Sejarah Fotografi Final

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sebuah tugas Mata Kuliah Fotografi , mengenai sejarah singkat Fotografi

Citation preview

Sejarah FotografiFoto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret. Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward Muybridge. Flas atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton pada tahun 1938.Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik dibawah terik matahari.Kronologi perkembangan fotografi dimulai dengan: 1822 Joseph Nicphore Nipce membuat foto Heliografi yang pertama dengan subyek Paus Pius VII, menggunakan proses heliografik. Salah satu foto yang bertahan hingga sekarang dibuat pada tahun 1825.

Foto Heliografi dengan subyek pemandangan yang pertama dibuat oleh Joseph Nicphore Nipce pada tahun 1826. 1826 Joseph Nicphore Nipce membuat foto pemandangan yang pertama, yang dibuat dengan pajanan selama 8 jam. 1835 William Henry Fox Talbot menemukan proses fotografi yang baru. 1839 Louis Daguerre mematenkan daguerreotype.

Boulevard du Temple, foto Daguerreotype pertama yang dibuat oleh Daguerre pada sekitar tahun 1838-1839 1839 William Henry Fox Talbot menemukan proses positif/negatif yang disebut Tabotype. 1839 John Herschel menemukan film negatif dengan larutan Sodium thiosulfate/hyposulfite of soda yang disebut hypo atau fixer. 1851 Frederick Scott Archer memperkenalkan proses koloid. 1854 Andr Adolphe Eugne Disdri memperkenalkan rotating camera yang dapat merekam 8 citra berbeda dalam satu film. Setelah hasilnya dicetak di atas kertas albumen, citra tersebut dipotong menjadi 8 bagian terpisah dan direkatkan pada lembaran kartu. Kartu ini menjadi inspirasi penyebutan (fr:carte de visite, bahasa Inggris:visiting card) 1861 Foto berwarna yang pertama diperkenalkan James Clerk Maxwell.

1868 Louis Ducos du Hauron mematenkan metode subtractive color photography. 1871 Richard Maddox menemukan film fotografis dari emulsi gelatin. 1876 F. Hurter & V. C. Driffield memulai evaluasi sistematis pada kepekaan emulsi fotografis yang kemudian dikenal dengan istilah sensitometri. 1878 Eadweard Muybridge membuat sebuah foto high-speed photographic dari seekor kuda yang berlari. 1887 Film Seluloid yang pertama diperkenalkan. 1888 Kodak memasarkan box camera n1, kamera easy-to-use yang pertama. 1887 Gabriel Lippmann menemukan reproduksi warna pada foto. 1891 Thomas Alva Edison mematenkan kamera kinetoskopis (motion pictures). 1895 Auguste and Louis Lumire menemukan cinmatographe. 1898 Kodak memperkenalkan produk kamera folding Pocket Kodak. 1900 Kodak memperkenalkan produk kamera Brownie. 1901 Kodak memperkenalkan 120 film. 1902 Arthur Korn membuat teknologi phototelegraphy;; yang mengubah citra menjadi sinyal yang dapat ditransmisikan melalui kabel. Wire-Photos digunakan luas di daratan Eropa pada tahun 1910 dan transmisi antarbenua dimulai sejak 1922. 1907 Autochrome Lumire merupakan pemasaran proses fotografi berwarna yang pertama. 1912 Vest Pocket Kodak menggunakan 127 film. 1913 Kinemacolor, sebuah sistem "natural color" untuk penayangan komersial, ditemukan. 1914 Kodak memperkenalkan sistem autographic film. 1920s Yasujiro Niwa menemukan peralatan untuk transmisi phototelegraphic melalui gelombang radio. 1923 Doc Harold Edgerton menemukan xenon flash lamp dan strobe photography. 1925 Leica memperkenalkan format film 35mm pada still photography. 1932 Tayangan berwarna pertama dari Technicolor bertajuk Flowers and Trees dibuat oleh Disney. 1934 Kartrid film 135 diperkenalkan, membuat kamera 35mm mudah digunakan. 1936 IHAGEE membuat Ihagee Kine Exakta 1. Kamera SLR 35mm yang pertama. 1936 Kodachrome mengembangkan multi-layered reversal color film yang pertama. 1937 Agfacolor-Neu mengembangkan reversal color film. 1939 Agfacolor membuat "print" film modern yang pertama dengan materi warna positif/negatif. 1939 View-Master memperkenalkan kamera stereo viewer. 1942 Kodacolor memasarkan "print" film Kodak yang pertama. 1947 Dennis Gabor menemukan holography. 1947 Harold Edgerton mengembangkan rapatronic camera untuk pemerintah Amerika Serikat. 1948 Kamera Hasselblad mulai dipasarkan. 1948 Edwin H. Land membuat kamera instan yang pertama dengan merk Polaroid. 1952 Era 3-D film dimulai. 1954 Leica M diperkenalkan. 1957 Asahi Pentax memperkenalkan kamera SLRnya yang pertama. 1957 Citra digital yang pertama dibuat dengan komputer oleh Russell Kirsch di U.S. National Bureau of Standards (sekarang bernama National Institute of Standards and Technology, NIST). [2] 1959 Nikon F diperkenalkan. 1959 AGFA memperkenalkan kamera otomatis yang pertama, Optima. 1963 Kodak memperkenalkan Instamatic. 1964 Kamera Pentax Spotmatic SLR diperkenalkan. 1973 Fairchild Semiconductor memproduksi sensor CCD skala besar yang terdiri dari 100 baris dan 100 kolom. 1975 Bryce Bayer dari Kodak mengembangkan pola mosaic filter Bayer untuk CCD color image sensor. 1986 Ilmuwan Kodak menemukan sensor dengan kapasitas megapiksel yang pertama. 2005 AgfaPhoto menyatakan bangkrut. Produksi film konsumen bermerk Agfa terhenti. 2006 Dalsa membuat sensor CCD dengan kapasitas 111 megapixel, yang terbesar saat itu. 2008 Polaroid mengumumkan penghentian semua produksi produk film instan berkaitan dengan semakin berkembangnya teknologi citra digital. 2009 - Kodak mengumumkan penghentian film KodachromeKronologi Perkembangan Camera, di mulai dari :1. Camera ObscuraCamera Obscura (selanjutnya ditulis kamera obscura), berasal dari kata dalam bahasa latin yang artinya kamar gelap. Disebut demikian karena pada awalnya kamera obscura memang sebuah ruangan gelap yang memiliki sebuah lensa cembung/lubang kecil di salah satu bagian sisinya. Melalui lensa cembung/lubang kecil inilah, cahaya dari luar akan masuk dan memproyeksikan citra dari obyek/keadaan di luar, ke atas sebuah media.Sebuah kamera obscura berbentuk ruangan, di University of North Carolina at Chapel Hill. Area yang diberi lingkaran berwarna kuning adalah lubang kecil tempat masuknya cahaya.Sejarah awal dari konsep pemroyeksian/ pemantulan cahaya bisa ditelusuri ke tahun 336 SM. Saat itu Aristoteles (384 322 SM) melihat bentuk sabit yang tercipta akibat dari peristiwa gerhana matahari sebagian. Bentuk sabit itu terproyeksikan ke atas permukaan tanah, melalui lubang-lubang kecil dari sebuah ayakan. Aristoteles kemudian membuat lubang kecil pada sebuah lempengan logam. Dan ternyata, lubang kecil pada lempengan logam tersebut memang bermanfaat sebagai jalan masuknya cahaya yang memproyeksikan citra dari luar, ke atas sebuah bidang. Peristiwa inilah yang melahirkan apa yang disebut dengan prinsip optik, suatu prinsip yang sangat bermanfaat dalam pengembangan teknologi fotografi (kamera) hingga sekarang.Perkembangan selanjutnya dilakukan oleh seorang ilmuwan Mesir bernama Abu Ali Al-Hasan Ibn Al-Haitham (965 1039 M), atau yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Hazen. Al-Hazen adalah orang pertama yang menerapkan prinsip optik pada suatu ruangan gelap. Ruangan gelap inilah yang kemudian disebut sebagai kamera obscura.Pada abad ke-15, seorang pelukis dan penemu terkenal, Leonardo Da Vinci (1452 1519 M), memanfaatkan kamera obscura untuk membantunya membuat lukisan. Ia mengatur sedemikian rupa agar proyeksi cahaya dari luar ruangan bisa jatuh tepat ke atas media lukisnya. Dengan cara itu, ia dapat menyalin citra yang terproyeksi, menjadi sebuah lukisan. Selain itu, Leonardo Da Vinci juga membuat rancangan kamera obscura berbentuk praktis yang bisa dibawa kemana-mana. Akan tetapi rancangan itu tidak sempat ia realisasikan.2. Pinhole Camera/Kamera Lubang JarumKamera lubang jarum menggunakan konsep yang sama dengan kamera obscura, yaitu memproyeksikan citra dari obyek di luar, melalui sebuah lubang yang sangat kecil. Hanya saja, kamera lubang jarum tidak sebesar ruangan seperti halnya kamera obscura.Contoh foto yang dihasilkan oleh sebuah kamera lubang jarum.Untuk memproduksi citra yang akan tercetak di atas media (kertas khusus/lempengan logam), kamera lubang jarum membutuhkan waktu exposure (penangkapan cahaya) yang lama, bahkan sangat lama bila dibandingkan dengan kamera biasa, bisa beberapa menit, hingga berjam-jam.Catatan tertulis tentang kamera lubang jarum, berasal dari China pada abad ke-5 sebelum Masehi. Seorang ilmuwan China bernama Mo Jing, menyebutkan tentang teori pembentukan citra melalui sebuah lubang kecil. Kemudian pada abad ke-10 sampai 16, banyak ilmuwan menjadi penemu kamera lubang jarum, seperti seorang ilmuwan China bernama Shen Kuo (1031 1095), Roger Bacon, Robert Grosseteste, hingga ilmuwan Mesir, Al-Hazen, yang juga menjadi penemu dari kamera obscura.3. Kamera FotoKamera foto berarti suatu alat yang fungsinya tidak hanya memproyeksikan citra saja, tetapi juga menggambarkan citra tersebut ke atas sebuah media, secara permanen. Kamera foto merupakan hasil pengembangan dari fungsi yang sudah ada pada kamera obscura temuan Al-Hazen. Bila menelusuri sejarah penemuan kamera foto modern, maka kita akan bertemu dengan 4 orang tokoh dari abad ke-19 yang telah berjasa menunjukkan jalan menuju dunia fotografi modern.Orang yang pertama adalah seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Joseph Nicphore Nipce. Di tahun 1820an ia melakukan eksperimen dengan kamera obscura. Nipce menyisipkan sebuah media ke dalam kamera obscura, agar citra yang terproyeksikan bisa terekam dalam media itu.View from the Window at Le Gras, foto yang paling pertama kali dibuat.Media yang digunakannya adalah sebuah lempengan timah yang diolesi minyak khusus. Lempengan timah ini disimpan di dalam kamera obscura dan terpapar selama 8 jam oleh sinar matahari yang cerah. Citra yang terproyeksi dan terekam pada lempengan timah itulah, yang merupakan foto tercetak pertama yang berhasil dibuat dalam sejarah umat manusia. Foto itu diberi judul View from the Window at Le Gras, dibuat pada tahun 1826.Tahun 1826, Joseph Nicphore Nipce berkolaborasi dengan seorang seniman dan ahli kimia Perancis bernama Louis JM Daguerre. Nipce meninggal dunia pada tahun 1833. Tapi setelah itu Daguerre terus menyempurnakan eksperimen Nipce. Ia menemukan cara agar gambar yang dihasilkan bisa terekam dengan lebih baik.

Boulevard du Temple (1838/1839), foto pertama yang menampilkan citra manusia. Dibuat oleh Louis JM Daguerre.Daguerre kemudian menggunakan media berupa lempengan berlapis perak. Sebelum lempengan itu dipapari cahaya, pertama-tama ia mengasapinya dengan uap dari zat yodium, agar lebih sensitif terhadap paparan cahaya. Setelah dipapari cahaya selama 10 menit melalui kamera obscura, lempengan berlapis perak tersebut diangkat dan diasapi lagi oleh uap dari zat merkuri serta dicelupkan dalam larutan garam. Akhirnya muncullah gambar yang kualitasnya lebih baik daripada foto yang dihasilkan selama 8 jam melalui eksperimen Nipce. Gambar yang diambil Daguerre ini dibuat pada sekitar akhir tahun 1838 atau awal tahun 1839. Diberi judul Boulevard du Temple dan merupakan foto pertama yang menampilkan citra manusia di dalamnya.Proses dan perangkat yang dipergunakan Louis JM Daguerre untuk membuat foto, kemudian dipatenkan dan diberi nama Daguerreotype. Daguerreotype menjadi populer dan sering dipergunakan untuk mengambil gambar dari tokoh-tokoh terkenal. Sehingga alat ini bisa disebut sebagai kamera foto pertama yang digunakan di masyarakat.Percobaan berhasil yang dilakukan oleh Daguerre, sudah mulai memperkenalkan konsep film negatif yang bisa diubah menjadi positif dengan cara-cara tertentu. Sebenarnya, pada periode yang sama, seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris bernama William Henry Fox Talbot juga telah melakukan eksperimen yang mirip dengan eksperimen Daguerre. Barulah setelah Daguerre mematenkan proses temuannya, Talbot juga berusaha mempublikasikan hasil eksperimennya. Talbot lebih memfokuskan penelitiannya pada media penyerap cahaya atau kertas foto. Ia menciptakan media yang merupakan kertas yang telah dilapisi oleh bermacam-macam zat kimia. Kemudian ia memaparkan cahaya matahari ke atas kertas itu, dengan sebuah obyek di depannya. Jadilah citra obyek tersebut tercetak pada kertas. Proses ini dinamainya Calotype, yang berarti penggambaran indah, dalam bahasa Yunani.Kodak No. 2 Brownie Box Camera (1910)Perkembangan selanjutnya dari kamera foto terjadi bersamaan dengan ditemukannya teknologi rollfilm. Tahun 1888, seorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama George Eastman, memperkenalkan kamera yang dijual dengan harga terjangkau dan bernama Kodak. Kamera Kodak yang pertama ini sudah terisi dengan sebuah rollfilm hitam putih yang mampu untuk merekam 100 foto.Perusahaan Kodak milik George Eastman ini mempunyai slogan You press the button, we do the rest (Anda yang menekan tombolnya, kami yang mengurus selanjutnya), karena untuk memproses dan mencetak hasil fotonya, konsumen perlu mengembalikan kamera mereka ke pabrik.Jadi itulah sejarah awal dari kamera foto. Dimulai dengan eksperimen Joseph Nicphore Nipce yang mengembangkan kamera obscura agar bisa merekam gambar, dilanjutkan oleh Louis JM Daguerre dengan daguerreotypenya yang menyempurnakan hasil eksperimen Nipce, kemudian William Henry Fox Talbot yang mempunyai konsep serupa dengan Daguerre, dan terakhir George Eastman, yang memproduksi kamera Kodaknya yang murah serta mudah digunakan, dan akhirnya membuat fotografi menjadi semakin memasyarakat.

4. FilmFilm atau rollfilm adalah media yang menyimpan gambar negatif dari sebuah foto. Gambar negatif ini kemudian diproses dengan cara-cara tertentu agar gambarnya bisa tercetak pada media lain (kertas), dan jadilah sebuah foto.Perkembangan awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh Nipce, Daguerre, dan Talbot untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka masing-masing. Akan tetapi lempengan yang telah dilapisi oleh berbagai macam zat kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar yang dibuat, tercetak pada lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain.Adapun film seperti yang kita kenal sekarang ini, ditemukan oleh George Eastman, pendiri dari perusahaan Kodak, pada tahun 1884. Film jenis pertama ini berupa kertas yang diolesi dengan jel khusus yang kering. Baru pada tahun 1889, Eastman berinovasi dengan membuat film berbahan plastik transparan. Film ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, yaitu plastik khusus yang dicampur dengan nitrat dan kapur barus.'Film' yang umum digunakan.Pengembangan pun terus dilakukan, film yang lebih modern dan biasa kita gunakan terdiri 3 hingga 20 lapisan, dan merupakan campuran dari berbagai bahan kimia. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada film itu akan menentukan sensitifitas, kontras, resolusi dan efek-efek lain pada foto yang dibuat.Menjelang akhir abad 20, muncul film jenis baru. Film baru itu adalah film elektronik (media penyimpanan data) yang digunakan pada kamera digital. Karena lebih murah dan bisa digunakan berulang-ulang, kini orang lebih memilih untuk memanfaatkan fotografi digital dan film elektronik tadi. Hasilnya pun bisa menyamai bahkan melebihi kualitas dari foto yang dihasilkan film konvensional.5. Kertas FotoBerbicara tentang kertas foto berarti kita berbicara tentang media di mana sebuah gambar tercetak dan akhirnya disebut sebagai sebuah foto. Definisi yang lebih tepat, kertas foto adalah sebuah kertas yang peka akan cahaya, sehingga bisa dibubuhi gambar hasil fotografi di atasnya. Akan tetapi, pada era fotografi digital ini, pengertian dari kertas foto menjadi bergeser. Kini, kertas foto diartikan sebagai kertas apapun yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak foto dengan kualitas baik (tentunya dengan bantuan printer atau alat cetak lain). Jadi, apakah itu kertas glossy, doff ataupun jenis kertas lainnya, asalkan kertas itu bisa digunakan untuk mencetak foto dengan baik, maka bisa disebut sebagai kertas foto.Pada awalknya, kertas foto adalah kertas khusus yang dilapisi beberapa zat kimia agar kertas itu bisa digunakan untuk mencetak foto yang berasal dari film negatif.Bila kita menelusuri sejarah awal ditemukannya media untuk mencetak foto ini, maka kita akan bertemu kembali dengan Joseph Nicphore Nipce yang berhasil membuat foto pertama pada tahun 1926. Saat itu ia melapisi sebuah lempengan timah dengan beberapa zat kimia, agar bisa merekam gambar yang terproyeksi dari kamera obscuranya.Konsep yang dipakai Nipce untuk membuat sebuah lempengan logam menjadi peka cahaya ini, kemudian terus dikembangkan hingga pada tahun 1880an, George Eastman berhasil menggunakan kerta khusus untuk mencetak foto dari film negatif.

6. Fotografi DigitalFotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi. Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto yang bagus. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur untuk membuat foto yang baik, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang bisa menjadi fotografer profesional.Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun 1960an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi. Eugene F. Lally, seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama.Kamera Digital Model PertamaUntuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai fitur serta kemampuan yang baru.

Anatomi Kamera1. Kamera Obscura

2. Kamera Medium

3. Kamera RF (Rangefinder)

4. Kamera Pocket

5. Kamera SLRP.1 Shutter Release / Shutter Button. Bagian ini biasanya digunakan buat menangkap dan mengunci objek yang ada didepannya. Dengan menekan dan melepaskan tombol ini, kamera akan menangkap dan menyimpan sebuah objek tersebut menjadi apa yang dinamakan foto. Kecepatan shutter diatur di kamera nya sesuai keinginan kita. Khusus untuk BULB, lama bukaan shutter tergantung lama kita menekan tombol shutter release ini. Begitu tombol ditekan, maka shutter akan terbuka, dan begitu tombol tersebut dilepas, maka dengan otomatis shutter kembali tertutup.P.2 Control Whell / Jog Wheel. Bagian ini digunakan untuk mengatur shutter speed pada saat kita akan memotret. Biasanya bagian ini letaknya berdekatan dengan shutter release. Supaya apa? Menurut logikanya sih, supaya lebih gampang pengoperasiannya ketika kita akan memotret. Khusus untuk Nikon, jog wheel yang terdapat di samping shutter release, itu berfungsi untuk mengatur bukaan diafragma. Sedangkan untuk mengatur shutter speed, biasanya diletakan di samping viewfinder.P.3 Flash Button. Tombol yang digunakan untuk membuka built-in flash. Pada kondisi biasa atau tidak digunakan built-in flash pasti dalam keadaan tertutup. Nah, tombol inilah yang kita gunakan untuk membuka built-in flash tersebut.P.4 Power Switch. Fungsi dari bagian ini adalah untuk menyalakan dan mematikan kamera.P.5 Viewfinder Eyepiece. Bagian ini digunakan untuk melihat objek yang tertangkap oleh kamera.P.6 Lens Release Button. Tombol untuk membuka / melepas lensa dari body kamera. Dengan cara menekan tombol ini dan memutar lensa searah jarum jam untuk Canon dan sebaliknya untuk Nikon, maka terpisah deh lensa dengan body.P.7 Flash-sync Contacts. Penghubung antara body dengan flash tambahan.P.8 Hot Shoe. Dudukan untuk flash tambahan.P.9 FE Lock Button / Index / Reduce Button. Fungsinya sudah jelas ya. Antara lain digunakan untuk zoom-out hasil kita memotret (dalam kondisi playback).P.10 AF Point Selection Button / Magnify Button. Fungsinya sudah jelas ya. Salah satu fungsinya merupakan kebalikan dari tombol disampingnya, yaitu digunakan untuk zoom-in gambar hasil kita memotret (dalam kondisi playback). Fungsi lainnya yaitu untuk menentukan autofocus point atau titik auto fokus mana yang akan kita aktifkan (dalam keadaan standby).P.11 Aperature / Exposure Compensation Button / Erase Button. Fungsinya pertamanya yaitu digunakan untuk mengatur angka bukaan diafragma (F) yang kita inginkan. Caranya, tekan tombol ini dan putar jog wheel sesuai kebutuhan kita (ke kiri / kanan) dalam keadaan standby. Fungsi yang lainnya adalah untuk menghapus gambar hasil kita memotret (dalam keadaan playback).P.12 Speaker. Hanya terdapat pada kamera yang support untuk melakukan video shooting. Fungsinya, ya seperti speaker biasa. Menghasilkan suara dari hasil kita merekamvideo.P.13 Display Button. Fungsinya untuk memunculkan gambar atau keterangan pada LCD Monitor.P.14 Setting Button. Fungsinya adalah menerapkan atau memilih setting-an yang kita inginkan.P.15 AF Mode Selection Button. Fungsinya untuk memilih mode AF (autofocus) yang sesuai dengan kebutuhan.P.16 Playback Button. Tombol ini digunakan untuk melihat hasil foto kita.P.17 White Balance Selection Button. Digunakan untuk memilih mode WB yang kita inginkan. Diantaranya ada mode Shade, Cloudy, Tungsten Light, etc. Penjelasan tentang macam-macam mode WB akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya.P.18 Drive Mode Selection Button. Tombol ini digunakan untuk memilih mode shooting yang kita butuhkan. Diantaranya yaitu ada Single Shoot, Continous Shoot, Timer Shoot. Penjelasan tentang macam-macam drive mode akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya.P.19 Menu Button. Tombol yang digunakan untuk membuka halaman menu.P.20 ISO Speed Setting Button. Tombol ini digunakan untuk memilih ISO Speed yang kita butuhkan.P.21 Quick Control Button. Fungsinya dapat dikatakan sebagai shortcut / jalan pintas dalam mengakses menu.P.22 Live View Shooting / Movie Shooting Button. Tombol ini memilik 2 fungsi. Yang pertama, apabila dalam kondisi standby dan dalam mode kamera, fungsinya adalah sebagai pengganti viewfinder. Kemudaian yang kedua, yaitu dalam mode video, fungsinya untuk merekam video.P.23 LCD Monitor. Bagian yang menampilkan pengaturan kamera dan hasil kita memotret.P.24 Eyecup. Bagian ini merupakan pengaman dari viewfinder sekaligus untuk memberikan kenyamanan kepada kita disaat membidik objek dari viewfinder.P.25 Built-in Flash. Flash yang sudah disediakan oleh kamera / flash bawaan. Biasanya apabila sedang tidak digunakan, flash ini dalam kondisi tertutup. Ketika akan kita gunakan, maka kita bisa membukanya dengan menekan flash button.P.26 Microphone. Sama seperti speaker, yang hanya terdapat pada kamera yang support video shooting. Fungsinya, yaitu untuk menangkap suara ketika kita menggunakan kamera dalam mode video shooting.P.27 Strap. Tali yang berfungsi untuk memudahkan kita dalam membawa kamera, selain itu sebagai pengaman pada saat kita menggunakan kamera (meminimalisir terjatuhnya kamera).P.28 Lens Hood. Bagian ini merupakan aksesoris dari sebuah lensa. Fungsinya adalah mengurangi tembakan cahaya yang masuk ke lensa / antiflare.P.29 Focusing Ring. Bagian dari lensa yang berfungsi untuk menentukan fokus pada objek. Bagian ini dapat digunakan dengan kontrol otomatis, dan juga manual. Tergantung selera kita.DAFTAR PUSTAKA1. http://fajargm.wordpress.com/2012/03/09/sejarah-fotografi-dari-kamera-obscura-hingga-fotografi-digital/2. http://id.wikipedia.org/wiki/Fotografi3. https://www.google.co.id/search?q=sejarah+fotografi&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-beta 4. https://www.google.co.id5. http://blog-ariesz.blogspot.com/2012/05/anatomi-kamera-dslr.htmlUNPAD | SEJARAH FOTOGRAFI DAN ANATOMI KAMERA4