Review Kalsium

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    1/21

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Kalsium

    2.1.1 Kalsium Sebagai Mineral Makro

    Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat di dalam tubuh,

    yaitu 1,5-2% dari berat badan orang dewasa. Di dalam tubuh manusia terdapatkurang lebih 1 kg kalsium (Granner, 2003). Dari jumlah ini, 99% berada di dalam

    jaringan keras, yaitu tulang dan gigi terutama dalam bentuk hidroksiapatit

    {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Kalsium tulang berada dalam keadaan seimbang dengan

    kalsium plasma pada konsenterasi kurang lebih 2,25-2,60 mmol/l (9-10,4

    mg/100ml). Densitas tulang berbeda menurut umur, meningkat pada bagian

    pertama kehidupan dan menurun secara berangsur setelah dewasa. Selebihnya

    kalsium tersebar luas didalam tubuh. Di dalam cairan ekstraselular dan

    intraselular kalsium memegang peranan penting dalam mengatur fungsi sel,

    seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga

    permebilitas membran sel. Kalsium juga mengatur pekerjaan hormon-hormon

    dan faktor pertumbuhan (Almatsier, 2004).

    2.1.2Absorpsi dan Ekskresi Kalsium

    Dalam keadaan normal sebanyak 30-50% kalsium yang dikonsumsi

    diabsorpsi di tubuh. Kemampuan absorpsi lebih tinggi pada masa pertumbuhan,

    dan menurun pada proses menua. Kemampuan absorpsi pada laki-laki lebih

    tinggi daripada perempuan pada semua golongan usia (Almatsier, 2004).

    Absorpsi kalsium terutama terjadi dibagian atas usus halus yaitu duodenum.

    Dalam keadaan normal, dari sekitar 1000 mg Ca++

    yang rata-rata dikonsumsi

    perhari, hanya sekitar dua pertiga yang diserap di usus halus dan sisanya keluar

    melalui feses (Sherwood, 2001). Kalsium membutuhkan pH 6 agar dapat berada

    dalam keadaan terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan secara aktif dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    2/21

    menggunakan alat ukur protein-pengikat kalsium. Absorpsi pasif terjadi pada

    permukaan saluran cerna. Banyak faktor mempengaruhi absorpsi kalsium.

    Kalsium hanya bisa diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut-air dan tidak

    mengendap karena unsur makanan lain, seperti oksalat.

    Faktor-faktor yang Meningkatkan Absorpsi Kalsium

    Semakin tinggi kebutuhan dan semakin rendah persediaan kalsium dalam

    tubuh semakin efesien absorpsi kalsium. Peningkatan kebutuhan terjadi pada

    pertumbuhan, kehamilan, menyusui, defesiensi kalsium dan tingkat aktivitas fisik

    yang meningkatkan densitas tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi

    mempengaruhi absorpsi kalsium. Penyerapan akan meningkat apabila kalsium

    yang dikonsumsi menurun (Almatsier, 2004).

    Vitamin D dalam bentuk aktif 1,25(OH)D3 merangsang absorpsi kalsium

    melalui langkah-langkah kompleks. Vitamin D meningkatkan absorpsi pada

    mukosa usus dengan cara merangsang produksi-protein pengikat kalsium.

    Absorpsi kalsium paling baik terjadi dalam keadaan asam. Asam klorida yang

    dikeluarkan lambung membantu absorpsi kalsium dengan cara menurunkn pH di

    bagian atas duodenum. Asam amino tertentu meningkatkan pH salura cerna,

    dengan demikian membantu absorpsi (Almatsier, 2004).

    Aktivitas fisik berpengaruh baik terhadap absorpsi kalsium. Laktosa

    meningkatkan absorpsi bila tersedia cukup enzim laktase. Sebaliknya, bila

    terdapat defesiensi laktase, laktosa mencegah absorpsi kalsium. Lemak

    meningkatkan waktu transit makanan melalui saluran cerna, dengan demikian

    memberi waktu lebih banyak untuk absorpsi kalsium. Absorpsi kalsium lebih

    baik bila dikonsumsi bersamaan dengan makanan (Almatsier, 2004).

    Faktor-faktor yang menghambat absorpsi kalsium

    Kekurangan vitamin D dalam bentuk aktif menghambat absorpsi kalsium.

    Asam oksalat yang terdapat dalam bayam, sayuran lain dan kakao membentuk

    garam kalsium oksalat yang tidak larut, sehingga menghambat absorpsi kalsium.

    Asam fitat, ikatan yang mengandung fosfor yag terutama terdapat didalam sekam

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    3/21

    serealia, membentuk kalsium fosfat yang juga tidak dapat larut sehingga tidak

    dapat diabsorpsi (Almatsier, 2004). Selain itu, kosumsi tinggi serat dapat

    menurunkan absorpsi kalsium, diduga karena serat menurunkan waktu transit

    makanan dalam saluran cerna sehingga mengurangi kesempatan untuk absorpsi

    (Guthrie&Picciano, 1995; Krummel, 1996). Rasio konsumsi kalsium fosfor agar

    dapat dimanfatkan secara optimal dianjurkan adalah 1:1 dalam makanan,

    konsumsi fosfor yang lebih tinggi dapat mengahambat absorpsi kalsium karena

    fosfor dalam suasana basa membentuk kalsium fosfat yang tidak larut air

    (Khomsan, 1996).

    Faktor lain yang dapat menghambat absorpsi kalsium adalah ketidakstabilan

    emosional yang dapat mempengaruh efesiensi absorpsi kalsum, seperti stres,

    tekanan, dan kecemasan. Kurangnya latihan fisik atau olahraga seperti jarang

    berjalan atau pada orang yang kurang bergerak karena sakit atau terbaring dalam

    waktu lama dapat menyebabkan kehilangan kalsium tulang 0,5 % setiap bulan dan

    mengurangi kemampuan untuk menggantinya (Guthrie&Picciano, 1995).

    2.1.3Fungsi dan Peranan Kalsium

    Kalsium mempunyai peran penting didalam tubuh, yaitu dalam

    pembentukan tulang dan gigi; dalam pengaturan fungsi sel pada cairan

    ekstraselular dan intraselular, seperti untuk transmisi saraf, kontraksi otot,

    penggumpalan darah, dan menjaga permebilitas membran sel. Selain itu, kalsium

    juga mengatur pekerjaan hormon-hormon dan faktor pertumbuhan (FKM UI,

    2007).

    Pembentukan tulang

    Almatsier (2004) menyebutkan bahwa kalsium dalam tulang mempunyai

    dua fungsi : (a) sebagai bagian integral dari struktur tulang, (b) sebagai tempat

    menyimpan kalsium.

    Proses pembentukan tulang dimulai pada awal perkembangan janin, dengan

    membentuk matriks yang kuat, tetapi masih lunak dan lentur yang merupakan

    cikal bakal tulang tubuh. Matriks yag merupakan sepertiga bagian dari tulang

    terdiri atas serabut yang terbuat dari kolagen yang diselubungi oleh bahan gelatin.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    4/21

    Segera setelah lahir matriks mulai menjadi kuat dan mengeras melalui proses

    kalsifikasi, yaitu terbentuknya kristal mineral yang mengandung senyawa

    kalsium. Kristal ini terdiri atas kalsium fosfat atau kombiasi kalsium fosfat dan

    kalsium hidroksida dinamakan hidroksiapatit {(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2}. Karena

    kalsium merupakan mieral yang utama dalam ikatan ini, keduanya harus berada

    dalam jumlah yang cukup di dalam cairan yang mengelilingi matriks tulang.

    Batang tulang yang merupakan bagian keras matriks mengandung kalsium, fosfat,

    magnesium, seng, natrium bikarbonat, dan fluor, selain hidroksipatit (Almatsier,

    2004).

    Selama kehidupan, tulang selalu mengalami perubahan baik dalam bentuk

    maupun kepadatan, sesuai dengan usia dan perubahan berat badan. Menurut

    Krummel (1996), faktor yang mempengaruhi kalsifikasi/penulangan adalah

    genetik (untuk menentukan massa tulang); hormon seks dan aktivitas fisik (untuk

    mempengaruhi metabolisme tulang); dan berat badan berbanding terbalik dengan

    risiko patah tulang.

    Pembentukan gigi

    Mineral yang membenuk dentin dan email yang merupakan bagian tengah

    dan luar dari gigi adalah minerla yang sama dengan pembentuk tulang, yaitu

    hidroksiapatit. Namun, kristal dalam gigi lebih padat dan kadar airnya lebih

    rendah. Protein dalam email gigi adalah keratin, sedangkan dalam dentin adalah

    kolagen. Pertukaran anatra kalsium gigi dan kalsium tubuh berlangsung dengan

    lambat dan terbatas pada kalsium yang terdapat dalam lapisan dentin. Sedikit

    pertukaran mungkin juga terjadi diantara saliva dan email gigi. Kekuranag

    kalsium selama masa pembentukan gigi dapat menyebabkan meningkatnya

    kerentanan terhadap kerusakan gigi (Almatsier, 2004).

    Pertumbuhan

    Kalsium secara nyata diperlukan untuk pertumbuhan kerena bagian penting

    dalam pembentukan tulang dan gigi, juga dibutuhkan dalam jumlah yang lebih

    kecil untuk mendukung fungsi sel dalam tubuh. Penelitian di jepang

    menyebutkan bahwa orang yang diet rendah kalsium lebih pendek dibandingkan

    dengan diet kalsium yang adekuat. Dalam masa pertumbuhan ukuran tulang,

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    5/21

    kandungan kalsum dan kebutuhan kalsium meningkat. Setelah perumbuhan

    terhenti, kemungkinan fase dimana penambahan jumlah tulang dan kalsium (peak

    bone mass) bersama akan tetap bertambah sampai usia sekitar 30 tahun. Setelah

    peak bone mass tercapai, jumlah tulang akan menurun, yang akan menyebabkan

    ketidakseimbangan antara reabsorpsi dan pembentukan tulang. Konsumsi kalsium

    adalah salah satu mekanisme yang dapat membantu pertumbuhan tulang dan

    mencegah kehilangan tulang (bone loss), karena tubuh biasanya mencapai peak

    bone mass antara umur 25-30-an, adalah waktu yang ideal untuk melakukan

    pencegahan selama tahun-tahun diperguruan tinggi (Tucker, Snelling, dkk, 2002).

    Pembekuan darah

    Bila terjadi luka, ion kalsium dalam darah merangsang pembebasan

    fosfolipida tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin ini

    mengatalisis perubahan protrombin bagian darah normal, menjadi trombin

    kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian lan dari darah, menjadi fibrin

    yang merupakan gumpalan darah (Sherwood, 2001).

    Katalisator reaksi-reaksi biologik

    Kalsium berfungsi sebagai katalisator berbagai reaksi biologik, seperti

    absorpsi vitamin B12, tindakan enzim pemecah lemak, lipase pankreas, ekskresi

    insulin oleh pankreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin. Kalsium yang

    diperlukan untuk mengkatalisis reaksi-reaksi ini diambil dari pesediaan kalsium

    dalam tubuh (Almatsier, 2004).

    Kontraksi otot

    Pada waktu otot berkontraksi kalsium berperan dalam interaksi protein di

    dalam otot, yaitu aktin dan miosin. Bila darah kalsium kurang dari normal, otot

    tidak bisa mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku dan dapat

    menimbulkan kejang.

    Beberapa fungsi kalsium lain adalah meningkatkan fungsi transpor membra

    sel, kemungkinan dengan bertindak sebagai stabilisator membran, dan transmisi

    ion melalui membran organel sel (Almatsier, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    6/21

    2.1.4Kalsium dalam Tulang

    Kalsium tulang tersebar diantara pool (cadangan) yang relatif tidak

    berubah/stabil dan tidak dapat digunakan untuk pengaturan jangka pendek

    keseimbangan kalsium, dan pool yang cepat dapat berubah yang terlibat dalam

    kegiatan metabolisme kalsium (kurang lebih 1% kalsium tulang). Komponen

    yang dapat berubah ini dapat dianggap sebagai cadangan yang menumpuk bila

    makanan mengnadung cukup kalsium. Cadangan kalsium ini terutama disimpan

    pada bagian ujung tulang panjang dalam bentuk kristal yang dinamakan trabekula

    dan dapat dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat pada masa

    pertumbuhan, kehamilan, dan menyusui. Kekurangan konsumsi kalsium untuk

    jangka panjang menyebabkan struktur tulang yang tidak sempurna (WHO, 2003).

    Heaney (2000) dalam Journal of the American College of Nutrition

    mengatakan asupan kalsium berkaitan dengan status tulang. Selama 25 tahun ada

    paling sedikit 139 laporan terpublikasi di Inggris yang memaparkan hubungan

    antara asupan kalsium dan status tulang (massa tulang, keseimbangan kalsium,

    kehilangan tulang atau fraktur). Dari 86 studi observasional, 69 pada dewasa, 17

    anak-anak, ditemukan 64 hasil studi mengenai hubungan positif bermakna antara

    asupan kalsium dan massa tulang, kehilangan tulang atau fraktur.

    Tulang senantiasa berada dalam keadaan dibentuk dan direabsorpsi. Aspek

    mana yang domina bergantung pada umur dan keadaan faal tubuh. Pada proses

    menua proses reabsorpsi dominan sehingga tulang secara berangsur menyusut dan

    menjadi rapuh. Penyusutan tulang pada umumnya terjadi setelah usia 50 tahun,

    baik pada laki-laki maupun perempuan tetapi pada perempuan dengan kecepatan

    lebih tinggi. Seperti telah dijelaskan, kalsium didalam tulang terdapat dalam

    bentuk hidroksiapatit. Disamping itu terdapat ion-ion lain termasuk fluor,

    magnesium, seng, dan natrium. Melalui matriks dan di antara struktur kristal

    terdapat pembuluh darah dan limfe, saraf dan sumsum tulang. Melalui pembuluh

    darah ini ion-ion mineral berdifusi ke dalam cairan ekstraselular, mengelilingi

    kristal dan memungkinkan pengendapan mineral baru atau penyerapan kembali

    mineral tulang. Karena banyak kalsium yang hilang didalam tulang pada proses

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    7/21

    resorpsi, konsumsi kalsium yang adekuat dianjurkan sebelum penuaan terjadi

    (Almatsier, 2004). FDA (1998) dalam Annual Edition Nutrition 2000/2001

    (2000) menyatakan konsumsi kalsium yang adekuat selama hidup dapat

    membantu mempertahankan kesehatan tulang melalui peningkatan sebanyak

    mungkin secara genetik jumlah tulang yang dibentuk pada masa remaja dan tahap

    awal dewasa serta dapat membantu memperlambat kecepatan kehilangan tulang

    yang terjadi pada kehidupan selanjutnya.

    Kalsium dalam tulang merupakan sumber kalsium darah. Walaupun

    makanan kurang mengandung kalsium, konsentrasinya dalam darah akan tetap

    normal (Almatsier, 2004).

    Pengaruh hormon-hormon lain terhadap kerangka tubuh

    Kerangka tubuh dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, hormon seks,

    tiroksin, dan kortikosteroid. Kekurangan estrogen (hormon seks pada perempuan)

    menyebabkan kehilangan bahan tulang atau osteoporosis. Tampaknya hal ini

    menjelaskan mengapa wanita menopause rentan terhadap osteoporosis, hal in

    terjadi karena penurunan estrogen secara drastis pada masa tersebut. Kebanyakan

    hormon tiroksin juga meyebabkan percepatan penggantian kalsium dengan

    resorpsi yang lebih cepat yang pada akhirnya menyebabkan kalsium darah

    meningkat dan terjadi osteoporosis (Almatsier, 2004).

    2.1.5Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan

    Tinjauan ulang mengenai kebutuhan sehari-hari berbagai nutrien esensial

    telah diterbitkan oleh Food and Nutrition Board of the National Research Council

    sebagai kecukupan nutrisi yang dianjurkan (Recommended Dietary

    Allowances/RDA) (Murray,dkk, 2003). RDA adalah standar di Amerika yang

    berisi kebutuhan rata-rata zat gizi per hari yang dianjurkan sehingga suatu

    masyarakat dapat hidup sehat. Di Indonesia RDA dikenal dengan Angka

    Kecukupan Gizi yang ditetapkan melalui Kongres Widya Karya Nasional Pangan

    dan Gizi (WKNPG) (FKM UI, 2007).

    AKG atau RDA adalah banyaknya masing-masing zat gizi esensial yang

    harus dipenuhi dari makanan mencakup hampir semua orang sehat untuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    8/21

    mencegah defisiensi zat gizi. AKG dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin,

    aktivitas, berat badan, tinggi badan, genetika, dan keadaan fisiologis, seperti hamil

    atau menyusui (Fikawati, R., Syafiq, 2007).

    Untuk pertama kalinya sejak RDA dipublikaskan tahun 1989, pemerintah

    federal di Amerika akhirnya meningkatkan rekomendasi asupan kalsium harian

    (NAS, 1997). Hal ini berdasarkan temuan riset terbaru yang dilakukan The Food

    and Nutrition Boarddi National Academy of Sciences yang menyatakan bahwa

    peningkatan rekomendasi asupan kalsium dapat mencegah perburukan tulang.

    Rekomendasi terbaru tersebut dinamakan Dietary Reference Intakes (DRI) yang

    merupakan perluasan dari cakupan dan aplikasi RDA (Soliah, 2000). Di

    Indonesia WKNPG VIII telah diselenggarakan pada tahun 2003 dan hasilnya

    (AKG) telah dipublikasikan tahun 2004. Berikut ini akan disajikan tabel yang

    memuat asupan kalsium yang direkomendasikan antara masyarakat di Indonesia

    dan Amerika.

    Tabel 2.1 Dietary Reference Intakes for Calcium

    LIFE STAGE GROUP CALCIUM MG/DAY

    ADEQUATE INTAKE

    Infants

    0-6 bulan6-12 bulan

    210

    270

    Anak-anak

    1-3 tahun4-8 tahun

    500

    800

    Laki-laki/Perempuan

    9-18 tahun19-50 tahun>51 tahun

    1300

    1000

    1200

    Sumber : National Academy of Sciences- Institute of Medicine (1997)Dietary Reference Intakes. Washington, DC: National Academy Press

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    9/21

    Tabel 2.2 Angka Kecukupan Gizi Kalsium 2004 bagi orang Indonesia

    No Kelompok Umur Kalsium (mg/hari)1. Anak

    0-6 bulan7-12 bulan1-3 tahun4-6 tahun7-9 tahun

    200

    400

    500

    500

    600

    2. Laki-laki

    10-18 tahun19-29 tahun30-49 tahun50-64 tahun>60 tahun

    1000

    800

    800

    800

    800

    3. Wanita

    10-18 tahun

    19-29 tahun30-49 tahun50-64 tahun>60 tahun

    1000

    800

    800

    800

    800

    4. Wanita hamil (tambahan)

    Trimester 1

    Trimester 2Trimester 3

    +150

    +150+150

    5. Wanita menyusui (tambahan)

    6 bulan pertama6 bulan kedua

    +150

    +150

    Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VIII , 2004.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    10/21

    Jika mengacu pada WKNPG VIII, AKG indonesia untuk anjuran kalsium

    masih rendah sekali dibandingkan RDA yang dipakai di Amerika. Bahkan di AS,

    telah dilakukan kenaikan AKG kalsium khususnya dengan memperhatikan kaitan

    antara konsumsi kalsium saat remaja dengan risiko fraktur osteoporotik di

    kemudian hari. Penyusunan AKG kalsium di indonesia seharusnya

    memepertimbangkan kebutuhan kalsium untuk hari tua, yaitu pengurangan risiko

    fraktur tulang akibat osteoporosis. Memang periode laten akibat defesiensi

    kalsium adalah panjang, dan ini akan menutupi kebutuhan konsumsi kalsium yang

    lebih tinggi, khususnya jika ada bias defesiensi latensi pendek dan paradigma satu

    penyakit akibat defesiensi satu zat gizi (Heaney, 2003).

    2.1.6Sumber Kalsium

    Diet harus didasarkan pada berbagai macam makanan, baik unuk memenuhi

    kebutuhan yang sudah diketahui maupun untuk menyediakan nutrien lain yang

    kebutuhannya pada manusia masih belum bisa ditentukan secara tepat. Sumber

    utama kalsium dalah susu dan produk olahannya, seperti keju, yoghurt, kefir, es

    krim, serta ikan terutama ikan duri halus. Enam studi Randomized Controlled

    Trial pada orang dewasa dan anak-anak yang menggunakan produk olahan susu

    sebagai sumber utama kalsium, seluruhnya menunjukan efek positif bermakna

    yang memiliki paling sedikit efek yang sama kuat dengan suplemen kalsium. Hal

    ini membuktikan bahwa susu dan produk olahannya adalah sumber nutrient yang

    baik yang dibutuhkan untuk perkembangan dan mempertahankan tulang (Heaney,

    2000). Serealia, kacang-kacangan dan hasil kacang-kacangan, tahu dan tempe,

    dan sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan

    makanan ini banyak mengandung zat yang menghambat penyerapa kalsium

    seperti serat, fitat, dan oksalat. Susu nonfat merupakan sumber terbaik kalsium,

    karena ketersediaan biologiknya yang tinggi. Kebutuhan kalsium akan terpenuhi

    bila kita makan makanan yang seimbang setiap hari (Almatsier, 2004).

    Kandungan kalsium beberapa bahan makanan dapat dilihat pada tabel.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    11/21

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    12/21

    Tempe kedelai murni 155

    Tahu 223Kembang tahu 378

    Kacang merah segar 293

    Kacang tanah 316

    Tabel 2.6 Sayuran

    Bahan Makanan Kalsium

    Bayam kukus 239

    Bayam rebus 150

    Buncis 107

    Caisin 123

    Daun kacang panjang 200

    Daun katuk 233

    Daun pakis 136

    Daun pohpohan 744

    Daun singkong 166

    Kacang panjang kukus 100

    Kacang panjang rebus 71

    Kangkung 70

    Ketimun 291

    Kulit melinjo 117

    Paria putih 31

    Selada air segar 95

    Toge segar 166

    Tomat merah 8

    Wortel 45

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    13/21

    Tabel 2.7 Buah-buahan

    Bahan makanan Kalsium

    Apel malang 9

    Nanas 22

    Pisang ambon 20

    Pisang sale 232

    Pisang raja sereh 16

    Salak bali 94

    Salak pondoh 38

    Sawo 18

    Sukun muda 24

    Tabel 2.8 Telur

    Bahan makanan Kalsium

    Telur ayam kampung 67

    Telur ayam ras 86

    Telur bebek 100

    Tabel 2.9 Ikan, kerang, udang dan daging

    Bahan makanan Kalsium

    Belida 52

    Belut 390

    Cumi-cumi 32

    Gabus 90Kerang 321

    Mujair 96

    Telur ikan 235

    Terasi 3812

    Teri kering 1200

    Teri segar 500

    Udang kering 1209

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    14/21

    Udang segar 135

    Rebon kering 2306Ayam 14

    Daging sapi 11

    Tabel 2.10 Susu dan olahannya

    Bahan makanan Kalsium

    Susu kental manis 275

    Susu kental tak manis 243

    Susu sapi 143

    Susu skim 123

    Susu penuh bubuk 904

    Susu skim bubuk 1300

    Tabel 2.11 Serba-serbi

    Bahan makanan Kalsium

    Agar-agar laut 400

    Tepung sagu 13

    Sumber : Instalasi Gizi Perjan RSCM dan Asosiasi Dietisien Indonesia (2005)Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

    2.1.7 Akibat Kekurangan Kalsium

    Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan

    ganggguan pertumbuhan. Tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh.

    Semua orang dewasa, terutama setelah usia 50 tahun, kehilangan kalsium dari

    tulangnnya. Tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Hal ini dinamakan

    osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress sehari-hari. Osteoporosis

    lebih banyak terjadi pada wanita daripada laki-laki dan lebih banyak pada orang

    kulit putih daripada kulit berwarna. Disamping itu osteoporosis lebih banyak

    terjadi pada perokok dan peminum alcohol (Almatsier, 2004).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    15/21

    FDA (1998) menegaskan bahwa asupan kalsium yang rendah adalah salah

    satu faktor risiko terjadinya osteoporosis, suatu kondisi dari rendahnya massa

    tulang atau kepadatannya. Osteoporosis terjadi pada 25% wanita

    pascamenopause, nampaknya defisiensi estrogen pada masa itu ikut berperan

    sehingga insidensnya pada wanita lebih tinggi (Sherwood, 2001; Hillegas, 2005).

    Karena terapi osteoporosis sulit dan sering kurang memuaskan, pencegahan

    sejauh ini merupakan cara terbaik untuk menangani masalah kesehatan ini. ).

    Pencegahan osteoporosis dapat dimulai ketika tulang seseorang dibentuk.

    Pembentukan tulang yang kuat sebelum menopause melalui makanan yang kaya

    kalsium dan olahraga yang adekuat tampaknya merupakan tindakan yang terbaik.

    Adanya cadangan tulang pada usia pertengahan dapat memperlambat munculnya

    manifestasi klinis osteoporosis pada usia selanjutnya. Akivitas fisik yang

    berlanjut seumur hidup tampaknya dapat menunda atau mencegah pengeroposan

    tulang, bahkan pada orang berusia lanjut (Sherwood, 2001).

    Kekurangan kalsium dapat menyebabkan osteomalasia, yang dinamakan

    juga riketsia pada orang dewasa dan biasanya terjadi karena kekurangan vitamin

    D dan ketidakseimbangan konsumsi kalsium terhadap fosfor. Mineralisasi

    matriks tulang terganggu, sehingga kandungan kalsium di dalam tulang menurun

    (Almatsier, 2004).

    2.1.7 Akibat Kelebihan Kalsium

    Konsumsi kalsium hendaknya tidak melebihi 2500 mg sehari. Kelebihan

    kalsium dapat menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal. Disamping itu,

    dapat menyebabkan konstipasi (susah buang air besar). Kelebihan kalsium bisa

    terjadi bila menggunakan suplemen kalsium berupa tablet atau bentuk lain

    (Almatsier, 2004).

    2.2. Konsep Perilaku dalam Kaitannya terhadap Pemenuhan Kecukupan

    Kalsium

    Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup)

    yang bersangkutan. Seorang ahli psikologi, Skinner (1938) dalam Notoatmodjo

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    16/21

    (2005) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang

    terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia

    terjadi melalui proses: Stimulus Organisme Respons, sehingga teori Skinner

    ini disebut teori "S-O-R" (stimulus-organisme-respons). Teori skinner juga

    menjelaskan adanya dua jenis respons, yaitu:

    a. Respondent respons atau refleksif, yakni respons yang ditunjukkanoleh rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu yang disebut eliciting

    stimuli, karena menimbulkan respons yang relatif tetap. Responden

    responsjuga mencakup perilaku emosional.

    b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbuldan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang

    lain. Perangsangan yang terakhir ini disebut reinforcing stimuli atau

    reinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

    Berdasarkan teori "S-O-R" yang telah dijelaskan, maka perilaku manusia

    dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu :

    a. Perilaku tertutup (Covert behavior)Bentuk "unobservable behavior"atau "covert behavior"yang dapat

    diukur adalah pengetahuan dan sikap. Respons seseorang masih

    terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan,

    dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.

    b. Perilaku terbuka (overt behavior)Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut

    sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain

    dari luar atau "observable behavior".

    Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau

    rangsangan dari luar organism (orang), namun dalam memberikan respon sangat

    bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lai dari orang yang bersangkutan.

    Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut

    determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua,

    yakni:

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    17/21

    Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yangbersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya tingkat

    kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

    Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkunganfisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan

    ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku

    seseorang.

    Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku merupakan totalitas

    penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan hasil bersama atau

    resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.

    Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai

    bentangan yang sangat luas. Bloom (1908) dalam Notoatdmojo (2005) membagi

    perilaku manusia itu ke dalam 3 domain yakni: kognitif, afektif dan psikomotor

    yang dalam perkembangan selanjutnya dimodifikasi untuk pengukuran hasil

    pendidikan kesehatan, yakni:

    2.2.1 Pengetahuan (Knowledge)

    Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

    melakukan pengindraan terhadap suau objek tertentu.

    Latar belakang pendidikan seseorang merupakan salah satu unsur yang

    penting yang dapat memepengaruhi keadaan gizinya karena dengan tingkat

    pendidikan yang lebih tinggi diharapkan pegetahuan atau informasi tentang gizi

    yang dimiliki menjadi lebih baik. Sering masalah gizi timbul karena ketidaktahuan

    atau kurang informasi tentang gizi yang memadai. Seseorang dengan pendidikan

    rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang memenuhi

    persyaratan gizi dibandingkan dengan orang lain yang pendidikannya lebih tinggi.

    Karena sekalipn berpendidikan rendah, jika orang tersebut rajin mendengarkan

    atau melihat informasi mengenai gizi, bukan mustahil pengetahuan gizinya akan

    lebih baik (Fikawati, R., Syafiq, 2007).

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    18/21

    2.2.2 Sikap (Attitude)

    Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek

    tertentu, yang sudah melibatkan fakta pendapat dan emosi yang bersangkutan.

    Campbell (1950) mendefinisikan yakni:" An individual's attitude is syndrome of

    response consistency with regard to object." Jadi jelas, di sini dikatakan bahwa

    sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau

    objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala

    kejiwaan yang lain. Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2005) sikap itu

    terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:

    a. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objekb. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objekc. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

    Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama membentuk sikap yang

    utuh. Sebagai contoh, jika seorang mahasiswi telah mendengar mengenai

    osteoporosis (penyebabnya,faktor risiko, pencegahan, dan sebagainya), maka

    dengan pengetahuan yang dimilikinya ini akan membawa mahasiswi tersebut

    untuk berpikir dan berusaha supaya dirinya terhindar dari osteoporosis di

    kemudian hari. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja

    sehingga mahasiswi tersebut berniat mengonsumsi makanan yang kaya kalsium

    supaya simpanan kalsium didalam tulangnya dapat mencegah osteoporosis yang

    bisa saja terjadi pada kehidupan di masa tuanya. Hal ini berarti mahasiswi tersebut

    memiliki sikap terhadap pemenuhan kecukupan kalsium (Notoatmodjo, 2005).

    Sikap positif sangat berperan penting dalam penanggulangan masalah

    kurang konsumsi kalsium pada wanita. Dari sikap dapat dilihat bagaimana

    penilaian atau pendapat seseorang terhadap cara-cara memenuhi kecukupan

    kalsium hariannya, bagaimana penilaian atau pendapatnya terhadap makanan yang

    mampu memenuhi kecukupan kalsium serta pendapat mengenai cara mengatasi

    kekurangan asupan kalsium dari makanan. Sikap negatif yang sering menjadi

    masalah dalam konsumsi kalsium adalah bahwa wanita sering menilai bahwa susu

    merupakan nutrisi yang kaya akan lemak sehingga wanita cenderung menghindari

    produk susu dan olahannya (karena sering didapati bahwa wanita cenderung

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    19/21

    menghindari makanan yang mengandung lemak) (French, M.R., et al, 2008).

    Padahal susu dan olahannya merupakan sumber kalsium yang paling baik.

    Apabila seorang wanita memilki pengetahuan yang baik mengenai sumber

    kalsium dari makanan, maka ia akan mempertimbangkan susu skim/nonfat yang

    rendah lemak namun kaya akan kandungan kalsium.

    2.2.3 Tindakan (Practice)

    Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior).

    Untuk terwujudnya sikap menajdi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung

    atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo,

    2005).

    Tindakan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, melakukan

    olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan narkoba

    dan sebagainya merupakan tindakan positif dalam melakukan upaya pemeliharaan

    dan peningkatan kesehatan. Minum susu rutin setiap hari dan makan makanan

    yang kaya kalsium merupakan tindakan yang baik dalam upaya mencegah risiko

    fraktur tulang di masa tua (WHO, 2003).

    Pada praktik sehari-hari proses perubahan: pengetahuan-sikap-tindakan tidak

    selalu berjalan seperti teori. Artinya, seseorang telah berperilaku positif,

    meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif atau sebaliknya pengetahuan

    dan sikapnya baik namun dalam praktik masih sangat kurang. Hal ini disebabkan

    bahwa perilaku dipengaruhi banyak faktor baik internal dan eksternal sehingga

    setiap individu akan memberi respon yang berbeda terhadap stimulus(.French,

    M.R., et al, 2008). Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kebiasaan

    makan pada individu dapat dijelaskan pada gambar:

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    20/21

    Sosial-ekonomi-politik, ketersedian makanan,

    Produksi, sistem distribusi

    Faktor Eksternal

    Jumlah dan karakteristikkeluarga

    Peran orangtuaTeman sebayaSosial budayaNilai dan normaMedia massaFast foodModePengetahuan gziPengalaman individu

    Faktor internal

    Kebutuhan fisiologiBody imageSelf-conceptNilai dan kepercayaan

    individu

    Pemilihan dan arti makananPsikososialKesehatan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/28/2019 Review Kalsium

    21/21

    Life Style

    Perilaku makan Individu

    Gambar 2.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku makan

    Sumber: Worthington-Robert BS, Williams SR, editors. Nutrition Throughout the Life Cycle.Boston: McGraw-Hill; 2000.