RUU PARMAS Hasil Finalisasi

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    1/31

    DEWAN PERWAKILAN DAERAHREPUBLIK INDONESIA

    -------------

    BAGIAN KEDUA

    RANCANGAN UNDANG-UNDANG

    REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR.... TAHUN.....

    TENTANG

    PARTISIPASI MASYARAKAT

    JAKARTA

    2012

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    2/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 1

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN

    TENTANG

    PARTISIPASI MASYARAKAT

    PENJELASAN

    RANCANGAN RANCANGAN

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG-UNDANG REPUBLIK

    INDONESIA

    NOMOR ... TAHUN ... NOMOR ... TAHUN ...

    TENTANG TENTANG

    PARTISIPASI MASYARAKAT PARTISIPASI MASYARAKAT

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    I. UMUM

    Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan hak

    konstitusional warga negarasebagaimana dijamin dalam

    Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945

    maka perlu melibatkan masyarakatdalam penyelenggaraan negara;

    Di dalam Pembukaan UUD 1945 secara jelas

    menyatakan susunan negara RepublikIndonesia yang berkedaulatan Rakyat..kemudian Pasal 1 ayat (2) UUD 1945

    menyatakan, Kedaulatan ada ditangan rakyatdan dilaksanakan menurut UUD. Secara umum,

    penegasan tersebut berarti bahwa UUD 1945menghendaki ataupun menerapkan konsepKedaulatan Rakyat yang berarti kekuasaan yangtertinggi untuk memerintah dalam suatu negara

    berada di tangan rakyat. Pengejewantahan dar

    konsep itu adalah mengikut-sertakan rakyat

    dalam penyelenggaraan pemerintahan denganmengikutsertakan rakyat dalam pembuatankebijakan.

    b. bahwa partisipasi masyarakat

    merupakan unsur penting dalam

    pengembangan sistem

    pemerintahan yang demokratis danaspiratif, penegakan hukum yang

    efektif, serta merupakanperwujudan pemerintahan yangbaik dan terbuka;

    Pada dasarnya partisipasi Masyarakat

    merupakan insentif moral sebagai alat untuk

    mempengaruhi lingkup makro yang lebih tingg

    di tempat dibuatnya keputusan-keputusan yangsangat menentukan kesejahteraan masyarakat.

    Dengan demikian partisipasi tersebut bukanlah

    sebuah tujuan akhir (participation is an end itself).Hal ini tentunya bertolak belakang dengan

    asumsi yang berkembang selama ini yang

    memandang partisipasi Masyarakat semata-mata sebagai penyampaian informasi (public

    information), penyuluhan, bahkan hanyasekedar alat public relationagar proyek-proyek

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    3/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 2

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    yang dilakukan pemerintah dapat berjalan

    lancar dan mendapat legitimasi dar

    masyarakat. partisipasi membutuhkanketerlibatan orang-orang secara suka rela dan

    demokratis dalam hal: (a) sumbangsihnyaterhadap usaha pembangunan, (b) penerimaan

    manfaat secara merata, dan (c) pengambilan

    keputusan yang menyangkut penentuan tujuan,perumusan kebijakan dan perencanaan dan

    penerapan program pembangunan sosial danekonomi. Mengacu pada pandangan ini,partisipasi dapat dibedakan menjadi dua hal.

    Partisipasi otentik (authentic participation) yangmerujuk pada terpenuhinya ketiga kriteria datas. Jika tidak seluruh kriteria tersebut dapat

    dipenuhi maka hal ini akan disebut partisipassemu (pseudo-participation).

    c. bahwa selama ini ketentuan hukum

    yang berkaitan dengan partisipasi

    masyarakat yang diatur dalambeberapa peraturan perundang-undangan masih belum mampu

    mewujudkan pelaksanaan danjaminan partisipasi masyarakatsecara baik dan berdayaguna;

    Sesuai dengan ide negara hukum, maka

    partisipasi publik dalam penyusunan RUU mest

    diatur secara jelas dalam suatu aturan hukumtertentu. Sendi utama negara hukum adalahhukum merupakan sumber tertinggi (supremas

    hukum) dalam mengatur dan menentukan

    mekanisme hubungan hukum antara negaradan masyarakat atau antar-anggota masyarakat

    yang satu dengan yang lainnya. Hukum

    mempunyai dua pengertian, yakni hukumtertulis dan hukum tidak tertulis.

    Dalam hal inilah di Indonesia sudah saatnyapartisipasi itu sudah dalam konteks partisipas

    otentik, bukan semua sehingga perlu dijamindalam sebuah undang-undang.

    d. bahwa berdasarkan pertimbangan

    sebagaimana dimaksud dalam huruf

    a, huruf b, dan huruf c perlumembentuk Undang-Undangtentang Partisipasi Masyarakat;

    Mengingat : Pasal 20, Pasal 22D ayat (1), Pasal 27,

    Pasal 28C, Pasal 28F, dan Pasal 30Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    dan

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    4/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 3

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANGPARTISIPASI MASYARAKAT.

    BAB I II. PASAL DEMI PASAL

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1 Pasal 1

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Cukup jelas.

    1.Partisipasi masyarakat adalah hak setiap orang

    dan/atau masyarakat untuk berperan sertamenyampaikan pikiran dan pendapatnya baiksecara langsung maupun tidak langsung, secara

    lisan maupun tertulis dalam penyelenggaraan

    negara yang meliputi peran serta dalampembangunan, pembentukan peraturan perundang-

    undangan, penganggaran, dan pengambilankebijakan publik.

    2.Pembangunan adalah rangkaian upaya yangberkesinambungan yang meliputi segala aspek

    kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untukmelaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasionalsebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan

    Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

    Tahun 1945.3.Kebijakan publik adalah rangkaian pilihan-pilihan

    yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembagaatau pejabat pemerintah atau badan publik yangmenyangkut bidang-bidang tugasnya.

    4.Pembentukan Peraturan Perundang-undangan

    adalah pembuatan Peraturan Perundang-undanganyang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan,pembahasan, persetujuan, pengesahan atau

    penetapan, dan pengundangan.

    5.

    Penganggaran adalah proses perencanaan danpenentuan anggaran keuangan yang mencerminkanpilihan kebijakan penting untuk jangka waktu

    tertentu.

    6.Transparansi adalah ketersediaan informasi yang

    cukup, akurat dan tepat waktu tentang kebijakanpublik dan proses pembentukannya sehingga

    masyarakat secara luas dapat mengetahuinya.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    5/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 4

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    7.Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,

    dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatuBadan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara

    dan penyelenggaraan negara dan/ataupenyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publiklainnya serta informasi lain yang berkaitan dengan

    kepentingan publik sesuai dengan PeraturanPerundang-undangan.

    8.Perencanaan adalah suatu proses untuk

    menentukan tindakan masa depan yang tepat,melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkansumber daya yang tersedia.

    9.Pelibatan Masyarakat adalah suatu kondisi yang

    mensyaratkan adanya peran serta atau kontribusimasyarakat baik secara langsung maupun tidak

    langsung dalam suatu program penyelenggaraannegara.

    10.Program adalah instrumen kebijakan yang berisisatu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan olehinstansi pemerintah/lembaga untuk mencapaisasaran dan tujuan serta memperoleh alokasianggaran, atau kegiatan masyarakat yangdikoordinasikan oleh instansi pemerintah.

    11.Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang

    termasuk masyarakat hukum adat, organisasi

    sosial, lembaga swadaya masyarakat atau lembagakemasyarakatan lainnya dan badan hukum yangmewakili kepentingan hukum individu ataukelompok orang.

    12.

    Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif,

    yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugaspokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan

    negara, yang sebagian atau seluruh dananyabersumber dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjangsebagian atau seluruh dananya bersumber dari

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.

    13.Pejabat Publik adalah orang yang diberi tugas dan

    kewenangan untuk menduduki posisi atau jabatantertentu pada Badan Publik.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    6/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 5

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    14.Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya

    disebut Ombudsman adalah lembaga negarasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undangtentang Ombudsman Republik Indonesia.

    15.Orang adalah orang perseorangan, kelompok

    orang, atau badan hukum.16.Hari adalah hari kerja.

    BAB II

    AZAS DAN TUJUAN

    Bagian Kesatu

    Azas

    Pasal 2 Pasal 2

    Partisipasi Masyarakat dilaksanakan atas dasar asas:

    a.

    kepastian hukum; Huruf a

    Yang dimakud dengan asas kepastian

    hukum adalah asas dalam Negara hukum

    yang mengutamakan landasan peraturanperundang-undangan, kepatutan dan

    keadilan dalam setiap kebijakanpenyelenggara pemerintah.

    b. tertib penyelenggaraan pemerintahan; Huruf b

    Yang dimaksud dengan asas tertibpenyelenggaraan pemerintahan adalah

    asas yang menjadi landasan keteraturan,

    keserasian, dan keseimbangan dalampengendalian penyelenggaraan Negara.

    c. Kepentingan umum; Huruf c

    Yang dimaksud dengan asas kepentingan

    umum asas yang mendahulukan

    kesejahteraan umum dengan cara yangaspiratif, akomodatif, dan selektif.

    d. demokrasi; Huruf d

    Yang dimaksud dengan asas demokrasadalah bahwa partisipasi masyarakat

    didsarkan bahwa pemerintahan berasa

    dari rakyat, oleh rakyat dan untukrakyat.

    e.

    efektifitas dan efesiensi; Huruf e

    Yang dimaksud dengan asas ini adalah

    pencapaian tujuan secara tepat danoptimal dengan sumber daya minimal.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    7/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 6

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    f. keterbukaan; Huruf f

    Yang dimaksud dengan asas keterbukaan

    adalah asas yang mebuka diri terhadap

    hak masyarakat untuk memperolehinformasi yang benar, jujur, dan tidakdiskriminatif tentang penyelenggaraan

    negara dengan tetap memperhatikanperlindungan atas hak asasi pribadi,golongan, dan rahasia Negara.

    g. proporsionalitas; Huruf g

    Yang dimaksud dengan asas

    proporsionalitas adalah asas yangmengutamakan kesimbangan anatara

    hak dan kewajiban penyelenggarannegara.

    h.

    profesionalitas; Huruf h

    Yang dimaksud dengan asasprofesionalitas adalah asas yang

    mengutamakan keahlian yangberlandaskan kode etik dan ketentuanperaturan perundang-undangan yangberlaku.

    i. objektifivitas; Huruf i

    Adalah tidak berpihak. Dalam artian

    segala elemen masyarakat harusdiperhatikan

    j. kesetaraan gender; Huruf j

    Asas ini adalah kondisi yang sama danadil antara perempuan dan laki-lak

    dalam akses, partisipasi, kontrol danpenikmatan atas Hak Asasi Manusia dansemua Warga Negara di semuakehidupan.

    k. keadilan; Huruf k

    Asas ini menghendaki agar dalam

    melakukan tindakan pemerintah tidakberlaku sewenang-wenang atau berlaku

    tidak layak. Jika pemerintah melakukan

    tindakan sewenang-wenang dan tidaklayak maka keputusan yang berkaitandengan tindakannya dapat dibatalkan.

    l. responsif; dan Huruf l

    Yang dimaksud dengan asas responsif

    adalah asas yang mengehendaki sikaptanggap dan proaktif pemerintah

    terhadap persoalan-persoalan dmasyarakat dengan menganalisis

    kebutuhan masyarakat.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    8/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 7

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    m.akuntabilitas. Huruf m

    Yang dimaksud dengan asas

    akuntabilitas adalah asas yang

    menentukan bahwa setiap kegiatan danhasil akhir dari kegiatan penyelenggaranegara harus dapat

    dipertanggungjawabkan kepadamasyarakat atau rakyat sebaga

    pemegang kedaulatan tertinggi negara

    sesuai dengan ketentuan peraturanperundanng-undang yang berlaku.

    Bagian Kedua

    Tujuan

    Pasal 3 Pasal 3

    Pengaturan Partisipasi Masyarakat bertujuan untuk: Cukup Jelas.

    a. meningkatkan peran aktif pemerintah dalam

    menjamin dan memenuhi hak masyarakat untukberpartisipasi;

    b.

    menjamin perlindungan hukum partisipasimasyarakat;

    c. memperluas struktur partisipasi dan pembukaanakses terhadap pengambilan keputusan;

    d.

    meningkatkan arus informasi kebijakanpemerintahan;

    e.

    memberdayakan masyarakat dalam berbagaiprogram pemerintahan;

    f. mewujudkan sinergi kemitraan untuk membangunsistem pemerintahan yang transparan, partisipatifdan akuntabel;

    g. meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran

    dan tanggungjawab dalam penyelenggaraanpemerintahan; dan

    h. memperoleh manfaat yang optimal atas

    penyelenggaraan negara bagi kesejahteraanseluruh masyarakat secara merata, tertib,demokrasi, partisipatif, dan berkeadilan.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    9/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 8

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    BAB III

    RUANG LINGKUP

    Pasal 4 Pasal 4

    Ruang lingkup Partisipasi Masyarakat meliputi :a.

    partisipasi masyarakat dalam pembangunanmeliputi:

    Huruf a

    Partisipasi masyarakat dalam

    pembangunan ini termasuk di dalamnya

    pembangunan yang dilaksanakan olehswasta yang sumber pendanaannya

    berasal dari APBN atau APBDberdasarkan peraturan perundangan.

    1.perencanaan; Angka 1

    Yang dimaksud dengan perencanaanadalah pola-pola yang mengarahkan

    kepada pelaksanaan pembangunan.

    2.pelaksanaan; Angka 2

    Yang dimaksud dengan pelaksanaanadalah pelaksanaan kebijakanpembangunan.

    3.pengawasan; Angka 3

    Pengawasan pembangunan adalah

    bentuk monitoring dari pelaksanaanpembangunan dengan

    membandingan konsep denganperencanaan.

    4.

    evaluasi; dan Angka 4Yang dimaksud dengan evaluasadalah kesesuaian pelaksanaan

    perencanaan dengan arah, tujuan,dan ruang lingkup yang telah

    direncanakan dan dilaksanakan.

    5.pemeliharaan. Angka 5

    Cukup jelas.

    b.partisipasi masyarakat dalam pembentukanperaturan perundang-undangan meliputi:

    Huruf b

    Cukup jelas.

    1.

    penyusunan program legislasi;Angka 1

    Cukup jelas.

    2.persiapan penyusunan peraturan perundang-undangan;

    Angka 2

    Cukup jelas.

    3.pembahasan; Angka 3Cukup jelas.

    4.penetapan/pengesahan; Angka 4Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    10/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 9

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    5.sosialisasi peraturan perundang-undangan; Angka 5

    Cukup jelas.

    6.

    pelaksanaan peraturan perundang undangan;dan/atau

    Angka 6

    Cukup jelas.

    7.pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan.

    Angka 7

    Yang dimaksud dengan pengawasanterhadap pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan adalahpengawasan yang dilakukan

    masyarakat terhadap implementas

    dan pelaksanaan undang-undangoleh pemerintah.

    c. partisipasi masyarakat dalam penganggaranmeliputi:

    Huruf c

    Cukup jelas.

    1.perencanaan;

    2.

    pengambilan keputusan;3.pelaksanaan;

    4.pengawasan; dan

    5.evaluasi.

    d.

    partisipasi masyakat dalam pengambilan kebijakanmeliputi:

    Huruf d

    Cukup jelas.

    1.perencanaan;

    2.penetapan keputusan;

    3.

    pelaksanaan;

    4.

    pengawasan; dan

    5.evaluasi.

    BAB IV

    HAK DAN KEWAJIBAN

    Bagian Kesatu

    Hak

    Pasal 5 Pasal 5

    Setiap orang berhak:

    a.

    memperoleh informasi publik; Huruf a

    Informasi publik yang dimaksud adalahinformasi publik sebagaimana UU tentang

    Keterbukaan Informasi Publik.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    11/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 10

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    b. menyampaikan dan menyebarluaskan informasipublik;

    Huruf b

    Cukup jelas.

    c. berserikat dan berkumpul; Huruf c

    Cukup jelas.

    d. memiliki kebebasan berpendapat, menyampaikan

    pikiran baik lisan maupun tulisan, rasional, tepatguna dan tepat sasaran serta taat hukum;

    Huruf d

    Cukup jelas.

    e. berpartisipasi dalam proses penyusunan kebijakanpublik;

    Huruf e

    Cukup jelas.

    f. menolak atau menerima proses kebijakan publik; Huruf f

    Cukup jelas.

    g. berpartisipasi proses pelayanan publik yangmempengaruhi hak dan kewajiban masyarakat dan

    Kebijakan Publik lainnya yang langsung berdampak

    dengan kepentingan hajat hidup orang banyak;

    Huruf g

    Cukup jelas.

    h. berpartisipasi dalam evaluasi dan pengawasanpenyelenggaraan negara;

    Huruf h

    Cukup jelas.

    i. diperhitungkan dalam kuorum pengambilankeputusan;

    Huruf i

    Kuorum adalah batas minimal kehadirananggota lembaga perwakilan dalam rangka

    pengambilan keputusan sesuai dengan TataTertib masing-masing lembaga.

    j. melakukan konfirmasi berdasarkan hasilpengawasan penyelenggaraan negara; dan

    Huruf j

    Cukup jelas.

    k.

    memberi usulan tindak lanjut atas hasilpengawasan penyelenggaraan negara.

    Huruf k

    Cukup jelas.

    Bagian Kedua

    Kewajiban

    Pasal 6 Pasal 6

    Setiap orang dalam berpartisipasi wajib: Cukup jelas.

    a.

    bertanggung jawab atas pendapat dan tindakannyadalam berpartisipasi;

    b.

    mengutamakan kepentingan dan kemanfaatan bagiorang banyak;

    c. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan dalam menyalurkan aspirasinya;

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    12/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 11

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    d. mematuhi semua ketentuan yang termuat dalam

    kesepakatan atau komitmen bersama antaramasyarakat dan Badan Publik yang bersangkutan;dan/atau

    e. menjaga etika dan sopan santun berdasarkan

    budaya masyarakat.

    BAB V

    WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

    BADAN PUBLIK

    Bagian Kesatu

    Wewenang

    Pasal 7 Pasal 7

    (1) Badan Publik berwenang untuk : Cukup jelas.

    a. mengatur ruang lingkup pelibatan masyarakatdalam pengambilan kebijakan pulik dalam tahap

    perencanaan, pengambilan keputusan,pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi;

    b. mengatur pihak yang dapat berpartisipasi baik

    orang, kelompok orang, badan hukum, dan/ataumasyarakat adat;

    c. menolak partisipasi masyarakat yang tidakpatut; dan

    d. menindaklanjuti penyimpangan pelaksanaan

    pembangunan hasil evaluasi masyarakatdan/atau perseorangan.

    (2) Kewenangan mengatur sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) huruf a dan huruf b disesuaikandengan kemampuan situasi dan kondisimasyarakat.

    (3) Penolakan partisipasi masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c wajib disertaialasan dan kesempatan untuk melakukan klarifikasiatau konfirmasi.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    13/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 12

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Bagian Kedua

    Tanggung Jawab

    Pasal 8 Pasal 8

    Badan Publik bertanggung jawab memberikan

    informasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    Cukup jelas.

    Pasal 9 Pasal 9

    (1) Badan Publik bertanggung jawab menjamin

    pemenuhan hak untuk akses informasi kepadamasyarakat.

    Cukup jelas.

    (2) Jaminan pemenuhan hak untuk akses informasikepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) terdiri atas:

    a.

    memberikan salinan informasi;

    b. menyiapkan media informasi; dan/atau

    c. membangun serta mengembangkan sistem

    informasi dan dokumentasi.

    Pasal 10 Pasal 10

    Badan Publik bertanggung jawab menjaminterpenuhinya prinsip keadilan dan keterwakilanmasyarakat dalam pengambilan keputusan publik

    dengan cara:

    Cukup jelas.

    a. memberikan kesempatan yang sama pada setiap

    orang untuk ambil bagian dalam pembentukankeputusan publik;

    b. memfasilitasi tercapainya pemenuhan keterwakilankomponen/unsur masyarakat yang berkepentingandalam pengambilan keputusan publik; dan

    c. mengikutsertakan wakil kelompok atau orang yangberkebutuhan khusus dalam proses pengambilan

    keputusan publik.

    Pasal 11 Pasal 11

    Badan Publik bertanggung jawab menjamin pelibatan

    masyarakat dalam proses pengambilan keputusanpublik dengan cara:

    Tanggung jawab yang dibebankan

    kepada Badan Publik pada pasal in

    dimaksudkan untuk membatasi diskresagar tidak melanggar kewenangan

    maupun peraturan perundang-udangan

    (detournement de pouvoir).

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    14/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 13

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    a. melibatkan kelompok masyarakat yang

    berkepentingan; dan

    b. memfasilitasi masyarakat untuk terlibat dalam

    proses pengambilan keputusan.

    Pasal 12 Pasal 12

    Badan Publik bertanggung jawab menjaminterakomodirnya aspirasi masyarakat dengan cara:

    Cukup jelas.

    a. membuat jawaban atas permintaan penjelasandikeluarkannya suatu keputusan/kebijakan; dan

    b.

    menjelaskan status diterima atau ditolaknya usulanaspirasi masyarakat dalam suatu laporan kemajuanpenanganan aspirasi masyarakat.

    BAB VIBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT

    Pasal 13 Pasal 13

    Partisipasi Masyarakat dapat berbentuk: Cukup jelas.

    a.

    pemberian masukan dalam penentuan arahkebijakan;

    b. pengidentifikasian berbagai potensi dan masalahpembangunan dan hukum;

    c.

    pemberian masukan dalam perumusan kebijakanpublik;

    d. pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau

    pendapat dalam penyusunan kebijakan publik;

    e. pengajuan keberatan terhadap peraturan ataukebijakan publik;

    f.

    kerja sama dalam penelitian dan pengembangan;

    g. bantuan tenaga ahli; dan/atau

    h. pengawasan dan evaluasi pelaksanaan peraturan

    dan kebijakan publik.

    BAB VII

    PENYELENGGARAAN PARTISIPASIMASYARAKAT

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    15/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 14

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 14 Pasal 14

    Partisipasi Masyarakat diselenggarakan sesuai denganruang lingkupnya yang meliputi:

    Cukup jelas.

    a. partisipasi dalam pembangunan;

    b.

    partisipasi dalam pembentukan peraturanperundang-undangan;

    c.

    partisipasi dalam penganggaran;

    d. partisipasi dalam pengambilan kebijakan; dan

    e. partisipasi dalam proses pengawasan pelaksanaan

    kebijakan.

    Bagian Kedua

    Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan

    Paragraf 1

    Perencanaan

    Pasal 15 Pasal 15

    (1) Masyarakat di sekitar proyek pembangunan wajib

    dimintai persetujuan atas rencana pembangunanyang akan dilaksanakan.

    Ayat (1)

    Persetujuan tersebut berupa persetujuan

    tertulis yang disepakati kedua belahpihak.

    (2) Informasi rencana pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    a). tujuan dan manfaat bagi masyarakat

    disekitar proyek pembangunan; dan

    b). peran serta yang dapat dilakukan oleh

    masyarakat sekitar proyek;

    (3)

    Tata cara permintaan persetujuan masyarakatsebagaimana ditentukan pada ayat (1) diaturlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

    Pasal 16 Pasal 16

    (1) Masyarakat baik lembaga maupun perorangan

    wajib dilibatkan dalam perencanaanpembangunan.

    Ayat (1)

    Perlibatan lembaga dan perorangandilakukan dalam forum Musyawarah

    Perencanaan Pembangunan.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    16/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 15

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    (2) Keterlibatan masyarakat baik lembaga maupun

    perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan melalui forum Musyawarah

    Perencanaan Pembangunan baik ditingkat pusatmaupun daerah.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    (3)

    Tata cara Musyawarah PerencanaanPembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Ayat (3)Cukup jelas.

    Pasal 17 Pasal 17

    Partisipasi masyarakat dalam perencanaanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:

    Cukup jelas.

    a. merumuskan permasalahan diberbagai bidang

    pembangunan dengan menganalisis, menentukan

    dan merumuskan permasalahan pokok yangdihadapi;

    b. meminta informasi tentang rencana pembangunan;

    c.

    merumuskan alternatif pemecahan masalah yang

    dihadapi dan perlu diatasi oleh instansi yangberwenang; dan/atau

    d. merumuskan rencana program dan kegiatan sesuaiaspirasi dan kebutuhan masyarakat.

    Paragraf 2

    Pelaksanaan Pembangunan

    Pasal 18 Pasal 18

    Masyarakat baik lembaga maupun perorangan wajib

    dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan.

    Cukup jelas.

    Pasal 19 Pasal 19

    Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:

    Cukup jelas.

    a. ikut mengajukan konsep rencana pembangunan;

    b. melaksanakan pembangunan baik dengan tenaga,pikiran dan materi;

    c.

    meminta informasi tentang perkembanganpelaksanaan pembangunan;

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    17/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 16

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    d. melaksanakan pembangunan dari dana Pemerintahdan/atau Pemerintah Daerah;

    e. membantu kelancaraan pelaksanaan pembangunan;dan

    f. berpartisipasi memberikan kejelasan mengenai

    maksud dan tujuan pembangunan kepadamasyarakat luas.

    Paragraf 3

    Pengawasan

    Pasal 20 Pasal 20

    Masyarakat baik secara lembaga maupun perorangan

    wajib dilibatkan dalam pengawasan atas setiappelaksanaan pembangunan.

    Cukup jelas.

    Pasal 21 Pasal 21

    Partisipasi masyarakat dalam pengawasanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:

    Cukup jelas.

    a. mengamati secara langsung pelaksanaan

    pembangunan;

    b. meminta informasi tentang perkembangan hasil

    pelaksanaan pembangunan; dan/atau

    c. melakukan koreksi apabila ada kegiatanpembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan

    yang telah ditetapkan.

    Paragraf 4

    Evaluasi

    Pasal 22 Pasal 22

    (1) Masyarakat baik secara lembaga maupunperorangan wajib dilibatkan dalam evaluasi atassetiap pelaksanaan pembangunan.

    Cukup jelas.

    (2) Partisipasi masyarakat dalam evaluasi

    pembangunan dapat dilaksanakan dengan

    mengkuti rapat atau pertemuan evaluasi yangdilaksanakan Badan Publik dan pihak lain yangterkait.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    18/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 17

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    (3) Dalam hal evaluasi atas setiap pelaksanaan

    pembangungan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) ditemukan penyimpangan pelaksanaan

    pembangunan yang telah direncanakan melaluimusrenbang, masyarakat baik secara lembagamaupun perorangan berhak menyampaikanlaporan kepada badan publik.

    Paragraf 5

    Pemeliharaan

    Pasal 23 Pasal 23

    Masyarakat baik secara lembaga maupun peroranganwajib dilibatkan dalam pemeliharaan hasil

    pembangunan.

    Cukup jelas.

    Pasal 24 Pasal 24

    Partisipasi masyarakat dalam evaluasi pembangunan

    dapat dilaksanakan dengan tindakan menjaga,mempertahankan dan melestarikan hasil-hasil

    pembangunan yang telah dilaksanakan.

    Cukup jelas.

    Bagian Ketiga

    Partisipasi Masyarakat dalam PembentukanPeraturan Perundang-Undangan

    Paragraf 1

    Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan

    Program Legislasi

    Pasal 25 Pasal 25

    Partisipasi masyarakat dalam penyusunan program

    legislasi dapat berupa:

    Cukup jelas.

    a. melakukan identifikasi terhadap kebutuhan hukummasyarakat yang sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang akan dibentuk;dan/atau

    b. pemberian masukan berupa informasi peraturanperundang-undangan yang perlu dibentuk.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    19/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 18

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Paragraf 2

    Partisipasi Masyarakat dalam PersiapanPenyusunan Peraturan Perundang-Undangan

    Pasal 26 Pasal 26

    Partisipasi masyarakat dalam persiapan penyusunanperaturan perundang-undangan dapat berupa:

    a. pemikiran berupa saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan;

    Huruf a

    Saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan dapat langsungdisampaikan kepada pemrakarsa.

    b. kerjasama dalam penelitian terhadap

    perkembangan kebutuhan hukum masyarakat

    yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk;

    Huruf b

    Cukup jelas.

    c. bantuan keahlian dalam penyusunan naskah

    akademik dan/atau rancangan peraturanperundang-undangan; dan/atau

    Huruf c

    Cukup jelas.

    d. pengajuan keberatan terhadap rancanganperaturan perundang-undangan.

    Huruf d

    Pengajuan keberatan terhadaprancangan undang-undang dilakukan

    apabila rancangan undang-undang yangdisusun ternyata ada sebagian atau

    keseluruhan rumusannya mengakibatkan

    kerugian pada masyarakat dan sosial.

    Paragraf 3

    Partisipasi Masyarakat dalam Pembahasan

    Pasal 27 Pasal 27

    (1)

    Perwakilan masyarakat baik lembaga maupunperorangan wajib diberi kesempatan untuk

    mengikuti persidangan pembahasan rancangan

    peraturan perundang-undangan yang dinyatakanterbuka untuk umum.

    Ayat (1)

    Kehadiran dalam pembahasan mengikuttata tertib maupun kode etik yang berlaku

    di lembaga tersebut.

    (2) Badan Publik wajib menyediakan tempat yang

    memungkinkan perwakilan masyarakat denganseksama mengamati seluruh proses pembahasanrancangan peraturan perundang-undangan.

    Ayat (2)

    Cukup jelas.

    (3) Masyarakat baik lembaga maupun peroranganmengajukan permohonan kepada Badan Publik

    Ayat (3)

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    20/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 19

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    untuk mengamati sidang pembahasan rancanganperaturan perundang-undangan.

    Paragraf 4

    Partisipasi Masyarakat dalam

    Penetapan/Pengesahan

    Pasal 28 Pasal 28

    Partisipasi masyarakat dalam penetapan/pengesahan

    peraturan perundang-undangan dapat berupamendorong pejabat yang berwenang membentuk

    peraturan perundang-undangan untuk segeramenetapkan/mengesahkan peraturan perundang-undangan.

    Cukup jelas.

    Paragraf 5

    Partisipasi Masyarakat dalam Sosialisasi

    Peraturan Perundang-Undangan

    Pasal 29 Pasal 29

    Partisipasi masyarakat dalam sosialiasi peraturanperundang-undangan dapat berupa:

    Cukup jelas.

    a. penyebarluasan peraturan perundang-undangan;

    danb. pendidikan hukum kepada masyarakat.

    Paragraf 6

    Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan

    Peraturan Perundang-Undangan

    Pasal 30 Pasal 30

    Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan peraturan

    perundang-undangan dapat berupa :

    Cukup jelas.

    a.

    mendukung penyediaan sumber dayapelaksanaan peraturan perundang-undangan;

    b. pendampingan hukum atau bantuan hukum;

    dan/atau

    c. pengajuan keberatan terhadap pemberlakuanperaturan perundang-undangan.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    21/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 20

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Paragraf 7

    Partisipasi dalam Pengawasan terhadapPelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan

    Pasal 31Pasal 31

    Partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap

    pelaksanaan peraturan perundang-undangan dapatberbentuk :

    Cukup jelas.

    a. pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaanperaturan perundang-undangan;

    b. melakukan identifikasi terhadap penyimpangan

    pelaksanaan peraturan perundang-undangan;

    dan/atauc. pemberian masukan berupa informasi mengenai

    penyimpangan penegakan hukum.

    Bagian Keempat

    Partisipasi dalam Penganggaran

    Paragraf 1

    Perencanaan

    Pasal 32 Pasal 32

    Partisipasi masyarakat dalam perencanaan anggarandapat berupa :

    Cukup jelas.

    a.

    melakukan identifikasi terhadap kebutuhanpembiayaan yang perlu ditetapkan;

    b. memberikan masukan dalam penyusunan kebijakananggaran negara atau daerah; dan/atau

    c. memberi tanggapan terhadap RAPBN atau RAPBDdan perubahannya.

    Paragraf 2

    Pelaksanaan

    Pasal 33 Pasal 33

    Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan anggarandapat berupa :

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    22/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 21

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    a. membantu Badan Publik dalam menyebarluaskan

    dokumen RAPBN atau RAPBD dan/atauperubahannya; dan/atau

    b.

    pendidikan atau pelatihan analisis anggaran publikkepada masyarakat.

    Paragraf 3

    Pengawasan

    Pasal 34 Pasal 34

    Partisipasi masyarakat dalam pengawasan anggarandapat berupa identifikasi terhadap penyimpanganpelaksanaan RAPBN atau RAPBD dan/atau

    perubahannya.

    Cukup jelas.

    Paragraf 4

    Evaluasi

    Pasal 35 Pasal 35

    Partisipasi masyarakat dalam evaluasi RAPBN atauRAPBD dan/atau perubahannya dapat berupa masukan

    atau pendapat penyempurnaan RAPBN atau RAPBDdan/atau perubahannya.

    Cukup jelas.

    Bagian Kelima

    Partisipasi dalam Pengambilan Kebijakan Publik

    Paragraf 1

    Umum

    Pasal 36 Pasal 36

    Masyarakat baik lembaga maupun perorangan wajibdilibatkan dalam pengambilan kebijakan.

    Cukup jelas.

    Paragraf 1

    Perencanaan

    Pasal 37 Pasal 37

    Partisipasi masyarakat dalam perencanaan kebijakanpublik dapat berupa:

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    23/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 22

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    a. melakukan identifikasi terhadap kebutuhan

    kebijakan publik yang perlu ditetapkan; dan/atau

    b. pemberian masukan berupa informasi peraturanperundang-undangan yang perlu dibentuk.

    Paragraf 2

    Pengambilan Keputusan

    Pasal 38 Pasal 38

    Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusankebijakan publik dapat berupa :

    Cukup jelas.

    a. pemikiran berupa saran-saran dan pertimbangan-

    pertimbangan;

    b. kerjasama dalam penelitian terhadap

    perkembangan kebutuhan hukum masyarakatyang sesuai dengan kebijakan publik yang akandibentuk;

    c. bantuan keahlian dalam penyusunan kebijakanpublik; dan/atau

    d. pengajuan keberatan terhadap kebijakan publik.

    Paragraf 3

    Pelaksanaan

    Pasal 39 Pasal 39

    Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan

    publik dapat berupa :

    Cukup jelas.

    a.

    membantu Badan Publik dalam menyebarluaskan

    kebijakan publik; dan/atau

    b. melakukan identifikasi terhadap penyimpangan

    pelaksanaan kebijakan publik.

    Paragraf 4Pengawasan

    Pasal 40 Pasal 40

    Partisipasi masyarakat dalam pengawasan kebijakan

    publik dapat berupa pemantauan pelaksanaankebijakan publik.

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    24/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 23

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Paragraf 5

    Evaluasi

    Pasal 41 Pasal 41

    Partisipasi masyarakat dalam evaluasi kebijakan publikdapat berupa masukan atau pendapat penyempurnaankebijakan publik.

    Cukup jelas.

    Bagian Keenam

    Perilaku Badan Publik

    Pasal 42 Pasal 42

    Pelaksana dalam menerima partisipasi masyarakatwajib berperilaku sebagai berikut:

    a. adil dan tidak diskriminatif; Huruf a

    Yang dimaksud adil dan tidak

    diskriminatif adalah memberikan

    perlakuan yang sama dalam menerimapartisipasi masyarakat dan tidak

    membedakan suku, ras, agama, danantar golongan.

    b.

    cermat; Huruf b

    Yang dimaksud cermat adalah dalammenerima partisipasi masyarakat

    dilaksanakan dengan penuh minat(perhatian), saksama, dan teliti.

    c. santun dan ramah; Huruf c

    Yang dimaksud santun dan ramah adalah

    dalam menerima partisipasi masyarakat

    dilakukan selaras dengan budayasetempat dan kearifan lokal yang berlakudi masyarakat.

    d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yangberlarut-larut;

    Huruf d

    Yang dimaksud tegas, andal, dan tidakmemberikan putusan yang berlarut-larut

    adalah dalam menerima partisipas

    masyarakat disampaikan secara jelas,dapat dipercaya, dan memberikan

    jaminan terhadap kepastianpelaksanaannya.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    25/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 24

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    e. profesional; Huruf e

    Yang dimaksud profesional adalah

    penerimaan partisipasi masyarakat

    dilakukan sesuai dengan keahlian yangyang berlandaskan kode etik danketentuan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku

    f. tidak mempersulit; Huruf f

    Yang dimaksud tidak mempersulit adalahdalam menampung dan menerima

    partisipasi masyarakat dilakukan secara

    sederhana atau tidak mermpergunakanprosedur birokrasi yang rumit.

    g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar; Huruf g

    Cukup jelas.

    h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas danintegritas institusi penyelenggara;

    Huruf h

    Cukup jelas.

    i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yangwajib dirahasiakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan;

    Huruf i

    Cukup jelas.

    j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untukmenghindari benturan kepentingan;

    Huruf j

    Cukup jelas.

    k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasaranaserta fasilitas pelayanan publik;

    Huruf k

    Cukup jelas.

    l. tidak memberikan informasi yang salah atau

    menyesatkan dalam menanggapi permintaaninformasi serta proaktif dalam memenuhikepentingan masyarakat;

    Huruf l

    Cukup jelas.

    m.

    tidak menyalahgunakan informasi, jabatan,dan/atau kewenangan yang dimiliki;

    Huruf m

    Cukup jelas.

    n. sesuai dengan kepantasan; dan Huruf n

    Yang dimaksud dengan kepantasan

    adalah menampung dan menerima

    partisipasi masyarakat dilaksanakansecara layak dan patut dengan budaya

    setempat dan kearifan lokal yang berlaku

    di masyarakat.

    o.

    tidak menyimpang dari prosedur dan tata cara

    yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

    Huruf o

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    26/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 25

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    BAB VIII

    PENOLAKAN PARTISIPASI DAN

    MEKANISME KEBERATAN

    Bagian Kesatu

    Penolakan Partisipasi

    Pasal 43 Pasal 43

    (1) Badan Publik dapat menolak partisipasi masyarakatdalam hal partisipasi dilaksanakan:

    Cukup jelas.

    a. mengganggu ketertiban umum;

    b. melawan hukum; dan/atau

    c. bertentangan dengan etika dan sopan santun

    berdasarkan budaya masyarakat.

    (2) Badan Publik wajib menyampaikan secara tertulis

    alasan-alasan tidak diberikannya kesempatandan/atau penolakan partisipasi.

    (3) Alasan-alasan sebagaimana dimaksud ayat (1),

    wajib disampaikan selambat-lambatnya 10(sepuluh) hari setelah diterimanya penyampaianpikiran dan pendapat untuk berpartisipasi.

    Bagian Kedua

    Mekanisme Pengajuan Keberatan

    Pasal 44 Pasal 44

    (1) Setiap orang berhak mengajukan keberatan atas

    tidak diberikannya kesempatan dan atau penolakanpartisipasi kepada Badan Publik.

    Cukup jelas.

    (2) Keberatan sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib

    diajukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelahdisampaikannya secara resmi surat penolakansebagaimana dimaksud ayat (1).

    (3) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanyasurat keberatan, Badan Publik wajib

    menyampaikan tanggapan atas keberatan tersebutkepada pihak yang mengajukan.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    27/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 26

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    (4) Dalam hal tenggat waktu 7 (tujuh) hari

    sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Badan Publiktidak menyampaikan tanggapan, setiap orang yang

    berhak mengajukan keberatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat mengajukanpembatalan kebijakan publik melalui prosedur

    hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB IX

    PEMBERDAYAAN PARTISIPASI MASYARAKAT

    Pasal 45 Pasal 45

    (1) Badan Publik wajib menyelenggarakan

    pembinaan untuk menumbuhkan,mengembangkan kesadaran, memberdayakan,

    dan meningkatkan tanggung jawab masyarakatdalam partisipasi masyarakat.

    Cukup jelas.

    (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Badan Publik, dengan cara :

    a.

    memberikan dan menyelenggarakan

    penyuluhan, bimbingan, dorongan,pengayoman, pelayanan, bantuan teknik,bantuan hukum, pendidikan, dan/atau

    pelatihan;

    b. menyebarluaskan semua informasi publikkepada masyarakat secara terbuka;

    c. mengumumkan dan menyebarluaskan

    rencana pembangunan, peraturan perundang-undangan, anggaran, dan kebijakan publikkepada masyarakat;

    d.

    menghormati hak yang dimiliki masyarakat;

    e. memberikan penggantian yang layak kepada

    masyarakat atas kondisi yang dialaminyasebagai akibat pelaksanaan kegiatanpembangunan yang merugikan masyarakat;

    f. melindungi hak masyarakat untukberpartisipasi; dan/atau

    g.

    memperhatikan dan menindaklanjuti saran,usul, atau keberatan dari masyarakat.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    28/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 27

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    BAB X

    PENGAWASAN

    Pasal 46 Pasal 46

    (1)

    Ombudsman melakukan Pengawasan terhadappelaksanaan partisipasi masyarakat.

    (2)Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) meliputi bimbingan, pembinaan, dorongan,

    pengayoman, peningkatan mutu, dan pelayanandalam pelaksanaan partisipasi masyarakat.

    Cukup jelas.

    BAB XI

    PERLINDUNGAN HUKUM

    Pasal 47 Pasal 47

    (1) Masyarakat mendapat perlindungan hukum ataskeamanan pribadi dan harta bendanya serta

    bebas dari ancaman sehubungan denganpelaksanaan partisipasi masyarakat.

    Cukup jelas.

    (2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan oleh lembaga negara yangtugasnya di bidang penegakan hukum sesuai

    peraturan perundang-undangan.

    Pasal 48 Pasal 48

    (1) Pejabat penegak hukum yang berwenang wajibmerahasiakan identitas masyarakat sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1).

    Cukup jelas.

    (2) Pejabat penegak hukum sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dapat memberikan pengamananfisik terhadap masyarakat dan keluarganya.

    BAB XII

    PENYELESAIAN SENGKETA

    Pasal 49 Pasal 49

    (1) Setiap orang yang ditolak partisipasinya dapatmengajukan keberatan secara tertulis paling

    lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanyapenolakan.

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    29/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 28

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    (2) Badan Publik wajib untuk memberikan jawaban

    atau pendapat atau sanggahan paling lambat 7(tujuh) hari setelah diterimanya surat keberatan.

    Pasal 50 Pasal 50

    (1) Apabila jawaban atau pendapat atau sanggahandari Badan Publik belum menghasilkankemufakatan bersama dapat dilanjutkan melaluimusyawarah para pihak, paling lama 7 (tujuh) hari

    sejak diterimanya tanggapan atau keberatan.

    Cukup jelas.

    (2) Badan Publik wajib memfasilitasi pelaksanaan

    musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

    (3) Dalam rangka percepatan penyelesaiansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmediasi melalui pihak ketiga yang independen danmemiliki kapabilitas terhadap persoalan yangdimusyawarahkan.

    Pasal 51 Pasal 51

    Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 48 tidak mencapai mufakatmaka para pihak yang bersengketa dapat mengadukan

    persoalan itu melalui pengadilan sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan.

    Cukup jelas.

    BAB XIII

    KETENTUAN SANKSI

    Pasal 52 Pasal 52

    (1) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang

    melanggar hak setiap orang dalam berpartisipasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)

    dikenai sanksi pembebasan dari jabatan dan/atau

    pemberhentian tidak dengan hormat.

    Cukup jelas.

    (2) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidakmelaksanakan tanggung jawab sebagaimana

    dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10, Pasal11, dan/atau Pasal 12 dikenai sanksi pembebasan

    dari jabatan dan/atau pemberhentian tidak denganhormat.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    30/31

    RUU tentang Partisipasi Masyarakat 29

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    (3) Pejabat Badan Publik yang melanggar ketentuan

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1),Pasal 16, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 22, Pasal 23,

    Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 36, Pasal 45,Pasal 49 ayat (2), dikenai sanksi pembebasan dari

    jabatan.

    (4) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidak

    melaksanakan perilaku sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42 dikenai sanksi pembebasan dari

    jabatan dan/atau pemberhentian tidak denganhormat.

    (5) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidak

    menyampaikan secara tertulis alasan-alasan tidakdiberikannya kesempatan dan/atau penolakanpartisipasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43

    ayat (2) dikenai sanksi pembebasan dari jabatandan/atau pemberhentian tidak dengan hormat.

    Pasal 53 Pasal 53

    Setiap orang yang dalam menyalurkan partisipasinya

    dilakukan dengan cara melawan hukum, dikenakansanksi sesuai peraturan perundang-undangan.

    Cukup jelas.

    BAB XIV

    KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 54 Pasal 54

    Pada saat Undang-Undang ini berlaku, ketentuan

    partisipasi masyarakat dalam Undang-Undang atauaturan pelaksanaannya masih berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini.

    Cukup jelas.

    Pasal 55 Pasal 55

    Peraturan pelaksanan atas Undang-Undang ini

    ditetapkan selambat-labatnya 1 (satu) tahun sejakUndang-Undang ini disahkan.

    Cukup jelas.

  • 7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi

    31/31

    DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT

    Pasal 56 Pasal 56

    Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.

    Cukup jelas.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

    pengundangan Undang-Undang ini dengan

    penempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

    Disahkan di Jakarta

    pada tanggal .....................

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    SUSILO BAMBANG YUDHOYONO

    Diundangkan di JakartaPada tanggal .......................

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

    NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

    AMIR SYAMSUDIN

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ...

    NOMOR ...