4
8/19/2019 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx http://slidepdf.com/reader/full/secangkir-kopi-sebagai-pengingatdocx 1/4 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT Sekali-sekali duduklah sejenak dan diamlah. Minumlah secangkir kopi jika suka... Bayangkan masa kecil, masa dimana kita adalah mahluk yang sangat lemah. Saking lemahnya, kita bahkan tidak mampu berbuat apa2. Begitu tergantungnya kita pada orang tua kita. Pernahkah kita tidak percaya kepada mereka ? Mereka lempar kita keatas, kita tertawa terbahak2. Mereka tidak ada, kita menangis kehilangan. Mereka mengajak kita kemanapun, kita ikut dengan sukacita. tulah kepercayaan. !epercayaan ada saat kita menyerahkan semuanya kepada penjaga kita. "anpa penentangan, tanpa kesombongan sebagai seorang yang punya banyak rencana. !ita benar-benar pasrah, memasrahkan apapun yang terjadi pada kita. !enapa b isa be gi tu ? !a re na k ita be r- prasangka baik kepada mereka. #an perhatikan saat kita menangis karena tidak mendapatkan apa yang kita inginkan. Mereka mengarahkan kita, memalingkan kita dari sesuatu yang buruk yang nanti akan menimpa kita, mereka paham apa yang terbaik bagi kita. !ita yang tidak paham karena kita hanya $okus pada apa keinginan kita saja. #an lihatlah kita sekarang dan hubungan kita dengan "uhan. %pa yang terjadi pada kita ? Semakin kita merasa mampu mandiri, semakin kita sombong. Semakin kita merasa bahwa kita mampu segalanya. !ita merasa punya banyak rencana dan semua rencana kita adalah yang terbaik bagi kita. Padahal kita tidak sadar, bahwa semua itu hanya na$su kita saja. #isaat rencana kita dipatahkan dan hidup kita dijatuhkan, kita menangis. Persis seperti saat kita kecil dan tidak mendapat apa yang kita inginkan. Semakin sombong kita, semakin kita tidak percaya bahwa kita diberikan  jalan yang terbaik. !ita tidak lagi percaya pada kuasa-&ya, meski lidah berkata '"uhan...' seperti dulu saat kita memanggil, 'Papa..' tetapi hati kecil kita menentang. %h, manusia.... Semakin tinggi ia berada, semakin jauh ia dengan keimanan-nya. Padahal dalam setiap ujian, "uhan ingin kita mendekat kepada&ya supaya kita tidak lupa siapa kita sebenarnya. !ita sebenarnya hanyalah seorang anak kecil, tapi besar kepala... TUHAN, KITA DAN SECANGKIR KOPI (( #esember 2)(*, DENNY SIREGAR.COM + !ira-kira berapa banyak harapan, keinginan dan keputusan kita yang tidak didasari na$su? ampir tidak ada, semuanya pasti dipenuhi oleh na$su. !arena itulah kodratnya manusia, dikungkung oleh banyaknya keinginan. Memilih pasangan kita harus melihat siknya dahulu dan sebagian besar dari kita terjebak disini. Menetapkan keinginan setinggi langit, padahal ke ma mp ua n s ere nd ah tan ah . Menggantungkan harapan pada anak sebesar bulan padahal mimpinya hanya sebesar bola. Menarik, kan? Padahal kita selalu dinasehati sebelum melakukan sesuatu sebutkan nama "uhan. a kita melakukan itu, tapi itu hanya di bibir saja sedangkan hati tetap berkeras dengan na$su kita. #isinilah kita menemukan banyak kekecewan dalam hidup, karena semua tidak sesuai rencana. ang dimaksud rencana sebenarnya hanyalah keinginan kita. /ucu, ya.. !atanya kita menyerahkan semua hal pada "uhan. "api ketika se mua berjalan tidak sesuai keinginan, kita mengeluh, mental  jatuh dan menjadi putus asa. #isini juga kita kembali lagi berbohong. Saat mental jatuh, bibir kita kembali berucap 0%h, serahkan semua pada "uhan. #ia yang Maha mengetahui1, tapi kemudian kita  jatuh sakit karena beban pikiran. Perhatikan, betapa munaknya kita. !ita mewujudkan rasa tidak bersyukur kita dengan memendamnya dalam penolakan akan apa yang sedang terjadi. "ubuh menjadi tidak kuat menahan gerakan penolakan yang begitu besar dalam jiwa.  "uhan itu sesungguhnya luar biasa, kalau kita mau saja sedikit mengenal- &ya. a t idak akan membiarkan hamba&ya jatuh dlm bahaya. !arena itulah "uhan memberikan banyak jalan menuju apa yang kita inginkan, tetapi  jalan dengan 3ersi-&ya bukan 3ersi kita. !ita itu banyak disayang sebenarnya.  "inggal minta, apa sebenarnya keinginan kita, tujuan kita. "uhan mengabulkan asal itu baik. &ah permasalahannya, sudah mintanya tinggi jalannya pengen lurus dan beraspal bagus, kemudian pengen cepat sampai. Semua harus sempurna sesuai keinginan kita. 4atat, keinginan kita. Bukankah itu na$su namanya ?  "uhan tahu, bahwa na$su kita pasti akan menuntun kita ke j ur ang kehancuran. 5lu itu buta, kagak tau  jalan sini gua tunjukin jalan yang bener1 Begitulah kira2 dialog sederhananya. Maka di hadirkanlah  jalan yang berkelok, berbatu, berduri, turun naik dan tidak bisa dilalui kendaraan apapun. !ita yang tidak paham mulai-lah mengeluh. ang terlalu terjal-lah. ang sulit-lah. ang lapar dan haus-lah. !ita menjadi lebay dalam perjalanan, selalu merengek. Seharusnya disini dibuat tagar Papa Minta ang nstan. Padahal sebenarnya i!lah "alan yan# erbai$. Baik itu bukan kemudian bagaimana cepat sampai, tetapi yang aman.

SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

  • Upload
    endo

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

8/19/2019 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/secangkir-kopi-sebagai-pengingatdocx 1/4

SECANGKIR KOPI

SEBAGAI

PENGINGAT

Sekali-sekali duduklah sejenak dan

diamlah. Minumlah secangkir kopi jika

suka...

Bayangkan masa kecil, masa dimana

kita adalah mahluk yang sangat

lemah. Saking lemahnya, kita bahkan

tidak mampu berbuat apa2. Begitu

tergantungnya kita pada orang tua

kita.

Pernahkah kita tidak percaya kepada

mereka ? Mereka lempar kita keatas,

kita tertawa terbahak2. Mereka tidak

ada, kita menangis kehilangan.

Mereka mengajak kita kemanapun,

kita ikut dengan sukacita.

tulah kepercayaan.

!epercayaan ada saat kita

menyerahkan semuanya kepada

penjaga kita. "anpa penentangan,tanpa kesombongan sebagai seorang

yang punya banyak rencana. !ita

benar-benar pasrah, memasrahkan

apapun yang terjadi pada kita. !enapa

bisa begitu ? !arena kita ber-

prasangka baik kepada mereka.

#an perhatikan saat kita menangis

karena tidak mendapatkan apa yang

kita inginkan. Mereka mengarahkan

kita, memalingkan kita dari sesuatu

yang buruk yang nanti akan menimpa

kita, mereka paham apa yang terbaik

bagi kita. !ita yang tidak paham

karena kita hanya $okus pada apa

keinginan kita saja.

#an lihatlah kita sekarang dan

hubungan kita dengan "uhan.

%pa yang terjadi pada kita ? Semakin

kita merasa mampu mandiri, semakin

kita sombong. Semakin kita merasa

bahwa kita mampu segalanya. !ita

merasa punya banyak rencana dan

semua rencana kita adalah yang

terbaik bagi kita. Padahal kita tidak

sadar, bahwa semua itu hanya na$su

kita saja.

#isaat rencana kita dipatahkan dan

hidup kita dijatuhkan, kita menangis.

Persis seperti saat kita kecil dan tidak

mendapat apa yang kita inginkan.

Semakin sombong kita, semakin kita

tidak percaya bahwa kita diberikan

 jalan yang terbaik. !ita tidak lagi

percaya pada kuasa-&ya, meski lidah

berkata '"uhan...' seperti dulu saat

kita memanggil, 'Papa..' tetapi hati

kecil kita menentang.

%h, manusia.... Semakin tinggi ia

berada, semakin jauh ia dengan

keimanan-nya. Padahal dalam setiap

ujian, "uhan ingin kita mendekat

kepada&ya supaya kita tidak lupa

siapa kita sebenarnya.

!ita sebenarnya hanyalah seorang

anak kecil, tapi besar kepala...

TUHAN, KITADAN SECANGKIRKOPI(( #esember 2)(*,

DENNY SIREGAR.COM +

!ira-kira berapa banyak harapan,

keinginan dan keputusan kita yang

tidak didasari na$su?

ampir tidak ada, semuanya pasti

dipenuhi oleh na$su. !arena itulah

kodratnya manusia, dikungkung oleh

banyaknya keinginan.

Memilih pasangan kita harus melihat

siknya dahulu dan sebagian besar

dari kita terjebak disini. Menetapkan

keinginan setinggi langit, padahal

kemampuan serendah tanah.

Menggantungkan harapan pada anak

sebesar bulan padahal mimpinya

hanya sebesar bola.

Menarik, kan? Padahal kita selalu

dinasehati sebelum melakukan

sesuatu sebutkan nama "uhan. a kita

melakukan itu, tapi itu hanya di bibir

saja sedangkan hati tetap berkeras

dengan na$su kita.

#isinilah kita menemukan banyak

kekecewan dalam hidup, karena

semua tidak sesuai rencana. ang

dimaksud rencana sebenarnya

hanyalah keinginan kita.

/ucu, ya.. !atanya kita menyerahkan

semua hal pada "uhan. "api ketika

semua berjalan tidak sesuai

keinginan, kita mengeluh, mental

 jatuh dan menjadi putus asa.

#isini juga kita kembali lagi

berbohong. Saat mental jatuh, bibir

kita kembali berucap 0%h, serahkan

semua pada "uhan. #ia yang Maha

mengetahui1, tapi kemudian kita

 jatuh sakit karena beban pikiran.

Perhatikan, betapa munaknya kita.

!ita mewujudkan rasa tidak bersyukur

kita dengan memendamnya dalam

penolakan akan apa yang sedang

terjadi. "ubuh menjadi tidak kuat

menahan gerakan penolakan yang

begitu besar dalam jiwa.

 "uhan itu sesungguhnya luar biasa,

kalau kita mau saja sedikit mengenal-

&ya. a tidak akan membiarkan

hamba&ya jatuh dlm bahaya. !arena

itulah "uhan memberikan banyak jalan

menuju apa yang kita inginkan, tetapi

 jalan dengan 3ersi-&ya bukan 3ersi

kita.

!ita itu banyak disayang sebenarnya.

 "inggal minta, apa sebenarnya

keinginan kita, tujuan kita. "uhan

mengabulkan asal itu baik. &ah

permasalahannya, sudah mintanya

tinggi jalannya pengen lurus dan

beraspal bagus, kemudian pengen

cepat sampai. Semua harus sempurna

sesuai keinginan kita. 4atat, keinginan

kita. Bukankah itu na$su namanya ?

 "uhan tahu, bahwa na$su kita pasti

akan menuntun kita ke jurang

kehancuran. 5lu itu buta, kagak tau

 jalan sini gua tunjukin jalan yang

bener1 Begitulah kira2 dialog

sederhananya. Maka di hadirkanlah

 jalan yang berkelok, berbatu, berduri,

turun naik dan tidak bisa dilalui

kendaraan apapun. !ita yang tidak

paham mulai-lah mengeluh. ang

terlalu terjal-lah. ang sulit-lah. ang

lapar dan haus-lah. !ita menjadi lebay

dalam perjalanan, selalu merengek.

Seharusnya disini dibuat tagar Papa

Minta ang nstan.

Padahal

sebenarnya

i!lah "alan yan#

erbai$.

Baik itu bukan kemudian bagaimana

cepat sampai, tetapi yang aman.

Page 2: SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

8/19/2019 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/secangkir-kopi-sebagai-pengingatdocx 2/4

Meskipun perjalanan itu sulitnya minta

ampun tapi tidk ada jurangnya. !ita

aja yang goblok, bodoh, tolol

ditambah munak tapi ngakunya

pinter. Mungkin kalau malaikat gemes

liat kita yang sombong ini, ia

bergumam, /ewat sini, pinterrrrrrrr1

 6adi manusia kok pinterrrrrrr amir

yaaaaahh 0. #an kita tersenyum

bangga menyangka itu sebuah pujian.

/ucu sebenarnya kalau kita mau

melihat lebih luas kebodohan kita.

!ita itu sebenarnya tidak diminta

banyak, hanya cukup P%%M. Pintar

tapi tidak paham itu seperti lemper

yang dibungkus kulit pisang tapi gak

ada isi di dalamnya. !enyang tapi

kurang enak.

tu saja yang diminta dari kita.

Pahamilah semua perjalanan ini, maka

kita aka mendapat banyak hikmah di

dalamnya. idup ini seperti secangkir

kopi, kok teman. Pahitnya itu

sesungguhnya kenikmatan yang sejati

 jika kita paham. !ita saja yang suka

menambah gula supaya lidah kita bsa

menikmatinya.

Se%an#$irK&'i,

DennySiregar.com

Saya selalu percaya bahwa sebab yang

baik akan membawa akibat yang baik,

begitu juga sebaliknya.

Hukum alam ini tidak akan pernah tertukar 

karena ini keadilan yang datang dari Tuhan.

Sesudah saya paham ini, maka sekarang

saya mencoba menghadirkan sebab2 yang

baik dalam hidup.

 Ada beberapa faktor yang membuat mata

saya sangat terbuka akan hal ini. Seorang

teman yang saya kenal relijius, pernah

menangis di depan mata karena anaknya

terkena narkoba parah. a bertanya kenapa

ia berada pada situasi ini ! Dan ia meminta

saya jangan menjawab dengan klise bahwa

ini adalah ujian dan sebagainya. a sudah

bosan dgn kalimat itu.

Saya bertanya, coba pikirkan apakah harta

yg kamu dapatkan itu benar2 halal ! Saya

minta dia untuk jujur. Dia bertanya balik,

apakah ada hubungannya antara harta yg

tidak halal dengan anaknya yg terkena

narkoba !

Saya tersenyum, sangat ada. "ang haram

itu yang mengerikan adalah dampaknya.

#arena haram, maka segala bentuk yang

dihasi lkannya dan dimakan oleh

penikmatnya akan menjadi haram juga. tu

seperti mengubah struktur D$A manusia

dari yang awalnya teratur menjadi kacau.

$ikmat akal terhilangkan, yang menguat

adalah nafsu. #arena itu mereka yang suka

memakan uang haram selalu merasa haus

dengan kenikmatan dunia dan tidak pernah

merasa lega. #arena haus, mereka akan

terus minum dan tanpa sadar mereka

mencandu atau nagih, persis seperti si

anak yang terkena narkoba.

Seketika itu juga tangisannya pecah. a

terlihat tambah terpukul dengan situasi itu.

Saya mengambil sebatang rokok dan

berusaha tenang. Sungguh tidak tega

melihat seorang lelaki menangis yang

meruntuhkan semua hormon maskulinnya.

 Akhirnya ia bercerita banyak. a sebagai

%$S selalu menerima uang yang tidak

 jelas, menciptakan proyek yang tidak jelas.

Selain itu ia pernah menipu seorang teman

yang berin&estasi kepadanya. Dan banyak

lagi hal yang membuat saya menghela

nafas panjang. a seorang yang relijius di

mata saya sejak dulu, sedangkan saya dulu

adalah pecandu maksiat.

Saya meminta ia meminum kopi yang

sudah mendingin untuk menenangkan hati.

'alu saya memberikannya arah dengan

logika sesuai apa yg saya dapatkan dari

para mam.

(Semua itu rahasia Tuhan, kenapa anakmu

yang terkena narkoba dan bukan kamu

yang dipenjara. Tuhan mempunyai sudut

pandang yg tidak terbatas yang manusia

tidak akan mampu memecahkan

misterinya, karena satu ujian pst berkaitan

dgn lainnya. Sudut pandang Tuhan seperti

samudera yang luas dimana kita tidak tahu

batasnya.

Tapi, kalau boleh saya beri perspektif ini.

Tuhan itu )aha adil. #etaatanmu beribadah

diperhitungkan dengan benar. tulah yang

menyelamatkanmu sampai sekarang.

Sesuatu yang salah yang kamu lakukan,

dibayar di dunia dengan ketakutan,

kesedihan dan segala macam tekanan

untuk akalmu. tu bukti kasih sayang$ya.

!alau "uhan mau, bisa saja kamu

tidak diberikan kesempatan untuk

membayar di dunia ini. #icabutlahkenikmatan akalmu supaya kamu

tidak pernah berkir dan kamu akan

terus terjebak dalam na$sumu tanpa

sadar. Semua terasa aman2 saja,

kamu menjadi pengumpul banyak

materi sehingga kamu digelari orang

kaya. Sampai kamu mati dan bisa

dibayangkan a7ab yang kamu terima

di alam kubur untuk semua kesalahan

yg tidak pernah terbayarkan di dunia.

#amu diberikan ujian melalui anakmu,

anakmu diberi ujian utk dirinya sendiri,

kamu bertemu aku, aku belajar dari

ceritamu dan kamu mendapat pelajaran

dari pengalamanku. Semua itu berkaitan

dan bagian dari rencana*$ya utk kita.

Tuhan selalu memberi kesempatan kita

untuk menjadi lebih baik, tinggal apakah

kita memutuskan akan menjadi lebih baik

atau tidak, itu kebebasan yg diberikan

kepada manusia utk menentukan langkah

selanjutnya+

%erspektif yang saya berikan mengisi

ruang2 logika berfikirnya dan ia tampak

mulai memahami hubungan sebab

akibatnya. a tampak lebih tenang sekarang

karena sudah memahami akar masalahnya.

tulah yg terpenting dalam menyikapi

sebuah masalah, menemukan akarnya.

'ama saya tidak bertemu dengannya sejak

itu. Sampai satu waktu saya menemukan

fotonya di medsos sedang duduk di sebuah

bukit berlatar*belakang matahari terbenam

dan memeluk punggung anak lelakinya yg

tampak sehat. )ereka berdua tersenyum

bahagia.

Saya tersenyum dan sedikit terharu.Temanku berhasil menghadirkan sebab2

baiknya, sehingga ia mendapatkan akibat

yang baik pula. a mendapat banyak

pelajaran tentang hidup dari banyaknya

peristiwa.

-asanya secangkir kopi cukup sebagai

teman di sore ini sambil mengingat

bagaimana ia sampai di meja ini. Tentu

melalui banyak proses mulai dari berbentuk

biji sampai menjadi teman berbagi.

y DennySiregar 

AKHIRAT YANG

DIPERBAIKI08 Februari 2016,

DENNYSIREGAR.COM – “Seandainya

semua beban dan keinginan itu berwujud,

pasti kita akan melihat banyak manusia

berjalan terbungkuk.

Di punggungnya begitu banyak hal yang

tidak penting. Keinginan, ketakutan,

harapan, rasa was-was, ambisi, perasan

berdosa dan entah apalagi. Belum lagi

akibat dari sebab2 di masa lalu seperti

hutang yang besar,

Page 3: SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

8/19/2019 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/secangkir-kopi-sebagai-pengingatdocx 3/4

Aku dulu pernah seperti itu.

Menumpuk harta karena ketakutan akan

tidak makan di masa depan. Ambisi yg

selalu terancam ketika ada orang yang

lebih sukses di depan mata. Selalu takut

diukur orang dan selalu mengukur orang.

Bodoh dan bebal.

Merasa kaya padahal sesungguhnya miskin

ga keruan. Sibuk mencari yang namanya

“kebahagiaan” di tempat sampah. Menutupi

 jiwa yang kosong dengan bersenang2.

Emosi tak terkendali karena terbungkus

sombong dan arogan.

Betapa memalukan.

Hidup ku jadikan sebuah peluang. Tidak

 pernah terpikir bahwa semua ini hanya

amanat, hanya titipan yang harus

disalurkan. Aku hanya “merasa” punya,

 padahal sesungguhnya tidak. Dan

bodohnya, perasaan “merasa” itu saya

umbar kemana2, saya pamerkan dgn

kebanggaan..”

“Lalu bagaimana kamu sadar kalau semua

itu salah ?” Tanyaku sambil menghirup kopi

hitam yang harum sore ini.

“Tuhan mengambil semua milik-Nya,

merampasnya dariku dgn banyak peristiwa.

Sebagian karena kebodohan dan kelalaian-

ku, sebagian lagi karena hal yang tidak

kuduga bernama musibah..”

Temanku menyeruput kopinya. Matanya

tampak menerawang.

“Semua atribut kesombonganku di preteli,

sampai bahkan tidak ada yg bisa

kusombongkan lagi. Aku menghadapi

banyak penghinaan, dijauhi teman, dikejar2

hutang.. Ah, sakit rasanya mengingat

peristiwa2 dulu…”

Aku menatapnya. Sama sekali tidak kulihat

kesulitan di matanya, padahal ceritanya

bisa saja mengerikan ketika didengar orang

yang tidak pernah mengalami situasinya.

Dia malah tersenyum, seakan sudah

mengalahkan badai situasinya. Ya, dia

tersenyum.

“Baru aku paham, bahwa seumur hidup

ternyata aku adalah budak. Budak dari

keinginan, ketakutan. Budak dari nafsu

yang ada dalam diriku sendiri. Aku

membawa begitu banyak barang di

punggungku. Barang yang sebenarnya

tidak penting, tetapi selalu kubawa karena

ingin “berjaga2”

Sore ini nampak indah. Hujan turun dengan

lembut seakan menyapanya dengan

ucapan selamat datang.

“Kuturunkan ranselku diperjalanan.

Kubuang semua keinginan dan ketakutan.

Aku berjalan tanpa beban. Semua mengalir.

Dan ternyata, semua ketakutanku sama

sekali tidak terbukti. Tuhan menyediakan

banyak buah di pinggir jalan supaya aku

tidak kelaparan. Ada saja hal yang

menyelamatkan situasiku…

 Aku paham, aku disuruh pasrah dan ikhlas.

Semakin lama aku beradaptasi dgn situasi.

 Aku merasa merdeka. Dan ternyata, ketika

aku merasa merdeka, kebahagiaan yang

dulu kucari2 datang padaku dari sisi yg

sama sekali tidak kuduga. Tubuhku seperti

magnet yg menarik semua kebahagiaan itu.

 Jalan tiba2 terbuka dan semuanya jauh dari

keinginanku dulu yang kuciptakan penuh

nafsu..”

Aku merasakan pancaran ketenangan di

wajahnya. Hal yang tidak dibuat2. Dan

hujan semakin deras mengetukkan

iramanya. Sore ini kopi sungguh nikmat

sekali.

“Perbaikilah akhiratmu, maka Tuhan akan

memperbaiki dunia-mu” Imam Ali as.

– Untuk seorang teman. –

PERJALANAN

PULANG09 Februari 2016,

DENNYSIREGAR.COM

“Yang membuat saya tertarik adalah cara

Tuhan mengajar manusia. Selalu menjadi

misteri bagi saya dan menyenangkan untuk

mencoba mengintip gambar besarnya.

Landasan berfikir saya adalah bahwa

Tuhan Maha Pengasih dan Maha adil. Itu

saja. Baru sesudah itu, mencoba menarik

benang merahnya.

Jadi saya tidak heran ketika seseorang

bertanya, “Kenapa Tuhan malah me-

miskinkan saya, padahal saya berdoa

supaya bisa membantu orang miskin ?”

Coba perhatikan, bagaimana seseorang

bisa tahu kemiskinan ketika ia tidak

miskin ? Miskin versi orang yang sedang

sejahtera, tentu berbeda dengan miskinnya

orang yang benar2 miskin.

Karena itu, ia di-miskin-kan supaya tahu

dan merasakan arti sebenarnya miskin.

Sehingga ketika ia diberi amanat dengan

rizki lagi, niatnya tidak berbelok. Tuhan

menjaga niat baik seseorang yang

disayangi-Nya dgn elok.

Begitu juga ketika seseorang berkata,

“Saya minta jodoh yang baik, kenapa saya

diberikan yang buruk ?”

Bagaimana ia tahu kebaikan sebelum

mengerti keburukan ? Dia harus mengenal

keburukan dulu, supaya konsep baik nya

menjadi tidak relatif. Maka diberilah ia jodoh

yang buruk dengan pengalaman yang

buruk pula, supaya ketika ada seseorang

yang baik, ia bisa mengenalinya dengan

akalnya.

Menarik, kan ?”

Sangat menarik. Tidak terasa sore itu saya

mendapat banyak pelajaran yang mahal.

“Bagaimana kamu bisa mengerti itu ?”

Tanyaku sambil menyeruput kopiku.

Dia tersenyum bijak. Ada ketenangan yang

dalam di wajahnya, menunjukkan ia

mengerti banyak arti kehidupan, kunci2

kebahagiaan.

“Saya tidak pernah mengenal itu dulu,

ketika saya berada pada momen

kesenangan. Saya mencari2 kebahagiaan,

padahal kebahagiaan itu relatif, tergantung

sudut mana kita memandang. Saya bahkan

membelinya, memenuhi diri saya dengan

materi dan berkata, “Inilah kebahagiaan..”

Lalu, saya diberi kesulitan.

Panjangnya waktu dalam kesulitan,

membuat saya mengenal banyak

kebahagiaan. Saya bisa menilai

kebahagiaan dari hal2 yang rendah, sudah

bukan materi ukurannya. Bahkan melihat

daun bergoyang di tiup angin saja, saya

sudah bahagia.

Indahnya hidup dan bersyukur masih diberi

kesempatan untuk membayar dosa2 dalam

kesulitan, adalah kebahagiaan yang sangat

mahal harganya….”

Page 4: SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

8/19/2019 SECANGKIR KOPI SEBAGAI PENGINGAT.docx

http://slidepdf.com/reader/full/secangkir-kopi-sebagai-pengingatdocx 4/4

Bagaimana seseorang bisa mengenal

kenikmatan pahit dalam secangkir kopi

ketika lidahnya tidak pernah

mencecapnya ?

Kuangkat cangkirku. Hujan belum juga

reda.