23
DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2: CECEP MUHAMMAD NM YUDA NURUL FALAH ROGANDA SITUMORANG S MEGI MIGANTARA TUSI TUSWANDA Auhan Keperawatan Gawat Darurat pada Ruptur Uteri

Ruptur Uteri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Ruptur Uteri

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

CECEP MUHAMMAD NMYUDA NURUL FALAH

ROGANDA SITUMORANG SMEGI MIGANTARATUSI TUSWANDA

Auhan Keperawatan Gawat Darurat pada Ruptur Uteri

Page 2: Ruptur Uteri

Pengertian

Ruptur Uteri adalah robekan atau diskontinuita dinding rahim akibat dilampauinya daya regang miomentrium. ( buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal ).

Rupture uteri adalah robeknya dinding uterus pada saat kehamilan atau dalam persalinan dengan atau tanpa robeknya perioneum visceral. ( Obstetri dan Ginekologi ).

Page 3: Ruptur Uteri
Page 4: Ruptur Uteri

Etiologi

Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus

Induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama

Presentasi abnormal ( terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus ).( helen, 2001 )

Page 5: Ruptur Uteri

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala ruptur uteri dapat terjadi secara dramatis atau tenang.

Page 6: Ruptur Uteri

Dramatis: Nyeri tajam, yang sangat pada abdomen bawah saat kontraksi hebat

memuncak Penghentian kontraksi uterus Perdarahan vagina ( dalam jumlah sedikit atau hemoragi ) Terdapat tanda dan gejala syok, denyut nadi meningkat, tekanan

darah menurun dan nafas pendek ( sesak ) Temuan pada palpasi abdomen tidak sama dengan temuan terdahulu Bagian  presentasi dapat digerakkan diatas rongga panggul Janin dapat tereposisi atau terelokasi  secara dramatis dalam

abdomen ibu Bagian janin lebih mudah dipalpasi Gerakan janin dapat menjadi kuat dan kemudian menurun menjadi

tidak ada gerakan dan DJJ sama sekali atau DJJ masih didengar Lingkar uterus dan kepadatannya ( kontraksi ) dapat dirasakan

disamping janin ( janin seperti berada diluar uterus ).

Page 7: Ruptur Uteri

Tenang:Kemungkinan terjadi muntahNyeri tekan meningkat diseluruh abdomenNyeri berat pada suprapubisKontraksi uterus hipotonikPerkembangan persalinan menurunPerasaan ingin pingsanHematuri ( kadang-kadang kencing darah )Perdarahan vagina ( kadang-kadang )Tanda-tanda syok progresifKontraksi dapat berlanjut tanpa menimbulkan efek pada

servik atau kontraksi mungkin tidak dirasakanDJJ mungkin akan hilang

Page 8: Ruptur Uteri
Page 9: Ruptur Uteri

Test Laboratorium

Hitung Darah lengkap dan Apusan DarahBatas dasar hemoglobin dan nilai hematokrit

dapat tidak menjelaskan banyaknya kehilangan darah. Urinalisis :

Hematuria sering menunjukkan adanya hubungan denga perlukaan kandung kemih. Golongan Darah dan Rhesus

Darah dipersiapkan sebanyak 4 sampai 6 unit untuk tranfusi bila diperlukan.

Page 10: Ruptur Uteri

Penatalaksanaan

histerektomi baik total maupun sub totalhisterorafia, yaitu luka di eksidir pinggirnya

lalu di jahit sebaik-baiknyakonserfatif : hanya dengan temponade dan

pemberian antibiotika yang cukup.

Page 11: Ruptur Uteri

Manajemen

Segera hubungi dokter, konsultan, ahli anestesi, dan staff kamar operasi

Buat dua jalur infus intravena dengan intra kateter no 16 : satu oleh larutan elektrolit, misalnya oleh larutan rimger laktat dan yang lain oleh tranfusi darah. ( jaga agar jalur ini tetap tebuka dengan mengalirkan saline normal, sampai darah didapatkan ).

Hubungi bank darah untuk kebutuhan tranfusi darah cito, perkiraan jumlah unit dan plasma beku segar yang diperlukan

Berikan oksigenBuatlah persiapan untuk pembedahan abdomen segera (

laparatomi dan histerektomi )Pada situasi yang mengkhawatirkan berikan kompresi

aorta dan tambahkan oksitosin dalam cairan intra vena.

Page 12: Ruptur Uteri

Data Fokus Pengkajian

a. Primary surveyDalam menentukan gawat dararut atau tidaknya harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anannesis, pemeriksaan fisik umum dan pemeriksaan obstetri. Penilaian awal adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstretri yang membutuhkan pertolongan dengan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang di hadapi. Pemeriksaan yang dilakukan , menggunakan prinsip kegawat daruratan ABC (airway, breathing dan circulation) pada pengkajian ABC secara cepat pada kasus ruptur uteri di dapat tanda-tanda yaitu :

Page 13: Ruptur Uteri

Inspeksi : Pasien tampak gelisah, ketakutan, disertai dengan

perasaan nyeri diperut. Pada setiap datangnya his pasien memegang perutnya

dan mengerang kesakitan bahkan meminta supaya anaknya secepatnya dikeluarkan.

Pernafasan dan denyut nadi lebih cepat dari biasa. Ada tanda dehidrasi karena partus yang

lama (prolonged labor), yaitu mulut kering, lidah kering dan haus,

His lebih lama, lebih kuat dan lebih sering bahkan terus-menerus.

Page 14: Ruptur Uteri

Palpasi : Ligamentum rotundum teraba seperti kawat listrik yang

tegang, tebal dan keras terutama sebelah kiri atau keduanya.

Pada waktu datang his, korpus uteri teraba keras (hipertonik) sedangkan Segmen Bawah Rahim teraba tipis dan nyeri kalau ditekan

Auskultasi : Pada auskultasi terdengar denyut jantung janin tidak

teratur (asfiksia).Apabila menemukan tanda-tanda di atas itu berarti keadaan pasien mengancam dan harus dilakukan tindakan medis dengan segera.

Page 15: Ruptur Uteri

b. Secondary surveyAnamnesis dan Inspeksi

Pada suatu his yang kuat sekali, pasien merasa kesakitan yang luar biasa, menjerit seolah-olah perutnya sedang dirobek kemudian jadi gelisah, takut, pucat, keluar keringat dingin sampai kolaps.

Pernafasan jadi dangkal dan cepat, kelihatan haus. Muntah-muntah karena perangsangan peritoneum. Syok, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun bahkan tidak terukur. Keluar perdarahan pervaginam yang biasanya tak begitu banyak, lebih-

lebih kalau bagian terdepan atau kepala sudah jauh turun dan menyumbat jalan lahir.

Kadang-kadang ada perasaan nyeri yang menjalar ke tungkai bawah dan dibahu.

Kontraksi uterus biasanya hilang. Mula-mula terdapat defans muskulaer kemudian perut menjadi kembung

dan meteoristis (paralisis usus).

Page 16: Ruptur Uteri

 Palpasi : Teraba krepitasi pada kulit perut yang menandakan adanya

emfisema subkutan. Bila kepala janin belum turun, akan mudah dilepaskan dari

pintu atas panggul. Bila janin sudah keluar dari kavum uteri, jadi berada di rongga

perut, maka teraba bagian-bagian janin langsung dibawah kulit perut dan disampingnya kadang-kadang teraba uterus sebagai suatu bola keras sebesar kelapa.

Nyeri tekan pada perut, terutama pada tempat yang robek.Auskultasi

Biasanya denyut jantung janin sulit atau tidak terdengar lagi beberapa menit setelah ruptur, apalagi kalau plasenta juga ikut terlepas dan masuk ke rongga perut.

Page 17: Ruptur Uteri

Pemeriksaan Dalam Kepala janin yang tadinya sudah jauh turun ke bawah,

dengan mudah dapat didorong ke atas dan ini disertai keluarnya darah pervaginam yang agak banyak

Kalau rongga rahim sudah kosong dapat diraba robekan pada dinding rahim dan kalau jari atau tangan kita dapat melalui robekan tadi, maka dapat diraba usus, omentum dan bagian-bagian janin. Kalau jari tangan kita yang didalam kita temukan dengan jari luar maka terasa seperti dipisahkan oleh bagian yang tipis seklai dari dinding perut juga dapat diraba fundus uteri.

 Kateterisasi Hematuri yang hebat menandakan adanya robekan pada

kandung kemih.

Page 18: Ruptur Uteri

Diagnosa Keperawatan

1. Airwaya. Bersihan jalan napas tidak efektifb. Tidak efektifnya jalan napasc.  Resiko aspirasi

2. Breathinga.       Resiko pola napas tidak efektifb.      Gangguan pertukaran gas

3 Circulationa.       Kurang volume cairanb.      Gangguan perfusi jaringan

Page 19: Ruptur Uteri

Perencanaan

1. AirwayAirway harus dijaga dengan baik pada

penderita tidak sadar. Jaw thrust atau chin lift dapat dipakai pada beberapa kasus, pada penderita yang masih sadar dapat dipakai nasopharyngeal airway. Bila penderita tidk sadar dan tidak ada reflex bertahan (gag reflex) dapat dipakai oropharingeal airway (Guedel).

Page 20: Ruptur Uteri

Kontrol jalan napas pada penderita airway terganggu karena faktor mekanik, atau ada gangguan ventilasi akibat gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi endotrachealm, baik oral maupun nasal.

Surgieal airway (erico-thyroidotomy) dapat dilakukan biloa intubasi endotracheal tidak mungkin karena kontra indikasi atau karena masalah mekanis.

Page 21: Ruptur Uteri

2. BreathingAdanya tension pneumothoraks

mengganggu ventilasi dan bila dicurigai, harus segera dilakukan kompresi (tusuk dengan jarum besar, disusul WSD) setiap penderita trauma diberikan oksigen.

Bila tanpa intubasi, sebaiknya oksigen diberikan dengan fase-mask.

Page 22: Ruptur Uteri

3. Circulation (dengan kontrol perdarahan)Bila ada gangguan sirkulasi hrus

dipasang sedikitnya 2 jalur (IV line).Kateter IV yang dipakai harus

berukuran besar. Pada awalnya sebaiknya menggunakan vena pada lengan. Jenis IV line lain, vena seksi, atau vena sentralis tergantung dari kemampuan petugas yang melayani. Sok pada penderita trauma umumnya disebabkan hipovolemia.

Page 23: Ruptur Uteri

Pada saat datang  penderita di infuse cepat dengan 1,5 – 2 liter cairan kristaloid, sebaiknya ringer laktat. Bila tidak ada respon dengan pemberian bolus kristaloid tadi, diberikan darah segolongan (type specific). Bila tidak ada darah segolongan dapat diberikan darah tipe O Rhesus negative, atau tipe O Rh positip liter rendah.