34
MAKALAH KONSERVASI GIGI PREPARASI TUMPATAN AMALGAM KLAS I, II DAN V DISUSUN OLEH : KELOMPOK X 1. Sherly Septhimoranie (04111004039) 2. Siti Adityanti (04111004040) 3. Suci Puspitahati (04111004041)

restorasi amalgam kelas I II V

Embed Size (px)

DESCRIPTION

amalgam restoraso

Citation preview

Page 1: restorasi amalgam kelas I II V

MAKALAH KONSERVASI GIGI

PREPARASI TUMPATAN AMALGAM

KLAS I, II DAN V

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK X

1. Sherly Septhimoranie (04111004039)

2. Siti Adityanti (04111004040)

3. Suci Puspitahati (04111004041)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2011/2012

Page 2: restorasi amalgam kelas I II V

DAFTAR ISI

Daftar Isi

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……..……………………………………………………......1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..….....2

1.3 Tujuan……………………………………………………..………………….2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Amalgam ………………………………………………..…………………..3

2.2 Preparasi Tumpatan Amalgam………………………..…………………..5

2.3 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas I ………………………..……………5

2.4 Preparasi Tumpatan Amlgam Klas II………………………..……………8

2.4.1 Amalgam Klas II Insipien…………………..……………………………10

2.4.2 Amalgam Klas II yang Diperluas …………………..…………………..13

2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V…………………..………………17

BAB III

KESIMPULAN.................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA………………….……………………………………….22

Page 3: restorasi amalgam kelas I II V

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dewasa ini semakin berkembang material yang digunakan dalam

restorasi gigi. Amalgam telah digunakan sebagai bahan tambalan bagi lesi

karies sejak abad ke-15 dan sampai saat ini amalgam masih merupakan bahan

yang banyak dipergunakan sebagai bahan tambalan gigi.

Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai di

bidang kedokteran gigi. Bahan restorasi berfungsi untuk memperbaiki dan

merestorasi struktur gigi yang rusak.  Tujuan restorasi gigi tidak hanya

membuang penyakit dan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga

mengembalikan fungsinya. Bahan-bahan restorasi gigi yang ideal pada saat ini

masih belum ada meskipun berkembang pesat. Untuk dapat diterima secara

klinis, kita harus mengetahui sifat-sifat bahan yang akan kita pakai sehingga

jika bahan-bahan baru keluar di pasaran, kita dapat segera mengenali kebaikan

dan keburukan dibanding dengan bahan yang lama. Dua sifat yang sangat

penting yang harus dimiliki oleh bahan restorasi adalah harus mudah

digunakan dan tahan lama.

Dental Amalgam merupakan bahan yang paling banyak digunakan oleh

dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi posterior. Sejak pergantian abad

ini, formulasinya tidak banyak berubah, yang mencerminkan bahwa bahan

tambalan lain tidak ada yang seideal amalgam. Komponen utama amalgam

terdiri dari liquid yaitu logam merkuri dan bubuk / powder yaitu logam

paduan yang kandungan utamanya terdiri dari perak, timah, dan tembaga.

Selain itu juga terkandung logam-logam lain dengan persentase yang lebih

kecil. Kedua komponen tersebut direaksikan membentuk tambalan amalgam

yang akan mengeras, dengan warna logam yang kontras dengan warna gigi.

Penulisan ini akan menjelaskan tentang prosedur preparasi tumpatan klas 1,2,

dan 5

1

Page 4: restorasi amalgam kelas I II V

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 1 ?

2. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 2 ?

3. Bagaimana bentuk dan cara preparasi amalgam klas 5 ?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 1

2. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 2

3. Mengetahui benuk dan cara preparasi amagam klas 5

2

Page 5: restorasi amalgam kelas I II V

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 AMALGAM

a. DEFINISI

Amalgam merupakan campuran dari dua atau beberapa logam (alloy)

yang salah satunya adalah merkuri. Kata amalgam juga didefinisikan

untuk menggambarkan kombinasi atau campuran dari beberapa bahan

seperti merkuri, perak, timah, tembaga, dan lainnya. Dental amalgam

sendiri adalah kombinasi alloy dengan merkuri melalui suatu proses yang

disebut amalgamasi. Ketika powder alloy dan liquid merkuri dicampur

terjadi suatu reaksi kimia yang menghasilkan dental amalgam yang

berbentuk bahan restorasi keras dengan warna perak abu – abu.

b. KLASIFIKASI

Amalgam dapat diklasifikasikan atas beberapa jenis, yaitu :

1. Berdasarkan jumlah metal alloy, yaitu:

a. Alloy binary, contohnya : silver-tin

b. Alloy tertinary, contohnya : silver-tin-copper

c. Alloy quartenary, contohnya : silver-tin-copper-indium

2. Berdasarkan ukuran alloy, yaitu:

a. Microcut, dengan ukuran 10 – 30 μm.

b. Macrocut, dengan ukuran lebih besar dari 30 μm.

3. Berdasarkan bentuk partikel alloy, yaitu:

a. Alloy lathe-cut

Alloy ini memiliki bentuk yang tidak teratur.

b. Alloy spherical

Alloy spherical dibentuk melalui proses atomisasi. Dimana cairan

alloy diatomisasi menjadi tetesan logam yang berbentuk bulat

kecil,. Alloy ini tidak berbentuk bulat sempurna tetapi dapat juga

3

Page 6: restorasi amalgam kelas I II V

berbentuk persegi, tergantung pada teknik atomisasi dan pemadatan

yang digunakan (Baum 1997).

c. Alloy Spheroidal

Alloy spheroidal juga dibentuk melaui proses atomisasi.

4. Berdasarkan kandungan tembaga

Kandungan tembaga pada amalgam berguna untuk meningkatkan

kekuatan (strength), kekerasan (hardness), dan ekspansi saat

pengerasan. Pembagian amalgam berdasarkan kandungan tembaga

yaitu:

a. Alloy rendah Copper (Low Copper Alloy)

Low copper alloy ini mengandung silver (68-70%), tin (26-

27%), copper (4-5%), zinc (0-1%).

b. Alloy tinggi copper (High Copper Alloy)

High copper alloy mengandung silver (40-70%), tin (22-30%),

copper (13-30%), zinc (0-1%). Alloy ini dapat diklasifikasikan

sebagai :

a) Admixed/dispersi/blended alloys.

Alloy ini merupakan campuran spherical alloy

dengan lathe-cut alloy dengan komposisi yang

berbeda yaitu high copper spherical alloy dengan

low copper lathe-cut alloy. Komposisi seluruhnya

terdiri atas silver (69%), tin (17%), copper (13%),

zinc (1%).

b) Single composisition atau unicomposition alloys

Tiap partikel dari alloy ini memiliki komposisi yang

sama. Komposisi seluruhnya terdiri atas silver (40-

60%), tin (22-30%), copper (13-30%), zinc (0-4%).

4

Page 7: restorasi amalgam kelas I II V

2.2 PREPARASI TUMPATAN AMALGAM

Preparasi kavitas pada gigi – gigi didesain kurang lebih untuk memenuhi

kebutuhan dari amalgam, dengan kavitas bentuk boks, tepi dengan hubungan but

joints, dan underkut untuk menahan tambalan di dalam kavitas. Karena amalgam

merupakan logam pengantar panas yang baik, perparasi kavitas harus dangkal.

Tapi restorasi yang terlalu dangkal akan cenderung patah, karena amalgam amat

rapuh. Oleh karena itu, preparasi gigi dibuat mempunyai ketebalan minimal 2

mm. Bila karies dentin menembus lebih dalam daripada 2 mm, pelapik atau basis

semen harus ditempatkan.

Untuk mengimbangi sifat rapuh dari bahan ini, seluruh kavitas dibentuk ke

dalam gigi. Dinding – dinding rata sejajar atau tegak dengan permukaan gigi,

menyusun bentuk preparasi seperti boks. Retensi dari bahan dicapai dengan

kesejajaran dari dinding yang berlawanan atau dengan sedikit underkut pada

dentin.

2.3 Preparasi Tumapatn Amalgam Klas I

Pertimbangan Umum

Kavitas pada Klas I meliputi bagian pit dan fissure permukaan oklusal

gigi. Tambalan amalgam Klas I yang besar bisa merestorasi permukaan

okluasan email atau dentin yang hilang atau rusak pada proses karies.

Tambalan amalgam akan sangat efektif , dan email di dekatnya bisa

dipertahankan jika prinsip prinsip tertentuk diikuti dalam desain kavitas.

Kedalaman kavitas dijaga keseragamannya dalam setiap gigi. Kedalamannya

biasanya terdapat di bawah tautan dentin-email (enamel-dentin-junction)

Preparasi

Kavitas dibuat dengan menggunakan round bur diamond sampai

kedalaman kira – kira 2 mm. Lalu kavitas diperluas ke luar ke semua alur

(outline form) yang terjadi kerusakan. Outline Form dibuat dengan cara

dibulatkan pada ujungnya, sbukan dibuat seperti ada sudut yang tajam.

5

Page 8: restorasi amalgam kelas I II V

Kedalaman pembuatan kavitas dapat dengan mudah ditentukan bagi beberapa

klinisi yang berpengalaman, namun bagi klinisi yang baru praktik, cara

mengukur penembusan secara visual dapat dilakukan dengan cara

menggunakan ‘alat’ pengukur, yaitu menandai tangkai bur dengan

menggunakan tinta pena 2 atau 3 mm dari ujungnya. Axial wall dibuat sejajar

sumbu gigi, pulpa wallnya juga datar serta halus. Berikut ini beberapa variasi

outline form dan desain kavitas klas 1 untuk molar atas dan molar bawah.

Gambar 1 Molar Pertama Atas; variasi dalam desain preparasi. A.Desain

konservatif hanya meliputi fissure sentral dan distal. B.Karies di bawah lingir

oblik. C.Karies hanya mengenai fissure distal dan lingual. D.Preparasi untuk

kerusakan di samping tonjol carabelli. E.Penampang melintang preparasi. F.

Penyudutan bur untuk preparasi lingual

6

Page 9: restorasi amalgam kelas I II V

Untuk pembuatan desain kavitas pada gigi premolar, karena

ukurannya yang kecil sering terkena pemotongan yang berlebihan dan terlalu

besar akibat penggunaan bur yang tidak hati – hati. Berikut ini contoh

outline form dari gigi prmolar dan kesalahan umum yang sering dilakukan.

Gambar 3.Premolar kanan bawah ; gambar kiri, benar ; gambar kanan, kesalahan

yang umum dilakukan.

Gambar 2. Variasi dalam desain klas I untuk molar pertama bawah. A.Preparasi meliputi alur fasial dan fissure. B.Preparasi konservatif untuk fissure sentral mesial dan distal. C.Preparasi oklusal yang diperluas dan juga fisure fasial yang kecil. D.Menghaluskan dinding dengan hoe email posteriror

7

Page 10: restorasi amalgam kelas I II V

Selanjutnya pulpa wall diratakan dengan bur konus terbalik. Axial

wall pada lingual dari molar atas dan bagian fasial molar bawah juga

diratakan, Dalam melakukan pengeburan dilakukan dengan hati – hati untuk

tidak mengambil bagian bawah dinding secara berlebihan selama preparasi.

Namun apabila karies telah meluas di bawah batas optimal dari kedalaman

dasar, pengangkatan karies dentin ditunda sampai kavitas disiapkan. Karies

dentin dibuang dengan eskavator atau bur bulat.

2.4 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas II

Definisi restorasi Klas II adalah bila jaringan karies telah mengenai

permukaan mesial atau distal (proksimal) gigi posterior. Walaupun lesi Klas II

terjadi pada permukaan proksimal, umumnya dianggap sebagai kavitas campuran,

yaitu suatu kavitas yang mengenai dua permukaan, salah satunya adalah

permukaan oklusal. Begitu sering terjadi sehingga dalam praktik kavitas Klas II

dibagi menjadi mesial-oklusal (MO), disto-oklusal (DO), atau mesial-oklusal-

distal (MOD). Karena gigi-gigi biasanya saling berkontak, akses ke kavitas

tertutup dan harus dibuat dengan memotong substansi gigi dari lingual, fasial, atau

oklusal. Cara yang biasa tentunya adalah membuat akses dari oklusal; meskipun

begitu, bila lesi dekat garis servikal, kadang-kadang preparasi dari fasial atau

lingual menjadi pilihan.

Amalgam adalah suatu bahan yang rapuh, sehingga dibutuhkan dinding

kavitas yang tegak lurus terhadap permukaan email. Bila amalgam dimampatkan

ke dinding ini, interfase antara email dan amalgam akan berakhir sebagai butt

join. Karakteristik amalgam yang buruk ini sering disebut “kekuatan tepi”.

Kekuatan dan keutuhan bagian tepi adalah dua kriteria penting untuk memutuskan

apakah tonjolan yang lemah akan dipertahankan atau dikorbankan. Jika

8

Page 11: restorasi amalgam kelas I II V

dikorbankan, seluruh tonjol dipotong, dibuang kira-kira sepertiga dari panjang

total mahkota sehingga cukup banyak ruang untuk logam agar bisa menahan

fraktur selama pengunyahan.

Empat tipe perlekatan dapat dipakai untuk retensi restorasi: (1) undercut pada

daerah oklusal atau gingival, (2) interlock aksial (alur fasial dan lingual), (3) parit,

dan (4) dowel atau pin. Suatu parit adalah lubang yang dibuat, tempat ke

dalamnya amalgam akan dimampatkan. Setelah mengeras amalgam menjadi kuat

dengan retensi yang besar. Panjangnya bervariasi dari 2-4 mm dan lebarnya kira-

kira 1 mm. Parit tidak ditempatkan terlalu jauh ke arah pulpa, tetapi juga tidak

terlalu dekat ke permukaan agar bagian tepi gigi tidak patah. Lubang parit harus

cukup besar untuk tempat pemampat yang kecil dan dalamnya 1-2 mm.

Gambar 4. Diagram preparasi gigi, nomenklatur dasar dari kavitas .

A.Dinding dan dasar B. Pulpa dan dinding gingival boleh juga dinamakan lantai

Untuk lebih bisa dipahami, kavitas Klas II dapat dibagi dalam dua

kategori; (1) Klas II amalgam insipien adalah tambalan yang sedikit

banyak menutupi lubang masuk melalui aktivitas mikroba dapat

9

Page 12: restorasi amalgam kelas I II V

menyerang gigi, dan (2) Klas II amalgam yang diperluas merupakan

tambalan yang mengembalikan bagian gigi yang hilang atau rusak.

`

2.4.1 Amalgam Klas II Insipien

Lesi insipien biasanya kecil dan terletak tepat di bawah titik kontak

anatomik dari gigi. Pada gigi-gigi yang malposisi, titik kontak yang

sesungguhnya bisa berada di lain tempat, yang tentunya akan mengubah

lokasi lesi. Deteksi lesi karies Klas II insipien tidak mudah dilakukan.

Proyeksi sayapgigit (bite-wing) barangkali merupakan cara yang terbaik,

karena letak gigi-gigi yang berdekatan menghalangi pemeriksaan dengan

sonde. Gigi harus dipreparasi untuk restorasi Klas II. Lesi proksimal

insipien menembus hanya dentin kira-kira 1 mm dan semua jaringan karies

otomatis akan hilang dalam preparasi kavitas.

Gambar 5. Memotong lesi tengah melalui permukaan proksimal dari tiga

gigi

10

Page 13: restorasi amalgam kelas I II V

Ragangan Preparasi Kavitas

Secara umum, ragangan harus kecil dan konservatif. Usahakan

untuk membatasi ukuran dari kavitas, khususnya pada orifis oklusal.

Jangan membuang jaringan email yang sehat terlalu banyak tetapi

sebaliknya, membuat orifis kavitas terlalu kecil akan membatasi akses ke

gigi. Walaupun demikian, pemakaian pemampat amalgam yang kecil

dapat memampatkan amalgam dengan efektif ke dalam bukaan oklusal

yang kecil.

Bentuk kavitas adalah parit terbalik pada bagian samping gigi.

Dinding gingival sejajar dengan tepi interseptal gingival dan meluas di

bawah lesi ke dalam email sehat, biasanya 1 atau 2 mm di bawah titik

kontak. Lokasi tepi fasial dan lingual ditentukan oleh luas dan sifat dari

email. Tepi ini diperluas di luar titik kontak dan tentu saja, melebihi tepi

luar dari lesi. Jika daerah email yang berwarna putih mutiara membatasi

lesi, dinding-dinding ini tidak ditempatkan terlalu berjauhan bila

dibandingkan jika email teksturnya putih seperti kapur. Lokasi dinding-

dinding ini ditentukan oleh jarak antaranya dan permukaan proksimal dari

gigi yang berdekatan. Dalam rongga mulut yang relatif bebas karies, jarak

ini hanya perlu sebesar ketebalan sonde yaitu 0,4 mm. Sedangkan pada

mulut yang mudah terserang karies, jarak adalah 0,75 mm, kira-kira

setebal pahat atau hatchet.

11

Page 14: restorasi amalgam kelas I II V

Gambar 6. Pandangan mesial dan oklusal dari preparasi gigi dengan lesi

karies insipien.

Bentuk Intenal

Tegas, dinding yang terpotong jelas membentuk pinggiran cavo-

surface yang 90 derajat. Dinding aksial dari preparasi berbentuk datar atau

cembung pada pandangan horizontal; pada pandangan vertikal, rata dan

sejajar dengan sumbu panjang gigi. Dinding fasial dan lingual mempunyai

undercut untuk menahan restorasi amalgam pada tempatnya. Undercut ini

tidak dalam tetapi seragam dan meluas dari dasar gingiva ke permukaan

oklusal.

Urutan Preparasi

Restorasi Klas II insipien pada dasarnya adalah preparasi yang

menggunakan bur. Karena tidak meluas,maka tidak ada karies dentin yang

perlu diekskavasi dengan instrumen genggam, sebab bur secara otomatis

sudah menghilangkannya selama preparasi gigi.

12

Page 15: restorasi amalgam kelas I II V

1. Preparasi melibatkan alur oklusal dan ceruk. Pekerjaan ini dilakukan

dengan bur bulat No. 1/2 dan disempurnakan dengan bur 330. Beberapa

ceruk dan alur imun terhadap karies.

2. Memotong bagian fasio-lingual yang dilakukan untuk mendapat akses

ke lesi proksimal. Kemudian membuat takikan dengan bur bulat No, 1/2

menembus lingir tepi untuk membuka pertautan dento-email.

3. Setelah orifis dari “parit terbalik” dibuat, preparasi dentin dengan bur

bulat, dan potong sebuah alur sempit fasio-lingual di bawah lapisan

proksimal dari email.

4. Lapisan email ditembus denga alur vertikal. Tindakan ini harus

dilakukan hati-hati agar tidak mengenai permukaan gigi .

5. Lapisan email yang menjadi lemah karena pembuatan alur bisa

dipatahkan.

6. Penyempurnaan tepi dilakukan dengan pahat dan hatchet

7. Dinding aksial diperdalam jika diperlukan, untuk membentuk kembali

alur aksial, dan untuk melakukan penyempurnaan tepi sepanjang

oklusal

2.4.2 Amalgam Klas II yang Diperluas

Amalgam yang diperluas jelas lebih besar karena daerah-daerah

dalam kavitas atau karies rekuren disekitar tambalan lama. Dinding

dipreparasi datar dan lurus, dengan sudut cavo-surface 90 derajat. Berbeda

dengan preparasi kavitas insipien, sudut fasio-gingiva dan lingio-gingiva

lebih baik tajam daripada bulat. Kedalaman dinding aksial tidak ditentukan

13

Page 16: restorasi amalgam kelas I II V

oleh lesi karies atau tambalan yang lama. Tetapi ditentukan secara acak

dan biasanya lebarnya 1,2 mm untuk gigi premolar dan 1,8 mm untuk gigi

molar. Faktor-faktor yang mempengaruhi lebar ini berkaitan dengan

anatomi gigi, seperti lokasi pertautan ento-email dan jarak dasar gingiva ke

garis servikal. Gigi-gigi umumnya lebih menyempit dan email menjadi

lebih tipis di daerah pertautan semento-email, dan ciri anatomi dari gigi ini

sendiri merupakan faktor yang menentukan lebar dasar gingiva. Tetapi

satu hal yang tidak mempengaruhi lebar dasar gingiva adalah kedalaman

karies. Jika karies dentin atau tambalan yang lama meluas ke arah pulpa ,

basis ditambahkan untuk membawa preparasi kembali ke lokasi

optimalnya, atau diaplikasikan kalsium hidroksida untuk melindungi dan

menginsulasi pulpa.

Komponen retentif dasar dari boks proksimal adalah alur aksial,

satu ditempatkan di fasial dan yang lain ditempatkan di lingual. Alur-alur

ini lebih dalam pada ujung gingivanya dan cenderung menghilang ke arah

oklusal. Makin lebar boks, makin besar sudut yang dibentuk oleh dinding

fasial dan lingual dan akibatnya, makin dalam alur yang harus dibuat. Bila

sudut ini mendekati 90 derajat, retensi tambahan diperlukan seperti suatu

parit atau pin.

14

Page 17: restorasi amalgam kelas I II V

Gambar 7. Kedalaman alur aksial dipengaruhi oleh perluasan bucco-lingual. A. Kavitas yang kecil dengan perluasan minimal. B.Kavitas mulai

mengelilingi gigi. C. Kavitas yang besar meluas mengenai sebagian permukaan bukal dan lingual

Urutan preparasi

Preparasi kavitas ini mengikuti langkah-langkah dalam preparasi

kavitas dari Dr. G. V Black. Di sini tidak digunakan bur kecepatan tinggi,

melainkan dilakukan prosedur yang sama seperti untuk lesi insipien.

Dengan bur fisur runcing No. 700 kecepatan rendah, dentin di bawah

email proksimal dibuang, diikuti dengan mencungkil sisa email dan

membuat bagian tepi.

Gambar 8. Bur no 700 kecepatan rendah digunakan memotong parit. Sudut gingiva, khususnya harus tajam dan berbatas jelas. Semua dentin harus

dihilangkan sehingga hanya tinggal lapisan email.

15

Page 18: restorasi amalgam kelas I II V

1. Preparasi dari alur berparit di bawah email, tidak boleh terlalu ditekankan.

Dengan hati-hati pertimbangkan apakah sudut-sudut tajam dan tegas,

apakah parit cukup diperluas kea rah fasial dan lingual, apakah dasar

gingiva dari alur rata dan halus, dan juga apakah semua dentin telah

dihilangkan dari bawah email.

2. Bila operator telah memeriksa parit dan email yang sudah dipatahkan,

bagian tepi dibuat dengan instrument genggam.

3. Untuk menambah kesempurnaan pahat dan hatchet email digunakan

pengasah tepi gingiva untuk menghaluskan dasar gingival dan

menghilangkan fragmen email yang tertinggal.

4. Pembersihan bagian dalam dari kavitas. Karies dentin sekarang diperiksa

dan dibuang. Pembersihan bagian dalam dari kavitas adalah penting dan

rutin, yang meliputo pemeriksaan daerah-daerah yang terlewatkan seperti

basis semen yang diperdalam sehingga menyebabkan amalgam tinggi

dalam oklusi atau memperbaiki dinding oklusal atau sudut garis.

5. Penyempurnaan alur retensi dengan bur fisur runcing cross-cut No.700 dan

bur bulat No. 1/2.

6. Mengubah alur retentive yang bulat menjadi segi empat dengan pengasah

tepi gingival. Jelas bahwa alur retentive segi empat menambah sifat

retentive dari restorasi.

7. Perencanaan tepi. Ini merupakan langkah akhir sebelum pemasangan pita

matriks dan pemampatan amalgam. Permukaan yang tidak teratur

sepanjang dasar gingival dapat dihaluskan dengan instrument genggam

16

Page 19: restorasi amalgam kelas I II V

dan kurva tebalik dari oklusal dapat dipreparasi dengan pahat bengkok

yang tajam.

8. Kemudian dilakukan pembuangan debris, penghilangan fragmen semen

dan membersihkan sisa darah yang telah mongering. Larutan hidrogen

peroksida 3% bisa digunakan untuk membantu menghilangkan debris.

2.5 Preparasi Tumpatan Amalgam Klas V

Pertimbangan Umum

Restorasi ini, dibatasi pada permukaan fasial dari molar dan premolar

(kadang-kadang) meliputi permukaan lingual dari molar), dimaksud untuk

menambal karies dan menggantikan substansi gigi yang berpotensi karies di

dekat gingival.

Secara umum, kavitas kelas V hanya meliputi email dan dentin.

Suatu kesalahan yang umum terjadi adalah membatasi panjangnya kavitas

dan mengakhiri tepi mesial dan distal di tengah-tengah email yang

terdekalsifikasi. Beberapa tahun setelah restorasi bagian email ini akan pecah,

dan karies sekunder berkembang pada lokasi ini. Walaupun restorasi klas V

adalah restorasi satu-permukaan, dapat menjadi sumber kegagalan klinis. Ada

beberapa kesulitan preparasi, penempatan dan penyelesaian akhir –

khususnya disepanjang tepi gingival. Sesuai dengan bentuk permukaan luar

yang cembung, dinding aksial di preparasi sedemikian rupa sehingga gigi

mendapat tambalan amalgam yang cembung serta mempunyai ketebalan yang

sama. Umumnya, bagian tepi meluas ke sulkus gingival, berakhir di oklusal

pada ketinggian kontur permukaan fasial.

Tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan

keseragaman dalamnya kavitas pada permukaan molar yang panjang dan

untuk membentuk butt-joint. Retensi didapat dari undercut ke arah oklusal

dan gingival, dan boleh bulat atau bersudut, tergantung jenisbur yang di

pakai. Karena tepinya rata tidak dimiringkan untuk penetrasi dinding aksial

17

Page 20: restorasi amalgam kelas I II V

dan karena bilahnya runcing terbalik sehingga menjaga bur di tengah

kavitas, bur konus terbalik No. 37 (35) lebih disukai oleh beberapa operator

dibanding bur fisur lurus, khususnya waktu preparasi dengan kecepatan

rendah. Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat

lengkung membantu menghaluskan cavo-surface. Pembersihan kavitas dari

karies dilakukan secara manual dengan eskavator demikian juga dengan

perubahan pada ragangan untuk membuang email yang tidak disokong.

Alur retensi bisa bulat atau bersudut

Karena banyak kondisi yang tidak spesifik, preparasi kavitas

dengan permukaan halus kurang mempunya peralatan yang pasti, yang

mungkin sangat bervarisi dari satu operator ke operator yang lain.

Urutan Preparasi

Bila karies sudah dalam, dibersihkan dengan eskavator, bila perlu

dibuka dulu dengan bur bulat kecil. Jika visibilitasnya baik dan tumpuan

jari ideal, lebih baik dipakai kecepatan tinggi daripada kecepatan rendah.

Jika tidak, bagaimanapun rasa taktil mengharuskan pemakaian

burkecepatan rendah. Kavitas dilebarkan sesuai out line form dengan bur

fisur, pada umunya kavitas dibentuk seperti ginjal.

18

Page 21: restorasi amalgam kelas I II V

Kavitas dibentuk seperti ginjal

Keseragaman kavitas tidak mudah dikontrol karena operator

menggerakan bur dan handpiec di atas permukaan bukal yang cembung.

Untuk alasan ini, lebih baik dipakai bur konus terbalik yang besar (CA

kecepatan rendah No. 37) untuk memotong massa yang tebal. Bentuknya

mencegah terpelesetnya bur ke luar dan panjang bilah berfungsi sebagai

pengukur kedalaman untuk operator (kedalan bur 37 adalah 1,0 mm).

Karena retensi tambahan dituntut untuk kavitas klas V, retensi dibuat pada

incisoaxial line angle dan serviaxial angle line angle, garis sudut insisal

boleh tajam dan persegi (angular) daripada bulat. Dasar kavitas/ dinding

aksial diratakan sesuai dengan lengkung permukaan luar gigi. Setelah

bentuk kavitas dipreparasi, pahat bersudut dua dan atau dipakai untuk

menghaluskan permukaan email yang bergerigi dan tidak teratur menjadi

permukaan lurus dan melengkung atau melengkung dengan baik. Satu

yang harus diperhatikan yaitu bahwa tepi oklusal harus bertemu dengan

dengan permukaan dengan sudut tegak lurus, sehingga sejajar dengan

batang email. Underkut gingival dan oklusal tidak perlu berlebihan tetapi

harus jelas dan terpotong rapi.

Ramus mandibula menghalangi akses pada daerah disto-bukal dari

molar kedua, dan karena itu mengganggu ruang untuk kepala handpiec.

Seringkali ujung distal dari kavitas klas V ini (molar dua) hanya dapat

dicapai melalui penglihatan langsusng dengan bur bulat dan handpiece

lurus. Walaupun operator dapat memodifikasi bentuk internal preparasi

pada daerah disto-bukal yang sulit dijangkau, operator harus selalu

membuat tepi cavo-surface 90o dan retensi yang memadai.

19

Page 22: restorasi amalgam kelas I II V

Preparasi tepi kavitas dengan pahat bersudut dua atau pahat lengkung

membantu menghaluskan ketidakteraturan cavosurface.

Dalam beberapa keadaan, email yang tak tersokong meluas ke

bawah sudut-sudut gigi menuju ke bawah proksimal tambalan amalgam

yang lama. Pada kasus ini, merupakan tindakan yang tepat untuk

memperluas kavitas tambalan di dekatnya, mengakhiri kavitas seakan

beakhir pada email.

Perhatian khusus harus diberikan untuk mempertahankan

kekeringan selama pemampatan amalgam. Supaya cairan jangan bocor ke

dalam kavitas sehingga membasahi dentin dan mengkontaminasi amalgam,

isolator karet dan klem harus dipakai bila mungkin.

20

Page 23: restorasi amalgam kelas I II V

BAB 3

KESIMPULAN

Amalgam merupakan bahan tumpatan kedokteran gigi yang merupsksn

campuran dari beberapa logam (alloy) yang salah satunya adalah merkuri.

Kekerasan amalgam dikenal cukup baik sehingga sering digunakan untuk

menumpat gigi posterior. Amalgam berikatan dengan gigi secara mekanis. Oleh

karena itu pada saat preparasi kavitas operator wajib membuat retensi berupa

undercut pada bagian-bagian yang telah ditentukan sesuai dengan Klas kavitas.

Selain itu, tugas operator dalam preparasi gigi adalah untuk mempertahankan

keseragaman dalamnya kavitas agar tidak terjadi kebocoran mikro pada tumpatan

sehingga menurunkan resiko karies sekunder pada gigi tumpatan.

21

Page 24: restorasi amalgam kelas I II V

DAFTAR PUSTAKA

Baum, Philips, Lund. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi. Jakarta : EGC.

Chandra, Satish dkk. 2007. Textbook of Operative Dentistry. New Delhi :

Jaypee Brothers Medical Publishers

Gopikrishna, V. 2011. Preclinical Manual of Conservative Dentistry. New

Delhi : Elsevier

22