13
Namla Elfa Syariati 2013230885 (kls pagi_PPAk 23) PENILAIAN OBLIGASI Obligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masnyarakat (supplier modal). Meskipun demikian, obligasi (terutama uang memberikan bunga yang tetap) memiliki resiko kerugian akibat fluktuasi suku bunga di pasar. ZERO COUPON BOND Obligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan istilah (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi dengan kata lain penerbit obligasi hanya akan membayar pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Pertanyaannya, apakah mungkin obligasi yang ditawarkan tanpa bunga itu bisa laku di pasar, bisa diserap investor? Dan dari mana investor bisa mendapatkan return dari investasi yang dilakukan terhadap jenis obligasi seperti ini? Investor yang membeli obligasi zero coupon bond memang tidak akan mendapatkan bunga sama sekali sampai jatuh tempo. Jika obligasi itu diterbitkan untuk masa 10 tahun misalnya, maka uang investor akan mengendap di sana selama masa tersebut, kecuali jika investor menjualnya kembali ke pasar. Dapat disimak di sini, investor yang membeli obligasi tanpa bunga hanya akan menerima uangnya kembali pada saat jatuh tempo atau jika ia menjual obligasi itu di pasar.

Resume Obligasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

obligasi

Citation preview

Namla Elfa Syariati2013230885 (kls pagi_PPAk 23)PENILAIAN OBLIGASIObligasi merupakan alternatif pendanaan melalui hutang yang menarik bagi perusahaan atau pemerintah karena pada umumnya obligasi memiliki jatuh tempo yang panjang dan relatif murah karena merupakan proses hutang secara langsung kepada masnyarakat (supplier modal). Meskipun demikian, obligasi (terutama uang memberikan bunga yang tetap) memiliki resiko kerugian akibat fluktuasi suku bunga di pasar.

ZERO COUPON BONDObligasi tanpa bunga atau lebih dikenal dengan istilah (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini diperdagangkan dengan pemberian potongan harga dari nilai pari. Pemegang obligasi menerima secara penuh pokok hutang pada saat jatuh tempo obligasi dengan kata lain penerbit obligasi hanya akan membayar pokok obligasi pada saat jatuh tempo. Pertanyaannya, apakah mungkin obligasi yang ditawarkan tanpa bunga itu bisa laku di pasar, bisa diserap investor? Dan dari mana investor bisa mendapatkan return dari investasi yang dilakukan terhadap jenis obligasi seperti ini?Investor yang membeli obligasi zero coupon bond memang tidak akan mendapatkan bunga sama sekali sampai jatuh tempo. Jika obligasi itu diterbitkan untuk masa 10 tahun misalnya, maka uang investor akan mengendap di sana selama masa tersebut, kecuali jika investor menjualnya kembali ke pasar. Dapat disimak di sini, investor yang membeli obligasi tanpa bunga hanya akan menerima uangnya kembali pada saat jatuh tempo atau jika ia menjual obligasi itu di pasar. Kembali ke pertanyaan awal, dari mana investor dapat keuntungan jika investasi di zero coupon bond? Obligasi jenis ini tetap akan memberikan keuntungan bagi bond holders. Hanya saja keuntungannya tidak berupa bunga atau kupon obligasi, melainkan berupa cash yang akan dibayarkan di kemudian hari. Keuntungan investor bersumber dari selisih harga beli dengan harga jualnya.Jadi dapat disimpulkan Zero Coupon Bond adalah obligasi yang tidak memberikan kupon secara periodik, tetapi pada saat dijual diberlakukan harga dibawah nominal. Pada saat jatuh tempo pelunasan obligasi dilakukan pada nilai nominalnya. Potongan harga atau diskon tergantung pada tingkat yield dan maturity obligasi yang ditetapkan oleh bondissuer. Kurs obligasi pada saat dijual merupakan nilai sekarang nominal obligasi yang akan diterima, yang dihitung dengan metode present value.

COUPON BOND: FIXED RATE AND FLOATING RATEPenentuan ObligasiObligasi merupakan sekuritas yang diperdagangkan di bursa yang menunjukkan surat tanda hutang dari emiten yang menerbitkan sekuritas tersebut. Obligasi (bond) adalah kontrak jangka panjang dimana peminjam dana setuju untuk membayar bunga dan pokok pinjaman, pada tanggal tertentu, kepada pemegang obligasi tersebut (Brigham dan Houston, 2006). Sedangkan menurut Weygandt et al. (2005) bonds are a form of interest-bearing notes payable issued by corporations, universities and governmental entities.

Obligasi Berdasarkan Jenisnya :a. Obligasi bunga tetap (fixed rate bond) adalah obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebutb. Obligasi bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi yang pembayaran bunganya tidak tetap dan disesuaikan dengan tingkat bunga pasar secara berkalac. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond) dimana obligasi jenis ini dijual dengan harga yang lebih rendah daripada nilai nominal obligasinya (discounted basis) pada saat jatuh tempo, obligasi tersebut dilunasi sesuai dengan nilai nominalnya.d. Obligasi konversi, memiliki keunikan yaitu dapat ditukarkan dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum persyaratan untuk melakukan konversi.

1. Obligasi Bunga Tetap (Fixed Rate)Obligasi yang menawarkan bunga tetap selama jangka waktu obligasi tersebut (di Indonesia biasanya berjangka waktu lima tahun). Bunga yang dibayarkan mungkin dilakukan setahun sekali, tetapi bisa juga dilakukan setiap semester (6 bulan).Misal:Coupon obligasi 18% per tahun dengan nilai nominal Rp 1.000.000,00 selama 5 tahun, maka pembeli obligasi akan menerima Rp 180.000,00 per tahun selama 5 tahun ditambah dengan Rp 1.000.000,00.

2. Obligasi Dengan Suku Bunga Mengambang (Floating Rate Bond)Obligasi dengan suku bunga mengambang biasanya ditawarkan sebesar persentase tertentu diatas suku bunga deposito. Mungkin juga dilakukan kombinasi dengan suku bunga tetap (fixed rate).Misalnya:Pada tahun pertama menawarkan suku bunga 19% (tetap), tapi pada tahun berikutnya menawarkan suku bunga mengambang (dikaitkan dengan suku bunga beberapa bank ditambah dengan presentase tertentu). Sebagai contoh : suku bunga mengambang ditawarkan sama dengan rata-rata suku bunga deposito 6 bulan dari bank-bank umum di tambah 1,75%.

OBLIGASI YANG DAPAT DITEBUS (CALLABLE BOND)Callable Bond memberikan hak penerbit obligasi untuk menebus obligasi sebelum tanggal jatuh tempo. Harga tebus (Call Price) adalah harga yang penerbit mau bayarkan untuk menebus obligasi. Umumnya lebih tinggi daripada nilai nominal obligasi (biasanya premium call besarnya setengah hingga satu tahun bunga).

BOND RATINGDalam investasi, rating merupakan salah satu hal yang sangat penting karena menentukan suatu perusahaan / negara bisa mendapatkan pendanaan dari penerbitan obligasi atau tidak dan berapa besar kupon atau imbal hasil yang harus dibayarkan supaya mau diterima oleh investor. Rating adalah suatu penilaian yang terstandarisasi terhadap kemampuan suatu negara atau perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya. Karena terstandarisasi artinya rating suatu perusahaan atau negara dapat dibandingkan dengan perusahaan atau negara yang lain sehingga dapat dibedakan siapa yang mempunyai kemampuan lebih baik, siapa yang kurang. Rating dikeluarkan oleh perusahaan pemeringkat yang mendapat izin resmi dari pemerintah. Di Indonesia, perusahaan yang mendapat izin serta menjadi market leader dalam pemberian rating adalah PT. PEFINDO (Pemeringkat Efek Indonesia).Suatu rating terdiri dari 2 bagian Rating dan Outlook. Rating adalah kemampuan membayar hutang sedangkan Outlook adalah pandangan dari perusahaan pemeringkat apakah Rating akan naik, turun atau tetap pada periode penilaian berikutnya. Rating sendiri terdiri dari 2 yaitu 3 huruf yang disertai dengan tanda atau angka tergantung perusahaan pemeringkat. Sebagai contoh urutan dari yang paling tinggi hingga paling rendah secara umum adalah sebagai berikut :Investment Grade- AAA atau Aaa- AA+, AA dan AA- atau Aa1, Aa2 dan Aa3- A+, A, dan A- atau A1, A2 dan A3- BBB+, BBB dan BBB- atau Baa1, Baa2 dan Baa3Non Investment Grade (junk Bond) dengan rating di bawah BBB atau Baa- BB+, BB dan BB- atau Ba1, Ba2, dan Ba3- B+, B dan B- atau B1, B2 dan B3- CCC+, CCC dan CCC- atau Caa1, Caa2, dan Caa3- CC+, CC dan CC- atau Ca11, Ca2 dan Ca3- C+, C dan C- atau C1, C2 dan C3- DefaultInvestment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi hutangnya. Sehingga bagi investor yang mencari investasi yang aman, umumnya mereka memilih rating Investment Grade. Praktek pada perusahaan lebih detail lagi.Non Investment Grade adalah kategori bahwa suatu perusahaan atau negara dianggap memiliki kemampuan yang meragukan dalam memenuhi kewajibannya. Perusahaan yang masuk kategori ini biasanya cenderung sulit memperoleh pendanaan. Supaya bisa berhasil umumnya mereka memberikan kupon atau imbal hasil yang tinggi sehingga disebut juga dengan High Yield Bond. Investor yang memilih jenis obligasi ini biasanya cenderung memiliki sifat spekulatif. Sebab jika ternyata perusahaan berkomitmen melunasi seluruh kewajibannya, imbal hasil yang diterima bisa sangat tinggi.Pada prinsipnya, semakin rendah rating, berarti semakin tinggi risiko gagal bayar dan berarti semakin besar pula imbal hasil (return) yang diharapkan oleh investor. Jadi ini menjadi alasan mengapa bunga deposito yang berbasis dollar seperti mata uang Singapura (AAA) bisa jauh lebih rendah dibandingkan bunga deposito Indonesia (BB) dan orang tetap mau menempatkan dana pada deposito tersebut.

Rating dan Implikasinya Terhadap InvestasiRating dalam hal ini Rating terhadap Negara Indonesia memiliki implikasi yang signifikan terhadap investasi di Indonesia. Saat ini rating Indonesia berada pada BB+ atau 1 tingkat lagi supaya bisa mencapai BBB-. Jika Indonesia berhasilkan mendapatkan kenaikan rating tersebut pada tahun 2012 nanti, maka perkiraan kami akan ada beberapa dampak positif yang bisa dirasakan seperti:Investor luar akan mengganggap negara Indonesia menjadi negara yang layak investasi (Investment Grade) dibandingkan negara yang hanya menjadi tujuan spekulasi saja Dengan masuknya investasi, maka dana yang masuk tidak melulu hanya dana hot money yang bisa keluar setiap saat akan tetapi bisa jadi merupakan dana investasi yang sifatnya lebih jangka panjang. Masuknya dana asing diharapkan dapat mendongkrak harga saham dan obligasi sehingga pada akhirnya juga meningkatkan tingkat pengembalian instrumen reksa dana.

ORI, SUN, OBLIGASI KORPORASIInvestasi ORIInvestasi ORI (Obligasi Ritel Indonesia) sebagai sebuah instrumen investasi yang diterbitkan pemerintah (dijamin pemerintah) tentunya tingkat keamanan sangat tinggi. Boleh jadi investor di pasar perdana berebut untuk membeli instrumen yang zero risk tersebut. Apalagi ORI memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan deposito. Apabila bunga deposito dibayarkan tiap bulan, begitupun kupon ORI juga dibayarkan setiap bulannya. Yang lebih menarik lagi bunga deposito tiap bulan belum tentu sebesar kupon bunga yang ditawarkan ORI. Dengan instrumen investasi yang rendah risiko, permintaan di pasar perdana (ketika pertama kali ditawarkan) cukup tinggi. Bahkan sejumlah agen penjual terpaksa meminta tambahan kuota dari pemerintah tiap kali ada lelang surat utang negara dan ritel ini.ORI sebelumnya sudah terbit selama 5 kali, dan untuk ke-6 kalinya ini, pemerintah menawarkan kupon sebesar 9,35%. Kupon ini diberikan dengan persentase tetap per tahun. Besaran kupon ini cukup menggiurkan karena di atas suku bunga perbankan yang kini di kisaran 6-8 persen saja.

Cara menghitung pendapatan investasi ORISebuah ORI002 dengan bunga yang ditawarkan pemerintah RI sebesar 9,28%Menghitung nilai ORI sekarangharga pari = 1000.000kupon = 9,28%x1000.000 = 92800 dibayar bulananjangka waktu 3 tahunjika bunga deposito = 7%Nilai sekarang:= 92800 /12 [( 1 -1/(1+0,07/12)3.12] + 1000000/ (1+0,07/12)3.12= 1.064.000Obligasi dengan harga yang biasa disebut pari atau par dengan harga patokan 100, sedangkan obligasi yang ditawarkan dengan harga diskon 2% dinyatakan bernilai 98% (benefit ini tentunya diluar kupon bunga tetap yang ditawarkan yang biasanya diatas bunga deposito).Kita dapat melakukan rekap pada contoh perhitungan ORI diatas sbb:Harga jual sekarang 1000.000Harga perhitungan sekarang 1.064.000Harga jual/pasar dinilai lebih rendah, maka sebaiknya beli karena menguntungkanSelama tingkat bunga bank kecenderungannya turun, maka beli ORI akan jauh lebih menguntungkan dibandingkan menyimpan uang di deposito

Info lain seputar investasi di ORIAgen penjual ORI biasanya adalah berupa institusi jasa keuangan yang sudah ditunjuk oleh pemerintah RI. Contoh: Agen Penjual ORI002: Bank Permata, BCA, Citibank, BII, Valbury Asia Sec, Trimegah Sec.Biaya Meterai: 2x 6000 (kecuali Valbury & Trimegah = 0)Biaya penyimpanan:0,005% +PPN (min 2.200 bank Permata; min 30000 (BII); 0,005% +PPN (Valbury); 0 (BCA, Citibank, Trimegah)Biaya Transfer kupon per bulan semua 0 (Valbury 0 jika via rek BCA, Mandiri, Lippo sekota, luar kota 5000; bank lain menyesuaikan)Biaya penjualan di pasar sekunder (per bulan): 0,25-0,5% dari nilai transaksi untuk Bank Permata; 25 ribu per transaksi (BCA & Citi); 50 ribu utk BII; 0,5% atau min 30 ribu untuk Valbury; 33 ribu utk Trimegah;

Penerbitan dan Perdagangan Obligasi NegaraObligasi negara dapat diterbitkan dengan kupon atau tanpa kupon. Obligasi negara dengan kupon mempunyai jadwal pembayaran kupon secara perodik setiap tiga bulan atau enam bulan sekali. Sedangkan obligasi negara tanpa kupon tidak memiliki jadwal pembayaran kupon dan dijual pada harga diskon serta akan membayar pokok pinjaman pada saat jatuh tempo. Obligasi negara dengan kupon dapat dibedakan menjadi:1. Obligasi negara berbunga tetap, yaitu obligasi negara seri FR (Fixed rate). Kupon obligasi ini telah ditetapkan ketika diterbitkan. Contohnya adalah obligasi negara Tahun 2005 Seri FR0028 dengan tingkat kupon 10%.2. Obligasi berbunga mengambang, yaitu obligasi negara seri VR (Variable rate). Tingkat kupon mengambang ini ditentukan berdasarkan acuan tertentu seperti tingkat bunga sertifikat Bank Indonesia (SBI). Contohnya adalah Obligasi Pemerintah Mei 1999 Seri VR0011 yang pada bulan Juli 2006 mempunyai tingkat kupon 12,158116%.

Obligasi KorporasiMerupakan pilihan obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh korporasi Indonesia baik BUMN maupun korporasi lainnya. Untuk menjaga risiko yang terkendali pilihan obligasi korporasi ini kami batasi dengan penetapan rating minimal. Obligasi Korporasi memiliki risiko kegagalan berbeda-beda pada perusahaan yang berbeda, tergantung dari karakteristik penerbit dan jangka waktunya. Semakin tinggi tingkat risiko kegagalan, semakin tinggi tingkat suku bunga yang harus dibayar oleh penerbit.Terdapat tiga elemen penting dalam penilaian obligasi yaitu:1) Jumlah dan waktu dari arus kas yang akan diterima investor2) Tanggal jatuh tempo obligasi3) Tingkat pengembalian yang diinginkan investor

Yield ObligasiAda beberapa ukuran yield obligasi yang dipergunakan oleh investor yaitu:a. Nominal YieldTingkat bunga yang diberikan obligasi dan besarnya sama dengan bunga kupon. Jika suatu obligasi memberikan bunga kupon sebesr 18% maka obligasi tersebut dinyatakan memiliki nominal yield sebesar 18%.b. Current YieldAdalah rasio tingkat bunga obligasi terhadap harga pasar dari obligasi tersebut. Current yield dapat dipergunakan dengan rumus:CY = C1/PM

Dimana:CY = Current Yield ObligasiCi = pembayaran kupon pertahun untuk obligasi iCurrent yield biasanya dilaporkan secara harian di media masa. Current yield memberikan gambaran perbandingan kupon obligasi dengan harga pasar obligasi. Meskipun demikian tidak bisa dianggap sebagai return sesungguhnya dari obligasi karena tidak dapat menggambarkan perbedaan antara harga obligasi pada saat dibeli dan harga obligasi pada saat dijual.Contoh:Apabila suatu obligasi membayar bunga pertahun sebesar Rp 150.000,00 dan harganya sebesar Rp 900.000,00, maka currentnya adalah 16,67%.

c. Yield to Maturity (YTM)Tingkat bunga ini merupakan internal rate of return (IRR) yang diperoleh oleh pemodal dengan memiliki obligasi sampai dengan jatuh tempo. Misalkan suatu obligasi membayarkan bunga sebesar Rp 160.000,00 per tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Apabila obligasi tersebut mempunyai nilai nominal (pelunasan) Rp 1.000.000,00 dan saat ini mempunyai harga pasar sebesar Rp 937.000,00, maka IRRnya bisa dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: 937 = (160/(1+i)) + (160/(1+i)2) +.+(160 + 1000)/(1+i)5)Maka i = 18% . perhatikan bahwa IRR tidak lain merupakan tingkat bunga yang menyamakan sisi kiri persamaan (yaitu present value kas keluar) dengan sisi kanan persamaan (yaitu present value kas masuk).Yield to Maturity pada umumnya bukanlah tingkat keuntungan yang diperoleh apabila obligasi tersebut dijual sebelum jatuh tempo. Sedangkan untuk yield to maturity zero coupon bond merupakan spot rate.

d. Yield to Call (YTC)Adalah yield yang diperoleh pada obligasi yang bisa dibeli kembali (callable) sebelum jatuh tempo.Berikut rumus untuk menghitung yield obligasi belum jatuh tempo:

Dimana:P = harga pasar obligasi saat iniCi = pendapatan kupon per tahunC = periode sampai dengan saat obligasi dilunasiPC = Call price obligasie. Realized (horizon) yield atau yield yang terealisasiAdalah tingkat return yang diharapkan investor dari sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum jatuh temponya. Disamping itu, yield yang terealisasi dapat juga digunakan untuk mengestimasi tingkat return yang dapat diperoleh investor dengan menggunakan strategi perdagangan tertentu. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan yield horizon ini memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi pada tingkat reinvestasi untuk pendapatan kupon yang diperoleh. Untuk menghitung yield yang terealisasi dapat digunakan rumus:

P = harga pasar obligasi saat iniRY = yield yang terealisasiCi = pendapatan kupon per tahunC = periode investasi obligasiPf = harga jual obligasi dimasa yang akan datangh = periode investasi obligasi (dalam tahun)CASH FLOW APPROACHPendekatan ini didasarkan pada argumen bahwa nilai dari suatu perusahaan tergantung dari prospek perusahaan tersebut di masa datang dan prospek ini merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan aliran kas di masa depan, maka nilai perusahaan dapatditentukan dengan mendiskontokan nilai arus kas di masa depan menjadi nilai sekarangPRICE MULTIPLES (PER, PEG, PBV) PER (Price Earning Ratio)PER (Price Earning Ratio) adalah pendekatan yang lebih populer dipakai di kalangan analis saham dan praktisi. Dalam pendekatan PER, investor akan menghitung berapa kali nilai laba yang tercermin dalam harga suatu saham. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah laba perusahaan. PEG (Price Earning Growth)PEG (Price Earning Growth) adalah PER dibagi pertumbuhan EPS (Earning per Share atau laba bersih per saham) dalam setahun. Saham yang bagus adalah yang memiliki PEG Ratio di bawah 1. PEG ini turut memproyeksikan perolehan laba bersih perusahaan di masa depan, dengan kata lain PEG ikut memperhitungkan prospek dari sahamnya. PBV (Price to Book Value)PBV ini pada dasarnya hampir dengan PER. Perbedaannya, PER berfokus pada laba bersih yang dihasilkan perusahaan, sedangkan PBV fokus pada nilai ekuitas perusahaan. Konsep penggunaannya pun sama dengan PER yaitu semakin tinggi nilai PBV, maka semakin mahal harga sahamnya. Rumus PBV adalah sebagai berikut: RESIDUAL INCOMEResidual income mengukur kinerja operasi perusahaan (net operating profit after tax/NOPAT) dikurangi dengan beban atas semua hutang dan modal yang diinvestasikan: RI = NOPAT (k * Capital), dimana k adalah biaya modal perusahaan (weighted average cost of capital) dan capital adalah aktiva yang diinvestasikan dalam aktivitas operasi yang berkelanjutan (going concern).Residual income yang positif menunjukkan kelebihan laba dari yang dibutuhkan oleh kreditur dan pemilik modal, yang berarti merupakan wealth bagi residual claimants, yaitu pemegang saham. Sebaliknya, residual income yang negatif berarti penurunan wealth pemegang saham.