RUMAH TROPIS HEMAT ENERGI BENTUK · PDF fileKata kunci : Pemanasan Global, Listrik, Rumah Hemat Energi, ... langkah audit energi ini, disederhanakan dengan cara memperbandingkan dua

  • Upload
    duongtu

  • View
    231

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

  • Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 1-10

    1

    RUMAH TROPIS HEMAT ENERGIBENTUK KEPEDULIAN GLOBAL WARMING

    Prianto, E *)

    Abstrak

    Salah satu penyebab pemanasan global adalah peningkatan emisi CO2 di atmosfer. Kondisi semacamini membuat bumi semakin panas dan mempengaruhi keseimbangan kehidupan di masa yang akandatang, es di kutub mencair, permukaan air laut naik, hingga terciptanya badai angin dan sederetanbencana di masa datang. Membiarkan kondisi lingkungan seperti itu, berarti kita siap menelantarkanmasa depan anak-anak dan cucu kita kelak dengan warisan lingkungan yang semakin jelek.Pemakaian listrik dari pembangkit berbahan bakar fosil menjadi salah satu penyebab PemanasanGlobal tersebut, karena menambah peningkatan emisi CO2.

    Bangunan yang didisain dengan tidak memperhitungkan pemakaian listrik berkonstribusi terhadapperusakan lingkungan, padahal kebutuhan listrik tak bisa dihindari bila kondisi udara di luar semakinpanas. Pengaruh iklim luar tersebut tertransmisi kedalam bangunan rumah tinggal dan menyebabkanbeban pendinginan semakin besar. 40-50% energi listrik dalam rumah tinggal dibutuhkan untukproses pendinginan (Air Conditioner), prosentase ini akan semakin meningkat bila iklim luar semakinjelek.Usaha penghematan listrik pada skala bangunan, paling mudah diterapkan pada skala rumah tinggaldengan mentraitment konfigurasi arsitekturalnya, karena 80% penyebab beban panas yang berasaldari luar dengan mempertimbangkan kembali disain sistem penerangan dan pendinginan hinggadisain kulit bangunan. Tercapai 70% pengurangan konsumsi listrik dari pensimulasian antara modelrumah yang respond dan tidak respond terhadap lingkungan. Dan lebih berhemat 30%-40% lagi bilarumah melibatkan unsur tanaman dan air.Penelitian ini menegaskan, bahwa dari skala rumah tinggal sekalipun, terutama aspek pemakaianenergi listrik dan disain rancangannya, berkonstribusi keperdulian dampak pemanasan global yangmendunia. Lestarikan bumiku, kumulai dari rumah tinggalku

    Kata kunci : Pemanasan Global, Listrik, Rumah Hemat Energi, Konfigurasi Arsitektural

    Abstract

    One causal factor of global warming is the increase of CO2 emission in the atmosphere.This conditioncauses the world temperature getting hotter, the ice in the pole is melt, dryness, the extreme differenttemperature of day and night, hurricane, and other dangerous disasters in the future.It means webequeathed bad environment to the next generation.The use of fossil fuel is the main factor of theglobal warming because it increases the emission of CO2.Building design must consider the use of electricity because it contributes to the environmental damage.Hot temperature causes the operation of cooling device requires about 40-50% electricity consumptionin residential scale.It will increase if the environmental temperature getting hotter. To save electricity onthe residential scale, we must design architectural configuration accurately in buildingenvelope,lighting,and cooling systems because 80% of thermal load caused by external factors. Theelectricity consumption will decrease of 70% by considering climate in the surrounding nature. Theelement of water and plants in the building design will add the energy saving up to 30-40%. This studyproved the building design and consumption of electricity in the residential scale have contribution onthe global warming. The movement of Saving the world starts from our house.

    Keywords : Global warming,Electricity,Energy Saving House, Architectural Configuration

    Pendahuluan

  • Rumah Tropis Hemat Energi.... (Prianto, E)

    2

    Semakin besar peningkatan emisi CO2 diatmosfer, bila tidak segera ditangani, diperkirakantahun 2050 permukaan air laut akan naik 5 m.Bukankah akan banyak pulau-pulau atau dataranpantai yang hilang ?? Isu Global warming, menjadiprediksi bencana yang urgent dan harus diatasisecara komprehensif.

    Energi Listrik berkonsumsi bahan bakar takterbarukan berpotensial meningkatkan emisiCO2. International Energy Agence melaporkan ditahun 2006, bahwa penyebab emisi CO2, 19%disebabkan karena konsumsi listrik dan sisanyayang terparah sekitar 70% karena emisikendaraan bermotor.

    Data memaparkan bahwa pengadaan listrikdi Indonesia, masih didominan oleh pemakaianbahan bakar yang berpotensi dalam meningkatnyaemisi CO2, hal ini menjadi suatu tantangan dalammengembangkan sumber-sumber daya lainnyayang minim berdampak terhadap emisi CO2/berkonsep ramah lingkungan.

    Konsep perolehan energi listrik yangberwawasan lingkungan menjadikan pendekatanpertama dalam mengatasi pemanasan global. Yangkedua, dilihat dari tingkat pelanggan listrikterdapat 90% berasal dari skala rumah tinggal(ada sekitar 30 juta dari 33 juta lebih pelangganPLN seluruh Indonesia) lainnya berupa kelompokpelanggan sektor bisnis, sosial, perkantoran danindustri. Maka sasaran di tingkat rumah tanggaataupun kelompok sektor perumahan menjadikanpendekatan kedua dalam berperan meminimalisirmasalah pemanasan global yang makin urgent dariwaktu ke waktu. Bilamana tak ada usahapengantisipasian sejak dini, apalagi keberadaanperumahan yang semakin meningkat selajupertumbuhan penduduk, maka dapat dibayangkanbahwa tantangan mendinginkan bumi semakinsulit atau bumi akan semakin panas.

    Di Era semakin maju dan serba modern,kehadiran listrik sudah menjadi kebutuhan primerkehidupan manusia. Segala kelengkapankebutuhan hidup kini mengkonsumsi energi listrik,bahkan untuk tempat berlindungpun(rumah/bangunan) dalam usaha menciptakankenyamanan. Apalagi, ambience lingkunganberubah terus, bahkan terus berdegradasi kearahkehancuran, pepohonan banyak ditebang, ruangterbuka hijau perkotaan semakin menyempit,bahkan area taman berangsur-angsur berubahmenjadi area hunian bertingkat, maka tak ayal bilabumi makin panas bahkan didaerah pegunungansekalipun kini sudah banyak dijumpai bangunanyang ber AC (Air Condioner).

    Kegagalan atau ketidak jelian merancangdengan tidak mempertimbangkan pengaruh iklimsetempat dalam merancang hunian ini,

    menyebabkan kita menghadirkan energitambahannya, bahkan tanpa disadari menjadienergi utama, yaitu kita sebut listrik. Bayangkanapa yang terjadi, bilamana suatu hunian benar-benar tergantung pada sumber energi ini, disaatdadakan listrik padam, maka padam pula segalaaktivitas didalamnya, dan kondisi di dalam sangattidak nyaman. Dalam hitungan beberapa detiksuhu dalam ruangan akan meningkat tajam.

    Ada 2 (dua) katagori bangunanberdasarkan fungsi termalnya, yaitu suatubangunan yang beban termalnya yang didominasioleh kemampuan permukaan kulit bangunannya,dan yang kedua, adalah beban termal yangmemang terbentuk karena kegiatan internalnya.Dan Rumah tinggal masuk dalam katagoripertama, yaitu beban yang didominasi kulit (SkinLoad Dominated). Hal ini memberi pemahamanbahwa rekapitulasi terjadinya beban termalnyatidak disebabkan hanya aktifitas penghuni ataupunkelengkapan penunjangnya saja, tetapi justrukarena akumulasi beban panas dari kulit bangunandalam merespond iklim eksteriornya lah yangpaling dominan.

    Makin kecil disain bangunan merespondterhadap iklim eksterior (panas matahari, hujandan keberadaan angin serta kelembaban) makamakin besar total beban panas yang terjadi dalamhunian ini. Dan konsekuensinya dalam usahamemperoleh kondisi kenyamanan penghunididalamnya maka akan membutuhkan bebantambahan untuk sistem pendinginan. Atau dapatdikatakan bahwa Metoda yang effektif dalammengurangi energi dalam suatu bangunan hunianadalah pada disain arsitektural yang mengadaptasiiklim. Statement klasik tersebut seringdidengungkan para arsitek tapi dalampengaplikasiannya sering tak terstruktur, misalnya: Mendisain rumah dengan memperhitungkankebutuhan/dampak beban panas yang akan terjadi(kegiatan penghuni, alat elektronik hingga bebanpanas oleh pancaran sinar matahari) bukankahbelum banyak dilakukan oleh arsitek-arsitek kitadi Indonesia?

    Diakui kehadiran AC dalam rumah tinggaldaerah tropis, apalagi untuk wilayah perkotaantidak bisa ditinggalkan begitu saja, sebab,sebagaimana dipaparkan di depan, tuntutankehadiran AC bukan sekedar untuk pemenuhankebutuhan kenyamanan thermal saja, tapikenyamanan akustik dan oudour pun jadikelebihannya.

    Kini, dalam usaha mengeffisienkanpemakaian listrik dalam rumah, tentunya akanlebih bijak bilamana kita mengetahui dulu sejauhmana pemakaian listrik di dalam rumah. Beberapapenelitian sebelumnya, didapatkan untuk

  • Riptek, Vol. 1 No. 1, November 2007, Hal: 1-10

    3

    pengamatan pada rumah type 21 hingga 120,didapatkan komposisi pemakaian lstriksebagaimana tersaji pada gambar 5. Suatu pilihanyang dilematis, satu aspek disain rumah triopismenuntut kehadiran alat pendinginan buatan,aspek lainnya dia-lah pengkonsumsi energiterbesar didalam rumah, yaitu sebesar 38-40%dari konsumsi listrik totalnya (lampu 5-10%,perlengkapan rumah tangga lainnya 1-9%).Bagaimana cara berhematnya ?

    Gambar 01Profil prosentase konsumsi listrik dalam rumah

    tinggal

    Mengetahui fenomena tersebut, makastrategi yang tepat dan effisien dalam menghematlistrik di dalam rumah tinggal yang ber ACtentunya dengan mengoptimalkan pemakaian ACdapat ditempuh dengan beberapa upaya seperti:pilihan AC yang hemat listrik, penempatan ACyang sesuai dengan kebutuhan aktifitasdidalamnya, pola penggunaan parapenghuni/pemakai dan suatu tantangan bagi parapemprodusen/peneliti bidang rekayasa per-AC-an,bilakah mungkin diciptakan AC dengan dayasebesar bolam lampu 10 watt !!Sebenarnya merupakan peran arsiteklah yangberkonstribusi terhadap rancangan kulit bangunanrumah tinggal; karena 80% panas yang tertimbundalam bangunan ditemukan karena disain kulitbangunan (penimbunan panas karena karenaradiasi sinar matahari langsung, dinding danventilasi udara), aspek pancaran sinar matahariyang langsung masuk kedalam ruangan, kondisibahan pelapis pada komponen dinding ekteriordan kondisi tatanan element ruang luar.

    Dari paparan tersebut diat