9
Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas Karsten Copyright Vera D Damayanti [email protected] https://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/ Semarang-the city of Thomas Karsten [caption id="attachment_247" align="alignleft" width="181"] Thomas Karsten 1911 (Sumber gambar: Cote & O'Neill, 30 )[/caption] Semarang-ibu kota propinsi Jawa Tengah, di masa kolonial merupakan salah satu dari tiga kota yang dianggap modern di Indonesia, selain Batavia (Jakarta) dan Surabaya. Pengembangan kota Semarang di awal abad ke-20 tak lepas dari peran Ir. Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda yang selama perjalanan karirnya berkontribusi besar dalam pengembangan kota di Indonesia di masa kolonial dan dipandang sebagai “Perancang Modernisme Semarang.” Banyak sudah sumber online yang mengulas Thomas Karsten. Tulisan ini hendak meramaikan khasanah tentang Karsten yang telah ada dengan secara singkat mengulas profil Karsten dan perannya dalam perencanaan kota pada umumnya di Indonesia, dan kota Semarang pada khususnya. Sebagian besar informasi dalam tulisan ini bersumber dari buku biografi berjudul “The life and work of Thomas Karsten.” Karsten dalam rancangan bangunan dan perkotaan page 1 / 9

Semarang-the city of Thomas Karsten

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Semarang-the city of Thomas Karsten

[caption id="attachment_247" align="alignleft" width="181"]

Thomas Karsten 1911 (Sumber gambar: Cote & O'Neill, 30 )[/caption]

Semarang-ibu kota propinsi Jawa Tengah, di masa kolonial merupakan salah satudari tiga kota yang dianggap modern di Indonesia, selain Batavia (Jakarta) danSurabaya. Pengembangan kota Semarang di awal abad ke-20 tak lepas dari peranIr. Thomas Karsten, seorang arsitek Belanda yang selama perjalanan karirnyaberkontribusi besar dalam pengembangan kota di Indonesia di masa kolonial dandipandang sebagai “Perancang Modernisme Semarang.” Banyak sudah sumberonline yang mengulas Thomas Karsten. Tulisan ini hendak meramaikan khasanahtentang Karsten yang telah ada dengan secara singkat mengulas profil Karsten danperannya dalam perencanaan kota pada umumnya di Indonesia, dan kotaSemarang pada khususnya. Sebagian besar informasi dalam tulisan ini bersumberdari buku biografi berjudul “The life and work of Thomas Karsten.”

Karsten dalam rancangan bangunan dan perkotaan

page 1 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Herman Thomas Karsten dilahirkan di Amsterdam, 22 April 1884 dan meninggal dikamp pengasingan Jepang di Cimahi pada 21 April 1945. Karsten pertama kali tibadi Hindia Belanda pada September 1914 atas undangan Henri Maclaine Pont -temansemasa kuliah di Delft Technische Hoogeschool Belanda. Ia memulai karirnyasebagai arsitek di Hindia Belanda bekerja sama dengan Maclaine Pont yang lebihdahulu membuka firma arsitektur di Semarang. Karsten menetap di Semaranghingga tahun 1930, dan kemudian memindahkan kantor serta kediamannya keBandung di tahun 1931.

[caption id="attachment_242" align="alignleft" width="300"]

Bangsal Pracimasono saat ini, perubahan pada penambahan dinding kaca (sumberfoto: heritageinventoryweb.id)[/caption]

Karsten merupakan arsitek di Hindia Belanda yang dikenal dengan berbagai desainbangunan yang cukup penting di masanya tak hanya di kota Semarang namun jugadi daerah Hindia Belanda lainnya. Sebut saja misalnya Bangsal Pracimasono dalamkompleks Keraton Mangkunegaran di Surakarta, Musium Sono Budoyo di Jogjakarta,Balaikota (raadhuis) di Padang, dan kantor pusat perusahaan kereta api DeliSpoorweg Maatschapij (sekarang kantor PT KAI Divisi Regional 1 Sumatera Utara).Selain merancang bangunan kantor dan hunian, ia juga merencanakan fasilitaspublik seperti pasar dan masjid, diantaranya Pasar Cinde di Palembang dan MasjidMargo Yuwono di Yogyakarta, serta Pasar Gedhe dan Masjid Al Wustho di Surakarta.

[caption id="attachment_241" align="alignleft" width="244"]

page 2 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Cover jurnal Djawa yang didesain oleh Karsten (Sumber gambar: Cote & O’Neill,104)[/caption]

Dalam rancangan arsitekturalnya, Karsten tak hanya mempertimbangkan faktoriklim tropis yang merupakan aspek penting arsitektur Indies- namun jugaberadaptasi dengan kondisi lanskap dan karakter sosial budaya serta penggunaanmaterial lokal. Terkait issue budaya, ia memiliki minat besar terhadap tradisi Jawadalam konteks perkembangan dan keberlanjutannya. Hal ini terlihat dari berbagaipublikasi, misalnya di jurnal DeTaak dan Djawa, maupun keterlibatannya dalamorganisasi seperti Semarang Kuntskring dan Java Instituut.

[caption id="attachment_244" align="alignleft" width="300"]

page 3 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Masji Al Wustho, kental dengan gaya arsitektur Jawa (Sumber foto:id.wikipedia.org)[/caption]

Meskipun berlatar belakang pendidikan arsitektur, Thomas Karsten memberikanperhatian serius terhadap implementasi perencanaan kota di Hindia Belanda yanghingga awal abad ke-20 belum terstruktur secara sistematis. Kontribusi Karstensangat penting dalam pengembangan pedoman penataan perkotaan kala itu.Pemikirannya tentang prinsip dasar perencanaan perkotaan tertuang dalammakalahnya yang berjudul “Town planning in the Indies: the aim and nature ofmodern town planning” (Indiese Stedebouw: Doel en geest van den modernestedebouw) di tahun 1920. Ia mengemukakan konsep penataan spasial secarafungsional, tipologi jalan dan bangunan, ruang publik termasuk ruang terbuka hijaudan penggunaan tanaman, serta aplikasi elemen khusus seperti lapangan danfasilitas olahraga. Dalam praktek ia pun dipercaya beberapa pemerintah kotasebagai perencana kota/bagian kota antara lain di Malang, Batavia dan Bogor, atausebagai konsultan/penasehat misalnya di Bandung dan Banjarmasin. Dengangagasan dan pengalaman tersebut, Karsten berperan penting dan terlibat secaralangsung dalam penyusunan Peraturan Perencanaan Kota (Stadsvormingsordonnantie) yang selesai pada 1938. Pedoman ini kemudian tetapdipakai sebagai dasar perencanaan kota di Indonesia hingga kemudian digantikanoleh Undang-Undang No 24 tahun 1992 Penataan Ruang.

Jejak karya Karsten di Semarang

Kota Semarang merupakan salah satu pusat ekonomi Hindia Belanda yang berperandalam ekspor produk pertanian, terutama sejak paruh kedua abad ke-19. Hal iniditandai dengan pembangunan infrastruktur penunjang (stasiun kereta api pertama

page 4 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

di Indonesia dibangun di kota ini) dan tumbuhnya kantor-kantor perusahaan baikyang bergerak dalam bidang perdagangan maupun jasa, serta munculnyapemukiman. Pertumbuhan ekonomi di kota kolonial ini mendorong migrasi yangmenyebabkan meningkatnya populasi penduduk dan kemudian berdampak padamunculnya berbagai masalah lingkungan perkotaan. Kurangnya pemukiman layakhuni, tumbuhnya kampung urban secara organik, masalah sanitasi, kebersihan danestetika merupakan fenomena urban yang dihadapi pemerintah kota Semarang diawal abad ke-20.

Setelah sebelumnya rencana awal pengembangan kota Semarang dibuat oleh KPCde Bazel pada 1907 namun tidak diimplementasikan, pemerintah kota di tahun1916 menugaskan kantor konsultan Maclaine Pont untuk membuat rencanaperluasan kota. Tugas ini dikerjakan oleh Karsten, yang kemudian ia revisi di tahun1919 dan menghasilkan sebuah rencana kota yang merefleksikan teori desain kotaEropa modern dan dipengaruhi konsep “garden city” yang dicetuskan olehEbenezer Howard di penghujung abad ke-19. Konsep ini dicirikan salah satunyadengan penempatan ruang terbuka hijau dan penciptaan avenue denganpepohonan di kedua sisinya sebagaimana diaplikasikan dalam rencana Karsten.Produk rancangannya yang  fungsional, harmonis dan organis ini pada masa itudianggap sebagai sebuah rencana kota pertama yang ekstensif dan komprehensifdi Hindia Belanda (Cote & O’Neill, 274). Rencana ini mencakup area selatanSemarang yang kemudian dinamai Candi Baru, serta kawasan menuju pusat kota(sekarang kota tua), seperti Peterongan-Pekonden, Lempongsari, Ngalik danSompok. Inovasi Karsten yang penting dalam rancangan ini yaitu pendekatannyaberdasarkan faktor sosial-ekonomi tanpa membedakan karakter etnis, yang secaratidak langsung mencerminkan pandangan politik Karsten yang netral.

[caption id="attachment_245" align="alignleft" width="300"]

page 5 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Rencana Perumahan Mlaten, rancangan pemukiman padat ini dilengkapi denganruang terbuka hijau publik (nampak warna hijau pada gambar) untuk meningkatkansense of community penghuninya (sumber gambar: Cote & O’Neill, 174)[/caption]

Pada tahun 1919, bekerja sama dengan pemerintah kota Karsten menyumbangkangagasannya pada proyek rumah rakyat Mlaten di Kampung Sompok (sekarangKelurahan Bugangan, Semarang Timur). Meskipun bersifat permukiman masal, yangperlu dicatat kaitannya dengan penataan lanskap yaitu ia memperhatikan aspeksosial dengan menyediakan ruang terbuka yang diharapkan dapat menciptakankehidupan bermasyarakat. Ruang ini berbentuk linear dengan ukuran berbeda-bedayang menjadi area depan atau halaman rumah-rumah di sekelilingnya dan menjadisemacam taman publik yang diisi dengan berbagai elemen tanaman termasukpohon buah-buahan. Penataan ruang terbuka ini sepertinya kemudian diterapkanpada pengembangan sebagian besar permukiman di Indonesia hingga saat ini,terlepas bahwa penyediaan ruang terbuka hijau publik telah menjadi standar dalampenataan ruang pemukiman.

[caption id="attachment_243" align="alignleft" width="203"]

page 6 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Gedung NILLMIJ dari arah samping (Sumber gambar: Cote & O'Neill)[/caption]

Sebagai arsitek, banyak bangunan penting di kota Semarang  yang merupakankarya Thomas Karsten. Salah satu peninggalannya yang merupakan karya di awalmasa karirnya dan secara arsitektural dianggap sukses yaitu Kantor asuransi Nederlandsch-Indische Levensverzekering en Lijfrenet Maatschappij atau NILLMIJyang kala itu berlokasi di pusat kota (sekarang gedung Asuransi Jiwa Sraya,berdekatan dengan Gereja Imanuel yang dikenal dengan Gereja Blenduk).Bangunan lainnya yang sejauh ini teridentifikasi sebagai karya Karsten tersebar diberbagai lokasi seperti: Kediaman Thio Thiam Tjong, keluarga etnis Chinaterpandang kala itu– di daerah Candi (sekarang menjadi restoran), Burgermeesterswoning atau kediaman walikota (sekarang dikenal dengan PuriWedari untuk rumah dinas komandan regional TNI), Stoomvaart MaatschappijNederland (sekarang gedung PT Djakarta Loyd Persero), Kantor pusat keretaperusahaan tram dan kereta api Zustermaatschappijen (sekarang kantor regionalPT KAI Daerah Operasi 4 Semarang), showroom toko furniture Van de Pol (sudahtidak ada, di Jalan Pemuda), Handelsvereeniging, gedung teater rakyat Sobokartti,RS Elizabeth di daerah Candi Baru, Van Deventer School (sekarang AkademiKesejahteraan Sosial Ibu Kartini), Rumah pemotongan hewan di Pandean Lamper,Pasar Randusari, Pasar Djatingaleh, dan Pasar Djohar.

[caption id="attachment_246" align="alignleft" width="300"]

page 7 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Kondisi Gedung NILLMIJ saat ini (sumber foto: riskmanagement.co.id),dimanfaatkan untuk gedung kantor dan masih mempertahankan desain asli Karsten(sumber foto: riskmanagement.co.id)[/caption]

Melihat besarnya kontribusi Karsten terhadap perkembangan kota khususnya diSemarang pada awal abad ke-20, maka dalam konteks sejarah kota, Semarang bisadisebut sebagai kotanya Karsten – "the city of Karsten," julukan yang telahdiberikan sejak masa kolonial. Semarang saat ini tak hanya menyimpanpeninggalan Thomas Karsten yang tangible, baik dalam bentuk tata ruang besertaelemen pengisinya seperti koridor jalan dan bangunan, namun juga menjadi saksiseparuh periode kehidupan Karsten di Hindia Belanda. Fenomen kesejarahan inipotensial untuk diintegrasikan dalam pengembangan wisata di Semarang,khususnya terkait wisata sejarah kota yang selama ini sudah mulai berkembang dikota ini. Tentunya penerapannya akan banyak bermuatan edukasi, namun–sebagaimana perencanaan wisata pada umumnya, hendaknya tanpa mengabaikanaspek rekreatif.

Pustaka:

Joost Cote & Hugh O’Neill, The Life and Works of Thomas Karsten, Rotterdam:Architecture & Natura, 2017.

James L. Cobban, “Exporting Planning: The Work of Thomas Karsten in ColonialIndonesia,” in A.K. Dun et. Al. (eds), The Asian City: Processes of Development,Characteristic and Planning (1994), 249-264

page 8 / 9

Persepsi Lanskap | Semarang-the city of Thomas KarstenCopyright Vera D Damayanti [email protected]://veradd.staff.ipb.ac.id/2018/03/15/semarang-the-city-of-thomas-karsten/

Sumber online:

Candi, Candisari, Semarang https://id.wikipedia.org/wiki/Candi,_Candisari,_Semarang#Candi_Baru

Mengenang Karsten, Sang Pembangun Modernisasi Semarang, di Kota Lama http://jateng.tribunnews.com/2016/12/04/mengenang-karsten-sang-pembangun-modernisasi-semarang-di-kota-lama?page=2.

page 9 / 9