11
PROPOSAL TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG D RSUD KLUNGKUNG TANGGAL 1 DESEMBER 2014 OLEH : KELOMPOK 50 I DEWA AGUNG JAYA SAPUTRA 14.901.0978 I MADE DEDI DWIPAYANA 14.901.0900 KADEK AYU ASTRI NOVITASARI 14.901.0951 PUTU NIHITA TRISA 14.901.0970

Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jiwa

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

PROPOSAL TERAPI BERMAIN

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG D

RSUD KLUNGKUNG

TANGGAL 1 DESEMBER 2014

OLEH :

KELOMPOK 50

I DEWA AGUNG JAYA SAPUTRA 14.901.0978

I MADE DEDI DWIPAYANA 14.901.0900

KADEK AYU ASTRI NOVITASARI 14.901.0951

PUTU NIHITA TRISA 14.901.0970

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILUM KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

2014

Page 2: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

TERAPI BERMAIN

Topik : Terapi Bermain di RumahSakit

Sub Topik : Bermain Puzzle

Sasaran : Anak usia Pra Sekolah

Tempat : Ruang Anak Ruang D RSUD Klungkung

Waktu : Senin, 1 Desember 2014 Pk. 10.00 WITA

A. LATAR BELAKANG

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan, baik

dengan tujuan maupun tanpa tujuan. Bermain juga merupakan kebutuhan anak-anak bisa

dilakukan kapan saja, dimana saja dengan siapa saja, menggunakan apa saja, anak

bahkan bisa menikmati kesenangan bermain hanya dengan menggunakan imaginasinya.

Kebahagian dan manfaat bermain untuk anak hanya didapat apabila anak senang

melakukannya, dan agar anak senang melakukannya, inisiatif untuk melakukan aktifitas

bermain itu harus datang dari anak. Suatu aktifitas hanya dapat dikatakan aktifitas

bermain apabila anaklah yang memutuskan apa yang akan dia mainkan dan bagaimana

memainkanya.

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara

optimal. Dalam kondisi sakit atau anak di rawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini

tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Tujuan bermain di

Rumah Sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan

perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak dan anak dapat

beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Oleh karena itu, pentingnya kegiatan bermain

terhadap tumbuh kembang anak dan mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi, maka

akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia pra sekolah terutama pada anak yang

menjalani hospitalisasi dengan cara bermain puzzle.

Di Ruang D RSUD Klungkung tanggal 1 Desember 2014 terdapat 9 anak yang di

rawat, 3 anak usia sekolah, 2 anak usia prasekolah, 2 anak usia todler dan 2 adalah bayi.

Anak-anak pada usia sekolah maupun prasekolah senang bermain dengan mewarnai

sesuai dengan imaginasi, oleh karena itu, mewarnai bisa menjadi alternative untuk

mengembangkan kreatifitas anak. Selain itu dengan media tersebut dapat menurunkan

tingkat kecemasan pada anak selama dirawat.

Page 3: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

B. TUJUAN UMUM

Setelah dilakukan terapi bermain pada anak 3-6 tahun selama 35 menit, anak

diharapkan bisa mengekspresikan perasaaannya dan menurunkan kecemasannya, merasa

tenang selama perawatan dirumah sakit dan tidak takut lagi terhadap perawat sehingga

anak bisa merasa nyaman selama dirawat dirumah sakit, serta dapat melanjutkan tumbuh

kembang anak yang normal atau sehat.

C. TUJUAN KHUSUS

Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak mampu

1. Bisa merasa tenang selama dirawat.

2. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat

3. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat.

4. Gerakan motorik halus pada anak lebih terarah.

5. Dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan teman sebaya yang dirawat

diruang yang sama.

6. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi berkurang.

7. Mengembangkan nilai dan moral anak dengan berdoa sebelum dan sesudah

kegiatan.

8. Dapat melatih koordinasi mata dan tangan

9. Melatih sosial emosi anak

D. PERENCANAAN

1. Jenis Program Bermain

Jenis program bermain yang akan dilakukan adalah bermain aktif, dimana dalam

bermain aktif anak akan memperoleh kesenangan dari apa yang dibuat sendiri dan

dapat melatih motorik halus sekaligus koordinasi mata dan tangan dalam bermain

puzzle.

2. Karakteristik Bermain

Karakteristik dalam permainan ini adalah melatih motorik halus dan ketelitian.

3. KarakteristikPeserta

Peserta : Anak usia 3-6 tahun

Jumlah : 2-4 anak dengan didampingi orang tua

Page 4: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

4

1 3

2

Kriteria :

a. Anak dalam kondisi baik/cukup baik

b. Anak bisa/boleh duduk

c. Anak kooperatif dan bersedia mengikuti terapi bermain

4. Metode

Petugas memberi contoh, anak meniru dan memperoleh reward jika melakukan

dengan baik.

5. Media

a. Puzle bergambar

E. SETTING TEMPAT

Keterangan ;

Anak diajak bermain di ruangan mereka masing-masing, dengan didampingi

oleh orang tua dan pemandu. Pemandu membagikan alat permainan berupa puzzle

bergambar. Masing-masing anak mendapat permainan yang sama. Anak diberikan

kebebasan dalam memilih gambar yang ada di puzzle bergambar sesuai dengan

keingiinannya sendiri. Observer berada di sekitar anak sambil mengamati jalannya

proses bermain. Dengan adanya proses bermain anak akan senang sehingga akan

mengurangi stress hospitalisasi. Dengan adanya proses bermain juga akan membantu

proses kesembuhan penyakit dan membantu proses tumbuh kembang anak.

F. PEMBAGIAN KELOMPOK

1. Pemandu : Kadek Ayu Astri Novitasari

Putu Nihita Trisa

2. Observer : I Dewa Agung Jaya Saputra

I Made Dedi Dwipayana

Keterangan

1. Anak usia prasekolah

2. Pemandu

3. Fasilitator

4. Observer

Page 5: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

G. PROSES STRATEGI PELAKSANAAN

1. Pelaksanaan : Pukul 10.00 WITA

2. Lama permainan : + 35 menit

3. Alokasi waktu : Pre interaksi 5 menit

Perkenalan 5 menit

Fase kerja 20 menit

Terminasi 5 menit

4. Perilaku yang di harapkan dari anak:

- Anak senang selama/setelah bermain

- Anak menunjukkan respon terhadap rangsangan dari luar

5. Aturan bermain:

- Anak diajak bermain di ruangan masing-masing.

- Masing – masing anak berespon terhadap benda/permainan yang ada di

hadapannya

- Anak mampu menyusun puzzle sesuai dengan gambar.

- Anak – anak tidak boleh berebut selama proses berlangsung

- Masing –masing anak akan mendapat alat permainan yang sama

6. Proses:

a. Pemandu

-Membuka pertemuan

-Mengatur setting tempat

-Menutup kegiatan bermain

-Menyiapkan lagu yang akan digunakan pada saat terapi bermain berlangsung

b. Fasilitator

-Keluarga sebagai pendamping jalannya acara

c. Observer

-Mengobservasi jalannya acara

-Memberi penilaian

-Memberi saran dan kritik setelah acara selesai

-Mengevaluasi dan umpan balik kepada pemandu

Page 6: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

H. EVALUASI

1. Struktur

a. Pre planning sudah disiapkan dan dikonsulkan 2 hari sebelum kegiatan

dilaksanakan

b. Alat/media lengkap dan siap digunakan

c. Tempat/waktu sesuai jadwal

2. Proses

a. Kegiatan Terapi Bermain yang akan dilaksanakan diharapkan berjalan lancar

b. Pada saat terapi bermain diharapkan terjadi interaksi antara mahasiswa dan

sasaran

c. Sasaran yang hadir diharapkan 80% mengikuti terapi bermain dengan baik dan

tidak ada yang meninggalkan tempat sampai kegiatan akhir

3. Hasil

a. 80 % sasaran mampu mengikuti kegiatan terapi bermain dengan perasaan senang

dan bahagia, serta menghasilkan karya dari permainan

Page 7: Satuan Acara Pembelajaran Terapi Bermain Puzzle

DAFTAR PUSTAKA

Adriana, Dian. 2011. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta : Salemba Medika

Soetjiningsih. 1998. Tumbuh Kembang Anak. Cetakan Pertama, Jakarta : EGC.