1
AJANG Indoprix (IP) 2011 Seri IV di Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, kemarin, menjadi ajang terseru bagi para pembalap. Salip-menyalip dan perburuan poin untuk menda- pat titel juara umum Indoprix menjadi pertarungan menarik di antara pembalap motor nasional. Seperti di putaran pertama IP 125 cc, pembalap senior Hokky Krisdianto dari Yamalube FDR KYT Trijaya menjadi yang ter- baik de- ngan catat- an waktu 20 menit 8 detik atau unggul 7 detik dari peringkat kedua Wahyu Widodo dari tim Honda (OEI Aries Fed Oil Kawahr Ink). Diikuti Hendriansyah di posisi ketiga. Namun, putaran kedua ter- jadi perubahan takhta juara di mana Hendriansyah dari HRVRT BGM HBM KYT Ra- cing Team berhasil mendapuk jadi peringkat pertama. Hasil itu membuat total Hendrian- syah di ajang Indoprix 2011 menjadi 157 poin. Sementara itu, di IP 110 cc pembalap asal tim Yamalube FDR KYT, Denny Triyugo, berhasil menyapu bersih kedua putaran dengan menempati posisi pertama. Diikuti Hokky Krisdianto (Yamalube FDR KYT Trijaya) yang juga mampu memboyong dua putaran sirkuit Kenjeran di posisi kedua. Persaingan po- sisi pertama dalam kelas ini berlang- sung ketat. Hokky selaku pembalap senior harus ber- susah payah mem- pertahankan posisi terdepan dari gem- puran Denny. Di sisa dua putaran dari 30 putaran yang diselenggarakan, posisi Hokky akhir- nya direbut Denny hingga berakhirnya lomba. Dengan dua kali kemenang- an, Denny mengemas 50 poin sehingga dia berhak men- duduki peringkat pertama klasemen sementara dengan total 103 poin. Untuk pering- kat ketiga, ada dua pembalap yang berhasil memperolehnya kedua, yaitu Owie Nurhuda (Kawahara Conn AHRS IRC) untuk putaran pertama dan Anggi Permana (Yamalube FDR KYT Trijaya) di putaran kedua. Hingga berakhirnya kelas IP 110 cc pembalap-pem- balap pabrikan Yamaha men- dominasi ketimbang Honda, Suzuki, dan Kawasaki. Di sisi lain, nasib buruk di- alami pemimpin klasemen sementara, Hadi Wijaya (ELF IRC NHK Rextor Manual Tech) dan Rafid Topan (Yamalube KYT Tunggal Jaya ASH) tidak bisa menyelesaikan balapan karena gangguan teknis di mo- tor balap mereka pada putaran pertama. Menurut Bambang Gunardi, dari Indospeed Management, race di Park Sirkuit Kenjeran ini sangat menguras tenaga pem- balap. “Dalam balapan dengan cuaca yang berganti dari panas hingga mendung berangin ini yang paling menentukan ada- lah stamina. Sebab, balapan di Park Sirkuit sangat meng- uras tenaga,” jelas Bambang. (Tsr/R-2) KEMATIAN Marco Simoncelli di Sirkuit Sepang, Malaysia, akhir pekan lalu, meninggalkan duka mendalam bagi pencinta Moto-GP di seluruh dunia. Ba- nyak yang menyesalkan keper- gian sang pembalap itu, yang dinilai terlalu cepat. Pembalap asal Italia itu digadang-gadang menjadi bintang besar Moto-GP di masa depan. Sayang, takdir berkata lain. Untuk ukuran bintang Moto- GP, nama Simoncelli memang belum setenar Valentino Rossi atau juara dunia musim 2011 Casey Stoner, Jorge Lorenzo, atau bahkan Dani Pedrosa. Namun, Super Sic --julukan Simoncelli--cepat menarik per- hatian para fan saat pertama kali turun di Moto-GP 2010. Simoncelli mudah dikenali bukan karena rambut keriting- nya, sik yang tinggi menju- lang, atau wajah yang terkesan tengil. Gaya balapnya yang sa- ngat agresiah yang membuat dirinya langsung tenar. Ped- rosa menjadi korban pertama dari keagresifan Simoncelli di musim 2011. Setelah baru saja pulih dari cedera, Pedrosa dipaksa kembali absen saat motornya disenggol Simoncelli di Le Mans, Prancis, pada Mei lalu. “Dia membuat lelucon se- seorang akan menangkap- nya (karena membalap terlalu agresif). Mungkin itulah yang dia butuhkan karena saya ka- takan, yang ada di kepalanya tak ada apa-apa selain ram- butnya,” sungut Pedrosa. Be- gitu kesalnya, Pedrosa sampai menolak jabat tangan sebagai bentuk permintaan maaf dari Simoncelli. Nasib Pedrosa juga dialami Lorenzo. Pembalap tim Yamaha Factory Racing itu terjatuh setelah tersenggol oleh motor Simoncelli di Assen, Belanda. Lorenzo pun langsung melon- tarkan kritik kerasnya. “Saya tidak suka dengan cara dia menyalip. Dia terlalu agresif. Saya tidak bisa berkata hal negatif tentang kecepatannya saat membalap,” tukasnya. Simoncelli hanya menang- gapi dengan santai semua kritik. Tak mengherankan jika kepergian Simoncelli menge- jutkan komunitas Moto-GP. Kini, tidak ada lagi aksi agresif di trek atau aksi kontroversial ketika menyenggol pembalap lain hingga terjatuh dan keluar lintasan balap. Moto-GP boleh dibilang ha- nya memiliki Rossi dan Simon- celli yang memiliki gaya balap agresif. Sejumlah nama tenar lainnya seperti Stoner, Lorenzo, atau bahkan Pedrosa enggan mengikuti gaya seperti itu. Sejatinya pecinta Moto-GP tidak perlu khawatir kehilang- an tipikal pembalap seperti Simoncelli. Setiap tahunnya, Moto-GP melahirkan pemba- lap-pembalap seperti itu, sebut saja pembalap dari tim Rizla Suzuki Alvaro Bautista. Ia me- rupakan rival berat Simoncelli semasa di kelas 250 cc. Di kelas Moto2 ada nama Marc Marquez, juara dunia kelas 125 cc. Marquez bahkan justru lebih luar biasa. Simak bagaimana di Phillip Island, Australia, pada 15 Oktober lalu, ketika ia start dari posisi 38. Dengan determinasi tinggi dan gaya agresifnya, Marquez mampu merebut podium ke- tiga. Bagi para fan, pembalap yang tampil agresif jelas menjadi tontonan seru. Tanpa pembalap agresif, Moto-GP ibarat sayur kekurangan garam. Moto-GP Selalu Butuh Pembalap Agresif SENIN, 31 OKTOBER 2011 21 O LAHRAGA SUDUT PANDANG Marco Simoncelli 1987 - 2011 JUARA nasional tiga kali beruntun Alvin Bahar makin dekat ke tangga juara nasional kali keempat. Itu setelah pada balapan seri kelima Indonesian Series of Motorsport di kelas bergengsi GT Radial Touring Car Championship Master, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, kemarin, Alvin finis kedua. Posisi pertama untuk balap- an ini menjadi milik Roy Har- yanto yang sudah tidak lagi masuk perburuan poin juara nasional. Adapun podium tiga menjadi milik Sunny TS yang nis diikuti Haridarma Mano- ppo di posisi keempat. Dengan nis keempat, Hari tetap menjaga posisinya aman sebagai pemuncak klasemen yang hanya selisih satu poin dengan Alvin di tempat ke- dua. Balapan yang digelar hanya 15 lap dari total 18 lap lantaran hujan deras ini benar- benar menyulitkan semua pembalap. Dengan menempati podium dua menjadikan poin pemba- lap tim Honda Fastron itu kini 65. Adapun Hari mengoleksi 66 poin. Artinya, perburuan posisi bergengsi bakal makin seru. Alvin mengakui balapan mulai kacau setelah datangnya hujan. Beruntung penggunaan ban GT Radial Champiro yang merupakan ban resmi di kejur- nas balap mobil ini membuat mobil tetap stabil. ‘’Saya masih berusaha untuk naik ke posisi puncak, tapi hujan membuat agak kacau,’’ ujarnya seusai balapan. Ia bertekad pada seri terakhir harus bisa meraih po- dium teratas agar gelar juara nasional menjadi miliknya. General Manager Marketing PT Gajah Tunggal Tbk Arijanto Notorahardjo juga menyayang- kan datangnya hujan karena sejak awal ban yang diper- siapkan adalah ban kering. Harapannya, di seri pemuncak cuaca akan cerah sehingga per- saingan bisa lebih ketat. Di sisi lain, hujan deras juga membuat balapan khusus kelas Mercedes Pertamina Fastron C Class dibatalkan. Total 32 peserta yang sudah siap berjibaku akhirnya hanya diam terpaku. Asisten Manajer Passenger Car Retail Market- ing PT Pertamina Syafa’at Jajuli pun menyayangkan da- tangnya hujan deras menjelang balapan. “Hujan ini adalah faktor di luar kekuasaan ma- nusia. Untungnya sepanjang empat seri digelar balapan ini cukup memuaskan,” jelas Jajuli. (Eko/R-1) EKO SUPRIHATNO T IDAK ada kejutan dalam Grand Prix (GP) India di Buddh International Circuit, Noida, India, kemarin. Podium dikuasai tiga pembalap yang sudah berada di tiga besar klase- men sementara. Pembalap Red Bull Racing- Renault Sebastian Vettel melesat sendirian sejak putaran pertama sampai ke-60 dan mencatat wak- tu 1 jam 30 menit 35,002 detik. Posisi kedua menjadi milik pem- balap McLaren-Mercedes Jenson Button (1:30:43,435) atau desit waktu 8,443 detik, disusul pem- balap Ferrari Fernando Alonso (1:30:59,303) atau defisit yang cukup tajam 24,3 detik. Yes boys! Ya, kita sudah melakukannya,” teriak Vettel dalam team radio sesaat setelah menyentuh garis finis. “GP India pertama menjadi tantang- an yang fantastis, kita sudah melakoninya.” Bagi Vettel, kemenangan itu kemenangan ke-11 pada musim 2011. Gelar juara dunia sudah berada dalam genggamannya sejak seri 15 di GP Jepang. De- ngan kemenangan itu, poin Vettel menjadi 374. Terlebih bagi Button, posisi kedua membuat- nya semakin kukuh di posisi klasemen sementara dengan 240 poin. Adapun Alonso mengan- tongi 227 poin. Vettel dianggap Button sulit ditandingi. “Laju Sebastian Vettel begitu baik dan ia tidak membuat banyak kesalahan. Ban-ban yang saya gunakan terasa baik dan kompetitif, tetapi masih tetap sulit untuk mengatasi Sebastian.” Namun dalam balapan ke- marin diwarnai insiden antara pembalap McLaren-Mercedes Lewis Hamilton dan pembalap Ferrari Felipe Massa. Di pu- taran ke-24, Hamilton mencoba menyalip Massa. Ia akhirnya mengambil sudut dalam Massa di tikungan ke kiri. Celakanya, Massa mencoba menutup dan kedua mobil akhirnya berben- turan. Massa keluar dari lintasan, sedangkan mobil Hamilton rusak di bagian sayap depan. Di putaran ke-31, Massa mendapat penalti karena dianggap sebagai penyebab terjadinya insiden dengan Hamilton. Massa akhir- nya tidak dapat menyelesaikan balapan karena suspensi bagian depan mobilnya bermasalah. Hamilton mengaku kecewa karena Massa dianggapnya benar-benar tidak memberinya ruang. “Kami memiliki peng- heningan cipta semenit sebelum balapan ketika saya dan Felipe Massa bersebelahan. Ia sudah lama tidak berbicara ke saya. Ketika akan balapan saya hanya bilang semoga beruntung untuk balapannya,” ujar pembalap asal Inggris ini. “Namun, di balapan, saya mencoba menyalip dan sebe- narnya ingin membatalkan karena tidak terlihat ia akan memberi saya ruang, dan kami berbenturan. Saya benar-benar menyesal ke tim saya,” tambah Hamilton. Hamilton menegaskan tidak seharusnya Massa bersikap se- perti itu, karena menutup jalan ketika dia akan mendahului bukanlah tindakan sportif. Sebelum balapan dimulai, Hamilton sempat bicara tentang kematian yang begitu dekat de- ngan dunianya. Ia pun mengaku tidak takut kalau hal itu terjadi pada dia karena merupakan risiko yang harus dihadapi. Dalam dua pekan terakhir, dua nyawa memang sudah melayang dari arena balapan. Pembalap IndyCar Dan Whel- don dan pembalap Moto-GP Marco Simoncelli. “Mereka akan tetap ada di benak semua pecinta balapan. Namun Anda harus yakin bahwa ini adalah pengorbanan dan risiko yang harus dihadapi. Tidak ada se- orang pun yang mau berada dalam situasi seperti itu,” tutur Hamilton. Jika harus meninggal, lanjut Hamilton, ia tidak tahu harus membayangkan melaluinya dengan cara seperti apa. (Autos- port/KK/Reuters/R-2) [email protected] Alvin dan Hari Bersaing Raih Jawara Nasional Perburuan Poin untuk Juara Indoprix 2011 Massa mendapat penalti karena dianggap sebagai penyebab terjadinya insiden. Ia akhirnya tidak dapat menyelesaikan balapan. Vettel Menang Hamilton Berang MINUM SAMPANYE: Pembalap Red Bull Sebastian Vettel minum sampanye dari trofi yang berhasil diraihnya setelah memenangi GP India di Buddh International Circuit di Noida, India, kemarin. Posisi berikutnya menjadi milik Jenson Button dan Fernando Alonso. AJ IV Su m pe pe pa m di na 12 Kr K m ya ba ng an 20 8 un de JU be de ka ba Se be C di Ba ke an ya m na m n pp te se ya de du TOP SKOR Hokky Krisdianto Pembalap Yamalube FDR KYT Trijaya Scherazade Mulia Saraswati Wartawan Media Indonesia K d Wartawan Media Indonesia REUTERS/FADI AL-ASSAAD AP/ LUCA BRUNO

SENIN, 31 OKTOBER 2011 Vettel Menang Hamilton Berang · Artinya, perburuan posisi bergengsi bakal makin seru. Alvin mengakui balapan mulai kacau setelah datangnya hujan. Beruntung

  • Upload
    lykhanh

  • View
    214

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

AJANG Indoprix (IP) 2011 Seri IV di Park Sirkuit Kenjeran, Surabaya, Jawa Timur, kemarin, menjadi ajang terseru bagi para pembalap. Salip-menyalip dan perburuan poin untuk menda-pat titel juara umum Indoprix menjadi pertarungan menarik di antara pembalap motor nasional.

Seperti di putaran pertama IP 125 cc, pembalap senior Hokky Krisdianto dari Yamalube FDR KYT Tri jaya m e n j a d i yang ter-ba ik de-ngan catat-an waktu 2 0 m e n i t 8 detik atau unggul 7 detik

dari peringkat kedua Wahyu Widodo dari tim Honda (OEI Aries Fed Oil Kawahr Ink). Diikuti Hendriansyah di posisi ketiga.

Namun, putaran kedua ter-jadi perubahan takhta juara di mana Hendriansyah dari HRVRT BGM HBM KYT Ra-cing Team berhasil mendapuk jadi peringkat pertama. Hasil itu membuat total Hendrian-syah di ajang Indoprix 2011 menjadi 157 poin.

Sementara itu, di IP 110 cc pembalap asal tim Yamalube FDR KYT, Denny Triyugo, berhasil menyapu bersih kedua putaran dengan menempati posisi pertama. Diikuti Hokky Krisdianto (Yamalube FDR

KYT Trijaya) yang juga mampu memboyong dua putaran sirkuit Kenjeran di posisi kedua.

Persaingan po-sisi pertama dalam kelas ini berlang-sung ketat. Hokky

selaku pembalap senior harus ber-susah payah mem-

pertahankan posisi terdepan dari gem-puran Denny. Di sisa

dua putaran dari 30 putaran yang diselenggarakan,

posisi Hokky akhir-nya direbut Denny

hingga berakhirnya lomba.Dengan dua kali kemenang-

an, Denny mengemas 50 poin sehingga dia berhak men-duduki peringkat pertama klasemen sementara dengan total 103 poin. Untuk pering-kat ketiga, ada dua pembalap yang berhasil memperolehnya kedua, yaitu Owie Nurhuda (Kawahara Conn AHRS IRC) untuk putaran pertama dan Anggi Permana (Yamalube FDR KYT Trijaya) di putaran kedua. Hingga berakhirnya kelas IP 110 cc pembalap-pem-balap pabrikan Yamaha men-dominasi ketimbang Honda, Suzuki, dan Kawasaki.

Di sisi lain, nasib buruk di-alami pemimpin klasemen sementara, Hadi Wijaya (ELF IRC NHK Rextor Manual Tech) dan Rafid Topan (Yamalube KYT Tunggal Jaya ASH) tidak bisa menyelesaikan balapan karena gangguan teknis di mo-tor balap mereka pada putaran pertama.

Menurut Bambang Gunardi, dari Indospeed Management, race di Park Sirkuit Kenjeran ini sangat menguras tenaga pem-balap. “Dalam balapan dengan cuaca yang berganti dari panas hingga men dung berangin ini yang paling menentukan ada-lah stamina. Sebab, balapan di Park Sirkuit sangat meng-uras tenaga,” jelas Bambang. (Tsr/R-2)

KEMATIAN Marco Simoncelli di Sirkuit Sepang, Malaysia, akhir pekan lalu, meninggalkan duka mendalam bagi pencinta Moto-GP di seluruh dunia. Ba-nyak yang menyesalkan keper-gian sang pembalap itu, yang dinilai terlalu cepat. Pembalap asal Italia itu digadang-gadang menjadi bintang besar Moto-GP di masa depan. Sayang, takdir berkata lain.

Untuk ukuran bintang Moto-GP, nama Simoncelli memang belum setenar Valentino Rossi atau juara dunia musim 2011 Casey Stoner, Jorge Lorenzo, atau bahkan Dani Pedrosa. Namun, Super Sic--julukan Simoncelli--cepat menarik per-hatian para fan saat pertama kali turun di Moto-GP 2010.

Simoncelli mudah dikenali bukan karena rambut keriting-nya, fi sik yang tinggi menju-lang, atau wajah yang terkesan tengil. Gaya balapnya yang sa-ngat agresifl ah yang membuat dirinya langsung tenar. Ped-rosa menjadi korban pertama dari keagresifan Simoncelli di musim 2011. Setelah baru saja pulih dari cedera, Pedrosa dipaksa kembali absen saat motornya disenggol Simoncelli di Le Mans, Prancis, pada Mei lalu.

“Dia membuat lelucon se-seorang akan menangkap-

nya (karena membalap terlalu agresif). Mungkin itulah yang dia butuhkan karena saya ka-takan, yang ada di kepalanya tak ada apa-apa selain ram-butnya,” sungut Pedrosa. Be-gitu kesalnya, Pedrosa sampai menolak jabat tangan sebagai bentuk permintaan maaf dari Simoncelli.

Nasib Pedrosa juga dialami Lorenzo. Pembalap tim Yamaha Factory Racing itu terjatuh

setelah tersenggol oleh motor Simoncelli di Assen, Belanda. Lorenzo pun langsung melon-tarkan kritik kerasnya. “Saya tidak suka dengan cara dia menyalip. Dia terlalu agresif. Saya tidak bisa berkata hal negatif tentang kecepatannya saat membalap,” tukasnya.

Simoncelli hanya menang-gapi dengan santai semua kritik. Tak mengherankan jika kepergian Simoncelli menge-

jutkan komunitas Moto-GP. Kini, tidak ada lagi aksi agresif di trek atau aksi kontroversial ketika menyenggol pembalap lain hingga terjatuh dan keluar lintasan balap.

Moto-GP boleh dibilang ha-nya memiliki Rossi dan Simon-celli yang memiliki gaya balap agresif. Sejumlah nama tenar lainnya seperti Stoner, Lorenzo, atau bahkan Pedrosa enggan mengikuti gaya seperti itu.

Sejatinya pecinta Moto-GP tidak perlu khawatir kehilang-an tipikal pembalap seperti Simoncelli. Setiap tahunnya, Moto-GP melahirkan pemba-lap-pembalap seperti itu, sebut saja pembalap dari tim Rizla Suzuki Alvaro Bautista. Ia me-rupakan rival berat Simoncelli semasa di kelas 250 cc.

Di kelas Moto2 ada nama Marc Marquez, juara dunia kelas 125 cc. Marquez bahkan justru lebih luar biasa. Simak bagaimana di Phillip Island, Australia, pada 15 Oktober lalu, ketika ia start dari posisi 38. Dengan determinasi tinggi dan gaya agresifnya, Marquez mampu merebut podium ke-tiga.

Bagi para fan, pembalap yang tampil agresif jelas menjadi tontonan seru. Tanpa pembalap agresif, Moto-GP ibarat sayur kekurangan garam.

Moto-GP Selalu Butuh Pembalap Agresif

SENIN, 31 OKTOBER 2011 21OLAHRAGA

SUDUT PANDANG

Marco Simoncelli1987 - 2011

JUARA nasional tiga kali beruntun Alvin Bahar makin dekat ke tangga juara nasional kali keempat. Itu setelah pada balapan seri kelima Indonesian Series of Motorsport di kelas bergengsi GT Radial Touring Car Championship Master, di Sirkuit Sentul, Bogor, Jawa Barat, kemarin, Alvin finis kedua.

Posisi pertama untuk balap-an ini menjadi milik Roy Har-yanto yang sudah tidak lagi masuk perburuan poin juara nasional. Adapun podium tiga menjadi milik Sunny TS yang fi nis diikuti Haridarma Mano-ppo di posisi keempat.

Dengan fi nis keempat, Hari tetap menjaga posisinya aman sebagai pemuncak klasemen yang hanya selisih satu poin dengan Alvin di tempat ke-dua. Balapan yang digelar

hanya 15 lap dari total 18 lap lantaran hujan deras ini benar-benar menyulitkan semua pembalap.

Dengan menempati podium dua menjadikan poin pemba-lap tim Honda Fastron itu kini 65. Adapun Hari mengoleksi 66 poin. Artinya, perburuan posisi bergengsi bakal makin seru.

Alvin mengakui balapan mulai kacau setelah datangnya hujan. Beruntung penggunaan ban GT Radial Champiro yang merupakan ban resmi di kejur-nas balap mobil ini membuat mobil tetap stabil. ‘’Saya masih berusaha untuk naik ke posisi puncak, tapi hujan membuat agak kacau,’’ ujarnya seusai balapan. Ia bertekad pada seri terakhir harus bisa meraih po-dium teratas agar gelar juara nasional menjadi miliknya.

General Manager Marketing

PT Gajah Tunggal Tbk Arijanto Notorahardjo juga menyayang-kan datangnya hujan karena sejak awal ban yang diper-siapkan adalah ban kering. Harapannya, di seri pemuncak cuaca akan cerah sehingga per-saingan bisa lebih ketat.

Di sisi lain, hujan deras juga membuat balapan khusus kelas Mercedes Pertamina Fastron C Class dibatalkan. Total 32 peserta yang sudah siap berjibaku akhirnya hanya diam terpaku. Asisten Manajer Passenger Car Retail Market-ing PT Pertamina Syafa’at Jajuli pun menyayangkan da-tangnya hujan deras menjelang balapan. “Hujan ini adalah faktor di luar kekuasaan ma-nusia. Untungnya sepanjang empat seri digelar balapan ini cukup memuaskan,” jelas Jajuli. (Eko/R-1)

EKO SUPRIHATNO

TIDAK ada kejutan dalam Grand Prix (GP) India di Buddh International Circuit,

Noida, India, kemarin. Podium dikuasai tiga pembalap yang sudah berada di tiga besar klase-men sementara.

Pembalap Red Bull Racing-Renault Sebastian Vettel melesat sendirian sejak putaran pertama sampai ke-60 dan mencatat wak-tu 1 jam 30 menit 35,002 detik. Posisi kedua menjadi milik pem-balap McLaren-Mercedes Jenson Button (1:30:43,435) atau defi sit waktu 8,443 detik, di susul pem-balap Ferrari Fernando Alonso (1:30:59,303) atau defisit yang cukup tajam 24,3 detik.

“Yes boys! Ya, kita sudah melakukannya,” teriak Vettel dalam team radio sesaat setelah menyentuh garis finis. “GP India pertama menjadi tantang-an yang fantastis, kita sudah melakoninya.”

Bagi Vettel, kemenangan itu kemenangan ke-11 pada musim

2011. Gelar juara dunia sudah berada dalam genggamannya sejak seri 15 di GP Jepang. De-ngan kemenangan itu, poin Vettel menjadi 374. Terlebih bagi Button, posisi kedua membuat-nya semakin kukuh di posisi klasemen sementara dengan 240 poin. Adapun Alonso mengan-tongi 227 poin.

Vettel dianggap Button sulit ditandingi. “Laju Sebastian Vettel begitu baik dan ia tidak membuat banyak kesalahan. Ban-ban yang saya gunakan terasa baik dan kompetitif, tetapi masih tetap sulit untuk mengatasi Sebastian.”

Namun dalam balapan ke-marin diwarnai insiden antara pembalap McLaren-Mercedes Lewis Hamilton dan pembalap Ferrari Felipe Massa. Di pu-taran ke-24, Hamilton mencoba menyalip Massa. Ia akhirnya mengambil sudut dalam Massa di tikungan ke kiri. Celakanya, Massa mencoba menutup dan kedua mobil akhirnya berben-turan.

Massa keluar dari lintasan,

sedangkan mobil Hamilton rusak di bagian sayap depan. Di putaran ke-31, Massa mendapat penalti karena dianggap sebagai penyebab terjadinya insiden dengan Hamilton. Massa akhir-nya tidak dapat menyelesaikan balapan karena suspensi bagian depan mobilnya bermasalah.

Hamilton mengaku kecewa karena Massa dianggapnya benar-benar tidak memberinya ruang. “Kami memiliki peng-heningan cipta semenit sebelum balapan ketika saya dan Felipe Massa bersebelahan. Ia sudah lama tidak berbicara ke saya. Ketika akan balapan saya hanya bilang semoga beruntung untuk balapannya,” ujar pembalap asal Inggris ini.

“Namun, di balapan, saya mencoba menyalip dan sebe-narnya ingin membatalkan karena tidak terlihat ia akan memberi saya ruang, dan kami berbenturan. Saya benar-benar menyesal ke tim saya,” tambah Hamilton.

Hamilton menegaskan tidak seharusnya Massa bersikap se-

perti itu, karena menutup jalan ketika dia akan mendahului bukanlah tindakan sportif.

Sebelum balapan dimulai, Hamilton sempat bicara tentang kematian yang begitu dekat de-ngan dunianya. Ia pun mengaku tidak takut kalau hal itu terjadi pada dia karena merupakan risiko yang harus dihadapi.

Dalam dua pekan terakhir, dua nyawa memang sudah melayang dari arena balapan. Pembalap IndyCar Dan Whel-don dan pembalap Moto-GP Marco Simoncelli. “Mereka akan tetap ada di benak semua pecinta balapan. Namun Anda harus yakin bahwa ini adalah pengorbanan dan risiko yang harus dihadapi. Tidak ada se-orang pun yang mau berada dalam situasi seperti itu,” tutur Hamilton.

Jika harus meninggal, lanjut Hamilton, ia tidak tahu harus membayangkan melaluinya dengan cara seperti apa. (Autos-port/KK/Reuters/R-2)

[email protected]

Alvin dan Hari BersaingRaih Jawara Nasional

Perburuan Poin untuk Juara Indoprix 2011

Massa mendapat penalti karena dianggap sebagai penyebab terjadinya insiden. Ia akhirnya tidak dapat menyelesaikan balapan.

Vettel Menang Hamilton Berang

MINUM SAMPANYE: Pembalap Red Bull Sebastian Vettel minum sampanye dari trofi yang berhasil diraihnya setelah memenangi GP India di Buddh International Circuit di Noida, India, kemarin. Posisi berikutnya menjadi milik Jenson Button dan Fernando Alonso.

AJIVSumpepepamdina

12KrKmyabangan2 08 unde

JUbedekabaSebeCdiBake

anyamnamfi npp

teseyadedu

TOP SKOR

Hokky KrisdiantoPembalap Yamalube FDR KYT Trijaya

Scherazade Mulia SaraswatiWartawan Media Indonesia K

dWartawan Media Indonesia

REUTERS/FADI AL-ASSAAD

AP/ LUCA BRUNO