45
RELEVANSI NILAI YANG DIMILIKI LABA DAN ARUS KAS BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PADA TAHAP GROWTH PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Oleh: BIMO MUHAMMAD NPM : 0811031024 Tlpn : 081379392098 Email : [email protected] Pembimbing I : Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relevansi nilai laba dan arus kas sebagai alat ukur kinerja akuntansi terhadap nilai pasar pada saat perusahaan berada di siklus hidup growth. Sampel perusahaan ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive judgement sampling dan diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) laba memiliki relevansi nilai dalam mengukur nilai pasar perusahaan pada tahap growth, (2) laba signifikan terhadap nilai pasar perusahaan yang berada pada siklus hidup perusahaan pada tahap growth, (3) arus kas tidak signifikan terhadap nilai pasar perusahaan yang berada pada siklus hidup perusahaan pada tahap growth, (4) laba menjadi pilihan bagi para investor dalam menilai apakah mereka akan menanamkan modal di perusahaan tersebut. Dengan waktu yang relatif singkat, investor dituntut untuk bergerak cepat dan tepat dalam menilai

RELEVANSI NILAI YANG DIMILIKI LABA DAN …fe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewLANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Signaling Theory Signaling

  • Upload
    lecong

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

RELEVANSI NILAI YANG DIMILIKI LABA DAN ARUS KAS BERDASARKAN SIKLUS HIDUP PADA TAHAP GROWTH

PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRAK

Oleh:

BIMO MUHAMMADNPM : 0811031024

Tlpn : 081379392098Email : [email protected]

Pembimbing I : Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. Pembimbing II : Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt.

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relevansi nilai laba dan arus kas sebagai alat ukur kinerja akuntansi terhadap nilai pasar pada saat perusahaan berada di siklus hidup growth.

Sampel perusahaan ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive judgement sampling dan diperoleh 16 perusahaan yang menjadi sampel.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) laba memiliki relevansi nilai dalam mengukur nilai pasar perusahaan pada tahap growth, (2) laba signifikan terhadap nilai pasar perusahaan yang berada pada siklus hidup perusahaan pada tahap growth, (3) arus kas tidak signifikan terhadap nilai pasar perusahaan yang berada pada siklus hidup perusahaan pada tahap growth, (4) laba menjadi pilihan bagi para investor dalam menilai apakah mereka akan menanamkan modal di perusahaan tersebut. Dengan waktu yang relatif singkat, investor dituntut untuk bergerak cepat dan tepat dalam menilai perusahaan tersebut, oleh karena itu laba merupakan komponen yang tepat dalam meyelesaikan pekerjaannya.

Kata kunci: Relevansi nilai, growth, nilai pasar, laba, arus kas, siklus hidup.

THE RELEVANCY OF VALUE OWNED BY PROFIT AND CASH FLOW BASED ON THE LIFE CYCLE ON THE GROWTH STEP OF FOOD AND

BEVERAGES COMPANY LISTED ON BEI

ABSTRACT

By:

BIMO MUHAMMADNPM : 0811031024 Tlpn : 081379392098

Email : [email protected] I : Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt.

Pembimbing II : Ninuk Dewi K, S.E., M.Si., Akt.

This research has a purpose to know the relevancy of value of profit and cash flow as an instrument of the accounting achievement of market value when the company on the growth life cycle.

The sample of this company is Food and Beverage Company listed on Bursa Efek Indonesia in 2006-2010. The sample was chosen by purposive judgment sampling method and there were 16 companies as the samples.

The result shows that (1) profit has the value relevancy in measuring company’s market value on the growth step, (2) the profit is significant to the company’s market value which is on the company life cycle on the growth step, (3) cash flow is not significant to company’s market value on the company life cycle on the growth step, (4) profit is the chosen for investors in judging whether they will invest in the company. On the short time, investors are demanded to move fast and right in judging the company, that’s for profit is the right component in finishing the endeavor.

Keyword: Value relevance, growth, market value, cash flow, life cycle.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Ini

tidak terlepas dari letak Negara Indonesia yang berada di garis khatulistiwa,

sehingga banyak sekali hasil alam yang terkandung di dalamnya. Dengan

banyaknya sumber daya alam yang kita miliki, banyak sekali perusahaan yang

berani berinvestasi untuk dapat mengeksplorasi hasil bumi yang dapat dihasilkan.

Perusahaan food and beverages merupakan salah satu perusahaan yang

berkembang pesat sejalan dengan permintaan pasar. Namun untuk mengatasi

ketersediaan dana maka banyak sekali perusahaan food and beverages Indonesia

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, guna memenuhi tingkat kecukupan modal

dalam menunjang kegiatan operasional atau menggunakan investasi dana tersebut

untuk melakukan ekspansi usaha.

Perusahaan food and beverages yang ada di Indonesia mampu tetap stabil dalam

perkembangannya walaupun Indonesia sedang dalam kondisi krisis ekonomi. Ini

dikarenakan kebutuhan rakyat Indonesia yang tetap harus berjalan dan perusahaan

food and beverages mampu menjawab keinginan rakyat. Ini dilihat dari tetap eksis

nya perusahaan PT Ades Waters Indonesia Tbk dan PT Aqua Golden Mississippi

Tbk dalam memenuhi kebutuhan air bersih di Indonesia. Ini hanya contoh kecil

yang dapat kita lihat dari perusahaan-perusahaan food and beverages yang makin

berkembang di Indonesia.

Pelaporan keuangan dibuat untuk dapat menyediakan informasi yang dapat

digunakan untuk membuat keputusan. Oleh karena itu, pelaporan keuangan yang

relevance dan reliable sangat penting untuk para investor untuk melihat

komponen penting seperti laporan laba/rugi atau juga arus kas. Ketika disuruh

memilih pada dua ukuran kinerja suatu perusahaan, maka mana yang dipilih

diantara laba dan aliran arus kas, para investor dan kreditor harus benar benar

yakin bahwa apa yang menjadi pilihan mereka benar benar dapat

mempresentasikan kondisi ekonomi dan prospek kedepannya.

Saat dihadapkan oleh dua tolak ukur kinerja suatu perusahaan yaitu laba dan

aliran kas, para investor dan kreditor harus merasa yakin bahwa ukuran kinerja

yang menjadi perhatian mereka adalah yang dapat menggambarkan secara baik

kondisi serta prospek ekonomi perusahaan tersebut dalam pertumbuhan dimasa

depan. Investor dan kreditor berkeinginan untuk dapat lebih mengetahui atas

informasi yang lebih mendalam dan bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja suatu

perusahaan tertentu. Oleh karena itu, kerangka ekonomis perusahaan pada saat itu

harus dipertimbangkan yang dicapai dengan memasukkan siklus hidup

perusahaan. Tahap hidup tersebut meliputi tahap pendirian (establishment or

start-up), tahap tumbuh (growth), tahap kedewasaan (maturity) dan penurunan

(declining)

Kriteria yang dipakai untuk mengevaluasi kesuksesan suatu organisasi akan

berbeda di setiap tahapan siklus hidupnya. Dengan lebih memahami posisi tahap

siklus hidup perusahaan, dapat menentukan informasi akuntansi yang

selayaknya dipakai, yakni yang lebih memiliki daya muat informasi yang

dapat menjelaskan keadaan perusahaan sebenarnya (value-relevant).

Sementara itu, penelitian mengenai the information content of accounting

earnings and cash flows measures of performace yang dilakukan oleh

Hassabelnaby & Said (2001) menemukan bahwa pengukuran dengan arus kas

memberikan pengukuran yang lebih unggul mengenai kinerja ekonomi dan

memberikan kandungan infomasi yang lebih besar bila dibandingkan dengan

pengukuran berbasis earning.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai unsur-unsur yang

hampir sama, dan untuk mengembangkan kembali penelitian ini agar tidak hanya

berfokus pada perusahaan manufaktur, akan tetapi dapat juga dilakukan pada

perusahaan keuangan, asuransi, food and beverages dan perbankan, oleh karena

itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada siklus hidup perusahaan food

and beverages, dengan judul : “Relevansi Nilai yang Dimiliki Laba dan Arus

Kas Berdasarkan Siklus Hidup pada Tahap Growth Perusahaan Food and

Beverages yang Terdaftar di BEI”

1.2 Rumusan Masalah dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Para pengguna laporan keuangan memiliki kepentingan untuk mengetahui

informasi yang bermanfaat dan yang paling dapat menggambarkan kondisi

perusahaan tersebut. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka

permasalahan yang diangkat adalah “Apakah relevansi nilai yang terkandung

dalam laba dan arus kas membuat investor membuat keputusan dalam menilai

suatu perusahaan berdasarkan siklus pada tahap growth hidup perusahaan food

and beverages disaat krisis global saat ini”

1.2.2 Batasan Masalah

Sampel yang diambil adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia. Mengenai tahun pengamatannya diambil rentan waktu,

yaitu dari periode 2006 sampai dengan 2010. Pemilihan periode ini pada tahun

2006 sampai dengan 2010 tersebut disebabkan karena tahun tersebut

perekonomian di indonesia termasuk perusahaan food and beverages sedang

mengalami gejolak perekonomian. Perusahaan-perusahaan food and beverages

yang diambil contoh, semuanya tetap terdaftar di BEI selama masa periode

pengamatan dan perusahaan tersebut juga masuk dalam syarat-syarat sebagai

perusahaan yang berada dalam tahap siklus hidup growth dan juga memiliki data

keuangan yang lengkap. Tahap siklus growth dipilih dalam penelitian ini

dikarenakan pada tahap ini para investor sangat tertarik untuk menanamkan

modalnya, karena perusahaan yang berada pada tahap ini memilik prospek yang

cerah.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui relevansi nilai laba dan arus kas

sebagai alat ukur kinerja akuntansi terhadap nilai pasar pada saat perusahaan

berada di siklus hidup growth.

1.3.2 Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat membantu para investor dan kreditor dalam menentukan alat

ukur kinerja akuntansi yang paling tepat dan yang mencerminkan relevansi nilai

yang paling baik dalam menginformasikan kondisi serta prospek perusahaan yang

akan datang. Sehingga para investor dan kreditor lebih mudah dalam melakukan

pekerjaannya. Dan juga membuat para investor dan kreditor bisa melakukan

pekerjaanya dengan baik.

Bagi mahasiswa, penelitian-penelitian ini bermanfaat sebagai bahan referensi dan

tambahan informasi bagi mahasiswa lain yang akan melakukan penelitian lebih

lanjut di masa yang akan datang. Sebagai peneliti, proses pembelajaran yang akan

memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta mengaplikasikan apa yang didapat

selama kuliah dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

BAB II

LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

2.1 Signaling Theory

Signaling Theory ini mempunyai maksud bertujuan untuk memberikan sinyal

yang mengandung informasi-informasi. Hal ini disebabkan karena adanya

asymetric information, dimana asymetric information ini merupakan kondisi

dimana suatu pihak memilik informasi yang dibutuhkan lebih banyak dari pada

pihak yang lain. Contohnya adalah dimana manajer di suatu perusahaan

mempunyai informasi yang lebih banyak dan lebih spesifik dari pada pihak

investor yang ada di pasar modal. Kualitas keputusan investor dipengaruhi oleh

kualitas informasi yang diungkapkan perusahaan dalam laporan keuangan.

Kualitas informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi asimetri informasi yang

timbul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan di masa mendatang dibanding pihak eksternal perusahaan. Informasi

yang berupa pemberian peringkat obligasi perusahaan yang dipublikasikan

diharapkan dapat menjadi sinyal kondisi keuangan perusahaan tertentu dan

menggambarkan kemungkinan yang terjadi terkait dengan utang yang dimiliki.

Tingkat asymetric information ini bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah

(Pramastuti S, 2007). Oleh karena itu, faktor keadaan dan posisi perusahaan harus

dimasukkan dalam tahapan berupa siklus hidup perusahaan, sehingga dengan

mengetahui siklus kehidupan perusahaan kita bisa memilih harus menggunakan

penggunaan laporan yang sesuai dalam menentukan informasi akuntansi yang

seharusnya dipakai.

2.2 Laba

Laba yang diartikan oleh IAI sebagai kenaikan manfaat ekonomi selama satu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau keuntukan aktiva atau penurunan

kewajiban yang mengakibatkan naiknya ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi

penanaman modal (IAI, 2007). Menurut Stice (2009:240) laba adalah

pengambilan atas investasi kepada pemilik. Hal ini mengukur nilai yang dapat

diberikan oleh entitas kepada investor dan entitas masih memiliki kekayaan yang

sama dengan posisi awalnya.

Selain itu informasi tentang laba juga digunakan untuk efisiansi penggunaan dana

yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian,

pengukuran prestasi manajemen, dasar penentuan besarnya pengenaan pajak,

dasar kompensasi, dan pembagian bonus, alat motivasi manajemen dalam

pengendalian perusahaan, dasar untuk kenaikan kemakmuran dan juga sebagai

dasar deviden (Ghozali I, 2007).

2.3 Arus Kas

Menurut PSAK No 2, arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara

kas. Jika digunakan dalam kaitannya dengan laporan keuangan yang lain,

laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para

pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih perusahaan,

struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk

mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan

perubahan keadaan dan peluang.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan

diklasifikasi menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Perusahaan

menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara

yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut. Klasifikasi menurut

aktivitas memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna laporan

untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan

perusahaan serta terhadap jumlah kas dan setara kas. Informasi tersebut dapat juga

digunakan untuk mengevaluasi hubungan di antara ketiga aktivitas tersebut.

2.4 Relevansi Nilai

Informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan.

Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak

relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu

pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini,

dan masa depan; yaitu, memiliki nilai prediktif. Informasi yang relevan juga

membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa

lalu; yaitu, memiliki nilai umpan balik. Agar relevan, informasi juga harus

tersedia kepada pengambil keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan

kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang diambil (Kieso, 2002). Para

pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditor, berkepentingan

untuk mengetahui informasi yang lebih bermanfaat dan lebih baik dalam

membantu meramalkan prospek perusahaan pada masa datang dan mengevaluasi

kinerja pada saat tertentu. Penelitian mengenai Relevansi Nilai menjadi penting

karena terdapat klaim yang menyatakan bahwa laporan keuangan berbasis cost

historis telah kehilangan sebagian besar relevansinya bagi investor yang

diakibatkan oleh perubahan besar-besaran dalam perekonomian, yaitu dari

perekonomian industrial ke prekonomian berteknologi tinggi dan berorientasi jasa

(Francis dan Schipper, 1999).

Kriteria untuk mengakui transaksi/peristiwa tertentu dalam laporan keuangan

adalah (Ghozali I, 2007):

1. Definisi (Definition)

Suatu pos akan masuk dalam struktur akuntansi apabila memenuhi definisi elemen

laporan keuangan.

2. Keterukuran (Measurability)

Suatu pos harus memiliki makna tertentu yang relevan dan dapat diukur

jumlahnya dengan reabilitas yang tinggi.

3. Relevansi (Relevance)

Informasi yang terdapat (terkandung) dalam pos tersebut memiliki kemampuan

untuk membuat suatu perbedaan dalam keputusan yang diambil pemakai laporan

keuangan.

4. Reliabilitas (Reliability)

Informasi yang dihasilkan harus sesuai dengan keadaaan yang digambarkan atau

direpresentasikan, dapat diuji kebenarannya (Verifiable) dan netral.

Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, bisa disimpulkan bahwa

transaksi/peristiwa yang terjadi dalam laporan keuangan itu benar adanya.

2.5 Siklus Hidup Organisasi / Perusahaan

Organisasi yang lahir ketika beberapa individu dan entrepreneur yang terpanggil

mengetahui dan kemudian mengambil manfaat dari adanya peluang dalam

menggunakan keahlian dan kemampuan mereka untuk menciptakan nilai. Mereka

menaklukkan peluang tersebut dengan mendirikan sebuah organisasi untuk

menghasilkan sesuatu, baik berupa produk atau jasa. Peluang tersebut perlu

dipelihara dengan baik, jika menginginkan kelangsungan atau sustainabilitas dari

masa hidup organisasi tersebut. Organisasi yang telah berhasil mengatasi

keunikan lingkungannya akan mampu menarik sumber daya dalam menghadapi

berbagai permasalahan sebagai upaya mempertahankan pertumbuhan dan daya

tahannya. Permasalahan pertama yang dihadapi adalah bertahan dari kerentanan

kelahiran organisasi. Permasalahan lain timbul pada saat organisasi tumbuh, dan

ketika organisasi dewasa, permasalahan-permasalahan tersebut harus dikelola

untuk menghindari awal kemunduran atau kematian.

Tahapan siklus hidup dalam Juniarti dan Limanjaya (2005) sebagai berikut

a. Tahap Start up/ Pendirian

Perusahaan yang berada di tahap pertama (start-up) merupakan tahap dimana

mereka akan mengalami pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang relatif

lamban. Perusahaan yang berada pada tahap ini laba yang diperolah lebih sedikit,

dikarenakan mereka sedang berusahan mendapatkan konsumen, sehingga

perusahaan mengeluarkan kas untuk promosi dan ekspansi. Kondisi ini dapat

menekankan laba jangka pendek tetapi diharapkan akan mendatangkan laba

jangka panjang di masa depan. Arus Kas Investasi perusahaan dinyatakan Black

(1998) akan sangat berpengaruh dalam menilai nilai perusahaan di tahap start-up

ini. Karena untuk mengembangkan dan mempertahankan pangsa pasar serta

menguasai teknologi agar perusahaan dapat bertumbuh (growth) diperlukan

pengeluaran investasi yang sangat besar.

Arus Kas Operasi perusahaan di tahap ini juga diperkirakan akan bernilai negatif

karena perusahaan masih dalam tahap pencarian pangsa pasar dan dimungkinkan

masih belum mampu menghasilkan arus kas masuk dari aktivitas operasi dalam

jumlah yang lebih besar daripada arus kas keluarnya (Juniarti dan Limanjaya,

2005).

b. Tahap Growth / Tumbuh

Ketika berada pada tahap growth ini, konsumen mulai mengenal produk yang

perusahaan produksi dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat

dibarengi dengan promosi yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak

penjual dan distributor yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil

keuntungan dari meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan

tersebut.

c. Tahap Mature / Kedewasaan

Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai

dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di

titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung

akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik

perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para

pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak

terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun.

Pada tahap ini, meskipun nilai kesempatan tumbuh (growth opportunities)

merupakan salah satu komponen utama, tetapi relatif menjadi berkurang

dibandingkan dengan tahap start-up dan growth, sedangkan nilai aktiva mulai

bertambah (Juniarti dan Limanjaya, 2005)

d. Tahap Decline / Penurunan

Pada tahap decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih

ke produk lain karena produk tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan

konsumen atau ada produk lain yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun

kuantitas. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang

diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti

dan akhirnya mati. Persaingan yang disebabkan para pesaing dapat lebih

menawarkan pilihan yang lebih menarik membuat para konsumen mulai

berpindah ke pesaing lain. Arus kas perusahaan juga akan ikut menurun. Pada

tahap ini arus kas operasi dapat memberikan informasi seberapa besar perusahaan

mampu menghasilkan modal atas kegiatannya sendiri. Arus kas operasi pada

tahap ini sudah tentu akan semakin menurun. Pada tahap ini, aktivitas arus kas

operasi berguna bagi perusahaan untuk memberikan informasi seberapa besar

perusahaan mampu menghasilkan modal atas kegiatan operasinya sendiri, yakni

untuk membayar kepada para debitur dalam kasus likuidasi (Juniarti dan

Limanjaya, 2005)

2.6 Hubungan Siklus Hidup Perusahaan dengan Informasi Laba dan Arus

Kas

Siklus hidup perusahaan yang terjadi sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh pihak-

pihak tertentu seperti pihak investor dan kreditor yang dapat melakukan penilaian

terhadap nilai perusahaan. Sehingga mereka juga mampu menentukan cara apa

yang tepat dalam menilai perusahaan itu setelah mereka tahu siklus hidup

perusahaannya. Myers (1997) seperti yang dikutip Black (1998) menyatakan

bahwa kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari nilai perusahaan tersebut

dimana konsep nilai perusahaan menjelaskan bahwa masing-masing tahap siklus

hidup perusahaan berhubungan dengan besarnya laba dan arus kas yang

dihasilkan perusahaan.

Nilai perusahaan terdiri dari dua komponen, yaitu aset dan kesempatan untuk

tumbuh (growth opportunities). Karena proporsi kedua komponen tersebut

berbeda antar tahap siklus hidup perusahaan, informasi ukuran kinerja akuntansi

yang disediakan pada masing-masing tahap siklus hidup untuk masing-masing

komponen juga berbeda, demikian pula relevansi nilai ukuran kinerja akuntansi

tersebut. Black (1998) memperoleh bukti empiris bahwa siklus hidup perusahaan

mempengaruhi relevansi nilai ukuran laba dan arus kas.

2.7 Model Penelitian

2.8 Hipotesis.

Bagi perusahaan yang berada pada tahap growth, arus kas dapat dibuktikan lebih

memiliki relevansi nilai dibandingkan dengan laba. Hasil pengujian membuktikan

bahwa arus kas invenstasi dan arus kas pendanaan berpengaruh secara signifkan

terhadap nilai pasar . Oleh karena itu, arus kas investasi dan pendanaan lebih

memiliki daya muat informasi yang relevan untuk menilai kinerja

(performance) suatu perusahaan yang berada ditahap growth (Juniarti dan

Limanjaya, 2005)

Pada tahap growth ini, laba akan meningkat pesat, konsumen telah mengetahui

produk yang dijual oleh perusahaan, begitu juga dengan arus kas operasi, arus kas

investasi, dan arus kas pendanaan yang akan meningkat juga. Ini adalah hal yang

wajar karena perusahaan harus memenuhi permintaan pasar.

Pada tahap ini dihipotesiskan sebagai berikut :

Ha1: Informasi laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada tahap

growth.

Ha2: Informasi arus kas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

tahap growth.

Laba pada tahap growth

Arus Kas pada tahap growth

Nilai Pasar

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang berdasarkan waktu

pengumpulannya berupa data time series. Berdasarkan sumber lainnya adalah

laporan keuangan yang diaudit dan laporan tahunan perusahaan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI). Data Sekunder tersebut didapat dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD).

Jenis data yang digunakan adalah jenis data kuantitatif yaitu data yang berwujud

angka, yang kemudian diolah dan diinterpretasikan untuk memperoleh makna dari

data tersebut.

3.2 Metode Pemilihan Sampel

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini dipilih

karena perusahaan food and beverages merupakan jenis perusahaan yang stabil

laporan keuangannya walaupun krisis global sedang melanda ditandai dengan

pertumbuhan perusahaan yang semakin naik. Perusahaan ini cenderung stabil

karena perusahaan ini menjual produk yang dibutuhkan oleh konsumen, jadi

walaupun krisis global sedang melanda, produk ini tetap akan laku terjual.

Teknik yang digunakan dalam penarikan sampel adalah metode purpose

judgement sampling. Metode ini adalah metode tipe pemilihan sampel secara

tidak acak (non probabilitas) yang informasinya diperoleh dengan menggunakan

kriteria tertentu. Kriteria yang dimaksud adalah

1. Perusahaan memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang berada pada tahap

growth

2. Perusahaan yang diambil sebagai sampel harus tetap terdaftar di BEI untuk

periode 2006 sampai dengan 2010.

3. Laporan keuangan yang dimiliki perusahaan harus lengkap dan juga

menggunakan mata uang Indonesia (Rupiah)

4. Perusahaan yang melampirkan closing price dan outstanding shares

5. Perusahaan yang memiliki tanggal penerbitan laporan keuangan.

Tabel 1. Hasil seleksi sampel dengan metode purpose judgement sampling.

Keterangan Sampel Jumlah

19

Pelanggaran tahap 1

Perusahaan memenuhi kriteria sebagai perusahaan yang berada tahap growth

4

Pelanggaran tahap 2

Perusahaan tetap listing di BEI selama periode 2006 -2010

3

Pelanggaran tahap 3

Memiliki laporan keuangan lengkap dan menggunakan mata uang Indonesia

0

Jumlah sampel 12

Tabel 2. Daftar Nama Perusahaan yang Dijadikan Sampel Penelitian.

NAMA PERUSAHAAN KODE EMITEN

Akasha Wira International Tbk ADES

Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

Cahaya Kalbar Tbk CEKA

Delta Djakarta Tbk DLTA

Multi Bintang Indonesia Tbk MLBI

Mayora Indah Tbk MYOR

Prasidha Aneka Niaga Tbk PSDN

Pioneerindo Gourmet Internasiona Tbk PTSP

Sierrad Produce Tbk SIPD

Sekar Laut Tbk SKLT

Siantar Top Tbk STTP

Tunas Baru Lampung Tbk TBLA

3.3 Variable Penelitian

Operasionalisasi variabel penelitian adalah variabel yang terdapat dalam

penelitian. Konsep nilai perusahaan menjelaskan bahwa masing-masing tahap

siklus hidup perusahaan berhubungan dengan besarnya laba dan arus kas yang

dihasilkan perusahaan. Dalam suatu perusahaan, recognized net assets

merupakan assets in place dari perusahaan tersebut sedangkan unrecognized net

assets adalah kesempatan tumbuh (growth opportunity) yang dimiliki

perusahaan tersebut. Berdasarkan pernyataan diatas (sesuai dengan yang dikutip

Black, 1998).

Maka nilai pasar suatu perusahaan pada tahun tertentu dapat dinyatakan sebagai

berikut:

NPit = α + β1.LBit + β2.AK + ε

Keterangan :

NPit = Nilai pasar

Lbit = Laba bersih sebelum pajak

AK = Arus Kas

α = Konstanta

β1 = Parameter LB

β2 = Parameter AK

a. Variabel Dependen (Y)

Dalam penelitan ini variable dependennya adalah nilai suatu perusahaan yang

dinyatakan dalam nilai pasar kemudian cara menghitung NP adalah perkalian

Outstanding Share dengan Closing Price.

b. Variabel Independen (X)

Dalam Penelitian ini beberapa Variable Independennya adalah

a. Laba (NI), adalah Laba atau rugi sebelum pajak yang diperoleh dari hasil

kegiatan operasi perusahaan.

b. Arus Kas, adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari

kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi

pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas

suatu perusahaan selama satu periode.

3.4 Klasifikasi Siklus Hidup Perusahaan

Perusahaan Food and Baverages merupakan perusahaan yang bergerak dalam

bidang penjualan produk. Sehingga pendapatan yang mereka dapatkan berasal

dari seberapa sanggup mereka menjual produknya. Oleh karena itu untuk

mengetahui siklus hidup perusahaan food and beverages, dengan adanya kegiatan

pokok yang dilakukan oleh perusahaan yang mencakup menjual hasil produk

kepada masyarakat sehingga dari penjualan tersebut. Persentasi pertumbuhan

penjualan yang telah digunakan Black (1998), yang berdasarkan kepada

metode Anthony & Ramesh (1992) dapat dihitung dengan rumus :

SGt = ((SALESt – SALESt-1)/SALESt-1) x 100

Setelah sampel yang ada diklasifikasikan ke dalam tahap siklus hidupnya masing-

masing, bedarsarkan persentase tersebut, kemudian dilakukan pengujian hipotesis

pada tahap siklus hidup perusahaan.

3.4.1 Start-up / Pendirian

Perusahaan yang berada di tahap pertama (start-up) merupakan tahap dimana

mereka akan mengalami pertumbuhan pendapatan dan keuntungan yang relatif

lamban. Pada tahap ini apabila persentasi pertumbuhannya lebih dari 50% maka

perusahaan dapat dikategorikan dalam tahap start-up.

3.4.2 Growth

Ketika berada pada tahap growth ini, konsumen mulai mengenal produk yang

perusahaan produksi dengan jumlah penjualan dan laba yang meningkat pesat

dibarengi dengan promosi yang kuat. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak

penjual dan distributor yang turut terlibat dengan tujuan untuk mengambil

keuntungan dari meningkatnya permintaan pasar terhadap produk perusahaan

tersebut. Apabila persentase pertumbuhan penjualan berada diantara 10-50%

maka dapat dikategorikan berada pada tahap growth.

3.4.3 Mature

Di tahap dewasa produk perusahaan mengalami titik jenuh dengan ditandai

dengan tidak bertambahnya konsumen yang ada sehingga angka penjualan tetap di

titik tertentu dan jumlah keuntungan yang menurun serta penjualan cenderung

akan turun jika tidak dibarengi dengan melakukan strategi untuk menarik

perhatian konsumen dan para pedagang. Karena sudah banyak pesaing, para

pedagang mulai meninggalkan persaingan dan yang baru tidak akan banyak

terlibat karena jumlah konsumen yang tetap dan cenderung turun. Bila

pertumbuhan penjualan berada pada angka 1-10% maka bisa dipastikan bahwa

perusahaan tersebut berada pada tahap mature.

3.4.4 Decline

Pada tahap decline produk perusahaan mulai ditinggalkan konsumen untuk beralih

ke produk lain karena produk tersebut sudah tidak memenuhi kebutuhan

konsumen atau ada produk lain yang lebih bagus baik dari segi kualitas maupun

kuantitas. Hal ini akan mengakibatkan jumlah penjualan dan keuntungan yang

diperoleh produsen dan pedagang akan menurun drastis atau perlahan tapi pasti

dan akhirnya mati. Pada tahap ini apabila pertumbuhan penjualannya kurang dari

1 % maka bisa dipastikan perusahaan itu sedang berada pada tahap decline.

3.5 Pengujian Asumsi Klasik

Penelitian terhadap model analisi regresi harus dipenuhi asumsi yang mendasari

model regresi. Tidak ada ketentuan yang pasti tentang urutan uji mana dulu yang

harus dipenuhi. Analisis dapat dilakukan tergantung pada data yang ada. Sebagai

contoh, dilakukan analisis terhadap semua uji asumsi klasik, lalu dilihat mana

yang tidak memenuhi persyaratan. Kemudian dilakukan perbaikan pada uji

tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang

lain. Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi

regresi yang dilakukan benar-benar dari gejala heteroskedastisitas, gejala

multikolinearitas, dan gejala autokorelasi.

3.5.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas memiliki manfaat untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang

terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing

variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu

bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak

dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan

pada masing-masing variabel penelitian. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah

residual berdistribusi normal atau tidak , yaitu dengan analisis grafik dan uji

statistik.

Dasar Pengambilan keputusan :

1. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Uji Normalitas dengan Uji Statistik yang sederhana merupakan cara untuk melihat

kurtosis dan skewness dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov

(K-S). Menurut imam(2006), Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) juga digunakan

untuk menguji normalitas data.

Caranya adalah dengan menentukan terlebih dahulu hipotesis pengujian, yaitu :

Hipotesis Nol (Ho) : data terdistribusi dengan normal.

Hipotesis Alternatif (Ha) : Data tidak terdistribusi dengan normal.

Untuk menerima atau menolak hipotesis digunakan :

Jika Sig > 5% maka : Ho diterima

Jika Sig < 5% maka : Ho ditolak

3.5.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Uji

Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation

factor (VIF) dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS.

Apabila nilai tolerance value < 0,10 atau VIF > daripada 10 (karena VIF =

1/Tolerance) maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas (Santoso.

2002 : 206)

3.5.3 Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi maka dinamakan

ada problem autokorelasi.

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan

satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak

bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah

regresi yang bebas dari autokorelasi.

Metode untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan tes Durbin-Watson.

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak Ada autokorelasi (+) Tolak 0<d<dl

Tidak Ada autokorelasi (+) No decision dl≤d≤du

Tidak Ada autokorelasi (+) Tolak 4-dl<d<4

Tidak Ada autokorelasi (+) No decision 4-du≤d≤4-dl

Tidak Ada autokorelasi (+) Tidak Tolak du<d<4-du

3.5.4 Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,

maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali,2006)

Point Penting :

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah mengalami heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heterokedastisitas.

3.6 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengatahui

pengaruh dan signifikan dari masing-masing variable independen terhadap

variable dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial

dilakukan dengan tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis 5%.

Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan :

Jika Sig < 5% maka : Ha diterima.

Jika Sig > 5% maka : Ha ditolak.

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini menampilkan hasil dari analisis terhadap data yang sudah terkumpul

selama pelaksanaan penelitian. Analisis data yang telah dilakukan dalam

penelitian ini meliputi analisis deskriptif dan analisis statistika. Analisis deskriptif

menggunakan statistik deskriptif ( minimum, maksimum, rata-rata dan standar

deviasi ). Sedangkan analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan analisi regresi linear

berganda. Sebelum digunakan untuk menguji hipotesis maka terlebih dahulu

model regresi yang diperoleh untuk dilakukan uji asumsi klasik meliputi uji

normalitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas dan uji multikolinearitas. Data

yang digunakan untuk menghitung variabel independen maupun dependen adalah

laporan keuangan food and beverages yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010.

4.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat

dari nilai rata-rata/mean, standar deviasi, nilai maksimum, nilai minimum dari

variabel-variabel penelitian. Pengolahan data statistik deskriptif ini menggunakan

program SPSS 18.

Tabel 3. Hasil Uji Statistik Deskriptif Pada Tahap Growth

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Y 36 61826240000 9.E12 1.16E12 1.827E12

X1 36 -3.E10 7.E11 1.36E11 1.842E11

X2 36 5138189074 5.E11 1.10E11 1.385E11

Valid N (listwise) 36

Lampiran 5

Dari data statistik diatas dapat dilihat nilai maksimum dan minimum Nilai Pasar

yang di dalam tabel diatas diwakili oleh simbol Y dengan jumlah sampel

sebanyak 32 perusahaan. Pada variabel dependen yaitu nilai pasar yang

memperoleh nilai minimum sebesar 61826240000 dan nilai maksimum sebesar

9.E12 dengan nilai rata-rata yang mencapai 1.16E12. Nilai minimum sebesar

61826240000 dimiliki oleh Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk tahun 2009,

nilai maksimum dicatat atas nama Mayora Indah Tbk tahun 2010. Hal ini

menunjukkan harga pasar saham Pioneerindo Gourmet Internasional, Tbk paling

rendah dibandingkan perusahaan food and beverages yang lainnya pada tahap

growth. Sedangkan harga pasar saham tertinggi dimiliki oleh perusahaan Mayora

Indah, Tbk. Dengan standar deviasi sebesar 1.827 x 1012 (1.827E12) artinya

selama periode penelitian ukuran penyebaran dari variabel Nilai Pasar sebesar

1.827 x 1012 ( 1.827E12 ).

Laba yang diwakili oleh simbol X1 mempunyai nilai minimum sebesar -3.E10

yang diwakili oleh perusahaan Akasha Wira International, Tbk tahun 2008 dan

nilai maksimum sebesar 7x1012 (7.E11) yang diwakili oleh Mayora Indah, Tbk

tahun 2010 yang menjadikan perusahaan itu memiliki laba terbesar pada tahap

growth. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan Mayora Indah, Tbk telah

sukses dalam mengembangkan produknya sehingga konsumen sangat setia dalam

membeli produk-produk perusahaan tersebut. Kemudian nilai rata-rata untuk laba

sebesar 1.36E11 dengan standar deviasi sebesar 1.842 x 1011 (1.842E11).

Arus kas yang diwakili oleh simbol X2 mempunyai nilai minimum sebesar

5138189074 dan nilai maksimumnya sebesar 5.E11. Sedangkan nilai rata-rata

untuk arus kas tersebut sebesar 1.10 x 1011 (1.10E11). Nilai minimum dalam tabel

data deskriptif diwakili oleh Siantar Top, Tbk 2008. Sedangkan nilai maksimum

arus kas pada tahap growth diwakili oleh Mayora Indah, Tbk tahun 2010. Standar

deviasi yang terjadi sebesar 1.385 x 1011 (1.385E11).

4.2 Uji Asumsi Klasik

Model Regresi dapat dikatakan menghasilkan suatu estimator yang baik apabila

memenuhi asumsi-asumsi yang sangat berpengaruh pada perubahan variabel

dependen. Berikut adalah penjelasan mengenai uji asumsi klasik yang telah

dilakukan dalam penelitian ini

4.2.1 Tahap Growth

a. Uji Normalitas

Gambar 1. Hasil Uji Normalitas (Grafik)

Lampiran 4

Tabel 4. Hasil Uji Non Parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Standardized

Residual

N 36

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .97100831

Most Extreme Differences Absolute .195

Positive .168

Negative -.195

Kolmogorov-Smirnov Z 1.170

Asymp. Sig. (2-tailed) .129

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Grafik Plot diatas menggambarkan bahwa nilai residual atau error term

terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari grafik yang menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Berdasarkan pengujian non parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) menunjukkan

bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 1.170 dan signifikan pada 0.129 ( nilai

signifikan lebih besar dari 0,05 dengan tingkat keyakinan 95% ). Hal ini berarti

Ho diterima sehingga memperjelas bahwa data residual terdistribusi normal. Hal

ini sesuai dengan grafik plot dimana titik menyebar disekitar garis diagonal dan

mengikuti arah garis diagonal.

b. Uji Multikolonieritas

Tabel 5. Hasil Uji Multikolonieritas

No Keterangan Tolerance VIF Kesimpulan

1 Laba 0,461 2,170 Tidak ada multikolonieritas

2 Arus Kas 0,461 2,170 Tidak ada multikolonieritas

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel

independen bebas dari asumsi multikolonieritas.

c. Uji Autokorelasi

Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model RR

Square

Adjusted R

Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

dimension0 1 .908a .824 .814 7.884E11 1.093

a. Predictors: (Constant),X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Lampiran 4

Dari tabel diatas diketahui DW sebesar 1.093 dari jumlah sampel 36 dengan

variable berjumlah 2 ( n=36, k=2 ) dan tingkat signifikansi 0,05. Dengan data

tersebut maka batas du = 1,587 dan dL= 1,354.

Tabel 7. Interpretasi Hasil Autokorelasi Durbin-Watson

Nilai d Keterangan

0 < d < 1,354 Tolak

1,354 ≤ d ≤ 1,587 No decision

2,646 < d < 4 Tolak

2,413 ≤ d ≤ 2,646 No decision

1,587 < d < 2,413 Tidak Tolak

Karena nilai Durbin-Watson (1,093) terletak antara dU dengan 4-dU, maka dapat

disimpulkan bahwa model persamaan regresi ini tidak mengandung masalah

autokorelasi..

4.3 Goodness of Fit Test

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur dari

goodness of fit test nya. Perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik

apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana Ho

ditolak). Koefisien determinasi (R2) mengukur seberapa jauhnya kemampuan

model dalam menerangkan variabel dependen. Nilai R2 (koefisien determinasi)

adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar pengguna koefisien adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen

Tabel 8. Pengujian Goodness of Fit Test Pada Tahap Growth

Model Summaryb

Model RR

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .908a .824 .814 7.884E11 1.093

a. Predictors: (Constant), X1, X2

b. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan pengujian regresi yang dilakukan, diperoleh nilai adjust R2 sebesar

0,814 yang menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri dari laba dan

arus kas mampu menjelaskan variabel dependen ( nilai pasar ) sebesar 81,4%

sedangkan sisanya sebesar 18,6% dijelakan atau dipengaruhi oleh variabel lain

yang tidak termasuk dalam model regresi ini. Standard Error of The Estimate

(SEE) sebesar 7.884 x 1011 (7.884E117.884E11). Makin kecil nilai SEE akan

membuat model regresi semakin cepat dalam memprediksi variabel dependen.

4.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan secara parsial bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dan signifikansi dari masing-masing variabel independen terharap

variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara parsial

dilakukan dengan cara uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan

analisis (α) 5%.

Untuk menolak atau menerima hipotesis digunakan :

Jika Sig < 5% maka : Ha diterima

Jika Sig > 5% maka : Ha ditolak

4.4.1 Hasil Hipotesis

Ha1: Informasi yang berdasarkan laba berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada tahap growth.

Tabel 9. Hasil Pengujian

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) -7.494E10 1.713E11 -.437 .665

X1 8.945 1.066 .902 8.391 .000

X2 .116 1.418 .009 .082 .935

a. Dependent Variable: Y

Sumber : Lampiran 3

Pengujian terhadap hipotesis pertama dan kedua bertujuan untuk membuktikan

pengaruh dari laba dan arus kas terhadap relevansi nilai perusahaan pada tahap

growth pada perusahaan food and beverages. Berdasarkan hasil pengujian regresi

dari t-value pada tabel diatas, t-value variabel laba diperoleh signifikansi sebesar

0,000. Dengan demikian, dari hasil pengujian tersebut, terbukti bahwa laba

berpengaruh terhadap relevansi nilai sehingga laba merupakan salah satu alat ukur

kinerja akuntansi yang relevan dalam menggambarkan kondisi perusahaan

sebenarnya dan juga dalam melakukan prediksi terhadap prospek perusahaan di

masa depan., terutama pada perusahaan food and beverages yang merupakan

objek dalam penelitian ini. Dengan rentang waktu yang relatif singkat yaitu 7 hari

pengamatan, investor memang dituntut untuk membuat keputusan yang cepat

apakah dia akan menanamkan modal atau tidak dalam perusahaaan tersebut,

rentang waktu itu harus digunakan sebaik-baiknya. Hal ini dikarenakan apabila

dia membuat keputusan dengan lambat, dikhawatirkan akan ada investor lain yang

akan menanamkan modal di perusahaan tersebut

Ha2: Informasi yang berdasarkan arus kas berpengaruh terhadap nilai

perusahaan pada tahap growth.

Pada tahap growth ini, berdasarkan hasil pengujian regresi dari t-value pada tabel

diatas, t-value variabel laba diperoleh signifikansi sebesar 0,935. Dengan

demikian, dari hasil pengujian tersebut, terbukti bahwa arus kas tidak signifikan

terhadap relevansi nilai sehingga arus kas bukan salah satu alat ukur kinerja

akuntansi yang relevan dalam menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya

dan juga dalam melakukan prediksi terhadap prospek perusahaan di masa depan

pada tahap growth., terutama pada perusahaan food and beverages yang

merupakan objek dalam penelitian ini. Rentang waktu yang sangat singkat

membuat kreditor harus membuat keputusan yang cepat dan tepat. Dan arus kas

bukan termasuk dalam kriteria tersebut. Karena arus kas memerlukan rentang

waktu yang lebih panjang dalam membuat keputusan. Apabila diberikan rentang

waktu yang lebih lama, ada kemungkinan arus kas juga akan menjadi salah satu

opsi buat investor dalam memutuskan apakah akan menanamkan modal atau

tidak.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai bagian akhir dari penulisan skripsi ini maka dalam bab ini penulis akan

menyajikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang disampaikan

dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada hasil analisis data dan pengujian

hipotesis. Adapun kesimpulan dan saran sebagai berikut

5.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh laba

dan arus kas pada tahap growth di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010.

Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut

Pada tahap growth, perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang food and

beverages ini sedang dalam keadaan tumbuh perusahaannya. Berdasarkan hasil

dari analisis data, telah disimpulkan yang lebih memiliki relevansi nilai adalah

laba dibandingkan dengan arus kas. Pada tahap growth maka variabel yang lebih

memiliki relevansi nilai yang lebih baik dapat membantu investor dalam

memberikan estimasi tentang kondisi serta prospek perusahaan yaitu laba dan

kemudian dari komponen arus kas.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ,

yaitu jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini hanya menggunakan

perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

rentang tahun 2006 sampai dengan 2010. Sehingga kesimpulan penelitian ini

mungkin tidak akan berlaku untuk perusahaan pada sektor lainnya.

5.3 Saran

Dari hasil penelitian ini, penulis menyampaikan saran sebagai berikut

1. Perkembangan perusahaan yang dianalisis oleh investor dan kreditor melalui

dengan suatu siklus hidup yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan angka

penjualan dengan membuat presentase dan mengelompokkannya ke dalam

suatu siklus hidup.

2. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang periode penelitian

dengan menambah tahun pengamatan dan juga memperbanyak jumlah sampel

untuk penelitian yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ary Gumanti, Tatang dan Novi Puspitasari. 2008. Siklus Kehidupan Perusahaan dan Kaitannya dengan Investment Opportunity Set, Resiko, dan Kinerja Finansial. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 8 No.2. Universitas Jember.

Anthony, J .H. , & Ramesh,K. (1992). Association Between Accounting Performance Measures & Stock Prices: A Test of The Life Cycle Hypothesis. Journal of Accounting & Economics 15: 203-227

Belkaoui, A.R. 2006. Teori Akuntansi I. Jakarta: Salemba Empat.

Black, E.L 1998. Life-Cycle Impacts on The Incremental Value Relevance of Earnings and Cash Flow Measures. Journal of Financial Statement Analysis.

E.Kieso, Donald,Jerry J. Weygant dan Terry D. Warfield. 2007. Akuntansi Intermediate. Jakarta : Erlangga

Francis, J. & K. Schipper. "Have Financial Statements Lost Their Relevance?" Research Journal of Accounting (Autumn, 1999): 319 - 352..

Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi Edisi 3. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

H, Jogiyanto, M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Edisi 2007. Yogyakarta. BPFE.

Hassabelnaby,H.R.,& Said, A. A. 2001. The Information Content of Accounting Earnings and Cash Flows Measures of Performance: The Role of The Cash Recovery Rate.Forum Paper, Table 20, Financial Accounting & Reporting.

Hanafi, Mamduh M, (2004), Manajemen Keuangan, Yogyakarta : BPFE

Juniarti dan Limanjaya, Rini.2005. Mana yang Lebih Memiliki Value Relevance: Net Income atau Cash Flow (studi pada siklus hidup organisasi). Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol.7, No. 1 (mei).22-42

Pramastuti,Suluh. 2007 Analisis Kebijakan Deviden: Pengujian Deviden Signaling Theory dan rent Ectraction Hypothesis. Naskah Publikasi. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Qodriyah, Riza Dwi Lailatul.2012. Laba Atau Arus Kas Sebagai Parametik Kinerja Perusahaan Berdasarkan Siklus Hidup Perusahaan. Jurnal Jurnal Akuntansi dan Ekonomi Bisnis Vol.1 No. 1 Tahun 2012.

Susanto, San dan Erni Ekawati. 2006. Relevansi Nilai Informasi Laba dan Aliran Kas Terhadap Harga Saham dalam Kaitannya dengan Siklus Hidup Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Universitas Kristen Duta Wacana.

Sutarno, Bagus.S.E.,.2002.Analisis Pengaruh Laba dan Arus Kas terhadap Siklus Hidup Perusahaan Diukur dengan Nilai Pasar Ekuitas (Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta Priode Tahun 1997-2000). Tesis. Universitas Dipenogoro.

Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan. Yogyakarta : CV. ANDI