16
SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE I. Identifikasi Masalah Sampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia pada sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun. Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dankondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE.docx

  • Upload
    gratia

  • View
    26

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIARE I. Identifikasi MasalahSampai saat ini penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan dunia terutama di negara berkembang. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. WHO memperkirakan 4 milyar kasus, terjadi di dunia pada sebagian besar anak-anak dibawah umur 5 tahun.

Penyakit diare sering menyerang bayi dan balita, bila tidak diatasi lebih lanjut akan menyebabkan dehidrasi yang mengakibatkan kematian. Data terakhir dari Departemen Kesehatan menunjukkan bahwa diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia setelah radang paru atau pneumonia. Banyak faktor risiko yang diduga menyebabkan terjadinya penyakit diare pada bayi dan balita di Indonesia. Salah satu faktor risiko yang sering diteliti adalah faktor lingkungan yang meliputi sarana air bersih (SAB), sanitasi, jamban, saluran pembuangan air limbah (SPAL), kualitas bakterologis air, dankondisi rumah. Data terakhir menunjukkan bahwa kualitas air minum yang buruk menyebabkan 300 kasus diare per 1000 penduduk. Sanitasi yang buruk dituding sebagai penyebab banyaknya kontaminasi bakteri E.coli dalam air bersih yang dikonsumsi masyarakat. Bakteri E.coli mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia. Kontaminasi bakteri E.coli terjadi pada air tanah yang banyak disedot penduduk di perkotaan, dan sungai yang menjadi sumber air baku di PDAM pun tercemar bakteri ini. Hasil penelitian Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) propinsi DKI Jakarta menunjukkan 80 persen sampel air tanah dari 75 kelurahan memiliki kadar E.coli dan fecal coli melebihi ambang batas.

II. PengantarBidang Studi : Penyakit DalamTopik : Gangguan Sisyem PencernaanSub topic : Diare Sasaran : Bapak Ibu warga desa SeranganHari/ tanggal : Senin, 20 Desember 2010Jam : 09.00 09.40Waktu : 40 MenitTempat : Balai Desa SeranganIII. Tujuan Instruksional Umum ( TIU )Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan warga dapat memahami dan mengerti tentang Diare.IV. Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan warga dapat menjelaskantentang :1. Pengertian diare2. Hal hal yang bisa menyebabkan diare3. Akibat dari diare apabila tidak ditangani4. Cara mencegah diare5. Pengobatan diareV. MateriTerlampir.VI. Metode1. Ceramah2. Tanya JawabVII. Media1. Materi SAP 2. Leaflat

VIII. Kegiatan PembelajaranNo. WaktuKegiatan PenyuluhanKegiatan Peserta

13 menitPembukaan: 1. Memberikan salam 2. Menjelaskan tujuanpembelajaran3. Menyebutkan materi atau pokok bahasan yang di sampaikan1. Menjawab salam2. mendengarkan dan memperhatikan

210 menitPelaksanaan materi:Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.Materi: 1. Pengertian diare2. Penyebab diare3. Pencegahan diare4. PengobatanMenyimak dan memperhatikan

35 menitEvaluasi :1. Menyimpulkan isi penyuluhan2. Memberi kesempatan kepada audience untuk bertanya3. Memberikan kesempatan kepada udience untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkanBertanya dan menjawab pertanyaan

42 menitPenutup: Mengucapkan terima kasih dan mengucapkan salamMenjawab salam

IX. PengesahanYogyakarta, Sasaran Pemberi Penyuluhan

Pemateri

MengetahuiDosen Pembimbing

Dra. Sugianto, A.Md.Kep.M. KesX. Evaluasi1. Metode evaluasi : Diskusi tanya jawab2. Jenis pertanyaan : lisan3. Jumlah soal : 2 soal

XI. Lampiran MateriDiare1. Pengertian Diarea. Diare adalah buang air besar encer atau cair yang lebih dari tiga kali sehari (WHO, 1992).b. Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan.c. Diare adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam tinja), dengan tinja berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi BAB yang meningkat. 2. Penyebab Diarea. Infeksi1). Infeksi enteral Adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab diare.a). Infeksi bakteri: vibrio, E. coli, Salmonella, Sigela, Campylobakteri, Yersenia, Aerromonas.b). Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, Rotavirus, Astovirus dll.c). Infeksi parasit : Cacing protozoa dan jamur.2). Infeksi Parentral Adalah infeksi diluar alat pencernaan makan seperti otitis media akut (OMA) tonsillitis/ Tonsiloparingitis, bronkhopnemonia , encepalitis dsb. Keadaan ini terutama tedapat pada anak kurang dari 2 tahun.Keterangan : Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar. Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.

b. Faktor Malabsorsi1). Malabsorbsi karbohidrat2). Malabsorbsi lemak3). Malabsorbsi Proteinc. Faktor makanan: Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.d. Psikologis : rasa takut dan cemasFaktor yang meningkatkan penyebaran kuman penyebab diare:a. Tidak memadainya penyediaan air bersihb. Air tercemar oleh tinjac. Pembuangan tinja yang tidak hygienisd. Kebersihan perorangan dan lingkungan jeleke. Penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak semestinyaf. Penghentian ASI yang terlalu dini

3. Klasifikasi Diarea. Menurut perjalanan penyakit :1) Akut : jika kurang dari 1 mingguPenyebab diare akut ( diare mendadak) tersering adalah karena VIRUS , khas berak-berak air (watery), berbusa, TIDAK ada darah atau lendir, dan berbau asam.2) Berkepanjangan : jika antara 1 minggu sampai 14 hari3) Kronis : jika > 14 hari dan disebabkan oleh non infeksi4) Persisten : Jika >14 hari dan disebabkan oleh infeksib. Menurut patofisiologi :1). Gangguan absorbsi2). Gangguan sekresi3). Gangguan osmotik

c. Menurut penyebab1). Infeksi : Virus, bakteri, parasit,jamur2). Konstitusi3). Malabsorbsid. klasifikasi berdasasarkan gangguan faal:1). Dorongan didalam usus normal yang terlalu cepat , yang dapat disebabkan oleh:a). Rangsangan syaraf yang abnormal terdapat pada : psycogenic diarrhea atau keracunan mecholyl.b). Pengaruh zat kimia terhadap motilitas yang abnormal, misalnya pada: sindroma karsinoid, penyakit addisons, thirotoksikosis.c). Iritasi pada intestine misalnya pada: pemakaian oleum recine, colitis ulserative, perikolil abses.d).Hilangnya simpanan di kolon misalnya pada: destruksi sphincter ani, ileostomi dll.2). Gangguan pencernaan makanan karena :a). Hilangnya fungsi reservoit dari lambung, misalnya pada postgastrektom timbul sindroma dumping.b). Penyakit pancreas.c). Insufisiensi sepanjang intestine.d). Kemungkinan adanya sekresi abnormal dari HCL, misalnya pada sindroma zollinger Ellison.3). Absorbsi abnormal pada pencernaan makanan, misalnya penyakit hati, penyakit pada intestine, obstruksi mesenteric ( karsinomatosis atau pada TBC).4. PathogenesisMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:a. Gangguan osmoticAkibat terdapat makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.b. Gangguan sekresiAkibat rangsang tertentu ( Misalnya toksin pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam rongga usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga ususc. Gangguan motilitas ususHiperpristaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap makan seingga timbul diare. Sebaliknya bila pristaltik menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang menyebabkan diare.5. Tanda dan Gejala Diarea. Gejala diare adalah tinja encer b. Muntah c. Badan lesu atau lemahd. Panase. Tidak nafsu makanf. Darah dan lendir dalam kotorang. Nyeri pinggangSebelum diare terjadi biasanya penderita merasa mulal dan muntah. Rasa mual dan muntah ini disebabkan oleh infeksi virus. Selain menyebabkan mual, muntah dan diare, virus unu dapat menyebabkan demam, tinja berdarah, penurunan nafsu makan sehinnga dapat menyebabkan penderita lesu.

6. Komplikasi Akibat diare, kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai berikut:a. Dehidrasi Cara menilai dehidrasi menurut WHO ( 1992)Tanda dan GejalaTidak dehidrasiDehidrasi ringan Dehidrasi berat

Keadaan umumBaik Rewel. Gelisah, lemahApatis, tidak sadar

Mata Tidak cekung Cekung dan keringSangat cekung

Air mataJika menangis masih adaJika menangis tidak terdapat air mataJika menangis tidak ada air mata

Bibir Tidak keringkeringSangat kering

Rasa hausTidak merasa hausHaus sekali, jika diberi minum rakusTidak bisa minum

Cubitan kulitJika dicubit cepat kembaliJika dicubit, kembali lambatJika dicubit, kembali sangat lambat.

b. Renjatan hipovolemikc. Hipoglikemid. Intoleransi sekunder akibat kerusakan filimukosa usus dan defisiensi enzim laktasee. Hipokalemiaf. Kejang terjadi akibat dehidrasi hipertonikg. Malnutrisi energi protein

7. Pencegahan DiareDiare dapat dicegah dengan cara:a. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima waktu penting: 1). Sebelum makan, 2) setelah buang air besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan; b. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah, anntara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan sinar matahari atau proses klorinasi; c. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain).d. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya, sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

8. Pengobatan DiarePrinsip penatalaksanaan diarea. Mencegah terjadinya dehidrasib. Mengobati dehidrasic. Memberi makand. Mencegah masalah lainTips atau cara menanggulangi diarea. Minum Air Putih yang BanyakPenderita diare harus minum air putih yang banyak karena dengan sering buang air besar maka tubuh akan kehilangan banyak cairan yang harus selalu digantikan dengan cairan yang baru. Setiap setelah BAB minumlah satu atau dua gelas air putih atau air mineral yang bersih dan sudah dimasak. Minumlah oralit yang merupakan larutan gula garam untuk membantu pembentukan energi dan menahan diare / berak setelah habis BAB. Hindari minum kopi, teh dan lain sebagainya yang mampu merangsang asam lambung.b. Makan Makanan KhususMenghindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare. Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar. Bagi penderita diare sebaiknya makan makanan rendah serat dah halus seperti bubur nasi atau nasi lemes dengan lauk telur asin. Di sini nasi akan menjadi gula untuk memberikan energi, sedangkan telur asin akan memberikan protein dan garam untuk menahan mencret dan sebagai zat pembangun tubuh. Hindari makan makanan di luar sembarangan serta makanan yang pedas mengandung cabai dan lada.c. Istirahat yang CukupSeseorang yang mengalami diare akan merasa lemah, lemas, lesu, kurang bergairah, dan sebagainya. Istirahat sangata dibutuhkan oleh orang yang menderita diare. Tidur sebanyak-banyaknya namun tidak melupakan waktu makan makanan dan obat harus teratur, banyak minum, beribadah dan berdoa dan lain-lain.d. Minum Obat Dengan Dosis yang TepatSetiap orang memiliki karakteristik yang berbeda dalam pengobatan diare. Penderita diare harus memeriksakan sakinya ke pelayanan kesehatan agar mendapat obat yang sesuai. Apabila sudah mendapatkan obat, maka obat harus diminum sesuai ketentuan. Biasanya dokter akan memberikan obat mules, obat diare, vitamin dan antibiotik. Untuk obat mules dan diare sebaiknya diminum jika perut mulas dan diare saja dan hentikan jika sudah berhenti mules dan diare. Sedangkan untuk antibiotik wajib dihabiskan agar kuman dan bibit penyakit lainnya mati total dan tidak membentuk resistensi. Apabila diare sudah sembuh dan vitamin masih, maka vitamin boleh diminim ataupun dihentikan. Vitamin diminum dalam jumlah yang cukup jangan sampai berlebihan.

XII. Daftar PustakaSetyohadi, bambang. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: IPD FK UI.Suryono. 1998. Diare akut. Jakarta: EGChttp://id.wikipedia.org/wiki/Diare.http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=11

Penyuluhan Pada Penyakit Gout

Penatalaksanaan makanan penderita gout. Pengaturan makanan pada penderita suatu penyakit harus merupakan satu kesatuan dengan kegiatan perawatan medis dan pengobatan pembatasan makanan tinggi purin, cukup kalori (sesuai dengan kebutuhan tubuh) tinggi karbohidrat, rendah protein, rendah lemak,tinggi cairan dan tanpa alcohol.