115
1 IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI SMAN 1 WIWIRANO KABUPATEN KONAWE UTARA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari OLEH : RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI JURUSAN KEPERAWATAN TAHUN 2017

RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

  • Upload
    phamanh

  • View
    225

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

1

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA DI SMAN 1 WIWIRANO

KABUPATEN KONAWE UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

OLEH :

RESKI PUTRI NAMIRA

P00320014089

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN 2017

Page 2: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

2

Page 3: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

3

Page 4: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

4

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

a. Nama : Reski Putri Namira

b. Tempat/Tanggal Lahir : Bantaeng, 31 Agustus 1997

c. Jenis Kelamin : Perempuan

d. Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia

e. Agama : Islam

f. Alamat : Jln. Poros Baruga (BTN ANOA)

B. Jenjang Pendidikan

a. SD Negeri 3 Lamonae, Tamat Tahun 2008

b. SMP Negeri 5 Asera, Tamat Tahun 2011

c. SMA Negeri 1 Wiwirano, Tamat Tahun 2014

d. Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Keperawatan, 2014 sampai

sekarang

Page 5: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

5

MOTTO

Bukanlah hidup kalau tidak ada masalah,

Bukanlah sukses kalau tidak melalui rintangan,

Bukanlah menang kalau tidak dengan

pertarungan,

Bukanlah lulus kalau tidak ada ujian,

Dan bukanlah berhasil kalau tidak berusaha.

Karya ini ku persembahkan

kepada Ayah dan Ibuku tersayang,

Almamaterku, serta Bangsa dan

Negaraku tercinta.

Page 6: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

6

ABSTRAK

Reski Putri Namira (P00320014089). Dengan Judul “Identifikasi Faktor –

faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMAN 1

Wiwirano Tahun 2017”. Dibimbing Oleh Hj. Sitti Rachmi Misbah dan

Asminarsih Zainal Prio (xiii + 72 Halaman + 7 lampiran). Dari hasil survei awal

di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada jam istirahat, jam pulang

sekolah. Rumusan masalahnya adalah faktor – faktor apakah yang mempengaruhi

perilaku merokok pada remaja di SMAN 1Wiwirano? Penelitian ini bertujuan

untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

pada remaja di SMAN 1 Wiwirano. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini di lakukan pada tanggal 12

juni sampai dengan 17 juni 2017. Populasi adalah seluruh siswa kelas X sebanyak

107 orang dan kelas XI sebanyak 108 orang. Besar sampel dalam penelitian ini

adalah berjumlah 20% dari populasi yang ada yaitu sebesar 43 orang dengan

menggunakan stratified random sampling. Instrument penelitian ini adalah lembar

koesioner. Penyajian data adalah secara deskriptif dan di sajikan dengan tabel

distribusi frekuensi. Hasil penelitian dari 43 responden, faktor psikologi

mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 24 responden (55,80%) dan yang

tidak mempengaruhi sebanyak 19 responden (44,20%). Sedangkan faktor

lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 33 responden

(76,75%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 10 responden (23,25%). Serta

Faktor pengetahuan mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 21

resaponden (48,86%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 22 responden

(51,14%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor psikologis, faktor lingkungan

sosial, dan faktor pengetahuan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

merokok, oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak khususnya tenaga

pendidik agar memasukkan materi tentang bahaya merokok dan memberitahukan

agar menjauhi atau tidak bergaul dengan orang yang mempunyai perilaku

merokok.

Kata Kunci : Remaja, Perilaku merokok, faktor psikologis,lingkungan

sosial, dan pengetahuan,SMAN 1 Wiwirano

Daftar Pustaka :19 literatur (1999-2015)

Page 7: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

7

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Wr.Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena atas limpahan berkat dan karunia- Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Identifikasi Faktor – faktor

Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di SMAN 1

Wiwirano”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menghadapi

tantangan dan rintangan, namun atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak

baik secara moril maupun material, Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

Seiring dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis pertama – tama

menyampaikan terima kasih kepada ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah S.Kp.,M.kes

selaku pembimbing I dan ibu Asminarsih Z.P.,M.kep.,Sp.Kom selaku

pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan keihklasan telah meluangkan

waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

Ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya terkhusus penulis

persembahkan kepada ayahanda tercinta Alm. Abdul Halik dan Ibunda tercinta

Hikmawati yang telah membesarkan dan mendidik penulis dengan segala cinta,

kasih sayang, doa dan segala pengorbanan hingga saat ini serta kakak tercinta

Fatmawati, Ita Purnama Sari S.Pd, Zulkifli S.Pi, Fitrah Syarif

Page 8: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

8

Hidayyatullah, Amalia Sri Wulandari serta kemenakan tercinta Nur Nabila

Julianti, yang telah mendukung dan membantu penulis baik dalam doa maupun

penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan banyak terima kasih

dan penghargaan yang tulus kepada :

1. Bapak Petrus, SKM.,M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sulawesi

Tenggara

3. Bapak Muslimin, A.Kep, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

4. Ibu Lena Atoy, SST.,MPH selaku pembimbing akademik (PA) selama

masa studi.

5. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah S.kp.,M.kes selaku pembimbing I dan ibu

Asminarsih Z.P, M.kep.,Sp.KOM selaku pembimbing II.

6. Bapak/ibu dosen pengajar dan staf Poltekkes Kemenkes Kendari

khususnya Jurusan Keperawatan yang telah memberikan tambahan

pengetahuan dan pengalaman berharga selama menjalani proses

pendidikan.

7. Kepala Sekolah SMAN 1 Wiwirano yang telah memberikan izin untuk

melakukan penelitian ini.

8. Para responden yang telah banyak memberikan informasi yang di

butuhkan penulis dalam penyusunan karya tulis ini.

Page 9: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

9

9. Teman seperjuangan Jurusan Keperawatan angkatan tahun 2014, terima

kasih atas segala kebersamaan dalam suka maupun duka selama di bangku

perkuliahan.

10. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam terselesainya

Karya Tulis Ilmiah ini.

Akhir kata, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita

semua, khususnya bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian

selanjutnya di Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.

Kendari, Juli 2017

Penulis

Page 10: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

10

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan masalah ................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Remaja ....................................................................... 11

B. Tinjauan Tentang rokok .......................................................................... 22

C. Tinjauan Tentang Perilaku Merokok ...................................................... 32

Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok ......................... 36

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran...................................................................................... 48

B. Kerangka Konsep Penelitian................................................................... 49

C. Variabel Penelitian.................................................................................. 50

D. Definisi Operasional dan Kriteria Obejktif ............................................ 50

Page 11: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

11

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 53

B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 53

C. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................................. 53

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 55

E. Instrumen Penelitian ............................................................................... 55

F. Pengolahan dan Analisa Data ................................................................. 55

G. Penyajian Data ........................................................................................ 57

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 58

B. Pembahasan ......................................................................................... .. 63

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 73

B. Saran ...................................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

12

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Sarana Fisik Di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 ................................. 58

2. Distribusi Frekuensi Pengajar Berdasarkan pendidikan

di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017 ..................................................... 59

3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 .............................. 59

4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur

di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017 ....................................................... 60

5. Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Remaja

di SMAN 1 Wiwirano .......................................................................... 61

6. Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Terhadap

Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ...................... 61

7. Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Sosial Terhadap

perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ..................... 62

8. Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Terhadap

Perilaku Merokok Pada Remaja di SMAN 1 Wiwirano ...................... 63

Page 13: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

13

DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 : Lembar Permohonan Menjadi Responden

2. Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

3. Lampiran 3 : Lembar Instrumen

4. Lampiran 4 : Master Tabel Penelitian

5. Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian Dari Poltekkes

6. Lampiran 6 : Surat Izin Dari Badan Riset Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara

7. Lampiran 7 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Page 14: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku merokok merupakan hal yang tidak baik untuk kesehatan

juga merugikan dan sudah menjadi budaya diberbagai bangsa diseluruh dunia

terutama di indonesia. Merokok menimbulkan banyak kerugian baik sosial,

ekonomi, maupun kesehatan. Masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan

akibat rokok antara lain penyakit jantung, bronkitis, kanker, emfisema,

gangguan fungsi ginjal, gangguan kandung kemih,gangguan pada uterus dan

juga gangguan ovarium center for disease control and prevention (CDC

2012). Selain rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan, merokok juga

merupakan salah satu penyebab kematian terbanyak didunia (Tirtosarto, S,

2010 dalam Zuliayani & Firmawati 2015).

Data dari World Health organization (WHO) tahun 2014

menunjukkan bahwa setiap tahunnya terdapat 6 juta orang yang meninggal

karena perilaku merokok. Lebih dari 5 juta orang nya adalah perokok aktif

dan yang lainnya adalah perokok pasif. Diperkirakan akan terus meningkat

tiap tahunnya hingga mencapai 10 juta orang per tahun pada tahun 2030.

Sekitar 80% dari 1 milyar orang yang merokok adalah dari negara

berkembang. WHO juga mencatat bahwa setiap 6 detiknya 1 dari 10 kematian

orang dewasa di dunia adalah akibat dari perilaku kounsumsi tembakau atau

perokok.

Page 15: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

15

Penyebab kematian akibat konsumsi rokok dengan penyakit utama

adalah kanker dan penyakit jantung. Selain itu masih banyak penyakit –

penyakit yang akan ditimbulkan oleh rokok apalagi jika dikonsumsi sejak

usia dini atau pada masa remaja. Efek nya tidak langsung terasa, namun

ketika menginjak masa 30 sampai 40 tahun penyakit – penyakit akan mulai

bermunculan. Penyakit – penyakit tersebut seperti hepatitis, diabetes,

gangguan pernafasan, gangguan pada kesehatan rahim, penyakit ginjal,

penyakit jantung dan stroke. Penyakit-penyakit tersebut terjadi karena di

dalam rokok mengandung zat yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat

tersebut dapat berupa gas dan partikel-partikel berbahaya seperti nikotin, tar,

hidrogen sianida, karbon monoksida, banyaknya kerugian yang ditimbulkan

oleh rokok maka merokok tidak dianjurkan (Tirtosarto, S, 2010 dalam

Zuliayani & Firmawati 2015).

Selain masalah kesehatan akibat konsumsi rokok, kerugian yang akan

dialami oleh seorang remaja adalah masalah pendidikan di sekolah yang

kemungkinan mengalami kesulitan dalam bidang prestasi, teruma olahraga

karena fungsi pernafasan menjadi terganggu. Efek yang terjadi pada sistem

pernafasan yaitu nafas yang pendek. Masalah ekonomi, sebagai seorang

remaja pasti mereka masih mengandalkan pemberian dari orang tua, dengan

begitu uang yang setiap harinya diberikan oleh orang tua nya akan habis

untuk digunakan membeli rokok, maka kemungkinan ada perilaku baru yang

akan timbul seperti mencuri, memalak, dan sebagainya. Remaja juga akan

kemungkinan besar terjeremus dalam dunia narkoba dan obat terlarang. Efek

Page 16: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

16

dari rokok yang berupa adiksi membuat remaja semakin ingin mencoba hal –

hal yang baru. Selain itu efek lain dari konsumsi rokok adalah masalah

penampilan seperti gigi menguning, bibir cenderung berubah warna menjadi

kecoklatan, gusi menjadi hitam, dan nafas yang tidak sedap.

Dari masalah – masalah yang diakibatkan oleh rokok maka rokok

tidak dianjurkan untuk dikonsumsi karena akan menimbulkan masalah pada

kesehatan, ekonomi dan lain sebagainya. Apalagi jika dikonsumsi secara

terus – menerus. Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus,

dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies

lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin yang meningkatkan

tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan

menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya, tar ketika

masuk kedalam tubuh akan menempel di paru – paru dan menyebabkan

kanker paru – paru , gas karbon monoksida yang menyebabkan pembuluh

darah mengalami ateresklorosis yang akan menimbulkan beeberapa penyakit

pada jantung, zat ini terkandung dalam rokok dengan atau tanpa bahan

tambahan (Heryani, 2014).

Rokok saat ini bukan hanya dikonsumsi oleh orang dewasa saja tetapi

rokok sedang merajalela dikalangan remaja. Remaja adalah tahap dimana

perkembangan remaja ingin mencoba dan merasakan dari apa yang diketahui,

masa remaja bisa jadi masa dimana individu mengkonsumsi rokok. Smet 1994

berpendapat bahwa usia pertama kali merokok umumnya berkisar antara usia

11-13 tahun dan mereka pada umumnya merokok sebelum usia 18 tahun. Usia

Page 17: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

17

tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam masa rentangan remaja ( Arham,

2013 ).

Menurut Sarwono 2013, remaja dikategorikan sebagai masa yang sangat

rentan oleh perilaku yang tidak baik karena pada saat masa tersebut remaja

ingin merasakan apa yang diketahuinya. Ciri – ciri perilaku yang menonjol

pada usia remaja terutama terlihat pada perilaku sosial. Pada masa ini teman

sebaya mempunyai arti yang sangat penting, mereka ikut dalam kelompok

yang nilai-nilainya sangat mempengaruhi perilaku seorang remaja. Perilaku

seorang remaja dalam pemantapan identitas tidak selamanya mulus akan tetapi

akan memerlukan waktu yang panjang bergantung pada lingkungan sekitarnya.

Jika lingkungannya baik maka remaja tersebut akan menjadi baik dan jika tidak

maka remaja akan menjadi individu yang tidak baik juga (Zuliayani dan

Firmawati, 2015).

Supaya seorang remaja tidak melakukan kegiatan yang tidak baik seperti

merokok maka diperlukannya pengetahuan yang baik karena dengan

pengetahuan seorang remaja mampu mengetahui mana yang baik dan tidak

baik dan mampu mengetahui dampak yang bisa ditimbulkannya juga

(Sarwono, 2013 dalam Zuliayani dan Firmawati 2015).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan

perilaku, kurangnya pengetahuan tentang bahaya merokok dan dampak yang

dapat ditimbulkan oleh rokok menjadi salah satu faktor seorang remaja untuk

merokok.

Page 18: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

18

Ada banyak alasan yang melatarbelakangi perilaku merokok pada remaja,

secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi

dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan

oleh faktor dalam diri juga disebabkan faktor lingkungan. Seperti yang telah

dikemukakan, bahwa remaja merokok merupakan upaya – upaya untuk dapat

diterima oleh lingkungannya. Hampir 28% subjek menyatakan bahwa

konsumsi terbesar rokok ketika mereka sedang berkumpul dengan teman –

temannya (Komalasari, 2011).

Perilaku merokok yang dinilai merugikan telah bergeser menjadi perilaku

yang menyenangkan dan menjadi aktifitas yang bersifat obsesif. Faktor

terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor lingkungan sosial (Fikriyah dan

Febrijanto, 2012).

Dari hasil penelitian Zuliyani dan Erfin tahun 2015 perilaku merokok

pada remaja dipengaruhi banyak faktor diantaranya adalah lingkungan sekitar,

keluarga dan teman sebaya (38,4%), kepuasan psikologis yaitu rasa ketagihan,

rasa nyaman, kenikmatan, relaksasi setelah mengkonsumsi rokok (40,9%),

keluarga perokok sangat mendukung perilaku anggota keluarga untuk merokok

dibandingkan keluarga yang tidak merokok.

Penelitian yang di lakukan oleh Anovi Yuwinda Harahap dkk tahun 2014

perilaku merokok juga dipengaruhi oleh iklan rokok yang menggambarkan

perokok seseorang yang tangguh, yang mampu menghadapi tantangan, iklan

rokok juga membangun gambaran bahwa perokok lebih kelihatan berani dan

lebih disukai oleh wanita. Iklan rokok bukan hanya di televisi saja ataupun

Page 19: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

19

disudut – sudut jalan bahkan iklan rokok sudah masuk menuju sekolah –

sekolah.

Badan POM mencatat 14. 249 iklan rokok tersebar, di media elektronik

(9.230), media luar ruangan (3.239) dan media cetak (1.780). data ini

menunjukkan bahwa bertambahnya jumlah perokok di indonesia tidak dapat di

pisahkan dengan gencarnya iklan rokok.

Penelitian tentang rokok pernah dilakukan sebelumnya oleh Komalasari

dan Helmi (2000) dalam jurnal yang diberi judul Faktor-faktor Penyebab

Perilaku Merokok Pada Remaja. Adapun hasil penelitian tersebut mengatakan

bahwa ada banyak sekali faktor yang dapat menyebabkan seorang remaja mulai

merokok. Mulai dari kepuasan psikologis, dan pengaruh lingkungan sosial.

Hasil penelitian lainnya adalah kepuasan psikologislah yang menjadi faktor

terkuat terjadinya perilaku merokok pada remaja (Aini Nurul, 2013).

Laporan World Health Organization (WHO) setiap 6,5 detik satu orang

meninggal karena rokok. Data dari WHO, indonesia mempunyai jumlah

perokok terbanyak di dunia setelah China dan India. Jumlah perokok di dunia

menurut WHO pada tahun 2009 mencapai 1,1 milyar yang terdiri dari 47 %

adalah pria, 12 % adalah wanita dan 49 % adalah anak-anak.

Data dari the tobacco control, 2015 di ASEAN mencapai 127.169.300

atau 29,5% dan Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok tertinggi

yaitu 50,68% dengan kriteria dewasa 36,1% dan remaja 41%. Persentase

perokok pada penduduk di negara ASEAN tersebar di Filipina (16, 62%),

Page 20: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

20

Vietnam (14, 11%), Myanmar (8, 73%), Thailand (7, 74%), malaysia (2,90%),

Kamboja (2,07%), Laos (1, 23%), Singapura (0, 39%), dan Brunei (0,04%).

Dari Tobacco atlas 2012 menunjukkan bahwa sekitar 2 per 3 perokok

tinggal di sepuluh negara salah satunya adalah Indonesia. Selain Indonesia

menjadi salah satu dari sepuluh negara yang memilki jumlah perokok

terbanyak, indonesia juga menjadi satu – satunya negara yang berada di Asia

Tenggara yang belum menandatangani Framework Convention on Tobacco

Control (FCTC), padahal dengan menandatangani FCTC indonesia akan

terhindar dari beberapa kerugian seperti negara indonesia tidak menjadi negara

tujuan pemasaran industri rokok multi nasional, konsumsi rokok pada semua

kalangan usia berkurang serta Indonesia memilki kesempatan untuk mengikuti

negosiasi penerapan panduan FCTC (Kemenkes, 2013).

Dari Depkes 2012 persentase perokok dipedesaan lebih tinggi

dibandingkan persentase perokok di perkotaan. Dari 86.869 responden

dipedesaan, sebanyak 37,4% merupakan perokok aktif, sedangkan diperkotaan

sebanyak 32,4% responden merupakan perokok aktif dari 91.057.

Riset Kesehatan Dasar 2013 mencatat sebesar 85% rumah tangga di

indonesia terpapar asap rokok estimasinya adalah 8 perokok meninggal karena

perokok aktif, satu perokok pasif meninggal karena terpapar asap rokok orang

lain. Data Riskesdas juga menunjukkan kecenderungan usia merokok

meningkat pada usia remaja, yaitu pada kelompok umur 15-19 tahun yang

biasanya berada pada tingkatan SMA dimana mengalami peningkatan dari 43,

3% pada tahun 2007 naik menjadi 54,3% di tahun 2013. Perilaku ini

Page 21: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

21

berdampak pada kesehatan remaja dimana terganggunya perkembangan paru –

paru, karena pada masa remaja masih dalam tahap perkembangan. Selain itu

merokok diusia remaja akan membuat lebih sulit untuk berhenti karena mereka

lebih mungkin untuk mengalami kecanduan. Saat seorang remaja memutuskan

untuk berhenti merokok, maka akan berbagai masalah yang terjadi seperti

insomnia, mudah marah, depresi dan berbagai masalah mental lainnya

(Riskesdas, 2013).

Prevalensi penduduk yang merokok di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun .

2013 sebesar 21, 8 % untuk perokok aktif, 4,2 % perokok kadang – kadang, 2,8

% mantan perokok, dan 71,1 % bukan perokok.

Berdasarkan data awal di lapangan peneliti mendapatkan data jumlah

siswa SMAN 1 Wiwirano tahun ajaran 2016/2017 adalah kelas X berjumlah

107 orang (61 siswa laki – laki dan 46 siswa perempuan) pada kelas XI 108

orang (50 siswa laki – laki dan 58 siswa perempuan) kelas XII 110 orang (52

siswa laki – laki dan 58 siswa perempuan).

Dari hasil wawancara peneliti dengan tiga guru dan wali kelas X dan XI di

SMAN 1 Wiwirano pada tanggal 15 maret mengatakan bahwa sering

mendapatkan beberapa siswa yang merokok pada saat jam istrahat dan jam

pulang sekolah.

Sedangkan wawancara yang dilakukan dengan 10 orang siswa yang

peneliti dapatkan merokok pada jam istarahat dan jam pulang sekolah 7

diantara siswa tersebut mengatakan awalnya mulai merokok karena ajakan oleh

teman tetapi lama kelamaan mulai ketergantungan sementara 3 siswa lainnya

Page 22: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

22

awalnya hanya mencoba – coba saja tetapi lama – kelamaan jika

mengkonsumsi rokok timbul rasa senang dan kenikmatan. Selain itu dari 10

siswa 6 siswa tersebut mengatakan tidak mengetahui zat yang terkandung

dalam rokok serta dampak jika zat tersebut masuk kedalam tubuh sedangkan 4

siswa lainnya mengetahui beberapa dampak merokok dan mengetahui beberapa

zat yang terkandung dalam rokok. (Data SMAN 1 Wiwirano, 2017).

Dari kondisi diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang

berjudul “identifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

pada remaja di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara tahun 2017.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian yaitu “faktor – faktor apakah yang mempengaruhi perilaku

merokok pada remaja di SMAN 1Wiwirano?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian secara rinci dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi faktor – faktor penyebab perilaku merokok pada

remaja di SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengaruh faktor psikologis terhadap perilaku

merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano

b. Mengidentifikasi pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku

merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano

Page 23: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

23

c. Mengidenitifikasi pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku

merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi pendidik, khususnya tenaga pendidik

SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe Utara.

b. Dapat menjadi informasi bagi siswa/siswi SMAN 1 Wiwirano tentang

faktor – faktor yang menyebabkan seseoarang remaja merokok

c. Sebagai bahan masukan bagi institusi pendidikan Poltekkes Kemenkes

Kendari mengenai faktor – fakttor yang mempengaruhi perilaku

merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano, Kabupaten Konawe

Utara.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai acuan bagi peneliti – peneliti selanjutnya, khususnya

mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan

Kendari.

b. Sebagai pengalaman berharga bagi penulis selama menempuh

pendidikan DIII Keperawatan

Page 24: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Remaja

1. Pengertian

Masa remaja dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran. Bukan saja

kesukaran bagi individu yang bersangkutan, tetapi juga bagi orang tuanya,

masyarakat bahkan seringkali pada aparat keamanan. Hal ini disebabkan

masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak – kanak dan masa

dewasa. Masa transisi ini seringkali menghadapkan individu yang

bersangkutan kepada situasi yang membingungkan, di satu pihak ia masih

kanak – kanak, tetapi di lain pihak ia harus bertingkah laku seperti orang

dewasa. Situasi – situasi yang menimbulkan konflik seperti ini, seringkali

menyebabkan perilaku – perilaku aneh, canggung dan kalau tidak kontrol

bisa menjadi kenakalan (Purwanto, heri 1999 : 29).

Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang

remaja sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat –

pendapat sendiri, cita – cita serta nilai – nilai sendiri yang berbeda dengan

orang tuanya. Menurut pendapatnya orang tua tidak lagi dijadikan

pegangan. Sebaliknya, untuk beridiri sendiri ia belum cukup kuat, karena itu

ia mudah terjerumus kedalam perkumpulan remaja dimana anggota –

anggotanya adalah teman – teman sebaya yang mempunyai persoalan yang

sama dan dalam perkumpulan – perkumpulan itu mereka bisa saling

memberi dan mendapat dukungan mental. Kalau kelompok remaja itu

Page 25: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

25

berbuat sesuatu, misalnya kelompok. Anggota – anggota kelompok macam

itu jarang yang berani berbuat sesuatu secara perorang (Purwanto, Heri

1999).

WHO ( dalam sarwono, 2002) mendefinisikan remaja lebih bersifat

konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial ekonomi,

dengan batasan usia antara 10 – 20 tahun, yang secara lengkap definisi

tersebut berbunyi sebagai berikut :

a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda –

tanda seksual sekundernya sampai saat ini ia mencapai kematangan

seksual.

b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

kanak – kanak menjadi dewasa.

c. Terjadi peralihan dan ketergantungan sosial ekonomi penuh kepada

kedaan yang relatif lebih mandiri ( Sumiati dkk, 2009 :9)

Monks (1999) sendiri memberikan batasan usia masa remaja adalah

masa diantara 12 – 21 tahun dengan perincian 12 – 15 tahun masa remaja

awal, 15 – 18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun masa

remaja akhir. Senada dengan pendapat suryabrata (1981) membagi masa

remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja

pertengahan 15 – 18 tahun dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun. Berbeda

dengan pendapat hurlock (1999) yang membagi masa remaja menjadi dua

bagian, yaitu masa remaja awal 13 – 16 tahun, sedangkan masa remaja akhir

17 – 18 tahun. Remaja didefinisikan sebagai periode transisi perkembangan

Page 26: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

26

dari masa kanak – kanak ke masa dewasa, yang mencakup aspek biologik,

kognitif dan perubahan sosial yang berlangsung antara 10 – 19 tahun

(santrock, 1993). Masa remaja terdiri masa remaja awal (10 – 14 tahun),

maasa remaja pertengahan (15 – 16 tahun ) dan masa remaja akhir (17 – 19

tahun). (Sumiati dkk, 2009 : 10).

2. Karakteristik remaja

Sebagai periode yang paling penting, masa remaja ini memilki

karakteristik yang khas jika di banding dengan periode – periode

perkembangan lainnya.

Menurut Iskandar (2006), karakteristik pada remaja di bagi menjadi

delapan yaitu :

a. Masa remaja adalah periode penting, periode ini di anggap sebagai masa

penting karena memilki dampak langsung dan dampak jangka panjang

dari apa yang terjadi pada masa ini. Selain itu, periode ini memilki

dampak penting terhadap perkembangan fisik dan psikologis individu, di

mana terjadi perkembangan fisik dan psikologis yang cepat dan penting.

Kondisi ini lah yang menuntut individu untuk biasa menyesuaikan diri

secara mental dan melihat pentingnya menetapkan suatu sikap, nilai –

nilai dan meminta hal yang baru.

b. Masa remaja adalah masa peralihan, periode ini menuntut seorang anak

untuk meninggalkan sifat kekanak – kanakannya dan harus mempelajari

pola perilaku dan sikap baru untuk menggantikan dan meninggalkan pola

perilaku sebelumnya.

Page 27: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

27

c. Masa remaja adalah periode perubahan, perubahan yang terjadi pada

periode ini berlangsung secara cepat, perubahan fisik yang cepat

membawa konsekuensi terjadinya perubahan sikap dan perilaku yang

juga cepat. Terdapat lima karakteristik perubahan yang khas dalam

periode ini yaitu, peningkatan emosionalitas,perubahan cepat yang

menyertai kematangan seksual, perubahan tubuh, minat dan peran yang

dituntut oleh lingkungan yang menimbulkan masalah baru, karena

perubahan minat dan pola perilaku maka terjadi pula perubahan nilai, dan

kebanyakan remaja merasa biasa saja terhadap perubahan yang terjadi.

d. Masa remaja adalah usia bermasalah, pada periode ini membawa masalah

yang sulit untuk di tangani baik bagi anak laki – laki maupun perempuan.

e. Masa remaja adalah masa pencarian identitas diri pada periode ini

pergaulan terhadap kelompok sebaya memilki peran penting bagi remaja.

Mereka mencoba mencari identitas diri dengan perpakaian, berbicara dan

berperilaku sebisa mungkin sama dengan kelompoknya.

f. Masa remaja adalah usia yang di takutkan, masa remaja ini sering sekali

di takuti oleh individu itu sendiri dan lingkungan. Gambaran – gambaran

negative yang ada di pikiran masyarakat mengenai perilaku remaja

mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan remaja. Hal ini membuat

remaja itu sendiri merasa takut dengan menjalankan perannyadan enggan

meminta bantuan orang tua atau guru untuk memecahkan masalahnya.

g. Masa remaja asdalah masa yang tidak realistis, remaja memilki

kecenderungan untuk melihat hidup secara kurang realistis, mereka

Page 28: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

28

memandang diri nya dan orang lain sebagaimana mereka inginkandan

bukan nya sebagai dia sendiri. Hal ini terlihat pada aspirasi nya, aspirasi

yang tidak realistis ini tidak sekedar untuk diri nya sendiri namun bagi

keluarga dan teman. Semakin tidak realistis aspirasi mereka maka akan

semakin marah dan kecewa apabila aspirasi tersebut tidak dapat mereka

capai.

h. Masa remaja adalah ambang dari masa dewasa, pada saat remja

mendekati masa di mana mereka di anggap dewasa secara hukum,

mereka merasa cemas dan menciptakan kesimpulan bahwa mereka

mendekati dewasa. Merasa bahwa berpakaian dan berperilaku seperti

orang dewasa seringkali tidak cukup, sehingga mereka mulai untuk

memperhatikan perilaku atau simbol yang berhubungan dengan status

orang dewasa seperti merokok, konsumsi alkohol, menggunakan obat –

obatan terlarang bahkan melakukan hubungan seksual.

3. Ciri – Ciri Kejiwaan dan Psikososial

a. Usia remaja muda (12- 15 tahun)

1. Sikap protes terhadap orang tua

Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai – nilai hidup

orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang

tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali disertai

dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian

identitas diri, remaja cenderung melihat tokoh – tokoh di luar lingkungan

Page 29: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

29

keluarganya yaitu guru, figur ideal yang terdapat di film, atau tokoh

ideal.

2. Preokupasi dengan badan sendiri

Tubuh seorang remaja menjadi pada usia ini mengalami perubahan yang

cepat sekali perubahan – perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi

diri remaja.

3. Kesetiakawanan dengan kelompok seusia

Para remaja pada kelompok umur ini merasakan ketertarikan dan

kebersamaan seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini

tercermin dalam cara berperilaku sosial.

4. Kemampuan untuk berfikir secara abstrak

Daya kemampuan berfikir secara remaja mulai berkembang dan

dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan

diri.

5. Perilaku yang labil dan berubah – ubah

Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah – berubah

pada suatu waktu tampak bertangguung jawab, tetapi dalam waktu lain

tampak masa masa bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa

cemas akan perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan

bahwa dalam diri remaja terdapat konflik yang memerlukan pengertian

dan penanganan yang bijaksana (Kusmiran, 2011: 5).

Page 30: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

30

b. Usia Remaja Penuh (16 – 19 tahun)

1. Kebebasan dari orang tua.

Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas.

Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang

menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan

orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.

2. Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas.

Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu

yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita – cita

masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau atau

langsung bekerja untuk mencari nafkah.

3. Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap

Remaja mulai menyusun nilai – niali moral dan etis sesuai dengan cita –

cita.

4. Pengembangan hubungan pribadi yang labil

Adanya tokoh panutan atau hubungan dengan cinta yang stabil

menyebabkan terbentunknya kestabilan diri remaja.

5. Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar

(Kusmiran, 2011: 6).

4. Masa Transisi Remaja

Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan di alami, masa transisi

tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai

berikut :

Page 31: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

31

a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh

Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak – anak, tetapi belum

sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini

menyebabkan kebingungan peran, didukung pula dengan sikap

masyarakat yang kurang konsisten.

b. Transisi dalam kehidupan emosi

Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan

peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan

ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung,

melamun, dan sedih, tetapi di lain sisi akan gembira, tertawa, ataupun

marah.

c. Transisi dalam kehidupan sosial

Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga,

dimana lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting.

Pergeseran ikatan pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk

mandiri (melepaskan ikatan dengan keluarga).

d. Transisi dalam nilai – nilai normal

Remaja mulai meninggalkan nilai – nilai yang di anutnya dan menuju nilai

– nilai yang dianutnya dan menuju nilai – nilai yang di anut orang dewasa.

Saat ini remaja mulai meragukan nilai – nilai yang diterima pada waktu

anak – anak dan mulai mencari nilai sendiri.

Page 32: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

32

e. Transisi dalam pemahaman

Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai

mengembangkan kemampuan berfikir abstrak (Kusmiran, 2011: 6).

5. Perubahan Masa Remaja

a. Perubahan fisik

Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis,

di masa remaja kelenjar hipofise menjadi masak dan mengeluarkan

beberapa hormon gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat

pematangan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormon

kortikotrop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone,

estrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak

sehingga terjadi percepatan pertumbuhan (Monks dkk, 1999). Alwater

(1992) adalah :

1. Ukuran otot bertambah dan semakin kuat

2. Testosteron menghasilkan sperma dan oestrogen memproduksi sel

telur sebagai tanda kemasakan

3. Munculnya tanda – tanda kelamin sekunder seperti membesarnya

payudara, berubahnya suara, ejakulasi pertama, tumbuhnya rambut

– rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan muka.

b. Perubahan emosional

Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa kanak

– kanak. Pola – pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu,

iri hati, gembira dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan

Page 33: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

33

yang membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan

emosi. Remaja umumnnya memiliki kondisi emosi yang labil

pengalaman emosi yang ekstrim dan selalu merasa mendapatkan tekanan

(Hurlock, 1999). Bila pada akhir masa remaja mampu menahan diri

untuk tidak mengekspresikan emosi secara ekstrim dan mampu

mengekspresikan emosi secara tepat seusia dengan situasi dan kondisi

lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima masyarakat, dengan

kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan memberikan

reaksi emosi yang stabil.

c. Perubahan sosial

Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan

perubahan dan perkembangan remaja, Monks, dkk(1999) menyebutkan

dua bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orang tua

dan menuju ke arah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri dari

otoritas orang tua dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih

banyak berada di luar rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya

dengan membentuk kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang

dimilki. Kondisi ini membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh

teman dalam hal minat, sikap, penampilan dan perilaku. Perubahan yang

paling menonjol adalah hubungan heteroseksual. Remaja akan

memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis

menjadi lebih menyukai. Remaja ingin diterima, diperhatikan dan

Page 34: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

34

dicintai oleh lawan jenis kelompoknya (Hurlock, 1999 dalam Sumiati

dkk, 2009).

6. Tugas – Tugas Perkembangan Remaja

Menurut Havighurst (1988), ada tugas – tugas yang harus diselesaikan

dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah

hal – hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi

oleh harapan sosial.

Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut :

a. Menerima keadaan dan penampila diri, serta menggunakan tubuhnya

secara efektif

b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki – laki atau

perempuan).

c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik

sejenis maupun lawan jenis.

d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.

e. Mencapai kemandirian secara ekonomi.

f. Mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi.

g. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan

kehidupan keluarga

h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup

bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau

pekerjaan).

i. Mencapai nilai – nilai kedewasaan (Kusmiran, 2011:7).

Page 35: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

35

B. Tinjauan Tentang Rokok

1. Pengertian

Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung

dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking

dengan panjang 8 – 10 cm, biasanya dihisap seseoarang setelah dibakar

ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan kimia berbahaya. Hanya dengan

membakar dan menghisap sebatang rokok saja dapat diproduksi lebih dari

4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya bisa

berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker. Rokok juga

termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan

dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya (Rani Dwi,

2013).

Menurut Kesowo (2003) dalam sadiah (2007:27), rokok adalah

hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu atau bentuk lainnya

yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana rustica dan sejenisnya.

Merokok adalah membakar tembakau yang kemudian dihisap

asapnya, baik menggunakan rokok maupun menggunakan pipa . Levi

mendevinisikan perilaku merokok sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang

berupa membakar dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap yang

dapat terhisap oleh orang sekitarnya. Amstrong mengatakan bahwa perilaku

merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibaakar ke dalam tubuh

dan menghembuskannya kembali keluar (Amelia, 2009:26).

Page 36: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

36

2. Kandungan Rokok

Rokok pada dasarnya merupakan pabrik bahan kimia, sekali satu

batang rokok dibakar maka ia akan mengeluarkan sekitar 4000 bahan kimia

seperti nikotin, tar, timah hitam, karbon monoksida, nitrogen oksida,

hydrogen cyanida, amonia, acrolein, acetilen, urethane, benzena, methanol,

oumarin, dll.

Berikut beberapa zat yang paling berbahaya yang terkandung dalam

rokok :

a. Nikotin

Nikotin adalah zat atau bahan senyawa pirolidin yang terdapat dalam

Nicotiana tobacum, Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau sintesisnya

yang bersifat adiktif saraf sehingga dapat meracuni saraf tubuh,

meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah

tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya (PP

RI No. 19 Tahun 2003). Nikotin yang terkandung dalam rokok adalah

sebesar 0,5-3 nanogram, dan semuanya diserap sehingga didalam cairan

darah ada sekitar 40-50 nanogram nikotin setiap 1 ml nya. Nikotin yang

dikandung rokok melepaskan hormon yang mengaktifkan beberapa reseptor

di otak. Nikotin diotak merangsang jalur hypothalamic-pituitary, dan

sebagai hasilnya merangsang system endokrin tubuh. Penggunaan nikotin

mengakibatkan konsentrasi yang meningkat dan ketahanan tubuh untuk

tidak lelah lebih lama . Selain itu, nikotin juga memiliki efek adiktif dan

Page 37: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

37

psikoaktif. Pada paru-paru merokok dapat menyebabkan perubahan struktur

dan fungsi saluran napas dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar,

sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak

(hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terajadi radang ringan hingga

penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada

jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan

alveoli. Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul

perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya

(Gondodiputro, 2007).

b. Gas Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,

membuat darah tidak mampu untuk mengikat oksigen. Unsur ini dihasilkan

oleh pembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang / karbon. Gas CO

yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3%-6%, dan gas ini

dapat dihisap oleh siapa saja. Seorang yang merokok hanya akan menghisap

1/3 bagian saja, yaitu arus tengah, sedangkan arus pinggir akan tetap berada

diluar. Sesudah itu perokok tidak akan menelan semua asap tetapi ia

semburkan lagi keluar. gas CO mempunyai kemampuan mengikat

hemoglobin yang terdapat pada sel darah merah, lebih kuat dibandingakan

oksigen, sehingga setiap ada asap tembakau, disamping kadar oksigen udara

yang sudah berkurang, ditambah lagi sel darah merah akan semakin

kekurangan oksigen karena yang diangkut adalah CO dan bukan oksigen.Sel

Page 38: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

38

tubuh yang kekurangan oksigen akan melakukan spasme,yaitu menciutkan

pembuluh darah (Gondodiputro, 2007).

c. Tar

Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen pada

asap rokok, dan bersifat karsinogen. kadar tar dalam tembakau antara 0,5-35

mg/batang. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut

sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk

endapan kental berwarna coklat tua atau hitam yang merupakan substansi

hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru sehingga

dapat mengganggu saluran pernafasan dan endapan berwarna coklat pada

permukaan gigi. Tar ini berguna untuk menyalakan tembakau sehingga

dapat mengakibatkan penyumbatan pada saluran pernafasan (Gondodiputro,

2007).

3. Klasifikasi Perokok dan Jenis Rokok

Pengukuran tentang kebiasaan merokok pada seseorang dapat

ditentukan pada suatu kriteria yang dibuat sendiri berdasarkan anamnesis atau

menggunakan kriteria yang telah ada. Biasanya batasan yang digunakan adalah

berdasarkan konsumsi rokok yang dilakukan setiap hari atau tidak setiap hari.

Sweeting (1990) dalam Alamsyah (2007 : 21) membagi perokok atas tiga

kategori :

a. Bukan perokok (Non smoker) adalah seseorang yang belum pernah

mencoba merokok sama sekali

Page 39: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

39

b. Perokok eksperimen (Eksmperimen smoker) adalah seseorang yang telah

mencoba merokok tapi tidak menjadikannya sebagai suatu kebiasaan atau

tidak merokok setiap hari.

c. Perokok tetap atau perokok reguler (Reguler smoker) adalah seseorang

teratur merokok dalam hitungan hari dan menjadi suatu kebiasaan.

Perokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok

sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi

karena benar – benar sudah menjadi kebiasaannya rutin setaip hari.

Sehingga dapat dikatakan bahwa kebiasaan mengkonsumsi rokok

benar – benar sudah menjadi kebiasaan rutin yang dilakukan setiap hari.

Orang – orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang

bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari (Sweeting,

1990 dalam Asriani, 2012 : 20).

Dibawah ini adalah berbagai penyakit gangguan kesehatan yang

umumnya terjadi akibat rokok

1. Pada jantung dan pembuluh darah

Nikotin dari rokok menyebabkan denyut jantung tidak teratur, serangan

jantung karena akibat merokok ini, dapat terjadi karena tiba – tiba yang

mengakibatkan kematian. Juga karbon monoksida pada rokok tersebut

menghalangi masuknya oksigen ke jantung yang dapat mengakibatkan

serangan jantung secara tiba –tiba, apalagi kalau urat nadi pembuluh darah,

yang membekali otot – otot jantung dengan darah telah diendapi oleh

Page 40: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

40

penyakit karena nikotin dan karbon monoksida dari rokok tersebut

(Nainggolan, 2006).

a. Serangan jantung

Nikotin adalah salah satu zat yang beracun bersifat adiktif (menimbulkan

ketergantungan) yang berperan besar dalam menimbulkan gangguan tubuh.

Nikotin dapat meningkatkan asam lemak, mencetuskan aterosklerosis,

penyempitan pembuluh arteri, penyempitan arteri koroner dapat

menimbulkan serangan jantung (Aiman, 2006).

b. CAHD (coronary atherocslerosis heart disease)

Gangguan pada jantung yang menyangkut obstruksi aliran darah melalui

arteri koronaria. CAHD atau penyakit jantung aterosklerotik koroner lebih

banyak ditemukan pada kaum pria dari pada wanita dan pada lanjut usia yang

berpola hidup mewah. Aterosklorosis koronaria menyangkut akumulasi lipid

dan jaringan fibrosa dalam arteri koronaria yang mengakibatkan penyempitan

dan penyumbatan. Rokok salah satu faktor yang menyebabkan CAHD.

Seorang perokok kematian karena CAHD 6 kali lebih tinggi pada individu

perokok dari pada yang tidak merokok. Nikotin dan karbon monoksida dari

rokok mempunyai efek yang jelek pada pembuluh – pembuluh darah

(Baradero, 2008 : 2).

c. Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan

konsisten di atas 140/90 mmHg. Faktor resiko esensial dari hipertensi salah

Page 41: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

41

satunya merokok karena kandungan rokok yaitu nikotin dapat membuat

pembuluh darah menyempit (Baradero, 2008 : 49).

Nikotin yang dihisap oleh seorang perokok mampu mengeluarkan

catecholamines dari tubuh, yakni kumpulan zat kimiawi yang sangat

dibutuhkan diantaranya adalah hormon adrenalin.

Keluarnya adrenalin dalam jumlah besar ini mampu mempengaruhi

kerja darah diantaranya menyebabkan denyut jantung berdetak lebih cepat

sekitar 15 – 20 kali lipat per menitnya dan berdampak pada meningkatnya

tekanan darah (Hipertensi) sekitar 10 - 20 jenjang (Aiman, 2006).

d. Penyakit Arteri Oklusif

Penyakit arteri oklusif seringkali disebabkan oleh arteriosklerosis

obliterans, yaitu terdapat penyempitan arteriosklerotik atau obstruksi

segmental dalam intima arteria. Arteri yang sering mengalami gangguan ini

adalah arteria superfisial femur, iliaka, dan popliteal. Plak – plak

arteriosklerosis biasanya terbentuk pada bifurkasi dari arteria tersebut. Rokok

adalah faktor utama penyakit ini karena nikotin menyebabkan vasokontriski

dan spasme pada arteri sehingga mengurangi suplai darah pada ekstremitas.

Karbon dioksida yang dihirup dari asap rokok dapat mengurangi kemampuan

darah untuk membawa oksigen ke jaringan (Baradero, 2008 : 57)

e. Aneurisma

Aneurisma adalah dilatasi segmental dari arteria. Aneurisme adalah

penyebab kematian yang ke-13 di Amerika Serikat. Gangguan ini sering

dijumpai pada pria umur 50 – 70 tahun. Salah satu faktor penyebab dari

Page 42: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

42

penyakit ini adalah rokok kandungan pada rokok membuat dinding arteria

menjadi lemah (Baradero, 2008 : 63).

2. Pada Sistem Pernafasan

Beberapa gangguan pada sistem pernafasan akibat rokok :

a. ‘Baby blues’ dan kesulitan bernafas

Karbon monoksida adalah gas beracun yang dihasilkan dari pembakaran

rokok, dan termasuk juga bahan yang sangat berbahaya dan merupakan limbah

pabrik. Bila pada masa kini kita memerangi polusi lingkungan termasuk di

dalamnya memerangi peredaran karbon monoksida secara bebas dan

sejenisnya, maka secara tidak langsung seharusnya kitapun memerangi

kebiasaan merokok dilingkungan kita. Suatu penelitian telah membuktikan

bahwa gas karbon monoksida yang dihasilkan dari rokok ini 64 kali lebih

banyak dari yang diperbolehkan peredarannya pada suatu pabrik yang

mengeluarkan limbah asap (Aiman, 2006: 45 – 46 ).

b. Asma

Karbon monokisda adalah suatu gas yang mudah diserap kedalam

saluran pembuluh darah, yang berakibat pada ketergantungan secara fisiologis

(physiological dependency). Karbon monoksida yang tersimpan dalam rokok

dapat menurunkan kapasitas pengangkutan oksigen yang diperlukan jantung

karena gas tersebut menggantikan sebagian oksigen dalam hemoglobin. Pada

perokok pasif terpaksa harus ikut menghirup asap rokok yang dihembuskan

dari perokok aktif dan dalam asap rokok tersebut mengandung karbon

Page 43: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

43

monoksida yang mudah diserap kedalam pembuluh darah, sehingga dapat

mengakibatkan timbulnya asma kepada perokok pasif (Fauzi, 2010: 47).

c. Bronkhitis Kronis

Bronkhitis Kronis (BK) secara fisiologis ditandai oleh hipertrofi dan

hipersekresi kelenjar mukosa bronkhial, dan perubahan struktural bronkhi serta

bronkhioles. Seseorang yang terkena BK mengalami peningkatan resistensi

jalan nafas sebagai akibat perubahan jaringan dinding bronkhial, edema

mukosa, dan pembentukan lendir yang berlebihan. Mukus yang berlebihan

dalam jalan nafas tidak saja menyumbat aliran udara, tetapi sering

menyebabkan spasme bronkus. Salah satu faktor dari penyakit ini adalah rokok

kandungan rokok dapat menyebabkan iritan fisik atau kimiawi ( Effendy dan

yasminasih, 2004 : 101).

d. Emfisema

Emfisema pulmonari adalah perubahan anatomis dari parenkim paru

yang ditandai oleh pembesaran abnormal alveoli dan duktus alveolar serta

kerusakan dinding alveolar. Ciri pola pernafasan individu dengan emfisema

termasuk penggunaan otot – otot aksesori pernafasan, peningkatan frekuensi

pernafasan, dan perpanjangan fase ekspiratori yang diakibatkan dari

penyempitan jalan udara atau kolapsnya jalan udara kecil selama ekspirasi.

( Effendy dan yasminasih, 2004 : 108)

e. Kanker Paru

Page 44: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

44

Kanker paru (Karsinoma bronkhogenik) timbul dari epitel saluran

pernafasan. Penyebab kanker paru yang paling umum adalah merokok.

Perokok berat mempunyai peluang sekitar 10 kali lebih besar untuk mengalami

kanker paru diabnding bukan perokok. Asap rokok mengandung beberapa

karsinogen spesifi – organ, dan merokok telah menunjukkan adanya kaitan

penyebab dengan karsinogenesis pada beberapa bagian tubuh, termasuk laring,

rongga mulut, esofagus, dan kandung kemih ( Effendy dan yasminasih, 2004 :

161).

3. Kanker

Zat – zat yang tergantung dalam rokok dapat dikelompokkan dalam tiga

komponen utama, yaitu nikotin, tar dan kelompok gas. Pada kelompok nikotin

terkandung zat adkitif yang membuat orang menjadi kecanduan dan sulit

menghilangkan kebiasaan merokok. Kelompok tar terdiri dari banyak zat yang

bersifat karsinogenik yang bertanggung jawab atas tumbuhnya sel – sel kanker

dalam tubuh pecandu rokok. Kelompok gas, antara lain terdiri dari karbon

monoksida yang akan mengikat hemoglobin darah dan membuat oksigen

tereliminasi. Oksigen yang buruk dalam tubuh dapat mengakibatkan serangan

jantung dan lain – lain. Selain itu terdapat juga hidrogen sianida, sehingga

dapat menyebabkan penyakit kanker

Rokok merupakan penyebab kematian dini yang sebenarnya dapat

dicegah. Penyebab kematian utama yang disebabkan oleh karena rokok adalah

penyakit jantung (1,69 juta kematian). PPOK (Penyakit Paru Obstruksi Kronis)

Page 45: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

45

(0,97 juga kematian), dan kanker (0,89 juga kematian). Sekitar 90% kanker

paru berhubungan dengan kebiasaan merokok.

Kurangnya pengetahuan siswa dapat menyebabkan bertambahnya jumlah

penderita akibat merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan hasil dari

tahu setelah orang melakukan penginderaan melalui panca inderanya terhadap

merokok dari kemampuan seseorang dalam kemampuan merespon stimulus

dari panca indranya pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

pendidikan dan pengalaman. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh

terhadap suatu yang datang dari luar sedangkan dipengetahuan diperoleh oleh

faktor pengalaman yaitu beberapa banyak pengalaman yang telah diperoleh

oleh faktor pengalaman yang telah diperoleh individu akan memperoleh

informasi tentang suatu hal (Notoatmodjo, 2003 dalam Wilda, 2011: 05).

C. Tinjauan Tentang Perilaku Merokok

1. Perilaku merokok

Perilaku merokok adalah aktivitas seseorang yang merupakan respons

orang tersebut terhadap rangsangan dari luar yaitu faktor – faktor yang

mempengaruhi seseorang untuk merokok dan dapat diamati secara

langsung. Sedangkan menurut Istiqomah merokok adalah membakar

tembakau kemudian dihisap, baik menggunakan rokok maupun

menggunakan pipa. Temperatur sebatang rokok yang tengah dibakar

adalah 90 derajat celcius untuk ujung rokok yang dibakar, dan 30 derajat

celcius untuk ujung rokok yang terselip diantara bibir perokok (Istiqomah,

2003 dalam Anonim, 2008).

Page 46: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

46

Munculnya perilaku dari organisme ini dipengaruhi oleh faktor

stimulus yang diterima, baik stimulus internal maupun stimulus eksternal.

Seperti halnya perilaku lain, perilaku merokok pun muncul karena adanya

faktor internal (faktor biologis dan faktor psikologis, seperti perilaku

merokok dilakukan untuk mengurangi stress) dan faktor eksternal (faktor

lingkungan sosial, seperti terpengaruh oleh teman sebaya dengan

keluarga). Sarid dkk (2003) menyebutkan bahwa perilaku merokok adalah

aktivitas menghisap atau menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa

atau rokok.

Intensitas merokok sebagai wujud dari perilaku merokok menurut

(Bustan, M, N., 2000) rokok aktif adalah asap rokok yang berasal dari

isapan perokok atau asap utama pada rokok yang dihisap (mainstream).

Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa perokok aktif (active

smoker) adalah orang yang merokok dan langsung menghisap rokok serta

bisa mengakibatkan bahaya bagi kesehatan diri maupun lingkungan

sekitar. Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang

tidak merokok (Passive smoker). Asap rokok merupakan polutan bagi

manusia dan lingkungan sekitarnya. Asap rokok lebih berbahya terhadap

perokok pasif dari pada perokok aktif. Asap rokok sigaret kemungkinan

besar berbahaya terhadap mereka yang bukan perokok, terutama ditempat

tertutup. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup

oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon

Page 47: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

47

monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin

(Wardoyo, 2001 dalam Anonim, 2008).

Menurut (Mu’tadin, 2002) perilaku merokok berdasarkan intensitas

merokok membagi jumlah rokok yang dihisapnya setiap hari, yaitu :

a. Perokok sangat berat adalah perokok yang mengkonsumsi rokok

sangat sering yaitu merokok lebih 31 batang tiap harinya dengan

selang merokok lima menit setelah bangun tidur pagi hari.

b. Perokok berat adalah perokok yang menghabiskan 21 – 30 batang

rokok setiap hari dengan selang waktu merokok berkisar 6 – 30 menit

setelah bangun tidur pagi hari.

c. Perokok sedang adalah perokok yang mengkonsumsi rokok cukup

yaitu 11 – 21 batang per hari dengan selang waktu 31 – 60 menit mulai

bangun tidur pagi hari.

d. Perokok ringan adalah perokok yang mengkonsumsi rokok jarang yaitu

sekitar 10 batang per hari dengan selang waktu 60 menit dari bangun

tidur pagi.

Menurut Tomkinscit Wismanto dan Sarwo (2007 : 20) ada 4 tipe

perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe

tersebut adalah :

a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan postif. Dengan merokok

seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Dalam hal ini

dibagi dalam 3 sub tipe :

Page 48: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

48

1). Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau

meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok

setelah minum kopi atau makan.

2). Stimulationto pick them up, perilaku merokok hanya dilakukan

sekedarnya.

3). Pleasure of handling the cigarette, kenikmatan yang diperoleh

dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok

pipa akan menghabiskan waktu mengisi pipa dengan tembakau

sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan beberapa menit saja.

b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif, banyak

orang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif,

misalnya bila marah, cemas ataupun gelisah, rokok dianggap sebagai

penyelamata.

c. Perilaku merokok yang adiktif (pshychological addiction). Bagi yang

sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat

setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya

akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam

sekalipun.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka

menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan

perasaan mereka, tetapi karena benar. Pada tipe orang seperti ini

merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis.

Page 49: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

49

2. Tahap – tahap perilaku merokok Laventhal dan Clearlycit Pitaloka (2006

dalam Amelia 2009) mengungkapkan empat tahap dalam perilaku

merokok, yaitu :

a. Tahap preparatory seseorang mendapatkan gambaran yang

menyenangkan mengenai merokok dengan cara mendengar, melihat, atau

dari hasil bacaan, sehingga menimbulkan niat untuk merokok .

b. Tahap initiation perintisan merokok, yaitu tahap apakah seseorang

akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.

c. Tahap becoming a smoker apabila seseorang telah mengkonsumsi

rokok sebanyak empat batang per hari maka mempunyai kecendurungan

menjadi perokok.

d. Tahap maintaining of smoking pada tahap ini merokok sudah

menjadi salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self regulating).

Merokok dilakukan untuk memperoleh efek yang menyenangkan.

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

a. Faktor psikologis (internal)

Menurut Grinder (Aritonang, 1997) ketika para remaja ditanya

mengapa mereka merokok, keingintahuan adalah jawaban yang

paling sering diberikan. Para remaja seringkali tertarik untuk turut

serta berbagi kenikmatan,Mereka memberikan alasan keputusannya

Page 50: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

50

meneruskan untuk merokok dengan mengatakan bahwa mereka

menyukai rasa dan bau dari rokok, merokok adalah pengalaman yang

menyenangkan, merokok untuk santai atau merokok memberikan satu

pekerjaan bagi tangan mereka. Merokok juga dijadikan satu alternatif

pemecahan untuk keluar dari masalah sehari-hari yang dirasakan

sebagai sesuatu yang berat dan menegangkan. Efek santai adalah

suatu hal yang dicari dari rokok ketika dalam keadaan tegang.

Rokok menjadi teman yang baik menurut para perokok, untuk

berbagai ketegangan ataupun emosi-emosi negatif lainnya. Epstein

dan Perkins (Suhariyono, 1993 dalam Aini Nurul 2013).

Menurut Sarafino tahun 1994 faktor psikologis bermakna untuk

meningkatkan konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan

suasana sehingga timbul rasa persaudaraan, juga dapat memberikan

kesan modern dan berwibawa, sehingga bagi individu yang sering

bergaul dengan orang lain. Perilaku merokok sulit untuk dihindari.

Individu merokok untuk mendapatkan kesenangan, kenyamanan,

merasa lepas dari kegelisahan dan juga untuk mendapatkan rasa

percaya diri. Oleh karena itu individu perokok yang bergaul dengan

perokok lebih sulit untuk berhenti merokok, daripada perokok yang

bergaul atau lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok

(Junarto, 2014).

Page 51: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

51

Menurut Laventhal & Cleary (dalam Nurul Aini, 2013) menyatakan

faktor psikologis seseorang merokok pada umumnya faktor-faktor tersebut

terbagi dalam lima bagian, yaitu:

1. Kebiasaan, Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap

dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif.

Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan

tertentu.

2. Reaksi emosi yang positif, merokok digunakan untuk menghasilkan

emosi yang positif, misalnya rasa senang, relaksasi, dan kenikmatan

rasa. Merokok juga dapat menunjukkan kebanggaan diri atau

menunjukkan kedewasaan.

3. Reaksi untuk penurunan emosi, merokok digunakan untuk mengurangi

rasa tegang, kecemasan biasa, ataupun kecemasan yang timbul karena

adanya interaksi dengan orang lain

4. Alasan sosial, merokok ditujukan untuk mengikuti kebiasaan kelompok

(umumnya pada remaja dan anak-anak), identifikasi dengan perokok lain,

dan untuk menentukan image diri seseorang. Merokok pada anak-anak

juga dapat disebabkan adanya paksaan dari teman-temannya.

5. Kecanduan atau ketagihan, seseorang merokok karena mengaku telah

mengalami kecanduan. Kecanduan terjadi karena adanya nikotin yang

terkandung di dalam rokok. Awalnya hanya mencoba-coba rokok,

Page 52: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

52

akhirnya tidak dapat menghentikan perilaku tersebut karena kebutuhan

tubuh akan nikotin.

b. faktor lingkungan sosial (eksternal)

Menurut soetjiningsih, 2004 dalam Junarto 2014 faktor – faktor

yang berpengaruh terhadap perilaku merokok pada remaja adalah keluarga

atau orang tua, saudara kandung, teman sebaya dan iklan rokok.

Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan

perhatian individu pada perokok. Seseorang akan berprilaku merokok

dengan memperhatikan lingkungan sosialnya (Sarafino, 1994).

1). Faktor Orang Tua

Perilaku merokok pada dasarnya adalah perilaku yang dipelajari,

salah satu temua tentang remaja merokok adalah bahwa remaja yang

orang tuanya merokok merupakan agen imitasi yang baik bagi remaja

untuk merokok. Orang tua yang merokok akan mempengaruhi terhadap

anak remajanya untuk merokok lebih besar dari pada orang tua yang

tidak merokok.

Perilaku remaja memang sangat menarik dan gaya mereka pun

bermacam – macam. Ada yaang atraktif, lincah, modis, agresif dan

kreatif dalam hal – hal yang berguna, namun ada juga remaja yang suka

hura - hura bahkan mengacau. Pada masa remaja, remaja memulai

berjuang melepas ketergantungan kepada orang tua dan berusaha

Page 53: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

53

mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai

orang dewasa. Pada masa ini hubungan keluarga yang dulu sangat erat

sekarang tampak terpecah. Orang tua sangat berperan pada masa

remaja, salah satunya adalah pola asuh keluarga akan sangat

berpengaruh pada perilaku remaja. Pola asuh keluarga yang kurang baik

akan menimbulkan perilaku yang menyimpang seperti merokok, minum

– minuman keras, menggunakan obat – obat terlarang dan lain – lain

(Depkes RI, 2005 dalam Amelia 2009).

Prokok (1991) dalam Amelia (2009) menyatakan bahwa remaja

yang berasal dari keluarga perokok dimana kedua orang tua dan saudara

kandung yang lebih tua merokok akan cenderung menjadi perokok 4

kali dibanding anak yang berasal dari keluarga bukan perokok. Suatu

riset nasional di Amerika, diketahui bahwa 14% dari anak – anak yang

orang tuanya merokok juga menjadi perokok, sedangkan anak – anak

yang merokok dari orang tua yang tidak merokok haya 6%.

Selain itu, salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa

anak – anak muda yang berasal rumah tangga yang tidak bahagia,

dimana orang tua tidak begitu memperhatikan anak – anaknya dan

memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk menjadi

perokok dibandingkan dengan anak – anak muda yang berasal dari

lingkungan rumah tangga yang bahagia. Remaja yang berasal dari

keluarga konservatif yang menekankan nilai –nilai sosial dan agama

dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit untuk terlibat

Page 54: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

54

dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusan sendiri – sendiri”.

Dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri

menjadi figur contoh yaitu sebagai perokok, maka anak – anaknya akan

memilki kemungkinan besar untuk mencontohnya dan menjadi perokok

(Amelia, 2009).

2). Faktor teman sebaya

Pengaruh kelompok sebaya terhadap perilaku beresiko kesehatan

pada remaja dapat terjadi melalui mekanisme peesosialization, dengan

arah pengaruh berasal dari kelompok sebaya, artinya ketika remaja

bergabung dengan kelompok sebayanya maka seorang remaja akan

dituntut untuk berperilaku sama dengan kelompoknya, sesuai dengan

norma yang dikembangkan oleh kelompok tersebut (Mu’tadin, 2002).

Remaja pada umumnya bergaul dengan sesama mereka, karakteristik

persahabatan remaja dipengaruhi oleh kesamaan: usia, jenis kelamin

dan ras. Kesamaan dalam menggunakan obat – obatan, merokok

sangat berpengaruh kuat dalam pemilihan teman (Yusuf, 2006 dalam

Junarto 2014).

Berbagai faktor fakta mengungkapkan bahwa semakin

banyak remaja merokok maka besar kemungkinan teman – temannya

adalah perokok juga dan demikian sebaliknya. Fakta tersebut

menunjukkan dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi

terpengaruh oleh teman – temannya atau bahkan teman – teman

Page 55: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

55

remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya

mereka menjadi perokok.

Diantara remaja merokok terdapat 87% mempunyai sekurang –

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan

remaja non perokok Al Bahri 2000. Sebuah study yang dilakukan oelh

pusat Nasional untuk penggunaan obat di Universitas Kolombia

(dalam Richmond, 2004) menemukan bahwa anak yang mempunyai

teman – teman perokok memilki kemungkinan 9 kali lebih besar

menjadi perokok dari pada anak yang memiliki teman yang tidak

merokok (Amelia, 2009)

Pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,

penampilan, dan perilaku lebih besar dari pada pengaruh orang tua.

Misalnya bila anggota kelompok mencoba minum alkohol, obat –

obatan terlarang, dan rokok, maka remaja cenderung mengikutinya

tanpa memperdulikan perasaan mereka akibatnya (Hurlock, 2000).

Hal ini dapat dijelaskan dengan konsep konformitas yang terjadi pada

remaja. Menurut Santrok 2000 dalam Amelia 2009 konformitas terjadi

ketika remaja mengadopsi sikap atau perilaku remaja lain karena

adanya tekanan baik secara langsung atau tidak langsung. Remaja

menyerah pada tekanan kelompok secara langsung untuk mengikuti

apa yang telah dibuat oleeh kelompok tersebut. Remaja mengikuti apa

yang telah dibuat oleh kelompok walaupun bukan dasar keinginan

dirinya untuk mempertahankan kedudukannya didalam kelompok dan

Page 56: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

56

juga agar sama seperti sikap dan perilaku teman – temannya. Santrok

juga menambahkan bahwa konformitas kepada norma kelompok

terjadi apabila norma tersebut jelas dinyatakan dan individu berada

dibawah pengawasan kelompok (Amelia, 2009).

Konformitas juga dijelaskan oleh Syamsu (2000) sebagai motif

untuk menjadi sama, sesuai, seragam, dengan nilai – nilai, kebiasaan,

kegemaran, atau budaya teman sebayanya. Remaja yang berada

didalam kelompok teman sebaya cenderung untuk menyamakan

kebiasaan dan budaya temannya. Hal ini dapat dikaitkan dengan

perilaku merokok, dimana remaja akan merokok jika teman sebaya

mereka juga merokok. Hal ini sejalan dengan penelitian Nicher 2003

di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa remaja yang merokok

dipengaruhi oleh teman yang berada dikelompoknya yang juga

merokok (Amelia, 2009).

Perbedaan ketika berada didalam kelompok teman sebaya juga

diperlihatkan antara remaja laki – laki dengan remaja perempuan.

Perbedaan ketika berada didalam teman kelompok teman sebaya juga

diperlihatkan antara remaja laki – laki dengan remaja perempuan.

Remaja laki – laki lebih mudah untuk terpengaruh teman – temannya

dalam hal perilaku menyimpang seperti merokok, minum – minuman

keras dan juga cabut dari sekolah. Remaja perempuan biasanya lebih

ingin menjalin hubungan harmonis dan hisup sesuai dengan harapan

teman sebayanya cara berpakaian yang sama (Amelia, 2009).

Page 57: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

57

3). Faktor Iklan Rokok

Banyaknya iklan rokok dimedia cetak, elektronik, dan media luar

ruang telah mendorong rasa ingin tahu remaja tentang produk rokok. Iklan

rokok mempunyai tujuan mensponsori hiburan bukan untuk menjual

rokok, dengan tujuan untuk mengumpulkan kalangan muda yang belum

merokok untuk mencoba merokok dan setelah mencoba merokok akan

terus berkelanjutan sampai ketagihan (Istiqomah, 2004 dalam Amelia

2009).

Tidak dapat dipungkiri bahwa berbagai macam merek rokok yang

ditawarkan melalui iklan, menyebabkan beetambahnya jumlah perokok

terutama dikalangan remaja. Selain itu maraknya adegan merokok oleh

publik figur termasuk artis – artis yang ditayangkan pada acara iklan rokok

ditelevisi, dapat memicu kebiasaan merokok di masyarakat terutama pada

remaja.

Perusahaan rokok yang ada di indonesia banyak yang menjadi

sponsor pada kegiatan olahraga, acara remaja dan konser musik.

Akibatnya, remaja – remaja di indonesia sangat terpengaruh oleh iklan

rokok yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan dan

kebahagian.

Di indonesia berbagai upaya anti rokok telah dilakukan misalnya

dengan dikeluaarkannya undang – undang anti merokok, penempelan

Page 58: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

58

peringatan tentang bahaya merokok pada bungkus rokok, membuat area

bebas rokok, akan tatpi hasilnya belum dapat mengurangi jumlah perokok

yang ada.

c. Faktor Pengetahuan

Pengetahuan merupakan faktor dominan yang penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan juga merupakan faktor yang

dapat menyebabkan seseorang mempunyai perilaku merokok. Kurangnya

pengetahuan tentang bahaya rokok terhadap kesehatan dapat

mengakibatkan terbentuknya perilaku merokok (Sarafino, 1994).

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang

berasal dari berbagai sumber , misalnya media massa, media elektronik,

buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat dan

sebagainya. Pengetahuan ini dapat membentuk keyakinan tertentu

sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Pengetahuan

merupakan resultan dari akibat proses pengindraan terhadap suatu objek.

Pengindraan tersebut sebagian besar berasal dari penglihatan dan

pendengaran . pengukuran atau penialaian pengetahuan dilakukan melalui

tes atau wawancara dengan alat bantu koesioner berisi materi yang diukur

dari responden (Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga orang

mempunyai perilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. Sebagai contoh

jika seseorang mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok dan

bahayanya seperti zat – zat berbahaya yang terkandung dalam rokok yaitu

Page 59: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

59

tar, nikotin, dan karbonn monoksida yang akan menyebabkan penyakit –

penyakit – penyakit kronis. Hal ini bisa mengakibatkan orang tersebut

mempunyai perilaku yang sesuai dengan keyakinannya, yaitu mempunyai

perilaku merokok. Oleh karena itu pengetahuan yang mendalam mengenai

merokok perlu disampaikan kepada semua golongan usia, terutama kepada

golongan remaja karena mereka merupakan golongan yang mudah

dipengaruhi oleh hal – hal yang bersifat baru.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka pengetahuan bisa diartikan

sebagai respon yang muncul dari hasil pengamatan yang ada dilingkungan

sekitar, yang akan membentuk sikap seseorang untuk berperilaku sesuai

dengan keyakinannya.

Pendapat lain yang dikemukakan oleh Hamsen (Sarafino, 1994)

tentang faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :

a. Faktor demografis

Faktor ini meliputi umur dan jenis kelamin. Orang yang merokok pada

usia dewasa semakin banyak (Smet, 1994) akan tetapi pengaruh jenis

kelamin zaman sekarang sudah tidak terlalu berperan karena baik pria

maupun wanita sekarang sudah merokok.

b. Faktor sosial – kultural

Kebiasaan budaya, kelas sosial, tingkat pendidikan, penghasilan, dan

gengsi pekerjaan akan mempengaruhi perilaku merokok pada individu

(Smet, 1994).

Page 60: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

60

c. Faktor sosial politik

Menambahkan kesadaran umum berakibat pada langkah – langkah

politik yang bersifat melindungi bagi orang – orang yang tidak

merokok dan usaha melancarkan kampanye – kampanye promosi

kesehatan untuk mengurangi perilaku merokok. Merokok menjadi

masalah yang bertambah besar di negara – negara berkembang seperti

indonesia (Smet, 1994).

Page 61: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

61

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar pemikiran

Remaja adalah masa dimana terjadinya kelabilan jiwa karena telah

memasuki fase dari anak – anak menuju dewasa. Remaja merupakan generasi

penerus bangsa (Lukman, 2009).

Perilaku merokok pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor

diantaranya, faktor psikologis Individu merokok untuk mendapatkan

kesenangan, kenyamanan, merasa lepas dari kegelisahan dan juga untuk

mendapatkan rasa percaya diri. Faktor lingkungan sosial yaitu dalam

keluarga, teman sebaya dan pengaruh iklan rokok. Faktor pengetahuan,

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang

terhadap objek melalui indra yang dimilkinya kurangnya Pengetahuan remaja

tentang bahaya merokok yaitu kandungan zat kimia berbahaya serta dampak

terhadap kesehatan menjadi salah satu faktor seorang remaja mengkonsumsi

rokok selain itu ada fakor lain seperti faktor demografis, faktor sosial politik,

dan faktor sosial – kulutral.

Page 62: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

62

B. Kerangka konsep penelitian

Skema kerangka fikir

Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok :

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

: Hubungan variabel yang diteliti

Faktor

psikologis

Faktor lingkungan

sosial

Perilaku merokok

Remaja di SMAN 1

Wiwirano

Fakor

Pengetahuan

Faktor

demografis

Faktor sosial –

kultural

Faktor sosial

politik

Page 63: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

63

C. Variabel penelitian

1. Variabel bebas (independen variabel)

Adalah variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah faktor – faktor yang mempengaruhi

perilaku merokok pada remaja yaitu faktor psikologis, faktor lingkungan

sosial, dan faktor pengetahuan.

2. Variabel terikat

Adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah perilaku merokok pada remaja di

SMAN 1Wiwirano Kabupaten Konawe Utara.

D. Definisi Operasional dan Kriteria objektif

1. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah berusia antara 15

sampai 18 tahun di tandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik

dan fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual

dan mengalami perubahan – perubahan dalam aspek kognitif, emosi,

sosial, dan moral, di antara masa anak – anak menuju masa dewasa

yang berada di SMAN 1 Wiwirano kabupaten Konawe Utara.

2. Perilaku merokok

Perilaku merokok yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku

yang ekspresikan dalam bentuk tindakan berupa kebiasaan merokok

yang dilakukan dan tidak dilakukan. Upaya untuk mendapatkan data

Page 64: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

64

yang akurat tentang perilaku merokok siswa, maka dilakukan dengan

menggunakan koesioner jumlah pertanyaan 2 item

Kriteria objektif :

Perokok : jika remaja mempunyai riwayat merokok dan atau masih

merokok sampai saat pengumpulan data

Bukan perokok : jika remaja tidak mempunyai riwayat merokok dan

tidak mempunyai kebiasaan merokok sampai saat pengumpulan data

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku merokok pada

remaja dalam penelitian ini, yaitu :

a. Faktor psikologis

Faktor psikologis adalah faktor yang berasal dari dalam diri sendiri

meliputi rasa ketergantungan, percaya diri, senang, relaks, emosi,

redanya ketegangan ataupun emosi-emosi negatif pada saat

mengkonsumsi rokok. Untuk menilai faktor psikologis maka

dilakukan dengan menggunakan koeseioner jumlah pertanyaan 5

item jika menjawab ya diberi skor 1 jika menjawab tidak diberi

skor 0

Kriteria objektif :

Faktor yang mempengaruhi : >60%

Faktor yang tidak mempengaruhi : ≤60% (Arikunto, 2006).

b. Faktor lingkungan sosial

faktor lingkungan sosial yaitu dalam keluarga, teman sebaya dan

pengaruh iklan rokok.. Untuk menilai faktor lingkungan sosial maka

Page 65: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

65

dilakukan dengan menggunakan koeseioner jumlah pertanyaan 5

item jika menjawab ya diberi skor 1 jika menjawab tidak diberi

skor 0

kriteria objektif :

faktor yang mempengaruhu>60%

faktor yang tidak mempengaruhi≤60% (Arikunto, 2006)

c. Faktor pengetahuan

Pengetahuan adalah tingkat pemahaman remaja tentang pengetahuan

remaja tentang zat kimia berbahaya pada rokok dan dampak terhadap

kesehatan jika seseorang merokok. Untuk menilai maka dilakukan

dengan menggunakan koeseioner Jumlah pertanyaan 5 item. Jika

responden menjawab benar diberi skor 1 jika menjawab salah diberi

skor 0.

Kriteria objektif :

Faktor yang mempengaruhi ≤60%

Faktor yang tidak mempengaruhi >60%

Page 66: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

66

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan

pendekatan deskriptif yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor –

faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1

Wiwirano

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe

Utara.

2. Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 12 Juni sampai dengan 17

Juni 2017

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X dan XI yang

berada di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara sebanyak 215

orang dimana siswa kelas X sebanyak 107 orang dan siswa kelas XI

sebanyak 108 orang siswa.

Page 67: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

67

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap dapat mewakili seluruh populasi. Apabila subjeknya kurang

dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan

populasi tetapi jika jumlah populasi lebih dari 100, dapat diambil antara

10-15% atau 20-25% ( Arikunto, 2010).

Tehnik pengambilan sampel dengan cara Stratified random sampling

yaitu, pengambilan sampel dengan cara berstrata dan acak dari tiap kelas.

Besar sampel yaitu 20% dari tiap-tiap kelas. Sehingga jumlah sampel

diambil dari kelas X dan kelas XI berjumlah :

Kelas Xa : 20% dari 37 siswa = 7, 4 dibulatkan 7 siswa

Kelas Xb : 20% dari 34 siswa = 6, 8 dibulatkan 7 siswa

Kelas Xc : 20% dari 36 siswa = 7, 2 dibulatkan 7 siswa

Kelas XI IPA1 : 20% dari 26 siswa = 5, 2 dibulatkan 5 siswa

Kelas XI IPA2 : 20% dari 25 siswa = 5 dibulatkan 5 siswa

Kelas XI IPS1 : 20% dari 29 siswa = 5, 8 dibulatkan 6 siswa

Kelas XI IPS2 : 20% dari 28 siswa = 5, 6 dibulatkan 6 siswa

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 43 siswa

Kriteria inklusi :

a. Siswa kelas X dan XI SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara

b. Bersedia menjadi responden

Page 68: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

68

Kriteria eksklusi :

a. Tidak bersedia menjadi responden.

b. Tidak hadir pada saat pengumpulan data

D. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

1. Jenis Data

a. Data primer diperoleh menggunakan lembar kuesioner.

b. Data sekunder diperoleh dari buku rekapan di instansi terkait

mengenai data jumlah siswa dan gambaran umum lokasi penelitian.

2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

pengisian lembar kuesioner untuk mengidentifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano

Kabupaten Konawe Utara.

E. Instrument Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah lembar

kuesioner penelitian berisi tentang pertanyaan perilaku merokok dan faktor-

faktor yang mempengaruhi perilaku merokok yaitu faktor psikologis,

lingkungan sosial dan pengetahuan.

F. Pengolahan dan Analisa Data

1. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang diperoleh dari hasil penelitian dikerjakan melalui

beberapa proses dengan tahapan sebagai berikut :

Page 69: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

69

a. Editing

Editing yaitu memeriksa hasil kuesioner yang telah

dilaksanaakan untuk mengetahui kesesuaian jawaban responden. Dimana

dalam editing tidak dilakukan pennggantian jawaban yang dimaksud agar

data tersebut konsisten dan sesuai dengan tujuan penelitian.

b. Coding

Coding yaitu pemberian tanda atau code jika menjawab ya

atau benar diberi skor 1 jika menjawab tidak atau salah diberi skor 0

c. Scoring

Scoring yaitu memberikan skor pada jawaban yang telah di

isi oleh responden.

a

X = x K

n

keterangan :

X = nilai persentase yang diperoleh

a = jumlah pertanyaan yang dijawab

n = jumlah pertanyaan

k = konstanta (100) (Arikunto, 2006).

d. Tabulating

Tabulating yaitu menyusun dan menyajikan data dalam

bentuk tabel sesuai dengan kategori variabel.

Page 70: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

70

2. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara manual dengan menggunakan

rumus sebagai berikut :

f

x = x k

n

Keterangan :

f : frekuensi kategori variabel yang diteliti

n : jumlah sampel penelitian

x : nilai persentase yang diperoleh

k : konstanta (100%) (Notoatmodjo, 2002:85)

G. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan setelah data diolah dan disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi serta tabel analisis disertai narasi.

Page 71: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

71

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Keadaan Geografis

SMAN 1 Wiwirano terletak di Kecamatan Wiwirano

Kabupaten Konawe Utara. Merupakan salah satu Sekolah di

Kabupaten Konawe Utara, SMAN 1 Wiwirano di bangun di atas

tanah seluas 17, 500 M² dengan batas – batas sebagai berikut :

a) Sebelah Utara : Rumah Warga

b) Sebelah Timur : Jalan Raya (Trans Sulawesi)

c) Sebelah Selatan : Rumah Warga

d) Sebelah Barat : Lahan Sawit

b. Sarana Fisik

Sarana dan prasarana yang terdapat di SMAN 1 Wiwirano

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.1 Sarana Fisik di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017

No Nama Ruang Frekuensi

1 Ruang Kelas 11

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Guru 3

4 Ruang Administrasi 2

5 Perpustakaan 1

Jumlah 18

Sumber : Data Sekunder Tahun 2017

Page 72: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

72

c. Tenaga Pengajar dan Staf

Jumlah guru dan tata usaha termasuk kepala sekolah yang

ada di SMAN 1 Wiwirano Kabupaten Konawe Utara dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengajar Berdasarkan

pendidikan di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017

No Pendidikan Frekuensi (%)

1 SMA 2 10,52%

2 S1 17 89,48%

Jumlah 19 100.00

Sumber : Data Sekunder Tahun 2017

2. Karakteristik responden

Berdasarkan data demografi responden yang menjadi sampel

penelitian maka di peroleh karakteristik responden sebagai berikut :

a. Karakteristik Jenis Kelamin Responden

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017

No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Laki – laki 28 65,11%

2 Perempuan 15 34, 89%

Jumlah 43 100, 00

Sumber :Data Primer Tahun 2017

Page 73: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

73

Dari tabel 3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di

SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017, dari 43 responden sebagian besar

berjenis kelamin laki – laki berjumlah 28 responden (65, 11%) dan

perempuan berjumlah 15 responden (34, 89%).

b. Karakteristik Umur Responden

Karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel. 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di

SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017

No Umur Frekuensi (f) Persentase (%)

1 15 Thn 4 9,30%

2 16 Thn 16 37.21%

3 17 Thn 10 23,26%

4 18 Thn 13 30,23%

Jumlah 43 100.00

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 4 karakteristik responden berdasarkan umur di SMAN

1 Wiwirano Tahun 2017, dari 43 responden sebagian besar berumur 16

tahun sebanyak 16 siswa (37,21%) dan yang terendah 15 tahun

sebanyak 4 siswa (9,30%).

6. Variabel Penelitian

Penelitian ini di laksanakan di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017 pada

tanggal 12 juni sampai dengan 17 juni tahun 2017, dengan jumlah sampel

43 siswa dengan hasil penelitian untuk lebih jelasnya dapat di jabarkan

sebagai berikut :

Page 74: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

74

a. Perilaku merokok responden

Perilaku merokok responden dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Merokok Pada Remaja di

SMAN 1 Wiwirano

No Perilaku merokok Frekuensi (f) Persentase (%)

1 Perokok 16 37, 20%

2 Bukan Perokok 27 62, 80%

Jumlah 43 100

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 5 didapatkan dari 43 responden sebagian besar tidak merokok

yaitu sebanyak 27 siswa (62,80%). Dan yang mempunyai perilaku

merokok sebanyak 16 siswa (37,20%).

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi

perilaku merokok pada remaja

No

Kriteria

Faktor yang mempengaruhi

perilaku merokok

f. Psikologis f. Lingkungan

sosial

f.pengetahuan

F % F % f %

1 Mempengaruhi 24 55,80% 33 76,75% 21 48,86%

2 Tidak

mempengaruhi

19 44,20% 10 23,25% 22 51,14%

Total 43 100,00 43 100,00 43 100,00

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Page 75: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

75

c. Pengaruh faktor psikologis terhadap perilkaku merokok responden.

Faktor psikologis responden yang mempengaruhi perilaku

merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Faktor Psikologis Terhadap

Perilaku Merokok Pada Remaja

No

Faktor

Psikologis

Perilaku Merokok

Jumlah

Perokok Bukan Perokok

F % F % F %

1 Mempengaruhi 16 37,20% 8 18,60% 24 55,80%

2 Tidak

mempengaruhi

0 0 19 44,20% 19 44,20%

Jumlah 16 37.20 27 62.80 43 100.00

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 6 di dapatkan dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN

1 Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa

seluruhnya menjawab bahwa faktor psikologis mempengaruhi perilaku

merokok, sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok sebanyak 8 siswa

menyatakan faktor psikologis mempengaruhi perilaku merokok dan 19 siswa

menjawab faktor psikologis tidak mempengaruhi perilaku merokok.

Page 76: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

76

d. Pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku merokok

responden

Faktor lingkungan sosial responden yang mempengaruhi perilaku

merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Faktor Lingkungan Sosial Terhadap

perilaku Merokok Pada Remaja

No

Faktor

Lingkungan

Sosial

Perilaku Merokok

Jumlah

Perokok Bukan Perokok

F % F % F %

1 Mempengaruhi 14 32,55% 19 44,20% 33 76,75%

2 Tidak

mempengaruhi

2 4,65% 8 18,60% 10 23,25%

Jumlah 16 37,20 27 62.80 43 100.00

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 7, dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN 1

Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang

menjawab bahwa faktor lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok

sebanyak 14 siswa (32,55%) dan yang menjawab tidak mempengaruhi

sebanyak 2 siswa (4,65%), sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok

sebanyak 19 siswa (44,20%) menjawab faktor lingkungan sosial

mempengaruhi perilaku merokok dan 8 siswa (18,60%) menjawab faktor

lingkungan sosial tidak mempengaruhi perilaku merokok.

Page 77: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

77

e. Pengaruh faktor pengetahuan terhadap perilaku merokok responden

Faktor pengetahuan responden yang mempengaruhi perilaku

merokok di SMAN 1 Wiwirano dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Faktor Pengetahuan Terhadap

Perilaku Merokok Pada Remaja

No

Faktor

Pengetahuan

Perilaku Merokok

Jumlah

Perokok Bukan Perokok

F % F % F %

1 Mempengaruhi 12 27.90% 9 20,96% 21 48,86%

2 Tidak

mempengaruhi

4 9,30% 18 41,84% 22 51,14%

Jumlah 16 37,20 27 62,80 43 100.00

Sumber : Data Primer Tahun 2017

Dari tabel 8, dari 43 responden yang menjadi sampel di SMAN 1

Wiwirano yang mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang

mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok sebanyak 12 siswa

(28,90%) dan yang mempunyai pengetahuan yang baik sebanyak 4 siswa

(9,30%), sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok sebanyak 9 siswa

(20,93%) mempunyai pengetahuan yang kurang tentang rokok dan 18 siswa

(41,84%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang rokok .

Page 78: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

78

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian di atas tentang identifikasi faktor – faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano

Tahun 2017, maka dapat di lakukan pembahasan sebagai berikut :

1. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Perilaku Merokok Pada

Remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden didapatkan yang

mempunyai perilaku merokok sebanyak 16 siswa yang seluruhnya menjawab

bahwa faktor psikologis mempengaruhi perilaku merokok. Faktor psikologis

mempengaruhi perilaku merokok jika sedang dalam masalah yaitu sebanyak

16 siswa (100%) dan pada saat stress sebanyak 15 siswa (93,75).

Hasil penelitian ini juga di dukung oleh teori Epstein dan Perkins dalam

Aini Nurul tahun 2013 yang menyatakan bahwa Merokok dijadikan satu

alternatif pemecahan untuk keluar dari masalah sehari-hari yang dirasakan

sebagai sesuatu yang berat dan menegangkan. Efek santai adalah suatu

hal yang dicari dari rokok ketika dalam keadaan tegang. Rokok menjadi

teman yang baik menurut para perokok, untuk berbagai ketegangan

ataupun stress dan emosi-emosi negatif lainnya. Individu merokok untuk

mendapatkan kesenangan, kenyamanan, merasa lepas dari kegelisahan dan

juga untuk mendapatkan rasa percaya diri.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Komalasari dan Helmi (2000)

Adapun hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa ada banyak sekali faktor

yang dapat menyebabkan seorang remaja mulai merokok salah satu nya

Page 79: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

79

kepuasan psikologis, Hasil penelitian lainnya adalah kepuasan psikologislah

yang menjadi faktor terkuat terjadinya perilaku merokok pada remaja.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang tidak

merokok, sebanyak 8 siswa (18,60%) yang memiliki faktor psikologis

mempengaruhi perilaku merokok. ini menunjukkan bahwa 8 siswa tersebut

rentan terhadap perilaku merokok karena menurut mereka ketika seseorang

dalam masalah ataupun sedang stress maka merokok merupakan salah satu

alternatif dalam pemecahan masalah. Sebanyak 8 siswa tersebut memiliki

kecenderungan mempunyai perilaku merokok karena merokok merupakan

pengalaman yang menyenangkan, merokok untuk santai atau merokok

memberikan satu pekerjaan bagi tangan mereka (Aini, 2013).

Resiko seseorang mempunyai perilaku merokok karena anggapan yang

salah tentang rokok mereka menganggap bahwa rokok akan meningkatkan

konsentrasi, menghalau rasa kantuk, mengakrabkan suasana sehingga timbul

rasa persaudaraan, menghilangkan stress juga menjadi alternatif dalam

pemecahan masalah, seharusnya mereka tidak menjadikan rokok satu-satunya

alternatif dalam pemecahan masalah sehari-hari karena masih banyak

kegiatan – kegiatan positif yang bisa dilakukan seperti berolahraga ataupun

mencari kesibukan lain yang tidak menimbulkan hal negatif.

Sedangkan dari 27 siswa yang tidak merokok 19 siswa (44,20%)

menjawab faktor psikologis tidak mempengaruhi perilaku merokok. Hal ini

menunjukkan bahwa perilaku merokok bukan hanya dipengaruhi oleh faktor

psikologis tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor

Page 80: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

80

lingkungan sosial yaitu sebanyak 13 responden menjawab faktor lingkungan

sosial mempengaruhi perilaku merokok dan faktor pengetahuan sebanyak 8

responden sedangkan 4 responden menjawab perilaku merokok tidak di

pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial, dan faktor

pengetahuan ini menunjukkan bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi

perilaku merokok seperti faktor kebiasaan.

2. Pengaruh Faktor Lingkungan Sosial Terhadap Perilaku Merokok Pada

Remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang mempunyai

perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang menjawab bahwa faktor

lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok sebanyak 14 siswa

(32,55%).

Faktor lingkungan sosial mempengaruhi perilaku merokok karena

mempunyai teman yang merokok pula yaitu sebanyak 14 responden (87,5%)

dan mempunyai lingkungan sekitar yang dikelilingi oleh seorang perokok

juga sebanyak 14 siswa (87,5%).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 16 siswa yang merokok 2

responden (4,65%) menjawab bahwa faktor lingkungan sosial tidak

mempengaruhi perilaku merokok tetapi di pengaruhi oleh faktor yang lain

yaitu faktor psikologis dan faktor pengetahuan.

Page 81: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

81

Dalam usahanya untuk mencari identitas dirinya sendiri, seorang remaja

sering membantah orang tuanya karena ia mulai punya pendapat-pendapat

sendiri, cita – cita serta nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan pendapat

orang tuanya. Tetapi untuk berdiri sendiri ia belum cukup kuat, karena itu ia

mudah terjerumus kedalam perkumpulan remaja dimana anggota-anggota nya

adalah teman – teman sebaya yang mempunyai ciri yang sama seperti

merokok. Dalam perkumpulan itu mereka bisa saling memberi dan mendapat

dukungan mental (Purwanto, 1999).

Lingkungan rumah dengan anggota keluarga yang mempunyai perilaku

merokok membuat perilaku merokok lebih permisif oleh anggota rumah yang

lain. Remaja yang berasal dari lingkungan sosialnya merokok cenderung juga

akan menjadi perokok. Maka dari itu penting sekali meningkatkan

pengetahuan bukan hanya dari seorang remaja tersebut juga dari lingkungan

khususnya orang tua karena bimbingan dan perhatian dari orang tua akan

mencegah seorang anak mempunyai perilaku yang menyimpang seperti

merokok.

Selain itu diantara remaja merokok terdapat 87% mempunyai sekurang

kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja

non perokok (Al Bahri 2000). Sebuah study yang dilakukan oleh pusat

Nasional untuk penggunaan obat di Universitas Kolombia (dalam Richmond,

2004) menemukan bahwa anak yang mempunyai teman – teman perokok

memilki kemungkinan 9 kali lebih besar menjadi perokok dari pada anak

Page 82: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

82

yang memiliki teman yang tidak merokok (Amelia, 2009). Lingkungan

sekitar berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian individu pada

perokok. Seseorang akan berprilaku merokok dengan memperhatikan

lingkungan sosialnya. Oleh karena itu individu perokok yang bergaul dengan

perokok lebih sulit untuk berhenti merokok, daripada perokok yang bergaul

atau lingkungan sosialnya menolak perilaku merokok (Junarto, 2014).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 responden yang tidak

merokok, sebanyak 19 responden (44,20%) menjawab faktor lingkungan

sosial mempengaruhi perilaku merokok.

Pengaruh faktor lingkungan sosial terhadap perilaku merokok siswa mulai

dari keluarga yang perokok , teman sebaya, dan iklan di media tentang rokok

menjadi suatu dorongan seorang remaja mempunyai perilaku merokok pula.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fikriyah dan Febrijanto tahun 2012

bahwa perilaku merokok yang dinilai merugikan telah bergeser menjadi

perilaku yang menyenangkan dan menjadi aktifitas yang bersifat obsesif.

Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor lingkungan sosial..

Sedangkan 8 siswa (18,60%) menjawab faktor lingkungan sosial tidak

mempengaruhi perilaku merokok. Ini menunjukkan bahwa perilaku merokok

bukan hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial melainkan ada faktor

lain seperti faktor psikologis sebanyak 2 responden dan faktor pengetahuan

sebanyak 2 responden dan 4 responden menjawab perilaku merokok tidak

Page 83: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

83

pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial dan faktor

pengetahuan melainkan ada faktor lain seperti faktor sosial kultural.

3. Pengaruh Faktor Pengetahuan Terhadap Perilaku Merokok Pada Remaja

di SMAN 1 Wiwirano Tahun 2017.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 43 responden yang mempunyai

perilaku merokok sebanyak 16 siswa, yang mempunyai pengetahuan yang

kurang tentang rokok sebanyak 12 siswa (27,90%) dan yang mempunyai

pengetahuan yang baik sebanyak 4 siswa (9,30%).

Dari 12 siswa yang merokok dan mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang rokok yaitu tidak mengetahui tentang dampak yang ditimbulkan ketika

menghirup asap rokok sebanyak 10 responden (83,33%) dan 9 responden (75%)

tidak mengetahui dampak bagi tubuh yang di sebabkan oleh zat karbon

monoksida yang terkandung dalam rokok.

Sedangkan 4 (9,30%) siswa lainnya mempunyai pengetahuan yang baik

tentang rokok, ini menunjukkan bahwa merokok bukan hanya dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan tetapi ada faktor lain seperti faktor psikologis sebanyak 4

responden dan faktor lingkungan sosial sebanyak 4 responden.

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang benar untuk memenuhi rasa

ingin tahu ini, manusia sejak zaman dahulu telah berusaha mengumpulkan

pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori

yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang di hadapi.

Page 84: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

84

Pengetahuan tersebut dapat diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun dari

pengalaman orang lain.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dari 27 siswa yang tidak

merokok sebanyak 9 siswa (20,93%) mempunyai pengetahuan yang kurang

tentang rokok dan 18 siswa (41,84%) mempunyai pengetahuan yang baik tentang

rokok.

Pada saat ini, umumnya individu tau tentang rokok dan bahaya yang mengintai

bagi orang yang merokok. Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh dari

mata dan telinga dengan perantara media cetak dan elektronik seperti : radio,

koran, televisi dan internet. Bahkan pada setiap bungkus rokok tercantum pesan

tentang efek negatif rokok terhadap kesehatan. Melalui media tersebutlah pada

umumnya siswa memperoleh pengetahuan dan informasi mengenai rokok dan

bahaya rokok pada tubuh.

Hal ini sejalan dengan teori Sarwono (2013) Mengatakan bahwa supaya

seorang remaja tidak melakukan kegiatan yang tidak baik seperti merokok maka

diperlukannya pengetahuan yang baik karena dengan pengetahuan seorang remaja

mampu mengetahui mana yang baik dan tidak baik dan mampu mengetahui

dampak yang bisa ditimbulkannya juga.

Dari 43 responden sebanyak 4 siswa menjawab bahwa perilaku merokok

tidak di pengaruhi oleh faktor psikologis, faktor lingkungan sosial dan faktor

pengetahuan tetapi faktor lain seperti faktor kebiasaan dan faktor sosial kultural.

Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan, mereka menggunakan rokok

sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi sudah

Page 85: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

85

mejadi perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa di pikirkan dan tanpa di

sadari ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang sebelumnya telah benar –

benar habis.

Faktor kebiasaan terhadap perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang

harus tetap dilakukan tanpa adanya motif yang bersifat negatif ataupun positif.

Seseorang merokok hanya untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.

Adanya berbagai faktor yang dapat mempengaruhi sehingga usia muda seperti

usia SMA mulai merokok merupakan suatu perilaku yang otomatis tanpa

pertimbangan yang matang, sehingga sering kali dilakukan tanpa di sadari.

Page 86: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

86

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor – faktor yang mempengaruhi

perilaku merokok di SMAN 1 Wiwirano pada 43 responden dapat di

simpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok adalah faktor

psikologi (37,20%) ,faktor lingkungan sosial (32,55%) dan faktor

pengetahuan (27,90%). Selanjutnya dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor psikologis

mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 24 responden (55,80%)

dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 19 responden (44,20%).

2. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor lingkungan

sosial mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 33 responden

(76,75%) dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 10 responden

(23,25%).

3. Dari 43 responden, sebagian besar menyatakan bahwa faktor pengetahuan

mempengaruhi perilaku merokok yaitu sebanyak 21 resaponden (48,86%)

dan yang tidak mempengaruhi sebanyak 22 responden (51,14%).

B. Saran

1. Bagi pendidik khususnya tenaga pendidik SMAN 1 Wiwirano agar

memasukkan materi tentang bahaya merokok serta memberitahukan siswa

Page 87: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

87

agar menjauhi atau tidak bergaul dengan seseorang yang mempunyai

perilaku merokok.

2. Bagi siswa/siswi SMAN 1 Wiwirano setelah mengetahui faktor – faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok di harapkan agar menjauhi rokok

seperti tidak menjadikan rokok sebagai alternatif dalam pemecahan

masalah tetapi melakukan hal yang positif seperti berolahraga juga tidak

bergaul kepada orang yang mempunyai perilaku merokok serta

meningkatkan pengetahuan tentang bahaya merokok bagi tubuh

3. Bagi institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Kendari agar hasil

penelitian dapat dijadikan bahan referensi mengenai faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja.

4. Bagi peneliti – peneliti selanjutnya, untuk tetap melakukan penelitian

tentang rokok dan faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku merokok

secara berkesinambungan agar peningkatan jumlah perokok dapat di atasi.

Page 88: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

88

DAFTAR PUSTAKA

Aini, Nurul.2013. Faktor – faktor Psikologis Yang Menentukan Perilaku Merokok

Pada Mahasiswa Kedokteran di Universitas Hasanudddin. Makassar

Alamsyah. 2007. Kesehatan Remaja.Jakarta : Salemba medika.

Amelia, Adisti. 2009. Gambaran Perilaku Merokok Pada Remaja Laki-laki..

Diakses pada tanggal 20 maret 2017.Medan.

(http://respiratory.usu.ac.id/bitsream/ 12345678/14536/1/09e00589.pdf).

Diunduh tanggal 20 maret 2017.

Anonim. 2008. Efek Bahaya Asap Rokok Bagi Kesehatan tubuh Manusia Akibat

sebatang Rokok Racun Ketagihan, Buang Uang dan Dosa. diakses tanggal

18 maret 2017 (http://bebasrokok. wordpress.com/2008/01/09/efek-

bahaya-asap-rokok-bagi-kesehatan-tubuh-manusia-akibat-sebatang-

rokok-racun-ketagihan-candu-buang-uang-dan-dosa/ diakses tanggal 18

maret 2017. Diunduh tanggal 18 maret 2017.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek . Jakarta .

Rineka Cipta.

Asriani. 2012. Faktor – faktor Yang Berhubungan Dengan Kebiasaan Merokok

Pada Siswa SMAN 1 Ranomeeto. Kendari.

Arham.2013. Bahaya bagi rokok. (http://Arham/2013/bahaya-merokok-bagi-

html,diakses tanggal 16 Maret 2017).

Baradero. M & Y.Siswadi.2008. Klien Dengan Gangguan Kardiavaskular.

Jakarta : EGC

Husaini, Aiman.2006.Tobat Merokok Rahasia & Cara Empatik Berhenti

Merokok. Jakarta. Pustaka Iman.

Junarto.2014.Sikap Remaja Tentang Perilaku Merokok Di SMA KARTIKA.

Kendari.Tidak diterbitkan.

Kusmiran, Eny.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita.Jakarta : PT

Rineka Cipta

Komalasari, Dian.2011. Faktor – faktor Penyebab perilaku Merokok Pada

Remaja.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan . Jakarta .

Rineka Cipta.

Prasetiawan, Puput .dkk.2015. Efektivitas Metode Konseling Terhadap Perilaku

Merokok pada siswa SMA Di Kecamatan Laeya.Konawe Selatan.

Page 89: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

89

Purwanto, Heri.1999. Pengantar Perilaku Manusia.Jakarta. : EGC

Rani, Dwi.2013. Pengertian Merokok dan Akibatnya. Diakses tanggal 17 maret

2017 (Http//ranidwi68.wordpress.com /2013/01/09/Pengertian-merokok-

dan akibatnya) diunduh tanggal 17 maret 2017.

Sumiati.2009. Kesehatan Jiwa Remaja dan Konselig .jakarta : TIM

Zuliyani & E.Firmawati. 2015. Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Bahaya

merokok.yogyakarta.

Riskesdas .2013. Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Sulawesi

Tenggara 2013. Diakses pada tanggal 15 Mei 2017.

Page 90: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

90

Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Responden

Di –

Tempat

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan, maka saya :

Nama : Reski Putri Namira

NIM : P00320014089

Sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Keperawatan,

bermaksud akan melaksanakan penelitian berjudul “Identifikasi faktor – faktor

yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano Tahun

2017”.

Sehubungan dengan hal itu, mohon kesediaan saudara saudari untuk

meluangkan waktu menjadi responden dalam penelitian ini, anda berhak untuk

menyetujui atau menolak menjadi responden. Apabila setuju, maka saudara /

saudari dipersilahkan untuk menandatangani surat persutujuan responden ini.

Atas kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, sebelumnya

diucapkan terima kasih.

Peneliti

Reski Putri Namira

P00320014089

Page 91: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

91

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Politeknik Kesehatan

Kendari Jurusan Keperawatan yang berjudul “identifikasi faktor – faktor yang

mempengaruhi perilaku merokok pada remaja di SMAN 1 Wiwirano tahun 2017”

Saya memahami bahwa data ini bersifat rahasia, tanda tangan saya ini

menunjukkan bahwa saya bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan

sukarela tanpa paksaan dari pihak manapun , semoga dapat dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Wiwirano, 2017

Responden

(.................................................................)

Page 92: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

92

Lampiran 3

Koesioner Penelitian

IDENTIFIKASI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

DI SMAN 1 WIWIRANO

TAHUN 2017

A. DATA UMUM

Petunjuk Pengisian Koesioner

1. Isilah titik – titik di bawah ini dengan benar

Nama /inisial : ......................................

Umur : ......................................

Jenis kelamin : ......................................

Kelas : ......................................

B. Variabel Penelitian

Petunjuk Pengisian

1. Perilaku Merokok

a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang

tersedia

b. Jawablah sesuai dengan apa yang di alami atau yang di rasakan

dengan sejujur – jujurnya.

Page 93: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

93

PERILAKU MEROKOK

PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah saat ini anda merokok?

2. Apakah anda memiliki riwayat merokok?

2. Faktor Psikologis

a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang

tersedia

b. Jawablah sesuai dengan apa yang di rasakan atau di alami

dengan sejujur – jujurnya.

FAKTOR PSIKOLOGIS

PERTANYAAN YA TIDAK

1. Jika sedang dalam masalah apakah merokok

menjadi alternatif dalam pemecahan masalah?

2. Apakah kenikmatan bisa didapatkan hanya jika

mengkonsumsi rokok?

3. Jika sedang marah apakah merokok menjadi

solusinya?

4. Apakah stress dapat dihilangkan jika

mengkonsumsi rokok ?

5. Apakah kepercayaan diri didapatkan dari

merokok?

Page 94: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

94

3. Faktor Lingkungan Sosial

a. Berikan tanda ceklis ( ) pada pilihan jawaban di kolom yang

tersedia

b. Jawablah sesuai dengan apa yang di rasakan atau di alami

dengan sejujur – jujurnya.

FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL

PERTANYAAN YA TIDAK

1. Apakah orang tua anda mempunyai kebiasaan merokok

di dalam rumah ?

2. Apakah beberapa teman anda ada yang merokok ?

3. Apakah iklan dari media elektronik menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi perilaku merokok?

4. Apakah dilingkungan sekitar tempat tinggal anda ada

yang merokok?

5. Apakah jika ada pertemuan dengan teman atau keluarga

anda dikelilingi oleh orang yang merokok?

Page 95: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

95

4. Faktor Pengetahuan

a. Berikan Tanda Silang (X) pada pilihan jawaban yang anda

anggap benar

b. Jawablah sesuai apa yang anda ketahui

FAKTOR PENGETAHUAN

1. Apakah jenis zat kimia pada rokok yaang dapat meningkatkan resiko

serangan jantung?

a. Nikotin

b. Karbon monoksida

c. Benzena

d. Syanida

2. Apakah dampak Tar yang ada dalam rokok pada tubuh manusia ?

a. Penyempitan pembuluh darah

b. Karsinogen penyebab kanker

c. Stroke

d. Penyakit jantung

3. Apakah dampak yang dapat ditimbulkan ketika menghirup asap rokok

adalah?

a. Asma

b. Gatal – gatal

c. Kurap

d. Muka keriput

4. Apakah nama zat pada pada rokok yang dapat menyebabkan tekanan darah

tinggi ?

a. Tar

b. Karbon monoksida

c. Nikotin

d. Benzena

5. Apakah dampak yang disebabkan oleh kandungan zat karbon monoksida

yang terkandung dalam rokok?

a. Kesulitan bernafas

b. Serangan jantung

c. Emfisema

d. Kanker mulut

Page 96: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

96

KUNCI JAWABAN

1. B

2. B

3. A

4. C

5. A

Page 97: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

97

PENGOLAHAN DATA HASIL PENELITIAN

IDENTIFIKASI FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU

MEROKOK PADA REMAJA DI SMAN 1 WIWIRANO

NO

NAMA

UMUR JK

KELAS

VARIABEL YANG DITELITI

SKOR KRITERIA PM

SKOR KRITERIA

INISIAL PSIKOLOGIS

P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP

1 S.I 16

THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

2 A.W 16

THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

3 I.H 16

THN ✓ XA 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

4 J.W 16

THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

5 A.N 15

THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

6 S.P 16

THN ✓ XA 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

7 U.K 17

THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

8 M.M 16

THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

9 K.P 16

THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

10 I.S 15

THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

11 B 16

THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

12 D.A 16

THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

13 M 16

THN ✓ XB 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

14 J 15

THN ✓ XB 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

15 S.S 16

THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

16 S.M 16

THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

17 W.K 17

THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

18 S 15 ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

Page 98: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

98

THN

19 S 16

THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

20 K.S 16

THN ✓ XC 0 0 1 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

21 A 16

THN ✓ XC 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

22 J.R 17

THN ✓

XI IPA 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

23 M 16

THN ✓

XI IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

24 G.W 17

THN ✓

XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

25 S.P 17

THN ✓ XI IPA

1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

26 A 18

THN ✓

XI IPA 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

27 M.H 18

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

28 S 18

THN ✓ XI IPA

2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

29 S 17

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

30 H 17

THN ✓ XI IPA

2 1 1 0 1 1 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

31 M 18

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

32 H 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

33 R 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

34 M 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

35 M 18

THN ✓ XI IPS

1 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

36 R.S 17

THN ✓

XI IPS 1 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

37 F.U 18

THN ✓

XI IPS 1 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

38 A.M 18

THN ✓

XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

39 J 17

THN ✓

XI IPS 2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 0 0 0 ✓

40 F.I 17

THN ✓

XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

41 A.N 18 ✓ XI IPS 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

Page 99: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

99

THN 2

42 A.L 18

THN ✓

XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

43 R 18

THN ✓

XI IPS 2 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

JUMLAH

15 28 24 19 16 27

43 43 43

Page 100: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

100

NO

NAMA

UMUR JK

KELAS

VARIABEL YANG DITELITI

SKOR KRITERIA PM

SKOR KRITERIA

INISIAL LINGKUNGAN SOSIAL

P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP

1 S.I 16

THN ✓ XA 0 1 0 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

2 A.W 16

THN ✓ XA 1 1 0 1 0 3 60 ✓ 0 0 0 ✓

3 I.H 16

THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

4 J.W 16

THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

5 A.N 15

THN ✓ XA 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

6 S.P 16

THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

7 U.K 17

THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

8 M.M 16

THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

9 K.P 16

THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

10 I.S 15

THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

11 B 16

THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

12 D.A 16

THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

13 M 16

THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

14 J 15

THN ✓ XB 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 1 1 ✓

15 S.S 16

THN ✓ XC 0 1 0 1 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

16 S.M 16

THN ✓ XC 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

17 W.K 17

THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

18 S 15

THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

19 S 16

THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

20 K.S 16

THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

21 A 16 ✓ XC 0 1 0 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓

Page 101: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

101

THN

22 J.R 17

THN ✓

XI IPA 1 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

23 M 16

THN ✓

XI IPA 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

24 G.W 17

THN ✓

XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

25 S.P 17

THN ✓ XI IPA

1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

26 A 18

THN ✓

XI IPA 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

27 M.H 18

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

28 S 18

THN ✓ XI IPA

2 0 1 0 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓

29 S 17

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

30 H 17

THN ✓ XI IPA

2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

31 M 18

THN ✓

XI IPA 2 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

32 H 18

THN ✓

XI IPS 1 0 1 0 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

33 R 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

34 M 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

35 M 18

THN ✓ XI IPS

1 0 0 0 1 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

36 R.S 17

THN ✓

XI IPS 1 1 1 0 0 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓

37 F.U 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

38 A.M 18

THN ✓

XI IPS 2 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

39 J 17

THN ✓

XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

40 F.I 17

THN ✓

XI IPS 2 0 1 1 1 0 3 60 ✓ 1 0 1 ✓

41 A.N 18

THN ✓ XI IPS

2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

42 A.L 18

THN ✓

XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 1 0 1 ✓

43 R 18

THN ✓

XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

JUMLAH 15 28 33 10 16 27

Page 102: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

102

43 43 43

Page 103: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

103

NO

NAMA

UMUR JK

KELAS

VARIABEL YANG DITELITI

SKOR KRITERIA PM

SKOR KRITERIA

INISIAL PENGETAHUAN

P L 1 2 3 4 5 ∑ M TM P1 P2 P BP

1 S.I 16

THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

2 A.W 16

THN ✓ XA 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

3 I.H 16

THN ✓ XA 1 0 1 1 0 3 60 ✓ 0 1 1 ✓

4 J.W 16

THN ✓ XA 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓

5 A.N 15

THN ✓ XA 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓

6 S.P 16

THN ✓ XA 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

7 U.K 17

THN ✓ XA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

8 M.M 16

THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

9 K.P 16

THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

10 I.S 15

THN ✓ XB 0 0 0 0 1 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

11 B 16

THN ✓ XB 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

12 D.A 16

THN ✓ XB 0 1 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

13 M 16

THN ✓ XB 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

14 J 15

THN ✓ XB 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

15 S.S 16

THN ✓ XC 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

16 S.M 16

THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

17 W.K 17

THN ✓ XC 1 0 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

18 S 15

THN ✓ XC 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

19 S 16

THN ✓ XC 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 1 1 ✓

20 K.S 16

THN ✓ XC 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

21 A 16

THN ✓ XC 0 0 1 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓

22 J.R 17 ✓ XI IPA 1 1 1 1 0 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

Page 104: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

104

THN 1

23 M 16

THN ✓

XI IPA 1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

24 G.W 17

THN ✓

XI IPA 1 0 0 1 1 1 3 60 ✓ 1 0 1 ✓

25 S.P 17

THN ✓ XI IPA

1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

26 A 18

THN ✓

XI IPA 1 0 1 1 1 1 3 60 ✓ 0 0 0 ✓

27 M.H 18

THN ✓

XI IPA 2 1 1 1 0 1 4 80 ✓ 1 0 1 ✓

28 S 18

THN ✓ XI IPA

2 0 0 1 0 1 2 40 ✓ 0 0 0 ✓

29 S 17

THN ✓

XI IPA 2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓

30 H 17

THN ✓ XI IPA

2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 0 0 0 ✓

31 M 18

THN ✓

XI IPA 2 0 0 1 0 1 2 40 ✓ 1 0 1 ✓

32 H 18

THN ✓

XI IPS 1 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

33 R 18

THN ✓

XI IPS 1 0 1 1 0 0 2 40 ✓ 0 1 1 ✓

34 M 18

THN ✓

XI IPS 1 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 1 0 1 ✓

35 M 18

THN ✓ XI IPS

1 0 1 1 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

36 R.S 17

THN ✓

XI IPS 1 0 0 1 1 0 2 40 ✓ 1 0 1 ✓

37 F.U 18

THN ✓

XI IPS 1 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

38 A.M 18

THN ✓

XI IPS 2 0 1 1 1 0 3 60 ✓ 1 0 1 ✓

39 J 17

THN ✓

XI IPS 2 1 1 1 1 1 5 100 ✓ 0 0 0 ✓

40 F.I 17

THN ✓

XI IPS 2 0 0 0 0 0 0 0 ✓ 1 0 1 ✓

41 A.N 18

THN ✓ XI IPS

2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

42 A.L 18

THN ✓

XI IPS 2 0 0 1 0 0 1 20 ✓ 1 0 1 ✓

43 R 18

THN ✓

XI IPS 2 1 1 0 1 1 4 80 ✓ 0 0 0 ✓

JUMLAH 15 28 21 22 16 27

43 43 43

Page 105: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

105

Page 106: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

106

Page 107: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

107

Page 108: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

108

Page 109: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

109

Page 110: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

110

Page 111: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

111

Page 112: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

112

Page 113: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

113

DOKUMENTASI PENELITIAN

Ket : Melakukan Pembagian koesioner

Page 114: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

114

KET : Penjelasan tentang cara pengisian koesioner

KET : Pengisian Koesioner Oleh responden

Ket : melakukan Pengisian koesioner

Page 115: RESKI PUTRI NAMIRA P00320014089 KEMENTRIAN …repository.poltekkes-kdi.ac.id/352/1/IDENTIFIKASI FAKTOR(1).pdfKARYA TULIS ILMIAH ... di lapangan didapatkan 10 siswa yang merokok pada

115

Ket : Kepala Sekolah beserta guru SMAN 1 Wiwirano