Seminar Jiwa (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

keperawatan jiwa (waham)

Citation preview

SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Tn T DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM CURIGA DENGAN DIAGNOSA MEDIS SCHIZOPHRENIA PARANOID EPOSODIK BERULANG DI RUANG GLATIK RS JIWA MENUR SURABAYA

Oleh:Kelompok IV1. Arsanul Hakim S.Kep2. Estining Rahayu S.Kep3. Imsan Kamil S.Kep4. Maratin Mutaharah S.Kep5. Moh. Hanif S.Kep6. Lutfi Nur A S.Kep7. Ramadani Andrias S.KepPROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2012SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN WAHAM CURIGA

OLEH:

MAHASISWA PROGRAM PENDIDIKAN NERS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

DISAHKAN OLEH:PEMBIMBING PENDIDIKAN

PEMBIMBING KLINIK

(

)

(

)KEPALA BIDANG KEPERAWATAN

(

)BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMenurut Gail W. Stuart, Waham adalah keyakinan yang salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial. Waham dibangun atas unsur-unsur yang tidak berdasarkan logika, individu tidak mau melepaskan wahamnya, walaupun telah tersedia cukup bukti-bukti yang objektif tentang keben aran itu. Biasanya wah am digunakan untuk mengisi keperluan atau keinginan-keinginan dari penderita itu sendiri. .Berdasarkan survey yang dilakukan pada tanggal 26-02-2012, ditemukan 8 dari 40 pasien jiwa (10%) di ruang Glatik RSJ Menur Surabaya mengalami perubahan proses pikir : waham

Adapun faktor yang mempengaruhi perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut yaitu factor predisposisi ( factor genitik, perkembangan, psikologis dan biologis ) dan factor presipitasi ( factor social budaya, biokimia dan biologis ), dengan demikian apabila masalah tersebut tidak diatasi maka akan menimbulkan masalah masalah lain seperti : menarik diri, kurang minat dalam keberhasilan diri yang dapat menyebabkan penampilan diri kurang, dapat menyebabkan kemarahan tidak wajar sehingga dapat melukai atau mincederai diri, orang lain dan lingkungan.

Ada beberapa solusi atau pengobatan yang harus diberikan kepada pasien perubahan proses pikir : waham yaitu : farmakoterapi, terapi kejang listrik, psikoterapi dan rehabilitasi, selain itu peran keluarga sangat penting setelah mendapatkan perawatan di RSJ Menur Surabaya sehingga tercipta lingkungan keluarga yang kondusif dan sebagai pengawas minum obat (Maramis, 2005 : 213-232).1.2 TUJUAN1.2.1 Tujuan Khusus

Tujuan umum dari pembahasan materi ini penulis berharap agar kita semua, khususnya para pembaca dapat memahami tentang askep pada pasien waham.1.2.2 Tujuan Khusus1. Menjelaskan definisi waham

2. Menjelaskan pengkajian pada pasien dengan waham curiga3. Menjelaskan diagnose keperawatan4. Menjelaskan intervensi keperawatan5. Mampu melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan1.3 MANFAAT1.3.1Bagi Pasien

Klien mendapatkan pelayanan asuhan keperawatan yang efektif sehingga mempercepat proses kesembuhan pada pasien1.3.2Bagi Perawat

Dijadikan dalam asuhan keperawatan pada klien dengan masalah waham curiga1.3.3 Bagi Institusi

Sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam menentukan kebijakan yang berkaitan dalampemberian pelayanan asuhan keperawatan jiwa dengan masalah utama waham curiga.BAB 2TINJAUAN PUSTAKA2. 1 Pengertian WahamWaham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh di pertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita yang normal (stuart dan sundeen,1998).

Wahan adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi di pertahankan dan tidak dapat berubah secara logis oleh orang lain keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (depkes RI,2000).Waham adalah keyakinan yang salah yang secara kokoh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita sosial (Stuart dan Sunden, 1990 : 90).Waham adalah suatu kepercayaan yang salah / bertentangan dengan kenyataan dan tidak tetap pada pemikiran seseorang dan latar belakang sosial budaya (Rowlins, 1991: 107)Waham adalah bentuk lain dari proses kemunduran pikiran seseorang yaitu dengan menca, puri kemampuan pikiran diuji dan dievaluasi secara nyata (Judith Heber, 1987: 722).Waham adalah keyakinan tentang suatu isi pikir yang tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak cocok dengan intelegensi dan latar belakang kebudayaan biarpun dibuktikan kemustahilannya itu (W. F.Maramis 1991 : 117).

Berdasarkan pengertian di atas maka waham adalah suatu gangguan perubahan isi pikir yang dilandasi adanya keyakinan akan ide-ide yang salah yang tidak sesuai dengan kenyataan, keyakinan atau ide-ide klien itu tidak dapat segera diubah atau dibantah dengan logika atau hal-hal yang bersifat nyata.2. 2 Rentang ResponRentang respon gangguan adaptif dan mal adaptif dapat dijelaskan sebagai berikut :Rentang respon neurobiologis

Respon adaptif Respon mal adaptif

Pikiran logis persepsi akurat

Emosi konsisten dengan pengalamanPrilaku sesuai dengan hubungan socialKadang-kadang isi pikir terganggu ilusi

Reaksi emosional berlebihan atau kurang

Prilaku ganjil atau tidak lazimGangguan isi pikir waham halusinasi

Ketidakmampuan untuk mengalami emosi

Ketidakmampuan isolasi social

Rentang respon neurobiologis di atas dapat dijelaskan bila individu merespon secara adaptif maka individu akan berpikir secara logis. Apabila individu berada pada keadaan diantara adaptif dan mal adaptif kadang - kadang pikiran menyimpang atau perubahan isi pikir terganggu. Bila individu tidak mampu berpikir secara logis dan pikiran individu mulai menyimpang maka ia akan berespon secara mal adaptif dan ia akan mengalami gangguan isi pikir : waham2. 3 Penyebab WahamAdapun beberapa penyebab dari waham adalah sebagai berikut :1. Factor PredisposisiFaktor predisposisi dari perubahan isi pikir : waham kebesaran dapat dibagi menjadi 2 teori yang diuraikan sebagai berikut :a. Teori Biologis Faktor-faktor genetik yang pasti mungkin terlibat dalam perkembangan suatu kelainan ini adalah mereka yang memiliki anggota keluarga dengan kelainan yang sama (orang tua, saudara kandung, sanak saudara lain). Secara relatif ada penelitian baru yang menyatakan bahwa kelainan skizofrenia mungkin pada kenyataannya merupakan suatu kecacatan sejak lahir terjadi pada bagian hipokampus otak. Pengamatan memperlihatkan suatu kekacauan dari sel-sel pramidal di dalam otak dari orang-orang yang menderita skizofrenia. Teori biokimia menyatakan adanya peningkatan dari dopamin neurotransmiter yang dipertukarkan menghasilkan gejala-gejala peningkatan aktivitas yang berlebihan dari pemecahan asosiasi-asosiasi yang umumnya diobservasi pada psikosis.b. Teori Psikososial Teori sistem keluarga Bawen dalam Lowsend (1998 : 147) menggambarkan perkembangan skizofrenia sebagai suatu perkembangan disfungsi keluarga. Konflik diantara suami istri mempengaruhi anak. Penanaman hal ini dalam anak akan menghasilkan keluarga yang selalu berfokus pada ansielas dan suatu kondsi yang lebih stabil mengakibatkan timbulnya suatu hubungan yang saling mempengaruhi yang berkembang antara orang tua dan anak-anak. Anak harus meninggalkan ketergantungan diri kepada orang tua dan anak dan masuk ke dalam masa dewasa, dan dimana dimasa ini anak tidak akan mamapu memenuhi tugas perkembangan dewasanya. Teori interpersonal menyatakan bahwa orang yang mengalami psikosis akan menghasilkan hubungan orang tua anak yang penuh akan kecemasan. Anak menerima pesan-pesan yang membingungkan dan penuh konflik dan orang tua tidak mampu membentuk rasa percaya terhadap orang lain. Teori psikodinamik menegaskan bahwa psikosis adalah hasil dari suatu ego yang lemah. Perkembangan yang dihambat dan suatu hubungan saling mempengaruhi antara orang tua, anak. Karena ego menjadi lebih lemah penggunaan mekanisme pertahanan ego pada waktu kecemasan yang ekstrim menjadi suatu yang maladaptif dan perilakunya sering kali merupakan penampilan dan segmen diri dalam kepribadian.2. Faktor Presipitasi Faktor presipitasi dari perubahan isi pikir : waham, yaitu :a. Biologisb. Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis yang maladaptif termasuk gangguan dalam putaran umpan balik otak yang mengatur perubahan isi informasi dan abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi rangsangan.c. Stres lingkungand. Secara biologis menetapkan ambang toleransi terhadap stres yang berinterasksi dengan sterssor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan prilaku.e. Pemicu gejalaPemicu yang biasanya terdapat pada respon neurobiologis yang maladaptif berhubungan dengan kesehatan lingkungan, sikap dan prilaku individu, seperti : gizi buruk, kurang tidur, infeksi, keletihan, rasa bermusuhan atau lingkungan yang penuh kritik, masalah perumahan, kelainan terhadap penampilan, stres gangguan dalam berhubungan interpersonal, kesepain, tekanan, pekerjaan, kemiskinan, keputusasaan dan sebagainya.2. 4 Tanda Dan Gejala Waham

Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien menyatakan dirinya sebagai seorang besar mempunyai kekuatan, pendidikan atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar, kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain, gelisah.a. Waham dengan perawatan minimal Berbicara dan berprilaku sesuai dengan realita

Bersosialisasi dengan orang baru Mau makan dan minum Ekpresi dengan wajah tenangb. Waham dengan perawatan persial

Iritamble Cenderung menghindari orang lain Mendominasi pembicaraan Bicara kasarc. Waham dengan perawatan total

Melukai diri sendiri dan orang lain Menolak makam dan minum obat karena takut diracuni Gerakan tidak terkontrol Ekspresi tegang Irritable Bicara kasar Menghindar dari orang lain Mendemonstrasi pembicaraan Mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali2. 5 Sumber KopingAda beberapa sumber koping individu yang harus dikaji yang dapat berpengaruh terhadap gangguan otak dan prilaku kekuatan dalam sumber koping dapat meliputi seperti : modal intelegensi atau kreativitas yang tinggi. Orang tua harus secara aktif mendidik anak-anaknya, dewasa muda tentang keterampilan koping karena mereka biasanya tidak hanya belajar dan pengamatan. Sumber keluarga dapat berupa pengetahuan tentang penyakit, finansial yang cukup, ketersediaan waktu dan tenaga dan kemampuan untuk memberikan dukungan secara berkesinambungan.2. 6 Jenis Jenis WahamBeberapa jenis dari waham adalah sebagai berikut :1. Waham kebesaran

Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, oran g yang pandai sekali, orang kaya2. Waham agama

Keyakinan klien terhadap agama diucapkan berulang kali dan tidak sesuai dengan kenyataan.3. Waham curigaKlien yakin bahwa ada seseorang/kelompok yang berusaha merugikan / mencinderai, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.

4. Waham berdosa

Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar , klien mengatakan sudah selayakn ya ia dihukum berat.

5. Waham dikejarKlien merasa dirinya senantiasa dikejar kejar oleh orang lain atau kelompok orang yang bermaksud berbuat jahat padanya, sering ditemukan pada klien dengan stres anektif tipe depresi dan gangguan organik.6. Waham somatic / Hipokondria

Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berbeda dalam tubuhnya seperti wujudnya yang membusuk, otak yang mencair.

7. Waham nihilisticKeyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.

8. Waham sisip pikir

Klien yakin ada ide dan pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya, diucapkan berulang kali dan tidak sesuai dengan kenyataan.9. Waham control pikir

Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan berulang kali dan tidak sesuai kenyataan.2. 7 Schizophrenia

Schizophrenia merupakan gangguan mental yang serius yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas (psychosis), halusinasi, delusi (keyakinan palsu), berpikir, bertingkah laku dan punya hubungan sosial yang kacau, walaupun penyebab pasti schizophrenia belum dapat dipastikan, tetapi gangguannya nampak jelas secara biologis. Banyak otoritas menerimanya sebagai penderita stres yang rapuh, di mana schizophrenia dianggap kebanyakan muncul pada orang yang rapuh secara biologis. Apa yang membuat seseorang mudah terkena schizophrenia belum diketahui dengan pasti, tetapi kemungkinan termasuk di dalamnya kelemahan genetis; masalah yang timbul sebelum, selama atau sesudah kelahiran; atau bisa juga disebabkan oleh infeksi virus pada otak. Kesulitan dalam memproses informasi, ketidak mampuan untuk memusatkan perhatian, ketidak mampuan bertingkah laku sesuai dengan yang diterima masyarakat luas, dan ketidak mampuan mengatasi masalah secara umum bisa merupakan pertanda kerapuhan itu. Dalam hal semacam ini, tekanan-tekanan lingkungan sekitar, seperti kehidupan yang penuh ketegangan atau penuh masalah, pelecehan mendasar, memicu serangan dan kambuhnya schizophrenia pada orang yang rapuh itu.2.7.1 Gejala Schizophrenia1. Delusi : merupakan keyakinan palsu yang biasanya melibatkan salah pengertian dalam pemahaman atau pengalaman. Delusi penyiksaan, yakin kalau dia akan disiksa, dikuntit, ditipu, atau dimata-matai. Delusi ketersinggungan, yakin kalau sebagian isi buku, surat kabar atau lirik lagu tertentu khusus ditujukan padanya.Delusi penarikan pikiran atau penyisipan pikiran, keyakinan bahwa orang lain dapat membaca pikirannya, dan bahwa pikiranya dapat mempengaruhi oleh lain, atau bahwa pikiran-pikiran dan dorongan hati dapat dimasukkan kedalam pikirannya oleh kekuatan dari luar.

2. Halusinasi : pendengaran, penglihatan, penciuman, pencecapan ataupun perabaan. Halusinasi pendengaran adalah gejala yang paling umum. Seseorang bisa mendengar suara-suara seolah-olah orang mempergunjingkan tingkah lakunya, atau mengkritik dan melecehkannya.3. Gangguan pikiran, berkaitan dengan pemikiran yang kacau, yang nampak jelas dalam bicaranya yang melantur, berganti-ganti topik pembicaraan, dan tidak jelas arahnya. Mungkin bicaranya hanya sedikit kacau atau bisa juga sangat membingungkan dan tidak dapat dimengerti.4. Bertingkah laku aneh, bisa seperti kebodohan yang kekanak-kanakan, bingung atau berpenampilan acak-acakan, jorok dan tidak pada tempatnya: diam seperti patung, merupakan perilaku aneh yang ekstrim, di mana seseorang terus berada dalam sikap tubuh yang kaku dan menolak untuk digerakkan atau sebaliknya melakukan gerakan yang tidak bermanfaat dan tanpa tujuan.5. Gejala negatif , termasuk punya emosi yang datar, miskin kata-kata (merujuk pada kurangnya daya pikir yang tercermin dalam banyaknya kata-kata yang diucapkan); anhedonia (merujuk pada berkurangnya kemampuan menikmati kesenangan); dan kurang pergaulan sosial (merujuk pada kurangnya minat bergaul dengan orang lain). Gejala-gejala negatif ini seringkali dikaitkan dengan hilangnya motivasi secara umum, tidak punya tujuan dan cita-cita.

2. 8 POHON MASALAHResiko menciderai diri, orla dan lingkungan (effect )Perubahan proses pikir : waham (core problem)

Gangguan konsep diri : HDR ( etiologi)2. 9 MASALAH KEPERAWATAN1. Perubahan proses pikir : waham2. Perilaku kekerasan atau Resiko menciderai diri, orla dan lingkungan3. Gangguan konsep diri : HDR2. 10 DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan proses pikir : wahamDAFTAR PUSTAKAAzis R dkk. Pedoman Asuhan Keperawatan Jiwa. Semarang : RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003Keliat Budi A. Proses Keperawatan Jiwa. Edisi 1. Jakarta : EGC

Tim Derektorat Keswa. Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 1. Bandung : RSJP. 2000

Townsend M. C. Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan. Jakarta : EGC. 1998

Stuart. G.W Sundenn. Buku saku keperawatan jiwa. Jakarta, EGC. 1995http://wordpress.com/2010/04/25/askep.wahamhttp://pranaindonesia.wordpress.com/cara-penyembuhan/phqanda-schizophrenia/FORMULIR PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RS. JIWA DAERAH MENUR SURABAYA

RUANGAN RAWAT

TANGGAL RAWAT

I. IDENTITAS KLIENInisial: Tn. T

Tanggal pengkajian: 21-02-2012Umur: 42 tahun

RM No.

: 04.05.08

Informan: Pasien, rekam medisII. ALASAN MASUKKeluhan Utama: pasien curiga pada keluarganya ( ibu dan saudaranya) karena ingin menyesatkannya ( menjadi para normal )Alasan Masuk : Px mengancam akan memukul ibu dan saudaranya, tetapi tidak jadi tapi sesaat kemudian px langsung memukul ibunya.III. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya2. Pengobatan sebelumnya? Tidak berhasil3. Pengalaman

Pelaku Usia

Korban usia

saksi usiaAniaya fisik

42Aniaya seksual tidak adaPenolakan tidak adaKekerasan dalam 41keluarga

Tindakan kriminal tidak adaJelaskan : Pasien pernah mengalami gangguan jiwa pada tahun 1999 dan mendapatkan pengobatan rawat jalan dr. Handoko Sp.Kj sampai 2011 dan sembuh, kemudian pada tanggal 07-01-2012 kambuh lagi dan di bawa ke RS Jiwa Menur Surabaya dan KRS 03-02-2012. Dan pada tanggal 15-02-2012 pasien masuk RS lagi karena memukul ibu dan saudaranya dan pengobatan yang di berikan pada pasien kurang berhasil ( control teratur tapi minum obat tidak teratur dan obat sering tidak di minum )Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri, orang lain, dan lingkngan Ketidakefektifan regimen terapeutik4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa? Ada

Hkeluarga

: Sepupu ayah pasienGejala: Sering melamun dan memukul pakaian yang sobek sobek

Riwayat pengobatan :Dirawat di RSJ Menur Surabaya pada 10 tahun yang lalu ( tahun 1996)Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Inefektif5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkanPx pernah tidak naik kelas saat SD pada tahun 1979, dan juga saat masa kulia pasien sering pindah pindah kampus atau kulia ( Uniutomo tahun 1980 sampai semester 4 dan pindah ke kampus ke UM Malang tahun 1977 samapi 2 semester dan berhenti kulia karena di keluarkan kampus ) dan bekerja jadi bartender selama 1 tahun dan berhenti.Masalah Keperawatan : Respon pasca traumaIV. FISIK

1. Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg N : 80 x/menit S : 360C

RR :18x/menit2. Ukur : TB :164cm BB : 70 Kg3. Keluhan fisik:4. Jelaskan : Tidak ada keluhan fisik,TD,N,S,RR ( Normal )

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanV. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Jelaskan : Px anak ke-3 dari 5 bersaudara, pasien tinggal bersama orang tua nya dan adik pasien dan pengambil keputusan ada pada ibu pasienMasalah Keperawatan : Koping keluarga inefektif2. Konsep diri

a. Gambaran diri: Pasien menyukai seluruh angota tubuhnya

b. Identitas

: Belum menikah, bersia 42 tahun bangga terhadap dirinya sebagai laki-laki

c. Peran

: Pasien tidak bekerja tinggal bersama ortunya dan tidak mengikuti kegiatan di masyrakat.d. Ideal diri

: Pasien pingin pulang dan menikah

e. Harga diri: Pasien merasa tidak berguna karena tak bekerja dan selalu merepotkan orang tuanyaMasalah Keperawatan: Gangguan konsep diri : Harga diri rendah3. Hubungan Sosial:

a. Orang yang berarti: Ibu karena selalu merawatnya dan teman curhatnya Budi teman kulia.b. peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: Pasien tidak mengikuti kegiatan kelompok masyarakatc. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Pasien merasa malu, tidak dipercaya orang lain karena tidak sama dengan orang lain ( tidak bekerja)

Masalah Keperawatan: Kerusakan interaksi social : Menarik diri4. Spirituala. Nilai dari keyakinan: Pasien mengatakan keaadaan sekarang ini merupakan kutukan dari tuhan dan pasien beragama islamb. Kegiatan ibadah

:

Di rumah: Jarang shalat, shalat jika sempat sajaDi RS: Tidak pernah sholat

(sholat itu didalam hati dan tidak perlu menghadap kiblat Allah pasti tau)Masalah Keperawatan: Distress spiritualGENOGRAM

Ket:

= Laki-laki

= PerempuanX= Meninggal

= Tinggal satu rumah

32= Umur Pasien

= Pasien

VI. STATUS MENTAL1. Penampilan: Rapi

Jelaskan

: Pakaian pasien rapi dan kebersihannya cukup bersih

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan2. Pembicaraan: LancarJelaskan : Pasien saat diajak bicara pembicaraanya lancar Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan3. Aktivitas Motorik : Normal

Jelaskan: Pasien sering berada di luar kamar dan jalan-jalanMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

4. Alam perasaan: Putus asa

Jelaskan

: Pasien mengatakan semua aktivitas dan pekerjaannya salah di hadapan keluarganya

Masalah Keperawatan : Ketidak berdayaan

5. Afek

: Normal

Jelaskan

: Ketika pasien diajak bercanda pasien tersenyum tapi tidak merespon balikMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

6. Interaksi selama wawancara: Normal

Jelaskan

: Saat diajak ngobrol pasien kooperatif dan menatap perawatMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

7. Persepsi (Halusinasi) : Normal

Jelaskan: Pasien mengatakan tidak ada bisikan dan bayangan serta bayangan

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

8. Proses pikir: Normal

Jelaskan

: Pasien bekerja apa dulu, pasien menjawab jadi bartender dan sekarang tidak bekerja

Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

9. Isi pikir:Waham: Curiga

Jelaskan: Pasien mengatakan keluarganya ingin menyesatkannya, setiap aktivitas atau pekerjaannya selalu keliru di hadapan keluarganya, pasien sering di katakana bodoh, goblok oleh keluarganya dan di suruh jadi para normal oleh keluarganya, pasien sering berada di luar kamar dan jalan jalan, mengungkapkan ketidakmapuannya menyelesaikan masalah.Masalah Keperawatan : Perubahan proses pikir: Waham curiga10. Tingkat kesadaran: NormalJelaskan

: Pasien mampu menyebutkan tempat dimana berada ( RS Jiwa Menur Surabaya ), nama sendiri dan perawat.Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan11. Memori : Normal

Jelaskan : pasien dapat mengingat berapa kali masuk RS dan sudah berapahari di rawat di sini ( RS ).Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah keperawatan12. Tingkat konsentrasi dan berhitung: Norma

Jelaskan

: Pasien mampu menyebutkan uang 2000 rb dan mampu berhitung dengan benar ( 9 x 9 - 11=70 )

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

13. Kemampuan penilaian : Normal

Jelaskan

: Pasien dapat mengambil keputusan sendiri seperti sebelum shalat wudlu terlebih dahulu.

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

14. Daya tilik diri: -Jelaskan

: Pasien mengatakan dirinya sakit jiwaMasalah keperawatan : Perubahan proses pikirVII. KEBUTUHAN PULANG1. Kemampuan klien memenuhi atau menyediakan kebutuhan :Jelaskan : Pemenuhan kebutuhan di cukupi oleh keluarga dan klien mampu memenuhi pemenuhan kebutuhan seperti makan, minum, mandi, dang anti pakaian.Masalah Keperawatan: Tidak ada masalah Keperawatan

2. Kegiatan hidup sehari-hari :a. Perawatan diri :

Jelaskan: ADL pasien mandiri ( mandi, BAK/BAB, makan, dang anti pakaian dilakukan mandiri )

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

b. NutrisiJelaskan: Makan 3x sehari dan porsi dihabiskanMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan

c. TidurJelaskan: Pasien kebutuhan tidurnya terpenuhi, lama 8 - 9 jam, dan tidurnya pulasMasalah Keperawatan: Tidak ada masalah 3. Kemampuan klien dalam Mengantisipasi kebutuhan sendiri : ya Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri : ya Jelaskan : klien mampu mengatasi masalahMasalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan4. Klien memiliki system pendukung Keluaraga

: Ya

Terapis

: Tidak

Teman sejawat: Ya

Kelompok social : Tidak

Jelaskan

: Pasien memilki dukungan dari keluarga5. Apakah pasien menikmati saat bekerja kegiatan yang menghasilkan atau hobiJelaskan : Dulu pasien bekerja sebagai bartender, sekarang tdak bekerja dan hobinya di rumah membaca, bantu keluaaga di rumah, dan olahraga

Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatanVIII. MEKANISME KOPING Adaptif : Bicara dengan orang lain dan olahraga

Mal adaptif : Minum alcohol, NAPZA, bekerja berlebihan, menciderai diri ( memukul ibu saudaranya )

Masalah keperawatan : Koping indivdu inefektifIX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik :

Keluarga sangat mendukung pasien

Masalah yang berhubungan dengn lingkungan :

Pasien jarang berinteraksi dengan lingkungannya dan tidak mengikuti kegiatan di masyrakat.

Masalah dengan pekerjaan, spesifik :

Pasien sekarang pengangguran dulu bekerja jadi batender

Masalah dengan perumahan, spesifik :

Pasien tinggaldengan orang tuanya Masalah ekonomi, spesifik :Pasien tergolong kelas menengah ke bawah Masalah dengan pelyanan kesehatan, spesifik :

Pasien belum mammpu melaksanakan pelayanan kesehatan

Masalah keperawatan :

Kerusakan interaksi social : Menarik diri Perubahan pemeliharaan kesehatanX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG Penyakit jiwa

Koping

Obat-obatan

Masalah keperawatan : Perilaku mencari bantuan kesehatanXI. DATA LAIN LAINLaboratorium tanggal 16-02-2011

Faal Hati Billirubin direct : 0,39 ( 0,25 mg/dl ) Billirubin total : 1,21 ( 0,2-1,0 mg/dl ) Gamma GT : 41 ( L:11-50, P:7-32u/l ) SGOT

: 32 ( L: 37, P: 31 u/l ) SGPT

: 31 ( L: 40, P: 31 u/l ) Faal Ginjal

Bun

: 10.8 ( L/P: 4,5-23 mg/dl ) Kreatinin : 1,2 ( L/P: 0,6-1,1, 0,6-1,2 g/dl ) Asam urat : 7,9 ( L/P: 3,4-7,0, 2,5-6,0 mg/dl ) Gula Darah

Gula puasa : 134 ( L/P: 75-115 mg/dl )XII. ASPEK MEDIKDiagnosa Medik : F.20.03,Skizifrenia : Paranoid Episodik BerulangTerapi Medik: Chlorpromazin ( CPZ ) 100 mg

Haloperidol 3x5 mg

XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN

Perubahan proses pikir: Waham curiga

Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkugan Ketidakefektifan regimen terapeutik Distres Spiritual Respon pasca trauma Koping individu inefektif

Koping keluarga inefektif

Gangguan konsep diri : HDR Gangguan perawatan kesehatan Resiko perilaku kekerasan dan resiko terhadap cidera

Gangguan pemeiharaan kesehatan

Perilaku mencari bantuan kesehatanXIV. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Perubahan Proses Pikir : Waham curigaANALISA DATA SINTESANAMA : Tn. T

NIRM : 04.05.85

RUANGAN : GlatikTanggalDataEtiologiMasalahT.T

DS : Pasien mengatakan bahwa keluarganya ingin menyesatkannya ( menjadi para normal ) Pasien mengatakan bahwa aktivitas atau pekerjaan keliru di hadapan keluarganya Pasien mengatakan bahwa keluarganya mengatakan pasien bodoh dan goblok Pasien merasa dirinya tdak berguna karena selalu merepotkan keluarganya.

DO :

Pasien sering berada di luar kamar dan jalan-jalan Pasien mengungkapkan ketidakmampuanya menyelesaikan masalah

Perubahan proses pikir : waham curiga

NoTgl Diagnosa KeperawatanPerencanaanRasional

TujuanKriteria EvaluasiTindakan Keperawatan

1.Ganguan proses pikir : Waham curiga1. Pasien dapat berorientasi kepada realitas secara bertahap

2. Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan3. Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

Setelah dilakukan interaksi 3 kali tatap muka klien mampu :1. Klien percaya dengan perawat, terbuka untuk ekspresi waham

2. Klien menyadari kaitan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan keyakinannya

3. Klien dapat melakukan upaya untuk mengontrol waham4. Keluarga mendukung dan bersikap terapeutik terhadap kx

5. Pasien menggunakan obat sesuai programSP 1Membina hubungan saling percaya; mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan; mempraktekkan pemenuhan yang tidak terpenuhi.SP 2

Mengidentifikasi kemampuan positif pasien dan membantu mempraktekannya

SP 3

Mengajarkan dan melatih cara minum obat yang benar.1. Agar px merasa nyaman saat interaksi, mengetahui cara pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi serta cara memenuhi kebutuhannya2. Mengetahui hal positif yang harus dialkukan pasien, serta memprktekkan hal positif tersebut3. Agar pasien mengetahui kegunaan dari obat yang dikonsumsi

POHON MASALAH

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NIRM : 04.05.85RUANGAN: GlatikTanggal Diagnosa KeperawatanImplementasiEvaluasiT.T

Gangguan proses pikir : Waham curigaSP 1:

Fase Orientasi:

Assalamualaikum bapak, perkenalkan saya mahasiswa dari Unmuh Surabaya, nama saya K, saya yang akan merawat Bapak hari ini, nama bapak siapa, biasa dipanggil siapa? Bisa kita berbincang-bincang tentang perasaan Bapak sekarang ?Dimana dan berapa lama Bapak mau berbincang-bincang.?

Fase Kerja :

Saya mengerti bahwa Bapak beranggapan curiga pada keluarga Bapak yng akan menyesatkan Bapak tetapi sulit bagi saya untuk mempercayainya Pak, karena setahu saya bahwasanya tidak ada keluarga ( Ibu dan saudara ) yang tidak sayang pada bapak apalagi Ibu dan saudara bapak, karena apa Bapak, apalagi Ibu Bapak yang telah melahirkan, membesarkan dan melindungi Bapak dan saudara Bapak, yang selalu ada saat bapak membutuhkananya, jadi anggapan Bapak yang curiga pada keluarga, ibu dan saudara Bapak menurut saya kurang tepat, masa orang yang membesarkan , melahirkan dan melindungi bapak mau menyesatkan Bapak, gak mungkin kan Pak, nah saya disiani akan mencoba membantu mencariakan jalan keluar tentang masalah atau penyakit yang bapak alami tapi Bapak tetap harus yakin bahwa yang bisa menyembuhkan atau yang bisa memberi jalan keluar tentang masalah bapak itu hanya Allah SWT hanya saja melalui segala perantara ya Pak, seperti sekarang contohnya Bapak datang kesini dan berobat, nah dengan usaha bapak dan keluarga bapak datang kesini ( RS jiwa Menur Surabaya ) italah salah satu perantara untuk memperoleh kesembuhan atau jalan keluar tentang masalah atau penyakit Bapak. Sekarang Bapak berada pada tempat yang aman dan ada perawat serta saya yang akan menemani. Apa saja harapan Bapak selama ini, bisa ceritakan pada saya? Wah,..ternyata Bapak mempunyai harapan cukup banyak ya?coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut ya Pak, jadi ibu pengin ada kegiatan disini.

Fase Terminasi:

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang - bincang dengan saya?Apa saja tadi yang telah kita bicarakan? Bagus,Bagaimana kalau jadwal ini Bapak lakukan, setuju Pak?Bagaimana kalau saya datang kembali besok?Kita bercakap-cakap tentang kemampuan yang pernah Bapak miliki? Mau dimana Bapak bercakap-cakap?Bagaimana kalau disini?jamnya seperti hari ini ya pak?

SP 1 :

Fase Orientasi:

Assalamualaikum Bapak bagaimana kabarnya? masih ingat dengan saya? sesuai janji kita saya akan ketemu Bapak hari ini, disini ya Pak? Fase Kerja:

Baiklah,kegiatan yang kemarin apa sudah dilakukan, ya bagus Pak,..bagaimana kalau kita tambahkan kegiatan lain selain itu, Bapak mungkin memiliki hobi dan bisa dimasukkan jadwal selanjutnya, bagaimana Pak? bagus kalau begitu Pak berarti ada kegiatan tambahan yang bisa mengisi waktu luang Bapak.Fase Terminasi:

Bagaimana perasaan Bapak setelah berbincang - bincang dengan saya hari ini?besok kita ketemu lagi ya Pak,.dimana dan jam berapa?SP 2 :Fase Orientasi:

Assalamualaikum Bapak, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!,Apakah Bapak sudah mengingat - ingat apa saja hobi atau kegemaran Bapak?Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang.? Dimana enaknya kita berbincang bincang.? Bagaimana kalau disini saja selama 20 menit?

Fase Kerja:

Apa saja hobi Bapak? Saya catat ya Pak,. terus apalagi?Wah senang baca buku ya Pak, buku bacaan apa yang Bapak sukai? wah ternyata buku agama ya Pak, itu bagus. Baik kita masukkan dalam jadwal kegiatan ya Pak,Apakah ada kemampuan lain selain membaca buku agama?Fase Terminasi :

Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang hobi dan kemampuan Bapak? Setelah ini coba Bapak lakukan membaca sesuai jadwal yang telah kita buat ya?besok kita ketemu lagi ya Pak? Waktu dan tempat terserah bapak bisanya jam berapa dan tempatnya dimana.? di tempat ini lagi ya Pak..??SP 2:Fase Orientasi:

Assalamualaikum Pak, sesuai janji kita hari ini kita ketemu untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah Bapak lakukan? dimana disini saja bagaimana kalau 15 menit menit saja?

Fase Kerja:

Wah bagus kegiatannya yang pertama sudah dilakukan tapi kenapa tidak melakukan kegiatan rutin senam selama disini Pak?Apa alasannya? Jadi Bapak harus melakukan semua kegiatan yang sudah kita jadwalkan bersama ya Pak tujuannya uuntuk apa, untuk mengisi waktu luang Bapak biar ada kegiatan positif yang bisa dilakukan disini yang nantinya bisa membantu kesembuhan Bapak juga disini ya pak, nah besok dilakukan ya?

Fase Terminasi:

Baiklah bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang - bincang tentang kegiatan hari ini?Baiklah Pak kita besok ketemu lagi untuk membahas jadwal kegiatan, watu dan tempatnya seperti biasa hari ini, disini ya Pak?SP 2:

Fase Orientasi:

Assalamualaikum Bapak, sesuai janji kita hari ini kita ketemu untuk mengevaluasi kegiatan yang sudah Bapak lakukan? dimana disini saja bagaimana kalau 15 menit saja?

Fase Kerja:

Wah bagus semua kegiatan sudah dilakukan ya Pak? Jadi Bapak harus melakukan semua kegiatan yang sudah kita jadwalkan bersama ya Bapak tujuannya untuk apa, untuk mengisi waktu luang Bapak biar ada kegiatan positif yang bisa dilakukan disini yang nantinya bisa membantu kesembuhan Bapak,

Fase Terminasi:

Baiklah bagaimana perasaan Bapak setelah kita berbincang - bincang tentang kegiatan hari ini? Baiklah Pak kita besok ketemu lagi untuk membahas manfaat minum obat teratur, untuk waktu dan tempat seprti biasanya ya pak.?SP 3Fase orientasi :Assalamualaikum Bapak, bagaimana perasaannya hari ini.? Bapak sudah mencoba olahraga senamnya ? bagus sekali Bapak, sesuai dengan janji kita kemarin, bagaimana kalau kita membicarakan tentang obat yang Bapak minum.? Di mana kita enaknya,di sini aja ya bapak, dan bincang bincang 15 menit aja ya bapak..??Fase kerja :

Bapak berapa macam obat yang di minum, jam berapa saja obat di minum.?Bapak perlu minum obat itu agar pikirannya jadi tenang, dan tidurnya juga tenang, obatnya ada 2 macam bapak, yang warnanya orange itu adalah CPZ gunanya agar tenang, dan merah jambu namanya Haloperidol gunanya pikiran jadi teratur dan, semuanya ini di minum 3x sehari yaitu pagi, siang dan malam, dan bila nanti bapak minum obat mulut bapak kering bapak banyak minum itu adalah efek samping obat bapak, sebelum minum obat ini bapak mengecek dulu apakah sudah benar nama obat yang bapak minum dan aturan serta dosisnya.oy bapak, obat obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar di minum dalam waktu yang lama agar penyakit bapak tidak kambuh lagi dan bapak jangan menhentikan obat ini sebelum bapak konsultasi sama dokter.?Fase terminasi :Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap cakap tadi tentang obat yang bapak minum,senang ya ya pak, oy Bapak apa saja nama obatnya dan jam berapa harus di minum.? Baiklah bapak, nti bapak masukkan dalam jadwal harian Bapak, baiklah Bapak sampai di sini dulu ya Bapak, besok kita berbincang bincang lagi waktu dan tempatnya terserah bapak aja di mana enaknya, di sini aja ya Bapak.? Sampai jumpa besok ya Bapak, muga cepat sembuhSP 1 Keluarga

Fase orientasi :

Selamat pagi ibu.! Perkenalkan nama saya Kamil mahasiswa Unmuh Surabaya, saya dinas dipoli Glatik selama 4 minggu, saya yang merawat Tn.T selama dinas di sini, nama ibu siapa,Ibu senang dipanggil siapa, apakah ibu ini ibu kandungnya pasien Tn,T, ya bagaimana kalua kita berbincang bincang tentang masalah Tn,T dan cara merawat Tn. T nantinya di rumah.?

Fase Kerja :

apa masalah ibu rasakan dalam merawat anak Ibu ? apa yang Ibu lakukan selama di rumah ? dalam menghadapi anak Ibu yang selalu curigasama ibu dan sadaranya yang ingin menyesatkannya dan marah serta menyakiti ibu dan orang lain, halite merupakan gangguan proses piker, untuk itu saya akan menjelaskan sikap dan cara mengatasinya setiap kali anak Ibu marah marah bahkan mengatakan Ibu dan saudara pasien ingin menyesatkannya, caranya atau Ibu bisa katakana : Ibu mengerti kalau kamu berfikiran dan merasa Ibu dan adikmu ingin menyesatkannya, tapi sulit bagi Ibu untuk mempercayainya karena Ibu dan adikmu sayang sama kamu. Ibu harus sering memuji anak Ibu jika anak Ibu melakukan yang kegiatan yang baik dan seharusnya dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan Tn.T

Ibu dan keluarga dapat bercakap cakap dengan anak ibu tentang kebutuhan yang diinginkannya.

Tn.T sekarang Bapak perlu minum obat agar pikirannya tenang dan juga tidurnya tenang, obatnya ada 2 macam, orenga pagi dan yang merah jambu diminum malam hari dan jangan dihentikan sebelum berkonsultasi sama dokter.Fase Terminasi :Bagaiman perasaan ibu dan keluarga setelah bercakap cakap tentang cara merawat anak Ibu di rumah, setelah itu coba ibu dan keluarga lakukan apa yang sudah saya jelaskan tadi setiap berkunjung ke rumah sakit.

SP 2 Keluarga

Fase Orientasi :Berhubung sekarang kita masih ketemu dan Ibu juga belum tentu waktu berjunjungnya dan tidak tau kapan bias ketemu lagi dengan saya,sekarang kita langsung praktekkan bagaimana cara merawat anak Ibu,bagaiman Ibu bias di lanjutkan.Fase Kerja :

Sekarang anggap saya sebagai anak Ibu yang sedang marah marah pada keluarg, coba ibu dan keluarga praktekkan cara bicara yang benar bila anak Ibu dalam keadaan seperti ini, bagus betul begitu caranya, sekarang coba praktekkan cara memberi pujian kepada anak Ibu yang memilki kemampuan yng dimilki anak Ibu, bagus Ibu, sekarang coba cara memutivasi anak Ibu untuk minum obat dan melakukan kegiatan positifnya sesuai jadwal ? bagus sekali ternyanta Ibu dan keluarga sudah mengerti cara merawat anak Ibu dan bagaimana kalau kita langsung mencobanya ke anak Ibu.

Fase Terminasi :

Bagaimana perasan Ibu dan keluarga setelah kita berlatih cara merawat Tn.T ? setelah ini ibu dan keluarga lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali Ibu dan keluarga membesuk Tn.TSP 3 Keluarga

Fase Orientasi

Bagaimana Ibu kalu kita lanjutkan lagi pembicaraan kita dan sekalian membahas jadwal kegiatan Tn.T jika nanti sudah diperbolehkan pulang.

Fase Keja

Ibu dan keluaragaini jadwal Tn.T selama di rumah sakit, coba perhatiakan apa kira kiradapat di laksanakan di rumah? Jangan lupa memperhatikan Tn.T agar iya tetap menjalankannya di rumah, dan jangan lupa memberi tanda (M) : Mandiri, (B) : Bantuan, (T) : Tidak Melaksanakan. Hal ini perlu diperhatikan lebih lanjut dan perilaku yang oleh Tn.T selama di rumah kalau misalnya Tn.T marah marah dan curiga sama keluaraga dan tidakmemperlihatkan perbaikan, menolak minum obat atau perilaku membahayakan orang lain dan dirinya sendiri, segera hubungi petugas kesehatan terdekat dari rumah Ibu atau dapat ibu langsung membawanya ke sini lagi.Terminasi :Dari pembicaraan kita panjang lebar tadi apa ibu sudah jelas dan paham tentang penjelasan dan bagaimana cara merawat jika diperbolehkan pulang ke rumah. Kalau ibu belum paham Ibu bias tanyakan ke saya, baiklah karena ibu sudah paham dan tidak ada pertanyaan saya anggap Ibu sudah paham tentang penjelasan saya tadi mengenai cara merawat Tn.T, baiklah Ibu karena waktu pembcaraan kita sudah habis maka saya akhiri dan saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan.

Subjektif :

Pasien mengatakan senang kehadiran perawat mau berkomunikasi dan berinteraksi dengan saya.

Objektif :

pasien mau menjawab salam

pasien mau berjabat tangan

pasien mau menyebutkan identitas : nama Tri Bakti, dipanggil Tri kontak mata menatap saya ADL dengan mandiriAssisment : Masalah belum teratasiPlaning : Pertahankan SP 1 yang sudah terpenuhi, Lanjutkan SP 1 yang belum terpenuhi ( masih curiga )Subjektif : Waalaikumsalam Mas, ya saya masih ingat Mas, ya baiklah kita bicarakan tentang rencana kegiatan kita kemarin saya mampu makan, mandi, ganti pakaian, membereskan tempat tidur.Objektif :

Kontak mata ada, pasien kooperatif, pasien tersenyum, klien mampu melakukan kegiatan yang pertamaAssisment : SP 1 teratasi

Planing :

Lanjutkan SP 2

Subjektif :

waalaikumsalam, ya Mas saya mempunyai hobi membaca buku agama, olahraga dan membantu ibu di rumah.

Objektif :

Pasien tersenyum, pasien sangat kooperatif, kontak mata ada.Assisment :

Masalah teratasi sebagian

Planing :

Ulangi SP 2

Subjektif :

Waalaikumsalam Mas, ya mas saya sudah melakukan kegiatan membersihkan kamar, makan, mandi dan membaca buku, tapi saya gak mau senam ( olahraga ) ngantuk soalnya Mas.Objektif :

Kontak mata menatap saya,kooperatif, tiduranAssisment :Masalah teratasi sebagian

Planing : Lanjutkan SP 2

Subjektif :

Waaalaikumsalam Mas, ya Mas, saya sudah melakukan kegiatan membersihkan kamar, mandi, makan,membaca buku,dan senam pagi hari ( olahraga ).Objektif :

Kontak mata menatap saya, kooperatif, ekspresi wajah senang dan tersenyum.Assisment :

Masalah teratasi

Planing :

Lanjutkan SP 3Subjektif :

Waaalaikumsalam Mas, baik Mas, setiap pagi saya lakukan Mas, obat apa itu Mas, baik saya akan meminumnya sesuai dengan aturan.Objektif :

Kontak mata positif, kooperatif, ekspresi wajah senang dan tersenyum.

Assisment :

Masalah teratasi Planing :

Pertahankan SP 3

Subjektif :

Selamat pagi Pak, nama saya ibu A, panggil saja ibu A benar Pak Saya Ibu kandungnya, mari kita berbincang bincang tentang penyakit yang diderita anak saya dan bagaimana cara merawatnya, selama saya merawat pak banyak kekndalanya, anak saya sering marah dan curiga sama saya dan saudaranya karena anak saya beranggapan kami keluarganya akan menyesatkannya padahal kami tidak demikian apa yang dipikirkan anak saya, sekarang saya sudah mengerti dan paham pak setelah pak perawat jelaskan bagaimana cara merawat anak saya dan sya ucapkan banyak terima kasih Pak, Pak saya belum tau kapan saya bias kesini lagi.Objektif :Keluarga pasien sangat kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan perawat dan sudah mengerti cara cara merawat pasien apabila wahamnya dating.

Assiesment:

Masalah teratasi

Planning :

Lanjutkan SP 2 Keluarga

Subjektif :

Iya pak bias kita lanjutkan sekarang, dan kita mulai sekarang, jadi bapak yang berpura pura jadi Tn.T, langsung saja ya Pak, jika seandainya Tn.T datang wahamnya dan marah marah pada keluarga langsung ucapkan gini, saya mengerti kalau bapak berfikir dan merasa kalau keluaga ingin menyesatkannya, tapi sulit bagi saya untuk mempercayainya karena setahu Ibu dan adik kamu nak kami ini sayang sama kamu nak, kamu harus percaya semua ini nak. Sekarang sudah jam berapa apakah hari ini Tn.T sudah minum obat dengan benar dan rutin serta tepat waktu, sekarang coba Tn.T ambil dan minum sendiri obat tersebut, biar Tn.T ingat terus kapan waktunya minum obat dan Tn.T biar cepat sembuh.Objektif :Keluarga sangat kooperatif terhadap semua penjelasan dan bias memperaktekkan semua yang diajarkan perawat tanpa kendala apapun.Assiesment :

Masalah teratasi

Palning :

Lanjutkan SP 3 Keluarga

Subjektif :

Iya Pak kita lanjutkan lagi pembicaraan kita, iya pak kalu seperti ini jadwalnya saya rasa bias pak kalau dilaksanakan di rumah,iya Pak saya akan tetap memperhatikan anak saya, siapa lagi pak kalu bukan saya yang menjaga dan merawatnya, baik Pak akan saya awasi terus kegiatannta dank an member kode jadwal kesikbukan anak saya, iya Pak nanti jika ada kejadian di inginkan saya segera memberitahukan ke petugas kesehatan terdekat bahakan kalau perlu tak bawa kesini lagi, terima kasih ya Pak atas informasi yang diberikan kepada kami, kami semua sudah paham dan jelas apa yang dijelaskan Bapak.Objektif :

Keluarga pasien dapat menerima dengan jelas dan paham semua yang dijelaskan perawat, dan keluarga kooperatif.

Assiesment

Masalah teratasi

Planning :

Dilanjutkan keluarga jika pasien sudah pulang.

BAB 4PEMBAHASAN

Tn.T berusia 41 tahun dengan diagnosa medis skizofrenia periodic episode berulang dirawat di ruang glatik RSJ Menur Surabaya. Pengertian skizofrenia menurut teori adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmoni ( keretakan atau perpecahan ) antara proses pikir, afek / emosi, kemauan dan psikomotor disertai distori kenyataan terutama karena waham dan halusinasi, asosiasi berbagi-bagi sehingga timbul inkoherensi, afek dan emosi perilaku. Berdasarkan pengertian tersebut Tn.T mengalami gengguan proses pikir berupa waham. Meneurut teori waham dibagi atas beberapa jenis salah satunya yaitu: waham curiga, disini individu merasa selalu disindir atau dibicarakan oleh orang-orang sekitarnya sehingga ia merasa curiga terhadap sekitarnya. Hal-hal yang terkait dengan pasien yang ditemukan selama pengkajian dan implementasi asuhan keperawatan jiwa pada Tn.T antara lain pada tanggal 21-02-2012, klien mengatakan bahwa dia tidak suka dengan orang yang membicarakan dirinya terutama ibu dan saudaranya yaitu karena ingin menyesatkan, kegiatan atau pekerjaan pasien dihadapan keluargaya selalu dianggap kurang baik atau selalu salah.

Dari hasil pengkajian kami menyimpulkan bahwa gangguan proses pikir yang terjadi pada Tn.T adalah waham curiga. Hal ini sesuai dengan pengertian waham menurut teori yaitu keyakinan seseorang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan klien tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya klien ( Budi Keliat, 2005 ). Jenis waham yang terjadi pada Tn.T adalah waham curiga, waham curiga ini mampu menimbulkan masalah keperawatan yaitu resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Sehingga diagnosa keperawatan yang diangkat adalah perubahan proses pikir : waham curiga. Data yang diperoleh sehingga mengangkat resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan sebagai masalah keperawatan adalah karena klien mengatakan sering marah, bahkan sampai memukul keluarganya ( ibu dan saudaranya ) anamnesa dari keluarga klien pada tanggal 15-02-2012. Gejala klinis yang muncul pada klien Tn.T selain gejala skizofrenia juga adanya gangguan bipolar dikenal juga dengan gangguan manic depresi , yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan dan proses berpikir. Disebut bipolar karena penyakit ini didominasi fluktuasi periodic dua kutub, yaitu kondisi manik (bergairah tinggi yang tidak terkendali) dan depresi. Pada Tn.T gangguan bipolar ditunjukkan dengan perubahan mood setiap harinya terkadang klien jengkel dan marah, sedih, dan ceria pada tanggal 15-02-2012.

Berdasarkan teori penyebab gangguan bipolar adalah multifactor, mencakup aspek biopsikososial. Secara biologis dikaitkan dengan factor genetic dan gangguan neurotransmitter di otak. Secara psikososial dikaitkan dengan pola asuh masa kanak-kanak, stress yang menyakitkan, stress kehidupan yang berat dan berkepanjangan, dan banyak lagi factor lain. Pada Tn.T kami hanya bisa menggali factor secara psikososial saja yaitu ditemukan data bahwa Tn.T mengalami pengalaman tidak menyenangkan dalam hidup. Tn.T terjerumus dalam dunia konsumsi Napza. Stress psikososial tersebut yang menyebabkan terjadinya gangguan bipolar pada klien Tn.T sedangkan secara biologis ada riwayat keturunan gangguan jiwa yaitu ayah sepupu. Gangguan bipolar harus diobati secara kontiniu, tidak boleh putus obat, bila putus obat, fase normal akan memendek sehingga kekambuhan semakin sering adanya pemendekan fase normal pada gangguan bipolar sering mengakibatkan buruknya compliance untuk berobat karena dikira sudah sembuh. Oleh karena itu edukasi sangat penting agar penderita dapat ditangani lebih dini. Pada Tn.T terapi farmakologi yang didapatkan anti psikosis yaitu haloperidol 3x5 mg, inj lodomer 1 amp IM, CPZ 100 mg sejak tanggal 15-02-2012.

Selama 13 hari perawtan telah dilakukan tindakan keperawatan antara lain bina hubungan saling percaya, mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki klien, mengidentifikasi kebutuhan / harapan yang belum terpenuhi, cara yang dilakukan klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi sesuai realita, memberikan pendidikan kesehatan kepada klien dan keluarga klien mengenai obat. Dalam membina hubungan saling percaya terdapat kendala , karena klien orangnya suka pilih - pilih teman yang mau di ajak bicara , yaitu teman yang bernama budi, jadi hanya dengan budi teman kuliahnya dulu Tn.T mau bercerita, melalui pendekatan terus menerus akhirnya klien mau menerima perawat dan tanpa ada rasa curiga. Pada hari ketiga dan keempat penyaji menggali perasaan yang muncul berulang dalam pikiran klien . ketika penyaji bertanya tentang pengalaman yang tidak menyenangkan klien terbuka menceritakan semua yang dialaminya sampai di bawa ke RSJ menur. Sehingga penyaji dapat mengidentifikasi stressor atau pencetus wahamnya kejadian yang membuat klien trauma dan menyedihkan yaitu terjerumus dalam dunia Napza dan k lien selalu curiga pada keluarganya membicarakan kegagalannya dalam hidup, sehingga klien marah - marah dan memukul keluarganya. Hari berikutnya penyaji merencanakan untuk melaksanakan implementasi mengenai dukungan keluarga . penyaji memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga klien tentang penyakit klien dan keluarga bias mengerti dan berusaha mengantisipasi kekambuhan klien. Selanjutnya penyaji melaksanakan implementasi mengenai obat . penyaji memulai pembicaraan mengenai obat klien dosis, warna, efek samping dan kerugian putus obat. Klien mengerti dan berjanji akan rutin minum obat biar tidak kambuh lagi. Berdasarkan penjelasan di atas maka implementasi berhasil dilakukan sesuai rencana tindakan keperawatan dan selanjutnya rencana tindakan akan dipertahankan untuk mendapat dukungan keluarga dan penggunaan obatBAB 5 KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Asuhan keperawatan klien dengan waham curiga, hendaknya dilakukan dengan melaksanakan tiga SP yaitu membina hubungan saling percaya, mengidentifikasi harapan atau kebutuhan yang tidak terpenuhi, menidentifikasi kemampun yang dimiliki klien, dan memberikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga mengenai penyakit dan obat.5.2 Saran`Keluarga sebagai support system juga harus selalu memberikan dukungan kepada klien, selain kebutuhan akan pengobatan psikofarmaka, keluarga juga di harapkan ikut serta dalam penyembuhan penyakit klien dngan memberikan stimulus eksternal misalnya: mengajak klien berkomunikasi, memberikan pekerjaan yang dapat dilakukan klien dan memberikan pujian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan oleh klien sekecil apapun serta libatkan klien pada kegiatan social di lingkungan sekitar rumah.KATA PENGANTAR

Puji sukurkami panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah Nya kami dapat menyelesaikan makalah seminar keperawatan jiwa yang berjudul asuhan keperawatan jiwa pada Tn.T dengan masalah utama waham curiga di ruang perawatan gelatik di RSJ Menur Surabaya Bersama ini kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Yuli anggraini S.Kep,Ns selaku kepala ruangan dan pembimbing klinik di R.Glatik RSJ Menur Surabaya.

2. Relliani S.Kep,Ns M.Kes selaku pembimbing pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya.

3. Mudzakir S. Kep, Ns. M.Kep selaku pembimbing pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya.4. Perawat dan staf Ruang Gelatik yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu

5. Pasien serta keluarga yang telah bersedia menjadi study kasus

6. Teman - teman kelompok empat yang saling membantu dalam pembuatan makalah seminar ini

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah seminar ini.

Kami sadari bahwa makalah seminar ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap masukan serta kritik yang membangun demi kesempurnaan ini.

Surabaya, 27 Februari 2012 Hormat kami

PenulisLAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAHI. RESPON TERHADAP KUNJUNGAN:

Suami px mengatakan sangat senang dengan adanya kunjungan rumah bisa sharing bersama dan banyak berdiskusi masalah yang dialami istrinya,dengan ini semua permasalahan bisa diungkapkan dan berharap bisa membantu kesembuhan sang istri.

II. KEADAAN RUMAH

UKURAN RUMAH: 10 x 12m

STATUS RUMAH: HAK MILIK PRIBADI

SECARA FISIK : Rumah px ada 2 lantai,lantai satu ada 4 buah kamar,ruang tamu dapur dan kamar mandi,lantai ke dua ruang santai dan dua kamar.

III. DENAH RUANG TEMPAT TINGGAL

LANTAI 1

Dapur12 12m

Ruang

Tamu

TERAS

10mLANTAI 2

12m

10m

IV. KEADAAN SOSIAL EKONOMI

Keluarga pasien termasuk tipe keluarga menengah keatas.

V. KEGIATAN DALAM MASYARAKAT

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di masyarakat seperti PKK,Arisan Ibu Rumah Tangga,Pengajian.

VI. PENYEBAB SAKIT

Masalah keluarga

VII. OBAT-OBAT YANG DIPAKAI

Suami pasien membawa berobat ke kyai/ustad karena menurut suami sang istri sepertinya kena guna-guna.

VIII. JARAK RUMAH DENGAN FASILITAS KESEHATANSuami pasien kurang tau tempat pelayanan sekitar rumahnya seperti puskesmas karena keluarga juga tidak pernah berkunjung ke pelayanan kesehatan.

IX. EVALUASI PROSES DAN HASIL

Berdasarkan hasil kunjungan rumah yang didapatkan keluarga px Ny N termasuk keluarga menengah keatas segala fasilitas lengkap ada di rumah, suami selalu disibukkan dengan pekerjaan diluar rumah jam terbang tinggi bertemu dengan anak dan istri terbatas pulangnya selalu malam,sang istri juga punya kesibukan dirumah sebelum sakit yaitu buka toko baju,tas dan asesories. Suami menyatakan sang istri apabila beli dagangan keluar kota selalu sendiri tanpa ditemani suami karena suami bekerja. Sosialisasi keluarga dengan masyarakat sekitar sangat kurang karena segala bentuk kegiatan yang ada di masyarakat keduanya tidak pernah mengikuti. Tempat pelayanan sekitar rumah pun keluarga tidak tau karena menurut suami keluarga jarang berkunjung ke sarana pelayanan kesehatan dikarenakan anggota keluarga jarang sakit.X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN SAAT KUNJUNGAN RUMAH

1. Koping Keluarga tidak efektif

2. Hambatan interaksi social

3. kurangnya pengetahuan tentang penyakit

X

X

X

X

X

X

X

X

X

I

S

X

X

X

422

= Sepupu dari ayah ( gangguan jiwa )

Resiko menciderai diri, orla dan lingkungan

p

Resiko tinggi kekambuhan

Perubahan proses pikir : Waham Curiga

Penatalaksanaan regumin terapi inefektif

Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Koping keluarga inefektif

Koping individu inefektif

KM

Kamar

Kamar

Kamar

Kamar

TERAS

Kamar

Kamar

1