatah, “Rekonstruksi Pesantren Masa Depan” dari Tradisional, Modern,

Hingga Post Modern, Jakarta; Listafarika Putra, 2008, Cet II, 36.

Page 102: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

c. Ilmu bidang Akhlaq/ Tasawuf

Ilmu ini mempelajari tata cara berlaku dalam kehidupan sehari-hari/ tatakrama,

sifat-sifat mahmudah.95 Sehingga nantinya agar santri menjadi muslim yang ber-akhlakul

karimah baik dalam hubungannya dengan Allah (hablum minallah/ hubungan fertikal),

dengan sesama manusia (hablum minannass/ hubungan horizontal) serta alam

hubungan dengan alam sekitar/ makhluk lainnya. Selain itu para santri diharapkan

memiliki wawasan akhlak yang lebih menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan

sehingga perilaku mereka dihiasi oleh akhlak al-karimah yang dibimbing oleh hati.

Adapun literatur kitab yang dikaji di Pondok-pesantren Al-Manar dari tingkatan

awal adalah kitab Akhlaq lil Banin dan Banat, Taysir al-Khallaq, Ta’lim al-Muta’alim,

Bidayatul al-Hidayah, Risalatul Mu’awanah, Nashaih al Diniyyah, Al Riyadh al-Badi’ah.

Kifayatul Atkiya, Is’adur rofiq.

Tabel 3.15. Nama kitab Akhlak/ Tasawuf yang di gunakan dari tingkatan bawah

sampai atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU -

2 DUA Taysir al-Khallaq

95 Rohadi abdul Fatah, …37.

Page 103: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

3 TIGA Akhlaq lil Banin/ Banat

4 EMPAT Ta’lim al-Muta’alim

5 LIMA Ta’lim al-Muta’alim

6 ENAM Risalatul Mu’awanah

7 TUJUH -

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

d. Ilmu Bahasa Arab (Nahwu–Sharaf)

Bahasa Arab yang diajarkan di Pondok-pesantren Al-Manar terfokus

kepada pengkajian “ilmu alat” yang biasanya meliputi ilmu Nahwu, Sharaf, Balaghah,

dan Manthiq (logika).

Ilmu nahwu adalah;

علم باصول مستنطة من قواعد العرب يعرف بها احوال آواخر الكلم

إعرابا وبناء

Ilmu nahwu adalah Ilmu tentang pokok-pokok yang diambil dari qaidah-qaidah

Arab, untuk mengetahui keadaan akhirnya kalimat dari segi I’rab dan mabni.96

Ilmu nahwu sangat penting bagi para santri, karena manfaat Ilmu Nahwu agar

mampu memahami bahasa arab dan struktur kalimahnya yang menjadi bahasa Al-

Qur'an dan Al-Hadits, yang keduanya adalah dasar tuntunan hidup umat islam. Salah

96

Kitab Taqrirot Al Fiyyah, 02.

Page 104: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dalam membaca suatu harakat dalam dalam bahasa Arab dapat merubah arti dan

maksudnya bahkan bisa bertentangan.

Ilmu nahwu sangat penting sekali, Ilmu nahwu adalah "Babul 'ulumuusy

syar'iyyah" artinya pintu gerbang Ilmu - Ilmu syariat yang berbasis kitab kuning/ kitab

gundul. Akan menemui jalan buntu orang yang melangkah menuju ilmu agama jika

belum menguasai ilmu nahwu.

Jadi mempelajari ilmu nahwu itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari,

harus mempelajari ilmu nahwu terlebih dahulu sebelum mengetahui ilmu agama yang

lain.

Sedangkan Ilmu Sharaf adalah ilmu usul (kaidah-kaidah) untuk mengetahui

bentuk-bentuk kalimat bahasa arab (Sighat, Bina, Waqi’, dll) tanpa memandang kalimat

tersebut mabni atau mu’rab. Seperti bentuk Tatsniyah, Jama’, Tasghir, Nasab dan I’lal.

Bisa masuk dalam kalimat Isim Mutamakkin dan kalimat Fi’il tidak dalam kalimat huruf.

Ilmu Sharaf sangat penting bagi para santri, karena manfaat Ilmu Sharaf agar

mampu memahami bahasa Arab dan struktur kalimahnya yang menjadi bahasa Al-

Qur'an dan Al-Hadits.

Ilmu nahwu di Pondok-pesantren Al-Manar di ajarkan mulai kitab Awamil Al

Jurjan, Nahwu Wadhih, Qawaidul I’lal, Amthilatut Tashrifiyah, Mattan al-Jurumiyah,

Syarh al-Jurumiyah, Mattan dan Syarah al-Imrithi, Mattan dan Syarah al-Fiyah Ibn Malik,

Jawahirul Maknun dan Tashilu Nailil Amaniy.

Page 105: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.16. Nama kitab Nahwu/ Bahasa Arab yang di gunakan dari tingkatan

bawah sampai atas di Pondok-pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU Nahwu Wadhih

2 DUA Qawaidul I’lal

3 TIGA Awamil Al Jurjan

4 EMPAT Mattan al-Jurumiyah

5 LIMA Mattan dan Syarah al-Imrithi

6 ENAM Mattan dan Syarah al-Fiyah Ibn Malik

7 TUJUH Mattan dan Syarah al-Fiyah Ibn Malik

8 DELAPAN Tashilu Nailil Amaniy.

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

e. Ilmu Fiqih

Ilmu fiqih adalah ilmu yang membahas tentang segi-segi praktis dalam

hubungan manusia dengan Allah (ibadah) dengan manusia (mu’amalah, munakahat,

jinayat).97 Sedangkan yang ditonjolkan dari ilmu fiqih ini dari segi formal dan lahiriyah

hubungan tersebut.

Tujuan santri belajar ilmu fiqih ini agar santri dapat menjalankan hukum-hukum

syari’at Islam dengan baik dan benar berdasarkan tuntunan yang telah ada. Kitab–kitab

yang digunakan diantaranya kitab Mabadi’ul Fikih dan Fikih Wadhih, Safinatun Naja,

97 Rohadi Abdul Fatah, …37.

Page 106: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kasifatu Saja, Riyadhal Badi’ah, Sulamu Munajat, Fatkhul Qarib, Fatkhul Mu’in, Fatkhul

Wahab.

Tabel 3.17. Nama kitab Ilmu Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU Mabadi’ul Fikih dan Fikih Wadhih

2 DUA Safinatun Naja

3 TIGA Kasifatu Saja

4 EMPAT Sulamu Munajat

5 LIMA Fatkhul Qarib

6 ENAM Fatkhul Mu’in

7 TUJUH Fatkhul Mu’in

8 DELAPAN Fatkhul Wahab.

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

f. Ilmu Usul Fiqih

Usul fiqih membahas dasar-dasar dan metode untuk menarik (istinbath) sebuah

hukum. Sedangkan tujuan santri belajar ilmu usul fiqih, santri diharakan dapat

mengetahui proses bagaimana sebuah hokum dihasilkan, dari sejak menetapkan

masalahnya, pencarian dasar-dasarnya, penetapan alasan-alasanya, serta bagaimana

Page 107: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

alasan itu diolah hingga sampai kepada keputusan tertentu. Literatur kitab yang di kaji

Mabdi’u Awwaliyah, As Sullam, Al-Bayan.

Tabel 3.18. Nama kitab Usul Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU -

2 DUA -

3 TIGA -

4 EMPAT -

5 LIMA Mabdi’u Awwaliyah

6 ENAM As Sullam

7 TUJUH Al-Bayan.

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

g. Ilmu Tafsir

Ilmu Tafsir yaitu Ilmu yang dapat menjelaskan hukum-hukum dan hikmah-

hikmah dalam Al-Qur’an, dan dapat diketahui maksud kitab Allah yang diturunkan

kepada Nabi-Nya, Muhammad Saw.98

Dalam pengajaran ilmu tafsir, penekanan utama diberikan kepada santri agar

mengetahui:

98 Rohadi Abdul Fatah,… 38.

Page 108: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kedudukan suatu kata dalam struktur kalimat, mengetahui dan membedakan

makna mufradat ayat-ayat Al-Qur’an baik ditinjau dari segi sharaf maupun persamaan

makna katanya.

1) Asbabun Nuzul, makkiyah-madaniyah, serta nasakh-mansukh suatu ayat.

2) Kandungan utama ayat itu secara tekstual maupun kontekstual sehingga santri

menemukan relevansi ayat itu dalam realitas kehidupan.

3) Perbandingan penjelasan makna ayat-ayat Al-Qur’an dengan kitab tafsir lain.

4) Yang dibaca ditekankan pada kitab tafsir yang bercorak hokum (tafsir ahkam).

Adapun kitab yang di gunakan yaitu; Tafsir Juz Amma, Tafsir Surat Yasin, Tafsir

Jalalain, Tafsir al-Maraghi.

Tabel 3.19. Nama kitab Ilmu Tafsir yang di gunakan dari tingkatan bawah

sampai atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran,

Kabupaten Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU -

2 DUA Tafsir Juz Amma

3 TIGA Tafsir Juz Amma

4 EMPAT Tafsir Surat Yasin,

5 LIMA Tafsir Jalalain

6 ENAM Tafsir Jalalain

7 TUJUH Tafsir Jalalain

8 DELAPAN Tafsir al-Maraghi

Page 109: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

h. Hadist

Hadist adalah ilmu yang membahas tentang kandungan-kandungan yang ada

pada hadist. Adapun santri belajar hadist di tingkat awal, bertujuan untuk

memperkenalkan hadist dengan menonjolkan kandungan materinya. Materi yang di

paparkan adalah materi tingkat dasar, seperti iman, islam, ikhsan, akhlak. Hadisnya yang

pendek dan konsentrasinya berpusat pada matan.

Sedangkan santri tingkat menengah mempelajarinya di tekankan pada sanad,

kandungan matan, rijal al hadist. Untuk santri tingkatan lanjut mempelajari hadist

secara lengkap, tujuannya adalah penguasaan lengkap terhadap hadist yang dipelajari,

yang meliputi pengetahuan tentang sanad dan variasi sanadnya, sosok dan karakter

perawinya, cara perawinya, serta matan dan variasinya serta asbab al wurudnya dan

materi kandungannya.

Adapun literature kitab yang di gunakan dari tingkat awal sampai tingkat

atas al-Arb’in An-Nawawi, Syarah Abi Jamrah, Bulughul Maram, Jawahirul

Bukhari, Tajridus Sharih, Shahih Bukhari, Shahih Muslim.

Tabel 3.20. Nama kitab hadist yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten

Semarang 50775

Page 110: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU -

2 DUA -

3 TIGA al-Arb’in An-Nawawi

4 EMPAT Syarah Abi Jamrah

5 LIMA -

6 ENAM Bulughul Marom

7 TUJUH Bulughul Marom

8 DELAPAN Jawahirul Bukhori

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

i. Ulumu Hadist

Ilmu-ilmu hadist atau Ulumul Hadits adalah ilmu tentang seluk beluk Hadits.

Ilmu hadits biasanya diberikan kepada santri tingkat menengah dan tingkat lanjutan.

Materinya meliputi seluk beluk hadits, dari mulai posisinya sebagai sumber hukum,

sejarah penulisnya, kualitas dan jenisnya, baik dilihat dari segi matan, sanad, atau

keduannya, kitab-kitabnya, perawi-perawinya dan seterusnya. Untuk tingkatan lanjutan

juga mempelajari Takhrij al-Hadits, yaitu bagaimana menetapkan kualitas hadits

berdasarkan metode-metode yang ada untuk menentukan status dan kualitas hadits.

Adapun literatur kitab yang di gunakan Minhat al-Mughits karya al-Hafidz Hasan

al-Mas’udi, ‘Illm Mushtalah al-Hadits.

Page 111: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.21. Nama kitab Ulumul Hadist yang di gunakan di Pondok Pesantren Al-

Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 SATU -

2 DUA Arbain Nawawi

3 TIGA Arbain Nawawi

4 EMPAT -

5 LIMA -

6 ENAM Minhat al-Mughits

7 TUJUH ‘illm Mushtolah al-Hadits.

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

j. Tarikh (Sejarah Islam)

Ilmu Tarikh di ajarkan untuk mengenal secara kronologis pertumbuhan dan

perkembangan umat Islam semenjak masa Rosulullah hingga masa kehidupan Turki

Usmani. Dengan demikian santri akan memahami sejarah dari awal perkembangan

sejarah islam dari nabi sampai sekarang.

Sedangkan Kitab-kitab yang dipelajarari diantanya adalah kitab Khulashah Nurul

Yaqin, Sirah Nabawiyah, Sirah ibn Ishaq.

Tabel 3.22. Nama kitab Tarikh (Sejarah Islam) yang di gunakan di Pondok

Pesantren Al-Manar Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang 50775

NO KELAS NAMA KITAB KET

Page 112: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1 SATU -

2 DUA -

3 TIGA Khulashah Nurul Yaqin juz 1

4 EMPAT Khulashah Nurul Yaqin Juz II

5 LIMA Khulashah Nurul Yaqin Juz III

6 ENAM Sirah Nabawiyah

7 TUJUH Sirah ibn Ishaq.

8 DELAPAN -

Sumber Data: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Manar, 1999

4) Cara di Pondok-pesantren Al Manar ;

Adapun cara penerapan kurikulum dalam pengajaran di Pondok-pesantren Al-

Manar ada dua komponen yang digunakan, yaitu metode dan evaluasi.

a. Metode yang digunakan adalah;

1. Bandongan

Sistem bandongan atau dikenal juga dengan sistem weton. Metode bandongan

atau weton adalah sistem pengajaran secara kolektif yang dilakukan di pesantren. 99

Dalam sistem ini sekelompok santri (antara lima sampai dengan lima ratus)

santri mendengarkan seorang guru yang membaca, menterjemahkan, menerangkan,

dan seringkali mengulas buku-buku Islam dalam bahasa Arab. Setiap santri

99 Ismail SM, “Pengembangan Pesantren Tradisional”, dalam Ismail SM (ed), Dinamika

Pesantren dan Madrasah, Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2002, Cet I, 67.

Page 113: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

memperhatikan kitabnya sendiri dan membuat catatan-catatan baik arti maupun

keterangan tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. 100

Metode wetonan adalah metode yang didalamnya terdapat seorang kiai yang

membaca kitab dalam waktu tertentu, sedangkan santrinya membawa kitab yang sama,

lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan kiai. Metode ini dapat dikatakan

sebagai proses belajar mengaji secara kolektif. 101

Dalam sistem bandongan di Pondok-pesantren Al-Manar, kitab yang di kaji

adalah kitab Is’adurrafiq, Ar-Ruh, Jalalain, Fatkhul Mu’in. Kyai membacakan Kitab

tersebut, terus seluruh santri mengartikan kitabnya dengan bahasa Arab pegon. Santri

tidak harus menunjukkan bahwa ia mengerti pelajaran yang sedang dihadapi. Para kyai

biasanya membaca dan menterjemahkan kalimat-kalimat secara cepat, dan tidak

menterjemah kan kata-kata yang mudah. Dengan cara ini, kyai dapat menyelesaikan

kitab-kitab pendek dalam jangka waktu yang singkat. Sistem bandongan ini lebih efektif

diterapkan kepada santri tingkat menengah dan tingkat tinggi.

2. Sorogan

Sistem sorogan menekankan kepada bimbingan secara individual. Sistem

sorogan ini merupakan sistem yang sangat sulit, karena dituntut adanya kedisiplinan,

kesabaran, kerajinan, ketaatan yang intens dari setiap santri yang mengikutinya. Di

100 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, Jakarta

LPS, 1985, cet IV, 28.

101 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995, Cet I, 26.

Page 114: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

samping itu banyak yang tidak menyadari bahwa mereka seharusnya mematangkan diri

pada tingkat selanjutnya di pesantren, sebab pada dasarnya hanya santri - santri yang

telah menguasai bahan pelajaran pada sistem sorogan inilah yang dapat memetik

keberhasilan pada sistem bandongan di Pondok-pesantren. Sistem sorogan dinilai lebih

efektif sebagai sistem pendidikan pada taraf permulaan santri mengikuti pendidikan di

Pondok-pesantren.

Mengenai materi yang sudah lazim diajarkan di Pondok=pesantren, mengambil

kitab-kitab karangan para ulama. Dan untuk dapat memahami kitab-kitab tersebut para

santri yang duduk pada kategori kelas awaliyah dibekali dengan materi penguasaan

nahwu (tata bahasa), sharaf (etimologi), misalnya kitab al-Jurumiah, al-Imriti, dan al-

Fiyah serta Amtsilatul Tasrifiyah (sebuah kitab kecil yang membahas dari segi etimologi).

Setelah itu santri dituntut untuk menerapkannya dalam pemahaman pada teks-teks

kitab klasik yang meliputi fikih, ushul fikih, hadits, tafsir, tasawuf, tauhid serta tarikh.

Yaitu dengan diadakan evaluasi secara mandiri, santri di suruh membacakan,

mengartikan, menjelaskan kitab kosongan di simak oleh ustadz. Kitab yang di

pergunakan untuk sorogan sesuai tingkatnya, misalnya untuk kitab fiqih ( Safinatun

Najah, Riyadhal Badi’ah, Sulam Taufiq, Fatkhul Qarib, Fatkhul Mu’in).

3. Diskusi (Musyawarah)

Seperti metode musyawarah (diskusi). Metode diskusi disajikan dengan cara

mengajak para santri meumbahas masalah-masalah-masalah terteintu secara kelompok

biasanya harus menyampaikan hasil musyawarah kelompoknya, kemudian dibahas

bersama dengan hasil kelompok lain. Metode ini biasanya digunakan bila materi

Page 115: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pelajaran terdapat banyak kesulitan dan perlu dibicarakan bersama. Seluruh santri

wajib mengikuti kegiatan ini baik dari tingkatan bawah sampai atas. Waktunya adalah

pada malam hari pukul 20.00WIB sampai 22.00WIB, satu minggu 2 kali yaitu malam

ahad dan malam kamis. Bertempat di kelas masing-masing sesuai tingkatan jenjang

kelasnya.

4. Takror (Pengulangan Pelajaran oleh santri)

Takror (pengulangan pelajaran oleh santri dilakukan secara bersama dalam satu

kelas dan di buat secara berkelompok terjadwal). Metode takror adalah metode

mengajar dengan cara mengulang-ulang pelajaran yang telah disampaikan pada siang

hari kemudian kegiatan takror dilakukan pada malam hari. Materi yang dibahas sama

persis dengan materi yang disampaikan guru pada siang hari. Metode ini dipakai untuk

setiap materi pelajaran. Jadi tidak ada satupun materi pelajaran yang tidak dibahas

kembali metode ini.

5. Muhafadzah (Menghafalkan Bait/ Syair/ Nadham)

Metode muhafadzah adalah metode mengajar yang ditempuh dengan cara

santri disuruh menghafalkan materi pelajaran yang diberikan guru. Materi yang

dihafalkan biasanya berupa syair-syair yang disertai dengan terjemahannya. Pada

metode ini siswa diharuskan mampu menghafal materi pelajaran dalam batas waktu

Page 116: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

tertentu. Biasanya santri disuruh ke depan kelas untuk menghafalkan materi pelajaran

tertentu dan guru mencatat setiap kemajuan yang dicapai oleh santri. 102

6. Tadribat

Sedangkan metode tadribat adalah metode yang ditempuh dengan cara guru

memberikan soal-soal latihan kepada santri pada setiap materi pelajaran. Biasanya

metode ini diberikan jika satu pokok bahasan selesai, baik di dalam kelas secara

langsung maupun berupa pekerjaan rumah.

Beberapa metode pengajaran yang disampaikan sebagaimana dijelaskan di atas,

mempunyai ciri khas baik dalam tujuan dan fungsinya maupun cara penggunaannya. Jika

metode-metode yang diterapkan dalam pesantren tersebut dikaitkan dengan metode

mengajar secara umum (dalam pendidikan umum), maka akan ditemukan beberapa

kesesuaian meskipun tidak berarti sama sekali.

Metode bandongan sebagai ciri khas metode pengajaran di pesantren yang

teknik penyampaiannya dengan cara guru membacakan kitab dan santri hanya

mendengarkan, menyimak dan mencatat hal-hal penting meskipun kadang-kadang

kurang tahu betul yang diterangkan oleh guru, ada kemiripan dengan metode ceramah

yang dipakai dalam pendidikan persekolahan pada umumnya.

Perbedaannya adalah, kalau metode ceramah biasanya santri diberikan

kesempatan oleh guru untuk menanyakan hal-hal yang kurang dipahami, tetapi metode

102 Wawancara dengan Pengurus pondok pesantren Al-manar pada taggal 27 September

2015.

Page 117: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

bandongan guru sama sekali tidak memberi kesempatan untuk bertanya, sehingga bisa

saja terjadi setelah usai pelajaran adan santri yang tidak paham sama sekali tentang

pelajaran yang diberikan guru.

Yang merupakan metode khas pesantren lain adalah metode sorogan. Metode

ini memang agak kurang relevan jika diterapkan dalam pengajaran di sekolah umum.

Walaupun metode ini cukup efektif dalam mentransferkan setiap materi pelajaran dan

melatih setiap santri untuk disiplin dan tanggung jawab secara pribadi namun sangat

membutuhkan banyak waktu, karena setiap santri harus ditangani secara sendiri-sendiri.

Dan itu akan mambutuhkan banyak biaya, disamping muatan kurikulum juga

memungkinkan untuk tidak terselesaikan dengan tuntas.

Adapun metode-metode yang lain, seperti musyawarah, takrar, muhafadzah,

dan tadribat, karena sedikit banyak merupakan metode yang mengacu pada metode

pangajaran pada umumnya, maka sudah barang tentu banyak kesamaan-kesamaan

meskipun tidak semuanya relevan jika diterapkan pada sistem pengajaran pada sekolah

umum. Misalnya adalah metode takrar dan muhafadzah, metode mengulang-ulang

pelajaran secara mendetail seperti diatas jarang diterapkan di sekolah formal pada

umumnya, karena terlalu banyak makan waktu di mana hal ini akan menghambat

tercapainya target kurikulum.

Yang jelas, masing-masing metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Agar

metode tersebut betul-betul dapat digunakan sebagai media yang efektif maka cara

penggunaannya harus tepat, sehingga justru tidak menjadi penghambat.

Page 118: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

b. Evaluasi yang digunakan

Pendidikan pesantren yang belum mengadopsi sistem pendidikan modern

belum mengenal sistem penilaian (evaluasi).103 Sehingga untuk evaluasi diserahkan

kepada ustadz/ pengajar pembelajaran. Sedangkan untuk evaluasi yang digunakan di

Pondok-pesantren Al Manar adalah sistem evaluasi tuntas learning/ sistem tuntas

pembelajaran, kenaikan tingkat cukup ditandai evaluasi dengan bergantinya kitab yang

dipelajari.

Santri sendiri yang mengukur dan menilai, yaitu apakah ia cukup menguasai

bahan yang lalu dan mampu untuk mengikuti pengajian kitab berikutnya disebut dengan

tuntas learning. Atau bisa santri mengulang kembali kitab yang dikaji sampai santri

menguasai kitab. Masa belajar tidak ditentukan waktu tamat tidak dibatasi sehingga

memberikan kelonggaran pada santri untuk meninggalkan pesantren setelah merasa

puas terhadap ilmu yang telah diperolehnya dan merasa siap terjun di masyarakat.

Teks-teks kitab yang telah dipelajari oleh santri, akan dibaca ulang bersama-

sama dengan kawan setelah mereka kembali ke kamar masing-masing atau kadang-

kadang di depan kyai atau guru, sampai benar-benar dimengerti dan dijadikan pedoman

berfikir dan bertingkah laku. Mereka dituntut untuk mengaplikasikan pelajaran yang

diterimanya sehingga kitab-kitab itu merupakan himpunan kodifikasi tata nilai yang

dianut oleh masyarakat pesantren. Sehingga pemberian pengajian oleh kyai kepada

santrinya bisa merupakan proses pembentukan tata nilai Islam yang terwujud dalam

tingkah laku sehari-hari mulai dari cara-cara melakukan ibadah ritual sampai kepada

103

Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1399, 52.

Page 119: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

ketentuan-ketentuan tata pergaulan masyarakat. Dan kyai dalam hal ini merupakan

personifikasi utuh dari sistem tata nilai itu yang juga turut melengkapi kedudukan kitab

tersebut. Inilah kemudian yang disebut pola kehidupan santri.

Evaluasi pendidikan pesantren cenderung kepada proses penilaian terhadap

bagaimana cara santri mengaplikasikan tata nilai yang terdapat di dalam kitab-kitab

yang telah mereka pelajari bersama-sama dengan kyai atau guru mereka. Evaluasi tidak

mengutamakan pencapaia sekor secara tertulis dalam bentuk angka-angka. Akan tetapi

aplikasi tata nilai terutama mengarah kepada bagaimana setiap santri mengamalkan

ajaran agama Islam dalam bentuk ibadah ritual dan tata cara bergaul dengan sesama

santri, pergaulan mereka dengan kyai, keluarga kyai serta masyarakat umum di sekitar

pesantren.

Akan tetapi untuk sekarang, sistem evaluasi di buat mengikuti seperti tes

formalnya, yaitu diadakan tes tertulis yang di lakukan setiap akhir semester. Dengan

materi-materi yang mereka pelajari sesuai tingkatan. Disamping itu juga ada tes

praktikum. Yaitu dengan cara mempraktekan materi ibadah yang di tentukan oleh

ustadz, sehingga santri dapat mengaplikasikan ilmu yang mereka pahami. Pada akhirnya

evaluasi di tentukan dengan pencapaian skor nilai.

5) Landasan kehidupan santri

Kehidupan dalam Pondok-pesantren di jiwai oleh suasana yang dapat

disimpulkan dalam pancajiwa pondok sebagai berikut:

a. Dakwah Islamiyah.

Page 120: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Model Pondok-pesantren Al-Manar adalah pesantren salaf. Yaitu pesantren

yang menkaji "kitab-kitab kuning" (kitab kuna). Pesantren salaf identik dengan

pesantren tradisional yang berbeda dengan pesantren modern dalam hal metode. Di

pesantren salaf, hubungan antara Kyai dengan santri cukup dekat secara emosional. Kyai

terjun langsung dalam menangani para santrinya. 104

b. Jiwa Keikhlasan

Segala gerak dan kegiatan di Pondok-pesantren Al-Manar didasarkan dan

dilaksanakan dalam suasana keikhlasan yang mendalam atau dengan niat ibadah

mencari keridhoan Allah semata. Dengan demikian terdapatlah suasana hidup yang

harmonis antara kyai yang disegani dan santri yang taat penuh cinta dan hormat.

c. Jiwa Kesederhanaan

Segenap santri dididik untuk hidup sederhana tetapi berjiwa besar dan dinamis.

Kesederhanaan yang mengandung ketabahan hati, penguasaan diri dan keberaniaan

hidup di dalam berbagai keadaan.

104

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren diakses 5 agustus 2015.

Page 121: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

d. Jiwa Menolong Diri Sendiri

Segala aktivitas dan kebutuhan hidup di Pondok-pesantren dilakukan, di cukupi

dan diatur sendiri oleh segenap penghuni dan keluarga pesantren secara gotong royong,

juga Pondok-pesantren itu sendiri sebagai lembaga pendidikan, tidak pernah

menyandarkan kehidupannya kepada bantuan orang lain, tetapi dalam hal ini tidak

bersikap kaku.

e. Jiwa Ukhuwah Diniyah

Segenap santri serta keluarga Pondok-pesantren Al-Manar hidup dan bergaul

dalam suasana kekeluargaan dan persaudaraan yang akrab berdasar kesadaran

beragama yang mendalam.

f. Jiwa Kebebasan

Pesantren sebagai lembaga pendidikan swasta bebas dari berbagai ikatan

dengan organisasi politik dan organisasi masa manapun, tetapi dapat berkomunikasi dan

bekerja sama dengan baik. Santri bebas menentukan jalan hidupnya dan lapangan

usahanya di masyarakat nanti.

E. Sejarah singkat dan Perkembangan Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah

1. Rintisan awal tahunn 1953

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah Blater terletak di desa Blater, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang. Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah Blater di rintis

oleh Kyai Ali Mas’udd, yang pada awalnya ada seorang bernama K M Darjis dari

Page 122: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Banyubiru yang menikah dengan gadis desa Blater yang kemudian menetap dan

memyebarkan agama Islam di Desa Blater. Kemudian M. Darjis mempunyai seorang

putri yang akhirnya dinikahkan dengan Ali Mas’ud dari Banyubiru yang masih familinya.

Ali Mas’ud inilah yang menjadi Kyai Ali Mas’ud. Kyai Ali Mas’ud beserta istrinya pada

tahun 1963 mendirikan sebuah Pondok-pesantren yang bernama Pondok pesantren

Blater. Kyai Ali Mas’ud mengajak seorang temannya yang bernama Muhtarom sekaligus

menjadi santri pertama di pondok tersebut. 105

2. Tahun 1969-1990

Karena jumlah santri yang semakin lama semakin bertambah, maka pada tahun

1969 resmi mendirikan bangunan Pondok-pesantren Blater yang berupa papan dan

bambu yang mempunyai 20 kamar dan pada saat itu pula dimulai program pengajian

pesantren bandungan dan sorogan. Pada tahun ini Pondok pesantren Blater hanya

diasuh dan dibina hanya dengan satu tenaga pengajar yaitu K. Ali Mas’ud sendiri. Karena

bangunan tersebut tidak dapat bertahan lama maka, pada tahun 1978 bangunan

tersebut diganti dengan bangunan tembok dengan 10 kamar yang menampung kurang

lebih 300 santri. Dulu pondok pesantren Blater hanya menerima santri putra kemudian

pada tahun 1982 sampai tahun 1988 santri putri dari berbagai daerah berdatangan yang

baru pada tahun 1990 dapat dibangun pondok pesantren putri.

Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah memulai sistem pendidikan formal ala

pesantren pada tahun 1989 dengan jejang Ibtidaiyyah dan Tsanawiyyah. Karena jumlah

105 Tim Tamatan 2015,Biografi K.H Ali Mas’ud, Cuilan sketsa panjang Mbah Mas’ud,

Semarang: PUSTAKA Blater, 2015.

Page 123: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

santri yang semakin bertambah maka pengasuh menambah lokasi pondok putra dan

merehab pondok putri menjadi dua lantai. Kemudian Pondok-pesantren yang dahulu

bernama Pondok-pesantren Blater diubah namanya menjadi Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah. Pondok-pesantren menambah satu program pesantren yang dahulu

Ibtidaiyyah diganti dengan Madrasah Tingkat Ula sedangkan untuk Tsanawiyyah diganti

dengan Madrasah Tingkat Wustho dan ditambah satu jenjang lagi yaitu tingkat Aliyah (

Ulya ). Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah terletak di tengah-tengah rumah penduduk

Desa Blater Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. 106

Kemudian Pondok-pesantren diresmi dan dibadanhukumkan. Kegiatan

Pendidikan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah mempunyai program-program pendidikan

yang sama dengan pendidikan di Pondok-pesantren lain, seperti halnya pengajian kitab-

kitab, nahwu, sharaf, tajwid, taukhid dan lain-lain yang kesemuanya ini masuk dalam

pendidikan formal pesantren. Pondok-pesantren juga mengelola pendidikan santri

tahasus, yaitu santri yang sepenuhnya mendalami kitab kuning serta praktek ibadah. Di

samping itu Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah juga bekerja sama dengan Departemen

Agama Tingkat Kabupaten dalam program Wajib Belajar 9 tahun ( Wajar Dikdas 9 Tahun

) sebagai bentuk kepedulian Pondok-pesantren untuk mensukseskan program

pemerintah dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Tahun 1990-2016 (Sekarang)

106 Tim Tamatan 2015, Biografi K.H Ali Mas’ud, (Buku) Cuilan sketsa panjang Mbah

Mas’ud, Semarang: PUSTAKA Blater, 2015.

Page 124: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah telah berhasil menyusun dan mengesahkan

program-program dalam Pondok-pesantren yang berupa Program Madrasah Diniyyah

yang terbagi dari Kelas Ula, Wustho, dan Ulya. Disamping itu pondok pesantren Al

Mas’udiyyah juga meningkatkan daya mutu santri dalam berbahasa, sehingga

dibentuklah Program penggunaan tiga bahasa dalam percakapan sehari-hari. Sebagai

pesanten yang telah melakukan inovasi, pondok pesantren juga menyelenggarakan

kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan ini diharapkan dapat mengembangkan minat dan

bakat para santri. Keterampilan dan usaha yang dimiliki, di bidang pertanian dan

peternakan. Pesantren juga bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kab Semarang

untuk pembelajaran santri dalam bidang pembuatan tempe, tahu, dan limun.

Keterampilan lain adalah tata busana, pertukangan, perikanan, perbengkelan, tata rias,

kaligrafi , dan komputer. Ada juga pendidikan formal.

Untuk saat ini persyaratan bagi calon santri yang ingin nyantri di Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah ini harus mendaftarkan diri dengan menyerahkan data santri

seperti halnya seorang siswa mendaftarkan di sekolah-sekolah umum. Santri yang akan

masuk di Tingkat Wustha ( Wustha )harus menyerahkan foto copy ijazah tanda kelulusan

Tingkat Ula ( Ibtida ) yang sudah di legalisir dari sekolahannya masing-masing,

sedangkan untuk masuk ditingkat Ulya harus menyerahkan ijazah tanda kelulusan di

Tingkat Wustha (Tsanawiyah). Meskipun demikian, pondok pesantren ini tidak berbeda

dari pondok pesantren yang lainnya karena semua kegiatan sekolah tetap dijalankan

seperti biasanya yaitu malam hari dimulai dari puku 20.00 WIB sampai dengan pukul

23.00 WIB. Sedangkan kegiatan di siang hari hanya untuk muthola’ah (Musayawarah)

kitab-kitab kuning dan pelajaran yang lain. Sebagai pesanten yang telah melakukan

Page 125: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

inovasi, Pondok-pesantren juga menyelenggarakan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan

ini diharapkan dapat mengembangkan minat dan bakat para santri.

4. Susunan Pengurus Pesantren

SUSUNAN KEPENGURUSAN

PONDOK PESANTREN AL-MAS’UDIYYAH PUSAT

Penasihat : 1. H Ahmad Afifudin

2. KH Murodi

3. K. Mukhtar Abimaya

4. Ust.H Zaenal Arifin, S.PdI

Pengasuh : 1. KH. Fatkhurrohim

2. KH. Ahmad Fauzan

Ketua Umum : Ust. H An’im Aba Abdillah Muhammad

Krd Keamanan : Ust. Halim Abdurrohman asar

SUSUNAN KEPENGURUSAN HARIAN

Page 126: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

PONDOK PESANTREN AL-MAS’UDIYYAH PUTRA

PERIODE 2015-2016 M/ 1436-1437 H

Ketua : Muhammad Khafidhin

Sekretaris : 1. Dede Ahmad Hudory

2. Ma’ruf Sofyanudin

Bendahara : Adi Nur Soleh

Sei :

Keamanan 1. Munajib

2. Ahmad Ridho

3. Imron Mashuri

4. Makhasin

Pembangunan 1. Eri Iskandar

2. Budi Utomo

Pengairan 1. Umar Syarifudin

Penerangan 1. Krisdiyantoro

Kebersihan 1. Rofiul Muttaqin

Kesra 1. Fadlillah

Koperasi 1. Tri Cahyo

Humas 1. Muhammad Afifudin

Page 127: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2. Luky Khoirul Umam

Koordinator Bidang Extra ; Muhammad Tohiruddin

Pengajian Ahad Pagi : Rofiqul Ma’arif

Orkes : Imron Mashuri

Radio & Bultin Santri : Luky Khoirul Umam

Rebana : Afan Nur Hakim

Perpus : Ihsanudin

Koordinator Bidang Luar : Zaenal Arifin, S.PdI

Bidang SMA : Ahmad Faiyun

Bidang SMP : Ahmad Shoderi

Pembantu Umum Luar : 1. Bpk Suladzi

2.Bpk Rumanto

3.Bpk Abdul Qodri Syuhada

Pembantu Umum Dalam : 1. Joko Istiyanto

2.Zainal Abidin107

5. Keadaan Santri

107 Wawancara Pengurus Pesantren Blater, M. Hafidz (Lurah Pondok) 7 Januari 2016

Page 128: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Jumlah santri Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah 785 orang terdiri dari

353 santri Putra dan 432 santri Putri. Dari jumlah santri tersebut tinggal di asrama yang

disediakan pesantren. 108

Tabel 3.23.Jumlah Santri

No Jenis kelamin Jumlah

1

2

Putra

Putri

353

432

Jumlah 785

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Tabel 3.24 Daerah Asal Santri

No Asal Daerah Jumlah

1

2

3

Sumatra

Kalimantan

Jawa

30

5

737

108

Diambil dari Bang Data Pesantren Al-Mas’udiyah tahun 2016

Page 129: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

4

5

Jawa Timur

Jawa Barat

6

7

Jumlah 785

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

6. Aktifitas harian

Untuk aktivitas santri Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah selama 24 jam dapat di

lihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.25.Kegiatan Harian109

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

04.00 – 05.00

05.00 – 06.00

06.00 – 07.45

08.00 – 09.00

09.30 – 11.00

11.00 – 12.45

Bangun Pagi, shalat subuh beramaah

Pengajian Kitab salaf (khusus santri tingkat Ula, Wustho)

Pengkajian Kitab Shoheh Bukhori

Belajar

Mandi, Makan

Istirahat

109

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Page 130: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

12.45 – 13.00

13.45 – 15.45

15.45 – 17.00

17.00 – 17.30

17.30 – 18.30

19.00 – 20.00

20.00 – 22.00

22.00 – 04.00

Jamaah Shalat Dhuhur

Musyawarah

Sholat Asar Berjamaah

Makan Sore

Jamaah sholat magrib, pengajian Al Qur’an terpimpin, oleh guru

masing-masing

Jamaah shalat isak

Belajar bersama wali kelas

Istirahat

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Tabel 3.26.Kegiatan Pekan

Jam/Waktu Jenis Kegiatan

Selasa 13.45-15.45

Rabu 13.45- 15.45

Jum’at 20.00-22.00

Bahstu masail

Dzaurah kitab salaf

Kegiatan Kokurikuler Al Barjanzi

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Page 131: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.27. Kegiatan Bulanan

Waktu Jenis Kegiatan

Satu bulan sekali

Tiga bulan sekali

Rapat dengan Pimpinan Pesantren

Tes

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Tabel 3.28.Kegiatan Tahunan

NO Jenis Kegiatan

1

2

Penerimaan santri baru pada tiap-tiap tahun pelajaran baru

Lihtitamid dirosah Akhiris sanah

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

7. Keadaan Guru / Ustadz

Page 132: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Guru atau ustadz yang mengajar di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah

seluruhnya ada 76 orang. Dari jumlah tersebut semua mengajar di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah serta ada beberapa yang ikut mengajar di formal.110

8. Sarana Prasarana Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah

Dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di Pondok-pesantren, tentunya

juga membutuhkan fasilitas yang berupa fasilitas fisik. Adapun sarana prasarana yang

me-fasilitasi dalam kegiatan tersebut di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah

sebagai berikut:

a. Sarana Bangunan

1) Masjid 1 buah

2) Perpustakaan 1 buah

3) Gedung pertemuan 1 buah

4) Ndelem/ Rumah Kyai 2 buah

5) Asrama santri 6 Unit, yang terdiri dari 4 unit untuk Putra 2 unit untuk putrid, 1

khusus tahfifz Al-Qur’an.

6) Ruang tamu 4 buah

7) Ruang Pertemuan 2 buah

8) Aula 2 buah

9) Kantor sekretariat pondok pesantren 4 buah

10) Ruang ustadz/ ustadzah 4 buah

110

Observas pengurus Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah, Januari 2016

Page 133: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

11) Ruang kelas 10 ruang

12) Kantin dan dapur 4 buah

b. Sarana Pendukung

1) Bak Penampungan air 4 buah

2) Kolam perikanan 2 buah

3) Lapangan Volly 1 buah

4) Tenis Meja 2 buah

5) Meja belajar

6) Alat-alat perkantoran

7) Alat keterampilan, kesenian, olah raga dan sebagainya

9. Kegiatan ekstra Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah

a. Agribisnis

b. Peternakan

c. Pertanian

d. Perikanan

e. Keterampilan

1) Pertukangan

2) Perbengkelan

3) Menjahit/ Bordir

4) Tata Boga

5) Komputer

Page 134: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

6) Figura

f. Olahraga

1. Sepak bola

2. Bola Voly

3. Karate

4. Bulu Tangkis

g. Kesenian

1) Seni Baca Al Qur’an

2) Kaligrafi

3) Rebana

i.Informatika

1) Radio Suara Pesantren

2) Buletin Santri

F. Tujuan Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah pada Masa Sekarang

Menurut KH. Fathur Rohim Mas‟ud tujuan Pondok-pesantren adalah

sebagai berikut; “Membentuk Insan Intelektual yang Islami, memiliki

keterampilan yang memadai dan berakhlak mulia”. 111

Adapun indikator-indikator

111 Wawancara dengan Beliau KH Fatkurrokhim, Pengasuh PondokPesantren Al-

Mas’udiyah, di Kediaman Beliau, Januari 2016

Page 135: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dari Tujuan tersebut adalah setelah santri selesai belajar di Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah, santri diharapkan:

1. Tidak pernah puas terhadap apa yang telah diraih, menjadikan belajar suatu

kebutuhan primer, berusaha menemukan jawaban dari suatu masalah.

2. Bisa diterima di masyarakat sesuai dengan harapannya dan mampu

mengkomunikasikan perolehan ilmu dari pesantren kepada masyarakat dan

lingkungannya sesuai dengan kompetensi yang telah menjadi pilihannya.

3. Bertanggung jawab terhadap semua akibat dari tindakannya, mengakui

kekurangannya dan berupaya memperbaiki kegagalannya.

4. Berperilaku santun, hormat kepada sesama, disiplin terhadap waktu, selalu

menepati janji, menjadi manusia yang Islami.

1. Kelembagaan

Model Kelembagaan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah di bawah naungan

Yayasan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah, terdiri dari beberapa unit pendidikan dan

Pendidikan Yayasan. 112 Untuk unit Pendidikan;

a. Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah, Wustho & Ulya

b. Pendidikan Wajar diknas

c. Tahafudzul Qur’an

112

Sumber; Diambil dari Bang Data Pesantren Al-Mas’udiyah tahun 2016

Page 136: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

d. Pengajian Rutin hari Ahad kitab ’Ihya Uumuddin

e. Sorogan/ bandongan Kitab Kuning

f. Kursus Bahasa Inggris

2. Kurikulum Pondok-pesanten Al Mas’udiyyah

a. Tujuan

Tujuan kurikulum pesantren adalah kurikulum sebagai sistematisasi dalam

bentuk ilmu pengetahuan yang dipelajari atau dibelajarkan kepada santri oleh ustadz.

Dengan adanya kurikulum yang sistematis maka tujuan dari pembelajaran sudah jelas

dan terarah sesuai sistem yang di buat.

Sesuai dengan tujuannya, kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah

bertujuan agar pendidikan yang di rancang dan di terapkan di pondok pesantren Al

Mas’udiyyah dapat menghasilkan lulusan santri yang sesuai harapan dan kemanfaatan

untuk menyebarkan agama Islam di manapun berada.

Sedangkan Bpk KH Fatkhurrokhim Beliau mengakan;

“Kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas‟uddiyah, tidak jauh berbeda dari pondok-

pondok di seluruh kab. Semarang pada umumnya, yaitu dengan kajian-kajian kitab

kuning/ kitab klasik. Yang membedakan antara pesantren Al-mas‟udiyyah dan yang

lainnya, di pondok ini santri di beri kegiatan ekstra yang dapat melatih santri menjadi

santri yang mandiri dan dapat diandalkan, baik ilmu agama maupun ilmu kehidupan yang

mereka akan jalani”.113

b. Isi dan bahan

113 Wawancara dengan beliau KH Fatkurrokhim. Di kediamannya 27 januari 2016

Page 137: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Isi kurikulum Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah rumusan kompetensi

materi yang diberikan kepada santri untuk bahan belajar mengajar guna mencapai

tujuan. Isi kurikulum memiliki kriteria yang membantu perencanaan pada kurikulum. 114

Beberapa isi kurikulum di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah ;

(1) Ilmu Aqidah/ Ilmu Tauhid

Pertama kali yang diajarkan kepada santri adalah keimanan kepada Allah SWT.

Selain itu juga santri diajari dengan ilmu ketauhidan, sehingga dengan di tanamkan

keimanan yang betul maka kedepannya santri akan menjadi santri yang selalu beriman

kepada Allah SWT.

Adapun literatur yang di ajarkan di Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

yang berkaitan dengan ilmu taukhid mulai di ajarkan dari tingkat kelas satu

kitabnya sebagai berikut;

Tabel 3.29. Nama kitab Taukhid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665. 115

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula Aqidatul Awam

114 Sumber Diambil dari Bang Data Pesantren Al-Mas’udiyah tahun 2016

115 Sumber; Diambil dari Bang Data Kurikulum Pesantren Al-Mas’udiyah tahun 2016

Page 138: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

3 3 Ula Duraotul yatimah

4 1 Wustho -

5 2 Wustho -

6 3 Wustho -

7 1 Ulya Bidayah

8 2 Ulya Al Hikam

9 3 Ulya Ihya’ Ulumuddin

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(2) Ilmu bidang Tajwid (Al Qur’an)

Kitab-kitab yang dipelajari di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dalam ilmu

tajwid adalah;

Tabel 3.30. Nama kitab Tajwid yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula BTQ

2 2 Ula Tamrinatu Attfal

3 3 Ula Tuhyatul atfal

4 1 Wustho -

5 2 Wustho -

6 3 Wustho Jazariyah

7 1 Ulya -

Page 139: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

8 2 Ulya -

9 3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(3) Ilmu bidang Akhlaq/ Tasawuf

Kitab Akhlaq yang dikaji di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah;

Tabel 3.31. Nama kitab Akhlak/ Tasawuf yang di gunakan dari tingkatan bawah

sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula Alala

2 2 Ula Aqidatul Awam

3 3 Ula Wasoya

4 1 Wustho -

5 2 Wustho Sulam Taufiq

6 3 Wustho Adabul Alim

7 1 Ulya Bidayah

8 2 Ulya -

9 3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

Page 140: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

(4) Ilmu Bahasa Arab (Nahwu –Sharaf)

Ilmu nahwu di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah di ajarkan;

Tabel 3.32. Nama kitab Nahwu/ Bahasa Arab yang di gunakan dari tingkatan

bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho Al Jurumiyah

5 2 Wustho Tasrif Lughawi

6 3 Wustho Al Imrithi

7 1 Ulya Al fiyah

8 2 Ulya Al fiyah

9 3 Ulya Jawahirul Maknun

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(5) Ilmu Fiqih

Kitab–kitab yang digunakan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah diantaranya ;

Page 141: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.33. Nama kitab Ilmu Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula Mabadi’ul Fiqih

2 2 Ula Mabadi’ul Fiqih

3 3 Ula Safinah

4 1 Wustho Riyadhal Badiah

5 2 Wustho

6 3 Wustho Fatkhul Qarib

7 1 Ulya Fatkhul Mu’in

8 2 Ulya Fatkhul Mu’in

9 3 Ulya Fatkhul Mu’in

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(6) Ilmu Usul Fiqih

Usul fiqih membahas dasar-dasar dan metode untuk menarik (istinbath) sebuah

hukum. Sedangkan tujuan santri belajar ilmu usul fiqih, santri diharakan dapat

mengetahui proses bagaimana sebuah hokum dihasilkan, dari sejak menetapkan

masalahnya, pencarian dasar-dasarnya, penetapan alasan-alasanya, serta bagaimana

alasan itu diolah hingga sampai kepada keputusan tertentu. Literatur kitab yang di kaji

Mabdi’u Awwaliyah, As Sullam, Al-Bayan.

Page 142: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Tabel 3.34. Nama kitab Usul Fiqih yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

5 2 Wustho Mabdi’u Awwaliyah

6 3 Wustho As Sullam

7 1 Ulya Al-Bayan.

8 2 Ulya -

9 3 Ulya Usul Fiqih

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(7) Ilmu Tafsir

Adapun kitab yang di gunakan yaitu;

Tabel 3.35. Nama kitab Ilmu Tafsir yang di gunakan dari tingkatan bawah

sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

Page 143: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

5 2 Wustho -

6 3 Wustho -

7 1 Ulya Tafsir Jalalain

8 2 Ulya Tafsir Al Munir

9 3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(8) Hadist

Literatur kitab yang di gunakan dari tingkat awal sampai tingkat atas

adalah;

Tabel 3.36. Nama kitab Hadist yang di gunakan dari tingkatan bawah sampai

atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho -

5 2 Wustho Muhtarah Hadist

Page 144: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

6 3 Wustho Muhtarah Hadist

7 1 Ulya Fara idul Bahiyah

8 2 Ulya Muqadimatul Hadist

9 3 Ulya Bukhari Muslim

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(9) Ulumu Hadist

Literatur kitab yang di gunakan;

Tabel 3.37. Nama kitab Ulumul Hadist yang di gunakan dari tingkatan bawah

sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan Bandungan,

Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula -

4 1 Wustho Arbain NAwawi

5 2 Wustho -

6 3 Wustho -

7 1 Ulya ‘illm Mushtolah al-Hadits.

8 2 Ulya -

9 3 Ulya

Sumber Data: Bank Data Pondok Pesantren Al-Mas’udiyyah. Di ambil 2016

(10) Tarikh (Sejarah Islam)

Page 145: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kitab-kitab yang dipelajarari diantanya adalah kitab Khulashah Nurul Yaqin,

Sirah Nabawiyah, Sirah ibn Ishaq.

Tabel 3.38. Nama kitab Tarikh (Sejarah Islam) yang di gunakan dari tingkatan

bawah sampai atas di Pondok Pesantren Al Mas’udiyyah Desa Blater, Kecamatan

Bandungan, Kabupaten Semarang 50665

NO KELAS NAMA KITAB KET

1 1 Ula -

2 2 Ula -

3 3 Ula Khulashah Nurul Yaqin juz 1

4 1 Wustho Khulashah Nurul Yaqin Juz II

5 2 Wustho Khulashah Nurul Yaqin Juz III

6 3 Wustho Sirah Nabawiyah

7 1 Ulya -

8 2 Ulya -

9 3 a

b. Cara

Adapun cara penerapan kurikulum dalam pengajaran di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah ada dua komponen yang digunakan, yaitu metode dan strategi

pembelajaran. 116

116 Wawancara, Dengan ustadz Ali Imron, Ustadz di Pesantren Al-Mas’udiyah tahun

2016

Page 146: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1) Metode yang digunakan adalah;

a) Sorogan

b) Lapanan

c) Wetonan

d) Bandongan

e) Musyawarah

f) Takror (Pengulangan Pelajaran oleh santri)

g) Muhafadzah (menghafalkan bait/ syair/ nadhom)

h) Tadribat

Selain di atas Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah juga menggunakan metode dan

strategi pembelajaran sebagai berikut;

(1) Student centered instruction, yaitu pembelajaran yang berpusat pada santri

seperti diskusi yang dapat dibentuk dalam berbagai variasi strategi dari small

group discussion sampai seminar. Pembelajaran dapat dikembangkan dengan

cara simulasi dan game yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih

hidup, santri bersifat aktif sedang guru sebagai fasilitator.

(2) Collaborative learning, yaitu cara belajar santri aktif (CBSA) melalui proses

pembelajaran yang dilakukan bersama-sama antara guru dengan santri atau

antara santri dengan santri. Hal ini sangat bermanfaat karena

bersifat collaborative, yaitu belajar yang saling membantu antara guru

dengan santri dan antara santri dengan santri.

Page 147: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

(3) Cooperative learning, yaitu strategi yang sering disebut dengan group work, yaitu

proses pembelajaran yang memberi kesempatan kepada santri untuk terlibat

dalam kelompoknya, dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru,

dengan masing-masing anggota memiliki tugas dalam kelompoknya dan mereka

saling memeriksa pekerjaan teman-temannya kemudian bisa dikembangkan

menjadi variasi kelompok, antara dua kelompok atau lebih sehingga semakin

banyak masukan. Strategi cooperative learning adalah belajar yang dilakukan

secara bersama-sama, saling membantu satu sama lain dalam kebersamaan kerja

untuk mencapai keberhasilan masing-masing peserta dalam mencapai

kompetensi ideal, yang pada hakikatnya membentuk image kompetensi kelas.

(4) Self discovery learning, yaitu belajar melalui penemuan mereka sendiri (inquiry),

melalui penelitian dengan menemukan sendiri masalah yang harus dipelajari dan

dipecahkan (problem solving). Untuk itu, keterlibatan santri dalam pembelajaran

merupakan hal sangat penting dan menentukan keberhasilan pembelajaran.

(5) Quantum learning, yaitu strategi belajar di mana dalam belajar semua indera

harus bekerja aktif (multi sensor) seperti melihat, mendengar, merasakan,

melakukan, di mana semua komponen kecerdasan akan aktif bekerja dengan

menggunakan multimedia dan pendayagunaan kelompok belajar.

(6) Contextual teaching and learning (CTL), yaitu strategi yang digunakan untuk

membantu santri untuk memahami makna dari materi pelajaran dengan cara

mengaitkan mata pelajaran tersebut dengan konteks kehidupan mereka. Secara

nyata perwujudan dari belajar kontekstual adalah belajar berbasis masalah,

berbasis inquiry, berbasis proyek, berbasis kerja, berbasis kooperatif.

Page 148: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

4. Evaluasi pembelajaran yang digunakan adalah;

Sistem evaluasi pendidikan yang digunakan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah, mengacu pada tujuan pendidikan di pesantren sendiri serta jenjang

tingkatan yang di ikuti oleh santri. Yaitu ketika santri sudah dapat mencapai tujuan

secara komprehensif di setiap mata pelajaran. Sehingga santri telah memahami isi

dari ilmu yang dipelajari dianggap berhasil meskipun secara kognitif santri telah

menguasi materi-materi yang diajarkan. Atau digunakan istilah dengan

pembelajaran tuntas.

Pendidikan pesantren yang belum menggunakan sistem pendidikan modern

belum mengenal sistem penilaian (evaluasi).117 Sehingga untuk evaluasi diserahkan

kepada ustadz/ pengajar pembelajaran. Untuk evaluasi yang digunakan di Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah adalah sistem evaluasi mastery learning, testulis, tanya

jawab, dan setoran hafalan.

Untuk evaluasi mastery learning santri di tuntut menguasai satu buah kitab

yang di pelajarinya, pada waktu tes ini santri di panggil satu persatu dan di suruh

membaca kuning kosongan (tanpa di beri arti sedikitpun), apabila santri bisa

membaca kitab kuning kosongan yang di baca serta menjelaskan apa yang dia baca

117

Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, Jakarta: Dharma Bhakti, 1399, 52.

Page 149: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dengan baik, maka santri tersebut dinyatakan sudah tuntas. Ustadz yang

mengevaluasi dua sampai tiga ustadz. 118

Sedangkan untuk tes tertulis, santri diberi soal-soal secara tertulis, tes ini

dilaksanakan secara bersama-sama sesuai tingkatan jenjangnya. Adapun soal yang

diteskan sesuai jumlah pelajaran yang di ajarkan. Untuk evaluasi tanya-jawab di

gunakan untuk mata pelajaran Ilmu Nahwu. Ustadz menanyakan beberapa

pertanyaan kepada santri dan santri menjawab sesuai yang di ajarkan oleh ustadz

sebelumnya. Ketika santri dapat menjawab soal dengan baik dan benar serta

member alasannya serta dasarnya, maka santri tersebut di katakana tuntas. 119

Adapun evaluasi setoran hafalan, santri harus menyetorkan hafalan-hafalan

Nadham syair yang ada di kitab secara berkala. Ketika santri dapat menyelesaikan

hafalan nadham-nadham syair di kitab maka santri tersebut dikatakan tuntas. Contoh

nadham syair yang di gunakan untuk hafalan adalah; ala la, Kharidhatul Bahiyah,

Tafrihatul wildan, Al Jurumiyah, Al Imriti, dan Al Fiyah Ibn Malik yang jumlahnya 1002

bait. 120

118 Wawancara dengan Ustadz Muhammad Hafidz ustadz di Pondok-pesantren Al-

Mas’udiyyah, tahun 2016.

119 Wawancara dengan Ustadz Fauzan ustadz di Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah,

tahun 2016.

120 Wawancara dengan Ustadz Muhammad Hafidz ustadz di Pondok-pesantren Al-

Mas’udiyyah, tahun 2016

Page 150: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah

Dari hasil penelitian penulis menemukan bahwa Kurikulum Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah kurikulum

pendidikan formal dan non formal, atau juga disebut dengan kurikulum modern

dan tradisional.

Kurikulum modern yaitu pengalaman pendidikan, kebudayaan, sosial, olah

raga dan kesenian yang disediakan oleh madrasah bagi peserta didik di dalam dan

di luar madrasah dengan maksud menolongnya berkembang secara menyeluruh

dalam segala segi dan mengubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan

pendidikan.121

Kurikulum tradisioal memiliki sistem pendidikan yang spesifik

yang memperhatikan kaitan tipikal struktur antara unsur-unsur pendidikan yang

secara teratur saling berkaitan dan membentuk sebuah sistem pendidikan

tradisional. Sistem pendidikan tradisional pada dasarnya bersifat konservatif dan

kedap perubahan, terutama dalam aspek belajar mengajar.122

121

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Jakarta: Al-Husna,1986, 40

122 Vernon Smith.”Pendidikan Tradisional” dalam Paulo Freire, Ivan Ilich, Erich Fromm,

dkk. Menggugat Pendidikan. Terj.Omi Intan Naomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001, 187.

Page 151: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar yang termasuk dalam kurikulum

non formal yaitu Pondok-Pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah, dan Dakwah

Islamiyah. Adapun Kurikulum Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah yang termasuk

non formal yaitu Pondok-pesantren, Madrasah Diniyah Takmiliyah, Tahafudzul

Qur‟an.

Secara filosofis akademik, Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al-Mas‟udiyyah memiliki tujuan yang sama yaitu menjadiakan insan

yang memiliki keseimbangan Spiritual, Intelektual, dan Moral menuju generasi

ulul albab yang berkomitmen tinggi terhadap kemaslahatan Umat dengan

berlandaskan Al-Quran dan As-Sunnah, serta berakhlak mulia. Dengan demikian

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah ini

menempatkan pendidikan sebagai bekal utama dalam menyebar luaskan ajaran

agama Islam yang belandaskan Al-Qur‟an dan Hadist.

Untuk merealisasi insan yang spiritual, intelektual, bermoral, berilmu,

serta berakhlakul karimah, maka Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al-Mas‟udiyyah ini telah merumuskan langkah operasional yang

dimasukkan ke kurikulum pesantren baik secara formal maupun nonformal.

1. Tujuan Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Tujuan dari Pendidikan Pesantren bila dikaitkan dengan Pendidikan Nasional

ada kesamaan, yaitu menciptakan generasi yang berilmu, beriman kepada Tuhan Yang

Maha Esa, bermartabat, serta berakhlak mulia. Sedangkan Kurikulum Pondok-pesantren

Page 152: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Al-Manar dan Pondok-Al-Mas’udiyah bertujuan mewujudkan pembelajaran kepada

santri yang pada akhirnya santri akan menjadi genersi yang berakhlakul karimah yang

sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional ataupun Pesantren. Dengan kualitas

keislaman, keimanan, keilmuanya, para santri lulusan dari Pondok-pesantren Al-Manar

ataupun Pondok-pesantren Al-Mas’udiyah diharapkan mampu membangun dirinya dan

masyarakat sekelilingnya, untuk menyebarkan agama Islam. Sehingga Pondok-pesantren

Al-Manar ataupun Pondok-pesantren Al-Mas’udiyah sangat terbuka bagi masyarakat

kalangan manapun dan siapapun.

Dari tujuan tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut:

a. Tujuan khusus: mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang alim

dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta

mengamalkannya dalam masyarakat dan berpedoman pada Al-Qur’an & Hadist.

b. Tujuan umum: membimbing santri untuk menjadi manusia yang berkepribadian

Islam yang sanggup dengan ilmu agamanya menjadi mubaligh Islam dalam

masyarakat melalui ilmu dan amalnya.

Keterbukaan kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al–

Mas’udiyyah dari yang awalnya berorientasi pada Ilmu Agama, memahami, serta

mengamalkan ilmu secara tekstual, berkembang menjadi berorientasi ilmu umum dan

ilmu agama, serta memahami dan mengamalkan ilmunya sesuai tempat dan zaman yang

berkembang.

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarankan pendidikan secara terbuka

Page 153: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kepada seluruh masyarakat dalam menyebar luaskan pendidikan Agama Islam,

serta dapat meluluskan santri yang cakap dan luas serta tinggi kefahamannya

tentang Agama Islam, berbakti dan beramal kepada masyarakat, berdasarkan

taqwa kepada Allah sehingga nantinya menjadi masyarakat yang berilmu, beramal

dan bertaqwa.

Kurikulum Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah

secara keseluruhan mengacu pada kurikulum Pendidikan Pesantren, karena

pelajarannya dari tingkatan bawah sampai yang atas sudah terstruktur di Pondok

Pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah, serta ilmu yang nanti di

butuhkan oleh masyarakat juga di ajarkan di Pondok Pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah.

Santri Pondok-pesantren Al-Manar dan Al Mas‟udiyyah di bimbing

untuk menjadi manusia yang berkepribadian islami yang sanggup dengan ilmu

agamanya menjadi mubalig Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu yang dia

kuasai dan di amalkannya. Penguasaan pada satu keilmuan agama, wajib dimiliki

oleh semua santri. Itu sebagai pengamalan ilmu yang di miliki santri, sehingga

santri dapat mengamalkan dengan dasar yang jelas dan sesuai ajaran Agama

Islam.

Dasar yang jelas dalam pengembangan kurikulum adalah tujuan Pondok-

pesantren. Di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah pada awalnya kurikulum hanya bertujuan menyebarkan agama

islam, seiring dengan berkembangnya zaman era globalisasi akhirnya di susunlah

visi dan misi di Pondok-pesantren Al Manar maupun Pondok-pesantren Al-

Page 154: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Mas‟uddiyah serta pembenahan kurikulum di masing-masing Pondok-pesantren.

Sehingga tujuan kurikulum selalu mengembangkan kebutuhan sesuai

perkembangan zaman di era globalisasi ini.

Perubahan kurikulum yang terjadi di Pondok-pesantren Al-Manar yaitu

pada kepemimpinan Kyai Fatkurrohman, pada tahun 1982. Yaitu dengan dari kyai

Duri di lanjutkan Kyai Fatkurrohman. Pada tahun ini Pondok-pesantren

memperbaiki manajem pesantren, sarana prasarana, serta penambahan Ustadz

yang mengajar di pondok pesantren. Sedangkan di Pondok-pesantren Al

Mas‟uddiyah perubahan kurikulum pad a masa kepemimpinan Kyai Ali Mas‟ud

yaitu pada tahun 1969. Pada tahun ini pula pengembangan kurikulum,

penambahan ustadz, penambahan asrama di lakukan di Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

Perubahan kurikulum yang terjadi di Pondok-pesantren dan Al-

Mas‟udiyyah di sebabkan bertambahnya kebutuhan keilmuan untuk para santri-

santri serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman era globalisasi, sehingga

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesanren Al-Mas‟udiyyah selalu

mengikuti perkembangan zaman.

2. Isi Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Isi kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah yang awalnya sederhana semakin lama terus berevolusi, terus

Page 155: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

berubah, dan dirancang sesuai tuntutan perkembangan zaman yang terus bergerak

maju seiring kemajuan Nasional dan Era Globalisasi. Isi kurikulum Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah dalam

perkembangannya dalam tujuan umum dan tujuan khusus, serta tujuan tersebut

secara terbuka dan tertulis.

Pada awalnya Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-

Mas’udiyyah dari yang hanya membahas kitab-kitab klasik (kitab tauhid, balaghah, tafsir,

hadist, mantik, usul fiqh dan lain sebagainya) mengembangkan isi kurikulum dengan di

tambah ilmu berbasis kecakapan hidup sebagai bekal untuk terjun di masyarakat luas,

sehingga dalam isi kurikulum pun di buat secara terjadwal/ sistematis sehingga santri

tidak terlalu sulit mengikuti kegiatan-kegiatan yang dirancang.

Dalam kurun waktu beberapa tahun isi kurikulum Pondok-pesantren Al-

Manar maupun Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah sedikit sekali perubahan serta

tambahan yang terjadi, perubahan terjadi ketika pergantian kepemimpinan Kyai

sebagai pengasuh Pondok-pesantren. Dalam isi kurikulum untuk materi yang di

ajarkan Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah menurut penulis tidak terlalu sulit atau tidak terlalu mudah, itu di

lihat dari kitab-kitab yang diajarkan di Pondok-pesantren Al-Manar dan Al

Mas‟udiyyah dalam tabel, yang rata-rata digunakan di pesantren pada umumnya

yang di gunakan di pondok-pesantren seluruh Indonesia. Serta penambahan

kegiatan untuk mempersiapkan kecakapan hidup.

Penguasaan yang diajarkan di dalam Pondok-pesantren adalah penguasaan

satu keilmuan yang beroriantasi kepada dasar ilmu agama. Serta pengamalannya

Page 156: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

yang di harapkan selalu di lakukan santri yang sudah kembali kemasyarakat akan

di tuntut pengamalan ilmunya yang telah di pelajari di pesantren. Maka untuk itu

santri memang harus menguasai ilmu agama dengan baik dan benar.

Isi kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah di kaitkan degan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,

menurut penulis tidak jauh beda dengan isi kurikulum yang sekarang di

pergunakan di pondok pesantren lain, misal seperti di pondok API Tegalrejo

Magelang, Poncol Bringin Kab Semarang. Karna model pesantren yang masih

bercirikan salaf akan mempertahankan isi kurikulumnya dengan kalian kitab salaf/

kuning.

Agar kurikulum dapat berjalan sesuai tujuannya maka isi kurikulum harus

dapat diterima dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan

dengan terbuka melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk

menjamin keterbukaan pendidikan dengan kebutuhan masyarakat. Serta tidak

terlalu sulit untuk dilaksanakan. Untuk isi dari kurikulum Pondok-pesantren Al-

Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, mudah di lakukan oleh

santri. Dilihat dari kemampuan santri dalam menerima dan menerangkan kembali

apa yang disampaikan oleh guru, santri dapat menerima materi yang disampaikan

guru/ ustadz.

Dalam menjalankan kurikulum antar lembaga di bawah Yayasan Pondok-

pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah memang di serahkan

kepada masing-masing lembaga, akan tetapi ada monitoring dari yayasan sehingga

keilmuan ke Islaman yang sudah di atur dalam Kurikulum Pondok-pesantren bisa di

Page 157: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

jalankan oleh santri. Dalam penguasaan keilmuan agama dan umum dapat seimbang.

Ataupun kurikulum yang sudah di buat secara sistematis, sebaiknya dilaksanakan dan

selalu ada inovasi/ penambahan dalam pelaksanaannya, bisa juga dengan al ternatif

yang lebih mudah di kembangkan, sehinga nantinya kurikulum akan di katakana

berhasil.

Isi kurikulum Pondok-pesantren dalam hal penguasaan di tuangkan dalam tabel

bagan kurikulum yang digunakan pada tiap-tiap lembaga, serta memperinci secara

cermat dan menganalisis secara sistematik terhadap tujuan yang hendak dicapai. Dan

juga mencari alternatif-alternatif yang relevan, cara yang berbeda-beda untuk mencapai

tujuan sebagai patokan kurikulum yang di jalankan di tiap-tiap lembaga.

Bahan ajar Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah bila dikaitkan dengan keterbukaan maka menurut penulis sudah terbuka

untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat. Pada umumnya bahan ajar yang

digunakan di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah sama

dengan Pondok-pesantren salafiyah yang mengajarkan kitab-kitab klasik. Sehingga

masyarakat umumpun sudah mengenal kitab-kitab tersebut. Serta menambah

pendidikan formal yang berorientasi pada pendidikan keagamaan. Untuk

pelaksanaannya menyebarkan ilmu Agama juga tidak mengesampingkan kepentingan

zaman di Era Globalisasi.

Bahan ajar kurikulum pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah bila di kaitkan dengan kemudahan, dibuat secara

berjenjang, yaitu pengajaran kitab dilakukan secara bertahap, dari kitab-kitab

yang dasar yang merupakan kitab-kitab pendek dan sederhana, kemudian

Page 158: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

ketingkat lanjutan menengah dan baru setelah selesai menginjak kepada kitab-

kitab tingkat atas.

Santri dikatakan berhasil apabila dapat menyelesaikan di setiap jenjangnya

dan mendapatkan nilai/ hasil belajar yang tuntas. Bahan ajar kurikulum pondok

pesantren dalam hal penguasaan di sebutkan dalam bagan yang memuat kitan-

kitab yang digunakan pada tiap-tiap jenjang pendidikan di Pondok-pesantren Al-

Manar maupun Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, serta sebagai bahan

pertimbangan pengembangan kedepannya.

Untuk mencapai tujuan isi kurikulum Pondok-pesantren di Era

Globalisasi, penulis melihat ada beberapa usaha yang dilakukan Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah di masing-masing

pondok pesantren adalah :

a. Masing-masing Pondok-pesantren mendirikan Pendidikan, dengan menerapkan

sistem pendidikan Pondok-pesantren dan sistem pendidikan Madrasah.

b. Mengadakan berbagai macam pendekatan dan metode pendidikan yang dapat

memberikan dasar Agama kepada setiap santri, baik di Pondok-pesantren Al-

Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah yaitu “Ruh al-Islam Wa al-

Watan” (semangat Islam dan kebangsaan atau cinta tanah air).

c. Mengadakan dakwah dikalangan masyarakat luas serta mengfungsikan masjid

sebagai tempat ibadah, pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Itu di

buktikan dengan adanya jamah Tarekhah yang diadakan setiap senin pagi untuk

Pondok-pesantren Al-Mas’udiyah dan Malam Ahad Legi untuk Pondok-

pesantren Al-Manar.

Page 159: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

d. Mengusahakan dan memantapkan kerja sama dalam Ukhuwah Islamiyah antar

lembaga dibawah Yayasan Pondok-pesantren Al-Manar ataupun Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah. Di buktikan dengan adanya rapat bersama setiap tiga

bulan sekali di masing-masing Pesantren.

e. Menciptakan dan mengembangkan kepribadian santri/ muslim, yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan, berakhlak mulia, pribadi yang mandiri, bermanfaat

bagi masyarakat atau orang lain. Dengan adanya kajian kiyab Ihya’ Ulumuddin

setiap hari ahad pagi di Pondok-pesantren Al-Mas’udiyyah dan kitab Is’adurrafiq

ahad pagi di Pondok-pesntren Al-Manar.

f. Menjadikan genersi penerus yang menyebarkan Agama atau menegakkan Islam

dan mengamalkan ilmu yang di peroleh. Dengan masih ada hubungan yang

berkesinambungan antara pesantren dengan alumni.

3. Metode Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Metode dalam Kurikulum Pendidikan Pondok-Pesantren Al-Manar dan Al

Mas’udiyyah bila di kaitkan dengan Era Globalisasi di lakukan secara sistematis dan

terprogram secara berkelanjutan, sehingga seluruh kegiatan utama Pendidikan dan

pembelajaran yang dilakukan di Pondo-pesantren dapat berhasil. Hal ini juga menuntut

kualitas seorang pendidik/ ustadz tidak sekedar sebagai seoarang ahli tentang

pengetahuan keislaman yang mumpuni, tetapi juga sebagai seorang yang di teladani dan

diikuti. Melalui kegiatan pembelajaran ilmu yang nantinya akan di ajarkan kembali oleh

peserta didik/ santri di dalam proses pendidikan pesantren dan pengajaran bisa

Page 160: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

berlangsung apabila metode kurikulum secara terbuka oleh seluruh pemangku

kepentingan pendidikan di instansi terkait.

Metode pengajaran di Pondok-Pesantren Al-Manar dan Pondok-Pesantren Al

Mas’udiyyah selalu berubah dari tahun ketahun. Itu terjadi karena ustadz

mengembangkan metode dalam menyampaikan materi atau isi dari kurikulum kepada

santri, agar dapat berjalan dengan baik sesuai tujuan kurikulum di masing-masing

Pondok-pesantren.

Seiring dengan zaman era globalisasi maka metode yang awalnya bandongan,

sorogan berkembang ada klasikal, musyawarah, takror, mukhafadhah, tadribat, lapanan,

wetonan. Metode dalam kurikulum Pondok-Pesantren Al-Manar dan Pondok-Pesantren

Al Mas’udiyyah kaitanya dengan kemudahan di Era Globalisasi, dapat dikatakan berhasil.

Itu di sebabkan oleh salah satu santri belajar Ilmu Agama serta sains dan teknologi, yang

satu sisi keduanya memberikan kemudahan hubungan dan terbukanya aneka ragam

informasi yang memungkinkan individu dalam masyarakat, dan pada sisi lain dapat

menimbulkan perubahan-perubahan dan pergeseran-pergeseran nilai. Untuk itu metode

yang ada di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah

menurut penulis menggunakan metode yang sesuai dengan pokok ajaran ke Islaman,

baik yang tingkatan awal ataupun tingkatan atas.

4. Evaluasi Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah di kaitkan dengan Era Globalisasi

Evaluasi merupakan komponen yang sangat penting dalam penyelenggaraan

pendidikan dengan sistem evaluasi yang baik maka kualitas pembelajaran diharapkan

akan meningkat. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut, evaluasi

Page 161: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan semua ranah yang memiliki peserta didik.

Namun, evaluasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini dirasakan belum memberikan

andil yang cukup untuk peningkatan kualitas pendidikan.

Hal ini disebabkan oleh sistem evaluasi yang digunakan belum tepat atau

pelaksanaan evaluasi belum seperti yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan

inovasi terhadap sistem evaluasi pendidikan ke arah yang lebih baik, agar dapat

mengukur semua kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tanpa hanya mengukur

ranah kognitifnya saja.

Evaluasi yang dilaksanakan di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al-Mas’udiyyah dari mulai berdiri hingga saat ini banyak perubahan terutama

dalam penekanan persiapan kecakapan dalam pemahaman ilmu Agama Islam. Yang

awalnya dalam evaluasi hanya sebatas pemahamannya, tetapi seiring perkembangan

zaman era globalisasi, santri di tuntut untuk mempraktikan segala hal yang berkenaan

dengan keilmuan Agama Islam.

Perubahan tersebut diawali dari masa kepemimpinan K Fatkurrahman untuk

Pondok-pesantren Al-Manar dan K Ali Mas’ud untuk Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah.

Perkembangan evaluasi yang digunakan di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al-Mas’udiyyah disebabkan karena semakin berkembannya pendidikan dan

tuntutan zaman yang terus berkembang, untuk itu evaluasi di tuntut untuk terus

dikembang seiring kurikulum yang digunakan demi terciptanya pendidikan yang sesuai

dengan tujuan pendidikan.

Page 162: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

B. Landasan pengembangan Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh

terhadap seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam

pendidikan dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan

secara sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang

kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.

Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat berakibat

fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan berkibat pula

terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Pada pengembangan kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah ada usaha untuk mencari bagaimana rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu di Era Globalisasi ini.

Pengembangan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah yang bertujuan membantu masyarakat untuk mencari Ilmu Agama demi

tegaknya li I’laa-I kalimaatillah di Negara ini, serta sejalan perkembangan di Era

Globalisasi yang semakin berkembangan pesat, tidak akan terlepas dengan penerapan

kurikulum yang secara umum mempunyai landasan-landasan yang mendasar.

Page 163: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Seperti landasan Pondok-pesantren (lembaga pendidikan) memiliki landasan

yuridis formal yaitu Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, khususnya

bab II pasal 2 dan 3 :

“Pendidikan Nasional berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945”, “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab” 123.

Landasan yang disebutkan di atas memuat prinsip-prinsip umum pendidikan dan

hak setiap warga negara dalam memperoleh dan memajukan pendidikan. Memperoleh

pendidikan bisa didapati melalui lembaga pendidikan yang disediakan oleh pemerintah

dan swasta. Sedangkan memajukan pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk

menyediakan institusi pendidikan yang dikelola oleh pihak swasta.

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah

lembaga pendidikan yang didirikan oleh kyai sebagai figur central yang berdaulat

menetapkan pendidikan pondoknya adalah mempunyai landasan yang berbeda-beda.

Sikap filosofis para kyai secara individual tidak sama, ada yang luas ada yang sempit.

123

Tim Visimedia, UU Nomor 20 Tahun 2003 & UU No. 14 th 2005,

Jakarta: Visimedia, 2008.

Page 164: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pada intinya Kurikulum pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah berlandaskan ajaran-ajaran agama Islam,

menjadikan keluhuran moral dan akhlakul karimah sebagai salah satu fokus

bidang pendidikan. Hal ini tetap menjadi nilai lebih pendidikan di Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah yang tidak atau sulit

didapatkan dalam pendidikan luar pesantren dan akan menjadi pelarian

masyarakat yang mulai resah dengan dekadensi moral yang telah menyebar.

C. Relevansi Kurikulum yang diterapkan di Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dengan Era Globalisasi

Secara umum kurikulum yang di terapkan di Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah sama, yaitu kurikulum Pendidikan Pondok

pesantren/ non formal.

Itu bisa di lihat latar belakang perkembangan Pondok pesantren yang dari

awalnya hanya beberapa yang nyantri, berkembang menjadi ratusan santri. Dari

perkembangan di zaman Era Globalisasi ada tuntutan untuk mengembangkan

pendidikan agar tidak tertinggal dari perkembangan. Sehingga sampai sekarang

berkembang dan mendirikan Pondok-pesantren, Madrasah. Walaupun terus

berkembang pesantren tetap selalu berusaha menjaga pesantren tetap dalam

koridor pesantren salaf baik di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al Mas‟udiyyah.

Beberapa kesamaan antara lembaga pendidikan Pondok-pesantren Al-

Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah;

Page 165: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

1. Penguasa penuh/ pemimpin semua pada Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah adalah Kyai (pengasuh

pesantren). Karena penguasa ini turun temurun dari keluarga, dari

yang mendirikan sampai berkembang di pegang oleh Kyai.

2. Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

masih bercirikan Pondok-pesanten Salaf. Walaupun ada penambahan-

penambahan materi/ pelajaran yang bersifat pengembangan, tetap

perpegang pada kitab-kitab klasik/ kitab kuning yang sampai saat ini

masih terus di ajarkan.

3. Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

bertujuan untuk membentuk generasi yang paham tentang Agama

Islam dan diamalkan. Dengan adanya dasar/ pondasi pemahaman

Agama Islam yang kuat, maka di tuntut untuk mengajarkan kembali

pengetahuan ilmu Agama Islam kepada Masyarakat luas.

4. Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah

selain pesantren, keduanya juga mendirikan Pendidikan formal. Untuk

mengembangkan di zaman Era Globalisasi ini, maka pesantren

membuat terobosan dengan mendirikan pendidikan formal yang di

khususkan kepada santri yang belajar di pesantren.

Untuk perbedaan diantara Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah penulis amati hanya sebagian kecil saja, diantanya

jumlah santri, asrama santri, fasilitas.

Page 166: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Penerapan kurikulum pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah, mencoba memberikan keseimbangan antara

pemenuhan lahir dan batin, pendidikan Agama, yang merupakan usaha yang

sangat sesuai dengan kebutuhan pendidikan di Era Globalisasi yang

membutuhkan keseimbangan antara kualitas SDM dan keluhuran moral.

Di antara lembaga pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah banyak kurikulum yang masih relevan digunakan pada

zaman Era Globalisasi ini, bukti diantaranya;

1. Penggunaan kitab-kitab kuning/ salaf dalam pembelajaran di setiap

jenjang dari tingkatan awaliah sampai yang pada tingkatan akhir, baik

di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas‟udiyyah.

2. Menggunakan metode yang sama dalam melaksanakan

pembelajarannya baik di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas‟udiyyah misalnya metode bandongan, sorogan,

lapanan, musyawarah, mukhafadhoh dan tadribat. Yang kesemuanya

adalah ciri khas pesantren salaf. Disamping penambahan metode yang

di gunakan pendidikan formal semisal metode klasikal, ceramah dsb.

3. Dalam evaluasi pertama kali model yang gunakan baik di Pondok-

pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah adalah

evaluasi tuntas/ mastery learning. Dengan adanya evaluasi tuntas

santri di tuntut untuk menguasai materi-materi yang berada dalam

Page 167: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kitab dan di kembangkan dengan model-model yang sesuai

kegunaannya.

4. Adanya musyawarah/ rapat, baik bulanan, triwulan maupun tahunan

di masing-masing Pondok-pesantren, baik Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah. Musyawarah ini digunakan

sebagai evaluasi berkala pesantren untuk mengambil langkah-langkah

yang harus di ambil dan solusi agar pendidikan di pesantren dapat

berjalan sesuai dengan tujuannya.

Salah satu pengembangan yang di dilakukan adalah menambah kegiatan

ataupun dengan menambah materi yang nantinya materi tersebut dapat

mendukung perkembangan di pesantren. Serta berinovasi dengan model-model

pembelajaran di antaranya adalah model takror/ tutor sebaya.

Kurikulum relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan

yang akan datang bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu

pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai

dengan situasi dan kondisi yang sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan

kepada siswa harus bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang.

Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan Internet akan

menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian bagaimana cara memanfaatkan

komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari Internet sudah harus

diperkenalkan kepada siswa.

Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang akan datang

ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku, maka masyarakat akan

Page 168: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja dengan orang-orang asing. Oleh

karenanya keterampilan berbahasa asing sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.

Adapun relevansi kurikulum pendidikan di Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al Mas‟udiyyah peneliti berpendapat bahwa ada kaitan

kesesuaian antara komponen-komponen kurikulum. Yaitu antara tujuan, proses

penyampaian dan penilaian. Relevansi ini menunjukkan suatu keterpaduan

kurikulum, diantara keterpaduannya mempunyai beberapa prinsip;

1. Prinsip Fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku,

terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan

agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam

pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan

situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan

latar bekang peserta didik.

Apa yang diharapkan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah dalam kurikulum kadang-kadang tidak sesuai dengan kondisi kenyataan

yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang

(SDM), latar belakang atau kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana

dan prasarana yang ada di Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah tidak memadai. Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah bersifat lentur atau fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa

Page 169: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel

akan sulit diterapkan.

Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:

1. Fleksibel bagi ustadz, yang artinya kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah memberikan ruang gerak bagi guru untuk

mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada.

2. Fleksibel bagi santri, artinya kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan

sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.

Prinsip fleksibilitas berkenaan dengan kebebasan yang dimiliki ustadz/ pengelola

di Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dalam

mengimplementasikan kurikulum dan adanya alternatif pilihan program pendidikan bagi

santri sesuai dengan minat dan bakatnya/ ekstrakurikuler.

Santri yang suka dengan seni suara/ music, maka santri akan mengikuti kegiatan

rebana atau qiro’ah, santri yang hobi olah raga mengikuti ekstra olahraga. Santri yang

suka otomotif maka mengikuti kegiatan ekstra perbengkelan. Sehingga dari semua

kegiatan ekstra santri dapat mengikuti sesuai hobinya, serta akan mengembangkan

bakat yang dimilik oleh santri.

2. Prinsip Kontinuitas

Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara

vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan

Page 170: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar

jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.

Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling keterkaitan dan

kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang dan jenis program

pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu dijaga agar apa yang diperlukan

untuk mempelajari suatu materi pelajaran pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan

dan dikuasai oleh siswa pada waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya.

Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak terjadi

pengulanganpengulangan materi pelajaran yang memungkinkan program pengajaran

tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk keberhasilan peserta didik dalam

menguasai materi pelajaran pada jenjang pendidikan tertentu.

Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara

pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan, misalkan para pengembang

pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang SLTP, jenjang SLTA, dan bahkan dengan

para pengembang kurikulum di perguruan tinggi.

Prinsip kontinuitas berkenaan dengan adanya kesinambungan materi pelajaran

antara pendidikan formal dan non non formal khususnya dalam bidang ilmu Agama

setiap jengjang pendidikan. Perkembangan dan proses belajar berlangsung secara

berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti-henti di Pondok-pesantren Al-

Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah.

Dengan adanya musyawarah yang diadakan di malam hari baik itu di Pondok-

pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah materi yang pada

Page 171: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

pagi hari belum terselesaikan, maka pada malam hari akan di musyawahkan sehingga

akan memperoleh jalan keluar/ solusi.

3. Prinsip Praktis dan Efisiensi

Kurikulum harus praktis, mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana

dan biayanya juga murah. dan efisien. Walaupun bagus dan idealnya suatu kurikulum

kalau menuntut keahlian-keahlian dan peralatan-peralatan yang sangat khusus dan

mahal biayanya maka kurikulum tersebut tidak praktis dan sukar dilaksanakan.

Kurikulum dan pendidikan selalu dilaksanakan dalam keterbatasan-keterbatasan, baik

keterbatasan waktu, biaya, alat, maupun personalia. Sehingga di usahakan agar dalam

pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber

lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai. Kurikulum

bukan hanya harus ideal tetapi juga praktis.

Kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah mudah dilaksanakan, menggunakan alat-alat sederhana dan biayanya juga

murah. Tepat pelaksanaannya dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dengan

tidak membuang-buang waktu, tenaga, dan biaya.

Dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan ruang kelas yang digunakan

dari pagi, sore dan malam hari. Sehingga satu tempat dapat di gunakan 24 jam. Atau

ketika praktikum ibadah wudhu serta shalat, maka menggunakan tempat wudhu dan

shalat di masjid. Di Pondok-pesantren santri juga di ajari keterampilan, baik

keterampilan akademik dan non akademik. Serta spiritual untuk menambah keimanan

Page 172: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

santri seperti mengkaji kitab Ihya Ulumuddin, mujahadah, qiyamul lail, serta mujahadah

tharekah baik itu di Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah.

4. Prinsip Efektifitas

Keberhasilan pelaksanaan kurikulum di Pondok-pesantren Al-Manar dan

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah sesalu diperhatikan, baik itu kuantitas maupun

kualitas. Keberhasilan kuntitas ditinjau dari komponen-komponen kurikulum, seperti

tujuan, isi, proses belajar, dan evaluasi sudah jelas. Sedangkan keberhasilan kualitasnya

dilihat dari hasil pelaksanaan kurikulum yang ada dan adanya evaluasi di setiap

jenjangnya, baik di Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah.

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi

pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bias dikatakan sebagai instrument

untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik tujuan apa yang ingin

dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan dan penentuan

isi, metode dan system evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan juga

akan mempermudah dan mengarahkan dalam implementasi kurikulum itu sendiri.

Prinsip efektifitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai

tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Prinsip

efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan

dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.

Page 173: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum.

Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas

mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Kedua, efektivitas kegiatan siswa

dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas kegiatan guru berhubungan dengan

keberhasilan mengimplementasikan program sesuai dengan perencanaan yang telah

disusun. Sebagai contoh, apabila guru menetapkan dalam satu caturwulan atau satu

semester harus menyelesaikan 12 program pembelajaran sesuai dengan pedoman

kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5

program saja, berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.

Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana peserta didik dapat

mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu tertentu. Sebagai

contoh apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus dapat mencapai sejumlah

tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja dapat dicapai siswa, maka dapat

dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa tidak efektif. Pada akhir semester

diadakan tes semesteran, baik di Pondok-pesantren Al-Manar maupun di Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah, sehingga keberhasian dari kurikulum akan terukur dari

pelaksanaan tes tersebut dan diketahui sampai seberapakah keberhasilan dari

kurikulum yang telah dilaksanakan.

5. Prinsip khusus

Adapun prinsip khusus yang diperhatikan di Pondok-pesantren Al-Manar dan di

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dalam mengembangkan kurikulum, antara lain:

keimanan, akhlakul karimah, bermutu, berdaya saing tinggi, berbasis pada sikap

Spiritual, Inetelektual pengembangan keterampilan hidup, serta pendekatan

Page 174: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

menyeluruh dan kemitraan. Prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan di Pondok-

pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah adalah merupakan pusat

kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan. Perumusan kompenen-kompenen

kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan pendidikan.

a. Tujuan pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah mencakup tujuan yang bersifat umum atau berjangka panjang, jangka

menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada :

1) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam

dokumen-dokumen Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah mengenai tujuan, dan strategi pembangunan termasuk

didalamnya pendidikan.

2) Survai di Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah mengenai persepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan

mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.

3) Survai Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,

dihimpun melalui angket, wawancara, observasi.

4) Survai Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah tentang manpower.

5) Pengalaman Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah dengan Pondok-pesantren lain dalam masalah yang sama.

6) Penelitian di Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al

Mas’udiyyah.

Page 175: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

b. Prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan Pondok-pesantren Al-Manar dan

di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah.

Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan keutuhan pendidikan yang telah

ditentukan para perencana kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-

pesantren Al Mas’udiyyah perlu mempertimbangkan beberapa hal yaitu:

1) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/ pengajaran kedalam bentuk perbuatan

hasil belajar yang khusus dan sederhana. Makin umum suatu perbuatan

hasil belajar dirumuskan semakin sulit menciptakan pengalaman belajar

2) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan ketrampilan.

3) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan yang logis dan sistematis.

Pengetahuan, sikap dan ketrampilan diberikan secara simultan dalam urutan

situasi belajar.

c. Prinsip Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah

berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Pemilihan proses belajar mengajar Pondok-pesantren Al-Manar dan di

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah mempertimbangkan beberapa hal, yaitu apakah

metode yang digunakan cocok, apakah dengan metode tersebut mampu

memberikan kegiatan yang bervariasi untuk melayani perbedaan individual peserta

didik, apakah metode tersebut juga memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-

tingkat, apakah penggunaan metode tersebut dapat mencapai tujuan kognitif,

Page 176: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

afektif dan psikomotor, apakah metode tersebut lebih menaktifkan peserta didik,

apakah metode tersebut mendorong berkembangnya kemampuan baru, apakah

metode tersebut dapat menimbulkan jalinan kegiatan belajar di sekolah dan rumah

sekaligus mendorong penggunaan sumber belajar di rumah dan di masyarakat, serta

perlunya kegiatan belajar yang menekankan learning by doing, bukan hanya learning

by seeing and knowing.

1) Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran

Proses belajar mengajar perlu didukung oleh penggunaan media dan

alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Untuk itu Pondok-pesantren Al-Manar

dan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah memperhatikan beberapa hal berikut,

yaitu alat/media apa yang dibutuhkan, bila belum ada apa penggantinya,

bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, bagaimana pembiayaannya,

dan kapan dibuatnya, bagaimana pengorganisasiannya dalam keseluruhan

kegiatan belajar, serta adanya pemahaman bahwa hasil terbaik akan diperoleh

dengan menggunakan multi media.

2) Prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian

Beberapa hal yang harus diperhatikan Pondok-pesantren Al-Manar dan di

Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah dalam pemilihan kegiatan penilaian meliputi

kegiatan penyusunan alat penilaian harus mengikuti beberapa prosedur mulai

dari perumusan tujuan umum, menguraikan dalam bentuk tingkah laku siswa

Page 177: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

yang dapat diamati, menghubungkan dengan bahan pelajaran dan menuliskan

butir-butir tes. Selain itu, Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren

Al Mas’udiyyah mencermati dalam perencanaan penilaian yang meliputi

bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan peserta didik yang akan dites,

berapa lama waktu pelaksanaan tes, apakah tes berbentuk uraian atau

objective, berapa banyak butir tes yang perlu disusun, dan apakah tes

diadministrasikan guru atau murid. Dalam kegiatan pengolahan hasil penilaian

Pondok-pesantren Al-Manar dan di Pondok-pesantren Al Mas’udiyyah juga

mempertimbangkan beberapa hal yaitu norma apa yang digunakan dalam

pengolahan hasil tes, apakah digunakan formula guessing bagaimana

pengubahan skor menjadi skor masak, skor standar apa yang digunakan, serta

untuk apa hasil tes digunakan.

Page 178: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian tentang Relevansi Kurikulum Pondok-pesantren dengan Era

Globalisasi Studi pada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-

Mas‟udiyyah Kabupaten Semarang, telah menghasilkan beberapa kesimpulan,

yang sekaligus merupakan jawaban atas permasalahan-permasalahan yang telah

dikemukakan, kesimpulan dari penelitian ini adalah;

1. Pada awal perkembangan kurikulum yang digunakan di Pondok-pesantren Al-

Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah kurikulum Pondok-

pesantren salaf atau tradisional. Tetapi lambat laun seiring dengan

perkembangan dunia pendidikan dan juga tantangan dunia luar maka

kurikulum yang digunakan oleh Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-

pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah kurikulum salaf dan khalaf. Pondok-

pesantren Al-Manar mendirikan Madrasah Diniyah Takmiliyah serta dakwah

Islamiyah dan Yayasan Pendidikan Islam Al Manar. Sedangkan Pondok-

pesantren Al-Mas‟udiyyah mendirikan Yayasan Pendidikan Islam Al-

Mas‟udiyyah, Madrasah Diniyyah, Tahfidzzul Qur‟an yang masing-masing

Yayasan sudah berbadan hukum resmi.

Maka kesimpulan kurikulum yang digunakan Pondok-pesantren Al-

Manar serta Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah kurikulum salaf dan

khalaf. Kurikulum tersebut dapat di lihat dari struktur kurikulum pada

penggunaan kitab-kitab klasik/ kitab kuning. Dan juga kebijakan dalam

Page 179: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Pondok-pesantren masih dipegang sendiri oleh Kyai, akan tetapi pendidikan

khalaf diserahkan pada masing-masing jenjang pendidikan yang ada di bawah

Yayasan Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah.

2. Secara umum landasan pengembangan kurikulum yang digunakan oleh

Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah adalah

Undang-Undang RI No.20 tahun 2003, pasal 1, yaitu pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Serta undang-undang RI No.20 tahun 2003, pasal 19,Kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Landasan khusus Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren

Al-Mas‟udiyyah yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang yang

„Alim dalam ilmu Agama yang diajarkan oleh kyai yang bersangkutan serta

mengamalkannya dalam masyarakat sehingga nantinya santri diharapkan

menjadi manusia yang berkepribadian Islam yang sanggup dengan ilmu

agamanya menjadi mubaligh Islam dalam masyarakat melalui ilmu dan

amalnya.

Page 180: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

3. Kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Kurikulum Pondok-pesantren Al-

Mas‟udiyyah masih relevan di gunakan sampai saat ini, karena kurikulum;

terbuka kepada seluruh masyarakat umum, mudahan dalam pendidikan, serta

penguasaan bahan ajar.

Di katakana demikian terbukti dengan masih banyak masayarakat yang masih

percaya kepada Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-

Mas‟udiyyah dengan cara memondokkan putra-putrinya agar mendapatkan

ilmu pendidikan yang berlandaskan ajaran-ajaran Agama Islam, menjadikan

keluhuran moral dan akhlakul karimah sebagai salah satu fokus bidang

pendidikan.

B. Saran

Hendaknya Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-

Mas‟udiyyah terus menggali berbagai upaya yang dapat digunakan sebagai

peningkatan kualitas pendidikan yang ingin dicapai oleh Pondok-pesantren Al-

Manar dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah. Hal ini bisa dilakukan dengan

melalui pemberdayaan sumber daya manusianya/ SDM,

Hendaknya Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al-

Mas‟udiyyah terus berupaya memajukan pendidikannya dengan mengadakan

berbagai perubahan model pendidikan, sesuai dengan perkembangan tuntutan

masyarakat luas, dan dengan didukung pengadaan sarana dan prasarana selengkap

mungkin.

Page 181: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Hendaknya bagi pengurus Yayasan Pondok-pesantren Al-Manar dan

pengurus Yayasan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah untuk terus meningkatkan

pola pendidikan yang baik dalam pengembangan di Pondok-pesantren Al-Manar

dan Pondok-pesantren Al-Mas‟udiyyah, dengan senantiasa memperhatikan dan

mempertimbangkan berbagai perkembangan di Era Globalisasi, sehingga bisa

membawa pendidikan Pondok-pesantren pada bentuk kemajuan yang dikehendaki

masyarakat luas, dengan tetap berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan sebagai

ciri khas dari pendidikan pesantren.

C. Penutup

Rasa syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,

karena hanya dengan ma’unah dan hidayah-Nya semata penulis dapat

menyelesaikan penyusunan tesis ini, walaupun dalam bentuk yang sangat

sederhana sekali. Namun demikian, penulis menyadari akan adanya keterbatasan-

keterbatasan yang menjadikan karya ini tidak dapat mencapai kesempurnaan.

Oleh karena itu, peran korektif dari para pembaca sangatlah penting artinya

dengan tetap berharap bahwa karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhirnya, hanya

kepada Allah-lah harapan tertuju atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya, semoga

ilmu yang bermanfaat selalu terkaruniakan dan lindungan Allah selalu menyertai,

amin.

Page 182: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

DAFTAR PUSTAKA

A‟la, Abd. Pembaharuan Pesantren.Yogyakarta: LKiS, 2006.

Abdullah, M. Amin. Islamic Studies di Perguruan Tingg. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2006.

Ahmad, Mohammad Achyat. Liberalisasi Islam di Pesantren. Pasuruan:

Sidogiri Pustaka.

Ali, Mukti. Beberapa Persoalan Agama Dewasa Ini. Jakarta: Rajawali,

1987.

Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara,1994.

Azra, Azyumardi. Konflik Baru antara Peradaban Globalisasi,

Radikalisme & Pruralitas. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002.

Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam; Tradisi dan Modernisasi Menuju

Milenim Baru. Ciputat, Kalimah, 2002.

Bahtiar, Asep Purnama. Kemitraan dan Solidaritas di Era Globalisasi.

Dalam:

http://www.google.co.id/search?hl=id&q=tantangan+era+globalisa

si&meta= .

Bodgan, Robert C dan Beiken, Sari Knopp. Qualitative Research for

Education; An Introduction to Theory and Method. London; Allyn

and Bacon, 1998.

Bull, Ronald Alam Lukens. A Peaceful Jihad: Javanese Education and

Religion Identity Construction. Michigan: Arizona State

University, 1997.

Page 183: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian: Format-Format Kuantitatif dan

Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press, 2005.

Darrus, Baharuddin. Pengembangan Kajian Ekonomi Islam pada IAIN di

abad ke-21. Dalam Syahrin Harahap (ed.), Perguruan Tinggi

Islam di Era Globalisasi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998.

Daulaby, Haidar, Syahrin Harahap (ed). Perguruan Tinggi Islam di Era

Globalisasi. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1998.

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: studi tentang Pandangan

Hidup Kiai. Jakarta: LP3ES, 1982.

Fatah, Rohadi Abdul. “Rekonstruksi Pesantren Masa Depan” dari

Tradisional, Modern, Hingga Post Modern. Jakarta: Listafarika

Putra, 2008.

H. M, Arifin. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bina Aksara,1994.

Hamijoyo, Santosa. ”Lima jurus Strategi Dasar Pendidikan Nasional

dalam Globalisasi,” dalam I Nyoman Wenten, et. Al. Dampak

Globalisasi Informasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat Daerah Bali. Bali; Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai

Budaya. Bali, 1993/1994.

Hasbullah. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah

Pertumbuhan dan Perkembangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

1995.

http://www.nre.gov.my/English_Version/iet/iet04.htm.

Page 184: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

https://id.wikipedia.org/wiki/Pesantren.

Ismail SM. “Pengembangan Pesantren Tradisional”, dalam Ismail SM

(ed), Dinamika Pesantren dan Madrasah. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2002.

Ismail, Faisal. Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama Wacana

Ketegangan Kreatif Islam dan Pancasila. Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1995.

Khozin. Jejak-jejak Pendidikan Islam di Indonesia. Malam, UMM, 2001.

Kitab Taqrirot Al Fiyyah. Surabaya, Al hidayah, 2010.

Langgulung, Hasan. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Al-Husna,1986.

Ma‟arif, Ahmad Syafi‟I. Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan

Fakt. Yogjakarta:Tiara Wacana Yogja, 1991.

Ma‟mur Asmani, Jamal. Dialektika Pesantren dengan Tuntutan Zaman,

dalam A.Z Fanani & Elly el-Fjri (ed), 2003. Menggagas

Pesantren Masa Depan. Geliat Suara Santri untuk Indonesia Baru.

Yogyakarta: Qirtas.

Madjid, Nurcholish. Bilik-bilik Pesantren. sebuah Potret Perjalanan.

Jakarta: Paramadina, 1997.

Majid, Nurcholis. Pondok Pesantren. Yogyakarta: Ilmu Madani, 2003.

Maksum. Pola Pembelajaran di Pesantren. Jakarta: Departemen Agama

RI.

Page 185: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Malcolm, Waters. Globalization, dalam Gordon Marshall (ed.). Oxford

Dictionary of Sociology. New York: Oxford University Press,

1994.

Mastuhu. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos

Wacana Ilmu, 1999.

Mastuhu. Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta:INIS, 1994.

Mesner, Dirk. Jawaban Kaum Sosial Demokrat atas Neoliberalisme,

dalam Shaping Globalization. Berlin: International Conference,17

and 18 of june1996.

Mesner, Dirk. Jawaban Kaum Sosial Demokrat atas Neoliberalisme,

dalam Shaping Globalization. Berlin: International Conference,17

and 18 of june1996.

Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2001.

Yappi, Mu. Manajemen Pengembangan Pondok-Pesantren. Jakarta:

Transwacana, 2008.

Muhaimin. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, di

Sekolah, Madrasah dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012.

Musthafa, Bachrudin. Kecenderungan Global dan tuntutan Pendidikan

Abad Informasi, Jurnal Ilmu Pendidikan, November 2002, Jilid 9,

Nomor 4 ISSN 0215-9613, Lembaga Pendidikan Tenaga

Page 186: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Kependidikan (LPTK) dan Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia

(ISPI).

Naisbitt John dan Patrica Aburdence. Megatrend 2000. Terj. Fx.

Budijanto. Jakarta: Bumi Aksara, 1990.

Nasir. Metode Dakwah Secara langsung. Jakarta, 1985.

Otoda, Muhammad Hadi. Apakabar Pesantren? Sebuah refleksi kritis dan

reorientasi sistem pendidikan pesantren, dalam

htt;//hadiku.blogspot.com/2004/ 08/otoda-apakabar-pesantren.html

Peter D. Sutherland. ”Tantangan-tantangan Globalisasi”, dalam Ade

Ma’ruf. Anas Syahrul Alimi (ed.)Shaping

globalization.Yogyakarta: Jendela, 2000.

Plus, Apartanto dan M. Dahlan Al-bahry. Kamus Ilmiah popular.

Surabaya: pt arkola, 1994.

Prastowo, Andi. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-RuzzMedia, 2012.

Qomar, Mujamil. Pesantren dan Transformasi Metodologi menuju

Demokrasi Institusi. Jakarta: Erlangga, 1996.

Ruhimat. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Pustaka

Setia. 2011.

Russelt Bruce, Harvey Harr. World Politics, the Menu for Choice. New

York:W.H.Freeman & Company, 1985.

Page 187: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Sanjaya, Wina. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2006.

Santosa, H. Hamijoyo. Lima jurus Strategi Dasar Pendidikan Nasional

dalam Globalisasi, dalam I Nyoman Wenten, et. Al. Dampak

Globalisasi Informasi Terhadap Kehidupan Sosial Budaya

Masyarakat Daerah Bali (Bali; Direktorat Sejarah dan Nilai

Tradisional Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai

Budaya. Bali,1994.

Smith Vernon. ”Pendidikan Tradisional” dalam Paulo Freire, Ivan Ilich,

Erich Fromm, dkk. Menggugat Pendidikan. Terjemahan Omi Intan

Naomi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.

Soejatmiko. Manusia dan Dunia Yang sedang Berubah. Jakarta;

Grafindo, 1999.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2010.

Suharto, Baban. Dari Pesantren untuk umat, Reinventing Eksistensi

Pesantren di Era Globalisasi. Surabaya: Imtiyaz, 2011.

Supriyono, Edy. Pesantren di Tengah Arus Globalisasi, Menggagas

Pesantren Masa Depan, Geliat Suara Santri untuk Indonesia

Baru.Yogyakarta: Qirtas, 2003.

Sutherland, Peter D.Tantangan-tantangan Globalisasi, dalam Ade Ma‟ruf.

Anas Syahrul Alimi (ed.) Shaping globalization. Yogyakarta:

Jendela, 2000.

Page 188: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Syaodih Sukmadinata, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2010.

Tim Redaksi Nuansa Aulia. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

No. 20 Tahun 2003. Bandung: Fokus Media, 2005.

Tim Redaksi. Album Wisuda Madrasah DiniyahPondok Pesantren Al

manar. Pondok Pesantren Al-manar. Semarang: Al Manar Press

2011.

Tim Tamatan 2015. Biografi K.H Ali Mas’ud, Cuilan sketsa panjang

Mbah Mas’ud. Semarang: PUSTAKA Blater, 2015.

Tim Visimedia. UU Nomor 20 Tahun 2003 & UU No. 14 th 2005.

Jakarta: Visimedia, 2008.

Tim Penyusun. Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan di Pondok

Pesantren Al-Manar. Semarang: Al Manar Press, 2009.

Ulfatin Nurul. Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan.

Malang: Banyumedia Publishing, 2014.

Tim Penyusun. UURI No.20 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan

Nasional). Bandug: Citra Umbara, 2003.

Wahid, Abdurrahman. Bunga Rampai Pesantren. Jakarta: Dharma Bhakti,

1399 H.

Wahjoetomo. Perguruan Tinggi Pesantren. Jakarta: Gema Insani

Press,1997.

Page 189: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

Waters, Malcolm.”Globalization”, dalam Gordon Marshall (ed.). Oxford

Dictionary of Sociology. New York: Oxford University Press, 1994.

Widodo dan Jasmadi. Panduan Menyusun Bahan Ajar Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Elex Media Komputind, 2008.

Zuhri, Saifuddin. Dinamika Pesantren dan Madrasah. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2002.

Zuhri, Saifuddin. Reformasi Kurikulum Pesantren, dalam ismail SM dkk.

Semarang; Pustaka Pelajar, 2002,

Page 190: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

BUKTI KONSULTASI

Nama : SIYONO, S.PdI

NIM : M1.13.027

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul Tesis : RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN

DENGAN ERA GLOBALISASI (Studi pada Pondok Pesantren

Al-Manar &

Al Mas‟udiyyah Kab.Semarang) Tahun 2015

No Tanggal Hal yang dikonsultasikan Tanda tangan

1 05-05-2015 Konsultasi proposal 1

2 17-07-2015 Revisi judul penelitian 2

3 20-07-2015 Revisi latar belakang penelitian dan rumusan masalah 3

4 17-08-2015 Konsultasi bab 1 dan bab 2 4

5 22-09-2015 Revisi bab 1 dan bab 2 5

6 27-09-2015 Konsultasi bab 1, bab 2, dan bab 3 6

7 02-10-2015 Revisi bab 1, bab 2, dan bab 3 7

8 23-10-2015 Revisi bab 1, bab 2, dan bab 3 8

9 07-11-2015 Konsultasi bab 1, bab 2, bab 3 dan bab 4 9

10 20-11-2015 Revisi bab 1, bab 2, bab 3 dan bab 4 10

11 07-12-2015 Konsultasi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 dan bab 5 11

12 22-12-2015 Konsultasi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 dan bab 5 12

13 10-01-2016 Revisi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 dan bab 5 13

14 19-01-2016 konsultasi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 dan bab 5 14

15 02-02-2016 Revisi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 15

16 29-02-2016 konsultasi bab 1, bab 2, bab 3, bab 4 dan bab 5 16

17 23-03-2016 Acc keseluruhan 17

18

Pembimbing, 23 Maret2016

Dr. Muh. Saerozi, M.Ag.

NIP. 19660215 199103 1 003

Page 191: RELEVANSI KURIKULUM PONDOK PESANTREN DENGAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/784/1/Siyono MI.13.027.pdf · kurikulum Pondok-pesantren Al-Manar dan Pondok-pesantren Al Mas‟diyyah

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : S I Y O N O

2. Tempat dan Tanggal lahir : Kab. Semarang, 27 Juli 1986

3. Jenis kelamin : Laki-Laki

4. Jurusan : Tarbiyah, Pendidikan Agama Islam

5. Warga Negara : Indonesia

6. Agama : Islam

7. Alamat : Desa Ngadikerso, Kec. Sumowono,

Kab.Semarang, Jawa Tengah

8. Riwayat Pendidikan:

Pendidikan Formal:

a. SDN NGADIKERSO I Lulus Tahun 1999

b. MTs AL-MANAR Lulus Tahun 2002

c. MA Al-Manar Lulus Tahun 2005

d. DIPLOMA STAIN Salatiga Lulus Lahun 2007

e. S1 STAIN SALATIGA Lulus Tahun 2013

Pendidikan Nonformal:

a. Pondok Pesantren Putra-Putri Salaf AL-Manar Desa Bener Kec. Tengaran

Kab. Semarang

b. Madasah Diniyah Takmiliyah (Madin) Al-Manar Lulus Tahun 2005

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Penulis

S I Y O N O

M1.13.027