25
Sastra Populer Zaman Edo

Sastra Populer Zaman Edo

  • Upload
    dee

  • View
    146

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sastra Populer Zaman Edo. SASTRA POPULER ZAMAN EDO. Sastra & Budaya Pop berkembang antara zaman perubahan Reformasi Kyoho dan Reformasi Kansei di masa keshogunan Tokugawa. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Sastra Populer Zaman  Edo

Sastra Populer Zaman Edo

Page 2: Sastra Populer Zaman  Edo

SASTRA POPULER ZAMAN EDOSastra & Budaya Pop berkembang antara

zaman perubahan Reformasi Kyoho dan Reformasi Kansei di masa keshogunan Tokugawa.

Reformasi Kyoho dipelopori shogun ke -8 Tokugawa Yoshimune sementara Reformasi Kansei dipelopori Matsudaira Sadanobu.

Reformasi Kyoho ; anjuran agar hidup sederhana, perubahan sistem pajak tanah

Reformasi Kansei ; pencegahan petani ke kota, pelunasan hutang daimyo

Page 3: Sastra Populer Zaman  Edo

SASTRA POPULER ZAMAN EDOPada masa akhir reformasi ada

kebijakan kenaikan pajak dan shogun mendesak pedagang yang biasa di kota besar sampai ke daerah pinggiran

Kemudian juga, pada masa ini pusat budaya ada di Kansai (Kyoto-Osaka) sementara ibukota ada di Edo, mulai terjadi pergeseran. Di Edo bercampur baur semua kalangan

Page 4: Sastra Populer Zaman  Edo

Beberapa sastra populer Zaman EdoKokkeibon (Dangibon)= satirSharebon=buku jenakaYomihon=buku bacaanKibyoushi=buku bergambar/stensilNinjobon=buku sentimentil

Semua buku ini diterbitkan oleh penerbit di Edo cabang yang di Kyoto-Osaka

Page 5: Sastra Populer Zaman  Edo

DangibonKetika suatu masyarakat dikontrol di

bawah militer, tidak ada dukungan terhadap kebebasan berekspresi, ide harus diekspresikan melalui cara lain, misalnya satir.

Beberapa penulis Dangibon terkenal Jokanbo Koa (Wejangan bobrok ala modern – Imayo Heta Dangi) yang bercerita ttg 7 cerita mengkritik beberapa aspek budaya Edo.

Page 6: Sastra Populer Zaman  Edo

HIRAGA GENNAIPenulis lainnya adalah Hiraga Gennai Karyanya yang terkenal “Rumput Tak

Berakar” (Nenashigusa, 1763), 1777 menulis Teori Kentut (Houhi-Ron)

Nenashigusa bercerita tentang Enma, Raja Neraka yang jatuh cinta dengan seorang Onnagata Kabuki. Ia mengajak kikunojo, actor tsb ke neraka. Hal ini merupakan sindiran terhadap Tn Mizoguchi Naonori, dari istana Echigo yang jatuh cinta pada Kikunojo asli

Page 7: Sastra Populer Zaman  Edo

HIRAGA GENNAIGennai juga terkenal sebagai

Satirist. Dalam buku Nenashigusa ia menyatakan “fiksi (dusta) seharusnya dipakai untuk mengungkapkan kebenaran”. Nenashigusa sendiri merupakan metafora dari sebuah buku tanpa fondasi seperti rumput tak berakar, semuanya palsu, tapi sejujurnya mengungkapkan kebenaran.

Page 8: Sastra Populer Zaman  Edo

YOMIHON ; SEJARAH, ROMN & SUPRANATURALIstilah Yomihon (buku untuk

dibaca) dikemukakan Ueda Akinari, penulis Tales of Moonlight & Rain (Ugetsu Monogatari)

Yomihon ditulis pelajar Kokugaku (pelajar ilmu China), yang menghasilkan karya meninjau ulang filosofi, religi, isu-isu etika.

Yomihon juga kerap berupa cerita-cerita misteri

Page 9: Sastra Populer Zaman  Edo

SHAREBONSharebon adalah cerpen satir

yang berisi humor dan fashion karena terbit di daerah Yoshiwara (kawasan prostitusi di Edo)

Sharebon pertama adalah Yushi Hougen (Dialek Playboy) tahun 1770.

Dua hal dlm Yushi Hougen adalah humor satir dan ketertarikan atas hal-hal yang terjadi di tempat-tempat hiburan.

Page 10: Sastra Populer Zaman  Edo

YUSHI HOUGEN (DIALEK PLAYBOY)Kawasan Yoshiwara dijalankan atas nama

uang dan memiliki budaya berbeda dari kehidupan sehari-hari

Seorang laki-laki yang bisa mengerti budaya dunia biasa dan dunia Yoshiwara pasti seseorag yang hebat, yang disebut tsujin (laki-laki tsu)tsu =connoisseur, kurator

Dalam Sharebon, muncul tsujin palsu sebagai sindiran terhadap orang yang gagal mencapai ideal dalam bermasyarakat

Page 11: Sastra Populer Zaman  Edo

SHAREBON LAINNYA48 teknik sukses mendekati penghibur

(Keiseikai Shiju Hatte) yang terbagi ke dalam 5 bab;

1. The Tender-Loving Technique (Shipporitoshita te)

2. The Cheap Technique (Yasui Te)3. The Revealed As Fake Technique

(Minukareta Te)4. The Unsettled Feeling Technique

(Sowasowa suru te)5. The True Feeling Technique (Shin no Te)

Page 12: Sastra Populer Zaman  Edo

KIBYOUSHISecara ahrfiah berarti Buklet Kuning,

gambar dan teks yang dinikmati bersama, berkembang selama 31 tahun dari 1775-1806

Kibyoshi berjumlah 10 halaman dengan gambar di setiap halaman. Teksnya ditulis dalam huruf Kana dan mencakup prosa & dialog. Umumnya 1 Kibyoshi terdiri dari 2-3 volume, sehingga jumlahnya jadi 20-30 halaman.

Kibyoshi sendiri merupakan suatu rubrik dalam Kusazoushi (Grass Book)

Page 13: Sastra Populer Zaman  Edo

KIBYOUSHIPada awalnya KusaZoushi bercerita tentang

dongeng anak seperti Momotaro, Shitakiri Suzume, Kachikachiyama dsbnya. Saat itu covernya berwarna merah (akahon)

Lama-lama, rubrik dalam Kusazoushi terpengaruh cerita Kabuki, Joruri, kisah perag dsbnya, cerita yang lebih dewasa, covernya ganti warna hitam (kurohon) atau biru (aohon)

Akhirnya semakin lama bergeser hingga menjadi Kibyoshi

Page 14: Sastra Populer Zaman  Edo

KOIKAWA HARUMACHIKoikawa Harumachi adalah seorang

samurai kelas rendah dari Suruga. Harumachi awalnya berniat menjadi pelukis untuk mendapatkan uang. Ia menulis Kibyoshi berjudul “Mr Glitter ‘N’ Gold’s Dream of Splendor” (Kinkin Sensei Eiga no Yume)bercerita tentang seorang pemuda desa yang ingin bekerja ke kota. Tertidur di sebuah penginapan. Ketika terbangun ia sudah dikelilingi harta berlimpah.

Page 15: Sastra Populer Zaman  Edo

SANTO KYODENSanto Kyoden terkenal dengan

Kibyoshinya yang antara lain berjudul “Benda-benda yang dijual yang perlu kamu ketahui” (Gozonji no Shobai mono), tapi yang paling terkenal adalah Edo Umare Uwaki no Kabayaki (Playboy di Zaman Edo)

Kibyoshi ini menggunakan kata Kabayaki atau Belut panggang, makanan terkenal zaman Edo. Kabayaki merupakan simbol dari orang kaya.

Page 16: Sastra Populer Zaman  Edo

Edo Umare Uwaki no KabayakiKibyoshi ini bercerita tentang seorang pemuda

kota yang kaya tapi kurang pesonanya. Akhirnya dengan memanfaatkan kekayaannya ia berupaya menjadi seorang playboy, dengan cara membuat tato palsu di lengannya bertuliskan 30 nama perempuan, membayar penghibur untuk memohon pada orangtuangnya agar menikah dengannya, menyuruh wartawan untuk mempublikasikan kisahnya, menyewa perempuan lain sebagai si pencemburu, akhirnya pura-pura bunuh diri dengan penghibur dari Yoshiwara. Tapi usahanya gagal dan yang didapatkan adalah malu karena kebodohannya.

Page 17: Sastra Populer Zaman  Edo

Beberapa Gambar dalam Edo Umare Uwaki no Kabayaki

Page 18: Sastra Populer Zaman  Edo
Page 19: Sastra Populer Zaman  Edo
Page 20: Sastra Populer Zaman  Edo

Kokkeibon (Komik Fiksi Untuk Rakyat Jelata)Kokkeibon atau secara harfiah berarti Buku

Humor. Komik fiksi ini berkembang luas sejak abad ke 17 seperti kisah Nisemonogatari (Fake tales), Kinou wa Kyou no Monogatari (Today’s tales of yesterday)

Kokkeibon terbagi 2, yakni awal & akhir. Awal Kokkeibon adalah buku seperti Dangibon yang ditulis Jokanbo Koa & Hiraga Gennai.

Sementara genre akhir ditulis oleh Jippensha Ikku (Travels on The Eastern Seaboard), Shikitei Sanba (Floating world-bathhouse) dan kanagaki Robun.

Page 21: Sastra Populer Zaman  Edo

Ninjyobon ; Fiksi SentimentalPada awal 1820an orang-orang sudah lelah

membaca satir, sinism dsbnya dan beralih ke Sewa Yomihon (buku tentang hidup masa kini) dan balada Shinnai (spesial di kisah sedih dan bunuh diri karena emosi sentimentil). Sewa Yomihon kemudian berganti nama Nakibon (Buku yang membuat menangis), genre ini dibuat Tamenaga Shunsui tahun 1830. Ia menemukan kombinasi antara narasi ttg kehidupan sehari-hari yang menekankan perasaan sentimen dan emosi, khususnya dari perspektif perempuan

Page 22: Sastra Populer Zaman  Edo

NinjyobonBerbeda dengan Sharebon yang berpusat

di kehidupan di Yoshiwara, Ninjyobon lebih ke kehidupan di Edo

Jika Sharebon spt Dialek Playboy menjelaskan dan menertawai manusia yang berupaya menjadi ideal di masy dengan salah satu pijakan adalah tempat hiburan, sementara Ninjyobo lebih bercerita ttg roman, cinta & penderitaan perempuan yang profesional, yang meski sadar prianya tidak sempurna tapi tetap jatuh cinta dan tak bisa berpisah darinya.

Page 23: Sastra Populer Zaman  Edo

NinjyobonYang paling penting dari

Ninjyobon adalah jika pada umumnya buku ditujukan untuk pembaca pria, maka Ninjyobon lebih ke pembaca perempuan karena ceritanya yang berperspektif perempuan dan cenderung sentimentil.

Page 24: Sastra Populer Zaman  Edo

落語 Rakugo (Storytelling )Rakugo mulai ada di pertengahan Edo. Rakugo berasal dari kata-kata Raku

(ochiru, jatuh) dan go (kata). Merupakan humor yang disampaikan mengenai kehidupan sehari-hari orang kota. Rakugo dikategorikan menjadi Kamigata Rakugo (Kansai) dan Edo Rakugo (Tokyo)

Kamigata Rakugo biasanya ditampilkan di jalan yang ramai untuk menarik perhatian agar orang-orang berhenti & mendengarkan.

Page 25: Sastra Populer Zaman  Edo

RakugoSalah satu ciri Kamigata Rakugo

adalah penggunaan instrumen musik yang disebut Hamemono. Mengiringi keluar – masuknya narator (Debayashi),