41
BAB I PENDAHULUAN Ruptur uretra adalah suatu kegawatdaruratan bedah yang sering terjadi oleh karena fraktur pelvis akibat kecelakaan lalulintas atau jatuh dari ketinggian. Sekitar 70% dari kasus fraktur pelvis yang terjadi akibat dari kecelakaan lalulintas/kecelakaan kendaraan bermotor, 25% kasus akibat jatuh dari ketinggian, dan 90% kasus cedera uretra akibat trauma tumpul. Secara keseluruhan pada fraktur pelvis akan terjadi pula cedera uretra bagian posterior (3,5%-19%) pada pria, dan (0%-6%) pada uretra perempuan. Fraktur pelvis merupakan penyebab utama terjadinya ruptur uretra posterior dengan angka kejadian 20 per 100.000 populasi dan penyebab utama terjadinya fraktur pelvis adalah kecelakaan bermotor (15,5%), diikuti oleh cedera pejalan kaki (13,8%), jatuh dari ketinggian lebih dari 15 kaki (13%), kecelakaan pada penumpang

RUPTUR URETRA RARA.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Ruptur uretra adalah suatu kegawatdaruratan bedah yang sering terjadi oleh karena fraktur pelvis akibat kecelakaan lalulintas atau jatuh dari ketinggian. Sekitar 70% dari kasus fraktur pelvis yang terjadi akibat dari kecelakaan lalulintas/kecelakaan kendaraan bermotor, 25% kasus akibat jatuh dari ketinggian, dan 90% kasus cedera uretra akibat trauma tumpul. Secara keseluruhan pada fraktur pelvis akan terjadi pula cedera uretra bagian posterior (3,5%-19%) pada pria, dan (0%-6%) pada uretra perempuan. Fraktur pelvis merupakan penyebab utama terjadinya ruptur uretra posterior dengan angka kejadian 20 per 100.000 populasi dan penyebab utama terjadinya fraktur pelvis adalah kecelakaan bermotor (15,5%), diikuti oleh cedera pejalan kaki (13,8%), jatuh dari ketinggian lebih dari 15 kaki (13%), kecelakaan pada penumpang mobil (10,2%) dan kecelakaan kerja (6%). Fraktur pelvis merupakan salah satu tanda bahwa telah terjadi cedera intraabdominal ataupun cedera urogenitalia yang kira-kira terjadi pada 15-20% pasien. Cedera organ terbanyak pada fraktur pelvis adalah pada uretra posterior (5,8%-14,6%), diikuti oleh cedera hati (6,1%-10,2%) dan cedera limpa (5,2%-5,8%) (Schreiter. 2006).Fraktur pelvis yang tidak stabil atau fraktur pada ramus pubis bilateral merupakan tipe fraktur yang paling memungkinkan terjadinya cedera pada urethra posterior. Dilaporkan, cedera pada urethra posterior sekitar 16% pada fraktur pubis unilateral dan meningkat menjadi 41% pada fraktur pubis bilateralBAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISIRuptur uretra adalah cedera yang mengenai uretra yang terjadi akibat tenaga/ tekanan dari luar atau akibat instrumentasi pada uretra. cedera uretra ini merupakan suatu kegawatdaruratan bedah urologi biasanya di sebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau jatuh dari ketinggian.B. ANATOMIUretra merupakan tabung yang menyalurkan urin keluar dari buli-buli melalui proses miksi. Secara anatomis uretra dibagi menjadi 2 bagian yaitu uretra posterior dan uretra anterior. Pada pria, organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan cairan mani. Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada perbatasan buli-buli dan uretra, serta sfingter uretra eksterna yang terletak pada perbatasan uretra anterior dan posterior. Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh sistem simpatik sehingga pada saat buli-buli penuh, sfingter ini terbuka. Sfingter uretra eksterna terdiri atas otot lurik dipersarafi oleh sistem somatik yang dapat diperintah sesuai dengan keinginan seseorang. Pada saat miksi sfingter ini tetap terbuka dan tetap tertutup pada saat menahan miksi. Panjang uretra laki-laki dewasa sekitar 18 cm, dengan perbandingan uretra posterior 3 cm dan uretra anterior 15 cm, titik baginya berada antara 2 lokasi pada membran perineal. Uretra dapat dibedakan ke dalam 5 segmen yaitu :1. Uretra posteriora. Uretra pars prostatikab. Uretra pars membranasea2. Uretra anteriora. Uretra pars bulbosab. Uretra pars pendulosac. Fossa naviculare

Gambar 1. Sistem Reproduksi Laki- laki

Gambar 2. Skema anatomi normal urethra pria pada potongan sagital

Uretra adalah saluran kecil sempit dan dapat mengembang yang berpangkal dan berjalan dari kandung kemih yang berfungsi menyalurkan air kemih keluar tubuh. Uretra merupakan saluran fibromuskular yang berawal di leher vesika urinaria dan menyalurkan urin ke bagian luar tubuh. Lapisan luminal uretra merupakan suatu membran mukosa pelindung, dimana terdapat glandula uretral yang menghasilkan musin. Dinding uretra terdiri dari 3 lapisan: 1) Lapisan otot polos merupakan kelanjutan otot polos dari vesika urinaria. Mengandung jaringan elastis dan otot polos. Sphincter urethra menjaga agar uretra tetap tertutup. 2) Lapisan submukosa, lapisan longgar mengandung pembuluh darah dan saraf. 3) Lapisan mukosa.Terdapat dua sphincter urethra yang mencegah urin keluar sampai vesika urinaria penuh dan mengaktifkan aktivitas volunter yang di butuhkan untuk pelepasan urin. Sphincter urethra internal merupakan sphincter involunter, superior, dan mengelilingi leher vesica urinaria, yang berawal di uretra. Sphincter ini di kendalikan oleh sistem saraf otonom. Sphincter urethral external terletak inferior dari sphincter urethra internal dan di bentuk oleh serat otot skeletal dari diafragma urogenital. Sphincter ini merupakan sphincter volunter yang di kendalikan oleh sistem saraf somatik.Uretralaki laki dewasa mempunyai panjang 15 20 cm . Pada laki- laki uretra berjalan berkelok kelok melalui pertengahan prostat kemudian menembus lapisan fibrosa yang menembus tulang pubis ke bagian penis.Uretra pria meluas dari leher vesika urinaria menuju meatus eksternus pada gland penis. Uretra laki laki terdiri dari: 1) Uretra pars prostatika 2) Uretra pars membranosa ( terdapat spinchter uretra eksterna) 3) Uretra pars spongiosa/penil.Uretra pars prostatika panjangnya sekitar 1,25 inchi (3 cm) dan berjalan melalui prostat dari dasar ke apeks. Merupakan bagian uretra yang terlebar . Uretra pars membranosa panjangnya sekitar 0,5 inchi (1,25 cm) dan terletak di dalam diafgrama urogenital, di kelilingi oleh otot sphincter urethra dan otot perineal. Uretra pars spongiosa/penile panjangnya sekitar 6 inchi (15,75 cm), dan di bagi lagi menjadi bulbar (proksimal) dan pendulous (distal). Bagian uretra yang terletak dalam, glans penis yang melebar membentuk fossa terminalis (fossa navicular).Secara radiologis, uretra pria dapat di bagi menjadi bagian posterior dan bagian anterior. Uretra posterior terdiri dari prostatika dan membranosa, sedangkan uretra anterior terdiri dari bulbosa dan penil.Pada uretra laki-laki, pars prostatika mendapat suplai darah terutama dari arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Uretra pars membranosa diberi suplai darah dari cabang-cabang arteri dorsalis penis dan arteri profunda penis. Aliran darah venous menuju pleksus venosus prostatikus dan ke vena pudenda interna. Aliran limfe dari uretra pars prostatika dan pars membranosa dibawa oleh pembuluh-pembuluh limfe yang berjalan mengikuti vasa pudenda interna menuju ke lymphonodus iliaka interna (sebagian besar) dan ke lymphonodus iliaka eksterna (sebagian kecil). Aliran limfe dari uretra pars spongiosa, sebagian besar dibawa menuju lymphonodus inguinalis profunda dan sebagian besar dibawa menuju ke lymphonodus iliaka interna.Uretra laki-laki, pars prostatika menerima persarafan dari pleksus nervosus prostatikus. Uretra pars membranosa dipersarafi oleh nervus kavernosus penis, pars spongiosa dipersarafi oleh pleksus nervosus vesikalis dan pleksus nervosus uretrovaginalis, pars kaudalis dipersarafi oleh nervus pudendus

C. RUPTUR URETRA POSTERIOR1. ETIOLOGITrauma tumpul merupakan penyebab dari sebagian besar cedera pada uretra pars posterior. Menurut sejarahnya, banyak cedera semacam ini yang berhubungan dengan kecelakaan di pabrik atau pertambangan. Akan tetapi, karena perbaikan dalam hal keselamatan pekerja pabrik telah menggeser penyebab cedera ini dan menyebabkan peningkatan pada cedera yang berhubungan kecelakaan lalu lintas. Gangguan pada uretra terjadi sekitar 10% dari fraktur pelvis tetapi hampir semua gangguan pada uretra membranasea yang berhubungan dengan trauma tumpul terjadi bersamaan fraktur pelvis. Fraktur yang mengenai ramus atau simfisis pubis dan menimbulkan kerusakan pada cincin pelvis, menyebabkan robekan uretra pars prostato-membranasea. Fraktur pelvis dan robekan pembuluh darah yang berada di dalam kavum pelvis menyebabkan hematoma yang luas di kavum retzius sehingga jika ligamentum pubo-prostatikum ikut terobek, prostat berada buli-buli akan terangkat ke kranial. 2,4Fraktur pelvis yang menyebabkan gangguan uretra biasanya penyebab sekunder karena kecelakaan kendaraan bermotor (68%-84%) atau jauh dari ketinggian dan tulang pelvis hancur (6%-25%). Pejalan kaki lebih beresiko, mengalami cedera uretra karena fraktur pelvis pada kecelakaan bermotor dari pada pengendara. 4

2. EPIDEMIOLOGI Fraktur pelvis merupakan penyebab utama terjadinya ruptur uretra posterior dengan angka kejadian 20 per 100.000 populasi dan penyebab utama terjadinya fraktur pelvis adalah kecelakaan bermotor (15,5%), diikuti oleh cedera pejalan kaki (13,8%), jatuh dari ketinggian lebih dari 15 kaki (13%), kecelakaan pada penumpang mobil (10,2%) dan kecelakaan kerja (6%). Fraktur pelvis merupakan salah satu tanda bahwa telah terjadi cedera intraabdominal ataupun cedera urogenitalia yang kira-kira terjadi pada 15-20% pasien. Cedera organ terbanyak pada fraktur pelvis adalah pada uretra posterior (5,8%-14,6%), diikuti oleh cedera hati (6,1%-10,2%) dan cedera limpa (5,2%-5,8%). 7 Di Amerika Serikat angka kejadian fraktur pelvis pada laki-laki yang menyebabkan cedera uretra bervariasi antara 1-25% dengan nilai rata-rata 10%. Cedera uretra pada wanita dengan fraktur pelvis sebenarnya jarang terjadi, tetapi beberapa kepustakaan melaporkan insiden kejadiannya sekitar 4-6%. 8 Angka kejadian cedera uretra yang dihubungkan dengan fraktur pelvis kebanyakan ditemukan pada awal dekade keempat, dengan umur rata-rata 33 tahun. Pada anak (