13
SATUAN ACARA PENYULUHAN Mata Kuliah : Sistem pencernaan Sasaran : Klien yang berada di Poli Interne Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Mei 2012 Jam : 09.00 s/d 09.30 WIB Waktu : 30 menit I. Latar Belakang Sistem organ manusia saling mendukung satu sama lain. Untuk melakukan fungsi kerjanya, organ tersebut saling mendukung dan bekerjasama. Dalam tubuh manusia terdapat beberapa sistem organ, salah satunya sistem gastrointestinal yang mana fungsinya untuk pengolahan dan penyerapan zat makanan yang kita makan khususnya pada lambung. Apabila terjadi gangguan pada lambung maka akan timbul beberapa masalah yang nantinya berpengaruh terhadap sistem yang lain. Salah satu gangguan yang terjadi yaitu apendisitis yang biasanya juga disebut dengan usus buntu. Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir 1

Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Mata Kuliah : Sistem pencernaan

Sasaran : Klien yang berada di Poli Interne

Hari/ Tanggal : Rabu/ 31 Mei 2012

Jam : 09.00 s/d 09.30 WIB

Waktu : 30 menit

I. Latar Belakang

Sistem organ manusia saling mendukung satu sama lain. Untuk

melakukan fungsi kerjanya, organ tersebut saling mendukung dan

bekerjasama.

Dalam tubuh manusia terdapat beberapa sistem organ, salah satunya

sistem gastrointestinal yang mana fungsinya untuk pengolahan dan

penyerapan zat makanan yang kita makan khususnya pada lambung.

Apabila terjadi gangguan pada lambung maka akan timbul beberapa

masalah yang nantinya berpengaruh terhadap sistem yang lain.

Salah satu gangguan yang terjadi yaitu apendisitis yang biasanya juga

disebut dengan usus buntu.

Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut

kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya

banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir

Oleh karena itu kami tertarik untuk membahas dan memberikan

penyuluhan kepada masyarakat.

II. Tujuan

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan apendisitis diharapkan semua

audiens/ peserta yang berada di Poli mengetahui dan memahami tentang

apendisitis.

1

Page 2: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

B. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan peserta/ audiens dapat :

1. Menyebutkan pengertian apendisitis.

2. Menyebutkan maca-macam apendisitis.

3. Menyebutkan penyebab gastritis

4. Menyebutkan tanda dan gejala gastritis

5. Menyebutkan pencegahan apendisitis.

6. Menyebutkan cara pengobatan tradisional.

III. Manfaat

1. Bagi Audien

Sebagai masukan dan tambahan ilmu pengetahuan tentang penanganan

dan perawatan pada penderita apendisitis serta dapat mengaplikasikannya

dalam kehidupan sehari – hari.

2. Bagi Mahasiswa/i

Sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang penanganan dan perawatan

pada penderita apendisitis.

IV. Pelaksanaan Kegiatan

A. Materi:

Pendikan kesehatan tentang apendisitis yang mencakup pengertian,

macam-macam, tanda dan gejala, penyebab, pencegahan, pengobatan

tradisional pada penderita apendisitis.

B. Metode :

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab.

C. Media : Flipchart dan Leaflet

D. Hari/ tanggal : Rabu/ 31 Mei 2010

E. Jam : 09.00 s/d 09.30 WIB

F. Tempat : Poli Interne

2

Page 3: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

G. Setting tempat

Keterangan :

: Moderator

: Flipchart

: Penyaji

: Audien

: Fasilitator

: Observer

H. Uraian tugas

1. Moderator : Sinel

Tugas : Memotivasi audiens untuk ikut serta dalam acara.

2. Penyaji : Arif Budianto

Tugas : Menyampaikan materi

3. Observer : - Bosalita Oktavia

3

Page 4: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

4. Fasilitator : 1. Agung Gutama

2. Andi Purwanto

3. Ardiansyah

4. Astuti

5. Bhakti Aulia

6. Dewi Ratna sari

7. Darmi Natalia

I. Pelaksanaan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien Waktu

1.

2.

3.

Tahap pembukaan1. Moderator memberi salam2. Moderator memperkenalkan

anggota kelompok3. Moderator membuat kontrak

waktu.4. Moderator menjelaskan

tujuan kegiatan

Tahap pelaksanaan1. Menggali pengetahuan

audiens tentang apendisitis.2. Memberi reinforcement

positif.3. Menjelaskan pengertian

apendisitis.4. Menjelaskan macam-macam

apendisitis5. Menjelaskan penyebab

apendisitis6. menjelaskan tanda – tanda

dan gejala gastritis.7. Menjelaskan penatalaksanaan

dan pencegahan.8. Menjelaskan cara pengobatan

tradisional.9. Memberikan kesempatan pada

audiens untuk bertanya.10. Memberikan reinforcement

positif dan menjawab pertanyaan audiens.

11. Melakukan/ menilai hasil penyuluhan terhadap audiens

- Menjawab salam- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Mendengarkan

- Mengemukakan pendapat

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Mengajukan pertanyaan.

- Mendengarkan dan memperhatikan

- Audiens dapat menjawab pertanyaan pemateri

- Bersama – sama menyimpulkan hasil penyuluhan.

5 menit

20 menit

5 menit

4

Page 5: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

Tahap penutup1. Penyaji bersama audiens

menyimpulkan hasil penyuluhan.

2. Moderator menutup penyuluhan dan memberi salam penutup.

- Menjawab salam.

V. Kriteria Evaluasi

A. Evaluasi Struktur

1. Penyuluh dan peserta dapat hadir sesuai rencana

2. Tempat, media yang dibutuhkan tersedia sesuai perencanaan.

3. Peran dan tugas mahasiswa/i sesuai perencanaan.

B. Evaluasi proses

1. Pelaksanaan sesuai waktu yang direncanakan.

2. Audien berperan aktif selama kegiatan berlangsung.

3. Selama proses berlangsung diharapkan audiens mengikuti seluruh

kegiatan penyuluhan dari awal sampai dengan akhir kegiatan.

C. Evaluasi hasil

1. Minimal 40 % dari audiens yang mengikuti penyuluhan mengetahui

dan memahami tentang apendisitis.

2. Minimal 40 % dari audiens dapat menjawab pertanyaan penyaji

3. Audien dapat mengulang kembali materi penyuluhan.

5

Page 6: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

APENDISITIS

A. Pengertian

Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai

cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi

bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus

yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum

(cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut

kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak

mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim,

Apendisitis, 2000).

B. Macam-Macam Apendisitis

Macam-macam apendisitis terbagi atas 2 yakni :

1. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis,

yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta

difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

2. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial,

setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva

yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.

C. Penyebab

Penyakit radang usus buntu ini umumnya disebabkan oleh:

1. Infeksi bakteri

2. Faktor penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) appendiks

oleh timbunan tinja/feces yang keras (fekalit),

3. Hyperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,

4. Penyakit cacing, parasit

5. Benda asing dalam tubuh

6. Cancer primer dan striktur.

6

Page 7: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

D. Tanda dan Gejala

1. Anoreksia biasanya tanda pertama

2. Lekositosis

3. Rasa nyeri yang dimulai dari bagian tengah perut dan berpindah kebagian

bawah sebelah kanan perut, dengan perut kaku seperti papan.

4. Nafsu makan hilang, sehingga badan terasa lemah.

5. Rasa nyeri semakin meningkat dan terasa ada tekanan pada bagian kanan

bawah saat berjalan.

6. Sembelit sehingga penderita memerlukan obat pencahar.

7. Bagian kiri bawah perut terlalu lunak untuk disentuh, diperkirakan bagian

perut mengalami peradangan.

8. Demam, suhu badan akan meninggi, dan akan merasa mual sampai

menusuk. Rasa mual di sebabkan rangsangan usus buntu yang meradang

pada selaput lendir perut (peritoneum).

E. Pencegahan

Salah satu kiat agar terhindar dari penyakit radang usus buntu adalah

mengkonsumsi makanan yang kaya serat. Mengkonsumsi makanan yang kaya

serat akan membantu melunakkan makanan sehingga tidak menginap terlalu lama

di dalam usus besar. Hal itu bisa mencegah sebagian sampah makanan nyasar ke

dalam usus buntu. Sehingga kemungkinan terjadinya radang usus buntu bisa

diperkecil.

Makanan kaya serat juga merupakan nutrisi yang cocok untuk kehidupan

bakteri 'baik' di dalam usus besar, tetapi tidak disukai bakteri patogen (yang

menimbulkan penyakit). Karena itu, banyak mengkonsumsi makanan berserat

juga membantu menunjang perkembangan bakteri baik. Sehingga pencernaan dan

tubuh kita akan lebih sehat, karena lebih banyak terdapat bakteri 'baik' daripada

bakteri patogen di dalam usus.

7

Page 8: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

F. Pengobatan Tradisional

Berikut ini adalah ramuan obat tradisional yang dapat mengatasi radang

usus buntu atau apendisitis, adalah :

1. Resep 1.

15 gram sambiloto kering + 90 daun lidah buaya secukupnya (dikupas

kulit luarnya dan dipotong-potong) + 30 gram rumput lidah ular atau

rumput mutiara kering, masukan dalam wadah dan ditutup, lalu direbus

dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring, kemudian airnya

diminum untuk 2 kali sehari.

2. Resep 2.

60 gram jombang + 60 gram krokot, dicuci dan direbus dengan 800 cc air

hingga tersisa 400 cc, disaring, airnya diminum untuk 2 kali sehari.

3. Resep 3.

100 gram umbi bidara upas + 60 gram krokot + 60 gram gendola, dicuci

sampai bersih lalu dijus, airnya diminum. Lakukan 2 kali sehari.

4. Resep 4.

Beberapa ruas kunir + Air perasan jeruk nipis + Gula merah secukupnya,

dan Sedikit garam dapur. Lalu campurlah semua bahan yang disebutkan

diatas menjadi satu, kemudian diseduh dengan air panas. Aduklah hingga

rata, lalu biarkan beberapa saat. Ramuan tersebut diminum bila sudah

dingin. lakukan setiap hari 2 kali sampai penyakit tersebut dapat

disembuhkan.

Catatan :

Pilih salah satu resep dan lakukan secara teratur

Untuk perebusan gunakan periuk tanah, atau panci kaca

Kasus apendiksitis yang serius harus melalui operasi.

Tetap konsultasi ke dokter.

8

Page 9: Satuan Acara Penyuluhan Apendisitis

DAFTAR PUSTAKA

Faradillah, Firman, dan Anita. 2009. Gastro Intestinal Track Anatomical Aspect.

Surakarta : Keluarga Besar Asisten Anatomi FKUNS.

Lawrence. 2006. Appendix. Dalam: Current Surgical Diagnosis and Treatment.

Ed : 12. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Subanada, Supadmi, Aryasa, dan Sudaryat. 2007. Beberapa Kelainan

Gastrointestinal yang Memerlukan Tindakan Bedah. Dalam: Kapita Selekta

Gastroenterologi Anak. Jakarta: CV Sagung Seto

9