Senyawa Alam Metabolit Sekunder

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    1/121

     

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    2/121

     

    ii

    SENYAWA ALAM

    METABOLIT SEKUNDER

    TEORI, KONSEP DAN TEKNIK PEMURNIAN 

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    3/121

     

    iii

    UU No 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta

    Fungsi dan Sifat hak Cipta Pasal 21. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak

    Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yangtimbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa

    mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yangberlaku.

    Hak Terkait Pasal 491. Pelaku memiliki hak eksklusif untuk memberikan izin atau melarang

    pihak lain yang tanpa persetujuannya membuat, memperbanyak, ataumenyiarkan rekaman suara dan/atau gambar pertunjukannya.

    Sanksi Pelanggaran Pasal 721. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan

    sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (2)dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah),atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda palingbanyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

    2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan,atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaranHak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana denganpidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyakRp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    4/121

     

    iv

    Azis Saifudin, Ph.D., Apt.

    SENYAWA ALAM

    METABOLIT SEKUNDER

    TEORI, KONSEP DAN TEKNIK PEMURNIAN

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    5/121

     

    v

    Katalog Dalam Terbitan (KDT)

    SAIFUDIN, AzisSenyawa Alam Metabolit Sekunder Teori, Konsep, dan Teknik

    Pemurnian/oleh Azis Saifudin.--Ed.1, Cet. 1--Yogyakarta:Deepublish, November 2014.

     vii, 113 hlm.; 25 cm

    ISBN 978-602-280-472-7 

    1. Senyawa I. Judul

    546

    Desain cover : Unggul Pebri HastantoPenata letak : Rizky Selvasari

    Jl. Elang 6, No 3, Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, SlemanJl.Kaliurang Km.9,3 – Yogyakarta 55581

    Telp/Faks: (0274) 4533427

    Hotline: 0838-2316-8088

    Website: www.deepublish.co.idE-mail: [email protected] 

    PENERBIT DEEPUBLISH

    (Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA) Anggota IKAPI (076/DIY/2012)

    Isi diluar tanggungjawab percetakan

    Hak cipta dilindungi undang-undangDilarang keras menerjemahkan, memfotokopi, ataumemperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini

    tanpa izin tertulis dari Penerbit.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    6/121

     

    vi

    KATA PENGANTAR

    Pembelajaran ilmu bahan obat alam atau farmakognosi diperguruan tinggi perlu dipikirkan ulang dan redidesain agar lebih

    fundamental secara sains, integratif dengan ilmu terkait dan fleksibel

    untuk membekali mahasiswa agar bisa berinteraksi dengan

    penemuan terbaru dan berpikir lintas bidang/interdisipliner.

    Sedangkan pelajaran fitokimia di farmasi yang selama ini terkesan

    “berdiri sendiri”  perlu dikembalikan ke induk aslinya yakni

    farmakognosi. Dan farmakognosi dipertajam dengan kimia bahan

    alam (natural product chemistry ). Buku ini menggunakan jembatanaspek kimia organik sebagai dasar dan bingkai pembahasan

    farmakognosi. Di dalam buku ini dipaparkan teori dasar metabolit

    sekunder, teknik isolasi dengan interface   aspek farmakologi.

    Beberapa konsiderasi akan inkonsistensi pola yang lazim dijumpai

    pada pekerjaan metabolit ini juga dipaparkan, termasuk beberapa

    problematika terkait kontroversi metabolit sekunder.

    Semoga buku sederhana ini ikut memberikan bekal dan

    menambah dasar keilmuan para mahasiswa yang kelak di masa

    depan berpartisipasi mengelola kekayaan alam Indonesia. Penulisberharap buku sederhana ini bermanfaat kepada para peneliti,

    mahasiswa tingkat sarjana atau pasca sarjana untuk mendukung riset

    bidang senyawa alami, metabolit sekunder. Bagi penulis dan

    keluarga semoga menjadi amal kebaikan.

    Terima kasih saya ucapkan kepada para guru, senpai   dan

    kolega yang memberikan bimbingan dan sharing akademik maupun

    kehidupan sosial.

    Akhirnya terima kasih disampaikan kepada ibu dan bapakpenulis, istri tercinta Anggrek Sekar, wonderful kids   Nabilah, Kiki,

    dan Ubay yang memberikan inspirasi serta semangat.

    Solo, 2014

    Penulis

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    7/121

     

    vii

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ................................................................... vi

    DAFTAR ISI .............................................................................. vii

    BAB I PERAN BAHAN ALAM DALAM PENEMUAN

    MOLEKUL OBAT ........................................................... 1 

    BAB II BIOSINTESIS DAN PENGGOLONGAN

    METABOLIT SEKUNDER ............................................. 10 

    BAB III KELARUTAN METABOLIT SEKUNDER DANPEMILIHAN PELARUT .................................................35 

    BAB IV EKSTRAKSI, FRAKSINASI, DAN PURIFIKASI .................39 

    BAB V BIOASSAY  /UJI BIOAKTIFITAS/UJI

    FARMAKOLOGI (BIOASSAY GUIDED

    FRACTIONATION ) .....................................................69 

    BAB VI SKALING UP DAN DEREPLIKASI ..................................74

    BAB VII EFEK SINERGISME, KOMPLEMENTER, DAN EFEKPLAUSIBLE ...................................................................76 

    BAB VIII SENYAWA TARGET BERSIFAT POLAR (SANGAT

    LARUT DALAM AIR ATAU METANOL) .......................78 

    BAB IX PENENTUAN STRUKTUR/ELUSIDASI STRUKTUR .......84 

    BAB X ELUSIDASI STRUKTUR BEBERAPA SPEKTRA

    METABOLIT SEKUNDER ............................................. 91 

    REFERENSI ............................................................................. 103

    GLOSARIUM .......................................................................... 105

    INDEKS ................................................................................... 110

    BIODATA PENULIS .................................................................. 113

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    8/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 1 

    BAB I

    PERAN BAHAN ALAM DALAM PENEMUAN MOLEKUL OBAT

    Target belajar: Pembaca memahami secara fundamental peran bahan

    alam sebagai sumber molekul aktif farmakologis. Memahami posisi

    farmakognosi dalam rumpun ilmu kefarmasian. Memahami peran

    penting kimia organik sebagai jembatan memahami senyawa aktif

    dari bahan alam.

    Obat berdasarkan besar molekulnya dibagi menjadi dua yakni

    mikromolekul dan makromolekul.

    Gambar 1.1. Contoh kisah sukses molekul alam. Senyawa-senyawa

    tersebut diresepkan di klinik. Molekul-molekul ini

    dimurnikan dari tumbuhan dan mikroba tanpa

    modifikasi apapun. Statin adalah golongan obat yang

    memiliki share market terbesar di dunia.

    N

    N

    O

    OCH3

    OH

    H3CO

    N

    N

    HO

    OH

    O

    O

    OCH3

    O

    NH

    O

    OO

    O

    O

    O

    O

    O

    HO

    OH

    OO

    H

    OH

    Daunorubisin(anti kanker payudara)

    Lovastatin /statin(anti kolesterol)

    Artemisinin(anti malaria)  

     Vinblastin (anti leukemia) Taxol (anti berbagai kanker)

    O   OO

    O

    O

    OH

    OH

    O

    OH

    H2N

    OH

    O

    O

    O

    H   H

    O

    H

    HO

    O

    O

    O

    O

    O

    H

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    9/121

     

    2 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Obat Mikromolekul

    Berat molekul obat golongan ini antara 100-1000 Dalton.

    Molekul kecil ini kebanyakan diformulasikan dalam bentuk tablet,

    kapsul, salep, sirup, serbuk, dan sejenisnya yang sangat mudah

    dijumpai di apotek atau toko obat. Mikromolekul diperoleh dengan

    cara sintesis total atau parsial dan dengan cara pemurnian dari

    tumbuhan, bakteri, jamur.

    Obat yang dibuat dari mikromolekul selama proses ekstraksi

    dari bahan alam atau sintesisnya memerlukan bantuan pelarut

    organik yakni metanol, etanol (alkohol), kloroform, heksana, aseton,

    dan etanol dan lain-lain. Lebih dari 90% lebih molekul jenis

    ini tidak larut air.

    Obat Makromolekul

    Kebanyakan obat makromolekul berupa protein dan

    polisakarida. Produk ini berbagai vaksin dan produk imunologi.

    Berat molekul golongan ini mayoritas lebih dari 1000 Dalton dan

    memiliki kelarutan dalam buffer air. Kebanyakan protein merupakan

    produk bioteknologi yang dihasilkan dengan rekayasa genetika

    dengan bantuan mikrobia. Demikian pula produk obat protein dan

    vaksin ini disiapkan dan disimpan dalam buffer.

    Makromolekul diperoleh dengan cara ekstraksi serum

    binatang, fermentasi bakteri atau jamur. Sifat obat makromolekul

    larut dalam air atau buffer.

    Baik mikromolekul kebanyakan merupakan produk alam.

    Sedangkan makromolekul dihasilkan dari proses fermentasi/

    bioteknologi.

    Sejak kehidupan manusia pertama Nabi Adam AS hingga detik

    ini manusia memanfaatkan bahan alam untuk hidup. Untukmendukung kehidupan: kelahiran, pertumbuhan, makan, minum,

    pakaian, papan, keindahan, seni, beragama, dan kematian manusia

    tidak bisa terlepas dari bahan alam. Kesemua aspek kehidupan

    tersebut manusia sangat tergantung dengan zat alami yang dihasilkan

    oleh makhluk hidup lain. Dari sisi makhluk produsen, senyawa alami

    ada yang digunakan sebagai zat esensial untuk hidup dan ada zat

    yang sekedar untuk mendukung kehidupan. Zat esensial untuk hidup

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    10/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 3 

    digunakan untuk dasar-dasar kehidupan: tumbuh, berkembang, dan

    bereproduksi. Sedangkan zat pendukung kehidupaan digunakan

    sebagai zat pertahanan dari gangguan makhluk lain, menarik

    (attractant ) makhluk lain, dan alelopat untuk mendominasi suatu

    kawasan, menetralkan racun, dll.

    Senyawa alami secara umum adalah molekul kimia berupa

    mineral, metabolit primer, dan metabolit sekunder. Secara famili

    besar, metabolit primer dan metabolit sekunder adalah senyawa

    organik.

    Bahan alam dibedakan menjadi dua berdasarkan fungsi

    terhadap makhluk hidup pembuatnya yakni:

    1. 

    Metabolit primer2.  Metabolit sekunder

    Metabolit sekunder adalah senyawa yang disintesis oleh

    makhluk tumbuhan, mikrobia atau hewan melewati proses

    biosintesis yang digunakan untuk menunjang kehidupan namun tidak

    vital (jika tidak ada tidak mati) sebagaimana gula, asam amino dan

    asam lemak. Metabolit ini memiliki aktifitas farmakologi dan biologi.

    Di bidang farmasi secara khusus, metabolit sekunder digunakan dan

    dipelajari sebagai kandidat obat atau senyawa penuntun (leadcompound ) untuk melakukan optimasi agar diperoleh senyawa yang

    lebih poten dengan toksisitas minimal (hit).

    Metabolit Primer

    Memiliki ciri:

    Esensial untuk hidup: pertumbuhan normal, perkembangan dan

    reproduksi. Berupa enzim fisiologis, menghasilkan energi misalnya

    karbohidrat.

      Terlibat langsung dalam fungsi fisiologis normal: protein dan

    enzim

      Terdapat di dalam organisme atau sel.

      Dikenal dengan istilah metabolit sentral.

      Berat molekul (BM) dari kecil dalam bentuk monomer hingga

    sangat besar polimer ( > 1500 Dalton).

      Contoh: glukosa, asam organik sederhana, asam lemak,

    protein, hormon, enzim adalah metabolit primer.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    11/121

     

    4 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Metabolit Sekunder

    Memiliki ciri:

     

    Tidak terlibat langsung dalam metabolism/kehidupan dasar:pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi.

      Tidak esensial, ketiadaan jangka pendek tidak berakibat

    kematian. Ketiadaan jangka panjang mengakibatkan

    kelemahan dalam pertahanan diri, survival, estetika, menarik

    serangga.

     

    Golongan metabolit sekunder distribusi hanya pada spesies

    pada filogenetik /familia tertentu.

      Seringkali berperan di dalam pertahanan terhadap musuh.

     

    Senyawa organik dengan berat molekul 50-1500 Dalton.

    Sehingga disebut mikro molekul.

      Penggolongan utama: terpenoid, fenil propanoid, poliketida,

    dan alkaloid adalah metabolit sekunder.

      Pemanfaatan oleh manusia: untuk obat, parfum, aroma,

    bumbu, bahan rekreasi dan relaksasi.

    Mikroba dan tumbuhan baik darat maupun laut merupakan

    salah satu sumber utama bahan obat. Berbagai obat penting yang

    diresepkan di dalam terapi klinik seperti antibiotik, statin, vinkristin,

    taksol didapatkan dengan pemurnian dari sumber alami yakni

    mikroba dan tetumbuhan. Demikian halnya beberapa jenis-jenis

    senyawa yang berpotensi sebagai agen promosi kesehatan seperti

    katekin, genistein, flavonoid, stilebenoid, dan lain-lain juga diisolasi

    dari bahan alam, baik dari mikroba, tumbuhan, jamur maupun

    sarang serangga seperti propolis (sarang lebah) atau pun sarang

    semut.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    12/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 5 

    Gambar 1.2. Dari 1355 obat yang digunakan di klinik pada rentangtahun 1981-2010, hanya 4.4% molekul alami langsung

    sebagai obat dan 0.4% ekstrak, namun sekitar 48% obat-

    obatan lain diperoleh dengan modifikasi molekul alami,

    atau berupa vaksin. (Diadaptasi dari Newman et al , 2012

    Journal of Natural Products).

    Pada rentang tahun 1981-2010, 4.4% dari 1355 buah obat-

    obatan yang beredar berasal dari pemurnian bahan alam dan 0.4%

    ekstrak da 43% merupakan senyawa alami yang dimodifikasi

    (Newman, Cragg, and Snader, 2012). Terkhusus pada area obat

    kanker, 74% obat yang digunakan secara klinik berasal dari ekstraksi

    senyawa alami atau modifikasi senyawa alami. Jika digabungkan

    dengan senyawa tiruan (mimick ), vaksin, ekstrak maka kontribusi

    bahan alam dalam penyediaan bahan obat lebih dari 50%. Dengan

    demikian tampak sekali peran metabolit sekunder di dalam

    penyediaan obat.

    Perlu dicatat dengan baik-baik dan ditekankan di sini, bahwa

    pemurnian molekul dari bahan alam bukanlah pekerjaan final danlangsung bisa digunakan obat akan tetapi masih dan perlu langkah

    lain. Jadi hanya sekitar 5% senyawa yang dihasilkan ekstraksi

    langsung bisa digunakan untuk obat, kebanyakan menemukan

    senyawa model untuk disintesis atau dimodifikasi lebih lanjut.

    Farmakognosi

    Farmakognosi berasal dari kata Yunani Pharmakon  (obat) dan

     gnosis  (pengetahuan), yakni pengetahuan tentang bahan obat. Secara

    4.4% 

    22.1% 

    0.4% 

    14.9% 

    5.9% 

    52.4% 

    Molekul alam

    Modifikasi molekul alam

    Fitofarmaka

    Peptida

    Vaksin

    Sintesis

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    13/121

     

    6 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    khusus farmakognosi adalah salah satu rumpun ilmu farmasi yang

    mempelajari sumber bahan obat yang berasal dari bahan alami

    (tumbuhan, mikroba, sarang, mineral dan hewan). Jadi awal mula

    farmakognosi mempelajari bahan mentah obat atau crude drug .

    Di waktu lampu (….-1800 M) ketika ilmu kimia organik belum

    berkembang farmakognosi berforkus melakukan identifikasi spesies

    tanaman, klasifikasi taksonomi, mempelajari morfologi dan

    penggunaan bahan-bahan alami untuk pengobatan penyakit.

    Tonggak sejarah farmakognosi modern dimulai dengan pemurnian

    molekul tunggal dari tanaman.

    Gambar 1.2 Morfin senyawa organik pertama dimurnikan oleh Fredrick

    Serturner (Merck GmBH) dari kuncup bunga Papversomniverum . Hingga hari ini masih digunakan di klinik

    untuk analgetik umum.

    Kelahiran farmakognosi modern (farmakognosi kimiawi)

    dimulai dengan pemurnian molekul morfin (analgetik) oleh Friedrich

    Sertuner pada tahun 1804 dari kuncup bunga (poppy ) Papaver

    somniverum  dan dikomersialkan oleh pabrik farmasi Jerman, Merck.

    Selanjutnya isolasi morfin itu memberikan ide ilmuwan modern lainuntuk melakukan pekerjaan pemurnian molekul-molekul lain dari

    bahan alam yang mungkin digunakan untuk obat seperti:

      Striknin (pestisida hewan

    kecil)  Nikotin (stimulant)

      Kuinin (anti malaria kuno)   Atropin (relaksan otot polos)

      Kafein (stimulant)   dan Kokain (stimulan penekan

    lapar, halusinogen)

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    14/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 7 

    Dengan ribuan spesies hayati tumbuhan tingkat tinggi,

    mikroba, jamur, bakteri adalah sumber molekul-molekul penting

    untuk kehidupan manusia dan lingkungan. Dengan ditemukan

    metode kromatografi dan spektroskopi, farmakognosi memulai

    babak baru yakni fokus dengan aspek pemurnian senyawa organik

    tunggal. Jadi dalam farmakogos modern, kimiawi organik bukan

    sekedar aspek lagi melainkan menjadi paradigma farmakognosi

    modern. ScFinder, suatu portal kimia, ratusan ribu senyawa telah

    ditemukan hingga kini dan ratusan senyawa baru ditemukan setiap

    tahun. Senyawa tersebut diteliti dan dipelajari sebagai kandidat obat.

    Jadi di dalam farmasi modern metabolit sekunder merupakan

    sumber molekul obat. Pada kimia medisinal, metabolit sekundertersebut dipelajari dan diteliti untuk digunakan sebagai kandidat obat

    modern. Di tingkat perguruan tinggi dan pasca sarjana metabolit

    sekunder dijadikan sebagai obyek pembelajaran secara khusus karena

    beberapa pertimbangan:

    1.  Aspek farmakologi: keanekaragaman struktur kimia metabolit

    sekunder yang tinggi mengindikasikan potensi keragaman efek

    farmakologinya dan merupakan sumber kandidat senyawa

    obat yang tidak terbatas.

    2.  Stabilitas: molekul kecil memiliki stabilitas lebih tinggi

    dibandingkan makromolekul. Makromolekul baik polisakarida

    maupun protein rawan terhadap berbagai reaksi perusak.

    Misalnya hidrolisis yang menyebabkan struktur pecah.

    3.  Aspek kimia medisinal dan teknologi pemisahan: senyawa

    metabolit sekunder cenderung bersifat semipolar sehingga lebih

    mudah berinteraksi atau melewati barrier/jaringan biologis.

    Kimia medisinal secara praksis membangun paradigma berpikir

    kompromis antara struktur senyawa obat dan aktifitasfarmakologis, pertimbangan polaritas obat terhadap

    kemampuan menembus barrier jaringan dan sel. Dalam

    prakteknya, aspek teknologi pemisahan juga menjadi unsur

    penting kimia medisinal. Senyawa yang bersifat semi polar

    lebih mudah dipisahkan dan dimurnikan dengan teknologi

    kromatografi yang dikembangkan saat ini (silika, ODS,

    sephadex).

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    15/121

     

    8 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    4.  Aspek farmasetik dan teknologi farmasi: berat molekul yang

    kecil memungkinkan takaran dosis yang kecil dan lebih bisa

    diterima (acceptable)   untuk manusia dan hewan. Berat

    molekul kecil lebih fleksibel terkait bentuk sediaan yang akan

    diformulasi obat (tablet, kapsul, powder, injeksi), lebih

    kompromis dan harmonis dengan pilihan bahan

    pengisi/pembantu. Aspek teknologi farmasi: konsekuensi dari

    poin 3, bobot molekul yang kecil lebih mudah, efisien dan

    ekonomis dalam proses produksi di industri farmasi. Begitu

     juga terkait dengan wadah dan pengepak juga lebih

    ekonomis.

    5. 

    Aspek struktur: struktur senyawa aktif farmakologis seringkaliberstruktur kompleks dengan cukup banyak kiralitas (orientasi

    letak gugus dalam 3 dimensi). Metode sintesis seringkali

    menghasilkan campuran rasemis dan memiliki tahapan panjang

    dilakukan untuk menghasilkan senyawa berstruktur kompleks.

    Sehingga ekstraksi dan pemurnian masih merupakan jalan

    paling ekonomis dan efisien terkhusus untuk senyawa

    berstruktur rumit tersebut.

    Pertanyaan

    1.  Apa keuntungan metabolit sekunder jika digunakan sebagai

    bahan baku obat dibandingkan dengan molekul-molekul

    besar?

    2.  Bandingkan sifat metabolit sekunder pula terhadap senyawa- 

    senyawa yang sangat mudah larut air? dapatkan Anda

    memikirkan kelemahannya?

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    16/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 9 

    Gambar 1.4 diagram Kedudukan farmakognosi di dalam eksplorasimaterial aktif.

    Standardisasi dan kontrolkualitas (kimia analisis)

    Ekstrak aktif, gubal,

    crude drug

    Farmakognosi

    Farmasetika

    Tumbuhan, bakteri, jamur,dan hewan

    Farmakologi

    Tablet, serbuk, kaplet, sirup dll

    Molekul

    Molekul semi

    alami

    Molekul

    Sintesis

    Kimia Organik (termasuk

    Fitokimia)

    Kimia medisinal

    Kimia sintesis

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    17/121

     

    10 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    BAB II

    BIOSINTESIS DAN PENGGOLONGAN METABOLIT

    SEKUNDER

    Target Pembelajaran: Pembaca ditargetkan mampu membedakan

    golongan terpenoid, poliketida, fenil propanoid, alkaloid atau

    campuran berdasarkan kerangka kimia yang diberikan. Mampu

    menyebutkan jalur biosintesis dan tahapan umum di dalam jalur

    biosintesis terpenoid, poliketida dan fenil propanoid. Sedangkan

    metode klasik dengan reagen tertentu bersifat dekstruktif sehingga

    sudah mulai ditinggalkan.  Untuk pembaca tingkat master

    diharapkan mampu memperkirakan golongan metabolit sekunder

    berdasarkan clue spektra NMR).

    Jika manusia dibekali akal budi dan gerak pindah koordinasi

    tubuh, makhluk hidup selain manusia dibekali oleh Allah SWT untuk

    menghasilkan senyawa metabolit sebagai “alat” untuk survival

    mendukung kehidupan mereka. Misal alkaloid sebagai senyawa

    pertahanan dari musuh dan hama, flavonoid senyawa penghias,

    senyawa pewarna, terpenoid sebagai atraktan atau penarik, atau

    polifenol dalam rangka menetralkan senyawa beracun.

    Kenyataannya manusia manusia juga menghasilkan metabolit

    kategori alkaloid. Berbagai neurotransmitter adalah alkaloid. Tanpa

    alkaloid endogen hidup manusia cacat dan tidak sempurna.

    Pembahasan khusus ada di golongan alkaloid.

    Sifat-sifat kimiawi metabolit sekunder tersebut umumnya

    memiliki berat molekul yang kecil (antara 50-1500  Dalton),

    umumnya tidak larut air karena bersifat semi polar, dan strukturkimianya sangat beragam, jika saling bersenyawa jarang membentuk

    molekul besar.

    Gambar 2.1  Glukosinolat salah satu senyawa untuk senjata pertahanan

    tumbuhan dari serangan virus, bakteri dan jamur.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    18/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 11 

    Selain melakukan biosintesis sekunder, makhluk hidup

    melakukan biosintesis primer sebagai proses kimiawi vital untuk

    dasar untuk melakukan aktifitas hidup. Biosintesis ini dilakukan untuk

    menghasilkan senyawa-senyawa esensial dan dasar reaksi-reaksi

    kehidupan misalnya gula (karbohidrat) untuk menghasilkan energi,

    asam amino untuk membangun jaringan dan biokatalis, asam lemak

    untuk membangun dinding sel dan cadangan energi. Tanpa

    metabolit primer ini dasar-dasar hayati tidak ada dan metabolit

    sekunder juga tidak bisa diproduksi.

    Metabolit primer terdiri dari 3 golongan utama yakni

    karbohidrat, protein dan lemak. Glukosa esensial untuk

    menghasilkan energi, asam amino vital untuk menghasilkan berbagaihormon dan neuro transmitter, lemak untuk membangun jaringan.

    Setiap metabolit primer ini akan bersenyawa membentuk polimer

    atau ikatan yang lebih kompleks membentuk jaringan tubuh.

    Jaringan otot tersusun dari pensenyawaan kompleks protein, dinding

    sel tumbuhan atau cangkang binatang dibentuk dari persenyawaan

    antar karbohidrat, jaringan lemak disusun oleh persenyawaan lemak.

    Antar metabolit primer ini juga akan saling membentuk

    persenyawaan dalam membangun sel-sel dan jaringan kemudian

    organ.

    Adapun sifat-sifat kimiawi metabolit primer, memiliki berat

    molekul kecil mulai dari 80-300 Dalton/amu, larut dalam air (gula

    dan asam amino) atau tidak larut air misalnya asam lemak, jika saling

    berikatan membentuk senyawa dengan berat molekul sangat besar

    (BM >1000-100.000 d). Secara farmakologis, senyawa metabolit

    sekunder memiiliki berbagai aktifitas biologis: anti bakteri, anti

    infeksi, anti kolesterol, anti kanker, anti diabetes dll.

    Pertanyaan: apakah hubungan antara metabolit sekunder denganmetabolit primer ?

    Gambar 2.2 Glukosa, adalah metabolit primer untuk bahan energi

    kehidupan dan darinya berbagai metabolit sekunder juga

    berasal.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    19/121

     

    12 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Karena metabolit sekunder berjumlah jutaan di alam dan akan

    terus ditemukan ratusan senyawa baru setiap tahun maka tidak

    mungkin seseorang bisa menghafalnya, walaupun setiap golongan

    struktur. Diperlukan frame work  dan metode berpikir yang mampu

    mencakup garis besar metabolit sekunder. Untuk itu pemahaman

    dasar-dasar biosintesis diperlukan.

    Tujuan memahami biosintesis metabolit sekuder:

    1.  Senyawa di alam berjumlah jutaan dan tidak mungkin dihafal.

    Setiap tahun ditemukan ratusan senyawa baru. Bahkan antar

    senyawa satu sama lain membentuk senyawa yang lebih

    kompleks. Biosintesis digunakan untuk membangun paradigma

    berpikir dan meringkas keterhubungan antar senyawa.2.  Keteraturan pola struktur. Dengan memahami kerangka dan

     jalur asal biosintesis suatu golongan senyawa bisa digunakan

    untuk membantu menentukan struktur kimia. Inti kerangka

    senyawa-senyawa metabolit sekunder memiliki keteraturan

    pola dan memiliki bentuk yang seragam di dalam keragaman

    sehingga penentuan struktur (elusidasi struktur) cukup terbantu

    dengan pemahaman kerangka biosintesis.

    3.  Desain obat modern. Dengan memahami jalur biosintesis dan

    mekanisme penyakit dimungkinkan desain obat (sintesis obat

    dan QSAR (Quantitative-Structure Activity Relationship) atau

    HKSA (Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas)) berdasarkan

    pola interaksi penyakit dan target obat yang lebih selektif.

    4.  Aspek selektifitas. Terkait kondisi patologis (biokimiawi

    penyakit), biosintesis terkait dengan berbagai mekanisme

    penyakit dan pengobatan. Dengan memahami mekanisme dan

     jalur biosintesis pembentukan senyawa penyebab penyakit

    maka dimungkinkan memilih target, mengeblok ataumeminimalkan senyawa biologis penyebab penyakit. Misalnya

    menurunkan jumlah kolesterol, merusakkan kapsul dari virus,

    mengeblok protein penyebab diabetes, meminimalkan

    pembentukan NO  (nitrit) pada penyakit jantung atau

    menyebabkan jejas kerusakan jaringan. Berbagai penyakit

    masih menjadi misteri dan kini jalur biosintesis, pathway/ dan

     jalur komunikasi sel menjadi topik penting di bidang

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    20/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 13 

    kedokteran dan pengobatan karena biosintesis seringkali terkait

    dengan pembentukan agen degeneratif di dalam tubuh.

    5.  Aplikasi bioteknologi untuk produksi. Dengan diketahuinya

     jalur biosintesis senyawa tertentu, melalui bioteknologi

    kuantitas produk senyawa bermanfaat seperti obat yang

    dihasilkan bisa dinaikkan. Jika senyawa kimia hanya bisa

    dihasilkan dalam jumlah amat kecil misal taksol atau vinkristin

    maka produksinya bisa ditingkatkan melalui potensi rekayasa

    genetika atau manipulasi media fermentasi.

    Berbagai mekanisme penyakit dan target obat baru ditemukan

    dengan biosintesis, misalnya target biosintesis kolesterol, target enzim

    pengganggu insulin, target penggangu asetil kolin pada Alzhaemer’s .

    Ilmu biosintesis bukanlah ilmu yang mati dan statis namun berbagai

    misteri besar kehidupan ada di dalamnya dan akan terus

    berkembang dan ditemukan terutama di dunia biologi/kedokteran.

    Untuk memahami dasar biosintesis metabolit sekunder maka

    terlebih dahulu diperlukan beberapa istilah kunci:

    1.  Starting material:  adalah senyawa sederhana yang biasanya

    cukup stabil secara kimiawi dan menjadi bahan baku biosintesis

    misalnya asam laktat glukosa, fruktosa, dan senyawa gula lain.2.  Prekursor:  adalah senyawa yang terbentuk dari starting

    material namun bukan produk akhir, seringkali prekursor ini

    ditambahkan dari luar untuk meningkatkan produk. Prekursor

    kebanyakan merupakan asam amino.

    3.  Biokatalis:  sebagaimana pengertian katalis pada umumnya

    namun katalis di dalam biosintesis secara khusus adalah enzim-

    enzim pembantu reaksi.

    4.  Jalur biosintesis atau pathway: adalah rangkaian tahapan reaksi

    perubahan starting material menjadi metabolit.

    5.  Produk:  senyawa terakhir yang dihasilkan, yakni senyawa

    senyawa poliketida (C2), terpenoid (C5), senyawa fenil

    propanoid (C9) sebagai kerangka utama, senyawa alkaloid,

    dan senyawa campuran.

    Metabolit sekunder berasal dari biosintesis primer. Umumnya

    starting material paling awal adalah senyawa metabolit primer

    sederhana dan stabil secara kimia dan fisika, yakni gula.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    21/121

     

    14 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Penelitian biosintesis di dalam laboratorium:

    Media hidup yang digunakan adalah kultur sel tumbuhan, kultur

     jamur, kultur bakteri atau tumbuhan utuh.

    Gambar 2.3 Alur biosintesis metabolit sekunder. Starting mula-mula

    adalah air dan CO2 (fotosintesis) yang menunjukkan bahwafotosintesis adalah proses biokimiawi dasar yang mendasari

    kehidupan. Dari fakta ini tampak sekali bahwa air adalah

    starting material mula-mula semua makhluk hidup.

    Dengan demikian berdasarkan jalur biosintesis, metabolit

    sekunder digolongkan menjadi:

    Glukosa

    Asam mevalonat  C5)

    Asetil-CoA  C2)

    Turunan poliketida

    Berbagai asam amino

    alifatik

    Dioksiselulosa  C5)

    Asam

    Sikimat

    Turunan asetat

    Benzoik dan

    fenolik C7)

    FOTOSINTESIS

    L-fenilalanin,tirosin, triptofan

    C9)

    Eritrose 4-P

    H

    2

    O +

    CO

    2

     

    O

    2

     +

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    22/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 15 

    1.  Golongan asetat (C2): poliketida dan asam lemak.

    2.  Golongan mevalonat dan deoksisilulosa (C5): terpenoid

    3.  Golongan sikimat: fenil matanoid (C7) dan fenil propanoid

    (C9)

    4.  Golongan alkaloid

    5.  Golongan campuran: kombinasi antar metabolit sekunder atau

    metabolit sekunder dengan metabolit primer.

    Golongan senyawa poliketida dan asam lemak C2)

    Gambar 2.4 Tetrasiklin adalah antibiotik dihasilkan oleh biosintesis

    asetat. Di tahap akhir mengalami aminasi

    Senyawa C2 digolongkan menjadi 2 yakni golongan poliketida

    dan turunan asam lemak. Asam asetat adalah building block   dan

    kerangka dasar golongan ini. Sehingga jumlah karbon golongan

    metabolit sekunder ini berjumlah 2 dan kelipatannya (C2 x n).

    Senyawa ini sangat luas distribusinya. Mulai dari makhluk jasad renik,

    tumbuhan dan vertebrata menghasilkan senyawa golongan ini.

    Berbagai golongan antibiotik, asam lemak, bahkan aflatoksin

    penyebab hepatitis adalah senyawa-senyawa poliketida. C2 jika

    membentuk struktur siklik maka ia menjadi poliketida dan jika

    membentuk rantai alifatik panjang maka membentuk kerangka asam

    lemak. Dengan demikian C2 berkontribusi membentuk metabolitprimer

    Ciri-ciri senyawa poliketida adalah:

    -  Strukturnya tersusun dari rantai karbon dengan kelipatan 2

    sehingga disebut C2, karena berasal dari starting material

    asetat: nCH3CO2H   -[CH2CO]n-. Adapun jumlah karbon

    akhir bisa kehilangan 1 atau kelebihan bisa terjadi.

    -  Kadang membentuk cincin benzen aromatis

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    23/121

     

    16 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    -  Jika cincin benzen biasanya mengandung lebih dari satu gugus

    hidroksil (-OH) atau alkoksi (-OR) maka gugu-gugus tersebut

    akan berposisi meta satu sama lain.

    Gambar 2.5  Posisi meta antara dua gugus alkoksi adalah salah

    satu ciri khas dari senyawa golongan poliketida.

    -  Jika membentuk rantai panjang dan berakhiran dengan gugus

    karboksilat maka disebut golongan asam lemak.

    -  Rantai panjang tersebut kadang mengalami siklisasi

    Ciri sekunder:

    -  Semakin panjang rantai karbon maka semakin larut dalam

    pelarut non polar, namun semakin banyak gugus hidroksil

    maka kelarutan makin tinggi pada pelarut polar seperti

    metanol.

    Catatan: jumlah karbon di dalam struktur bisa kurang satu atau

    kelebihan 1 ditoleransi dan tidak strict rumus C2, C5, C9.

    Karena proses di alam oleh reaksi enzimatis.

    -  Diproduksi oleh hampir semua makhluk hidup, dari makhluk

    tingkat rendah bakteri, alga, jamur, tumbuhan dan mamalia

    hingga manusia.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    24/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 17 

    Jalur biosintesis poliketida:

    Gambar 2.6 Biosintesis golongan asam lemak dari starting material asam

    asetat (C2)

    Gambar 2.7  Mekanisme biosintesis golongan poliketida (diadaptasi dariDewick, 2006)

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    25/121

     

    18 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Identifikasi senyawa poliketida:

    Secara kimiawi: dikarenakan beragam strukturnya, maka tidak ada

    reagen khusus penciri golongan poliketida. Biasanya identifikasi

    didasarkan pada reaksi gugus fungsional kemudian diidentifikasi

    perubahan warna yang terjadi atau pergeseran pada panjang

    gelombang tertentu. Contohnya jika bergugus fenolik maka potensial

    dikopling dengan senyawa pengkelat sehingga larutan lebih gelap.

    Sedangkan pencirian fisis dengan menggunakan lampu UV biasanya

    akan memberikan pemadaman pada 254 nm dan warna tertentu

    pada 366 nm. Jadi tidak terlalu spesifik. Walaupun reagen anilin bisa

    mengidentifikasi cincin benzene namun akan bias dengan golongan

    fenil propanoid. Untuk identifikasi modern penggunaan reagenkimiawi destruktif era sekarang sudah dihindari

    Untuk golongan asam lemak mudah dicirikan berdasarkan sifat fisis

    yang meninggalkan noda semi transparan pada kertas. Di bawah

    sinar UV asam lemak tidak memberikan pemadaman flouresensi.

    Dengan spektra NMR: jika memiliki proton pada gugus aromatis

    maka akan memberikan sinyal geseran kimia sekitar δ 6-8 ppm. Jika

    mengadung proton rantai panjang karbon ikatan tunggal (-CH2-)

    maka akan memberikan sinyal antara δ  1-2,8 ppm, beberapa

    diantaranya overlap. Jika mengandung proton dengan ikatan ganda

    maka akan menunjukkan peak sekitar δ 5-6,5 ppm.

    Latihan:

    Jelaskan mengapa senyawa-senyawa berikut disebut poliketida:

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    26/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 19 

    Golongan Senyawa Terpenoid C5)

    Gambar 2.8  Artemisinin adalah obat anti malaria yang diekstraksi dari

     jamur Artemisinia annua , merupakan senyawa terpenoid.

    Artemisinin menghambat pertumbuhan Plamodium

    falciparum .

    Terpenoid adalah senyawa yang tersusun dari kerangka

    isopren (C5), yakni rantai beranggota lima karbon bercabang

    (branching) metil pada karbon nomor 2 atau kelipatannya. Senyawa-

    senyawa seskuiterpen (Zingiberaceae ), asam ursolat yang terdapat

    dalam berbagai tanaman dan bersifat penghambat kanker dan

    menurunkan gula darah, asam betulinat yang tekandung dalam

    berbagai tatanaman termasuk buah kayu putih yang bersifat

    antidiabetes, azadiraktin dari biji mimba (Azadirachta indica ) sebagaipestisida, berbagai macam parfum dan aroma kebanyakan adalah

    senyawa-senyawa terpenoid. Karotenoid dalam berbagai tanaman

    sebagai pro vitamin A. Skualen suplemen kesehatan, bahkan

    kolesterol yang jika kadarnya dalam tubuh berlebihan menyebabkan

    penyakit jantung dan stroke adalah merupakan senyawa golongan

    terpenoid.

    Jalur Biosintesis

     

    Isopentenil piropospat (IPP) atau dimetil alil piropospat

    (DMAPP) adalah starting material paling awal dari terpenoid.

    Jalur biosintesis terpenoid di mulai dari pembentukan

    isopentenil piropospat (IPP) yakni isopren yang mengikat dua

    buah pospat kemudian bergabung satu dengan yang lain dari

    kepala-ekor membentuk monoterpen, seskuiterpen, diterpen,

    triterpen dan seterusnya. Mengapa isoprene dalam reaksi ini

    harus mengikat pospat ?.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    27/121

     

    20 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

      Terdapat dua jalur biosintesis pembentuk terpenoid: 1 jalur

    mevalonat dan 2. deoksiselulosa. Jalur biosintesis

    deoksiselulosa adalah jalur biosintesis yang baru ditemukan.Jalur deoksiselulosa ditandai lazim ada di dalam tumbuhan

    atau bakteri, namun jarang terdapat di dalam makhluk

    vertebrata termasuk manusia.

      Minyak atsiri monoterpen dan seskuiterpen, steroid, kolesterol

    merupakan senyawa terpenoid.

    Apakah yang bisa Anda ambil pelajaran ?.

    Dengan ketiadaaan atau tidak samanya jalur biosintesis

    makhluk hidup, memungkinkan intervensi suatu obat cukup

    selektif pada makhluk vertebrata.Mekanisme pembentukan senyawa terpenoid:

    Gambar 2.9  Dimetilalil piropospat (DMAPP) dan Isopentenil piropospat

    (IPP) adalah starting material terpenoid. Terpenoid tersusun

    dari rantai karbon tersebut atau kelipatannya.

    Terdapat dua jalur biosintesis pembentuk terpenoid makhluk

    hidup ada dua, yakni jalur mevalonat dan deoksiselulosa. Jalur

    biosintesis deoksiselulosa adalah jalur biosintesis yang baru

    ditemukan. Jalur deoksiselulosa lazim ada di dalam tumbuhan atau

    mikroba namun jarang terdapat di dalam makhluk vertebrata

    termasuk manusia.

    Dengan ketiadaaan atau tidak samanya jalur biosintesismakhluk hidup, memungkinkan intervensi suatu obat cukup selektif

    pada makhluk vertebrata. Apakah yang bisa Anda ambil pelajaran?

    Jalur biosintesis terpenoid dimulai dari pembentukan

    isopentenil piropospat (IPP) atau dimetilalil piropospat (DMAPP)

    yakni isopren yang mengikat dua buah pospat kemudian bergabung

    satu dengan yang lain dari kepala-ekor membentuk monoterpen,

    seskuiterpen, diterpen, triterpen dan seterusnya. Isoprene adalah unit

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    28/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 21 

    pembangun terpenoid bukan merupkan starting material paling awal

    dari terpenoid. Mengapa isoprene dalam reaksi ini harus mengikat

    pospat? Meskipun DMAPP dan IPP memiliki ikatan ganda namun

    electron  namun tidak terlalu reaktif untuk bereaksi dengan molekul

    sejenis.

    Gambar 2.10  Diagram skematik terbentuknya golongan terpenoid

    Ciri-ciri senyawa terpenoid adalah:

    1.  Jumlah rantai atom karbon di dalam kerangka sebanyak 5 atau

    kelipatannya. Sehingga disebut senyawa golongan C5.

    2.  Seringkali bercabang metil (branching   – CH3). Karena starting

    material nya memiliki gugus metil maka jelaslah terpenoid yang

    dihasilkan mewarisi gugus metil ini.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    29/121

     

    22 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    3.  Kadang mengandung gugus metilen (=CH2) terminal atau -

    CH2OH. Disebabkan suatu reaksi pada cabang metil pada poin

    2 gugus metil tersebut kadang mengalami modifikasi menjadi

    gugus metilen terminal atau metil yang mengikat hidroksi.

    4.  Seringkali membentuk cincin atau rantai siklik yang unik

    Ciri sekunder:

    5.  Semakin panjang rantai karbon (jumlah karbon) kelarutan

    makin larut pada pelarut non polar.

    6.  Jarang memiliki gugus aromatis.

    7.  Jika memiliki rantai ikatan ganda umumnya berjumlah

    terbatas.

    Keberadaan senyawa terpenoid berbobot molekul rendah

    berlimpah distribusinya pada tumbuhan dan makhluk tingkat rendah

    seperti jamur/fungi, bakteri dengan struktur sangat beragam. Pada

    makhluk vertebrata dan manusia jenis senyawa terpenoid didominasi

    turunan steroid.

    Identifikasi Terpenoid

    Secara kimia: Karena terpenoid sangat beraneka ragam strukturnyadan tidak memiliki gugus yang uniform terkait reaktifitas kecuali

    ikatan gandanya maka secara kimia terpenoid diidentifikasi dengan

    penyemprotan pereaksi vanillin-asam sulfat atau anisaldehida-asam

    sulfat yang akan menghasilkan warna-warna ungu, kuning coklat,

    hitam pada sinar tampak. Vanillin dan anisaldehida memperpanjang

    rantai terkonjugasi dari senyawa target. Atau kadang dilakukan

    reaksi oksidasi, yang diperkirakan terlepasnya beberapa hidrogen

    meningkatnya jumlah ikatan ganda sehingga terbentuk warna violet

    pada cahaya tampak. dengan pereaksi umum serium(IV)sulfat yang

    akan menghasilkan warna ungu, biru atau kuning.

    Secara fisika: Karena ikatan gandanya terbatas maka identifikasi non

    spesifik terpenoid adalah dengan melihat bercak kromatografi lapis

    tipis silica gel254 nm di bawah sinar lampu UV 254 akan menghasilkan

    bercak warna ungu pemadaman, dengan warna latar lempeng

    fluoresensi hijau (lempeng berwarna hijau). Dan di bawah lampu UV

    366 mm tidak menghasilkan fuoresensi. Semakin terbatas ikatan

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    30/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 23 

    gandanya tentu intensitas akan lemah. Sehingga senyawa-senyawa

    triterpen seperti asam ursolat, asam betulinat, kolesterol sulit tampak

    dengan identifikasi fisis. Untuk memvisualkan bercak kromatografi

    golongan terpenoid rantai panjang memerlukan derivatisasi dengan

    penyemprotan vanillin, anisal dehida, serium sulfat kemudian

    dipanaskan beberapa detik sehingga akan timbul warna dari kuning

    hingga merah tua. Harap dicatat bahwa reaksi kimia seperti ini

    terlalu umum.

    Gambar 2.11  Vanilin dan anisaldehida, jika dengan bantuan asam sulfat

    dan pemanasan 103 0C merupakan penampak bercak

    umum untuk senyawa yang tidak nampak pada UV 254

    atau 366 terutama turunan terpenoid: minyak atsiri,

    senyawa terprenilasi, saponin bahkan steroidal/triterpen.

    Secara spektroskopi proton NMR: karena terpenoid memiliki gugus

    metil, maka jika dibaca pada spektra NMR akan tampak sinyal

    tunggal tinggi pada geseran kimia (chemical shift ) antara δ  0.8

    sampai sekitar 2 ppm. Atau jika terdapat gugus ekso metilen terminal

    (=CH2) maka akan terdapat puncak sinyal tinggi tajam antara 5

    sampai 5,6 ppm berupa doublet).

    Soal latihan:

    a.  Sebutkanlah mengapa senyawa-senyawa berikut ini adalah

    termasuk terpenoid dan masuk pada golongan tepenoid yang

    mana?

    O

    H

    OR

    OR

    Vanilin/Anisaldehid

    Senyawa terpenoid

    OH

    H

    OR

    OR

    H

    Senyawa vanilin terpenoidal

    103 0

    C, 3 menit

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    31/121

     

    24 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    b.  Sebutkanlah mengapa Mengapa senyawa artemisinin obat

    malaria dengan struktur ini termasuk terpenoid dan masuk

    golongan terpenoid apa?

    Arteminisin obat malaria dari Artemisin:

    c.  Termasuk golongan terpenoid apakah senyawa dengan

    struktur berikut ?

    O

    O

    HO   OH

    OH

    O

    6. Steviol

    OH

    CO2H

    4. -kariofilen

    3. Iridoid1. Citral

    5. Heyneanol

    7. Amrin

    2. p-Cimen

    HH

    HO

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    32/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 25 

    Andrografolid dalam herba sambiloto:

    Catatan: jumlah karbon di dalam struktur bisa kurang

    satu atau kelebihan 1 ditoleransi dan tidak strict

    rumus C2, C5, C9. Karena proses di alam oleh reaksi

    enzimatis. Asal ciri utama memenuhi dan sesuai golonganmetabolit.

    Golongan fenil propanoid C9) dan fenil metanoid C7)

    Gambar 2.12  Podofilotoksin adalah senyawa anti kanker kulit diisolasi

    dari spesies tumbuhan Podophyllum   spp. Podofilotoksin

    bahan baku obat kanker etopsida (Inzet) yang digunakan

    untuk kanker paru, testes, limfoma dll.

    Senyawa fenilpropanoid adalah senyawa memiliki kerangka

    aromatik fenil (C6) dengan rantai samping propanoid (C3) sehingga jumlah total karbonnya adalah 9 dan disebut C9 atau fenil

    propanoid dan kelipatannya.

    Senyawa fenil propanoid terbentuk dari asam sikimat (Gambar

    2.3 dan 2.11). Selain fenil propanoid, jalur asam sikimat

    dihipotesiskan membentuk building block C7. Berbagai senyawa

    golongan lignin, stilben, kumarin memiliki kerangka C9. Asam galat,

    O

    OH

    OCH3

    H3CO

    O

    O   H

    H

    O

    O

    O

    OO

    HO

    HO

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    33/121

     

    26 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    struktur benzoik, berbagai polifenol (bukan jalur tunggal) terbentuk

    dari struktur C7.

    Golongan Fenil propanoid adalah adalah senyawa yang

    memiliki aktifitas farmakologi luas seperti antikanker

    (podofilotoksin), filantin berefek sebagai hepatoprotektor dan

    stimulan kekebalan dalam tanaman meniran (Phyllanthus niruri ),

    antiaterosklerosis (stilebenoid, resveratrol), antidiabetes

    (sinamaldehide, terkandung dalam kulit kayu manis (Cinnamomum

    burmani ), eugenol bahan antiseptik gigi diperoleh dari kuncup bunga

    cengkeh (Syzygium aromaticum ). Berbagai bahan parfum atau aroma

    aromaterapi merupakan senyawa fenil propanoid. Jadi minyak atsiri

    disusun oleh golongan monoterpen, seskuiterpen, danfenilpropanoid.” 

    Gambar 2.13 Flowchart pembentukan senyawa dengan kerangka C9 dan

    C7 atau disebut golongan fenil propanoid dan fenilmetanoid

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    34/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 27 

    Ciri-ciri senyawa fenil propanoid dan fenil metanoid: 

    1.  Selalu memiliki kerangka inti fenil dan propanoid sehingga

    disebut C9 dan kelipatannya misalnya 2 x C9, 3 x C9 dst. Jika

    C7 maka memiliki kerangka benzil dan 1 rantai karbon

    samping

    2.  Pada kerangka aromatik jika memiliki gugus hidroksil (-OH)

    atau alkoksi (-OR) biasanya akan berada pada posisi para  

    terhadap rantai samping propanoidnya.

    3.  Jika terdapat lebih dari satu alkoksi (-OR) atau hidroksil (-OH)

    maka akan berposisi orto.

    Keberadaanya berlimpah pada tumbuhan namun terbatas pada

     jamur dan belum ditemukan pada manusia atau vertebrata. 

    Golongan ini melewati starting material asam amino L-tirosin dan L-

    fenilalalin yang merupakan asam amino esensial (manusia tidak

    memiliki jalur biosintesis ini). Sehingga potensi toksisitas kecil pada

    manusia.

    Identifikasi senyawa fenil propanoid:

    Secara kimia : reaksi umum untuk identifikasi fenil propanoid

    tidak ada reagen khusus untuk identifikasi. Sedangkan keberadaanrantai samping propanoid atau gugus lain tentu tidaklah spesifik. 

    Tergantung dari berbagai gugus fungsional yang terikat. Jika

    mengandung gugus hidroksil maka reagensia pengkopling semacam

    FeCl2 yang berakibat warna larutan menjadi gelap.

    Secara fisika : Senyawa ini biasanya jika dilihat di bawah sinar

    UV 254 nm lempeng KLT silica gel254  akan mengalami pemadaman

    fluoresensi (quenching). Khusus untuk golongan kumarin akan

    memberikan flouresensi biru terang, sedangkan pada larutan

    berflouresensi hijau. Adapun berbagai reagensia penciri gugus kimia

    tentu tidak spesifik untuk mencirikan golongan fenilpropanoid.

    Secara spektroskopi NMR. Tanda kurung di awal dan diakhir

    alinea dibuang.: karena dipastikan memiliki kerangka aromatik,

    biasanya proton pada aromatik akan memiliki geseran kimia antara δ 

    6 sampai 7 ppm. Pola pemecahannya mengikuti sistem ABX misalnya

    dd (doublet of doublet ) atau double dengan coupling constant kecil

    antara 1-3 Hz yang menunjukkan coupling meta. Diukur pada

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    35/121

     

    28 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    karbon NMR maka akan terdapat sinyal karbon sebanyak enam

    buah pada geseran kimia di atas δ  100 ppm. Sedangkan rantai

    samping tergantung gugus yang diikat, jika membuat proton fenil

    maka akan memberikan sinyal pada geseran kimia antara δ  4,5- 6

    ppm, jika berupa proton alifatik maka akan berada di antara δ  1-2

    ppm, jika terikat pada karbon yang mengikat oksigen maka akan

    berada di antara δ 3-4 ppm.

    Tugas: Identifikasilah termasuk golongan senyawa apa golongan

    berikut ini!

    Golongan alkaloid

    Gambar 2.14  “Piculah Adrenalin   mu!   Adrenalin adalah salah satu

    alkaloid yang diproduksi oleh makhluk vertebrata dari

    asam amino tirosin. Adrenalin berfungsi mediator pada sel

    saraf terkait rasa simpati dan kewaspadaan. Jadi tidaklah

    betul alkaloid hanya terdapat pada tumbuhan melainkanhampir semua kingdom termasuk manusia.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    36/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 29 

    Definisi alkaloid klasik menyatakan

    bahwa semua senyawa metabolit sekunder

    yang mengandung unsur nitrogen di dalam

    kerangkanya. Alkaloid diklasifikasi-kan

    berdasarkan asam amino prekursornya

    dan di dalam kerangkanya masih memiliki

    atom nitrogen.

    Adapun senyawa dengan kerangka asetat, terpenoid, shikimat

    yang mengalami aminasi (pemasukan atom N) bukanlah alkaloid

    secara definisi khusus.

    Senyawa alkaloid memiliki peran yang sangat besar di dalam

    bidang kedokteran. Senyawa yang pertama kali diisolasi secara murniadalah morfin. Berbagai obat penting terutama obat syaraf adalah

    alkaloid. Berbagai doping, bahan obat narkotik, kopi dikonsumsi

    sehari-hari oleh manusia mengandung alkaloid yakni kafein, coklat

    adalah alkaloid teobromin.

    Namun secara dominan alkaloid adalah senyawa metabolit

    sekunder yang berasal dari prekursor asam amino. Sehingga untuk

    mempelajari alkaloid bisa ditelusuri berdasarkan building block  atau

    kerangka asam amino asalnya.

    Golongan utama alkaloid:

      alkaloid turunan ornitin

      alkaloid turunan lisin

      alkaloid turunan asam nikotinat

      alkaloid turunan tirosin

      alkaloid triptopan dan asam antranilat

      alkaloid turunan histidin

      alkaloid karena reaksi aminasi

    Keberadaan dan fungsi alkaloid:

    Keragaman struktur alkaloid sangat tinggi. Alkaloid berpotensi

    sebagai sumber obat yang berlimpah dan berefek farmakologis

    beragam. Sifat fisiko-kimia yang bersifat semipolar dan mampu

    berinteraksi dengan membran sel. Kontribusi atom N di dalam

    struktur memberikan efektifitas interaksi kimiawi dengan reseptor.

    N C

    O

    OH

    H

    H

    H

    R

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    37/121

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    38/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 31 

    -  Semua golongan dengan metabolit primer (terutama

    monosakarida glukosa, rhamnosa, fruktosa)

    -  Semua metabolit sekunder juga bisa melakukan reaksi

    halogenasi, sulfurasi, dan aminasi.

    Soal latihan: (Harap dipahami bahwa jumlah karbon kurang satu

    atau kelebihan satu dari rumus umum bisa terjadi)

    1.  Senyawa kavibetol merupakan senyawa marker pada daun

    sirih (Piper bettle ). Merupakan senyawa golongan apakah

    kavibetol?

    2.  Senyawa flavonoid adalah senyawa yang distribusinya sangat

    luas pada berbagai familia dan spesies tanaman. Tersusun dari

    kerangka apakah senyawa flavonoid?

    3.  Tetrahidrokanabinoid (THC) adalah senyawa aktif dalam

    tanaman ganja (Cannabis sativa ). Senyawa ini berpotensi untuk

    mengobati multiple sclerosis. Tersusun dari kerangka apa saja

    golongan tersebut?

    4.  Dounorubisin disari dari jamur Streptomyces peucetius

    digunakan untuk mengobati kanker leukemia limfosit dan

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    39/121

     

    32 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    myeloid akut. Termasuk golongan apakah senyawa taxol dan

    dounorubisin?

    5.  Kurkumin adalah bumbu dapur yang berkhasiat untuk

    mencegah keganasan (malignansi) kanker. Termasuk golongan

    apakah kurkumin?

    6.  Lunamarin adalah senyawa yang terdapat pada daun maitan

    atau sanrego (Lunasia amara Blanco). Termasuk senyawa

    apakah senyawa lunamarin dan tersusun dari building block

    apa saja?

    7.  Jeruk purut atau Citrus hystrix kaya dengan kumarin salah

    satunya ada eupecindatin. Termasuk building block   apakah

    senyawa tersebut?

    8.  Saponin terdistribusi pada bererapa spesies. Digoksin

    merupakan saponin. Lerak untuk mencuci kain batik tulis juga

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    40/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 33 

    merupakan saponin. Tersusun dari kerangka apa sajakah

    senyawa saponin dengan struktur di bawah ini?

    9.  Kapsisin adalah senyawa yang terkandung di dalam buah cabai

    (Capsicum   sp), selain bermanfaat untuk memberikan rasapedas pada sambal, kapsisin berefek sebagai pengurang nyeri

    (analgetik). Merupakan senyawa apakah dan tersusun dari

    kerangka apa senyawa kapsisin tersebut?

    Penggolongan metode lain:

    Sebagian ilmuwan lain mengklasifikasikan metabolit sekunder

    berdasarkan keluasan distribusinya dan kelimpahannya di alam.

    Penggolongan ini biasanya memiliki tujuan pragmatis namun tidak

    terlalu spesifik untuk melakukan kuantifikasi dan digunakan untuk

    melakukan estimasi kasar golongan senyawa yang kemungkinan

    bertanggung jawab secara farmakologis. Golongan senyawa itu

    adalah:

    1. 

    Gol. Fenolik2.  Gol. Flavonoid

    3.  Gol. Saponin

    4.  Gol. Minyak atsiri

    5.  Gol. Tannin

    6.  Gol. Alkaloid (terbatas pada beberapa genus)

    7.  Gol. Steroid

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    41/121

     

    34 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Namun dengan kemajuan kimia organik selama 30 tahun ini,

    pembagian golongan umum ini sudah tidak terlalu relevan. Seorang

    peneliti akan cukup mudah menelusuri pustaka terakit golongan

    metabolit sekunder yang dikandung oleh suatu tanaman dan

    menegasikan golongan yang tidak perlu dianalisis. Jika ditelusuri

    ketujuh metabolit sekunder tersebut sudah tercakup dari kerangka

    molekul C2, C5, C7, C9, alkaloid, atau kombinasi.

    Pertanyaan:

    1.  Termasuk golongan metabolit sekunder apakah senyawa

    fenolik, flavonoid, dan golongan tannin?. Bagaimana

    hubungan kekerabatan mereka?2.  Bagaimana hubungan kekerabatan antara saponin dengan

    senyawa steroid?

    3.  Sebutkan komponen metabolit sekunder yang menyusun

    golongan minyak atsiri?

    4.  Jelaskan kedudukan ketujuh golongan tersebut di dalam

    khazanah metabolit sekunder?

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    42/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 35 

    BAB III

    KELARUTAN METABOLIT SEKUNDER DAN

    PEMILIHAN PELARUT

    Target Pembelajaran: Pembaca diharapkan mampu memahami sifat

    dasar metabolit sekunder dan memberikan overview pelarut yang

    sesuai di dalam upaya ekstraksi.

    Penggolongan metabolit sekunder berdasarkan kepolaran

    secara tegas tidaklah tepat. Penggolongan metabolit sekunderberdasarkan polaritas sangatlah kaku sehingga tidak mutlak bisa

    diterapkan. Sifat polaritas antar golongan metabolit sekunder

    kebanyakan tidaklah berbeda secara dramatis. Untuk mengisolasi

    dan memurnikan metabolit sekunder harus dipahami sifat dasar

    molekul metabolit sekunder. Mayoritas metabolit sekunder bersifat

    semi polar sehingga larut dalam pelarut organik. Metanol dan

    asetonitril adalah pelarut organik paling polar. Heksana, benzana,

    dan petroleum eter bersifat non polar. Hanya sebagian saja dari

    metabolit sekunder bersifat polar dan larut dalam metanol atau air.

    Kebanyakan metabolit yang larut metanol adalah senyawa glikosida

    yang mengikat satu atau lebih molekul gula heksosa/pentosa.

    Adapun kebanyakan golongan terpenoid bersifat non polar sehingga

    larut ke dalam pelarut non polar dan semi polar. Namun untuk

    monoterpen dan seskuiterpen masih mampu larut dalam metanol.

    Metode kromatografi baik fase normal atau terbalik yang saat

    ini diterapkan dan berkembang kebanyakan kompatibel dengan

    senyawa semi polar. Sehingga senyawa yang sangat polar atau nonpolar tidak kompatibel dengan metode pemisahan kromatografi.

    Begitu juga metabolit primer polisakarida, lemak, dan protein

    tunggal dari bahan alam tidaklah tepat menggunakan metode

    kromatografi konvensional. Demikian juga senyawa yang larut air

    dan sangat larut metanol atau yang sangat non polar sangat sulit

    memurnikan dan mengkarakterisasinya.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    43/121

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    44/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 37 

    Solven Konstanta

    dielektrik

    ε)

    Penggunaan

    Kloroform 4,81 Untuk partisi terhadap air. Dicampur

    metanol kadar rendah (5-20 %) untukfase gerak KLT fase normal. Selalu larut

    dengan metanol berapa pun kadarnya.

    Cukup toksik. Direkomendasikandiganti dengan diklorometan untuk

    kromatografi kolom adapun KLT tidakmasalah. Dalam bentuk terdeutronasi

    pelarut yang bersih untuk kebanyakan

    senyawa semi polar-non polar.

    Eter (dimetil

    eter)

    5,0 Toksik dan anestetik. Jika terpaksa

    digunakan dengan rasio 1-4 terhadap

    heksana digunakan sebagai fase gerakuntuk pemurnian dan pemisahan

    dengan KLT. Dilakukan di lemari asam.

    Etil asetat 6,02 Untuk partisi cair-cair dengan air.

    Dilakukan setelah heksana. Dicampur

    dengan heksana (0-100%) untuk fase

    gerak kromatografi kolom. Dicampur

    dengan kloroform atau diklorometana

    untuk kromatografi kolom senyawa-senyawa non polar. Dilakukan sebelum

    campuran heksana-etil asetat.

    Asam asetat 6,15 Sedikit mengasamkan fase gerak pada

    KLT pemisahan halus

    Diklorometana 8,93 Untuk partisi cair-cair menggantikankloroform. Dicampur metanol kadar

    rendah (5-20 %) untuk fase gerak KLT

    fase normal.

    n -butanol 17,8 Untuk partisi terhadap air setelah etil

    asetat. Kadang dicampur sedikit asam

    asetat atau asam lemah lain dan

    dijenuhkan dengan air untuk analisis

    KLT glikosida. Ditutup rapat. Baumengganggu pernapasan.

    n -propanol 20,1 partisi cair-cair dengan air jika perlu

    lebih halus ketika fraksi air setelah

    dipartisi dengan n-butanol

    Aseton 20,7 Ekstraksi senyawa semi polar. Kadang

    dicoba dengan sedikit metanol untuk

    KLT. Dalam bentuk terdeutronasi

    sebagai pelarut semi polar NMR.

    Etanol 25,3 Untuk ekstraksi awal simplisia baik

    sendiri atau dicampur dengan air kadar

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    45/121

     

    38 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Solven Konstanta

    dielektrik

    ε)

    Penggunaan

    < 30%.

    Metanol 33 Pelarut utama untuk ekstraksi simplisia.Campuran dengan aseton atau

    asetonitril untuk fase gerak fase terbalik.

    Rasio sangat kecil terhadap klorofomatau diklorometana untuk fase gerak

    KLT fase normal.

    Asetonitril 36,6 Dalam bentuk campuran dengan air

    untuk fase gerak KLT fase terbalik dan

    HPLC

    DMSO 47,2 Pelarut untuk bioassay. Dalam bentuk

    terdeutronasi sebagai pelarut NMR

    Air 80 Pengekstraksi polar, membuat infusa,

    membuat dekokta. Dalam bentuk

    terdeutron sebagai pelarut NMR

    Gambar 3.1 Diagram alur proses ekstraksi hingga diperoleh senyawa

    aktif. Pengujian efek farmakologi harus dilakukan setiap

    tahap. Sampel yang aktif yang diteruskan. Itulah inti dari

    bioassay guided gractionation .

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    46/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 39 

    BAB IV

    EKSTRAKSI, FRAKSINASI, DAN PURIFIKASI

    Target Pembelajaran: Pembaca mampu memahami alur pemurnian

    mulai dari proses ekstraksi, fraksinasi, dan purifikasi. Mampu memilih

    fase diam dan fase gerak dalam setiap tahap serta menentukan bobot

    minimal yang harus dimiliki pada setiap proses.

    Ekstraksi

    Metode ekstraksi paling sederhana dan menjadi pilihan adalah

    maserasi (perendaman). Yakni merendam material di dalam pelarut.

    Maserasi (merendam dalam pelarut) adalah metode ekstraksi pilihan

    pada tahap pendahuluan ataupun ekstraksi perbanyakan. Selain

    karena simple juga tidak banyak gangguan fisis.

    Adapun metode dasar yang lain seperti perkolasi, Shoxleat, gas

    superkritikal, counter current chromatography, microwave dll

    digunakan menyari bahan yang targetnya sudah jelas.

    Tahapan ekstraksi melewati dua mekanisme dasar yakni:

    Disolusi : proses terendamnya senyawa target oleh solven.Difusi : proses terbawanya senyawa-senyawa oleh solven keluar

    sel atau matriks alami.

    Agar solven bisa menjangkau tempat senyawa di dalam sel

    atau ruang antar sel maka penyerbukan harus dilakukan. Serbuk yang

    terlalu halus menyebabkan larutan keruh atau terbentuk dispersi

    yang mengganggu kedua proses itu. Pembatas proses difusi adalah

    gradien difusi yang mendekati ~1. Artinya kadar senyawa di dalam

    pelarut dan di dalam material alami sama. Biasanya setelah 1 malamdiganti pelarut baru.

    Pada pekerjaan skrining seringkali hanya dibutuhkan 1-10 gram

    serbuk bahan untuk diekstraksi. Barulah jika setelah bioassay

    diketahui sampel yang paling poten maka yang diperbanyak.

    Bioassay secara in vitro modern hanya membutuhkan bobot ekstrak

    sekitar 1 mg. Untuk mempercepat ekstraksi seringkali dikombinasi

    dengan sonikasi 1 jam, menaikkan suhu 30-400C. Tidak perlu dalam

     jumlah besar.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    47/121

     

    40 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Polarisasi dan Depolarisasi

    Konsep interaksi kimiawi pada ekstraksi, fraksinasi kasar, dan

    sub fraksinasi berdasarkan derajat polaritas pelarut-pelarut. Di sisi

    lain harus dimengerti bahwa tidaklah tepat mengandalkan konsep

    kelarutan “like dissolves like ” belaka. Seseorang harus memiliki

    pemahaman yang cukup dengan prinsip ikatan kimia dan batas

    kelarutan. Tidaklah benar bahwa senyawa polar hanya larut di

    dalam pelarut polar atau sebaliknya. Pada batas tertentu sekelompok

    metabolit sekunder dapat mengalami polarisasi atau depolarisasi

    pada suatu kuantitas pelarut berlebih sehingga terjadi peristiwa “like

    dissolves unlike ”. Contohnya etanol dalam jumlah besar mampu

    melarutkan glikosida (polarisasi ). Heksana yang bersifat non polardalam jumlah besar juga mampu menarik polifenol karena fenomena

    depolarisasi. Untuk itulah pekerjaan pengawalemakan (defatting )

    bukanlah pekerjaan yang dianjurkan karena menyebabkan cukup

    banyak metabolit terlarut hilang. Contohnya senyawa xanton

    (ksanton) kadar akan berkurang dari ekstrak jika heksana digunakan

    untuk pengawalemakan ekstrak kulit manggis.

    Interaksi Kimiawi

    Konsep yang harus dikuasai adalah pada fase pemisahan halus

    adalah interaksi antara fase diam, pelarut, dan analit. Pada fase diam

    normal interaksi kimiawi yang paling penting adalah ikatan hidrogen

    antara tiga komponen.

    Untuk menghasilkan senyawa aktif secara farmakologis

    diperlukan kerja yang sistematik dengan melakukan pendekatan

    bioaktifitas. Untuk itu diperlukan target biologis yang sesuai sebagai

    representai penyakit tertentu. Demikian pula pemilihan bahan hayati

    dilakukan secara random (acak) dengan jumlah jenis sampel (spesies)banyak. Semakin banyak spesies yang diuji semakin besar peluang

    untuk memperoleh bahan aktif yakni jumlah spesiesnya Untuk

    pemilihan sampel secara random, sampel tidak harus pernah

    dilaporkan untuk penyakit yang ingin diteliti. Di industri, sampel

    random ini dilakukan secara HTS (high throughput screening) , yakni

    penapisan dengan uji farmakologis secara cepat dengan jumlah stok

    sampel sangat kecil (

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    48/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 41 

    penggunaan tradisional untuk penyakit yang sesuai

    (etnofarmakologi) dari pengamatan empiris, data empiris dari

    record , daftar obat tradisional atau dari publikasi, dan laporan

    ilmiah. Bahkan bisa dari buku resep tradisional atau pustaka lokal

    yang bisa dipertanggung jawabkan artinya tidak hanya 1-2 buku

    resep saja.

    Untuk isolasi skala proyek penelitian uji aktifitas in vitro lebih

    sesuai karena akan menyesuaian jumlah fraksi yang dihasilkan.

    Namun demikian harus selalu dipikirkan penyesuaian bobot sampel

    yang tersedia jika ingin dilakukan uji secara in vivo / in vitro.

    Dengan setiap langkah ekstraksi, fraksinasi, dan purifikasi

    semua material selalu dipantau dengan pengujian aktifitasfarmakologis. Paradigma kerja ini disebut bioassay-guided

    fractionation . Pendekatan ini menjadi standard dalam penemuan

    obat baik dari bahan alam maupun sintesis.

    Secara kuantitas ada tiga macam metabolit sekunder yakni

    yang ditemukan sebagai senyawa utama (major compound ),

    senyawa minor (minor compound ), dan senyawa kelumit (trace

    compound )*.

    Adapun perinciannya adalah sebagai berikut:

    -  Senyawa utama jika ditemukan dalam prosentasi lebih besar

    dari 0,01 % dari berat simplisia(>100 mg/kg simplisia.

    -  Senyawa minor jika ditemukan dalam prosentase kurang dari

    0,01-0,0001 % (75-20** mg/kg simplisia)

    -  Senyawa kelumit jika ditemukan dalam prosentasi kurang dari

    0,0001 % (5-0,5 mg/kg simplisia)

    * Berdasarkan limit of identification dengan NMR 400 MHz.

    ** Angka-angka ANTARA tidak eksak karena mempertimbangkan

    kehilangan selama proses ekstraksi.

    Pentingnya Dokumentasi

    Pemastian spesies atau disebut otentikasi dengan

    mengkonsultasikan kepada taksonomis jika merupakan spesies yang

    bukan merupakan domain umum. Namun jika sudah jelas dan

    merupakan public domain misalnya pohon jati (Tectona grandis ),

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    49/121

     

    42 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    bawang merah (Alium cepa ), melinjo (Gnetum gnemon) tentu

    mudah menentukan spesiesnya. Voucher atau contoh bagian

    tanaman atau tanaman utuh (herba) wajib disimpan untuk

    dokumentasi jika sewaktu-waktu untuk konfirmasi atau penelusuran

    kembali demikian deskripsi tempat pengambilan sampel. Teknologi

    dokumentasi elektronik pribadi juga bisa digunakan, misalnya

    menyimpan dalam bentuk fotonya. Tanpa dokumentasi dan

    otentikasi yang baik bisa menimbulkan keraguan hasil atau kesulitan

    untuk memperoleh hasil yang sama.

    Bahan Simplisia Crude Drug)

    Untuk mendapatkan ekstrak yang poten dilakukan berdasarkan:1.  Pendekatan data empiris: mengamati bahan yang secara

    empiris memberikan efek positif pada penderita penyakit

    tertentu.

    2.  Sampling random: sampel diseleksi dari berpuluh-puluh

    (hingga ratusan) bahan hayati. Skrining haruslah dilakukan

    sehemat dan seefisien mungkin. Era sekarang bioassay

    didasarkan pada target molekul in vitro atau kultur sel yang

    membutuhkan jumlah bahan uji sangat sedikit. Cukup

    disediakan 1-10 gram bahan mentah. Semuanya dimaserasi

    hingga didapatkan 1-10 mg ekstrak. Kemudian diuji pada dosis

    tunggal misalnya mengacu 25  µ g/mL (replikasi atau triplikasi).

    Sampel yang menunjukkan efek poten lalu ditentukan ED50 

    atau IC50-nya. Setelah diperoleh ekstrak paling poten maka

    simplisia ekstrak yang paling poten tersebut diperbanyak

    setidaknya 1 kg.

    Saran: Untuk mahasiswa tingkat skripsi sebaiknya bekerja dalam

    rangka untuk membuktikan data empiris atau dari 10 sampel

    random. Untuk tesis sekitar 25 sampel agar lebih mungkin untuk

    mendapatkan bahan poten. Adapun untuk tingkat desertasi

    seharusnya menghasilkan karya yang sangat berbobot temuan baru

    baik senyawa baru atau senyawa sangat poten untuk itu tingkat

    disertasi diperlukan jumlah sampel yang jauh lebih banyak.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    50/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 43 

    Ekstraksi dan Uji Farmakologi Pendahuluan

    Untuk melakukan isolasi dan pemurnian metabolit sekunder

    terlebih dahulu perlu diketahui apakah suatu ekstrak memiliki

    aktifitas biologis yang menjanjikan. Untuk itu perlu dilakukan

    farmakologis pendahuluan. Hal itu tidak terlepas dari model

    penyakit yang diteliti atau dijadikan sasaran pengobatan. Sebagai

    ketentuan umum ekstrak dikatakan memiliki aktifitas farmakologi

    yang menjanjikan jika memiliki kemampuan hambat atau dosis

    efektif lebih dari 75% populasi pada kadar 25  μ g/mL terhadap

    aktifitas molekul (enzim/protein) penyebab penyebab penyakit, sel

    kanker, bakteri atau jamur dengan Semakin kecil dosis efektif maka

    semakin poten dan promising. Biasanya jika dosis efektif terlalu besarmaka tidak dilanjutkan. Beberapa peneliti melakukan eksepsi tetap

    melakukan pemurnian pada spesies-spesies yang belum diketahui

    kandungan metabolit sekundernya.

    Gambar 4.1  Maserasi dilakukan 10 bagian pelarut: 1 bagian simplisia.

    Misal 1 kg bahan dalam 10 L metanol.

    Pada era sekarang, pada dasarnya isolasi senyawa dari bahan

    alam tidaklah sulit terlebih jika targetnya adalah major compound  

    (senyawa utama). Akan tetapi untuk melakukan isolasi terlebih

    dahulu perlu dipahami sifat-sifat bahan secara umum. Biasanya

    bahan yang berasal dari ekstrak daun adalah paling sulit untuk

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    51/121

     

    44 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    mendapatkan senyawa dikarenakan matriks nabati dan kompleksnya

     jaringan. Material yang berupa ekstrak dari biji atau rimpang-

    rimpangan tentu lebih sederhana dan jauh lebih mudah untuk

    mendapatkan senyawa. Demikian bahan dari kayu memiliki jaringan

    dan kerumitan kandungan metabolit yang lebih sederhana

    dibandingkan organ daun. Sehingga beberapa peneliti ada yang

    secara pragmatis menghindari penggunaan daun.

    Berikut ini adalah sifat-sifat bahan secara umum:

    (Adapun pertimbangan utama pemilihan harus didasarkan

    pada sejauh mana potensi sampel terhadap target).

    Organ Keuntungan Kerugian

    Daun Biasanya organ daun memiliki

    ketersediaan material yangtinggi.

    Keragaman golongan meta-bolit sekunder di dalam daun

    bermacam-macam mulai dari

    yang non polar seperti

    steroid,triterpene. Semipolar

    seperti flavonoid hingga se-nyawa polar seperti polifenol

    dan glikosida atau terpenoid

    terhidroksilasi.

    Kompleksitas jaringan dan

    matriks nabati paling kom-pleks dan kandungan kimia

    sangat beragam sehinggamempersulit pemisahan.

    Kandungan asam lemak

    tinggi sehingga paling sulit

    dalam preparasi.

    Defatting dengan pelarutheksan atau petroleum eter

    bisa dilakukan namun perlu

    diwaspadai kehilangan se-

    nyawa yg larut pada solventersebut (depolarisasi).

    Cukup sulit mendapatkan

    isolat metabolit sekunder

    dalam jumlah banyak dan

    beragam.

    Jika isolasi metabolit se-

    kunder maka harus berhati-hati adanya positif palsu

    yang disebabkan oleh asam

    lemak.

    Buah Matriks nabati dan jaringan

    sel tidak terlalu kompleks.Target metabolit semi polarmudah lebih mudah di-

    pisahkan.

    Pembuatan simplisia ribet

    karena harus diiris dirajangdan butuh waktu penge-ringan lebih lama.

    Kandungan metabolit se-

    kunder lebih rendah. Butuhbobot simplisia banyak.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    52/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 45 

    Organ Keuntungan Kerugian

    Kebanyakan berisi metabolit

    primer (karbohidrat) bersi-

    fat polar larut metanol atauair. Kromatografi fase

    normal atau terbalik tidak

    terlalu kompatibel dan bisadiaplikasikan.

    Keberadaan asam lemakkadang mengakibatkan po-

    sitif palsu pada beberapa uji

    farmakologi yang bertarget

    protein/enzim

    Kayu Jaringan lebih sederhana dari

    daunMudah mendapatkan senya-

    wa semipolar seperti senyawa

    golongan fenil propanoid dan

    modifikasinya yaknia lignan

    dan juga terpenoid kompleks.

    Tergantung spesies dan

    familinya jaringan kayumengandung alkaloid.

    Biasanya adsorben untuk

    pemisahan dengan kolom

    silika dengan sistem solven

    kombinasi antara heksana

    dengan etil asetat.

    Kulit buah Jaringan lebih sederhana dari

    daun.

    Mudah mendapatkan senya-

    wa semi polar seperti xanton,

    polifenol dan terpenoid

    Biji Jaringan termasuk paling

    sederhana

    Meskipun jaringan biji seringmengandung karbohidrat danasam lemak. Dengan peng-

    ekstraksi etanol atau etilasetat atau diklorometana

    (CH2Cl2) karbohidrat akan

    minimal.

    Mudah mendapatkan senya-

    wa golongan terpenoid,lignan

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    53/121

     

    46 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Organ Keuntungan Kerugian

    Bunga Mudah mendapatkan senya-

    wa golongan pilifenol,

    flavonoid dan modifikasinya

    Negatif palsu, hati-hati

    dengan senyawa berwarna

    yang menggangu ujibioassay dengan metode

    kolorimetri

    Rimpang Matriks tidak kompleks

    dengan karbohidrat rendah

    Mudah mendapatkan senya-

    wa golongan fenil propanoid,terpenoid seperti seskuiterpen

    atau diterpen dan polifenol

    glikosida

    Propolis,

    sarang

    serangga,

    bekatul,

    dan

    metabolit

    binatang

    Matriks dan residu nabati

    tidak kompleks

    Kandungan kimia bervariasi

    tergantung geografi. Konse-kuensinya bisa berbeda

    potensi aktifitas farma-

    kologisnya.

    dll

    Ekstraksi

    Ekstrak/sari adalah material hasil penarikan oleh pelarut air

    atau pelarut organik dari bahan kering (dikeringkan). Hasil penyarian

    tersebut kemudian pelarutnya dihilangkan dengan cara penguapan

    dengan alat evaporator sehingga diperoleh ekstrak kental jika

    pelarutnya pelarut organik. Jika pelarutnya air, pada tahap akhir

    dilakukan penghilangan total dengan cara liofilisasi menggunakan

    alat freeze dryer . Hasil liofilisasi akan berupa serbuk. Akan tetapi

    teknologi liofilisasi di Indonesia tergolong komersial dan sangat

    mahal serta terbatas dimiliki institusi ilmiah di Indonesia. Untuk itu,

    cara lain bisa ditempuh dengan pengentalan dengan waterbathdengan temperature kurang dari 60 0C.

    Metanol, etanol 70 %, dan etanol 96% adalah pelarut pilihan

    utama untuk mengekstraksi metabolit sekunder yang belum diketahui

    strukturnya dan untuk tujuan skrining. Ketiga pelarut ini memiliki

    extracting power (daya ekstraksi) yang luas sehingga semua

    metabolit sekunder tersari dalam tiga kali maserasi. Jika tujuannya

    mengisolasi dan memurnikan senyawa target sudah jelas bisa

    menggunakan pelarut organik lain (butanol, etil asetat, kloroform,

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    54/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 47 

    aseton, atau heksana) yang memiliki sifat ekstraksi terbaik (melalui

    trial and error dan dipantau dengan plat KLT atau HPLC atau

    densitometer dengan detektor UV/Vis). Tujuan pemurnian tertarget

    tersebut dinamakan dereplikasi.

    Biasanya ekstraksi dilakukan dengan maserasi atau perendaman

    bahan dengan pelarut terpilih karena maserasi merupakan cara

    ekstraksi yang paling mudah dengan rendemen ekstraksi tinggi.

    Seringkali maserasi dikombinasi dengan digesti dan refluk selama 1-2

     jam dengan suhu 40-60 0C untuk untuk meningkatkan efisiensi

    penyarian. Biasanya ekstraksi dilakukan 2-3 kali atau sampai material

    tidak mengandung senyawa terlarut lagi (dicek dengan KLT dan

    lampu UV 254/366 nm). Jika penggunaan tradisional, masyarakatsecara turun temurun menggunakan bahan dengan cara direbus atau

    dekok maka pelarut yang digunakan adalah air dengan cara merebus

    atau mendekoktasi. Namun jika uji pendahuluan dilakukan secara

    skrining pada berbagai material maka ekstraksi menggunakan pelarut

    metanol atau etanol 70 % atau etanol 96 % (dalam air). Bobot

    simplisia yang digunakan untuk skrining farmakologis sebanyak 10-

    100 gram. Berdasarkan penelitian, ketiga jenis solven itu memiliki

    ekstraktabiliti terbaik. Hampir semua metabolit sekunder akan

    terlarut sempurna oleh ketiga solven tersebut dengan maserasi tiga

    kali. Metode ekstraksi lain seperti perkolasi, perkolasi

    berkesinambungan, gas superkritis dll bukanlah metode terpilih

    untuk ekstraksi pendahuluan. Metode-metode ekstraksi tersebut

    lebih tepat menjadi topik pembahasan untuk aplikasi industri atau

    perbanyakan rendeman atau scaling up .

    Adapun pelarut organik etil asetat, butanol,

    diklorometan/kloroform, dan heksana lazim digunakan untuk tahap

    fraksinasi dengan metode partisi cair-cair atau enap tuang (padat-cair). Penggunaan langsung salah satu jenis pelarut organik itu juga

    tidak bisa disalahkan asal cukupnya pertimbangan pustaka.

    Jika skrining telah dilakukan dan menunjukkan salah satu

    sampel aktifitas poten maka dilakukan pekerjaan isolasi. Untuk

    tujuan isolasi direkomendasikan bobot bahan simplisia awal

    sebaiknya minimal 1 kg agar peluang mendapatkan senyawa aktif

    farmakologis secara secara kualitatif maupun kuantitatif lebih tinggi.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    55/121

     

    48 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Seringkali (hampir selalu) tahap fraksinasi belum mendapatkan

    senyawa tunggal. Fraksinasi tahap II biasanya dilakukan dengan cara

    kromatografi kolom. Kromatografi kolom pilihan utama adalah fase

    normal. Kemudian jika masih belum mencapai target dilakukan

    fraksinasi tahap ke III dengan fase terbalik. Kromatografi permeasi

    dengan fase diam polisakarida sering dilakukan setelah fraksinasi

    tahap II.

    Fraksinasi Kasar

    Fraksinasi dengan Partisi

    Ekstrak (metanol, etanol 70%, atau etanol 96%) yang

    diperoleh masih kasar dan sangat kompeks isinya. Untuk itu perludilakukan fraksinasi cair-cair atau partisi.

    Lazimnya untuk ekstrak metanol atau etanol 70% dilarutkan

    ke dalam air hingga tepat larut. Kemudian dipartisi bertingkat mulai

    dari:

    1.  Butanol

    2.  Etilasetat

    3.  Kloroform/diklorometana

    4.  Heksan

    Sebaiknya heksana digunakan terakhir untuk mencegah

    pengambilan metabolit sekunder yang kurang selektif.

    Untuk semua pelarut organik akan berada fase atas kecuali

    kloroform akan berada di bawah air.

    Masing-masing fraksi kental harus diperoleh setidaknya 10 gram agar

    bisa dilakukan tahap fraksinasi lanjut. Selain itu semua fraksi partisi

    tersebut juga harus segera diuji kembali aktifitasnya.

    Catatan: Gunakan corong pisah yang berbentuk buah pear/lebih

    bulat untuk mempartisi dua pelarut yang tetapan dieliktrikumnya

    sangat berbeda (polaritasnya sangat beda misal air dengan heksana).

    Corong pisah yang berbentuk lebih memanjang digunakan untuk dua

    pelarut yang polaritasnya berdekatan misalnya air dengan butanol

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    56/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 49 

    Gambar 4.2  Diagram partisi cair-cair. Ekstrak kering dari metanol atauetanol berair dilarutkan terlebih dahulu dalam air. Heksana,

    kloroform, etil asetat, dan butanol adalah yang digunakan

    untuk mempartisi. Selain kloroform pelarut organik selalu

    di lapisan atas air.

    Setelah mendapatkan ekstrak kental atau ekstrak kering maka

    dilakukan pemisahan kasar dari ekstrak berdasarkan tingkat

    polaritasnya yakni mulai dari non polar, semi polar dan polar.Fraksinasi biasanya dilakukan untuk ekstrak pola: air, metanol atau

    etanol 70%.

    Fraksinasi ekstrak air bisa dilakukan dengan cara partisi atau

    pelarutan pada solven organik. Jika fraksinasi dilakukan secara

    partisi, ekstrak air dilarutkan kembali dengan air pada volume tepat

    larut kemudian dilakukan partisi secara berturutan dengan butanol,

    etil asetat, diklorometana atau heksana jika perlu. Partisi

    menggunakan alat corong pisah (separatory funnel ). Jika fraksinasi

    dilakukan dengan cara pelarutan maka ekstrak air dilarutkan secara

    berturutan dengan metanol, etilasetat dan diklorometan atau

    heksana. Pelarutan cukup dilakukan dengan menggunakan alat

    berbahan gelas, bahan yang larut dipisahkan dan prosedur diulangi

    2-3 kali. Semua fraksi yang dihasilan dipantau potensinya dengan uji

    farmakologi.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    57/121

     

    50 | M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n  

    Kasus yang sama bisa dilakukan untuk ekstrak metanol dan

    ekstrak etanol 70%. Partisi untuk ekstrak metanol sebaiknya

    ditambahkan air 1-2% untuk meningkatkan efektifitas pemisahan.

    Jika ekstraksi dilakukan secara langsung dengan menggunakan

    kloroform atau diklorometana atau heksana biasanya tidak

    dilakukan fraksinasi karena pelarut-pelarut ini biasa digunakan untuk

    mengekstraksi kayu dan kulit buah. Pada sampel tersebut lemak

    pengganggu atau sakarida tidak terlalu banyak. Sehingga setelah

    kering bisa langsung dilakukan kromatografi kolom. Meskipun

    metanol seringkali juga digunakan untuk mengekstraksi bahan-bahan

    tersebut.

    Mengapa fraksinasi pada ekstrak air penggunaan pelarutdiklorometan atau heksana jika perlu saja?.

    Tidak semua fraksi yang diperoleh harus dilanjutkan untuk

    purifikasi. Hanya fraksi yang prospektif saja yakni memiliki aktifitas

    farmakologi cukup tinggi saja yang dilanjutkan. Misal jika kita telah

    memperoleh berbagai fraksi metanol, fraksi etil asetat, fraksi

    diklorometan, fraksi heksana dan residu, untuk itu wajib dipantau

    aktifitas biologisnya. Untuk itu, uji farmakologi wajib dilakukan

    untuk memandu/memilih bahan mana yang layak untuk dilanjutkan.

    Selain itu juga harus memperhatikan bobot fraksi kering yang ada.

    Pengentalan/Pengeringan:

    Pada dasarnya pengeringan dilakukan setelah tiap tahap

    ekstraksi, fraksinasi, dan pemurnian. Ada beberapa metode

    pengeringan:

    1.  Diuapkan di atas water bath  (penguapan): Baik sistem terbuka

    maupun tertutup. Sistem tertutup mencegah solven meracuni

    ke mana-mana2.  Diuapkan dengan rotaroy evaporator : Digunakan untuk semua

    pelarut organik. Tidak cocok untuk bahan berair. Air

    membutuhkan waktu penguapan yang sangat lama. Saat ini

    beredar multirotaroty evaporator . Lebih efisien karena enam

    sampel dikeringkan bersamaan. 

    3.  Liofilisasi (freeze dryer ): Digunakan untuk bahan yang berair

    tidak untuk pelarut organik.

  • 8/16/2019 Senyawa Alam Metabolit Sekunder

    58/121

     

    M e t a b o l i t S e k u n d e r / A z i s S a i f u d i n | 51 

    4.  Dialiri dengan gas N2: Untuk bahan yang  termolabil, harga

    mahal, jumlah rendemen kecil.

    Pada tahap ekstraksi, fraksinasi, atau sub fraksinasi dengankromatografi kolom akan dihasilkan sekitar 50 botol dengan volume

    sekitar 100 ml fraksi, kemudian dipekatkan dengan cara evaporasi.

    Pekerjaan pada tahap ini sangat ribet karena jumlah sampel yang

    sangat banyak. Untuk mempermudah pekerjaan beberapa peneliti

    membiarkan sampel-sampel di dalam fume hood (lemari asam)

    sampai beberapa hari, ada yang mengeringkan dengan suatu

    rotatory evaporator   berhari-hari. Alat terbaru untuk meringkas

    pekerjaan adalah dengan multi evapora